Kematian bukanlah peristiwa yang baru dan asing bagi kita. Bagi banyak orang, kematian adalah sesuatu yang menakutkan dan karena itu, segala usaha dan upaya manusia berusaha menghindari apa yang disebut kematian. Tetapi kita mengetahui, kematian tidaklah memandang umur dan keadaan manusia. Kematian bisa saja datang kapan saja dan dalam situasi hidup yang bagaimanapun dan sangat luarbiasa rancangan Allah terhadap manusia karena manusia tidak dapat dengan persis mengetahui kapan kematian terjadi
Oleh itu, sewajarnyalah manusia mengucap
syukur atas umur panjang yang Tuhan berikan, akan tetapi walau demikian maka setua apapun seseorang, apabila ia meninggal, keluarga yang ditinggalkan pastilah akan berduka, akan ada ratap tangis dan rasa sedih karena ditinggalkan untuk selamanya. Kenapa perasaan kehilangan itu mendatangkan duka ? Karena memori kita mengundang untuk mengingat seluruh kehidupan orang yang meningglkan kita, memori kita mengenang segala perbuatan perbuatannya semasa hidupnya, pada saat itulah kesedihan itu
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus
Dalam bacaan kita Kej 25 : 7 11 dikisahkan tentang kematian Abraham, sedikit yang saya ingin sampaikan tentang Abraham : Ia dikenal sebagai bapa dari segala orang percaya, bahkan disebut dengan bapak segala orang beriman. Meninggal ketika rambutnya telah memutih dan pada umur yang sangat tua yaitu pada umur 175 thn, yang didahului oleh istrinya Sara pada umur 127 Thn. Namun Kendatipun peristiwa kematian Abraham dalam usia yang sangat tua, peristiwa kematiannya tetap membuat
Mengingat dan mengenang perbuatan
Abraham yang demikian, anaknya, sanak saudaranya dan para sahabatnya pastilah berduka dan kendatipun kisah ini tidak tertulis dalam Alkitab, tapi kita tau, bahwa mereka sama seperti kita yang adalah manusia biasa, mereka juga pasti berdukacita. Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Jika saat ini, di tengah ibadah penghiburan ini, kita teringat akan sosok almarhum dan membuat kita bersedih hal itu sangat wajar namun demikian kita juga harus mengingat khabar suka cita yang menyapa kita bahwa orang yang telah mati akan berada di sisi Tuhan kita, terlebih jika kematian itu adalah
Alkitab berkata, bahwa setelah Abraham
meninggal, Tuhan Allah tetap memberkati Ishak. Seorang anak yang taat kepada ayahnya dan sangat mengashi ayahnya dan ternyata Ishak tidak sangat terlarut dalam duka yang berkepanjangan, oleh karena ia tau Allah mengasihi ayahnya Abraham. Tuhan Allah, memberkati Ishak sepeninggal Abraham. Oleh itu dalam dukacita saat inipun, Firman Tuhan ini yang kita telah baca kita aminkan karena firman ini juga berlaku dalam hidup kita dan juga didalam kehidupan keluarga di rumah ini. Amin ? Saudara ang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Sebagai penutup dalam renungan ini saya ingin
menyampaikan kepada kita sekalian, Sekalipun kita harus merasa sangat kehilangan atas meninggalnya orang tua atau siapa saja dari keluarga yang sangat kita sayangi. Ada satu hal yang harus kita ingat bahwa kematian bukanlah akhir dari kasih karunia Tuhan. Jika orang tua yang kita kasihi telah meninggal dalam usia yg sudah lanjut maka hal itu adalah juga kasih karunia Tuhan, dan jikalaupun dia tlh pergi unk selamanya & meninggalkan kita, maka itu bukanlah akhir dari berkat Tuhan. Tuhan yang maha baik, adalah Tuhan yang penuh dengan kasih setia dan kasihNya tidak pernah berobah, dahulu, kini dan untuk
INIPUN AKAN BERLALU
Ada seorang petani kaya mati meninggalkan
kedua putranya. Sepeninggal ayahnya, kedua orang ini hidup dalam satu rumah, sampai suatu hari mereka bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua harta warisan ayahnya. Setelah harta terbagi, ternyata masih ada 1 kotak yg selama ini disembunyikan oleh ayah mereka. Mereka kemudian membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin didalamnya, yang satu terbuat dari emas bertahtakan berlian, dan yang satu terbuat dari perunggu murah. Melihat cincin berlian itu,timbulah keserakahan sang kakak. Dia menjelaskan,kurasa cincin ini bukanlah milik ayah, namun warisan turun-temurun dari
Sang adik tersenyum dan berkata baiklah,
ambil saja yang emas, aku ambil yang perunggu. Keduanya mengenakan cincin tersebut di jari masing-masing dan berpisah. Sang adik merenung, Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian yang mahal itu, tetapi mengapa ayah menyimpan cincin perunggu murahan ini juga? Dia mencermati cincinnya dan menemukan sebuah kalimat terukir dicincin itu INIPUN AKAN BERLALU .Sang adik tersebut berpikir, oh.. rupaya ini mantra ayah, sambil memasukkan kembali cincin itu kembali ke jarinya. Kakak-beradik tersebut mengalami jatuh bangunnya kehidupan. Ketika panen berhasil, sang kakak berpesta-pora, mabuk-mabukan,
Demikian terjadi dari waktu ke waktu sampai
kemudian dia kehilangan keseimbangan batin, sulit tidur dan mulai mengkonsumsi obat-obat penenang. Akhirnya dia terpaksa menjual cincin berliannya untuk membeli obat-obatan yang membuat dia ketagihan. Sementara itu, ketika panen berhasil, sang adik mensyukurinya, dan dia selalu teringat akan tulisan yang ada dicincinnya INIPUN AKAN BERLALU. Jadi diapun tidak menjadi sombong dan lupa daratan. Sebaliknya ketika panen gagal, diapun ingat bahwa INIPUN AKAN BERLALU sehingga iapun tidak larut dalam kesedihan. Hidupnya tetap saja naikturun, kadang berhasil, kadang gagal dalam segala hal,namun dia tahu bahwa tiada yang
Inilah hidup sebagai manusia seperti rumput
dipadang yang mati dan berganti setiap hari. Relasi bisa datang dan pergi tanpa pernah bisa berhenti. Kemanusiaan yang terbatasi oleh banyak hal. Semua pasti akan berlalu, ada waktu untuk mencintai,ada waktunya untuk dicintai. Untuk segala sesuatu ada waktunya. Semua ada waktunya. Pengkh 3:1-2 mencatat Untuk segala sesuatu ada masanya,untuk apapun dibawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir dan ada waktu untuk mati.. . Menyadari bahwa tidak ada yang kekal diduna ini, maka kita harus selalu rindu untuk dekat dengan Tuhan.