Anda di halaman 1dari 329

-1-

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


-2-

Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja


Jln. Ahmad Yani No. 45, Rantepao 91831 Toraja Utara, Sul-Sel
Telp. (0423) 21612, 21460, 21219, 21742
Fax. (0423) 27165
E-mail: bpsgetor@gmail.com
Website:bps-gerejatoraja.org

Katalog dalam terbitan (KDT)


Membangun Jemaat

Penyunting: BPWG Gereja Toraja Tahun 2016


Cet.-Toraja: Sulo, 2016
Hlm; 15 x 21 cm.

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun,
termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Isi di luar tanggung jawab Percetakan.

Dicetak oleh Percetakan Sulo Rantepao


PT SULO
Jl. Sam Ratulangi 66 Rantepao 91831, Toraja Utara, Sulawesi Selatan
Tlp (0423) 25020, 21024; Faks (0423) 21024.
E-mail: ptsulo@gmail.com

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


-3-

MEMBANGUN JEMAAT
NOMOR 88 TAHUN 2017

BAHAN KHOTBAH,
PENELAAHAN ALKITAB,
DAN
BACAAN HARIAN GEREJA TORAJA
TAHUN 2017

Penyunting:
Tim Membangun Jemaat Tahun 2017
BPWG Gereja Toraja

Desain sampul, Tata Letak dan layout


Pdt. Daud Palelingan

KATA PENGANTAR
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
-4-

Dari Tongkonan Sangullele kami ucapkan selamat berjumpa


kembali melalui buku Membangun Jemaat No. 88 tahun 2017. Juga selamat
untuk terus melanjutkan pelayanan bersama sebagai anggota-anggota
tubuh Kristus dalam berbagai lingkup pelayanan yang telah dianugerahkan
Tuhan bagi kita masing-masing. SSA XXIV Gereja Toraja yang telah
berlangsung dengan baik pada bulan Juli yang lalu, makin menegaskan
betapa pentingnya kehidupan bersama sebagai umat Tuhan yang terus
dibangun dan dituntun oleh Firman Tuhan. Tema SSA XXIV, Berakar dalam
Kristus dan Berbuah banyak di dalam Dunia, mengingatkan betapa
kerinduan untuk berbuah banyak di dalam dunia, hanya mungkin
diwujudkan dalam kehidupan yang sungguh berakar dalam Kristus.
Penerbitan buku Membangun Jemaat secara teratur setiap tahunnya, tentu
saja dilandasi oleh sebuah harapan, yakni menjadi salah satu media yang
dapat menolong segenap warga gereja makin berakar dalam Kristus dan
makin menampakkan buah-buah yang nyata dalam kehidupan bersama.
Seperti yang sudah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, yakni
sejak tahun 2013, buku Membangun Jemaat edisi tahun 2017 ini juga tetap
menggunakan daftar bahan bacaan Leksionari Ekumenis (LE) atau
Leksionari Bersama (Common Lectionary) sebagai panduan, yakni daftar
bacaan untuk Tahun A dengan Injil Matius sebagai fokus. Selain
menempatkan Gereja Toraja dalam sebuah perarakan ekumenis dengan
segenap umat Tuhan di dunia, penggunaan Leksionari Ekumenis dengan
beberapa bahan bacaan Alkitab setiap minggunya, diharapkan dapat
membangkitkan semangat warga gereja dalam mendalami Firman Tuhan.
Memang diakui, bahwa mendalami benang merah atau keterkaitan
antar bacaan-bacaan, bukanlah merupakan hal yang mudah. Tak jarang
muncul kesulitan, atau bahkan keberatan dari sudut pandang metode tafsir
tertentu tentang hal ini. Namun, dari sudut pandang yang lain, penggunaan
beberapa bahan bacaan ini justru amat menantang kita dalam menggali
kekayaan makna satu bacaan dari berbagai perspektif, yakni perpsektif
bahan bacaan lainnya. Kesadaran para pelayan Tuhan untuk makin
memperlengkapi diri dengan berbagai metode keterampilan berkhotbah
seperti metode Langham, metode ekspositoris, dan sebagainya, tentu akan
sangat mendukung hal ini. Oleh sebab itu, dalam tuntunan anugerah Tuhan
sendiri, semangat yang besar untuk menggali kedalaman makna Firman
Tuhan ini, kita harapkan dapat menghasilkan buah-buah perenungan yang
semakin baik. Dalam segala keterbatasannya, para penulis buku
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
-5-

Membangun Jemaat ini juga telah berusaha menyajikan tulisannya dengan


sebaik mungkin, termasuk menemukan keterkaitan makna dari bacaan-
bacaan yang ada. Untuk proses penyempurnaan buku Membangun Jemaat
dari tahun ke tahun, sebagaimana yang memang merupakan kerinduan kita
bersama, kami tentu amat mengharapkan saran dari semua pihak.
Khusus mengenai Leksionari, Calvin sesungguhnya juga telah
menggunakan leksionari. Tetapi leksionari Calvin ialah Lectio Continua
yaitu pembacaan Alkitab secara runtut dari Kitab Kejadian sampai Wahyu.
Beda dengan Leksionari ekumene dalam gerakan pembaruan ibadah
sekarang ini yang adalah suatu kumpulan daftar bacaan Alkitab
menyeluruh (PL/Kisah Rasul/Wahyu, Mazmur, Surat-Surat dan Injil; band.
Leksionari Gereja Mula-Mula dengan urutan Taurat, Nabi-Nabi, Surat Rasuli
dan Injil) yang disusun berdasarkan tahun liturgi dan ditujukan untuk
memproklamasikan Firman Allah secara utuh berpusat pada Injil Sinoptik,
agar warga gereja mengalami peristiwa Yesus secara utuh dan terangkai.
Gereja-Gereja Protestan secara ekumenis memiliki daftar bacaan Alkitab
yang disebut Common Lectionary (CL) sejak tahun 1982 yang kemudian
direvisi pada tahun 1992 menjadi Revised Common Lectionary (RCL),
baik untuk hari Minggu maupun hari-hari raya gerejawi, yang
diorganisasikan dalam siklus pembacaan tiga tahunan (Tahun A, B dan C)
dan setiap Tahun disesuaikan dengan Kalender Gerejawi. Siklus tiga
tahunan itu ditentukan oleh ketiga Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan
Lukas). Sedangkan Injil Yohanes dibaca pada masa Adven, Natal dan
Paskah setiap siklus. Dalam setiap ibadah, sebelum khotbah, mestinya
dibaca bahan leksionari yang terdiri dari Perjanjian Lama/Kisah/Wahyu,
Mazmur, Surat-Surat, dan Injil.
Dalam penggunaan RCL, Peristiwa Yesus dalam Injil diterima
sebagai puncak karya penyelamatan Allah. Karena itu, tanpa bermaksud
menganggap wibawa Kitab Injil lebih tinggi dari kitab yang lain (Calvin:
semua kitab sama wibawanya), jemaat bisa saja berdiri secara spontan
pada saat pembacaan Injil sebagai simbol penghormatan karya
penyelamatan dan kerinduan pada kuasa peristiwa pembaruan di dalam
Yesus Kristus (Luther: Kristosentris).
Sehubungan dengan penggunaan bahan bacaan Leksionari
Ekumenis ini, maka dengan sendirinya Buku Membangun Jemaat ini juga
mengikuti kalender tahun gerejawi yang memang menjadi salah satu dasar
dalam menyusun daftar bacaan Leksionari tersebut. Dengan segala
dinamika percakapan yang konstruktif, SSA XXIV sendiri memang telah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
-6-

menetapkan untuk menerima hasil Seminar dan Lokakarya Liturgi Gereja


Toraja dengan beberapa catatan untuk perbaikan dan penyempurnaan.
Sayangnya, terbatasnya waktu antara pasca SSA XXIV dengan tenggat
waktu yang mengharuskan naskah buku Membangun Jemaat ini segera
naik cetak, membuat kami belum sempat melaksanakan sejumlah
perbaikan dan penyempurnaan yang diamanatkan oleh SSA XXIV tersebut.
Meski demikian, hal ini tentu tidak akan merintangi gerak pelayanan kita
bersama ke depan. Sekiranya terdapat hal-hal yang membutuhkan
penjelasan lebih lanjut, tentu saja akan kami sambut dengan senang hati.
Pada akhirnya, buku Membangun Jemaat ini diharapkan dapat
melanjutkan semangat Gerakan Cinta Alkitab dalam seluruh kehidupan
warga Gereja Toraja. Demikian pula dengan diterbitkannya Rehat
(Renungan Harian Toraya) secara teratur, diharapkan dapat menjiwai
keberlangsungan kehidupan warga gereja setiap harinya. Dengan disertai
berbagai program di masing-masing jemaat, khususnya yang terkait
dengan upaya-upaya pendalaman Alkitab, besar harapan kita bersama,
Gereja Toraja sebagai satu perarakan umat Tuhan dapat semakin
BERAKAR DALAM KRISTUS DAN BERBUAH BANYAK DALAM DUNIA untuk
menghasilkan buah-buah yang semakin baik dalam kehidupan bersama di
tengah dunia.

Salam dan doa kami,

BPS Gereja Toraja

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


-7-

MEMAHAMI LEKSIONARI EKUMENIS

Apa dan untuk apa Leksionari


Leksionari (dari kata Lectio yang berarti baca) adalah suatu
kumpulan daftar bacaan Alkitab yang disusun secara ekumenis dan
ditujukan untuk memproklamasikan Firman Tuhan dalam ibadah atau
liturgi menurut Tahun Gerejawi. (Penjelasan lengkap mengenai Tahun
Gerejawi atau Tahun Liturgi dalam hubungannya dengan Leksionari
dapat dibaca dalam buku Liturgi Gereja Toraja).
Leksionari merupakan hasil dari upaya gereja Tuhan untuk
memproklamasikan Firman Tuhan kepada umat dengan cara menyeleksi
bagian-bagian dari Alkitab menurut tahun gerejawi yang berlangsung
selama satu tahun dan dapat digunakan secara ekumenis oleh setiap umat
yang memiliki latar belakang denominasi, etnis, budaya, dan geografis yang
berbeda-beda. Karena itulah, daftar bacaan ini disebut Leksionari
Ekumenis.
Tujuan utama adalah pertumbuhan iman. Proses pertumbuhan
iman umat tersebut disusun dalam siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga
tahun, yaitu tahun A, tahun B, dan tahun C. Tahun A berpusat pada Injil
Matius, tahun B berpusat pada Injil Markus, tahun C berpusat pada Injil
Lukas. Sedang Injil Yohanes ditempatkan sebagai suplemen di antara tahun
A, tahun B, dan tahun C, khususnya pada hari raya gerejawi. Setiap siklus
terdapat 52 minggu ditambah dengan 10 hari raya gerejawi yaitu malam
Natal, Natal, Tutup Tahun, Tahun Baru, Epifani 6 Januari, Rabu Abu, Kamis
putih, Jumat Agung, Sabtu sunyi, dan kenaikan Tuhan Yesus, maka
semuanya 62 kali kebaktian. Siklus 3 tahun jadi 186 kali kebaktian. Dengan
4 bacaan maka setiap tiga tahun selesai 744 pasal. Padahal Perjanjian Lama
(PL) terdiri dari 929 pasal, PB 260 pasal, jadi 1189 pasal. Jadi hanya
62,57%. Sisanya (37,43%)mesti dipikirkan, karena itu dimuat dalam daily
reading.
Leksionari merupakan upaya bagi gereja untuk membangun
teologinya secara ekumenis berdasarkan tahun gerewi yang berpusat
kepada kehidupan dan karya keselamatan Kristus. Dengan demikian
Leksionari hanyalah salah satu dari program pembangunan gereja. Melalui
bacaan Leksionari, RCL memfasilitasi umat untuk menghayati karya
keselamatan Allah di dalam kehidupan dan peristiwa Kristus secara utuh di
dalam lingkaran tahun gerejawi yang dipentaskan dalam Liturgi. Kisah
kehidupan dan peristiwa Kristus dirayakan dalam rangkaian ibadah yang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
-8-

terus menerus berulang. Makna pengulangan di sini tidaklah identik


dengan rutinisme. Sebaliknya, pengulangan itu mengajak umat untuk
menjadi sadar akan sesuatu yang penting dan mulia. Kata Ibrani untuk kata
peringatan adalah zakar yang berarti menjadi sadar akan sesuatu, atau
mengingat. Dalam bahasa Yunani, tindakan mengingat ini disebut
anamnesis, yang menunjuk pada pengenanangan karya keselamatan Allah
dalam kehidupan umat dengan melibatkan seluruh kedirian dan
keberadaan umat untuk melakukan sesuatu sebagai respon terhadap karya
Allah pada masa lampau.

Manfaat Leksionari
1. Pengkhotbah dipandu untuk menyiapkan materi khotbahnya
berdasarkan daftar bacaan Alkitab yang telah tersusun secata
sistematis dan sesuai dengan tahun gerejawi
2. Hubungan tradisi antara gereja masa kini dengan gereja awal dan
sinagoge tetap terpelihara, sehingga gereja di masa kini dapat
belajar kekayaan hikmat dari kehidupan umat di masa lampau.
3. Ada keseragaman bahan pemberitaan firman yang membebaskan
gereja dari batas-batas denominasi, sehingga memungkinkan terjadi
dialog ekumenis.
4. Pendidikan iman yang dialami oleh umat selama tiga tahun dalam
satu siklus, akan diulang kembali dalam siklus berikutnya.
Pengulangan pembacaan tersebut akan memperdalam spiritualitas
umat.
5. Kitab-kitab kanon Alkitab diperlakukan secara lebih seimbang,
sebab leksionari terdiri dari kitab-kitab dari Perjanjian Lama,
Mazmur, surat Rasuli dan Injil.
6. Pada hari raya gerejawi, umat belajar bagaimana hubungan antara
berita Injil dengan kitab-kitab di PL dan juga surat-surat Rasuli. Lalu
pada minggu biasa, umat belajar hubungan teologis suatu kitab
dengan kitab lain yang sejenis dengan pola semi sinambung,
misalnya Mingu I dari 1 Samuel 15:34-16:13; lalu pada munggu II
dari 1 Samuel 17:1a, 4-11, 19-23), 32-49; Minggu III dari 2 Samuel
1:1, 17-27, dan seterusnya.
Jika tidak menggunakan Leksionari, maka selaku pengkhotbah akan
melakukan beberapa hal sbb:
1. Memilih dan mengambil suatu teks tertentu menurut penilaian dan
kebutuhan kita sendiri. Jarang dilandasi oleh konsistensi untuk
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
-9-

membahas seluruh teks dalam kanon Alkitab. Karena itu,


kemungkinan besar akan menggunakan perikop atau ayat-ayat
tertentu yang lebih subyektif dibandingkan daftar pembacaan
Alkitab secara leksionaris.
2. Pemilihan teks atau perikop bukan dilakukan secara sistematis dan
jarang memedulikan makna kalender gerejawi sepanjang tahun.
Pengertian hari raya gerejawi hanya terbatas pada hari raya sesuai
kalender yang disahkan pemerintah. Karena itu ayat atau perikop
dari minggu ke minggu tidak beraturan dan tidak
berkesinambungan. Bahan bacaan dari suatu hari minggu ke hari
Minggu yang lain sering tidak memiliki kaitan atau hubungan
teologis yang jelas.
3. Untuk memenuhi kebutuhan jenis khotbah yang tematis, kita akan
cenderung mencari ayat atau perikop yang kita anggap sesuai
dengan tema khotbah tersebut. Karena itu kita akan cenderung
memaksakan pemikiran-pemikiran kita terhadap maksud atau
makna dari ayat dan perikop tersebut. Dalam hal ini, kita akan
terjebak dalam bahaya dengan pola penafsiran eisegese, yaitu
memasukkan ide-ide pikiran kita dengan mencari pembenaran dari
suatu ayat.Dengan leksionari, otoritas berada pada Firman, tidak lagi
pengkhotbah. Sebab dengan demikian, bukan lagi pengkhotbah yang
menentukan bacaan tetapi disediakan bersama berdasarkan tahun
gerejawi. Pengkhotbah dan umat memiliki kedudukan yang sama
dalam penggunaan teks yang telah disusun secara leksionaris.
Pemilihan dan penggunaan bukan lagi hasil dari tindakan individual
dengan otoritas tertentu, tetapi terkait dengan publik. Umat
memiliki akses dan kemampuan untuk mempersiapkan diri terlebih
dahulu, sehingga umat dapat lebih intensif berpartisipasi dalam
kegiatan ibadah.

Tim Penyusun
MEMBANGUN JEMAAT 2017

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 10 -

KALENDER GEREJA TORAJA


DAN HARI-HARI LIBUR NASIONAL RI TAHUN 2017
MINGGU KETERANGAN
Ibadah Syukur Menyambut Tahun Baru
1 Januari
(Ibadah bersama Sekolah Minggu)
Epifania
6 Januari
(Ibadah bersama Sekolah Minggu)
26 Februari Minggu Transfigurasi
28 Januari Tahun Baru Imlek 2568
1 Maret Rabu Abu
2 Maret Hari Doa Sedunia
5 Maret Prapaskah I
12 Maret Prapaskah II
16 Maret Mengenang Baptisan I dan 104 T-IMT
19 Maret Prapaskah III
26 Maret Prapaskah IV
20-25 Maret Minggu Pekabaran Injil Gereja Toraja
22 Maret Ibadah Syukur HUT Gereja Toraja ke-70
2 April Prapaskah V
28 Maret Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939
April Bulan Diakonia dan Aksi Pangiu'
9 April Prapaskah VI
13 April Kamis Putih
14 April Jumat Agung
15 April Sabtu Sunyi
Paskah
16 April
(Ibadah bersama Sekolah Minggu)
24 April Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Mei Bulan Pendidikan Gereja Toraja
1 Mei Hari Buruh Internasional
11 Mei Hari Raya Waisak 2561
25 Mei Peringatan Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga
29 Mei HUT PGI ke-66 Pundi Khusus PGI

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 11 -

Juni Bulan UKI Toraja


1 Juni Hari Lahir Pancasila
4 Juni Hari Pentakosta
11 Juni Minggu Trinitas
25-26 Juni Idul Fitri 1438H
25 Juni-1 Juli Minggu Persembahan Gereja Toraja
26-30 Juni Jambore Nasional IV SMGT
17 Agustus Hari Kemerdekaan
1 September Idul Adha 1438 H
3 September Hari Doa Syukur Alkitab
Pekan Anak Gereja Toraja
3-9 September
(Ibadah bersama Sekolah Minggu)
21 September Idul Adha 1438 Hijriyah
Oktober Bulan Aksi Pangiu Gereja Toraja
1 Oktober Hari Perjamuan Kudus sedunia dan hari PI Indonesia
1-7 Oktober Minggu Doa Kesatuan Umat Kristen se-dunia
22-28 Oktober Minggu Pemuda
31 Oktober Hari Reformasi Gereja
31 Oktober HUT PKB Gereja Toraja
5-11 November Minggu Kaum Bapak
26 Nov-2 Des Minggu Perempuan Gereja Toraja
26 November Akhir Tahun Gerejawi
1 Desember Maulid Nabi Muhammad
Minggu Keluarga
17-25 Desember
(Ibadah bersama Sekolah Minggu)
3 Desember Adven I
4 Desember Ulang Tahun PWGT
10 Desember Adven II
17 Desember Adven III
24 Desember Adven IV
24 Desember Ibadah Natal Rumah Tangga
Hari Raya Natal
25 Desember
(Ibadah bersama Sekolah Minggu)
Ibadah Akhir Tahun
31 Desember
(Ibadah bersama Sekolah Minggu)
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 12 -

Bahan Khotbah Minggu Ke-1 (Tahun Baru) 1 Januari 2017

HIDUP TERBERKATI DALAM KRISTUS


(Katuoan tu dipassakke lan Kristus)

Mazmur : Mazmur 8:2-10


Bacaan 1 : Bilangan 6:22-27
Bacaan 2 : Galatia 4:1-7 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Lukas 2:15-20
Nas Persembahan : I Tesalonika 5:18
Petunjuk Hidup Baru : Amos 5:14

Tujuan:
1. Menyadarkan warga jemaat tentang status keberdosaan di hadapan Allah dan mengajak
jemaat mensyukuri status baru di dalam Kristus
2. Tindakan syukur itu diwujudkan dalam tanggung jawab Pemberitaan Injil dalam rangka
mensyukuri 70 tahun Gereja Toraja

Pendahuluan:
Apakah ukuran kita tentang hidup yang diberkati dan tidak
diberkati Tuhan? Ukuran setiap orang tentang berkat pastilah tidak sama.
Ada orang yang mengukur berkat dari sudut finansial, jabatan yang
disandangnya, keberhasilan usahanya, kesuksesan kerja dan lain-lain yang
dapat dilihat secara kasat mata. Karena itu jangan kita heran jikalau ada
yang merasa tidak terberkati dan diberkati di tahun yang telah berlalu.
Namun harus disadari bahwa satu hal yang sering kita lupakan yakni
bagaimana mensyukuri berkat anugerah keselamatan yang diterima di
dalam Kristus. Hal itu terlupakan karena nilai dan jumlahnya tidak
kelihatan secara lahiriah di pelupuk mata kita. Dengan demikian ada satu
pertanyaan yang perlu direnungkan, dari manakah kita mengukur hidup
yang terberkati dalam Kristus? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari
kita belajar pada perikop pembacaan kita:

Pemahaman teks Alkitab:


Melalui kitab Bilangan 6:22-27, Tuhan berpesan kepada Musa agar
berbicara kepada Harun dan anak-anaknya supaya memberkati orang
Israel. Dan isi dari pemberkatan itu menyangkut 3 hal yaitu: Mereka yang
diberkati adalah yang setia melakukan syarat-syarat yang ditetapkan oleh

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 13 -

Tuhan (Ul.11:26,27).
Pemberian berkat dinyatakan dalam bentuk perlindungan dari
kuasa kejahatan dan segala yang merugikan kesejateraan hidup seseorang(
ayat 24, bnd.Maz.71:1-6), sinar wajah Tuhan akan nampak baginya, yaitu
kebaikan hati, kehendak baik dan kasih karunia kepada umatNya. Dan
Allah akan memperhadapkan wajahNya kepada mereka yang yakin akan
pemeliharaan dan pemberkatan sepenuh hati. Berkat Allah atas umatNya
menghasilkan keselematan yang memancarkan sinar bagaikan obor
penerang untuk semua bangsa ( Mzm.67,133,Yeh 34:26).
Pemberkatan itulah yang digenapi Allah melalui kelahiran Kristus
di Betlehem yang disaksikan oleh para gembala dalam Injil Lukas 2:15-22.
Mereka bergembira atas berkat keselamatan yang telah dilihat dan
dinikmatinya. Karena itu pemberitaan mereka tentang kelahiranNya
membuat banyak orang semakin takjub dan heran. Berita tentang
kelahiran Kristus membawa berkat bagi dunia. Berita itu jugalah yang
menjadi pokok pergumualan di jemaat Galatia ketika Paulus menuliskan
suratnya ke sana. Adapun beberapa persoalan disekitar penghayatan
Jemaat Galatia tentang keselamatan dalam Kristus, adalah sebagai berikut:
a.Jemaat Galatia menjadikan pelaksanaan Taurat sebagai syarat
keselamatan.(Membaca-ReHat)
b. Warga jemaat yang baru bergabung sebagai pengikut Kristus
dipaksakan untuk melaksanakan sunat sebagai prasayarat keselamtan.
Mereka belum memahami dengan benar bahwa hukum Taurat
dilakukan sebagai respons syukur atas berkat keselamatan di dalam
Kristus. Karena itu, untuk memahami dengan baik bagaimana mewujudkan
rasa syukur sebagai orang yang telah terberkati di dalam kristus, maka ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan melaui Galaia 4:1-7.

Pokok-Pokok yang dapat dikembangkan:


1. Orang yang dewasa dalam iman (sudah akilbalig) tidak takluk
kepada roh-roh dunia (ayat 1-3)
Melalui perikop ini, Paulus membandingkan posisi anak-anak
dengan budak. Bagi Paulus ukuran seorang yang sudah akil balig adalah
menaati perintah orang tuanya. Itu berarti jika tidak taat pada perintah
bapanya ia masih kanak-kanak. Seperti seorang hamba walaupun ia diberi
kekuasaan namun dituntut taat kepada tuannya sebagai pengawas atas
kinerjanya. Perhatikan kalimat ia berada dibawa perwalian dan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 14 -

pengawasan (ay.2). Paulus mungkin menunjuk pada kebiasaan Romawi,


seorang pengawas bertanggung jawab memelihara anak sampai berumur
14 tahun dan seorang wali mengawasi keuangan seorang muda sampai
berusia 25 tahun. Jadi Paulus di sini membandingkan hukum Taurat
dengan pengawasan atau wali. Itu berarti jika kita masih takluk dibawa
pengawasan Taurat, kita baru berusia sekitar 14 tahun atau ibarat pemuda
berusia 25 tahun yang harus diawasi, dalam pengertian belum matang
imannya kepada Kristus. Kita masih dipengaruhi oleh roh-roh dunia,
kehendak batiniah dan kinginan daging. Pola beriman kita bersifat
legalistik, sangat fanatis saoal aturan tetapi tidak sanggup melaksanakan
aturan dengan penuh sukacita. Karena itu sebagai pribadi yang telah
diselamatkan di dalam kristus, kita hidup melakuan firman Tuhan dengan
baik dan benar sebagai respon syukur kita atas aunegerah keselamatan dan
sekaligus sebagai pewujudan kedewasaan iman di dalam kristus. Hidup
seperti itulah yang Firman Tuhan ajarkan kepada kita sebagai gerejanya
dalam menyatakan karya-karya kita di tahun baru yang akan kita jalani ke
depan.

2. Kristus datang menebus yang takluk kepada Hukum Taurat (4-5)


Kedatangan Kristus sebagai utusan Allah lahir dari seorang
perempuan yang takluk kepada hukum Taurat. Artinya Maria ibu Yesus
diikat secara legalistik oleh hukum Taurat namun dari dia lahir Kristus
yang datang menggenapi hukum Taurat agar kita diterima menjadi anak.
Itu berarti melalui penebusan dalam Kristus lewat kematian dan
kebangkitanNya kita memperoleh anugerah keselamatan. Dan karena itu
terbuka jalan masuk menghadap Bapa (Ibrani 4:16). Orang yang terberkati
di dalam Kristus tidak terbebani melaksanakan hukum Taurat. Pelaksanaan
Taurat sebagai manifestasi syukur atas keselamatan yang telah diterimi
dan dialami di dalam Kristus. Itulah yang patut kita syukuri sebagai warga
gereja Toraja yang telah mengalami dan menikmati karya Kristus melalui
gerejaNya selama 7o tahun lamanya. Patut disadari bahwa hanya karena
Kristuslah kita tidak takluk lagi kepada kuasa-kuasa duniwi yang sering
kali melemahkan iman kita untuk menghadirkan tri panggilan gereja di
dunia ini.

3. Status baru dalam Kristus yakni dari hamba menjadi anak (6-7)
Melalui pengampunan di dalam Kristus kita layak datang
menghadap Allah dengan menyapa ya Abba , ya Bapa. Istilah Abba dari
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 15 -

bahasa Aram yang artinya Bapa. Makna kata kata Bapa mengungkapkan
kedalaman perasaan dan kesungguhan serta kehangatan hati dan
keyakinan yang dalam melalui pekerjaan Roh kudus dan menyebabkan kita
berseru kepada Allah. (Markus 14:36)
Dengan demikian semakin jelas bahwa melalui perubahan status
dalam Kristus dari hamba menjadi anak, maka terjadi hubungan akrab
antara umat dengan Tuhannya. Karena itu sebagai pribadi yang telah layak
datang berseru kepada Tuhan dengan sebutan Bapa, semakin diyakinkan
bahwa akan terbangun semangat baru di tahun baru ini untuk semakin
setia hidup dalam kehendak Kristus dalam menjalani hidup dan menata
setiap pekerjaan yang Tuhan percayakan kepada kita dalam berbagai
bidang. Kita tidak lagi diliputi sejumlah kekuatiran dalam memperjuangkan
masa depan kita. Kendatipun tahun ini adalah tahun yang masih misteri
adanya buat kita. Namun hidup di dalam Kristus ada pengharapan yang
pasti bahwa bersama Tuhan segala perkara hidup dapat dijalani.Amin (ld)

~oOo~

Bahan Khotbah Epifani 06 Januari 2017

BERANI KARENA INJIL


(Tumanan belanna Kareba Kaparannuan)

Mazmur : Mazmur 72:1-14


Bacaan 1 : Yesaya 60:1-6
Bacaan 2 : Efesus 3:1-13 (Bacaan Utama)
Bacaan 3 : Matius 2:1-12
Nas Persembahan : Mazmur 76:12
PHB : Efesus 3:12-13

Tujuan:
1. Jemaat memahami kelahiran Yesus memberi keberanian untuk berjumpa dengan Allah.
2. Jemaat menghayati perjumpaannya dengan Allah.
3. Jemaat diajak untuk membawa pembebasan bagi semua orang dengan keberanian.
4. Tindakan keberanian tersebut adalah wujud syukur warga Gereja Toraja ke 70 tahun.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 16 -

Pemahaman Teks
Dalam perikop ini, ada beberapa hal yang penting untuk
diperhatikan, antara lain:
a. Paulus berbicara mengenai Wahyu yang dinyatakan kepadanya (ay. 3).
Hal ini terutama menunjuk kepada pengalaman Paulus yang berjumpa
dengan Kristus dalam perjalanan ke Damsyik (Kis.9:1-19a).
Pengalaman tersebut membuat Paulus berani untuk bersaksi
mengenai berita Injil.
b. Paulus berbicara mengenai "rahasia Kristus" yang tersembunyi selama
berabad-abad dalam Allah (ay.4,9) Rahasia itu ialah maksud Allah
"untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala
sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi" (band Ef.1:10), dan
untuk memasukkan orang dari semua bangsa dalam janji mengenai
hidup dan keselamatan. Dari orang Yahudi dan bukan Yahudi Allah
menciptakan "dalam Kristus Yesus" (ay.6) sebuah umat yang baru bagi
diri-Nya (Ef.1:4-6). Dengan kata lain Umat yang baru itu merupakan
sebuah persekutuan yang bersifat Am yakni persekutuan yang terbuka
bagi semua orang tanpa ada pembedaan/diskriminasi.
c. Paulus berbicara mengenai kasih karunia (ay.7-8). Kasih karunia Allah
itu mendapat kepenuhannya dalam Kristus (band. Yoh 3:16) Ia bukan
lagi rahasia yang tersembunyi melainkan telah nyata melalui bayi
Yesus. Karena itu bagi Paulus, hanya oleh karunia Allah saja orang-
orang beriman terpanggil, sama seperti dirinya, dan karena itu, kita
tidak dapat membanggakan diri (Ef.2:8,9; Rm.3:27). Hidup di bawah
karunia Allah berarti hidup dalam ketaatan iman, yang bertujuan
mencapai kekudusan (Rm.6:15-22). Hal ini sejalan dengan semangat
para reformator dalam gereja khususnya Martin Luther dan John
Calvin untuk berani melakukan pembaruan, dengan motto: Sola fide
(hanya oleh iman), sola gratia (hanya oleh anugerah), dan sola
scriptura (hanya oleh Alkitab).
d. Dengan demikian bagi Paulus wahyu adalah rahasia Allah yang
dinyatakan kepadanya berdasarkan kasih karunia Allah. Oleh karena
itulah maka kita beroleh keberanian berjumpa dengan Allah (ay.12),
sebab Ia sendiri telah melayakkan kita berjumpa dengan Dia hanya
karena anugerah-Nya.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 17 -

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan dalam Khotbah:


Pertama, dalam kalender gerejawi, minggu ini adalah Minggu
Epifani. Dalam bahasa Yunani kata Efipani berasal dari kata epiphaneia
yang berarti menampakkan diri atau manifestasi (untuk lebih jelasnya lihat
penjelasan dalam panduan liturgi yang dibuat oleh KLM tentang epifani).
Sehubungan dengan konteks ini, melalui peristiwa penampakan kasih
karunia Allah lewat bayi Yesus sebagaimana yang disaksikan oleh orang
Majus dari Timur (Matius 2:1-12), Kita diajak untuk semakin menghayati
Kasih karunia Allah untuk diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yakni
hidup dalam ketaatan kepada Allah dan menjaga kekudusan hidup.
Kedua, penampakan kasih karunia Allah lewat bayi Yesus,
memberi keberanian bagi orang percaya untuk berjumpa dengan Allah
sebab Ia sendiri yang telah melayakkan kita berjumpa dengan Dia sebagai
bukti Anugerah-Nya bagi manusia. Perjumpaan itu dapat dialami dalam
pengalaman keberimanan kita (religiositas), dan dalam persekutuan
dengan Allah melalui doa-doa kita. Pengalaman perjumpaan dengan Allah
membuat kita mengalami perubahan hidup (manusia baru dalam Kristus).
Hal ini disimbolkan dengan tindakan orang Majus pulang dengan memilih
jalan lain (Mat 2:12), dan pengalaman keberimanan Paulus yang dulunya
membenci Kristus tetapi kemudian berubah menjadi orang yang mencintai
Kristus dan berani bersaksi karena Injil.
Ketiga, sebagai bukti mengalami perjumpaan dengan Allah yang
merupakan rahasia Allah yang dinyatakan kepada manusia melalui Kristus,
maka harus kita wujudkannya dengan berani membawa pembebasan bagi
sesama kita yang terbelenggu karena penindasan, kemiskinan, dan
penderitaan, serta keterbelengguan karena sekat-sekat agama, suku, ras
dan golongan (dalam konteks Toraja sekat-sekat kelompok/saroan/kobbu).
Kita harus berani melampaui sekat-sekat tersebut sebagai bukti kita
menghayati berita Injil. Hal itulah yang diserukan oleh nabi Yesaya untuk
bangkit menjadi terang dan memberitakan perbuatan masyhur Tuhan (Yes
60:1-6)
Keempat, secara khusus, sebagai warga Gereja Toraja dalam
rangka menyongsong perayaan 70 tahun Gereja Toraja, keberanian
menyatakan pembebasan bagi sesama dan alam semesta adalah bentuk
syukur menyongsong perayaan tersebut. Sebab moment itu merupakan
kesempatan mewujudkan tugas sebagai alat Allah untuk menyatakan misi-
Nya bagi dunia ini.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 18 -

Bahan Khotbah Minggu Ke-2 08 Januari 2017


Pasca Epifani (Baptisan Yesus)

DIUTUS UNTUK MEMULIHKAN


Di Sua la Ma`pamondo

Mazmur : Mazmur 29:1-11


Bacaan 1 : Yesaya 42:1-9
Bacaan 2 : Kisah Para Rasul 10:34-43 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Matius 3:13-17
Nas Persembahan : Mazmur 67:4
PHB : Yohanes 3:33-34

Tujuan:
1. Jemaat memahami dan meyakini bahwa Yesus itulah yang dipilih dan diurapi oleh Allah.
2. Jemaat dapat memahami dan meyakini baptisannya sebagai tanda pengurapannya.
3. Jemaat terdorong untuk memulihkan sesamanya yang terluka.

Pembimbing:
Tema yang diangkat Diutus Untuk Memulihkan merupakan salah
satu refleksi teologis dari korelasi keempat bacaan tersebut di atas. Dalam
Mazmur 29, suara Tuhan menggambarkan kemuliaan dan kekuatan Tuhan.
Dalam Yesaya 42:1 tertulis nubuatan: Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang,
orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-
Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
Nubuatan Yesaya ini tergenapi dalam kisah pembaptisan Yesus yang
tercatat dalam kitab Matius pasal 3. Sesaat setelah pembaptisan tersebut
terdengarlah suara dari sorga: Inilah Anak yang kukasihi, kepadaNyalah
Aku berkenan. Setelah peristiwa pembaptisan tersebut, Yesus
melanjutkan pelayanan-Nya. Kisah pelayanan Yesus ini tidak hanya
disaksikan dalam keempat Injil. Kitab Kisah Para Rasul 10:38 juga
mencatatnya demikian: yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana
Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan
berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang
dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.
Dengan demikian korelasi/hubungan keempat bacaan tersebut
sehubungan dengan tema yang diangkat yaitu bahwa Kristuslah
penggenapan dari nubuatan yang ada dalam kitab Yesaya tentang Hamba
yang dipilih. Penggenapan itu nyata dalam Suara dari sorga ketika Yesus

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 19 -

dibaptis. Setelah pembaptisan-Nya, Rasul Petrus menyaksikan bahwa


dengan urapan Roh Kudus, Yesus diberikan kekuatan untuk menjalankan
misi penyelamatan.

Garis Besar Khotbah:


Di antara para murid, sosok Petrus mengambil peran yang sangat
dominan. Dominasi ini tergambar jelas dalam catatan Injil yang mana,
nama Petrus sangat sering tertulis dalam berbagai peristiwa penting dalam
kisah kebersamaan Yesus dengan para murid-Nya. Selanjutnya dalam
sejarah gereja awal, sosok Petrus tampil sebagai yang terdepan dalam
pekabaran Injil mula-mula. Penampilannya tersebut tentu tidak dapat
dilepaskan dari kisah penyangkalannya (Matius 26:57-58, 69-75; Markus
14:53-54, 66-72; Lukas 22:54-62; Yohanes 18:12-18, 25-27) dan
pemulihan yang telah dialaminya (Yoh.21:15-19).
Kisah Para Rasul 10:34-43 merupakan bagian dari kisah
perjumpaan Petrus dengan Kornelius yang berpuncak pada pembaptisan
Kornelius (ps.10:47-48). Sebelumnya, Petrus dikisahkan melakukan
penyembuhan atas diri Eneas yang lumpuh selama delapan tahun di Lida
dan membangkitkan Dorkas di Yope (ps.9:32-43), seorang perempuan
yang membaktikan hidupnya untuk para janda. Kedua peristiwa ini
membuktikan bahwa pemulihan Yesus atas diri Petrus setelah
penyangkalannya sangat berdampak, bukan hanya berdampak kepada diri
Petrus tetapi juga telah menjangkau orang lain. Setelah pembaptisan
Kornelius, Petrus harus mempertanggungjawabkannya kepada saudara-
saudara yang lain di Yudea (Kis.11:1-18). Pertanggungjawaban ini pun
berdampak pada saudara-saudara tersebut ketika mereka memuliakan
Allah: Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan
pertobatan yang memimpin kepada hidup.
Kisah perjumpaan Petrus dengan Kornelius dilatarbelakangi oleh
pengalaman spiritual Kornelius, malaikat telah berbicara kepadanya dalam
suatu penglihatan (ps.10:3-6). Hidup Kornelius yang saleh, ia dan juga seisi
rumahnya (ps.10:2), telah menjadi pintu masuk pekabaran Injil.
Keterbukaan Kornelius dan seisi rumahnya menerima kehadiran Petrus
(ps.10:33b) digunakan oleh Petrus untuk menyaksikan Yesus Kristus. Bagi
Petrus, penglihatan yang dialami oleh Kornelius dan kehadirannya di
rumah Kornelius telah memberikan pengertian yang baru bahwa
sesungguhnya Allah tidak membedakan orang (ps.10:34). Kata kuncinya
bukan pada keturunan Abraham, sebagaimana yang dipahami oleh orang
Yahudi bahwa hanya para keturunan Abrahamlah yang berhak menerima
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 20 -

janji-janji Allah, melainkan pada yang takut akan Allah dan yang
mengamalkan kebenaran (ps.10:35), itulah yang berkenan di hadapan
Allah. Selanjutnya, Petrus menyaksikan kepada Kornelius bahwa Yesus
Kristus adalah Tuhan dari semua orang (ps.10:36). Dalam hal ini Petrus
hendak mengatakan kepada Kornelius bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan.
Tuhan yang selama ini, ia dan seisi rumahnya, sembah dalam kesalehan
hidup mereka. Pengajaran Petrus kemudian berlanjut pada sebuah
kesaksian tentang hubungan antara dirinya dan para murid yang lain
dengan Yesus Kristus. Petrus dan para murid yang lain adalah saksi hidup
dari segala sesuatu yang diperbuat Yesus Kristus di tanah Yudea maupun
Yerusalem (ps.10:39). Apakah yang telah diperbuat Yesus dari Nazaret itu?
Dalam pengajarannya, Petrus menyaksikan bahwa Allah mengurapi
Yesus dengan Roh Kudus dan kuat kuasa dalam suatu peristiwa penting
yakni pembaptisan-Nya oleh Yohanes (ps.10:37). Dengan urapan dan kuat
kuasa tersebut, Yesus berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan
menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis. Namun perjalanan Yesus
ini kemudian harus berakhir di kayu salib. Yesus mati dibunuh. Apakah
perjalanan Yesus kemudian sunggun-sungguh berakhir?
Dalam kesaksian selanjutnya, Petrus mengatakan bahwa Yesus
dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga. Bukti kebangkitan Yesus yaitu
penampakan Diri-Nya kepada para murid-Nya (ay.40-41). Petrus juga
bersaksi bahwa Yesus memberikan tugas kepada mereka untuk
memberitakan kebangkitan-Nya tersebut kepada seluruh bangsa dan
sekaligus juga bersaksi bahwa Yesus itulah yang ditentukan Allah menjadi
Hakim atas orang-orang yang hidup dan orang mati (ay.42). Dan
barangsiapa yang percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan
dosa (ay.43). Apa dampak pengajaran Petrus selanjutnya bagi keluarga
Kornelius dan seisi rumahnya? Dalam ayat 44-45 dikisahkan bahwa para
pendengarnya pada waktu itu menerima Roh Kudus sehingga tidak ada lagi
alasan untuk tidak membaptis mereka. Dari uraian pendahuluan tersebut
di atas dan tema yang diangkat Diutus Untuk Memulihkan, ada beberapa
hal yang dapat menjadi inspirasi untuk menolong kita tiba pada ketiga
tujuan yang dimaksud yaitu: keyakinan umat terhadap Yesus, keyakinan
umat terhadap pengurapannya, dan tugas pemulihan (penyembuhan).
Beberapa inspirasi tersebut pertama, tanggapan Petrus terhadap undangan
Kornelius bahwa Allah tidak membedakan orang, bahwa Petrus telah
memiliki pengertian yang baru tentang Allah; kedua, kesaksian Petrus
tentang Yesus, bahwa Petrus memakai perjumpaannya dengan Kornelius
sebagai kesempatan untuk bersaksi; ketiga, kehadiran Petrus di rumah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 21 -

Kornelius merupakan bagian dari pemenuhan tugas dari Allah. Sesuai


dengan tema yang diangkat Diutus Untuk Memulihkan, pertamakali
tentu kita akan bertanya apa dasar pengutusan tersebut?. Jika kita
perhatikan kalimat Kornelius dalam ayat 33 dan kalimat Petrus dalam ayay
42, kita akan menemukan jawaban pertanyaan apa dasar pengutusan
tersebut?. Baik Kornelius maupun Petrus merasa bahwa perjumpaan yang
terjadi di antara mereka merupakan pemenuhan tugas dari Allah. Dengan
demikian dasar pengutusan orang percaya ialah pemenuhan tugas dari
Allah. Karena penugasan dari Allah inilah juga sehingga setelah
pembaptisan-Nya oleh Yohanes, Yesus kemudian berjalan berkeliling
sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang.
Frasa (kelompok kata) semua orang tentunya mengingatkan
orang percaya bahwa kehadirannya adalah untuk semua orang. Untuk apa
kehadirannya? Agar semua orang tersebut menjadi sembuh, pulih kembali.
Pemulihan menjadi tujuan pengutusan tersebut. Untuk tiba pada tindakan
pemulihan tersebut, Allah mengurapi Yesus dengan Roh Kudus dan kuat
kuasa. Pengurapan Roh Kudus dan pemberian kuat kuasa dari Allah kepada
setiap orang yang percaya pada kebangkitan Yesus adalah juga menjadi
dasar yang kuat untuk menunaikan tugas pengutusan orang percaya untuk
menyembuhkan semua orang, tanpa terkecuali, sebagaimana yang telah
dilakukan oleh Yesus dan para murid ketika itu. Dengan demikian
pengutusan tersebut baru akan bermakna apabila orang percaya hadir
tanpa membeda-bedakan orang (anti diskriminasi) sehingga kehadirannya
sungguh untuk semua orang.
Pertanyaan lebih lanjut, kapan dan di mana orang percaya
menerima pengurapan dan kuat kuasa dari Allah? Ketika seseorang telah
dibaptis, pada saat itulah ia sesungguhnya telah menerima pengurapan dan
kuat kuasa dari Allah. Namun sangat disayangkan bahwa masih ada para
anggota baptis yang belum berjalan berkeliling berbuat baik dan
menyembuhkan orang. Mungkin saja sudah, tapi baru terbatas dalam
lingkungannya sendiri: keluarganya, tongkonannya, jemaatnya. Sudah
saatnya anggota baptis Gereja Toraja keluar dari bingkai pemikirannya
yang turun temurun itu yang cenderung hidup berkelompok. Sudah
saatnya Gereja Toraja keluar untuk memulihkan semua orang di mana saja
dan kapan pun saatnya. Mari kita belajar dari Petrus yang memberanikan
diri keluar dari Yerusalem memulihkan kehidupan Kornelius dan seisi
rumahnya di Kaisarea. Dalam hal ini tindakan pemulihan Petrus bersifat
mengokohkan iman percaya Kornelius dan keluarganya kepada Allah yang
kemudian berpuncak pada pembaptisan mereka.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 22 -

Bahan Khotbah Minggu Ke-3 15 Januari 2017

MENJADI KAYA UNTUK MELAYANI


(Dipasugi la makamaya)

Mazmur : Mazmur 40:1-11


Bacaan 1 : Yesaya 49:1-7
Bacaan 2 : 1 Korintus 1:1-9 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Yohanes 1:29-42
Nas Persembahan : Mazmur 96:8
PHB : Yesaya 49:4

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa mereka telah diperkaya di dalam Kristus.
2. Jemaat meyakini bahwa kekayaannya bertujuan untuk melayani.

Pemahaman Teks
Jemaat Korintus adalah salah satu jemaat yang berdiri atas hasil
pemberitaan Injil dari Paulus. Dari sekian jemaat yang yang berdiri dari
hasil pemberitaan Injil dari Paulus Jemaat inilah yang paling menjanjikan
bagi Paulus karena berada ada di pusat kota Korintus. Namun sebaliknya,
Jemaat inilah yang juga paling merepotkan Paulus. Salah satunya ialah,
karena di antara mereka, terdapat perselisihan yang mengancam keutuhan
jemaat. Berita itu diterima Paulus dari keluarga Kloe. Perselisihan itu
terjadi di antara para tokoh-tokoh jemaat. Perselisihan terjadi karena
timbulnya kelompok-kelompok yang mengidolakan tokoh-tokoh yang
pernah melayani mereka dalam pemberitaan Injil. Pengidolaan itu tentu
dengan bermacam-macam alasan berdasarkan kelebihan-kelebihan dari
tokoh tersebut. Kelompok-kelompok itu ialah kelompok Paulus, Apolos,
Kefas (Petrus) dan Kristus.
Sebagai pendiri jemaat, Paulus merasa bertanggungjawab memberi
nasihat kepada jemaat di Korintus agar mereka tetap utuh sebagai sebuah
persekutuan umat Allah yang telah di tebus oleh Kristus. Paulus menasihati
mereka supaya tetap seia sekata, bersatu dan sehati sepikir (10). Oleh
karena itu, Paulus secara terus terang menjelaskan kepada mereka bahwa
Pauluslah yang mendirikan jemaat, Apolos berperan dalam pertumbuhan
jemaat menanam dan menyiram (3:6), dan Petrus pernah melayani
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 23 -

mereka namun Allahlah yang memberi pertumbuhan. Di luar kelompok itu,


juga ada yang menjadikan Kristus sebagai idolanya (1:12). Melalui surat
Korintus inilah, Paulus menegaskan bahwa nilai yang mempersatukan
sebagai umat Allah bukan pada nilai-nilai tertentu misalnya budaya Yunani
atau nilai-nilai lain yang berkembang pada waktu itu di Korintus melainkan
Kristus. Hal yang sama juga berlaku bagi Gereja Toraja bukanlah nilai-nilai
dalam kebudayan Toraja atau nilai-nilai modern yang menjadi dasar yang
mempersatukan jemaat melainkan Kristus sendiri melalui karya-Nya di
kayu salib. Dasar berdirinya sebuah jemaat ialah Yesus Kristus itu sendiri.
Komunitas ini berdiri karena respons mereka terhadap karya Allah di
dalam Yesus Kristus (3:11). Dasar inilah yang ditegaskan di dalam
pengakuan Gereja Toraja bahwa dasar berdirinya Gereja Toraja ialah Yesus
Kristus itulah Tuhan dan juruselamat (mukadimah PGT).
Karya Kristus yang luar biasa itulah yang merupakan kekayaan
Allah yang terdalam yang tidak bisa dibandingkan dengan kekayaan
apapun. Kekayaan itu ialah penebusan mereka dari dosa dan kesalahan.
Karya Allah ini melampaui apapun di dunia ini. Justru melalui kekayaan
Allah yang sudah dianugerahkan-Nya di dalam Kristus inilah yang
memungkin mereka menikmati kekayaan-kekayaan lain termasuk dalam
segala perkataan, dan segala pengetahuan. Kekayaan yang diperoleh di
dalam Kristus ini lebih dari cukup untuk hidup tanpa cacat dan cela dalam
menjalani kehidupan beriman di dunia ini sampai pada kedatangan Yesus
Kristus yang kedua kali (1 Kor. 1:4-9).
Kekayaan kemurahan Allah yang menyelamatkan sebagaimana
dialami dan dinikmati oleh orang Korintus itulah yang sebenarnya juga
diungkapkan oleh Pemazmur dan para nabi sebelumnya. Kemurahan Allah
yang tak terhingga itu diungkapkan oleh Pemazmur melalui pengalaman
hidupnya ketika ia mengalami keterpurukan dan kejatuhan yang
mendalam. Ia melukiskan seperti berada di dalam lumpur rawa (mungkin
jatuh dalam dosa). Dalam kejatuhan yang mendalam itulah ia tak henti-
hentinya berseru kepada Allah dan terus menanti-nantikan Tuhan.
Penantiannya itu akhirnya dijawab oleh Allah. Pertolongan Allah yang yang
luar biasa itulah yang mendorong dia tiada henti menaikkan syukur kepada
Allah (Maz. 40:1-11).
Nubuatan akan Kemurahan Allah yang luar biasa di dalam Kristus
itu jauh sebelumnya diungkapkan oleh Nabi Yesaya. Nabi Yesaya yang
melukiskan bagaimana peran hamba Tuhan yang akan dipakai oleh Tuhan
secara luar biasa. Hamba ini mengakui bahwa ia telah dipilih oleh Allah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 24 -

sejak dalam kandungan untuk mengemban misi dari Allah. Pemilihan


kepadanya dengan sebuah tugas yang sangat besar yakni mengembalikan
Israel kepada Allah. Tidak hanya itu hamba ini pun tidak hanya diserahi
tugas menegakkan dan mengembalikan Israel kepada Allah tetapi juga
menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan dari Allah sampai
ke ujung bumi. Sekalipun penuh dengan tantangan tetapi penyertaan Allah
menjadi jaminan dalam menunaikan misi tersebut (Yes.49:1-7).
Injil Yohanes menyaksikan hal yang sama mengenai Yesus.
Menurutnya Yesus inilah yang akan menjadi anak domba Allah yang
menghapus dosa dunia. Keyakinannya akan Yesus bahwa dialah yang
dipilih dan ditentukan oleh Allah menyelamatkan manusia berdosa. Dialah
yang akan menganugerahkan kekayaan yang tiada duanya yaitu
keselamatan dari dosa dan kesalahan umat manusia. Bukan tanpa alasan
jika Yohanes menunjuk bahwa Dialah yang ditentukan oleh Allah karena ia
sendiri menyaksikan langsung peristiwa yang luar biasa ketika Yesus
dibabptis di sungai Yordan. Pada waktu pembaptisannya Yesus dipenuhi
Roh Kudus dalam bentuk burung merpati turun dari surga. Fakta ini
membuat Yohanes yakin bahwa Yesuslah Anak Allah (Yoh.1:29-42).

Pokok-pokok pikiran yang dapat dikembangkan


Pertama, kesadaran akan kesatuan dalam Kristus merupakan
dasar yang kuat dalam membangun persaudaraan yang tulus sebagai umat
Allah. Perbedaan-perbedaan yang ada tentu tidak bisa disepelehkan namun
harusnya dilihat sebagai kekayaan yang dapat dikelola dengan baik untuk
menumbuhkan persekutuan yang dinamis, inovatif dan kreatif dari waktu
ke waktu. Juga tidak bisa dihindarkan dalam persekutuan jemaat karena
ada saja warga jemaat yang mengidolakan pemimpin-pemimpin tertentu
karena kemampuan dan kelebihan-kelebihan tertentu yang menonjol yang
dimilikinya. Namun harus selalu diingatkan bahwa talenta-talenta ataupun
karunia-karunia tertentu yang dimiliki oleh pemimpin termasuk warga
jemaat bersumber dari Allah sendiri dengan tujuan untuk membangun
persekutuan di dalam jemaat. Oleh karena itu, selalu harus dijaga jangan
sampai terjadi penonjolan diri dan pengkultusan pemimpin-pemimpin
tertentu dalam jemaat karena bila hal itu terjadi maka bisa menimbulkan
perpecahan dalam jemaat.
Kedua, persekutuan jemaat harus selalu menyadari dan mengakui
bahwa persekutuan ini ada karena karya Allah di dalam Yesus Kristus.
Pemahaman ini seyogianya menyadarkan setiap pemimpin dan warga
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 25 -

jemaat bahwa dasar membangun persekutuan ialah Kristus sendiri. Jika


ada keinginan-keinginan kelompok tertentu dalam jemaat yang ingin
menonjolkan diri dan kelompoknya melampaui Kristus maka perlu
dinasehati agar tetap menyadari bahwa Kristus saja yang menjadi dasar
kita menjalin relasi satu dengan yang lain dan juga dengan merujuk pada
pola yang yang Ia telah tunjukkan dalam kerendahan kita bisa membangun
keutuhan persekutuan sebagai umat Allah. Dengan demikian maka hanya
Dia saja yang harus ditinggikan dalam persekutuan jemaat.
Ketiga, karya Allah yang telah dianugerahkan Allah dalam Kristus
itu sangat luar biasa. Karya Allah itu tidak hanya menyangkut kehidupan
kekal tetapi juga dalam berbagai hal. Melalui Dia kita telah diperkaya dalam
segala hal termasuk dalam segala macam perkataan dan pengetahuan
sehingga kita tidak kekurangan dalam satu karunia pun. Kekayaan yang
telah kita peroleh di dalam Kristus tersebut bukan untuk diri kita sendiri
melainkan tujuan Allah memperkaya kita ialah supaya memperkaya juga
orang lain. Usaha membagikan kekayaan akan karya Kristus yang telah kita
nikmati tersebut bisa dilakukan dalam persekutuan jemaat maupun dalam
relasi dengan orang lain. Usaha membagikan kekayaan Kristus yang telah
kita alami dalam persekutuan diharapkan dapat meminimalisasi dan jika
perlu menghilangkan potensi perselisihan dan perpecahan dalam
persekutuan. Usaha yang sama juga dilakukan kepada orang lain dengan
harapan orang lain juga merasakan dan menikmati kekayaan karya Kristus
sehingga mereka pun mengakui bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan
Juruselamat.
Aplikasi : Pertama, bentuk rasa syukur atas anugerah keselamatan
di dalam Kristus seharusnya dirasakan dalam persekutuan jemaat. Wujud
syukur itu dinampakkan melalui upaya membangun kehidupan bersama
yang saling menopang satu di antara yang lain tanpa penonjolan diri antara
yang satu dengan yang lainnya. Dengan berdasar pada karya Kristus yang
telah memperkaya hidup jemaat itulah menjadi pondasi dalam
membangun persekutuan umat Allah Yang utuh; persekutuan yang seia
sekata dan sehati sepikir. Kedua, kesadaran akan anugerah keselamatan
yang telah dianugerahkan oleh Allah di dalam Kristus adalah kekayaan
yang tidak ada duanya dibandingkan kekayaan yang ditawarkan oleh dunia
ini mendorong kita untuk melayani siapun termasuk membagikan
kekayaan anugerah keselamatan di dalam persekutuan jemaat dan juga
kepada semua orang yang belum menemukan kekayaan sejati tersebut.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 26 -

Bahan Khotbah Minggu Ke-4 22 Januari 2017

DIPERSEKUTUKAN DALAM KRISTUS UNTUK MELAYANI


(Dipasipulung lan Kristus dikua anna makamaya)

Mazmur : Mazmur 27:4-9


Bacaan 1 : Yesaya 9:1-6
Bacaan 2 : 1 Korintus 1:10-17
Bacaan 3 : Matius 4:12-22 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 9:2
PHB : Matius 4:19

Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa kita telah dipersatukan di dalam Kristus.
2. Jemaat meyakini bahwa kebersamaan adalah wujud pertobatan

Pemamahan Teks
Kisah ini ditempatkan oleh Matius di antara dua peristiwa yang
sangat penting dalam pelayanan Yesus. Peristiwa pertama yang
mendahului teks psl 4:12-22 adalah pembabtisan Yesus oleh Yohanes (Mat.
3:13-17) dan tentang pencobaan Yesus yang dialami Yesus setelah Ia
berpuasa selama 40 hari (Mat.4:1-11). Teks Injil Matius 4:12-22
mengisahkan dua tindakan Yesus sebelum memulai melayani orang-oarang
pada waktu atau zaman itu. Yang dilakukan-Nya adalah mengenal wilayah
pelayanan dalam hal ini Galilea dan mengajak beberapa orang menjadi
rekan sekerja-Nya. Tentu pada waktu itu Yesus sudah dikenal di Yudea,
terutama di dekat Yerusalem. Ketika keadaan politik di situ kurang
menguntungkan, Ia menyingkir ke wilayah Galilea di utara dan tinggal
beberapa waktu di kota tempat Ia dibesarkan, Nazaret. Tetapi kemudian
pindah ke Kapernaum di tepi danau (ayat 12-14). Disitulah Ia memulai
mewartakan kedatangan Kerajaan Surga (ayat 15). Ia juga memilih murid-
murid yang pertama, yakni Simon Petrus dan saudaranya, Andreas, dan
kemudian juga Yakobus dan Yohanes, kedua anak Zebedeus (ayat 18-22).

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan:


Pertama: Yesus Memulai Pelayanan-Nya (ay.12-17). Memulai
pelayanan-Nya, Yesus pindah ke Galilea, mengapa? Yohanes Pembatis
ditangkap (ayat 12), situasi politik pada waktu itu kurang menguntungkan.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 27 -

Yesus sangat memahami keadaan dan bertindak dengan cara yang tepat
yakni berpindah tempat. Padahal, sesunguhnya Yesus memiliki peluang
besar pada waktu itu di Yerusalem dan sekitarnya. Orang-orang di daerah
itu haus akan kerohanian baru dan sangat mendambakan/merindukan
ketenteraman batin. Kita ingat, banyak orang pergi ke padang gurun
menemui Yohanes Pembabtis olehnya. Arus kerohanian ini membuat
Herodes sangat was-was. Bisa-bisa penguasa Roma menganggap ada
gerakan keagamaan yang mau memberontak. Maka Herodes pun
mengamankan Yohanes Pembabtis yang juga pernah mengkritik kelakuan
Herodes secara terang-terangan dan minta dibabtis (Lih. Mat.11:2-11). Bila
Yesus tetap tinggal di Yerusalem atau di daerah Yudea, Ia tentu akan
mendapat kesulitan yang sama. Karena itu ia menyingkir ke utara (ayat
12). Dalam Injil Matius, gagasan menyingkir memiliki arti menjauhi
bahaya dengan bijaksana. Artinya, kadang-kadang memang lebih baik
menghadapi kekuatan yang memusuhi dengan perhitungan bijaksana dan
akal sehat daripada keberanian belaka. Apakah itu berarti Yesus takut?
Tidak! Saat kematian Yesus belum tiba waktu itu. Ia bahkan sengaja
melangkahkan kaki-Nya ke Yerusalem (Lih. Mat. 16:21-23; Mat. 20:17-19;
Mat.26:1-2). Apa maksud Yesus hadir di Galilea? Yesus datang untuk
menggenapi nubuat Perjanjian Lama (ay.15-16 adalah kutipan bebas
Yesaya 9:1), yakni memberitakan Kerajaan Sorga (ay.17). Konsekuensi
hadirnya Kerajaan Surga adalah Bertobatlah. Dalam konteks ini bertobat
dalam hal ini tidak sekedar merujuk pada kata kapok karena dihajar tetapi
untuk membuka pikiran dan hati orang. Yang ditawarkan disini ialah
Kerajaan Surga yang sudah dekat, terang itu sudah ada disini. Dengan
demikian, kita diajak untuk melihat kehidupan ini dalam terang sinar
wajah Tuhan yang telah dipalingkan kepada manusia di dalam Yesus
Kristus. Karya Yesus menyembuhkan orang, mengusir roh jahat, memberi
makan orang banyak, mengajarkan jalan kebenaran menunjukkan karya
Yesus mewujudkan Kerejaan Surga. Sebab memang maksud Yesus datang
untuk melayani bukan untuk dilayani (Matius 20:28)
Kedua: Yesus memanggil murid-muridNya (ay.18-22). Dalam
memulai perjalanan pelayanan-Nya, Matius juga menceritakan Yesus
memilih atau memanggil rekan sekerja yakni mereka yang kemudian
disebut murid-murid-Nya. Simon Petrus dan Andreas dipanggil ketika
mereka tengah mengerjakan pekerjaan mereka menjala ikan sebagai
nelayan. (ay.18-20). Mereka segera meninggalkan jala mereka untuk
mengikut Yesus. Demikian juga Yakobus dan Yohanes meninggalkan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 28 -

perahu serta ayah mereka (ay.21-22). Orang-orang ini melihat wajah


Tuhan yang memandangi mereka dan mereka tidak ingin kehilangan lagi.
Mereka dipanggil untuk menjadi penjala manusia (ay.19). Apa artinya
penjala manusia? Lukas 5:10 menjelaskan penjala manusia sebagai
anthropous (ese) zogron, artinya memegang manusia untuk membawa
kepada kehidupan. Tanggung jawab murid bukan menangkapi atau
membatis (1 Kor.1:17), tetapi mendukung, menuntun, memelihara,
menguatkan agar orang bisa hidup terus dan menemukan jalan mereka
(istilah yang popular merawat kehidupan) sebagaimana inti dari
Kerajaan Surga. Hal ini juga yang ditekankan Paulus dalam 1 Korintus
1:17 tentang tugas pengutusannya memberitakan Injil agar salib Kristus
jangan menjadi sia-sia. Artinya Paulus ingin menegaskan bahwa tugas
dirinya dan semua warga jemaat yang telah dipersatukan oleh Allah
bukannya sibuk dengan hal-hal lain dalam persekutuan yang hanya akan
menimbulkan perpecahan dalam jemaat, melainkan mengambil bagian
dalam pelayanan Kerajaan Allah sebagai esensi atau tugas pokok
panggilan gereja dalam dunia dan masyarakatnya.

Aplikasi
Pertama: Yesus Kristus telah memulai segala yang baik dalam
hidup kita. Kerajaan Surga telah, sementara, dan masih terus dikerjakan-
Nya di dalam dunia ini. Yesus terus menuntun, mememelihara,
menguatkan, menghiburkan, memulihkan, menguatkan agar kita bisa tetap
hidup sampai kita tiba pada kesempurnaan bersama-Nya nanti. Artinya,
Yesus tidak membiarkan kita berjalan sendiri.
Kedua: Bertobatlah. Kita mesti bertobat tak kala kita tidak lagi
menjadi murid-murid atau kawan sekerja Allah yang setia mewartakan dan
mewujudkan Kerajaan Allah melalui pelayanan kita. Segala kesibukan
bergereja yang mengabaikan panggilan melayani bersama Allah dalam
kerajaan-Nya mesti ditinggalkan sebagaimana para murid meninggalkan
kesibukan lahiriah mereka. Yang utama dalam kekristenan bukan sekedar
mengikuti suami/istri, orang tua, pendeta, ataupun aliran gereja tertentu,
tetapi betul-betul mengikut Yesusnya sebagaimana ditegaskan oleh Yesus
sendiri Ikutlah Aku (ay.19). Murid-murid yang pintar mengelola, kini
dipanggil menjadi pengelola terang bagi manusia, bukan mengelola
manusia demi terang, itu pula hakikat dipersatukannya gereja oleh tubuh
dan darah Yesus.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 29 -

Bahan Khotbah Minggu Ke-5 29 Januari 2017

BERIBADAH DENGAN CARA PANDANG


DAN SEMANGAT BARU

Mazmur : Mazmur 15:1-5


Bacaan 1 : Mikha 6:1-8
Bacaan 2 : 1 Korintus 1:18-31
Bacaan 3 : Matius 5:1-12
Nas Persembahan : Mikha 6:6
PHB : Matius 5:10

Tujuan:
1. Jemaat memahami tentang beribadah dengan cara pandang dan semangat baru
2. Jemaat semakin meyakini tanggung jawab terhadap perubahan dalam amsyarakat

Penjelasan teks:
Mazmur 15:1-5, Mazmur 15 ini dimulai dengan pertanyaan yang
ditujukan kepada Tuhan. Siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu?
Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? (ayat 1). Yang
mengajukan pertanyaan adalah umat yang mau datang beribadah di Bait
Allah. Kemah-Mu menunjuk kepada Bait Allah; gunung-Mu menunjuk
kepada gunung Sion dan Yerusalem dimana Bait Allah dibangun. Kata
siapa menunjuk kepada orang, yaitu orang yang memiliki standar atau
syarat sesuai yang ditentukan Tuhan sendiri. Hal itu penting karena Allah
yang memanggil orang beriman bertemu dengan-Nya adalah Allah
Mahasuci dan Mahakudus. Dia adalah tuan rumah, yang menentukan
standar atau syarat orang yang layak menjadi tamu Allah. Pertanyaan
dalam ayat 1 tentang siapa? dijawab dalam ayat 2 5b, yaitu dia yang
memiliki integritas dan hubungan yang benar dengan Tuhan dengan
berlaku tidak bercela, melakukan apa yang adil, yang mengatakan
kebenaran dengan segenap hatinya, dan memiliki kebajikan dalam
hubungan dengan sesama yaitu: tidak menfitnah, tidak berbuat jahat
terhadap sesamanya, tidak menimpakan cela kepada tetangganya, tidak
memandang hina orang yang tersingkir, memuliakan orang yang takut
akan Tuhan, tidak mengolok-olok orang yang saleh dan tidak
menertawakan kesetiaan mereka kepada Tuhan) . Pada ayat 5
menggambarkan janji keselamatan atau jaminan bahwa siapa yang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 30 -

berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya. Kesimpulan Mazmur


15 adalah bahwa betapa eratnya hubungan antara doa dan hidup sehari-
hari, antara ibadah (di Bait Allah) dan melakukan kehendak Allah dalam
kehidupan sehari-hari. Ibadah yang benar adalah ibadah yang didukung
oleh keseluruhan hidup orang percaya.
Mikha 6:18 Pengaduan Allah. Allah menggugat, memperkarakan
dan mengadukan umat-Nya (ay.1-2) dan alam diminta menjadi yurinya.
Apa yang menjadi gugatan Allah terhadap umat-Nya? Gugatan-Nya adalah:
Karena umat-Nya memutuskan hubungan dengan Tuhan dengan
melakukan apa yang jahat dimata Tuhan sementara Tuhan sendiri tetap
setia, karena itu Ia tetap menyebut Israel umat-Ku (ay.3). Tuhan
mengemukakan keluhannya dan sekaligus pertanyaan kepada umat-Nya:
Umat-Ku, apakah yang telah kulakukan kepadamu? Dengan apakah
engkau telah kulelahkan?. Dalam ayat 4-5 Tuhan sendiri memberitahukan
dan mengingatkan apa yang telah Ia lakukan dalam sejarah umat-Nya.
Perbuatanperbuatan Tuhan itu dimaksudkan supaya mereka mengenal
keadilan dari Tuhan. Dalam ayat 67 umat menyadari kesalahan dan dosa-
dosanya, namun mereka beranggapan bahwa dosa-dosa itu bisa
diselesaikan dengan cukup beribadah, memberikan korban persembahan.
Dengan kata lain: mereka mau berusaha menyenangkan hati Allah dengan
persembahan-persembahan mereka, seolah mereka bisa membeli
kemurahan Allah dengan persembahan mereka yang banyak. Ayat 8 berisi
tuntutan Tuhan, yaitu terjadinya pertobatan yang diwujudkan dalam
perubahan kelakuan hidup sehari-hari: Berlaku adil, mencintai kestiaan
dan hidup rendah hati di hadapan Allahmu.
1 Korintus 1:1831 Kristus adalah Hikmat Allah. Hikmat
(Ibrani=Khokma, Yunani=Sophia) adalah kepintaran untuk mencapai hasil,
menyusun rencana yang benar untuk memperoleh hasil yang dikehendaki.
Hikmat juga berarti kemampuan mengatasi atau menyelesaikan suatu
masalah. Namun hikmat manusia selalu terbatas. Hikmat itu secara utuh
adalah milik Allah. Dialah sumber hikmat itu. Ketika rasul Paulus datang di
Korintus memberikan Injil tentang Yesus Kristus yang mati di kayu salib,
ada beragam tanggapan orang. Ada orang yang menerima-Nya dan percaya
kepada-Nya sebagai hikmat Allah. Namun ada kelompok yang mau
menerima-Nya dengan meminta tanda atau bukti (yaitu orang Yahudi), dan
ada kelompok yang menganggapnya kedodohan karena tidak masuk akal,
bertentangan dengan hikmat manusia (orang Yunani). Bagi orang Yahudi
salib adalah kelemahan, dan karena itu batu sandungan bagi orang Yahudi.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 31 -

Mana mungkin keselamatan datang dari orang yang mati tergantung


sebagai orang hukuman terkutuk di kayu salib? Dan bagi orang Yunani
salib adalah kebodohan. Orang yang percaya kepada pemberitaan Paulus
tentang salib adalah orang bodoh. Bagi Paulus, salib adalah hikmat Allah,
yang dengan-Nya masalah dosa diselesaikan. Allah mengambil memberikan
Anak Tunggal-Nya, yaitu Yesus, manusia sempurna, yang mati di kayu salib
utuk menggantikan kita menjalani hukuman dosa. Inilah jalan satu-saunya,
tak ada jalan lain. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi
dosa karena kita supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor.5:21).
Salib adalah hikmat dan kekuatan Allah, karena hanya dengan salib kuasa
dosa ditaklukkan. Ia menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan,
menguduskan dan menebus kita. Kalau demikian di dalam Kristus kita
sudah diperdamaiakan dengan Allah. Kita sudah dijadikan Anak-anak Allah.
Hikmat Allah sudah kita miliki dan oleh hkmat itu kita dituntun menjalani
hidup ini sebagai hidup yang beribadah atau pelayanan kepada Allah.
Matius 5:112 Ucapan Bahagia. Matius 5:112 merupakan
bagian dari Khotbah di Bukit (Mat.5-7). Khotbah di Bukit berisi pengajaran
Yesus bagi murid-muridNya (ay.1-2) mengenai tugas-tugas yang akan
mereka laksanakan dalam pelayanan bersama dengan Yesus. Khotbah di
bukit adalah pembekalan bagi murid-murid mengenai tugas-tugas yang
akan mereka akan emban kedepan. Ayat 3-12 berisi ucapan bahagia.
Berbahagialah menunjuk kepada keadaan batin orang yang percaya,
orang yang telah menerima anugerah keselamatan, kebahagiaan yang
bersumber dari iman kepada Yesus, suatu kebahagiaan yang tidak
ditentukan oleh situasi dan keadaan hidup di dunia ini, tetapi karena
diberikan oleh Tuhan. Dapat dikatakan bahwa 8 karekater orang
berbahagia dalam ayat 3-12 adalah keadaan batin atau suasana hidup
seseorang yang telah menjadi warga Kerajaan Sorga. Dengan kata lain
ucapan bahagia ini adalah ciri hidup orang yang usdah menerima anugerah
keselamatan, ciri hidup orang yang telah menjadi warga kerajaan Allah.
Kita juga bisa mengatakan bahwa ucapan bahagia ini merupakan satu
kesatuan karakter yang menunjukkan seseorang beribadah dengan
sesungguhnya kepada Allah.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan:


Dalam percakapan sehari-hari umumnya orang memahami ibadah
atau beribadah hanyalah kegiatan menyembah Tuhan baik pada hari
minggu di gedung gereja atau dalam kegiatan ibadah lainnya. Umumnya
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 32 -

orang sudah merasa puas jika ia sudah beribadah, dan merasa berhutang
kalau ia tidak pergi beribadah. Namun kehidupannya sehari-hari amat
berlawanan dengan kehendak Tuhan. Pemahaman seperti ini sudah ada
sejak zaman Israel yang membuat Tuhan mengutus para namabi-Nya untuk
menyampaikan kritik dan seruan-seruan pertobatan, termasuk nabi Mikha.
Dari perikop pembacaan kita Mikha 6:1-8 kita dapat belajar beberapa hal :
Pertama : Allah menggugat umat-Nya dan meminta jawaban (ayat
1-5).Allah menggungat, memperkarakan dan mengadukan umat-Nya.
Gunung-gunung, bukit-bukit dan dasar-dasar bumi diminta untuk
mendengarkan pengaduan Tuhan. Mengapa Allah berperkara dengan
umat-Nya? Apa yang menjadi gugatan Allah kepada umat-Nya? Allah
menggugat umat-Nya karena umat itu telah memutuskan hubungan
dengan Tuhan, sementara Tuhan sendiri tetap menyatakan kasih setia-Nya.
Dalam ayat 3 Allah mengajukan keluhan-Nya: UmatKu, apakah yang telah
kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah kulelahkan? Hal yang
sama sering kita ucapkan sebagai orang tua kepada anak-anak yang kita
kasihi tetapi semakin menyakiti hati kita; anakku, adakah yang kurang
kulakukan kepadamu?. Perhatikan, walaupun umat Tuhan itu telah
memutuskan hubungan denganNya, Ia tetap menyebut Israel dengan umat-
Ku. Itu berarti umat adalah orang-orang milik kepunyaan-Nya sendiri.
Allah meminta jawaban terhadap sikap Israel yang sudah berubah.
Mereka menganggap Tuhan seolah-oleh memberatkan hidup mereka dan
menyibukkan mereka dengan hal-hal yang tidak benar. Justru yang terjadi
Allah memberikan kasih setia-Nya secara turun temurun: Bagaimana Allah
membebaskan mereka dari Mesir, mengutus Musa, Harun dan Miryam
sebagai pemimpin, bagaimana Balak merancakan kutuk atas Israel tetapi
Bileam mengubahnya menjadi berkat, bagaimana Tuhan menyertai mereka
dalam perjalanan dari Sitim ke Gilgal. Tujuan dari perbuatan Tuhan itu
yaitu supaya mereka mengenal keadilan-Nya; spaya mereka makin
percaya, makin setia dan makin dekat dengan-Nya. Kita sebagai umat
kesayangan-Nya sehingga kita berlaku seperti Israel yang tidak tahu
berterima aksih kepada Tuhan.
Kedua: Jawaban Umat Israel (ayat 6-7). Jika memperhatikan ay.6-7,
umat Israel menyadari pelanggarannya. Tetapi bagaimana cara
memperbaiki kembali hubungan yang putus itu? Bagaimana supaya
hubungan itu menjadi damai kembali? Ternyata mereka sama sekali tidak
berpikir tentang bagaimana mewujudkan pengakuan, pertobatan dengan
mengubah kelakuan, tetapi mereka beranggapan bahwa dosa mereka dapat
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 33 -

diselesaikan dengan korban-korban, dengan kebaktian meriah, dengan


persembahan yang banyak. Dengan demikian mereka menyangka bisa
menyenangkan hati Tuhan dan membeli pengampunan Tuhan. Tuhan tidak
berkenan dengan Korban persembahan mereka. Dalam kehidupan sehari-
hari sering kita merasa puas dan bangga kalau kita sudah memberikan
persembahan yang banyak-banyak; sangat puas dan bangga jika nama kita
disebut. Tuhan tidak berkenan dengan persembahan demikian, karena
jelas persembahan demikian tidak untuk memuliakan Tuhan tetapi diri
sendiri.
Ketiga: Apa yang dikehendaki Tuhan (ayat 8). Hai manusia, telah
diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan
dari padamu selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan
rendah hati di hadapan Tuhan Allahmu. Yang Tuhan kehendaki dalam
hidup umat-Nya adalah menunjukkan perubahan sikap, pertobatan dalam
wujud nyata melalui sikap hidup sehari-hari. Ibadah (ritus) mesti
diterjemahkan dalam kehidupan nyata (etika-moral). Itulah yang
dimaksudkan oleh Mazmur 15: 2-5b doa dan hidup melakukan kehendak
Tuhan dalam kehidupan nyata adalah satu kesatuan. 1 Kor. 1: 1830
menegaskan bahwa Yesus adalah hikmat Allah yang oleh-Nya kita ditebus,
dibenarkan dan dikuduskan. Karya Kristus memberikkan moivasi dan
semangat baru untuk menjalani hidup kita sebagai hidup yang beribadah
secara holistik, agar kita bisa disebut orang yang berbahagia (Mat. 5:3-12).

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 34 -

Bahan Khotbah Minggu Ke-6 5 Februari 2017

PELAYANAN YANG MEMBARUI


(Pakamayan umbaa kadibaruan)

Mazmur : Mazmur 112:1-10


Bacaan 1 : Yesaya 58:1-12
Bacaan 2 : 1 Korintus 2:1-2
Bacaan 3 : Matius 5:13-20 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 112:3
PHB : Matius 5:16

Tujuan:
1. Jemaat memahami pelayanan yang membarui keadaan sosial
2. Jemaat meyakini bahwa dengan hikmat Kristus dan tuntunan Roh Allah mereka
dimampukan menjadi garam dan terang dunia.

Pendahuluan:
Ketika kita mendegar kata pelayanan, apakah yang pertama-tama
terlintas dalam pikiran kita? Mungkin ada di antara kita yang berpikir
tentang pekerjaan seorang hamba Tuhan (pendeta). Atau mungkin ada
yang membayangkan sejumlah aktivitas dalam jemaat atau pekerjaan-
pekerjaan lainnya yang dilakoni tanpa biaya atau dikerjakan dengan
kerelahan hati. Ada berbagai pendapat untuk memaknai kata pelayanan.
Namun secara umum, pelayanan diartikan sebagai proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong menyediakan segala
apa yang diperlukan oleh orang lain seperti tamu atau pembeli. Dengan
mengacu pada pemahaman tersebut, kita diajak untuk membandingkan
apa kata Alkitab tentang pengertian pelayanan, khususnya pelayanan yang
membawa pembaruan.

Pemahaman teks Alkitab:


Kotbah di bukit isinya bersifat pentahbisan Tuhan kepada para
rasul (Luk.6:12), dengan tema kebenaran Tuhan dibandingkan dengan
kebanaran ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang munafik (5:17-20, Mat.
23). Khotbah ini bukanlah hukum Taurat yang kedua, dalam pengertian
bukanlah pengganti hukum Taurat yang bersifat perintah baru. Namun
khotbah ini maknanya jauh lebih dalam daripada hukum Taurat karena
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 35 -

menyangkut sikap hati dan tindakan nyata. Khotbah tersebut


menggambarkan situasi hidup orang benar yang sesungguhnya, dan
prinsip-prinsip rohani yang mengendalikan hidup seseorang. Karena itu
Yesus membuka khotba-Nya tentang gambaran hidup orang benar (5:1-16)
dan seterusnya Ia mendefinisikan tentang dosa (5:21-28) kemudian
menjelaskan tentang kebenaran nyata dalam hal-hal beribadah (6:1-8),
serta memperjelas makna dari kekayaan (6:19-34). Dan di akhir khotba-
Nya Ia memperingatkan agar jangan melakukan penghakiman yang
munafik (7:1-12), dan menjelaskan tentang nabi-nabi palsu (7:13-20) dan
berkomitmen malakukan firman Tuhan yang telah didengarkan (7:21-29).
Melalui khotbah di bukit semakin diperjelas tentang inti ajaran Yesus yaitu
tindakan kasih yang mewujud dalam sikap hati dan tindakan nyata. Hal
inilah yang diserukan nabi Yesaya kepada suku Yehuda melalui Yesaya
58:1-12. Melalui perikop ini diperjelas tentang ritual versus realitas. Dalam
pandamgan Yesaya kehidupan keagamaan yang tidak dibarengai dengan
tindakan nyata adalah hampa adanya. Menyembah Tuhan dengan sepenuh
hati tidak dapat dipisahkan dari melayani sesama dengan penuh kasih.
Yakobus mengatakan iman tanpa perbuatan adalah mati(Yak. 2:26).
Iman tradisional dikenal secara luas di Yehuda saat itu.
Kecenderungan mereka senang menyelidiki Firman Tuhan. Gemar
memberikan pesembahan bahkan rutin melakukan puasa (ay.2-3). Namun
di akhir ibadahnya, mereka kembali mengeksploitasi orang lain demi
kepentingan pribadinya. Mereka tertarik dengan ibadah ritus namun tidak
mampu mewujudkan dalam ibadah prilaku (etika). Ibadah yang dilakukan
hanya sebatas ritus namun tidak ada aksi. Yesaya menyerukan bahwa jauh
lebih baik ketika terjadi pertobatan dan kembali kepada Tuhan (ay.8-12).
Karena yang Tuhan inginkan dari umat-Nya adalah hadir menjadi terang,
bukan kegelapan, bukan kecemaran melainkan kemuliaan dan bukan jadi
aib melainkan pembawa kesegaran. Ajaran seperti itulah yang ditegaskan
Paulus dalam suratnya kepada Jemaat Korintus (1 Kor. 2:1-12).
Paulus menjelaskan pengalaman pelayanannya kepada Jemaat
Korintus. Ia merasa tidak sama dengan pengajar yang keliling di Koritus
mengadalkan kefasihan dan kecerdasan itelektual dalam pelayanan dan
pemberitaan Injil. Ia fokus kepada Tuhan, bukan pada dirnya. (bnd. Zakaria
4:6). Bagi Paulus hikmat Allah yang hendaknya menerangi pola hidup
pelayanan para hamba Tuhan. Karena hanya dengan mengalami hikmat
Allah, pelayan Tuhan semakin diubahkan dari kelemahannya dan pada
akhirnya ia mampu bersaksi tentang Injil yang adalah kekuatan Alah yang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 36 -

tetap punya kuasa (Rm.1:16). Dan hikmat Allah yang mendalam dari Tuhan
tersedia bagi mereka yang dewasa dalam iman (Ibr.5:12-14).

Pokok-pokok pikiran yang dikembangkan:


Berdasarkan Matius 5:13-20, ada 2 hal yang perlu diperhatikan
dalam kaitannya dengan pelayanan yang membarui:
Pertama, hadir menjadi garam dan terang dunia (ayat 13-16).
Garam digunakan memberikan cita rasa pada makanan dan mengawetkan
agar tidak cepat busuk. Fungsi ini lebih dimaksudkan untuk menghadirkan
damai sejahtera di dalam setiap aktiviatas pelayanan. Bandingkan ketika
memasukkan garam ke dalam sayur. Tidak dimaksudkan supaya sayur
menjadi garam, melainkan untuk memberikan rasa nikmat terhadap sayur .
Di sinilah fungsi pelayanan kita yang membarui, dari yang tidak terasa
nikmat menjadi dinikmati. Dari pelayanan yang tidak berkualitas menjadi
berkualitas. Yesus dalam khotba-Nya meyakinkan kepada para murid-Nya
bahwa di setiap situasi dimana kita dihadirkan hendaknya membawa rasa
nikmat, menghadrikan kedamaian, sukacita, ketenangan atau yang lasim
dibahasakan dengan syalom. Dapat dibayangkan, jika dalam setiap
kehadiran kita banyak orang yang tidak merasa tentram karena kata-kata
kita yang tidak berhikmat, pelayanan kita yang tidak tulus, cara berpikir
kita yang tidak konstruktif. Karena itu mungkin kita pernah mendengar
kalimat seperti ini dengan ketidakhadiran bapak A kita merasa tentram
dan damai dalam mengangkat pelayanan ini. Atu ada yang mangatakan
dengan ketidakhadiran Ibu A rapat Majelis berjalan dengan baik dan kita
tidak mendegarkan kalimat-kalimat yang tidak berhikmat. Itu berarti
fungsi garam kita hilang dalam situasi pelayan tersebut. Namun berbeda
dengan resposns seperti ini, dengan ketidakhadiran bapak B rasanya ada
sesuatu yang hilang dalam pertemuan kita, atau dengan ketidakhadiran ibu
A ada sesuatu yang hilang dalam pelayan kita? Bukankah dalam konteks ini
fungsi garam kita sedang dicari? Mengapa? Karena kita hadir membawa
damai sejahtera.
Demikianpun dengan fungsi terang, kehadiran kita adalah
menerangi kegelapan, bukan digelapkan oleh situasi di mana kita hadir.
Bandingkan ketika tiba-tiba listrik padam, dan dalam waktu singkat
menyala kembali, bagaiman respons kita, berteriak bukan? Mengapa
berteriak, karena respons sukacita atas hadirnya terang dalam kegelapan,
apalagi ketika sedang beraktivitas. Demikianpun kehadiran kita dalam
pelayanan, kita harus hadir membawa sukacita di tengah situasi yang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 37 -

penuh duka dan memperjelas situasi yang kabur dengan berani


mengatakan ya kalau ya dan tidak kalau tidak
Kedua, meneladani pola keberagamaan yang diajarkan Kristus (ay.
17-20). Yesus tidak menolak hukum Taurat melainkan Ia datang
menggenapinya. Maksud kata menggenapi adalah menjelaskan makna
yang sesungguhnya dari Taurat tersebut. Karena ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi keliru dalam menjalankan Taurat. Mereka fokus pada
hukumnya dan melupakan makna yang sesungguhnya dari Taurat itu yakni
mengasihi Tuhan dan sesama manusia. Hukum Taurat tersebut
menyatakan tabiat Tuhan dan kehendak-Nya bagi semua orang.
Pemberlakuannya bukan hanya legalistik atau secara formal melainkan
lebih pada aplikasi paraktis lewat perhatian dan kasih sayang yang tanpa
batas. Tidak dibatasi oleh suku, agama dan ras. Itu berarti hukum Tuhan
mengajarkan agar hidup keagamaan kita tidak hanya sebatas kata-kata
tetapi lebih pada tindakan pelayanan sosial yang menjangkau semua
lapisan. Itulah sebabnya Yesus menyindir murid-Nya dan mengatakan
dalam ayat 20 jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup
keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak
akan masuk ke dalam kerajaan sorga. Hidup keagaamaan yang diharapkan
Yesus adalah mewujudkan tindakan kasih yang tanpa batas, menembus
seluruh sekat yang terdapt di dalam keluarga, gereja dan masyarakat. (ld)

~oOo~

Bahan Penelaahan Alkitab 6-11 Februari 2017

PELAYANAN YANG MEMBARUI


(Pakamayan umbaa kadibaruan)
1 Korintus 2:1-12

Tujuan: (Lihat tujuan Khotbah, tanggal 5 Februari 2017)

Pembimbing:
Jemaat Korintus pernah dikunjungi Paulus bahkan ia pernah tinggal
di sana (Kis. 18:1-17). Karena itu Paulus sangat akrab dengan warga jemaat
Korintus. Paulus menuliskan surat ini kepada mereka dengan
menggunakan bahasa yang sangat bersahabat. Surat ini dituliskan dengan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 38 -

maksud menasihati warga jemaat agar tetap hidup bersatu dan


menghindari perpecahan dan perselisihan dalam jemaat (1 Kor. 1:10-17).
Dalam suratnya, Paulus menuliskan motvasi pelayanannya kepada jemaat.
Hal ini dimaksudkan agar warga jemaat meyakini bahwa Paulus adalah
benar-benar rasul Kristus. Ia berbeda dengan orang lain yang mengklaim
dirinya sebagai rasul dan mengadalkan hikmat dunia melalui kefasihan
dalam berbicara dan kemampuan itelaktualnya.
Sementara itu Paulus dalam suratnya menjelaskan bahwa
kehadirannya sebagai pelayan Tuhan tidak mengandalkan hikmat duniawi
melainkan hikmat Alllah. Ia menjelaskan tujuan pelayanannya yakni
semata-mata karena Kristus yang disalibkan. Ia tidak mencari apa-apa dan
mengandalkan apa-apa selain hikmat Allah yang dinyatakan melalui
kematian dan kebangkitan Kristus. Hal ini dimaksudkan agar warga jemaat
Korintus tidak tegantung kepada hikmat manusia (ayat 2-5). Adapun yang
dimaksud dengan hikmat yang benar adalah hikmat yang bukan dari
penguasa dunia. Yakni hikmat yang tersembunyi dan rahasia, artinya
hikmat yang tidak dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga
dan yang tidak pernah timbul dalam hati manusia yakni himat yang
disediakan Allah di dalam Kristus. Hikmat itu diwujudkan melalui
kesediaan untuk berkorban demi orang lain. Hikmat itulah yang dinyatakan
Kristus melalsui pengorbananNya yang melebihi hikmat yang dialami oleh
Salomo sebagai seorang raja yang berhikmat ( Mat. 12:42). ld

Pertanyaan untuk diskusi:


1. Mengapa Paulus menjadikan hikmat Allah sebagai fokus hidupnya
dalam pelayanan?
(Matumbai anna ia tu kakinaan lu diomai Puang Matua nanai
umpatutun katuonna Rasulu Paulus lan pakamayan?)

2. Melalui pengalaman hidup setiap hari, faktor-faktor apakah yang


kadang kala menjadi fokus seseorang dalam pelayanan yang pada
gilirannya tidak menghadirkan pelayanan yang membarui?
(Unlendui agan katuoan tu ditirona kealo-keallo, apara tu biasa
mandu nanai tutun katuoanna to makamaya saelako ia tu
pakamayanna tang umpapayan kadibaruan?)

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 39 -

Bahan Khotbah Minggu ke-7 12 Februari 2017

PILIHLAH KEHIDUPAN
(Pileimi tu katuoan)

Mazmur : Mazmur 119:1-8


Bacaan 1 : Ulangan 30:15-20
Bacaan 2 : 1 Korintus 3:1-9 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Matius 5:21-37
Nas Persembahan : Mazmur 119:7
PHB : Matius 5:37

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa hidup ini diperhadapkan dengan berbagai pilihan.
2. Jemaat memilih kehidupan ketaatan yang total kepada hukum Allah.
3. Jemaat memahami bahwa iri hati dan perselisihan mematikan persekutuan.

Pembimbing
Tema yang diangkat Pilihlah Kehidupan merupakan salah satu
refleksi teologis terhadap korelasi keempat bacaan tersebut di atas.
Mazmur 119:1-8 mengajarkan kepada para pembacanya bahwa hidup yang
berbahagia adalah hidup yang menurut pada Taurat Tuhan. Ulangan 30:15-
20 berisi pidato Musa tentang arti sebuah pilihan yaitu memilih hidup.
Memilih hidup berarti kemauan dan kemampuan untuk mengasihi Tuhan
dan manusia. Dalam 1 Kor. 3:1-9, Rasul Paulus membedakan antara ciri
manusia rohani dan manusia duniawi. Matius 5:21-37 memberikan
gambaran yang jelas tentang pemuridan (proses menjadi murid) yaitu
murid yang menghidupi hukum Allah secara total.
Dengan menghubungkan (korelasi) keempat bacaan tersebut,
diperoleh sebuah pemahaman bahwa: manusia rohani adalah orang
percaya yang tidak sekedar tahu Taurat Tuhan namun yang sekaligus juga
melakukannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tindakan mengasihi
Tuhan serta sesama manusia dan sesama ciptaan yang lainnya.

Garis Besar Khotbah


Pertumbuhan dan perkembangan persekutuan sebuah jemaat
sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari persoalan dan pergumulan
hubungan sosial (antar pribadi). Berbagai talenta yang dianugerahkan

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 40 -

Kristus kepada setiap orang percaya seringkali tidak diterima sebagai


kekayaan jemaat. Seringkali justru dipahami sebagai sebuah perbedaan
yang tidak dapat dipersekutukan dan mempersekutukan jemaat.
Pemahaman inilah yang acapkali menjadi sumber perselisihan yang
berujung pada pengelompokan bahkan perpecahan dalam jemaat. Situasi
seperti inilah juga yang sedang dihadapi jemaat di Korintus. Bagaimana
pandangan Rasul Paulus?
Iri hati dan perselisihan yang ada dalam jemaat di Korintus
menunjukkan bahwa mereka manusia duniawi, yang hidupnya secara
manusiawi (ay.3). Manusia duniawi adalah manusia yang belum dewasa
dalam Kristus (ay.1). Sebaliknya, manusia rohani adalah manusia yang
sudah dewasa dalam Kristus yaitu mereka yang tidak minum susu lagi
melainkan yang sudah dapat menerima makanan keras (ay.2). Iri hati dan
perselisihan itulah yang menyebabkan muncul golongan-golongan dalam
jemaat. Bagi Rasul Paulus, kemunculan golongan-golongan ini merupakan
bukti yang kedua bahwa mereka adalah manusia duniawi yang bukan
rohani (ay.4). Kritik Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus tentu dapat
pula menjadi kritik bagi jemaat Gereja Toraja saat ini apabila di dalam
jemaat tersebut terdapat iri hati dan perselisihan serta kelompok-
kelompok. Jika ada jemaat yang berciri demikian, jemaat tersebut belumlah
dewasa dalam Kristus.
Setelah Rasul Paulus menyinggung soal keadaan mereka, ia
kemudian memberikan pengertian yang lebih jauh tentang kehadiran para
pelayan Tuhan dalam jemaat di Korintus. Kehadiran para pelayan Tuhan
tidaklah boleh dipahami oleh jemaat di Korintus sebagai tindakan untuk
mengelompokkan jemaat dalam golongan-golongan tertentu. Kehadiran
para pelayan Tuhan tersebut dimaksudkan agar mereka menjadi percaya
kepada Allah (ay.5). Untuk lebih jelasnya, Rasul Paulus menjelaskan makna
kehadirannya yaitu sebagai penanam dan Apolos sebagai penyiram (ay.6).
Kedudukan mereka adalah sama sebagai rekan sekerja Allah (ay.9) dan
masing-masing akan menerima upah sesuai dengan pekerjaannya (ay.8).
Bukan penanam dan penyiramnya yang penting, melainkan Allah, sebab
Allah-lah yang memberi pertumbuhan (ay.7). Bagi Rasul Paulus, para
pelayan Tuhan adalah para pekerja Allah yang bekerja di dalam jemaat
yang adalah ladang Allah dan bangunan Allah.
Jika menjadi anggota persekutuan sebuah jemaat Kristen dipahami
sebagai memasuki Tanah Perjanjian, maka khotbah Musa dalam Ulangan
30:15-20 kiranya dapat menolong jemaat memahami apa dan bagaimana
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 41 -

kita seharusnya bersikap sebagai penghuni Tanah Perjanjian itu. Pokok


penekanan Musa ialah orang Israel tidak boleh disesatkan untuk sujud
menyembah dan beribadah kepada allah lain. Penyembahan dan
peribadahan orang Israel haruslah hanya kepada Allah nenek moyang
mereka yakni Abraham, Ishak, dan Yakub. Apabila mereka sujud
menyembah dan beribadah kepada allah lain, pastilah mereka akan celaka
dan binasa/mati. Dengan demikian pokok perintah Musa ialah Allah. Yang
terpenting adalah Allah sebab Allah adalah sumber berkat, sumber hidup,
sumber keturunan, sumber umur panjang.
Yang terpenting ialah Allah. Dalam hal ini Musa dan Rasul Paulus
berpikiran yang sama. Jika jemaat di Korintus mengelompokkan diri dalam
golongan-golongan tertentu, maka pengelompokan tersebut nilainya sama
dengan penyembahan kepada allah lain. Peribadahan jemaat haruslah
berpusat hanya kepada Allah dan bukan karena para pelayan Tuhan. Ketika
peribadahan jemaat tergantung pada kehadiran para pelayan Tuhan
tersebut, maka tentunya akan melahirkan iri hati dan perselisihan. Iri hati,
perselisihan, dan pengelompokan akan mematikan kehidupan persekutuan
dalam jemaat. Ketiga hal ini seringkali tidak disadari sehingga
pertumbuhan sebuah jemaat tidak berkembang menuju harapan yang
dicita-citakan.
Dalam hal ini, sehubungan dengan perintah Musa: pilihlah
kehidupan, jemaat yang persekutuannya tidak harmonis karena iri hati,
perselisihan, dan pengelompokkan juga diperintahkan untuk memilih
kehidupan. Iri hati, perselisihan, dan pengelompokkan janganlah diberikan
ruang bertumbuh dalam persekutuan jemaat sebab sesungguhnya ketiga
hal tersebut mematikan kehidupan persekutuan dalam jemaat. Bagaimana
agar ketiga hal tersebut tidak mematikan kehidupan persekutuan dalam
jemaat?
Dalam Matius 5:21-37, Yesus memberikan pengajaran tentang
pentingnya perdamaian dalam hidup bersesama, secara khusus pada ayat
23-25: Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas
mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu
terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan
pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk
mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan
lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya
lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu
menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 42 -

dalam penjara. Persembahan korban di atas mezbah perlu didahului


tindakan perdamaian dengan sesama. Bagi Yesus, tanpa tindakan
perdamaian, persembahan tidaklah dapat dilaksanakan. Sebuah pandangan
yang radikal yang mengingatkan kita bahwa sesungguhnya perdamaian
dengan sesama, sama pentingnya dengan persembahan korban dalam
sebuah ibadah. Penyembahan kepada Allah sama pentingnya dengan
perdamaian. orang yang hidupnya berdamai dengan sesama, mereka itulah
yang layak mempersembahakan korban kepada Allah.
Dengan demikian kehidupan berjemaat yang damai dalam
persekutuan (hubungan sesama anggota jemaat) menjadi prasyarat untuk
menilai kelayakan kehidupan peribadatan dalam jemaat. Jika tak ada
perdamaian sesungguhnya tidak ada kehidupan dalam persekutuan
tersebut. Boleh jadi sia-sialah peribadatan yang dilaksanakan secara rutin
tersebut. Kiranya Roh Kudus senantiasa menolong setiap anggota
persekutuan untuk senantiasa hidup dalam perdamaian. Sebab perdamaian
sesungguhnya adalah tindakan memilih kehidupan yang berkenan di
hadapan Allah.

~oOo~

Bahan Penelaahan Alkitab 13-18 Februari 2017

PILIHLAH KEHIDUPAN
(Pileimi tu katuoan)
Ulangan 30:15-20

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa hidup di dunia ini diperhadapkan dengan berbagai pilihan.
2. Jemaat memilih kehidupan yaitu ketaatan yang total kepada hukum Allah.

Bahan bacaan saat ini merupakan bagian dari pengajaran Musa


menjelang kematiannya (Ulangan 34). Sebagai pemimpin yang diberikan
tanggungjawab oleh Allah selama 40 tahun menggembalakan bangsa Israel
di padang gurun dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian, Musa merasa
perlu untuk mengulang kembali pokok-pokok pengajarannya, yang tak lain
adalah perintah Allah sendiri, kepada bangsa Israel agar kehidupan mereka
dapat terus berkelanjutan di tanah Kanaan. Pengulangan ini penting sebab

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 43 -

kebersamaan Musa dan bangsa Israel selama 40 tahun memberikan


pengalaman kepada Musa bahwa kehidupan rohani bangsa Israel sangat
labil. Mereka seringkali memberontak terhadap Allah dan Musa. Jika
kehidupan rohani mereka di padang gurun sama dengan kehidupan
mereka nantinya di tanah Kanaan, maka kehidupan mereka dapat berubah
menjadi kecelakaan, kutuk bahkan kematian. oleh sebab itu Musa merasa
perlu untuk meneguhkan kembali segala peringatan dan perintah Allah.

Pertanyaan untuk diskusi


1. Apakah yang dimaksud dengan kehidupan yang mengasihi Tuhan
(ay. 16, 19-20)
Apara battuananna tu disanga Katuoan ungkamali Puang Matua

2. Apakah akibatnya bila perintah tersebut tidak ditaati (ay.17-18)?


Apa poleanna ke taei anna dikaritutui tu parenta iato?

Dengan mendiskusikan dua pertanyaan tersebut di atas, kita


diharapkan dapat tiba pada tujuan PA yang dimaksud. Bahwa realitas
keseharian kita senantiasa diperhadapkan dengan berbagai pilihan. Namun
sebagai orang percaya yang dikaruniakan hikmat sorgawi tentunya kita
dapat memilah dan memilih di antara berbagai pilihan tersebut yang
bentuk dan sifatnya adalah kehidupan. Pilihan yang tepat akan menjadi
berkat, bukan hanya kepada pribadi kita tetapi juga akan menjadi berkat
dalam keluarga, jemaat, masyarakat, bangsa dan negara bahkan dunia ini.
Mari kita memilih di antara berbagai pilihan tersebut berdasarkan firman
Allah.

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 44 -

Bahan Khotbah Minggu Ke-8 19 Februari 2017

KASIH YANG MELAMPAUI BATAS


(Pakaboro tangdianggean)

Mazmur : Mazmur 119:33-40


Bacaan 1 : Imamat 19:1-18
Bacaan 2 : 1 Korintus 3:10-23
Bacaan 3 : Matius 5:38-48 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Imamat 19:5
PHB : Matius 5:48

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa kasih Kristus melampui batas-batas yang ada.
2. Jemaat semakin meyakini bahwa Kristus itulah dasar Gereja Toraja.
3. Jemaat semakin memperdulikan kehidupan kasih yang tanpa batas.

Pemahaman Teks
Teks ini merupakan bagian dari khotbah Yesus di bukit (Mat.5-7).
Jika dicermati dengan baik maka Matius menarasikan peristiwa-peristiwa
di sekitar Yesus dengan salah satu tujuan memberi tekanan pada
pentingnya pemuridan. Pemuridan itu akan mencakupi seluruh umat
manusia (Mat.28:1-9). Matius menarasikan bagaimana Yesus memulai
pelayanan-Nya dengan memilih murid-murid yang akan dipersiapkan
sebagai penerus karya-Nya dalam dunia ini (Mat.1:18-22). Setelah ia
memilih murid-murid-Nya, ia pun memperlengkapi mereka dengan ajaran
tentang bagaimana mereka menjalani status atau kehidupan sebagai murid.
Ajaran ini dikenal dengan istilah khotbah di bukit.
Matius 5:43-48 merupakan bagian ajaran Yesus yang sangat
kontras dengan realitas yang ada dalam kehidupan umat Israel. Kasih
seorang murid Kristus adalah kasih yang jauh berbeda dengan kasih yang
dipraktekan manusia pada umumnya, termasuk kasih yang diterapkan oleh
bangsa Israel. Kasih yang tidak lasim. Kasih ini lahir dari penghayatan yang
dalam akan jati diri manusia awal, sebagai gambar dan rupa Allah. Kasih
yang menyadari bahwa Allah sesungguhnya menciptakan manusia dalam
kesetaraan (egalitarian) tanpa perbedaan. Ia dicipta menurut gambar dan
rupa Allah (Kej.1:26-28). Namun karena dosa maka manusia yang telah
diciptakan oleh Allah itu membuat sekat-sekat antara satu dengan yang

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 45 -

lainnya. Satu bangsa dengan bangsa lainnya, satu kelompok dengan


kelompok lainnya, masing-masing menonjolkan diri dan mengangap diri
lebih unggul dari yang lainnya. Kenyataan itu berlangsung terus sepanjang
sejarah umat manusia. Israel pun yang telah dipilih oleh Allah untuk
menyatakan kasih agung dari Allah itu kepada bangsa-bangsa lain menjadi
lupa akan maksud Allah memilih mereka menjadi berkat bagi bangsa-
bangsa lain (Kej. 12:3). Hal itu nyata melalui praktek hidup yang membeda-
bedakan orang lain termasuk membalas kejahatan dengan kejahatan dan
mempraktekkan kitab Taurat secara harafiah dan lepas dari substansinya
(5:38,43).
Sebagai komunitas baru para murid Kristus dipanggil untuk
menampilkan gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seorang murid Kristus.
Gaya hidup sebagai orang-orang yang telah diciptakan segambar dan
serupa dengan Allah. Pola hidup yang menerapkan kasih yang melampaui
batas-batas yang dibuat oleh manusia baik itu suku, agama, warna kulit,
tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan sebagainya. Murid sejati
seharusnya menunjukan kasih sama seperti kasih yang ditunjukan Allah.
Allah menerbitkan matahari-Nya untuk menyinari orang baik maupun
orang jahat. Ia juga menurunkan hujan-Nya bagi orang benar maupun
orang yang tidak benar maka seorang murid pun seyogianya bertindak
yang sama. Tidak hanya itu, Yesus pun malah meminta para pengikutnya
untuk berbuat kebajikan dan berdoa bagi musuh-musuhnya (ay.44).
Praktek kasih yang demikianlah yang dapat menunjukan kesejatian atau
kesempurnaan seorang murid Kristus. Kesempurnaan manusia dalam
kasih itulah, maksud Allah menjadikan manusia sebagai gambar dan rupa-
Nya. Demi tujuan kesempurnaan itu jugalah, sehingga Allah merelakan
Putra-Nya yang tunggal menebus manusia yang berdosa agar kembali ke
jati dirinya sebagai gambar dan rupa Allah.
Kesempurnaan hidup murid Kristus atau orang percaya hanya
dimungkinkan bila hatinya sungguh terpaut pada Allah dan Taurat-Nya
semata dan tidak condong kepada hal-hal hampa yang ditawarkan oleh
dunia ini (Maz.119:33-40). Hal itu juga dapat dibuktikan melalui upaya
menjaga kekudusan hidup di hadapan Allah. Kekudusan itu dibuktikan
melalui kasih kepada sesama seperti diri sendiri yang diwujudkan melalui
relasi dengan Allah, keluarga, lingkungan hidup dan orang yang berbeda
keyakinan termasuk penegakkan keadilan tanpa pandang bulu (Im.18:1-
18). Selain itu, kasih yang melampaui sejati itu juga harus dipraktekkan
dalam persekutuan jemaat tanpa sekat-sekat seperti nasihat Paulus kepada
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 46 -

jemaat di Korintus karena mereka memiliki dasar yang sama yaitu Yesus
Kristus (1 Kor. 3:10-23).

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan


Pertama, pembedaan orang berdasarkan latar belakang suku,
agama, warna kulit, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan sebagainya
merupakan realitas yang mewarnai kehidupan manusia dari dulu sampai
sekarang. Ironisnya pembedaan itulah yang menimbulkan sekat-sekat
dalam masyarakat. Lama-kelamaan sekat-sekat itu makin tajam dan
akhirnya berujung pada konflik yang berkepanjangan dalam kehidupan
bermasyarakat. Konflik demi konflik tidak pernah berakhir karena setiap
kelompok masyarakat yang ada selalu berusaha mengunggulkan diri dan
kelompoknya dari yang lain. Parahnya luka yang dialami di masa lalu
diwariskan dari generasi ke generasi sehingga mata rantai kekerasan selalu
mengalami reproduksi dari waktu ke waktu dengan nuansa dan wajah yang
berbeda tetapi tetap dengan spirit dendam masa lalu.
Kedua, iklim permusuhan yang tak pernah berakhir dari generasi
ke generasi seharusnya menjadi peluang bagi orang percaya untuk
menghadirkan kasih yang menyejukkan bagi semua orang tanpa pandang
bulu. Kasih yang tulus, Kasih tanpa pamrih. Peryataaan kasih yang kita
wujudkan kepada sesama tersebut menjadi tanda bahwa kita adalah anak-
anak Allah. Kita adalah gambar dan rupa Allah. Jika Allah mengasihi semua
orang maka sebagai gambar dan rupa Allah seharusnya kita pun
seyogianya menyatakan tindakan dan kebajikan Allah juga kepada semua
orang.
Ketiga, Allah mengasihi semua orang tanpa motif dan
pertimbangan tertentu. Kasih itu nyata melalui penyataan umum seperti
menerbitkan matahari dan hujan bagi semua orang terlebih lagi kasih-Nya
kepada manusia yang berdosa melalui penyataan khusus di dalam karya
Kristus di Kayu salib (Yoh. 3:16). Sebagai murid Kristus masa kini, kita pun
dipanggil menyatakan kasih yang sama. Melalui praktek kasih yang
melampaui batas dan tanpa motif dan pertimbangan tertentu. Dengan jalan
itulah kesempurnaan atau kesejatian kita sebagai murid Kristus dinyatakan
melalui totalitas pelayanan dan hidup yang kita jalani sehari-hari.
Kesempurnaan dalam kasih demikianlah yang dikehendaki oleh Allah
karena untuk itulah tujuan kita diciptakan dan ditebus oleh Allah di dalam
Kristus

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 47 -

Aplikasi
Pertama, praktek kasih dalam semua budaya manusia pada
umumnya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Kasih
yang dipraktekkan dalam kebudayaan Toraja pun mengalami kenyataan
yang sama, baik dalam Rambu Solo maupun dalam Rambu Tuka. Dalam
upacara tersebut umumnya praktek berbudaya yang ada ialah mereka
membantu atau berpartisipasi dalam bentuk kerbau, babi atau yang
lainnya dengan harapan akan dikembalikan jika mereka mengalami hal
yang sama. Selain itu, dibeberapa tempat masih sangat kental feodalisme
masa lalu yang mengkotak-kotakkan masyarakat Toraja dengan
pembedaan starata sosial yang dalam masyarakat Toraja dikenal dengan
istilah tana (tana Bulaan, tana Bassi, Tana Karurung dan Tana Kua-Kua).
Bahkan tanpa disadari pula juga mulai muncul kelas-kelas baru dalam
masyarakat karena kesamaan profesi, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi
dan sebagainya. Dalam kondisi demikianlah para murid Kristus dipanggil
mempraktekkan Kasih Allah yang melampaui sekat-sekat atau batas yang
dibuat oleh manusia. Orang percaya seharusnya menampilkan gaya hidup
yang berbeda dengan kehidupan masyarakat pada umumnya. Gaya hidup
yang menjadikan kasih tanpa batas itu menjadi alternatif dalam
membangun kehidupan bersama yang harmonis dan damai baik dalam
persekutuan jemaat maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Pelaksanaan kasih yang seperti itulah menjadi ukuran
bahwa kita sungguh-sungguh adalah murid Kristus yang sempurna sama
seperti Allah adalah sempurna (ay.48).
Kedua, kasih yang melampaui batas tidak hanya diajarakan oleh
Yesus semasa hidup di dunia ini, tetapi juga dipraktekkan langsung sendiri
oleh Yesus dengan jalan kerelaan-Nya mengasihi musuh-musuh-Nya
termasuk kita orang berdosa. Musuh Allah yang sebenarnya ialah orang
yang berdosa tetapi karena kasih dan anugerah-Nya semata sehingga Ia
rela menjadi manusia menggantikan orang berdosa supaya
kesegambarannya dengan Allah dipulihkan kembali. Berbekal kasih Allah
yang tiada taranya itu kita pun sebagai pengikutnya pada masa kini
didorong dan disemangati untuk mengikuti pola dan teladan yang
ditinggalkannya untuk menyatakan kasih yang sama. Kasih yang universal.
Kasih tanpa Pamrih. Kasih yang tidak diskriminatif. Kasih yang tulus. Kasih
yang melampaui batas.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 48 -

Bahan Penelaahan Alkitab 20-25 Pebruari 2017

KASIH YANG MELAMPAUI BATAS


(Pakaboro Tangmaangge)
1 Korintus 3:10-23

Tujuan:
1. Jemaat semakin memahami bahwa kasih Kristus melampui batas-batas yang ada.
2. Jemaat semakin meyakini bahwa Kristus itulah dasar Gereja Toraja.
3. Jemaat semakin memperdulikan kehidupan kasih yang tanpa batas.

Pembimbing
Jemaat Korintus merupakan jemaat yang cukup menjanjikan bagi
Paulus sebagai pendirinya. Cukup menjanjikan karena letaknya yang
sangat strategis di kota Korintus. Sebagai jemaat kota metropolitan pantas
jika Paulus menaruh harap bahwa jemaat ini akan mudah meneruskan
berita Injil kepada daerah-daerah lain khususnya daerah-daerah
pedalaman di sekitar kota Korintus. Namun sebaliknya, Jemaat Korintus
adalah jemaat yang paling menyusahkan Paulus. Jemaat ini rupanya diliputi
berbagai macam masalah. Salah satu masalah yang menonjol dalam kitab 1
Korintus ialah munculnya perselisihan. Perselisihan muncul karena adanya
kelompok-kelompok yang mengidolakan beberapa pelayan yang pernah
singgah memberitakan Injil kepada mereka. Tokoh-tokoh yang di idolakan
ialah Paulus sebagai pendiri jemaat, Apolos, Kepas (Petrus) dan selain itu
ada juga yang menempatkan diri sebagai golongan Kristus yang barang kali
tidak mendapat tempat dalam ketiga kelompok yang ada (1:12)
Kondisi jemaat yang nampaknya bermuara pada perpecahan ini
mendorong Paulus menulis surat ketika memperoleh informasi dari
keluarga Kloe (1:11) dengan harapan mereka seiasekata, erat bersatu dan
sehati sepikir di dalam Tuhan Yesus (1:10). Paulus mengingatkan mereka
bahwa dasar mereka adalah sama yaitu Kristus semata (3:11). Dasar
Jemaat hanya satu yaitu Yesus Kristus. Jemaat Korintus berdiri karena
karya Kristus semata. Memang harus diakui bahwa berita Injil mengenai
karya Kristus disampaikan oleh Paulus, Apolos, Petrus dan yang lainnya
tetapi itu tidak berarti mereka harus dikultuskan melampaui Kristus. Jadi
Kristus seharusnya menjadi dasar dalam membangun keutuhan dan
kesatuan jemaat. Kasih Kristus yang mempersatukan itu yang seharusnya
meniadakan sekat-sekat di dalam jemaat. Kristus melampaui tokoh-tokoh
pemberita Injil. Karya mereka memang harus dihargai tetapi tidak lalu
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 49 -

menimbulkan pengkultusan pribadi pada orangnya melebih Kristus. Jika


masih ada pola demikian dalam jemaat maka sebenarnya hikmat yang
mengendalikan kehidupan berjemaat adalah hikmat dunia bukan hikmat
Allah yang terdapat di dalam Kristus (ay. 18-21).

Pertanyaan untuk Diskusi


1. 1 Korintus 3:11 merupakan dasar pengakuan Gereja Toraja. Menurut
anda, sejauh mana dasar ini telah dihidupi oleh Gereja Toraja dalam
perjalanannya sebagai Gereja Tuhan yang ditempatkan di Indonesia?
(1 Korontus 3 : 11 iamo nanai menggaronto Pangakuan Gereja Toraja.
Situru pahangta, umbamo susi kapayananna te penggarontosan iate
lan katuoanna Gereja Toraja sia lan kalingkanna susi misa kombongan
tu bendan lan tondok Indonesia?.

2. Jika di Korintus ada sekat-sekat karena pengidolaan orang tertentu


yang berjasa dalam pertumbuhan dan perkembangan Jemaat Korintus.
Bagaimana dengan jemaat anda?
Dio Korintus, denpa tu rinding sapa nasiallai belanna ia tomai to
disanga den jasana lako kabendananna sia kaloboranna kombongan dio
Korintus. Umba susi ke lan kombonganta?

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 50 -

Bahan Khotbah Minggu ke-9 Transfigurasi 26 Februari 2017

KRISTUS ITULAH RAJA


(Kristus Iamo Datu)

Mazmur : Mazmur 99:1-9


Bacaan 1 : Keluaran 24:12-18
Bacaan 2 : Petrus 1:16-21
Bacaan 3 : Matius 17:1-9 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 45:18
PHB : Mazmur 99:9

Tujuan:
1. Jemaat semakin memahami dan meyakini bahwa Kristus itulah Raja.
2. Jemaat hidup sebagai anak-anak raja di dalam Kristus.

Pemahaman Teks:
Perikop ini mengisahkan sebuah pristiwa misteri, dimana wajah
Yesus bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya putih bersinar (ay.2,
lihat juga Luk.9:28-29). Dalam hal ini Tuhan Yesus mengalami kejadian
transfigurasi. Pengertian kata transfigurasi pada prinsipnya menunjuk
pada arti metamorphosis yang mana seperti ulat berubah menjadi
kepompong. Perubahan ini menunjukkan kemuliaan Yesus. Selain
perubahan itu, para murid juga menyaksikan Yesus sedang berbicara
dengan Musa dan Elia (ay.3). Musa dan Elia adalah dua tokoh rohani yang
selalu dikenang oleh umat Tuhan, karena mereka selalu menyerukan agar
umat Allah melakukan pembaruan hidup. Musa adalah penerima hukum-
hukum Allah di gunung Sinai, yang pemenuhannya ada di dalam Yesus
Kristus. Sedangkan Elia adalah seorang nabi yang diharapkan para nabi
sesudahnya akan diutus Allah untuk memperingatkan manusia akan
penghakiman Allah. Apa maksud perubahan rupa Yesus?
Perubahan rupa adalah suatu gambaran tentang keadaan-Nya kelak
dalam kerajaan-Nya yang akan datang. Ini berarti perubahan rupa itu
merupakan suatu pengalaman penuh sukacita yang memperkuat Yesus
menghadapi kematian-Nya yang semakin dekat. Perubahan rupa diberikan
untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Allah, Sang Raja. Hal ini juga
merupakan jaminan atas kebangkitan-Nya dan kerajaan-Nya yang akan
datang serta membuktikan keunggulan Yesus dari Musa dan Elia seperti

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 51 -

ditunjukkan dalam kesaksian Petrus yang diberitakan dalam 2 Petrus 1:16-


21. Perubahan rupa terjadi ketika Ia sedang berdoa. Kita tidak tahu apa
yang dikatakan-Nya dalam doa itu. Namun doa itu juga terkait dengan
pujian kepada Allah atas karya keselamatan yang akan diselesaikan di kayu
salib dan tentang kebangkitan-Nya. Petrus, Yohanes dan Yakobus diberi
hak istimewa sebagai murid Yesus. Mereka sungguh-sungguh melihat
Yesus berubah rupa dihadapan mata mereka. Mereka melihat Yesus dalam
kemanusiaan-Nya dan dalam kemuliaan surgawi-Nya. Seluruh tubuh-Nya
menunjukkan kemuliaan Ilahi-Nya. Mereka melihat Raja dalam kemuliaan-
Nya dari bukit doa yang kudus itu, dari mata iman kita pun dapat melihat
Dia dalam kemuliaann-Nya.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan:


1. Pengalaman Bersama Yesus
Pengalaman bersama Yesus ke sebuah gunung yang tinggi (ay.1).
Dalam tradisi Israel, ekspedisi pendakian gunung ini mengingatkan mereka
akan kisah Musa dan Elia ketika naik ke gunung Sinai (Kel.19:20, 24:12-18;
34:4-5; 1 Raj.19:8). Mereka memahami Allah dapat ditemui di gunung yang
tinggi, dan penulis Matius sengaja menggiring pembacanya ke arah itu,
yaitu pengalaman bertemu dengan Allah.
Pengalaman melihat Yesus yang dimuliakan, bersama dengan Musa
dan Elia (ay.2-3). Kedua tokoh PL ini merupakan tokoh penting dalam
tradisi Israel, bahkan Elia sendiri sering dikaitkan dengan Mesias
(Mat.16:13-14). Peristiwa ini telah membawa mereka pada sebuah
keterpesonaan/kekaguman yang luar biasa akan kemuliaan Tuhan yang
tidak pernah terjadi sebelumnya, sehingga Petrus sendiri mengekspresikan
rasa kagumnya itu dengan menawarkan pendirian tiga kemah (ay.4).
Tawaran Petrus untuk mendirikan kemah ini sendiri dapat mengingatkan
pembaca Yahudi akan kemah pertemuan pada zaman PL dimana Musa
bertemu dengan Allah (Kel.27:21;29:4;Bil.1:1).
Pengalaman bersama, melihat menjadi sempurna ketika disertai
pengalaman mendengar suara Tuhan. Suara dari dalam awan yang
memproklamasikan atau meneguhkan kemesiasan Yesus (ay.5). Suara dari
dalam awan tentu mengingatkan mereka peristiwa penting dalam PL
ketika Allah datang dan berbicara dari awan kepada bangsa Israel
(Kel.19:16), dan itu juga yang terjadi dalam diri murid-murid ketika Yesus
dimuliakan (ay.6). Pengalaman mendapatkan ketenangan kembali dari
Yesus setelah sebelumnya mengalami ketakutan yang luar biasa (ay.7). Hal
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 52 -

ini menunjukkan bahwa kuasa kemuliaan Allah memang menakutkan


tetapi sekaligus menenteramkan.

2. Bukti bahwa Yesus Itulah Raja


Kisah ini juga merupakan kisah pengalaman akan kehadiran
Allah yang hendak menyatakan kemisiasaan Yesus, bahwa Yesus itulah
Raja. Transfigurasi Yesus hendak memberitahukan kita bahwa kehinaan
dan penderitaan pun pada akhirnya akan menjadi kemuliaan besar, dan
itulah yang terbukti melalui Yesus. Apa makna trasfigurasi Yesus?
Pertama: Yesus adalah Mesias, Raja, yang telah dinubuatkan dalam
Perjanjian Lama. Musa mewakili Hukum Taurat yang sejak awal
menjanjikan seorang Nabi yang akan datang untuk mengajarkan
kebenaran sejati (Ul.18:18-19). Elia mewakili para nabi yang
mengarahkan hati umat Israel untuk mengantisipasi datangnya sang
Mesias (ay.2-3). Tuhan Yesus sendiri menerangkan bahwa Yohanes
berperan sebagai Nabi Elia mempersiapkan orang banyak untuk
menyongsong kedatangan diri-Nya (ay.11-13). Kedua: Allah Bapa
menyatakan perkenan-Nya atas diri Yesus berupa awan hadirat dan
suara restu-Nya. Bapa memerintahkan murid-murid, yang diwakili oleh
ketiga murid terdekat untuk mempercayai Yesus dan pemberitaan-Nya
(ay.5). Ketiga: Yesus sebagai Mesias, Raja, nampak dalam kerendahan
yang menjadi kemuliaan ini diekspresikan juga oleh Paulus kepada
jemaat Kristen di Filipi: dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan-Nya nama di atas segala nama, supaya di dalam nama
Yesus bertekuk lutut segala yang ada di bumi, dan segala lidah mengaku:
Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Fil. 2:8-11).

Aplikasi:
1. Pengalaman ketiga murid Yesus: Petrus, Yakobus dan Yohanes
bersama Yesus bukan berarti mereka lebih baik dari yang lainnya.
Ketiganya dapat mengalami pengalaman itu karena Yesus
memperkenankan mereka untuk menyaksikan kemuliaan-Nya. Kita
pun dapat mengalami berbagai pengalaman iman bersama Yesus di
kehidupan kita sehari-hari. Dalam realitas kehidupan sesungguhnya
ada begitu banyak pengalaman perjumpaan kita dengan kemuliaan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 53 -

Yesus yang berkuasa atas berbagai persoalan kehidupan kita


(silahkan menceritakan pengalaman-pengalaman perjumpaan
dengan kuasa kemuliaan Yesus). Namun, perlu kita ingat, apa pun dan
bagaimana pun pengalaman perjumpaan dengan kemuliaan Yesus
tidak bertujuan meninabobokkan, tetapi memberikan kita dasar
kebenaran untuk hidup dalam realitas kuasa kemuliaan Tuhan, agar
kita tidak menjadi sombong (bnd.ay.9). Dengan demikian, kita
semakin memahami dan meyakini bahwa Yesus adalah Raja hidup
kita.

2. Kata-kata Yesus yang meneguhkan dan menenteramkan ini, bukanlah


sekedar penghiburan kosong. Peristiwa tranfigurasi Yesus (dengan
segala bentuk proklamasi kemesiasan-Nya) memberikan kepastian
kepada kita bahwa Tuhan mampu membuktikan kekuasaan sekaligus
pertolongan bagi orang yang percaya kepada-Nya. Tentu, keragu-
raguan berlebihan akan sangat menghalangi kita untuk melihat,
merasakan, dan mengalami kehadiran Tuhan itu dalam kehidupan
kita. Kita dapat menghayati bagaimana Tuhan selalu menjawab setiap
kebimbangan kita menjalani kehidupan yang sering membingungkan
ini. Seringkali Tuhan memberikan pertolongan di saat-saat dan
dengan cara yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Suara dari
dalam awan: inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan, dengarkanlah Dia, boleh saja membuat kita gemetar dan
tersungkur ketakutan, tetapi pada akhirnya Tuhan Yesus datang dan
menguatkan kita: anak-Ku, bangunlah, jangan takut! Alamilah
kehadiran Yesus Sang Raja dalam hidupmu, maka engkau akan tahu
betapa Tuhan memang adalah Raja, Mesias, yang dari Allah yang
menyelamatkan kita. Karena itu, hiduplah sebagai anak-anak Raja.

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 54 -

Bahan Penelaahan Alkitab 27-31 Februari 2016

KRISTUS ITULAH RAJA


(Kristus Iamo Datu)
2 Petrus 1:16-21

Tujuan: Lihat Tujuan tema minggu 26 Februari 2016

Pembimbing:
Surat Petrus kedua ini ditujukan kepada suluruh umat Kristen yang
mula-mula. Surat ini ditulis untuk menentang pekerjaan guru-guru yang
mengajarkan hal-hal yang salah dan juga memberantas perbuatan-
perbuatan tidak terpuji yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru tersebut. Hal
yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah orang-orang yang
mengajarkan bahwa Yesus Kristus tidak akan datang kedua kalinya. Surat
ini menerangkan bahwa kedatangan Yesus Kristus nampaknya lambat
karena Allah tidak mau seorang pun binasa. Ia menghendaki supaya semua
manusia bertobat dari dosa-dosanya.
Khusus ayat 16-21 sebagai perikop kita saat ini, berisi tentang
kesaksian Rasul Petrus berkaitan dengan kemuliaan Kristus yang pernah ia
lihat bersama Yakobus dan Yohanes (Lih. Mat.17:1-5). Rasul Petrus
menegaskan bahwa pemberitaannya tentang Kristus tidak berdasarkan
dongeng-dongeng atau cerita kosong dari guru-guru yang tidak
bertanggungjawab. Melainkan pengalaman hidup dan imannya kepada
Kristus. Rasul Petrus semakin diyakinkan tentang nubuatan para nabi yang
ia ketahui telah menjadi kenyataan berkaitan dengan kemuliaan Kristus.
Pada jaman ini kita sering diperhadapkan dengan pengajaran-
pengajaran yang beraneka ragam tentang Kristus dan karya penyelamatan-
Nya. Kadangkala kita dibuat bingung, manakah pengajaran yang sesuai
dengan kitab suci. Akibatnya, ada anggota gereja yang tergiur dan
mengikutinya serta berpindah-pindah gereja. Namun, masih banyak pula
yang tetap setia karena mereka tahu pengajaran Alkitab yang sebenarnya.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 55 -

Pertanyaan pembimbing diskusi:


1. Apakah kita pernah menjumpai pengajaran-pengajaran yang
disebarkan oleh para pemberita Injil yang berbeda dengan yang
diajarkan dalam Gereja Toraja? Berikan contohnya! Dan bagaimana kita
menyikapi hal itu?
(Denraka ta tatiro sia tarangi tu pangadaran diomai to
umpapaissanan Kareba Kaparannuan tu sisengaran pangadaran lan
Gereja Toraja? Pokadai susinna! Na umba ladikua untingayoi tu agan
iato?
2. Apakah upaya-upaya yang dapat kita lakukan untuk tidak tergoncang
dengan berkembangnya pengajaran-pengajaran yang tidak sesuai
dengan kitab suci di seputar kehidupan iman kita?
(Apara tu sipatu dipogau dikua daanna pamodongki tu pangadaran
tangsusimo nasanganna Kareba kaparannuan batu kapatongananta?

~oOo~
Bahan Khotbah Rabu Abu 1 Maret 2017

SERUAN DAN WUJUD PERTOBATAN


(Metamba sia tanda manassana kapengkatobaran)

Mazmur : Mazmur 51:1-17


Bacaan 1 : Yoel 2:1-2, 12-17 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 2 Korintus 5:20b-6:10
Bacaan 3 : Matius 6:1-6,16-21
Nas Persembahan : Matius 6:4
PHB : Yoel 2:12-13

Tujuan:
1. Jemaat memahami dan menghayati makna pengakuan dosa dan pertobatan
2. Jemaat jujur mengaku dosanya di hadapan Tuhan lalu berbalik kepada-Nya

Pemahaman Teks
Kitab Yoel termasuk kelompok kitab nabi-nabi. Yang bisa diketahui
dengan pasti tentang nabi itu hanyalah namanya, yang dalam bahasa Ibrani
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 56 -

berarti TUHAN (YHWH) adalah Allah. Tampilnya Yoel menyampaikan


pesan Tuhan, terkait dengan terjadinya kemerosotan moral dan rohani
dalam kehidupan umat Allah. Yoel menggunakan bahasa yang sangat hidup
tentang akibat yang ditimbulkan oleh hama belalang. Serangan dahsyat
dilakukan oleh begitu banyak belalang yang beterbangan di atas tanah
sehingga menghalangi sinar matahari. Yoel membandingkan kegelapan
yang diakibatkan oleh belalang ini dengan hari Tuhan, sebuah peristiwa
luar biasa yang disebutkan dalam kitab ini. Pada hari itu Allah akan
menghakimi dan menghukum bangsa-bangsa yang telah menganiaya Israel
tetapi juga akan menyatakan hukuman atas dosa-dosa umat-Nya sendiri.
Yoel memperingatkan umat bahwa Tuhan akan mengirim pasukan-Nya
untuk berperang demi keadilan. Ia membandingkan hama belalang itu
dengan kuda-kuda dalam peperangan. Suara kuda-kuda itu luar biasa,
tampang mereka terlihat menakutkan. Namun tetap ada harapan jika umat
berpaling kepada Tuhan dengan segenap hati. Tuhan akan menyelamatkan
mereka dari kehancuran, tidak hanya dengan memulihkan panen tetapi
juga dengan memberi jaminan kepada setiap orang bahwa Ia benar-benar
Allah mereka.
Maksud utama dari kitab Yoel ialah pesan kepada umat Israel agar
bertobat dari dosa-dosa mereka supaya selamat pada hari penghukuman
Tuhan. Mazmur 51 juga merupakan ajakan untuk mengaku dosa secara
jujur dihadapan Allah untuk menerima pengampunan Tuhan. Demikian
juga dengan nasihat Rasul Paulus kepada jemaat Korintus 5:20b-6:10 agar
sebagai umat yang terpilih dalam Kristus mau berdamai dengan Allah.
Sementara teguran Yesus kepada pola keagamaan palsu atau formalistik
yang sedang dipraktekkan oleh orang-orang Yahudi merupakan wujud dari
pertobatan yang sesungguhnya (Mat.6:11-6,16-21). Dengan demikian
hubungan antara semua bacaan ialah bahwa pertobatan sejati dimulai dari
pengakuan atas semua dosa (mengoyakkan hati) yang diwujudkan dalam
ketaatan sebagai tanda diperdamaikan dengan Allah.

Setidaknya terdapat dua pesan utama yang disampaikan nabi Yoel:


Pertama: Datangnya hari Tuhan yang ditandai dengan serangan
hama belalang yang dahsyat (pasal 2:1,2). Yoel melihat sekawanan besar
belalang menyerang Israel dan merusak hasil panen. Ia membandingkan
serangan hama ini dengan serangan terhadap Israel oleh pasukan musuh
yang tidak dikenal. Serangan ini hanyalah sebagian dari kadahsyatan hari
Tuhan yang akan datang. Dalam konteks ini hari Tuhan dimaknai sebagai
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 57 -

hari penghakiman dan penghukuman Tuhan terhadap siapa yang melawan


kehendak-Nya. Akan tetapi dapat juga bermakna hari pemulihan dan
pemenuhan janji Allah terhadap umat-Nya.(Yoel 2:28).
Kedua: Seruan pertobatan kepada umat Israel untuk berbalik
kepada-Nya agar selamat bila hari penghakiman itu tiba. Tetapi sekarang
berbaliklah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dengan berpuasa,
dengan menangis dan dengan mengaduh(ay.12). Pertobatan berarti
pembaharuan hidup sehingga kembali kepada Tuhan, terjadi perubahan
total sehingga yang jahat, bercela di mata Tuhan ditinggalkan. Untuk
terlepas dari hukuman Tuhan yang dahsyat, satu-satunya cara ialah
bertobat. Bertobat yang ditandai dengan berpuasa dan mengoyakkan hati
bukan sekedar mengoyakkan pakaian. Pertobatan yang dikehendaki ialah
pertobatan menyeluruh mulai para iman sampai kepada semua umat Israel
(ay.17). Mengoyakkan pakaian lalu menggunakan pakaian karung serta
menaruh abu di atas kepala adalah salah satu cara menunjukkan
penyesalan terhadap sebuah kesalahan. Akan tetapi Tuhan menuntut lebih
dari sekedar tanda melainkan perubahan total kehidupan yakni kesediaan
dan keterbukaan untuk mengoyakkan hati dan meninggalkan dosa-dosa
dan berbalik kepada Tuhan dengan setia.
Pokok-pokok yang dapat dikembangkan dalam khotbah.
Pertama, pengakuan dosa sebagai awal pertobatan. Revolusi
spiritual yang ditawarkan Yoel kepada umat Israel harus dimulai dengan
keterbukaan dan kesediaan untuk mengakui dosa-dosa mereka lalu
bertobat dari semua dosa itu. Hanya dengan demikan penghukuman Allah
dapat dihindari. Tanpa penyesalan mustahil akan terjadi pengakuan dosa
apalagi pertobatan. Merasa benar akan membentengi kita untuk mengenal
siapa diri kita yang sesungguhnya di hadapan Allah. Jika Alkitab berkata
semua orang telah berdosa dan kehilangan kemualiaan Allah (Rm. 3:23),
maka pengakuan dosa merupakan sesuatu yang seharusnya terus menerus
terjadi. Merasa benar atau merasa suci hanyalah sebuah kemunafikan
dihadapan Allah.

Aplikasi:
Kita sering bersembunyi di balik kesibukan kita melaksanakan
berbagai kegiatan keagamaan atau mencoba untuk menutupi kejahatan
yang terjadi dengan cara memberi perhatian kepada kegiatan-kegiatan
sosial dan atau kegiatan gerejawi seolah-olah kejahatan tersebut dapat
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 58 -

ditutupi dengan semuanya itu. Namun sadarkah kita bahwa dosa tetaplah
kekejian bagi Tuhan, dosa tidak dapat ditutupi dengan dalih berbuat baik.
Dosa hanya bisa diampuni jika ada penyesalan dan pengakuan di hadapan
Tuhan yang diwujudkan melalui pembaruan hidup sesuai kehendak Allah.
Yang lebih parah lagi jika sudah tiba pada tataran merasa benar di jalan
yang salah. Dosa dianggap sebagai sesuatu yang biasa, sehingga
penyesalan dan pengakuan dosa semakin mustahil untuk terjadi. Bukankah
dosa yang tidak diakui akan melahirkan dosa-dosa yang baru?... (silahkan
dikaitkan dengan pelaksanaan Rabu Abu).
Kedua, wujud Pertobatan: mengoyakkan hati. Bertobat berarti
meninggalkan dengan sadar semua yang tidak benar lalu melakukan yang
benar dan tidak akan kembali lagi melakukan yang yang tidak benar.
Pertobatan yang diserukan Yoel kepada umat Israel ialah pertobatan sejati,
pertobatan yang lahir dari hati yang terkoyak. Hati yang merasa hancur
dan malu terhadap setiap dosa yang terjadi. Mengoyakkan hati adalah
gambaran perubahan hidup yang lahir dari hati yang amat dalam, lalu
menyesali serta menangisi semua kasalahan dan dosa. Pertobatan yang
diserukan Yoel ialah pertobatan yang nyata dan konkret yakni dengan
berbalik kepada Tuhan serta meninggalkan semua yang tidak dikehendaki
oleh-Nya. Bandingkan dengan PIGT Bab III tentang dosa yang adalah
rusaknya relasi dengan Allah yang mengakibatkan juga rusaknya relasi
antara manusia dengan sesama dan alam semesta. Pertobatan merupakan
tema sentral Alkitab, bukan hanya para nabi dalam PL yang menyerukan
pertobatan, tetapi pertobatan juga merupakan inti pemberitaan Yohanes
Pembaptis (Mrk.1:4) bahkan pertobatan merupakan pemberitaan pertama
dari Yesus Kristus (Mat.4:17).
Aplikasi: Banyak orang yang mau mengoyakkan kesalahannya
hanya untuk harga diri atau hanya pura-pura tetapi tidak mengoyakkan
kesalahannya untuk bertobat. Akibatnya kesalahan yang sama terus terjadi
pada waktu yang berbeda. (itu namanya tobat kumat, ingat kata Yesus
pergilah dan jangan berbuat dosa lagi). Bertobatlah dihadapan Tuhan
bukan untuk mendapat pengakuan dari manusia. Pertobatan harus
diwujudkan melalui ketaatan kepada kehendak Tuhan. (YP)

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 59 -

Bahan Khotbah Minggu ke-10, Prapaskah I 5 Maret 2017

KEBAHAGIAAN SEJATI
(Kamauparan tongan)

Mazmur : Mazmur 25: 10-16


Bacaan 1 : Kejadian 2:15-17 dan 3:1-7
Bacaan 2 : Mazmur 32:1-11 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Matius 4:1-11
Nas Persembahan : Kisah Para Rasul 20:35c
Petunjuk Hidup Baru : Yesaya 55:7-8

Tujuan:
1. Jemaat menghayati bahwa dosa merusak relasi dengan Tuhan dan sesama.
2. jemaat memahami dan menghayati bahwa Allah mengampuni orang yang mengaku
dosanya dengan sungguh.

Pemahaman Teks
Dalam Pengakuan Gereja Toraja Bab III ayat 6 mengatakan: Dosa
adalah pemutusan hubungan yang benar dengan Allah serta
pemberontakan terhadap Allah didalam kehidupan sehari-hari. Pemutusan
hubungan dengan Allah berarti kematian manusia seutuhnya. Hal ini
berarti hidup dalam dosa tidak akan pernah membuat seseorang
merasakan kebahagiaan. Banyak orang berusaha menutupi dosanya dan
menikmati setiap perbuatan dosa. Kondisi seperti itu dianggap sebagai
kebahagiaan. Pengalaman Daud dalam Mazmur 32 menceritakan bahwa
hidup dalam dosa dan menutupi perbuatan dosa mengakibatkan hidupnya
tidak bahagia, tidak tenang, bahkan menyiksa dirinya. Itu sebabnya ia
menyatakan penyesalannya setelah ia melakukan persinahan dan berusaha
menyembunyikannya. Tidak akan ada kebahagiaan bila seseorang
menutupi dosanya. Karena itu Daud mengatakan dalam ayat 1
Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya
ditutupi. Dalam ayat 3-4 raja Daud menyaksikan tentang keadaan
hidupnya ketika ia menutup-nutupi dosanya. Dikatakan bahwa tubuhnya
pun ikut menderita. Kata tulang-tulangku menjadi lesu menggambarkan
penderitaan yang mendalam dan hukuman yang terjadi apabila
menyembunyikan dosa. Ketika Daud menyembunyikan dosanya dan tidak
mengakuinya kepada Allah dia kehilangan hal-hal yang paling berharga
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 60 -

dalam hidupnya termasuk kesehatan, ketenangan pikiran, kebahagiaan,


dan pekerjaan Allah. Ia merasa bahwa sungguh kehilangan kebahagiaan
sejati. Itu sebabnya dalam ayat 5 ia mengatakan bahwa ada satu cara untuk
melepaskan diri dari belenggu sengsara itu dan mendapatkan kembali
kebahagiaan sejati, yakni dengan mengakui dosa dihadapan Tuhan. Dalam
keluaran 34:6-7 dikisahkan bahwa Allah adalah Allah yang mengampuni
kesalahan, pelanggaran dan dosa, namun Ia juga adalah Allah yang
membalas perbuatan dosa, perlu pengorbanan. Pengampunan Allah berarti
Ia mengembalikan kepada keadaan semula, sehingga kita yang diampuni
dapat kembali hidup memuliakan Tuhan. Dengan demikian orang yang
diampuni dosanya dapat menikmati kembali kebahagiaan dan sukacita.
Dalam ayat 8 Daud mengatakan karena sukacita ini orang-orang yang
diampuni tidak bisa diam untuk juga mengajak orang lain datang kepada
Tuhan. Diakhir Mazmur 32 dikisahkan bahwa orang benar/jujur, yaitu
orang yang mengaku dosanya kepada Tuhan akan menerima damai
sejahtera.
Minggu sengsara pertama ini mengajak kita betapa pentingnya
pengorbanan Yesus Kristus untuk pengampunan dosa kita. Kej.2:15-17
sebuah perintah agar manusia taat kepada Allah. Ia ditempatkan di taman
eden dengan segala sesuatu disediakan baginya, tetapi Allah menuntut
ketaatan Adam dan Hawa saat itu. Namun ternyata Adam dan Hawa gagal
taat kepada Allah. Mereka tergoda untuk melanggar apa yang telah dibatasi
oleh Allah. Pada hal ketaatan kepada Allah adalah sumber kehidupan yang
sesungguhnya. Bayangkan akibat yang dialami adalah terjadi
keterpisahannya dengan Allah. Ini adalah kondisi yang menyengsarakan
bahkan membuat manusia mati.
Matius 4:1-11 menggambarkan pencobaan iblis kepada Yesus
yangberupaya membelokkan ketaatan Yesus kepada kehendak Allah.
Namun yang terjadi dalam pencobaab Yesus adalah bahwa Yesus lebih
tunduk kepada kekuasaan Firman Allah dan bukan kepada keinginan Iblis.
Iblis merupakan musuh terbesar kita. Sebagai orang Kristen, kita harus
sadar bahwa kita terlibat dalam peperangan rohani melawan kuasa-kuasa
kejahatan. Karena itu tanpa Roh Kudus dan Firman Allah orang Kristen
tidak mungkin mengalahkan dosa dan pencobaan. Iblis mempergunakan
Firman Allah ketika mencobai Yesus untuk berbuat dosa. Seperti manusia
yang juga sering mempergunakan ayat Alkitab untuk mempengaruhi
sesamnya. Karena itu orang percaya harus benar-benar memahami Firman
karena yang melakukan akan merasakan kebahagiaan.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 61 -

Pokok-pokok yang dapat dilkembangkan:


Semua orang pasti menginginkan kebahagiaan sejati dalam
hidupnya, sebagaimana pengalaman Daud yang disampaikan dalam
Mazmur 32. Pertanyaannya adalah apa yang harus dilakukan untuk
mendapatkan kebahagiaan sejati itu? Bagaimana cara mendapatkannya?
Setiap orang dapat melakukannya dengan caranya masing-masing. Kita ada
dalam dunia dengan segala sesuatu yang Tuhan sediakan tetapi ada batas-
batas yang tidak boleh kita langgar. Sejak dari zaman Adam, pelanggaran
terhadap perintah Allah telah terjadi hingga saat ini manusia sering hidup
dalam pelanggaran terhadap Allah. Namun kesaksian Alkitab mengatakan
bahwa tidak ada kebahagiaan dalam setiap perbuatan melawan kehendak
Allah. Karena itu bacaan kita mengajak kita beberapa hal untuk
memperoleh kebahagiaan:
Pertama, sadarilah bahwa dosa merusak relasi manusia dengan
Allah dan sesama. Kehidupan yang menyedihkan bagi anak-anak Tuhan
adalah hidup dalam perbuatan dosa. Adam dan Hawa mengalami
keterputusan relasi yang baik dengan Allah akibat dosa. Daud pun merasa
sengsara karena menyimpan dosa yang pernah dilakukannya.
Kedua, memahami bahwa betapa besar kasih karunia dan
pengorbanan Yesus Kristus diatas kayu salib yang sudah mengalahkan
dosa dan maut. kasih karunia itulah yang membangun kembali relasi yang
baik dengan Allah dan sesama. Karena itu sangat dibutuhkan pertobatan
yang sejati , yang bukan sekedar tekad dan janji, tetapi harus mulai dengan
pengakuan dosa dan permohonan. Roh Kudus yang hadir dalam kehidupan
kita bukan saja menginsyafkan kita akan dosa, tetapi ketaatan itulah yang
akan membimbing kepada kebenaran, dan kebenaran itu yang akan
membawa kita pada kebahagiaan sejati.

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 62 -

Bahan Penelaahan Alkitab 6-11 Maret 2016

KEBAHAGIAAN SEJATI
(Kamauparan tongan)
(Matius 4:1-11)

Tujuan: lihat tujuan khotbah minggu 5 Maret 2017

Pemahaman teks
Perikop ini membicarakan mengenai pencobaan Yesus di padang
gurun. Untuk memenuhi pekerjaan-Nya, Ia harus bergumul terlebih dahulu
dengan Iblis. Dan terbukti bahwa Yesus lebih kuat dari iblis. Yesus dibawah
oleh Roh Kudus ke padang gurun Bebbara yang jauh dari pemukiman,
sebuah tempat yang sunyi dan berbukit-bukit. Di tempat itulah, Ia
memikirkan pekerjaan yang kini menantikan Dia, disitu Ia berdoa dan
merancangkan kehendak Bapa-Nya, ditempat itu juga Ia memikirkan
tentang masa yang ditempuh-Nya serta sengsara yang akan dipikulnya. Ia
berada ditempat itu selama empat puluh hari untuk melakukan Puasa.
Pergumulan terbesar saat itu ialah, tidak ada makanan dan
minuman. Pada saat itu, Yesus benar-benar menghadapi sengsara, sebab
apa yang merupakan kebutuhan dasar tidak dapat terpenuhi. Yesus
kehilangan rasa aman dan kebahagiaan. Karena itu, Iblis menggunakan
kesempatan itu untuk mencobai Yesus. Iblis dapat diartikan sebagai
penghujat dan menunjuk kepada salah satu ciri khasnya, musuh besar
Allah dan umat-Nya. Pencobaan Yesus oleh Iblis adalah usaha untuk
membelokkan Yesus dari jalan ketaatan yang sempurna kepada kehendak
Allah. Perhatikanlah bahwa dalam setiap pencobaan, Yesus tunduk kepada
kekuasaan Firman Allah dan bukan kepada keinginan Iblis (Mat. 4:4,7,10).
Tiga hal yang iblis lakukan untuk mencobai Yesus: Pertama, iblis
mencobai Yesus untuk mencari makanan lepas dari Allah. Juga cobaan
untuk menyalahgunakan kekuasan demi mendapatkan kebutuhan
makanan (ay.3). Disini iblis mengajak Yesus untuk membuktikan diri-Nya
sebagai anak Allah untuk mengubah batu menjadi roti. Hal seperti ini
sering menjadi pencobaan terhadap tubuh manusia untuk tidak merasa
puas dengan pemeliharaan Allah lalu iblis mencoba memberi makanan
dengan perantaraan mujisat untuk mencapai tujuannya. Kedua, iblis
mencobai Yesus dengan ajakan mencobai Allah untuk memuaskan
keinginannya sendiri dengan memungkiri Allah untuk menyembah berhala
yang menjamin kepuasan di dunia ini. Saat itu ditawari dengan segala
kekayaan dunia dan kemewahannya dengan syarat menyembah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 63 -

kepadanya. Iblis tahu bahwa kebutuhan manusia umumnya kekuasaan dan


kemewahan sebab dianggap membawa kebahagiaan sejati. Ketiga, iblis
mencobai Yesus didasarkan atas pujian dan pengakuan (ay.9). Yesus diajak
ke bubungan bait Allah, dan disuruh menjatuhkan diri-Nya, bahwa Allah
akan menjaga-Nya sehingga tidak terantuk kepada batu. Kata menjatuhkan
diri, terbayang pada jatuhnya Yesus pada saat memanggul salib, didalam
kesengsaraan yang juga dialami-Nya untuk menanggung dosa manusia.
Setiap hal yang dilakukan oleh Iblis untuk mencobai Yesus ternyata
tidak meruntuhkan kebenaran firman-NYa. Hal ini menjadikan Yesus
mampu menghadapinya. Kebahagiaan sejati ternyata tidak bersumber dari
makanan, dipuji dan diakui, kedudukan dan kemewahan dunia, tetapi pada
ketaatan pada Tuhan dan Firman-Nya. Yesus adalah Mesias, seperti
disangka iblis sesudah Yesus dibaptis (Jika Engkau Anak Allah...), yang
membuka jalan penyelamatan yang sesungguhnya, bukan jalan
kepercayaan kepada dirinya, atau jalan yang gampang, tetapi jalan ketaatan
pada Allah dan penyangkalan diri. Meskipun tidak pernah berdosa, Yesus
dapat mengalami bujukan dari luar. Yesus mempertimbangkan suatu
martabat sebagai Mesias politik dan pemenang, tetapi ia mengutamakan
martabat Mesias yang rohani dan yang sama sekali menaklukkan diri
kepada Allah.

Pertanyaan untuk diskusi:


1. Kebahagiaan adalah salah satu hal yang di dambakan oleh manusia.
Apa yang saudara pahami tentang kebahagiaan itu? Cara apa yang
dilakukan untuk memperoleh kebahagiaan
(Mintu tau unnangai tu kamauparan. Umba susi pahangta tu disangat
kamauparan? Apa tu ladipogau anna dikabutui tu kamauparan.
2. Iblis merupakan musuh terbesar kita. Sebagai orang Kristen, kita harus
sadar bahwa kita terlibat dalam peperangan rohani melawan kuasa-
kuasa kejahatan yang tidak nampak namun sangat nyata. Adakah
pengalaman saudara menghadapi kuasa kejahatan dalam
mendapatkan kebahagiaan?
(Deata bulituk iamo uali kapua lako kaleta. Lako kita to sarani parallu
ta tandai kumua lan kapatonganan, marassanki sirari kuasanna deata
bulituk, moi anna tang kakitanan tu kuasanna apa mempayan tu
penggauranna. Denraka taolai lan katuanta tu dinai sioloan kuasa
kakadakean anna dikabutui tu kamauparan.
3. Apa yang menjadi kekuatan kita dalam menghadapi pencobaan yang
datang dari iblis?
(Apa tu mendadi kamatotoranta lan untingayo perosona deata bulituk?)
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 64 -

Bahan Khotbah Minggu Ke-11, Prapaskah II 12 Maret 2017

HANYA KARENA PERCAYA KEPADA ALLAH


( Belanna Kamapatonganan Lako Puang Matua )

Mazmur : Mazmur 121:1-8


Bacaan 1 : Kejadian 12:1-4a
Bacaan 2 : Roma 4:1-5,13-17 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Yohanes 3:1-17
Nas Persembahan : Mazmur 9:2
Petunjuk Hidup Baru : Mazmur 121:7-8

Tujuan :
1. Jemaat memahami dan menghayati bahwa hanya jika orang percaya maka ia akan
mengikuti perintah-Nya dan harapannya hanya pada Allah.
2. Jemaat menghayati bahwa hidup kekal diperoleh hanya jika percaya kepada Yesus
3. Jemaat sungguh-sungguh hidup sebagai orang percaya yang taat dan kepada Allah.

Pendahuluan
Keselamatan adalah salah satu pokok ajaran yang penting dalam
agama-agama. Hampir semua agama, kecuali kekristenan, mengajarkan
bahwa keselamatan itu adalah hasil usaha manusia dalam berbuat baik.
Jika seseorang ingin selamat maka ia mesti berusaha melakukan sebanyak
mungkin kebaikan dan menghindari berbuat dosa. Semakin banyak
berbuat baik dan semakin sedikit berbuat dosa, maka akan semakin
terjamin keselamatannya. Jadi dapat dikatakan bahwa oleh banyak agama
mengajarkan bahwa keselamatan itu adalah upah dari berbuat baik.
Kekristenan mengajarkan hal yang berbeda dengan kebanyakan
agama-agama yang lain. Kekristenan mengajarkan bahwa keselamatan itu
adalah anugerah Allah kepada manusia. Allah memberikan kepada manusia
secara gratis, tanpa harus membayarnya dengan apapun. Ia dianugerahkan
tanpa harus membayar dengan kebaikan atau amal. Meskipun merupakan
anugerah, tapi semua orang tidak dapat memperolehnya, karena semua
telah berdosa. Untuk memperoleh anugerah Allah itu, maka manusia
dibenarkan di dalam Yesus Kristus yang telah mengorbankan diri-Nya
untuk menebus dosa manusia. Oleh karena itu barang siapa yang percaya
kepada-Nya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Namun
demikian percaya kepada Yesus, tidak sekadar percaya tetapi sungguh
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 65 -

hidup menurut kehendak-Nya. Dengan demikian perbuatan baik dalam


kekristenan bukan dalam rangka memperbesar jaminan untuk selamat,
melainkan perbuatan baik adalah buah dari percaya kepada Allah di dalam
Yesus Kristus yang telah mengaruniakan keselamatan itu.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan


1. Mengikuti perintah Tuhan karena percaya (Kejadian 1:1-4a)
Seorang penduduk Ur-Kasdim bernama Abram dipanggil oleh Allah
meninggalkan negerinya, sanak saudaranya, dan orang tuanya menuju
suatu negeri yang belum diketahuinya. Jika kita perhatikan dalam
Alkitab, tidak disebutkan alasan-alasan mengapa Abram yang dipanggil
Allah dan bukan orang tuanya atau saudara-saudaranya. Juga tidak
disebutkan keistimewaan Abram sehingga Allah tertarik memanggilnya
untuk mengikat suatu perjanjian. Jika ditelusuri asal-usulnya maka
sesungguhnya Abram berasal dari keluarga yang menyembah berhala.
Dalam Yosua 24:2 dikatakan bahwa, Terah ayah Abraham dan Nahor
yang berasal dari seberang sungai Efrat, adalah penyembah atau
beribadah kepada ilah lain. Panggilan kepada Abram diikuti dengan janji
dari Allah bahwa ia akan dijadikan suatu bangsa yang besar dan akan
diberkati serta akan menjadi berkat.
Setelah mendengar panggilan dan janji Allah, Abram pergi seperti
yang difirmankan Tuhan. Sekalipun ia belum mengetahui negeri yang
akan ditujunya, bahkan tidak ada gambaran sekilas tentang negeri yang
akan dituju itu, namun ia bersedia pergi karena Allah sendiri yang akan
menunjukkan kepadanya. Abram bersedia meninggalkan semua sahabat,
tetangga dan keluarganya. Jika kita perhatikan bacaan ini, Abram sangat
percaya kepada firman dan janji Allah itu, padahal mungkin ia baru
mengenal-Nya. Ia pasrah kepada perintah Tuhan dan mengikutinya tanpa
keraguan. Tidak ada tanya jawab, Abram langsung mengiyakan perintah
itu dan mengamini janji itu. Abram juga tidak berdiskusi dengan Sarai,
istrinya. Abram mengajak isterinya untuk mengikuti perintah Allah.
Abram percaya janji Allah itu pasti akan dinyatakan dan karena itu ia
mau mengikuti perintah itu.

2. Orang percaya hanya berharap kepada Tuhan (Mazmur 121)


Jika kita perhatikan perikop ini, rupanya pemazmur sedang
menghadapi sesuatu yang tidak bisa diatasi sendiri. Ia merasa
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 66 -

membutuhkan bantuan dari pihak lain yang dianggap lebih besar


kuasanya. Oleh karena itu, pemazmur mengawali dengan pertanyaan,
dari manakah akan datang pertolonganku? Menurut tafsirannya Marie
Claire Barth dan B.A. Pareira, setelah mengikuti ibadah hari raya di
Yerusalem, peziarah hendak pulang dan akan melewati gunung dan
wilayah yang sunyi. Ancaman binatang buas dan para penyamun
sewaktu-waktu bisa ditemui. Dalam buku Tafsiran Alkitab Masa Kini,
dituliskan bahwa serangan tiba-tiba di ngarai-ngarai dan di cela-cela bisa
muncul. Itulah yang dikuatirkan oleh pemazmur dan karena itu ia
membutuhkan pertolongan. Tapi pemazmur sadar bahwa pertolongan itu
hanya datang dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi. Pemazmur
meyakini rasa takut terhadap ancaman bahaya dapat disingkirkan oleh
kepercayaan kepada Tuhan. Pemazmur percaya bahwa kuasa Tuhan saja
yang dapat mengatasi bahaya yang akan dihadapi. Dalam perikop ini,
pemazmur juga menggambarkan kekuasaan Allah yang tidak tertandingi
oleh apapun. Memang di gunung-gunung terdapat pohon-pohon yang
dikeramatkan dan mezbah untuk dewa-dewa tetapi pemazmur hanya
percaya kepada kuasa Allah. Ada tafsiran yang mengatakan bahwa
gunung tinggi itu bisa juga melambangkan kuasa supranatural yang
dimiliki dukun-dukun, kuasa teknologi modern, atau kuasa politik, tapi
bagi pemazmur hal-hal itu tidak bisa diandalkan. betapapun tingginya
gunung menjulang ke langit, tetap ia bagian dari bumi ciptaan Allah yang
tidak punya kuasa untuk menolong. Pemazmur percaya bahwa hanya
Allah yang dapat menolongnya, yang dapat memberi keamanan sejati
karena Dia adalah pemilik dan penguasa alam semesta. Jadi, percayanya
kepada Allah memampukannya menghadapi tantangan di depannya.

3. Orang percaya beroleh hidup kekal (Yohanes 3:1-17)


Perikop ini mengisahkan perjumpaan Nikodemus dengan Yesus.
Nikodemus adalah seorang pemimpin agama Yahudi dari golongan Farisi
yang mendatangi Yesus untuk melakukan percakapan pribadi. Ada
tafsiran yang mengatakan bahwa Nikodemus ini adalah seorang yang
terdidik, seorang cendekiawan, salah seorang anggota majelis, anggota
dewan penasihat di Yerusalem. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
ia adalah seorang yang berpengaruh di Yerusalem. Rupanya Nikodemus
mendatangi Yesus untuk mendengarkan perkataan-Nya di tempat di
mana ia merasa bisa bebas berbicara dengan-Nya. Nikodemus
mendatangi Yesus pada waktu malam agar tidak ketahuan oleh imam-
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 67 -

imam kepala. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ia mendatangi


Yesus secara sembunyi-sembunyi. Kedatangannya secara sembunyi-
sembunyi, mungkin juga disebabkan karena ia merasa takut atau malu
jika ketahuan bahwa ia yang berasal dari keluarga terhormat harus
datang dan bertemu dengan Yesus yang dikenal sebagai anak dari si
tukang kayu dari Nasaret.
Kalau kita perhatikan perikop tadi, rupanya ia mendatangi Yesus
bukan untuk membicarakan masalah politik dan kenegaraan, melainkan
masalah keselamatan. Jika kita renungkan pertanyaan yang disampaikan
oleh Nikodemus, mungkin kita akan mengatakan mengapa ia
mempertanyakan soal keselamatan? bukankah ia seorang tokoh agama?
Tidakkah ia seorang pengajar? (ay.10) yang mengajarkan bagaimana
seseorang bisa selamat menurut ajaran agamanya? Ataukah ia mulai
meragukan ajaran dalam agamanya sendiri? Atau ia hanya ingin menguji
Yesus? Apapun motivasinya, ternyata Yesus melayaninya untuk
berdiskusi. Yesus yang ia sapa dengan Rabi mengatakan bahwa
seseorang tidak akan dapat melihat Kerajaan Allah jika ia tidak dilahirkan
kembali. Pernyataan Yesus ini membingungkan bagi Nikodemus,
sehingga bertanya bagaimana mungkin dilahirkan kalau ia sudah tua.
Tidak mungkin seseorang dapat masuk kembali ke rahim ibunya.
Kelahiran kembali dipahaminya secara harafiah padahal ia seorang
cendekiawan. Dalam ayat 10 Yesus mengatakan:engkau adalah pengajar
Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu. Sesudah itu Yesus
menjelaskannya mengenai diri-Nya, dan puncaknya Yesus mengatakan
bahwa karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Artinya, untuk memperoleh hidup kekal itu hanya dengan percaya
kepada-Nya. Jadi hidup kekal itu adalah hadiah karena percaya kepada-
Nya. Hidup kekal tidak bisa diuasahakan oleh manusia yang berdosa.
Hidup kekal bukan diperoleh setelah ternyata kebaikan lebih banyak
daripada dosa. Hidup kekal adalah anugerah dari Allah yang diperoleh
dengan percaya kepada-Nya.

4. Orang percaya dibenarkan karena imannya (Roma 4:1-5;13-17)


Melalui perikop ini Paulus menjelaskan bahwa seseorang benar di
hadapan Allah bukan karena ketaatannya mengikuti hukum Taurat
melainkan karena percayanya kepada Allah. Paulus memberi contoh
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 68 -

tentang Abraham yang dibenarkan bukan karena perbuatannya


melainkan karena percayanya. Paulus mengatakan, seandainya Abraham
dibenarkan karena perbuatannya maka ia dapat bermegah di hadapan
Allah. Kepada Abraham yang percaya itu, Allah memberikan janji untuk
menjadi bangsa yang besar dan oleh dia semua kaum di muka bumi akan
mendapat berkat (Kej.12:2,3). Allah berjanji kepada Abraham bukan
karena Abraham menaati hukum Taurat, tetapi hukum Taurat diberikan
untuk menjadi pola hidupnya sebagi orang yang telah percaya yang telah
menerima janji dari Allah. Bagi Abraham dan keturunannya diberi hukum
Taurat untuk ditaati yang akan membedakannya dengan bangsa-bangsa
lain. Paulus menegaskan hal ini karena rupanya dalam jemaat ada
pemahaman bahwa orang dapat mengharapkan janji Allah jika ia menaati
hukum Taurat. Padahal mestinya orang menaati hukum Taurat karena
keyakinannya terhadap janji Allah.
Jadi, sekali lagi, tidak ada pembenaran tanpa percaya kepada
Tuhan. Hanya karena percaya kepada Allah yang menyelamatkan itu di
dalam Yesus Kristus kita dibenarkan, bukan berdasarkan perbuatan baik
atau ketaatan kepada aturan agama. Dalam Pengakuan Gereja Toraja Bab
V butir 4 dikatakan bahwa di dalam iman, sebagai hubungan yang akrab
antara kita dengan Allah, kita mengaminkan pembenaran kita dalam
Yesus Kristus, dan kita memercayakan seluruh kehidupan kita dalam
tangan Allah sebagai ibadah kita yang sejati. Melalui doa, kita
menyatakan dan merasakan hubungan kita yang erat dengan Allah. Jadi
beramal dan berbuat kebajikan adalah pola kehidupan baru sebagai
persembahan syukur kita. Moralisme dan legalisme bukanlah suatu
pengudusan hidup yang digerakkan oleh keselamatan di dalam Yesus
Kristus.1

~oOo~

1 Kepustakaan: Tafsiran Masa Kini,Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Yohanes dan Roma,Ensiklopedia
Alkitab,Tafsir Alkitab Perjanjian Lama,Tafsiran Alkitab : Mazmur 73 150,Pengakuan Gereja
Toraja,Internet

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 69 -

Bahan Penelaahan Alkitab 1318 Maret 2017

HANYA KARENA PERCAYA KEPADA ALLAH


( Belanna Kamapatonganan Lako Puang Matua )
Yohanes 3:117

Tujuan: Lihat Tujuan Tema minggu 12 Maret 2017

Pembimbing
Percakapan Nikodemus dan Yesus sungguh menarik untuk disimak.
Betapa tidak, Nikodemus adalah seorang pemimpin agama mungkin
usianya lebih tua dari Yesus, namun datang kepada Yesus bertanya tentang
keselamatan. Sebagai seorang pemimpin agama, tentu ia sudah
mengajarkan tentang keselamatan menurut keyakinannya selaku penganut
agama Yahudi dari golongan Farisi.
Sebagai orang Farisi, Nikodemus sadar dan memahami bahwa
mereka sangat menekankan ketaatan kepada hukum Taurat. Karena
mereka sangat menekankan ketaatan kepada hukum membuat mereka
jatuh pada pemenuhan hukum secara harafiah (formalisme kosong).
Keselamatan juga kemungkinan dipahami sebagai hasil ketaatan kepada
hukum Allah.
Nikodemus mendatangi Yesus dan mempertanyakan tentang
keselamatan. Ia sudah mendengar bahwa Yesus telah mengadakan tanda-
tanda mujizat yang ia yakini karena perkenan Allah. Oleh karena itu
Nikodemus mengakui Yesus sebagai guru yang diutus Allah. Nikodemus
ingin mendengar dan mengetahui ajaran Yesus tentang keselamatan yang
berbeda dengan yang diajarkan oleh orang Farisi.
Dalam percakapan itu, Yesus mengemukakan bahwa sesungguhnya
jika seorang tidak dilahirkan kembali ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.
Pernyataan Yesus ini sulit dipahami oleh Nikodemus. Ia memahami secara
hurufiah ungkapan Yesus tentang dilahirkan kembali, sehingga ia bertanya
bagaimana mungkin seorang dilahirkan kembali kalau ia sudah tua.
Yesus juga mengemukakan dalam percakapan itu bahwa karena kasih
Allah begitu besar sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan
beroleh hidup yang kekal. Jadi hanya dengan percaya kepada Anak-Nya
yang tunggal, Yesus Kristus kita beroleh hidup yang kekal dan terhindar
dari kebinasaan.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 70 -

Pertanyaan untuk diskusi


1. Menurut bapak-ibu, mengapa ketaatan kepada hukum agama tidak
menjamin keselamatan kecuali percaya kepada Yesus Kristus?
2. Perhatikan ayat 16. Jika hanya dengan percaya kepada Anak-Nya
yang tunggal, Yesus Kristus kita beroleh hidup kekal, apakah kita
dapat mengatakan bahwa di luar Yesus kita tidak akan menemukan
keselamatan? Percakapkanlah!

~oOo~

Bahan Khotbah, Minggu ke-12 Prapaskah III 19 Maret 2017

PERCAYALAH DAN SEMBAHLAH ALLAH


YANG MENYELAMATKAN
(Patonganni sia Penombai tu Puang Mapasalama)

Mazmur : Mazmur 95:1-11


Bacaan 1 : Keluaran 17:1-7
Bacaan 2 : Roma 5:1-11
Bacaan 3 : Yohanes 4:4-42 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 76:12
Petunjuk Hidup Baru : Mazmur 95:7-8

Tujuan :
1. Jemaat Memahami dan menghayati bahwa Allah itu berkuasa atas segala sesuatu
2. Jemaat Memahami dan menghayati bahwa Allah menyatakan penyelamatan-Nya melalui
Yesus Kristus
3. Jemaat tidak meragukan kuasa-Nya dan senantiasa beribadah kepada-Nya.

Pendahuluan
Pengakuan Gereja Toraja Bab I butir 2 dan 3 menekankan bahwa
Allah adalah satu-satunya sumber kehidupan, berkat dan kebaikan. Ia
adalah pencipta segala sesuatu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan,
oleh karena itu hanya Dia yang boleh disembah. Dengan pengakuan ini,
Gereja Toraja menyatakan bahwa tidak ada kuasa yang dapat disembah
selain Allah, Sang pencipta segala sesuatu itu. Karena diakui sebagai
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 71 -

Pencipta segala sesuatu, berarti tidak ada kuasa yang dapat disetarakan
apalagi melebihi kuasa Allah.
Jika kita perhatikan kehidupan beriman warga Gereja Toraja,
apakah mereka sungguh-sungguh menyatakan dalam hidupnya bahwa
Allah saja penguasa alam semesta dan sumber kehidupan, berkat dan
kebaikan? Apakah praktek hidup beriman warga gereja sungguh-sungguh
memercayakan hidupnya dan menyembah hanya kepada Allah. Tidak
jarang orang yang mengaku percaya kepada Allah, ternyata mengharapkan
berkat dari yang lain selain Allah. Ada juga yang melakukan penyembahan
bukan hanya kepada Allah saja tetapi juga kepada yang diper-ilah-nya.
Oleh karena kenyataan seperti inilah, maka firman Tuhan yang kita
baca tadi memberi penjelasan mengapa kita diajar untuk hanya percaya
dan menyembah Allah dalam hidup ini.
Pokok-pokok yang dapat dikembangkan dalam khotbah
1.Allah pemilik dan penguasa segala sesuatu (Mazmur 95)
Jika kita perhatikan perikop ini, maka jelas bahwa Mazmur ini
terdiri dari dua bagian yang penting. Ayat 1-5 merupakan ajakan
pemazmur untuk bersyukur kepada Tuhan. Alasan pemazmur bersyukur
dengan sorak-sorai kepada Allah, oleh karena kebesaran-Nya. bagi
Pemazmur, Allah itu adalah Raja yang besar yang mengatasi segala allah.
Pemazmur mengakui kebesaran Allah karena ia percaya bahwa tidak ada
bagian-bagian bumi di luar jangkauan kekuasaan-Nya. Kekuasaan-Nya
bahkan menjangkau bagian-bagian bumi yang paling dalam, di mana tak
seorang manusiapun pernah turun melihatnya. Puncak gunung-gunung,
yang oleh orang lain dianggap sebagai tempat para dewa
bermusyawarah, adalah kepunyaan-Nya. Pemazmur percaya bahwa
Dialah pemilik alam raya ini, karena Dia yang menciptanya. Bagi
pemazmur, penting ditegaskan demikian karena dalam agama penduduk
sekitarnya waktu itu, yang dipercaya sebagai penguasa perut bumi
(bagian yang paling dalam dari bumi) adalah Molokh, penguasa di atas
puncak-puncak gunung adalah Baal, dan penguasa laut adalah Timat.
Lewat pengakuan pemazmur, ia hendak menyatakan bahwa
sesungguhnya tidak ada penguasa lain selain Allah, karena Dilah yang
menciptakan segala sesuatu.
Bagian kedua, ayat 6-11 Allah melalui pemazmur memperingatkan
umat Israel untuk tidak meragukan kuasa-Nya, seperti yang pernah
ditunjukkan nenek moyang mereka ketika berada di Masa dan Meriba.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 72 -

Sekalipun mereka telah menyaksikan perbuatan Allah, tetapi mereka


berkata:adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak? (Kel.17:7).
Bangsa Israel meragukan kehadiran Allah dalam perjalanan mereka.
Pemazmur mengingatkan bangsanya waktu itu bahwa Tuhan murka atas
mereka jika tidak mengakui dan meragukan kuasa Tuhan.
Aplikasi: Apakah kita sungguh yakin terhadap kemahakuasaan
Allah sehingga kepada-Nya saja kita memercayakan kehidupan kita dan
hanya Dia yang kita sembah dalam hidup ini?

2.Jangan meragukan kuasaNya (Keluaran 17:1-7)


Jika kita perhatikan perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan,
maka sejak awal Tuhan merencanakan untuk menuntun bangsa ini tidak
melalui jalan yang dekat. Allah menuntun bangsa ini melalui jalan
berputar di padang gurun menuju ke laut Teberau (Kel.13:17,18). Dalam
perjalanan mereka, berbagai bentuk tantangan yang dihadapi. Rupanya
bangsa Israel tidak siap menghadapi tantangan-tantangan dalam perjalan
tersebut sehingga mereka sering kali bersungut-sungut. Kemungkinan
menurut mereka perjalanan mereka jauh dari hambatan karena Tuhan
yang menyuruh mereka meninggalkan Mesir dan karena itu Tuhan juga
yang akan menuntun mereka. Oleh karena itu, ketika mereka
menghadapi masalah, muncul keraguan apakah Allah sungguh-sungguh
hadir dan menuntun mereka? Hal seperti itulah yang dipertunjukkan
oleh bangsa Israel ketika berada di Rafidim. Ketika mereka merasa haus
dan ternyata tidak ada sumber air yang dapat diminum. Mereka
bertengkar dengan Musa dan meminta tanggung jawabnya sebagai
pemimpin. Mereka tidak menyadari bahwa ketika mereka menghadapi
masalah, mestinya diterima sebagai kesempatan untuk menguji diri
apakah sunguh-sungguh percaya dan taat kepada Tuhan. Tetapi yang
ditunjukkan oleh bangsa Israel adalah keraguan terhadap penyertaan
dan kuasa Tuhan dan kekerasan hati mereka. Oleh karena itu, ketika
Allah mendengar sungut-sungut mereka dan seruan Musa, maka Ia
menyuruh Musa untuk memukul gunung batu di Horeb agar air keluar
dari dalamnya. Perintah Tuhan ini diikuti oleh Musa lalu keluarlah air
sehingga bangsa itu dapat minum. Allah menunjukkan kekuasaan-Nya,
yang tidak mungkin bagi manusia, gunung batu mengeluarkan air, tetapi
bagi Allah mungkin. Tentu hal ini dimaksudkan agar bangsa Israel tidak
lagi meragukan kuasa-Nya dan tidak mengeraskan hatinya.
Aplikasi: Dalam hidup kita sebagai orang percaya, kita juga sering
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 73 -

meragukan kuasa dan penyertaan Tuhan, apalagi ketika kita sedang


menghadapi pergumulan hidup. Mestinya ketika ketika kita menghadapi
pergumulan, kita menunjukkan ketaatan kepada-Nya, tetapi malah yang
ditunjukkan adalah keraguan terhadap kehadiran Allah dan penyertaan-
Nya. seperti bangsa Israel kita pun pernah mendengar orang yang
mengaku percaya mengatakan: Apakah Tuhan sungguh-sungguh ada dan
hadir dalam pergumulanku? Ketika menghadapi penderitaan, tidak
jarang kita mendengar ungkapan apakah Tuhan masih peduli? Manakah
pertolongan Allah?

3. Allah berdamai dengan manusia di dalam Yesus Krsitus (Roma 5:1-11).


Dosa memutuskan hubungan manusia dengan Tuhan, dan hukuman atas
manusia yang berdosa adalah kebinasaan. Kejatuhan manusia ke dalam
kuasa dosa membuatnya tidak berdaya untuk menjalin hubungan
kembali dengan Allah. Manusia tidak bisa membujuk Allah untuk
berdamai dengannya. Apapun yang akan dilakukan manusia sebagai
upaya memperbaiki hubungannya dengan Allah akan sia-sia dan tidak
akan mungkin. Manusia tidak mungkin dapat berusaha sendiri untuk
berdamai dengan Allah. Rasul Paulus dalam Roma pasal 5 ini
menjelaskan bahwa kita hanya bisa dibenarkan karena iman kepada
Allah di dalam Yesus Kristus. Perbuatan baik, ataupun kesetiaan kepada
hukum tidak dapat membenarkan kita di hadapan Allah. Rasul Paulus
mengatakan: Oleh Dia, Yesus Kristus, kita beroleh jalan masuk kepada
kasih karunia. Murka Allah nyata atas orang yang berdosa, tetapi orang
percaya telah dibenarkan di dalam Yesus Kristus. Pembenaran yang
dilakukan Allah di dalam Yesus Kristus menghadirkan berkat dalam
kehidupan orang yang percaya, yaitu diperdamaikan dengan Allah
sehingga menikmati damai sejahtera dengan Dia. Melalui pendamaian,
manusia juga beroleh jalan masuk kepada Allah, sehingga terjalin
persekutuan dengan Allah. Oleh pendamaian itu manusia memiliki
pengharapan akan kemuliaan, yang akan memampukan orang percaya
bersukacita dalam penderitaan.
Aplikasi: Apakah kita sungguh-sungguh telah menerima dan
menikmati hidup damai dengan Allah? Hidup berdamai dengan Allah
akan melahirkan damai sejahtera.

4. Percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus tidak akan mengecewakan


(Yohanes 4:4-42). Percakapan Yesus dengan perempuan Samaria di
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 74 -

Sikhar, daerah Samaria, ketika Yesus dan murid-murid-Nya mengadakan


perjalanan dari Yudea menuju Galilea. Percakapan antara orang Yahudi
dan orang Samaria seperti yang dilakukan oleh Yesus dengan seorang
perempuan Samaria bukanlah hal yang biasa. Antara orang Yahudi dan
Samaria ada perseteruan. Itulah sebanya, orang Yahudi tidak bergaul
dengan orang Samaria. Orang Samaria ini adalah orang Yahudi campuran,
yakni keturunan orang-orang dari daerah-daerah kekuasaan lain yang
ditempatkan di daerah Samaria oleh raja Asyur setelah penamaan
sepuluh suku yang hidup bersama orang-orang miskin dari daerah itu
yang ditinggalkan, dan banyak orang Yahudi lainnya sesudah itu. Dengan
demikian kita dapat mengerti sikap perempuan itu ketika Yesus
mengawali percakapan-Nya dengan meminta air minum dan perempuan
itu mengatakan: masakan Engkau seorang Yahudi meminta minum
kepadaku, seorang Samaria. Jika kita perhatikan cerita percakapan Yesus
dengan perempuan Samaria ini, jelas bahwa Yesus mengajar perempuan
Samaria ini untuk percaya kepada Allah dan bahwa di dalam Yesus
Kristus tidak mengecewakan. Mengapa? Pertama: Yesus menyatakan
bahwa barang siapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak
akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya, air yang akan Kuberikan
kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus
memancar sampai kepada hidup yang kekal.
Ketika Yesus berbicara tentang air hidup, perempuan Samaria tidak
dapat memahami maksud Yesus. Seperti yang umumnya dipahami pada
waktu itu, air hidup artinya air yang sedang mengalir dan bukan air yang
tergenang seperti yang ada dalam sumur. Air hidup adalah air yang
mengalir dari suatu mata air. Perempuan itu bertanya dalam hati dari
mana Engkau akan memperolehnya. Lagi pula Yesus tidak mempunyai
tempat air yang biasanya dibawa orang jika dalam perjalanan yang jauh.
Tapi kemudian perempuan itu meminta air itu setelah Yesus
menjelaskannya. Kedua: Yesus juga mengingatkan perempuan Samaria
itu bahwa orang-orang Samaria itu menyembah kepada apa yang mereka
tidak kenal sementara Allah yang benar adalah yang telah
memperkenalkan diri-Nya yang disembah dalam roh dan kebenaran.
Ketiga: harapan perempuan Samaria terhadap kedatangan Mesias, telah
dinyatakan Allah di dalam diri Yesus Kristus. Dialah Sang Mesias yang
dinanti-nantikan, yang akan memberitakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan ibadah kepada Allah. Keempat: Pada-Nya juga ada
makanan. Ketika murid-murid menyilahkan-Nya untuk makan Ia
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 75 -

berkata: Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal. Murid-murid


heran bagaimana Ia bisa memiliki makanan padahal mereka tahu bahwa
mereka disuruh pergi mencari makanan ke kota? Atau kemungkinan ada
orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan? Tetapi
Yesus mengatakan: makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Aplikasi: Pernahkah kita merasa kecewa percaya kepada-Nya?
kekecewaan sering terjadi ketika yang kita ingini tidak menjadi
kenyataan, kita menyalahkan Allah. Padahal mestinya disadari bukan
kehendak kita yang jadi tetapi kehendak-Nya. Juga mesti diyakini bahwa
rancangan-Nya atas hidup kita adalah rancangan damai sejahtera.2

~oOo~

Bahan Penelaahan Alkitab 20-25 Maret 2017

PERCAYALAH DAN SEMBAHLAH ALLAH


YANG MENYELAMATKAN
(Patonganni sia penombai tu Puang mapasalama)
Roma 5:1-11

Tujuan :
1. Jemaat memahami dan menghayati bahwa Allah itu berkuasa atas segala sesuatu
2. Jemaat memahami dan menghayati bahwa Allah menyatakan penyelamatan-Nya melalui
Yesus Kristus
3. Jemaat tidak meragukan kuasa-Nya dan senantiasa beribadah kepada-Nya.

Pembimbing
Pengakuan Gereja Toraja Bab III ayat 6 dan 7 mengatakan bahwa
dosa adalah pemutusan hubungan yang benar dengan Allah serta
pemberontakan terhadap Allah dalam hidup sehari-hari. Pemutusan
hubungan yang benar dengan Allah mengakibatkan umat manusia tidak
lagi sanggup hidup dalam kebenaran dan kesucian serta ketaatan terhadap
hukum Allah, dalam hubungan dengan sesama manusia, dan alam semesta.
2 Bacaan :Matthew Hendry Commentary, Pemahaman Alkitab seiap hari : Injil Yohanes dan
Roma,Tafsiran Surat Roma,Tafsiran Masa Kini,Tafsiran Mazmur,Hidup Bersama Firman

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 76 -

Sehingga, manusia berada di bawah hukuman murka Allah.


Dengan pengakuan ini, Gereja Toraja menyatakan bahwa dengan
terputusnya hubungan manusia dengan Allah karena dosa, maka dari pihak
manusia tidak ada yang dapat dilakukannya yang dapat memperbaiki
hubungan itu kembali. Oleh karena itu, tidak ada lagi yang dapat
diandalkannya untuk dipertimbangkan oleh Allah yang akan dijadikan
sebagai dasar untuk membenarkannya. Di bawah kuasa dosa manusia
sungguh-sungguh tak berdaya di hadapan Tuhan. Rasul Paulus menyadari
ketidakberdayaan manusia sehingga menyampaikan pengajaran yang
berbeda dengan yang diajarkan oleh agama-agama pada zamannya yang
umumnya mengajarkan bahwa ketaatan kepada hukum Allah akan
membebaskan manusia dari hukuman Allah. Dalam pembacaan kita tadi,
jelas ajaran yang disampaikan Paulus bahwa seseorang dibenarkan bukan
karena ketaatannya kepada Hukum Taurat, bukan karena kebaikannya
tetapi oleh karena kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus. Bagi Paulus,
di dalam kasih karunia itulah, kita bermegah dalam pengharapan. Sebagai
orang yang percaya kepada Yesus Kristus, Paulus menyadari bahwa resiko
selalu ada, tetapi mampu untuk bertahan dalam menghadapi tantangan-
tantangan karena pengharapan di dalam Kristus tidak mengecewakan.
Melalui kematian-Nya Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita sehingga
kita dibenarkan dan diselamatkan dari murka Allah. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa di luar Kristus kita tidak dapat bermegah. Oleh
karena itu, mestinya kita hanya percaya dan menyembah kepada Allah
yang menyelamatkan.

Pertanyaan untuk diskusi


1. Perhatikan Roma 5:1, Jika manusia dibenarkan hanya karena iman,
berarti manusia tidak dapat mengusahakan sendiri untuk
membenarkan dirinya. Diskusikanlah mengapa banyak orang merasa
mampu menyelamatkan dirinya sendiri.
(pemarangai sia basai sule tu Roma 5:1. Ianna dikua kumua iatu tolino
dibilang malolo diona kapatonganan, battuananna tangpabela tu
tolino laumposara kalena la untonganan kalena. Sipakadai matumbai
tu tau nasangai kumua madin la umpasalama kalena!)
2. Jika kita perhatikan ajaran agama-agama mengenai keselamatan,
umumnya mengajarkan bahwa keselamatan bisa dicapai melalui
usaha manusia sendiri, kecuali dalam kekristenan kita diajar bahwa
keselamatan adalah karya Allah bagi menusia yang berdosa. Manusia
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 77 -

yang berdosa tidak mungkin mengupayakan sendiri keselamatannya.


Menurut bapak-ibu, mana yang lebih terjamin keselamatan yang
diusahakan manusia atau keselamatan sebagai karya Allah yang
dianugerahkan kepada manusia? (Ianta pemarangai tu pangadaran
diona kasalamaran tu napangadaran buda kapekalukan kumua iatu
kasalamaran madin naposara kalena tolino, saliananna kasaranian tu
unnadaiki kumua iatu kasalamaran pakamaseanNa mannari Puang
Matua lako kita to madosa. Tasipakadai umbanna tongan tu mandu
mapato paposaranaraka tolino batu iaraka tu paposaraNa Puang tu
Nakamaseanki ) 3

~oOo~
Bahan Khotbah HUT 70 Tahun GT Sabtu,25 Maret 2017

FIRMAN, IMAN, KETAATAN, UJIAN,


(Sukaran Aluk, Kapatonganan, Kamengkaolan, Pesudi)

Mazmur : Mazmur 40:5-10


Bacaan 1 : 1 Raja-Raja 19:1-8 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Filipi 1:3-11
Bacaan 3 : Markus 16:15-20
Nas Persembahan : Mazmur 119:108
PHB : Amsal 13:13

Pengantar:
Kejadian 12, menggambarkan awal kisah tentang pemanggilan
Abraham yang biasa kita sebut sebagai bapa orang beriman, kemudian
lanjut pada Kejadian 13, nampak suatu pola yang konsisten tentang
anugerah, iman dan Firman. Ayat 1-3 berbicara tentang Firman Tuhan yang
kemudian menuntun kepada Iman. Ayat 4-6, Iman menuntun kepada
Ketaatan. Ayat 7-9, Ketaatan menuntun kepada Berkat. Ayat 10-20, Berkat
menuntun kepada Ujian, atau Berkat itu akan diuji. Menarik bahwa dalam
pasal 13 ditunjukkan bahwa Abraham gagal dalam ujian, lalu dihukum,
kemudian diampuni sebagai anugerah untuk Abraham melanjutkan

3
Bacaan :Matthew Hendry Commentary,Pemahaman Alkitab seiap hari : Injil Yohanes dan
Roma,Tafsiran Surat Roma,Tafsiran Masa Kini, Tafsiran Mazmur Hidup Bersama Firman
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 78 -

panggilan hidupnya sebagai hamba Allah.


Firman Tuhan menuntun kepada Iman (ayat 1-3)
Iman menuntun kepada Ketaatan (4-6)
Ketaatan menuntun kepada Berkat (7-9)
Berkat menuntun kepada Ujian (10-20)
Abraham gagal, dihukum, diampuni (Kej. 13)
Injil (Firman) datang di Toraja sesuai Matius 4:23; 9:35, Yesus
berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah
ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala
penyakit dan kelemahan. Ini yang disebut Injil yang holistis, Injil yang
membebaskan dalam paket Teaching (Pendidikan), Preaching (Khotbah),
Healing (Kesehatam). Dengan pendidikan, orang Toraja dibebaskan dari
keterbelakangan, kebodohan; dengan Khotbah tentang keselamatan yang
sesungguhnya, orang Toraja dibebaskan dari penyembahan kepada allah
yang tidak benar; dan dengan kesehatan, orang Toraja dibebaskan dari
kuasa sakit penyakit. Paket Firman atau Injil yang holistis ini direspons
oleh orang Toraja dengan iman. Firman menuntun kepada Iman. Lalu orang
Toraja yang menerima Injil menjadi taat. Iman menuntun kepada Ketaatan.
Kemudian nampaklah bagaimana orang Toraja menjadi orang yang
diberkati Tuhan secara luar biasa, sebagaimana nampaknya orang Toraja
sekarang ini. Coba bayangkan sekiranya Injil (Firman) itu tidak datang di
Toraja. Ketaatan menuntun kepada Berkat. Dan ketika Orang Toraja hidup
dalam keberkatan karena Injil (Firman), orang Toraja masuk dalam Ujian.
Berkat menuntun kepada Ujian. Dalam pasal berikut dari kehidupan orang
Toraja, akankah orang Toraja gagal dalam ujian seperti Abraham? Lalu
dihukum, dan diampuni lagi? Atau akan lulus?
Ketika kita merayakan 100 Tahun Injil Masuk Toraja yang lalu,
orang Toraja mengakui bahwa kini orang Toraja mengalami 7 krisis: Krisis
BUDAYA, Krisis PENDIDIKAN, Krisis SUMBER DAYA MANUSIA, Krisis
EKONOMI, Krisis PERTANIAN-PETERNAKAN, Krisis PARIWISATA, Krisis
POLITIK. Artinya, ke-7 krisis ini menunjuk pada ujian berat yang sedang
dihadapi oleh orang Toraja yang selama ini mengalami berkat Tuhan
karena Injil itu. Ya, ujian berat. Dan kini kita merayakan 70 Tahun Gereja
Toraja, Gereja yang Tuhan bentuk oleh kuasa Roh Kudus untuk menjadi
alat Tuhan bagi orang Toraja menjalani kehidupannya sebagai orang yang
diberkati oleh Tuhan. Salah satu tantangan terbesar orang Toraja dalam
ujian itu adalah lahirnya tuhan-tuhan baru akibat dari kemajuan yang
dialami oleh orang Toraja, yang kemudian diperhadapkan dengan Sang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 79 -

Firman yang telah menjadi daging sebagai satu-satunya Tuhan dan


Juruselamat sebagaimana Pengakuan Iman Gereja Toraja. Bagaimana
Gereja menghadapi semuanya itu?

Pemahaman Teks
Seperti nama kitab, 1 dan 2 Raja-Raja mencatat sejarah raja-raja
Yahudi, dari Salomo sampai Zedekia. Pada awalnya, bangsa itu satu (1 Raja-
Raja 1-11). Setelah kematian Salomo, bangsa itu pecah (1 Raja-Raja 12-22);
lalu, kedua kerajaan itu diangkut sebagai tawanan (2 Raja-Raja). Suku-suku
utara ditawan oleh Asyur (2 Raja-Raja 1-17), dan kerajaan selatan ditawan
oleh Babel (2 Raja-Raja 18-25). Israel adalah bangsa yang sangat diberkati
oleh Tuhan, tetapi terakhir dengan aib dan kekalahan. Penyebabnya ialah
dosa. Salomo menyembah berhala bangsa-bangsa asing, dan bangsa Israel
mengikutinya. Para nabi palsu dan imam-imam duniawi menyesatkan
rakyat, hingga dalam kurun waktu satu generasi saja, bangsa itu sudah
rusak dan terpecah. Para pemimpin dan rakyat, tidak mau mendengarkan
nabi-nabi Tuhan dan tidak lagi beribadah kepada Yahweh sehingga tak ada
lagi yang tersisa bagi Tuhan selain menghukum umat-Nya, seperti yang
sudah diperingatkan-Nya (Ulangan 28).
Kisah Elia dalam 1 Raja-Raja 19:1-8 menjadi bagian dari kisah itu.
Sebagaimana kita tahu dari kisah Elia, kemenangan Elia segera diikuti
dengan kekalahan karena ia mulai melangkah berdasarkan apa yang ia
lihat dengan mata kepalanya, dan bukan dengan iman (ayat 3). Ia
mempercayai kata-kata ratu, dan bukan Firman Tuhan. Ia lupa bagaimana
Tuhan telah memeliharanya selama tiga setengah tahun. Ketakutan
menggantikan iman, dan ia pun melarikan diri, wujud ketidaktaatan.
Elia menjadi lebih peduli untuk menyelamatkan diri ketimbang
memberi diri, taat. Perhatikanlah urutan: nyawamu (2), nyawanya (3),
nyawaku (4). Jika ia berkata, Ambillah nyawaku, sebagai tindakan
penyerahan kepada Tuhan, Tuhan akan berkarya dalam kekuasaan-Nya.
Namun, kata-kata Elia, Ambillah nyawaku, merupakan pernyataan
kebanggaan sekaligus kekalahan. Waspadalah ketika kita berpikir bahwa
kitalah satu-satunya orang setia yang tersisa!. Terkadang kita merasa
begitu putus asa sebagai gereja dan pelayan tentang pekerjaan kita dan diri
kita sehingga berharap bahwa Tuhan akan memanggil kita pulang. Kita
jadinya berani mati. Tentu saja, seandainya Elia benar-benar mau mati,
Izebel akan dengan senang hati menolongnya. Tidak susah. Namun, Elia
bukanlah satu-satunya orang yang merasa seperti itu. Musa ingin mati
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 80 -

(Bilangan 11:15), demikian juga Ayub (Ayub 3:20-21), Yeremia (Yeremia


8:3), dan Yunus Yunus 4:3). Tentu saja kematian bukanlah jawaban atas
keputusasaan sebab hal itu egois dan tidak memuliakan Tuhan. Tuhan
justru ingin kita berani hidup menghadapi berbagai persoalan yang
kelihatannya semakin tidak sesuai dengan kehendak-Nya, berbagai krisis
kehidupan.
Tuhan mengajar Elia bahwa, Dia tidak selalu bekerja di dalam
peristiwa-peristiwa besar yang dramatis, seperti pertandingan di gunung
Karmel. Tuhan juga bekerja melalui angin sepoi-sepoi basa, pelayanan-
pelayanan yang tidak besar atau diketahui banyak orang. Elia tidak
ditinggalkan, sebab Tuhan bersamanya. Ia tidak sendirian sebab ada tujuh
ribu orang yang belum menyembah Baal. Pekerjaan Elia akan terus
berlangsung sebab Tuhan mempunyai seorang pemuda yang siap
menggantikannya. Perjalanan masih panjang. Nasib bangsa Israel
dipertaruhkan di atas pundaknya di bawah bimbingan Tuhan karena itu,
Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh
bagimu. (ayat 7).

Pokok yang dapat dikembangkan dalam khotbah


Karena itu, selain kita bersyukur atas HUT Gereja Toraja yang ke-
70, kita harus tahu dengan sadar mengapa kita bersyukur, sebagaimana
ucapan syukur dan doa Rasul Paulus untuk orang Filipi dalam Filipi 1:3-11.
Tak lain dan tak bukan, dengan melihat kembali bagaimana Tuhan telah
berkarya secara sangat luar biasa bagi orang Toraja yang kemudian
dilanjutkan-Nya dalam diri Gereja Toraja. Banyaklah yang telah Engkau
lakukan ya Allahku untuk orang Toraja (Mazmur 40:5-10). Dan Gereja
Toraja dan para pelayan Tuhan sering mengalami nasib seperti Elia. Dan
juga sering bersikap seperti Elia. Sekarang ini begitu banyaknya izebel-
izebel yang menantang dan menentang panggilan Gereja Toraja. Begitu
banyaknya baal-baal baru yang dipertuhankan oleh orang Toraja. Tetapi
pengutusan murid-murid untuk melaksanakan PI (Pekan PI) sebagai
hakikat Gereja mesti terus dilakukan, apapun kenyataan yang terjadi, baik
atau tidak baik, Firman Tuhan, Beritakanlah firman, siap sedialah baik
atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan
nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. (2 Tim.4:2).
Bangunlah...Makanlah...Berani hidup untuk Firman... sebagai wujud
ketaatan pada Firman yang telah menjadi Daging itu dalam diri Yesus
Kristus.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 81 -

Bahan khotbah Minggu ke-13 Prapaskah IV 26 Maret 2017

YESUS ADALAH TERANG DUNIA


(Puang Yesu Iamo Arrangna lino)

Mazmur : Mazmur 23:1-6


Bacaan 1 : 1 Samuel 16:1-13
Bacaan 2 : Efesus 5:8-14 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Yohanes 9:1-41
Nas Persembahan : Mazmur 141:2
PHB : Efesus 5:8-10

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah adalah penuntun kepada kehidupan yang baik
2. Jemaat menghayati bahwa Yesus adalah terang yang menuntun kepada Bapa
3. Jemaat memberi diri untuk dituntun kepada hidup yang benar dihadapan Allah

Pendahuluan
Terang dan gelap adalah bentuk pengungkapan identitas yang
selalu bertolak belakang (kontra-versi). Terang dipakai untuk menyatakan
hal yang baik, benar dan kudus sedangkan gelap selalu diasumsikan
dengan hal-hal yang tidak baik, jahat dan cemar. Iman Kristen menekankan
bahwa ketika seseorang memutuskan untuk percaya kepada Yesus Kristus
maka saat itu pula ia telah masuk dalam terang dan menjadi anak-anak
terang. Dengan demikian Yesus Kristus adalah terang itu sendiri yang
menuntun kepada Bapa.
Keterkaitan dengan semua bacaan hari ini: Mazmur 23:1-6
menjelaskan tentang posisi Allah sebagai gembala yang menuntun kepada
kehidupan dan kebahagiaan. 1 Samuel 16:1-13 menjelaskan pengurapan
Daud sebagai raja atas Israel yang akan menuntun mereka kepada
pengenalan yang benar tentang Allah. Efesus 5:8-14 berbicara tentang
nasihat Paulus untuk hidup sebagai anak-anak terang dan menjauhi
perbuatan kegelapan. Dan Yohanes 9:1-41 merupakan cerita tentang orang
buta sejak lahir yang disembuhakn sekaligus menjelaskan bahwa untuk
melihat kemuliaan Allah maka mata khususnya mata iman perlu dicelikkan
terlebih dahulu. Allah adalah satu-satunya penuntun kepada kebenaran
dan kebenaran yang menjadi sempurna di dalam Yesus Kristus.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 82 -

Pemahaman Teks
Efesus adalah kota pelabuhan yang cukup terkenal pada zaman
Rasul Paulus dan menjadi salah satu simpul ekonomi di Asia Kecil. Salah
satu kuil yang terkenal di kota ini ialah Kuil Diana atau Dewi Artemis yang
merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia pada zaman purba.
Ratusan pelacur wanita melayani di kuil ini sebagai salah satu bentuk
penyembahan berhala. Itulah sebabnya Paulus banyak berbicara tentang
pentingnya perlengkapan rohani untuk mengalahkan iblis (Ef. 6:10-18).
Hubungan Paulus dengan jemaat Efesus sedikit berbeda jika dibandingkan
dengan jemaat-jemaat lain. Rupanya Paulus memiliki hubungan emosional
yang kuat dengan jemaat Efesus, mungkin karena Paulus 3 (tiga) tahun
lamanya tinggal dan melayani di jemaat ini (lih. Kis. 20:31). Jadi Paulus
mengenal betul kondisi jemaat Efesus termasuk kesulitan dan hambatan
yang dialami dalam pemberitaan Injil di sana. Paulus melayani dengan
cucuran air mata, menandakan betapa beratnya pergumulan yang ia hadapi
waktu berada di Efesus. Kitab Efesus mau menekankan keseimbangan
kehidupan kristiani, yakni antara doktrin atau apa yang dipercayai (pasal
1-3) dan penerapan dari doktrin itu sendiri atau etika (pasal 4-6). Salah
satu penerapan ajaran Kristus ialah hidup sebagai anak-anak terang yakni
hidup dalam kebenaran yang berpusat pada Kristus sejak pembaptisan
(ayat 14). Rupanya percabulan yang menjadi modus penyembahan berhala
dan bentuk-bentuk perbuatan kegelapan lainnya menjadi perhatian utama
Paulus dalam surat ini. Jemaat dinasehati agar menampakkan pola hidup
berbeda dengan mereka yang hidup dalam kegelapan. Jangan mau
disesatkan oleh mereka (ayat 6) dan jangan kamu berkawan dengan
mereka (ayat 7). Paulus menghendaki agar persekutuan jemaat benar-
benar berbeda dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah sebab
dengan cara demikian mereka dapat menelanjangi (ayat 13) setiap
kebodohan dan kebobrokan moral yang sedang terjadi dalam masyarakat
(terang Kristus akan menelanjangi yang gelap). Dan pada akhirnya mereka
dinasehati untuk hidup bergantung kepada Allah dengan penuh syukur dan
bijaksana akan kebajikan-Nya (ayat 15-20).

Pokok yang dapat dikembangkan.


Pertama, Jauhilah Perbuatan Kegelapan (ayat 11,12). Dengan
sangat ekstrim Paulus menasihatkan agar sebagai orang yang telah
diperdamaikan dan dipersatukan dalam Kristus hendaklah menjauhi
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 83 -

perbuatan-perbuatan kegelapan yang pernah dilakukan sebelum mengenal


terang (ayat 8). Perbuatan-perbuatan kegelapan itu antara lain percabulan,
kecemaran, keserakahan, kata-kata kotor yang kosong dan yang sembrono.
Menurut Paulus menyebut saja tidak boleh apalagi melakukannya
(ayat.3,4). Orang-orang yang terus melakukan perbuatan kegelapan akan
binasa sebab tidak ada tempat bagi mereka dalam Kerajaan Kristus dan
Allah (ayat 5). Bagaimana dengan kehidupan orang-orang peraya pada
zaman ini? Apakah iman mereka kepada Kristus telah berpadan dengan
pola hidup mereka sehari-hari dengan menjauhi semua perbuatan-
perbuatan kegelapan? Bagaimana dengan lokalisasi pelacuran dibeberapa
tempat yang agak sulit untuk ditutup dengan berbagai alasan? Misalnya:
alasan ekonomi, termasuk perjudian dalam berbagai modus,
perselingkuhan dan lain-lain. (silahkan dikembangkan sesuai konteks
masing-masing)
Kedua, Jadilah Anak-Anak Terang (ayat 8). Terang tidak mungkin
bersatu dengan kegelapan. Terang sejatinya mengalahkan yang gelap
bahkan terang seharusnya mengubah kegelapan menjadi terang. Inilah inti
nasihat Paulus kepada jemaat Efesus. Janganlah kamu mengambil bahagian
dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak menghasilkan apa-apa
(ayat 11). Dahulu kamu memang kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah
terang di dalam Tuhan, sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang (ayat
8). Menurut Paulus, menjadi anak-anak terang adalah keniscayaan bagi
pengikut Kristus. Karena itu perhatikanlah cara hidupmu, hiduplah dengan
arif, pergunakanlah waktu sebaik mungkin, jangan bodoh, tetapi
usahakanlah mengerti kehendak Tuhan, jangan mabuk oleh anggur tetapi
hendaklah kamu hidup dalam Roh (lihat ayat 15-17).
Matius 5:8 menggambarkan bahwa setiap orang yang mengikut
Yesus haruslah menjadi terang dunia. Menjadi teladan bagi dunia, menjadi
berkat bagi dunia, mentransformasi dunia dengan teladan Kristus sehingga
terang dapat menerangi yang gelap. Orang menyalakan terang untuk
ditempatkan di atas kaki dian bukan dibawah gantang. Gereja diutus ke
dalam dunia untuk menjadi terang dengan berani dan tegas menyatakan
kebenaran kehendak Allah dalam berbagai medan pelayanannya termasuk
konsisten berpihak kepada mereka yang kurang beruntung. Dan bukan
bersembunyi atau berdalih dibalik kelemahan dan ketidakberdayaan
karena alasan organisasi, konstitusi dan sejenisnya. Terang Kristus
janganlah menjadi redup karena alasan kelemahan kita baik sebagai
pribadi maupun secara lembaga. (contoh: jemaat A tidak bisa membantu
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 84 -

korban kebakaran yang terjadi karena tidak ada anggaran untuk itu).
Kesepakatan konstitusi itu penting, tetapi tujuan dan hakekat gereja dalam
hal pelayanan kasih jauh lebih penting.
Ketiga, Yesus Kristus adalah terang yang menuntun kepada Bapa.
Kaitannya dengan PIGT bab VI butir 3 bahwa umat Allah diutus ke dalam
dunia untuk menjadi berkat bagi dunia dan Bab V butir 6 bahwa orang
beriman sebagai ciptaan baru tidak dapat lagi hidup dalam dosa melainkan
kehidupannya merupakan suatu persembahan hidup. Yesus Kristus yang
adalah terang dunia (Yoh.8:12) melalui pengorbanan-Nya di kayu salib
menjadi satu-satunya petunjuk atau penuntun untuk sampai kepada Bapa
yang adalah kebenaran dan hidup (Yoh.14:6). Dalam dunia ada banyak hal
yang dapat menjadi penuntun hidup tetapi apakah itu membawa kepada
kebenaran? Petunjuk adat misalnya (Rambu Tuka dan Rambu Solo) atau
harta benda, kekuasaan, popularitas dan sebagainya. Semua itu memang
bisa mengantar orang kepada kepuasan, tetapi hanya Yesus satu-satunya
terang yang menuntun kita kepada Bapa dan satu-satunya petunjuk untuk
hidup dalam kebenaran. (YP)

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 27 Maret 1 April 2017

YESUS ADALAH TERANG DUNIA


(Puang Yesu Iamo Arrangna lino)
Yohanes 9:1-41

Tujuan: Lihat tujuan khotbah pada hari minggu 26 Maret 2017

Pemahaman Teks
Peristiwa Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir adalah
tanda atau mujizat keenam yang dilakukan Yesus menurut catatan Injil
Yohanes. Peristiwa ini hendak menjelaskan perikop sebelumnya yakni
Yesus adalah terang dunia (Yoh.8:12-29). Makna simbolis dari peristiwa ini
ialah bahwa untuk melihat kemuliaan Allah, maka mata hati dan atau mata
iman manusia yang penuh dengan dosa harus disembuhkan (dicelikkan)
terlebih dahulu. Bisa juga dimaknai sama dengan pertobatan yang menjadi
pesan utama Yohanes Pembaptis dan Yesus dalam pelayanannya. Bahwa
Yesus-lah yang menyembuhkan atau mencelikkan mata orang buta sejak
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 85 -

lahir, itu berarti pula bahwa Yesus itulah terang yang akan menuntun
manusia kembali kepada Allah (band. Yoh 14:6). Orang yang buta sejak
lahir (penyakit bawaan) dipahami oleh orang Yahudi termasuk para murid
Yesus sebagai kutukan terhadap orang yang banyak dosanya, bisa dosa
pribadi tetapi bisa juga dosa orang tuanya (ay.2). Penderitaan selalu
dikaitkan dengan dosa. Tuhan Yesus handak meluruskan pemahaman para
murid yang selalu mengaitkan penyakit berat sebagai akibat dosa. Kadang-
kadang penyakit disebabkan oleh dosa yang serius (Yoh.5:14) tetapi tidak
selalu. Kadang-kadang penderitaan diizinkan Allah untuk menyatakan
kemurahan, kasih dan kuasa Allah. Dalam banyak kasus, seringkali orang
yang tidak bersalah mengalami penderitaan (Maz.73:1-14, atau
penderitaan Ayub) sedangkan yang jahat justru tidak. Yesus tidak
menyikapi pendapat para murid tentang siapa yang berdosa sehingga ia
buta sejak lahirnya, tetapi Yesus menjawabtetapi pekerjaan-pekerjaan
Allah harus dinyatakan di dalam dia (ay.3). Konsep ini hampir tidak pernah
terpikirkan pada saat itu bahwa penderitaan dapat digunakan untuk
menyatakan kemuliaan Allah.
Pesan terpenting dari peristiwa ini ialah bahwa salah satu maksud
kehadiran Yesus adalah untuk menuntun orang yang berdosa kembali
kepada Allah, menyembuhkan mata yang buta sehingga dapat melihat
kemuliaan Allah (ay.39). Bukankah setelah orang buta itu melihat ia juga
dapat melihat dengan iman bahwa Yesus adalah nabi (ay.17) yang berasal
dari Allah (ay.33) serta mengimani jika Yesus adalah Tuhan (ay.38). Itulah
bukti bahwa Yesus adalah terang yang akan menuntun orang kepada
terang hidup yang sesungguhnya. Penting untuk diingat bahwa Pengakuan
Iman Gereja Toraja Bab III di tuliskan kita mengenal dosa dari Alkitab dan
dari berbagai malapetaka, penyakit dan penderitaan sebagai akibatnya dan
Roh Kuduslah yang menginsafkan kita akan dosa. Namun tidak dapat
dikatakan bahwa setiap malapetaka, penyakit atau bentuk penderitaan
lainnya adalah akibat langsung dari dosa tertentu.

Pertanyaan Diskusi:
1. Baca kembali ayat 2, lalu kaitkan dengan Pengakuan Gereja Toraja Bab
III butir 8 seperti yang tertulis di atas. Diskusikanlah apakah
pemahaman seperti murid Yesus (setiap penyakit, penderitaan adalah
akibat dosa) masih ada dijumpai dalam kehidupan berjemaat saat ini?
(jika masih ada sebutkanlah!).
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 86 -

(Basai tu aya 2, Pasiumpui Pangakuan Gereja Toraja Bab III, lise 8,


sipakadai umba susi pahangna passikolana Puang Yesu diona (saki,
kamaparrisan, kumua iamo buanna dosa) denpa raka pahang susito lan
kombongan totemo (ia ke denpi, umba susi tu pahang iato)

2. Menurut saudara hal-hal apa saja yang masih memengaruhi kita


sehingga kita tidak dapat melihat kemuliaan Allah (mis:meragukan
pertolongan Tuhan) dalam kehidupan sehari-hari?
(Situru pahangta, apa siara tu nenne untumangi anna tangkakitanan
lako kaleta tu kamalabiranNa Puang Matua (susinna : tangmanappa
diona patunduanna Puang Matua) lan katuoanta keallo-keallo.

3. Sehubungan dengan HUT Gereja Toraja ke 70 tahun, apa yang


seharusnya dilakukan oleh setiap warga Gereja Toraja untuk
mewujudkan kehadirannya sebagai terang dunia?
(Siumpuna taun kabendananna Gereja Toraja 70 mo taunna, apa tu
sipatu napogau simisa-misa taunNa Puang Matua lan kombongan
Gereja Toraja anna payanan mendari arrang lako lino.(YP)

~oOo~

Bahan Khotbah Minggu ke-14, Prapaskah V 2 April 2017

HIDUP YANG MELAMPAUI KEMATIAN


(Katuoan ulleanni Kamatean)

Mazmur : Mazmur 130


Bacaan 1 : Yeheskiel 37:1-14
Bacaan 2 : Roma 8:6-11
Bacaan 3 : Yohanes 11:1-45 (Bahan Utama)
Nas persembahan : Roma 8:12-13
PHB : Yohanes 11:25-26

Tujuan:
1. Memahami bahwa Allah adalah sumber kehidupan
2. Menghayati bahwa penderitaan dan kematian Kristus adalah jalan menuju kehidupan

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 87 -

Pemahaman teks
Kitab Yohanes 11:1-45 berisikan tentang ucapan dan tindakan
Yesus dalam mengungkapkan tentang jati diri-Nya. Ia mengatakan bahwa,
Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang
percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya (ay.25-26). Ucapan
itu dibuktikan antara lain melalui tindakan-Nya membangkitkan Lazarus.
Ada hal yang menarik dalam proses Lazarus dibangkitkan dari kematian,
yaitu pertama-tama Yesus menyuruh orang yang ada disitu untuk
mengangkat batu penutup makam. Berdasarkan kebiasaan orang Yahudi,
orang yang sudah meninggal biasanya dikuburkan di dalam gua yang
kemudian ditutup dengan batu (ay.38) yang dilabur warna putih (lih. Mat.
23:27). Dikatakan dalam Matius 23:37, Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu
sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang
bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang
dan pelbagai jenis kotoran. Ini mengisyaratkan bahwa untuk
mendapatkan anugerah kehidupan dari Tuhan (pengampunan dan
kebangkitan), maka tahap pertama yang dilakukan oleh Yesus adalah
membuka kedok praktek kehidupan kita yang seolah baik-baik saja dari
luar, namun sesungguhnya di dalam hati kita penuh dengan kepalsuan dan
kemunafikan karena dosa.
Lazarus sudah empat hari meninggalnya, dan telah mengeluarkan
bau (ay.39), namun Marta tahu bahwa hanya pada Yesuslah tempat yang
paling tepat untuk mencurahkan isi hatinya mengenai duka yang
dialaminya. Dan benar, Yesus mampu mengatasi duka yang dilalaminya.
Lazarus bangkit kembali. Demikianlah halnya dengan dosa, apabila
dibiarkan, maka akan mengeluarkan bau busuk (tabiat buruk) yang sulit
hilang. Dan untuk menghilangkan dosa tidak ada cara lain kecuali
membawanya ke tempat terang yaitu kepada Allah di dalam Kristus Yesus.
Setiap orang harus membiarkan Kristus membuka hatinya, dan membawa
seluruh apa yang ada di dalam kegelapan kepada terang, sehingga hal-hal
buruk yang tidak terlihat jelas dapat terlihat sangat jelas. Kesadaran akan
dampak buruk atas dosa dalam kehidupan ini, membuat seseorang
menyadari dan mengakui dosa-dosanya di hadapan Tuhan, kemudian
memperoleh pengampunan dan dimahkotai kehidupan yang sejati. Istilah
"menangis" pada ayat 35, menunjukkan perasaan simpati mendalam yang
Allah rasakan terhadap penderitaan umat-Nya. Simpati yang sama
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 88 -

dinyatakan Kristus bagi kita seperti yang dinyatakan kepada keluarga


Lazarus. Allah mempunyai kasih yang dalam, penuh emosi dan rasa simpati
bagi kita, bahkan relah menderita karena menanggung dosa-dosa kita,
menggantikan kita, supaya kita diselamatkan dan memperoleh kembali
kehidupan.
Relevan dengan kisah yang kita baca dalam Yehezkiel 37:1-14, nabi
Yehezkiel mendapatkan penglihatan tentang tulang-tulang yang
dihidupkan, tentang pemulihan Israel. Nabi Yehezkiel diutus Tuhan untuk
melayani umat-Nya yang saat itu ada dalam pembuangan di Babel karena
dosa-dosanya di hadapan Tuhan. Yehezkiel amat gencar menyuarakan
panggilan pertobatan umat dari kehancuran moral dan ketidaksetiaan
terhadap Allah (mengandalkan bangsa Asyur daripada Allah, ibadah hanya
sebagai rutinitas tanpa makna). Nubuat nabi Yehezkiel tentang
kebangkitan Israel dalam perikop ini disampakaikan setelah 10 tahun
dalam pembuangan di Babel. Pada saat itu, Bait Allah telah dihancurkan
oleh bangsa Babel, hal ini berarti secara politik mereka kalah dan secara
spiritual mereka kehilangan hubungan yang baik dengan Allah. Sebab Bait
Allah saat itu memiliki fungsi keagaaman yang paling utama, menjadi pusat
kehidupan keagamaan umat Israel. Di tengah kondisi seperti ini, Yehezkiel
mewartakan masa depan yang baru yang akan dilakukan Allah. Hal ini
tentunya menjadi sebuah berita sukacita bagi bangsa Israel dalam
pembuangan. Tulang-tulang kering yang berserakan menjadi gambaran
akan keadaan bangsa Israel di dalam keterpurukannya di pembuangan
yang tanpa harapan. Dalam penglihatan ini, Allah ingin menyatakan
bagaimana akibat buruk dari dosa yang diperbuat oleh umat-Nya. Dosa
akan membawa mereka kepada kondisi hidup yang tanpa harapan, seperti
yang mereka katakan Tulang-tulang kami sudah menjadi kering dan
pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang (ay.11). Namun
demikian, tidak ada seorangpun yang dapat menghidupkan tulang-tulang
kering yang telah berserakan itu selain dari kasih dan kuasa Allah.
Sehingga, belas kasihan Allah sungguh diperlihatkan dalam penglihatan ini,
bahwa Tuhan akan memberikan kembali kepada mereka harapan dan akan
melakukan pembaharuan dalam kehidupan mereka.
Selanjutnya dari Roma pasal 8 ini, Rasul Paulus membedakan 2
pola prinsip kehidupan yang sangat berbeda dan saling bertentangan.
Prinsip hidup yang pertama disebutnya dengan hidup menurut daging
dan prinsip hidup yang kedua disebutnya dengan hidup menurut Roh.
Kata daging, yang sering dipakai dalam pengertian rasul Paulus sebagai
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 89 -

suatu pola hidup yang melihat dan menyandarkan segala sesuatu dari segi
manusiawi. Dengan demikian yang dimaksudkan oleh rasul Paulus dengan
hidup menurut daging adalah bahwa ia sama sekali tidak bermaksud
berbicara mengenai tubuh fisik manusia. Pengertian rasul Paulus mengenai
hidup menurut daging lebih ditujukan untuk menggambarkan suatu pola
hidup yang memiliki tabiat yang sangat rentan terhadap keinginan
melakukan dosa. Jadi orang yang hidup menurut daging, pada hakikatnya
orang yang lebih mengikuti kecenderungan nafsu dirinya untuk jatuh di
dalam perbuatan atau tindakan yang melawan Allah. Itu sebabnya, di Roma
8:6 rasul Paulus berkata, Karena keinginan daging adalah maut, tetapi
keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Kedagingan adalah
perseteruan dengan Allah dan kedagingan tidak taat pada Allah (ay. 7 ; Gal
5:16-22.). Orientasi kedagingan hanya pada perkara-perkara duniawi
(ay.5). Itu sebabnya, orang yang hidup dalam kedagingan tidak mungkin
berkenan kepada Allah (ay.8 ). Semua keinginan daging cenderung menjadi
cobaan yang membawa kekecewaan dan kesengsaraan hidup (Yakobus
1:13-15) dan Firman Allah berkata semuanya itu akan lenyap (1 Yoh. 2
:16,17). Roh Kudus akan memimpin orang percaya dan mengarahkan
pikirannya pada hal-hal sorgawi dan mematahkan keinginan daging (ay.
10) serta memberikan hidup sorgawi bagi kita (ay.13). Itulah sebabnya
mengapa kita diperintahkan untuk mencari dan mengarahkan pikiran kita
ke atas, di mana Kristus ada (Kol 3:1,2). Roh Kudus memusatkan perhatian
orang percaya pada Tuhan Yesus Kristus (Yoh 14: 26; 15:26).
Pokok-pokok yang dapat dikembangkan:
Kisah Lazarus yang dibangkitkan oleh Kristus menjadikan iman
setiap orang percaya tidaklah sia-sia (lih.1 Kor.15:14). Sama seperti
Lazarus, sesungguhnya kita semua sudah mati (karena dosa), dan
pembebasan dari kematian akibat dosa hanya dimungkinkan terjadi kalau
Kristus memberikan rahmat-Nya kepada kita. Dan pada saat yang
bersamaan, kita juga mau keluar dari kegelapan dosa menuju terang kasih
Tuhan.
Pertama, kita harus percaya kepada Kristus, Sang kebangkitan dan
sumber hidup, karena di dalam Kristus tidak ada kematian. Selama kita
percaya kepada Kristus dan taat mengikuti segala jalan-Nya, termasuk siap
menghadapi penderitaan seperti Dia, maka kita akan hidup walaupun kita
sudah mati. Hanya dengan berfokus pada Kristus yang terlebih dahulu
menderita, maka kita akan mempunyai perspektif yang berbeda dalam
menghadapi penderitaan, bahkan kematian. Karena bagi Kristus, kematian
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 90 -

bukanlah akhir dari segalanya, namun merupakan awal kehidupan yang


sebenarnya, yaitu kehidupan yang memungkinkan kita melihat kemuliaan
Allah. Hanya dengan percaya kepada Kristus, maka orang yang hidup tidak
akan mati dan yang mati akan tetap hidup.
Kedua, Paulus menjelaskan bahwa karena Kristus bangkit dari
antara orang mati, maka Roh yang sama yang diam di dalam kita akan
menghidupkan tubuh kita yang fana itu. Itu berarti, seperti kebangkitan
tubuh Kristus, maka tubuh kita pun akan dibangkitkan juga kelak. Dan jika
Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di
dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara
orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya,
yang diam di dalam kamu.(ay. 11)
Kedua, Tuhan tidak tidur dalam penderitaan umat-Nya. Ia mau
bertindak dan berbuat karena kasih-Nya yang besar kepada umat ciptaan-
Nya. Tuhan tidak menginginkan manusia mati karena keberdosaannya.
Sebagaimana Tuhan mengambil inisiatif membuka jalan pemulihan bagi
umat Israel, maka Tuhan pun mengambil inisiatif menyelamatkan kita
melalui kesediaan-Nya menderita bahkan mati di kayu salib menggantikan
umat-Nya. Di dalam Tuhan tidak akan ada akhir yang menyedihkan, yang
ada hanyalah sukacita dan kehidupan kekal.
Aplikasi:
Setelah merenungkan firman Tuhan, mari kita berkomitmen untuk
hidup oleh Roh dan tidak hidup lagi oleh daging yang menghasilkan
kematian? Karena Kristus berkuasa membangkitkan orang yang telah mati,
maka oleh-Nya kita pun setelah mati akan dibangkitkan juga kelak. Mari
kita mengintrospeksi diri kita, sudahkah kita hidup bagi Kristus dan tidak
lagi hidup memperhambakan diri pada dunia dan segala hal yang bersifat
fana. Hidup menurut Roh berhubungan erat dengan satu syarat, yaitu
Kristus ada di dalam kita, dan kita di dalam Dia. Di sini pengertian iman
kepada Kristus dihayati bukan sekedar suatu tindakan percaya secara
ritual (formalitas saja) dan rasional (pengetahuan dengan akal) belaka,
tetapi iman sebagai suatu persekutuan personal yang intim dengan Kristus.
Manakala Kristus hidup di dalam diri kita, maka kita dimampukan untuk
mengalahkan kuasa dosa berupa keinginan untuk hidup menurut daging.
Sebab ketika Kristus tinggal dan hidup di dalam diri kita maka kita dikuasai
oleh Roh Kristus. Di mana ada Roh Kristus berkuasa, maka keinginan hidup
menurut daging menjadi tidak berdaya. Itu sebabnya, rasul Paulus berkata:
Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 91 -

dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran (Roma 8:10).
Ketika Roh Kristus berkuasa dalam hati kita, walau kita memang telah mati
karena dosa, namun kita akan beroleh hidup kekal, melampaui kematian.
Amin! (RPM)

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 2-8 April 2017

HIDUP YANG MELAMPAUI KEMATIAN


(Katuoan Ulleanni Kamatean)
Roma 8:6-11

Tujuan: Lihat tujuan khotbah hari minggu tanggal 1 April 2017

Pembimbing
Dalam bacaan ini, Rasul Paulus membagi manusia dalam dua
katagori utama. Kategori pertama yakni mereka yang memiliki sifat-sifat
yang dikuasai dosa. Sedangkan kategori kedua adalah mereka yang
dikendalikan oleh Roh Kudus. Maksud pengkategorian tersebut adalah
untuk menyampaikan pesan Allah mengenai betapa pentingnya Roh dalam
kehidupan manusia. Dari penjelasan tersebut, kita dimungkinkan menjadi
bagian dari kategori kedua, yaitu hidup di dalam Roh karena Tuhan Yesus
telah memberikan atau mengerjakan jalan penyelamatan. Apabila kita
sudah menerima Tuhan Yesus, kita perlu terus mengikuti-Nya sebab jalan
yang diberikan-Nya adalah jalan yang menuju hidup kekal, melampaui
kematian karena dosa. Suatu hidup yang penuh damai sejahtera. Apabila
kita sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka
setiap hari kita perlu memilih jalan hidup yang berpusat pada-Nya.
Karenanya, kita perlu membaca, merenungkan, dan mempelajari Alkitab
sebagai petunjuk dalam mengikuti kehendak-Nya.
Ketika seseorang hidup menuruti keinginan Roh, maka pola pikir
dan perasaannya dikendalikan Roh Allah. Akibatnya, ia akan bersikap taat
dan mengasihi Allah. Hidupnya menjadi berkat bagi orang lain dan bukan
sebaliknya, menjadi beban bagi orang lain. Oleh karena itu, kehidupan
seorang pengikut Kristus yang benar adalah kehidupan yang mengikuti
keinginan Roh dan bukan mengikuti keinginan daging. Apabila kita

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 92 -

mengaku bahwa hidup kita sudah diselamatkan melalui penebusan Yesus


di kayu salib dan mengakui-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka Roh
Kudus akan diam bersemayam di dalam hati kita, dan siap membimbing
kita untuk menjalani kehidupan yang menjauhi keinginan daging, dan
mentaati kehendak Allah Bapa. Kita akan dimampukan untuk menjalani
hidup yang yang berkenan kepada Allah.

Pertanyaan untuk didiskusikan:


1. Faktor apa yang sering menjadi penghambat sehingga terkadang kita
begitu sulit menjalani hidup sesuai dengan keinginan Roh?
(Apasiara tu mesakkalangi sae lako nenne masussa tu katuoanta
dipatengke situru paporaian Penaa?)

2. Renungkan, perubahan / manfaat apa yang telah kita rasakan dan


alami sebagai orang yang telah hidup di dalam keinginan Roh.
(Nannungi, umba susi ta sading sia apara tu buanna lako kaleta ke tuo
lanki paporaianna Penaa?

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 93 -

Bahan Khotbah Minggu ke-15, Prapaskah VI 9 April 2017

PENDERITAAN YANG MEMBAWA KEMENANGAN


(Kamaparrisan umpabutu kapataloan)

Mazmur : Mazmur 31:9-16


Bacaan 1 : Yesaya 50:4-9a
Bacaan 2 : Filipi 2:5-11
Bacaan 3 : Matius 27:11-54 (Bahan Utama)
Nas persembahan : Filipi 2:4
PHB : Filipi 2:5

Tujuan:
1. Memahami penderitaan karena dosa dan menghayati bagaimana Tuhan menebus kita
dari kuasa dosa, lewat jalan salib, darah yang tertumpah.
2. Meneladani Yesus dalam memikul salib-Nya dalam rangka memikul salib masing-
masing: Setiap orang (keluarga) punya salibnya sendiri.

Pemahaman teks
Kitab Yesaya lebih lazim dikenal sebagai kitab nubuatan. Melalui
kitab ini, sebagai utusan Tuhan, dan atas bimbingan Roh Allah, Yesaya
menyampaikan penglihatannya mengenai peristiwa yang akan terjadi
sehubungan dengan rencana penyelamatan dari Allah terhadap umat-Nya.
Khusus dalam Yesaya pasal 50 ini, kita menemukan sikap hidup dan
keimanan sosok pribadi seperti Yesaya; yang layak untuk direnungkan dan
diteladani. Mengenai dia, dalam Alkitab diberi judul ketaatan hamba Tuhan.
Karakter dirinya digambarkan sebagai sosok yang sangat sederhana,
namun memiliki hati yang kuat, tabah, taat, relah berkorban sekalipun
harus menderita karena ia memiliki hubungan yang sangat akrab dengan
Tuhan. Atas pengutusan yang diberikan oleh Allah kepadanya, hamba ini
mengklaim bahwa ia telah menanggapi dengan taat apapun yang telah
dikatakan oleh Allah karena percaya sepenuhnya pada rencana dan karya
Allah. Ketaatannya terhadap panggilan Allah dalam misi perutusannya
telah membawa sejumlah konsekuensi baginya. Ia mengalami banyak
penghinaan dan perlakuan kasar dan tidak manusiawi. Meski mengalami
banyak penderitaan karena ketaatan dan kesetiaannya pada misi
pengutusan Tuhan atasnya, hamba Tuhan itu tetap mengungkapkan

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia


- 94 -

keyakinannya akan pertolongan Tuhan yang pasti terjadi baginya (ay. 7a).
Ia juga menyakini bahwa dirinya tidak akan dipermalukan. Sekalipun orang
lain mempertanyakan keputusan dan tindakannya, ia mengetahui bahwa
dirinya sedang melakukan kehendak Allah.
Melalui ucapannya, kita dapat memahami keyakinan iman yang
dianutnya dan itulah yang mampu memberinya dorongan untuk tekun
melakukan misinya. Ia bersyukur diberikan oleh Tuhan suatu karunia,
yaitu memiliki lidah sebagai seorang murid supaya dapat memberi
semangat baru kepada yang letih lesu. Sebagaimana Tuhan yang menjadi
Gurunya, maka hamba itu dengan perkataannya telah menghibur
sesamanya, memberi dorongan serta pengharapan kepada yang berputus
asa. Setiap hari ia juga belajar untuk mendengar dengan penuh
pemahaman, dan patuh melaksanakan kehendak Guru dan Tuhannya tanpa
memberontak. Kesediaannya melayani orang lain sedemikian besar sampai
ia rela dipukuli punggungnya, dan diludahi wajahnya. Inilah contoh
konkret ketaatan hamba Tuhan. Ia memilih jalan penderitaan secara
sukarela dengan memberikan punggungnya kepada orang-orang yang ingin
memukulnya, yakni orang-orang yang memperlakukannya sebagai seorang
penjahat. Ia membiarkan dirinya diperlakukan seperti umumnya yang
dialami oleh para penjahat, walaupun fakta sebenarnya ia tidak melakukan
kebenaran. Lukisan penderitaan hamba Tuhan ini sangat mirip dengan
kisah penderitaan Yesus. Oleh karenanya, dapat dipahami bahwa pribadi
dalam Yesaya 50 ini adalah nubuat yang menggambarkan Kristus. Kristus
melakukan begitu banyak hal penting dalam misi pelayanan-Nya selama di
dunia. Antara lain:
1. Dengan lidah-Nya, Dia senantiasa menyampaikan berbagai
pengajaran, khotbah, teguran, penghiburan serta memberi
dorongan kepada yang letih lesu dan berputus asa, walaupun Dia
sendiri sedang menghadapi penderitaan.
2. Dengan telinga-Nya yang tajam, Dia senantiasa siap mendengar
keluhan, permohonan, dan menyatakan kepedulian kepada umat-
Nya dengan kasih yang tulus.
3. Dalam sikap taat kepada Bapa, dengan konsisten, relah menderita;
mengorbankan jiwa raga serta kemuliaan-Nya demi kasih-Nya
kepada umat manusia yang berdosa.

Apa yang kita baca dalam injil Matius, menunjukkan betapa Kristus
berada dalam situasi yang serius, kondisi yang menegangkan, pergumulan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 95 -

yang berat, ancaman yang membahayakan jiwa karena serangan dari luar
dan dalam, yang mengarah pada penyiksaan, penyaliban dan kematian-
Nya! Mungkin kita mengatakan bahwa semua itu memang sudah
merupakan misi dan tujuan-Nya ketika datang ke dalam dunia ini. Tapi
kalau kita sungguh-sungguh merenungkannya lebih mendalam, bagaimana
jika kita yang mengalaminya? Adakah seseorang yang mampu bahkan relah
berkorban seperti itu demi kepentingan dan kehidupan orang lain?
Untuk menyelamatkan kita dari dosa, Dia relah mempertaruhkan
segala keberadaan-Nya, bahkan nyawa-Nya sekalipun. Itulah bukti kasih-
Nya. Pengorbanan Kristus harus kita hayati sebagai suatu fakta dan bukan
kisah fiktif. Di sini kita dapat menyaksikan ketaatan dan pengorbanan
Kristus, yang membuat kita semakin menghargai dan mengagumi pribadi-
Nya. Seorang anak manusia yang taat kepada Bapa, yaitu Tuhan, dan Tuhan
yang taat menderita, bahkan relah mati demi keselamatan manusia.
Manusia sejati dan Tuhan sejati yang telah memberikan teladan ketaatan
dalam kerelaan dan kesadaran-Nya yang begitu mulia. Kita disuguhi
pelajaran kasih yang luar biasa, kasih yang mampu menghapus segala dosa
dan pelanggaran kita. Kasih yang mampu menyangkal dan mengorbankan
identitas illahi sebagai milik-Nya yang paling mulia itu, untuk ditukarkan
dengan identitas seorang hamba. Seorang hamba yang taat kepada Tuan-
Nya, yang adalah Bapa-Nya sendiri.
Oleh karena itu, sebagai orang yang telah diselamatkan dari dosa
dan telah dimahkotai kemenangan hidup di dalam Kristus Yesus, setiap
orang percaya dipanggil untuk senantiasa meneladani sikap hidup yang
telah dipraktekkan oleh Yesus, melalui kesediaan kita untuk taat sebagai
seorang hamba dalam menyatakan kebenaran Allah sekalipun harus
menghadapi penderitaan.
Rasul Paulus, melalui suratnya (Filipi 2:5-11) senantiasa
memberikan semangat dan motivasi kepada orang percaya di Filipi yang
sementara mengalami gejolak, agar senantiasa setia dengan imannya
sekalipun harus menghadapi tantangan dan penderitaan. Nasihat yang
Rasul Paulus berikan untuk jemaat di Filipi ini bukanlah nasihat yang
gampangan, karena suratnya ini ia tulis dari balik penjara di Roma pada
masa tahanannya karena memberitakan Injil Kristus. Paulus
menyemangati jemaat dengan teladannya bahwa ia juga telah menghidupi
ketaatan yang relah berkorban itu.
Sementara dalam konteks jemaat Filipi, mereka sedang mengalami
gejolak. Dari luar, jemaat menghadapi penganiayaan dari orang-orang yang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 96 -

tidak menyukai keberadaan mereka. Dari dalam, ada beberapa orang


anggota jemaat yang saling berseteru satu sama lain (Flp. 4:2). Belum lagi
guru-guru palsu yang membingungkan gereja dengan ajaran-ajarannya
yang menyesatkan (Flp. 3:2). Gejolak kehidupan gereja seperti itu bisa saja
menggoda jemaat untuk tidak lagi taat iman. Oleh sebab itu menjadi perlu,
jemaat ini mengingat kembali ketaatan yang berkorban, yang telah
ditunjukkan oleh Kristus, agar mereka dapat berdamai dengan Allah,
dengan diri sendiri dan dengan orang lain.
Rasul Paulus menganjurkan kepada jemaat di Filipi supaya mereka
senantiasa menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus
Yesus. Artinya, hanya dengan senantiasa menyelaraskan pikiran dan
perasaan mereka dengan pikiran dan perasaan Kristus maka mereka
dimungkinkan untuk mampu melakukan penyangkalan diri, lalu setia
mengikuti keteladanan Kristus yang relah menderita bahkan mati demi
kebenaran Allah dan untuk keselamatan umat-Nya.

Pokok-Pokok yang dapat dikembangkan:


1. Kita pada umumnya tidak mudah menerima penderitaan sebagai
jalan yang dikehendaki Allah. Oleh karenanya, kita lebih cenderung
mengelak, protes dan memberontak kepada Tuhan ketika
penderitaan menghampiri hidup kita.
2. Sikap Yesus dan hamba Allah yang kita baca dan renungkan ini
memang sulit ditemukan padanannya dalam kehidupan kita sehari-
hari. Ketaatan Yesus bukanlah ketaatan yang mudah dilakukan-Nya,
tetapi melalui perjuangan yang sangat berat dan menantang. Ketika
Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia
menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkan diri-Nya
kepada Allah, Bapa yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah
memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita,
yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.

Aplikasi:
Iman menghasilkan pengharapan hidup. Jika kita, dalam segala
hidup bahkan dalam penderitaan sekalipun, senantiasa yakin akan kasih
dan kuasa Allah, maka kita percaya bahwa Dia yang akan menguatkan,
menghiburkan dan membebaskan kita. Di sinilah dibutuhkan iman agar
kita tabah dan kuat untuk menunggu Dia sampai kapan pun, karena kita
yakin bahwa Dia pasti menyatakan kehadiran-Nya menolong kita. Karena
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 97 -

Dia Maha mendengar dan begitu peduli kepada kita. Jalan


salib/penderitaan yang telah ditempuhnya merupakan sebuah jalan yang
pasti bagi sebuah kemenangan yang sejati.
Iman harus diwujudkan di dalam kasih yang selaras dengan pikiran
dan perasaan Kristus. Penderitaan dan pengorbanan Yesus di kayu salib
adalah contoh yang sempurna. Berkorban berarti tidak mementingkan diri
sendiri tapi mampu mendengar rintihan orang lain, dan peka melihat
penderitaan orang lain. Sebab orang yang tidak mau berkorban dalam
melihat penderitaan orang lain, pasti akan mendapati dirinya sendirian.
Yang dia jumpai dan pikirkan hanya dirinya sendiri, oleh karena itu
biasanya orang yang hanya memikirkan diri sendiri selalu merasa
kesepian. Tetapi bagi orang yang mau berkorban dan menderita demi
orang lain akan mendapati dirinya dengan kehidupan yang berkualitas
dengan hubungan yang baik dengan orang lain maupun lingkungannya.
Disinilah ketaatan kita sebagai seorang hamba diuji. Oleh karena itu, dalam
kita merenungkan kasih dan penderitaan serta pengorbanan Yesus dalam
minggu ini kita juga dipanggil untuk senantiasa hidup di dalam kasih; tidak
hanya untuk pribadi kita, keluarga kita, jemaat kita tetapi pada seluruh
ciptaaan-Nya. Roh Kudus menyertai Kita. Amin! (RPM)

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 10-15 April 2017

PENDERITAAN YANG MEMBAWA KEMENANGAN


(Kamaparrisan Umpabutu Kapataloan)
(Filipi 2:5-11)

Tujuan:Lihat tujuan khotbah hari minggu tanggal 9 April 2017

Pembimbing
Dalam bagian ini, Rasul Paulus menggambarkan kasih Allah di
dalam Kristus Yesus kepada umat-Nya, melalui kesediaan-Nya untuk
menderita sebagai seorang hamba yang taat. Khusunya dalam Filipi 2:8,
dijelaskan dengan menggunakan istilah, Ia merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib. Maksud dari ungkapan ini
ialah: Pertama; Ia telah merendahkan diri-Nya. Paulus mengatakan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 98 -

sorga dan tahta yang penuh sukacita, tidaklah menjadi pilihan bagi Yesus.
Walaupun Dia sebenarnya tidak harus meninggalkan tahta-Nya, namun
karena kasih-Nya, maka Dia memilih meninggalkan sorga dan mengambil
rupa seorang manusia hina agar dia bisa memasuki ruang kemanusiaan
yang kotor dan penuh dosa. Namun Ia sendiri tidak berdosa. Kedua; taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Ketaaatan Yesus bukan
hanya ketika Ia mati, tetapi berlangsung dari awal sampai akhir, terus
menerus dan sempurna. Mulai dari inkarnasi; Allah sang pencipta
menjelma menjadi sama seperti manusia. Sebagai manusia, Ia mengambil
peran sebagai seorang hamba. Seorang hamba tidak punya hak untuk
mengatur hidupnya sendiri. Seorang hamba harus tunduk dan taat pada
segala kehendak tuannya. Sebuah status dan peran yang sungguh hina dan
rendah. Bahkan dalam kehadiran-Nya sebagai seorang manusia dan juga
hamba, Dia pun harus menderita, bahkan kemudian mati. Matinya di kayu
salib, sebuah tempat penghukuman yang terkutuk dan keji memalukan
dalam konteks orang Yahudi, karena hukuman seperti itu hanya
diperuntukkan bagi penjahat besar. Mengapa Yesus Mau melakukan itu
semua? karena Yesus mentaati perintah Allah. Mengapa Yesus mau taat?
Karena Dia mengasihi Bapa dan juga mengasihi manusia yang telah
berdosa.

Pertanyaan Diskusi
1. Sebagaimana Yesus Kristus telah merendahkan diri-Nya, demikian
juga halnya dengan kita sebagai hamba yang diutus untuk menjadi
saksi-Nya, senantiasa dituntut untuk bisa merendahkan diri. Secara
kongkrit, bagaimana peran ini bisa kita nyatakan dalam tugas
pelayanan kita sebaga hamba Tuhan?
(Susi Yesus Kristus mangkamoumpamadiong kalena, susi dukamo lako
kita taunNa tu disua mendadi sabinNa, kumua la umpamadionganki
kaleta. Umba ladikua umpapayanni lan passanan tengko
pakamayanta te toean iate?
2. Meneladani kesediaan Yesus dalam memikul salib-Nya, Setiap orang
punya salibnya masing-masing (Jede Familie hat seine eigene Kreuz).
Apa maksud dari ungkapan, setiap orang punya salibnya masing-
masing?
(Umpatuladanni kamengkaolanNa Yesus lan umpassan peataNa,
simisa-misa tau pantan den peatana. Apa battuananna te kada
simisa-misa tau pantan den peatana
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 99 -

Bahan Khotbah Kamis Putih 13 April 2017

MAKNA PENGORBANAN YESUS KRISTUS


(Gaina kamaparrisanNa Yesus Kristus)

Mazmur : Mazmur 116:1-2;12-19


Bacaan 1 : Keluaran 12:1-14
Bacaan 2 : 1 Korintus 11:23-26 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Yohanes 13:1-17, 31b-35
Nas persembahan: Mazmur 116:17,18
PHB : Mikha 7:18-19

Tujuan:
1. Memahami makna penderitaan/pengorbanan Yesus Kristus.
2. Menghayati makna Pembasuhan kaki dan PK.
3. Menghargai pengorbanan Yesus Kristus dengan meneladani kehidupan Kristus

Pemahaman Teks
Perikop ini tidak dapat dipisahkan dari perikop sebelumnya yang
berbicara tentang kebiasaan-kebiasaan yang dianggap keliru oleh Paulus
dalam peribadatan jemaat. Melalui surat ini, Paulus memberi nasihat
mengenai bagaimana seharusnya orang Korintus beribadat dan mengambil
bahagian dalam Perjamuan Tuhan. Ia juga memberi nasihat tentang
penggunaan karunia-karunia Roh, yang dapat membantu mengembangkan
keteraturan dalam peribadatan yang sungguh-sungguh menyembah Allah
dan membangun persekutuan umat Allah. Ada kebiasaan yang dilakukan
oleh kelompok-kelompok tertentu, yakni bertemu dalam acara makan
bersama. Ada semacam perjamuan khusus yang disebut eranos. Dalam
perjamuan itu setiap peserta membawa makanannya sendiri. Pada
gilirannya semua makanan yang dibawah itu disajikan dalam sebuah acara
makan bersama. Gereja mula-mula juga mempunyai kebiasaan seperti itu
(mungkin mengingat Perjamuan malam Yesus dengan para murid dalam
Yoh. 13:2). Sebuah perjamuan yang disebut agape atau Perjamuan Kasih,
orang-orang Kristen termasuk di Korintus datang ke perjamuan tersebut
dengan membawa makanan yang kemudian disajikan bersama lalu duduk
makan bersama. Kebiasaan ini merupakan hal yang sangat menyenangkan
sebagai sebuah cara untuk menciptakan dan memelihara persekutuan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 100 -

Kristen yang sejati. Tetapi, ternyata dalam pelaksanaan perjamuan, Paulus


mendapati adanya kekeliruan. Cara mereka dalam melaksanakan
perjamuan sangat egois, mereka tidak menunggu teman yang datang
terlambat (misalnya para hamba) juga tidak membagi apa yang mereka
miliki. Masing-masing hanya memperhatikan makanannya sendiri sehingga
ada yang kenyang bahkan mabok tetapi ada juga yang lapar (ay. 21) dan itu
bukan hakekat Perjamuan untuk mengenang Tuhan. Bagi Paulus, jemaat
Korintus itu telah menghinakan baik kehormatan maupun persaudaraan
jemaat serta penciptan-Nya yaitu Allah. Latar belakang dari kekeliruan itu
ialah adanya perpecahan dikalangan internal jemaat yang semakin
memperluas jarak antara yang kaya dan yang miskin, Yahudi-bukan
Yahudi, orang merdeka, para budak. Hakekat Perjamuan Kasih telah hilang
yakni berbagi dengan mereka yang tidak punya apa-apa.
Paulus memberikan perintah yang benar tentang makna Perjamuan
yang sesungguhnya, perintah yang diterima langsung dari Tuhan Yesus.
Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan
(ayat 23). Perintah ini bukan dari Paulus melainkan dari Tuhan yang
kemudian diteruskan kepada jemaat untuk dilaksanakan. Menurut Paulus,
tradisi makan bersama yang sudah ada dalam jemaat seharusnya
didasarkan pada pengorbanan Yesus Kristus untuk dosa-dosa manusia. Ia
menyerahkan tubuh-Nya dan darah-Nya yang adalah simbol makanan dan
minuman untuk hidup yang kekal. Tubuh dan darah Tuhan terbagi diantara
orang-orang yang percaya dan mengasihi-Nya. Setiap kali melakukan
perjamuan makan bersama, seharusnya yang terjadi adalah mengenang
pengorbanan Tuhan Yesus sampai Ia datang kembali (ay.26).

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan dalam Khotbah


1. Perjamuan makan bersama: mengingat pengorbanan Kristus
Tradisi makan bersama telah diberi makna baru oleh Rasul Paulus
seperti dalam uraian di atas. Hakekat perjamuan makan ialah
mengenang karya Tuhan Yesus melalui pengorbanan tubuh dan darah-
Nya untuk menebus dosa-dosa kita serta menghilangkan sekat-sekat
perbedaan di antara kita. Melalui perjamuan, kita semua dari berbagai
latar belakang menjadi satu dalam Kristus, kita diberi makan dan minum
dari sumber yang sama yakni Tubuh dan darah Kristus. Perjamuan
Kudus yang dilakukan oleh gereja dimaksudkan mengenangkan
pengorbanan Yesus di kayu salib ke dalam kehidupan beriman sehari-
hari. (silahkan dikaitkan dengan formulir-kada mangullampa).
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 101 -

2. Saling berbagi sebagai wujud persaudaraan


Salah satu esensi penting dari tradisi perjamuan makan pada
zaman gereja mula-mula ialah, saling berbagi yang kemudian telah
luntur praktekanya di Jemaat Korintus. Perjamuan makan bukan
sekedar acara makan-makan bersama tetapi saling berbagi makanan
satu dengan yang lain. Sehingga unsur-unsur perbedaan menjadi hilang.
Perbedaan tertutupi oleh semangat persaudaraan yang mau berbagi
dengan mereka yang kekurangan. Ada pesan persekutuan di sana, bukan
sekedar berbagi makanan melainkan menikmati kebersamaan sebagai
satu keluarga (bnd. Pemahaman ekklesiologi: gereja sebagai keluarga
Allah). Bagaimana dengan tradisi makan bersama yang digelar pada
setiap acara baik Rambu Tuka maupun Rambu Solo apakah masih
mencerminkan prinsip saling berbagi seperti anjuran Paulus?.

3. Pembasukan Kaki: komitmen pelayanan


Tradisi pembasuhan kaki yang terjadi pada masa itu (Yoh.13:1-17)
dilakukan oleh seorang yang lebih rendah kedudukannya kepada yang
lebih tinggi kedudukannya. Seorang hamba pantas membasuh kaki
tuannya. Tetapi apa yang dilakukan oleh Yesus yang adalah guru dan
Tuhan dengan membasuh kaki murid-murid-Nya hendak
menjungkirbalikkan konsep manusia tentang status. Jika mau memberi
penghormatan yang sepantasnya kepada Yesus yang adalah guru dan
Tuhan kita, ternyata kita harus menerima pembasuhan-Nya terhadap
dosa kita, tetapi juga membasuh kaki sesama bahkan mereka yang lebih
rendah kedudukannya daripada kita. Di beberapa jemaat telah
dilaksanakan acara pembasuhan kaki pada perayaan Kamis Putih, hal
ini baik tetapi jangan sampai hanya sebatas ritus belaka tanpa
pemaknaan secara benar dalam kehidupan sehari-hari. Ritus
pembasuhan kaki adalah simbol kesiapan untuk melayani dengan
rendah hati terhadap mereka yang dianggap kecil dan rendah dalam
masyarakat.

4. Meneladani Kristus dengan hidup rendah hati


Setiap orang mau dihargai, bahkan menuntut dihormati, walaupun
tidak selamanya dengan sadar mau juga menghargai dan menghormati
sesama. Betapa banyaknya masalah terjadi dalam pelayanan, keluarga
dan masyarakat hanya karena ada pihak yang selalu merasa harus
mendapat penghargaan dan penghormatan sementara yang lain
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 102 -

dianggap harus memberi penghargaan dan penghormatan. Momentum


Kamis Putih, menjadi saat yang tepat untuk merenungkan apakah
pengorbanan Kristus masih menjadi prinsip dan motivasi dalam
kehidupan beriman kita. Kerendahan hati merupakan syarat penting
untuk saling melayani. Hal ini penting, karena orang yang tidak mau
melayani dalam kerendahan hati menempatkan dirinya lebih hebat dari
Yesus. Hidup rendah hati sama sekali tidak akan mengurangi tingkatan
status sosial yang melekat pada diri seseorang, seperti Yesus setelah
membasuh kaki murid-murid-Nya bahkan setelah Ia berkorban sampai
mati di kayu salib tidak mengurangi status-Nya sebagai Anak Allah.
Malahan kepada-Nya diberikan nama di atas segala nama yang oleh-Nya
manusia diselamatkan dan memuliakan Allah Bapa (bnd. Filipi 2:1-11).
(YP).

~oOo~

Bahan Khotbah Jumat Agung 14 April 2017

DARAH-NYA MEMULIHKAN
(Ia tu Rara-Na Mepamaleke)

Mazmur : Mazmur 22:1-12


Bacaan 1 : Yesaya 52:13-15 dan 53:1-12
Bacaan 2 : Ibrani 10:16-25 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Yohanes 19:28-42
Nas persembahan : 1 Petrus 1: 18-19
PHB : Ayub 8:5-7

Tujuan:
1. Jemaat memahami makna kematian Kristus
2. Jemaat Menghayati kematian Kristus sebagai orang-orang yang ditebus.

Pengantar
Jika mau meringkas PGT tentang dosa, maka dosa adalah rusaknya
relasi. Pemutusan hubungan yang benar dengan Allah yang berakibat pada
rusaknya hubungan dengan sesama manusia dan dengan ciptaan Tuhan
yang lainnya. Akibat dosa ialah maut. Tetapi maut adalah salah satu musuh
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 103 -

saja dari semua yang telah mengakibatkan hidup ini terpisah dari Allah.
Paulus berkata, Musuh yang terakhir yang dibinasakan ialah maut (1 Kor.
15:26). Sebelumnya ada musuh-musuh yang lain. Boleh dikatakan, seluruh
hidup Yesus adalah hidup untuk mengalahkan semua hal yang telah
membuat hidup ini terpisah dari Allah. Dan semua hal itu adalah
memulihkan relasi. Relasi dengan sesama dan relasi dengan seluruh
ciptaan. Dan pada akhirnya, Salib adalah simbol jembatan yang berdiri di
antara dua jurang yang memisahkan manusia dengan Tuhan yang tidak
mungkin dijembatani oleh manusia. Salah satu ajaran iman Kristen yang
sangat penting adalah bahwa akibat dosa itu adalah keterpisahan total dari
Allah. Manusia ingin kembali tetapi tidak mungkin. Tetapi manusia
menderita di dalam keterpisahan itu. Akibat dari keterpisahan manusia
dengan Allah, digambarkan dengan sangat baik oleh Daud dalam Mazmur
22, perasaan ditinggalkan Allah, penderitaan karena ditinggalkan Allah.
Manusia rindu kembali kepada Tuhan karena manusia adalah
Gambar Allah. Suara Tuhan di manakah engkau dalam Kejadian 3:9 terus
memanggil, dan manusia mendengar suara itu, tetapi manusia tidak tahu
bagaimana kembali kepada suara yang memanggil itu. Lalu bagaimana
manusia bisa kembali kepada yang memanggil di manakah engkau itu?.
Pdt. Stanley Jones, sang penginjil yang banyak mempelajari agama-agama
lain sebelum menginjil yang kemudian memberikan kesimpulan yang
sangat penting, yang sekaligus menjelaskan letak perbedaan hakiki antara
agama Kristen dan agama-agama yang lain. Stanley Jones berkata, semua
agama-agama adalah hasil usaha manusia mencari Tuhan, tetapi Injil
adalah hasil usaha Tuhan mencari dan menemukan manusia. Perhatikan
semua agama-agama adalah hasil usaha manusia mencari Tuhan di situ
tidak ada kata menemukan. Itu artinya Stanley Jones berkesimpulan
bahwa semua usaha itu tidak akan membawa manusia pada penemuan
Tuhan yang sesungguhnya. Lalu apa yang ditemukan? Karl Barth, theolog
kenamaan Jerman abad ke-19 itu mengatakan, manusia mencari Allah
yang satu tetapi menemukan allah yang banyak. Itulah sebabnya Karl
Barth berkesimpulan bahwa semua agama-agama, termasuk agama Kristen
kalau berpikir seperti itu adalah unglauben (unbelief, ketidakpercayaan).
Lalu bagaimana mestinya manusia kembali kepada suara yang terus
memanggil itu, di manakah engkau? Bagaimana memulihkan hubungan
yang rusak itu?

Pemahaman Teks
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 104 -

Yang jelas, hubungan itu hanya bisa dipulihkan oleh Allah sendiri.
Tidak mungkin lagi oleh manusia. Dengan pemulihan itu, kita dapat
menghadap Allah kembali, Sang suara yang terus memanggil itu. Hal itu
tergambar dalam bacaan kita. Bahwa pada zaman Perjanjian Lama, setiap
orang tidak dapat masuk ke dalam kemah pertemuan jika tidak membawa
kurban yang diwajibkan. Dan setiap orang tidak dapat menghadap Allah
selain dari Imam yang telah ditetapkan oleh Allah. Imam ini berfungsi
sebagai perantara antara umat dengan Allah. Berbeda halnya pada zaman
Perjanjian Baru, terjadi sebuah perubahan/reformasi besar-besaran
dimana setiap orang dapat menghadap Allah tanpa harus melalui
perantara. Ada tiga aspek yang ditanyakan sehubungan dengan perubahan
untuk menghadap Allah yang terjadi dalam Perjanjian Baru, yaitu:
a. Apa dasar kita untuk dapat berjumpa kembali dengan Allah?
b. Bagaimana sikap kita untuk datang menjumpai Allah?
c. Bagaimana kehidupan sosial kita setelah berjumpa dengan Allah?
Apa yang menjadi dasar kita untuk dapat menjumpai Allah? (ayat 19-
21). Dasar kita adalah pengorbanan Yesus Kristus. Oleh darah Kristus Allah
menebus manusia untuk diperdamaikan kembali dengan diri-Nya. Dengan
darah Kristus itu penulis Kirab Ibrani mengatakan:
Pertama: Oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat
masuk ke dalam tempat kudus (ayat 19). Semua bermula dari dosa. Dosa
telah menyebabkan manusia terpisah dari Allah. Dosa memngakibatkan
kita tidak dapat menghadapt Allah yang maha kudus. Bahkan berhadapan
dengan Allah yang Kudus, akibatnya adalah mati. Untuk itu diperlukan
sebuah sarana sebagai perantara berupa kurban yang darahnya akan
dipercikan sebagai pendamaian. Darah Yesus yang telah tercurah di kayu
salib telah mendamaikan setiap orang percaya dengan Allah, dan telah
menerima pengampunan dosa serta beroleh hidup yang menjadikan
manusia bersekutu dengan Allah.
Kedua Yesus telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi
kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri (ayat. 20).Dalam kemah pertemuan
atau Bait Allah, terdiri dari beberapa bagian bilik yang tidak dapat
dilanggar. Jemaat hanya dapat sampai di bilik depan, kemudian ruang
kudus untuk para imam, dan ruang Maha Kudus adalah tempat dimana
Tabut Allah ada. Antara ruang kudus dan ruang maha kudus, terbentang
tabir dari atas sampai ke bawah sebagai pembatas dan ruang maha kudus
hanya boleh dimasuki oleh imam kepala sekali dalam satu tahun. Jalan,
tabir, dan tubuh sesungguhnya memiliki pengertian yang sama. itulah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 105 -

sebabnya Yesus berkata Akulah jalan. Kematian Tuhan Yesus telah


membuat tabir dalam bait Allah terbelah menjadi dua dari atas ke bawah,
yang berarti bahwa tubuh itulah jalan sehingga tidak ada lagi pembatas
bagi manusia untuk dapat menghadap Allah.
Ketiga, Yesus Imam Besar sebagai kepala rumah Allah (ayat 21).
Imam besar adalah seseorang yang bertugas memimpin upacara suci
dengan membawa korban untuk dipersembahkan kepada Allah supaya
Allah mengampuni dosa para umat. Imam juga disebut sebagai jurubicara
antara manusia dengan Allah dan sebaliknya. Tuhan Yesus adalah imam
besar kita yang oleh kematiannya telah menjadi korban bagi dosa-dosa
manusia, memimpin orang percaya dan membawa manusia kepada Allah
untuk dipulihkan hubungannya dengan Allah dan diperdamaikan. Dan
sebagai kepala, ini berarti bahwa ada sebuah keteraturan dan kedisplinan
dalam menghadap Allah. Yesus sebagai kepala telah meninggalkan hal itu
untuk diteladani oleh orang percaya dalam menghadap Allah.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan


Penderitaan dan kematian Kristus sebagaimana dikisahkan dalam
Yoh.19:28-42 adalah jalan Allah sendiri untuk datang mencari dan
menemukan manusia untuk dipulihkan. Karena itu:
1. Hanya oleh karena darah Yesus setiap orang percaya dapat dengan
berjumpa kembali dengan Allah.
2. Hanya Yesus adalah satu-satunya jalan, kebenaran, dan hidup. hanya
melalui Yesus, setiap orang percaya dapat datang kepada Bapa.
3. Hanya Yesus adalah Imam Besar yang memimpin orang percaya dan
membawa manusia berjumpa kembali dengan Allah.
4. Keteraturan dan kedisplinan harus ada dalam diri orang percaya
untuk menghadap Allah.

Untuk itu perlu ditegaskan:


a. Dasar kita untuk berani menghadap Allah adalah karena Yesus,
yaitu: Oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat
masuk ke dalam tempat kudus, Yesus telah membuka jalan yang
baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
dan Yesus Imam Besar sebagai kepala rumah Allah. Semuanya itu
sudah dinubuatan oleh Nabi Yesaya dalam Yesaya 52:13 sampai
53:12. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya,
dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 106 -

kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Kita sekalian sesat seperti
domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi
TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
(Yesaya 53:4-6).
b. Sikap kita untuk datang menghadap Allah, yaitu: hati yang tulus
ikhlas, dengan keyakinan iman yang teguh, dan pengharapan yang
teguh dengan Yesus. Hati yang tulus ikhlas yang sudah dibersihkan
dan sudah dibasuh dengan air yang murni yaitu oleh darah Yesus
memungkinkan orang untuk dapat menghadap Allah dan menikmati
persekutuan bersama dengan Allah. Hanya dengan keyakinan iman
yang teguh kepada Yesus kita dapat dengan berani menghadap
Allah. Hanya dengan pengharapan yang teguh kepada Yesus kita
dapat mematahkan segala bentuk tantangan saat menghadap Allah.
c. Kehidupan sosial kita setelah menghadap Allah, yaitu: kita akan
saling memperhatikan, saling mendorong dalam kasih, saling
mendorong dalam pekerjaan baik, dan saling menasehati untuk
tidak meninggalkan ibadah.

~oOo~

Bahan Khotbah Sabtu Sunyi 15 April 2017

KUASAILAH DIRIMU DAN JADILAH TENANG


(La matangkinko sia mainga)

Mazmur : Mazmur 31:15-19


Bacaan 1 : Ayub 14:1-14
Bacaan 2 : 1 Petrus 4:1-8
Bacaan 3 : Matius 27:57-66
Nas Persembahan : Efesus 5:1-2
PHB : 1 Petrus 4:7

Tujuan:
1. Jemaat menghargai kematian Kristus untuk hidup sebagai orang-orang yang di tebus.
2. Jemaat dapat menguasai diri dalam mengahadapi berbagai masalah kehidupan.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 107 -

Pemahaman Teks
Adanya tekanan dalam hidup mengakibatkan seseorang merasa
gelisah, tidak dapat tenang. Orang percaya yang tersebar di Pontus,
Kapodikia, Asia, Galatia sedang mengalami tekanan yang muncul dari
dalam dan dari luar. Banyak diantara mereka berperilaku yang tidak
berkenan dihadapan Allah dan sesamanya. Tekanan dari luar ialah mereka
sedang diburu untuk dibunuh, dianiaya, disiksa oleh orang-orang yang
membenci mereka. Hidup mereka sunguh terancam dengan bayang-bayang
kematian.
1 Petrus 4:1-8, Rasul Petrus menasihati orang percaya untuk
menghadapi tekanan dengan ajakan menguasai diri dan jadilah tenang.
Penguasaan diri dalam bahasa Yunani Nefalios yang berarti menahan diri,
yang juga dapat dipahami sebagai perkembangan hati yang jelas dari orang
percaya yang mulai dengan kepercayaan dan mencapai puncaknya dalam
cinta kasih. Kemampuan menguasai diri akan membuat orang percaya
dapat membangun hubungan komunikasi dengan Allah didalam doa. Hanya
dengan berdoa orang percaya dapat tejaga dan mampu menata semua
persoalan dengan baik. Rasul Petrus juga mengajak orang percaya untuk
mengasihi seorang dengan yang lain. Meskipun banyak masalah, persoalan
dan pergumulan hidup orang percaya harus melakukan kasih. Ketika Yesus
akan disalibkan, berulang kali menasihati murid-murid-Nya waktunya
sudah dekat, kalian harus saling mengasihi (bnd.Yoh 13:33-35). Kekuatan
murid-murid terletak dari bagaimana mereka saling mengasihi. Waktu
yang penuh tekanan dan menggelisahkan dapat dihadapi kalau memiliki
kasih yang Tuhan berikan.
Ayub 14:1-14, mengisahkan tentang penderitaan yang dialami
Ayub sungguh berat mengakibatkan ia berfikir untuk memilih jalan
kematian sebagai cara untuk mengakhiri penderitaannya. Namun
kemudian menemukan pengharapan dalam penderitaan berat yang
dialaminya. Ayub percaya bahwa setelah mati dan memasuki dunia orang
mati Allah akan memanggil dia keluar dari kubur. Dengan kata lain, Ayub
mengungkapkan harapan akan kebangkitan pribadi. Dasar penantian yang
penuh harapan ini, ialah kasih Allah yang sungguh-sungguh bagi umat-Nya.
Ayat 15 menggambarkan: Engkau akan rindu kepada buatan tanganMu.
Untuk sesaat Ayub menjangkau kepada Allah dengan ungkapan iman yang
meluap-luap. Allah menghendaki agar semua orang percaya yang
menderita dan tertindas dibumi ini mengetahui bahwa suatu hari
kebangkitan dan kemenangan akan tiba dan mereka akan bersama-sama
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 108 -

dengan Dia untuk selama-lamanya.


Matius 27:57-66, Yesus dikuburkan. Perasaan kehilangan sungguh
dirasakan para murid. Emosi merengguk nalar dan kesedihan bisa meledak
dalam bentuk apapun ketika melihat Yesus yang diharapkan justru
menderita dan kemudian mati di kayu salib yang jasadnya di turunkan lalu
dikuburkan. Namun, rupanya apa yang sudah terjadi pada Yesus saat itu
belum memuaskan orang-orang yang membenci-Nya. Mereka masih
meminta kepada Pilatus agar kubur Yesus dijaga oleh tentara selama tiga
hari. Alasannya ialah: mereka takut kalau para murid membuat berita
sensasi, yakni dengan mencuri mayat Yesus lalu menyebarkan berita
bohong bahwa Yesus bangkit dengan bukti kubur telah kosong. dalam
situasi seperti ini sering manusia hilang kendali.
Mazmur 31:1-4;15-16, Daud menaikkan doa yang sangat pribadi
yang mengungkapkan kesusahan dan ratapan karena musuh. Daud
memiliki pengharapan bahwa hidup dan matinya adalah didalam tangan
Tuhan. Itu sebabnya dia berdoa kepada Tuhan bukan berarti tidak memiliki
kelemahan dan kekurangan, melainkan karena pengenalan dan imannya
yang teguh kepada Allah. Dalam situasi sulit yang dihadapinya, Daud tetap
percaya dan mengandalkan Tuhan dengan keyakinan bahwa tidak ada
kekuatan yang dapat merampas anak-anakNya. Ia akan menyelamatkan
anak-anakNya karena kasih-Nya sehingga musuh mendapat malu dan
bungkam, denagn demikian akan menikmati senyuman Tuhan bagi
hidupnya. Singkatnya, pengakuan iman Daud ialah: hidup dan mati-Nya
ada di Tangan Tuhan.

Pokok-Pokok Yang dapat dikembangkan dalam khotbah:


Pertama, hari ini kita mengenang situasi Yesus dalam kesendrian-
Nya dalam makam-Nya. Ini adalah situasi yang sangat mendukakan para
murid-murid Tuhan Yesus yang ditinggalkan sang guru yang telah
memimpin, mengajarkan banyak hal dan mengayomi mereka. Semakin
besar cinta kita kepada seseorang yang meninggalkan kita semakin cemas
dan panic pula kita rasakan. Kepanikan membuat segalanya tidak dapat
terorganisir dengan baik. Kita tidak dapat menghindarkan diri dari bayang-
bayang maut entah sakit penyakit, musibah, penganiayaan, malapetaka. Hal
yang bisa muncul adalah panik, gelisah, sama seperti yang dialami oleh
murid-murid Tuhan Yesus saat Yesus benar-benar mati dan diletakkan
didalam kubur. Saat itu para murid sungguh gelisah dan kehilangan janji-
janji akan kebangkitan. Yang dirasakan adalah sunyi sepi dan tidak
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 109 -

bergairah. Matius 27:61 mengatakan bahwa hanya Maria Magdalena dan


Maria yang lain yang tetap berada di kubur Yesus saat itu. Bukankah
gambaran seperti itu yang kita rasakan dikala kita berhadapan dengan
bayang-bayang maut dan penderitaan? Seringkali kita lupa tentang janji
penyertaan Tuhan. Demikian juga Ayub yang mengalami persoalan berat
dalam hidupnya hampir lepas kontrol.
Kedua, menjadi pengikut Yesus tidaklah lepas dari penderitaan dan
kesulitan hidup, Tuhan Yesus berkali-kali mengingatkan tentang hal itu.
Petrus murid yang jatuh bangun dan sangat dekat dengan gurunya juga
bersaksi tentang hal itu. 1 Petrus 4:15 mengatakan: Janganlah ada diantara
kamu yang harus menderita sebagai pembunuh, atau pencuri, atau
penjahat atau pengacau. Juga dalam 1 Petrus 4:13, sebaliknya
bersukacitalah sesuai bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus,
supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia
menyatakan kemuliaan-Nya. Kematian Yesus membawa pengharapan bagi
orang percaya. Yesus yang mati dan dikuburkan menyatakan tuntasnya
pelaksanaan karya penyelamatan dalam kehidupan-Nya. Juga menjadi
sebuah bukti kasih dan cinta Allah yang amat besar bagi manusia.
Keheningan sabtu sunyi ini, kita dapat memperoleh pencerahan hidup
sehingga kita dapat mengubah setiap kedukaan, kepahitan dan penderitaan
menjadi sumber kekuatan, semangat dan daya juang untuk memaknai
kehidupan dalam perspektif iman.
Ketiga, menguasai diri dan menjadi tenang ketika dalam badai
kehidupan tentu tidak mudah. Ayub melihat penyertaan Tuhan melalui
proses hingga dia melihat dengan imannya tentang penebusan dan
kebangkitan orang-orang yang mati. Memang kematian tidak dapat
dihindari oleh manusia tetapi selalu ada pengharapan bahwa akan ada
kebangkitan orang-orang mati dalam Tuhan.
Keempat. dalam kondisi kalut dan teraniaya, kita mesti mampu
menguasai diri dan tenang, karena masalah yang sesungguhnya terletak
pada diri sendiri. Sebab itu, menguasai dan mengendalikan diri adalah
kunci menyelesaikan masalah kita. Persoalannya adalah, bagaimana
menguasai diri dalam kondisi panik dan gelisah? Menguasai diri berarti
mampu menata semua persoalan dengan baik dan tidak mudah dikejutkan
oleh berbagai masalah. Menguasai diri juga dapat berarti berlaku waras,
tidak seperti orang yang tidak waras atau kerasukan dimana tidak tahu apa
yang terjadi disekitarnya, tidak tahu siapa dirinya, berteriak-teriak dan
perlakuan lain yang menunjukkan ketidakwarasan. Resep untuk
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 110 -

menghadapi masalah hidup adalah, menguasai diri dan jadilah tenang


supaya kita dapat berdoa. Penguasaan diri adalah jawaban dari segala
kegelisahan supaya dapat berdoa. Hanya orang yang menguasai diri yang
dapat berdoa dengan baik sehingga tahu petunjuk Tuhan. Demikian halnya
dengan orang yang tenang dapat menghidupi nilai kerajaan Allah yang
diterapkan dalam kehidupan (Life Value). Dengan demikian, kita tidak
mengambil jalan pintas dalam menghadapi persoalan apalagi memilih mati
untuk mengakhiri penderitaan. Daud ketika menghadapi ancaman dalam
hidupnya ia selalu berharap dan berdoa kepada Tuhan sehingga ia
mendapatkan ketenangan dan penghiburan dari Allah. Itu sebabnya Daud
merasa aman dalam lindungan Tuhan.

~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-16 (Paskah) 16 April 2017

PASKAH: MOMENTUM KEMBALI


DARI EMAUS MENUJU YERUSALEM
Paskah: Tibalik dio mai Emaus anna sule lako Yerusalem

Mazmur : Mazmur 114:1-8


Bacaan 1 : Yesaya 25:6-9
Bacaan 2 : 1 Korintus 5:6b-8
Bacaan 3 : Lukas 24:13-49 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Roma 12:1
PHB : Roma 13:13

Tujuan:
1. Jemaat mengenal karya ajaib Allah yang telah membebaskan umat-Nya.
2. Jemaat merayakan pembebasan Allah itu melalui tindakan pertobatan.

Pemahaman Teks
Keempat bacaan ini bertutur tentang perayaan atas kedahsayatan
karya Allah yang memberikan kemenangan dan pembebasan bagi umat-
Nya pada masa dan konteksnya masing-masing, baik pada masa Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru. Sebagai satu kesatuan berita, Kehadiran
Allah sebagai Pembebas umat-Nya sejak zaman Perjanjjian Lama hingga
Perjanjian Baru menunjukkan konsistensi kepedulian dan keberpihakan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 111 -

Allah terhadap umat-Nya. Hal ini merupakan kekuatan dan jaminan bahwa
Allah akan tetap dan selalu hadir membebaskan umat-Nya.
Mazmur 114:1-8, memuat pelajaran dari sejarah bagaimana
merayakan pembebasan Allah. Mazmur ini menyajikan memori indah yang
membawa orang Israel bernostalgia mengenang seluruh keajaiban yang
dikerjakan Allah kala membawa Israel keluar dari Mesir. Kisah ini
dikenang, dirayakan dan dikobarkan umat Israel sebagai sumber kekuatan
menatap masa depan.
Yesaya 25:6-9, menyajikan visi tentang penggenapan suasana
pesta perayaan kemenangan. Bagian ini menampilkan nubuatan Yesaya
tentang kemeriahan suasana perayaan kemenangan yang digambarkan
sebagai sebuah pesta perjamuan. Ungkapan anggur yang tua benar,
masakan yang bergemuk dan bersumsum, dikoyakkannya kain
perkabungan, tiada lagi maut dan air mata, serta aib memberikan
gambaran betapa nikmatnya kehidupan yang akan dialami oleh umat Allah
ketika Allah menggenapi karya pembebasan-Nya.
1 Korintus 5:6b-8, menunjukkan bagaimana hidup dalam
pembebasan. Bacaan ini memberikan peringatan untuk menghindarkan
makanan yang ber-ragi dalam pesta perayaan kemenangan Kristus.
Makanan ber-ragi yang dimaksudkan di sini menunjuk pada sifat-sifat
buruk dan jahat. Dalam hal ini, meninggalkan keburukan dan kejahatan
adalah suatu hal yang selayaknya dilakukan oleh mereka yang telah
dibebaskan dari perbudakan dosa oleh karya Kristus.
Lukas 24:13-49, menampilkan sosok Yesus yang merupakan
pelaku utama dan satu-satunya yang ditetapkan Allah untuk dapat
melakukan karya pembebasan umat Allah. Ia telah mati dan sungguh telah
bangkit. Kebangkitan-Nya disaksikan oleh murid-murid, dan hal itu
mengobarkan sukacita di kalangan para murid. Salah satu sisi yang
menarik dari situasi sebelum meyakini bahwa Yesus telah bangkit ialah
perjalanan dua orang murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama
Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem. Dilihat dari
aspek linguistik, kisah ini sarat makna simbolis.
Pertama: Dua orang itu tidak disebutkan namanya. Walaupun
kemudian diidentifikasi bahwa salah seorang dari mereka adalah Kleopas,
namun yang seorang lagi tetap tidak dikenal. Lukas, yang menulis Injil ini,
sengaja membiarkan demikian sehingga pembaca pada gilirannya seakan-
akan menemukan diri (pembaca) sendirilah yang sedang berjalan ke
Emaus.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 112 -

Kedua: Pergi ke sebuah kampung. Kampung adalah tempat yang


terpencil, jauh dari pusat keramaian. Pergi ke sebuah kampung dapat
berarti meninggalkan pusat keramaian lalu mengisolasi diri ke tempat yang
terasing.
Ketiga: Emaus adalah nama kampung itu. Kata Emaus (bahasa
Yunani/Latin: Emmaus; bahasa Ibrani: Hamat) berarti "sumber air panas",
yang berarti bukan air sejuk. Kampung Emaus tepat untuk
menggambarkan suasana hati murid-murid sepeninggal Yesus:
kebimbangan, kesedihan, keputusasaan, keraguan, ketakutan, rasa
bersalah, kehilangan pegangan, ketidakpercayaan pada Kitab Suci, mencari
jalan sendiri, dan sebagainya.
Keempat: Dari Yerusalem. Yerusalem dalam bahasa Ibrani
dilafalkan ye-roo-sha-lai-yeem; secara etimologis berasal dari kata yarah
dan shalam. Yarah berarti: mengarahkan, menunjukkan, mengajar, dan
mengalirkan; shalam berarti: damai sejahtera, menjadi damai, menjadi
lengkap, tuntas, kuat, aman, sentosa dan kelimpahan. Jadi Yerusalem dapat
diartikan pengajaran damai sejahtera, arah menuju damai sejahtera.
Dengan demikian kata Yerusalem memiliki medan makna yang bertolak
belakang dengan Emaus: Meninggalkan Yerusalem (ajaran damai
sejahtera) berarti menuju Emaus (sumber kegelisahan/kegalauan).
Kelima: Sekitar Tujuh (7) mil jauhnya. Angka tujuh (7) adalah
perlambang tak terhingga, sempurna, penuh, tak terhitung (bnd. Matius
18:22). Meninggalkan Yerusalem menuju Emaus sejauh 7 mil adalah suatu
jarak yang terhitung jauhnya dari hadirat Allah, secara total
meninggalkan/kehilangan damai sejahtera.
Yesus yang bangkit telah membimbing kedua murid itu kembali
dari Emaus menuju ke Yerusalem. Hal itu dilakukan-Nya dengan
menampakkan diri sambil menjelaskan makna ajaran Kitab Suci.

Pokok Pikiran Yang Dapat Dikembangkan


1. Kebangkitan Kristus patut dirayakan. Mengapa? Karena kemenangan
yang dihasilkan oleh kebangkitan Kristus melampaui kemenangan dan
prestasi yang lain yang pernah dicapai manusia, pun yang dipandang
sangat spektakuler. Oleh kebangkitan-Nya, manusia dibebaskan dari
sumber segala belenggu yakni dosa.
2. Seringkali kita tidak mampu menerima dan merayakan kemenangan
Kristus. Apa sebabnya? Karena mata (hati/iman) kita terhalang oleh
berbagai selubung, diantaranya:
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 113 -

a. Selubung Kekecewaan (bnd.ay.17,21). Wajah Kleopas dan


temannya muram kerena kecewa. Kekecewaan karena berbagai
persoalan hidup akan menyebabkan kita sulit
mengenali Tuhan. Demikianlah, manusia yang bermuram, yang
hanya memikirkan masalah-masalah hidupnya tanpa melihat
kebenaran lain, akan kesulitan mengenali Tuhan.
b. Selubung Keraguan (bnd. ayat 38). Kita cenderung sering enggan
mengakui rencana dan karya Allah sebelum Allah memberikan
bukti fisik yang kasat mata.
c. Selubung kebodohan atau kelambanan (ayat 25). Kita sering tidak
memahami betapa bermaknanya kebangkitan Kristus bagi
kehidupan kita. Walau Alkitab jelas menguraikan kebenaran Allah,
namun kita cenderung mengedepankan pandangan dan pendirian
kita sendiri (bnd. Sikap Orang Korintus dalam bacaan kedua, yang
telah menerima Kristus tetapi tetap memelihara sifat dan kelakuan
buruk).
3. Ketidak-mampuan menerima karya Kristus, yaitu kematian dan
kebangkitan-Nya, membawa akibat dalam hidup kita. Apa akibatnya?
Meninggalkan Yerusalem menuju Emaus. Jalan ke Emaus ialah suatu
tempat yang sangat sunyi dan terasing di mana kita sering tidak
menyadari, apalagi mengakui kepada diri kita sendiri, adanya
kekacauan, keraguan dan ketakutan dalam diri kita. Kita merasa
seakan diri kita baik-baik saja padahal kita telah meninggalkan
kebenaran (ajaran damai sejahtera), Demikianlah, orang yang tidak
menerima Kristus, hidupnya pasti akan bermuara pada
ketidaktentraman/kesengsaraan.

4. Bagaimana cara supaya kita dapat menerima kemenangan Kristus?


a. Undang Yesus masuk dalam perjamuan dengan kita (ayat 29).
Duduklah sehidangan dengannya. Hanya dengan mengundang
Yesus masuk ke dalam hati kita, maka kita akan mengenal-Nya
secara pribadi. Kedekatan dengan Yesus akan membuat kita dapat
melihat kebenaran yang sesungguhnya.
b. Baca kitab suci, karena hal itu dapat membuka (mata) hati kita.
Keputusasaan, kekecewaan, hingga ketumpulan rohani dapat
terjadi pada kita saat kita tidak mengenali apa yang Alkitab
katakan. Melalui Alkitab, kita dimungkinkan bangkit dan kembali
ke Yerusalem alias jalan menuju damai sejahtera (Luk. 24:33).
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 114 -

5. Paskah (bahasa Ibrani Pesakh, berarti lewat atau Tuhan lewat):


berjalan bersama Tuhan melewati jalan dari Emaus menuju Yerusalem

Aplikasi: Seluruh aspek kehidupan seorang Kristen adalah bagian dari


perayaan dan pemberitaan peristiwa paskah. Sama seperti murid-murid
yang hatinya berkobar-kobar memberitakan kebangkitan Kristus,
demikianlah hendaknya kita. Pertanyaannya: apakah perayaan itu telah
membawa kita dan orang-orang lain berjalan meninggalkan Emaus
menuju Yerusalem? Rayakanlah Paskah dengan cara yang benar; jangan
dengan cara yang tercela, yang mengaburkan makna Paskah. Ingatlah
bahwa Kristus mati demi menyucikan kita dari noda cela, lalu membawa
kita kembali ke dalam kehidupan yang penuh damai sejahtera.

~oOo~

Bahan Penelaahan Alkitab, 17-22 April 2017

PASKAH: MOMENTUM KEMBALI


DARI EMAUS MENUJU YERUSALEM
(Paskah: Tibalik dio mai Emaus anna sule lako Yerusalem
1 Korintus 5:6b-8

Pengantar:
Dalam bacaan ini Paulus menjelaskan bagaimana seharusnya hidup
sesuai dengan makna Paskah. Untuk menjelaskan maksudnya, Paulus
menggunakan metafora yang diambil dari dua hari raya orang Yahudi,
yakni hari Raya Roti tidak beragi dan Paskah (Yahudi). Kedua hari raya
tidak dapat dilepaskan satu dengan yang lain. Keduanya merupakan bagian
dari peringatan sejarah keluarnya bangsa Israel dari Mesir menuju ke
Kanaan. Pada waktu itu, Bangsa Israel harus menyembelih domba yang
darahnya harus dioleskan ke pintu rumah mereka sehingga dilewati oleh
malaikat kematian (Perhatikan: kata Paskah diambil dari kata Pesah atau
passover dalam Bahasa Inggris yang berarti melewati). Bersamaan dengan
itu, mereka harus buru-buru meninggalkan Mesir sambil memakan roti
tidak beragi (bnd. Keluaran 12). Kemudian hari, pantangan untuk menjauhi
ragi itu bahkan dilakukan secara ketat oleh orang Yahudi, sehingga setiap
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 115 -

kali mereka merayakan hari Raya Roti tidak beragi, semua orang Israel
harus membersihkan seluruh rumah mereka dari segala macam sisa ragi.
Pelanggaran atas perintah ini dapat menyebabkan orang tersebut
dilenyapkan dari tengah bangsanya.
Paulus menggunakan kata ragi untuk menjelaskan dosa atau
keburukan. Bagi Paulus, dosa/keburukan (seperti kesombongan) dapat
membawa pengaruh yang luas bagi jemaat. Itu yang Paulus ungkapkan
dalam peribahasa sedikit ragi dapat mengkhamirkan seluruh adonan.
Dalam kaitan dengan perayaan Paskah sebagai peringatan kebangkitan
Kristus, maka Paskah harus pula dipahami sebagai tindakan penyucian dari
dosa. Orang yang telah menerima Kristus, hendaklah ia menjauhkan diri
dari dosa; karena Kristus mati demi menebus dosa manusia. Perlu
dipahami dalam hal ini, bahwa dengan menghubungkan pembuangan ragi
dengan peristiwa Paskah, Paulus hendak mengajarkan bahwa ajaran
teologis (tentang Paskah) menjadi dasar bagi etika Kristen. Dalam hal ini,
teologi mendasari etika. Hal itu berbeda dengan ajaran agama lain yang
lebih menekankan etika (moralitas) sebagai dasar dari teologi.
Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimanakah tindakan satu orang dapat membawa pengaruh
buruk bagi seluruh jemaat atau banyak orang? Jelaskan dan berikan
contohnya!
(Matumbarito anna ia tu penggauranna misa tau untumang mintu
kombongan batu to buda? Pamalesoi sia pokadai susinna.
2. Menurut saudara, kita berbuat baik karena sudah diselamatkan,
atau kita diselamatkan karena berbuat baik? Diskusikanlah hal itu
dalam kaitannya dengan makna peristiwa Paskah!
(Umba susi pahangta, umpogauki melo belanna to dipasalamamiki,
batu to dipasalamamoki belanna umpogauki melo)

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 116 -

Bahan Khotbah Minggu ke 17 23 April 2017

BERSUKACITA KARENA MEMANDANG


PADA TUHAN YANG BANGKIT
(Parannu belanna tutun lulako kamalimbangunanNa Puang)

Mazmur : Mazmur 16:1-11


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 2:14a, dan ayat 22-32
Bacaan 2 : 1 Petrus 1:3-9
Bacaan 3 : Yohanes 20:19-31 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Matius 5:24
PHB : 2 Korintus 13:11

Tujuan:
1. Jemaat memahami dan meyakini bahwa Kristus sungguh telah bangkit
2. Jemaat berpengharapan dalam hidup, walaupun menghadapi berbagai pencobaan.

Pemahaman teks:
Keempat bagian Alkitab yang dibaca di atas, semuanya
mengungkapkan kesukacitaan karena memandang/melihat Tuhan, baik
secara langsung (dengan mata), maupun secara iman (di dalam
penglihatan). Daud dalam Mazmur 16:1-11, khususnya ayat 8-9,
mengungkapkan bahwa dengan senantiasa memandang kepada TUHAN; ..
Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku
akan diam dengan tenteram. Hal itu terjadi pula karena Daud telah
melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia
mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan
bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan (Kisah Para Rasul 2,
khususnya ayat 31).
Suasana sukacita juga meliputi murid-murid, termasuk Thomas,
setelah dengan mata kepala sendiri mereka melihat/berjumpa dengan
Yesus yang telah bangkit. Betapa tidak, sebelum mereka bertemu dengan
Yesus, mereka diliputi oleh situasi dan perasaan mencekam bercampur
kesedihan. Ada ketakutan yang amat sangat terhadap orang-orang Yahudi
(Yohanes 20:19), kaum sebangsanya sendiri. Bayangkanlah, sanak-saudara
dan kaum sebangsa yang dengannya setiap orang dapat mengalami
ketenangan, justru telah menjadi alamat ketakutan mereka. Jika terhadap
kaum sebangsa sendiri telah takut, apalagi terhadap bangsa lain. Ketakutan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 117 -

tersebut sangat beralasan: kalau Yesus-guru mereka sendiri telah disiksa


dan dibunuh sedemikian rupa, maka hal seperti sangat mungkin terjadi
pada mereka. Itu sebabnya mereka bersembunyi dan mengunci diri dalam
suatu ruangan. Ketakutan, kepanikan dan kekuatiran menghantui mereka,
tetapi mereka juga dirundung kesedihan yang amat dalam karena
kehilangan guru mereka. Semua itu membuat mereka kehilangan damai
sejahtera. Sebab itu, Yesus datang dan berkata, Damai sejahtera bagi kamu
! Kenapa Damai Sejahtera? Karena memang itulah yang mereka (dan
dunia) butuhkan. Tersirat dalam perkataan ini suatu makna bahwa damai
sejahtera itu hanya berasal dari Allah. Ia, dan hanya Ia sajalah sumber
damai sejahtera. Siapa yang berada dalam Dia, ia akan mengalami damai
sejahtera. Dalam pengertian inilah perkataan Rasul Petrus, Bergembiralah
akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh
berbagai-bagai pencobaan (1 Petrus 3:6), dapat dipahami.
Kehadiran Kristus dengan damai sejahtera-Nya membuat Tomas
tidak ragu lagi hingga ia berseru, Tuhanku dan Allahku! Seruan Tomas
sekaligus merupakan pernyataan iman bahwa perjumpaan dengan Yesus
sekaligus merupakan perjumpaan dengan Allah Yang Maha Tinggi yang
mengutus Yesus ke dunia ini (bnd. Yohanes 8:19; 14:7,9-11). Pengakuan
Tomas sangat bermakna bagi setiap orang yang hidup kemudian dari
padanya. Perkataan Yesus, Karena engkau melihat aku maka engkau
percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya
(Yohanes 20:29) ditujukan kepada Tomas, namun pesannya bergema
melintasi waktu dan zaman. Perkataan itu menjadi kekuatan dan
penghiburan bagi mereka yang hidup dan percaya kepada Allah.
Raja Daud sendiri, yang hidup jauh sebelum kedatangan Kristus
telah beroleh kekuatan dan sukacita karena telah memandang (melihat
dengan iman) kepada Kristus. Ia mampu memandang kepada Kristus
melintasi waktu. Ia tidak menundukkan kepala di hadapan kenyataan dan
kenikmatan dunia, tetapi ia mengangkat kepala memandang pada Kristus.

Pokok pikiran Yang Dapat dikembangkan


1. Kita semua tidak pernah melihat Yesus dengan mata kepala kita, baik
pelayanan maupun penampakan setelah kebangkitan-Nya. Apakah kita
percaya Ia adalah Tuhan dan Allah kita? Apakah kepercayaan itu
membuat kita berbahagia sama seperti murid-murid-Nya?
2. Secara umum manusia (merasa) akan berbahagia apabila kebutuhan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 118 -

hidupnya telah terpenuhi. Psikolog ternama dari Amerika, Abraham


Maslow, berdasarkan penelitiannya telah menyusun piramida hierarki
kebutuhan manusia, yang urutannya dari dasar sampai puncak adalah:
kebutuhan fisik, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, akan
penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Secara empiris, teori
Maslow benar. Berdasarkan teori itu, kita akhirnya menyadari bahwa
sukacita merupakan barang langka dalam hidup manusia. Untuk
kebutuhan fisik/dasar saja (seperti: air, makanan, kesehatan, tidur, sex)
manusia sulit memenuhinya, apalagi kebutuhan keamanan dan
kenyamanan dan selanjutnya hingga kebutuhan aktualisasi diri. Namun
demikian, hukum kebutuhan dari Maslow jelas-jelas bersifat anomali
ketika ditempatkan dalam konteks perjumpaan para murid dengan
Yesus yang telah bangkit. Kebutuhan fisik, keamanan, sosial, dan
penghargaan pada para murid jelas tidak terpenuhi; namun kebutuhan
aktualisasi diri mereka, yakni hidup dari-oleh dan untuk Kristus bagi
sesama, terpenuhi. Hal itu membuat mereka menjalani hidup dengan
bersukacita. Tentu saja tidak berarti bahwa di dalam Kristus manusia
tidak lagi membutuhkan kebutuhan level 1 hingga 4 atau 5 dalam skala
Maslow. Orang Kristen tetap membutuhkan semua itu. Namun
demikian, kebahagiaan seorang Kristen tidak tergantung pada semua
itu. Yang utama dan pertama ialah Kristus (bnd. Matius 6:33).
3. Sukacita yang sejati hanya berasal dari sumber sukacita itu sendiri,
yaitu Yesus Kristus. Di dalam dan melalui Dia kabar sukacita sejak awal
diberitakan kepada semua bangsa (Lukas 2:10); melalui hidup dan
karya-Nya ia menghadirkan sukacita (Yohanes 15:11); pada akhirnya,
Ia akan menyambut dan memberikan kepada umat-Nya sukacita
(Matius 25:23). Dengan mengarahkan mata hati/iman kepada-Nya,
manusia akan menerima dan mengalami sukacita.
4. Perjumpaan dan kehadiran Tuhan dalam hidup seseorang akan
membuatnya mengalami Damai sejahtera yang merupakan pangkal
dari kesukacitaan.

Renungan:
Blaise Pascal adalah jenius matematika Prancis yang mati pada
tahun 1662. Setelah lari dari Allah sampai ia berusia 31 tahun, maka pada
tanggal 23 November 1654, pukul 22.30, Pascal bertemu dengan Allah dan
bertobat secara mendalam dan tak tergoyahkan kepada Yesus Kristus. Ia
menuliskan pengalaman perjumpaannya dengan Yesus itu pada sepotong
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 119 -

perkamen dan menjahitnya ke dalam jubahnya. Tulisan itu ditemukan


delapan tahun kemudian setelah kematiannya. Di situ tertulis, Tahun
anugerah, Senin tanggal 23 November 1654,... dari sekitar 10.30 malam
sampai tengah malam lewat setengah jam, ... Kepastian, sukacita terasa di
hati, damai... Yesus Kristus. Yesus Kristus. Kiranya saya tidak pernah
dipisahkan dari-Nya. Pascal pula yang pernah menulis, There is a God
shaped vacuum in the heart of every man which cannot be filled by any
created thing, but only by God, the Creator, made known through Jesus (Ada
sebentuk rongga Ilahi yang tidak akan pernah bisa diisi oleh siapapun atau
apapun, kecuali oleh Tuhan, melalui Yesus). Jika rongga tersebut telah
berisi Yesus, maka orang akan bersukacita.

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab, 24 29 April 2017

BERSUKACITA KARENA BERJUMPA TUHAN YANG BANGKIT


(Parannu Belanna Sitammu Puang tu Mangka Malimbangun)
(1 Petrus 1:3-9)

Pembimbing:
Surat Filipi, yang ditulis oleh Paulus, sering disebut surat
sukacita; karena berisi ungkapan-ungkapan sukacita Paulus sebagai
pengikut Kristus. Namun demikian, label surat sukacita juga dapat
dikenakan kepada surat 1 Petrus yang ditulis langsung oleh rasul
Petrus. Kemungkinan besar Petrus menulisnya dari Roma pada
tahun 60-63 M, setahun sebelum pertumpahan darah yang
mengerikan oleh Nero dimulai (th. 64 M). Suasana teror dan
intimidasi yang dialami orang Kristen pada waktu itu sangat
mencekam. Namun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan
sukacita Petrus memberitakan Kristus. Petrus menulis surat
pengharapan yang penuh dengan sukacita ini untuk memberikan
kepada orang percaya pandangan yang ilahi dan abadi bagi
kehidupan di bumi. Ia berusaha memberikan bimbingan kepada
umat Kristen yang mulai mengalami penderitaan yang berat sebagai
orang Kristen di dalam masyarakat kafir.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 120 -

Dalam bacaan hari ini, terdapat beberapa kata yang


mengisyaratkan kesukacitaan: Terpujilah (ay.3) dan
bergembiralah (ay.6). Alasan untuk memuji Tuhan sangat jelas,
yaitu karena Tuhan sudah menyelamatkan mereka/kita melalui
kebangkitan Yesus Kristus. Keselamatan yang Tuhan berikan kepada
kita seharusnya menyebabkan kita memuji Tuhan, kendati apapun
yang terjadi dalam kehidupan kita. Kita hanya mungkin bisa
bersukacita/bergembira sekalipun mengalami berbagai-bagai
pencobaan, apabila kita memandang dan mengarahkan pikiran kita
pada keselamatan dan warisan kita di sorga.

Pertanyaan Diskusi:
1. Apa yang membuat kita seringkali tidak dapat bersukacita
menjalani kehidupan ini? Kemukakan alasan dan contohnya.
(Bila perlu, untuk memperkaya diskusi tentang hal ini,
pelayan membaca bahan khotbah hari minggu kemarin dan
mengembangkan pemahamannya tentang hierarki kebutuhan
menurut Abraham Maslow).
(Apara tu nenne tangdipomatana ullingkai te
katuoan?Pokadai tu susinna sia maapari to?) Basai sule tu
ulelean allo minggu , umba susi siulangna tu kaparalluan
situru tu nasanga Abraham Maslow)
2. Bacalah ayat 7. Di situ tertulis iman lebih tinggi daripada
emas Apakah hal itu benar bagi saudara? Bukankah emas
(harta) lebih bernilai daripada iman? Mengapa orang pada
jaman ini tampaknya cenderung lebih memilih bersukacita
dengan emas/harta benda daripada iman?
(Basai tu ay 7. Dipokada kumua .Kapatonganan mandu
keangga' na iatu bulaan.Tongan raka te kada situru
pahangta? Tae raka anna mandu keangga tu bulaan batu
eanan anna kapatongan ? Matumbai anna lan lino totemo
inang mandu napoparannu tau tu unnampui bulaan sia eanan
anna ia tu kapatonganan

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 121 -

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 122 -

Bahan Khotbah Minggu ke-18 30 April 2017

APAKAH YANG HARUS KAMI PERBUAT?


(Apara tu Sipatu la Kipogau?)

Mazmur : Mazmur 116:1-19


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 2:36-40 (BU)
Bacaan 2 : 1 Petrus 1:13-25
Bacaan 3 : Lukas 24:13-35
Nas Persembahan : Mazmur 116:17-18
PHB : Kisah Para Rasul 2:38

Tujuan:
1. Jemaat semakin percaya bahwa kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan
dan Juruselamat
2. Jemaat semakin terdorong menjalani hidupnya sebagai kesempatan untuk merespon
pengorbanan Tuhan Yesus

Pemahaman Teks
Dalam Mazmur 116:1-19, Pemazmur bertekad memenuhi janjinya
yaitu bersyukur kepada Tuhan di depan seluruh umat. Ketika maut
mengancamnya, ia bermohon kepada Tuhan. Tuhan mendengar
permohonannya sehingga terluput dari segala derita. Pemazmur
merespons pertolongan tersebut dengan cara mengangkat piala
keselamatannya dan membayar nazarnya yaitu mempersembahkan syukur
kepada Tuhan atas kebaikan Tuhan.
Rasul Petrus memberikan nasihat-nasihat etis yang ditujukan
kepada orang-orang percaya yang tersebar dibeberapa daerah (1 Petrus
1:13-25). Mereka harus tahu apa yang akan dilakukan untuk memenuhi
tuntutan sebagai orang yang telah ditebus dengan darah Yesus Kristus.
Harus memelihara hidup kudus karena Allah sendiri adalah kudus. Hidup
kudus itu harus diwujudkan melalui hidup yang takut kepada Allah (ayat
14) dan sungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hati (ayat 22).
Dua orang murid yang berjalan menuju Emaus (Lukas 24:13-35),
setelah peristiwa paskah, adalah gambaran keadaan para murid sampai
Tuhan Yesus sudah bangkit. Mereka bingung di tengah kedukaan. Tuhan
Yesus, Sang Guru yang mereka andalkan, harus mati secara tragis di atas
kayu salib. Kemudian muncul berita bahwa Dia bangkit dari antara orang

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 123 -

mati. Ternyata, sebelumnya mereka berharap Tuhan Yesus datang sebagai


raja yang secara politis akan membebaskan Israel (Luk.24:21). Semua
rentetan peristiwa yang baru saja terjadi, sepertinya telah menggagalkan
harapan tersebut. Harapan memiliki raja untuk sebuah pembebasan politis
mengalahkan berita yang sangat hebat yaitu berita kebangkitan Tuhan
Yesus. Tetapi untunglah, Tuhan Yesus yang telah bangkit itu menjumpai
mereka berdua. Dengan penjelasan yang bersumber pada pengajaran Kitab
Suci, Tuhan Yesus memaparkan tentang makna kebangkitan-Nya dan
segala peristiwa yang menyertainya. Karena perjumpaan itu, mereka
berdua mengenal Tuhan Yesus yang telah bangkit. Mereka menceritakan
pengalaman perjumpaan dengan Tuhan Yesus kepada murid yang lain.
Tidak ada yang bisa membendung kuasa Tuhan apabila Tuhan mau
melakukan rencana-Nya. Kira-kira begitulah gambaran situasi yang dialami
para murid Tuhan Yesus. Awalnya, kematian Tuhan Yesus di atas kayu
salib, benar-benar menjadi pukulan yang menyakitkan bagi mereka.
Kematian Tuhan Yesus seolah-olah membuat segala harapan mereka
sirnah. Namun, semuanya berubah ketika kebangkitan Tuhan Yesus
menjadi sebuah fakta. Kematian tidak sanggup menahan Tuhan Yesus di
dalam alam maut. Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati. Semua
nubuatan nabi tergenapi.
Kebangkitan Tuhan Yesus menjadi sangat penting artinya bagi para
murid. Kebangkitan Tuhan Yesus menghidupkan kembali harapan dan
semangat yang pernah hampir pudar, menghilangkan dukacita yang
membalut hati mereka, melenyapkan ketakutan dan menggantikannya
dengan keberanian yang menyala-nyala. Allah telah melakukan pekerjaan-
pekerjaan besar di dalam Yesus Kristus. Itulah berita suka cita (Injil) yang
dianugerahkan kepada dunia ini. Karena itu, Tuhan Yesus mengutus para
murid-Nya untuk pergi memberitakan Injil itu. Namun, sebelum mereka
pergi, Tuhan Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada Mereka. Mereka
diperintahkan untuk tetap tinggal di Yerusalam sampai janji tersebut
digenapi. Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu datang juga. Roh Kudus
turun atas mereka bertepatan dengan perayaan hari raya Pentakosta. Roh
Kudus memberikan kuasa dan keberanian kepada para murid menjadi
pemberita Injil.
Perikop Kisah Para Rasul 2:36-40 adalah bagian dari khotbah
Petrus pada saat peristiwa pencurahan Roh Kudus. Roh Kudus telah
memberikan kemampuan kepada para murid untuk menyampaikan berita
Injil menggunakan bahasa bangsa-bangsa lain yang hadir di Yerusalem
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 124 -

pada saat itu. Namun, ada beragam respons orang setelah mendengar para
murid dapat berkata-kata dalam bahasa lain. Ada yang bingung (ay.6). Ada
yang tercengang-cengang (ay.7-12). Ada pula yang menganggap para murid
sedang mabuk (ay.13). Untuk menjawab respons itulah, Petrus berdiri
menyampaikan khotbah. Ia memulai khotbahnya dengan membantah
anggapan bahwa para murid sedang mabuk (ay.15). Kemampuan para
rasul berkata-kata dalam bahasa bangsa-bangsa lain adalah pekerjaan Roh
Kudus. Jauh sebelumnya sudah dinubuatkan oleh nabi Yoel (ay.14-19). Roh
Kudus yang dicurahkan, menjadikan manusia dapat melihat hal-hal yang
diberitahukan oleh Allah. Allah memperuntukkan anugerah-Nya kepada
manusia tanpa membeda-bedakan. Siapa saja yang berseru kepada Allah
akan diselamatkan (ay.20-21).
Kemudian Petrus bebicara tentang penyaliban dan kebangkitan
Tuhan Yesus (ay.21-35). Yesus dari Nazaret telah ditentukan Allah sebagai
Mesias yang dinantikan orang Yahudi. Sebagai Mesias yang dinantikan,
dapat dibuktikan melalui kekuatan-kekuatan, mujizat-mujizat dan segala
tanda-tanda yang dilakukan selama Dia hidup. Walaupun Dia sudah
ditentukan Allah, namun Petrus menegur dengan keras orang Yahudi yang
telah menyerahkan Sang Mesias ke tangan bangsa durhaka untuk
disalibkan dan membunuhnya. Orang Yahudi ikut bertanggung jawab atas
kejadian tersebut.
Khotbah Petrus menegur dengan sangat keras bangsa Yahudi yang
telah menyerahkan Yesus untuk disalibkan. Ini suatu keberanian yang luar
biasa. Padahal, sebelumnya Petrus pernah menjadi sangat pengecut dengan
menyangkal Tuhan Yesus, sampai tiga kali. Namun, kini dengan lantang dan
penuh keberanian menegur dosa orang Yahudi sebagai pihak yang
bertanggung jawab atas kematian Tuhan Yesus. Kebangkitan Tuhan Yesus
dan puncaknya ketika menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta, menjadi
titik balik dalam diri Petrus untuk tampil dengan penuh keberanian
menjadi pemberita Injil Yesus Kristus.
Khotbah Petrus diakhiri dengan sebuah kalimat kesimpulan
sekaligus mengandung ajakan yaitu bahwa seluruh kaum Israel harus tahu
bahwa Allah telah membuat Yesus sebagai Tuhan dan Kristus (ay.36).
Pernyataan ini tidak mengandung pengertian bahwa seolah-olah
sebelumnya Yesus bukan Tuhan dan Kristus. Tentu saja status sebagai
Tuhan pada diri Yesus itu sifatnya kekal. Dari dulu, sekarang dan selama-
lamanya Dia adalah Tuhan (bnd. Yoh.1:1-3). Kebangkitan Yesus dari antara
orang mati, menjadi petunjuk yang sangat jelas bahwa Dia adalah Tuhan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 125 -

dan Kristus.
Ternyata, orang-orang Yahudi yang mendengarkan khotbah Petrus
segera bereaksi. Khotbah Petrus membuat para pendengarnya menyadari
dosa mereka. Hati mereka sangat terharu (ay.37). Alkitab terjemahan
Bahasa Indonesia Sederhana (BIS) mengatakan hati mereka sangat gelisah.
Ada juga yang menerjemahkannya menjadi hati mereka tertusuk.
Kesadaran akan dosa membuat hati mereka tertusuk, teriris-iris, sedih dan
gelisah. Kegelisahan hati itu diungkap dalam sebuah pertanyaan: Apa yang
harus kami perbuat? Solusi yang dianjurkan Petrus bagi kegelisahan hati
mereka ialah: bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dalam nama Yesus
Kristus (ayat 38). Seberat apapun dosa yang telah mereka perbuat kepada
Sang Mesias, tetapi dari pihak Allah tetap menawarkan pengampunan.
Karena itu, mereka harus bertobat dan memberi diri dibaptiskan dalam
nama Yesus Kristus untuk memperoleh pengampunan tersebut.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan


Pertama, Khotbah yang berani menegur dosa, Roh Kudus
memenuhi Petrus sehingga dengan berani segera tampil sebagai pemberita
Injil. Ia menyampaikan khotbah di hadapan orang-orang Yahudi yang
sebelumnya sangat membenci Yesus. Dengan penuh keberanian, Petrus
menuding orang Yahudi sebagai orang berdosa karena telah menyerahkan
Yesus untuk disalibkan. Yesus adalah Sang Mesias yang sudah lama
dinantikan bangsa Yahudi, justru diserahkan ke tangan bangsa durhaka
dan dibunuh secara keji. Memang khotbah harus selalu berani menegur
dosa. Pernah seseorang berkata bagi kamu para pengkhotbah, sampaikan
saja yang baik-baik dari mimbar. Jangan menyinggung soal judi. Biarkan itu
menjadi urusan pribadi kami dengan Tuhan. Bagaimana mungkin khotbah
hanya menjadi sekedar hiburan bagi pendengar telinga (Dalam Bahasa
Toraja: ringngan-ringngan talingabangri). Khotbah tidak bisa menjadi
sebuah pesanan dari orang-orang tertentu. Mungkin mereka menginginkan
sebuah khotbah yang muatannya sama seperti hiburan komedi di televisi.
Harus membuat pendengar tertawa sampai perut sakit. Khotbah tidak
boleh sekerdil itu. Khotbah bukan hanya menyoal pengharapan dunia
akhirat, tetapi juga harus menyoroti segala praktek hidup pada saman
sekarang ini, di sini. Segala kebobrokan karena dosa harus disoroti demi
hidup yang semakin berkualitas sebagai orang percaya.
Kedua, Hati yang tersentuh oleh Firman Tuhan, Teguran dalam
khotbah Petrus membuat hati pendengarnya, yaitu orang-orang Yahudi,
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 126 -

tersentuh. Khotbah Petrus membuat mereka sadar bahwa mereka telah


berdosa karena menyerahkan Yesus Kristus untuk disalibkan. Tidak
ditemukan adanya tanda-tanda bantahan dari orang-orang Yahudi. Tidak
ada ungkapan pembelaan untuk membenarkan diri. Mereka membuka diri
menerima teguran. Dalam keterbukaan itu, mereka menyadari dosa yang
telah mereka lakukan. Itu sebabnya timbul penyesalan dalam hati mereka.
Karena penyesalan, mereka diliputi kesedihan. Hati bagaikan teriris-iris
sehingga mereka gelisah dan menanyakan apa yang harus dilakukan.
Biasanya ketika seseorang mendengar khotbah yang menegur dosa,
memang hati orang tersebut tersentuh. Namun, bukannya menyadari dosa-
dosanya, justru merasa diadili. Bukan menyesal, tetapi tersinggung dan
marah. Dalam kondisi marah, bukannya bertanya apa yang harus
dilakukan, justru tidak lagi mau melakukan apa-apa. Timbullah sungut-
sungut dan biasanya berakhir dengan ngambek (Bahasa Toraja: Kaberu
atau peccu. Kemudian dipelintir menjadi To Efesus. Epeccu). Sikap seperti
itu sangat merugikan. Biasanya malah menjadi cikal-bakal perpecahan.
Banyak jemaat yang pecah berawal dari ketersinggungan dalam khotbah
karena tidak mau menyadari dosanya. Apa jadinya kalau jemaat kita
dibangun atas dasar dosa kekerasan hati? Tentu tidak ada perubahan ke
arah yang lebih baik diharapkan akan terjadi.
Ketiga, Bertobat dan memberi diri dibaptis. Khotbah yang baik
bukan hanya menegur atau menelanjangi dosa, tetapi terutama harus
memberitakan pengampunan dari Tuhan. Seberat bagaimanapun dosa
tidak menjadi soal. Yang menjadi soal adalah maukah menyadari dosa itu
dan bertobat. Petrus menunjukkan letak keberdosaan orang Yahudi.
Mereka juga sudah menyadarinya sehingga hati mereka menjadi gelisah.
Apakah yang harus mereka lakukan selanjutnya? Jawaban Petrus adalah
bahwa mereka harus bertobat dan memberi diri dibaptis dalam nama
Yesus Kristus. Ketika mereka bertobat dan memberi diri dibaptis,
terbentuklah sebuah persekutuan yang sangat besar. Jumlah mereka
bertambah kira-kira tiga ribu jiwa (ay.42).
Tidak cukup hanya dengan hati yang menyesal. Harus ada langkah
yang nyata untuk kembali kepada jalan yang seharusnya. Penyesalan harus
diikuti oleh pertobatan dan menggabungkan diri ke dalam karya
keselamatan Allah dalam Yesus Kristus. Ada cerita tentang orang yang
katanya sudah bertobat. Konon dia sudah meninggalkan semua kebiasaan
masa lalu yang buruk. Tidak lagi merokok, tidak lagi mabuk-mabukan, tidak
lagi main judi, tidak lagi main perempuan, Tetapi juga tidak pernah lagi ke
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 127 -

gereja. Memang sudah berubah. Tetapi perubahannya berakhir tanpa


berjalan menuju kebenaran yaitu Firman Tuhan. Itu bukan pertobatan
sejati. Tujuan akhir hidup kita adalah kembali kepada Sang Pemilik
kehidupan. Dia telah mengaruniakan kehidupan itu dengan jalan yang tidak
lasim yaitu memberikan nyawa Anak Tunggal-Nya.

~oOo~

Bahan Penelaahan Alkitab 1-6 Mei 2017

APAKAH YANG HARUS KAMI PERBUAT


(Apara tu sipatu la kipogau)
1 Petrus 1:13-25

Tujuan: Lihat tujuan minggu 30 April 2017

Pengantar
Surat ini ditulis oleh Rasul Petrus dan ditujukan kepada jemaat
yang tersebar di wilayah Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia
(ayat 1). Rasul Petrus memulai suratnya dengan penegasan status orang
percaya sebagai orang yang telah dipilih sesuai dengan rencana Allah (ayat
2). Orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus harus memahami
bahwa mereka dipilih Allah untuk menjadi umat Allah yang baru. Status
yang baru sebagai umat pilihan Allah sangat penting artinya. Pemahaman
seperti itu akan menjadi dasar untuk dapat bertahan menghadapi berbagai
penderitaan yang sedang dan akan terjadi. Pada saat itu, orang percaya
mendapatkan perlawanan dari orang-orang penganut agama Yahudi.
Keadaan diperparah oleh penganiayaan yang dilakukan oleh pemerintahan
kekaisaran Romawi. Orang Kristen dianggap sebagai pemberontak karena
tidak mau menyembah kaisar sehingga kekaisaran melegalkan
penganiayaan kepada orang-orang percaya.
Sekalipun seketika jemaat harus menderita, namun status sebagai
orang yang dipilih dan dikarunia keselamatan, harus menjadi alasan untuk
tetap bergembira (ayat 6). Penderitaan tidak boleh mengalahkan mereka,
karena Yesus Kristus sendiri sudah mengalami penderitaan demi
mengaruniakan pengampunan dan keselamatan kepada orang percaya.
Kasih karunia yang diterima di dalam Yesus Kristus menjadi alasan untuk
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 128 -

tetap memiliki pengharapan (ayat 13). Sebagai umat pilihan Allah, jemaat
dinasihatkan untuk memelihara kekudusan hidup, sebab Allah yang telah
memanggil jemaat adalah Allah yang kudus (ayat 15-16). Jemaat layak
memiliki rasa hormat dan perasaan takut kepada Allah yang kudus dan
yang adil (ayat 17). Allah mengerjakan penebusan yang harganya sangat
mahal yaitu darah Yesus Kristus. Harga yang mahal itu tidak akan dapat
disejajarkan dengan harta apapun juga (ay.18-21). Di dalam Yesus Kristus,
Allah telah memperkenalkan kasih yang sejati. Kasih itu menjadi alasan
untuk sungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hati (ay. 22).

Pertanyaan untuk diskusi


1. Bacalah kembali ayat 13. Bagi Petrus, langkah awal untuk
memelihara hidup kudus adalah menyiapkan akal budi. Apa
maksud pernyataan ini dan bagaimana kita dapat menyiapkan akal
budi kita dalam kehidupan ini?
(Basai sule tu ay.13. situru nasanganna Petrus kumua umpanata
katuoan masero diparanduk diomai umpamataran tangnga'. Apa
patunna te kada iate sia umba ladikua umpamataranni tu tangata
lan te katuoan?

2. Bacalah kembali ayat 20. Tuhan Yesus telah dipilih sebelum dunia
dijadikan, namun baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
Bagaimana kita memahami bahwa ternyata ini adalah suatu berkat
bagi kita pada zaman ini?
(Basai sule aya.20, Puang Yesu dipamanassa tonna tang
dikombongpa te lino, apa mane dipapayanri te attu
ma'katampakanna . Umba takua umpahangi kumia ia te iannate
misa passakke lako kaleta lan attu totemo)

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 129 -

Bahan Khotbah Minggu ke-19 07 Mei 2017

TUHAN YESUS SATU-SATUNYA


(Yesumo misa-misanNa)

Mazmur : Mazmur 23:1-6


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 2:41-47
Bacaan 2 : 1 Petrus 2:18-25
Bacaan 3 : Yohanes 10:1-21 (Bahan utama)
Nas Persembahan : Matius 5:23
PHB : 1 Petrus 2:16
Tujuan:
1. Jemaat semakin yakin bahwa Tuhan Yesus adalah satu-satunya pintu menuju
keselamatan dan satu-satunya Gembala yang Baik
2. Jemaat semakin menikmati dan memerankan hidup sebagai domba yang mengenal serta
merindukan kedekatan dengan Sang Gembala yang Baik

Pemahaman Teks
Untuk membahas perikop Injil Yohanes 10:1-21, akan sangat
menarik apabila dimulai dari sisi keunikan Injil Yohanes. Injil Yohanes
memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dibandingkan dengan
ketiga Injil Sinoptik (Injil Matius, Markus dan Lukas). Perikop Yohanes
10:1-21 memuat salah satu keunikan penulisan Injil Yohanes yaitu
penggunaan ungkapan Akulah atau Aku adalah. Dalam Injil Yohanes,
terdapat tujuh perkataan Tuhan Yesus menggunakan ungkapan Akulah
yang diikuti predikat tertentu. Dua di antaranya terdapat dalam perikop
Yohanes 10:1-21. Dua perkataan itu ialah Akulah Pintu (ayat 7,9) dan
Akulah Gembala Yang Baik (ayat 11, 14). Lima yang lain yaitu Akulah Roti
Hidup (Yoh.6:35,48,51), Akulah Terang Dunia (Yoh. 8:12;9:5), Akulah
Kebangkitan dan Hidup (Yoh. 10:25), Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup
(Yoh. 14:6), Akulah Pkok Anggur yang Benar (Yoh. 15:1,5).
Ungkapan Akulah atau Aku adalah, dalam bahasa Ingris I am,
Ibrani Ani Hu () , Yunani Ego eimi ( ). Ungkapan ini sangat
berhubungan dengan nama Tuhan Allah dalam Perjanjian Lama. Allah
memperkenalkan diri kepada Musa dengan nama YHWH () , artinya
Aku adalah Aku (Kel. 3:14). Dalam kitab Yesaya, Tuhan Allah juga
beberapa kali mengungkapkan nama-Nya yang polanya sama dengan
ungkapan Akulah atau Aku adalah. Salah satu ayat misalnya Yesaya
41:4 mengatakan Siapakah yang melakukan dan mengerjakan semuanya
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 130 -

itu? Dia yang dari dahulu memanggil bangkit keturunan-keturunan, Aku,


TUHAN, yang terdahulu, dan bagi mereka yang terkemudian Aku tetap Dia
juga. Dalam ayat tersebut, kata yang sejajar dengan ungkapan Akulah
menggunakan frasa Aku tetap Dia. Makna dari nama Allah tersebut ialah
penegasan tentang keesaan-Nya (Tauhid). Hanya Dialah Allah, tidak ada
yang lain. Dengan demikian, ketika Tuhan Yesus memakai frasa yang
serupa, yaitu Ego eimi (Aku adalah), berarti juga merupakan sebuah
penegasan bahwa selain Tuhan Yesus, tidak ada lagi yang lain. Ketika
Tuhan Yesus mengatakan Akulah Pintu, maka itu berarti Dialah satu-
satunya Pintu. Tidak ada Jalan lain selain Dia. Ketika Tuhan Yesus
mengatakan Akulah Gembala yang Baik, berarti Dialah satu-satunya
Gembala yang Baik. Tidak ada lagi gembala yang baik selain Dia.
Yohanes 10:1-21, berhubungan erat dengan pasal 9. Bisa dikatakan,
perikop ini dilatarbelakangi oleh peristiwa yang terjadi dalam pasal 9. Para
pemimpin Agama Yahudi, mempersoalkan penyembuhan seorang yang
buta sejak lahir, karena Tuhan Yesus melakukannya pada hari Sabat (9:16).
Orang-orang Farisi tampil sebagai polisi rohani untuk menjaga kekudusan
peraturan Taurat Musa. Ketaatan yang membabi buta menyebabkan orang-
orang Farisi tidak memiliki rasa kemanusiaan. Mereka tidak mampu
mengerti dan menerima bahwa Allah sedang berkarya di tengah mereka
melalui Tuhan Yesus. Di dalam diri orang-orang Farisi, nilai-nilai pemimpin
sebagai gembala sudah tidak nampak. Mereka tidak mengutamakan
keselamatan umat, melainkan sibuk mengamankan kepentingan diri
sendiri. Oleh karena itu, Tuhan Yesus tampil dengan pengajaran untuk
melawan gembala-gembala palsu itu, sekaligus menegakkan kembali
posisi Tuhan sebagai satu-satunya Gembala bagi umat-Nya. Tuhan Yesus
mengungkapkan bahwa hanya Dialah satu-satunya pintu dan satu-satunya
Gembala yang Baik. Walaupun begitu, orang-orang Farisi tidak dapat
mengerti dan justru semakin keras menolak Tuhan Yesus. Di kalangan
mereka timbul upaya-upaya untuk menangkap dan membunuh Tuhan
Yesus. Sebagaimana jelas dalam perikop sesudahnya (10:22-39).

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan


Pertama, Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Pintu (ay.1-10). Hanya
ada satu akses yang benar untuk masuk ke dalam kandang domba, yaitu
melalui pintu. Apabila ada yang masuk kandang dan tidak melalui pintu,
pasti memiliki maksud jahat. Bisa jadi dia adalah pencuri dan perampok
atau orang yang punya niat untuk mencelakai domba. Tuhan Yesus
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 131 -

menggunakan kiasan ini untuk memberi penjelasan kepada pemimpin


agama Yahudi. Akan tetapi, para pemimpin agama Yahudi tidak mampu
mengerti sehingga mereka tidak mau percaya kepada Tuhan Yesus (ay.6).
Karena itu, Tuhan Yesus semakin mempertajam penjelasan-Nya dengan
menunjuk bahwa Dialah satu-satunya Pintu (ay.7,9). Sebuah penegasan
tentang keilahian Tuhan Yesus. Hanya melalui Dia ditemukan satu-satunya
jalan menuju kehidupan, bagaikan domba yang keluar masuk kandang dan
menemukan padang rumput.
Ketika Tuhan Yesus mengatakan Akulah Pintu, kita juga
diingatkan kepada perkataan-Nya dalam Yohanes 14:6, Akulah Jalan,
Kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku. Dalam banyak hal, kita sering diperhadapkan
dengan beragam pilihan. Tetapi dunia, dengan segala kemewahannya,
dengan beragam pilihannya yang menarik sekalipun, tidak boleh mengecoh
kita. Apabila bicara mengenai jalan keselamatan, jalan menuju kehidupan
kekal, tidak ada alternatif lain. Hanya ada satu pilihan, yaitu hanya di dalam
Tuhan Yesus. Hanya Dialah pintu menuju keselamatan berupa hidup yang
kekal atau menurut bahasa-Nya sendiri: datang kepada Bapa. Kita
diyakinkan dengan perkataan-Nya ketika Dia berkata: Akulah (Ego Eimi).
Di situ jelas terdapat otoritas Ilahi yang menegaskan bahwa Tuhan Yesus
itulah satu-satunya Tuhan dan Juruselamat.
Kedua, Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Gembala yang Baik (ay.
11-18). Setelah menegaskan sebagai satu-satunya Pintu, Tuhan Yesus
mengembangkan penjelesan-Nya. Bukan saja sebagai Pintu, tetapi Dia juga
adalah satu-satunya Gembala yang Baik. Sebagai satu-satunya Gembala
yang baik, Tuhan Yesus memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya
(ay.11). Tindakan memberikan nyawa-Nya adalah tanda level
kesempurnaan kasih-Nya kepada domba-domba-Nya. Dengan penuh
kerelaan, Tuhan Yesus mengalami penderitaan sampai menyerahkan
nyawa-Nya demi mewujudkan kasih-Nya. Itulah sebabnya, Rasul Petrus
mengatakan penderitaan yang dialami Tuhan Yesus adalah sebuah teladan
(1 Petrus 2:18-25). Berbeda dengan para gembala upahan (ay.12,13), pada
saat itu menunjuk kepada para pemimpin agama Yahudi. Para gembala
upahan hanya memikirkan upah, bukan keselamatan domba-dombanya.
Mereka akan lari menyelamatkan diri apabila domba mengalami ancaman
dari musuh. Sebagai satu-satunya Gembala yang Baik, Tuhan Yesus
mengenal domba-domba-Nya dan domba-domba-Nya mengenal Dia
(ay.14,15). Pernyataan ini menggambarkan hubungan yang sangat
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 132 -

mendalam antara Sang Gembala dengan kawanan domba-Nya. Sebuah


pengenalan yang bersifat pribadi dengan mengenal nama setiap domba-
domba-Nya (bnd. Ay.3). Sebagai satu-satunya Gembala yang Baik, Tuhan
Yesus merangkul dan menerima domba-domba dari kandang yang lain
(ay.16). Kawanan domba dikumpulkan menjadi satu dengan satu gembala.
Tercipta sebuah persekutuan yang saling peduli sebagaimana yang terjadi
dalam jemaat pertama di Yerusalem (Kis.2:41-47).
Dalam Alkitab, Allah beberapa kali memperkenalkan diri sebagai
Gembala bagi umat-Nya. Misalnya dalam Yeheskiel pasal 34. Ketika para
pemimpin Israel tidak lagi berfungsi sebagai gembala bagi Israel, maka
Tuhan mengatakan bahwa Dia sendiri yang akan menjadi gembala Israel.
Tuhan akan mencari yang tersesat dan menggembalakan mereka dengan
baik (Yeh.34:11-16). Atau misalnya dalam bacaan Mazmur Pujian saat ini,
perikop yang sangat terkenal yaitu Mazmur 23:1-6. Raja Daud
mengungkapkan bahwa Tuhan adalah Gembala bagi umat-Nya. Fungsi
perlindungan, bimbingan dan tuntunan dari Tuhan membuat umat tidak
akan kekurangan. Gambaran Tuhan sebagai Gembala bagi umat di dalam
Perjanjian Lama, merujuk kepada diri Tuhan Yesus. Tuhan Yesus
memperkenalkan diri sebagai satu-satunya Gembala Yang Baik. Betapa
beruntungnya kehidupan kita, karena Tuhan mau menjadi Gembala kita.
Apakah lagi yang tidak diberikan oleh Tuhan kepada kita? Semua yang kita
miliki bersumber dari Dia, Sang Gembala yang Baik. Maka sebagai domba-
Nya, kita bergantung secara penuh kepada tuntunan-Nya.
Ketiga, reaksi orang-orang Yahudi atas pernyataan Tuhan Yesus
(ayat 19-21). Seperti biasa, orang-orang Yahudi bereaksi atas ucapan-
ucapan Tuhan Yesus. Dalam perikop ini, reaksi itu berujung pada
terjadinya pertentangan di antara mereka. Artinya, diantara mereka sendiri
ada yang menolak dan ada juga yang menerima perkataan Tuhan Yesus.
Namun, pihak yang menolak lebih dominan. Sangat jelas dalam perikop
sesudahnya (ay.22-39), beberapa kali mereka berusaha menangkap Tuhan
Yesus dan berusaha melempari dengan batu. Mungkin reaksi penolakan ini
disebabkan karena perkataan Tuhan Yesus menggunakan ungkapan
Akulah atau Aku adalah (Ego Eimi). Ungkapan yang sangat sakral
karena berhubungan dengan nama Tuhan Allah (YHWH). Orang yang
menggunakan ungkapan Ego Eimi, atau dalam bahasa Ibrani Ani Hu,
dianggap menghujat Allah karena menganggap diri sama dengan Allah.
Orang-orang Yahudi tidak mengetahui bahwa Tuhan Yesus menggunakan
ungkapan Ego Eimi secara sadar dan sengaja, untuk menegaskan tentang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 133 -

keilahian-Nya. Bahwa memang Tuhan Yesus adalah Allah sendiri. Dia


adalah satu-satunya Pintu dan satu-satunya Gembala yang Baik yang
memberikan jaminan kehidupan kekal.

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 8-13 Mei 2017

YESUS ADALAH SATU-SATUNYA


Yesumo misa-misanNa
1 Petrus 2:18-25

Tujuan:Lihat tujuan khotbah Minggu tanggal 7 Mei 2017

Pengantar
Penulis surat 1 Petrus dapat dikenal sebagaimana ia
memperkenalkan dirinya sendiri sebagai Petrus, rasul Yesus Kristus
(1:1). Dia adalah salah satu dari para rasul yang menjadi saksi penderitaan
Tuhan Yesus (5:1). Sebagai saksi penderitaan Tuhan Yesus, Petrus
menuliskan surat kepada beberapa jemaat yang tersebar dibeberapa
daerah Asia Kecil. Tulisan rasul Petrus ini memiliki fokus pada kehidupan
dan ajaran-ajaran Tuhan Yesus. Rasul Petrus memberikan nasihat praktis
kepada jemaat untuk hidup sesuai iman Kristen. Dari iman tersebut, dapat
muncul inspirasi untuk menghadapi pencobaan dan penderitaan sebagai
pengikut Tuhan Yesus.
Rasul Petrus mengirimkan nasihat yang ditujukan kepada para
budak untuk menghormati tuan mereka, yang baik maupun yang jahat
(ay.18). Pada saat itu, masyarakat memberlakukan perbudakan dalam
struktur sosial. Orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus, ada yang
berstatus sebagai budak. Status baru sebagai orang percaya (Kristen), bisa
menjadi alasan bagi orang tertentu untuk mengabaikan pekerjaan sebagai
budak. Bagi rasul Petrus, status sebagai orang Kristen tidak boleh dijadikan
alasan untuk lepas dari pekerjaan. Seorang Kristen harus mampu bekerja
lebih baik dari pada orang lain. Perilaku orang Kristen tidak boleh menjadi
batu sandungan bagi orang lain. Apabila ada budak yang tidak lagi bekerja
dengan sungguh-sungguh, bisa membuat masyarakat tidak tertarik
(antipatik) kepada Kekristenan. Karena itu, kerelaan dan kesabaran orang-
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 134 -

orang Kristen menanggung penderitaan, sambil itu terus melakukan


pekerjaannya dengan sungguh-sungguh, merupakan cara paling tepat
memenuhi panggilan di dalam Kristus (ay.21). Di hadapan Allah, kerelaan
menanggung penderitaan karena berbuat baik, itu adalah sebuah kasih
karunia (ay.19,20).
Rasul Petrus mengutip Yesaya 53:5-9 sebagai rujukan bahwa
Tuhan Yesus adalah satu-satunya teladan bagi orang percaya dalam
menghadapi penderitaan (ay.22-25). Seperti yang dinubuatkan dalam kitab
Yesaya, Tuhan Yesus menanggung penderitaan demi menebus dosa-dosa
manusia. Dia sendiri tidak berbuat dosa (ay.22), namun rela mengalami
penderitaan yang penuh ketidakadilan. Hasilnya, derita memiluhkan yang
dialami Tuhan Yesus, menyembuhkan penyakit-penyakit dosa (ay. 24) dan
membawa domba-domba yang tersesat kembali ke dalam pemeliharaan
Sang Gembala yang Baik (ay. 25).

Pertanyaan diskusi
1. Baca kembali ayat 18, Rasul Petrus menasihatkan para hamba agar
tunduk dengan penuh ketakutan kepada tuannya. Sebuah dorongang
kepada para hamba agar menjadikan status sebagai orang Kristen
untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, walaupun sedang mengalami
penderitaan. Sejauh mana status sebagai orang Kristen pada masa
sekarang ini, memacu semangat kita untuk berkarya dengan sungguh-
sungguh, walaupun menghadapi banyak tantangan?
(Basai sule tu ay.18, Rasulu Petrus umpakilala mintu ruranan kumua
anna tunduk sia ungkasiri tongan puangna. Papakilala iate mendadi
misa papamatoto kumua ia tu torroanna ruranan napopendadi sangka
susi misa tosarani

2. Rasul Petrus mengutip Yesaya 53:5-9 untuk menggambarkan


penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus (ayat 22-25). Bagaimana
kita memahami dalam hidup sehari-hari, bahwa kita terpanggil untuk
mengikuti teladan Tuhan Yesus dalam hal menghadapi penderitaan?
Naala timbangan Rasulu Petrus tu Yesaya 53:5-9 nanai umpasitendei tu
kamaparrisanNa Puang Yesu (ay.22-25). Umba takua unnannungi lan
katuoanta keallo-keallo kumua to ditambaiki la unturu patuladananNa
Puang Yesu untingayo kamaparrisan)

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 135 -

Bahan Khotbah Minggu ke-20 14 Mei 2017

KEMULIAAN DI BALIK PENDERITAAN


Kamalabiran lan Kamaparrisan

Mazmur : Mazmur 31:1-5


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 7:54-8:1a (Bacaan Utama)
Bacaan 2 : 1 Petrus 2:1-10
Bacaan 3 : Yohanes 14:1-14
Nas Persembahan : Mazmur 84:12
PHB : Yohanes 14:21

Tujuan:
1. Jemaat memahami penderitaan merupakan tantangan untuk melihat kemuliaan Allah.
2. Jemaat tetap teguh di dalam iman, ketika menghadapi penderitaan.

Pemahaman Teks
Peristiwa pada perikop ini adalah rentetan peristiwa
pengungkapan dosa yang disampaikan oleh Stepanus dengan begitu keras
kepada bangsa pilihan Tuhan (Lihat, Kis. 7:51-53). Peristiwa pembunuhan
tragis (sangat menyedihkan) yang dialami oleh Stepanus merupakan
pembunuhan yang ketiga, sejak dari zaman Yesus: Pertama, Pembunuhan
Yohanes Pembaptis (Mrk. 6:14-29); Kedua, Penyaliban Yesus (dicatatkan
dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes).
Ketegaran hati seorang Pemberita Injil, diperlihatkan juga oleh
Stepanus sebagai pengikut Kristus yang setia. Karena itu, kita akan
mengkaji Kisah Para Rasul 7:54-8:1a (Bacaan Utama) dengan tidak
mengabaikan padanan makna dari 1 Pet. 2:1-10 dan Yoh. 14:1-14, sebagai
berikut:
Pertama, Anggota-anggota Mahkamah Agama (ay.54). Pada masa
Perjanjian Baru anggota-anggota Mahkamah Agama terdiri dari para Imam
Besar (Baik yang masih aktif, maupun para mantan Imam Besar), anggota-
anggota terhormat keluarga dari Imam Besar, para tua-tua (kepala-kepala
suku, tokoh masyarakat dan Imam), para Ahli Taurat (Pakar di bidang
hukum); Keseluruhan anggota-anggota Mahkamah Agama ini mencakupi
golongan Saduki (Sadducees berasal dari kaum kaya; semuanya menjadi
imam; golongan aristokrat atau kaum bangsawan) dan golongan Farisi
(Pharisees berarti terpisah; kelompok yang memandang dirinya saleh;
Orang Farisi Menentang Yesus, karena IA mengampuni dosa dan bergaul
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 136 -

dengan pendosa; Rasul Paulus berasal dari golongan Farisi dan beberapa
lagi yang bertobat, seperti yang dikatakan dalam Kis.15:5. Anggota-anggota
Mahkamah Agama (ayat 54) sesungguhnya menolak kesaksian Stepanus,
oleh karena menusuk (melukai) hati mereka. Mereka menolak
mendengarkan kelanjutan pidato Stepanus, menghentikannya dan
menyambut dengan gertakan gigi (kemarahan).
Kedua, Stepanus penuh dengan Roh Kudus dan kemuliaan Allah
dialaminya (ayat 5556). Pengertian dari penuh dengan Kuasa Roh Kudus
menunjukkan adanya tuntunan Roh Kudus yang menguasai diri Stepanus,
sehingga Stepanus diberikan kuasa, keberanian, dan karunia untuk
memperdengarkan segala yang dirasakan dan dilihatnya (ayat 55; bnd
Kisah Para Rasul 4:8). Stepanus yang penuh dengan Roh Kudus
membuatnya melihat kemuliaan Allah dan Yesus duduk di sebelah kanan
Allah. Pengertian dari berada di sebelah kanan Allah adalah menunjuk pada
kedudukan terhormat dan kekuasaan, di mana Yesus akan menjadi
pembela bagi Stepanus dan siap menyambut Stepanus di dalam kerajaan-
Nya (Mzm.110:1; Kis. 2:34-35). Penglihatan Stepanus ini merupakan juga
penggenapan janji Yesus, Setiap orang yang mengakui Aku di depan
manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat
Allah (Luk. 12:8).
Ketiga, Stepanus mengalami penganiayaan (ayat 57-58). Bentuk
penganiayaan yang dialami oleh Stepanus menjelang kematiannya adalah
diserbu, diseret dan dilempari. Setelah penganiayaan itu, saksi-saksi
meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama
Saulus yang memberikan pengertian bahwa Saulus punya peran penting
dan bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Persetujuan Saulus
atas pembunuhan Stepanus dipertegas dalam bagian terakhir perikop ini,
Saulus setuju, bahwa Stepanus mati dibunuh (8:1a).
Keempat. Penyerahan diri Stepanus kepada Tuhan (ayat 59-60).
Bagian ini memperlihatkan dua hal yang perlu dicermati, yakni: Pertama,
Keteguhan iman Stepanus diperlihatkan dengan luar biasa, ketika
sementara berlangsung penganiayaan baginya, Ia berdoa, Ya Tuhan Yesus,
terimalah rohku (ayat 59); Kedua, Stepanus memohonkan pengampunan
dari Tuhan bagi mereka yang menganiaya dan membunuhnya, Tuhan,
janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka (ayat 60).

Pokok-pokok Pikiran yang dapat Dikembangkan


Tema Kemuliaan Di balik Penderitaan mengarahkan warga jemaat
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 137 -

untuk merenungkan keteguhan Iman dalam menghadapi berbagai situasi


hidup sebagai anak-anak Tuhan. Karena itu, beberapa pokok-pokok pikiran
yang dapat dikembangkan bertolak dari perikop bacaan pada minggu ini,
yakni:

1. Menghadapi kesulitan hidup. Kesulitan Hidup yang dimaksudkan


pada bagian ini adalah tantangan yang dihadapi oleh Gereja (umat
Tuhan) dalam mewartakan Injil Yesus Kristus. Stepanus telah
memberikan seluruh hidupnya dan nyawanya untuk memberitakan
Injil Yesus Kristus dengan tidak gentar dalam menghadapi situasi yang
menyengsarakan dirinya. Penderitaan yang dialami oleh Stepanus
didasari oleh iman percaya kepada Yesus Kristus dan ini merupakan
pekerjaan besar yang diamanatkan oleh Allah kepadanya, seperti yang
dikatakan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya(Yoh.14:1-14),
Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan
juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-
pekerjaan yang lebih besar dari pada itu (Yoh. 14:12).

2. Kemuliaan Tuhan dalam penderitaan, Gereja menjadi saksi dari Injil


Yesus Kristus akan berhadapan dengan beragam situasi, senang dan
menyusahkan. Dalam situasi sulit (menyusahkan), gereja harus
berkomitmen dengan Imannya kepada Yesus Kristus, sebagaimana
rumusan Pengakuan Iman Gereja Toraja, Gereja harus rela menderita
sebagai tanda kesetiaannya apabila dunia membenci dan menganiaya-
nya4. Stepanus melihat kemulian Tuhan dalam penderitaan yang
dialaminya dan Tuhan berkenan atas kehidupannya (Kis.7:55-56).
Penderitaan Stepanus merupakan wujud kesetiaannya kepada Tuhan
Yesus. Penderitaan akan mendatangkan kemuliaan bagi setiap yang
mengalaminya, karena kesaksian Injil Yesus Kristus, Sebab memang
sesuai dengan keadaan Allah - yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala
sesuatu dijadikan - yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada
kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka
kepada keselamatan, dengan penderitaa (Ibr. 2:10; bnd, 1 Ptr. 4:13-14).

3. Teguh dalam penderitaan. Dasar bagi setiap umat percaya memiliki


4Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Toraja, Tata Gereja Gereja Toraja; pada

lampiran 4: Pengakuan Iman Gereja Toraja (Bab VI: Umat Allah), Cetakan I (Rantepao: PT Sulo,
2008), 148.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 138 -

keteguhan hati menghadapi penderitaan adalah iman yang tertuju pada


Yesus Kristus. IA adalah jalan, hidup dan kebenaran, Kata Yesus
kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, Tidak ada seorang
pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh. 14:6).
Keteguhan menghadapi penderitaan menjadi wujud kesetiaan kepada
Tuhan dan harus dilawan dengan iman yang teguh (bnd. 1 Ptr. 5:9).
Selain itu, dibutuhkan penyerahan diri kepada-Nya untuk meminta
agar dapat menghadapi berbagai tantangan iman, Jika kamu meminta
sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya (Yoh.
14:14).

Aplikasi
1. Stepanus memperlihatkan keteguhan imannya di dalam menghadapi
penderitaan, aniaya dan bahkan dibunuh, karena Iman Percayanya
kepada Yesus Kristus. Penderitaan berjalan seiring dengan
Pemberitaan Injil sebagai pengungkapan Iman Percaya kepada Yesus
Kristus, Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya
kepada Kristus, melainkan juga menderita untuk Dia (Fil. 1:29; Lihat 2
Tim. 2:3, 3:12, 4:5).

2. Pelayan firman dapat mengisahkan tantangan yang dihadapi oleh para


Martir (Saksi-saksi; Orang-orang yang rela menderita dan mati karena
iman dan cintanya kepada Yesus), seperti: pembunuhan terhadap
Penginjil Antonie Aris Van de Loosdrecht pada 26 Juli 1917 di Bori,
Pembunuhan Pdt. J.Tappi pada tahun 1946 di Masamba, Penindasan
DI/TII terhadap gereja pada tahun 19501965 (pembunuhan
Pdt.Pieter Sangka, Guru Injil Christian Baso), dan lain-lain
(Pengkhotbah dapat menambahkannya, jika masih ada Para Martyr
yang diketahui dengan jelas). Mereka telah menjadi saluran berkat
bagi banyak orang dan kita semuanya, Dan biarlah kamu juga
dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah
rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan
persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah
(1 Pet. 2:5; Lihat Bacaan 2, 1 Pet. 2:1-10).

3. Kemuliaan Tuhan terpancar dalam diri Stepanus, sehingga ia melihat


langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah (Kis.
7:56). Tuhan berkenan atas penderitaan dan kematian yang dialami
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 139 -

oleh Stepanus. Penderitaan yang dialami oleh umat percaya dalam


pemberitaan Injil akan mendatangkan kemuliaan bagi setiap yang
mengalaminya, sebagaimana yang dikatakan Rasul Paulus, Sebab aku
yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat
dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita
(Rm. 8:18).

4. Pengampunan wajib kita berikan kepada setiap orang, sebagaimana


yang diperlihatkan oleh Stepanus, Tuhan, janganlah tanggungkan
dosa ini kepada mereka! (Kis. 7:60; Bandingkan Lukas 23:34 tentang
pengampunan yang diberikan oleh Tuhan Yesus, ketika berada di
Kayu Salib). RSmp.

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 15-20 Mei 2017

KEMULIAAN DI BALIK PENDERITAAN


(Kamalabiran lan Kamaparrisan)
Yohanes 14:1-14

Tujuan:Lihat tujuan khotbah Minggu 14 Mei 2017

Pembimbing
Injil Yohanes ditulis oleh Rasul Yohanes kisaran tahun 8590
Sesudah Masehi, ketika berada di Efesus. Tujuan utama penulisan Injil ini
adalah untuk meyakinkan dan menguatkan umat percaya (pembacanya)
bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah dan di dalam DIA, setiap orang percaya
dapat memperoleh hidup (Baca Yoh. 20:31; bnd. Yoh. 3:16).
Yohanes 14:1-14 merupakan bentuk penguatan kepada murid-
murid-Nya bahwa akan tiba masanya, di mana Yesus akan meninggalkan
mereka. Karena itu, Penguatan pertama yang dikatakan Tuhan Yesus
adalah Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga
kepada-Ku (ayat 1). Kemudian Yesus berbicara tentang tempat tinggal
yang tersedia di rumah Bapa-Nya dan juga diperuntukkan bagi murid-

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 140 -

murid-Nya (ayat 2-4). Yesus memberikan penegasan kepada murid-murid-


Nya bahwa Yesuslah jalan untuk sampai di rumah Bapa; Melalui Dialah
setiap orang dapat mengenal kebenaran dan dapat menemukan hidup sejati
dan abadi bersama Allah (ayat 6).
Tuhan Yesus meyakinkan murid-murid-Nya untuk percaya dan
patuh menuruti perintah-perintah-Nya (ayat 10-12). Ajakan percaya ini,
diikuti dengan pernyataan Tuhan Yesus yang memberikan ketegasan
bahwa Yesus (Dirinyalah) menjadi sumber segala yang dibutuhkan oleh
murid-murid-Nya (lihat ayat 13-14).

Pertanyaan untuk didiskusikan


1. Apakah yang dimaksudkan Tuhan Yesus dengan mengatakan
Janganlah gelisah hatimu (ayat 1? Diskusikanlah dengan
memperhatikan Yoh. 14:1-6!
(Apa tu nasanga Puang Yesu Da miparossoi tu penaammi Sipakadai
ammi pasiumpui Yoh.14:1-6)

2. Apakah kita telah mengandalkan Tuhan Yesus di dalam memberitakan


Kabar Baik, sebagaimana yang dikatakan dalam Yoh. 14:10-14?
Diskusikanlah.
(Manassa inang Puang Yesus tongan raka ta sattuan umpapeissanan
kareba kaparannuan, susi dipokada lan lan Yoh.14:10-14) sipakadai.

3. Apakah kita telah meyakini bahwa setiap orang yang memberitakan


Injil dengan sepenuh hati dan patuh kepada perintah-Nya (termasuk
ketika menghadapi Penderitaan), akan mendapat upahnya di Sorga?
Diskusikanlah dan bandingkan dengan Yoh. 14:6 dan Kis. 7:54-81a!
(Ta katottongi raka kumua ia tu to mabololollong umpapatale kareba
kaparannuan sia ungkaritutui parentana Puang, (moi anna tingayo
kamaparrisan), unnappa poleanna lan suruga? Sipakadai sia
pasiumpui Yoh.14:6 na Penggauranna Rasulu 7:54-81a!

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 141 -

Bahan Khotbah Minggu ke-21 21 Mei 2017

MENDERITA KARENA KEBENARAN


(Maparri Belanna Katonganan)

Mazmur : Mazmur 66:8-20


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 17:20-30
Bacaan 2 : 1 Petrus 3:13-22 (Bacaan Utama)
Bacaan 3 : Yohanes 14:15-21
Nas Persembahan : Mazmur 66:13
PHB : Yohanes 14:18-19

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Kristus telah menderita untuk menebus dosa manusia.
2. Jemaat memahami bahwa manusia yang telah ditebus dosanya harus setia menyembah
Tuhan.

Pemahaman Teks
Surat 1 Petrus ditulis di Roma kisaran tahun 63-64 Sesudah Masehi
oleh Rasul Petrus yang menjadi saksi dari Penderitaan Kristus (1 Ptr. 1:1,
5:1). Tujuan Penulisannya adalah untuk menguatkan dan memberikan
pengharapan kepada umat percaya dalam menghadapi penderitaan - yang
tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil di Bitinia (Perhatikan
ayat-ayat ini: 1 Ptr. 1:1, 2:19-21, 3:3-15, 4:1-2, 5:9-11). Dari beberapa ayat
ini, terlihat dengan jelas bahwa salah satu pesan utama surat 1 Petrus
adalah mengajak umat percaya untuk bersabar dalam penderitaan, karena
Kristus telah menderita, mati dan bangkit untuk menebus dosa manusia.
Perikop 1 Petrus 3:13-22 memberikan pandangan kepada umat percaya
tentang sikap di dalam menghadapi penderitaan. Selain itu, digambarkan
juga tentang penebusan di dalam Yesus Kristus sebagai dasar untuk hidup
kudus dalam menjalani rupa-rupa situasi hidup (termasuk penderitaan).
Karena itu, beberapa hal yang perlu dikaji pada perikop ini, yakni:
Pertama, Kristus adalah dasar untuk hidup dalam kebenaran.
Bagian ini memperlihatkan bahwa kebenaran merupakan sikap dari umat
percaya (ayat 13, rajin berbuat baik), walaupun berjalan seiring dengan
penderitaan, sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran,
kamu akan berbahagia (ayat 14). Kristus menjadi dasar kebenaran dari
setiap orang, agar kita dapat berkenan di hadirat Allah, Kristus telah mati
sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak
benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah (ayat 18). Kematian Kristus
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 142 -

yang tidak bersalah itu, membawa keuntungan keselamatan (manusia yang


berdosa diselamatkan) dan pembenaran di hadapan Allah (bnd. Rm. 5:8).
Kedua, Mengandalkan Tuhan menghadapi penderitaan. Rasul
Petrus memberikan peneguhan kepada umat percaya yang terserak-serak
di wilayah kekaisaran Romawi untuk tidak gentar dalam menghadapi
tekanan yang dapat menyusahkan mereka. Ungkapan berbuat jahat (ay. 3;
dipertegas pada ayat berikutnya (ayat 14, Tetapi sekalipun kamu harus
menderita juga karena kebenaran) bahwa mereka akan berhadapan
dengan tekanan yang dapat membuat mereka menderita. Hidup yang saleh
dan berbuat baik, karena iman percaya kepada Kristus dapat berhadapan
dengan fitnahan (ayat 16-17), namun tidak perlu takut dan gentar
menghadapinya (ayat 14). Umat percaya diajak untuk tidak takut dalam
menghadapi penderitaan. Allah adalah pencipta, pemilik bumi dan segala
isinya, serta menjadi sumber kehidupan yang harus disembah di dalam
Kristus sebagai pusat kehidupan (Lihat Bacaan 1, Kis. 17:20-30; bnd. 1 Ptr.
4:19). Karena itu, menyembah Dia dengan benar dan penuh kejujuran akan
membuat umat percaya tidak perlu takut dalam menghadapi penderitaan.
Ketiga, Kesiapan hidup dalam Kristus. Bentuk kesiapan diri untuk
mengalami kehidupan yang patuh dengan perintah-perintah-Nya adalah
mengalami kuasa Tuhan lewat tuntunan Roh Kudus lewat penyerahan diri.
Pada Bacaan 1 (Kis.17:20-30), Rasul Paulus tampil dan mengarahkan
orang-orang Atena mengadakan pertobatan dan tidak menyembah dewa-
dewa, tetapi hanya menyembah kepada Sang Pemberi Hidup. Di dalam DIA
kita hidup, kita bergerak dan kita ada (Kis. 17:28).
Allah senantiasa terbuka merangkul setiap orang yang tulus datang
kepada-Nya, seperti pengungkapan kisah Nuh yang disampaikan oleh Rasul
Petrus, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang
mempersiapkan bahteranya (1 Ptr. 3:20). Rasul Petrus mengungkapkan
keselamatan dengan kiasan baptisan yang dapat diperoleh melalui
anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Terkait dengan hal ini, dalam buku
buku Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 dicatatkan, sebagai berikut:
Keselamatan yang dialami olehnya (Nuh) adalah kesejajaran yang pelik
(sulit, sukar) dengan apa yang dilambangkan dengan baptisan. Waktu
pembaptisan orang percaya menyatakan imannya sebagai jawaban kepada
Allah. Iman itu dimungkinkan oleh kebangkitan Tuhan Yesus dari antara
orang mati.5 Karena itu, salah satu bentuk kesiapan diri untuk hidup

5Donald Guthrie, dkk., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu, Cetakan ke-11 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999),
825.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 143 -

dalam Kristus adalah ditandai dengan baptisan (bnd. Kis. 9:18b).6

Pokok-pokok Pikiran yang dapat Dikembangkan


a. Menderita adalah menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan dan
dapat terjadi dalam diri seseorang, karena: Pertama, diakibatkan oleh
dirinya sendiri atau keinginan hatinya (misalnya: sulit meninggalkan
kebiasaan berjudi, narkoba, dll.); kedua, diakibatkan oleh orang lain
(misalnya: disiksa atau dianiaya, dihianati, dirampok, dll.); ketiga, rasa
menderita dialami, karena situasi atau keadaan yang tidak diduga
(sakit, kecelakaan, bencana alam, dll.).
b. Penderitaan (Keadaan yang menyusahkan di hati) dalam pengertian
secara umum dapat menunjuk pada tekanan (Yun. Thlipsis; beban
yang berat) yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain,
misalnya: Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai
(Kis. 1:3, Yesus telah mengalami penderitaan). Perlu diketahui bahwa
sejak awal seluruh ciptaan bebas dari penderitaan (Kej. 1:31). Namun,
ketika dosa terjadi, maka muncullah penderitaan dalam bentuk
pertentangan, kesakitan, kebinasaan dan maut (Kej.3:15-19). Karya
penyelamatan Allah yang terjadi di dalam Yesus Kristus memiliki
makna untuk melepaskan manusia dan seluruh ciptaan dari
penderitaan, kebinasaan dan maut (Rm.8:21; 1 Kor. 15:26; Yoh.3:16).
Penderitaan yang dialami oleh umat percaya merupakan salib yang
harus ditanggung dalam rangka menyatakan kesetiaannya untuk
mengikuti Yesus (Mat.16:24; Rm. 8:28-29). Penderitaan yang dialami
oleh seseorang, karena melakukan kesalahan, bukanlah sesuatu yang
benar di hadapan Tuhan. Penderitan yang berkenan kepada-Nya adalah
menjadi pelaku kebenaran, keadilan dan kejujuran. Sikap dalam
memberitakan Kabar Baik, tidaklah mendatangkan keributan dan
kekacauan, melainkan tampil dengan sikap lemah lembut dan hormat
(1 Ptr.3:15). Sikap ini akan berkenan di hadirat Allah, Sebab inilah
kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu
membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh (1 Ptr.2:15).
c. Kebenaran (Ibr. Emet, memiliki kedekatan pengertian dengan kata
amin; kelurusan hati atau kejujuran). Kristus adalah Sang Kebenaran,
Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang

6Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Toraja, Tata Gereja Gereja Toraja, Cetakan I (Rantepao: PT Sulo, 2008), 150-151,
Baptisan menandakan bahwa kita termasuk anggota Tubuh Kristus ... Di dalam baptisan kita dibaptiskan ke dalam
kematian Kristus dan dengan demikian kita disucikan dari segala dosa kita dan dibangkitkan bersama Kristus kepada
kehidupan baru.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 144 -

sampai kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh.14:6). Dengan


dasar ini, kita akan dipimpin oleh Roh Kudus kepada segala kebenaran
dan dibebaskan untuk melakukan segala kebenaran (Yoh.3:21, 16:13,
8:32).
d. Berbuat baik menjadi tanggung jawab setiap orang percaya kepada-
Nya. Sikap ini merupakan wujud bahwa kita menjadi penurut perintah-
Nya dan juga mengasihi Dia (Lihat, Yoh. 14:21; Yohanes 14:15-21).
Yesus Kristus yang telah mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa
manusia dan seisi dunia-menjadi teladan bagi kita untuk berbuat baik,
yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita
dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat,
kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik (1 Ptr. 3:18; bnd. Titus
2:14).
Aplikasi: Bertolak dari tema, Menderita karena Kebenaran
dengan memperhatikan pemahaman teks dan pengembangan pokok-pokok
pikiran, maka pada bagian aplikasi (penerapan), dicatatkan beberapa hal,
yakni:
a. Menderita karena melakukan kebenaran yang didasarkan dengan
iman percaya kepada Yesus Kristus adalah sesuatu yang dikehendaki
Allah (1 Ptr.3:14,17; 14:1,16,19; Why.2:3). Penderitaan yang
ditanggung oleh orang-orang yang percaya kepada Kristus merupakan
wujud partisipasi (keikutsertaan) dalam penderitaan Kristus dan hal
ini pula menggenapkan apa yang belum tercakup dalam penderitaan
Kristus, sebagaimana dikatakan Rasul Paulus kepada umat percaya di
Kolose: Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena
kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada
penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat (Kol. 1:24).
b. Sebagai umat percaya kepada Yesus Kristus, kita harus menunaikan
tugas pelayanan, walaupun kita diperhadapkan dengan berbagai
penderitaan yang terkadang muncul tidak diduga, misalnya: dicaci
maki, aniaya, bahkan sering terjadi pembunuhan bagi orang-orang
yang setia dalam iman percaya kepada-Nya (Lihat, Yoh.16:33; Rm.
8:17; 2 Tim. 2:3, 3:11-12, 4:5; 1 Ptr. 4:1, 16, 19). Dalam Pengakuan
Iman Gereja Toraja, ditekankan bahwa Gereja harus rela menderita
sebagai tanda kesetiaannya apabila dunia membenci dan menganiaya-
nya. Kekuatannya terletak di dalam kemenangan Tuhan.7 RSmp.

7Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Toraja, Tata Gereja Gereja Toraja, Cetakan I (Rantepao: PT Sulo,
2008), 148.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 145 -

Bahan Penelaahan Alkitab, 22-27 Mei 2017

MENDERITA KARENA KEBENARAN


(Kamaparrisan belanna katonganan)
Kisah Para Rasul 17:20-30

: Lihat tujuan khotbah Minggu 21 Mei 2017

Pembimbing
Kota Atena merupakan kota yang paling terkenal di propinsi
Akhaya, karena tingkat kecerdasan mereka dan juga terkenal dengan kuil-
kuil, patung-patung dan tugu-tugunya (Kis.17:16,22,24). Dalam situasi ini,
Rasul Paulus tampil memberitakan Injil tentang Yesus dan Kebangkitan-
Nya di kota itu (Kis. 17:18).
Pada Sidang Aeropagus (Yunani: Areios pagos, bukit Ares, dewa
perang Yunani; tempat memperkarakan masalah moral dan agama), Rasul
Paulus tampil menyampaikan pidatonya (khotbahnya) untuk memberikan
pencerahan tentang kebenaran yang sesungguhnya. Beberapa hal yang
disampaikan oleh Rasul Paulus, yakni:
1. Orang Atena lebih banyak menggunakan waktunya untuk mencari
sesuatu yang baru, Adapun orang-orang Atena... tidak mempunyai
waktu untuk sesuatu, selain untuk mengatakan atau mendengar
segala sesuatu yang baru (ayat 21).
2. Orang Atena beribadah kepada dewa-dewa (ayat 22; Baca
keseluruhan perikop, Kis. 17:16-34). Rasul Paulus mendapati sebuah
tulisan pada mezbah, Kepada Allah yang tidak dikenal yang
dijadikan sebagai pijakan untuk menjelaskan lebih dalam tentang
penyembahan yang benar dan kepada siapa mereka harus
menyembah (ayat 23-29).
3. Seruan bagi orang Atena untuk bertobat dan hanya menyembah
kepada Allah, di mana-mana semua mereka harus bertobat (ayat
30).
4. Pemimpin Penelaahan Alkitab (PA), diharapkan membaca ulasan
Khotbah, Minggu 21 Mei 2017 untuk mengarahkan diskusi.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 146 -

Pertanyaan diskusi
1. Apakah yang membuat Rasul Paulus merasa sedih melihat orang-
orang Atena? Perhatikan, ayat 16,22,30; bnd. Kis. 7:48). Diskusikanlah!
(Apara tu napomapalla Rasulu Paulus untiro tu to atena ? Pemarangai
tu aya 16, 22, 30; bnd. Kis. 7:48). Sipakadai
2. Apakah masih ada bentuk-bentuk penyembahan kepada berhala yang
sering kita jumpai dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat?
Jika masih ada, apa sikap kita sebagai orang yang percaya kepada
Yesus Kristus? Perhatikan ayat 27 dan 30; Bnd. Rm. 3:25-26. Berikan
contoh dan diskusikanlah!
(Denparaka tatiro lan kombongan sia tondok tu umpadeatai rapang-
rapang) Pokadai susinna sia sipakadai
3. Mengapa Rasul Paulus dikatakan sebagai si peleter (Pembual, omong
kosong) dan diejek (lihat, ayat 18 dan 32). Adakah ungkapan semacam
itu pernah di katakana kepada kita dalam memberitakan Injil,
Diskusikanlah!
(Matumbai anna disanga sale kada tu Rasulu Paulus (papakena to
sia buttok) sia natelle tau (ay1 na 32). Dendukaraka anna tutun lako
kaleta te kada susite lan tu dinii umpapeissanan kareba kaparannuan,
Sipakadai.

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 147 -

Bahan Khotbah Kamis 25 Mei 2017


(Hari Kenaikan Yesus ke Sorga)

YESUS BERTAHTA DI SORGA


Dao Suruga Isungan Malabina Yesu

Mazmur : Mazmur 93:1-5


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 1:1-11
Bacaan 2 : Efesus 1:15-23 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Lukas 24:44-53
Nas Persembahan : Mazmur 5:4
PHB : Kisah Para Rasul 1:8

Tujuan:
1. Jemaat memahami dan percaya bahwa Yesus berada di Sorga.
2. Jemaat menjalani kehidupan, sambil mengarahkan kehidupan kepada Yesus

Pemahaman Teks
Perikop ini terdiri dari tiga bagian: pendahuluan (15-16), kemudian
menyusul doa untuk anggota-anggota jemaat (17-19a), supaya mereka
mengerti kebesaran pekerjaan Allah dalam Kristus (19b-23).
a. Pendahuluan (15-16). Dalam bagian ini Paulus memberitahukan
kepada anggota-anggota jemaat apa yang telah ia buat untuk mereka,
sesudah Paulus mendengar tentang situasi mereka. Paulus memulai
pemberitahuannya dengan kalimat: Karena itu. Kata tersebut
merupakan kesimpulan dari bagian (ay.3-4) pada perikop
sebelumnya. Paulus mengucap syukur, karena ia mendengar tentang
iman warga jemaat terhadap Tuhan Yesus. Paulus mengucap syukur,
bukan saja karena ia mendengar tentang iman mereka dalam Kristus,
tetapi juga tentang kasih mereka terhadap semua orang kudus yaitu
semua orang, yang percaya kepada Yesus Kristus. Dalam ayat 16, yang
Paulus maksudkan dengan doa-doaku merangkum juga syafaatnya
bagi jemaat (bnd. Flp.1:4; Kol.1:3), sekalipun hal itu tidak dikatakan
dengan tegas di sini. Berdoa tanpa menaikkan syafaat bagi jemaat
tidak mungkin. Mendoakan baik hal yang mensukacitakan oleh karena
pemberitaan Injil, maupun hal yang mendukacitakan, yang
bertentangan dengan kehendak Allah.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 148 -

b. Isi doa dan syafaat Paulus (17-19a). Dalam doanya, Paulus meminta
satu hal saja, yaitu pekerjaan Tuhan. Pekerjaan ini mempunyai dua
segi: segi Allah dan segi manusia. Segi Allah ialah; pemberian berupa
Roh-Nya. Segi manusia ialah; pengenalan akan Dia. Paulus mulai
dengan supaya (hina), dalam harapan, Allah mau memberikan apa
yan ia minta. Allah disebut sebagai Allah Tuhan kita Yesus Kristus.
Dan Bapa yang mulia (ho Pater tes doxes). Maksud ungkapan liturgis
ini bukan saja hendak mengatakan, bahwa kemuliaan itu adalah sifat
Bapa, tetapi bahwa kemuliaan itu berasal dan terpancar daripada-Nya.
Permintaannya yang pertama ialah supaya Allah Tuhan kita Yesus
Kristus dan Bapa yang mulia itu memberikan kepada mereka Roh
hikmat (pneuma sophias). Yanag dimaksudkan di sini dengan pneuma
bukan roh manusia dan bukan juga suatu roh disamping roh-roh
yang lain, tetapi Roh Allah. maksud permintaan Paulus bukanlah
supaya jemaat mengetahui rupa-rupa hal dunia, melainkan mereka
mengenal Allah dengan benar. Tanpa pekerjaan (karunia) Roh, hal
itu tidak mungkin. Hal kedua yang diminta Paulus adalah, supaya Allah
menjadikan mata hati mereka terang. Mata hati mereka harus
dibuka dan diterangi (oleh Roh Allah), sehingga dapat melihat dengan
baik. Itu sangat perlu dan itulah yang didoakan oleh Paulus. Dengan
mata hati yang terang itu mereka mengerti pengharapan apakah yang
terkandung dalam panggilan Allah. Yang mereka harus mengerti
adalah , betapa kayanya kemuliaan warisan-Nya di antara orang-
orang kudus, yaitu warisan sorgawi.
c. Pekerjaan Allah dalam Kristus (19b-23). Bagi Paulus pekerjaan Allah
begitu dahsyat, sehingga hampir-hampir tidak dapat diungkapkan
dengan kata-kata manusia. Kebangkitan Kristus adalah pernyataan
kekuatan (kuasa) Allah, yang Ia kerjakan di dalam Dia. Kekuatan
(kuasa) Allah, bukan hanya dalam kebangkitan Yesus Kristus,
melainkan juga nyata dalam kenaikan-Nya ke sorga dan dalam
kedudukannya di sebelah kanan Allah di sorga. Kristus yang bangkit,
sekarang berada di dalam kemuliaan dan diberi kuasa untuk turut
memegang pemerintahan atas dunia ini. Hal itu diperkuat dengan
keterangan di dalam sorga, di tempat yang paling tinggi dan paling
mulia. Ungkapan diletakkan di bawah kakiNya adalah kiasan untuk
penyerahan atau penaklukan diri seluruhnya ( ay.21).

Segala sesuatu, Allah letakkan di bawah kaki Kristus. Tetapi jemaat,


Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 149 -

tidak. Jemaat adalah tubuh-Nya. Kepada jemaat, Allah sebagai kepala,


memberikan segala yang ada. Dalam kalimat yang pendek ini, terkandung
dua pikiran. Pertama: Kristus adalah kepala segala yang ada. Kedua:
Kristus diberikan kepada jemaat sebagai kepalanya. Jemaat yang
kepadanya Allah memberikan Kristus sebagai kepalanya, dalam nas ini
pertama-tama disebut tubuh Kristus. Dalam hal ini, bahwa kwalifikasi
jemaat sebagai tubuh Kristus, merupakan unsur yang penting dari
ekklesiologi (pemahaman bergereja) oleh Paulus. Selain dari pada tubuh
Kristus, jemaat dalam nas ini disebut juga kepenuhan-Nya, yang
memenuhi semua dan segala sesuatu. Maksud dan tujuan dari beradanya
Kristus di dalam jemaat ialah supaya mereka dipenuhi di dalam seluruh
kepenuhan Allah.

Garis Besar Khotbah


1. Kesaksian dalam Injil Lukas pada pasal 24:51 (Ia berpisah dari
mereka dan terangkat ke sorga), demikian juga dalam Kis.1:11
(Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu), kedua
bagian ini menyaksikan proses Yesus terangkat ke sorga
meninggalkan murid-muridNya.
2. Sebagaimana pengakuan Iman Rasuli (naik ke sorga, duduk di
sebelah kanan Allah) dan juga pengakuan Iman Gereja Toraja, bab
IV ayat 8, yang menerangkan bahwa Yesus telah naik ke Sorga.
Keberadaan Yesus yang bertahta di sorga dengan kekuasaan-Nya,
harus meneguhkan iman kita menjalani kehidupan setiap hari.
Kenyataan hidup kita yang silih berganti suka dan duka tidak akan
menggoyahkan iman kita.
3. Kenyataan bahwa Yesus bertahta di sorga, menuntut kita sebagai
jemaat yang adalah tubuh-Nya untuk senantiasa hidup dalam
kekudusan.
4. Sebagai jemaat yang adalah tubuh Kristus, kita harus menyadari
bahwa segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan
kerajaan telah takluk di bawah kekuasaan Yesus Kristus. Dengan
demikian kita harus lebih taat kepada kekuasaan Yesus Kristus
daripada kekuasaan manapun juga di dunia ini.
5. Tujuan hidup kita menjadi jelas. Harapan kita tidak akan
mengecewakan, karena perjalanan hidup di dunia ini sedang
menuju bersama Kristus di sorga, untuk memerintah bersama-Nya
dan menikmati kehidupan kekal dalam kemuliaan.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 150 -

Bahan Khotbah Minggu ke-22 28 Mei 2017

BERTEKUN BERSAMA MENANTIKAN JANJI TUHAN


( Bantang Untayan PangalluNa Puang )

Mazmur : Mazmur 68:32-35


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 1:12-26 (BU )
Bacaan 2 : 1 Petrus 4:12-19
Bacaan 3 : Yohanes 17:1-11
Nas Persembahan : Mazmur 119:108
PHB : 1 Petrus 4:14

Tujuan:
1. Jemaat memahami pentingnya ketekunan secara bersama dalam persekutuan
untuk menantikan janji Tuhan.
2. Jemaat hidup bersama dalam ketekunan sebagai umat Allah dalam
menantikan janji Tuhan.

Pemahaman Teks
Kitab Kisah Rasul ditulis oleh penulis yang sama dengan Injil Lukas
yaitu Lukas, tabib yang dikasihi dan teman yang menyertai Paulus (bnd.
Kol 4:4). Sama dengan Injil Lukas, Kisah Para Rasul dipersembahkan
kepada seorang yang bernama Teofilus (bnd.Luk.1:1 dan Kis.1:1).
Nampaknya Teofilus yang terkemuka, sebab ia bergelar yang mulia, gelar
yang diberikan kepada wali negeri orang Roma di Yudea (Kis. 23:26; 24:2;
26:25). Ia sudah mengetahui tentang iman Kristen, dan Lukas ingin
memberi dia keterangan yang lebih tepat, bahwa apa yang diketahui oleh
Teofilus tentang iman Kristen patut dipercaya.
Kisah Para Rasul ditulis sekitar tahun 90 M, tidak lama setelah
peristiwa terakhir yang diceritakan dalam kitab Kisah Para Rasul. Bagian
ini diakhiri dengan suatu nada kemenangan, yaitu Paulus memberitakan
Injil ke Roma, pusat kekaisaran Romawi Raya, tanpa rintangan dan
halangan.
Lukas sendiri tidak menyertai Yesus sebelum Yesus disalibkan. Ia
adalah seorang Siria dari kota Antiokhia (Kis.11:27). Ia mengenal iman
Kristen melalui kesaksian orang Kristen pertama di kota itu ketika Injil
pertama kali secara besar-besaran diberitakan kepada orang Yahudi dan
kepada jemaat non-Yahudi yang pertama didirikan. Berdasarkan surat
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 151 -

Paulus kepada jemaat di Kolose (Kol.4:10-11), Paulus menyampaikan


salam dari tiga orang temannya, Aristarkhus, Markus dan Yesus yang
disebut Yustus, yang disebutnya hanya orang Yahudi yang jadi teman
sekerjanya. Demikian juga selanjutnya di ayat 12-14, ia menyampaikan
salam dari tiga orang lainnya, Epafras, Lukas dan Demas; dapat
disimpulkan bahwa ketiga orang ini orang Kristen non-Yahudi.
Sebagai orang dari Antiokhia tentu ia banyak bertemu dengan
orang-orang yang dapat menceritakan tentang masa-masa permulaan
kehidupan jemaat mula-mula, seperti Barnabas dan mungkin juga Petrus
(bnd. Gal. 2:11). Juga ia bertemu Paulus ketika ditahan selama dua tahun di
Kaisarea (Kis.24:27). Di kota itu tinggal seorang pengabar Injil yakni
Filipus, dengan keempat putrinya yang bernubuat. Di Yerusalem Lukas
tinggal di rumah Manason, salah seorang dari murid yang mula-mula (Kis.
21:16); di sana ia bertemu dengan Yakobus saudara Yesus, dan hubungan
dengan keluarga Yesus ini mungkin menyebabkan ia mendapat sumber
tentang kisah kelahiran dalam Lukas 1 dan 2.
Lukas adalah ahli sejarah kelas satu (menurut Sir William Ramsay-
yang telah melakukan penyelidikan arkeologi). ia menyajikan bukan hanya
fakta-fakta sejarah yang dapat dipercayai, melainkan memiliki perasaan
sejarah yang benar, ia memusatkan pikirannya pada ide dan hukum yang
mengatur evolusi sejarah, dan besar kecilnya perhatian yang diberikannya
kepada kejadian-kejadian sesuai dengan pentingnya masing-masing
kejadian itu.
Maksud dari Kisah Para Rasul adalah untuk menunjukkan bahwa
gerakan kekristenan bukanlah ancaman terhadap hukum dan ketertiban di
seluruh kekaisaran Romawi. Tuduhan seperti; pemberontakan,
penghasutan dan penghiatan (Luk. 23:4,14,22) terhadap Yesus oleh Pilatus,
juga tidak benar jika ditujukan kepada pengiku-pengikutnya.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan dalam Khotbah


1. Setelah peristiwa kenaikan Yesus ke sorga, kesebelas murid (ay.13)
dan beberapa perempuan (ay.14) kembali ke Yerusalem dan tinggal
di sana seperti yang diperintahkan kepadanya (ay.4) untuk
menantikan janji Tuhan.
2. Sebelum kematian dan kebangkitan Yesus, murid-murid lebih
mementingkan diri sendiri (bnd.Mat.19:27;20:21; Luk.22:4-5).
Peristiwa Paskah dan perjumpaan dengan Yesus setelah kebangkitan
telah mengubahkan fokus kehidupan murid-murid dari fokus pada
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 152 -

diri sendiri kemudian berfokus pada Yesus. Perubahan fokus inilah


yang memungkinkan mereka untuk bertekun dengan sehati serta
berdoa bersama. Ketika masih bersama-sama dengan Yesus, mereka
juga senantiasa berkumpul dengan tekun dan berdoa namun dengan
isi hati dan keinginan masing-masing. Ketekunan bersekutu harus
dilandaskan pada kesehatian. Apa yang didoakan Yesus dalam
Yohanes 17:1-11, mulai nampak dalam kehidupan murid-murid dan
beberapa perempuan yang ikut bersama mereka, yaitu mereka mulai
bersatu.
3. Dampak dari ketekunan mereka dalam kesehatian dan doa, mereka
mulai memikirkan persekutuan mereka. Mereka mulai memikirkan
ketidakutuhan persekutuan itu dengan perginya Yudas meninggalkan
mereka. Kesadaran mereka akan Firman Tuhan menjadi luar biasa.
Posisi Yudas tidak dipikirkan sekadar untuk menggenapkan jumlah
mereka menjadi 12 tetapi didasarkan pada Firman Tuhan, dengan
mengutip Mazmur (ayat 20). Persyaratan yang diajukan bagi yang
akan menggantikan Yudas memperlihatkan pikiran dan fokus
persekutuan mereka selaku murid. Bahwa seorang yang akan
menjadi murid menggantikan Yudas (tentu juga murid untuk masa
ini), adalah seorang yang mengalami kebersamaan secara pribadi
dengan Yesus, karena mereka akan menjadi saksi tentang
kebangkitan-Nya. Menjadi saksi Kristus akan menanggung banyak
penderitaan, namun jika ditanggung dalam ketekunan bersama, akan
menolong kita untuk tetap teguh karena iman kita terarah pada
pemuliaan dari Tuhan ( 1 Petrus 4:13). Penyerahan yang sungguh
dalam doa bersama kepada Tuhan untuk menentukan pengganti
Yudas menggambarkan karakter iman mereka pasca paskah. Dan
Tuhan menjawab doa mereka dengan menambahkan Matias pada
bilangan kesebelas rasul.
4. Menjaga keutuhan persekutuan sebagai keluarga Allah dalam
ketekunan untuk mengalami pertumbuhan iman secara bersama
hanya dapat kita wujudkan jika kita berfokus pada Yesus Kristus dan
bukan pada diri kita masing-masing (bnd. Fil. 2:3-4). Ketekunan kita
dalam keluarga Allah akan menolong kita untuk tetap teguh
menjalani kehidupan ini yang silih berganti (suka dan duka) sembari
kita menantikan janji Allah dipenuhi dalam kesempurnaan dengan
kedatangan Yesus kembali.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 153 -

Bahan Penelaahan Alkitab 29 Mei s/d 3 Juni 2016

BERTEKUN BERSAMA MENANTIKAN JANJI TUHAN


( Bantang Untayan PangalluNa Puang )
1 Petrus 4:12-19

Tujuan : ( Lihat di bahan khotbah minggu tanggal 28 Mei )

Pembimbing
Sejak awal gereja mula-mula bahkan sepanjang sejarah gereja
sampai saat ini, penderitaan dan siksaan kepada pengikut Yesus masih
berlangsung. Hal itu juga terjadi dalam sejarah perkembangan Gereja
Toraja. Peringatan Petrus dalam ayat 12 menjadi bahgian perenungan
bahwa keadaan seperti itu akan terjadi. Ibarat dua sisi mata uang, sisi yang
satu tidak lengkap tanpa sisi yang lain. Kekristenan tidak lengkap tanpa
penderitaan. Bahkan penderitaan itu mesti dilihat dan diterima dengan
sukacita. Menjadi pengikut Kristus di masa itu adalah sebuah pelanggaran
hukum pidana (bnd. Dengan pendirian gedung gereja saat ini). Yesus sudah
menyinggung kemungkinan penderitaan itu karena nama-Nya (bnd.
Mat.10:12). Hanya penderitaan karena nama Kristus yang layak kita terima
dengan sukacita, karena Roh Allah adalah Roh Kemuliaan yang dinyatakan
kepada umat-Nya yang menjadikan kita segambar dengan-Nya
(penderitaan dan kemuliaan). Disaat yang sama kita diingatkan untuk tidak
menderita karena ulah kita yang justru melawan (mempermalukan) nama
Kristus (ay.15).
Jika penderitaan itu berasal dari orang-orang fasik, maka
penghakiman itu berasal dari Allah (bnd. Ibr.10:30). Penghakiman Tuhan
akan dimulai dari rumah Allah (keluarga Allah), itu berarti kita tidak bebas
dari penghakiman. Kenyataan ini mestinya menyadarkan kita untuk
semakin tekun sebagai keluarga Allah, dalam hal saling menguatkan,
bertumbuh bersama, yang pada akhirnya menghasilkan buah-buah iman.
Sehingga ketika penghakiman itu dimulai di rumah Allah (keluarga Allah),
kita semua akan didapati tak bercacat dan layak di hadapan Allah, Sang
Hakim yang Adil. Penghakiman tidak berakhir di rumah Allah, melainkan
akan berlanjut kepada orang yang tidak percaya Injil atau orang fasik.
Kenyataan ini juga harus menyadarkan kita, bahwa ketekunan dalam
keluarga Allah mendorong kita untuk bersaksi memberitakan Injil Kristus
kepada mereka, karena keselamatan hanya ada di dalam Dia (Kis.4:12).
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 154 -

Pertanyaan Diskusi:
1. Mengapa orang kristen harus menderita bahkan bersukacita
menanggung penderitaan?
(Matumbai anna ia tu to sarani inang la maparri ondongpi parannu
umpassan kamaparrisan
2. Bagaimana kita melihat hubungan antara ketekunan sebagai keluarga
Allah dan kemampuan kita menanggung penderitaan dengan sukacita?
(Umba takua untiroi tu kasiumpuranna kabantanganna to lan
banuanna Puang Matua anna kapakullean umpassan kamaparrisan lan
kaparannuan

~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-23 04 Juni 2017
(Hari Pentakosta)

ROH KUDUS MENYATAKAN PERBUATAN BESAR ALLAH


(Penaa Masallo Umpapayan Penggauran
Kalle-kalleanNa Puang Matua)

Mazmur : Mazmur 104:24-35


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 2:1-21 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 1 Korintus 12:1-13
Bacaan 3 : Yohanes 20:19-23
Nas Persembahan : Mazmur 141:2
PHB : 1 Yohanes 4:4

Tujuan :
1. Jemaat memahami kehadiran Roh Kudus memberi karunia yang berbeda-beda.
2. Jemaat mempergunakan karunianya untuk kepentingan bersama dalam
menceriterakan perbuatan besar Allah.

Pendahuluan
Mazmur 104:24-35 adalah mazmur Daud yang mengakui begitu
banyak perbuatan Tuhan yang menakjubkan. Perbuatan Tuhan yang
menciptakan, memberi makan, dan mengembalikan manusia menjadi debu.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 155 -

Manusia memuji Tuhan, bersukacita karena perbuatan-Nya, dan ia


merenungkannya secara manis.
Kisah Para Rasul 2:1-21 menceritakan tentang turunnya Roh
Kudus: Semua orang percaya dipenuhi Roh Kudus dan mereka dapat
berkata-kata dalam bahasa suku/bangsa lain; orang lain mengerti apa yang
dikatakan orang percaya; inti perkataan orang percaya dalam bahasa
bangsa lain adalah mengenai perbuatan besar yang dilakukan Allah; ada
juga yang menganggap mereka mabuk, namun Petrus menanggapi bahwa
yang terjadi adalah penggenapan Firman Allah kepada nabi Yoel, bahwa
orang yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
1 Korintus 12:1-13 Rasul Paulus meluruskan pemahaman tentang
karunia Roh; karunia Roh yang utama adalah menghantar orang mengaku
Yesus adalah Tuhan; ada kepelbagaian karunia tetapi satu Roh; ada
kepelbagaian pelayanan tetapi satu Tuhan; karunia-karunia Roh
(pneumatikos) untuk kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan
pribadi; ada penggambaran orang percaya sebagai Tubuh Kristus. Yohanes
20:19-23: Para murid dalam ketakutan; Yesus datang dan berkata Damai
sejahtera bagi kamu; Yesus mengutus para murid dan menghembusi
mereka Roh kudus.
Korelasi bacaan, yakni menekankan perbuatan Allah yang besar,
yang menyatukan para murid dalam Roh, menjadi tubuh Kristus; Roh
Kudus dianugrahkan untuk melaksanakan pengutusan Yesus.

Pokok pikiran pengembangan khotbah


Pertama, Pentakosta.Hari Pentakosta (Ibrani: khamisysyim yom;
Yunani: hemera pentekoste), adalah hari raya Yahudi yang dirayakan pada
hari ke-50 setelah Paskah. Hari Pentakosta disebut juga hari raya Tujuh
Minggu (Ibrani: khag syavuot). Umat Yahudi dari berbagai tempat
berkumpul di tempat suci untuk merayakan hari raya nasional ini. Makna
utama perayaan Pentakosta bagi umat Yahudi adalah memperingati dan
merayakan berkat Tuhan di bidang pertanian. Jika Paskah dihubungkan
dengan ternak (pesta peternakan), maka Pentakosta dihubungkan dengan
tumbuhan (pesta pertanian). Menjelang masa Perjanjian Baru, makna
perayaan Pentakosta dihubungkan juga dengan pemberian hukum Taurat
di Sinai. Bagi umat Kristen, hari Pentakosta bermakna hari pencurahan Roh
Kudus, hari ke-50 setelah kebangkitan Kristus. Umat Tuhan menerima janji
Kristus, sekaligus menggenapi nubuatan nabi Yoel tentang pencurahan Roh
Kudus. Hari pentakosta patut kita peringati, rayakan, dan syukuri.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 156 -

Pentakosta menyatukan umat manusia dalam satu Roh, Yahudi maupun


non-Yahudi.
Kedua, Bahasa Lain. Ungkapan ...mereka mulai berkata-kata
dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada
mereka untuk mengatakannya (ay.4), menegaskan adanya kuasa Roh
Kudus atas diri umat percaya. Karunia berkata-kata dalam bahasa lain
(Yunani: glossa heteros) dialami oleh umat percaya dari Galilea. Orang
Galilea ini tiba-tiba dapat berbahasa orang Partia, Media, Elam, penduduk
Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia,
Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-
pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi,
orang Kreta dan orang Arab (ay.9-11). Jadi, karunia Roh berkata-kata
dalam bahasa lain, glossa heteros, bukanlah bahasa aneh-aneh yang tidak
dipahami, bukan bahasa baru, melainkan bahasa yang sudah ada dan
dipergunakan oleh manusia. Tujuan pemberian karunia bahasa lain ini
adalah agar orang lain mendengar perbuatan besar Allah dalam bahasa
mereka sendiri. Misalnya, Si Bokko yang hanya tahu bahasa Toraja, tiba-
tiba dapat berkata dalam bahasa Jawa ketika berhadapan dengan Jator
yang berasal dari Jawa. Jator mendengar Bokko berbicara dalam bahasa
Jawa tentang perbuatan Allah yang besar. Bokko tidak berbicara aneh bin
asing karena apa yang dikatakan Bokko adalah bahasa yang sudah ada dan
dipergunakan Jator. Roh Kudus tidak selalu memberikan karunia
berbahasa lain. Roh Kudus memberi semangat kepada para misionaris
(penginjil) untuk belajar bahasa lain. Misalnya, pemberita Injil yang datang
di Toraja, Antonie Aris van de Loosdrecht, orang Belanda yang harus
belajar bahasa Toraja untuk dapat berkata-kata dalam bahasa Toraja. Roh
Kudus masih menggerakkan umat Tuhan masa kini untuk memberitakan
perbuatan Allah yang besar, bukan memberitakan perbuatan aku yang
besar. Kesombongan rohani yang senantiasa memberitakan perbuatan diri
sendiri yang besar, bukanlah karunia Roh Kudus. Sebagai umat Tuhan, kita
harus menjaga perkataan kita agar senantiasa bersemangat Pentakosta,
semangat menceritakan perbuatan Allah yang besar kepada semua orang.
Ketiga, Tanggapan Manusia. Ada dua tanggapan manusia pada
peristiwa Pentakosta. Pertama, orang lain dari berbagai suku bangsa
menjadi tercengang ( existemi: takjub, kagum) dan heran (
thaumazo: bertanya dalam hati) mendengar perbuatan besar Allah (ay.7-
11). Rasa takjub dan menyentuh hati. Peristiwa tersebut tidak sekedar
dilihat dan didengar, tetapi juga terinternalisasi (terhayati) di hati. Setiap
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 157 -

perkataan yang menceritakan perbuatan Allah yang besar, mesti dihayati.


Percuma kita mendengarkan firman Tuhan apabila tidak dihayati.
Tanggapan kedua dari orang lain menyindir: Mereka sedang
mabuk oleh anggur manis." Kata menyindir diterjemahkan dari bahasa
Yunani yang dapat berarti mengejek, menertawakan. Orang percaya
dianggap mabuk atau sedang tidak sadar, tidak waras. Menceritakan
perbuatan Allah yang besar tentang karya keselamatan Allah melalui Yesus
Kristus tidak selalu disambut baik. Kita harus siap mental menghadapi
orang yang menyindir, mengejek, menertawakan perkataan kita, bahkan
menganggap kita tidak waras. Ini suatu tantangan yang harus dihadapi
dengan iman dan kasih, bukan dengan marah apalagi berlaku kasar.
Keempat, Keberanian Menceritakan Perbuatan Besar Allah. Petrus
(artinya padas/cadas/karang) mendapat kesempatan berkhotbah untuk
pertama kali, setelah Roh Kudus dicurahkan. Petrus menegaskan bahwa
orang percaya tidak mabuk. Orang percaya tetap sadar dan waras.
Penyindir umumnya orang Yahudi yang mengerti kitab suci. Petrus
menggunakan kitab suci, nubuatan nabi Yoel, untuk menjelaskan makna
peristiwa yang sedang terjadi. Umat Kristen harus berani memberi
pertanggungjabawan iman. Untuk dapat meyakinkan penyindir, kita juga
harus mempunyai pengetahuan kitab suci. Jangan takut dan
menyembunyikan kebenaran firman Tuhan.
Peristiwa Pentakosta menyatukan umat percaya dari berbagai
suku-bangsa. Dalam Pengakuan Iman Gereja Toraja disebutkan:
Persekutuan baru ini adalah Tubuh Kristus, keluarga Allah, dengan Kristus
sebagai Kepala. Karena itu persekutuan ini hidup dalam satu persaudaraan
dengan kedudukan yang sama, tanpa pembedaan ras, bangsa, suku dan
lapisan-lapisan sosial. Roh Kudus, yang tinggal di dalamnya membagi-
bagikan dari kepelbagaian karunia kepada masing-masing anggota untuk
pembangunan Tubuh Kristus (Bab VI:4 PIGT). Umat Kristen harus bersatu
dan tidak merasa memiliki karunia roh yang lebih tinggi atau menganggap
yang lain tidak memiliki Roh Kudus. Setiap orang percaya diperlengkapi
karunia Roh Kudus untuk dapat berkata tentang perbuatan Allah yang
besar dalam hidup kita. Perbuatan besar Allah yang menyelamatkan
melalui Yesus Kristus. (PMT)

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 158 -

Bahan Penelaahan Alkitab 05-11 Juni 2017

ROH KUDUS MENYATAKAN PERBUATAN BESAR ALLAH


(Penaa Masallo Umpapayan Penggauran
Kalle-kalleanNa Puang Matua)
1 Korintus 12:1-13

Tujuan (Lihat Tujuan Khotbah hari Minggu, 04 Juni 2017)

Pembimbing:
Kota Korintus, pada zaman rasul Paulus, merupakan kota yang
maju di bidang perdagangan. Penduduknya sangat majemuk, yakni: orang-
orang Yunani, Romawi, Timur, dan Yahudi. Kemajemukan kepercayaan,
yakni: keyakinan Kenisah Melkart, Isis, Serapis, Zeus, Apolo, Afrodite,
Asklepios, Kibele, Yahudi, Kristen. Salah satu kepercayaan yang sangat
mempengaruhi kehidupan orang percaya adalah praktek persundalan suci
kaum Kenisah di bait kudus Afrodite. Selain itu, praktek agama atau
keyakinan lainnya yang menekankan perkara mistis, supranatural, rahasia,
ramalan/nubuatan, turut mempengaruhi kehidupan umat percaya di Kota
Korintus.
Dalam kehidupan orang percaya, persoalan karunia-karunia Roh
menjadi pertentangan yang memecah kesatuan umat percaya. Ada yang
merasa bahwa karunia Roh yang dimilikinya lebih tinggi dari yang lain. Ada
yang merasa lebih tinggi statusnya sebagai orang rohani berkelas.
Kebenaran tentang karunia Roh adalah menghantar manusia
mengaku "Yesus adalah Tuhan" (ay. 3). Roh Kudus memberi karunia yang
berbeda-beda untuk kepentingan bersama (ay.7). Bukan untuk
kepentingan diri sendiri, mencari pengakuan diri atau popularitas diri.
Karunia Roh Kudus bukan untuk dipamerkan dan menganggap orang
percaya yang lain lebih rendah. Karunia Roh Kudus tidak dapat dipaksakan
sesuai kehendak kita. Misalnya, ingin tiba-tiba bisa bicara Cina atau bahasa
aneh bin asing. Pemberian karunia itu hak istimewa (prerogatif) Roh
Kudus, seperti yang dikehendaki-Nya (ay.12), bukan seperti yang manusia
kehendaki.
Roh Kudus memberikan karunia khusus kepada orang tertentu
dalam rangka menyatakan perbuatan Allah yang besar. Apapun yang
dikaruniakan Roh Kudus kepada umat percaya, muaranya menyatakan
perbuatan Allah yang besar. Tidak selalu karunia supranatural untuk dapat
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 159 -

menyatakan perbuatan Allah yang besar tentang Keselamatan melalui


Yesus Kristus. Setiap umat percaya adalah tubuh Kristus. Roh Kudus
menyatukan semua orang (Yahudi, Yunani, budak, dan orang merdeka).

Pertanyaan Diskusi:
1. Perhatikan kembali ayat 3,7,12; berikan komentar berdasarkan apa
yang Anda alami atau yang sedang kita alami di dunia modern!
(Pemarangai sule tu aya` 3,7,12 ; Parokkoi pangapa situru tu agan
diolai lan te lino sanda
2. Bagaimana orang percaya menceritakan perbuatan Allah yang besar
(melalui kata dan perbuatan), agar terhindar dari menceritakan
perbuatan diri sendiri yang besar?
(Umba lanakua tu tomapatongan unnuleleanni tu penggauran kale-
kalleanNa Puang (ullendui buangan kada sia penggauran), anna
tilendok diomai kaussangaian kale umpogau apa kapua)

~oOo~

Bahan Khotbah Minggu Trinitas 11 Juni 2017

ALLAH SUMBER KASIH DAN DAMAI SEJAHTERA


(Puang Matua Oto'na Kamamasean sia Kamarampasan)

Mazmur : Mazmur 8:1-10


Bacaan 1 : Kejadian 1:26-31
Bacaan 2 : 2 Korintus 13:11-13 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Matius 28:16-20
Nas Persembahan : Ulangan 15:10
PHB : 2 Korintus 13:11

Tujuan :
1. Jemaat menyadari bahwa Allah Tritunggal adalah sumber keberadaan kita.
2. Jemaat mempraktekkan kehidupan yang benar dalam menyatakan kasih dan
damai sejahtera.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 160 -

Pendahuluan
Mazmur 8:1-10 Pemazmur membuka pujiannya dengan
menyatakan kemuliaan Tuhan di seluruh bumi. Pemazmur menyadari
bahwa Tuhan sangat mengindahkan manusia ketika memandang bulan dan
bintang ciptaan Tuhan. Tuhan memahkotai manusia dengan kemuliaan dan
hormat. Tuhan yang memberi manusia kuasa atas ciptaan lainnya, seperti
atas hewan di darat, burung di udara, dan ikan di laut. Pujian sang
pemazmur ditutup dengan pengakuan tegas akan kemuliaan Tuhan di
seluruh bumi.
Kejadian 1:26-31 menceritakan tentang penciptaan manusia di hari
keenam. Ungkapan baiklah Kita menjadikan manusia memberi petunjuk
tentang kemajemukan Allah. Manusia yang diciptakan ini diberi kuasa atas
ciptaan lainnya. Penciptaan manusia menurut gambar dan rupa Allah. Ada
suatu hubungan yang erat dan manusia menggambarkan keberadaan Allah
sendiri. Setelah manusia diciptakan, manusia diberkati dan diberi perintah
beranakcuculah, diberi kuasa atas binatang, dan diberi ketentuan tentang
apa yang dapat menjadi makanan.
2 Korintus 13:11-13: Rasul Paulus menasihati jemaat di Korintus
agar senantiasa bersukacita, sehati sepikir, hidup dalam damai, dan saling
memberi salam persaudaraan dengan cium kudus. Paulus memberkati
jemaat dengan menyebut Tuhan Yesus Kristus, Allah, dan Roh Kudus.
Matius 28:16-20: Para murid Yesus mendapatkan perintah untuk
pergi menjadikan semua bangsa murid Yesus dan membaptis dalam nama
Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Bagian ini menekankan perlunya
memperbanyak (kuantitas) orang yang menjadi murid Yesus. Perintah
selanjutnya, supaya para murid mengajar orang melakukan perintah Yesus.
Bagian ini menekankan kualitas orang yang menjadi murid Yesus. Dalam
menjalankan tugas tersebut (kuantitas dan kualitas) murid Yesus harus
selalu mengetahui bahwa Yesus senantiasa menyertai mereka, sekalipun
tidak secara jasmani lagi, namun melalui Roh Kudus.
Hubungan keempat bacaan adalah bahwa Allah yang menciptakan
manusia adalah Allah yang memiliki kemuliaan di seluruh dunia; Manusia
perlu menjaga gambar atau kemuliaan Allah itu dengan hidup yang
dikehendaki Allah; Allah adalah sumber keberadaan manusia dan ciptaan
lainnya yang dibutuhkan manusia; Keberadaan Allah itu disapa dalam
ketritunggalan baiklah Kita, rumusan berkat rasul Paulus dan baptisan
dalam ketritunggalan Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Allah tritunggal (Bapa,
Yesus, Roh Kudus) adalah sumber segala kasih dan damai sejahtera.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 161 -

Pokok Pikiran Pengembangan Khotbah (2 Kor.13:11-13)


Pertama, Bersukacitalah, Rasul Paulus menutup suratnya kepada
jemaat di Korintus dengan berbagai penekanan. Penekanan utama
bersukacitalah merupakan tema-tema utama nasihat rasul Paulus ke
jemaat-jemaat mula-mula. Tema utama ini kita jumpai dalam surat ke
jemaat Roma (12:12): Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam
kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!; Korintus: ...saudara-saudaraku,
bersukacitalah,...; Galatia (5:22) : Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita,
...; Filipi (3:1a): Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam
Tuhan; Kolose (1:24): Sekarang aku bersukacita...; 1 Tesalonika (5:16):
Bersukacitalah senantiasa.
Sukacita bagaimana yang dimaksud rasul Paulus? Istilah sukacita
diterjemahkan dari bahasa Yunani =chairo yang dapat berarti
senang, gembira, bergirang hati. Sukacita cita ini terletak di hati, bukan di
luar diri kita. Perkara di luar diri kita itu (rumah, kendaraan, tanah,
makanan, pakaian, handpone, pekerjaan, dll., bahkan aniaya terhadap
tubuh kita) tidak boleh menggangu sukacita di hati. Kunci kemampuan
rasul Paulus menjaga sukacita di hati adalah karena Tuhan. Nasihat
bersukacita, bagi rasul Paulus selalu dipahami di dalam Tuhan. Sebagai
orang percaya, hidup kita adalah milik Tuhan (Kurios: Tuhan, tuan,
pemilik). Inilah alasan kita dapat senantiasa bersukacita, kendati tubuh
teraniaya atau sakit, sehat, kaya atau miskin, memiliki harta atau tidak
memiliki harta, dalam keadaan mencekam atau keadaan damai. Allah
menjadi sumber sukacita yang kekal, sumber kasih dan damai sejahtera di
dalam hati.
Perkara bersukacita senantia dalam Tuhan ini tidak otomatis
dialami. Sukacita itu adalah suatu usaha supaya sempurna. Istilah
sempurna (Yunani: =katartizo) dapat berarti menyiapkan,
membereskan, menambahkan, menyediakan, menjadikan, memperbaiki,
dan memulihkan. Usaha ini harus terus menerus dilakukan selama kita
hidup, sambil terus meningat nobody is perfect (tidak ada manusia yang
sempurna). Hanya kematian yang dapat mengakhiri usaha menjadi
sempurna. Salah satu cara mengusahakan kesempurnaan itu adalah dengan
sehati sepikir (satu tujuan bersama) dan hidup dalam damai sejahtera.
Kedua, Salam dan Cium Kudus. Salam berarti damai; pernyataan
hormat; tabik; ucapan. Salam tidak sama dengan berjabat tangan. Berjabat
tangan hanyalah salah satu cara memberi salam. Salam bisa dititip melalui
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 162 -

orang lain. Pemberian salam bisa dengan jabat tangan, melalui ucapan,
melalui tulisan. Salam dalam pengertian tabik dapat dilakukan tanpa
berjabat tangan, dengan mengucapkan selamat pagi atau selamat siang,
atau selamat malam, atau selamat jalan. Jadi, jangan menganggap orang
yang tidak berjabat tangan (Toraja: masalama lima) sebagai orang yang
tidak memberi salam, padahal orang itu telah mengucapkan selamat pagi,
atau telah melambaikan tangannya. Inti pemberian salam adalah
menyatakan rasa hormat, menyambut, saling menyapa, saling berdamai,
saling menerima. Orang yang bermusuhan kendati berjabat tangan
(secara terpaksa) di suatu tempat, tidak masuk kategori memberi salam.
Kebiasaan rasul Paulus sebagai orang Yahudi dalam memberi salam
disertai cium kudus yang menegaskan keadaan damai, saling menerima,
saling menghormati. Yudas Iskariot juga pernah memberi salam dengan
ciuman kepada Yesus. Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan
berkata: Salam Rabi, lalu mencium Dia (Matius 26:49). Jika kita berjabat
tangan dengan orang lain, atau menyapa selamat, maka kita sedang
menyatakan rasa hormat kita dan kasih persaudaraan kita. Jangan seperti
Yudas Iskariot menjadikan salam dan ciumannya sebagai tanda orang yang
harus ditangkap para pengawal Yahudi.
Ketiga, Penyertaan Allah. Minggu ini, dalam kalender gerejawi
disebut minggu Trinitas, seminggu setelah hari pencurahan Roh Kudus
(Pentakosta). Ajaran atau dogma gereja mengenai Allah Tritunggal telah
dinyatakan dalam kitab Kejadian sejak penciptaan: Bapa yang mencipta,
Yesus sebagai Firman yang mencipta, Roh Allah yang menjadikan dan
menjaga. Dalam Pengakuan Iman Gereja Toraja disebutkan: Allah hanya
satu. Hakikat Allah yang satu-satunya itu ialah kasih, yang telah dinyatakan-
Nya dalam sejarah karya penyelamatan-Nya dalam tiga oknum, yaitu: Allah
Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Allah itu adalah satu-satunya sumber
kehidupan, berkat dan kebaikan. Hanya Dialah yang boleh disembah (Bab
I:1-2 PIGT). Ilustrasi yang digunakan untuk menggambarkan
ketritunggalan Allah dengan segitiga, satu segitiga memiliki tiga sisi. Bukan
lagi segitiga apabila ada sisi yang terlepas. Tiga sisi adalah satu kesatuan
yang disebut segitiga. Tiga sisi dapat dibedakan, tetapi tidak terlepas satu
dari yang lainnya.
Kalimat terakhir surat 2 Korintus ini merupakan pernyataan
trinitas, sekaligus rumusan berkat rasul Paulus kepada jemaat di Korintus,
dan bagi jemaat di segala tempat dan zaman. Terjemahan Alkitab Bahasa
Indonesia Sehari-hari (BIS): Tuhan Yesus Kristus memberkati kalian, Allah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 163 -

mengasihi kalian, dan Roh Allah menyertai kalian semuanya! Hormat kami,
Paulus. Allah sumber kasih dan damai sejahtera itu adalah Yesus Kristus
yang senantiasa memberkati atau memberikan kasih karunia. Yesus
Kristus ini telah menderita, mati, dan bangkit mengalahkan maut, agar kita
manusia yang ditebusnya memperoleh keselamatan dan diberkati dalam
kehidupan ini. Allah Bapa senantiasa mengasihi kita dengan menciptakan
apa yang kita perlukan dan diberi nafas kehidupan. Roh Kudus telah
dicurahkan menjadi sekutu orang percaya yang terus menyertai kita dalam
menjalani kehidupan beriman. Allah tritunggal menyertai kita, sumber
segala kasih dan damai sejahtera dalam kehidupan pribadi, keluarga,
persekutuan, dan kehidupan berbangsa. Berkat Allah, seperti kesehatan,
kepandaian, keberhasilan, harta benda, pekerjaan, dll., bukanlah sumber
kasih dan damai sejahtera kita. Hanya Allah tritunggal yang menjadi
sumber kasih dan damaisejahtera yang benar. (PMT)

~oOo~

Bahan Penelaahan Alkitab 12-17 Juni 2017

ALLAH SUMBER KASIH DAN DAMAI SEJAHTERA


(Puang Matua Oto'na Kamamasean sia Kamarampasan)
Matius 28:16-20

Tujuan (Lihat Tujuan Khotbah hari Minggu, 11 Juni 2017)

Pembimbing:
Allah menghendaki manusia mengenal dan mengalami kasih dan
damai sejahtera yang sejati. Untuk itu, harus ada yang memberitakan dan
menjadi alat bagi Allah. Para murid yang mendapat kesempatan kedua
menjadi alat bagi-Nya (tinggal sebelas orang, Yudas Iskariot yang semula
adalah murid Yesus telah berkhianat dan bunuh diri).
Yesus memberi perintah untuk memberitakan Injil. Injil (Yunani:
euaggelion yang berarti Kabar Baik) harus diberitakan agar manusia
mengalami kasih dan damai sejahtera Allah yang sejati. Ada dua perintah
bagi para murid. Pertama, dari segi kuantitas (penambahan jumlah):
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 164 -

mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (ay.19). Perintah
...jadikanlah semua bangsa murid-Ku... merupakan tugas memberitakan
Injil tentang Yesus Kristus. Baptisan menjadi tanda dan meterai dari
anugrah Allah, pengesahan menjadi anggota gereja yang diselamatkan. Ada
kriteria baptisan yang sah, yakni dibaptis dalam Allah tritunggal: Bapa,
Anak, dan Roh Kudus. Tata cara bisa berbeda (percik, selam, mandi, siram,
dll). Tata cara bukan yang menentukan sahnya baptisan, apalagi
menentukan keselamatan. Hanya dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus
(Allah tritunggal) yang menentukan sahnya baptisan dan yang
menyelamatkan.
Kedua, dari segi kualitas (pengajaran): dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman"
(ay.20). Perintah ajarlah (Yun: =didasko) merupakan pemberian
tugas bagi orang percaya untuk mengajarkan iman Kristen kepada orang
yang telah dibaptis dan kepada orang lain. Dalam lingkup gereja Katolik
dan Kristen Protestan arus utama, tugas mengajar secara formal gerejawi
dilakukan pelayanan katekisasi sebelum mereka melakukan konfirmasi
iman atau sidi, suatu pernyataan iman sendiri yang menandakan
kedewasaan iman. Kedewasaan iman ini menghantar seseorang mengakui
Allah Tritunggal sebagai sumber kasih dan damai sejahtera yang kekal.
(PMT)

Pertanyaan Diskusi:
1. Apakah orang Kristen (gereja) masih setia memberitakan Injil melalui
segala potensi seperti yang dimiliki para murid, atau justru kita makin
sibuk dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan tanggung jawab
Gereja?
(Makaritutu siaparaka tu Kombongan to sarani (Gereja) totemo
umpapeissanan Kareba Kaparannuan, batu iamoraka mandu losong
dipogau tu tangsiumpu passanan tengkona gereja?)

2. Bagaimana kita melaksanakan perintah memberitakan Injil ini dalam


hal kuantitas jemaat (penambahan jumlah) dan kualitas jemaat
(pengajaran Iman Kristen)?
(Umba ladikua umpanatai tu passanan tengko umpapeissaanan
kareba kaparannuan umpatu kakerangngananna kombongan sia diona
lanapomatotona pangadaran kasaranian)
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 165 -

Bahan Khotbah Minggu ke-25 18 Juni 2017

DIBENARKAN KARENA KASIH KARUNIA ALLAH


(Dibilang Malolo Belanna Pakamasean-Na Puang Matua)

Mazmur : Mazmur 100:1-5


Bacaan 1 : Keluaran 19:1-8
Bacaan 2 : Roma 5:1-11 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Matius 9:35 10:15
Nas Persembahan : Imamat 22:19
PHB : Keluaran 19:5
Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa kita dibenarkan semata-mata karena kasih karunia Tuhan
2. Jemaat menikmati hasil pembenaran dalam Yesus Kristus.

Pemahaman Teks
Mazmur 100, Menggambarkan ajakan pemazmur untuk datang
kepada Allah dengan sorak-sorai, karena kita sebagai milik kepunyaan-Nya
senantiasa bersyukur karena kasih setia-Nya untuk selama-lamanya.
Keluaran 19:1-8 menguraikan tentang perjalanan bangsa Israel
dari Mesir ke tanah perjanjian dan telah sampai ke gurun Sinai beristirahat.
Lalu Musa sang pemimpin mereka menghadap Tuhan di gunung Sinai
dimana Tuhan mengingatkan bagaimana Tuhan sudah menuntun mereka
dari tanah Mesir. Karena itu, Tuhan mengajak seluruh umat bahwa jika
kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada
perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku dan Kamu
akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus (5,6).
Roma 5:1-14, Paulus sedang dalam perjalanan misinya yang ketiga
ketika ia menulis surat kepada jemaat di Roma. Dalam surat ini ia
menjawab tuduhan palsu tentang dirinya (3:8;6:1) dan menjelaskan
mengapa ia tidak mengunjungi Roma lebih cepat. Roma adalah salah satu
dari tiga kitab yang menjelaskan Habakuk 2:4, Orang benar akan hidup
oleh iman (Rm.1:17; Gal.3:11; Ibr.10:38). Tema pokoknya adalah orang
benar, apa arti dibenarkan (dinyatakan benar oleh Tuhan) dan menjalani
kehidupan yang benar. Kata kebenaran dalam berbagai bentuk muncul
lebih dari empat puluh kali. Dalam surat-surat Paulus, kita sering
menemukan beberapa istilah yang dibentuk dari akar kata benar antara
lain dibenarkan (Rm.2:13,3:24) dan kebenaran (Rm.4:20-22). Dalam Roma
3:28, Paulus menegaskan bahwa manusia dibenarkan karena iman,
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 166 -

bukan karena melakukan hukum Taurat. Juga seorang Abraham percaya


kepada janji Allah, sehingga kepercayaannya diperhitungkan sebagai
kebenaran. Dalam Roma 1:17 Paulus berkata bahwa Injil
mengungkapkan kebenaran Allah. Ucapan ini menunjuk dua hal: Pertama,
kedudukan manusia yang dijadikan benar. Kedua, kedudukan yang
dikaruniakan secara bebas kepada orang berdosa yang percaya melalui
Kristus. (karunia kebenaran Rm 5:17; bnd 3:21;9:30)
Pada zaman jemaat perdana, orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi
kadang-kadang tidak sepakat mengenai bagaimana manusia dibenarkan,
diterima oleh Allah dan bagaimana para pengikut Kristus seharusnya
hidup. Paulus dengan berani menyatakan bahwa injil adalah kekuatan
Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya, pertama-tama orang
Yahudi , tetapi juga orang Yunani (1:16). Paulus menjelaskan bahwa tidak
ada seorang pun yang dapat dibenarkan Allah dengan mentaati hukum
Taurat, karena semua telah gagal mencapai tujuan utama hukum ini. Itulah
sebabnya Allah mengutus Yesus Kristus untuk mendamaikan dan
membebaskan semua orang yang percaya kepada-Nya. Karena itu Paulus
juga memberikan penegasan bahwa percaya kepada Yesus adalah satu-
satunya jalan agar manusia dibenarkan Allah.
Matius 9:35-10:15, Yesus melanjutkan perjalanan pelayanan,
mengajar di dalam rumah-rumah ibadah dan memberitakan Injil kerjaan
Sorga (ay.35), peduli terhadap mereka yang lelah dan terlantar seperti
domba tidak bergembala (ay.36). Yesus memanggil dan mengutus
keduabelas murid-Nya dimana para ahli PB sependapat bahwa jumlah
duabelas murid mempunyai hubungan dengan duabelas suku Israel.
Dengan mengumpulkan duabelas murid Yesus ingin menerangkan bahwa
Ia adalah Mesias untuk seluruh Israel. Yesus memberi kuasa kepada
mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib seperti
mengusir roh-roh jahat menyembuhkan segala penyakit sama seperti yang
Yesus sendiri lakukan(10:1). Murid-murid yang dipanggil diutus kepada
domba-domba yang hilang dan memberitakan bahwa sesungguhnya
kerajaan Allah sudah dekat (10:5-7).

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan:


Penjelasan arti kata dibenarkan .Dibenarkan dari kata kerja
membenarkan (Ibrani tsadaq, Yunani dikaioo), artinya
membebaskan dari tuntutan atau menyatakan benar. Jadi,
dibenarkan lebih berkenaan dengan pemulihan hubungan dimana
kebenaran itu yang berasal dari Allah. Bukan karena manusia
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 167 -

melakukan atau taat kepada hukum Taurat (Kel.19:1-8), tetapi semata-


mata karena kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus. Melalui
pembenaran tersebut, hubungan Allah dengan umat-Nya dipulihkan
kembali. Karena dasarnya bukan lagi hukum Taurat tetapi karya
Kristus.

Aplikasi:
a. Hukum serta aturan-aturan penting. Tetapi, itu tidak cukup untuk
menyelamatkan kita dari ketidakberdayaan karena kuasa dosa. Tetapi
karena iman dan kasih karunia semata-mata dari Allah kita
dibenarkan. Hanya oleh anugerah (Sola Gratia) Allah kita
diselamatkan oleh kematian dan kebangkitan Kristus.
b. Kehidupan orang yang telah menerima pembenaran dalam Yesus
Kristus. Bahwa setiap orang yang dibenarkan karena iman dapat
menikmati hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena
Tuhan kita Yesus Kristus melalui kemenangan dan kebangkitan-Nya
sebagai jalan masuk untuk memperoleh kasih karunia-Nya (bnd. PGT
Bab IV butir 6b). Didalam kasih karunia itulah kita bermegah dalam
pengharapan oleh kemuliaanNya (ay.1-2). Juga ketika kita bermegah
dalam kesengsaraan, justru menimbulkan ketekunan, tahan uji dan
pengharapan yang tidak mengecewakan (ay 35).
c. Tanggungjawab setiap orang yang telah dibenarkan dalam Yesus
Kristus dipanggil, diperlengkapi dan di utus sama seperti murid-murid
yang di panggil diberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat,
menyembuhkan segala penyakit Mat.10:1 dan diutus oleh Yesus
kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel serta
memberitakan bahwa kerajaan Allah sudah dekat (Mat.10:6-7)
Aplikasi:Di dalam iman, sebagai hubungan yang akrab antara kita
dengan Allah, kita mengaminkan pembenaran kita dalam Yesus Kristus dan
kita mempercayakan seluruh hidup kita dalam tangan kasih Allah sebagai
ibadah kita yang sejati (PGT BabV butir 4). Kita yang juga telah menerima
pembenaran itu dalam Yesus Kristus juga dipanggil, diberi kuasa,
diperlengkapi dan diutus kedalam dunia untuk mencari domba-domba
serta memberitakan bahwa sesungguhnya kerajaan Allah sudah dekat.
Serta bagaimana kita untuk selalu menikmati hasil pembenaran itu dalam
hidup kita dengan senantiasa datang kepada Allah pemilik hidup kita
dengan sorak-sorai (Maz.100), menjalin hubungan yang baik dengan
sesama kita dan selalu bersyukur kepada Dia yang telah mengaruniakan
pembenaran itu dalam Yesus Kristus Tuhan Sang Juru slamat kita.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 168 -

Bahan Penelaahan Alkitab, 19-24 Juni 2017

DIBENARKAN KARENA KASIH KARUNIA ALLAH


(Dibilang Malolo Belanna Pakamasean-Na Puang Matua)
Matius 9:3510:15

Pembimbing:
Kitab Injil Matius ditulis oleh Matius, seorang rasul, bekas
pemungut cukai yang disebut juga Lewi (Mat.9:9;10:3). Adapun tujuan Injil
Matius ini ialah untuk meyakinkan dengan sistematis dan penuh hormat
bahwa Yesuslah Mesias yang sudah dijanjikan oleh Allah dalam perjanjian
Lama. Di dalam Dia, kerajaan Allah telah datang, dan nanti akan
berkembang sampai kepada kesudahan Alam. Barang siapa menerima Dia,
ia menjadi anak Kerajaan Sorga, terang dunia, yang kebenarannya melebihi
kebenaran yang sudah ada.
Perikop ini menguraikan perjalanan Yesus melanjutkan pelayanan,
mengajar di dalam rumah-rumah ibadah dan memberitakan Injil kerjaan
Sorga (ay.35), peduli terhadap mereka yang lelah dan terlantar seperti
domba tidak bergembala (ay.36). Yesus memanggil dan mengutus
keduabelas murid-Nya dimana para ahli PB sependapat bahwa jumlah
duabelas murid mempunyai hubungan dengan duabelas suku Israel.
Dengan mengumpulkan duabelas murid, Yesus ingin menerangkan bahwa
Ia adalah Mesias untuk seluruh Israel. Yesus memberi kuasa kepada
mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib seperti
mengusir roh-roh jahat menyembuhkan segala penyakit sama seperti yang
Yesus sendiri lakukan (10:1). Murid-murid yang dipanggil, diutus kepada
domba-domba yang hilang dan memberitakan bahwa sesungguhnya
kerajaan Allah sudah dekat (10:5-7). Murid-murid diberikan pesan untuk
tidak membawa barang atau bekal seperti emas atau perak atau tembaga
dengan sebuah prinsip bahwa seorang pekerja patut mendapat upah dan
akan mendapat tumpangan.

Pertanyaan untuk diskusi :


1. Bagaimana menghubungkan pemanggilan dan pengutusan
duabelas murid dengan panggilan kita sebagai orang yang telah
dibenarkan dalam Yesus Kristus ?
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 169 -

(Umba susi kasiumpuranna tu kaditambaianna sia kadisuanna


sangpulo dua passikolaNa Puang Yesu, anna ia tu kaditambaianta
susi misa to di bilang malolomo lan Kristus)

2. Apa pendapat bapak-ibu tentang pesan Yesus kepada murid-murid-


Nya untuk tidak membawa barang seperti emas, atau perak atau
tembaga serta bekal jika dihubungkan dengan seorang pekerja yang
patut mendapat upah ? Percakapkanlan.
(Umba susi pahangta diona pepasanna Puang Yesu lako anak
gurunNa kumua da anna baa bulaan ba'tu salaka ba'tu tambaga sia
kinallo. Pasiumpui tu kada nakua ia tu to mengkarang sipatu
unnappa sarona? ) Sipakadai.

~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-26 25 Juni 2017

BERANI BERSAKSI
(Batta Mendadi Sabi)

Mazmur : Mazmur 69:1-10


Bacaan 1 : Yeremia 20:7-13
Bacaan 2 : Roma 6:1-14
Bacaan 3 : Matius 10:24-39 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Amsal 3:9-10
Petunjuk Hidup Baru : Roma 6:13

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa hanya dengan kuasa Allah dalam Kristus kita
dimampukan untuk menyatakan kebenaran.
2. Jemaat berani bersaksi tentang kebenaran kendati harus memikul salib.

Pemahaman Teks
Yeremia 20:7-13, Nabi Yeremia mengungkapkan penderitaan
batin yang dialaminya akibat jabatan yang diembannya. Ia merasakan
sungguh sulit menjadi nabi yang menyampaikan nubuat malapetaka
kepada bangsanya sendiri. Firman yang disampaikan seringkali menusuk
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 170 -

tajam orang yang mendengarnya. Akibatnya Yeremia menjadi bahan


tertawaan dan olok-olok, sehingga ia mendapat hinaan. Situasi yang
dihadapi Yeremia terkadang membuatnya putus asa. Lebih diperparah lagi
dengan sahabat-sahabat terdekatnya yang mengejek dan menantikan
kesalahan yang diperbuatnya. Tetapi dalam pergumulan yang berat,
Yeremia tidak menyesali panggilan Tuhan terhadap dirinya. Yeremia tidak
surut hati terhadap panggilannya, bahkan dengan berbagai ancaman itu
membuatnya semakin bersemangat. Ia merasakan bahwa kuasa Tuhan
selalu bersamanya. Yeremia meyakini bahwa Tuhan yang memanggil,
memilih dan mengutusnya menyampaikan Firman-Nya akan menyertainya
(ayat 12). Yeremia selalu tiba pada sebuah pengakuan tentang kuasa Allah
yang membuatnya berani menyatakan kebenaran sehingga ia selalu
memuji Tuhan. Yeremia percaya bahwa Tuhan yang mengutusnya akan
melepaskannya dari perbuatan jahat (ayat 13).
Roma 6:1-14, Rasul Paulus mengatakan bahwa karya penebusan
Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Melalui karya penebusan
Kristus, kasih karunia Allah yang mengampuni dan mendamaikan
dinyatakan dalam kehidupan manusia. Karena itu, di dalam Kristus, kasih
karunia Allah menjadi kekuatan yang memampukan umat untuk
meninggalkan manusia lama, yaitu dosa. Ayat 6:6 menyatakan: Karena kita
tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa
kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada
dosa. Dengan demikian makna kasih karunia Allah dalam karya penebusan
Kristus berarti:
1. Anugerah keselamatan Allah diberikan kepada setiap umat yang
hidup dalam realitas belenggu dosa.
2. Keselamatan Allah bukan ditentukan oleh usaha dan perbuatan
baik manusia, tetapi didasarkan pada kasih Allah yang tidak
bersyarat.
3. Karena umat telah didamaikan dan diampuni seharusnya umat
tidak lagi hidup menurut kehendak daging.
4. Umat menjadi hamba kebenaran yang berpusat pada Kristus.
Ayat 12-14, Paulus mengatakan dampak moral yang seharusnya
dialami oleh umat setelah menerima kasih karunia Allah, yaitu:
menggunakan anggota-anggota tubuh menjadi senjata kebenaran Allah,
dan bukan untuk menjadi senjata kelaliman. Penebusan dan pengudusan
dari Kristus bukan hanya untuk kehidupan rohani melainkan juga jasmani.
Karena itu umat yang telah menerima kasih karunia Allah menggunakan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 171 -

tubuh menjadi senjata-senjata yang melawan kelaliman, ketidakadilan,


keserakahan, kesombongan, dll. Dengan demikian kasih karunia Allah
menuntun umat kepada pengudusan, dan membebaskan diri dari belenggu
dosa.
Matius 10:24-39, Perikop ini merupakan bagian dari pengutusan
yang dilakukan oleh Tuhan Yesus terhadap kedua belas murid-Nya. Tuhan
Yesus mengatakan bahwa dalam melakukan kesaksian tentang kebenaran
Allah maka mereka juga tidak luput dari berbagai tantangan.
Tuhan Yesus mempersiapkan mereka untuk menghadapi anianya
dan penolakan. Penolakan mereka akan alami, baik dari lembaga-lembaga
resmi (ay.17-18, maupun dari pribadi-pribadi yang membenci pengajaran
Tuhan Yesus (ay.21-22). Tetapi Tuhan Yesus menegaskan bahwa mereka
tidak perlu kuatir, sebaliknya bersandar dan mengandalkan Tuhan (ay.19-
20). Para murid diperintahkan untuk tidak takut (ay. 26,28,31). Kebenaran
pasti menang (ay.26-27).

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan.


Perikop ini merupakan kelanjutan dari pengutusan kedua belas
murid Tuhan Yesus dan dilanjutkan dengan pesan-pesan pengutusan-Nya.
Dalam perikop ini, kita mesti memahami ucapan-ucapan Tuhan Yesus,
karena jika tidak, kita akan jatuh pada pemahaman yang salah akan
maksud Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus memberikan pesan kepada murid-murid-Nya agar
mereka waspada, sebab dalam pengutusan itu ada banyak tantangan dari
dunia ini. Tetapi seberat apapun tantangan yang akan mereka temui untuk
memberitakan Injil Kerajaan Sorga, Tuhan memberikan jaminan
keselamatan dan kekuatan. Pengutusan ini bukan dari manusia tetapi dari
Bapa di Sorga, sehingga mereka akan dimampukan memberitakan berita
keselamatan dari Allah.
Tuhan Yesus memberikan jaminan kepada murid-murid supaya
mereka berani dan bersemangat dalam pengutusan yang mereka terima,
yakni:
1. Penderitaan yang mungkin akan mereka alami tidak akan melebihi
dari apa yang telah diterima Tuhan Yesus di dunia ini. Dalam ayat 24-
25 Tuhan Yesus mengatakan, Seorang murid tidak lebih dari
gurunya, seorang hamba dari pada tuannya, ataupun, tuan rumah
dan seisi rumah sebagai hubungan diri-Nya dengan muri-murid-Nya.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 172 -

Kalaupun mereka harus menerima penolakan dan penganiayaan


tidak akan melebihi dari apa yang telah diterima Tuhan Yesus.
2. Dalam pengutusan tersebut, Yesus memberikan jaminan keselamatan
kepada mereka. Karena yang mengutus mereka adalah Allah. Tuhan
memastikan pemeliharaan kehidupan murid-murid-Nya.
Panggilan dan pengutusan ini, bukan hanya kepada kedua belas
murid Tuhan Yesus, tetapi kepada kita juga orang yang percaya kepada
Tuhan Yesus. Tuhan memanggil dan mengutus kita untuk memberitakan
kabar sukacita dan berani bersaksi tentang Kristus dimana pun kita
berada. Dalam kehidupan sebagai orang Kristen tidak jarang menghadapi
tantangan diskriminasi dan juga perlakuan kasar dari orang-orang yang
tidak menginginkan keberadaan kita. Tetapi Tuhan Yesus mengatakan
bahwa semua itu tidak melebihi akan penderitaan-Nya yang telah Dia
alami hingga mati di atas kayu salib.
Firman Tuhan menasehati kita supaya kita berani mengakui Yesus
di depan manusia. Kebenaran mesti kita sampaikan meskipun kita harus
dicemooh, dianiaya, dicaci maki, disingkirkan, dll. Kita mesti berani
mengatakan bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat, tidak
perlu takut dengan penguasa-penguasa dunia ini. Ayat 32-33:Setiap
orang yang mengakui Aku di depan manusia, aku juga akan mengakuinya
di depan Bapaku yang di sorga, tetapi barangsiapa yang menyangkal Aku
di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapaku yang di
Sorga.
Pada ayat 34-39, Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia datang
bukan membawa damai melainkan membawa pedang, yang artinya setiap
orang percaya dan mau mengikut Dia harus benar-benar memisahkan diri
dari kesenangan pribadi dan tidak kompromi dengan dosa. Beberapa hal
yang disampaikan Tuhan Yesus dalam menyatakan kesaksian kita:
a. Seringkali orang terdekat kita yang menjadi penghalang dalam
menyatakan kebenaran, entah suami istri atau anak-anak bahkan
orang tua. Memang dituntut sebuah pengorbanan dan hikmat
Tuhan untuk itu.
b. Selalu ada salib yang harus dipikul, harus mengorbankan ambisi
pribadi atau mengorbankan kenyamanan pribadi.
c. Resiko menyatakan kebenaran ayat 39: Barangsiapa
mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya.
Banyak orang yang dengan gampang menyelamatkan hidupnya,
mendapatkan kenyamanan hidup tetapi setelah dia
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 173 -

mendapatkannya ia kehilangan jati diri dan wibawa.


Komitmen kita sebagi pengikut Kristus harus jelas. Mengaku tidak
hanya kata, tetapi lebih dari itu mengakui Yesus dalam perbuatan dan
tindakan kita. Bagaimana kita berani menyatakan kebenaran ditengah-
tengah hidup yang tidak benar, bagaimana menyatakan kasih ditengah-
tengah kebencian, bagaimana kita berani menyatakan teguran dalam
situasi yang salah dan bagaimana kita mampu menyatakan iman kita. Yesus
yang dilihat oleh orang di sekitar kita adalah Yesus yang tampil dalam diri
kita, melalui perkataan dan perbuatan kita.

~oOo~

Bahan Penelaahan Alkitab 26 Juni s/d 1 Juli 2017

BERANI BERSAKSI
(Batta Mendadi Sabi)
Yeremia 20:7-13

Pembimbing
Yeremia adalah nabi yang dipilih dan diutus oleh Tuhan.
Pemanggilan Yeremia oleh Tuhan menjadi seorang nabi, telah terjadi
sebelum ia dibetuk dalam rahim ibunya (Yer.1:5). Tuhan memang benar-
benar sudah mempersiapkan Yeremia menjadi seorang Nabi. Namun
demikian, bukan berarti Yeremia hidup tanpa tantangan dan kendala yang
dihadapinya sebagai seorang nabi. Hal ini kita dapat lihat dalam perikop
kita ini, seakan-akan Yeremia hendak menggugat Allah mengapa dia harus
dipanggil menjadi seorang nabi karena kesusahan dan tekanan yang
dialaminya. Sampai dia menyatakan mengapa dia tidak dibunuh saja ketika
masih dalam kandungan dan menyesalkan dia terlahir dari kandungan
ibunya (ay. 17-18).
Yeremia menyampaikan pergumulan yang dihadapinya sebagai
Hamba Tuhan. Yeremia ketika menyampaikan Firman Tuhan sering
menusuk hati para pendengarnya. Yeremia tidak mau dibelenggu oleh
status para pendengarnya. Akibatnya, Yeremia menjadi tertawan, olok-
olokan, dipandang rendah dan diintai-intai untuk menjatuhkan dirinya.
Inilah keluh kesah Yeremia yang disampaikan kepada Tuhan. Yeremia
adalah nabi Allah yang diutus ke tengah bangsa Israel untuk menyuarakan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 174 -

Firman Allah. Jabatannya sebagai nabi Allah memiliki tanggung jawab yang
besar. Kita diingatkan bahwa jabatan itu adalah amanah dari Tuhan.
Amanah yang harus kita lakukan dan pertanggungjawabkan. Yeremia,
sebagai nabi, mengecam penyembahan berhala, percabulan, ketidaksetiaan
Israel terhadap Allah. Dia menyuarakan pertobatan, sebab jika tidak,
mereka akan di hukum Allah. Penghukuman itu adalah pembuangan ke
Babelonia. Adalah niat yang baik, jika Yeremia mengajak umat untuk
bertobat. Namun respons yang timbul justru hinaan dan cemoohan bagi
Yeremia. Inilah konsekuensi yang harus dipikul oleh hamba Tuhan.
Yeremia merasakan hidup dalam situasi yang sulit: ketika ia mau
meninggalkan pelayanannya, hatinya menolak dan menderita. Bahkan
ketika setia melayani pun, ia terus berhadapan dengan tekanan dan
penderitaan dalam hidupnya. Panggilannya sebagai nabi adalah dari Allah.
Dan Yeremia sangat percaya bahwa ia ditopang oleh Allah, Tuhan
menyertainya seperti pahlawan yang gagah. Di dalam kelemahan dan
kesusahannya melayani, dia tetap di topang dan dijaga oleh kuasa
kebesaran Tuhan yang tetap memberikan kekuatan padanya.

Pertanyaan untuk Diskusi


1. Menurut anda siapakah yang bertugas memberitakan kebenaran
Firman Tuhan?
(Situru pahangta, Mindara passanan tu Umpapeissanan
katongananNa Puang?
2. Apakah yang terjadi kepada Yeremia? Apakah saudara pernah
mengalami hal yang demikian?
(Apara tu dadi lako kalena Yermia? Den duka raka anta olai tu
susinna to?
3. Apakah yang diminta untuk kita lakukan ketika kita dicemooh
karena menyuarakan kebenaran?
(Apa tu sielle dipogau ke natelleki tau belanna umpessabian
katonganan?)

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 175 -

Bahan Khotbah Minggu ke-27 2 Juli 2017

MELAYANI DALAM KEBENARAN


(Makamaya Umpenggarontoi Katonganan)

Mazmur : Mazmur 89:1-5


Bacaan 1 : Yeremia 28:1-9
Bacaan 2 : Roma 6:15-23 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Matius 10:40-42
Nas Persembahan : 2 Korintus 9:6-7
PHB : Matius 10:41

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa kita dipanggil dam diutus untuk menyatakan
kebenaran Allah.
2. Jemaat wargan jemaat senantiasa hidup dalam kebenaran Allah.

Pendahuluan
Dalam surat-surat Paulus, kita menemukan beberapa istilah yang
dibentuk dari akar kata benar, antara lain dibenarkan (Rm. 2:13, 3:24)
dan kebenaran (Rm.4:2-22). Dalam Roma 3:28 misalnya, Paulus
menegaskan bahwa manusia dibenarkan karena iman, bukan karena
melakukan hukum Taurat. Dalam Roma 4:20-22, kita membaca bahwa
Abraham percaya kepada janji Allah, sehingga kepercayaannya
diperhitungakan sebagai kebenaran.
Kata kebenaran dalam bahasa Indonesia dimengerti sebagai
keadaan yang cocok dengan hal sesungguhnya, sesuatu yang benar-benar
ada, ataupun kejujuran. Karya Kristus merupakan dasar baru yang
menentukan benar atau tidak benarnya manusia di hadapan Allah.
Seperti yang berulang kali dinyatakan oleh Paulus, kebenaran dalam
hubungan dengan Allah merupakan pemberian cuma-cuma yang
berdasarkan iman (Rm. 3:22, 24, 28, 5:1, 9:30). Bagaikan di hadapan hakim
yang memutuskan, oleh iman kepada Kristus, orang berdosa yang mestinya
dijatuhi hukuman, kini telah dibenarkan, yakni dinyatakan benar (atau
vonis tidak bersalah) di hadapan Allah.

Pemahaman Teks
Kitab Roma 6:15-23 merupakan tulisan dari Rasul Paulus kepada
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 176 -

jemaat Kristen di Roma, dimana terdapat anggota jemaat yang meskipun


sudah masuk kristen dan dibaptis namun masih berpegang pada cara-cara
Yahudi (kaum Yudais). Dalam pasal sebelumya (6:1-14) Paulus menjawab
pertanyaan sinis yang telah diajukan oleh kelompok penentangnya dengan
menjelaskan makna baptisan. Selanjutnya dalam pasal 6:15-23 sampai
pada pasal 7:6, Paulus memberi jawaban lain lagi dari sudut pandang yang
lain. Sudut pandang itu ialah keadaan manusia yang tidak dapat berdiri
sendiri secara mutlak yang tak mungkin hidup mandiri dengan tidak
mengakui kuasa di atas dirinya. Paulus menjelaskan kuasa manusia itu
dengan memakai perumpamaan perhambaan.
Dalam perikop inipun, Paulus kembali membicarakan peran
hukum Taurat. Adalah hal yang wajar, sebab sepanjang pasal ini peranan
hukum Taurat itu merupakan persoalan dasar. Paulus dicela kelompok
penentangnya karena menurut dia manusia bisa menjadi benar di hadapan
Allah di luar perbuatan hukum Taurat. Menurut para penentangnya ajaran
Paulus menjadikan manusia sembrono dan membuatnya fasik. Celaan
itulah yang telah mencetuskan pernyataan bahwa seluruh umat manusia
berada di bawah kuasa dosa dan juga telah mencetuskan uraian mengenai
makna baptisan yang kini mendorong Paulus untuk memberi penjelasan
lagi melalui perumpamaan perhambaan.
Pada Zaman Paulus, seorang budak atau hamba adalah seorang
yang hidupnya bergantung pada orang lain dan dikontrol penuh olah
tuannya itu. Begitulah keterikatan yang manusia alami bila berbuat dosa
atau menyerahkan diri kepada dosa. Namun Paulus mengingatkan bahwa
karena kita telah diselamatkan oleh Kristus, kita telah dibebaskan dari
perhambaan dosa itu. Kita bukan lagi hamba dosa. Jadi kita tidak perlu lagi
taat kepada dosa dan menjalani hidup yang menuju kepada kebinasaan
(bnd.ay.15).
Dedikasi pada dosa akan berakhir pada kematian, tetapi dedikasi
pada ketaatan akan berakhir pada kehidupan kekal (Rm.8:13). Nabi
Hananya yang dikuasai oleh dosa sehingga bernubuat mengatasnamakan
firman Tuhan yang sesungguhnya bukan firman Tuhan dan telah mengajak
umat Tuhan percaya kepada dusta menerima penghukuman dari Tuhan
melalui nubuatan nabi Yeremia yakni kematian (Yer.28:15-17). Nabi-nabi
palsu memberikan harapan palsu kepada bangsa itu, tetapi Yeremia
menyatakan kebenaran. Oleh karena itu, gaya hidup berdosa dan tiap
perbuatan dosa tidak cocok lagi dilakukan orang percaya yang hidup di
bawah kasih karunia Allah, orang percaya harus menaati Dia (ayat 13).
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 177 -

Orang kristen perlu menyadari bahwa hal menjadi hamba, bukan


suatu yang pasif. Menjadi hamba Kristus berarti menyerahkan diri
sepenuhnya kepada Allah dan bukan menjadi hamba dosa. Karena
anugerah Allah telah memerdekakan kita dan membuat kita menjadi
hamba kebenaran yang telah menjalani proses pengudusan. Olah karena
itu, kita hendaknya aktif mengambil pilihan sesuai dengan fakta tersebut
dari waktu ke waktu. Tanda-tanda orang yang telah menerima anugerah
pembenaran adalah sikap hidup yang berubah total. Kristus yang hadir
dalam dirinya menghasilkan seluruh perubahan itu. Anugerah pembenaran
diberikan Kristus agar kita dibebaskan dari perbudakan dosa supaya kita
merdeka sebagai milik Kristus dan hidup bagi Dia, sehingga kita
memperoleh buah yang membawa kita dan sebagai kesudahannya ialah
hidup yang kekal (ay.22). Hidup bagi Kristus adalah hidup yang memiliki
hati, pikiran dan tindakan sebagaimana hati, pikiran dan tindakan Yesus.
Mungkin kita tidak memiliki kuasa untuk membuat mujizat, tetapi
menyuguhkan secangkir airpun juga adalah pelayanan kepada Tuhan
(Mat.10:42). Segala sesuatu yang kita miliki adalah pemberian Tuhan
(Yoh.3:27) dan harus dibagikan kepada orang lain dengan kasih. Kita harus
hidup dengan iman dan percaya akan pemeliharaan-Nya.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan


1. Paulus memberikan kejelasan sikap bahwa, masih adanya jemaat
kristen yang anggota-anggotanya meskipun sudah masuk kristen
dan dibaptis, namun masih berpegang pada cara-cara lama yakni
hidup dalam dosa; masih berpegang pada cara-cara Yahudi (kaum
Yudais). Ayat 15, jadi bagaimana? Apakah kita (kita menunjuk
kepada orang-orang yang telah menerima Kristus) akan berbuat
dosa karena tidak berada di bawah hukum Taurat tetapi di bawah
kasih karunia? Sekali-kali tidak, sebuah kesimpulan tegas yang
diberikan oleh Paulus dari pertanyaan apakah kita dibenarkan
melakukan dosa karena telah mengenal Kristus?. Jika kita
membiarkan hidup kita (anggota-anggota tubuh kita) tetap hidup
dalam kecemaran (dosa) maka kita adalah hamba dosa, dan dosa
akan memimpin kita pada kematian.
2. Dulu kita adalah hamba dosa, tetapi karena Kristus telah
membebaskan kita dari dosa dan membuat kita menjadi hamba
kebenaran (ay.18). Yang disebut hamba kebenaran ialah, orang
orang yang berusaha melakukan kebenaran dan hidup di dalamnya.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 178 -

Dia adalah manusia baru di dalam Kristus. Ukuran keberhasilan


bagi dia bukan lagi mendapatkan yang diinginkan, tetapi
melakukan kebenaran sebagai ungkapan syukur kepada Allah yang
menganugerahkan hidup. Tujuan hidup bukan lagi kesenangan di
dunia yang sementara ini, melainkan kehidupan kekal sebagai anak
Allah.

Aplikasi
Untuk jemaat di Roma, Paulus mengingatkan agar jemaat tidak lagi
menjadi hamba dosa, tetapi menyerahkan kehidupannya kepada Tuhan.
Disini Paulus memberikan perumpamaan tentang begaimana seseorang
menjadi hamba. Bagaimana sikap dari seorang hamba yang harus menaati
dan menyerahkan kehidupannya kepada tuannya. Sebagai orang yang
percaya kepada Tuhan harus hidup dalam kebenaran Allah.
Manusia cenderung memandang kebebasan sebagai sesuatu hal
yang wajar dan ia tidak menerima kuasa apapun atas dirinya. Pandangan
ini agaknya merupakan suatu injil yang sudah di-manusiawi-kan yang
sudah dirombak sesuai dengan alam sekularisasi (Perubahan). Demikian
amanat Roma 6:15-23 ini bahwa manusia tidak berada di bawah kuasa
dosa dan hukum Taurat hanya jika kita kembali menjadi patuh kepada
Allah kita yang memang berhak atas kepatuhan kita. Oleh karena itu
melalui tulisannya in i, mengingatkan jemaat saat ini untuk tidak menjadi
hamba dosa karena upah dosa ialah kematian, namun harus terus
mengupayakan untuk melakukan perintah Tuhan agar kita layak menerima
kehidupan yang kekal.

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 179 -

Bahan Penelaahan Alkitab, 3-8 Juli 2017

MELAYANI DALAM KEBENARAN


(Makamaya Umpenggarontoi Katonganan)
Yeremia 28:1-17

Tujuan (Lihat tujuan Khotbah Minggu Tanggal 2 Juli 2017)

Pembimbing
Nabi dan nubuat palsu benar-benar ada. Para nabi palsu mengklaim
mewartakan firman yang berasal dari Allah. Berita mereka menarik
perhatian karena memberi harapan dan damai sejahtera. Hananya
mengklaim mendapat firman Tuhan yang isinya bertentangan dengan
nubuat Yeremia. Nubuat Hananya yang mengatasnamakan firman Tuhan
adalah bahwa kuk Babel akan patah dalam waktu dua tahun (2-4). Kalau
benar Tuhan sumber berita tersebut Yeremia akan bergirang karena ia
mengasihi dan peduli kepada umat Yehuda. Namun, nubuat Hananya
adalah nubuat palsu.
Pesan yang berbeda tidak mungkin sama berasal dari Allah.
Pertama, nubuat Hananya bertentangan dengan firman yang langsung
diterima Yeremia dan yang sedang digenapi. Hananya adalah pendusta
yang mengucapkan perkataan yang tidak Allah perintahkan (Ul.18:20).
Kedua, Hukum Taurat dengan jelas menjanjikan berkat atau kutuk
berdasarkan ketaatan umat Tuhan. Umat Yehuda jelas-jelas membangkang
pada firman-Nya, maka nubuat penghukuman adalah sesuai dengan
kebenaran Firman Tuhan. Ketiga, semua nabi Tuhan sejati sebelum masa
Yeremia menubuatkan kebenaran firman Tuhan yang sama dengan nubuat
Yeremia (Yer.28:8). Sejarah umat Allah Perjanjian Lama dan Gereja pada
masa perjanjian Baru menyaksikan bahwa Allah tiadak membiarkan dosa
merusak kemurnian umat Tuhan. Tetapi mengenai seorang nabi yang
bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka
barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh TUHAN (ay.9).
Jangan bingung dengan klaim nubuat yang spektakuler bahkan dari
hamba Tuhan terkenal sekalipun. Ujilah setiap nubuat dalam terang firman
Tuhan, berpegang pada firman Tuhan, belajar dari sejarah gereja dan
memiliki hati yang dengar-dengaran, karena Roh Kudus akan meluputkan
kita dari tipu muslihat iblis.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 180 -

Pertanyaan diskusi
Memperhatikan konflik Yeremia dengan nabi-nabi palsu (Hananya)
yang pada akhirnya Yeremia berhasil membuktikan kepalsuan nubuatan
mereka, beberapa hal yang perlu didiskusikan
1. Bagaimana kiat-kiat Yeremia dalam menghadapi pengajar sesat
dan ajarannya?
(Umba susi papanata pakamayan napatengka Yeremia untingayoi
tu pangadaran mapapusa?)
2. Bagaimana saudara menerapkan kiat-kiat Yeremia agar jemaat
Tuhan tidak disesatkan karena zaman sekarang ini banyak guru
palsu dengan ajaran sesatnya?
(Umba dikua umpatengkai tu papanata pakamayanna Yeremia
dikua da anna pusa tu kombongan, belanna lan attu totemo buda tu
guru mapapusa umpangadaran pangadaran mapapusa.

~oOo~

Bahan Khotbah Minggu ke- 28 9 Juli 2017

DATANGLAH KEPADA-KU
(Rampokomi lako Kale-Ku)

Mazmur : Mazmur 145:8-14


Bacaan 1 : Zakharia 9:9-10
Bacaan 2 : Roma 7:13-26
Bacaan 3 : Matius 11:16-19;25-30.
Nas persembahan : Mazmur 116 :12
PHB : Zakharia 9:9

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa kedatangan Raja Damai untuk membebaskan dari dosa.
2. Jemaat selalu bersukacita hidup dalam Yesus Kristus.

Pemahaman teks:
Zakaria 9:9-10 berisi nubuat tentang kedatangan Mesias di Sion.
Zakharia mengajak putri Sion bersiap menyambut kedatangan Mesias (Raja
Damai). Sifat dan karakter Raja Mesias adalah: adil, (bdk. Yes.11:3-5) lemah

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 181 -

lembut, rendah hati (sifat hamba) dan mengendarai seekor keledai muda
(bdk.Mat.21:5, Yoh.12:15). Mengendarai keledai adalah kebiasaan bagi
para pejabat (bdk. Kej.49:11; Hak. 5:10; 1 Raj. 1:33). Raja Mesias itu akan
bertindak menyelamatkan dengan menghentikan semua alat peperangan
seperti: kereta, kuda, panah dan melakukan rekonsiliasi Israel Utara dan
Selatan, yang berkembang kepada bangsa-bangsa lain di dunia. Dia akan
memerintah dan menghakimi dengan keadilan. (bdk. Yes. 9 dan 11).
Roma 7:13-26 dapat dibagi atas dua bagian, yaitu: ayat 14-20 dan
21-26. Dalam Ayat 14-20 disini rasul Paulus menolak anggapan bahwa
hukum Taurat itu menyebabkan kematian manusia. Ia menyatakan bahwa
hukum Taurat itu baik. Dalam ayat 21-26 Rasul Paulus membuka isi
hatinya; dan menceritakan pengalaman yang sangat dalam dan menjadi
pergumulan berat baginya. Ia tahu apa yang baik dan ingin melakukannya;
tetapi ia tidak melakukannya. Ia tahu apa yang jahat dan ia tidak ingin
lakukan namun justru itu yang ia kerjakan. Ia mengaku sebagai orang
dengan dua pribadi dalam satu tubuh. Ia dihantui oleh perasaan frustrasi,
kemampuannya untuk melihat apa yang baik tetapi gagal melakukannya;
Paulus membeberkan adanya kenyataan rangkap yakni dua ego, dua
hukum, dua jeritan dan dua pelayanan.
Matius 11:16-19 menggambarkan penolakan orang Yahudi
terhadap Yohanes Pembaptis dan Yesus didasarkan pada kenyataan bahwa
perilaku hidup maupun ajaran yang disampaikan oleh keduanya bertolak
belakang dengan apa yang diinginkan oleh orang Yahudi dan ketentuan
adat serta hukum agama Yahudi. Yohanes dikritik karena tidak makan roti
dan minum anggur, sebagai makanan dan minuman yang umum. Yohanes
dianggap orang aneh kerasukan setan. Sementara Yesus dianggap teman
pemungut cukai dan orang berdosa, karena Yesus makan dan minum
bersama dengan pemungut cukai dan orang berodsa. Matius 11:2530,
Yesus mengaku bahwa semua hal menyangkut penyataan Allah sudah
dianugerahkan kepada-Nya. Dia juga menjelaskan hubungan-Nya dengan
Bapa-Nya. Semua rahasia Injil dan Kerajaan Allah sudah diserahkan
kepada-Nya. Ada banyak orang merasa tertekan, letih dan lesu dengan
beban dosa, ketentuan-ketentuan Hukum Taurat, ditambah ketentuan lain
yang dibebankan oleh orang Farisi. Ada banyak hal yang membuat manusia
menjadi letih, lesu dan berbeban berat seperti: ekonomi, budaya, adat-
istiadat dan berbagai peraturan, termasuk peraturan dalam bidang agama,
termasuk agama Kristen. Perasaan letih, lesu dan frustrasi membebani
mereka yang tidak dapat memenuhi kewajiban hukum Taurat, adat, budaya
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 182 -

dan ketentuan tambahan. Yesus mengundang mereka datang kepada-Nya


menjadi murid-Nya dan menerima kelegaan dan belajar pada Yesus sebagai
guru hikmat, lemah lembut dan penuh kasih karunia. Menjadi murid Yesus
tetap menerima kewajiban yang baru, tetapi kewajiban itu membebaskan
dari beban dosa. Rahasia Kerajaan itu tersembunyi bagi orang bijak,
pandai, seperti orang Faris, ahli kitab, orang pandai dalam bidang teologi
Yahudi, mereka yang merasa mengetahui dan menaati hal-hal rohani. Hati
dan pikiran mereka tidak terbuka bagi hal-hal lain yang disampaikan oleh
Yesus. Tetapi dinyatakan kepada orang kecil, lemah, rendah hati dan mau
belajar seperti para murid.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan:


Ada banyak hal yang bisa membuat kita menjadi letih, lelah, lesu
bahkan putus asa. Orang bisa merasa letih, lelah dan lesu bila ada tugas
yang dikerjakan dan tidak kunjung selesai, ataupun selesai tapi tidak
memuaskan. Orang bisa menjadi letih dan terbeban dengan sejumlah
peraturan dan kewajiban yang tidak bisa dipenuhi dsb. Hukum Taurat
dengan sejumlah aturan tambahan bagi orang Yahudi dan adat-istiadat
Yahudi dengan ketentuan-ketentuan lainnya yang tak terhitung itu menjadi
sumber keletihan, kelelahan dan beban yang tak bisa ditanggung.
Pada dasarnya hukum Taurat itu adalah baik, menjadi pengajaran,
cermin untuk mengenal mana yang baik dan mana yang salah atau jahat.
(bnd. 1 Kor.14:34; Gal.3:24). Tetapi tidak ada seorangpun yang bisa
memenuhi tuntutan hukum Taurat. Bukan Taurat itu sendiri yang
menyelamatkan. Begitu juga dengan peraturan dan keputusan-keputusan
gerejawi lainnya bertujuan untuk memelihara kehidupan yang benar, tertib
dan disiplin. Tetapi dalam banyak hal peraturan dan keputusan sidang
sudah menjadi Taurat baru dalam kehidupan berjemaat. Dalam banyak hal
orang tidak bertanya apa kata Firman Tuhan, tetapi apa kata aturan gereja
dan keputusan sidang. Ketaatan dan kesetiaan menaati semua peraturan
dalam bidang agama, adat, budaya dan ketentuan-ketentuan lain, tidak
pernah tuntas juga dan tidak akan melepaskan manusia dari rasa letih, lesu,
lelah dan beban. Memang tidak seorangpun dapat memenuhi tuntutan
hukum Taurat, kecuali oleh Yesus sendiri. Yesus datang bukan untuk
meniadakan hukum Taurat, tetapi untuk menggenapi dan
menyempurnakannya (Mat.5:17). Sebab inti hukum Taurat adalah kasih
kepada Tuhan dan kasih kepada sesama. (Mat. 22:37-40).
Yesus telah menyelesaikan seluruh tuntutan hukum Taurat, dengan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 183 -

demikian melalui Dia manusia memperoleh kelepasan dari kuasa dosa. Dia
mengundang semua orang yang merasa letih, lelah, lesu dan menanggung
beban berat baik oleh masalah kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
karena merasa tidak dapat menyelesaikan semua tugasnya. Datanglah
kepada Yesus, membuka diri dan hidup, bersedia dibarui oleh Yesus,
mengikuti teladan dan perintah-Nya (Yoh.13:34, Mat.28:20). Memenuhi
undangan Yesus berarti bersedia mengalami pembaruan dan menerima
tugas dan tanggungjawab yang baru. Menjadi murid Yesus tidak dapat
dilepaskan dari kewajiban-kewajiban yang baru. Tetapi kewajiaban itu
memberikan kelegaan, sukacita. Undangan Yesus memberikan kelegaan
dan membebaskan kita dari sumber segala penderitaan, yakni dosa, patut
disambut dengan penuh sukacita, pujian dan dengan sorak-sorai. Pujian
dan sambutan itu akan nampak dalam kehidupan sehari-hari. Sekalipun
Yesus menjanjikan kelepasan, kelegaan tetapi tidak semua orang mau
memenuhi undangan itu, tidak semua mau belajar pada Yesus, tidak mau
menerima pembaruan dan perubahan, tidak bersedia memikul kuk atau
kewajiban yang baru. Hanya Yesus yang dapat memberikan kelegaan,
karena itu datanglah kepada-Nya. Amin.

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 10-14 Juli 2017

DATANGLAH KEPADA-KU
(Rampokomi Lako Kale-Ku)
Roma 7 :13-26

Pemahaman teks:
Perikop ini dapat dibagi atas dua bagian, yaitu: ayat 14-20 dan 21-
26. Dalam Ayat 14-20 Rasul Paulus menolak anggapan bahwa hukum
Taurat itu menyebabkan kematian manusia. Ia menyatakan bahwa hukum
Taurat itu baik. Dalam ayat 21-26 Rasul Paulus membuka isi hatinya; dan
menceritakan pengalaman yang menjadi pergumulan berat baginya. Ia tahu
apa yang baik dan ingin melakukannya; tetapi ia tidak melakukannya. Ia
tahu apa yang jahat dan ia tidak ingin lakukan; namun justru itu yang ia
kerjakan. Ia mengaku sebagai orang dengan dua kepribadian, seperti dua
orang dalam satu tubuh, menuju dua arah yang berbeda. Kondisi ini
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 184 -

membuat Paulus merasa letih, lesu dan frustrasi. Dia tahu apa yang baik
tetapi gagal untuk melakukannya; dia mengenal yang jahat tetapi dia tidak
mampu menahan diri untuk melakukan hal yang jahat itu. Paulus
membeberkan adanya kenyataan rangkap dalam cara yang berbeda, yakni:
Dua ego (aku) (ay.21): aku yang ingin berbuat baik dan aku yang berkeras
diikuti kemauannya; Dua hukum (ay.22-23): ada hukum Allah dan
hukum dosa. Dua jeritan (ay.24-25a): yang satu adalah jeritan pertanyaan
dan yang lain adalah jeritan syukur, Dua pelayanan (26): melayani hukum
Allah dan hukum dosa. Rasul Paulus menyatakan bahwa dosa yang tinggal
dalam dirinya menempatkan dia dalam pergumulan rangkap. Jika aku
melakukan apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang
melakukannya, tetapi dosa yang tinggal di dalam aku (Rm 7:17,20).

Pertanyaan diskusi:
1. Rasul Paulus mengakui bahwa hukum Taurat itu baik. Menurut
bapk/ibu dalam hal apakah rasul Paulus menyatakan bahwa Hukumn
Taurat itu baik.
(Nakatottongi Rasulu Paulus kumua ia tu sukaran aluk minang melo.
Apara nanai ussangai Rasulu Paulus kumua ia tu sukaran aluk melo)
2. Percakapkanlah apakah fungsi hukum Taurat itu dalam kehidupan kita.
(Ta sipakadai, apara patunna tu sukaran aluk lan katuoanta)

~oOo~

Bahan Khotbah Minggu ke-29 16 Juli 2017

FIRMAN YANG BERBUAH


(Buanna KadanNa Puang Matua)

Mazmur : Mazmur 65:10-14


Bacaan 1 : Yesaya 55:10-13 (Bacaan Utama)
Bacaan 2 : Roma 8:1-11
Bacaan 3 : Matius 13:1-9
Nas Persembahan : 1 Tawarikh 16:29
PHB : Roma 8:10

Tujuan:
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 185 -

1. Jemaat memahami bahwa Firman Tuhan yang diberitakan akan menghasilkan


buah yang baik.
2. Oleh kuasa Roh Kudus jemaat hidup menghasilkan buah kebenaran.
Pemahaman Teks
Yesaya 55:10-13, adalah bagian kedua dari ketiga pembagian kitab
Yesaya. Bagian pertama pasal 1-39 berisi kabar buruk tentang datangnya
penghakiman Allah. Bagian kedua pasal 40-55 yang berisi tentang
penghiburan dan pengharapan bagi umat pilihan Allah yang hidup dalam
pembangunan di Babel. Inilah juga yang merupakan tema sentral. Pada
bagian tengah dari kitab Yesaya. Sedangkan bagian ketiga dan yang
terakhir adalah pasal 56-66 yang berisi tentang gambaran umat Allah yang
diperintahkan untuk membangun kembali kota-kota Sion dan hidup sesuai
dengan perintah Allah.
Pada bagian kedua itulah terletak perikop ini yakni Yesaya 55:10-
13. Yesaya menggambarkan firman Tuhan yang disampaikan akan berhasil.
Bagaikan hujan dan salju yang turun dari langit tidak akan kembali. Firman
Tuhan itu memiliki kekuatan bahkan kuasa untuk menciptakan (Kej.1),
kuasa untuk menyelamatkan (Maz.107:20), membebaskan dari
pembuangan (Yes.46:10) dan menolong mereka untuk membangun
Yerusalem yang baru (54:11-14). Pada tahun 538 SM, Raja Koresy
membebaskan orang Israel dari pembuangan di Babel. Pembebasan inilah
yang membawa dampak sukacita di kalangan umat Tuhan. Dikatakan
kamu akan berangkat dengan sukacita, dan akan dihantar dengan damai.
Kegembiraan itu digambarkan dengan gedung-gedung dan bukit-bukit
bersorak-sorai di depan mereka. Segala pohon-pohon di padang akan
bertepuk tangan. Keadaan mereka sungguh-sungguh dipulihkan.
Pemulihan itu digambarkan dengan pohon Sanobar yang mengganti semak
duri. sanobar adalah sejenis pohon cemara. Pohan yang indah dan tinggi.
Daunnya selalu hijau dan kayunya sangat berharga. (bdk. Yeh.27:5, 1 Raj.
5:8). Pohon murad akan mengganti kecubung. Pohon murad sering
dilambangkan dengan umat Allah yang baru dan elok secara rohani (ay.13).
Ini akan menjadi kemasyuran bagi Tuhan yang tidak akan lenyap.
Roma 8:1-11, merupakan jawaban terhadap pertanyaan Paulus
bahwa siapa yang akan membebaskan dia dari tubuh maut itu (7:24).
Jawaban yang di berikan adalah Roh Kudus. Roh yang memberi hidup telah
memerdekakan manusia dalam Kristus dari hukuman dosa dan hukuman
maut (Ay.2). Jalan yang ditempuh oleh Allah adalah dengan mengutus
anaknya, Yesus Kristus. Dialah yang menanggung hukuman dosa (Ay.3)

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 186 -

supaya tuntutan Hukum Taurat digenapi dalam kita yang tidak hidup
menurut daging, tapi menurut Roh (Ay.4). Kita yang hidup menurut Roh
memikirkan hal-hal yang menurut Roh, sebab keinginan Roh adalah hidup
dan damai sejahtera, bukan sebaliknya, keinginan daging adalah
perseteruan dengan Allah. Hidup yang dipimpin Roh akan menghasilkan
buah kebenaran. Jika Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari antara
orang mati diam di dalam kita maka Dia jugalah yang akan menghidupkan
tubuh kita yang fana oleh Roh-Nya yang diam di dalam kita (Ay.11).
Matius 13:1-9,18-23. Yesus mengajarkan tentang Kerajaan Sorga.
Dia memberi perumpamaan tentang seorang Penabur. Kategori orang yang
mendengar firman, di kelompokkan dalam 4 cara menerima firman, yaitu:
Orang yang mendengar Firman tentang Kerajaan Sorga tetapi tidak
mengerti, lalu si jahat merampas dari hati orang tersebut (benih yang jatuh
di pinggir jalan). Orang yang mendengar Firman lalu menerimanya dengan
gembira. Tetapi tidak bertahan lama karena tidak tahan menghadapi
penindasan dan penganiayaan karena firman itu, lalu murtad (benih yang
jatuh di tanah yang berbatu-batu). Orang menerima Firman tetapi dikuasai
oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan meghimpit Firman itu
sehinga tidak menghasilkan buah. (benih yang jatuh di semak duri). Orang
yang mendengar firman itu dan mengerti lalu menghasilkan buah. Ada
yang seratus kali lipat, enam puluh kali lipat dan tiga puluh kali lipat
(benih yang ditabur di tanah yang baik).Tuhan menaburkan firmannya di
hati manusia dan menantikan buahnya.
Pokok-pokok yang dapat di kembangkan.
Pertama, Rancangan Tuhan pasti berhasil. Tuhan merancangkan
penyelamatan bagi umat-Nya. Setelah menjalani penghukuman di Babel
karena dosa mereka, Tuhan merancang penyelamatan untuk memulangkan
mereka. Apa yang dirancang Tuhan itu pasti berhasil. Firman yang keluar
dari mulut-Nya tidak akan kembali. Ia menggambarkannya seperti hujan
dan salju turun dari langit dan tidak akan kembali. Sebaliknya ia mengairi
bumi membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh tumbuhan, memberi
benih kepada penabur dan roti kepada yang mau makan. Akhirnya pada
tahun 538 SM, Raja Koresy membebaskan mereka. Mereka mengalami
pemulihan secara utuh baik jasmani maupun rohani. Mereka akan kembali
membangun kota-kota mereka, dan mendirikan kembali bait Allah yang
telah menjadi puing-puing. Pemulihan itulah yang akan menimbulkan
sukacita dan sorak-sorai diantara mereka. Sukacita itu digambarkan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 187 -

dengan gunung dan bukit yang bersorak-sorai dan bergembira, pohon-


pohon di padang akan bertepuk tangan.
Kedua, Ia menabur firman-Nya. Allah membentuk sebuah kerajaan
sorga yakni kumpulan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan
taat kepada Firman-Nya. Yesus Kristus adalah Firman Allah yang
memanggil kita untuk percaya kepada-Nya. Di dalam Dia janji keselamatan
telah digenapi (bdk.PIGT BAB II). Ia menaburkan firman-Nya di hati
manusia dan menghasilkan buah-Nya. Pengajaran tentang kerajaan Allah
itu disampaikan dalam perumpamaan tentang seorang Penabur. Ia
menaburkan Firman-Nya dan menantikan buahnya. (lht. pemahaman teks
di atas).
Ketiga, Karya Roh Kudus. Roh Kudus yang memberi hidup
memerdekakan kita dalam Kristus Yesus. Ia menuntun kita untuk percaya
dan menerima firman-Nya serta menghasilkan buah. Dia tinggal di dalam
kita dan menuntun kita untuk mematikan perbuatan perbuatan daging dan
menuntun kita untuk mengerjakan pekerjaan pekerjaan mulia dan
bermutu. Roh kuduslah yang menginsafkan dunia akan dosanya. Dan Ia
pulah yang menerangi hati setiap orang untuk mengerti dan menerima
firmanNya (I Kor.12:3). Dia jugalah yang akan menghidupkan tubuh kita
yang fana ini.

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 17-22 Juli 2017

FIRMAN YANG BERBUAH


(Buanna KadanNa Puang Matua)
Matius 13:1-9

Tujuan:Lihat tujuan khotbah Minggu 16 Juli 2017

Pengantar:
Yesus mengajarkan tentang kerajaan sorga. Ia mengajarkannya
dalam perumpamaan tentang seorang penabur. Perumpamaan itu sendiri
dalam bahasa Yunani parabole, yang berarti menyejajarkan hal untuk di
perbandingkan. Biasanya perumpamaan merupakan cerita-cerita pendek
yang dikisahkan dalam rangka pengajaran. Perumpamaan juga dapat
berupa kalimat-kalimat pendek yang membandingkan suatu hal yang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 188 -

dilakukan seseorang dengan sebuah peristiwa alamiah atau yang biasa


terjadi. Sebagai contoh pada Amsal 6:6-8 membandingkan semut yang
mengumpulkan makanan dan merencanakan masa depannya dengan
manusia yang seharusnya bekerja sama dan melaksanakan kewajiban-
kewajibannya. Yesus memberi perumpamaan tentang seorang penabur,
dalam hal kerajaan sorga. Tuhan menaburkan Firman di hati manusia dan
menantikan buahnya. Dalam hal menerima Firman, Yesus menggolongkan
4 cara manusia.
1. Orang yang mendengar firman tetapi tidak mengerti, lalu sijahat
merampas dari hati orang tersebut. (benih yang jatuh di jalan) Drs.
J.J.de Heer mengatakan bahwa pada masa kini yang dapat di
sejajarkan dengan jalan adalah orang yang hadir dalam kebaktian
mendengar firman tetapi tidak masuk dalam hatinya. Mungkin dia
berfikir bahwa firman Tuhan tidak penting. Bisa juga mereka tidak
mengerti apa yang dikhotbahkan. Sebenarnya pada bagian pertama
ini tidak lagi disebut menerima Firman Tuhan.
2. Orang yang mendengar Firman lalu segera menerimanya dengan
gembira. Tetapi tidak bertahan lama karena tidak tahan menghadapi
penindasan karena firman itu, lalu murtad. Firman itu tumbuh tetapi
tidak mengakar dalam hati si pendengar lalu layu dan mati (inilah
yang digambarkan dengan benih yang jatuh di tanah yang berbatu-
batu), benih itu tumbuh tetapi tidak mengakar ke dalam tanah di
mana ada air sehingga jika mata hari terik segera layu dan mati.
3. Orang yang menerima Firman tetapi dikuasai oleh kekuatiran dunia
dan tipu daya kekayaan menghimpit dia sehingga tidak menghasilkan
buah. (sebuah gambaran tentang benih yang jatuh di semak duri).
Yesus sering mengajarkan tentang bahaya mamon yaitu uang.
Kekuatiran dunia dan kekayaan adalah seperti semak duri. Ada orang
yang mulai mendengar Firman Tuhan dengan baik, tetapi lambat laun
kekuatiran dunia dan keinginan akan kekayaan sangat
mempengaruhi mereka. Kekuatan firman Tuhan dihimpit oleh semak
duri, dan orang itu gagal sebagai orang Kristen; mereka tidak
berbuah.
4. Orang yang mendengar Firman dan mengerti lalu menghasilkan
buah. Ada yang seratus kali lipat, enam puluh kali lipat, dan tiga
puluh kali lipat. (gambaran tentang benih yang jatuh di tanah yang
baik). Tanah yang baik, digambarkan sebagai orang yang mendengar
Firman Tuhan dan mengerti. Mereka menjadikan Firman itu sebagai
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 189 -

dasar hidup lalu menghasilkan buah. Ada yang seratus kali lipat, ada
yang enam puluh kali lipat dan ada pula yang tiga puluh kali lipat.

Pertanyaan diskusi:
1. Baca sekali lagi ayat 18-23. Ayat manakah yang cukup berkesan
bagi saudara.
(Basai tu aya 18-23, umbanna tu aya mandu umpatilao penanta)
2. Kemukakanlah pengalaman masing-masing. Bagaimana sikap kita
mendengar setiap pemberitaan firman Tuhan (khotbah).
(Ta pada umpokadai umba dikua umperangi tu kadanna Puang
Matua ke marrassni dilesang)

~oOo~

Bahan Khotbah Minggu ke-30 23 Juli 2017

HIDUP DALAM PENGHARAPAN


(Tuo lan Kaparannuanan)

Mazmur : Mazmur 86:11-17


Bacaan 1 : Yesaya 14:6-8
Bacaan 2 : Roma 8:12-25 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Mat.13:24-30,35-43
Nas Persembahan : Hakim-Hakim 6:18a
PHB : Matius 13:43

Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa pekerjaan Allah selalu mendapat tantangan.
2. Jemaat oleh tuntunan Roh Kudus selalu hidup dalam pengharapan.

Pemahaman teks
Roma 8:12-25 Dimerdekaan (12-17). Rasul Paulus mau mengatakan
bahwa oleh Roh yang memberi hidup, kita telah dibebaskan dari hukum
dosa dan hukum maut. Kita memasuki keluarga Tuhan dengan kelahiran
baru, bukan pengangkatan sebagai anak (Yoh.3). tetapi pengangkatan
sebagai anak menempatkan kita sebagai orang dewasa di dalam keluarga-
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 190 -

Nya. Dia memperlakukan kita sebagai anak dewasa, bukan sebagai anak
kecil. Kita yang lahir baru adalah teknon (Yunani) artinya anak.
Maksudnya bukan biologis tapi kita lahir dari atas, atau anak yang di
angkat secara sah untuk menggambarkan setiap orang percaya, yang di
pimpin oleh Roh Allah; mereka adalah anak-anak Allah (ay.14). Karena itu,
kita tidak perlu takut. Roh itu membuat kita mengalami hubungan yang
sangat akrab dengan Tuhan. Kita dapat menyapa Dia ya Abba, ya Bapa
(ay.15) Roh itu bersaksi bersama roh kita atau dengan kata lain bahwa Roh
itu meneguhkan bahwa kita adalah anak Allah (ay.16). Dengan itu kita
dapat mengambil langkah-langkah dalam hidup dan menggunakan warisan
kita saat ini sebagai pewaris dari janji janji Allah. Kita telah dimerdekakan
tetapi kita tetap berhutang kepada Tuhan (ay.12). Artinya kita wajib hidup
menurut Roh.
Pengharapan (ay.18-25). Roh yang diam di dalam orang percaya itu
(ay.11) membantu menjadikan orang percaya sanggup bertahan di tengah
tengah penderitaan. Dengan berdoa bersama sedemikan rupa (ay.26)
hingga doa mereka sampai ke hadirat Tuhan. Dengan demikian Paulus mau
menjelaskan bahwa sesuai dengan tradisi eskatologi Yahudi, bahwa
penderitaan itu tidak hanya menimpa manusia saja, tetapi juga seluruh
makhluk (ay.20). Manusia dan alam sama-sama adalah ciptaan Tuhan, dan
kalau manusia dikuasai oleh dosa dan maut, maka alam pun turut
menderita. Sebaliknya alampun turut menikmati kemuliaan yang akan
diterima oleh anak-anak Allah (ay.21). Kita tidak putus asa oleh
penderitaan yang kita alami atau yang kita lihat di dunia karena kita
memiliki pengharapan. Ketika Yesus datang kembali, kita akan masuk
dalam kemerdekaan yang penuh kemuliaan. (bdk.PGT.BAB VIII). Roh
Kudus adalah permulaan tuaian dan yang meyakinkan kita bahwa yang
terbaik masih menanti di depan. Perlu dinantikan dengan tekun (ay.25).
Itulah pengharapan kita sebagai anak-anak Allah.
Yesaya 14:6-8, menggambarkan Yesaya menyatakan bahwa hanya
Tuhanlah Allah, tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Dia. Allah tetap
menyayangi umat-Nya setelah menghukumnya melalui bangsa bangsa lain,
termasuk Babel. Yesaya mau menyatakan kemutlakan dan otoritas Allah.
Dan ejekan terhadap kejatuhan raja Babel (4). Di balik tatanan Babel yang
jahat itu ada Lucifer musuh Tuhan (ay.12-15). Ketika Tuhan mengejek raja
Babel, Dia juga berbicara kepada iblis yang mendorong dan menggerakkan
raja tersebut. Dengan jatuhnya Babel, maka segenap manusia bergembira
dan bersorak-sorai. Sukacita itu dilukiskan dengan pohon-pohon sanobar
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 191 -

dan pohon-pohon aras di Libanon bersukacita karena kejatuhannya (ay.8).


Matius 13:24-30,36-43, Sekali lagi Yesus membentangkan sebuah
pengajaran tentang Kerajaan Sorga. Bahwa iblis selalu berusaha
menggagalkan rencana Allah. Iblis selalu berusaha menggagalkan
pemberitaan Injil. Hal itu digambarkan dalam sebuah perumpamaan,
tentang lalang yang di tabur diantara gandum. Orang yang menabur benih
yang baik adalah Yesus (Anak Manusia). Ladang ialah dunia, benih yang
baik adalah anak-anak kerajaan. Lalang adalah anak-anak sijahat. Waktu
menuai adalah akhir zaman. Penuai adalah Malaikat. Demikianlah pada
waktu itu anak manusia akan menyuruh malaikatnya mengumpulkan
segala sesuatu yang menyesatkan, dan semua orang yang melakukan segala
kejahatan dari kerajaan-Nya. Semua akan dicampakkan kedalam api.
Sedangkan orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam
kerajaan Bapanya.

Pokok-pokok yang dapat di kembangkan


1. Dimerdekakan. Allah sendiri bertindak menyelamatkan umat
manusia yang dikuasai dosa. Oleh Anaknya yang tunggal, Yesus,
menyucikan kita dengan darah-Nya yang Kudus. Oleh tuntunan Roh
Kudus kita menerimanya. Oleh karena itu kita tetap berhutang
pada-Nya. Maksudnya adalah bahwa kita wajib melakukan
kehendak Allah oleh Rohnya. Sebagai akibat dari status kita sebagai
anak yang sah, ahli waris, penderitaan dengan Kristus, dan
kemuliaan dengan Kristus. Kita wajib mematikan perbuatan daging
dalam hidup kita dan hidup menurut Roh.
2. Pengharapan. Walaupun kita telah menjadi milik Kristus (warga
kerajaan sorga) tidak berarti kita terlepas dari penderitaan dan
cobaan hidup. Justru penderitaan itu adalah juga sebagai anugerah,
sama seperti yang dialami oleh Tuhan kita Yesus Kristus (Roma
8:17). Kita menderita bersama Kristus, supaya kita juga
dipermuliakan bersama Kristus. Cobaan hidup sebagai pekerjaan
iblis, dimaksudkan untuk mengganggu pertumbuhan rohani anak-
anak Tuhan seperti digambarkan dalam perumpamaan lalang di
antara gandum (Mat.13:24-30, 36-43) penderitaan itu tidak akan
mengurangi pengharapan anak-anak Allah, bahkan seluruh
makhluk pun mengerang kesakitan menanggung penderitaan itu.
Tetapi juga tekun menanti saat anak-anak Allah dinyatakan.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 192 -

3. Kemenangan. Pada akhirnya anak-anak Tuhan mengalami


kemenangan. Sebab Allah akan melaksanakan penghakiman kepada
segala kejahatan dan orang-orang jahat dari antara anak-anak
Tuhan. Penghulu setan, Lucifer telah dibinasakan, Babel sebagai
simbol kekuatan bangsa-bangsa di dunia juga telah dihancurkan.
Yesaya menyampaikan puisi ejekan terhadap kejatuhan Babel (Yes.
14:6-8). Pada akhirnya Allah menang dan membinasakan musuh-
musuhnya. Mereka akan dibinasakan dalam api yang menyala.
Sedangkan anak-anak Tuhan akan bersinar seperti matahari.

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 24-29 Juli 2017

HIDUP DALAM PENGHARAPAN


(Tuo lan Kaparannuanan)
Yesaya 14:6-8

Tujuan :Lihat tujuan khotbah Minggu 23 Juli 2017

Pengantar:
Yesaya pasal 14 adalah bagian dari penghukuman terhadap bangsa-
bangsa (13-23) Israel mengalami penindasan di pembuangan Babel.
Nebukadnezar, raja Babel pertama kali menyerbu Yehuda pada tahun 598
SM. Ia menawan raja Yoyakhin dan sejumlah pemuka Yehuda di Babel.
Barulah tahun 539 mereka pulang ke kampung halaman. Pada zaman itu,
dipahami bahwa peperangan suatu bangsa adalah peperangan Allah.
Kekalahan suatu bangsa adalah kekalahan Allahnya.
Disini Yesaya mau mengatakan bahwa hanya Tuhanlah Allah. Dan
tidak ada yang dapat di sejajarkan dengan Dia. Disini dikemukakan
kedaulatan dari Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang hidup. Sementara
itu raja-raja bangsa-bangsa satu persatu mengalami kekalahan. Pada
gilirannya raja Babel, mengalami kejatuhan. Dan kini Yesaya mau
menyatakan ejekan terhadap kejatuhan Babel dalam bentuk puisi.
(sebaiknya pelayan memberi kesempatan kepada peserta ibadah membaca
puisi itu satu ayat satu orang. Mulai dari ayat 4b-21).
Di balik tatanan Babel yang jahat itu, ada Lucifer musuh Tuhan (12-
15). Ketika Tuhan mengejek Babel, maka sesungguhnya Dia juga berbicara
kepada iblis yang mendorong dan menggerakkan raja tersebut. Kejatuhan
Babel dapat juga disebut kejatuhan penguasa dunia (iblis). Dengan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 193 -

demikian seluruh bangsa akan bersorak-sorai. Kemenangan Tuhan


terhadap penguasa dunia (Lucifer) di sempurnakan dalam kebangkitan
Kristus dari antara orang mati.
Pertanyaan:
1. Bagaimanakah pendapat saudara terhadap puisi ejekan Tuhan
terhadap kejatuhan raja Babel?
(Umba susi pangappata diona tu kada parumbasan untelle Puang
Matua diona katobanganna datu Babel)
2. Bagaimana kita memaknai penderitaan yang dialami anak-anak Tuhan
di dunia ini? Apakah tetap tekun dalam pengharapan?
(Umba ladikua umpopagai tu kamaparrisan urrampaoi anak-anakNa
Puang Matua lan te lino. Tontong sia raka makaritutu lan
kaparannuanan?

~oOo~

Bahan Khotbah Minggu ke-31 30 Juli 2017

ALLAH MEMBERI YANG TERBAIK


(Puang Matua Umpakamaseanni tu Melona)

Mazmur : Mazmur 119:129-136


Bacaan 1 : 1 Raja-Raja 3:4-15 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Roma 8:26-39
Bacaan 3 : Matius 13: 31-33,44-52
Nas Persembahan : 1 Tawarik 29:17
PHB : Roma 8:28

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Tuhan berkarya untuk memberikan yang terbaik.
2. Jemaat hidup dari pemberian Allah dan menjadi berkat bagi dunia sekitarnya

Pemahaman Teks
1. Kitab 1 Raja-Raja tidak menyebutkan nama penulisnya. Tradisi
menyatakan bahwa kitab ini ditulis oleh nabi Yeremia. Kemungkinan
besar kitab ini dituliskan dalam kurun waktu antara tahun 560- 540
SM. Kitab ini merupakan kelanjutan dari kitab 1 dan 2 Samuel. Diawali
dengan kisah kenaikan Salomo menjadi raja setelah kematian Daud
dan diakhiri dengan kisah nabi Elia. Salomo adalah anak Raja Daud
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 194 -

yang lahir dari Barsyeba.


2. Dikatakan bahwa Salomo pergi mempersembahkan korban bakaran di
bukit Gibeon. Salomo pergi ke atas bukit Gibeon karena di situlah
Kemah Pertemuan Allah dibuat Musa (2 Taw.1:3)
3. Hal yang paling istimewa dari Salomo ialah ketika ia tidak menyia-
nyiakan kesempatan berdoa untuk meminta hikmat dari Allah. Salomo
meminta hikmat dari Allah agar dapat memimpin bangsanya dengan
benar sesuai dengan yang Tuhan inginkan. Permintaan Salomo itu
menyenangkan hati Tuhan sehingga Tuhan mengabulkan
permintaannya, bahkan kepadanya ditambahkan umur panjang,
kekayaan, dan kemuliaan. Hal-hal yang biasanya dicari oleh raja-raja
bangsa-bangsa (10-14). Bandingkan dengan ajaran Tuhan Yesus agar
kita mencari Kerajaan Allah dahulu sehingga semuanya akan
ditambahkan kepada kita (Mat. 6:33).
4. Umumnya seorang pemimpin atau raja menginginkan umur panjang,
terhindar dari kecelakaan, dan tidak menjumpai kendala dalam
memimpin, termasuk bagaimana menjatuhkan lawan politiknya.
Permintaan seperti itu berbeda dengan yang diinginkan raja Salomo.
Salomo meminta kepada Tuhan agar diberi hati yang paham
menimbang segala perkara atau hati yang penuh dengan hikmat dan
pengertian. Hikmat adalah sama dengan pengenalan yang benar
tentang Allah. Menurut tradisi gereja, kitab Amsal dikarang oleh
Salomo. Kitab Amsal penuh dengan didikan hikmat yang mengajarkan
bagaimana seorang anak berjalan menurut kebenaran Tuhan.
Sebagaimana yang telah dilakukannya Salomo mau mengarakan
manusia mencari hikmat terlebih dahulu dalam hidup ini.

Pokok-Pokok yang dapat dikembangkan:


Pertama, Salomo memberi yang terbaik untuk Tuhan (ayat 4). Ayat
ini menjelaskan bahwa Salomo pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan
korban pada Allah. Dia mempersembahkan seribu korban bakaran di atas
mezbah di Gibeon. Korban bakaran adalah persembahan untuk membalas
kemurahan yang telah mereka terima dari Allah. Sama seperti yang
dikatakan Roma 12:1-2, orang Kristen harusnya mempersembahkan tubuh
sebagai korban persembahan yang hidup kepada Allah. Itu adalah ibadah
yang setia. Allah menyelamatkan kita, sehingga kita pun harus
mempersembahkan diri kepada-Nya. Jadi, korban bakaran Salomo adalah
ungkapan syukur kepada Allah yang telah dengan teguh mendirikan Israel,
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 195 -

dan menjadikan Israel makmur dan kuat. Salomo mempersembahkan


korban ini bukan di atas namanya sendiri. Dia mempersembahkan korban
bakaran ini kepada Allah bagi semua umat Israel (2 Tawarikh 1:1-6)
Kedua, Allah memberi kesempatan dan Salomo meminta yang
terbaik (ayat 5-10). Ada kejadian dan pengalaman yang luar biasa yang
didapatkan Salomo di Gibeon. Allah memberi kesempatan baginya untuk
meminta. Sangat menarik apa yang diucapkan Salomo sebagai jawaban.
Dalam doanya kepada Allah ia tidak meminta kekayaan, padahal kekayaan
berarti kemakmuran dan kesejahteraan bagi kerajaannya. Prestasi seorang
pemimpin biasanya dinilai dari kemampuannya membawa kemakmuran
dan kesejahteraan rakyatnya. Salomo juga tidak meminta kemenangan atas
musuh-musuhnya, padahal pada masa itu, kejayaan seorang pemimpin
diukur dengan prestasi militer untuk mengalahkan musuh dan melebarkan
wilayah jajahan. Ia juga tidak meminta umur panjang; sebuah keinginan
yang dimiliki seorang raja untuk bisa terus menikmati hidup dan berkuasa
dan melihat keturunannya jaya selamanya.
Salomo tahu bahwa tiga hal itu diperlukan bagi kelangsungan
pemerintahanya; ia juga tahu bahwa perkara-perkara itu adalah yang
diingini semua orang. Namun Salomo sadar bahwa ada yang lebih penting
daripada semuanya, yaitu: hati yang faham menimbang perkara untuk
menghakimi umat-Mu dan dapat membedakan antara yang baik dan yang
jahat. Salomo berdoa meminta hikmat dari Allah. Hikmat tidak identik
dengan tingkat pendidikan, wawasan yang luas, maupun usia atau
pengalaman seseorang. Bukankah kita sering menemui orang dengan
pendidikan tinggi, pengalaman luas, maupun usia lanjut namun tidak
mampu membedakan apa yang benar sesuai kehendak Allah. Hikmat jauh
lebih penting dari segalanya, sebab itulah modal utama untuk hidup
berkenan di hadapan Allah. Ternyata Salomo lebih mengutamakan
kebenaran Allah daripada hal-hal yang lain. Dia lebih mengutamakan
mutiara yang terpendam yang hampir dilupakan banyak orang (bnd.
Matius 13:31-33:44-52). Banyak orang Kristen sekarang ini yang terlalu
disibukkan mencari hal-hal yang dianggap penting sehubungan dengan
kehidupan di dunia ini tetapi mengabaikan hal yang paling utama yaitu hal
kerajaan Allah. Mereka begitu sibuk mencari hal yang sementara tetapi
melupakan hal yang kekal.
Ketiga, Allah memberi bahkan menambahkan apa yang diminta
Salomo (ayat 11-14). Doa bagaimana yang menyenangkan Allah? Doa yang
tidak mementingkan diri sendiri dan yang tidak meminta sesuatu untuk
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 196 -

dirinya sendiri. Salomo tidak meminta panjang umur dan kekayaan untuk
dirinya ataupun nyawa musuh-musuhnya. Dia hanya meminta hikmat agar
dia tahu bagaimana menghakimi dengan baik. Dia meminta hikmat demi
manfaat umat Allah karena dia mau memerintah Isarel dengan keadilan
dan kebenaran agar umat Allah diberkati. Doa seperti ini dapat
diungkapkan Salomo bukan semata-mata karena kemampuannya sendiri
tetapi karena Roh Allah dibiarkan menguasai dirinya dan menolongnya
dalam menyampaikannya doanya seperti yang dikatakan dalam Roma 8:26.
Dan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia (ay.28).
Bagaimana Anda berdoa setiap hari? Apa yang kita minta dari
Allah? Ada beberapa orang Kristen yang suka meminta orang lain
mendoakan mereka. Pokok doa mereka, umumnya agar kebutuhan diri
mereka sendiri, misalnya untuk lulus ujian, berhasil dalam karir,
memberkati keluarga mereka dan juga tubuh yang sehat. Jika doa kita
selalu untuk kebutuhan diri sendiri kemungkinan spiritual kita tidak akan
bertambah baik tetapi dengan mendoakan orang lain maka kita akan
bertumbuh dalam iman yang benar. Di mata Allah permintaan Salomo
adalah baik. Karena itu Allahpun memberikan yang terbaik, tidak hanya
memberikan hikmat pada Salomo yang tak tertandingi di dalam dunia ini,
Dia juga mengaruniakan pada Salomo kekayaan, kemuliaan dan umur
panjang. Inilah yang dimaksudkan dalam Matius 6:33 carilah dahulu
kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan
kepadamu Kemurahan Allah jauh melebihi pengharapan dan pemintaan
kita. Allah sangat senang untuk memberkati kita. Tetapi berkat dan janji
Allah bersyarat. Salomo dengan jelas mengetahui pokok ini. Karena itu, di
ayat 6 dia berkata, "Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar
kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapanMu dengan
setia, benar dan jujur terhadap Engkau". Salomo tahu bahwa Allah
memberkati Daud karena Daud telah berjalan di hadapan Allah dengan
setia, benar dan jujur seumur hidupnya. Karena itu, Salomo pun ingin
berlaku setia dan jujur di hadapan Allah. Dizaman ini, kita ingin selalu
mendapat berkat dari Allah. Pokok doa kita adalah selalu ingin mendapat
berkat: Kesembuhan, keberhasilan, kekuatan, kekayaan dll, tetapi perlu
diingat apakah kita telah hidup setia, benar dan jujur di hadapan Tuhan?
Apakah kita hidup dan telah menjadi berkat bagi orang lain? Sama seperti
salomo yang meminta hikmat untuk berbagi berkat bagi umat yang
dipimpinnya?
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 197 -

Bahan Penelaahan Alkitab 31 Juli-5 Agustus 2017

ALLAH MEMBERI YANG TERBAIK


(Puang Matua umpakamaseanni tu melona)
Roma 8:26-39

Tujuan: Lihat Tujuan Khotbah minggu 29 Juli 2017

Pembimbing
Dalam bacaan kita saat ini Rasul Paulus berbicara tentang
pentingnya doa dalam kehidupan orang percaya. Melalui doa kita tetap
menyatakan ketergantungan kepada-Nya. Perjalanan dan pergumulan
hidup membuat kita perlu memohon pertolongan, kekuatan dan petunjuk
untuk tempuh jalan yang sesuai dengan rencana Allah. Doa tidak harus
sempurna diucapkan karena kelemahan-kelemahan kita. Roh Kudus akan
menolong kita berdoa menyampaikan keluh kesah yang kita alami (26-27)
Kitapun yakin bahwa sepanjang kita menyerahkan hidup kepada-
Nya dan mengasihi-Nya, maka Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatang kebaikan dalam hidup kita. Kita yakin kita adalah orang yang
dipilih dan dipanggil. Pemilihan dan panggilan selalu terjadi dalam
hubungan Bapa dengan anak-anak-Nya. Bapa akan memberikan yang
terbaik untuk kita anak-anak-Nya (29-30) .Dengan status itu maka tidak
akan ada yang mampu menggugat kita dan menghukum kita. Kuasa iblis
dan kuasa apapun tidak akan melebihi kasih Allah kepada kita, yang telah
merelakan Anak-Nya untuk mati bagi kebebasan kita. Tidak akan ada yang
dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Oleh karena itu, karena kasih-Nya
itu, kita perlu bersyukur dan berbuat hal-hal yang menyenangkan hatinya
dan khususnya bagi kemuliaan nama-Nya.(31-39)

Pertanyaan diskusi:
1. Apa pentingnya doa dalam kehidupan orang percaya? Adakah
kendala yang kita hadapi dalam berdoa secara pribadi.
(Apara patunna tu passambayangan lan katuoanna to mapatongan?
Sia apara tu umbandaiki massambayang?)

2. Tema kita mengatakan Allah akan memberi yang terbaik. Adakah


yang perlu kita baharui dalam kaitan dengan keimanan supaya
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 198 -

Allah memberikan yang terbaik dalam hidup kita?


(Ia tu penggarontosan panannunganta nakua Puang Matua
umpakamaseanni tu melona. Denraka tu parallu dibarui lan
kasiumpuranna kapatongananta dikua anna kamaseanki Puang
Matua tu melona)

~oOo~

Bahan Khotbah Minggu ke-32 6 Agustus 2016

MENIKMATI ANUGERAH KESELAMATAN DARI ALLAH


(Umposende Kasalamaran ludiomai Puang Matua)

Mazmur : Mazmur 145:14-21


Bacaan 1 : Yesaya 55:1-5 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Roma 9:1-5
Bacaan 3 : Matius 14:13-21
Nas Persembahan : 1 Tawarikh 16:29
PHB : Yesaya 55:6

Tujuan:
1. Jemaat sebagai umat pilihan Allah diundang untuk menikmati keselamatan
secara cuma-cuma
2. Jemaat selalu hidup dalam anugerah keselamatan.

Pendahuluan:
Kitab Nabi Yesaya terbagi atas tiga bagian:
1. Fasal 1-39 : Yesaya Pertama
2. Fasal 40-55 : Deutero-Yesaya
3. Fasal 56-66 : Trito-Yesaya

Dalam kitab Yesaya dipergunakan dua kata untuk Allah:


1. Yahwe Sebaot, yaitu Tuhan semesta alam, yang berarti Yahwe
mempunyai segala kuasa di langit dan di bumi.
2. Kadosy Israel, yang berarti Sang Kudus Israel. Yesaya sudah
menitikberatkan kekudusan Allah di dalam penglihatan
pemanggilannya (Pasal 6),
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 199 -

Dengan itu Yahwe menyatakan diri-Nya sebagai yang duduk di atas


tahta-Nya dengan dikelilingi oleh serafim. Pengetahuan akan kekudusan
Allah membuka mata Yesaya terhadap hukuman yang akan datang dari
Allah. Hanya sedikit sisa bangsa ini yg akan diselamatkan dan akan menjadi
permulaan dari bangsa yang baru.
Yesaya tahu bahwa Allah memakai kekuatan orang Asyur untuk
menghukum orang Israel, tetapi dia juga tahu bahwa kekuasaan orang
Asyur dibatasi pula oleh Allah yang sama. Yesaya Menantikan Almasih
(Mesias atau Kristus) dari keturunan Daud (ps. 7,9, 11)
Deutero Yesaya hidup pada masa pembuangan di Babilonia kira-kira
tahun 540 (masa pembuangan di Babilonia tahun 590-538). Kira-kira 20 %
penduduk Yehuda yang ditawan ke Babel. Raja Babel yaitu Nebukadnezar
tidak bermaksud untuk menghancurkan dan menghapuskan kebudayaan
orang Israel. Mereka boleh hidup di Babel seperti org yang bebas.
Babel kemudian direbut oleh raja Cyrus (Kores), raja Persia yang
memberi izin kepada semua tawanan untuk kembali ke tanah-air mereka.
Orang-orang yang percaya akan nubuat nabi Yesaya mencari cara di bidang
agama Yahwe, itulah yang menjadi dasar persekutuan agama Israel yang
baru (namun kehidupan rohani di dalam Sinagoge), yang lainnya jatuh
kembali ke dalam kekafiran.
Bait Allah kemudian dibangun kembali oleh Yehezkiel. Allah mau
menyelamatkan bangsa-Nya dari pembuangan di Babel, tapi juga Dia mau
memakai bangsa itu sebagai terang bagi bangsa-bangsa lain. Di beberapa
bagian dari kitab Deutero-Yesaya terdapat konsep tentang Hamba
TUHAN, teristimewa dalam nyanyian-nyanyian hamba TUHAN sebanyak
empat kali:
1. Yesaya 42:1-7 hamba TUHAN dipanggil oleh Allah dan mendapat
dari pada-Nya Roh untuk menyatakan hukuman Allah kepada
bangsa-bangsa lain.
2. Yesaya 49:1-7 hamba TUHAN dipanggil oleh Allah untuk
mengembalikan Israel ke tanah air mereka, dan mereka harus
menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain.
3. Yesaya 50:4-9 hamba TUHAN mengatakan bahwa bangsa itu tidak
mau mendengarnya, sehingga mereka memukulnya dan oleh
karena itu dia menjadi malu, tetapi dia percaya bahwa Allah akan
menolong.
4. Yesaya 52:13-53:12 Hamba TUHAN itu digambarkan sebagai
seorang yang menderita untuk keampunan dosa Israel.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 200 -

Siapa yang dimaksud dengan hamba TUHAN di sini?


1. Interpretasi perorangan yaitu seorang pribadi misalnya raja Cyrus,
atau nabi Yeremia, atau Yoyakhin.
2. Interpretasi kelompok yaitu hamba TUHAN itu adalah personifikasi
bangsa Israel.
3. Interpretasi Sisa Israel. Yang tetap setia kepada Yahwe juga dalam
masa pembuangan di Babel.

Pemahaman Teks:
Ayat 1-3a. Berbicara seperti seorang penjual di pasar mengajak
orang memperhatikan barang jualannya, demikian nabi Yesaya memanggil
atas nama Tuhan, bukan untuk mengambil pangan saja, melainkan untuk
turut dalam suatu jamuan: air dan gandum sebagai kebutuhan pokok,
ditambah anggur, yang menyukakan hati manusia, dan susu, hasil tanah
yang Tuhan janjikan kepada umat-Nya (bnd. negeri yang berlimpah susu
dan madunya Kel. 3:8,17; 13:5; 33:3), lagi pula dihidangkan makanan yang
baik, sajian yang paling lezat (harfiah: lemak, minyak zaitun dan juga
daging yang gemuk, yang kedua-duanya diperlukan untuk menyediakan
suatu jamuan yang menjadi tanda berkat. (bnd. Mzm 63:6; Yer 31:14).
Tanda bayaran, orang-orang diundang untuk minum dan makan,
menikmati sajian sampai kenyang, disejajarkan dengan datang mendengar
Tuhan (kata kerja utama diulang dua kali dalam aslinya dengan arti:
mendengar dengan penuh perhatian agar memperoleh hidup dengan
berkelimpahan).
Bagi sejumlah penafsir air, roti dan sajian lezat merupakan kiasan
makanan rohani, Firman yang Tuhan berikan untuk didengar (bnd. Ams
9:1-5). Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari
segala yang diucapkan TUHAN (Ul.8:3), akan tetapi Tuhan justru
mengaruniakan manna di padang gurun dan makanan yang berkelimpahan
di suatu negeri (bnd.Ul 32:13-14); berkat-Nya meliputi segala sesuatu yang
manusia perlukan untuk hidup berbahagia. Berkat yang Tuhan berikan itu
dipertentangkan dengan yang bukan roti yang tidak mengenyangkan,
namun yang dibeli dan diusahakan.
Dalam bagian ini kita juga diperhadapkan dengan bacaan dari kitab
Injil Matius 14:13-21 dimana Yesus mengajak murid-murid untuk memberi
makan kepada orang banyak yang sedang kelelahan dan kelaparan.
Mengamati keadaan itu, Yesus berkata, Kamu harus memberi mereka
makan. Itu berarti bicara pelayanan tidak hanya bicara Injil tapi juga
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 201 -

bicara tentang soal makan. Bahkan jika merujuk pada Doa Bapa Kami, kita
butuh makanan untuk bisa hidup, sebab tanpa makan, kita tidak mungkin
bisa bertahan hidup (kita makan untuk hidup tapi bukan hidup untuk
makan).
Pada ayat 3b-5. Bagian ini tergantung pada pengertian kalimat
pertama yang berbunyi secara harfiah: Aku hendak mengikat suatu
perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia (Ibr. khesed seperti
54:8,10, tetapi dalam bentuk jamak dengan arti tindakan-tindakan yang
menyatakan kasih setia itu) yang teguh (yang dapat dipercaya, dari akar
yang sama dengan kata amen) kepada Daud. Menurut 2 Sam 7:5-16, nabi
Natan menyampaikan kepada Daud janji bahwa kasih setia TUHAN tidak
akan hilang dari padanya, bahkan keturunan dan kerajaannya (Daud)
akan kokoh untuk selama-lamanya. Janji ini disebut perjanjian abadi (ibr.
berit olam) dalam kata-kata terakhir raja Daud (2 Sam. 23:5, bnd Mzm
89:4,35) atau perjanjian dan kasih-setia dalam doa Salomo (1 Raj. 8:23,
bnd. Mzm 89:25,50; 2 Taw 6:42; Mzm 132:11). Ibrani 9:1-5 bicara tentang
bapa-bapa leluhur yang menurunkan Mesias. Perjanjian abadi kepada Daud
mewujud di dalam kedatangan Mesias lewat garis keturunan Daud.
Dalam ayat 4, Yesaya menunjukkan dua segi dari perjanjian dengan
Daud. Dalam ayat 5 ia memperlihatkan apa artinya kelak dalam perjanjian
dengan umat seluruhnya. Landasan bagian ini yaitu dari Mzm 18, di situ
Daud berdoa: Engkau mengangkat aku menjadi kepala atas bangsa-
bangsa; bangsa yang tidak kukenal menjadi hambaku (ay.44). Daud
ditetapkan sebagai raja, dengan gelar Ibrani Kuno nagid (pemimpin) yang
digunakan dalam Firman pengangkatan Daud oleh Tuhan (bnd. 2 Sam 9:16;
10:1; 13:14; 2 Sam 5:2; 6:21; 7:8), ia pun diberi kuasa memerintah. Dalam
unsur tradisi lama, itu ditambahkan unsur baru, sesuai dengan
pengistilahan Yesaya II. Daud menjadi saksi Tuhan bagi bangsa-bangsa,
karena di dalam kemenangan-kemenangannya itu kuasa Tuhan nyata.
Demikian juga orang Israel menjadi saksi Tuhan, bagi bangsa-
bangsa pasal 43:9-12; pasal 44:8 kamulah saksi-saksi-Ku; Israel akan
memanggil bangsa yang (tadinya) tidak dikenal, dan bangsa-bangsa yang
(tadinya) tidak mengenal dia (sebagai umat Allah), akan datang kepada-
Nya, dan mengakui kewibawaan umat yang dikasihi Tuhan. Kesamaan dan
perbedaan antara Daud dan Israel; seluruhnya adalah: keduanya dikasihi
Tuhan di antara bangsa-bangsa, tetapi caranya lain: Daud mau
menyanyikan syukur bagi TUHAN di antara bangsa-bangsa, karena Allah
telah menaklukkan bangsa-bangsa di bawah kuasanya, telah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 202 -

meninggikannya mengatasi lawan-lawannya (Mzm.18:50; 48-49). Israel


tidak diberi kuasa atas bangsa-bangsa, tindakan kasih setia TUHAN
kepadanya menyebabkan bahwa bangsa-bangsa lain datang menemui
Allah, karena Ia juga hadir di sana. Undangan pada ayat 1-3a mereka juga
didengarkan; berkat keselamatan telah diterima beberapa orang yang tidak
mengenal Allah (jika pasal 44:5 menyangkut orang-orang di luar Israel
yang menjadi percaya kepada Tuhan), tapi juga tersedia untuk bangsa lain
(dalam Hamba TUHAN, 49:6).
Aplikasi
TUHAN mengundang kita untuk makan roti dan minum anggur
yang disediakan-Nya, sebagai tanda perjanjian yang telah diikrarkan-Nya
dalam maut dan yang telah dijamin-Nya dalam kebangkitan-Nya untuk
selama-lamanya. Di meja Tuhan, kita dipersatukan dengan Dia, agar kita
pun dapat diutus sebagai saksi-saksi anugerah Tuhan yang mengundang
segala bangsa untuk datang kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
Di meja Tuhan, Firman Allah selalu diberitakan dan kita
diperbolehkan menerima hidup yang berkelimpahan. Ada saatnya kita
berseru namun Tuhan menunda jawaban-Nya, bahkan ada juga saat
hukuman Tuhan dinyatakan kepada kita. Allah berfirman dengan penuh
kemerdekaan; rancangan-Nya lain dari pada bayangan kita; panggilan-Nya
selalu membawa sukacita sekalipun kita berada dalam kepahitan kepada
mereka yang menerima-Nya, dan kekecewaan kepada mereka yang tidak
memperhatikannya.
Melalui bagian ini Allah menjanjikan bahwa dengan perantaraan
Koresy umat yang terbuang itu akan dibawa-Nya pulang ke Yerusalem
dengan sukacita. Orang-orang Yahudi tidak menyangka; mereka
diperbolehkan pulang ke Tanah Perjanjian, untuk menikmati damai
sejahtera.
Melalui perlindungan-Nya pada jaman Jepang dan selama revolusi,
Tuhan memanggil gereja-gereja di Indonesia untuk bersatu dan bersama-
sama bersaksi tentang Injil Yesus Kristus dengan sikap, perbuatan dan
perkataan dalam masyarakat yang sedang membangun.
Melalui tokoh-tokoh gerakan oikoumenis dan Sri Paus Yohanes
XXIII, gereja dipanggil mengutamakan pelayanannya kepada orang-orang
yang memerlukan tanda-tanda kasih Allah kepada golongan-golongan yang
tercecer, tertekan, tertindas, miskin, yang diperlakukan tidak adil dan tidak
berdaya di dalam masyarakat yang makmur. Amin.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 203 -

Bahan Penelaahan Alkitab 7-12 Agustus 2016

MENIKMATI ANUGERAH KESELAMATAN DARI ALLAH


(Umposende Kasalamaran ludiomai Puang Matua)
Matius 14:13-21

Tujuan: Lihat tujuan khotbah Minggu 6 Agustus 2017

Pembimbing:
Ada tiga alasan sederhana dan wajar mengapa Yesus ingin mencari
tempat yang sunyi. Yesus butuh istirahat. Ia tidak pernah gegabah
menerjang bahaya; sebaliknya Ia ingin menghindarinya, agar jangan terlalu
cepat mengalami hal yang sama di alami oleh Yohanes. Yang terutama,
dengan salib yang semakin dekat, Yesus tahu bahwa Ia harus bertemu
dengan Allah lebih dahulu sebelum bertemu dengan manusia. Ia mencari
kesempatan beristirahat untuk tubuh-Nya, dan kekuatan untuk jiwa-Nya di
tempat-tempat yang sunyi. Namun Yesus tidak menemukannya. Sangatlah
mudah untuk melihat perahu yang ditumpangi-Nya berlayar dan
mengetahui ke mana perahu itu pergi; dan orang banyak berkumpul
diseberang danau sambil menantikan kedatangan-Nya. Maka Yesus
menyembuhkan mereka, dan ketika senja tiba, Yesus memberi perintah
agar murid-murid memberi mereka makan (ay.16 . . . kamu=murud-
murid/kita harus memberi mereka makan) sebelum mereka menempuh
perjalanan jauh untuk pulang ke rumah.
Ketika Yesus melihat orang banyak, hati-Nya tergerak oleh belas
kasihan sampai menyentuh bagian terdalam jiwa-Nya. Ini adalah hal yang
luar biasa. Yesus bermaksud mencari keheningan dalam kesendirian;
namun sebaliknya Ia menemukan orang banyak yang meminta apa yang
dapat Ia berikan. Dengan mudah Ia dapat menolak mereka. Apa hak
mereka mengganggu kehendak-Nya dengan permintaan-permintaan yang
tiada habis-habisnya? Apakah Ia tak boleh beristirahat dan mencari
ketenangan? Apakah Ia tak boleh menikmati waktu-Nya sendiri? Yesus
tidaklah demikian. Ia sama sekali tidak menganggap mereka sebagai
gangguan. Sebaliknya, Ia tergerak oleh belas kasihan terhadap mereka.
Seorang kristen yang terkenal bernama Premanand, semula ia
adalah seorang kaya dari kasta atas di India. Dalam otobiografinya ia
berkata, Sama seperti pada zaman dahulu, begitu pula sekarang
pemberitaan kita kepada dunia non-Kristen harus tetap sama, bahwa Allah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 204 -

mau peduli. Bila begitu, maka kita hendaknya jangan terlalu sibuk
sehingga tidak ada waktu bagi orang lain, dan kita tidak boleh memandang
mereka sebagai masalah atau gangguan. Selanjutnya ia mengatakan,
Berdasarkan pengalaman ketika saya atau pekabar Injil lainnya atau
seorang pendeta India menampakkan tanda-tanda keletihan atau
ketidaksabaran terhadap para tamu yang berpendidikan, baik Kristen
maupun no-Kristen, dan memberi kesan bahwa kita tidak punya waktu
untuk melayani orang banyak karena alasan sedang makan siang, atau
sedang istirahat sore dan kita tidak dapat menunda, maka dalam sekejap
kesempatan itu akan hilang dan tidak pernah kembali lagi. Kita tidak boleh
bercakap-cakap dengan seseorang dengan satu mata tertuju pada jam
dinding, dan seolah-olah kita ingin sesegera mungkin menghindari mereka.
Dalam kisah ini, kita melihat Yesus sedang meberi kesaksian bahwa
seluruh karunia berasal dari Allah. Ia mengambil makanan dan
mengucapkan berkat. Berkat yang diucapkan orang Yahudi sebelum makan
sangat sederhana: Terpujilah Engkau, Yahwe Allah kami, Raja alam
semesta, yang memberi roti dari tanah. Inilah berkat yang mungkin
diucapkan Yesus, sebab berkat inilah yang juga diucapkan oleh setiap
keluarga Yahudi. Di sini kita melihat Yesus sedang memperlihatkan bahwa
yang Ia bagikan kepada orang banyak itu adalah karunia Allah. Ucapan
terima kasih kepada manusia saja sudah jarang, apalagi kepada Allah.

Pertanyaan diskusi:
1. Ada doa makan seperti ini:...Tuhan gerakkan hati orang-orang yang
kaya untuk mengasihi orang miskin. Apakah memang yang
mengurus orang miskin hanya orang kaya? Lalu bagaimana
keterlibatan kita yang tidak kaya, apa yang kita bisa buat untuk
orang miskin? Percakapkan (bnd. ayat 16).
(Den passambayangan la kumande susite:....Patilaoi tu penaanna
tomai to sugi anna kamasei tu to bongko. Inang to sugi manna raka
tu sipatu umpainaa to bongko?.Umba susi tu kita tangsugina, apa
duka tu lata pogau untundui tu to bongko)
2. Firman Allah menjelaskan bahwa Yesus tidak punya waktu untuk
istirat karena melayani orang banyak. Bagaimana tanggapan
saudara? (bnd. dengan pendapat Premanand)
(Napamaleso kadanna Puang Matua kumua butung to taetongan
attunna tu Puang Yesu melayo belanna ungkamayai to buda. Umba
susi pahangta ? (pasitiroi pangappana Premanand)
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 205 -

Bahan Khotbah Minggu ke-33 13 Agustus 2017

GIAT DALAM RENCANA ALLAH BAGI SEMUA


(Parruk Umpanata Tanan Penaan-Na Puang Matua Lako Mintuna)

Mazmur : Mazmur 85:9-14


Bacaan 1 : 1 Raja-raja 19:9-18 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Roma 10:5-15
Bacaan 3 : Matius 14:22-33
Nas Persembahan : I Tawarikh 29:17
PHB : I Korintus 15:58

Tujuan
1. Agar jemaat dikuatkan untuk tetap giat bagi Tuhan walaupun berhadapan
dengan kendala besar.

Pemahaman Teks
Kisah tentang Elia dan Elisa mencakup 1 Raj. 17 sampai 2 Raj. 13. Di
bawa raja Ahaz, Israel (kerajaan utara) sungguh murtad dari Tuhan dan
menyembah Baal. Kedua nabi ini dipanggil untuk membawa Israel kembali
ke jalan Tuhan, dan pada akhir kehidupan Elisa, sudah ada raja Yehu yang
giat bagi Tuhan. Dalam 1 Raj. 17-18, Elia menjadi sarana untuk Tuhan
untuk membuktikan bahwa Dia adalah Allah dan bukan Baal. Hal itu terjadi
dengan kemarau panjang, dan pertarungan dengan nabi-nabi Baal di
gunung Karmel. Setelah umat Israel menonton pertarungan itu, mereka
memilih Allah dan hujan turun kembali.
Hal itu kemenangan besar bagi Elia sebagai nabi Tuhan. Namun,
setelah nyawanya terancam, ternyata dia melarikan diri (19:1-4). Dalam
kecemasan yang tinggi atas kerapuhannya, ada malaikat yang menjamah
dia, dan dia berjalan empat puluh hari ke gunung Horeb (juga dikenal
sebagai gunung Sinai). Hal itu mengingatkan kita akan perjalanan Israel
selama empat puluh tahun dari Sinai ke tanah perjanjian, hanya arahnya
terbalik.
Dalam perikop kita, Elia dikuatkan untuk kembali giat dalam
rencana Tuhan. Dua kali pertanyaan Tuhan kepada Elia, dengan jawaban
yang persis sama. Elia menceritakan keadaan Israel yang parah, yang
bukan hanya meninggalkan perjanjian dengan Tuhan tetapi juga menindas
orang yang setia kepada Tuhan. Dia mengaku giat bagi Tuhan, tetapi

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 206 -

mengeluh bahwa tinggal dia yang masih setia kepada Tuhan, dan nyawanya
pun terancam. Kali pertama, Tuhan menyuruh Elia keluar dari guanya
untuk berhadapan dengan Tuhan. Sebelum Elia keluar, Tuhan
menampakkan kuasa-Nya, dengan angin kuat, gempa, dan api (19:11-12).
Kita teringat dengan penampakkan Tuhan kepada Israel ketika mereka
baru berkumpul di gunung Sinai (Keluaran 19:16-19). Dengan penampakan
ini, Tuhan mengingatkan Elia akan kuasa-Nya yang tidak bergantung pada
penerimaan manusia akan Dia. Namun, dalam penampakan kuasa itu,
Tuhan tidak ada; Elia belum berjumpa dengan Tuhan sendiri, hanya dengan
kuasa-Nya. Baru setelah ada bunyi yang hampir tidak kedengaran, Elia
sadar bahwa Tuhan sudah hadir dan keluar untuk menjumpai-Nya (19:13).
Kali kedua ini, dia siap mendengar.
Tuhan tidak lagi menanggapi kecemasan Elia, tetapi
menugaskannya (19:15-18). Tuhan telah menetapkan caranya untuk
menghukum para penyembah Baal, melalui seorang raja Aram (Hazael)
dan seorang raja Israel (Yehu). Kedua orang ini belum naik takhta, tetapi
justru Elia yang diutus untuk mengurapi mereka menjadi raja. Ternyata
penerusnya, Elisa, yang melakukannya. Dalam 2 Raj. 8-9, ada intervensi
dari Elisa sehingga kedua orang yang ditetapkan Tuhan naik takhta dan
menunaikan tugas Allah. Firman Allah berkuasa atas dunia politik untuk
memenuhi rencana-Nya, lebih dari angin besar, gempa, dan api.

Pokok-pokok untuk dikembangkan


a. Allah memiliki rencana yang mulia bagi ciptaan-Nya. Mazmur 85
memberi suatu gambaran tentang suatu dunia yang di dalamnya kasih
dan keadilan tidak lagi berlawanan, dan dalam Rm.10:5-15 kita
membaca cara Allah di dalam Kristus supaya kita bisa ikut di dalam
dunia baru itu. Pada masa Elia, rencana itu kelihatan terancam oleh
kemurtadan besar-besaran dalam umat Allah sendiri. Elia giat untuk
Tuhan, dan telah dipakai untuk membuktikan kuasa Allah di gunung
Karmel, tetapi raja Ahab dan ratu Izebel makin mau membunuh dia.
Elia ketakutan, dan melarikan diri (ay.9-10). Dalam dunia sekarang,
giat bagi rencana Allah bagi semua orang akan mendapat perlawanan
juga, dan bisa saja kecemasan seperti yang terjadi pada Elia terjadi
bagi orang percaya yang setia.
b. Bagaimana orang percaya bisa keluar dari kecemasan itu? Seringkali
kita mengatakan bahwa, seandainya kita melihat mujizat, kita akan
percaya dengan kuat. Elia diingatkan tentang kuasa Tuhan, seperti
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 207 -

juga yang pernah dilihat Israel di gunung Horeb/Sinai (ay.11-12).


Tetapi hal-hal itu hanya "mendahului" Tuhan. Baru dalam suara yang
sangat pelan, Elia mengenali hadirat Tuhan. Tuhan menyapa dia, dan
dia mengulang keluhannya kepada Tuhan (ay.13-14). Kita pun perlu
mengingat kuasa Tuhan, tetapi iman kita akan pulih ketika kita
mendengarkan suara Tuhan dan mencurahkan keluhan kita kepada-
Nya.
2. Elia dipulihkan supaya dia bisa giat kembali dalam rencana Allah
(ay.15-16). Dunia ini belum menjadi baik; penugasan Elia ini
menyangkut hukuman Allah terhadap bangsa-Nya sendiri yang
murtad (ay.17). Namun, di luar dugaan Elia, Tuhan memelihara
sekelompok orang yang setia sehingga pelayanan Elia tidaklah sia-sia
(ay.18). Peran kita dalam rencana Allah bagi semua tidak sama dengan
Elia, tetapi muncul dalam Rm.10:5-15. Namun, kita bisa yakin bahwa
Tuhan semesta alam yang berkuasa, juga akan menyapa kita dan
menguatkan kita kembali untuk melakukan tanggungjawab kita
masing-masing.

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 14-19 Agustus 2016

GIAT DALAM RENCANA ALLAH BAGI SEMUA


(Parruk Umpanata Tanan Penaan-Na Puang Matua Lako Mintuna)
Roma 10:5-15

Tujuan: Lihat tujuan khotbah tanggal 13 Agustus 2017


Pengantar
Dalam pasal 9-11, Paulus mau menjelaskan mengapa Israel, umat
pilihan Allah, banyak menolak Mesias mereka, Yesus Kristus. Dalam
perikop kita, dia membandingkan dua cara mendengarkan firman Allah.
Israel mendengarnya terutama sebagai hukum yang menuntun dalam jalan
kehidupan (ay.5). Hal itu tentu benar, tetapi menyesatkan ketika lepas dari
janji Allah yang digenapi di dalam Kristus sebagai dasar kehidupan (ay.4).
Firman tentang Kristus itu bukannya terlalu tinggi atau dalam untuk
dijangkau (ay.6-8). Firman itu memberitakan Kristus yang telah
dibangkitkan oleh Allah untuk menjadi Tuhan atas kehidupan kita (ay.9).

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 208 -

Jika dalam hati kita percaya akan kebangkitan Kristus, kita diterima
(dibenarkan) oleh Allah (ay.10a). Kepercayaan itu muncul di hadapan
orang lain dalam pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan (ay.10b). Jadi,
bukan aluk yang menyelamatkan, bahkan aluk Allah (Taurat),
melainkan iman yang percaya kepada Kristus yang telah bangkit (ay.11)
dan dengan bangga menyandang nama Kristus sebagai Tuhan (ay.13).
Oleh karena itu, keselamatan tidak dibatasi pada satu kelompok
saja, seperti Taurat yang dibatasi pada orang Israel saja (ay.12). Sebuah
aluk diwariskan kepada keturunan, tetapi sebuah firman bagi semua
bangsa harus diperdengarkan kepada mereka (ay.13). Makanya, orang
harus diutus ke mana saja ada bangsa (ay.14). Pada saat menulis surat ini,
Paulus sendiri memiliki pengharapan untuk diutus ke Spanyol dengan
dukungan orang-orang percaya di Roma (15:24). Itulah satu cara mereka
dapat giat dalam rencana Allah bagi semua di dalam Kristus. Mungkin
Paulus juga berharap bahwa mereka akan siap mendukung orang-orang di
antara mereka yang dipanggil Allah untuk memberitakan firman di tempat
lain. Kalau kita hanya mendengarkan firman Allah sebagai hukum turun-
temurun, tentunya kita tidak akan berpikir luas. Tetapi begitu kita
menangkap bahwa rencana Allah itu untuk semua suku, bangsa, dan
bahasa, kita akan rindu supaya orang lain mengalami keindahan percaya
dan mengaku Kristus karena ada orang yang membawa kabar baik kepada
mereka (ay.15).

Pertanyaan Diskusi
1. Bagi kita, apakah Firman Allah semata-mata hukum torat, atau
firman keselamatan di dalam Kristus? Apakah kita percaya pada
kebangkitan Yesus, atau pada usaha kita mengikuti aluk kristiani?
(Umba susi ke kita, ia tu kadanna Puang Matua simata-mataraka
atoran sukaran aluk batu kada kasalamaran diona Kristus? Manassa
tapatongan raka tu kamalimbangunan-Na Kristus, batu tanan
penaantari menturu lako aluk kasaranian?.

2. Bagaimana kita bisa giat dalam rencana Allah bagi semua orang
dengan mendukung pemberitaan Kristus kepada semua suku,
bangsa, dan bahasa?
(Umbara latakua parruk umpanatai tu tanan penaan-Na Puang
Matua lako mintu tau dikua anna maleso kumua tatulak lulangan
tu kareba kaparannuan diona Kristus lako mintu bangsa sia basa.)
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 209 -

Bahan Khotbah Minggu ke-34 20 Agustus 2017

ALLAH MERANGKUL ORANG LAIN JUGA


(Nakarimmanni Duka Puang Matua tu To Senga)

Mazmur : Mazmur 150:1-6


Bacaan 1 : Mazmur 67:2-8
Bacaan 2 : Yesaya 56:6 - 8 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Roma 11:1-2a, 29-32
Nas Persembahan : Mazmur 67:7,8
PHB : Mazmur 119:159

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa kasih dan berkat Allah berlaku bagi semua.
2. Jemaat terdorong untuk membagi kasih Allah tersebut kepada orang-orang lain.

Penjelasan Teks :
Ketika bangsa Israel kembali dari pembuangan dari negeri Babel,
hal pertama yang ditekankan oleh Allah kepada umat orang Israel adalah :
Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan (ay.1). Ketaatan pada hukum
dan menegakkan keadilan merupakan bagian dari keutuhan atau
kepenuhan keselamatan dalam arti lebih luas bahwa kesetiaan dan
pemenuhan janji Allah untuk senantiasa memberkati dan melindungi umat-
Nya akan diwujudkan-Nya. Tentunya penekanan perintah ini tidak terlepas
juga dari kembalinya bangsa Israel dari pembuangan dimana banyak hal
yang mereka telah lihat, dengar dan alami bersama dengan orang-orang
yang tidak mengenal Allah. Pengalaman hidup tersebut tentunya dapat
mempengaruhi cara hidup mereka jika hal tersebut dibiarkan. Bahkan
lebih jauh dari itu perintah ini dinyatakan oleh Allah supaya bangsa Israel
tidak lagi jatuh ke dalam dosa dengan berbalik daripada-Nya sehingga
Allah harus menjatuhkan hukuman atas mereka kembali. Demikian pula
sebaliknya bahwa pengalaman dan interaksi hidup di negeri pembuangan
telah membuat banyak orang lain dapat mengenal dan menyembah Allah
Israel.
Hal selanjutnya dalam penekanan perintah tersebut ialah, Allah
merancang keselamatan bagi bangsa/orang lain lewat umat-Nya ( ay.6-8).
Allah menghendaki lewat ketaatan bangsa Israel terhadap orang yang

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 210 -

mengenal dan percaya kepada Allah sebagaimana kerinduan yang sama


diungkapkan oleh sang pemazmur dalam mazmur 67. Sebuah ungkapan
keyakinan dari sang pemazmur bahwa Allah berkenan mengasihi dan
menerima setiap orang/bangsa yang datang kepada-Nya. Sebagaimana
harapan sang pemazmur yang menghendaki agar semua bangsa dapat
mengenal dan menyembah Allah, maka Allah memiliki kerinduan untuk
menjadikan bangsa lain menjadi bahagian dari umat-Nya.
Kehadiran Allah di dalam Yesus Kristus mewujudkan kerinduan
tersebut Ketika Allah datang melawat umat-Nya, Allah bukan saja hadir
kepada umat-Nya (bangsa Israel/umat Yahudi) tetapi bangsa-bangsa lain
juga beroleh kasih-Nya. Bahkan melalui kitab Roma 11 dikatakan bahwa
orang-orang Yunani menjadi percaya kepada Yesus Kristus dan beroleh
anugerah tersebut dan oleh Rasul Paulus kemudian diajak untuk
memberitakan keselamatan Allah di dalam Yesus Kristus kepada orang-
orang Yahudi. Hal ini mau menunjukkan bahwa Allahpun berkenan untuk
memakai bangsa-bangsa lain untuk memberitakan kasih dan hukum-
hukum-Nya. Kegagalan umat Yahudi untuk setia menjadi kesempatan bagi
orang lain untuk menerima kasih Allah. Sekaligus juga hal ini menunjukkan
bahwa penolakan orang Yahudi tidak membuat Allah menolak dan
meninggalkan umat-Nya (Roma 11:1). Allah tetap mengasihi dan tetap
merindukan umat-Nya tersebut untuk setia kepada-Nya dan melanjutkan
pernyataan kesetiaan Tuhan tersebut. Karena itu, Allah memakai orang-
orang Kristen non-Yahudi untuk menyampaikan kerinduan tersebut (lihat
ayat 29). Melalui Yesus Kristus akhirnya terwujudlah apa yang menjadi
rencana dari Allah sebagaimana yang terdapat di dalam seruan Yesaya dan
kerinduan sang pemazmur bahwa Allah berencana menjangkau semua
manusia. Sedangkan penolakan orang Yahudi terhadap Yesus Kristus yang
diharapkan menjalankan rencana dan kerinduan tersebut, tidaklah
membatalkan rencana Allah.

Pokok-Pokok yang dapat dikembangkan :


Pertama, Kerinduan Allah kepada umat-Nya dan orang-orang lain.
Allah menghendaki agar umat-Nya senantiasa hidup dengan penuh damai
dan sejahtera. Ia tidak menghendaki umat-Nya berada dalam kesusahan
dan kesengsaraan. Hal tersebut hanya akan berlaku jika mereka senantiasa
taat dan melakukan kebenaran Allah. Dengan ketaatan melakukan
kebenaran, Allah akan melimpahkan rahmat dan kemurahan-Nya, bahkan
Allah akan bekerja dalam kehidupan umat-Nya, teristimewa bagi bangsa
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 211 -

Israel yang baru pulang dari pembuangan, terlebih ketika mereka


berhadapan dengan kenyataan akan kampung halaman mereka yang
hancur-lebur. Allah menghendaki bangsa Israel setia serta dapat menjadi
saluran berkat Allah bagi sesamanya, sehingga semakin banyak bangsa
yang mengenal dan menyembah Allah. Kepada orang Israel Allah
menyatakan kesediaan untuk menerima bangsa lain menjadi umat-Nya
(ayat 8).
Seperti yang kita alami di bulan kemerdekan ini, bahwa
kemerdekaan dinikmati bukan hanya oleh satu kelompok tertentu saja
tetapi boleh dinikmati oleh segenap warga negara RI dari Sabang sampai
Merauke. Demikian pula halnya bahwa pembebasan dari pembuangan
membuka ruang bagi bangsa lain untuk menjadi umat Tuhan.
Kedua, Allah dapat memakai siapa saja untuk diutus menyatakan
dan mewujudkan kasihNya. Penolakan orang Yahudi kepada Yesus Kristus
sebagai Mesias tidak membatalkan kasih Allah bagi semua manusia dan
juga tidak membatalkan kasih karunia dan panggilan-Nya untuk orang-
orang Yahudi. Allah tetap menghendaki orang-orang Yahudi tetap menjadi
umat-Nya sebagaimana Allah juga berkenan menjadikan bangsa lain
menjadi umat-Nya (Rm.11:29). Untuk itu Allah berkenan memakai orang
non-Yahudi yang percaya kepada Allah untuk memberitakan kepada
kepada orang-orang Yahudi bahwa janji Allah tetap berlaku bagi mereka
(ay.30,31), untuk menyampaikan bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan
juruslamat. (Mukadimah PGT). Jadi hal ini hendak menunjukkan bahwa
Allah mengasihi semua manusia dan menghendaki supaya mereka dapat
menjadi umat-Nya dan percaya serta menyembah Dia. Untuk itu,
diperlukan orang lain untuk menyampaikan maksud dan kerinduan
tersebut. Untuk melakukan hal tersebut Allah dapat memakai dan
mengutus siapa saja yang dikehendakinya. Termasuk orang-orang non-
Yahudi dan juga seorang Paulus yang dahulunya adalah seorang yang
sangat membenci Yesus dan menganiaya murid-murid Yesus kemudian
dipanggil oleh Allah dan diutus untuk memberitakan Injilnya bukan hanya
kepada orang Yahudi tetapi juga kepada banyak bangsa lain.

Ilustrasi
Sekitar jam 10 pagi seorang bapak tua pergi ke sebuah warung
makan dekat sebuah kampus teologi dengan maksud untuk mengisi perut
yang kosong. Di warung tersebut ada beberapa mahasiswa yang lagi asyik
berdiskusi sambil menikmati kopi dan gorengan pisang. Di tengah-tengah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 212 -

diskusi mahasiswa tersebut, bapak tua yang telah selesai makan mencoba
untuk terlibat dalam diskusi para mahasiswa. Namun tindakan bapak tua
itu, tidak mendapat respons yang baik, bahkan ia tidak diberi kesempatan
turut campur sebab penampilan bapak tersebut biasa-biasa saja. Bapak
tersebut tidak menanggapi respons tersebut, melainkan ia tetap mencoba
untuk terlibat dalam diskusi sampai kemudian ia diingatkan untuk diam
saja. Sementara mahasiswa itu menyuruh bapak itu diam, Masuklah
seorang bapak separuh baya yang merupakan seorang sopir dari rektor di
kampus tersebut. Dengan sedikit membungkukkan badan, bapak ini
menyalami sang bapak tua dan kemudian menyapa bapak tua itu dengan
menyebut nama bapak tua tersebut. Beberapa mahasiswa yang melihatnya
menjadi kaget mendengar nama bapak tua itu yang sama dengan nama
seorang dosen yang akan membawakan mata kuliah terbuka di kampus
mereka pada jam 2 siang nanti. Penasaran dengan hal itu, mahasiswa
tersebut bertanya kepada bapak yang baru datang apakah bapak tersebut
adalah seorang dosen. Belum sempat bapak itu menjawab, seorang bapak
tua kembali memasuki warung makan, dan rupanya bapak tua itu adalah
rektor di kampus teologi. Rektor tersebut kemudian menyalami sang bapak
tua dan menyapanya dengan nama lengkap dari bapak tua tersebut.
Kagetlah para mahasiswa itu, karena ternyata sang bapak tua yang
berpenampilan biasa-biasa saja itu, ternyata adalah sang dosen yang akan
membawakan materi dalam kuliah terbuka yang tadinya mereka
diskusikan.

Untuk direnungkan:
Allah dapat memakai siapa saja, termasuk orang yang sangat
sederhana. Karena itu, janganlah kita menilai orang hanya dari
penampilannya saja, melainkan terimalah dan hargailah setiap orang
karena kadang kita tidak menyangkah kalau ternyata orang yang kita
anggap sangat sederhana dimata kita, justru lebih berarti dalam kehidupan
kita.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 213 -

Bahan Penelaahan Alkitab 21-26 Agustus 2017

ALLAH MERANGKUL ORANG LAIN JUGA


(Nakarimmanni Duka Puang Matua tu Tosenga)
Matius 15:21-28

Tujuan: Lihat tujuan khotbah hari Minggu, 20 Agustus 2017

Pembimbing
Melihat orang yang kita kasihi mengalami sesuatu yang
membuatnya menderita, tentunya membuat kita bersedih, sehingga tidak
sedikit di antara kita yang berusaha menolong agar ia tidak lagi mengalami
penderitaan, walau untuk itu, kita harus mengorbankan harta, waktu,
bahkan tidak sedikit ada yang mengorbankan harga dirinya.
Seorang ibu dari Sidon (merupakan wilayah di luar Israel, sebuah
wilayah tempat di Kanaan yang digambarkan sebagai tempat hidup orang-
orang yang bukan umat Tuhan) mengalami pergumulan sebab anak
perempuannya sedang sakit keras. Ketika ia mendengar bahwa Yesus
datang, maka ia berupaya menjumpai Yesus lalu menyampaikan
maksudnya namun justru mendapat perlakuan yang sangat menyakitkan.
Pertama-tama Yesus menolak (ay.24) dan yang kedua ia disamakan dengan
anjing untuk permohonan yang disampaikannya (ay.26). Sungguh
ungkapan yang tidak manusiawi dimana perempuan dan anaknya
disamakan dengan anjing. Tetapi sesungguhnya dalam kehidupan orang
Yahudi ungkapan anjing adalah untuk merujuk kepada bangsa non-
Yahudi atau yang seringkali pula dikatakan sebagai orang kafir. Kata anjing
yang digunakan disini adalah kunarion yang berarti anjing kecil. Hal ini
memaparkan maksud perkataan Yesus dengan mengunakan kata kurion
bahwa anjing yang dimaksud adalah anjing-anjing rumah yang dapat
berkawan dengan manusia. Sebab itulah, ayat 26 dikatakan bahwa "Tidak
patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan
melemparkannya kepada anjing." Lalu dijawab oleh perempuan tersebut
"Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja
tuannya."
Dengan demikian perempuan tersebut menyadari bahwa kasih
Allah sejatinya adalah untuk umat Tuhan yaitu orang-orang Yahudi. Itulah
sebabnya ia tidak tersinggung ataupun marah. Kelanjutan dari sikap
perempuan itu, terlihat pada ungkapan, anjingpun masih dapat menikmati
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 214 -

remah-remah atau sisa-sisa dari tuannya. Sikap ini menunjukkan bahwa ia


masih berharap bahwa Yesus tetap peduli untuk permohonannya.
Menyikapi sikap itu Yesus mengabulkan permohonan ibu tersebut yang
akhirnya anaknya menjadi sembuh.
Karena kasihnya yang begitu besar untuk melihat anaknya
sembuh, sang ibu menembusi batas budaya, keagamaan dan eksklusivisme
yang ada. Ia yang tadinya datang kepada Yesus dengan tujuan
memperoleh kasih Yesus supaya anaknya sembuh namun dengan
percakapan dengan Yesus sikap perempuan menjadi percaya kepada
Yesus. Dari sudut Yesus, kehadirannya di daerah Sidon karena tidak
diterima oleh kaum-Nya sendiri telah menjadi berkat bagi ibu tersebut.
Bahkan lewat sang ibu ini Yesuspun menunjukkan sikap terbuka. Sikap
yang menunjukkan bahwa kaum goyim juga rindu untuk dirangkul oleh
Allah untuk percaya kepada-Nya dan menjadikan diri-Nya sebagai Allah
mereka karena Allah juga sungguh mengasihi mereka. Jadi kehadiran Yesus
membebaskan dan melepaskan ikatan kasih terbatas menjadi tidak
terbatas.
Pertanyaan :
1. Apakah yang mendorong sang ibu untuk menjumpai Yesus dan
memohonkan agar anaknya disembuhkan?
(Apara tu umpabattai te misa indo male umpesitammi Yesu
umpalakuan kamalekean anakna?
2. Apakah tujuan kita dalam memberitakan Injil. Apakah supaya orang
menjadi kristen atau menjadi percaya kepada Yesus?
(Apara patunna tu tu umpatale kareba kaparannuan? Dikua raka
anna sarani tu tau batu dikua raka anna mapatongan lako Puang
yesu?)

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 215 -

Bahan Khotbah Minggu ke-35 27 Agustus 2017

MENJADI BAGIAN DARI RENCANA ALLAH YANG PASTI


(Dipaalai Bilangan lan Kamanassan Tanan Penaan-Na Puang Matua)

Mazmur : Mazmur 138:1-8


Bacaan 1 : Yesaya 51:1-6 (Bahan utama)
Bacaan 2 : Roma 12:1-8
Bacaan 3 : Matius 16:13-20
Nas Persembahan : Imamat 7:29
PHB : Yesaya 51:6

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa dirinya adalah bagian dari rencana penyelamatan
Allah yang pasti sehingga semakin bertumbuh dalam iman.
2. Jemaat sungguh meyakini janji Tuhan yang pasti akan tergenapi di dalam
kehidupannya sebagai orang percaya.

Pemahaman Teks
Yesaya bernubuat pada saat Yehuda tengah dalam pembuangan di
Babel, mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Penguatan dari Allah
disampaikan oleh Yesaya bahwa tidak lama lagi Allah membebaskan umat-
Nya dan membawa pulang ke Yerusalem untuk memulai suatu hidup baru.
Pokok bahasan dalam Yesaya 51:1-6 merujuk pada Firman Allah
yang hadir kepada kaum sisa yang setia. Dalam kondisi buruk yang mereka
alami dalam pembuangan di Babel, Allah menyatakan janji bahwa mereka
adalah bagian dari rencana penyelamatan dan pembebasan. Meski banyak
yang tak lagi mampu bertahan menghargai dan mempercayai Tuhan,
namun masih ada juga yang tetap bertahan dalam kesetiaannya kepada
Tuhan. Walaupun dalam kesetiaan itu kehadiran Tuhan seolah-olah tidak
lagi dirasakan secara nyata karena beratnya tekanan dan penindasan di
Babel. Dalam keadaan rapuh tersebut ada ajakan Tuhan kepada umat-Nya.
Pertama, agar mereka mendengar Tuhan (ay.1), Ini menyiratkan
pentingnya umat yang ada dalam pembuangan mengembalikan posisi Allah
dalam kehidupan rohani mereka sebagai Allah yang berdaulat dan satu-
satunya sumber terpercaya yang harus mereka dengar. Kedua, Pandanglah
Abraham bapa leluhurmu dan Sara (ay.2-3) kata ini ingin menggugah
ingatan bangsa Israel untuk mengenang kembali perbuatan Allah di masa
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 216 -

lampau bahwa leluhur mereka yakni Abraham dan Sara hidup benar di
hadapan Tuhan dan telah merasakan berkat sebagaimana yang dijanjikan
Tuhan. Hal ini pun akan berlaku dalam kehidupan mereka sejauh mereka
memiliki keyakinan teguh kepada Tuhan. Ketiga, memperhatikan suara
Tuhan (ay.4) karena di dalamnya ada pengajaran dan hukum Tuhan.
Sehingga umat Tuhan memiliki petunjuk dan arah yang jelas dalam
menjalani kehidupan yang berkenan bagi Tuhan. Keempat, pemenuhan
janji Allah yang segera dipenuhi (ay.5-6). Meski harus melalui proses yang
panjang dan mengalami penderitaan tetapi umat Tuhan kini dapat
meyakini bahwa mereka ada dalam rencana penyelamatan Allah yang pasti
terjadi. Inilah pemberitaan Yesaya yang harus dihidupi oleh segenap umat
yang ada di pembuangan masa itu.
Sebagaimana yang difirmankan Allah bahwa keselamatan yang dari
pada-Ku tidak akan berakhir (Yes.51:6) maka dalam masa selanjutnya
penyelamatan Allah bagi umat-Nya terus berlanjut. Matius 16:13-20, sosok
Yesus sebagai Mesias atau Juruselamat menjadi topik pembicaraan yang
bersifat pribadi antara Yesus dengan murid-murid-Nya. Yesus hendak
mengajak para murid memikirkan dengan penuh perhatian apakah mereka
telah berhasil mengajarkan orang tentang Dia (ay.13). Karena itu Yesus
ingin mengetahui apa kesimpulan dari orang-orang berdasarkan
pengajaran para murid dan mukjizat-mukjizat yang telah mereka lakukan
dalam namaNya. Ternyata ada beragam jawaban dari para murid (ay.14).
Pertanyaan yang sama diajukan kepada para murid, untuk mengetahui
bagaimana pendapat mereka tentang Dia (ay.15). Pertanyaan dan jawaban
atas pertanyaan ini sama pentingnya, mengingat bahwa para murid telah
mendapatkan pengajaran yang lebih baik dan memiliki kesempatan lebih
besar untuk memperoleh pengetahuan dibandingkan orang lain. Oleh
sebab itu, sangat diharapkan bahwa mereka dapat mengenal dan
memahami kebenaran yag mereka ajarkan. Khususnya tentang, apa
pendapat mereka mengenai Kristus dan siapa sebenarnya Kristus menurut
mereka. Karena bagaimana mungkin mereka dapat diakui sebagai hamba
Kristus, jika mereka sendiri tidak tahu siapa Dia atau memiliki pemahaman
keliru tentang Dia. Jawaban Petrus (ay.16) sangat singkat tetapi bermakna,
benar dan mencapai sasaran. Dengan demikian Petrus telah bertindak
sebagai orang percaya dan sebagai seorang rasul. Pernyataan secara
terbuka mengenai kebenaran tersebut harus ditunda (ay.17-20). Sebab
Kristus sebagai Mesias, dibuktikan oleh pekerjaan-pekerjaan-Nya. Yang di
kemudian hari, di mata banyak orang, dapat menjadi bukti untuk
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 217 -

menegaskan kebenaran tersebut. Kehadiran Mesias semakin memperjelas


dan meyakinkan manusia, akan perwujudan dan penyempurnaan rencana
penyelamatan Allah.
Roma 12:1-8 Rasul Paulus yakin bahwa ia termasuk bagian yang
ada dalam rencana Allah yang pasti. Kedekatannya bersama Tuhan
merubah konsep hidupnya menjadi hidup yang beribadah dengan
mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Dengan tidak
mengikuti kehidupan duniawi, tetapi mengikuti perilaku yang lahir dari
akal budi yang telah diperbaharui Tuhan. Kepercayaan dan keyakinan
tersebut kemudian diteruskan pada jemaat yang ada di Roma, dengan
tujuan agar mereka terus sadar dan yakin bahwa mereka juga adalah
bagian dari rencana penyelamatan Allah. Paulus ingin menasehati jemaat
Roma agar mereka beribadah secara benar kepada Allah dengan mengingat
belas kasihan-Nya yang telah memilih dan menetapkan mereka sebagai
anak-anak-Nya.

Pokok-Pokok yang dapat dikembangkan:


Pertama, Percaya pada janji Tuhan. Sebagai orang percaya, tidak
dapat pungkiri bahwa kita pun kerap kali goyah dalam iman kepada Tuhan
tatkala didera berbagai cobaan kehidupan. Firman Tuhan mengingatkan
kita bahwa dalam perkara apa Ia tidak sanggup pulihkan? Bahkan Ia
mengajak kita untuk turut mengingat dan mengenang sejarah bagaimana Ia
benar-benar mewujudkan janji-Nya kepada setiap orang yang bersungguh-
sungguh taat dan hidup benar di hadapan-Nya. Hal ini pun, juga akan
terjadi di dalam kehidupan kita. Jika kita taat, hidup benar dan iman tidak
menjadi lemah, maka berkat Tuhan dan kelepasan akan dirasakan di dalam
kehidupan kita. Dan meskipun mengalami berbagai benturan dalam
perjalanan kehidupan, tetapi setiap orang yang bersandar pada Tuhan
hidupnya akan tetap diwarnai oleh rasa optimisme8.
Kedua, Menghadirkan Yesus sebagai Mesias. Pertanyaan Yesus
kepada para murid, sama pentingnya untuk diajukan kepada kita.
Sungguhkah kita telah percaya kehadiran Yesus sebagai Mesias di dalam
kehidupan kita? sudahkah kita mengenal secara dekat sosok Yesus, melalui
hubungan yang intens dengan-Nya? Jika hal tersebut belum terpenuhi
bagaimana mungkin kita dapat menyebut diri sebagai murid Yesus atau
mengajar dan meyakinkan orang lain untuk percaya Yesus sebagai Mesias?
8
Optimisme: Paham(Keyakinan)atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan sikap
selalu mempunyai harapan baik di segala hal.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 218 -

Kondisi ini dapat membuat iman yang kita miliki sewaktu-waktu dapat
melemah. Sebaliknya apabila hal diatas terpenuhi maka iman terus
bertumbuh, kokoh dan membuat kita percaya sepenuhnya bahwa kita
adalah bagian dari rencana penyelamatan Allah.
Ketiga, Menjaga kemurnian Hidup. Apabila seorang percaya
meyakini bahwa dirinya adalah bagian dari rencana penyelamatan Allah
maka menjadi suatu kewajiban baginya untuk menjaga kemurnian hidup.
Karena setiap orang yang ingin mendapat bagian dalam rencana
penyelamatan, arah hidupnya harus jelas dan terkontrol. Bukan lagi
berdasarkan hasrat dan keinginan pribadi, melainkan hidup benar dan
berkenan di hadapan-Nya. Caranya, sebagaimana yang diungkapkan oleh
rasul Paulus, yakni jangan menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budi, sehingga dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah.

~oOo~

Bahan Penelaahan Alkitab, 28 Agustus - 2 September 2017

MENJADI BAGIAN DARI RENCANA ALLAH YANG PASTI


(Dipaalai Bilangan Lan Kamanassan Tanan PenaanNa Puang Matua)
Roma 12:1-8

Tujuan: Lihat tujuan khotbah Minggu, 27 Agustus 2017

Pembimbing
Sesuatu yang pasti biasanya akan selalu membuat seseorang untuk
lebih serius mengupayakannya. Apalagi jika hal tersebut bisa
menguntungkan kehidupannya. Rasul Paulus menjadi sangat yakin akan
keberadaan dan janji Tuhan setelah mengalami titik balik dalam
hidupnya. Sehingga terbangun satu paham yang kokoh bahwa dia telah
menjadi bagian dari rencana penyelamatan Allah yang pasti melalui Yesus
Kristus. Kalau janji Allah itu telah dipenuhi dan dialami oleh para
pendahulunya seperti Abraham, Daud, Salomo maka ia yakin bahwa
rencana Allah yang pasti yaitu pembebasan dan penyelamatan, juga nyata
dalam hidupnya. Keyakinan iman yang terbangun karena percaya janji
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 219 -

Allah tersebut tidak hanya sebatas pengakuan di mulut saja melainkan juga
penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan. Orang percaya yang
menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, tentu berupaya membuat hidupnya
bersih dan terpisah dari cara hidup duniawi. Perubahan positif tersebut
memungkinkan kita melayani dalam segala cara kepada sesama kita
dengan menggunakan talenta yang dimiliki. Kita berada dalam relasi,
bukan saja dengan Kristus tetapi kita hidup satu sama lain di dalam Kristus.
Pesan Firman Tuhan melalui Rasul Paulus, bahwa orang yang yakin
bahwa ia telah dibenarkan karena iman, akan selalu berupaya melakukan
kehendak Tuhan.

Pertanyaan diskusi:
1. Baca dan maknai dengan baik ayat 1,2, kemukakan pendapat masing-
masing, apakah cara hidup selama ini sudah mencerminkan ibadah
yang benar?
(Basai sia pemaranga meloi tu aya 1,2, Pokadai tu pangappata,
manassa siamoraka tu katuoanta te dio mai kumua umpapayanmo
kamenomban tongan?

2. Bagaimana upaya yang seharusnya dilakukan, untuk mengarahkan


orang percaya yang sudah terlanjur hidup dengan pola yang tidak
sehat dan perilaku buruk, agar menyadari bahwa tubuhnya adalah
persembahan yang hidup bagi Tuhan dan bahwa dengan menjaga
kekudusan hidup ia dapat menjadi bagian dari rencana
penyelamatan Allah?
(Apa tu sipatu dipogau la umpanundui tu to mapatongan dikua anna
ia tu naporinnamo penggauran kadake madin mengkilala kumua ia tu
batang kalena pemala tuo lako Puang Matua sia ia tu umpangugui
katuoan masero iamo dinai umpaalaiki bilangan lan tanan penaanNa
Puang Matua)

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 220 -

Bahan Khotbah Minggu ke-36 3 September 2017

KASIH YANG MEMIKUL SALIB


(Umpassan Kayu Peata Lan Pakaboro)

Mazmur : Mazmur 26:1-8


Bacaan 1 : Yeremia 15:15-21
Bacaan 2 : Roma 12:9-21 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Matius 16:21-28
Nas Persembahan : Imamat 27:30
Petunjuk Hidup Baru : Yesaya 54:10

Tujuan:
1. Jemaat terhindar dari sikap yang selalu membenarkan diri dan menghakimi sesama
2. Jemaat semakin membenci kejahatan dan semakin mencintai kebaikan
3. Jemaat memahami dan memberlakukan kasih yang benar dan sejati

Pendahuluan
Napoleon Bonaparte (Panglima perang Perancis) sangat dikenal
dengan ambisinya yang besar untuk menaklukkan dunia. Ia memiliki
angkatan perang terlatih, persenjataan lengkap, dan kapal-kapal perang
yang besar jumlahnya untuk memenangkan seluruh bagian dunia. Namun
dengan segala kepunyaannya itu, ternyata ia hanya mampu menaklukkan
sepersepuluh dunia saja. Menjelang akhir hayatnya, ia bertemu dengan
seorang pendeta. Ia berkata kepada pendeta itu, Bapak Pendeta, seumur
hidup, saya berusaha menaklukkan dunia dengan angkatan perang terlatih,
kapal perang dan anggaran yang tidak sedikit, tetapi hanya sebagian kecil
saja yang dapat saya jangkau. Yesus berhasil memenangkan sepertiga
dunia hanya dengan tiga setengah tahun. Apa sih rahasianya? Sang
Pendeta menjawab, Kamu memenangkan dunia dengan pedang, perang,
dan kekerasan. Tetapi Tuhan Yesus memenangkan dunia dengan kasih.

Pemahaman Teks
Apakah kasih itu? Roma 12:9-21 adalah salah satu jawaban atas
pertanyaan tersebut. Kata kasih yang digunakan dalam perikop ini
merupakan terjemahan dari kata agape (ay.9), yang berarti kasih yang
tidak bersyarat, dan jenis kasih ini adalah kasih yang tertinggi yang hanya
pantas diperuntukkan untuk kasih Allah bagi manusia. Kasih agape
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 221 -

tersebut keluar dari hati Allah yang terdalam dan termurni. Allah
mengasihi manusia dengan kasih agape, dan kasih ini telah ditunjukkan-
Nya dengan sempurna melalui karya penebusan Kristus di kayu salib.
Orang Kristen di jemaat Roma yang telah dikasihi dan ditebus Allah
seharusnya merespons kasih Allah tersebut dengan mengasihi Allah dan
sesama dengan kasih yang tak bersyarat atau kasih yang murni.
Panggilan bagi jemaat Roma untuk hidup dalam kasih Allah
sangatlah penting mengingat kondisi jemaat Roma pada waktu itu tidaklah
baik. Kondisi ini disebabkan oleh munculnya masalah dari dalam tubuh
jemaat Roma sendiri, yakni konflik antara orang Kristen berlatar belakang
Yahudi dengan orang Kristen non-Yahudi, dan ditambah lagi adanya
penganiayaan dari pemerintahan Romawi. Awal mula konflik bermula
ketika orang Kristen berlatar belakang Yahudi yang dahulunya merupakan
mayoritas orang Kristen di Roma diusir oleh Kaisar Claudius pada tahun
49, dan setelah Claudius meninggal, orang Yahudi Kristen kembali lagi ke
Roma. Mereka kaget ketika mendapati bahwa gereja Roma telah
didominasi oleh orang Kristen non-Yahudi. Hal inilah yang mengakibatkan
timbulnya ketegangan sosial di antara mereka. Yahudi Kristen dan Kristen
non-Yahudi saling mengejek, dan menganggap dirinya paling benar.
Masalah yang muncul dari luar ialah bahwa orang Kristen tidak
lepas dari penganiayaan orang Yahudi, Yunani, maupun Romawi. Orang
Kristen dianggap batu sandungan oleh orang Yahudi, orang bodoh oleh
orang Yunani, dan pemberontak oleh orang Romawi. Semua penganiayaan
orang Kristen disebabkan karena mereka menerima Kristus sebagai Tuhan
dan Juruselamatnya. Tentunya keadaan ini merupakan sebuah pergumulan
bagi jemaat Roma untuk mengasihi orang yang telah berbuat jahat kepada
mereka. Walaupun tidak mudah, namun itulah kasih yang seharusnya
ditunjukkan orang percaya kepada sesama dan dunia.
Apa pesan Paulus tentang sifat-sifat kasih itu? Roma 12:9-21
menyatakan dengan jelas sifat-sifat kasih itu, antara lain sebagai berikut:
1. Kasih tidak pura-pura (ay.9). Kata pura-pura (munafik) adalah
istilah drama untuk berbicara di balik sebuah topeng. Dengan kata
lain, si pemain drama yang bermain dalam sebuah drama berbicara
dengan menggunakan topeng. Jadi melalui ayat ini, Paulus hendak
mengajar jemaat Roma bahwa kasih agape bukanlah kasih yang
bertopeng. Berbicara mengenai topeng, seseorang sebenarnya
berbicara mengenai kepalsuan. Kasih tidak boleh bersandiwara atau
palsu (bnd. 2 Kor. 6:6). Kasih adalah sifat khas orang percaya (bnd.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 222 -

Yoh. 13:34-35; 15:12,17; 1 Yoh. 3:11,18; 4:7-21) karena ini adalah


sifat Allah.
2. Kasih menjauhi yang jahat (ay.9). Kata Jauihilah mengandung
makna sangat membenci (bnd. Alkitab Terjemahan Lama, Bahasa
Indonesia Sehari-hari dan Sura Madatu). Kasih yang murni adalah
kasih yang sangat membenci kejahatan. Artinya, Pertama, kasih
bukan hanya menjauhi kejahatan (bukan hanya mengenai jauh atau
dekat), tetapi benar-benar membenci dan jijik terhadap kejahatan.
Kasih yang membenci kejahatan artinya kasih yang tidak mau melihat
kejahatan sedikitpun.
3. Kasih melakukan yang baik (ay.9). Ungkapan lakukanlah yang baik
berarti berpegang erat pada yang baik atau berpegang pada yang
baik atau melekat pada yang baik. Kasih yang murni bukan hanya
membenci dan jijik terhadap kejahatan, tetapi juga melekat pada
yang baik. Kedua bagian ini, yaitu membenci yang jahat dan melekat
pada yang baik saling berkaitan. Kasih yang murni adalah kasih yang
membenci yang jahat dan sekaligus setelah itu langsung melekat
pada yang baik. Kata baik di sini bukan hanya baik secara standar
moral saja, tetapi juga dikaitkan dengan kehendak Allah, berkenan
kepada Allah (menyenangkan Allah), dan sempurna. Dengan kata
lain, melekat pada yang baik berarti bergabung dengan yang baik,
berguna, berkenan kepada Allah, menyenangkan-Nya, dan sempurna.
Setelah bergabung, tentu orang Kristen di Roma dituntut untuk
menjalankannya. Jadi makna bergabung, bukan hanya sekadar
bergabung seperti bergabung di dalam sebuah anggota kelompok,
tetapi juga berpartisipasi di dalamnya.
4. Saling mengasihi (ay.10). Ungkapan Hendaklah kamu saling
mengasihi sebagai saudara berhubungan dengan kasih yang
terdapat dalam keluarga, yaitu kasih persaudaraan dan kasih
kekeluargaan. Jemaat Roma adalah sebuah keluarga. Sebagai satu
keluarga, jemaat Roma diperintahkan untuk saling mengasihi (bnd. 1
Tes.4:9). Kasih di dalam keluarga merupakan contoh kasih yang tulus,
yaitu kasih orang tua kepada anak-anaknya. Kasih yang keluar
dengan sendirinya, tanpa dipaksa, dan tanpa mengharapkan imbalan.
Orang tua mengasihi anaknya, dan pastilah orang tua tahu bahwa
anaknya tidak mampu untuk membayar pengorbanan yang sudah
mereka berikan.
5. Saling mendahului dalam memberi hormat (ay.10). Ungkapan saling
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 223 -

mendahului dalam memberi hormat berarti orang percaya harus


memperlakukan sesama mereka lebih penting dari diri sendiri (bnd.
Ef. 4:2; Flp. 2:3).
6. Jangan kendor dalam hal kerajinan (ay.11). Ungkapan Janganlah
hendaknya kerajinanmu kendor menunjukkan bahwa kasih sejati
menghasilkan tenaga yang besar (bnd. Gal.6:9). Orang Kristen di
Roma yang melakukan kehendak Allah tidak akan menjadi malas.
7. Bersabar dalam kesesakan (ay.12). Kata sabarlah berarti
ketahanan yang aktif, sukarela, dan tetap. Bersabar dalam
kesesakan berarti ketika sedang dalam masalah, kesulitan, tantangan
atau beban hidup, orang Kristen di Roma tidak lagi bersungut-sungut
atau mengeluh. Bersabar juga berarti mau menunggu waktu Tuhan
dinyatakan sehingga orang Kristen di Roma tidak akan pernah
mengambil jalan pintas dan menuruti kemauannya sendiri tanpa
harus mempersoalkan apakah masa penantian itu cepat atau lambat.
Orang yang sabar menantikan waktu Tuhan dalam hatinya selalu ada
ucapan syukur; ia mengucap syukur bukan untuk penderitaan atau
kesesakan yang menimpanya, tetapi untuk penyertaan dan kasih
setia Tuhan yang senantiasa dinyatakan dalam hidupnya. Ketika
Tuhan menyertai hidupnya di sepanjang hari, segala perkara dapat ia
atasi dan lalui, karena "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan..." (Rm. 8:28).
8. Membantu dalam kekurangan orang-orang kudus (ay.13). Ungkapan
Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus bisa berarti
bersekutu dengan. Kata ini memiliki arti yang luas bagi Paulus,
yaitu mencakup baik persekutuan dalam Injil maupun kebutuhan
jasmani (bnd. Gal.6:6). Ini bahkan digunakan dalam hal berbagi
penderitaan Kristus (bnd. Flp. 3:8-10; 1 Ptr. 4:13) dan penderitaan
Paulus (bnd.Flp.4:14). Dipersatukan dengan Kristus berarti
dipersatukan dengan umat-Nya di setiap tingkatan. Karunia
Anugerah Allah melalui Kristus telah memulihkan persekutuan umat
manusia dengan-Nya dan sesama saudara. Ini menegaskan hubungan
horizontal (manusia dengan manusia) yang disebabkan oleh
hubungan vertikal (manusia dengan Sang Khalik). Ini juga
menekankan keperluan akan sukacita dari masyarakat Kristen. Kata
kerjanya menekankan dimulainya dan kelanjutan dari pengalaman
masyarakat ini (bnd.Rm.1:3 dan 12:6,7). Kekristenan adalah
kebersamaan.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 224 -

9. Memberkati dan bukan mengutuk (ay.14). Ungkapan berkatilah


siapa yang menganiaya kamu berarti orang-orang percaya harus
berusaha setidaknya menyamai pelayanan Yesus yang mengasihi
kehidupan dengan mati bagi nafsu-nafsu manusia yang berpusat
pada diri sendiri (bnd. 2 Kor. 5:14-15; Gal. 2:20; 1 Yoh. 3:16). Jika
Tuhan Yesus sejak kelahiran-Nya saja sudah dianiaya, semua pengikut-
Nya mungkin akan mengalami hal itu juga. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus
lebih dahulu sudah mengajar murid-murid-Nya demikian,
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika
karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan
segala yang jahat (Mat.5:10-11). Lebih daripada itu, Tuhan Yesus
menganjurkan supaya semua murid-Nya jangan mengutuki orang,
melainkan Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu (Mat. 5:44).
10. Bersukacita dengan orang yang bersukacita (ay.15). Ungkapan
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah
dengan orang yang menangis menunjukkan bahwa orang Kristen
adalah sebuah keluarga. Orang-orang percaya tidak berada dalam
persaingan, namun harus memperlakukan satu sama lain dalam kasih
kekeluargaan.
11. Sehati sepikir (ay.16). Ungkapan Hendaklah kamu sehati sepikir
dalam hidupmu bersama bisa dilihat dalam hubungan dengan
konflik antara: Pertama orang percaya Yahudi dan orang percaya
Bukan Yahudi dalam gereja Roma (bnd. 11:13-24); Kedua konflik
sejak dulu kala antar kelas ekonomi; dan Ketiga perbedaan karunia-
karunia rohani. Perpecahan, tidak sehati, atau pertengkaran biasanya
disebabkan seseorang merasa dirinya lebih tinggi daripada yang
lainnya. Sebagai contoh, 3 Yohanes 1:9 mengungkapkan bahwa dalam
jemaat terdapat perpecahan karena Diotrefes tidak sehati, yaitu
merasa dirinya layak dan patut diangkat menjadi pemimpin jemaat.
Tuhan tidak ingin murid-murid-Nya mengarahkan pikiran mereka
pada perkara-perkara yang tinggi, tetapi Tuhan ingin agar mereka
mengarahkan pikiran pada perkara-perkara yang sederhana (bnd.
Mzm.131:1-2, Yer.45:5, Mat.11:28-30; 18:1-4, 1 Ptr.5:2-4). Kesatuan
hati dalam jemaat Kristus menjadi berkat kasih bagi orang luar.
Sebaliknya, kekacauan dalam jemaat menjadi alasan bagi mereka
untuk menolak Kristus.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 225 -

12. Jangan menganggap diri pandai (ay.16). Ungkapan Janganlah


menganggap dirimu pandai (bnd. Ams. 3:7; Yes.5:21; 1 Kor.10:12;
Gal.6:3) berarti orang-orang percaya tidak boleh berlagak lebih dari
orang lain atau bersikap angkuh terhadap masyarakat yang belum
percaya. Bukankah padi yang semakin berisi semakin merunduk?
Demikian jugalah manusia yang pandai (bnd. Yes.5:21, Ams.3:7;
26:12, 1 Kor.1:19-20, 25, Yak.1:5; 3:13-17).
13. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan (ay.17). Ungkapan
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan berarti terserah
kepada Allah untuk meluruskan segala sesuatu, bukan orang percaya
(bnd. Ams.20:22; 24:29; Mat.5:38-48; Luk.6:27; 1 Tes.5:15; 1 Ptr.
3:9). Orang yang dibarui, tidak membalas kejahatan dengan
kejahatan seperti yang biasa dilakukan di dunia ini, tetapi mereka
selalu memikirkan belumnya apa yang dapat dilakukan bagi orang
lain sebagai wujud kasih yang tidak pura-pura. Hidup dalam kasih
seperti sudah diuraikan di atas adalah jalan untuk memenangkan
dunia ini. Paulus mengajar dan mengajak orang Kristen di Roma
untuk dapat mengasihi lebih dari yang biasa dilakukan orang banyak,
sebab sekalipun telah disakiti sedemikian rupa, diharapkan orang
percaya dapat tetap memberikan kasih yang mengalahkan segala
bentuk kejahatan betapa pun beratnya dan sulitnya semua itu harus
dialami.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan.


Ungkapan memikul salib (Mat.16:24) adalah istilah untuk hal
menempuh jalan yang berat dan penuh penghinaan. Begitulah seorang
pengikut Kristus harus rela menderita karena Kristus, dan rela untuk
dipisahkan dari orang-orang yang lain. Jadi yang dimaksudkan Yesus ialah
bahwa seorang Kristen, yang karena kasihnya kepada Kristus, bukan saja
harus rela menderita dan dihina, melainkan juga harus rela mati demi
Kristus. Inilah kasih yang memikul salib.
Kasih yang memikul salib sama dengan memberi diri. Memberi diri
bukan berarti membiarkan diri diperlakukan dengan semena-mena oleh
orang lain. Ketika Yesus ditampar oleh seorang penjaga, la memprotes,
Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu
benar, mengapakah engkau menampar Aku? (Yoh.18:23). Memberi diri
adalah menyediakan diri dengan setulus-tulusnya untuk membela atau
menolong orang lain. Memberi diri adalah bersedia mengalahkan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 226 -

kepentingan sendiri demi kepentingan orang lain.


Memberi diri adalah hidup untuk orang lain tanpa mengharapkan
imbalan dalam bentuk apa pun. Memberi diri adalah berkorban. Yesus
berkata, Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang
memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yoh. 15:13).
Gaya hidup memberi diri betul-betul melawan arus yang lazim sebab
kebanyakan orang justru berpola hidup mengarah pada kepentingan diri
sendiri. Kebanyakan orang mengasihi atau memberi diri terbatas hanya
kepada orang yang menyenangkan hati atau yang dianggap
menguntungkan, terbatas kepada keluarga, kelompok, sepersekutuan
dalam gereja. Terbatas kepada teman dan sahabat. Tetapi orang yang
dianggap merugikan, dianggap saingan, dianggap musuh, yang berbuat
jahat, baginya kasih tidak berlaku. Kasih hanya berlaku bagi yang
mengasihi. Tetapi Yesus mengatakan, Bukankah pemungut cukai juga
berbuat demikian? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun
berbuat demikian? (Mat. 5:46-47). Tak mengherankan bila pada umumnya
orang akan menganggap gaya hidup memberi diri sebuah kebodohan.
Paulus menulis, pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan
bagi mereka yang akan binasa tetapi kami memberitakan Kristus yang
disalibkan: untuk orang-orang suatu kebodohan (1 Kor. 1:18, 23).
Pelayanan kristiani mungkin juga merupakan kebodohan menurut
kelaziman umum. Sebab dalam pelayanan, kita memberi, mulai dari
memberi waktu, memberi uang, memberi bakat, sampai memberi diri;
padahal kita tidak menerima apa-apa sebagai imbalan. Akan tetapi,
justru itulah kekuatan-orang yang mendengar panggilan Allah untuk
melayani. Kekuatannya terletak pada sikap mau dan bisa memberi diri.
Kasih yang murni adalah memberi diri, dan salib adalah lambangnya.
Adalah ironis kalau orang memakai lambang salib, namun gaya hidupnya
sama sekali tidak suka memberi diri. Jangankan memberi diri, mengalah
sedikit pun tidak mau. Maunya selalu menang sendiri, memaksakan
kehendak, masa bodoh terhadap perasaan dan kepentingan orang lain.
Ironis bila orang memakai lambang salib, namun tidak jijik dengan
kejahatan, suka mendendam, tidak mau merendah, mengalah, memaafkan,
mengampuni, berkorban dan memberi diri.

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 227 -

Bahan Penelaahan Alkitab 4-9 September 2017

KASIH YANG MEMIKUL SALIB


(Umpassan Kayu Peata Lan Pakaboro)
Yeremia 15:15-21

Lihat tujuan minggu 3 september 2016

Pembimbing Teks
Perikop ini merupakan penggalan dari salah satu pengakuan
Yeremia dari lima pengakuan pergumulannya di hadapan Allah (Yer.
12:1-6; 15:10-21; 17:14-18; 18:18-23; 20:7-18). Ayat 15-18 menjelaskan
pergumulan psikologis yang dialami oleh Nabi Yeremia. Di dalam
pelayanannya, Nabi Yeremia menyampaikan apa yang benar yang
dikatakan oleh Allah kepadanya, senantiasa melakukan hal yang baik dan ia
rela mengorbankan masa muda dan pergaulannya hanya untuk melayani
Allah. Namun pada kenyataannya yang terjadi malah masalah, aniaya dan
ancaman-ancaman yang dihadapinya, padahal tidak ada hal jahat yang
dilakukannya. Dalam ayat-ayat ini, hampir dengan putus asa Yeremia
berbantah dengan Allah untuk membalaskan dendam kepada para
penganiayanya. Mengingatkan Allah bagaimana Yeremia, menjadi
pengantara musuh-musuhnya (ay.11,15), bagaimana ia senang dengan
firman Allah (ay.16), dan bagaimana ia menyebabkan menderita kesepian
yang tak tertahankan (ay.17).
Dalam ketertekanannya sebagai pihak yang lemah, Yeremia
menuduh Tuhan seperti sungai yang curang dan tidak dapat dipercayai
(Yer.15:18). Sungai yang curang lebih baik diterjemahkan dengan sungai
yang menipu. Ungkapan ini merupakan luapan Yeremia yang paling hebat
menentang Allah. Yeremia memprotes bahwa ia telah ditipu, dibujuk oleh
Allah ke dalam suatu tugas yang sangat mendasar tapi berbagai akibatnya
disembunyikan bagi dia selama ini. Seperti ketika musim kering, orang
yang dalam perjalanan menemukan bahwa sungai yang darinya ia
berharap dapat minum ternyata sudah kering, demikianlah Yeremia
menuduh Allah sebagai yang tidak dapat dipercayai (bnd. Ayb. 6:15-20).
Meskipun ada nuansa penipuan dalam ayat ini, namun Yeremia
bukanlah menghina dan menghujat Tuhan. Bagi Yeremia, janji tinggal janji.
Kenyataan yang dialami Yeremia bertolak belakang dengan janji Tuhan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 228 -

seperti ketika ia dipanggil menjadi nabi (Yer.1:4-18). Pelayanannya sebagai


seorang nabi dalam memberitakan kebenaran firman Tuhan ternyata tidak
mendatangkan apa-apa baginya, kecuali menjadikan dirinya sebagai
korban kejahatan, tertawaan dan olok-olokan. Apa yang dikeluhkan
Yeremia ialah bahwa aksinya (melakukan kebaikan) tidak sama dengan
reaksi (bukan kebaikan yang diterima tetapi kejahatan dan kebencian
sedemikian rupa). Yeremia berkeluh sebab ia merasa apa yang dialaminya
tidak sepatutnya. Ia sendiri menanggung kebencian orang-orang yang
dikasihinya, yakni orang-orang yang menikmati kebaikan justru yang
diberitakan Yeremia.
Ayat 19-21 merupakan jawaban Allah atas pergumulan dan bahkan
tuduhan Nabi Yeremia. Di dalam ayat-ayat ini, Allah memberikan bukti
kepada Nabi Yeremia kalau Diri-Nya tidak tinggal diam. Allah senantiasa
peduli dan menjawab setiap seruan Nabi Yeremia untuk memberikan
kekuatan kepadanya di dalam menghadapi setiap pergumulan. Tidak hanya
sekali Allah memberikan jawaban, melainkan berkali-kali Allah menjawab
seruan Nabi Yeremia. Allah menjawab setiap pergumulan yang diutarakan
oleh Nabi Yeremia, menguatkan dan bahkan memulihkan keadaan Nabi
Yeremia. Tetapi Yeremia sendiri perlu bertobat (kembali kepada Allah)
dan memperhatikan benar jawabannya sendiri kepada Allah (ay.19a). Jika
ia melakukan itu, ia akan tetap menjadi penyambung lidah dari Allah
dan Allah akan bersamanya melawan para penganiaya (ay.19b-21). Tuhan
menegur Yeremia, sebab jelas Tuhan tidak pernah membiarkan semua itu
menjadi sia-sia walau memang Tuhan tidak pernah menjanjikan hal itu
akan mudah dijalani. Tuhan mengingatkan bahwa penyertaan-Nya adalah
nyata sehingga Yeremia pasti mampu mengemban tugas panggilannya.
Nabi Yeremia memberikan inspirasi kepada setiap pengikut Yesus bahwa
selama ia hidup di dunia, pasti akan mengalami pergumulan, dan jangan
pernah beranggapan bahwa ketika menjadi pengikut Kristus tidak ada
pergumulan. Seperti halnya Yeremia, sekalipun ia seorang Nabi, ia juga
menghadapi pergumulan di dunia ini. Yang harus diyakini ialah bahwa
Allah akan melepaskan umat-Nya dari setiap pergumulan yang dihadapi
asalkan umat-Nya setia dan percaya kepada-Nya. Nabi Yeremia juga
memberikan inspirasi kepada pengikut Yesus agar tetap teguh di dalam
tugas panggilan sebagai seorang Kristen, untuk senantiasa menjadi teladan
dalam membahasakan kasih, menegor apabila ada sesuatu yang tidak baik
tentu dengan teguran yang beretika, yaitu disampaikan dengan bahasa
yang santun dan tidak menghakimi. Inspirasi nabi Yeremia menjadi satu
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 229 -

alasan mengapa pengikut Yesus menjadi berbeda dengan dunia, mengapa


pengikut Yesus memilih memikul salib dari pada tenggelam dalam
kesenangan dunia, mengapa pengikut Yesus rela kehilangan segala-galanya
bahkan nyawa sekalipun.

Pertanyaan diskusi:
1. Dalam kehidupan yang penuh dengan berbagai pergumulan,
bagaimana kita sebagai pengikut Kristus membantu orang lain agar
setia di dalam memikul salibnya?
(Lan te katuoan tu naponnoi marupa-rupa agan, umba latakua tu
kita tomenturu lako Puang Yesu untundui tomai to senga anna
makaritutu umpassan kayu peata)
2. Menurut Anda, apa yang membuat orang Kristen pada masa kini
sangat sulit memberlakukan kasih?
(Apara naposaba anna lan attutotemo butung masussamo to to
sarani umpapayan pakaboro)

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 230 -

Bahan Khotbah Minggu ke-37 10 September 2017

TEGURAN SEBAGAI WUJUD KASIH


(Ia tu Petatan Tandana Manassana Pakaboro)

Mazmur : Mazmur 119:33-40


Bacaan 1 : Yehezkiel 33:7-11
Bacaan 2 : Matius 18:15-20 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Roma 13:8-14
Nas Persembahan : Kejadian 8:21
PHB : Roma 13:8

Tujuan
1. Agar jemaat jemaat mempraktekkan disiplin gerejawi sebagai jalan untuk
menjaga adanya kasih di dalam jemaat.

Pemahaman Teks
Matius 18 mengumpulkan berbagai ajaran Yesus tentang
kehidupan berjemaat. Pada saat itu, Yesus sedang dalam perjalanan ke
Yerusalem (pasal 17-20). Perjalanan itu diawali dengan pernyataan Yesus
sebagai Mesias yang akan menderita, mati, dan bangkit kembali (pasal
16:16,21). Salah satu tugas besar Yesus di dalam perjalanan itu ialah
mengajarkan murid-murid-Nya bahwa mereka harus siap mengikuti jalan
yang sama (pasal 16:24). Kita bisa melihat betapa pengajaran itu
diperlukan di awal pasal 18 ini, ketika murid-murid Yesus bertanya
kepada-Nya tentang siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga (pasal
18:1). Sesuai dengan jalan yang sedang Dia tempuh, Yesus menjawab
dengan memperlihatkan seorang anak (pasal 18:2)! Yesus kemudian
menjelaskan pentingnya bahwa anak-anak ini, artinya, murid-murid yang
sejati, tidak sesat (18:3-10), karena mereka diperhatikan oleh Allah sendiri
(18:12-14).
Kerinduan Allah supaya semua murid Yesus selamat, menjadi
alasan untuk perikop kita. Adanya dosa dalam diri seorang pengikut
Kristus yang belum ditinggalkan, adalah sesuatu yang membahayakan.
Walaupun setiap orang bertanggung jawab untuk menanggapi dosa dalam
dirinya sendiri (18:8-9), kasih menuntut bahwa jemaat membantu dia
bertobat pada saat dia tidak sadar atau tidak mau. Yesus mengusulkan

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 231 -

empat langkah. Langkah pertama adalah pendekatan empat mata saja


(ay.15). Yang diharapakan adalah bahwa saudara itu "mendengarkan
nasihatmu". Maksudnya bahwa dia mengaku bahwa dia telah berdosa dan
mau bertobat. Dengan demikian, dia akan kembali aman di dalam jemaat,
dan dosanya tidak harus disebarkan lebih luas. Langkah kedua, diambil
kalau orangnya tidak mau mendengar (ay.16). Dengan langkah ini,
persoalan itu sudah mulai dilihat sebagai perkara. Yesus mengutip Ulangan
19:15 yang mengatakan bahwa suatu perkara harus diputuskan atas dasar
dua atau tiga saksi. Adanya dua atau tiga orang yang membenarkan bahwa,
dia telah berdosa semestinya cukup untuk meyakinkannya untuk bertobat.
Kalau tidak, maka pada langkah ketiga seluruh jemaat harus dijadikan
sebagai sidang. Sidang itu memiliki kuasa untuk langkah keempat, yaitu
mencabut statusnya sebagai anggota jemaat dari orang yang tidak mau
bertobat itu (ay.17). Maksudnya bukan supaya orangnya dibenci, karena
Yesus sudah berkata bahwa kita harus mengasihi musuh. Sebaliknya,
dengan dianggap sebagai orang luar, dia semestinya di injili kembali
sampai dia bertobat. Pencabutan status sebagai anggota jemaat dilakukan
supaya orangnya sadar akan kondisinya di hadapan Allah.
Mencabut status sebagai anggota jemaat adalah langkah yang tidak
sepele. Dalam ayat 18, Yesus menjelaskan bahwa keputusan sidang jemaat
itu dihargai di surga. Hal itu ditegaskan dalam ayat 19 ("lagi Aku berkata
kepadamu"). Kedua orang dalam ayat 19 mungkin merujuk pada wakil-
wakil jemaat yang menjalankan proses pengadilan itu, dan permintaan
mereka akan dikabulkan oleh Allah Bapa. Hal itu terjadi karena (dan sejauh
mana) Yesus hadir di tengah-tengah sidang jemaat. Bukan lembaga
gerejawi yang menentukan status seorang berdosa, melainkan Yesus
melalui jemaat yang setia kepada-Nya. Tentu, lembaga manusia belum
tentu benar, tetapi paling sedikit, keputusan sidang jemaat yang diambil di
dalam doa bukan lagi subjektivitas satu dua orang saja.
Nas ini menjadi salah satu dasar untuk proses disiplin gerejawi
yang diformalkan dalam Tata Gereja. Selalu harus diingat bahwa tujuannya
ialah pertobatan dari orang yang berdosa: teguran itu adalah wujud kasih.
Kita melihat hal yang mirip dalam Roma 13:8-14. Inti dari Hukum Taurat
ialah kasih (pasal 13:8-10), tetapi kasih itu terancam oleh perbuatan-
perbuatan kegelapan yang harus ditanggalkan supaya Kristus dapat
dikenakan (pasal 13:11-14). Perselisihan dan iri hati termasuk daftar
Paulus akan hal-hal yang merusak kasih dan perlu ditanggapi.
Supaya prosesnya berjalan dengan baik, orang yang pertama-tama
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 232 -

pergi menegur semestinya menjadi orang yang layak didengarkan oleh


pelaku. Kalau ada korban dari dosa itu, ada kalanya si korban menjadi yang
pertama-tama menegur, tetapi di dalam budaya kita, lebih sering
pendekatan pertama itu akan dilakukan oleh seorang perantara. Hal itu
penting ketika si korban memiliki kedudukan sosial yang lebih rendah dari
si pelaku, sehingga tatap muka dengan pelaku tidak aman. Ketika saksi mau
dibawa pada langkah kedua, mereka semestinya orang yang layak
didengarkan oleh jemaat, supaya mereka dapat berfungsi sebagai saksi
seandainya si pelaku tetap mengeraskan hatinya.
Nasihat Yesus ini menuntut nyali dan iman dari jemaat. Dibutuhkan
orang-orang yang berani menghadap bukan hanya orang kecil yang
menyimpang, tetapi juga orang besar. Dibutuhkan iman bahwa Yesus telah
memberi jemaat wewenang untuk mengidentifikasi dan melawan dosa di
dalam jemaat. Hal itu tidak menutup kemungkinan untuk pengampunan,
tetapi hal itu menjadi topik untuk minggu depan.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan


1. Bahaya dosa yang mengancam iman perlu dijelaskan sebagai konteks
untuk saling menegur. Menegur karena amarah, dendam, dsb, tidak
mencapai tujuan Yesus, yaitu "mendapatnya kembali". Yang
dibutuhkan ialah teguran sebagai wujud kasih.
2. Proses menegur itu berjenjang. Semua langkah diambil dalam
pengharapan bahwa orangnya akan bertobat, tetapi ketika ternyata
hati orang berdosa itu masih keras, peringatan harus ditingkatkan,
sampai orangnya tidak dianggap lagi sebagai anggota jemaat, yaitu
kumpulan orang-orang percaya.
3. Jemaat memiliki wewenang untuk langkah-langkah ini. Biasanya,
orang besar yang ditegur suka berteriak, "Jangan menghakimi!" Yesus
yang melarang kita menghakimi sesama secara pribadi adalah juga
Yesus yang di sini memberi sidang jemaat wewenang untuk
mengadili seseorang sampai dia dikeluarkan dari jemaat. Satu-
satunya syarat ialah bahwa Yesus hadir, artinya bahwa jemaat itu
terdiri atas orang-orang percaya.

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 233 -

Bahan Penelaahan Alkitab 11-16 September 2017

TEGURAN SEBAGAI WUJUD KASIH


(Ia tu Petatan Tandana Manassana Pakaboro)
Yehezkiel 33:7-11

Tujuan: (Lihat Tujuan Khotbah hari Minggu, 10 September 2017)

Pembimbing
Nabi Yehezkiel hidup pada zaman Yerusalem dihancurkan, enam
abad sebelum Kristus. Sebelum kota suci itu dihancurkan oleh orang Babel,
kerajaan Yehuda sudah kalah beberapa kali, dan Yehezkiel termasuk yang
diangkut ke Babel. Jadi, dia bernubuat dalam pembuangan. Setelah perikop
ini, berita tentang kehancuran Yerusalem sampai kepada kelompok dalam
pembuangan itu (ps.33:21). Berita itu menjadi titik balik dalam kitab
Yehezkiel. Sampai pasal 32, fokus nubuatan Yehezkiel ialah hukuman.
Setelah pasal 33, pengharapan akan keselamatan mulai lebih kentara.
Tetapi pemberitaan pengharapan itu bermaksud supaya orang bertobat.
Keselamatan tidak dapat dinikmati oleh orang-orang yang menolaknya!
Ada dua halangan terhadap pertobatan dalam perikop kita. Pertama,
peringatan dari Allah tidak disampaikan (ay.7-9). Kedua, orang berdosa
menganggap bahwa dia sudah terlanjur dihukum Allah (ay.10-11). Allah
menegaskan tanggung jawab Yehezkiel untuk menyampaikan firman Allah
yang memperingati umat Allah tentang hukuman dan juga menawarkan
keselamatan.

Pertanyaan Diskusi
1. Apa saja unsur peringatan dan pengharapan dalam perikop ini?
(Umbanna tu marupa petatan na umbanna tu marupa kaparannuanan
tu dipokada lan pabasanta?
2. Teguran seperti apa saja yang perlu disampaikan sebagai wujud kasih
kepada sesama?
(Umba susi tu petatan kaboro sipatu diparampo lako padanta tolino)

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 234 -

Bahan Khotbah Minggu ke-38 17 September 2017

KASIH ALLAH MEMBAWA PENGAMPUNAN DAN PENERIMAAN


(Ia tu PakaboroNa Puang Matua umpabutu Kadipagarrisan
Sia Kaditariman Sule)

Mazmur : Mazmur 103:8-14


Bacaan 1 : Kejadian 50:15-21
Bacaan 2 : Matius 18:21-35 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Roma 14:1-12
Nas Persembahan : Mazmur 103:2
PHB : Roma 14:8

Tujuan
1. Jemaat tergerak untuk mengampuni sesama dengan menangkap
pengampunan dan kasih Allah yang begitu besar.

Pemahaman Teks
Minggu yang lalu, kita melihat pentingnya ketegasan terhadap dosa,
sampai-sampai kita harus siap saling menegur dalam kasih. Yesus
berbicara tentang suatu proses yang memampukan orang yang berdosa
terhadap orang lain untuk berdamai. Tetapi, seringkali orang yang
melakukan perbuatan dosa dan mengaku dosanya tergoda kembali.
Makanya, Petrus mengajukan pertanyaan yang mewakili banyak orang
sejak itu, yaitu sampai berapa kali seseorang harus diampuni (ay.21).
Jawaban Yesus, tujuh puluh kali tujuh kali, praktis berarti bahwa
pengampunan itu tidak ada batasnya. Yesus menjelaskan hal itu dengan
perumpamaan yang terkenal tentang pengampunan.
Yesus mengumpamakan Kerajaan Surga dengan seorang raja.
Dengan demikian, tokoh raja dalam ceritanya mewakili Allah. Hal itu tidak
berarti bahwa semua yang dikatakan tentang raja itu berlaku untuk Allah,
hanya bahwa raja itu akan membawa suatu pesan tentang Allah. Bahwa ini
adalah cerita fiktif, langsung kentara ketika ada hamba yang berhutang
sepuluh ribu talenta (ay.24). Jumlah itu kurang lebih sepadan sepuluh
trilyun rupiah sekarang, suatu jumlah yang bermaksud untuk mengejutkan.
Yesus menggabungkan satuan uang yang paling besar (talenta) dengan
bilangan yang paling besar (selaksa). Orang itu jelas tidak mampu

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 235 -

membayar, sehingga dia sekeluarga harus dijual (ay.25). Dalam


keputusasaan yang besar, dia berjanji untuk melunaskan seluruh
hutangnya, suatu janji yang konyol (ay.26). Hanya karena tergerak oleh
belas kasihan, raja itu mengabulkan permintaannya dan menghapus
seluruh hutang itu (ay.27). Tentu saja, kita mengaitkan hutang kepada raja
dengan dosa, sehingga penghapusan hutang itu menjadi gambaran akan
pengampunan dosa. Tetapi, kita harus ingat bahwa tidak semua perincian
dimaksud berbicara langsung tentang Allah. Dosa tidak bisa dihitung
seperti uang. Kemudian, tidak ada petunjuk bahwa hamba itu sudah
bertobat dan mengaku kesalahannya. Yang disoroti Yesus di sini bukan
sifat dosa atau pertobatan, melainkan ketidakberdayaan manusia dan
besarnya pengampunan Allah kepada manusia yang tidak berdaya itu.
Seperti dikatakan dalam Pengakuan Gereja Toraja bab III butir 6 kita tidak
sanggup hidup dalam kebenaran, sehingga sebenarnya hutang kita kepada
Allah bertambah terus.
Kemudian dalam cerita Yesus, si hamba mengambil posisi raja,
sebagai orang yang berpiutang, yang menuntut pembayaran dan kemudian
dimohon waktu untuk melunaskannya (ay.28-29). Itulah kesamaan antara
si hamba dengan raja, tetapi yang menonjol adalah perbedaannya.
Walaupun hutang kawannya tidak terlalu besar (sama dengan seratus hari
kerja), sehingga permohonan kawannya untuk bersabar masuk akal, dia
menolak permohonan itu (ay.30). Ini tindakan yang mengagetkan, tetapi
cara si hamba menuntut pelunasan hutangnya dengan keras ("mencekik")
membawa pesan tentang orangnya. Si hamba ini tidak setuju dengan
tindakan raja tadi. Walaupun dia tidak mau dijual sekeluarga, dia akan
lebih senang andaikan dia diberi kesempatan untuk melunaskan
hutangnya. Menjadi objek belas kasihan raja itu membuatnya marah, bukan
lega.
Kawan-kawan si hamba mewakili semua pendengar cerita dengan
rasa sedihnya akan perbuatan tanpa belas kasihan itu (ay.31). Raja
menyampaikan inti pesan Yesus dalam (ay.33), "Bukankah engkau pun
harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?"
Pesan ini bukan bahwa manusia yang diampuni Allah dihimbau untuk
mengampuni sesama. Kata "harus" lebih seperti keharusan anggota
tongkonan (rumpun keluarga) membawa babi pada upacara tongkonan.
kalau tidak pernah lagi melibatkan diri di dalam kegiatan tongkonan,
berarti sudah mundur dari tongkonan itu. Dalam cerita ini kita melihat
bahwa orang yang sudah menangkap betapa hebatnya pengampunan Allah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 236 -

itu tidak mungkin tidak siap mengampuni sesama. Sikap tidak rela
mengampuni sesama berarti bahwa orangnya telah menolak (atau belum
pernah menerima) pengampunan Allah itu. Mengampuni sesama bukan
pilihan yang diambil sebagai tambahan setelah menerima pengampunan
Allah, tetapi satu paket. Cerita Yesus memperlihatkan kerancuan kalau
menerima pengampunan dari Allah tetapi tidak siap mengampuni orang
lain.
Sebenarnya, istilah "rancu" tidak cukup. Reaksi raja terhadap
hamba ini adalah murka (ay.34), dan Yesus menegaskan bahwa itulah
reaksi Allah terhadap orang yang menghina anugerah-Nya dengan tidak
mengampuni sesama. Gambaran Yesus keras: si hamba diserahkan kepada
algojo, orang-orang yang keahliannya adalah menyiksa. Kata
"mengampuni" dalam ayat 21 dan ayat 35 berarti melepaskan. Yang
dilepaskan ialah tuntutan supaya orang yang berdosa itu "melunaskan
hutangnya", misalnya dengan menderita sama seperti dia membuat orang
lain menderita. Menolak untuk melepaskan tuntutan itu berarti kita belum
memahami kerugian yang ditanggung Allah dengan mengampuni kita, yaitu
kematian Anak-Nya. Dalam kitab Roma, Paulus menerapkan ajaran Yesus
ini dengan anjuran untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan
(Rm.12:17). Dia juga menasihati mereka untuk melepaskan tuntutan
supaya sesama orang percaya setuju dalam segala hal, karena Allah telah
menerima kita dalam segala kekurangan kita (Rm. 14:1-12).
Namun, pengampunan tidak berarti bahwa semua masalah
berkaitan dengan dosa itu langsung selesai. Pengakuan Yusuf dalam
Kejadian 50:15-21 luar biasa, tetapi dia mampu melepaskan semua
tuntutan terhadap saudara-saudaranya setelah melewati proses.
Kepercayaan bukanlah satu paket dengan pengampunan, terlebih ketika
dosa meninggalkan bekas luka batin bahkan trauma pada korbannya.
Makanya, adalah penting perikop ini dilihat bersama dengan bagian
sebelumnya yang tegas terhadap dosa di dalam jemaat (pasal 18:1-20).
Pelaku diampuni, tetapi dosanya sama sekali tidak boleh disepelekan.
Pelaku diampuni, tetapi tetap digembalakan selama dia rentan terhadap
dosa yang dia lakukan. Pelaku diampuni, tetapi dia tidak harus dipercayai
sebelum dia membuktikan bahwa dia sudah berubah. Bendahara yang
korupsi diampuni, tetapi jangan diberi tanggung jawab atas uang lagi;
orang yang menjadi korban kekerasan rumah tangga perlu melepaskan
kerinduannya untuk membalas dendam, tetapi jangan dipaksa menerima
pasangannya hanya atas pengakuan mulut saja.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 237 -

Pokok-pokok untuk dikembangkan

1. Masalah pengampunan diangkat sesuai dengan konteks jemaat.


2. Bagian awal perumpamaan (ay.23-27) disampaikan untuk
menjelaskan betapa besar pengampunan Allah.
3. Bagian berikutnya (ay.28-32) disampaikan untuk memperlihatkan
betapa konyolnya dan jahatnya di mata Allah sikap orang yang
menerima pengampunan Allah tetapi menolak untuk mengampuni
sesama.
4. Nasihat Yesus tentang pengampunan diterapkan sesuai dengan
konteks pastoral jemaat.

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab, 18-24 September 2017

KASIH ALLAH MEMBAWA PENGAMPUNAN DAN PENERIMAAN


(Ia tu PakaboroNa Puang Matua Umpabutu Kadipagarrisan
Sia Kaditariman Sule)
Kejadian 50:15-21

Tujuan (Lihat Tujuan Khotbah hari Minggu, 17 September 2017)

Pengantar
Kita sudah mengenal kisah Yusuf, bagaimana dia dijual sebagai
budak oleh saudara-saudaranya. Tetapi dengan penyertaan Tuhan, ia
menjadi orang kedua dalam kerajaan Mesir. Adalah sangat mengharukan
bagaimana dia menguji mereka dengan tidak membuka identitasnya ketika
mereka datang untuk membeli makanan, tetapi kemudian mengampuni
mereka dan justru menjadi saluran hidup bagi keluarga Yakub, cara Allah
memelihara umat pilihan-Nya.
Ternyata, pengampunan Yusuf sulit dipercaya oleh saudara-
saudaranya (ay.15). Makanya, mereka mencoba menempuh dua
pendekatan untuk melunakkan hati Yusuf (ay.16-18). Akhirnya, Yusuf
membuka diri kepada mereka. Dia mengampuni mereka bukan karena
mereka, melainkan karena Allah. Yang pertama, dia menyerahkan hak
pembalasan kepada Allah (ay.19). Yang kedua, dia percaya dan sudah bisa
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 238 -

melihat bagaimana Allah berdaulat atas apa yang terjadi (ay.20a).


Kemudian, dia melihat rencana Allah untuk memberi hidup keluara Yakub
sebagai umat pilihan Allah (ay.20b). Rencana Allah yang baik lebih penting
bagi Yusuf ketimbang hak pribadinya.

Pertanyaan Diskusi
1. Mengapa Yusuf menangis seperti dalam dalam ay.17b?
(Apara naposaba anna tumangira tu Yusuf susi dipokada lan ay.17b?
2. Bagaimana memahami kasih Allah sehingga dapat membantu kita
memiliki wawasan yang lebih luas untuk mengampuni sesama?
(Umba ladikua umpahangi tu pakaboroNa Puang Matua anna adaiki
umpamaluangan tanga sia painaanta umpagarri padanta rupa tau)

~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-39 24 September 2017

MENIKMATI DAN MENYATAKAN KEMURAHAN ALLAH


(Umperasai Sia Umpamanassa Kamasokananna Puang Matua)

Mazmur : Mazmur 145:1-8


Bacaan 1 : Yunus 3:10-4:11
Bacaan 2 : Filipi 1:21-30
Bacaan 3 : Matius 20:1-16 (Bahan Utama)
Nas persembahan : Keluaran 35:5
Petunjuk hidup baru : Matius 25:13

Tujuan:
1. Jemaat menerima perbedaan dan mengampuni dosa sama seperti Allah.
2. Jemaat hidup sesuai dengan kemurahan Allah, bukan sesuai dengan apa kata orang.

Pemahaman Teks
Matius 20:1-16 dan pasal 19:27-30 tidak bisa dipisahkan.
Pernyataan yang diulang tentang bagaimana orang yang terdahulu dapat
menjadi yang terakhir, dan orang yang terakhir dapat menjadi orang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 239 -

yang terdahulu (ps.19:30; ps.20:16) menunjukkan bahwa perumpamaan


tentang orang-orang upahan di kebun anggur (ps.20:1-16) merupakan
kesinambungan dari pengajaran Yesus sebelumnya kepada dua belas
murid-Nya (ps.19:27-30).
Perumpamaan tentang orang-orang upahan yang bekerja di
kebun anggur diambil dari kehidupan sehari-hari di Palestina. Pada
masa panen raya, tuan-tuan tanah di sana biasa menyewa tenaga kerja
tambahan. Orang-orang upahan ini dibayar per hari karena mereka
bukanlah pegawai tetap sang tuan tanah. Pada masa Yesus, petani-petani
miskin seringkali terpaksa menjadi orang upahan harian karena mereka
tidak punya tanah yang cukup luas atau bahkan malah tidak punya tanah
garapan sendiri. Ketika masa panen, mereka perlu sekali mendapatkan
upah harian itu untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Di dalam perumpamaan-Nya, Yesus bercerita tentang seorang
pemilik kebun anggur yang mencari pekerja upahan. Mereka bukan
karyawan tetapi pekerja harian yang upahnya dibayar per hari (biasanya
jam kerja satu hari dihitung mulai pukul 06.00-18.00). Pagi-pagi benar ia
keluar rumah mencari pekerja-pekerja upahan. la sepakat dengan
beberapa orang mengenai upah sedinar sehari. Oleh karena pekerja-
pekerja belum cukup, maka tiga kali ia mencari tenaga tambahan (pukul
9.00, 12.00, dan 15.00). Bahkan kira-kira pukul lima petang masih
disuruhnya pekerja-pekerja ke kebun anggur. Kepada kelompok pekerja
yang masuk pukul 9.00, 12.00, dan 15.00 dijanjikan upah yang pantas.
Sedangkan pada kelompok terakhir (masuk pukul 17.00) pemilik kebun
tidak menjanjikan besaran upah yang akan diberikan.
Berdasarkan Ulangan 24:15, upah seorang pekerja harian harus
langsung di bayar, sesudah pekerjaannya selesai. Sesuai dengan peraturan
itu maka pemilik kebun anggur dalam cerita ini membayar upah pekerja
pada malam hari dengan perantaraan seorang mandur. Pada saat
pembagian upah, maka kelompok yang masuk terakhir mendapat giliran
yang pertama untuk mendapat upah. Tetapi terjadilah sesuatu yang
mengherankan. Dengan kebaikan hati yang benar, pemilik kebun anggur
itu memberi suatu dinar kepada orang yang hanya bekerja satu jam
lamanya. Jadi mereka menerima upah seakan-akan mereka telah bekerja
sepanjang hari. Orang-orang itu senang dan dapat pulang ke rumahnya
dengan upah yang penuh dan dapat memelihara rumah tangganya.
Sedangkan orang yang telah bekerja sepanjang hari(pukul 06.00-18-00)
dan yang menerima satu dinar juga, bersungut-sungut. Dengan tenang sang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 240 -

pemilik kebun anggur itu menerangkan kepada seorang pelopor di antara


orang-orang yang bersungut itu bahwa mereka tidak diperlakukan dengan
tidak adil (ay.13), dan ia mempersalahkan mereka oleh sebab mereka iri
hati terhadap orang-orang yang telah mengalami dan menikmati
kemurahan hati tuan rumah itu.
Para pekerja yang bersungut-sungut ini lupa akan kesepakatan
upah mereka pada awalnya. Mereka dan sang pemilik kebun anggur sudah
setuju untuk upah satu dinar per hari. Jika sang pemilik kebun anggur
memutuskan untuk menjadi murah hati dan membayar pekerja yang
sekedar bekerja satu jam upah yang sama dengan pekerja yang bekerja
seharian, maka tidak ada kesepakatan yang dilanggar. Di sini jelas bahwa
nilai keadilan dan kejujuran tetap dipertahankan oleh sang pemilik kebun
anggur. Ia menambahkan satu nilai lagi, yaitu nilai kemurahan hati.
Mungkin sang pemilik kebun anggur sadar bahwa memberikan upah
sebesar seperduabelas dinar kepada para pekerja yang baru datang pada
pukul lima sore sangat amat tidak mencukupi untuk keluarga para pekerja
itu. Ia adalah seorang pemilik kebun anggur yang punya hati. Ia tidak tega
membiarkan pekerja hariannya pulang dengan uang yang tidak cukup
untuk menghidupi keluarga mereka pada hari itu.
Yang aneh adalah protes para pekerja yang datang pada awal hari
kerja. Mereka bukannya bersukacita karena kawan-kawan mereka semua
ternyata mendapat upah yang cukup. Sebaliknya mereka bersungut-sungut,
seolah-olah menginginkan kawan-kawannya mendapat upah di bawah
standar hidup per hari. Atau mereka ingin upah yang lebih besar lagi
karena telah bekerja 12 kali lebih panjang daripada para pekerja yang
hanya bekerja 1 jam hari itu. Namun, mereka menuntut sesuatu yang
bukan hak mereka dan tidak bisa bersukacita atas kecukupan yang
diterima kawan-kawan mereka berkat kemurahan sang pemilik kebun
anggur.
Dengan demikian mereka disuruh pergi, dengan ditegur dan de-
ngan malu. Dengan demikian orang-orang yang telah bekerja sepanjang
hari itu statusnya menurun. Tiba-tiba mereka telah menjadi orang yang
terakhir dan yang paling rendah. Dari lidah tuan rumah itu, mereka tidak
mendengar pujian karena pekerjaan yang diselesaikannya, melainkan
mereka mendengar kata-kata celaan. Benarlah mereka sudah menjadi
orang-orang yang terakhir (ay.16).
Jelaslah bahwa perumpamaan ini dimaksudkan sebagai peringatan
kepada kedua belas murid dan kepada semua orang lain yang bekerja
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 241 -

Kerajaan Allah. Pekerjaan itu dapat dirusakkan oleh kecemburuan


terhadap kelebihan orang lain. Melalui perumpamaan ini, Tuhan Yesus
ingin menerangkan beberapa hal, antara lain:
1. Setiap orang yang percaya harus bekerja bagi Kerajaan Allah.
2. Allah berkenan memberi upah untuk pekerjaan itu menurut hikmat-
Nya sendiri.
3. Dalam upah itu, Allah memberi anugerah yang jauh melebihi jasa-jasa
kita.
4. Pekerjaan bagi Allah menjadi ternoda apabila kata aku muncul;
apabila kita menjadi bangga akan ketaatan kita terhadap Allah dan
akan pekerjaan kita bagi Allah, dan apabila kita iri hati kepada orang
lain, yang menerima dan menikmati lebih banyak kemurahan dan
pemberian dari Allah. Kesombongan dan iri hati mengakibatkan kita
menjadi orang yang terakhir dan yang paling rendah.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan


Melalui perumpaan ini Yesus hendak menyampaikan prinsip yang
berlaku dalam Kerajaan Allah.
1. Tidak ada tempat untuk bersungut-sungut di dalam Kerajaan Allah
(ay.11). Bersungut-sungut merupakan perkataan kesal yang
spontan muncul dari seseorang karena merasa tidak puas.
Ketidakpuasan ini bisa muncul karena apa yang diterima seseorang
dinilai tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Tetapi
kenyataannya, betapa sering kita menerima kemurahan Tuhan yang
berkelimpahan, namun ketika mengalami sesuatu yang menurut
kita tidak sesuai dengan hati kita, kita bersungut-sungut. Dalam
sebuah percakapan dengan Paulus tentang hidup di tengah
penganiayaan, ia berkata, Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan
telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk
bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak
takut (Flp.1:14). Alih-alih bersungut-sungut, Paulus justru semakin
berani bersaksi tentang Tuhan Yesus. Hal itu membuat semakin
banyak orang menjadi percaya kepada Kristus.
2. Allah memperlakukan setiap orang dengan adil (ay.13). Keadilan-
Nya Ia nyatakan dengan melakukan apa yang Ia janjikan. Paulus,
yang hidup dalam pengharapan akan janji Tuhan, percaya bahwa
Tuhan yang pemurah itu telah melakukan segala sesuatu menurut
keadilan-Nya. Keadilan Allah tidak bergantung pada ras, suku, kelas
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 242 -

sosial, kepandaian, minoritas-mayoritas, pribumi-pendatang, atau


sifatnya yang lain. keadilan Allah tidak memandang bulu.
Keadilan Allah ditujukan kepada semua orang apapun juga
kedudukan atau golongannya.
3. Tidak ada tempat untuk iri hati dalam Kerajaan Allah (ay.15).
Dalam terjemahan lain (TL), ayat 16 berbunyi demikian,
Jahatkah pemandanganmu oleh sebab aku ini baik? Dengan kata
lain, persoalan iri hati adalah persoalan bagaimana cara kita
memandang. Di dalam kerajaan Allah tidak ada tempat untuk iri
hati. Kita tidak boleh mengatakan kenapa ia begitu dan begini dan
kemudian kita menyusahkan diri sendiri karena merasa mendapat
kurang sedangkan orang lain lebih. Sesuatu yang menarik dari rasa
iri hati ialah bahwa orang yang iri hati itu seringkali bukan hanya
ingin agar lebih banyak untuk dirinya sendiri, tetapi juga ingin agar
orang lain dikurangi bagiannya (ay.12,15b). Benarlah ungkapan
yang mengatakan, Iri hati tidak hanya menuntut lebih untuk
dirinya sendiri, tetapi juga menginginkan supaya yang lain
mendapat lebih sedikit.
4. Kemurahan hati Allah bagi semua orang (ay.15). Perumpamaan
orang-orang upahan di kebun anggur pun mengajak kita berpikir
tentang kemurahan Allah yang tidak dapat diperhitungkan seperti
upah (Ilustrasi: Seorang anak asuh yang biasanya malas membantu
orang-tuanya, tiba-tiba menjadi sangat rajin dan bersemangat
membersihkan rumah. Di akhir minggu itu, ibunya menemukan
secarik kertas bertuliskan jumlah jam kerja dan sejumlah upah yang
seharusnya diterima anaknya. Esok harinya anaknya terkejut karena
menemukan balasan surat ibunya yang berisi daftar seluruh
kebutuhan hidupnya sejak ia berusia 1 tahun: susu, makan, pakaian,
uang jajan, sepatu, sekolah, tas, buku, dll. Anak ini tidak menyadari
bahwa kesempatan menjadi anak dalam keluarga tersebut adalah
anugerah, yang tidak dapat dibandingkan dengan upah sebesar apa
pun). Meskipun dalam hidup ini kita harus menjalani hidup sebagai
anak-anak Kerajaan Allah yang tulus dan tekun dalam kebaikan dan
pelayanan, kita tidak berhak menuntut upah kepada Allah
berdasarkan kebaikan dan pelayanan yang kita lakukan. Upah
diberikan berdasarkan kemurahan hati Allah. Kalau dalam
pelayanan itu kita menerima berkat sedikit atau bahkan tidak
menerima berkat sama sekali, sedangkan orang lain menerima
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 243 -

banyak berkat, maka harus diingat bahwa Allah mempunyai hak


untuk memberi ataupun tidak memberi kepada kita. Kita tidak
berhak untuk menuntut Allah. Seluruh kebaikan dan pelayanan
yang kita lakukan itu adalah hasil menerima dan mensyukuri
kemurahan Allah. Oleh karena itu tidak pantas menuntut Allah
untuk "membayar" kesetiaan, kerajinan, bahkan buah-buah
pelayanan kita seakan-akan kita berjasa bagi Allah.

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 25-30 September 2017

MENIKMATI DAN MENYATAKAN KEMURAHAN ALLAH


(Umperasai Sia Umpamanassa Kamasokananna Puang Matua)
Yunus 3:10-4:11

Tujuan:
1. Jemaat menerima perbedaan dan mengampuni seperti Allah.
2. Jemaat hidup sesuai dengan kemurahan Allah, bukan sesuai dengan apa kata orang.

Pemahaman Teks.
Pada bagian ini menggambarkan hubungan antara Tuhan dengan
nabi-Nya. Sifat hubungan itu nyata dalam perikop ini. Nabi Yunus sangat
marah karena Tuhan menyesal atas malapetaka yang dirancangkan-Nya.
Sebenarnya Yunus tidak marah oleh karena Tuhan menyelamatkan orang
Niniwe. Yunus tidak mempersoalkan keselamatan Niniwe, melainkan
karena Tuhan mengubah rencana-Nya. Yunus mempersoalkan kebebasan
Tuhan, yang menyelamatkan orang Ninewe yang bertobat. Yunus ingin
membatasi kebebasan Tuhan, bahkan mau mengikat kebebasan Tuhan
kepada nubuat yang telah diucapkan oleh Nabi Yunus, yakni Niniwe akan
ditunggangbalikkan. Dengan demikian, Yunus berusaha membatasi
kemungkinan yang ada pada Tuhan, yakni kemungkinan untuk
mengampuni dan menerima kembali manusia yang telah berbalik dari
tingkah lakunya yang jahat. Yunus tidak mau membenarkan kemungkinan
itu. Yunus menghendaki bahwa Tuhan bertindak konsekuen (tidak
menyimpang dari keputusan), berpegang kepada keputusan-Nya, kepada
prinsip-prinsip umum: keadilan dan hukum yang berlaku. Yunus lebih
mementingkan nubuat hukuman yang telah diucapkannya dari pada kasih
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 244 -

dan kemurahan Tuhan. Yang penting bagi Yunus adalah bahwa hukuman
yang telah disampikannya segera diwujudkan oleh Allah. Yunus
menghendaki, supaya Tuhan konsekuen dan berpegang kepada janji-Nya.
Tuhan menjawab Yunus dalam bentuk pertanyaan. Apakah Yunus sendiri
konsekuen? Apakah Yunus selayaknya marah oleh karena pohon jarak itu
(ay.9)? Bagi Tuhan, lebih penting mengampuni manusia dari pada
berpegang kepada nubuat hukuman yang telah diucapkan nabi Yunus. Nabi
Yunus harus belajar bahwa, lebih penting menyatakan kemurahan Tuhan
yang didalamnya manusia hidup dari pada menghukum mereka.
Dalam Matius 20:1-16 digambarkan perumpamaan tentang orang-
orang upahan di kebun anggur. Pekerja-pekerja yang masuk kebun anggur
sejak pagi hari tidak mau menerima upah yang sama dengan pekerja-
pekerja yang baru masuk jam lima sore, walaupun mereka sudah
menyetujui upah sedinar sehari. Mereka memarahi pemilik kebun anggur
itu oleh karena mereka berpendapat bahwa dia harus konsekuen dan
berpegang kepada aturan. Pekerja-pekerja di kebun anggur itu sebenarnya
mempunyai sikap yang sama dengan Yunus. Mereka mengatakan bahwa
pemilik kebun anggur itu, tidak konsekuen berbuat baik. Kata-kata pemilik
kebun anggur segambar dengan kalimat yang ditujukan kepada Yunus
bahwa: Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak
hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? (Mat. 20:15).
Kita sebagai orang Kristen sering mempunyai sikap yang segambar
dengan Yunus dan pekerja-pekerja di kebun anggur itu. Sikap yang
demikian, menimbulkan bahaya bahwa kita seolah-olah ingin membatasi
kebebasan Tuhan. Kita mempunyai kecenderungan untuk membatasi
kehendak Tuhan berdasarkan prinsip kita. Dengan sikap yang demikian itu,
seperti nabi Yunus, kita lebih mengutamakan pohon jarak yang memberi
naungan kepada kita daripada keselamatan kota besar seperti Niniwe.

Pertanyaan diskusi:
1. Baca kembali Yunus 4:1 Mengapa Yunus marah terhadap keputusan
Tuhan itu?
(Basai sule tu Yunus 4:1, Matumbai anna posengkei Yunus tu
pangratana Puang Matua?
2. Tuhan berhak melakukan apapun yang Ia kehendaki. Dengan
demikian kita tidak berhak marah, protes, atau
mempertanyakan kemurahan Tuhan yang diberikan kepada orang
lain. Kapan orang Kristen marah pada Tuhan?
(Inaanna Ia Puang Matua umpugaui tu paporaianna. Iamoto anna
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 245 -

tae silalanna diposengke sia umpasalai batu umpekutananni tu


kamasokananNa lako to senga. Attu umbara susi tu nanai to sarani
nenne sengke lako Puang?)
3. Allah menghendaki agar kita tidak hanya menikmati kemurahan-Nya,
tetapi juga menyatakan kemurahan Allah itu kepada orang lain yang
kita anggap tidak layak menerimanya. Apa yang sering membuat kita
sepertinya membatasi Tuhan untuk menyatakan kemurahan-Nya
bagi orang lain?
(Ia tu naporainna Puang Matua, kumua tae anna kaleta manna sipatu
umperasai tu kamasokananNa, sangadinna la dipamanassa duka lako to
senga tu disanga tangsipatu untarimai. Apara tu biasa dinai butung
unnanggean Puang Matua umpapayan kamasokananNa lako to senga?)

~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-40 1 Oktober 2017

KERJAKANLAH KESELAMATANMU
(Pengkullei Tu Kamakarimmanan)

Mazmur : Mazmur 25:1-9


Bacaan 1 : Yehezkiel 18:1-4 dan ayat 25-32
Bacaan 2 : Filipi 2:1-13 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Matius 21:23-32
Nas Persembahan : Maleakhi 3:10
PHB : Pengkhotbah 9:10

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah sendiri yang berinisiatif menyelamatkan manusia.
2. Jemaat menikmati keselamatan secara penuh dengan melakukan kehendak-Nya dan
hidup dalam pertobatan.
3. Jemaat mampu meneladani Kristus dalam melayani dan berbagi dengan sesamanya.

Pemahaman Teks
Yehezkiel 18:1-4, 25-32, diawali dengan kata sindiran yang
menunjuk pada perbuatan dosa (buah mentah). Perbuatan dosa orang
tua akan mengakibatkan penderitaan bagi anak-anaknya (lih.Yer.31:29).
Kaum buangan Israel mengaitkan penderitaan mereka dengan dosa-dosa
nenek moyang mereka. Namun dengan datangnya zaman baru bagi bangsa
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 246 -

Israel, cara pandang inipun turut diperbaharui. Anak-anak tidak boleh


menderita karena dosa orang tua mereka. Bangsa ini tidak akan dihukum
karena dosa generasi sebelumnya. Setiap orang, tua atau muda akan
dihakimi sesuai dengan dosa-dosanya, dan bukan karena dosa orang lain.
Melalui Yehezkiel Allah menginginkan agar bangsa Israel memahami
tindakannya menghukum kefasikan bagi siapa saja. Namun keinginan Allah
itu tidak hanya sampai pada penghukuman semata tetapi mengajak umat-
Nya untuk bertobat agar terhindar dari penghukuman. Hanya dengan
pertobatan, kasih Tuhan akan semakin nyata dirasakan, baik dalam
hubungan dengan sesama, maupun dengan Tuhan Sang Pencipta.
Filipi 2:1-13, Paulus menasehati Jemaat di Filipi untuk mengerjakan
keselamatan dengan hidup meneladani Kristus. Di dalam Kristus, ada
nasehat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan
belas kasihan (Fil.2:1). Paulus menyebut empat hal yaitu:
1. Nasihat (paraklesis: dorongan, pembangunan) di dalam Kristus
(bnd. Luk.2:25; Kis.13:15; 15:31; Rm.12:8; 15:4-5; 2 Kor 1:4). Jadi
bukan nasihat biasa atau umum tetapi nasihat yang berpangkal di
dalam dan yang dikuduskan oleh Dia. Nasihat yang berlangsung di
dalam persekutuan-Nya, yang ditatang oleh kasih-Nya serta nasihat
yang bersumber pada kebenaran Kristus.
2. Penghiburan (paramuthion: percakapan yang ramah) kasih.
Bukan penghiburan biasa tapi penghiburan yang didorong dan
yang dikuasai oleh kasih yaitu kasih Kristus.
3. Persekutuan (koinonia: lih.1:5,7) Roh. Bukan persekutuan biasa
tetapi persekutuan yang diciptakan oleh Roh Kudus, persekutuan di
mana anggota-anggotanya hidup dari dan dipimpin Roh.
4. Kasih mesra (splangchna, lih.1:8) dan belas kasihan (oiktirmoi:
kemurahan, bandingkan Rm. 12:1; 2 Kor 1:3; Ibr.10:28). Dalam hal
ini, yang dimaksud oleh Paulus adalah kasih mesra dan belas
kasihan di dalam Kristus yang melampaui batas-batas perbedaan.
Paulus bersukacita, dan akan lebih besar lagi (sempurna) kalau
jemaat mau melakukan apa yang ia minta kepada mereka yaitu pertama:
sehati sepikir, yang obyeknya adalah kasih Kristus. Paulus menghendaki
supaya pikiran dan perasaan mereka bukan saja harus mempunyai obyek
sama tetapi juga harus berlangsung dalam satu kasih (bnd.1:9) dan satu
jiwa (bnd.1:27); Kedua: rendah hati, kerendahan hati yang dimaksudkan
Paulus di sini bukanlah kerendahan hati yang abstrak, tetapi yang konkrit
yakni kerendahan hati yang nyata dalam hidup pergaulan, dalam pikiran,
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 247 -

dalam perasaan, dalam harapan, dalam hubungan satu sama lain; Ketiga:
Tidak egois (janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga). Kepentingan
sendiri tidak boleh menjadi tujuan usaha atau pekerjaan anggota jemaat.
Tuntutan kerendahan hati baru dipenuhi jika anggota jemaat tidak
melayani diri sendiri saja, tetapi melayani juga orang lain. Menurut Paulus
pelayanan harus dilakukan menurut pola yang Kristus berikan yaitu pola
hidup-Nya, bukan untuk dilayani tetapi melayani. Meskipun Dia adalah
Allah, benar-benar Allah tetapi Ia tidak menganggap kesetaraan dengan
Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Ia tidak memakai
kebesaran dan kemuliaan-Nya untuk kepentingan-Nya sendiri. Ia tidak
sama dengan anggota jemaat yang Paulus sebut dalam ayat 3 dan 4:
anggota-anggota jemaat yang hanya mementingkan diri sendiri dan
mencari puji-pujian yang sia-sia. Memang Ia dapat dan Ia lebih banyak
memiliki alasan untuk berbuat demikian, Ia berkuasa, Ia mulia. Ia berhak
mempertahankan semuanya itu, tetapi Ia tidak mau. Malahan sebaliknya Ia
telah mengosongkan diri-Nya sendiri mengambil rupa seorang hamba dan
menjadi sama dengan manusia. Perbuatan itu bukanlah sesuatu yang tidak
dapat Ia elakkan. Bukan nasib yang datang menimpa-Nya dari luar. Ia
sendiri mengosongkan diri-Nya. Artinya dalam kebebasan penuh Ia
meninggalkan rupa ilahi-Nya (bnd. Yoh.17:5). Itu tidak berarti bahwa Ia
dengan jalan itu bukan Allah lagi, bahwa Ia dengan jalan itu kehilangan
kebesaran dan kemuliaan-Nya sebagai Allah. Bukan! Ia tetap Allah, tetapi Ia
tidak menyatakannya keluar. Ia menahannya, sehingga manusia tidak
dapat melihatnya. (bnd.Mat.21:27, Mrk.5:43, Mat.9:30, Luk. 8:56, 18:34,
20:8).
Matius 21:23-32, penting memperhatikan peristiwa-peristiwa
pada pasal dan perikop sebelumnya baik tentang mukjizat penyembuhan
dua orang buta maupun ketika Yesus dieluk-elukkan, Yesus menyucikan
bait Allah dan Yesus mengutuk pohon ara. Sepertinya apa yang dilakukan
oleh Yesus dan apa yang dilakukan oleh orang banyak kepada-Nya
membuat imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi terusik dan
mencoba untuk menjebak Yesus dengan mempertanyakan perihal kuasa
manakah Yesus dapat melakukan semuanya itu. Namun Yesus justru
bertanya kembali tentang baptisan Yohanes yang tidak dipercaya oleh
mereka. Selanjutnya Yesus menceritrakan perumpaan dua orang anak yang
diminta oleh orang tuanya bekerja di kebun anggur. Sebenarnya Yesus
ingin menunjukkan bahwa bukan siapa yang memberi kuasa yang paling
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 248 -

penting, tetapi bagaimana menerima dan percaya akan kuasa itu. Dan itu
dapat di lihat pada para pemungut cukai dan perempuan-perempuan
sundal. Meskipun mereka adalah orang-orang berdosa, yang kemungkinan
besar tidak terlalu melihat dan mengenal tentang kuasa yang dimaksud,
tetapi karena mereka percaya maka merekalah yang akan diselamatkan.
Kuasa melakukan tanda-tanda mukjizat menjadi bukti bahwa Yesus adalah
anak Allah yang diutus untuk menyelamatkan dunia ini. Keselamatan di
dalam Yesus harus di respons dengan percaya yaitu melakukan kehendak-
Nya dan hidup dalam pertobatan yang sungguh di hadapan-Nya. Dalam
Lukas 11:28, Yesus berkata yang berbahagia ialah mereka yang
mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya. Mengasihi Dia
berarti menuruti segala perintahnya (lih. Yoh.14:15, 21).

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan


1. Tindakan Allah mengasihi umat-Nya melampaui akal manusia. Tak
terselami kasih Allah bagi umat-Nya, Allah sendiri yang berinisiatif
menyelamatkan manusia. Karena itu manusia harus percaya dan hidup
di dalamnya dengan melakukan kehendak-Nya dan hidup dalam
pertobatan (Yeh. 18:32, Mat. 21:32, Maz. 25:4,5).
2. Mengerjakan keselamatan berarti hidup meneladani Kristus. yakni:
merendahkan diri-Nya (hamba) dan taat sampai mati. Paulus mengajak
jemaat untuk menikmati hidup dalam persekutuan yang benar sebagai
anak-anak Allah. Paulus menghendaki agar jemaat di Filipi dan orang-
orang percaya pada umumnya memperlihatkan hidup bersama sebagai
anak-anak Allah yakni sehati sepikir, rendah hati dan tidak
mementingkan diri sendiri.
3. Mengerjakan keselamatan bukanlah perkara mudah. Kristus rela
menderita, disalibkan dan mati untuk kita. Ia meninggalkan tahta-Nya
yang kudus, mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang
hamba. Namun Allah yaitu sang Bapa telah memberi-Nya segala kuasa
untuk mengerjakan di dalam diri-Nya kehendak sang Bapa. (bnd.
Mat.21:23-27, lih. PGT Bab IV). Dapatkah orang-orang percaya
berkorban meninggalkan kemuliaannya, kekuasaannya, kekayaannya,
dan kesenangannya demi untuk melayani Tuhan dan melayani
sesamanya. Rasul Pauluspun ingin jemaat di Filipi tetap mengerjakan
keselamatan dengan takut dan gentar karena Allah yang mengerjakan
pada mereka baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
Artinya bahwa mengerjakan keselamatan harus lahir dari hati dan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 249 -

keyakinan mereka sendiri, dan bukan karena pengaruh Paulus, karena


keselamatan mereka adalah pekerjaan dan anugerah Allah. Untuk itu,
mereka tidak boleh angkuh, mereka tidak boleh menganggap diri
mereka lebih utama dari yang lain tetapi mereka harus merendahkan
diri. Mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar artinya
mengerjakan (memelihara, hidup sesuai dengan) keselamatan dengan
kerendahan hati.
4. Dalam rangka bulan pengumpulan Aksi Pangiu Gereja Toraja (bulan
Oktober), Hari Perjamuan Kudus Sedunia dan PI Indonesia (tanggal 2
Oktober), maka penting bagi kita untuk memberi penekanan pada apa
yang disampaikan rasul Paulus janganlah tia-tiap orang hanya
memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain
juga (Fil.2:4). Bahwa Allah telah berkorban untuk kita, sehingga
kitapun dituntut untuk mau berkorban bagi sesama, sebagai wujud dari
kesungguhan kita mengerjakan keselamatan. (YS)

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 2-7 Oktober 2016

KERJAKANLAH KESELAMATANMU
(Pengkullei Tu Kamakarimmanan)
Matius 21:23-32

Tujuan:Lihat tujuan khotbah Minggu, 01 Oktober 2016)

Pembimbing
Setelah mendengarkan pengajaran Yesus dalam Bait Allah, imam-
imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi datang kepada Yesus dan bertanya
tentang kuasa manakah sehingga Yesus dapat melakukan tanda-tanda
mukjizat dan siapa yang memberikan kuasa itu kepada-Nya. Namun
pertanyaan itu hanyalah bertujuan untuk menjebak Yesus sehingga mereka
punya alasan untuk menangkap-Nya. Yesus lalu menyampaikan
perumpamaan tentang dua orang anak yang diminta bapanya untuk
bekerja di kebun anggur. Anak pertama menyatakan kesanggupannya,
namun ia tidak pergi. Sementara anak ke dua, meskipun awalnya menolak,
namun akhirnya ia menyesal lalu pergi. Perumpamaan ini mau mengatakan

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 250 -

kepada kita bahwa mengenal kuasa Allah dan menikmati kasih-Nya bukan
hanya pada pengakuan tetapi percaya dan melakukan kehendak-Nya.
Apalah artinya jika kita mengatakan mengenal Dia, mengasihi Dia namun
tidak percaya dan bertobat, melakukan kehendak-Nya.
Mengerjakan keselamatan bukan hanya pada hal-hal yang lahiriah
saja, bukan pada pengakuan atau janji semata tetapi sejauh mana kita mau
membuka hati dan hidup kita dihadapan-Nya dan dengan tulus mengakui
dosa-doasa kita dan mau melakukan kehendak-Nya. Ingat pada anak ke
dua, meskipun ia menolak tetapi kemudian ia menyesali lalu pergi. Kata
menyesal dan pergi mengandung makna penting dalam hubungannya
dengan mengerjakan keselamatan. Menyesal berarti merasa tidak senang,
tidak bahagia karena telah berbuat sesuatu yang kurang baik. Pergi berarti
berjalan maju. Menyesal dan pergi berati meninggalkan dosa dan bergerak
maju menikmati kuasa Allah melakukan kehendak-Nya. Bertobat dan
melakukan firman-Nya.
Pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal adalah contoh
dari orang-orang yang dimaksudkan Yesus sebagai anak ke dua. Bahwa
walaupun mereka adalah orang-orang berdosa, namun mereka percaya
akan jalan kebenaran yaitu Kristus sang Juruselamat. Sebaliknya sangat
berbeda dengan imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi yang
menganggap dirinya sebagai orang-orang yang mengenal Allah namun
mereka tidak percaya. Mereka adalah orang-orang yang hampir sebagian
hidupnya dihabiskan melayani di dalam Bait Allah, namun kepada
merekalah Yesus mengatakan mereka tidak menyesal dan tidak percaya.
Tentu kita masih ingat dengan peristiwa Meko, di mana orang
berbondong-bondong ke sana karena ingin melihat seorang anak kecil
melakukan mukjizat menyembuhkan orang-orang sakit. Luar biasa bukan?
Namun seiring dengan perjalanan waktu, fenomena itu sepertinya hanya
tinggal kenangan dan sesekali menjadi bahan percakapan dalam diskusi-
diskusi tertentu. Apa yang salah dengan peristiwa itu? Tentu tidak ada yang
salah dengan peristiwa itu sendiri. Yang perlu dinilai adalah sikap dan cara
kita menyikapinya. Sadar atau tidak, diakui atau tidak, sepertinya kita lebih
takjub pada peristiwanya dengan tokoh anak kecil dan orang-orang sakit
yang sembuh ketimbang menyadari dan takjub atas keagungan dan
kemahakuasaan Tuhan sehingga kita semakin percaya kepada-Nya. Bahwa
kuasa dan kehendak-Nyalah yang dinyatakan supaya kita percaya dan
memuliakan Dia, meninggikan Dia, bukan sebaliknya takjub pada manusia
yang pada akhirnya akan membuat kita mengagungkan dan meninggikan
manusia itu sendiri. (YS)
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 251 -

Pertanyaan diskusi
1. Apakah saudara yakin dengan kuasa Allah dan bagaimana saudara
mengenalnya? Percakapkanlah.
(Takatappai siaraka tu kuasanna Puang Matua, na umba dikua
launtandai, sipakadai).
2. Bagaimana pendapat saudara tentang anak pertama dan anak ke dua
dalam ayat 28-30 pembacaan kita jika dihubungkan dengan praktek
hidup orang percaya saat ini
(umbasusi pangappata diona te pia pabunga na pia mapenduanna lan
aya 28-30 pabasanta, kedipasiumpui soyanan katuoanna torro
tomapatongan attu totemo).
3. Mengenal kuasa Allah dan menikmati kasih-Nya tidak dapat
dipisahkan dari hubungan kita dengan sesama manusia, (bnd. Fil.2:4).
Bagaimana pendapat saudara jika dihubungkan dengan bulan ini
sebagai bulan pengumpulan aksi pangiu Gereja Toraja. (ungkabanga
kuasanna Puang sia ussadingan mamasena Puang lamanassa duka lan
kasiumpuranta padanta marupa tau, (pasitendei Fil.2:4). Umbasusi
pangappata kedipasiumpui bulan iate tu dini urrampun aksi pangiu
Gereja Toraja, naumba nakua tu payannamo lan kombonganta).(YS)

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 252 -

Bahan Khotbah Minggu ke-41 8 Oktober 2017


(Minggu Doa kesatuan umat Kristen sedunia)

BUAH YANG DIKEHENDAKI TUHAN


(Bua Paporaianna PUANG )

Mazmur : Mazmur 80:9-20


Bacaan 1 : Yesaya 5:1-7 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Filipi 3:4b-16
Bacaan 3 : Matius 21:33-46
Nas Persembahan : Ulangan 16:17
PHB : Filipi 3:15-16

Tujuan:
1. Jemaat meyakini bahwa hanya di dalam Kristus kita dapat menghasilkan buah
yang dikehendaki Tuhan.
2. Jemaat mampu menunjukkan buah yang dikehendaki Tuhan.

Pengantar Teks.
Yesaya artinya Yahweh adalah keselamatan. Yesaya dipanggil
Tuhan menjadi Nabi dalam tahun matinya raja Uzia (Yes.6:1), yaitu tahun
740/739 SM. Amanat kitab Yesaya secara garis besar dibagi dalam tiga
bagian:
1. Pasal 1-39 bagian pertama (Proto Yesaya) sebelum pembuangan ke
Babel, banyak berbicara tentang kiasan, nubuat-nubuat mengenai
pengadilan Allah, pemberontakan umat Allah dan penghukuman.
2. Pasal 40-55 bagian kedua (Deutero Yesaya), masa bangsa Israel
dalam pembuangan. Ada kabar sukacita keselamatan dan
pembebasan bagi umat Israel. Allah akan mengizinkan kembali
kenegerinya dan membangun kembali Yerusalem.
3. Pasal 56-66 bagian ketiga (Trito Yesaya), sesudah pembuangan.
Pembebasan Israel dari pembuangan dipandang sebagai awal akbar
penyelamatan dimana segala sesuatu akan dibaharui atas janji-Nya.9

Yesaya 5:1-7 salah satu bagian dari nubuat Yesaya sebelum

9 Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, jilid II M-Z. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina

Kasih/OMF, 1997, hal.576-583).

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 253 -

pembuangan ke Babel. Allah sebagai kekasih umat Israel. Allah pemilik


kebun anggur dan umat Isarel digambarkan sebagai kebun anggur.

Pokoh-pokoh pikiran yang dapat dikembangkan.


Pertama,Harapan sipemilik anggur (ayat.1-4). Nubuat Yesaya
mengenai Tuhan sebagai kekasih umat Israel digambarkan sebagai kebun
anggur, namun harapan sipemilik anggur yaitu: Tuhan semesta alam, dari
kebun anggur tidak seperti yang diharapkan, berbuah asam? (buah yang
dimaksud bukan secara harfiah). Tuhan kecewa; Ia akan menghukum
kebun anggur-Nya yakni kaum Israel (bag.Utara) dan Yehuda (bag. Selatan).
Penggarap-penggarap adalah: pemimpin-pemimpin Israel, imam-imam
kepala, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat (Mat.21:45; Luk.20:19).
Kedua, Kekecewaan Allah, pagar akan di tebang dan rezikonya
(ay.5-7). Allah memanggil kembali Bangsa Israel dari Mesir dan memberi
kejayaan kepada mereka (Mz.80:9), tetapi umat Israel berbalik dari Allah,
tidak menuruti perintah-perintah-Nya, perbuatan mereka jahat di mata
Allah, para pemimpin umat tidak; adil, jujur, dan setia. Allah sebagai
benteng kehidupan umat Israel tidak memihak lagi kepada mereka, karena
itu mereka dihukum melalui bangsa lain yang penyerbuannya terhadap
umat Israel diizinkan Allah. Kebun anggur itu diinjak-injak(ay.5)
mengisyaratkan kejatuhan Israel ke tangan bangsa Asyur yang
mengalahkan dan menghancurkan kerajaan utara sekitar tahun 722/721
SM. Reziko kebun anggur dan penggarap-penggarap sebagai umat dan
pemimpin-pemimpin yang berhala; tidak taat dan tidak
mempertanggungjawabkan panggilan, keterpilihannya maka Allah
menghancurkan mereka melalui Nebukadnezar, raja Babel dan membawa
kaum Israel, orang-orang Yehuda ke pembuangan di Babel (2 Raj. 25:1-21),
sekitar tahun 587/586 SM.10
Ketiga, Umat Israel sebagai pilihan Allah gagal melakukan kehendak
Allah sehingga Allah menghukum. Gagal menghasilkan buah karya
penyelamatan Allah karena umat Israel serta para pemimpinnya
mengabaikan hukum Allah dan tidak melakukan perintah-perintah-Nya.
Umat kepunyaan-Nya tidak lagi menjadi berkat bagi semua bangsa, tidak
menyadari dirinya sebagai umat yang dipanggil dengan perantaraan Roh
dan Firman-Nya keluar dari kegelapan masuk ke dalam terang yang ajaib
dari bukan umat menjadi umat Allah yang Kudus (PGT. Bab VI. 1). Allah

10
(Lih. Alkitab Edisi Studi. Jakarta: LAI, 2011, hal. 2081).
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 254 -

menyatakan diri dalam Yesus Kristus. Rasul Paulus berbeda dengan para
pemimpin Yahudi. Paulus merasa rugi tanpa Kristus, fokus pada Kristus
lebih mulia daripada hal-hal lahiriah, segala sesuatu yang dilakukan tanpa
pengenalan akan Kristus dianggap sebagai sampah (Flp 3:4-8). Tidak
dapat bermegah karena hal lahiriah, melainkan hanya dalam kebenaran
Kristus dapat menghasilkan buah-buah yang dikehendaki Tuhan. Sebagai
orang beriman kita tidak lagi memberontak kepada Allah, melainkan
adalah ciptaan baru yang tidak lagi hidup dalam dosa dan kehidupan
merupakan persembahan hidup bagi kemuliaan Allah.

Aplikasi
1. Pohon dikenal dari buahnya, manusia dikenal dari perbuatannya (bnd.
Mat.7:16-17). Secara figuratif11, perilaku manusia digambarkan
sebagai buah pohon entah yang baik atau busuk, manis atau asam?.
Buah yang busuk identik dengan virus yang mematikan yakni dosa
dan buah yang baik dan manis identik dengan kehidupan. Karena itu,
pentingnya pertobatan umat kepada Allah, sebab pertobatan
mempengaruhi perilaku manusia melalui pola pikir, pendengaran,
penglihatan, perasaan, kata-kata dan perbuatan. Menurut rasul Paulus;
buah yang baik adalah buah-buah yang berasal dari Roh Kudus; kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal.5:22-23), berbuah bagi Allah,
buah kekudusan (Rm.7:4; 6:22), buah Injil (Kol.1:6), buah kebenaran
(Flp.1:11). Sebagai umat Allah; bangsa yang percaya, masyarakat,
gereja, keluarga maupun pribadi. Semuanya dituntun, untuk mampu
bertanggungjawab menunjukkan dan menyatakan buah-buah iman
yang dikehendaki Tuhan. Mandat Sidang Sinode Am XXIV Gereja Toraja
(20-27 juli 2016), Tema: Berakar dalam Kristus, Berbuah banyak di
dalam Dunia (bnd.Kol.2:7; Yoh.15:8). Hanya di dalam Kristus kita
dapat berbuah dan menunjukkan buah iman itu melalui seluruh
kehidupan kristiani kapan dan di mana Tuhan menempatkan dan
memberi tanggungjawab hidup selama kita di bumi untuk kemuliaan
Tuhan dan keselamatan dunia. Jadikan perilaku, perihidup berkenan
kepada Tuhan.
2. Kasih sayang Tuhan disalahgunakan? Relasi yang benar dengan
Tuhan, baik itu para pemimpin dan umat, pemerintah dan masyarakat,

11 Figuratif: Bersifat kiasan atau lambang


Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 255 -

pengurus gereja dan warganya, orang tua dan anak-anaknya sangat di


pengaruhi hubungan dengan Tuhan. Karena itu kegagalan dan
keberhasilan untuk hidup dalam kasih Allah, juga ditentukan oleh
kerjasama yang baik, rencana yang matang, dengan melibatkan Allah.
Apa jadinya ketika berkat Tuhan disalahgunakan semua pihak ?.
3. Hanya dalam Kristus kita dapat berbuah yang dikehendaki Tuhan.
Minggu Doa Kesatuan Umat Kristen se-Dunia, membuktikan kita
dipersatukan di dalam Kristus bahwa kita adalah murid-murid-Nya,
tidak sekedar murid. Ketaatan Kristus menjadi prinsip dalam mengikut
jejak dan teladan-Nya. Perbuatan di dalam Kristus berbuahkan terang
dan kebenaran (Ef. 5:9-11), tetapi perbuatan di luar Kristus hanya
menghasilkan ketidakbenaran dan kekecewaan. Lebih bijak
memelihara terang Kristus daripada memelihara kegelapan dosa.
Tinggikanlah Allah, lakukanlah perintah-Nya, jauhilah larangan-Nya
supaya kita semakin disukai oleh Allah dan sesama, sehingga suatu saat
dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang
ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah
mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
(Flp.2:10-11). (L)

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab, 9-14 Oktober 2017.

BUAH YANG DIKEHENDAKI TUHAN


Bua Paporaianna Puang
Matius 21:33-46

Tujuan: Lihat tujuan khotbah Minggu 8 Oktober 2017

Pembimbing
Matius anak Alfeus (Mrk.2:14) salah seorang Rasul atau murid
Tuhan Yesus (Mat.10:3; Mrk.3:18; Luk.6:15; Kis.1:13). Injil Matius
menekankan bahwa Yesus adalah Raja penyelamat yang dijanjikan oleh
Allah. Melalui Yesus Kristus Allah menepati apa yang telah dijanjikan di
dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Matius 21:33-46 adalah

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 256 -

perumpamaan Yesus mengenai tuan tanah yang membuka kebun anggur


dan menyewakannya kepada para penggarap, tetapi penggarap-penggarap
yang dimaksud tidak bertanggungjawab. Ada kesepakatan dari para
penggarap penggarap untuk membunuh hamba-hamba dan ahli waris dari
sipemilik tanah, tetapi kemudian pemilik kebun akan datang untuk
membinasakan orang-orang jahat (penggarap jahat). Tidak mudah untuk
memahami sebuah kiasan, karena itu Yesus berbicara langsung
mengandaikan diri-Nya sebagai batu penjuru. Kerajaan Allah dibandingkan
dengan kebun anggur, sedangkan penggarap-penggarap adalah: pemimpin-
pemimpin Israel, imam-imam kepala, orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat (Luk.20:19). Yesus Kristus adalah ahli waris kerajaan Allah yang
juga akan dinyatakan kepada setiap orang yang diselamatkan (Mrk. 12:7;
Rm.8:17; Kis.3:25; Ef.1:6). Hamba-hamba yang di tolak, dilempari batu,
dibunuh adalah para Nabi dan Rasul bahkan Yesus Kristus sendiri di tolak,
tidak dihormati (Mat. 13:53-58; Mrk. 6:1-6; Luk. 4:16-30) dari pemimpin-
pemimpin Yahudi dan orang banyak. Penggarap-penggarap yang tidak setia
sungguh tidak diinginkan, karena itu jadilah penggarap yang tetap
bersyukur kepada Allah pemilik kehidupan. Allah yang hidup dan
menghidupkan. (L)

Pertanyaan Diskusi.
1. Perhatikan ayat 43, Apa yang dimaksud; bahwa Kerajaan Allah
akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa
yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu ? (Pemarangai tu aya
43. Apara patu borongna;kumua iatu ParentaNa Puang Matua la
diala dio mai kalemi, anna disorong lako bangsa la umpabu'tui tu
buanna?).
2. Kita diutus kedalam dunia di beri mandat mengelolah, menggarap
kehidupan. Bagaimana cara yang dilakukan supaya kita memiliki
buah yang dikehendaki Tuhan ? (Disuaki tama te lino, disorongan
passanan umpanata sia ungkarang katuoan. Umbasiara susi tu
ladipogau anna den unnampui bua paporaiann-Na PUANG ?.

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 257 -

Bahan Khotbah Minggu ke-42 15 Oktober 2017

BAHKAN YANG TERHEBAT PUN TAKLUK DI HADAPAN TUHAN


(Mui Tumba Mawatangna Inang Tunduk Dio Olona Puang Matua)

Mazmur : Mazmur 23:1-6


Bacaan 1 : Yesaya 25 :1-9 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Filipi 4:1-9
Bacaan 3 : Matius 22:1-14
Nats Persembahan : Filipi 4:6
PHB : Filipi 4:8

Tujuan :
1.Agar warga jemaat mampu menjelaskan bahwa kuasa Tuhan tak tertandingi
2.Agar warga jemaat mampu mengandalkan Tuhan dalam segala hal

Pemahaman Teks
Yesaya 25:1-9 adalah bagian dari nubuatan akhir zaman. Jika
pasal-pasal sebelumnya adalah beberapa ucapan ilahi kepada berbagai
bangsa, maka pasal 24-27 adalah nubuat tentang akhir zaman. Penglihatan
atau nubuatan ini terjadi sebelum Kerajaan Yehuda mengalami
pembuangan ke Babel (bnd. Yesaya 1:1)
Tuhan dimuliakan karena pekerjaan-Nya yang luar biasa, yang Ia
rencanakan sejak dahulu kala dan terlaksana dengan baik, tanpa cela. Kota-
kota yang kuat dengan benteng-benteng diruntuhkan, juga istana orang
asing (orang yang tidak mengenal Tuhan) telah dirobohkan untuk selama-
lamanya. (ay.1-2). Karena itu, Tuhan akan dipuji dan ditakuti oleh bangsa
yang kuat dan kejam, sebab Tuhan menjadi tempat perlindungan bagi
orang yang lemah dan miskin yang disiksa oleh bangsa yang kejam: seperti
angin ribut di musim dingin=sudah dingin, dibuat makin dingin; seperti
panas terik di tempat kering=sudah kering panas lagi. Itulah gambaran
orang yang sudah menderita namun makin dibuat menderita, tetapi para
penyiksa menjadi tak berdaya saat Tuhan bertindak. (ay.3-5).
Tuhan akan menyediakan jamuan makan (pesta) bagi segenap
bangsa (ay.6), menghilangkan kesedihan yang menguasai segala bangsa
(ay.7), akan membinasakan maut untuk selamanya (Kebangkitan Yesus
dari kematian menjadi jaminan bahwa maut telah dikalahkan) sehingga air
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 258 -

mata dan kehinaan tidak ada lagi sebab Tuhan sudah mengatakannya (ay
8) sehingga pada waktu itu, orang akan mengakui bahwa Tuhan-lah Allah
yang menyelamatkan, yang ditunggu-tunggu dan membawa sorak sorai
gembira karena keselamatan dari pada-Nya (ay.9). Nubuatan ini
disampaikan untuk menguatkan Kerajaan Yehuda (bnd. Ay.10, ps.26:1)
menghadapi ancaman musuh-musuhnya agar pengharapan kepada Tuhan
tidak sirna.
Filipi 4:1-9, menuliskan nasehat agar hidup dengan sungguh-
sungguh percaya kepada Tuhan karena ada masalah (tidak sepaham)
antara Euodia dan Sintikhe (bnd.ay.2-3). Hidup bersama dengan Tuhan
akan menjadi kesaksian luar biasa sebab damai sejahtera dari Tuhan yang
tidak dapat dimengerti oleh manusia akan menjaga hati dan pikiran orang
percaya.
Matius 22:1-14, Tuhan mengadakan pesta tetapi orang Yahudi
tidak menghadiri undangannya, bahkan ada yang membunuh utusan Tuhan
(membunuh nabi-nabi dan Yesus sendiri) sehingga mereka dihukum. Maka
orang lain pun dipanggil, yakni bangsa-bangsa lain. Jadi keselamatan
diberikan juga kepada bangsa lain (bnd. Yesaya 25:6 di atas).
Pokok-Pokok yang dapat dikembangkan.
Pertama, Tuhan dipuji karena kehebatan-Nya (ay.1-2). Kehebatan
Tuhan karena pekerjaan-Nya sudah direncanakan sejak dahulu kala dan
tidak ada yang meleset. Semuanya dilakukan secara sempurna. Rancangan-
Nya untuk menyelamatkan manusia tidak dapat dibatalkan oleh apa pun.
Bahkan manusia yang merasa diri hebat, takluk (dikalahkan) dengan
mudah. puri orang luar atau istana orang asing yakni orang yang merasa
hebat dan tidak mengenal Allah, dirobohkan untuk selamanya. Semua
tergenapi di dalam Kristus. Hanya di dalam Krituslah ada damai sejahtera
yang melampaui segala akal (sulit dimengerti oleh pikiran manusia), bnd.
Filipi 4:6,7). Kehebatan Tuhanlah yang menyelamatkan.

Ilustrasi.
Ungkapan di atas langit masih ada langit berarti di atas orang-
orang hebat masih ada yang lebih hebat; di atasnya lagi ada yang terhebat.

Aplikasi.
Pujilah kehebatan Tuhan senantiasa. Kehebatan yang tidak dapat
ditandingi oleh orang yang terhebat sekalipun. Tuhanlah yang memberi
nafas hidup, yang tidak bisa diberikan oleh yang terhebat sekalipun.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 259 -

Tuhanlah yang mencipta dan mengatur alam semesta, yang tidak dapat
dicipta dan diatur oleh yang terhebat sekalipun; Tuhanlah yang
menyelamatkan melalui pengorbanan Yesus Kristus, sekalipun sulit untuk
dimengerti oleh banyak orang.

Mengapa Tuhan layak dipuji ?


Kedua, Bangsa yang hebat dan kejam pun tak berdaya di hadapan-
Nya (ay. 3-5). Bangsa yang kuat akan memuliakan dan takut kepada Tuhan
karena Tuhan menjadi pelindung bagi orang yang lemah dan miskin. Saat
orang-orang lemah dan miskin makin dibuat tak berdaya oleh yang kuat
digambarkan dalam ayat 4d dan 5a seperti angin ribut di musim dingin
dan seperti panas terik di tempat kering. Jika di musim dingin angin makin
bertiup kencang (angin ribut) maka akan makin dingin; jika di tempat
kering di tambah dengan panas terik maka akan makin panas dan kering.
Namun Tuhan bertindak seperti awan yang menutupi teriknya panas
matahari. Kekejaman mereka menjadi tak mempan karena Tuhanlah yang
menjadi pelindung bagi yang lemah dan miskin.
Ilustrasi: Seorang anak kecil umur 3 tahun (Si A) disiksa oleh
seorang anak berumur 8 tahun (Si B) lalu datang seorang laki-laki dewasa
yang tinggi besar (Si C) menjadi pelindung bagi anak yang disiksa, maka si
B menjadi tak bisa lagi menyiksa dan Si A menjadi terlindungi dengan
aman.
Penerapan untuk kita: ingatlah bahwa Allah melindungi orang
lemah dan miskin. Janganlah menyiksa mereka, janganlah memperdaya
mereka, janganlah mencari untung dari mereka, janganlah memanfaatkan
mereka. Orang lemah dan miskin itu bisa jadi adalah bawahan (anak buah),
bisa anak sendiri, bisa istri, bisa siswa. Jelasnya: orang-orang yang lebih
lemah dari kita. (baca Amsal 22:9; 28:27). Sehebat apapun seseorang, ia
tetap tak berdaya di hadapan Tuhan. Tuhanlah yang menentukan hidup
dan matinya.
Ketiga, Akhirnya semua bangsa akan mengakui keselamatan dari
Tuhan (ay. 6-9). Pada akhirnya nanti, Tuhan menyediakan jamuan makan
(pesta sukacita) bagi segala bangsa. Segala bangsa diundang untuk hadir
dalam perjamuan itu (Mat. 22:9-11). Sebelumnya para undangan menolak
untuk hadir (Mat.22:1-6) yakni orang-orang Yahudi yang telah lebih dahulu
menerima janji keselamatan tetapi saat Mesias datang mereka menolak-
Nya. Para undangan yang kedua ialah orang-orang jahat dan orangorang
baik dari segala suku bangsa yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 260 -

dan Juruselamat-Nya sehingga berhak memakai pakaian pesta dan ikut


dalam pesta sukacita itu selama-lamanya. Yang tidak memakai pakaian
pesta adalah mereka yang tidak menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan Juruselamatnya.
Tuhan berkuasa menghapus segala penderitaan (kain kabung)
manusia. Tuhan meniadakan maut karena melalui kebangkitan Tuhan
Yesus Kristus yang mengalahkan kematian maka maut tidak berdaya lagi.
Sampai-sampai orang biasa seperti Paulus berkata dalam 1 Kor. 15:55, Hai
maut, di manakah sengatmu ?. Tuhanlah yang menghapus air mata dan aib
umat-Nya dijauhkan dari seluruh bumi sehingga pada saatnya nanti, orang
pun berkata inilah Tuhan yang ditunggu-tunggu, yang menyelamatkan
melalui Yesus Kristus.

Penerapan untuk kita:


a. Janganlah menolak undangan Tuhan untuk masuk ke dalam
kerajaan-Nya dengan menolak Yesus Kristus sebagai jalan
keselamatan satu-satunya. Janganlah menolak undangan Tuhan
dengan menjadi bebal (tidak mau mendengar) nasehat dari hamba-
hamba Tuhan. Janganlah tolak Firman Allah dengan mengabaikan
(tidak membaca) Alkitab; janganlah tolak undangan Tuhan dengan
tidak mengikuti ibadah-ibadah sebagai cikal bakal persekutuan
kekal; dst. Karena pada akhirnya nanti, orang-orang yang
menerima undangan-Nya akan masuk ke dalam perjamuan di surga
milik Tuhan.
b. Kita boleh minta tolong kepada sesama dan kita wajib menolong
sesama. Tetapi ingatlah bahwa penolong (penyelamat) sejati dan
kekal, hanyalah Tuhan. Andalkanlah Tuhan seumur hidupmu. Soli
Deo Gloria. (ST)

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 261 -

Bahan Penelaahan Alkitab, 16-21 Oktober 2017

BERSUKACITALAH KARENA TUHAN KITA HEBAT


(Parannu Belanna Tarompo Tu Puangta)
Filipi 4:1-9

Tujuan :Lihat tujuan khotbah Minggu 15 Oktober 2017

Pemahaman Teks :
Jemaat Filipi ada dalam ancaman perpecahan karena godaan dari
luar. Di Filipi ada banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus
(ps.3:2,18), artinya tidak memercayai dan bahkan menjadi musuh orang-
orang yang percaya kepada Kristus. Karena itu, pasal 4:1 dimulai dengan
nasehat kepada warga jemaat agar berdiri dengan teguh dalam Tuhan
atau dalam terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK) hidup dengan
sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Jangan asal percaya tetapi harus
sungguh-sungguh percaya.
Ada 2 orang wanita yang dinasehati khusus di ayat 2 yakni Euodia
dan Sintikhe, supaya sehati sepikir dalam Tuhan, bahkan Sunsugos diminta
untuk membantu keduanya. Artinya, kedua wanita tersebut tidak sepaham
sehingga dapat mengancam kesaksian mereka. Jemaat dinasehati agar
selalu bersukacita. Hal ini tersebut diulang oleh Paulus bahwa:
bersukacitalah. Sukacita dan kebaikan hati dapat menjadi kesaksian yang
luar biasa bagi orang lain. Sebaliknya, selalu kuatir tidak akan membawa
sukacita sehingga menjadi batu sandungan bagi orang lain. Segala
kekuatiran tidak perlu diperlihatkan atau disampaikan berulang-ulang
kepada orang lain, tetapi cukup disampaikan kepada Allah dalam doa dan
ucapan syukur. Maka damai sejahtera Allah yang tidak masuk akal
manusia, akan memelihara hati dan pikiran dalam Yesus Kristus sehingga
tidak terbeban lagi dengan segala kekuatiran.

Pertanyaan diskusi :
1. Kemungkinan apa lagi yang dapat timbul pada diri orang tidak percaya,
jika mereka selalu melihat atau mendengar keluhan-keluhan penuh
kekuatiran dari orang-orang percaya ?

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 262 -

(Apa tu madin untumang to tangmapatongan ke nenne bangi urrangi


sia untiro tomapatongan sumarro sia katurannu)
2. Baca ayat 8 dan 9. Apakah kesulitan-kesulitannya untuk menerapkan/
melakukan dalam hidup sehari-hari ? (setelah berdiskusi, temukanlah
jawabannya di ayat-ayat sebelumnya).
(Basai sule tu aya 8,9.Apa tu masussa dipanata/dipugau lan katuoanta
kealo-keallo?( ia ke mangkami disipakadai, tiroi tu pebalinna lan aya
mangkanna dibasa)

Ingat : Selalu bersukacita adalah sebuah magnet (kesaksian) karena


orang lain ingin tahu rahasianya !! .Soli Deo Gloria (ST).

~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-43 22 Oktober 2017
(Minggu Pemuda)

MEMPERKENALKAN KEMULIAKAN ALLAH


Umpakalelean Kamala`biran-Na Puang Matua

Mazmur : Mazmur 96:1-13


Bacaan 1 : Yesaya 45:1-8
Bacaan 2 : 1 Tesalonika 1:1-10 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Matius 22:15-22
Nats Persembahan : Mazmur 96:8
PHB : 1 Tesalonika 1:3-4
Tujuan:
1.Jemaat memahami bahwa kuasa Allah bekerja bagi siapapun
2.Pemuda Kristen dapat menggunakan kehidupannya untuk memberitakan kebenaran dan
Injil Kristus kepada semua orang

Pemahaman Teks
1 Tesalonika 1:1-10 menjelaskan bahwa warga jemaat di
Tesalonika adalah orang-orang yang sebelumnya menyembah berhala-
berhala. Namun Tuhan telah memakai Paulus untuk mengabarkan Injil di
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 263 -

sana (bdk. Kis. 16:4-12). Ternyata seperti orang di Filipi, maka orang
Tesalonika pun memberikan respons positif terhadap pemberitaan Paulus.
Pertobatan mereka menjadi kesaksian yang hidup ke seluruh Asia (ay.8-
10). Injil yang datang dengan kuat kuasa Roh itu telah mengubah mereka
(ay. 9), bahkan membuat hidup mereka dicirikan dengan tiga hal yakni
pekerjaan iman, usaha kasih dan ketekunan pengharapan (ay.3).
Sesunguhnya manusia tidak layak, namun keselamatan adalah kasih
karunia Allah kepada semua orang. Pilihan membuat manusia tunduk diri
dan meninggikan Allah saja. Pilihan membuat orang percaya aman, sebab
keselamatan bukan tergantung pada dirinya tetapi pada Allah. Namun
pilihan didukung oleh adanya bukti iman, pengharapam, kasih, pertobatan,
kesaksian yang harus dinyatakan sebagai orang pilihan.
Paulus menaikkan rasa syukur kepada Tuhan karena iman warga
jemaat Tesalonika telah menjadi berkat bahkan telah menjadi teladan bagi
banyak orang. Hal itu nampak dalam ayat 7 dan 8 bahwa: kamu telah
menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia
dan Akhaya, Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya
di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar
tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-
apa tentang hal itu.
Kebanggaan Paulus terhadap jemaat di Tesalonika terlihat jelas
karena, jemaat ini memiliki iman, kasih, dan pengharapan (ayat 3). Inilah
jemaat yang terbuka menerima Injil dengan penuh sukacita, justru di saat-
saat penindasan (ay.6). Sukacita dan nilai-nilai Injil yang luhur tidak
dinikmati sendiri, tetapi juga memancar keluar sehingga dikenal dan
dinikmati banyak orang. Setidaknya seperti inilah jemaat yang misioner,
kota yang di atas bukit, sehingga banyak orang mengenal dan memuliakan
Tuhan karena mereka. Injil memancar di seluruh wilayah Makedonia dan
Akhaya (ayat 8-9). Itulah sebabnya Paulus memuji jemaat Tesalonika.
Namun, pujian Paulus ini tidak mutlak ditujukan kepada jemaat, untuk
kemuliaan jemaat, karena tujuan pujian itu untuk kemuliaan nama Tuhan.
Segala ucapan syukur hanya tertuju kepada Allah (ayat 1). Sikap Paulus ini
memberikan pelajaran penting bagi kita bahwa: Pertama Paulus
menunjukkan sikap seorang hamba Tuhan yang begitu memperhatikan
perkembangan jemaat Tuhan, Kedua: kita diajak untuk mengakui bahwa
sedikit sekali pemimpin jemaat yang memberikan pujian kepada jemaat
yang diasuhnya. Kita lebih sering mendengar kritikan tajam dan kecaman

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 264 -

pedas, bahkan terus menerus menganalisis semua kekurangan dan


kelemahan secara gamblang.
Tidak dapat disangkal bahwa tidak ada jemaat sempurna. Tetapi
masih banyak potensi positif yang dimiliki oleh gereja sebagai tubuh
Kristus. Tuhan telah mempergunakan gereja sebagai alat-Nya dan begitu
banyak orang yang telah menikmati hasil karya gereja. Begitu banyak
orang yang telah menikmati ketenangan dan kedamaian hati; ibarat
menemukan mata air di tengah-tengah padang pasir yang kering. Dengan
tidak menutup mata terhadap semua kekurangan, adalah berdosa terhadap
Roh Kudus kalau kita mengatakan sampai hari ini gereja tidak pernah
berbuat apa-apa.
Dalam Yesaya 45:1-8 Umat Tuhan diingatkan bahwa hanya Tuhan
yang dapat menciptakan keadilan. Untuk mewujudkan keadilan itu, Allah
berkenan mengurapi Koresy yang walaupun bukan seorang Yahudi (raja
Persia yang menaklukkan kerajaan Babilonia), dan tidak mengenal-Nya,
namun Allah memakainya untuk melaksanakan kehendak-Nya, dan
dijadikan-Nya alat dalam tangan-Nya. Melalui Koresy, Allah melakukan
tindakan pembebasan terhadap umat-Nya dari tekanan bangsa-bangsa lain.
Allah melakukan semua ini untuk mendemonstrasikan kedaulatan-Nya.
bahwa tidak ada yang lain di luar Aku" (6). Melalui tindakan penyelamatan
yang Allah kerjakan ini, bangsa-bangsa lain di luar Israel menyadari dan
mengakui Allah Israel adalah satu-satunya Tuhan. Begitupun dengan
Paulus yang walaupun bukan bagian langsung dari orang Tesalonika tetapi
ia telah berhasil memperkenalkan Injil Kristus kepada orang-orang
Tesalonika.
Mazmur 96:1-13 mengajak kita untuk merenungkan bahwa untuk
hidup sebagai orang yang telah dipilih dan dibaharui dalam Tuhan,
pemazmur mengajak kita untuk bermazmur menghormati Allah (1-2).
Ajakan itu diwujudkan dalam bentuk bernyanyilah bagi Tuhan, sekaligus
merupakan ajakan untuk mengatakan bahwa katakanlah yang baik tentang
Dia, agar kita dapat membawa orang lain untuk mengenal tentang tentang
Dia." Nyanyikanlah nyanyian baru, adalah wujud dari perasaan-perasaan
yang baru yang dibungkus dengan ungkapan-ungkapan baru. Bahwa lagu
lama atau kehidupan lama perlu ditinggalkan agar kehidupan baru dalam
persekutuan dengan Tuhan menjadi yang utama. Lagu baru diharapkan
sebagai sesuatu yang membawa perubahan hidup
Matius 22:15-22 merupakan penegasan Yesus ketika menanggapi
pertanyaan yang menjerat dari orang-orang Farisi yang mendapatkan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 265 -

dukungan dari orang-orang Herodian, yakni anggota-anggota suatu partai


Yahudi yang menghendaki keturunan Herodes Agung yang memerintah
atas mereka dan bukan gubernur Romawi. Mereka memperkirakan Yesus
akan menjawab dengan 'ya' atau 'tidak' terhadap pertanyaan mereka (17).
Yesus tahu maksud pertanyaan ini dan apa risikonya bila menjawab
dengan salah satu di antara jawaban di atas. Jawaban 'ya' akan
menimbulkan kemarahan mereka karena mengalami penderitaan di bawah
jajahan Romawi, sedangkan jawaban 'tidak' akan memancing kemarahan
pemerintah Romawi. Yesus menegur keras kejahatan dan kemunafikan hati
mereka, serta dengan bijaksana menjawab pertanyaan mereka (18-21).
Jawaban Yesus telah menggagalkan niat hati mereka yang jahat dan
menelanjangi kemunafikan mereka (22). Pelajaran yang kita dapatkan dari
perikop ini adalah pengajaran Yesus tentang keberadaan orang percaya
yang seharusnya dapat menempatkan diri sebagai warga negara di bumi
yang tidak mudah jatuh oleh berbagai tantangan dan ujian darimanapun.
Dalam melakukan tanggungjawabnya di bumi orang percaya harus
melakukan kewajibannya sebagai bentuk pengabdiannya kepada bangsa
dan negara, sehingga peran sekecil apa pun yang mampu kita lakukan telah
menjadi pemikiran kita di tengah masyarakat? Sebab apa yang kita lakukan
di bumi semuanya dalam rangka pengabdian kita kepada Allah.
Korelasi keempat bacaan diatas, hendak mengajak kita untuk
memahami bahwa Allah bekerja melalui orang yang dikehendaki-Nya
untuk menyatakan kebenaran. Misalnya Paulus telah dipakai oleh Allah
memberitakan Injil terhadap orang-orang Tesalonika sehingga orang
Tesalonika mengenal kebenaran dalam Kristus, Bahkan Allah mewujudkan
keadilan dengan mengurapi Koresy yang walaupun bukan seorang Yahudi,
namun Allah memakainya untuk melaksanakan kehendak Allah sendiri,
dan dijadikan-Nya alat dalam tangan-Nya untuk melakukan kebenaran.
Yesuspun memberikan penegasan untuk tetap mengatakan kebenaran
terhadap orang Farisi yang terus berupaya mencari-cari kesalahan untuk
menjatuhkan Yesus, tetapi karena Yesus memberikan penjelasan tentang
bagaimana hidup bertanggung jawab terhadap kaisar dan terhadap Tuhan
maka akhirnya mereka mengerti makna tanggung jawab yang
sesungguhnya. Dengan demikian, orang Farisi sulit mempersalahkan
kebenaran yang telah disampikan oleh Yesus.
Kitapun perlu meninggalkan kebisaaan lama lalu kita hidup dalam
pikiran dan kehidupan baru, bahwa sebagai orang yang telah dipilih dan
dibaharui dalam Tuhan, pemazmur mengajak kita untuk bermazmur
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 266 -

menghormati Allah dalam wujud memuliakan Allah, sekaligus merupakan


ajakan untuk mengatakan bahwa katakanlah yang baik tentang Dia, agar
kita dapat membawa orang lain untuk mengenal tentang Dia."
Terkait dengan minggu pemuda, maka selaku pemuda yang hidup
dalam masyarakat berbangsa dan bernegara, maka hendaklah pemuda
memiliki tanggungjawab yang menghargai tanggunggungjawabnya sebagai
warga negara dan tanggungjawabnya terhadap gereja sebagai warga
gereja. Itu berarti bahwa pemuda hendaknya menjadi alat untuk
memperkenalkan Allah dalam bentuk melibatkan diri dalam mewartakan
kebenaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, lalu kemudian
berupaya memberi hidupnya dalam bentuk melibatkan diri dalam
pelayanan gereja. Hal ini penting oleh karena pemuda yang berintegritas
adalah pemuda yang memuliakan Allah serta siap pergi mengabarkan Injil
dalam sikap dan tindakan nyata dalam hidupnya.

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 23-28 Oktober 2017

MENGABDI KEPADA ALLAH DAN BERKARYA BAGI BANGSA


Matius 22:15-22
Tujuan:
1.Jemaat memahami bentuk pengabdian kepada Allah dan berkarya bagi Bangsa
2.Pemuda Kristen dapat menggunakan kehidupannya untuk mengabdi kepada Allah dan
berkarya bagi bangsa.

Pembimbing
Orang Farisi berunding dengan orang Herodian untuk menjerat
Yesus (ay.15-16a). Sesungguhnya, kedua kelompok ini sulit bersatu sebab
pada dasarnya orang Farisi tidak mau membayar pajak kepada Kaisar
Romawi sebab membayar pajak berarti mengakui dirinya sedang dijajah
Roma. Juga, membayar pajak kepada kaisar berarti mengakui ada raja lain
dalam hidup mereka selain raja kehidupan mereka yakni Allah. Orang
Farisi lebih rela membayar pajak kepada Allah melalui pajak bait suci dari
pada membayar pajak kepada Roma. Tetapi membayar pajak karena
ditekan dan dipaksa pihak Roma justru melalui wali wilayah Palestina
yaitu Herodes Antipas dan sejawatnya. Orang Herodian adalah kelompok

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 267 -

Yahudi yang menharapkan/memperjuangkan keturunan Herodes Agung


sebagai raja mereka dan seharusnya bukan raja Romawi.
Kelompok yang berbeda bahkan bertentangan ini bersatu demi
menjebak Yesus dengan pertanyaan Apakah diperbolehkan membayar
pajak kepada Kaisar atau tidak?". Mengapa pertanyaan ini dipakai untuk
menjerat Yesus? Pertanyaan ini merupakan jebakan yang akan menjerat
Yesus sebab, Pertama, apabila Yesus segera menjawab jangan bayar pajak,
maka orang Farisi dan Herodian mempunyai alasan untuk menyebut atau
menuduh Yesus sebagai pemberontak kepada pemerintahan Romawi
sebab Ia menyuruh rakyat untuk tidak membayar pajak. Kedua, kalau
Yesus segera menjawab bahwa kamu harus membayar pajak, maka Farisi
segera menuduh Yesus sebagai pengkhianat Israel sebab Yesus dianggap
sama saja dengan pemerintah Romawi yang menuntut pembayaran pajak
yang sangat memberatkan masyarakat.
Yesus memahami maksud jerat itu. Yesus meminta mata uang
yang dipakai membayar pajak yakni uang satu dinar. Pada sisi muka mata
uang satu dinar terdapat gambar Kaisar Tiberius dengan tulisan
dipinggirnya bertuliskan Tiberius Kaisar, Putera Agustus yang Ilahi dan
pada bagian belakangnya terdapat gambar Ibunda Kaisar yang duduk di
atas tahta ilahi dengan tulisan pinggirnya Imam Tertinggi. Gambar dan
tulisan pada uang dinar sebagai lambang kekuasaan Romawi bahwa Kaisar
itu berkuasa, disembah dan dialah penentu segala-galanya.
Yesus hendak mengatakan bahwa kamu memakai uang Roma yang
dikuasai Kaisar karena itu berikanlah pajak kepada Kaisar. Tetapi kamu
juga adalah gambar Allah yang hidupmu dikuasai Allah maka
persembahkanlah seluruh hidupmu hanya kepada Allah. Mata uang
kepunyaan Kaisar tetapi manusia dan segala isi bumi adalah milik Allah.
Jadi Yesus mengajar orang Farisi untuk taat kepada pemerintah yang
mengatur pajak untuk kebaikan hidup bersama dalam negara tetapi
bersamaan dengan itu orang Farisi mestinya lebih setia dan taat
menyerahkan hidupnya kepada Allah saja, sebagaimana yang juga
diajarkan dan diakui oleh mereka. Sementara orang Herodian merasa
Yesus menganjurkan agar masyarakat membayar pajak seperti yang
mereka sendiri inginkan. Orang Farisi tidak bisa menjerat Yesus di hadapan
orang Herodian demikian sebaliknya orang Herodian tidak bisa menuduh
Yesus sebagai propokator tidak membayar pajak. Itulah sebabnya diakhiri
dengan kalimat Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan
Yesus lalu pergi (Materi ini diringkas dari berbagai sumber)
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 268 -

Pertanyaan Diskusi
1.Baca dengan baik ayat 16b Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang
yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut
kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Apakah
mereka tulus dan jujur berkata-kata seperti itu kepada Yesus? Apakah
cara seperti ini bisa terjadi dalam kehidupan bersama dalam jemaat?
Berikanlah contoh.
2.Kejujuran membayar pajak sedang diperjuangkan pemerintah (program
Tex Amnesty). Apakah himbauan Yesus memberikan kewajiban kepada
Kaisar sama dengan keharusan membayar pajak sekarang ini? Kita
membayar pajak karena himbauan Yesus atau karena takut kepada
pemerintah?
3.Terakit dengan minggu pemuda, maka tanggung jawab apa yang
seharusnya diwujudkan oleh pemuda terhadap negara dan gereja?
Diskusikanlah.

~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-44 29 Oktober 2017
(Peringatan Hari Reformasi Gereja)

PEMBAHARUAN DIRI UNTUK HIDUP KUDUS


(Kadibaruan Kale Umpatu Katuoan Masero)

Mazmur : Mazmur 1:1-6


Bacaan 1 : Imamat 19:1-1
Bacaan 2 : 1 Tesalonika 2:1-12 (Bahan utama)
Bacaan 3 : Matius 22:34-40
Nas Persembahan : Mazmur 136:26
PHB : Ibrani 4:14

Tujuan:
1. Jemaat memahami arti kebahagian yang sesungguhnya
2. Jemaat menyatakan pembaharuan hidup melalui ketaatan kepada Firman Allah.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 269 -

Pemahaman Teks:
Imamat 19:1-18. Imamat dapat diartikan Tuhan memanggil.
Dipanggil untuk apa? Untuk hidup kudus sebagai bangsa kepunyaan Allah.
Kitab ini disebut Kitab Musa yang ketiga yang berisi panduan bagaimana
para imam yakni orang Lewi melaksanakan tanggungjawab mereka serta
menjadi panduan bagaimana umat menghampiri Allah lewat kurban-
kurban dalam kerangka kekudusan hidup. Teks bacaan kita
menggambarkan bagaimana Allah memanggil umat untuk hidup kudus:
Kuduslah kamu,sebab Aku,Tuhan,Allahmu kudus . Kalimat ini menjelaskan
bahwa standar kekudusan umat ialah apa yang Allah tetapkan sendiri dan
bukan berdasarkan keinginan, kemampuan umat. Standar yang Allah
tetapkan itu dalam teks ini menyangkut 3 hal : yaitu sikap hati, pikiran dan
hidup kepada Allah; sikap hidup, hati dan pikiran dan tindakan atas diri
sendiri dan sikap hati, pikiran dan tindakan terhadap sesama. Pencemaran
diri yang berarti penyimpangan hidup dari standar Allah akan selalu
mendatangkan kecemaran atas Nama Allah (ay.12) dan itu selalu berarti
hukuman.
1 Tesalonika 2:1-12 Jemaat Tesalonika adalah buah dari
pemberitaan Injil Rasul Paulus. Waktu yang sangat terbatas berada
ditengah-tengah jemaat membuat Paulus mesti menuliskan surat kepada
mereka. Teks bacaan kita memberi fokus terhadap 2 hal dalam relasi
Paulus dan Jemaat. Pertama, Paulus menyakinkan mereka tentang motif
para rasul dalam memberita Injil, yakni sebagai anugerah kelayakan yang
Tuhan beri(ay.4-6) dan hal itu mereka nampakkan dalam teladan hidup
mereka ditengah-tengah jemaat yakni: keramahan, kesalehan, adil dan tak
bercacat serta menjadi pengayom bagi jemaat (ay.7-11). Kedua, Dorongan
dan harapan Paulus. Paulus tidak hanya memuji respons jemaat Tesalonika
dalam menerima Injil (Ps.1) tetapi Paulus juga memotivasi mereka untuk
terus memelihara hidup percaya mereka dengan ketaatan pada kehendak
Allah (ay.12) sebab ketaatan pada kehendak Allah berujung pada
kemuliaan hidup dalam Kerajaan-Nya.
Matius 22:34-40, Hukum Kasih diaminkan sebagai 2 kesimpulan
utama dan penting dari 10 Hukum Tuhan yang diterima Musa. Bahkan
Yesus sendiri oleh Matius menyebut Hukum Kasih ini sebagai kesimpulan
dari semua Taurat dan Kitab Para Nabi (ay.40). Hukum yang pertama:
Kasih kepada Allah meliputi hati, jiwa dan akal budi. Hal itu berarti total,
keutuhan hidup kita. Keseluruhan hidup kita mencakup: kesetian, kesatuan
dengan Allah; penyerahan diri, ketaatan, kerinduan kepada Allah. Kasih
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 270 -

kepada Allah berarti tidak kompromi dengan dosa. Hukum yang kedua:
Kasih kepada Allah tidak hanya diwujudkan dalam sikap bakti dan sembah
yang sungguh dan tekun, tetapi juga dalam bagaimana bersikap kepada
saudara-saudara seiman dan sesama manusia. Kasih yang mewujud dalam
kesungguhan membangun dan memulihkan relasi dengan siapa
saja(termasuk musuh).

Pokok-Pokok yang dapat di kembangkan


Dari keseluruhan teks diatas maka benang merah yang
menghubungkan ketiganya ialah :

1. Hidup Kudus sebagai Panggilan Ilahi. Keberdosaan manusia


adalah noda dalam relasi Allah dengan umat-Nya. Dan itu
membawa hukuman. Allah sebagai pribadi yang Maha kasih tentu
tidak ingin umat-Nya binasa karena dosanya. Itulah sebabnya, Allah
selalu berinisiatif agar umat dapat menemukan kebenaran,
kecucian dan kekudusan agar dapat berjumpa dengan Allah (bnd
Mat.5:8)

2. Hukum Allah sebagai Jalan menuju kekudusan. Allah tidak


sekedar memanggil umat untuk menikmati hidup dalam relasi
kekudusan-Nya, tetapi Ia Pribadi yang juga menunjukkan jalan, cara
untuk umat dapat menjumpai-Nya dalam Kekudusan. Hukum
Taurat dan Kitab Para Nabi diberikan Allah kepada umat supaya
mereka belajar berjalan dalam sebuah rambu-rambu yang
menuntun mereka untuk berjumpa dengan Allah. Kristus adalah
kegenapan Hukum Taurat dan itu berarti umat memiliki teladan
pribadi yang diperkenan Allah bagi kita.

3. Respons umat terhadap panggilan Allah. Kalau Allah telah


memanggil dan telah menunjukkan jalan untuk hidup kudus apakah
respons sebagai umat-Nya? Seperti kata Paulus supaya kamu
hidup sesuai dengan kehendak Allah. Apakah kehendak Allah?
Hidup dalam kekudusan. Bagaimana caranya? Mewujudkan kasih
kepada Allah dan kasih kepada sesama dengan segenap hati, jiwa
dan akal budi dan tidak lagi kompromi dengan dosa! (ARD)

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 271 -

Bahan Penelaahan Alkitab 30 Oktober 04 November 2017

PEMBAHARUAN DIRI UNTUK HIDUP KUDUS


(Kadibaruan Kale Umpatu Katuoan Masero)
Imamat 19:118

Tujuan:Lihat tujuan khotbah Minggu 29 Oktober 2017

Pembimbing
Kuduslah kamu, sebab Aku,Tuhan Allahmu adalah kudus ! kalimat
ini dapatlah dikatakan menjadi tema dari teks bacaan kita. Dari kalimat
tersebut kita dapat melihat 2 hal penting, Pertama: Soal Panggilan.
Peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir tidak hanya berarti
pembebasan atau kemerdekaan, tetapi juga merupakan penyataan akan
kekhususan, keutamaan Israel didalam pandangan Allah dibanding bangsa
lain. Dalam kekhususan yang dimiliki itu, Allah ingin mereka memiliki ciri
khas yang membedakan mereka dengan bangsa lain yaitu kekudusan hidup
dalam relasi dengan Allah Yang Esa (Kel.20:1-2). Kedua: Soal Standar
Hidup. Untuk membangun Israel sebagai suatu bangsa yang memilki
kekhususan, maka Allah sendiri menetapkan standar kualitas hidup atas
umat-Nya yakni kekudusan hidup. Pemberian Hukum Taurat kepada Musa
untuk menjadi panduan, pegangan dalam mewujudkan apa yang
diharapkan Allah. Ketaatan pada hukum-hukum Allah berarti hidup,
kebahagian hidup dan keutamaan hidup yang nyata dalam kesetiaan bakti
kepada Allah dan perilaku yang benar kepada sesama.

Pertanyaan diskusi :
1. Karena kasih karunia Allah, kitapun telah dipanggil menjadi umat
kepunyaan-Nya (Israel yang baru). Bagaimana kita merespons panggilan
hidup kudus yang Allah tuntut ?
(Belanna pakaborona Puang Matua anna den ditambai mendadi taunNa
(Israel baru). Umba dikua la umpebali tu petamba lako katuoan masero
susi tu natuntun Puang Matua?

2. Sejauh pengalaman hidup percaya kita kepada Allah dalam Kristus,


sudahkah kita memenuhi standar Allah itu? Apa yang kerap menghambat?
Dan Apa yang dibutuhkan untuk mewujudkan-Nya?
(Lan lingkanna katuoan kapatongananta lako Puang Matua lan Yesu
Kristus, manassa diponnoisiamoraka situru nasanganna Puang Matua?
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 272 -

Apara tu nenne mesakkalanganni ? Sia apa tu diparallui la umpapayanni?


Bahan Khotbah Minggu ke-45 5 Nopember 2017
(Minggu Kaum Bapak)

BAPAK YANG BERTANGGUNGJAWAB


(Ambe Untoe Tongan Passanan Tengkona)

Mazmur : Mazmur 43:1-5


Bacaan 1 : Mika 3:5-12
Bacaan 2 : 1 Tesalonika 2:9-12
Bacaan 3 : Matius 23:1-12 (Bahan Utama)
Nas persembahan : Mazmur 116:17
PHB : 1 Tesalonika 2:12-13

Tujuan :
1. Jemaat memahami dan meyakini bahwa Allah tidak kompromi dengan dosa.
2. Jemaat menjauhkan diri dari perbuatan jahat
3. Agar kaum bapak menjadi pemimpin yang baik dalam keluarga

Pemahaman Teks
Mazmur 43:1-5 adalah lanjutan dari mazmur 42 yang merupakan
nyanyian bani korah yang terdiri dari Mazmur 42, 49, 84, 87 dan 88. Bani
korah merupakan suatu keluarga besar penyanyi yang muncul dari anak-
anak Esau (Kej.36:5). Keluarga ini pun terbilang di antara orang Lewi ( Kej
6:21, Bil.25:58 dan 1 Tawarik 6:7). Mazmur ini mengungkapkan segenap
perasaan jauh dari Tuhan dan memohon pertolongan dari Tuhan karena
merasa tertekan oleh perbuatan yang dilakukan kaum yang tidak saleh,
yang telah menipu dan curang. Ia merasa seolah-olah Tuhan tinggal diam
terhadap masalah yang sedang dihadapinya. Sebab itu pemazmur berjanji,
jika Tuhan menolongnya, maka ia bersukacita dengan pergi ke mesbah
Allah untuk menghadap kepada Tuhan, bersyukur atas pertolongan yang
diberikan Tuhan kepadanya.
Mika 3:5-12, merupakan lanjutan dari dari ayat 1-4 yang berisi
nasehat-nasehat atau peringatan dari nabi Mika kepada pemimpin-
pemimpin Yehuda dan Israel juga nabi-nabi palsu agar bertobat dari segala
perbuatanya yang menyesatkan umat Tuhan. Mereka yang seharusnya
membimbing dan mengarahkan untuk dekat dengan Tuhan, namun justru
mereka suka membual, mencari keuntungan diri sendiri, bersukacita

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 273 -

melakukan sesuatu kalau ada untungnya, namun bila mereka tidak


mendapat keuntungan dari apa yang mereka buat, mereka menjadi tidak
senang dan marah bahkan memusuhi mereka (ay.5). Apabila mereka tidak
mau bertobat, maka Tuhan pasti akan menyatakan hukuman-Nya kepada
mereka. Para pelihat akan mendapat malu dan tukang-tukang tenung akan
tersipu-sipu, mereka sekalian akan menutupi mukanya sebab tidak ada
jawab dari pada Tuhan.(ay.6-7). Dengan otoritas dari Tuhan, Mika
memperingatkan para pemimpin dan nabi-nabi palsu yang telah
bersekongkol jahat agar bertobat dari dosa-dosa yang telah
membengkokkan segala yang lurus, yang mendirikan Sion dengan darah
dan Yerusalem dengan kelaliman, yang memutuskan hukuman karena
suap, memberi pengajaran karena bayaran dan menang karena uang (ay.8-
11). Jika mereka tidak bertobat, maka hukuman Tuhan pasti akan
dilaksanakan, Sion akan dibajak seperti ladang, Yerusalem akan menjadi
puing-puing, dan gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan
(ay.12).
1 Tesalonika 2:9-13 Rasul Paulus dengan rendah hati
menyampaikan kepada jemaat di Tealonika bahwa pelayanannya yang
telah dia lakukan selama ini adalah demi pemberitaan Injil Allah. Sebab itu
dengan penuh kasih ia menasehati dan menguatkan mereka sebagai saksi
Kristus untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah yang memanggil
mereka kedalam Kerajaan dan kemulian-Nya.
Matius 23:1-12 berisi tentang kecaman Tuhan Yesus kepada apa
yang dipikirkan dan dilakukan oleh ahli-ahli Taurat dan orang Farisi.
Tuhan Yesus mengingatkan agar orang banyak dan para murid-Nya sendiri
jangan meniru kelakuan mereka, sebab apa yang mereka lakukan tidak
sama dengan apa yang mereka katakan. Apa yang baik boleh ditiru untuk
dilakukan, tetapi yang jelek jangan di tiru (ay.3). Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi mengajar umat untuk taat pada hukum Taurat sebagai
cara mengabdi kepada Allah dan mereka suka merumuskan aturan-aturan,
tetapi mereka sendiri tidak melakukan hukum itu dan tidak menolong
orang lain. Setelah itu Yesus mengingatkan mereka bahwa apabila kita mau
menjadi yang terbesar, hendak menjadi pelayan, yang bersedia
merendahkan hati.

Pokok-pokok yang dapat di kembangkan


1. Integritas pemimpin. Integritas adalah konsistensi dan keteguhan
yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 274 -

keyakinan. Integritas dapat juga diartikan suatu konsep yang


menunjukkan konsistensi antara tindakan dengan nilai-nilai dan
prinsip. Dengan demikian seorang dapat di katakan mempunyai
integritas apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan dan
prinsip yng dipegangnya. Seorang pemimpin yang mempunyai
integritas akan mendapatkan kepercayaan dari yang dipimpinnya.
2. Dalam injil Matius dan Kitab Mika mengungkapkan tentang pemimpin-
pemimpin orang Israel dan ahli-ahli Taurat yang tidak berintegritas.
Mereka dengan sengaja melakukan kejahatan dan ketidakadilan dalam
usaha memperoleh keuntungan material. Kalau mereka mendapat
untung, mereka memberitakan damai, tetapi kalau tidak ada, yang ada
hanyalah perang. Mereka telah membenci kebaikan dan yang mencintai
kejahatan. Kejahatan mereka di gambarkan oleh Nabi Mika dengan
ungkapan merobek kulit dari tubuhnya, dan daging dari tulangnya,
mereka memakan danging bangsa-Nya dan mengupas kulit dari
tubunhya (ay.2-3). Padahal, mereka adalah orang-orang yang
diperbolehkan duduk di kursi Musa di setiap kota untuk mengajarkan
Hukum Allah (Kis.15: 21). Siapapun yang duduk di kursi ini akan
berfungsi sebagai guru dan sebagai orang yang menafsirkan hukum
Taurat bahkan mereka berfungsi sebagai hakim, yang menentukan
siapa yang benar dan siapa yang salah (bnd. 2 Tawarik 17:7-9). Namun
mereka justru memeras orang banyak, mereka memperlihatkan diri
sebagai orang yang sudah dekat dengan Allah, tetapi mereka tidak
melakukan apa yang mereka katakan itu. Ahli-ahli Taurat dan orang-
orang Farisi berlindung di bawa simbol-simbol agama dan bangsa yang
menunjukkan kalau mereka itu orang yang saleh. Sering kali mereka
hanya menunjukkan dan membuat peraturan-peraturan yang
didasarkan pada dalih sorgawi yang ternyata mereka sendiri tidak
penuhi. Mereka suka di panggil rabi dan sering menegur orang banyak
kalau tidak memanggil mereka berdasarkan gelar itu.
3. Sebab itu Nabi Mika dengan kekuatan dari Roh Tuhan, menyoroti para
pemimpin bangsa Israel yang lalim yang mengakibatkan Sion akan di
bajak dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing (ay.12). Bahkan
dalam injil Matius Tuhan Yesus sendiri, mengecam bahkan mengutuk
ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang penuh dengan kemunafikan itu.
Tuhan Yesus membongkar topeng kebohongan mereka yang
menganggap dirinya pemimpin padahal sama sekali tidak. Hal ini
menunjukkan bahwa Tuhan tidak kompromi dengan perbuatan mereka
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 275 -

sebagai pemimpin yang menggunakan salah jabatan untuk memeras


orang banyak. Sebab itu, Tuhan Yesus memperingatkan murid-murid-
Nya dan orang banyak untuk mendengarkan apa yang mereka katakan,
tetapi tidak meniru perbuatan mereka (ay.8).

4. Untuk menjadi yang terbesar. Setelah Tuhan Yesus memperingatkan


murid-murid-Nya, Ia pun berkata bahwa barangsiapa terbesar diantara
kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Sebagai guru, Tuhan Yesus
mengajar mereka untuk memahami bahwa untuk menjadi yang
terbesar, para pengikut-Nya harus mengikuti suatu standar yang
berbeda dengan standar dunia ini. Orang yang mau menjadi besar
haruslah bersedia menjadi seorang pelayan dan orang yang ingin
menjadi terkemuka harus rela menjadi hamba bagi sesamanya. Hal ini
menunjukkan bahwa standar menjadi besar di hadapan manusia dan
Tuhan sangat berbeda. Menjadi hamba dalam artian melayani Tuhan
dan sesama tanpa pamrih apapun. Inilah yang juga Paulus katakan
kepada jemaat di Tesalonika bagaimana dia bersama murid-Nya yang
lain, sungguh-sungguh telah memberi diri untuk melayani Tuhan dan
sesama melalui pemberitaan Injil Kristus. Paulus dan kerabat kerjanya
menunjukkan suatu teladan sikap rohani yang harus dimiliki oleh
setiap orang yang menjadi terbesar. Paulus sebagai pemberita Injil,
mempunyai sikap yang lemah lembut dan memelihara. Dengan
pengorbanan yang besar, berusaha untuk mengasuh, melindungi dan
mereka hidup kudus tak bercacat di hadapan jemaat, sambil
menasehati dan menguatkan hati mereka seperti seorang bapak.

5. Bapak sebagai pemimpin. Sebagai kepala keluarga. Maka dengan


demikian, bapak adalah pemimpin keluarga. Di negara-negara barat
yang mengenal tradisi pesta hari bapak yang di sebut Fathers Day.
Hal ini menunjukkan figur seorang bapak dipandang sangat penting
dalam kehidupan keluarga, termasuk di negara bagian timur.
Kehadiran seorang bapak sebagai kepala keluarga sangat menentukan
jalannya kehidupan keluarga itu sendiri. Sebab itu, kehadiran seorang
bapak dalam keluarga bahkan dalam masyarakat, sebagai bagian dari
tanggungjawab sebagai seorang kepala keluarga, harus mampu
menghayati peranannya sebagai imam dalam keluarga yang menjadi
contoh dan teladan bagi anak-anak dan orang lain. Untuk menjadi
pemimpin yang berintegritas, bukanlah perkara yang mudah, namun
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 276 -

semuanya dapat dilakukan ketika sungguh-sungguh menjadi pemimpin


yang takut akan Tuhan dan yang selalu mengharapkan pertolongan
hanya dari pada Dia. Sebab itu, mestinya selalu tumbuh kerinduan
dalam hati setiap kita untuk datang ke bait-Nya yang kudus untuk
menyembah Dia.

~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab, 5-11 November 2017
(Minggu Kaum Bapak Gereja Toraja )

BAPAK YANG BERTANGGUNGJAWAB


(Ambe Untoe Tongan Passanan Tengkona)
1 Tesalonika 2:9-13

Tujuan : Lihat tujuan khotbah 4 November 2017

Pembimbing :
1 Tesalonika 2:9-13 perlu di pahami dalam konteks pemberitaan
oleh Rasul Paulus kepada orang-orang Tesalonika (bnd. Kisah Para Rasul
17:1-9). Rasul Paulus memberitakan Injil di Tesalonika pada perjalanan
misionernya yang kedua. Hasil dari pemberitaan Injil yang dilakukan oleh
Paulus dan Silas menghasilkan beberapa orang Yahudi yang percaya
kepada Kristus ditambah sejumlah besar orang Yunani dan perempuan-
perempuan terkemuka sehingga semakin banyaklah jumlah mereka. Hal itu
membuat sebagian orang Yahudi keberatan, akibatnya Paulus harus
melarikan diri ke Berea. Disana Paulus memberitakan Injil, tetapi juga
dihentikan oleh orang-orang Yahudi yang terus mengejarnya sampai ke
Berea. Lalu Rasul Paulus melarikan diri ke Atena, disana bergabunglah
Timotius. Dari situlah Paulus mengutus Timotius untuk mengamati
keadaan di Tesalonika dan Paulus sendiri melanjutkan perjalannya ke
Korintus. Setelah Timotius berada disana dan mengamati keadaan orang
Kristen, Timotius kembali ke Korintus untuk melaporkan kepada Paulus.
Sebagai tanggapan atas laporan Timotius, maka Paulus menulis surat ini
yang berisi ungkapan sukacitanya atas keteguhan iman orang-orang
Kristen yang ada di sana, berisi peringatan kepada mereka agar tetap

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 277 -

menjaga kekudusan diri dan berisi penjelasan tentang status orang percaya
yang telah mati sebelum Kristus datang kembali.
Rasul Paulus menunjukkan kepeduliannya terhadap jemaat
Tesalonika dengan nasehat-nasehatnya yang membangun. Paulus pun
seakan mengembalikan memori jemaat akan apa yang telah dilakukannya
selama tinggal di Tesalonika dengan harapan agar mereka tetap kokoh
dalam imannya kepada Kristus. Paulus mengingatkan mereka kembali
bahwa ia telah bekerja keras siang dan malam tanpa harus membebani
mereka. Semua itu dilakukan Paulus dengan Tulus hati dan Paulus katakan
biarlah mereka sendiri yang menjadi saksi dan Allah. Hal ini diungkapkan
Paulus dalam rangka menunjukkan kedekatan seorang gembala terhadap
umat-Nya dan bagaimana mereka telah bertumbuh bersama. Paulus
melihat mereka sebagai anak dan dia sendiri sebagai bapa, inilah bukti
kedekatan mereka. Selama Paulus berada di Tesalonika ia telah berusaha
menunjukkan kekudusan dan kesucian hidup mereka. Paulus selalu
berusaha bertindak adil dan tidak bercacat sekalipun sering difitnah dan
menjadikan hidupnya sebagai contoh dan teladan.

Pertanyaan Untuk diskusi :


1. Perhatikan ayat 12, apa yang dimaksudkan Rasul Paulus supaya
kamu hidup sesuai dengan kehendak Tuhan? Silahkan masing-
masing mengungkapkan pendapatnya.
(Pemarangai tu ay.12, apara tu nasanga Rasulu Paulus miangkaran
gau' sipatu pa'poraianNa Puang Matu? Pada pokadai pangampata)
2. Apa saja yang menjadi penghalang bagi seseorang untuk setia
melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya?
(Apasia tu mendadi sakkalangan lako simisa-misa tau umpapayan
kamakaritutuanna umpogau paporaianna Puang Matua?)

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 278 -

Bahan Khotbah Minggu ke-46 12 November 2017

KEDATANGAN TUHAN
(Kasaean-Na Puang Kapenomban)

Mazmur : Mazmur 70
Bacaan 1 : Amos 5:18-24
Bacaan 2 : 1 Tesalonika 4:13-18
Bacaan 3 : Matius 25:1-13 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Bilangan 18:29
PHB : Mazmur 70:5

Tujuan:
1. Jemaat dapat menghayati tentang makna pengharapan dalam Tuhan
2. Jemaat menunjukkan sikap berjaga-jaga menyongsong kedatangan Tuhan.

Pemahaman Teks
Sebagai orang yang tak berdaya, Daud dalam mazmur 70:1-6 sangat
mengharapkan kehadiran Allah untuk menolongnya. Permohonan akan
pertolongan Tuhan ini merupakan pengulangan-pengulangan Daud dari
Mazmur 40. Kata bergegaslah (BIS) dua kali disampaikan dalam perikop
ini (Mzm.70:2,6). Hal ini menyatakan bahwa Daud dalam kondisi yang
sangat sukar. Musuh-musuhnya ingin mempermalukan dia dalam hal
imannya kepada Allah. Secara antiklimaks12 Daud berseru kepada Tuhan
karena ada orang yang berniat mencabut nyawanya (Mzm.70:3), ada yang
mengejek dia (Mzm.70:4), dan karena kesengsaraan serta kemiskinannya
(Mzm 70:6). Melalui persembahan korban yang diberikan, Daud dalam
teriakannya, ingin mengingatkan Tuhan tentang penderitaan berat yang
sedang dialaminya. Ia berteriak minta tolong kepada Tuhan karena percaya
bahwa Allah itu besar dan kedatangan Tuhan yang sangat dinantikan itu
akan memulihkan keadaannya.
Berbeda dengan Daud, nabi Amos justru menyatakan bahwa
sungguh celaka orang yang menantikan hari Tuhan. Bagi orang-orang yang
menginjak-injak orang lemah, penindas orang benar dan miskin, dan

12
Antiklimaks:Kemerosotan atau kemunduran mendadak sampai taraf yang tidak
berarti dan amat mengecewakan, sangat berlawanan dengan kemajuan atau kehebatan yang telah
dicapai sebelumnya.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 279 -

penerima suap (Amos 5:11,12) hari Tuhan itu merupakan kekelaman dan
kegelapan. Sungguh merupakan sebuah ketidakberuntungan. Itulah
sebabnya nabi Amos menyatakan bahwa Tuhan membenci ibadah dan
persembahan mereka.
Rasul Paulus mengingatkan jemaat Tesalonika agar tetap memiliki
pengharapan mengenai orang-orang yang telah meninggal sebelumnya.
Pengharapan itu didasarkan pada kebangkitan Kristus dari antara orang
mati (1 Tes. 5:14). Kebangkitan-Nya memberi jaminan bahwa orang yang
telah meninggal di dalam Tuhan akan lebih dahulu bangkit ketika Malaikat
meniup sangkakala dan Tuhan turun dari sorga. Sesudah itu, orang-orang
yang masih hidup akan menyongsong Tuhan di angkasa. Rasul Paulus
mengingatkan orang percaya untuk berpengharapan menyongsong hari
Tuhan.
Panggilan untuk berjaga-jaga tentang kedatangan Tuhan yang
kedua kali dijelaskan dalam Matius 25:1-13. Dalam perikop ini penulis Injil
Matius menjelaskan tentang dua kelompok gadis yang menyongsong
kedatangan mempelai. Kelompok pertama adalah 5 gadis bodoh yang
datang menyongsong kedatangan mempelai dengan membawa pelita tetapi
tidak membawa minyak. Mereka baru pergi membeli minyak ketika orang
sudah berteriak bahwa mempelai sudah datang. Sayang sekali saat mereka
pergi membeli minyak mempelai datang. Mempelai dan orang-orang yang
bersama-sama dengan dia masuk ruang perjamuan dan menutup pintu di
ruang perjamuan. Gadis-gadis bodoh itu terlambat datang dan tidak dapat
masuk ruang perjamuan.
Kelompok kedua adalah 5 gadis yang bijaksana. Mereka
mengadakan persiapan yang matang untuk menyambut mempelai. Mereka
dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang tidak terduga saat
pengantin datang. Pelita dan minyak cadangan dalam buli-buli
dipersiapkan dengan baik. Ketika mempelai datang mereka langsung
berjalan bersama dengan mempelai dan masuk ke dalam ruang perjamuan.
Perumpamaan ini mengingatkan bagi setiap orang bahwa siap atau tidak
Yesus pasti datang kembali (bnd. PGT bab VIII butir 1 dan 2). Itulah
sebabnya penulis Injil Matius mengingatkan bahwa, Karena itu, berjaga-
jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya (Mat.
25:13).

Pokok-pokok yang dapat di kembangkan


1. Kedatangan Tuhan merupakan pengharapan dan berita sukacita
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 280 -

bagi orang-orang yang percaya Yesus Kristus yang dengan setia


menantikan kedatangan-Nya. Dalam penantian itu, orang percaya
diminta untuk tetap menaruh pengharapan di dalam Kristus yang
sudah bangkit sehingga mereka tidak gelisah lagi memikirkan
orang yang sudah meninggal di dalam Tuhan.
2. Kedatangan Tuhan Yesus adalah sebuah keniscayaan. Dalam Wahyu
22:20 Yesus mengatakan bahwa Ia akan datang segera. Kata
segera itu sangat relatif. Waktu kedatangan-Nya tidak ada satu
orang maupun malaikat yang mengetahuinya, oleh karena itu setiap
orang diminta untuk berjaga-jaga. Amos 5:14 menasihatkan setiap
orang agar melakukan mencari yang baik. Tidak ada gunanya
seseorang beribadah jika pikiran, tutur, dan sikap bertolakbelakang
dengan makna ibadah itu sendiri. Ibadah yang benar dinyatakan
melalui sikap hidup dalam kebersamaan dengan orang lain. Ibadah
mesti menjiwai seluruh gerak langkah setiap orang.
3. Menyediakan minyak dalam buli-buli adalah indikator kelima gadis
disebut bijaksana dalam Matius 25:1-13. Mereka siap sedia
menghadapi kapan saja dan bagaimana kondisi saat mempelai
datang. Orang yang bijaksana menurut Matius 7:24 adalah orang
yang mendengar firman Tuhan dan melakukannya. Hal ini berarti
bahwa orang yang bijaksana adalah orang yang terus menerus
berjaga-jaga menanti kedatangan Tuhan dengan hidup tekun
mendengar dan melakukan firman Tuhan. Iman dan pengharapan
mereka di dalam Tuhan tidak tertidur.
4. Berbeda dengan gadis bijaksana, gadis-gadis yang bodoh tidak
mempersiapkan cukup minyak. Mereka lalai, terlambat, pintu sudah
ditutup. Mereka berteriak tetapi mempelai mengatakan bahwa ia
tidak mengenal mereka. Matius 7:22-23 menjelaskan hal yang
serupa. Banyak orang yang berseru-seru, Tuhan, Tuhan tetapi
Tuhan tidak mengenal mereka. Bukankah mereka mengusir setan
demi nama Tuhan? Bukankah mereka bernubuat dan mengadakan
mujizat demi nama Tuhan? Di sini persoalannya. Mereka hanya
melakukan sesuatu tanpa iman kepada Tuhan. Wayne Grudem
menulis bahwa semakin seseorang mengejar hal-hal yang
mengenakkan hidup ini, maka ia semakin melalaikan persekutuan
dengan sesama orang Kristen dan hubungan yang pribadi dengan
Kristus. Orang yang demikian tidak akan merindukan kedatangan
Tuhan Yesus sehingga menjadi lalai.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 281 -

Bahan Penelaahan Alkitab 13-18 November 2017

KEDATANGAN TUHAN
Kasaean-Na Puang Kapenomban
Amos 5:18-24

Tujuan: Lihat tujuan khotbah Minggu 12 November 2017

Pembimbing
Begitu dahsyat dan menakutkan hal datangnya hari Tuhan
sebagaimana yang digambarkan oleh nabi Amos. Ayat 18-20 menjelaskan
bahwa hari Tuhan itu adalah kegelapan. Kegelapan yang sama ketika
penciptaan (Kej.1:2). Hari itu akan dipenuhi dengan ratapan (ay.16). Orang
yang menantikan hari Tuhan menuai celaka. Nabi Amos
menggambarkannya sebagai orang yang tak putus dirundung malang.
Gambarannya jelas dalam ayat 19, ia lari karena dikejar singa dengan
terengah-engah ketakutan namun belum selesai dari kejaran singa maka
seekor beruang datang menghampiri dia. Dalam suasana letih dan lesu tiba
di rumah dengan bertopang tangan pada dinding, seekor ular datang
memagut dia. Menyakitkan, dia bukan saja mengalami penderitaan fisik
tetapi juga penderitaan emosional. Namun pertanyaan yang muncul adalah
apakah semua yang menanti hari Tuhan akan celaka? Bukankah hari Tuhan
itu adalah hari pemulihan?
Berita kedahsyatan hari Tuhan itu tentu bukan tanpa alasan.
Dengan keras nabi Amos menyampaikan firman Tuhan bahwa Ia membenci
dan menghinakan perayaan bulan baru umat-Nya. Tuhan tidak berkenan
kepada berbagai korban yang diberikan bahkan dengan hewan yang
tambun sekalipun. Ia tidak mau lagi mendengar nyanyian yang dinyanyikan
dan bunyi-bunyian yang ditabuh oleh umat-Nya. Pertanyaannya, bukankah
perayaan, korban, nyanyian dan bunyi-bunyian merupakan hal-hal yang
mesti dipakai untuk mengangungkan Tuhan? Mengapa Tuhan menolaknya?
Menyedihkan sebab penolakan itu terjadi karena umat hidup dalam
kemunafikan. Perayaan dan ibadah mereka luar biasa meriahnya tetapi
mereka tidak mencari Tuhan, sumber kehidupan mereka (Am.5:5). Mereka
juga menginjak-injak orang lemah, berbuat jahat, menerima suap, dan
mengesampingkan orang miskin (Am.5:11-12). Pada orang semacam ini
hari Tuhan itu menjadi celaka. Namun bagi orang yang hidup tekun dalam
penantian maka datangnya hari Tuhan itu merupakan sebuah sukacita .
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 282 -

Pertanyaan diskusi:
1. Apakah semua bentuk ibadah yang kita laksanakan dan berbagai
bentuk persembahan yang kita persembahkan masih dalam rangka
mewujudnyatakan kesiapsediaan kita menanti kedatangan Kristus?
Ataukah ibadah itu hanya sekadar kebiasaan karena kita adalah orang
Kristen? Diskusikanlah!
(Minturaka tu kamenomban dipogau sia pemala disorong mendadi
tanda bilangna kasakkaranta umpeagi kasaean-Na Puang Yesus Kristus
mapenduan? Batu, kamenomban iatomai dikua kedipogau dukai
belanna to saraniki? Tasimanan-mananni!)
2. Bagaimana menyatakan hal berjaga-jaga menanti kedatangan Kristus
kembali dalam kehidupan pribadi dan dalam hidup bersesama dengan
orang dari latar belakang agama dan budaya yang berbeda?
(Umbadikua umpapayanni tu kamareanta umpeagi kasaean-Na sule
Kristus lan katuoan simisa-misata sia lan katuoanta sisola to senga
diomai aluk senga sia to maada senga?)

~oOo~

Bahan Khotbah Minggu ke-47 19 November 2017

TUHAN MENUNTUT PERTANGGUNGJAWABAN


(Natuntun Puang Matua tu Tanggunganna)

Mazmur : Mazmur 90:1-12


Bacaan 1 : Zefanya 1:7-18
Bacaan 2 : 1 Tesalonika 5:1-11
Bacaan 3 : Matius 25:14-30 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 141:2
PHB : Mazmur 90:12

Pemahaman Teks:
1. Mazmur 90:1-12. Mazmur ini merupakan hasil perenungan Musa
terhadap berbagai kenyataan yang disaksikannya dalam
pengembaraan di padang gurun, khususnya tahun-tahun terakhir.
Semua angkatan dewasa yang keluar dari Mesir tewas dalam masa
pengembaraan, dan Musa mengamini bahwa itu adalah bentuk

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 283 -

hukuman Tuhan karena murka-Nya yang menyala-nyala terhadap


mereka yang selalu memberontak. Musa melihat bahwa umur
manusia singkat, dan dalam usia yang singkat itu tidak ada sesuatu
apapun yang dapat dibanggakan. Bahkan Musa menghayati bahwa
tahun-tahun kehidupan manusia dilalui dengan penuh keluh-kesah,
dan hal-hal yang sifatnya sementara yang mungkin bagi banyak
orang dapat diandalkan, sebaliknya merupakan pengalaman yang
penuh penderitaan dan kesengsaraan. Menyadari hal itu, Musa
dengan rendah hati memohon tuntunan Tuhan, agar dapat menjalani
kehidupan dengan hikmat.

2. Zefanya 1:7-18, Zefanya tampil sebagai nabi yang bernubuat di


Kerajaan Yehuda pada masa pemerintahan Uzia. Itu berarti bahwa
saat itu orang Yehuda masih berada di tanah air, belum diangkut ke
pembuangan. Saat itu kehidupan rakyat sangat merosot, baik dari
segi hubungan kemanusiaan (sosial) maupun kehidupan beragama.
Kehidupan sosial sarat dengan berbagai praktek yang tidak benar.
Para pemuka berjinak-jinakan dengan para kafilah asing dan
memperkaya diri dengan barang-barang rampasan. Baik pemuka
maupun rakyat tidak lagi mengindahkan norma-norma, yang antara
lain jelas dalam bahasa simbol melompati palang pintu.
3. Hal ini tentu merupakan pengaruh dari pemerintahan Manasye, ayah
Yosia, yang mengizinkan kembali penyembahan kepada dewa-dewa,
bahkan memelopori pendirian tiang-tiang berhala dan mezbah untuk
mempersembahkan kurban kepada dewa-dewa. Nabi Zefanya
menyerukan pertobatan: berdiam dirilah ... (ay.7) dan merataplah
... (ay.11). Juga menubuatkan hukuman Tuhan yang tidak main-main
dan tidak akan terelakkan kalau umat tidak mau bertobat. Hukuman
pada hari Tuhan itu sungguh dahsyat. Hal itu ditandai dengan
ungkapan-ungkapan akan terdengar teriakan dari Pintu Gerbang
Ikan, ratapan dari perkampungan baru, bunyi keruntuhan hebat
dari bukit-bukit(ay.10) dan hari pahit, hari kegemasan, hari
kesusahan dan kesulitan, hari kemusnahan dan pemusnahan, hari
kegelapan dan kesuraman, hari berawan dan kelam, hari
peniupan sangkakala dan pekik tempur(ay.14-16). Karena
dahsyatnya hari itu sehingga manusia akan berjalan seperti orang
buta, darahnya akan tercurah seperti debu, dan usus mereka seperti
tahi. Sangat mungkin nubuat inilah yang membuat raja Yosia
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 284 -

melakukan pembaharuan.

4. 1 Tesalonika 5:1-11. Menuliskan nasihat rasul Paulus kepada


jemaat di Tesalonika sehubungan dengan kedatangan hari Tuhan
yang tidak disangka-sangka. Paulus mengungkapkan bahwa Seperti
pencuri dan seperti sakit bersalin yang tiba-tiba menimpa seorang
perempuan. Rupanya ada anggota yang tidak sabar lagi menunggu
kedatangan Tuhan, sehingga mereka cenderung hidup ceroboh dan
masa bodoh. Paulus memberi nasihat supaya jemaat tetap
menghayati status mereka sebagai anak-anak siang (anak-anak
terang) yang bukan ditentukan untuk menerima murka melainkan
untuk beroleh keselamatan. Jemaat harus tetap berjaga-jaga dan
mengenakan seluruh perlengkapan senjata terang, tidak seperti
orang-orang yang hidup dalam kegelapan.

5. Matius 25:14-30. Perikop ini berupa pengajaran Tuhan Yesus


tentang kedatangan Anak Manusia (akhir zaman) yang disampaikan-
Nya dalam bentuk perumpamaan. Perumpamaan ini menekankan
perlunya menggunakan pemberian Tuhan secara bertanggung jawab.
Disebutkan tentang tuan yang pergi ke negeri yang jauh, hamba-
hamba yang diberi talenta, pulangnya tuan menuntut
pertanggungjawaban, dan hasilnya. Ternyata ada pemisahan antara
hamba yang baik dan setia dengan hamba yang jahat dan malas. Tuan
itu tidak mengatakan: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku
yang berhasil Juga tidak mengatakan: Hai hamba yang tidak
berhasil, melainkan: Hai hambaku yang baik dan setia dan Hai
hamba yang jahat dan malas. Sekalipun tuan itu tidak menolak hasil
yang diperoleh hambanya, namun itu bukanlah ukuran. Yang
terpenting adalah kesetiaan yang dinyatakan dalam proses
(menjalankan uang). Kebaikan dan kesetiaan yang dinyatakan oleh
hamba membuat tuannya mempercayainya untuk mengurus
perkara-parkara yang lebih besar, sebaliknya kemalasan membuat
hamba menerima hukuman.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan:


1. Tuhan memberi kita waktu untuk hidup, seperti tuan yang pergi ke
tempat yang jauh dalam kurun waktu tertentu dan pulang pada
waktu yang dikehendakinya, demikianpun Tuhan memberi waktu
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 285 -

bagi kita untuk hidup. Waktu yang Tuhan berikan kepada kita
berbeda-beda, namun yang pasti ialah bagi semua orang waktu itu
ada batasnya. Yang terpenting bukanlah lama atau singkatnya,
melainkan cara memahami dan menggunakan atau mengisi waktu
yang terbatas itu.
2. Tuhan memperlengkapi kita dengan karunia yang dapat
didayagunakan. Karunia yang diberikan Tuhan juga berbeda-beda.
Ibarat tuan yang meberi modal usaha yang berbeda-beda kepada
hamba-hambanya. Yang terpenting di sini bukanlah sedikit-
banyaknya atau tinggi rendahnya karunia berdasarkan ukuran
dunia, melainkan cara melihat dan menggunakan karunia itu.
3. Bagaimana kita menggunakan kesempatan dan karunia itu? Ini
tergantung pada seberapa dalamnya kita mengenal Dia yang
memberi waktu dan karunia itu dan apa yang akan Dia lakukan
sebagai akhir dari segalanya. Tuhan akan menuntut
pertanggungjawaban dari kita.
4. Kapan itu terjadi? Pada hari Tuhan. Pada saat itu, Tuhan akan
mengadakan penghakiman. Akibat dari penghakiman adalah
pemisahan. Terhadap hamba yang baik dan setia, tuannya akan
mengatakan: Turutlah dalam kebahagiaan tuanmu, tetapi bagi
hamba yang jahat dan malas, dia akan mengatakan Tercampaklah
ke dalam kegelapan, di sana akan terjadi ratap dan kertak gigi.

Aplikasi
1. Kita adalah pengikut Kristus, atau hamba Kristus. Hamba seperti
apa kita? Hamba yang baik dan setia, atau hamba yang jahat dan
malas?
2. Yesus pasti datang kembali. Cepat atau lambat, bukan urusan kita.
Entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, Yesus pasti datang
kembali. Yang terpenting ialah apakah kita merindukan
kedatangan-Nya bagaimana kita menantikan dan menyambut
kedatangan-Nya.?
3. Waktu yang Tuhan berikan itu terbatas, dan Tuhan menuntut
pertanggungjawaban dari kita. Karena itu adalah sangat penting
menjalani kehidupan ini secara bijaksana. Pengakuan Gereja Toraja
Bab VIII butir 2 dan 3 menuliskan: Yesus Kristus yang telah naik ke
sorga akan datang kembali dalam kemuliaan-Nya sebagai Hakim
dan Juruselamat untuk mewujudkan keselamatan dalam
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 286 -

kesempurnaan Kerajaan Allah. Sebab itu dengan sangat rindu kita


menantikan saat itu. Pada saan kedatangan-Nya kembali yang tidak
seorangpun mengetahuinya, Ia akan menghakimi semua orang yang
hidup dan yang mati menurut iman dan perbuatannya. Dunia akan
dimurnikan, dipulihkan, dan dibaharui menjadi dunia yang lestari

~oOo~

Bahan Penelaahan Alkitab, 20-25 November 2017

TUHAN MENUNTUT PERTANGGUNGJAWABAN


(Natuntun Puang Matua Tu Tanggunganna)
1 Tesalonika 5:1-11

Pembimbing
Paulus mencapai kota itu pada perjalanan Pekabaran Injil tahap
kedua (Kis.17:1-10). Tidak disebutkan dengan jelas berapa lama Paulus
tinggal di Tesalonika, namun catatan dalam surat ini mengatakan bahwa
sambil memberitakan Injil, Paulus bekerja keras untuk membiayai
hidupnya sendiri (1 Tes.2:9). Sekalipun terjadi keributan ketika Paulus
memberitakan Injil di Tesalonika, namun akhirnya juga berdiri jemaat di
kota itu.
Dalam perikop ini (ps.5:1-11) Paulus memberi nasihat kepada
jemaat sehubungan dengan kedatangan hari Tuhan atau kedatangan
Kristus kembali. Paulus sekali lagi mempertegas kepada jemaat hal yang
telah benar-benar mereka pahami sehubungan dengan kedatangan hari
Tuhan, bahwa datangnya secara tiba-tiba, ibarat pencuri atau seorang
hamil yang tiba-tiba ditimpa sakit bersalin. Karena itu, yang harus
dilakukan bukanlah sibuk meramal-ramalkan atau menghitung-hitung
waktu, kapan Yesus akan kembali, melainkan hidup berjaga-jaga,
mengenakan seluruh perlengkapan senjata terang, dan dengan itu jemaat
tetap mempertahankan kekudusan hidup sebagai anak-anak terang (anak-
anak siang), bukan seperti kehidupan anak-anak kegelapan. Dengan
demikian, jemaat tetap menjadi orang-orang yang beroleh keselamatan,
bukan orang-orang yang ditimpa murka.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 287 -

Pertanyaan diskusi:
1. Baca ayat 9-10. Diskusikanlah apa maksud Paulus: Entah kita berjaga-
jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Kristus?
(Basa polei tu aya` 9-10. Sipakadai apa tu nasanga Rasulu Paulus la
pasa'dingki', la mamma'ki',la tontongki' tuo sisola).
2. Tuhan menuntut pertanggungjawaban. Dalam hal apa saja kita telah
menggunakan secara bertanggung jawab waktu dan karunia yang Tuhan
berikan?
(Natuntun Puang Matua tu tanggunganna. Umbasiamo tanani
umpapayanni kumua tapake tongan siamo tu attu sia pamengan
nakamaseanki Puang Matua)

~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-48 26 November 2017
(Akhir Tahun Gerejawi 2017)

RAJA DI PENGHAKIMAN TERAKHIR


(Datu Ma`paolai Salu ke Attu Ma`katampakanna)

Mazmur : Mazmur 95:1-7a


Bacaan 1 : Yehezkiel 34:11-16
Bacaan 2 : Efesus 1:15-23
Bacaan 3 : Matius 25:31-46 (Bacaan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 95:2,3
PHB : Markus 13:33

Tujuan:
1. Jemaat dapat menjelaskan pemahaman mereka tentang Yesus adalah raja
2. Jemaat dapat menunjukkan sikap hidup sebagai warga kerajaan Allah

Pemahaman Teks
Yang paling indah dalam kehidupan orang percaya adalah
menantikan masa depan, karena mereka menantikan kedatangan Yesus
untuk menjadi Raja. Meskipun beberapa teolog mengatakan bahwa
kedatangan Yesus ditunda, seperti Albert Schweitzer yang mengatakan
bahwa pengharapan Tuhan Yesus telah gagal, dan bahwa seruannya sudah
selesai. Atau O. Cullmann juga berkata bahwa Yesus sendiri menantikan

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 288 -

masa depan yang singkat tetapi ternyata diperlambat atau di tunda.


Tetapi J. van Bruggen menekankan bahwa dalam ajaran Yesus
sendiri sudah jelas bahwa Dia memperhitungkan jarak waktu tertentu
antara kenaikan-Nya dan kedatangan-Nya. Karena Dia mempersiapkan
murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil keseluruh dunia, termasuk ke
kita saat ini. Menurut J.P.D Groen. Tuhan Yesus pasti datang segera. Segera
berarti sesaatpun tidak akan dibiarkan-Nya untuk tidak berguna. Tidak
akan ada pemborosan waktu.
Perikop ini di awali dengan peringatan akan tugas Gereja yang
sangat penting yaitu Mengabarkan Injil. Matius 24 terutama ay.14: Dan
Injil Kerajaan ini akan diberitakan diseluruh dunia menjadi kesaksian bagi
seluruh bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya. Tetapi ingat 2
Petrus 3:8 mengatakan dihadapan Tuhan, satu hari sama seperti seribu
Tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.

Pembagian perikop:
1. Kedatangan Tuhan Yesus kembali, Yesus akan bersemayam diatas
tahta kemuliaan-Nya (Mat.5:31-32).
2. Ayat 33-34. Semua bangsa dikumpulkan dan memisahkan antara
yang baik dan yang tidak baik.
3. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam penantian itu, lihat ayat 35-45
4. Pengharapan eskatologis (ay.46, dan mereka ini akan masuk
ketempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar akan ditempatkan
ke dalam hidup yang kekal).

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan


1. Kedatangan Kembali Tuhan Yesus .
a. Kedatangan Tuhan Yesus kembali, Yesus akan bersemayam diatas
tahta kemuliaan-Nya (Mat. 5:31-32). Tuhan Yesus akan datang
kembali pada akhir zaman. Yesus yang telah mengalahkan maut, juga
memiliki kuasa untuk membangkitkan dan menghakimi seluruh umat
manusia (bnd.Mat.28:18). Hadiwijono mengatakan, orang beriman
pada akhir zaman akan dibangkitkan kepada hidup yang kekal, adalah
suatu kenyataan yang tidak dapat diragu-ragukan, sebab Kristus telah
bangkit dari antara orang mati.13
b. Pengakuan Gereja Toraja Bab VIII Ayat 3, Pada saat kedatangan-Nya

13
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 1997, hlm. 495.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 289 -

kembali, tidak seorangpun mengetahuinya, Ia akan menghakimi segala


orang yang hidup dan yang mati menurut iman dan perbuatannya
2. Penghakiman Orang yang Hidup dan dan yang Mati
a. Ay.33-34. Semua bangsa dikumpulkan dan memisahkan antara yang
baik dan yang tidak baik. Bandingkan dengan 1 Ptr.3:22 (Yesus Kristus
yang telah naik ke sorga akan datang kembali dalam kemuliaan-Nya
sebagai Hakim dan Juruselamat untuk mewujudkan keselamatan
dalam kesempurnaan Kerajaan Allah. Sebab itu dengan sangat rindu
kita menantikan saat itu. PGT Bab VIII ay 2).
b. Dengan keadilan-Nya, Ia bertindak untuk memisahkan yang baik dari
yang yang tidak baik. Ayat 41, dan Ia akan berkata juga kepada mereka
yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-
orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia
untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
3. Pengharapan Orang Percaya (ay.46 b)
a. Ayat 46, Dan mereka ini (yang tidak baik)akan masuk ke tempat
siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal. Ada
pengharapan dalam pada akhir zaman. Hal itu terkait dengan Yesus
Kristus dan juga justru menyangkut manusia termasuk di dalamnya
orang percaya. Kedatangan Tuhan Yesus kembali, pertama-tama
dimaksudkan bagi keselamatan orang beriman. Orang yang beriman
pada hari kedatangan-Nya, akan dibangkitkan dan akan dimuliakan
bersama-sama dengan orang beriman yang masih hidup.
b. Hidup dalam kemuliaan. Pada masa kedatangan kembali Tuhan Yesus,
itulah hidup yang diselamatkan. Dan yang diselamatkan itu, bukan
hanya nyawa orang beriman, bukan hanya aku-nya sebagai inti
manusia, juga bukan hanya segi batinnya, melainkan manusia sebagai
keseluruhan. Yang diselamatkan adalah seluruh hidup manusia, lahir
dan batin, sebagai satu keseluruhan.14
c. Adanya langit baru dan bumi baru. Menurut 2 Ptr. 3:10-12, langit dan
bumi dengan segala unsurnya akan dilenyapkan dengan gemuruh
yang dahsyat, karena nyala api Tuhan akan menghanguskan dan
melenyapkannya. Tuhan Allah akan membaharui dunia melalui suatu
penghukuman dan dari penghukuman itu akan dilahirkan dunia yang
baru.15 Kesempurnaan dunia yang baru itu disebutkan dengan

14
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 1997, hlm. 499.
15
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 1997, hlm. 503.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 290 -

ungkapan, Tuhan Allah akan menjadi semua di dalam semua (1


Kor.15:28). Dalam bumi yang baru itu, berkat Allah akan benar-benar
diakui dan dirasakan oleh semua umat. Segala sesuatu akan terlaksana
sesuai dengan yang dikehendaki Allah.
d. Hidup yang kekal ( PGT Bab VIII:6). Ay 46b: tetapi orang benar ke
dalam hidup yang kekal. Sejalan dengan apa yang dikatakan dalam
Yoh.3:16, setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus akan
beroleh hidup yang kekal. Kristus telah mengkaryakan hidup kekal itu
bagi orang percaya. Oleh karena itu, hidup kekal sekarang ini telah
menjadi milik orang percaya. Sekalipun demikian, kesempurnaan
hidup kekal itu baru akan dianugerahkan kelak di langit yang baru dan
bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. Pada saat itulah umat
yang diselamatkan akan melihat Allah, hidup sempurna dalam
kemuliaan Allah.
4. Apa yang harus dilakukan dalam penantian (ay.35-45)
Renungkanlah sebuah ceritera ringan yang saya copas dari dua
buah media yaiutu SCTV dan RCTI diceriterakan: Kick Andy dalam
sebuah tayangan yang berjudul Tolong atau Minta Tolong,
mengisahkan tentang seorang Rinto Kanafi, pria berusia 43 tahun yang
kehilangan kaki karena kecelakaan, tiba-tiba dihadapkan kepada
seseorang yang minta tolong kepadanya. Seorang talent yang sudah
dipersiapkan sebelumnya berpura-pura minta tolong kepadanya untuk
mengantarkan kiriman roti kepada salah seorang pemesan yang sedang
berulang tahun. Sang talent sudah berupaya mencari korban untuk
menolong dirinya namun tidak berhasil, sehingga tibalah akhirnya
bertemu dengan Rinto Kanafi yang kala itu sedang ada di depan kios
rotan dan warung es kelapa muda. Setelah sang talent merengek, diluar
dugaan, Rinto Kanafi yang hanya berkaki satu itu mengantarkan roti
pesanan orang itu dengan biaya sendiri.
Kisah lainya adalah seorang sopir angkot yang sedang pusing
memikirkan biaya pengobatan anaknya. Suprihatin, nama sopir angkot
itu didatangi seorang nenek yang mencoba menjual ikan asin sisa untuk
membeli beras. Suprihatin ragu-ragu ketika akan menolong nenek itu
karena ia sendiri juga dalam keadaan susah. Sang Nenek ternyata
pantang menyerah dan terus mencoba mengganggu Suprihatin agar
membeli ikan asinya. Ternyata hati Sang Sopir angkot akhirnya luluh
dan menolong nenek itu membelikan beras sebanyak 10 kilogram. Saya
tidak tega melihat nenek yang katanya cucunya sudah dua hari tidak
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 291 -

makan. Saya jadi teringat nenek saya dulu, ujar Suprihatin memberi
alasan kenapa akhirnya dia mau menolong Sang Nenek. Sementara apa
yang dilakukan Karsimah benar-benar tidak masuk akal. Karsimah yang
baru kehilangan suaminya akibat meninggal dunia itu kini berprofesi
sebagai penambal ban di daerah Semarang, Jawa Tengah. Ia berprofesi
sebagai penambal ban karena terpaksa menggantikan suaminya untuk
mencari nafkah. Ketika sedang menunggu pelanggan, tiba-tiba datang
seorang nenek yang pura-pura tersesat dan minta tolong dirinya untuk
mengantar ke Salatiga. Karsimah tertegun sejenak melihat Sang Nenek
yang katanya mengaku sudah dua hari berusaha minta tolong kepada
beberapa orang tapi tak satu pun yang bersedia menolong. Walau agak
ragu-ragu, Karsimah kemudian menutup kios tambal ban nya dan segera
menggandeng nenek dan menumpang bus ke jurusan Salatiga.
Saudara-saudara, melakukan kehendak Allah tidak harus
menjadi Rinto Kanafi, atauSuprihatin, atau Karsimah, tetapi mungkin
dalam bentuk lain, mungkin pekerjaan yang lebih kecil ataupun
mungkin harus pekerjaan besar. Paulus senantiasa berdoa seperti dalam
pembacaan kita yang kedua, Efesus 1:15- 23: Ucapan syukur dan doa
Paulus bagi semua Jemaatnya.

Aplikasi:
Di akhir tahun gerejawi ini marilah kita kembali merenungkan
betapa seringnya kita menempatkan diri kita seolah-olah raja dan
memaksa Tuhan untuk menolong kita. Kita sering bersungut-sungut
apabila kemauan kita tidak terpenuhi, bahkan kadang-kadang kita
mematok syarat sebelum melakukan sesuatu dalam pelayanan. Meskipun
sampai sekarang kasih Allah tetap nyata dalam hidup kita. Karena itu,
berilah haknya sebagai Raja karena Dia adalah Raja dan kitalah hambanya.
Jadi selayaknya pada akhir tahun gerejawi, setiap orang percaya membarui
komitmen kesetiaan dan ketaatannyapada Tuhan yang Adalah Raja.

Catatan:
Dalam kalender gerejawi, minggu ini biasa disebut akhir tahun
gerejawi. Minggu berikutnya akan mulai lagi dengan minggu-minggu
adven. Pertanyaan ialah Apa yang semestinya dilakukan pada setiap akhir
tahun gerejawi? Ada jemaat yang menggunakan saat seperti ini untuk
kembali mengingat warga jemaat yang meninggal dalam tahun berjalan.
(biasanya nama-nama anggota jemaat yang meninggal dalam tahun
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 292 -

berjalan dibacakan, lalu mendoakan segenap rumpu kelarga).

Bahan Penelahan Alkitab 27 November - 2 Desember 2017


(Akhir Tahun Gerejawi 2017)

YESUS KRISTUS, ITULAH RAJA


(Yesu Kristusmo tu Datu)
Efesus 1:15-23

Pembimbing:
Surat Efesus ini adalah surat edaran yang bersifat Penggembalaan
kepada gereja-gereja yang ada di Asia Kecil, dan diedarkan oleh seorang
utusan. Surat Efesus ini ditulis pada saat Paulus berada dalam penjara di Roma
pada tahun 60 s/d 61 Masehi. Dan isinyapun ada kesamaan dengan Kolose,
terutama pasal 6:21,22 dan Kol.4:7. Khusus perikop kita saat ini, Efesus 1:15-
23 berisi Doa syafaat Paulus untuk gereja (semua orang percaya). Ada tiga
keinginan Paulus dalam doanya yaitu:
a. Ayat 15-16 agar sesama orang percaya mempunyai pengetahuan tentang
perintah Allah
b. Ayat 17-18 agar mereka yang telah dipanggil semakin teguh dalam
pengharapan kepada Allah.
c. Ayat 18 agar orang percaya dengan yakin bahwa kuasa Allah memelihara
terutama dalam kebutuhan-kebutuhan mereka sehari-hari.
Lalu selanjutnya dalam ayat 19-21 berisi penobatan yang telah bangkit
itu, Bukan hanya memberi hormat dan kemuliaan, tetapi juga memberi hasil
yang luar biasa bagi dunia dan gereja. Pada ayat 22 berisi penobatan Yeus
Kristus sebagai Raja dan pada ayat 23 berisi keterangan bahwa jemaat adalah
tubuh-Nya yang diberikan kepenuhan segala sesuatu.Jadi nyata sekali bahwa
doa syafaat Paulus ini berisi sebuah kerinduan supaya semua orang percaya
memiliki hikmat, wahyu dan pengetahuan yang benar sekaligus memberi
penegasan penting bahwa Yesus Kristus memerhatikan kehidupan mereka
karena Yesus Kristus adalah Raja.

Pokok diskusi:
1. Diskusikanlah hal-hal apa yang menjadi penekanan doa Paulus bagi kita,
dan bandingkanlah dengan doa kita selama ini.
(Sipakadai apa sia tu napamatatak Rasulu Paulus lan
passambayanganna, pasitendei umba susi ke kita massambayang)
2. Diskusikanlah mengapa kita sangat sulit memberi tempat bagi kekuasaan
dan kehebatan Tuhan yang adalah Raja.
Sipakadai matumbai tu torro to lino anna lendu ia masussanna umpaalai
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 293 -

inan tu kakuasan sia kamatandeanna Puang Matua kumu inang iamo


Datu)

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 294 -

Bahan Khotbah Minggu ke-49 (Adven 1) 3 Desember 2016

TERUS BERJAGA-JAGA
(Tontong Mapenanda)

Mazmur : Mazmur 80:1-8


Bacaan 1 : Yesaya 64:1-9
Bacaan 2 : 1 Korintus 1:3-9
Bacaan 3 : Markus 13:24-37 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 20:4
PHB : Markus 13:32-33

Tujuan: Jemaat selalu hidup berjaga-jaga dalam menyambut kedatangan Kristus kembali

Pemahaman Teks
Secara garis besar, perikop ini merupakan bagian akhir dari
Khotbah Yesus tentang akhir zaman, yakni penjelasan yang diberikan oleh
Yesus kepada empat murid, yakni Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas,
di atas Bukit Zaitun (Mrk. 13:3). Oleh sebab itu, sejumlah penjelasan dalam
ayat-ayat perikop ini tentu saja harus dihubungkan dengan ayat-ayat yang
mendahului penjelasan Yesus ini, khususnya pertanyaan ke-empat murid
yang mendasari penjelasan Yesus ini: "Katakanlah kepada kami,
bilamanakah itu akan terjadi, dan apakah tandanya, kalau semuanya itu
akan sampai kepada kesudahannya" (Mrk.13:4).
Cukup jelas terlihat minat para murid untuk mengetahui kapan
kesudahan waktu itu tiba. Dan dari penjelasan Yesus (Mrk.13:7-8),
terdapat kesan betapa ada dugaan, bahwa kehancuran Bait Suci dan
Yerusalem pada tahun 70 M, yang dalam Perjanjian Lama amat sering
dikaitkan dengan penghukuman Yerusalem, juga sekaligus merupakan
kesudahan tersebut. Yesus dengan jelas membantah hal tersebut. Dalam
Mrk.13:7-8, Ia mengatakan, bahwa "Dan apabila kamu mendengar deru
perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah.
Semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa
akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan
terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan. Semua itu
barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru". Dengan kata lain,

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 295 -

masa penantian pada masa kesudahan, yakni saat Anak Manusia datang
kembali dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya,
masih harus terus dinantikan.
Masa kedatangan Kristus kembali memang tidak dapat diketahui
secara pasti kapan waktunya. Namun demikian, tidak berarti bahwa tidak
ada tanda-tanda yang diperlihatkan. Berbagai gejala alam, yang memang
merupakan gambaran yang umum tentang Hari Tuhan dalam Perjanjian
Lama, merupakan tanda yang dapat diamati dengan baik. Itu sebabnya,
Yesus meminta para murid untuk belajar dari pohon ara. Pohon ara yang
tampak seperti mati pada musim dingin, dapat menjadi pertanda akan
datangnya musim panas, yakni ketika ranting-rantingnya mulai melembut
dan bertunas.
Yang mungkin seringkali jadi bahan diskusi lebih jauh, ialah apa
yang kemudian dimaksudkan oleh Tuhan Yesus dengan perkataan, bahwa
"Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu
terjadi"? Siapa yang dimaksud dengan angkatan ini? Apakah ini menunjuk
pada keseluruhan orang pada masa itu, sehingga ini berarti bahwa
kesudahan itu akan segera datang pada masa itu? Ataukah menunjuk
kepada siapa? Ada gagasan yang menyatakan, bahwa kata angkatan ini
menunjuk kepada bangsa Yahudi dan ada juga yang menunjuk pada
keberadaan umat manusia secara keseluruhan. Keduanya bisa saja
diterima, namun dengan sebuah kesadaran, bahwa angkatan tersebut
bukanlah menunjuk pada kumpulan orang Yahudi atau umat manusia pada
satu kurun waktu tertentu saja, melainkan dalam kurun waktu yang
meliputi sejarah kehidupan manusia. Dalam hal ini, yang mau ditegaskan
ialah bahwa semua peristiwa ini akan terjadi dalam sejarah kehidupan
umat manusia dan bukan di luar perjalanan sejarah. Dengan demikian,
umat manusia bisa menyaksikan segenap peristiwa ini.

Pokok pikiran yang dapat dikembangkan


1. Waktu (kairos-Mrk.13:33) yang telah ditentukan Tuhan itu pasti akan
tiba. Suka atau tidak, mau atau tidak, waktu itu pasti akan datang.
Perkataan Tuhan Yesus, bahwa "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi
perkataan-Ku tidak akan berlalu", juga merupakan sebuah bentuk
penegasan, bahwa apa yang disampaikan Yesus tentang akhir zaman
ini, pasti akan terjadi. Dalam banyak bagian Alkitab lainnya hal ini
juga selalu dikemukakan. Secara khusus, bacaan lainnya, yakni 1 Kor.
1:8 sangat jelas mengemukakan hal tersebut: "Ia juga akan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 296 -

meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak


bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus". Karena itu, yang jadi
soal, sesungguhnya bukan datang atau tidak waktu tersebut,
melainkan, apakah kita bersiap menyambut datangnya waktu
tersebut?
2. Kesiapan itulah yang menjadi fokus pesan bagian Firman Tuhan ini.
Itu sebabnya pada bagian akhir khotbah tentang akhir zaman ini (5
ayat terakhir), disebutkan setidaknya empat kali kata berjaga-jaga
(dari kata Yunani agrupneo yang secara harafiah bisa juga diartikan
terjaga dari tidur). Pesan untuk berjaga-jaga menjadi penting, sebab
ada saja orang yang enggan untuk berjaga-jaga, dan sebaliknya
memilih untuk terus tidur (bisa diuraikan lebih jauh: mengapa orang
seringkali memilih untuk terus tidur dan enggan untuk bangun
berjaga-jaga. Demikian pula dengan contoh berjaga-jaga: Roma 13:8-
14). Padahal, sebagaimana yang dikemukakan dalam Injil Markus
13:32 : "Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa
saja."
3. Proses berjaga-jaga memang bukan persoalan yang mudah. Berbagai
tantangan dan penderitaan akan mewarnai perjalanan hidup murid-
murid menuju pada waktu kesudahan yang dinantikan tersebut.
Namun demikian, umat Tuhan tidak perlu kuatir dan ragu.
Penyertaan Tuhan bagi umat-Nya juga merupakan sebuah hal yang
pasti. Dalam 1 Korintus 1:8 dengan jelas dikemukakan janji
penyertaan itu, bahwa Ia juga akan meneguhkan kamu sampai
kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan
kita Yesus Kristus. Karena itu yang penting tentunya ialah terus
bergantung pada Tuhan sendiri dalam terus berjaga-jaga ini.

Pemahaman Teks
Secara garis besar, perikop ini dapat dibagi ke dalam dua bagian,
yakni ayat 8-10 yang menjelaskan tentang kewajiban untuk mengasihi
sebagai penggenapan hukum Taurat, dan ayat 11-14 yang merupakan
alasan untuk melakukan hal tersebut, yakni waktu keselamatan yang sudah
lebih dekat. Kalimat awal pada ayat 11 bisa menjelaskan hubungan dari
kedua bagian tersebut, yakni: "Hal ini harus kamu lakukan (kewajiban
mengasihi), karena....."

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 297 -

Terkait dengan tema tersebut di atas, yakni "Mengenakan


Perlengkapan Senjata Terang" terdapat beberapa hal yang perlu dipahami
lebih jauh. Pertama, pesan rasul Paulus dalam ayat 12, bahwa "saatnya
telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur". Pertanyaan yang
mengemuka ialah, apa yang dimaksudkan dengan tidur? Bukankah jemaat
di Roma juga merupakan orang-orang percaya? Mengapa mereka diminta
untuk segera bangun dari tidur?
Oleh Th. van den End, dalam Tafsiran Surat Roma dikemukakan,
bahwa bangun dari tidur dalam perikop ini sesungguhnya merupakan
pesan untuk tetap berjaga-jaga. Tetap tertidur adalah sebuah bentuk
ketidaksadaran, bahwa sebuah bentuk kehidupan baru sesungguhnya telah
dimulai dan harus terus dijaga. Status sebagai orang percaya tidak berarti
bahwa semuanya sudah beres. Dalam hal ini, ada orang percaya yang
kadang masih tertidur. Mereka ibarat lima gadis bodoh yang tidak mampu
berjaga-jaga dalam menantikan kedatangan Kristus: "Tetapi karena
mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua
lalu tertidur" (Mat.25:5). Akibatnya jelas, mereka kehilangan kesempatan
dalam menyongsong kedatangan Kristus kembali.
Gagasan ini juga sejalan dengan hal kedua yang perlu diperhatikan,
yakni pesan untuk segera mengenakan perlengkapan senjata terang, yakni
Yesus Kristus (lihat ayat 12 dan 14). Pada surat Paulus yang lain, memang
dikemukakan bahwa "Karena kamu semua, yang dibaptis dalam
Kristus, telah mengenakan Kristus" (Gal.3:27). Namun "telah mengenakan
Kristus" dalam ayat ini lebih terkait dengan peristiwa pembaptisan yang
menegaskan hadirnya sebuah kehidupan baru bersama dengan Kristus.
Dan keadaan "telah mengenakan Kristus" di awal ini tidak berarti, bahwa
semua persoalan sudah beres. Mereka harus tetap bisa berjaga-jaga dan
tidak tertidur. Caranya ialah juga dengan "mengenakan perlengkapan
senjata terang yakni Yesus Kristus". Namun, kata "mengenakan" di sini
tidak lagi terkait dengan peristiwa baptisan di masa lampau, melainkan
terkait dengan "perlengkapan senjata" sebagai hal yang harus terus
menerus jadi bagian kehidupan orang percaya.
Pesan untuk mengenakan perlengkapan senjata juga makin
menegaskan kondisi kehidupan orang percaya kini. Dengan memakai
kiasan istilah dalam pertempuran, Paulus hendak menegaskan, betapa
kehidupan sebagai orang percaya, bukanlah sebuah kehidupan yang mudah
dan langsung beres. Sebaliknya, kehidupan orang percaya merupakan

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 298 -

kehidupan yang penuh dengan tantangan. Oleh sebab itu, harus dijalani
dan diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan


1. Waktu (kairos) yang telah ditentukan Tuhan itu pasti akan tiba. Suka
atau tidak, mau atau tidak, waktu itu pasti akan datang. Dalam banyak
bagian Alkitab hal ini selalu dikemukakan. Dua bacaan lainnya, yakni
Yesaya 2:1-5 dan Matius 24:36-44 sangat jelas mengemukakan hal
tersebut. Karena itu, yang jadi soal, sesungguhnya bukan datang atau
tidak waktu tersebut, melainkan: apakah kita bersiap menyambut
datangnya waktu tersebut?.
2. Kesiapan itulah yang menjadi fokus pesan bagian Firman Tuhan ini.
Disebutkan demikian, sebab banyak orang yang enggan untuk berjaga-
jaga, dan sebaliknya memilih untuk terus tidur (bisa diuraikan lebih
jauh: mengapa orang seringkali memilih untuk terus tidur dan enggan
untuk bangun berjaga-jaga). Padahal, sebagaimana yg dikemukakan
dalam Injil Matius 24:36, Tetapi tentang hari dan saat itu tidak
seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun
tidak, hanya Bapa sendiri." Terus berada dalam pesta pora dan
kemabukan, dalam percabulan dan hawa nafsu, dalam perselisihan dan
iri hati, merupakan bentuk kehidupan yang terus tertidur (bnd.Ay.13).
Sebaliknya, hidup sopan dan tidak lagi merawat tubuh untuk
memuaskan keinginannya (ay.14), adalah sebuah bentuk kehidupan
yang telah terbangun dan siap untuk berjaga-jaga. Yang dimaksudkan
dengan larangan untuk merawat tubuh, tentu saja bukan larangan
untuk hidup sehat, menjaga kebersihan dan berolah-raga, melainkan
sebuah sikap yang selalu toleran tehadap berbagai keinginan daging
manusia yang diracuni oleh dosa.
3. Bagaimana harus bersiap? Roma 13:14 jelas mengatakan pesan penting
tentang bagaimana harus bersiap, yakni: "Tetapi kenakanlah Tuhan
Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang..." Maksudnya jelas,
bahwa upaya untuk hidup dengan sopan dan berjuang melawan
berbagai kuasa kegelapan, tidak dapat dilakukan dengan kekuatan
sendiri. Sebaliknya, hal tersebut hanya mungkin dilakukan dalam
persekutuan dengan Yesus Kristus.

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 299 -

Bahan Khotbah Minggu ke-50 (Adven 2) 10 Desember 2016

MENYONGSONG KARYA PENYELAMATAN ALLAH


(Untammui Katilendokan Lu Dio Mai Puang Matua)

Mazmur : Mazmur 85:8-14


Bacaan 1 : Yesaya 40:1-11 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 2 Pet.3 : 8-15a
Bacaan 3 : Markus 1:1-8
Nas Persembahan : 1 Petrus 2:5
PHB : Mazmur 59:11

Tujuan:
1. Jemaat Mengimani Karya Penyelamatan Allah
2. Jemaat menyambut karya penyelamtan Allah ini dengan pertobatan

Pemahaman Teks
Cukup jelas terlihat pesan teks bacaan ini, yakni sebagai berita
pembebasan dan pemulihan dari tengah-tengah pembuangan di Babel.
Namun terkait itu, menarik memperhatikan pandangan Bruce Birch, dalam
bukunya Let Justice Roll Down. Menurutnya, memang terdapat kesejajaran
antara karya pembebasan bangsa Israel dari Mesir dengan peristiwa
pembebasan umat Israel dari pembuangan di Babel, yakni kedua peristiwa
penting dalam sejarah kehidupan bangsa Israel ini memang
memperlihatkan karya Allah yang melepaskan mereka dari sebuah
penindasan. Namun jika dicermati lebih jauh, kisah pembebasan dari
pembuangan di Babel, sesungguhnya bukan semata proses pembebasan
dari belenggu penjajahan. Lebih dari itu, kisah pembebasan dari Babel
sesungguhnya juga memperlihatkan karya pengampunan Allah bagi umat-
Nya. Betapa tidak, pembuangan ke Babel pada dasarnya juga merupakan
sebuah bentuk penghukuman Allah kepada umat-Nya, sebagai akibat dari
ketidaksetiaan mereka. Allah telah menggunakan tangan bangsa lain untuk
menghukum umat-Nya (Yes.5:25-30). Pembuangan ke Babel bukanlah
wujud kekalahan Allah, melainkan konsekuensi atas ketidaksetiaan mereka
sebagai umat Allah.
Oleh sebab itu, bisa dipahami jika berita penyelamatan umat Tuhan
dalam Yesaya 40:1-11 ini kemudian juga disertai dengan berita

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 300 -

pengampunan Allah atas dosa-dosa mereka. Dalam ayat 1-2, jelas


dikemukakan: Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman
Allahmu, tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa
perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni,
sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena
segala dosanya. Istilah "dua kali lipat" sendiri merupakan gagasan yang
memang terdapat dalam PL. Dalam Kel.22:9 dikemukakan, bahwa "....Siapa
yang dipersalahkan oleh Allah haruslah membayar kepada temannya ganti
kerugian dua kali lipat". Dengan demikian, hukuman dua kali lipat yang
telah dialami di Babel, sekaligus juga hendak menegaskan, betapa proses
pengampunan dari Tuhan itu sudah digenapi.
Lebih jauh lagi, karya penyelamatan Allah ini juga dilukiskan dengan
keberadaan seorang Gembala yang menggembalakan kawanan ternak-Nya
(ay.10-11; Bnd. Yes. 49:9-10). Dalam hal ini, umat Tuhan yang sebelumnya
terbuang ke Babel, kini ditempatkan kembali dalam relasi seorang Gembala
dan kawanan ternak-Nya. Penjagaan dan pemeliharaan Tuhan juga kembali
dinyatakan. Kecukupan rumput sebagai makanan, air sebagai minuman,
serta perlindungan dari bahaya, akan kembali dialami oleh umat Tuhan.
Karya penyelamatan Allah ini sendiri juga harus ditanggapi oleh Umat
Tuhan. Dalam ayat 3-4 disampaikan, bahwa: Ada suara yang berseru-seru:
"Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang
belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap
gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi
tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran". Secara
sederhana, jalan menyambut Tuhan haruslah lurus dan rata. Kalimat ini
bisa saja mengandung kiasan makna, yakni kesediaan menyambut karya
penyelamatan Allah dengan sebuah perubahan, yakni dengan hati yang
sepenuhnya terarah kepada Tuhan.

Garis Besar Khotbah


1.Mengapa berita penyelamatan Allah atas diri umat-Nya harus
disampaikan sedemikian rupa?. Dalam ayat-ayat selanjutnya, khususnya
pasal 1:27 dikemukakan, bahwa: Mengapakah engkau berkata demikian,
hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari
TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" Terlihat jelas, betapa
peristiwa pembuangan ke Babel yang begitu lama, telah membuat umat
Tuhan merasa hidupnya telah tersembunyi dari Tuhan. Mereka merasa
tidak lagi diperhatikan oleh Tuhan. Hal semacam ini tentu bisa
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 301 -

dipahami. Pergumulan berat dan penantian yang berkepanjangan


memang terkadang membuat orang dapat kehilangan pengharapannya
kepada Tuhan. Belum lagi jika mengingat dosa-dosa di masa lalu yang
telah diperbuat.
2.Berita penyelamatan harus disampaikan untuk membangkitkan kembali
pengharapan itu. Tuhan tidak ingin umat-Nya kehilangan semangat dan
pengharapan. Pembuangan ke Babel dan kehidupan sebagai orang asing
di sana, memang merupakan bentuk penghukuman Tuhan atas
ketidaksetiaan mereka. Namun ini bukanlah akhir pekerjaan Tuhan bagi
umat-Nya. Sebaliknya ini merupakan proses yang harus dilalui untuk
membentuk kehidupan mereka guna menjadi umat Tuhan yang lebih
setia.
3.Cara Tuhan memulihkan mereka itu luar biasa. Ia akan datang dalam
kemuliaan dan kuasa-Nya. Tuhan hadir mengampuni dosa mereka
(ay.2). Bahkan, Ia juga akan hadir seperti Gembala yang
menggembalakan kawanan ternak-Nya, menghimpun dengan tangan-
Nya dan mendudukkan anak-anak Domba di pangkuan-Nya. Kisah
pertobatan John Newton, penulis lagu Amazing Grace (KJ 40:Ajaib Benar
Anugerah), mungkin menarik menjadi contoh. Masa lalu yang kelam
sebagai nahkoda kapal pedagang budak-budak dari Afrika, tidak
merintangi Allah untuk memulihkan dan memakai dirinya menjadi
pelayan Tuhan. Peristiwa badai yang nyaris menenggelamkan kapalnya
telah membawa John Newton ke dalam sebuah pertobatan, guna lebih
jauh dipakai Tuhan sebagai pelayan-Nya. Syair lagu Amazing Grace tentu
bisa melukiskan penghayatan dirinya tentang karya pemulihan Allah
tersebut.
4.Masa Adven adalah sebuah penantian tentang karya pemulihan dan
pengampunan Allah yang nyata dalam diri Yesus Kristus, sang
Juruselamat. Seruan Yohanes Pembaptis tentang pertobatan,
sebagaimana yang dikemukakan dalam Injil Markus 1:4 hendaknya
menjadi sikap dalam penantian ini. Umat Tuhan tentu harus menyambut
ini dengan penuh syukur dan sukacita, seraya memperlihatkan buah-
buah pertobatan yang sungguh sebagai sebuah respons atas kasih Allah
yang telah mengampuni dan menyelamatkan.

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 302 -

Bahan Khotbah Minggu ke-51 (Adven III) 17 Desember 2017

UTUSAN ALLAH
(Pesuanna Puang Matua)

Mazmur : Mazmur 126:1-6


Bacaan 1 : Yesaya 61:1-4 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 1 Tesalonika 5:16-24
Bacaan 3 : Yohanes 1:6-8
Nas Persembahan : Roma 12:1-2
PHB : Lukas 7:27

Tujuan:
1. Jemaat memahami dan mengimani bahwa Allahlah yang menetapkan dan mengutus
orang pilihan-Nya memberitakan kabar baik
2. Jemaat termotivasi untuk mensyukuri panggilan hidupnya sebagai utusan Allah untuk
membawa kabar baik dalam kehidupan keluarga, jemaat dan masyarakat.

Pemahaman Teks
Dalam Alkitab edisi studi, Kitab Yesaya dibagi atas 3 bagian yakni:
pertama: Pasal 1-39 mengungkapkan situasi umat Israel sebelum
pembuangan ke Babel. Kedua Pasal 40-55 mengungkapkan tentang kabar
baik umat Allah di Pembuangan. Ketiga Pasal 56-66 mengungkapkan
tentang janji pemulihan umat pasca pembuangan.
Yesaya 61:1-4 merupakan bagian dari situasi pasca pembuangan.
Situasi pasca pembuangan itu mencakup gerakan pulang kampung orang
Israel atas perkenan Raja Koresh(Persia) dan pembangunan kembali
kehidupan umat dalam berbagai aspek. Pembangunan tembok Yerusalem
dan Bait Allah oleh Ezra dan Nehemia menjadi ciri khas situasi pasca
pembuangan. Sebab pembangunan itu menyangkut identitas sebagai suatu
bangsa dan suatu umat yang tentu memiliki masa depan. Yesaya 61 secara
utuh berbicara tentang sosok pribadi yang diutus Allah untuk menyatakan
kepedulian Allah untuk membebaskan dan memulihkan(tahun rahmat
Tuhan). Tugas perutusan sang tokoh dalam teks ini ditandai dengan karya
Roh Kudus untuk membawa kabar baik yang mensukacitakan yang
dibarengi dengan pembaharuan hidup. Teks ini kemudian merujuk atau
tergenapi dalam sosok Yesus Kristus dalam perjanjian baru (Luk. 4:17-19).

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 303 -

Dalam Injil Yohanes 1:6-8 Yohanes memperoleh tugas perutusan


sebagai pembawa kabar baik tentang terang yang akan datang(menunjuk
pada diri Yesus Kristus). Situasi yang digambarkan sebagai latar belakang
berita yang disampaikan oleh Yohanes sebagai utusan Allah ialah masa
gelap yang dialami oleh dunia ini karena dosa. Dosa telah menyebabkan
manusia kehilangan pengenalannya akan Allah dan menolak tuntunan-Nya
dalam kehidupan mereka. Yohanes bukanlah terang itu, tetapi ia diutus
memberitakan tentang pembebasan dan pemulihan dari belenggu dosa
bagi orang yang mau menerima dan percaya kepada sang terang itu yakni
Yesus Kristus.
Rasul Paulus dalam 1 Tesalonika 5:16-24 berbicara tentang ciri
kehidupan yang mesti selalu nampak dari orang-orang pilihan, termasuk
pribadi-pribadi yang diutus Allah yakni pribadi yang memiliki sukacita,
memiliki kehidupan doa dan menjaga kekudusan hidupnya serta setia.
Titik penekanan Paulus dengan hal ini ialah umat tetap kedapatan setia
kepada Kristus sampai Kristus datang kembali.

Pokok Penekanan Khotbah:


1. Allah Yang Mengutus:
Apa yang mendorong Allah mengutus utusan-Nya?
Apa yang Allah harapkan dari pengutusan itu?
(perbandingan teks Yesaya dan Yohanes)
2. Tugas Utusan Allah:
Apa yang dipahami tentang menjadi utusan Allah?
Apa yang diharapkan sebagai utusan Allah?
Apa yang dilakukan sebagai utusan Allah?
(perbandingkan teks Yesaya dan Yohanes)
3. Ciri Khas Utusan Allah:
Apa yang berbeda(gaya hidup) dari seorang utusan Allah?
(perhatikan teks 1 Tesalonika)

Penerapan akhir ialah bahwa semua orang yang percaya kepada


Kristus adalah orang pilihan yang diutus kedalam dunia untuk
memberitakan dan menyatakan kabar baik tentang pengampunan dan
penyelamatan dalam Kristus.(ARD)

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 304 -

Bahan Khotbah Minggu ke-52 (Adven IV) 24 Desember 2017

PERTOLONGAN TUHAN
Pa`tunduanna Puang

Mazmur : Mazmur 89:19-26


Bacaan 1 : 2 Samuel 1:7-11,16
Bacaan 2 : Roma 16:25-27
Bacaan 3 : Lukas 1:26-38 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Kejadian 8:21
PHB : Mazmur 69:14

Pemahaman Teks
Menurut 1 Timotius 3:16, Ia yang telah menyatakan diri-Nya dalam
rupa manusia (atau menurut Yohanes 1:14, Firman yang menjadi manusia)
adalah suatu rahasia yang agung. Hal ini menunjukkan bahwa kelahiran
Yesus adalah suatu kebenaran yang tidak mungkin diselidiki oleh akal
manusia. Hanya dengan Iman seperti yang ditunjukkan Yohanes, yang
dapat melihat kemuliaan-Nya, yang penuh kasih karunia dan kebenaran
(Yoh.1:14; bnd. 1 Yoh.1:1). Kristus adalah Firman yang menjadi manusia,
dan bahwa di dalam Kristus telah berdiam secara jasmaniah seluruh
kepenuhan ke-Allahan (Kol.2:9), artinya seluruh hakekat Tuhan Allah
dinyatakan didalam diri Tuhan Yesus secara sempurna. Karena itu, Yesus
juga disebut Cahaya kemuliaan Allah dan Gambar wujud Allah(Ibrani
1:3), sehingga barang siapa telah melihat Yesus, ia telah melihat Bapa.
Oleh sebab itu, jikalau kelahiran Yesus telah mewujudkan suatu
rahasia yang agung, demikian jugalah kelahiran-Nya dari anak dara Maria.
Dalam Lukas 1:35, malaikat Gabriel berkata kepada Maria: Roh Kudus
akan turun atasmu dan kuasa Allah yang maha tinggi akan menaungi
engkau, kata menaungi juga ditemukan dalam Lukas 9:34, bahwa ada
awan menaungi Musa dan Tuhan Yesus ketika Tuhan dimuliakan diatas
gunung. Dalam Keluaran 40:34, disebutkan bahwa ada awan menutupi
kemah pertemuan dan kemuliaan Tuhan memenuhi kemah suci. Dari ayat-
ayat ini menunjukkan bahwa ungkapan menaungi menunjuk kepada
kuasa mukjizat Allah yang sungguh ajaib, kuasa yang menjangkau dan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 305 -

melingkupi setiap orang atau umat yang diperkenankan oleh Tuhan untuk
menjadi alat-Nya.
Untuk itu kalau disebutkan bahwa Roh Kudus akan turun atas
Maria dan kuasa Allah akan menaungi dia, maka hal itu memberikan
pengertian bahwa Roh Kudus memberkati dan mempersiapkan Maria bagi
tugas yang dianugerahkan kepadanya. Kalau ada pertanyaan bahwa
bagaimana hal itu terjadi? sesungguhnya manusia tidak perlu
mengetahuinya karena yang jelas bahwa kelahiran Yesus adalah penyataan
kemahakuasaan Allah yang dinyatakan dengan cara yang sangat berbeda
dengan cara yang biasa terjadi sebagaimana kelahiran manusia pada
umumnya. Cara yang dilakukan Tuhan, itu hanya berlaku bagi kelahiran
Yesus dan hal itu hanya dapat dipahami melalui penyataan Allah. Logika
manusia tidak akan pernah menjangkau otoritas Allah dalam melakukan
caranya sendiri.
Firman Allah telah ada sebelum Ia datang di dunia atau sebelum Ia
dilahirkan sebagai manusia, Maka manusia Yesus Kristus bukan dilahirkan
karena kehendak manusia dan bukan atas persekutuan antara laki-laki dan
perempuan seperti yang terjadi pada manusia pada umumnya. Ia yang
telah ada sebelum dilahirkan, hanya dapat menjadi manusia dengan
kelahiran seorang anak dara. Kristus bukanlah seorang yang dilahirkan
dari seorang bapa dan seorang ibu. Kristus adalah Firman yang menjadi
manusia. Ia adalah yang semula dalam rupa Allah, tetapi yang kemudian
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia (Fil.2:6,7). Ia lahir di dunia karena Ia
menerima tugas untuk menyelamatkan dunia. Firman Allah tidak
dilahirkan manusia tetapi Ia sendiri yang lahir dengan memakai manusia
sebagai perantara melalui karya Roh Kudus.
Nama Yesus adalah nama yang diperintahkan oleh malaekat
kepada maria untuk diberikan kepada anak yang akan lahir. Nama Yesus
dalam Bahasa Ibrani Yehosyua artinya Tuhan menolong, yakni
menolong umat-Nya. Di dalam PL, ada dua orang yang bernama Yehosyua
yang dipakai Tuhan untuk menolong umat-Nya. Yang pertama adalah
Yosua bin Nun, pengganti Musa yang diperkenankan mengantar umat
Israel masuk ke tanah Kanaan (Yos.1:1-10), dan yang kedua adalah Yosua
bin Yosadak, yang menjadi Imam besar dan yang bersama-sama dengan

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 306 -

Zerubabel mengembalikan bangsa Israel dari tanah pembuangan di Babel


(Zak.3:1-5).
Dengan demikian perantaraan kedua orang Yosua itu, Tuhan
Allah telah berkenan memberi pertolongan kepada umat-Nya,
memasukkan umat itu ke tanah perjanjian yakni tanah Kanaan, yang
seorang dari tanah perhambaan di Mesir, dan yang seorang dari
pembuangan di Babel. Jika Juru Selamat kita disebut Yesus atau Yosua
yang berarti Tuhan menolong, maka sesungguhnya nama ini menunjuk
kepada karya penyelamatan Yesus Kristus di dalam menolong umat-Nya,
melepaskannya dari perhambaan atas dosa dan kausa maut serta
memimpinnya untuk memasuki tanah perjanjian yang kekal. Itulah
sebabnya malaekat memerintahkan kepada Maria bahwa anak itu harus
diberi nama Yesus karena Dialah yang akan menyelamatkan dari dosa
mereka.

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan


1. Peristiwa Natal adalah peristiwa ketika Allah menyatakan diri di
tengah-tengah manusia yang sedang tidak berdaya karena dosa.
Pernyataan Malaekat yang disampaikan kepada Maria bahwa anak
yang akan lahir harus diberi nama Yesus, menunjukkan bahwa Allah
segera akan menolong manusia. Tuhan akan menolong karena manusia
tidak akan pernah bisa menolong dirinya sendiri tanpa Allah.
2. Natal adalah merayakan pertolongan Allah. Dengan demikian natal
tidak akan memberi arti apa-apa tanpa menyadari bahwa peristiwa
Natal adalah peristiwa ketika manusia sedang dalam ketidakberdayaan
karena dosa, lalu Allah datang membawa pertolongan. Manusia sudah
kehilangan dirinya dan bahkan kehilangan segala-galanya. Disinilah
Allah datang. Ia mengulurkan tangan kasih-Nya kepada kita, dan
menjangkau kita yang sedang jauh dibawah jurang maut. Untuk itu
dalam merayakan Natal kita menaruh keyakinan yang sungguh-
sungguh dan berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan
takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Ibr.13:6)

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 307 -

Bahan Khotbah Natal Keluarga 24 Desember 2017

PEMILIK PENGINAPAN YANG MENOLAK YESUS


(To Unnampui Banua Pabongian Ungkanoka Puang Yesu)
Lukas 2:1-7

Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan keputusan untuk


menyelenggarakan sensus di seluruh Kerajaan Romawi. Telah ditentukan
bahwa sensus penduduk akan diadakan di kota asal (kampung halaman)
masing-masing. Karena itu semua orang harus kembali ke kampung
halaman termasuk Maria dan Yusuf, harus kembali ke Bethlehem.
Kesibukan pun terjadi di penginapan-penginapan di kota kecil Betlehem
yang segera akan penuh dengan rombongan para pendatang yang datang
secara bersamaan.
Sebenarnya hukum Yahudi mewajibkan supaya orang termasuk
penginapan-penginapan harus lebih mendahulukan penyediaan tempat
bagi wanita yang hendak melahirkan, namun pemilik penginapan di
Betlehem ternyata tidak memberikan kamar bagi Yusuf dan Maria yang
akan melahirkan bayinya. Kalau kita bandingkan dengan orang Majus,
mereka bersedia menempuh perjalanan yang cukup jauh hanya karena
kerinduan mereka untuk bertemu dan menyembah bayi Yesus, mereka
tidak mau melewatkan kesempatan itu. Tetapi pemilik penginapan itu
malah melewatkan satu kesempatan besar dalam hidupnya.
Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan sebenarnya telah berada di
depan pintu rumahnya, namun demikian dia menolak-Nya. Dia benar-
benar tidak memiliki belas kasih di dalam hatinya untuk memperhatikan
mereka yang lemah dan membutuhkan bantuan. Dia justru terlalu sibuk
melayani tamu-tamu di penginapannya hanya karena demi mendapatkan
uang. Dia tenggelam ditengah-tengah hal-hal duniawi sehingga dia
melupakan kebutuhan rohaninya.
Terkadang kita menjadi begitu sibuk dengan segala permasalahan
di dunia ini, kita sering hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan dan tidak
peduli lagi dengan sesama kita. Seperti halnya dengan pemilik penginapan
tadi, ia sibuk menyambut tamu, sibuk mempersiapkan segala sesuatu demi
untuk kenyamanan tamu sementara Yesus yang dari pada-Nya kita
memperoleh hidup dan keselamatan justru ditolak, pada hal Yesus ingin
lahir dan menginap di rumahnya. Karena itu, Yohanes menuliskan Firman
Tuhan yang seharusnya menjadi peringatan bagi kita, "Ia datang kepada
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 308 -

milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak


menerima Dia." (Yohanes 1:11)
Yesus sudah ada di depan pintu rumah kita bahkan sudah ada di
dalam rumah, tetapi sering kita tidak sadar dan menutup pintu bahkan
mengusir Yesus dari dalam rumah karena kita lebih pada urusan dunia
yang kita anggap lebih menguntungkan dari sisi materi. Yesus selalu ingin
menginap bersama dengan kita di dalam rumah tetapi kita tidak memberi
tempat. Kesederhanaan Maria dan Yusuf yang menggambarkan
kesederhanaan Yesus membuat pemilik penginapan, mungkin
menganggapnya tidak akan mampu membayar biaya penginapan, atau
mungkin saja dianggap dapat membuat tamu yang lain akan terganggu
karena kesederhanaannya, karena tentu yang menginap di penginapan itu
adalah orang-orang kaya yang berpenampilan menarik.
Untuk itu mari kita semua menyadari bahwa mungkin kita pernah
menutup pintu (menolak kedatangan-Nya) dalam keluarga kita karena kita
sibuk dengan urusan duniawi. Yesus ingin menginap di rumah kita karena
Ia ingin supaya kita memiliki hidup dan pengharapan keselamatan. Dan
ketika Yesus tinggal dalam rumah kita (hati kita) maka disitulah kita akan
menerima hidup yang sesungguhnya dan akan menikmati berkat-berkat
Allah. Untuk itu dalam merayakan Natal, mari kita semua mempersilahkan
Yesus untuk datang dan menginap di rumah kita. Amin

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 309 -

Bahan Khotbah Natal (Pagi) 25 Desember 2017

PERCAYALAH BAHWA
YESUS KRISTUS ADALAH ALLAH
(Patonganni Kumua Inang Yesu Manna Tu Puang)

Mazmur : Mazmur 98:1-9


Bacaan 1 : Yesaya 52:7-10
Bacaan 2 : Ibrani 1:1-4
Bacaan 3 : Yohanes 1:1-14 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 107:21
PHB : Yohanes 1:14

Pemahama Teks:
Yohanes 1:1-14, Kata Firman di sebut berkali-kali dalam bagian
ini, bahkan digunakan kata ganti orang untuk menyebut Firman itu, yakni
Ia, Dia, -Nya) bahkan disebut sebagai Anak Tunggal (ay.14). Lalu
ditegaskan di ay. 14 bahwa Firman itu telah menjadi manusia. Itu berarti
bahwa yang dimaksud adalah Yesus Kristus.
Dalam psikologi Ibrani, ucapan seseorang dianggap dalam
pengertian tertentu sebagai: sebagian dari diri si pembicara yang
mempunyai keberadaan sendiri yang nyata. Maka ucapan atau Firman
Allah dalam Alkitab ialah penyataan diri Allah sendiri. Allah menyatakan
(menunjukkan atau memperkenalkan) diri melalui Firman-Nya. Namun, Ia
(Firman) juga disebut bersama-sama dengan Allah. Berarti Ia (Firman)
itu bagian dari Allah tetapi sedikit berbeda. Walaupun Dia juga adalah Allah
(ay.1). Ia disebut sebagai Anak Tunggal Allah. Disinilah letak rahasia dan
keunikan Allah Tritunggal. Otak kita manusia yang terbatas tidak akan
mampu memahami ketakterbatasan Allah.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, bnd dengan Kejadian 1,
Berfirmanlah Allah, Jadilah maka jadilah (Bnd. Ibrani 1:2). Artinya
Allah yang satu itu mencipta melalui Firman dan semuanya Jadi. Allah
tidak diam. Allah berkata-kata. Melalui kata-kata / Firman Allah itu, maka
segala sesuatu tercipta. Kata-kata atau ucapan Allah itu telah menjadi
manusia (ay.14). Hal itu mungkin dan mudah bagi Allah. Dengan
kemahakuasaan-Nya, Ia dapat menjadi apa saja (selain manusia)
seandainya Ia mau.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 310 -

Ia yang menjadikan segala sesuatu itu termasuk manusia, telah


datang ke dalam dunia. Namun, manusia yang adalah milik-Nya itu (secara
khusus, Orang Israel yang sudah menerima janji tentang Mesias) tidak
menerima-Nya. Tetapi ada juga yang menerima-Nya (yaitu yang percaya
kepada-Nya), yang kemudian diberi kuasa menjadi anak-anak Allah.

Pokok yang dapat di kembangkan


Yesus Adalah Allah Yang Datang Ke Dunia (1-5, 14). Yesus Kristus
disebut dengan istilah Firman, untuk menegaskan bahwa dunia ini milik-
Nya, Ciptaan-Nya (bnd. Ibrani 1:2) karena dunia ini diciptakan dengan cara
Allah berfirman (bnd. Kej 1). Melalui Yesus (Firman), Allah mencipta.
Namun Ia (Firman itu) adalah Allah. Ia ada sejak mula, sebelum segala
sesuatu dijadikan oleh Dia. Dia sudah ada, sebelum segala sesuatu ada. Dia
adalah Alfa dan Omega, yang Awal dan yang Akhir.
Ia adalah penyataan diri Allah agar manusia melihat dan mengenal-
Nya. Ia adalah gambar wujud Allah (Ibrani 1:3). Pada saat Ia datang di
dunia, orang lain bisa berbicara, bersentuhan, tinggal bersama dengan Dia.
Itulah kasih karunia Allah yang besar. Dia mau tinggal dengan manusia
ciptaan-Nya yg telah jatuh ke dalam dosa karena pemberontakan kepada
Allah. Sungguh, Dia Allah yang tidak mendendam. Dia maha pengampun. Ia
tidak membiarkan manusia mati dan binasa. Ia memberi hidup dan hidup
itu adalah terang manusia. Artinya melalui Dia manusia memperoleh
kehidupan. Saat manusia ada di dalam Kristus, maka kegelapan (kematian
dan maut tidak akan menguasainya lagi). Di dalam Yesus ada Kebangkitan
karena Ia telah mengalahkan kuasa kegelapan.

Aplikasi:
Kita harus percaya bahwa Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh
Allah. Tidak boleh ada keraguan. Kehadiran-Nya di dunia bukan saja
diperingati setiap tahun melalui natal, tetapi juga karena kehadiran-Nya
tetap dirasakan sampai sekarang, bagi siapa saja yang mempercayai-Nya.
Dunia dan segala isinya adalah milik-Nya maka Ia berkuasa penuh untuk
keselamatan dunia ini.

Yohanes saksinya (6-9)


Yohanes diutus menjadi saksi tentang Terang itu yakni Yesus
Kristus agar orang-orang menjadi percaya. Ia harus memberi kesaksian
tentang Terang itu. Jadi tidak ada pilihan bagi Yohanes. Ia harus bersaksi
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 311 -

atau menceritakan kepada semua orang tentang Terang itu. Yohanes


adalah manusia biasa sehingga bahkan membuka tali kasut Yesus pun,
Yohanes merasa tidak layak (ay. 27). Membuka tali kasut (sandal sepatu)
adalah pekerjaan budak. Jadi Yohanes bahkan merasa tidak layak menjadi
budak dari Yesus Kristus. Yohanes melihat langsung Roh turun dari langit
seperti merpati, dan ia tinggal di atas Yesus yang menjadi tanda bahwa
Yesus lah Anak Allah yang dijanjikan (ay.33-34), sehingga Yohanes pun
memberi kesaksian. Yohanes rela kehilangan pengikut, ketika Yesus lewat
dan ia berkata Lihatlah Anak domba Allah. Saat itu juga kedua murid
meninggalkan Yohanes dan mengikuti Yesus (ay.35-37). Itulah identitas
seorang saksi. Ia bukan siapa-siapa dan harus rela kehilangan demi tugas
kesaksiannya. Yohanes sadar bahwa ia manusia biasa sementara yang
dilayani-Nya ialah Allah pencipta alam semesta.
Namun, kehadiran seorang saksi Kristus kepada sesama
dinubuatkan dan digambarkan sebagai sebuah keindahan dalam Yesaya 52
:7, karena kabar baik yakni berita damai dan keselamatan yang dibawanya.
Kedatangan pembawa berita damai ditengah keruntuhan atau ketakutan
adalah hal yang ditunggu-tunggu.

Ilutrasi:
Seseorang yang sudah berkali-kali mengalami langsung manfaat obat
herbal tertentu akan merasa senang untuk menyampaikan obat tersebut
kepada orang lain.

Penerapan
Kita pun dipanggil untuk diutus menjadi saksi-saksi Yesus Kristus, karena
tidak mungkin kita menikmati keselamatan sendiri lalu membiarkan
saudara, tetangga dan sesama kita mengalami kebinasaan selamanya.

2. Sikap Manusia Terhadap Yesus (Ayat 10-13).


Sekalipun demikian toh ada saja orang-orang yang tidak mengenal-
Nya. Bahkan orang-orang Yahudi (Israel) yang sudah lama menanti
kedatangan Mesias, tidak mengenal bahkan menolak Yesus Kristus yang
adalah Mesias itu. Kristus adalah bahasa Yunani dari kata Mesias dalam
bahasa ibrani. Mereka yang menolak-Nya tidak mau terima bahwa Mesias
itu datang seperti hamba bukan raja. Namun, semua orang yang menerima-
Nya (percaya kepada-Nya) diberi kuasa oleh Allah sendiri menjadi anak-
anak Allah. Bukan dengan cara lahir dari Rahim seorang ibu tetapi dari air
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 312 -

(melalui baptisan) dan Roh (menerima pimpinan Roh Kudus) (Yoh.3:5).


Orang-orang yang percaya ini akan selalu ada bersama dengan Bapa di
sorga. Yesus sudah siapkan tempat di sorga untuk orang-orang yang
percaya ini.
Ilustrasi: dalam dunia ini, banyak hal yang bertolakbelakang.
Seperti: hitam dan putih; manis dan pahit; begitu juga dengan selera
manusia yg bias bertolak belakang.
Aplikasi: Setiap orang bebas memilih dan meyakini sesuatu. Namun,
menolak Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu sama dengan
membawa diri sendiri ke dalam hukuman kekal di neraka. Karena Yesuslah
sumber hidup, terang dunia, pencipta alam semesta dan karena itu
menguasai-Nya. Mari kita mempercayakan diri kepada-Nya, karena Dia
telah mengatakan Akulah jalan, kebenaran dan hidup, tidak seorang pun
sampai kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sebagai ciptaan, lebih baik
kita berserah kepada pencipta daripada kepada ciptaan lain. Soli Deo
Gloria. ST.

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 313 -

Khotbah Natal (Malam) 25 Desember 2015

SORAK SORAI KEGIRANGAN


KARENA PEMBEBASAN DI DALAM YESUS KRISTUS
(Parannu Paiman, Sende Pakadua Belanna Katilendokan Lan Yesu Kristus)

Mazmur : Mazmur 96:1-6


Bacaan 1 : Yesaya 9:1-6 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Titus 2:11-14
Bacaan 3 : Lukas 2:1-14
Nas Persembahan : Mazmur 107:22
PHB : Yesaya 9:1

Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa ada kegirangan selama-lamanya di dalam Yesus Kristus.
2. Jemaat bertekad untuk hidup dalam sukacita karena keselamatan telah diperoleh di
dalam Yesus Kristus.

Pemahaman Teks :
Nubuat ini disampaikan saat bangsa Israel di selatan (Kerajaan
Yehuda) sedang ketakutan karena akan diserang oleh bangsa Aram dan
Israel Utara (bnd.7:4), sekalipun Ahas sudah diperingatkan oleh Tuhan
melalui Yesaya bahwa kedua bangsa itu akan ditawan sebelum
melaksanakan niatnya menyerang Yerusalem (bnd.7:4; 8:4). Namun
mereka tetap tidak percaya (bnd.8:6-8) sehingga Yesaya diperintahkan
oleh Tuhan agar tidak takut terhadap apa yang ditakuti Yehuda (8:12-13).
Akibatnya orang Yehuda, akan ditawan, melarat dan lapar sehingga
mereka akan gusar dan mengutuki rajanya bahkan Allahnya (8:21).
Kesesakan, kesuraman dan kegelapan akan mereka hadapi (8:22).
Dalam kondisi seperti itulah, berita baik ini dinubuatkan (9:1-6) :
Bangsa yang berjalan dalam kegelapan akan (bnd.8:23 di
kemudian hari) melihat terang yang besar (ay 1); Tekanan dari si
penindas akan dipatahkan oleh Tuhan (ay.3); sebab kejahatan dan
penjahat akan dikalahkan.
Sorak-sorai dan sukacita kepada Tuhan dikumandangkan (ay.2)
sebab, kelahiran Yesus Kristus yang akan memerintah dalam
kedaulatan-Nya sebagai Raja damai (ay.5); besar kuasa-Nya dan
damai sejahtera tidak akan berkesudahan (ay.6).
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 314 -

Pokok-pokok yang dapat dikembangkan.


Pembebasan dari kegelapan (Ay. 1,3, 4). Umat Israel yang akan
mengalami pembuangan di Babel, akan mengalami penderitaan, kelaparan
dan digambarkan seperti berjalan dalam kegelapan. Oleh karena itu diberi
kekuatan dan pengharapan bahwa akan ada kelepasan dari penindasan dan
hukuman. Kedua nubuatan (peristiwa yang baru akan terjadi di waktu yang
akan datang) ini disampaikan oleh Tuhan melalui nabi Yesaya, saat orang
Israel Selatan (Kerajaan Yehuda) masih tinggal di negerinya sendiri.
Namun mereka sedang dalam keadaan ketakutan karena ancaman
serangan musuh yakni bangsa Aram dan Israel Utara. Mereka sudah
diperingatkan oleh Yesaya, agar tidak perlu takut (7:4; 8:4), namun mereka
tetap tidak percaya.
Pembuangan ke Babel, benar-benar terjadi di kemudian hari.
Namun pembebasan kepada mereka juga benar-benar terjadi. Tentara
musuh dikalahkan (bnd.ay.4). Mereka kembali ke negerinya sendiri.
Namun, pembebasan yang dinubuatkan di sini adalah pembebasan yang
jauh lebih penting yakni pembebasan dari penindasan dan hukuman dosa
melalui Yesus Kristus. Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk
membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi
diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik (Titus
2:14). Di akhir zaman nanti, orang-orang percaya akan menikmati
penggenapan pengharapan yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan
Allah yang Mahabesar (Titus 2:13).
Ilustrasi: Bayangkanlah bila saudara dikurung dalam kegelapan
pekat selama beberapa hari saja. Mungkin kita semua berharap untuk
segera dibebaskan.
Aplikasi: Kita tidak berdaya menghadapi hal-hal seperti bencana,
penyakit, dan kematian. Namun Yesus Kristus sudah mati tetapi bangkit,
agar manusia yang akan mati juga mengalami kebangkitan dan hidup.
Itulah pembebasan yang paling penting, di atas segalanya. Orang yang sakit
bisa sembuh, namun kesembuhan itu sementara karena ia bisa sakit lagi.
Namun sesudah ia bangkit dari kematian, tidak akan ada lagi kematian
setelah itu karena kebangkitan Kristus menjadi jaminannya. Pembebasan
yang diberikan bukan yang sementara saja tetapi pembebasan yang
bersifat selama-lamanya, tak berkesudahan.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 315 -

Sorak Sorai Kegirangan Karena Tindakan Tuhan (ay 2,5-6)


Bangsa yang mengalami pembebasan dari penindasan, pasti
bersorak sorai. Itulah gambaran kegirangan yang akan dialami oleh umat
Israel kelak, seperti yang dinubuatkan oleh Yesaya di pasal 9 ini. Mereka
bersukacita di hadapan Tuhan bagaikan orang yang sedang panen atau
memetik hasil pertanian mereka sebagai simbol tidak akan kekurangan
makanan (kelaparan) lagi. Digambarkan juga seperti orang yang bersorak-
sorai karena membagi-bagi jarahan. Kedua hal ini (panen dan membagi
jarahan) menunjukkan bukti bahwa mereka tinggal menikmati saja apa
yang Tuhan lakukan bagi mereka. Tuhanlah yang bertindak. Bukan mereka
yang berperang, bukan mereka yang menanam, Tetapi Tuhan.
Di kemudian hari, Tuhan benar-benar bertindak melepaskan umat
Israel dari pembuangan (baca Ezra 1:1). Lalu Tuhan benar-benar bertindak
mengutus anak-Nya yang tunggal yakni Yesus Kristus (Lukas 2: 1-14)
untuk membebaskan umat manusia dari hukuman dosa. Yesus Kristus
mendapat gelar : Penasehat Ajaib (ajaran-ajaran-Nya luar biasa indah);
Allah yang Perkasa (segalanya takluk di hadapan-Nya : yang sakit
disembuhkan, yang mati dibangkitkan, badai diredakan, dan roh jahat
diusir); Bapa yang Kekal (kesatuan-Nya dengan Bapa terjadi sejak awal
sampai akhir); Raja Damai (kasih-Nya melalui pengorbanan salib,
membawa damai bagi manusia dengan Tuhan). Kekuasaan-Nya dipenuhi
dengan damai sejahtera selama-lamanya. Damai sejahtera itu dirasakan
dibumi ini sekarang ini, diantara manusia yang berkenan (yang percaya)
kepada-Nya (Lukas 2:14).
Ilustrasi: Girang karena dibebaskan dari tuntutan hukum oleh karena
kebaikan hati orang lain.
Aplikasi:
Di perayaan Natal ini, sungguhkah kita bergirang dan bersukacita
karena Tuhan Yesus datang ke dunia untuk membebaskan kita dari
hukuman dosa selama-lamanya dan menjamin kepastian hidup kekal di
dalam Dia. Ataukah sekedar senang dan gembira karena menikmati hari
libur atau kumpul-kumpul dengan keluarga. Kegirangan karena kumpul
dengan keluarga tentu saja bukanlah hal yang keliru. Namun harus diakui
adalah hal yang sementara. Sesudah itu dipisahkan lagi oleh karena
pekerjaan bahkan kematian. Namun, persekutuan di dalam Yesus Kristus
tidak akan berkesudahan. Itulah kegirangan yang sejati.
Nikmatilah pembebasan sejati dan selama-lamanya, di dalam Yesus Kristus
Tuhan kita. Soli Deo Gloria. ST.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 316 -

Bahan Khotbah Minggu Ke-53 (Kunci Tahun) 31 Desember 2017

HAK ISTIMEWA ORANG BERIMAN KEPADA YESUS KRISTUS


(Mana Madatunna to Mapatongan Lako Yesu Kristus)

Mazmur : Mazmur 148:1-14


Bacaan 1 : Yesaya 61:10-62:3
Bacaan 2 : Galatia 4:4-7 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Lukas 2:22-40
Nas Persembahan : Mazmur 106:1
PHB :1 Yohanes 3:2

Pemahaman Teks
Melalui bacaan ini, kita melihat bagaimana kedudukan istimewa
orang beriman kepada Yesus Kristus. Pada ayat 1-3, menjelaskan tentang
posisi manusia ketika ia belum dewasa/akil-balik. Manusia dikuasai rupa-
rupa roh dunia, ia diperhamba/dikendalikan hukum Taurat. Namun ketika
waktunya sudah tiba, ketika Tuhan sudah menentukan waktunya, Ia akan
bertindak membebaskan manusia. Ia melaksanakan rencana-Nya sesuai
kehendak-Nya demi umat-Nya (bnd.Yesaya 61:10-62:2).
Kristus datang membebaskan dan melepaskan manusia sehingga
manusia bukan lagi hamba-hamba hukum itu. Dalam Lukas 2:30 Sebab
mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu. Selanjutnya pasal
2:31 menegaskan bahwa Yang telah Engkau sediakan di hadapan segala
bangsa, sedangkan dalam pasal 2:32 menegaskan Terang yang menjadi
penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu,
Israel. Paulus menjelaskan lebih lanjut bahwa karena kedatangan Yesus
Kristus maka setip orang percaya tidak lagi disebut hamba, melainkan
disebut sebagai anak-anak dan ahli waris. Orang-orang percaya mendapat
kedudukan istimewa di dalam Yesus kristus.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dalam Lukas 2:21-24, Yesus sebagai
manusia telah memenuhi seluruh aturan hukum Taurat. Karena itu
hanya Dia saja yang dapat menebus kita dari hukum Taurat. Sehingga
seharusnya kita berpindah dari hamba hukum Taurat menjadi hamba
Kristus karena hanya Dia yang menebus kita, namun Ia tidak menyebut
kita hamba tetapi sahabat(Yoh.15:13-15). Selanjutnya, bahwa dengan
pertolongan Roh Kudus di dalam Yesus Kristus, orang percaya dapat
berperilaku seperti seorang anak kepada Allah dengan memanggil Allah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 317 -

sebagai Abba,Bapa. Roh Anak-Nya (ay.6) itulah yang menjadikan kita


dapat meneyebut Allah sebagai Abba, Bapa. Dengan demikian, orang
percaya kepada Yesus Kristus disebut juga anak dan pewaris Kerajaan
Allah.
Secara sengaja, Paulus memakai kata Abba,Bapa (O,Ambe,
AmbeKu), sebagai ungkapan betapa dekatnya orang percaya kepada Allah
di dalam Yesus Kristus karena pimpinan Roh Kudus. Panggilan Abba(bhs
Aram yang artinya bapak. Kata yang dipakai Yesus untuk memanggil
Bapa-Nya dalam situasi khusus terutama dalam kesulitan (lih.Mrk.14:36)
Orang Toraja dalam keakrabannya dengan sang ayahnya akan berkata: o..
ambe, ambeku).
Jika kita sungguh-sungguh datang kepada Allah dan dengan
pimpinan Roh Kudus maka kita semakin menyadari betapa besar kasih
Allah kepada kita. Sama seperti Yesus dekat dengan BapaNya, demikian
juga, kita dekat (ber-Bapa) dengan Allah. Kasih Allah melalui Roh Kudus di
dalam Yesus Kristus menjadikan kita sebagai anak-anak pewaris anugerah-
Nya. Kita menjadi orang istimewa karena Kristus telah menjadikan kita
sebagai orang-orang yang juga berhak memanggil bapa kepada Allah
bapa di sorga. Kristus telah membebaskan dan menjadikan kita sebagai
anak-anak dan sekaligus pewaris Kerajaan Allah.

Pokok yang dapat dikembangkan.


Di penghujung tahun 2017 ini.Di hari takhir tahun ini kita mendengar
dari Firman Tuhan suatu hak istimewa sebagai jaminan kita menuju tahun
yang baru. Firman Tuhan mempertegas bahwa kita semua telah
dimerdekakan dari berbagai belenggu masa lampau dan menjadikan kita
orang-orang dewasa, anak-anak pewaris dari Allah.

1. Sebagai anak-anak dan pewaris dari Allah, maka kita tidak


membiarkan diri kita dikuasai oleh berbagai belenggu masa lalu.
Memang banyak kesuksesan yang mewarnai perjalanan hidup kita
sepanjang tahun 2017 ini. Juga, masih ada masalah yang silih
berganti mengekang hidup kita. Namun, Firman Tuhan
menjaminkan bahwa Allah sendiri yang akan membebaskan dan
melepaskan orng-orang pilihannya, dan tindakan Allah itu telah
menjadi kenyataan sejak Yesus Kristus datang ke dalam dunia,
sebagaimana yang kita rayakan dalam perayaan-perayaan Natal.
Ketika kita percaya dan yakin sebagai anak-anak Allah dalam iman
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 318 -

kepada Yesus Kristus maka kitapun akan menjadi pemilik seluruh


kekayaan milik Kristus (Ef.1:3). Berkat rohani dari sorga akan
menjadi milik kita. Suatu jaminan masa depan yang melampaui
segala jaminan dan garansi yang ditawarkan ikalan-iklan duniawi.
2. Allah menghendaki kita menjadi dewasa dalam iman, karena itu
jangan membiarkan hidup kita dikendalikan oleh rupa-rupa
hukum Taurat dan adat baru yang mengekang kehidupan
anugerah Allah. Betapa banyaknya dan seringnya kita menjadi
seperti orang bodoh dan konyol di hadapan ahli-ahli aturan dan
adat kita sendiri. Di dalam ketidak-berdayaan kita mengikuti dan
membiarkan diri kita dikuasai dan dikendalikan roh budaya dan
adat.Kita telah dimerdekakan dalam Kristus Yesus karena itu
nilailah, seleksilah,danlaukankah segala sesuatu beradasarkan
penilaian/standard apakah sesuaikehendak kristus dan Firman
Allah.
3. Sebagai anak-anak di dalam iman kepada Yesus Kristus, kita
memiliki kepastian jaminan masa depan sebagaimana kata Simeon
(Luk.2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam
damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,2:30 sebab mataku telah
melihat keselamatan yang dari pada-Mu). Bagi kita, masa depan itu
pasti di dalam tangan Tuhan. Dunia dengan segala kemeriahan dan
kegemilangannya terbatas adanya dan tidak terjamin kepastiannya.
Kita yang sudah berjumpa dengan Sang Jururselamat tidak
terombang-ambing lagi. Kalaupun tahun baru dan masa depan
masih dihiasi berbagai keraguan dan ketidak-pastian, namun
firman Tuhan telah menjadi jaminan pasti seperti yang kedengaran
bagi kita hari ini, sama seperti yang dikatakan Yohanes 3:2
Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah,
tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa
apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia,
sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

4. Kita memang telah dan sedang menjadi orangorang istimewa


sebab kita dapat sisebut sebagai anak-anak Allah tetapi
kesempurnaanya masih sedang kita songsong dan nantikan.
Bagaimana memelihara hak istimewa yang telah dianugerahkan
Tuhan Yesus kepada kita? Bacaan alkitab memperlihatkan keadaan
kita 2 tokoh (Simeon dan Hana dalam Luk.2:22-40) yang begitu

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 319 -

konsisten menantikan kepastian jaminan Allah. Kedua tokoh kita


mempunyai gaya hidup yang khas yakni:hidup berserah hanya
kepada Allah Bapa didalam Yesus Kristus, dalam tuntunan Roh
Kudus. Senantiasa berjuang memberlakukan kebenaran , serta
tekun mempraktekkan hidup saleh dalam arti melaksanakan
disiplin rohani secara teratur/rutin seperti setia beribadah, berdoa,
membaca firman Tuhan,berwaktu teduh dan berpuasa.(Luk.2:37).

~oOo~

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 320 -

PENJELASAN SAMPUL

Membangun Jemaat no.88 tahun 2017 lebih dominan warna hijau.


Secara simbolik warna hijau memiliki arti Alam, Kesejukan, kesehatan dan
harapan-harapan kehidupan, seperti ketika burung merpati yang dilepas
Nuh lalu kembali membawa daun zaitun yang segar (Kejadian 8:11). Selain
itu, warna hijau melambangkan kehidupan, kesuburan, yang dapat pula
diartikan sebagai ketabahan dalam menghadapi masalah untuk tetap
berjuang tumbuh dalam alam yang selalu berubah. Sifat warna hijau
bermakna menyegarkan, membangkitkan energi, memberi efek yang
menenangkan, menyejukkan, menyeimbangkan emosi, meningkatkan rasa
bangga, rasa bahagia, dan perasaan percaya diri.
Sidang sinode AM XXIV Gereja Toraja bertemakan Berakar dalam
Kristus dan berbuah banyak dalam dunia (Kolose 2:7; Yohanes 15:8). Hal
itu menggambarkan kehidupan warga gereja diharapkan tumbuh sebagai
pribadi yang dapat memberikan kesejukan, kesegaran bagi orang lain
dengan pendasaran-pendasaran kehidupan yang berpola pada kehidupan
Kristus. Akar merupakan bagian dari tanaman yang sangat penting,
sehingga sekalipun akar pada umumnya tidak terlihat karena berada di
dalam tanah, tapi akar memiliki peran yang sangat menentukan. Hanya jika
suatu pohon memiliki akar kuat di dalam tanah, maka pohon itu bisa
tumbuh tinggi dan dapat menghadapi tiupan angin yang keras sekalipun.
Jika akarnya sehat dan dapat menyerap sari makanan dari dalam tanah,
maka pohon itu bisa hidup, tumbuh, dan menghasilkan buah pada
waktunya. Sebagaimana pohon tidak dapat hidup jika ia tidak berakar ke
dalam tanah, demikian pula pohon kehidupan iman seseorang tidak akan
dapat bertumbuh dan berbuah, kecuali jika ia memiliki akar di dalam
Kristus. Hanya jika seseorang membangun akar hidup rohaninya di dalam
Kristus, ia akan sanggup hidup, bertahan dan bertumbuh dalam imannya.
Karena itu, berakar di dalam Kristus adalah suatu proses yang berlangsung
seumur hidup, karena dari proses inilah perjalanan kehidupan rohani
berikutnya bisa berlangsung. Ketika seseorang berhenti berakar dalam
Kristus, maka pastilah pertumbuhannya juga akan terhenti, dan
menghasilkan buah yang tidak baik. Berakar dalm Kristus dibutuhkan
ketekunan, sebab hanya ketekunanlah, seseorang dapat mengalami
pertumbuhan yang menghasilkan buah kehidupan yang berdampak baik.

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 321 -

BACAAN HARIAN GEREJA TORAJA TAHUN 2017


MEMBANGUN JEMAAT No.88 TAHUN 2017

Januari
01. Kejadian 12:1-9 11. Yesaya 51:12-16 21. I Samuel 16:1-13
02. Kejadian 28:10-22 12. Galatia 1:11-24 22. Efesus 5:1-14
03. Mazmur 72:15-20 13. Mazmur 40:1- 6 23. Hakim-hakim 6:11-24
04. Ibrani 11:23-31 14. Lukas 5:1-11 24. Hakim-hakim 7:12-22
05. Yosua 1:1-9 15. Keluaran 12:1-11 25. Ulangan 16:18-20
06. Mazmur 29:1-11 16. Kisah Rasul 8:26-40 26. 1 Petrus 3:8-12
07. I Samuel 7:2-14 17. Yesaya 53:1-12 27. 1 Timotius 5:17-6:2a
08. Kejadian 35:1-5 18. Yesaya 48:12-19 28. Yohanes 13:31-35
09. Kisah Rasul 10:44-48 19. Mazmur 27:1-6 29. Mikha 3:1-4
10. Yeremia 1:4-10 20. Galatia 2:1-10 30. Filemon 1:11-22
31. Mazmur 37:1-11

Pebruari
01. Lukas 6:20-26 11. Ulangan 30:1-10 21. Kejadian 31:1-9
02. Mazmur 112:1-10 12. Keluaran 20:1-21 22. Lukas 18:18-27
03. Yakobus 3:13-18 13. Mazmur 119:9-16 23. Ibrani 8:1-13
04. Markus 7:1-8 14. Ulangan 23:21-24 24. Keluaran 19:7-14
05. Maz. 119:105-112 15. Amsal 2:1-22 25. 1 Raja-Raja 21:20-29
06. Roma 11:1-10 16. 1 Kor.10:23-33 26. Kis.7:30-34
07. 2 Raja-raja 23:1-8 17. Imamat 6:1-7 27. Keluaran 33:1-14
08. Yohanes 8:12-20 18. Mazmur 7:1-6 28. Ibrani 11:1-10
09. Yakobus 1:12-18 19. Mazmur 119:57-64
10. Mazmur 119:1-8 20. Amsal 25:21-28

Maret
01. Roma 1:1-7 11. Lukas 7:1-10 21. 1 Korintus 10:1-10
02. Yunus 3:1-10 12. Mazmur 128:1-6 22. Yohanes 7:37-44
03. Yunus 4:1-11 13. Bilangan 21:4-9 23. Efesus 4:25-32
04. Matius 18:1-5 14. Yesaya 65:17-25 24. Mazmur 23:1-6
05. Mazmur 32:1-5 15. Yehezkiel 36:22-32 25. Efesus 5:1-10
06. Ibrani 2:10-14 16. Kolose 1:15-23 26. Mazmur 146:1-10
07. Kejadian 4:1-16 17. Efesus 2:11-22 27. Kisah Rasul 9:1-19a
08. Keluaran 34:1-8 18. Yohanes 4:1-10 28. Yesaya 42:10-17
09. Mazmur 121:1-8 19. 2 Yohanes 1:1-13 29. Maitus 9:27-31
10. Lukas 7:14-20 20. Mazmur 81:9-17 30. Yehezkiel 33:12-20
31. Wahyu 11:15-19

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 322 -

April 2017
01. Yehezkiel 36:8-15 11. Filipi 1:27-30 21. 1 Korintus 15:1-11
02. Mazmur 130 12. Mazmur 143:9-12 22. Yohanes 20:11-20
03. Kisah 20:7-12 13. Mazmur 141:1-10 23. Mazmur 16:1-11
04. 2 Raja-raja 4:18-37 14. 1 Petrus 2:18-23 24. 1 Korintus 15:12-20
05. Matius 22:23-33 15. Mazmur 31:1-4 25. 1 Korintus 15: 21-28
06. Filipi 1:1-11 16. Mazmur 114:1-8 26. Matius 12:38-42
07. Mazmur 31:9-16 17. Keluaran 14:10-31 27. 1 Petrus 1:8b-12
08. Markus 10:32-34 18. Keluaran 15:1-18 28. Yesaya 26:1-4
09. Mazmur 31:10-16 19.Matius 28:1-10 29. Yesaya 25:6-9
10. Ratapan 3:55-56 20. Kolose 4:1-8 30. Mazmu 116

Mei 2017
1. 1 Petrus 1:23-25 12. Keluaran 3:1-12 23. 1Petrus 3:8-12
2. 1 Petrus 2:1-3 13. Yohanes 8:48-59 24. Ulangan 31:1-13
3. Keluaran 24:1-11 14. Mazmur 31:1-5 25. Yohanes 16:16-24
4. 1 Petrus 2:9-12 15. Kisah 7:17-22 26. 2 Raja 2:1-12
5. 1 Petrus 2:13-17 16. Amsal 3:5-12 27. 2 Raja 2:13-15
6. Lukas 15:1-7 17. Mazmur 102:1-17 28. Yohanes 8:21-30
7. Mazmur 23 18. Kejadian 6:5-22 29. 1 Petrus 4:1-6
8. Mazmur 100 19. Kejadian 7:1-24 30. 1 Petrus 4:7-11
9. Yehezkiel 34:23-31 20. Yohanes 14:27-29 31. Mazmur 99
10. Yeremia 23:1-8 21. Mazmur 66:8-20
11. Kejadian 12:1-3 22. Kejadian 9:8-17

Juni 2017
1. Keluaran 19:1-9a 12. 1 Korintus 12:1-3 23. Mazmur 69:16-18
2. Keluaran 19:16-25 13. 1 Korintus 12:4-13 24. Mazmur 86:1-10
3. Keluaran 20:1-21 14. Yohanes 14:25-26 25. Kis.Para Rasul 5:17-26
4. Mazmur 33:12-22 15. Ibrani 3:1-6 26. Wahyu 2:1-7
5. Yoel 2:18-29 16. Mazmur 100 27. Wahyu 2:8-11
6. Roma 8:26-27 17. Mazmur 116:1-2,12-19 28. Matius 10:16-33
7. Yohanes 7:37-39 18. Markus 7:1-13 29. Mazmur 89:1-4,15-18
8. 2 Timotius 1:8-12a 19. Mazmur 105:1-11 30. 2 Tawarikh 20:5-12
9. 2 Timotius 1:12b-14 20. Mazmur 105:37-45
10. Yohanes 14:15-17 21. Lukas 16:12-19
11. Mazmur 8:1-10 22. Mazmur 69:7-10

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 323 -

Juli 2017
1. Mazmur 13 11. Roma 3:1-8 21. Yehezkiel 39:21-29
2. Mazmur 89:1-5 12. Mazmur 131 22. Matius 7:15-20
3. 1Tesalonika 4:9-12 13. Mazmur 65:1-8 23. Mazmur 86:11-17
4. Mazmur 119:161-168 14. Roma 15:14-21 24. Mazmur 139:13-18
5. Mazmur 47 15. Mazmur 119:105-112 25. Galatia 4:21-5:1
6. Roma 7:1-6 16. Mazmur 65:10-14 26. Daniel 12:1-13
7. Roma 7:7-20 17. Imamat 26:3-20 27. 1Korintus 4:14-20
8. Zakaria 4:1-7 18. Efesus 4:17-5:2 28. Kejadian29:9-14
9. Mazmur 145:8-14 19. Matius 13:10-17 29. Kejadian 29:31-35
10. Roma 1:18-25 20. Ibrani 2:1-9 30. Mazmur 119:129-136
31. Yakobus 3:13-18

Agustus 2017
1. Efesus 6:10-18 12. Mazmur 85:8-13 23. Matius 8:5-13
2. Amsal1:1-7 13. Kejadian 7:11-8:1-5 24. 1 Korintus 6:1-11
3. Filipi 4:10-15 14. 2 Petrus 2:4-10 25. 2 Korintus 10:12-18
4. Roma 9:6-13 15. Kejadian 19:1-29 26. Yehezkiel 36:33-38
5. Mazmur 145:1-9 16. Ayub 37:14-24 27. Mazmur 138
6. Mazmur 145:8-13 17. Yesaya 45:20-25 28. Roma 2:1-11
7. Ulangan 8:1-10 18. Mazmur 67:1-8 29. Ulangan 32:18-20
8. Mazmur 78:1-8 19. Yesaya 56:1-5 30. Mazmur 18:20-32
9. Matius 15:32-39 20. Matius 14:34-36 31. Mazmur 26:1-8
10. 1 Raja-Raja 18:1-15 21. Mazmur 130
11. Kisah Rasul 18:24-28 22. Yesaya 43:8-13

September 2017
01. Mazmur 105:1-6 11. 1 Petrus 2:11-17 21. Nahum 1:9-2:2
02. Mazmur 105:23-26 12. Roma 13:1- 7 22. 2 Korintus 13:1-10
03. Mazmur 26:1-8 13. Matius 21:18-22 23. Zefanya 2:4-15
04. Mazmur 17:1-15 14. Ulangan 17:2-6 24. Filipi 1:21-30
05. Wahyu 3:1-6 15. Kejadian 41:53-57 25. Roma 16:1-16
06. Wahyu 3:7-13 16. Kejadian 45:1-20 26. Bilangan 11:1-9
07. 2 Korintus 12:1-10 17. Mazmur 103:8-14 27. Bilangan 11:18-23
08. Yeheizkiel 24:15-27 18. Mazmur 133:1- 3 28. Yakobus 4:11-17
09. Yeheizkiel 33:1- 6 19. Roma 14:1-12 29. Kisah Rasul 13:32-41
10. Mazmur 119:33-40 20. Roma 14:13-22 30. Bilangan 27:12-23

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 324 -

Oktober 2017
01. Mazmur 25:1-9 11. Amsal 8:5-14 21. Matius 14:1-12
02. Filipi 1:1-11 12. 1 Petrus 5:1-11 22. Yesaya 45:1-8
03. Filipi 1:12-26 13. Yakobus 4:1-10 23. Daniel 3:1-18
04. Matius 9:1-8 14. Markus 2:18-22 24. Daniel 3:19-30
05. Yeremia 2:14-22 15. Mazmur 34:1-11 25. Daniel 6:1-28
06. Yeremia 2:23-37 16. Yudas 1:17-25 26. Titus 1:5-16
07. Keluaran 23:1-13 17. Amsal 9:7-15 27. Titus 2:1-10
08. Yesaya 5:1-7 18. 2 Raja-raja 17:7-23 28. Mazmur 1:1-6
09. Yesaya 27:1-13 19. Hakim-hakim 17:1-13 29. Matius 22:34-40
10. Ulangan 5:23-33 20. Ulangan 17:14-20 30. Yakobus 2:1-13
31. Ulangan 10:12-22

November 2017
01. Mazmur 119:41-56 11. Amos 8:5-14 21. 1 Tesalonika 5:12-28
02. 1 Samuel 2:27-36 12. 1 Tesalonika 4:13-18 22. Mazmur 9:1-11
03. 2 Petrus 2:1-10 13. Yosua 24:19-28 23. Matius 24:45 - 51
04. Maleakhi 1:6-2:9 14. Yoel 1:1-20 24. Yesaya 40:1-5
05. Mikha 3:1-12 15. Yoel 1:9-21 25. Yesaya 44:21-28
06. 1 Tesalonika 2:13-20 16. Wahyu 16:1-7 26. Efesus 1:15-23
07. Ratapan 2:13-17 17. Wahyu 16:8-21 27. Mazmur 95:1-7
08. Amsal 16:21-33 18. Matius 12:43-45 28. Matius 12:46-50
09. Mazmur 70:1-6 19. Zefanya 1:7-18 29. Yeheizkiel 34:25-31
10. Amos 3:1-15 20. Zakaria 1:7-17 30. Mazmur 100:1-5

Desember 2017
1. Zakharia 14:1-9 11. Kisah Rasul 2:37-40 21. Ibrani 1:1-4
2. Matius 24:15-31 12. Kisah Rasul 11: 1-18 22. Ibrani 1:5-14
3. Mikha 2:1-13 13. Maleakhi 2:17-3:5 23. Hakim-Hakim 13:1-25
4. Mikha 4:1-5 14. Habakuk 2:1-5 24. Mazmur 121:1-8
5. Mikha 4:6-12 15. Habakuk 3:1-6 25. Zefanya 3:8-13
6. Lukas 21:34-38 16. Habakuk 3:13-19 26. Zefanya 3:14-20
7. 1 Tesalonika 1:1-10 17. Mazmur 126:1-6 27. Yeremia 26:1-15
8. Yeremia 1:1-10 18. Efesus 6:10-17 28. Yeremia 31:15-20
9. Yeheizkiel 36:20-32 19. Kisah Rasul 3:17-26 29. Yesaya 49:5-7
10. Markus 1:1-8 20. Markus 9:9-13 30. 2 Petrus 3:8-16
31. Yohanes 8:12-20

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 325 -

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 326 -

TIM KERJA PENYUSUN MEMBANGUN JEMAAT


NO. 88 Tahun 2017

Ketua : Pdt. Dr. Sulaiman Manguling, M.Th.


Sekretaris : Pdt. Daud Palelingan, S.Th. MM

A. ANGGOTA
1. Pdt.I.Y. Panggalo,D.Th
2. Pdt.Albatros Palilu, M.Theol.
3. Pdt.Andrew Buchanan, M.Th.
4. Pdt.Hardianus Bela,S.Th
5. Pdt.Bambang,S.Th
6. Pdt.Gerson,M.Th
7. Pdt.Metris,S.Th
8. Pdt.F.T.Timbang, M.Si
9. Pdt.Lukas Dayung,M.Th
10. Pdt.Yusuf Paliling,M.Th
11. Pdt.DR.Abraham Tanggulungan,M.Th
12. Pdt.Ayub Toding, S.Th
13. Pdt.Alex Bilang,M.Th
14. Pdt.Daud Nompi,M.Th
15. Pdt.Imanuel Bone,M.Si
16. Pdt.Gerson,S.Th
17. Pdt.David Tiranda,S.Th
18. Pdt.Yan Tandipasang,S.Th
19. Pdt.Efraim Rapi`,S.Th
20. Pdt.Yesaya Saranga`,M.Th
21. Pdt.Latiang,S.Th
22. Pdt.DR.Ismail Baneringgi`,M.Th
23. Pdt.Joni Madika, M.Th.
24. Pdt.Julius Amping,M.Th
25. Pdt.Yonatan Saludung,S.Th.MM
26. Pdt.Dr. Joni Tapingku, M.Th
27. Pdt.Meri Tulak, S.Th

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 327 -

28. Pdt.Paulus Tangke Masarrang, M.Th


29. Pdt.Restu Patriakan Matande, S.Th
30. Pnt. Petrus Tiranda, M.Th
31. Pdt. Petrus Senga`, S.Th. MM
32. Pdt. Rasely Sinampe, M.Th
33. Pdt. Semuel Tulak, M.Mis
34. Pdt. Semuel Tokam Kabanga`,M.Th

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 328 -

TIM PENULIS MEMBANGUN JEMAAT


NO. 88 Tahun 2017

B.PENULIS:
1. Pdt.Albatros Palilu, M.Theol.
2. Pdt Alfred Anggui,D.Th
3. Pdt.Andrew Buchanan, M.Th
4. Pdt.Armand Dannari,S.Th.MM
5. Pdt.Sulaiman Manguling,D.Th
6. Pdt.Daud Palelingan, S.Th. MM
7. Pdt.Elvis Leme` Saladan,S.Th
8. Pdt.F.T.Timbang, M.Si
9. Pdt.Gerson, M.Th
10. Pdt.Joni Madika, M.Th.
11. Pdt.Joni Tapingku,D.Th
12. Pdt.Meri Tulak, S.Th
13. Pdt.Paulus Tangke Masarrang, M.Th.MH
14. Pdt.Petrus Senga`, S.Th. MM
15. Pdt.Rasely Sinampe,M.Th
16. Pdt.Restu Patriakan Matande, S.Th
17. Pdt.Semuel Tokam Kabanga`,M.Th
18. Pdt.Semuel Tulak, M.Mis
19. Pdt.Alex Bilang,M.Th
20. Pdt.Ayub Toding,S.Th
21. Pdt.Daud Nompi,M.Th
22. Pdt.David Tiranda,S.Th
23. Pdt.DR.Abraham Tanggulungan,M.Th
24. Pdt.DR.Ismail Baneringgi`,M.Th
25. Pdt.Efraim Rapi`,S.Th
26. Pdt.Gerson,M.Th
27. Pdt.Hardianus Bela,S.Th
28. Pdt.Ida Theresia Toban,S.Th.MM
29. Pdt.Imanuel Bone,M.Si
30. Pdt.Julius Amping,M.Th
31. Pdt.Latiang,S.Th

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -


- 329 -

32. Pdt.Lukas Dayung,M.Th


33. Pdt.Metris,S.Th
34. Pdt.Yahya Boong,S.Th.MM
35. Pdt.Yan Tandipasang,S.Th
36. Pdt.Yesaya Saranga`,M.Th
37. Pdt.Yonatan Saludung,S.Th.MM
38. Pdt.Yonathan Mangolo,M.Th
39. Pdt.Yusuf Paliling,M.Th
40. Pnt.Petrus Tiranda,M.Th

C. Penerjemah ke dalam bahasa Toraja, Tema dan Pertanyaan untuk


Penelaahan Alkitab: Pdt. Elvis Leme Saladan, S.Th.

D. Pengetikan dan perampungan naskah Membangun Jemaat No. 88 Tahun


2017: Pdt. Daud Palelingan

E. Editing dan Lay Out: Pdt. Daud Palelingan

F. Desain Sampul dan Tata Letak: Pdt.Daud Palelingan

G. Pembaca Akhir: Pdt.Alfred Anggui,D.Th

Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -

Anda mungkin juga menyukai