MEMBANGUN JEMAAT
NOMOR 88 TAHUN 2017
BAHAN KHOTBAH,
PENELAAHAN ALKITAB,
DAN
BACAAN HARIAN GEREJA TORAJA
TAHUN 2017
Penyunting:
Tim Membangun Jemaat Tahun 2017
BPWG Gereja Toraja
KATA PENGANTAR
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
-4-
Manfaat Leksionari
1. Pengkhotbah dipandu untuk menyiapkan materi khotbahnya
berdasarkan daftar bacaan Alkitab yang telah tersusun secata
sistematis dan sesuai dengan tahun gerejawi
2. Hubungan tradisi antara gereja masa kini dengan gereja awal dan
sinagoge tetap terpelihara, sehingga gereja di masa kini dapat
belajar kekayaan hikmat dari kehidupan umat di masa lampau.
3. Ada keseragaman bahan pemberitaan firman yang membebaskan
gereja dari batas-batas denominasi, sehingga memungkinkan terjadi
dialog ekumenis.
4. Pendidikan iman yang dialami oleh umat selama tiga tahun dalam
satu siklus, akan diulang kembali dalam siklus berikutnya.
Pengulangan pembacaan tersebut akan memperdalam spiritualitas
umat.
5. Kitab-kitab kanon Alkitab diperlakukan secara lebih seimbang,
sebab leksionari terdiri dari kitab-kitab dari Perjanjian Lama,
Mazmur, surat Rasuli dan Injil.
6. Pada hari raya gerejawi, umat belajar bagaimana hubungan antara
berita Injil dengan kitab-kitab di PL dan juga surat-surat Rasuli. Lalu
pada minggu biasa, umat belajar hubungan teologis suatu kitab
dengan kitab lain yang sejenis dengan pola semi sinambung,
misalnya Mingu I dari 1 Samuel 15:34-16:13; lalu pada munggu II
dari 1 Samuel 17:1a, 4-11, 19-23), 32-49; Minggu III dari 2 Samuel
1:1, 17-27, dan seterusnya.
Jika tidak menggunakan Leksionari, maka selaku pengkhotbah akan
melakukan beberapa hal sbb:
1. Memilih dan mengambil suatu teks tertentu menurut penilaian dan
kebutuhan kita sendiri. Jarang dilandasi oleh konsistensi untuk
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
-9-
Tim Penyusun
MEMBANGUN JEMAAT 2017
Tujuan:
1. Menyadarkan warga jemaat tentang status keberdosaan di hadapan Allah dan mengajak
jemaat mensyukuri status baru di dalam Kristus
2. Tindakan syukur itu diwujudkan dalam tanggung jawab Pemberitaan Injil dalam rangka
mensyukuri 70 tahun Gereja Toraja
Pendahuluan:
Apakah ukuran kita tentang hidup yang diberkati dan tidak
diberkati Tuhan? Ukuran setiap orang tentang berkat pastilah tidak sama.
Ada orang yang mengukur berkat dari sudut finansial, jabatan yang
disandangnya, keberhasilan usahanya, kesuksesan kerja dan lain-lain yang
dapat dilihat secara kasat mata. Karena itu jangan kita heran jikalau ada
yang merasa tidak terberkati dan diberkati di tahun yang telah berlalu.
Namun harus disadari bahwa satu hal yang sering kita lupakan yakni
bagaimana mensyukuri berkat anugerah keselamatan yang diterima di
dalam Kristus. Hal itu terlupakan karena nilai dan jumlahnya tidak
kelihatan secara lahiriah di pelupuk mata kita. Dengan demikian ada satu
pertanyaan yang perlu direnungkan, dari manakah kita mengukur hidup
yang terberkati dalam Kristus? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari
kita belajar pada perikop pembacaan kita:
Tuhan (Ul.11:26,27).
Pemberian berkat dinyatakan dalam bentuk perlindungan dari
kuasa kejahatan dan segala yang merugikan kesejateraan hidup seseorang(
ayat 24, bnd.Maz.71:1-6), sinar wajah Tuhan akan nampak baginya, yaitu
kebaikan hati, kehendak baik dan kasih karunia kepada umatNya. Dan
Allah akan memperhadapkan wajahNya kepada mereka yang yakin akan
pemeliharaan dan pemberkatan sepenuh hati. Berkat Allah atas umatNya
menghasilkan keselematan yang memancarkan sinar bagaikan obor
penerang untuk semua bangsa ( Mzm.67,133,Yeh 34:26).
Pemberkatan itulah yang digenapi Allah melalui kelahiran Kristus
di Betlehem yang disaksikan oleh para gembala dalam Injil Lukas 2:15-22.
Mereka bergembira atas berkat keselamatan yang telah dilihat dan
dinikmatinya. Karena itu pemberitaan mereka tentang kelahiranNya
membuat banyak orang semakin takjub dan heran. Berita tentang
kelahiran Kristus membawa berkat bagi dunia. Berita itu jugalah yang
menjadi pokok pergumualan di jemaat Galatia ketika Paulus menuliskan
suratnya ke sana. Adapun beberapa persoalan disekitar penghayatan
Jemaat Galatia tentang keselamatan dalam Kristus, adalah sebagai berikut:
a.Jemaat Galatia menjadikan pelaksanaan Taurat sebagai syarat
keselamatan.(Membaca-ReHat)
b. Warga jemaat yang baru bergabung sebagai pengikut Kristus
dipaksakan untuk melaksanakan sunat sebagai prasayarat keselamtan.
Mereka belum memahami dengan benar bahwa hukum Taurat
dilakukan sebagai respons syukur atas berkat keselamatan di dalam
Kristus. Karena itu, untuk memahami dengan baik bagaimana mewujudkan
rasa syukur sebagai orang yang telah terberkati di dalam kristus, maka ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan melaui Galaia 4:1-7.
3. Status baru dalam Kristus yakni dari hamba menjadi anak (6-7)
Melalui pengampunan di dalam Kristus kita layak datang
menghadap Allah dengan menyapa ya Abba , ya Bapa. Istilah Abba dari
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 15 -
bahasa Aram yang artinya Bapa. Makna kata kata Bapa mengungkapkan
kedalaman perasaan dan kesungguhan serta kehangatan hati dan
keyakinan yang dalam melalui pekerjaan Roh kudus dan menyebabkan kita
berseru kepada Allah. (Markus 14:36)
Dengan demikian semakin jelas bahwa melalui perubahan status
dalam Kristus dari hamba menjadi anak, maka terjadi hubungan akrab
antara umat dengan Tuhannya. Karena itu sebagai pribadi yang telah layak
datang berseru kepada Tuhan dengan sebutan Bapa, semakin diyakinkan
bahwa akan terbangun semangat baru di tahun baru ini untuk semakin
setia hidup dalam kehendak Kristus dalam menjalani hidup dan menata
setiap pekerjaan yang Tuhan percayakan kepada kita dalam berbagai
bidang. Kita tidak lagi diliputi sejumlah kekuatiran dalam memperjuangkan
masa depan kita. Kendatipun tahun ini adalah tahun yang masih misteri
adanya buat kita. Namun hidup di dalam Kristus ada pengharapan yang
pasti bahwa bersama Tuhan segala perkara hidup dapat dijalani.Amin (ld)
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat memahami kelahiran Yesus memberi keberanian untuk berjumpa dengan Allah.
2. Jemaat menghayati perjumpaannya dengan Allah.
3. Jemaat diajak untuk membawa pembebasan bagi semua orang dengan keberanian.
4. Tindakan keberanian tersebut adalah wujud syukur warga Gereja Toraja ke 70 tahun.
Pemahaman Teks
Dalam perikop ini, ada beberapa hal yang penting untuk
diperhatikan, antara lain:
a. Paulus berbicara mengenai Wahyu yang dinyatakan kepadanya (ay. 3).
Hal ini terutama menunjuk kepada pengalaman Paulus yang berjumpa
dengan Kristus dalam perjalanan ke Damsyik (Kis.9:1-19a).
Pengalaman tersebut membuat Paulus berani untuk bersaksi
mengenai berita Injil.
b. Paulus berbicara mengenai "rahasia Kristus" yang tersembunyi selama
berabad-abad dalam Allah (ay.4,9) Rahasia itu ialah maksud Allah
"untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala
sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi" (band Ef.1:10), dan
untuk memasukkan orang dari semua bangsa dalam janji mengenai
hidup dan keselamatan. Dari orang Yahudi dan bukan Yahudi Allah
menciptakan "dalam Kristus Yesus" (ay.6) sebuah umat yang baru bagi
diri-Nya (Ef.1:4-6). Dengan kata lain Umat yang baru itu merupakan
sebuah persekutuan yang bersifat Am yakni persekutuan yang terbuka
bagi semua orang tanpa ada pembedaan/diskriminasi.
c. Paulus berbicara mengenai kasih karunia (ay.7-8). Kasih karunia Allah
itu mendapat kepenuhannya dalam Kristus (band. Yoh 3:16) Ia bukan
lagi rahasia yang tersembunyi melainkan telah nyata melalui bayi
Yesus. Karena itu bagi Paulus, hanya oleh karunia Allah saja orang-
orang beriman terpanggil, sama seperti dirinya, dan karena itu, kita
tidak dapat membanggakan diri (Ef.2:8,9; Rm.3:27). Hidup di bawah
karunia Allah berarti hidup dalam ketaatan iman, yang bertujuan
mencapai kekudusan (Rm.6:15-22). Hal ini sejalan dengan semangat
para reformator dalam gereja khususnya Martin Luther dan John
Calvin untuk berani melakukan pembaruan, dengan motto: Sola fide
(hanya oleh iman), sola gratia (hanya oleh anugerah), dan sola
scriptura (hanya oleh Alkitab).
d. Dengan demikian bagi Paulus wahyu adalah rahasia Allah yang
dinyatakan kepadanya berdasarkan kasih karunia Allah. Oleh karena
itulah maka kita beroleh keberanian berjumpa dengan Allah (ay.12),
sebab Ia sendiri telah melayakkan kita berjumpa dengan Dia hanya
karena anugerah-Nya.
Tujuan:
1. Jemaat memahami dan meyakini bahwa Yesus itulah yang dipilih dan diurapi oleh Allah.
2. Jemaat dapat memahami dan meyakini baptisannya sebagai tanda pengurapannya.
3. Jemaat terdorong untuk memulihkan sesamanya yang terluka.
Pembimbing:
Tema yang diangkat Diutus Untuk Memulihkan merupakan salah
satu refleksi teologis dari korelasi keempat bacaan tersebut di atas. Dalam
Mazmur 29, suara Tuhan menggambarkan kemuliaan dan kekuatan Tuhan.
Dalam Yesaya 42:1 tertulis nubuatan: Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang,
orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-
Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
Nubuatan Yesaya ini tergenapi dalam kisah pembaptisan Yesus yang
tercatat dalam kitab Matius pasal 3. Sesaat setelah pembaptisan tersebut
terdengarlah suara dari sorga: Inilah Anak yang kukasihi, kepadaNyalah
Aku berkenan. Setelah peristiwa pembaptisan tersebut, Yesus
melanjutkan pelayanan-Nya. Kisah pelayanan Yesus ini tidak hanya
disaksikan dalam keempat Injil. Kitab Kisah Para Rasul 10:38 juga
mencatatnya demikian: yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana
Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan
berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang
dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.
Dengan demikian korelasi/hubungan keempat bacaan tersebut
sehubungan dengan tema yang diangkat yaitu bahwa Kristuslah
penggenapan dari nubuatan yang ada dalam kitab Yesaya tentang Hamba
yang dipilih. Penggenapan itu nyata dalam Suara dari sorga ketika Yesus
janji-janji Allah, melainkan pada yang takut akan Allah dan yang
mengamalkan kebenaran (ps.10:35), itulah yang berkenan di hadapan
Allah. Selanjutnya, Petrus menyaksikan kepada Kornelius bahwa Yesus
Kristus adalah Tuhan dari semua orang (ps.10:36). Dalam hal ini Petrus
hendak mengatakan kepada Kornelius bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan.
Tuhan yang selama ini, ia dan seisi rumahnya, sembah dalam kesalehan
hidup mereka. Pengajaran Petrus kemudian berlanjut pada sebuah
kesaksian tentang hubungan antara dirinya dan para murid yang lain
dengan Yesus Kristus. Petrus dan para murid yang lain adalah saksi hidup
dari segala sesuatu yang diperbuat Yesus Kristus di tanah Yudea maupun
Yerusalem (ps.10:39). Apakah yang telah diperbuat Yesus dari Nazaret itu?
Dalam pengajarannya, Petrus menyaksikan bahwa Allah mengurapi
Yesus dengan Roh Kudus dan kuat kuasa dalam suatu peristiwa penting
yakni pembaptisan-Nya oleh Yohanes (ps.10:37). Dengan urapan dan kuat
kuasa tersebut, Yesus berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan
menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis. Namun perjalanan Yesus
ini kemudian harus berakhir di kayu salib. Yesus mati dibunuh. Apakah
perjalanan Yesus kemudian sunggun-sungguh berakhir?
Dalam kesaksian selanjutnya, Petrus mengatakan bahwa Yesus
dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga. Bukti kebangkitan Yesus yaitu
penampakan Diri-Nya kepada para murid-Nya (ay.40-41). Petrus juga
bersaksi bahwa Yesus memberikan tugas kepada mereka untuk
memberitakan kebangkitan-Nya tersebut kepada seluruh bangsa dan
sekaligus juga bersaksi bahwa Yesus itulah yang ditentukan Allah menjadi
Hakim atas orang-orang yang hidup dan orang mati (ay.42). Dan
barangsiapa yang percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan
dosa (ay.43). Apa dampak pengajaran Petrus selanjutnya bagi keluarga
Kornelius dan seisi rumahnya? Dalam ayat 44-45 dikisahkan bahwa para
pendengarnya pada waktu itu menerima Roh Kudus sehingga tidak ada lagi
alasan untuk tidak membaptis mereka. Dari uraian pendahuluan tersebut
di atas dan tema yang diangkat Diutus Untuk Memulihkan, ada beberapa
hal yang dapat menjadi inspirasi untuk menolong kita tiba pada ketiga
tujuan yang dimaksud yaitu: keyakinan umat terhadap Yesus, keyakinan
umat terhadap pengurapannya, dan tugas pemulihan (penyembuhan).
Beberapa inspirasi tersebut pertama, tanggapan Petrus terhadap undangan
Kornelius bahwa Allah tidak membedakan orang, bahwa Petrus telah
memiliki pengertian yang baru tentang Allah; kedua, kesaksian Petrus
tentang Yesus, bahwa Petrus memakai perjumpaannya dengan Kornelius
sebagai kesempatan untuk bersaksi; ketiga, kehadiran Petrus di rumah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 21 -
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa mereka telah diperkaya di dalam Kristus.
2. Jemaat meyakini bahwa kekayaannya bertujuan untuk melayani.
Pemahaman Teks
Jemaat Korintus adalah salah satu jemaat yang berdiri atas hasil
pemberitaan Injil dari Paulus. Dari sekian jemaat yang yang berdiri dari
hasil pemberitaan Injil dari Paulus Jemaat inilah yang paling menjanjikan
bagi Paulus karena berada ada di pusat kota Korintus. Namun sebaliknya,
Jemaat inilah yang juga paling merepotkan Paulus. Salah satunya ialah,
karena di antara mereka, terdapat perselisihan yang mengancam keutuhan
jemaat. Berita itu diterima Paulus dari keluarga Kloe. Perselisihan itu
terjadi di antara para tokoh-tokoh jemaat. Perselisihan terjadi karena
timbulnya kelompok-kelompok yang mengidolakan tokoh-tokoh yang
pernah melayani mereka dalam pemberitaan Injil. Pengidolaan itu tentu
dengan bermacam-macam alasan berdasarkan kelebihan-kelebihan dari
tokoh tersebut. Kelompok-kelompok itu ialah kelompok Paulus, Apolos,
Kefas (Petrus) dan Kristus.
Sebagai pendiri jemaat, Paulus merasa bertanggungjawab memberi
nasihat kepada jemaat di Korintus agar mereka tetap utuh sebagai sebuah
persekutuan umat Allah yang telah di tebus oleh Kristus. Paulus menasihati
mereka supaya tetap seia sekata, bersatu dan sehati sepikir (10). Oleh
karena itu, Paulus secara terus terang menjelaskan kepada mereka bahwa
Pauluslah yang mendirikan jemaat, Apolos berperan dalam pertumbuhan
jemaat menanam dan menyiram (3:6), dan Petrus pernah melayani
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 23 -
Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa kita telah dipersatukan di dalam Kristus.
2. Jemaat meyakini bahwa kebersamaan adalah wujud pertobatan
Pemamahan Teks
Kisah ini ditempatkan oleh Matius di antara dua peristiwa yang
sangat penting dalam pelayanan Yesus. Peristiwa pertama yang
mendahului teks psl 4:12-22 adalah pembabtisan Yesus oleh Yohanes (Mat.
3:13-17) dan tentang pencobaan Yesus yang dialami Yesus setelah Ia
berpuasa selama 40 hari (Mat.4:1-11). Teks Injil Matius 4:12-22
mengisahkan dua tindakan Yesus sebelum memulai melayani orang-oarang
pada waktu atau zaman itu. Yang dilakukan-Nya adalah mengenal wilayah
pelayanan dalam hal ini Galilea dan mengajak beberapa orang menjadi
rekan sekerja-Nya. Tentu pada waktu itu Yesus sudah dikenal di Yudea,
terutama di dekat Yerusalem. Ketika keadaan politik di situ kurang
menguntungkan, Ia menyingkir ke wilayah Galilea di utara dan tinggal
beberapa waktu di kota tempat Ia dibesarkan, Nazaret. Tetapi kemudian
pindah ke Kapernaum di tepi danau (ayat 12-14). Disitulah Ia memulai
mewartakan kedatangan Kerajaan Surga (ayat 15). Ia juga memilih murid-
murid yang pertama, yakni Simon Petrus dan saudaranya, Andreas, dan
kemudian juga Yakobus dan Yohanes, kedua anak Zebedeus (ayat 18-22).
Yesus sangat memahami keadaan dan bertindak dengan cara yang tepat
yakni berpindah tempat. Padahal, sesunguhnya Yesus memiliki peluang
besar pada waktu itu di Yerusalem dan sekitarnya. Orang-orang di daerah
itu haus akan kerohanian baru dan sangat mendambakan/merindukan
ketenteraman batin. Kita ingat, banyak orang pergi ke padang gurun
menemui Yohanes Pembabtis olehnya. Arus kerohanian ini membuat
Herodes sangat was-was. Bisa-bisa penguasa Roma menganggap ada
gerakan keagamaan yang mau memberontak. Maka Herodes pun
mengamankan Yohanes Pembabtis yang juga pernah mengkritik kelakuan
Herodes secara terang-terangan dan minta dibabtis (Lih. Mat.11:2-11). Bila
Yesus tetap tinggal di Yerusalem atau di daerah Yudea, Ia tentu akan
mendapat kesulitan yang sama. Karena itu ia menyingkir ke utara (ayat
12). Dalam Injil Matius, gagasan menyingkir memiliki arti menjauhi
bahaya dengan bijaksana. Artinya, kadang-kadang memang lebih baik
menghadapi kekuatan yang memusuhi dengan perhitungan bijaksana dan
akal sehat daripada keberanian belaka. Apakah itu berarti Yesus takut?
Tidak! Saat kematian Yesus belum tiba waktu itu. Ia bahkan sengaja
melangkahkan kaki-Nya ke Yerusalem (Lih. Mat. 16:21-23; Mat. 20:17-19;
Mat.26:1-2). Apa maksud Yesus hadir di Galilea? Yesus datang untuk
menggenapi nubuat Perjanjian Lama (ay.15-16 adalah kutipan bebas
Yesaya 9:1), yakni memberitakan Kerajaan Sorga (ay.17). Konsekuensi
hadirnya Kerajaan Surga adalah Bertobatlah. Dalam konteks ini bertobat
dalam hal ini tidak sekedar merujuk pada kata kapok karena dihajar tetapi
untuk membuka pikiran dan hati orang. Yang ditawarkan disini ialah
Kerajaan Surga yang sudah dekat, terang itu sudah ada disini. Dengan
demikian, kita diajak untuk melihat kehidupan ini dalam terang sinar
wajah Tuhan yang telah dipalingkan kepada manusia di dalam Yesus
Kristus. Karya Yesus menyembuhkan orang, mengusir roh jahat, memberi
makan orang banyak, mengajarkan jalan kebenaran menunjukkan karya
Yesus mewujudkan Kerejaan Surga. Sebab memang maksud Yesus datang
untuk melayani bukan untuk dilayani (Matius 20:28)
Kedua: Yesus memanggil murid-muridNya (ay.18-22). Dalam
memulai perjalanan pelayanan-Nya, Matius juga menceritakan Yesus
memilih atau memanggil rekan sekerja yakni mereka yang kemudian
disebut murid-murid-Nya. Simon Petrus dan Andreas dipanggil ketika
mereka tengah mengerjakan pekerjaan mereka menjala ikan sebagai
nelayan. (ay.18-20). Mereka segera meninggalkan jala mereka untuk
mengikut Yesus. Demikian juga Yakobus dan Yohanes meninggalkan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 28 -
Aplikasi
Pertama: Yesus Kristus telah memulai segala yang baik dalam
hidup kita. Kerajaan Surga telah, sementara, dan masih terus dikerjakan-
Nya di dalam dunia ini. Yesus terus menuntun, mememelihara,
menguatkan, menghiburkan, memulihkan, menguatkan agar kita bisa tetap
hidup sampai kita tiba pada kesempurnaan bersama-Nya nanti. Artinya,
Yesus tidak membiarkan kita berjalan sendiri.
Kedua: Bertobatlah. Kita mesti bertobat tak kala kita tidak lagi
menjadi murid-murid atau kawan sekerja Allah yang setia mewartakan dan
mewujudkan Kerajaan Allah melalui pelayanan kita. Segala kesibukan
bergereja yang mengabaikan panggilan melayani bersama Allah dalam
kerajaan-Nya mesti ditinggalkan sebagaimana para murid meninggalkan
kesibukan lahiriah mereka. Yang utama dalam kekristenan bukan sekedar
mengikuti suami/istri, orang tua, pendeta, ataupun aliran gereja tertentu,
tetapi betul-betul mengikut Yesusnya sebagaimana ditegaskan oleh Yesus
sendiri Ikutlah Aku (ay.19). Murid-murid yang pintar mengelola, kini
dipanggil menjadi pengelola terang bagi manusia, bukan mengelola
manusia demi terang, itu pula hakikat dipersatukannya gereja oleh tubuh
dan darah Yesus.
Tujuan:
1. Jemaat memahami tentang beribadah dengan cara pandang dan semangat baru
2. Jemaat semakin meyakini tanggung jawab terhadap perubahan dalam amsyarakat
Penjelasan teks:
Mazmur 15:1-5, Mazmur 15 ini dimulai dengan pertanyaan yang
ditujukan kepada Tuhan. Siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu?
Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? (ayat 1). Yang
mengajukan pertanyaan adalah umat yang mau datang beribadah di Bait
Allah. Kemah-Mu menunjuk kepada Bait Allah; gunung-Mu menunjuk
kepada gunung Sion dan Yerusalem dimana Bait Allah dibangun. Kata
siapa menunjuk kepada orang, yaitu orang yang memiliki standar atau
syarat sesuai yang ditentukan Tuhan sendiri. Hal itu penting karena Allah
yang memanggil orang beriman bertemu dengan-Nya adalah Allah
Mahasuci dan Mahakudus. Dia adalah tuan rumah, yang menentukan
standar atau syarat orang yang layak menjadi tamu Allah. Pertanyaan
dalam ayat 1 tentang siapa? dijawab dalam ayat 2 5b, yaitu dia yang
memiliki integritas dan hubungan yang benar dengan Tuhan dengan
berlaku tidak bercela, melakukan apa yang adil, yang mengatakan
kebenaran dengan segenap hatinya, dan memiliki kebajikan dalam
hubungan dengan sesama yaitu: tidak menfitnah, tidak berbuat jahat
terhadap sesamanya, tidak menimpakan cela kepada tetangganya, tidak
memandang hina orang yang tersingkir, memuliakan orang yang takut
akan Tuhan, tidak mengolok-olok orang yang saleh dan tidak
menertawakan kesetiaan mereka kepada Tuhan) . Pada ayat 5
menggambarkan janji keselamatan atau jaminan bahwa siapa yang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 30 -
orang sudah merasa puas jika ia sudah beribadah, dan merasa berhutang
kalau ia tidak pergi beribadah. Namun kehidupannya sehari-hari amat
berlawanan dengan kehendak Tuhan. Pemahaman seperti ini sudah ada
sejak zaman Israel yang membuat Tuhan mengutus para namabi-Nya untuk
menyampaikan kritik dan seruan-seruan pertobatan, termasuk nabi Mikha.
Dari perikop pembacaan kita Mikha 6:1-8 kita dapat belajar beberapa hal :
Pertama : Allah menggugat umat-Nya dan meminta jawaban (ayat
1-5).Allah menggungat, memperkarakan dan mengadukan umat-Nya.
Gunung-gunung, bukit-bukit dan dasar-dasar bumi diminta untuk
mendengarkan pengaduan Tuhan. Mengapa Allah berperkara dengan
umat-Nya? Apa yang menjadi gugatan Allah kepada umat-Nya? Allah
menggugat umat-Nya karena umat itu telah memutuskan hubungan
dengan Tuhan, sementara Tuhan sendiri tetap menyatakan kasih setia-Nya.
Dalam ayat 3 Allah mengajukan keluhan-Nya: UmatKu, apakah yang telah
kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah kulelahkan? Hal yang
sama sering kita ucapkan sebagai orang tua kepada anak-anak yang kita
kasihi tetapi semakin menyakiti hati kita; anakku, adakah yang kurang
kulakukan kepadamu?. Perhatikan, walaupun umat Tuhan itu telah
memutuskan hubungan denganNya, Ia tetap menyebut Israel dengan umat-
Ku. Itu berarti umat adalah orang-orang milik kepunyaan-Nya sendiri.
Allah meminta jawaban terhadap sikap Israel yang sudah berubah.
Mereka menganggap Tuhan seolah-oleh memberatkan hidup mereka dan
menyibukkan mereka dengan hal-hal yang tidak benar. Justru yang terjadi
Allah memberikan kasih setia-Nya secara turun temurun: Bagaimana Allah
membebaskan mereka dari Mesir, mengutus Musa, Harun dan Miryam
sebagai pemimpin, bagaimana Balak merancakan kutuk atas Israel tetapi
Bileam mengubahnya menjadi berkat, bagaimana Tuhan menyertai mereka
dalam perjalanan dari Sitim ke Gilgal. Tujuan dari perbuatan Tuhan itu
yaitu supaya mereka mengenal keadilan-Nya; spaya mereka makin
percaya, makin setia dan makin dekat dengan-Nya. Kita sebagai umat
kesayangan-Nya sehingga kita berlaku seperti Israel yang tidak tahu
berterima aksih kepada Tuhan.
Kedua: Jawaban Umat Israel (ayat 6-7). Jika memperhatikan ay.6-7,
umat Israel menyadari pelanggarannya. Tetapi bagaimana cara
memperbaiki kembali hubungan yang putus itu? Bagaimana supaya
hubungan itu menjadi damai kembali? Ternyata mereka sama sekali tidak
berpikir tentang bagaimana mewujudkan pengakuan, pertobatan dengan
mengubah kelakuan, tetapi mereka beranggapan bahwa dosa mereka dapat
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 33 -
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat memahami pelayanan yang membarui keadaan sosial
2. Jemaat meyakini bahwa dengan hikmat Kristus dan tuntunan Roh Allah mereka
dimampukan menjadi garam dan terang dunia.
Pendahuluan:
Ketika kita mendegar kata pelayanan, apakah yang pertama-tama
terlintas dalam pikiran kita? Mungkin ada di antara kita yang berpikir
tentang pekerjaan seorang hamba Tuhan (pendeta). Atau mungkin ada
yang membayangkan sejumlah aktivitas dalam jemaat atau pekerjaan-
pekerjaan lainnya yang dilakoni tanpa biaya atau dikerjakan dengan
kerelahan hati. Ada berbagai pendapat untuk memaknai kata pelayanan.
Namun secara umum, pelayanan diartikan sebagai proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong menyediakan segala
apa yang diperlukan oleh orang lain seperti tamu atau pembeli. Dengan
mengacu pada pemahaman tersebut, kita diajak untuk membandingkan
apa kata Alkitab tentang pengertian pelayanan, khususnya pelayanan yang
membawa pembaruan.
tetap punya kuasa (Rm.1:16). Dan hikmat Allah yang mendalam dari Tuhan
tersedia bagi mereka yang dewasa dalam iman (Ibr.5:12-14).
~oOo~
Pembimbing:
Jemaat Korintus pernah dikunjungi Paulus bahkan ia pernah tinggal
di sana (Kis. 18:1-17). Karena itu Paulus sangat akrab dengan warga jemaat
Korintus. Paulus menuliskan surat ini kepada mereka dengan
menggunakan bahasa yang sangat bersahabat. Surat ini dituliskan dengan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 38 -
PILIHLAH KEHIDUPAN
(Pileimi tu katuoan)
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa hidup ini diperhadapkan dengan berbagai pilihan.
2. Jemaat memilih kehidupan ketaatan yang total kepada hukum Allah.
3. Jemaat memahami bahwa iri hati dan perselisihan mematikan persekutuan.
Pembimbing
Tema yang diangkat Pilihlah Kehidupan merupakan salah satu
refleksi teologis terhadap korelasi keempat bacaan tersebut di atas.
Mazmur 119:1-8 mengajarkan kepada para pembacanya bahwa hidup yang
berbahagia adalah hidup yang menurut pada Taurat Tuhan. Ulangan 30:15-
20 berisi pidato Musa tentang arti sebuah pilihan yaitu memilih hidup.
Memilih hidup berarti kemauan dan kemampuan untuk mengasihi Tuhan
dan manusia. Dalam 1 Kor. 3:1-9, Rasul Paulus membedakan antara ciri
manusia rohani dan manusia duniawi. Matius 5:21-37 memberikan
gambaran yang jelas tentang pemuridan (proses menjadi murid) yaitu
murid yang menghidupi hukum Allah secara total.
Dengan menghubungkan (korelasi) keempat bacaan tersebut,
diperoleh sebuah pemahaman bahwa: manusia rohani adalah orang
percaya yang tidak sekedar tahu Taurat Tuhan namun yang sekaligus juga
melakukannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tindakan mengasihi
Tuhan serta sesama manusia dan sesama ciptaan yang lainnya.
~oOo~
PILIHLAH KEHIDUPAN
(Pileimi tu katuoan)
Ulangan 30:15-20
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa hidup di dunia ini diperhadapkan dengan berbagai pilihan.
2. Jemaat memilih kehidupan yaitu ketaatan yang total kepada hukum Allah.
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa kasih Kristus melampui batas-batas yang ada.
2. Jemaat semakin meyakini bahwa Kristus itulah dasar Gereja Toraja.
3. Jemaat semakin memperdulikan kehidupan kasih yang tanpa batas.
Pemahaman Teks
Teks ini merupakan bagian dari khotbah Yesus di bukit (Mat.5-7).
Jika dicermati dengan baik maka Matius menarasikan peristiwa-peristiwa
di sekitar Yesus dengan salah satu tujuan memberi tekanan pada
pentingnya pemuridan. Pemuridan itu akan mencakupi seluruh umat
manusia (Mat.28:1-9). Matius menarasikan bagaimana Yesus memulai
pelayanan-Nya dengan memilih murid-murid yang akan dipersiapkan
sebagai penerus karya-Nya dalam dunia ini (Mat.1:18-22). Setelah ia
memilih murid-murid-Nya, ia pun memperlengkapi mereka dengan ajaran
tentang bagaimana mereka menjalani status atau kehidupan sebagai murid.
Ajaran ini dikenal dengan istilah khotbah di bukit.
Matius 5:43-48 merupakan bagian ajaran Yesus yang sangat
kontras dengan realitas yang ada dalam kehidupan umat Israel. Kasih
seorang murid Kristus adalah kasih yang jauh berbeda dengan kasih yang
dipraktekan manusia pada umumnya, termasuk kasih yang diterapkan oleh
bangsa Israel. Kasih yang tidak lasim. Kasih ini lahir dari penghayatan yang
dalam akan jati diri manusia awal, sebagai gambar dan rupa Allah. Kasih
yang menyadari bahwa Allah sesungguhnya menciptakan manusia dalam
kesetaraan (egalitarian) tanpa perbedaan. Ia dicipta menurut gambar dan
rupa Allah (Kej.1:26-28). Namun karena dosa maka manusia yang telah
diciptakan oleh Allah itu membuat sekat-sekat antara satu dengan yang
jemaat di Korintus karena mereka memiliki dasar yang sama yaitu Yesus
Kristus (1 Kor. 3:10-23).
Aplikasi
Pertama, praktek kasih dalam semua budaya manusia pada
umumnya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Kasih
yang dipraktekkan dalam kebudayaan Toraja pun mengalami kenyataan
yang sama, baik dalam Rambu Solo maupun dalam Rambu Tuka. Dalam
upacara tersebut umumnya praktek berbudaya yang ada ialah mereka
membantu atau berpartisipasi dalam bentuk kerbau, babi atau yang
lainnya dengan harapan akan dikembalikan jika mereka mengalami hal
yang sama. Selain itu, dibeberapa tempat masih sangat kental feodalisme
masa lalu yang mengkotak-kotakkan masyarakat Toraja dengan
pembedaan starata sosial yang dalam masyarakat Toraja dikenal dengan
istilah tana (tana Bulaan, tana Bassi, Tana Karurung dan Tana Kua-Kua).
Bahkan tanpa disadari pula juga mulai muncul kelas-kelas baru dalam
masyarakat karena kesamaan profesi, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi
dan sebagainya. Dalam kondisi demikianlah para murid Kristus dipanggil
mempraktekkan Kasih Allah yang melampaui sekat-sekat atau batas yang
dibuat oleh manusia. Orang percaya seharusnya menampilkan gaya hidup
yang berbeda dengan kehidupan masyarakat pada umumnya. Gaya hidup
yang menjadikan kasih tanpa batas itu menjadi alternatif dalam
membangun kehidupan bersama yang harmonis dan damai baik dalam
persekutuan jemaat maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Pelaksanaan kasih yang seperti itulah menjadi ukuran
bahwa kita sungguh-sungguh adalah murid Kristus yang sempurna sama
seperti Allah adalah sempurna (ay.48).
Kedua, kasih yang melampaui batas tidak hanya diajarakan oleh
Yesus semasa hidup di dunia ini, tetapi juga dipraktekkan langsung sendiri
oleh Yesus dengan jalan kerelaan-Nya mengasihi musuh-musuh-Nya
termasuk kita orang berdosa. Musuh Allah yang sebenarnya ialah orang
yang berdosa tetapi karena kasih dan anugerah-Nya semata sehingga Ia
rela menjadi manusia menggantikan orang berdosa supaya
kesegambarannya dengan Allah dipulihkan kembali. Berbekal kasih Allah
yang tiada taranya itu kita pun sebagai pengikutnya pada masa kini
didorong dan disemangati untuk mengikuti pola dan teladan yang
ditinggalkannya untuk menyatakan kasih yang sama. Kasih yang universal.
Kasih tanpa Pamrih. Kasih yang tidak diskriminatif. Kasih yang tulus. Kasih
yang melampaui batas.
Tujuan:
1. Jemaat semakin memahami bahwa kasih Kristus melampui batas-batas yang ada.
2. Jemaat semakin meyakini bahwa Kristus itulah dasar Gereja Toraja.
3. Jemaat semakin memperdulikan kehidupan kasih yang tanpa batas.
Pembimbing
Jemaat Korintus merupakan jemaat yang cukup menjanjikan bagi
Paulus sebagai pendirinya. Cukup menjanjikan karena letaknya yang
sangat strategis di kota Korintus. Sebagai jemaat kota metropolitan pantas
jika Paulus menaruh harap bahwa jemaat ini akan mudah meneruskan
berita Injil kepada daerah-daerah lain khususnya daerah-daerah
pedalaman di sekitar kota Korintus. Namun sebaliknya, Jemaat Korintus
adalah jemaat yang paling menyusahkan Paulus. Jemaat ini rupanya diliputi
berbagai macam masalah. Salah satu masalah yang menonjol dalam kitab 1
Korintus ialah munculnya perselisihan. Perselisihan muncul karena adanya
kelompok-kelompok yang mengidolakan beberapa pelayan yang pernah
singgah memberitakan Injil kepada mereka. Tokoh-tokoh yang di idolakan
ialah Paulus sebagai pendiri jemaat, Apolos, Kepas (Petrus) dan selain itu
ada juga yang menempatkan diri sebagai golongan Kristus yang barang kali
tidak mendapat tempat dalam ketiga kelompok yang ada (1:12)
Kondisi jemaat yang nampaknya bermuara pada perpecahan ini
mendorong Paulus menulis surat ketika memperoleh informasi dari
keluarga Kloe (1:11) dengan harapan mereka seiasekata, erat bersatu dan
sehati sepikir di dalam Tuhan Yesus (1:10). Paulus mengingatkan mereka
bahwa dasar mereka adalah sama yaitu Kristus semata (3:11). Dasar
Jemaat hanya satu yaitu Yesus Kristus. Jemaat Korintus berdiri karena
karya Kristus semata. Memang harus diakui bahwa berita Injil mengenai
karya Kristus disampaikan oleh Paulus, Apolos, Petrus dan yang lainnya
tetapi itu tidak berarti mereka harus dikultuskan melampaui Kristus. Jadi
Kristus seharusnya menjadi dasar dalam membangun keutuhan dan
kesatuan jemaat. Kasih Kristus yang mempersatukan itu yang seharusnya
meniadakan sekat-sekat di dalam jemaat. Kristus melampaui tokoh-tokoh
pemberita Injil. Karya mereka memang harus dihargai tetapi tidak lalu
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 49 -
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat semakin memahami dan meyakini bahwa Kristus itulah Raja.
2. Jemaat hidup sebagai anak-anak raja di dalam Kristus.
Pemahaman Teks:
Perikop ini mengisahkan sebuah pristiwa misteri, dimana wajah
Yesus bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya putih bersinar (ay.2,
lihat juga Luk.9:28-29). Dalam hal ini Tuhan Yesus mengalami kejadian
transfigurasi. Pengertian kata transfigurasi pada prinsipnya menunjuk
pada arti metamorphosis yang mana seperti ulat berubah menjadi
kepompong. Perubahan ini menunjukkan kemuliaan Yesus. Selain
perubahan itu, para murid juga menyaksikan Yesus sedang berbicara
dengan Musa dan Elia (ay.3). Musa dan Elia adalah dua tokoh rohani yang
selalu dikenang oleh umat Tuhan, karena mereka selalu menyerukan agar
umat Allah melakukan pembaruan hidup. Musa adalah penerima hukum-
hukum Allah di gunung Sinai, yang pemenuhannya ada di dalam Yesus
Kristus. Sedangkan Elia adalah seorang nabi yang diharapkan para nabi
sesudahnya akan diutus Allah untuk memperingatkan manusia akan
penghakiman Allah. Apa maksud perubahan rupa Yesus?
Perubahan rupa adalah suatu gambaran tentang keadaan-Nya kelak
dalam kerajaan-Nya yang akan datang. Ini berarti perubahan rupa itu
merupakan suatu pengalaman penuh sukacita yang memperkuat Yesus
menghadapi kematian-Nya yang semakin dekat. Perubahan rupa diberikan
untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Allah, Sang Raja. Hal ini juga
merupakan jaminan atas kebangkitan-Nya dan kerajaan-Nya yang akan
datang serta membuktikan keunggulan Yesus dari Musa dan Elia seperti
Aplikasi:
1. Pengalaman ketiga murid Yesus: Petrus, Yakobus dan Yohanes
bersama Yesus bukan berarti mereka lebih baik dari yang lainnya.
Ketiganya dapat mengalami pengalaman itu karena Yesus
memperkenankan mereka untuk menyaksikan kemuliaan-Nya. Kita
pun dapat mengalami berbagai pengalaman iman bersama Yesus di
kehidupan kita sehari-hari. Dalam realitas kehidupan sesungguhnya
ada begitu banyak pengalaman perjumpaan kita dengan kemuliaan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 53 -
~oOo~
Pembimbing:
Surat Petrus kedua ini ditujukan kepada suluruh umat Kristen yang
mula-mula. Surat ini ditulis untuk menentang pekerjaan guru-guru yang
mengajarkan hal-hal yang salah dan juga memberantas perbuatan-
perbuatan tidak terpuji yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru tersebut. Hal
yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah orang-orang yang
mengajarkan bahwa Yesus Kristus tidak akan datang kedua kalinya. Surat
ini menerangkan bahwa kedatangan Yesus Kristus nampaknya lambat
karena Allah tidak mau seorang pun binasa. Ia menghendaki supaya semua
manusia bertobat dari dosa-dosanya.
Khusus ayat 16-21 sebagai perikop kita saat ini, berisi tentang
kesaksian Rasul Petrus berkaitan dengan kemuliaan Kristus yang pernah ia
lihat bersama Yakobus dan Yohanes (Lih. Mat.17:1-5). Rasul Petrus
menegaskan bahwa pemberitaannya tentang Kristus tidak berdasarkan
dongeng-dongeng atau cerita kosong dari guru-guru yang tidak
bertanggungjawab. Melainkan pengalaman hidup dan imannya kepada
Kristus. Rasul Petrus semakin diyakinkan tentang nubuatan para nabi yang
ia ketahui telah menjadi kenyataan berkaitan dengan kemuliaan Kristus.
Pada jaman ini kita sering diperhadapkan dengan pengajaran-
pengajaran yang beraneka ragam tentang Kristus dan karya penyelamatan-
Nya. Kadangkala kita dibuat bingung, manakah pengajaran yang sesuai
dengan kitab suci. Akibatnya, ada anggota gereja yang tergiur dan
mengikutinya serta berpindah-pindah gereja. Namun, masih banyak pula
yang tetap setia karena mereka tahu pengajaran Alkitab yang sebenarnya.
~oOo~
Bahan Khotbah Rabu Abu 1 Maret 2017
Tujuan:
1. Jemaat memahami dan menghayati makna pengakuan dosa dan pertobatan
2. Jemaat jujur mengaku dosanya di hadapan Tuhan lalu berbalik kepada-Nya
Pemahaman Teks
Kitab Yoel termasuk kelompok kitab nabi-nabi. Yang bisa diketahui
dengan pasti tentang nabi itu hanyalah namanya, yang dalam bahasa Ibrani
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 56 -
Aplikasi:
Kita sering bersembunyi di balik kesibukan kita melaksanakan
berbagai kegiatan keagamaan atau mencoba untuk menutupi kejahatan
yang terjadi dengan cara memberi perhatian kepada kegiatan-kegiatan
sosial dan atau kegiatan gerejawi seolah-olah kejahatan tersebut dapat
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 58 -
ditutupi dengan semuanya itu. Namun sadarkah kita bahwa dosa tetaplah
kekejian bagi Tuhan, dosa tidak dapat ditutupi dengan dalih berbuat baik.
Dosa hanya bisa diampuni jika ada penyesalan dan pengakuan di hadapan
Tuhan yang diwujudkan melalui pembaruan hidup sesuai kehendak Allah.
Yang lebih parah lagi jika sudah tiba pada tataran merasa benar di jalan
yang salah. Dosa dianggap sebagai sesuatu yang biasa, sehingga
penyesalan dan pengakuan dosa semakin mustahil untuk terjadi. Bukankah
dosa yang tidak diakui akan melahirkan dosa-dosa yang baru?... (silahkan
dikaitkan dengan pelaksanaan Rabu Abu).
Kedua, wujud Pertobatan: mengoyakkan hati. Bertobat berarti
meninggalkan dengan sadar semua yang tidak benar lalu melakukan yang
benar dan tidak akan kembali lagi melakukan yang yang tidak benar.
Pertobatan yang diserukan Yoel kepada umat Israel ialah pertobatan sejati,
pertobatan yang lahir dari hati yang terkoyak. Hati yang merasa hancur
dan malu terhadap setiap dosa yang terjadi. Mengoyakkan hati adalah
gambaran perubahan hidup yang lahir dari hati yang amat dalam, lalu
menyesali serta menangisi semua kasalahan dan dosa. Pertobatan yang
diserukan Yoel ialah pertobatan yang nyata dan konkret yakni dengan
berbalik kepada Tuhan serta meninggalkan semua yang tidak dikehendaki
oleh-Nya. Bandingkan dengan PIGT Bab III tentang dosa yang adalah
rusaknya relasi dengan Allah yang mengakibatkan juga rusaknya relasi
antara manusia dengan sesama dan alam semesta. Pertobatan merupakan
tema sentral Alkitab, bukan hanya para nabi dalam PL yang menyerukan
pertobatan, tetapi pertobatan juga merupakan inti pemberitaan Yohanes
Pembaptis (Mrk.1:4) bahkan pertobatan merupakan pemberitaan pertama
dari Yesus Kristus (Mat.4:17).
Aplikasi: Banyak orang yang mau mengoyakkan kesalahannya
hanya untuk harga diri atau hanya pura-pura tetapi tidak mengoyakkan
kesalahannya untuk bertobat. Akibatnya kesalahan yang sama terus terjadi
pada waktu yang berbeda. (itu namanya tobat kumat, ingat kata Yesus
pergilah dan jangan berbuat dosa lagi). Bertobatlah dihadapan Tuhan
bukan untuk mendapat pengakuan dari manusia. Pertobatan harus
diwujudkan melalui ketaatan kepada kehendak Tuhan. (YP)
~oOo~
KEBAHAGIAAN SEJATI
(Kamauparan tongan)
Tujuan:
1. Jemaat menghayati bahwa dosa merusak relasi dengan Tuhan dan sesama.
2. jemaat memahami dan menghayati bahwa Allah mengampuni orang yang mengaku
dosanya dengan sungguh.
Pemahaman Teks
Dalam Pengakuan Gereja Toraja Bab III ayat 6 mengatakan: Dosa
adalah pemutusan hubungan yang benar dengan Allah serta
pemberontakan terhadap Allah didalam kehidupan sehari-hari. Pemutusan
hubungan dengan Allah berarti kematian manusia seutuhnya. Hal ini
berarti hidup dalam dosa tidak akan pernah membuat seseorang
merasakan kebahagiaan. Banyak orang berusaha menutupi dosanya dan
menikmati setiap perbuatan dosa. Kondisi seperti itu dianggap sebagai
kebahagiaan. Pengalaman Daud dalam Mazmur 32 menceritakan bahwa
hidup dalam dosa dan menutupi perbuatan dosa mengakibatkan hidupnya
tidak bahagia, tidak tenang, bahkan menyiksa dirinya. Itu sebabnya ia
menyatakan penyesalannya setelah ia melakukan persinahan dan berusaha
menyembunyikannya. Tidak akan ada kebahagiaan bila seseorang
menutupi dosanya. Karena itu Daud mengatakan dalam ayat 1
Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya
ditutupi. Dalam ayat 3-4 raja Daud menyaksikan tentang keadaan
hidupnya ketika ia menutup-nutupi dosanya. Dikatakan bahwa tubuhnya
pun ikut menderita. Kata tulang-tulangku menjadi lesu menggambarkan
penderitaan yang mendalam dan hukuman yang terjadi apabila
menyembunyikan dosa. Ketika Daud menyembunyikan dosanya dan tidak
mengakuinya kepada Allah dia kehilangan hal-hal yang paling berharga
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 60 -
~oOo~
KEBAHAGIAAN SEJATI
(Kamauparan tongan)
(Matius 4:1-11)
Pemahaman teks
Perikop ini membicarakan mengenai pencobaan Yesus di padang
gurun. Untuk memenuhi pekerjaan-Nya, Ia harus bergumul terlebih dahulu
dengan Iblis. Dan terbukti bahwa Yesus lebih kuat dari iblis. Yesus dibawah
oleh Roh Kudus ke padang gurun Bebbara yang jauh dari pemukiman,
sebuah tempat yang sunyi dan berbukit-bukit. Di tempat itulah, Ia
memikirkan pekerjaan yang kini menantikan Dia, disitu Ia berdoa dan
merancangkan kehendak Bapa-Nya, ditempat itu juga Ia memikirkan
tentang masa yang ditempuh-Nya serta sengsara yang akan dipikulnya. Ia
berada ditempat itu selama empat puluh hari untuk melakukan Puasa.
Pergumulan terbesar saat itu ialah, tidak ada makanan dan
minuman. Pada saat itu, Yesus benar-benar menghadapi sengsara, sebab
apa yang merupakan kebutuhan dasar tidak dapat terpenuhi. Yesus
kehilangan rasa aman dan kebahagiaan. Karena itu, Iblis menggunakan
kesempatan itu untuk mencobai Yesus. Iblis dapat diartikan sebagai
penghujat dan menunjuk kepada salah satu ciri khasnya, musuh besar
Allah dan umat-Nya. Pencobaan Yesus oleh Iblis adalah usaha untuk
membelokkan Yesus dari jalan ketaatan yang sempurna kepada kehendak
Allah. Perhatikanlah bahwa dalam setiap pencobaan, Yesus tunduk kepada
kekuasaan Firman Allah dan bukan kepada keinginan Iblis (Mat. 4:4,7,10).
Tiga hal yang iblis lakukan untuk mencobai Yesus: Pertama, iblis
mencobai Yesus untuk mencari makanan lepas dari Allah. Juga cobaan
untuk menyalahgunakan kekuasan demi mendapatkan kebutuhan
makanan (ay.3). Disini iblis mengajak Yesus untuk membuktikan diri-Nya
sebagai anak Allah untuk mengubah batu menjadi roti. Hal seperti ini
sering menjadi pencobaan terhadap tubuh manusia untuk tidak merasa
puas dengan pemeliharaan Allah lalu iblis mencoba memberi makanan
dengan perantaraan mujisat untuk mencapai tujuannya. Kedua, iblis
mencobai Yesus dengan ajakan mencobai Allah untuk memuaskan
keinginannya sendiri dengan memungkiri Allah untuk menyembah berhala
yang menjamin kepuasan di dunia ini. Saat itu ditawari dengan segala
kekayaan dunia dan kemewahannya dengan syarat menyembah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 63 -
Tujuan :
1. Jemaat memahami dan menghayati bahwa hanya jika orang percaya maka ia akan
mengikuti perintah-Nya dan harapannya hanya pada Allah.
2. Jemaat menghayati bahwa hidup kekal diperoleh hanya jika percaya kepada Yesus
3. Jemaat sungguh-sungguh hidup sebagai orang percaya yang taat dan kepada Allah.
Pendahuluan
Keselamatan adalah salah satu pokok ajaran yang penting dalam
agama-agama. Hampir semua agama, kecuali kekristenan, mengajarkan
bahwa keselamatan itu adalah hasil usaha manusia dalam berbuat baik.
Jika seseorang ingin selamat maka ia mesti berusaha melakukan sebanyak
mungkin kebaikan dan menghindari berbuat dosa. Semakin banyak
berbuat baik dan semakin sedikit berbuat dosa, maka akan semakin
terjamin keselamatannya. Jadi dapat dikatakan bahwa oleh banyak agama
mengajarkan bahwa keselamatan itu adalah upah dari berbuat baik.
Kekristenan mengajarkan hal yang berbeda dengan kebanyakan
agama-agama yang lain. Kekristenan mengajarkan bahwa keselamatan itu
adalah anugerah Allah kepada manusia. Allah memberikan kepada manusia
secara gratis, tanpa harus membayarnya dengan apapun. Ia dianugerahkan
tanpa harus membayar dengan kebaikan atau amal. Meskipun merupakan
anugerah, tapi semua orang tidak dapat memperolehnya, karena semua
telah berdosa. Untuk memperoleh anugerah Allah itu, maka manusia
dibenarkan di dalam Yesus Kristus yang telah mengorbankan diri-Nya
untuk menebus dosa manusia. Oleh karena itu barang siapa yang percaya
kepada-Nya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Namun
demikian percaya kepada Yesus, tidak sekadar percaya tetapi sungguh
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 65 -
~oOo~
1 Kepustakaan: Tafsiran Masa Kini,Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Yohanes dan Roma,Ensiklopedia
Alkitab,Tafsir Alkitab Perjanjian Lama,Tafsiran Alkitab : Mazmur 73 150,Pengakuan Gereja
Toraja,Internet
Pembimbing
Percakapan Nikodemus dan Yesus sungguh menarik untuk disimak.
Betapa tidak, Nikodemus adalah seorang pemimpin agama mungkin
usianya lebih tua dari Yesus, namun datang kepada Yesus bertanya tentang
keselamatan. Sebagai seorang pemimpin agama, tentu ia sudah
mengajarkan tentang keselamatan menurut keyakinannya selaku penganut
agama Yahudi dari golongan Farisi.
Sebagai orang Farisi, Nikodemus sadar dan memahami bahwa
mereka sangat menekankan ketaatan kepada hukum Taurat. Karena
mereka sangat menekankan ketaatan kepada hukum membuat mereka
jatuh pada pemenuhan hukum secara harafiah (formalisme kosong).
Keselamatan juga kemungkinan dipahami sebagai hasil ketaatan kepada
hukum Allah.
Nikodemus mendatangi Yesus dan mempertanyakan tentang
keselamatan. Ia sudah mendengar bahwa Yesus telah mengadakan tanda-
tanda mujizat yang ia yakini karena perkenan Allah. Oleh karena itu
Nikodemus mengakui Yesus sebagai guru yang diutus Allah. Nikodemus
ingin mendengar dan mengetahui ajaran Yesus tentang keselamatan yang
berbeda dengan yang diajarkan oleh orang Farisi.
Dalam percakapan itu, Yesus mengemukakan bahwa sesungguhnya
jika seorang tidak dilahirkan kembali ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.
Pernyataan Yesus ini sulit dipahami oleh Nikodemus. Ia memahami secara
hurufiah ungkapan Yesus tentang dilahirkan kembali, sehingga ia bertanya
bagaimana mungkin seorang dilahirkan kembali kalau ia sudah tua.
Yesus juga mengemukakan dalam percakapan itu bahwa karena kasih
Allah begitu besar sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan
beroleh hidup yang kekal. Jadi hanya dengan percaya kepada Anak-Nya
yang tunggal, Yesus Kristus kita beroleh hidup yang kekal dan terhindar
dari kebinasaan.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 70 -
~oOo~
Tujuan :
1. Jemaat Memahami dan menghayati bahwa Allah itu berkuasa atas segala sesuatu
2. Jemaat Memahami dan menghayati bahwa Allah menyatakan penyelamatan-Nya melalui
Yesus Kristus
3. Jemaat tidak meragukan kuasa-Nya dan senantiasa beribadah kepada-Nya.
Pendahuluan
Pengakuan Gereja Toraja Bab I butir 2 dan 3 menekankan bahwa
Allah adalah satu-satunya sumber kehidupan, berkat dan kebaikan. Ia
adalah pencipta segala sesuatu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan,
oleh karena itu hanya Dia yang boleh disembah. Dengan pengakuan ini,
Gereja Toraja menyatakan bahwa tidak ada kuasa yang dapat disembah
selain Allah, Sang pencipta segala sesuatu itu. Karena diakui sebagai
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 71 -
Pencipta segala sesuatu, berarti tidak ada kuasa yang dapat disetarakan
apalagi melebihi kuasa Allah.
Jika kita perhatikan kehidupan beriman warga Gereja Toraja,
apakah mereka sungguh-sungguh menyatakan dalam hidupnya bahwa
Allah saja penguasa alam semesta dan sumber kehidupan, berkat dan
kebaikan? Apakah praktek hidup beriman warga gereja sungguh-sungguh
memercayakan hidupnya dan menyembah hanya kepada Allah. Tidak
jarang orang yang mengaku percaya kepada Allah, ternyata mengharapkan
berkat dari yang lain selain Allah. Ada juga yang melakukan penyembahan
bukan hanya kepada Allah saja tetapi juga kepada yang diper-ilah-nya.
Oleh karena kenyataan seperti inilah, maka firman Tuhan yang kita
baca tadi memberi penjelasan mengapa kita diajar untuk hanya percaya
dan menyembah Allah dalam hidup ini.
Pokok-pokok yang dapat dikembangkan dalam khotbah
1.Allah pemilik dan penguasa segala sesuatu (Mazmur 95)
Jika kita perhatikan perikop ini, maka jelas bahwa Mazmur ini
terdiri dari dua bagian yang penting. Ayat 1-5 merupakan ajakan
pemazmur untuk bersyukur kepada Tuhan. Alasan pemazmur bersyukur
dengan sorak-sorai kepada Allah, oleh karena kebesaran-Nya. bagi
Pemazmur, Allah itu adalah Raja yang besar yang mengatasi segala allah.
Pemazmur mengakui kebesaran Allah karena ia percaya bahwa tidak ada
bagian-bagian bumi di luar jangkauan kekuasaan-Nya. Kekuasaan-Nya
bahkan menjangkau bagian-bagian bumi yang paling dalam, di mana tak
seorang manusiapun pernah turun melihatnya. Puncak gunung-gunung,
yang oleh orang lain dianggap sebagai tempat para dewa
bermusyawarah, adalah kepunyaan-Nya. Pemazmur percaya bahwa
Dialah pemilik alam raya ini, karena Dia yang menciptanya. Bagi
pemazmur, penting ditegaskan demikian karena dalam agama penduduk
sekitarnya waktu itu, yang dipercaya sebagai penguasa perut bumi
(bagian yang paling dalam dari bumi) adalah Molokh, penguasa di atas
puncak-puncak gunung adalah Baal, dan penguasa laut adalah Timat.
Lewat pengakuan pemazmur, ia hendak menyatakan bahwa
sesungguhnya tidak ada penguasa lain selain Allah, karena Dilah yang
menciptakan segala sesuatu.
Bagian kedua, ayat 6-11 Allah melalui pemazmur memperingatkan
umat Israel untuk tidak meragukan kuasa-Nya, seperti yang pernah
ditunjukkan nenek moyang mereka ketika berada di Masa dan Meriba.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 72 -
~oOo~
Tujuan :
1. Jemaat memahami dan menghayati bahwa Allah itu berkuasa atas segala sesuatu
2. Jemaat memahami dan menghayati bahwa Allah menyatakan penyelamatan-Nya melalui
Yesus Kristus
3. Jemaat tidak meragukan kuasa-Nya dan senantiasa beribadah kepada-Nya.
Pembimbing
Pengakuan Gereja Toraja Bab III ayat 6 dan 7 mengatakan bahwa
dosa adalah pemutusan hubungan yang benar dengan Allah serta
pemberontakan terhadap Allah dalam hidup sehari-hari. Pemutusan
hubungan yang benar dengan Allah mengakibatkan umat manusia tidak
lagi sanggup hidup dalam kebenaran dan kesucian serta ketaatan terhadap
hukum Allah, dalam hubungan dengan sesama manusia, dan alam semesta.
2 Bacaan :Matthew Hendry Commentary, Pemahaman Alkitab seiap hari : Injil Yohanes dan
Roma,Tafsiran Surat Roma,Tafsiran Masa Kini,Tafsiran Mazmur,Hidup Bersama Firman
~oOo~
Bahan Khotbah HUT 70 Tahun GT Sabtu,25 Maret 2017
Pengantar:
Kejadian 12, menggambarkan awal kisah tentang pemanggilan
Abraham yang biasa kita sebut sebagai bapa orang beriman, kemudian
lanjut pada Kejadian 13, nampak suatu pola yang konsisten tentang
anugerah, iman dan Firman. Ayat 1-3 berbicara tentang Firman Tuhan yang
kemudian menuntun kepada Iman. Ayat 4-6, Iman menuntun kepada
Ketaatan. Ayat 7-9, Ketaatan menuntun kepada Berkat. Ayat 10-20, Berkat
menuntun kepada Ujian, atau Berkat itu akan diuji. Menarik bahwa dalam
pasal 13 ditunjukkan bahwa Abraham gagal dalam ujian, lalu dihukum,
kemudian diampuni sebagai anugerah untuk Abraham melanjutkan
3
Bacaan :Matthew Hendry Commentary,Pemahaman Alkitab seiap hari : Injil Yohanes dan
Roma,Tafsiran Surat Roma,Tafsiran Masa Kini, Tafsiran Mazmur Hidup Bersama Firman
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 78 -
Pemahaman Teks
Seperti nama kitab, 1 dan 2 Raja-Raja mencatat sejarah raja-raja
Yahudi, dari Salomo sampai Zedekia. Pada awalnya, bangsa itu satu (1 Raja-
Raja 1-11). Setelah kematian Salomo, bangsa itu pecah (1 Raja-Raja 12-22);
lalu, kedua kerajaan itu diangkut sebagai tawanan (2 Raja-Raja). Suku-suku
utara ditawan oleh Asyur (2 Raja-Raja 1-17), dan kerajaan selatan ditawan
oleh Babel (2 Raja-Raja 18-25). Israel adalah bangsa yang sangat diberkati
oleh Tuhan, tetapi terakhir dengan aib dan kekalahan. Penyebabnya ialah
dosa. Salomo menyembah berhala bangsa-bangsa asing, dan bangsa Israel
mengikutinya. Para nabi palsu dan imam-imam duniawi menyesatkan
rakyat, hingga dalam kurun waktu satu generasi saja, bangsa itu sudah
rusak dan terpecah. Para pemimpin dan rakyat, tidak mau mendengarkan
nabi-nabi Tuhan dan tidak lagi beribadah kepada Yahweh sehingga tak ada
lagi yang tersisa bagi Tuhan selain menghukum umat-Nya, seperti yang
sudah diperingatkan-Nya (Ulangan 28).
Kisah Elia dalam 1 Raja-Raja 19:1-8 menjadi bagian dari kisah itu.
Sebagaimana kita tahu dari kisah Elia, kemenangan Elia segera diikuti
dengan kekalahan karena ia mulai melangkah berdasarkan apa yang ia
lihat dengan mata kepalanya, dan bukan dengan iman (ayat 3). Ia
mempercayai kata-kata ratu, dan bukan Firman Tuhan. Ia lupa bagaimana
Tuhan telah memeliharanya selama tiga setengah tahun. Ketakutan
menggantikan iman, dan ia pun melarikan diri, wujud ketidaktaatan.
Elia menjadi lebih peduli untuk menyelamatkan diri ketimbang
memberi diri, taat. Perhatikanlah urutan: nyawamu (2), nyawanya (3),
nyawaku (4). Jika ia berkata, Ambillah nyawaku, sebagai tindakan
penyerahan kepada Tuhan, Tuhan akan berkarya dalam kekuasaan-Nya.
Namun, kata-kata Elia, Ambillah nyawaku, merupakan pernyataan
kebanggaan sekaligus kekalahan. Waspadalah ketika kita berpikir bahwa
kitalah satu-satunya orang setia yang tersisa!. Terkadang kita merasa
begitu putus asa sebagai gereja dan pelayan tentang pekerjaan kita dan diri
kita sehingga berharap bahwa Tuhan akan memanggil kita pulang. Kita
jadinya berani mati. Tentu saja, seandainya Elia benar-benar mau mati,
Izebel akan dengan senang hati menolongnya. Tidak susah. Namun, Elia
bukanlah satu-satunya orang yang merasa seperti itu. Musa ingin mati
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 80 -
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah adalah penuntun kepada kehidupan yang baik
2. Jemaat menghayati bahwa Yesus adalah terang yang menuntun kepada Bapa
3. Jemaat memberi diri untuk dituntun kepada hidup yang benar dihadapan Allah
Pendahuluan
Terang dan gelap adalah bentuk pengungkapan identitas yang
selalu bertolak belakang (kontra-versi). Terang dipakai untuk menyatakan
hal yang baik, benar dan kudus sedangkan gelap selalu diasumsikan
dengan hal-hal yang tidak baik, jahat dan cemar. Iman Kristen menekankan
bahwa ketika seseorang memutuskan untuk percaya kepada Yesus Kristus
maka saat itu pula ia telah masuk dalam terang dan menjadi anak-anak
terang. Dengan demikian Yesus Kristus adalah terang itu sendiri yang
menuntun kepada Bapa.
Keterkaitan dengan semua bacaan hari ini: Mazmur 23:1-6
menjelaskan tentang posisi Allah sebagai gembala yang menuntun kepada
kehidupan dan kebahagiaan. 1 Samuel 16:1-13 menjelaskan pengurapan
Daud sebagai raja atas Israel yang akan menuntun mereka kepada
pengenalan yang benar tentang Allah. Efesus 5:8-14 berbicara tentang
nasihat Paulus untuk hidup sebagai anak-anak terang dan menjauhi
perbuatan kegelapan. Dan Yohanes 9:1-41 merupakan cerita tentang orang
buta sejak lahir yang disembuhakn sekaligus menjelaskan bahwa untuk
melihat kemuliaan Allah maka mata khususnya mata iman perlu dicelikkan
terlebih dahulu. Allah adalah satu-satunya penuntun kepada kebenaran
dan kebenaran yang menjadi sempurna di dalam Yesus Kristus.
Pemahaman Teks
Efesus adalah kota pelabuhan yang cukup terkenal pada zaman
Rasul Paulus dan menjadi salah satu simpul ekonomi di Asia Kecil. Salah
satu kuil yang terkenal di kota ini ialah Kuil Diana atau Dewi Artemis yang
merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia pada zaman purba.
Ratusan pelacur wanita melayani di kuil ini sebagai salah satu bentuk
penyembahan berhala. Itulah sebabnya Paulus banyak berbicara tentang
pentingnya perlengkapan rohani untuk mengalahkan iblis (Ef. 6:10-18).
Hubungan Paulus dengan jemaat Efesus sedikit berbeda jika dibandingkan
dengan jemaat-jemaat lain. Rupanya Paulus memiliki hubungan emosional
yang kuat dengan jemaat Efesus, mungkin karena Paulus 3 (tiga) tahun
lamanya tinggal dan melayani di jemaat ini (lih. Kis. 20:31). Jadi Paulus
mengenal betul kondisi jemaat Efesus termasuk kesulitan dan hambatan
yang dialami dalam pemberitaan Injil di sana. Paulus melayani dengan
cucuran air mata, menandakan betapa beratnya pergumulan yang ia hadapi
waktu berada di Efesus. Kitab Efesus mau menekankan keseimbangan
kehidupan kristiani, yakni antara doktrin atau apa yang dipercayai (pasal
1-3) dan penerapan dari doktrin itu sendiri atau etika (pasal 4-6). Salah
satu penerapan ajaran Kristus ialah hidup sebagai anak-anak terang yakni
hidup dalam kebenaran yang berpusat pada Kristus sejak pembaptisan
(ayat 14). Rupanya percabulan yang menjadi modus penyembahan berhala
dan bentuk-bentuk perbuatan kegelapan lainnya menjadi perhatian utama
Paulus dalam surat ini. Jemaat dinasehati agar menampakkan pola hidup
berbeda dengan mereka yang hidup dalam kegelapan. Jangan mau
disesatkan oleh mereka (ayat 6) dan jangan kamu berkawan dengan
mereka (ayat 7). Paulus menghendaki agar persekutuan jemaat benar-
benar berbeda dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah sebab
dengan cara demikian mereka dapat menelanjangi (ayat 13) setiap
kebodohan dan kebobrokan moral yang sedang terjadi dalam masyarakat
(terang Kristus akan menelanjangi yang gelap). Dan pada akhirnya mereka
dinasehati untuk hidup bergantung kepada Allah dengan penuh syukur dan
bijaksana akan kebajikan-Nya (ayat 15-20).
korban kebakaran yang terjadi karena tidak ada anggaran untuk itu).
Kesepakatan konstitusi itu penting, tetapi tujuan dan hakekat gereja dalam
hal pelayanan kasih jauh lebih penting.
Ketiga, Yesus Kristus adalah terang yang menuntun kepada Bapa.
Kaitannya dengan PIGT bab VI butir 3 bahwa umat Allah diutus ke dalam
dunia untuk menjadi berkat bagi dunia dan Bab V butir 6 bahwa orang
beriman sebagai ciptaan baru tidak dapat lagi hidup dalam dosa melainkan
kehidupannya merupakan suatu persembahan hidup. Yesus Kristus yang
adalah terang dunia (Yoh.8:12) melalui pengorbanan-Nya di kayu salib
menjadi satu-satunya petunjuk atau penuntun untuk sampai kepada Bapa
yang adalah kebenaran dan hidup (Yoh.14:6). Dalam dunia ada banyak hal
yang dapat menjadi penuntun hidup tetapi apakah itu membawa kepada
kebenaran? Petunjuk adat misalnya (Rambu Tuka dan Rambu Solo) atau
harta benda, kekuasaan, popularitas dan sebagainya. Semua itu memang
bisa mengantar orang kepada kepuasan, tetapi hanya Yesus satu-satunya
terang yang menuntun kita kepada Bapa dan satu-satunya petunjuk untuk
hidup dalam kebenaran. (YP)
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 27 Maret 1 April 2017
Pemahaman Teks
Peristiwa Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir adalah
tanda atau mujizat keenam yang dilakukan Yesus menurut catatan Injil
Yohanes. Peristiwa ini hendak menjelaskan perikop sebelumnya yakni
Yesus adalah terang dunia (Yoh.8:12-29). Makna simbolis dari peristiwa ini
ialah bahwa untuk melihat kemuliaan Allah, maka mata hati dan atau mata
iman manusia yang penuh dengan dosa harus disembuhkan (dicelikkan)
terlebih dahulu. Bisa juga dimaknai sama dengan pertobatan yang menjadi
pesan utama Yohanes Pembaptis dan Yesus dalam pelayanannya. Bahwa
Yesus-lah yang menyembuhkan atau mencelikkan mata orang buta sejak
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 85 -
lahir, itu berarti pula bahwa Yesus itulah terang yang akan menuntun
manusia kembali kepada Allah (band. Yoh 14:6). Orang yang buta sejak
lahir (penyakit bawaan) dipahami oleh orang Yahudi termasuk para murid
Yesus sebagai kutukan terhadap orang yang banyak dosanya, bisa dosa
pribadi tetapi bisa juga dosa orang tuanya (ay.2). Penderitaan selalu
dikaitkan dengan dosa. Tuhan Yesus handak meluruskan pemahaman para
murid yang selalu mengaitkan penyakit berat sebagai akibat dosa. Kadang-
kadang penyakit disebabkan oleh dosa yang serius (Yoh.5:14) tetapi tidak
selalu. Kadang-kadang penderitaan diizinkan Allah untuk menyatakan
kemurahan, kasih dan kuasa Allah. Dalam banyak kasus, seringkali orang
yang tidak bersalah mengalami penderitaan (Maz.73:1-14, atau
penderitaan Ayub) sedangkan yang jahat justru tidak. Yesus tidak
menyikapi pendapat para murid tentang siapa yang berdosa sehingga ia
buta sejak lahirnya, tetapi Yesus menjawabtetapi pekerjaan-pekerjaan
Allah harus dinyatakan di dalam dia (ay.3). Konsep ini hampir tidak pernah
terpikirkan pada saat itu bahwa penderitaan dapat digunakan untuk
menyatakan kemuliaan Allah.
Pesan terpenting dari peristiwa ini ialah bahwa salah satu maksud
kehadiran Yesus adalah untuk menuntun orang yang berdosa kembali
kepada Allah, menyembuhkan mata yang buta sehingga dapat melihat
kemuliaan Allah (ay.39). Bukankah setelah orang buta itu melihat ia juga
dapat melihat dengan iman bahwa Yesus adalah nabi (ay.17) yang berasal
dari Allah (ay.33) serta mengimani jika Yesus adalah Tuhan (ay.38). Itulah
bukti bahwa Yesus adalah terang yang akan menuntun orang kepada
terang hidup yang sesungguhnya. Penting untuk diingat bahwa Pengakuan
Iman Gereja Toraja Bab III di tuliskan kita mengenal dosa dari Alkitab dan
dari berbagai malapetaka, penyakit dan penderitaan sebagai akibatnya dan
Roh Kuduslah yang menginsafkan kita akan dosa. Namun tidak dapat
dikatakan bahwa setiap malapetaka, penyakit atau bentuk penderitaan
lainnya adalah akibat langsung dari dosa tertentu.
Pertanyaan Diskusi:
1. Baca kembali ayat 2, lalu kaitkan dengan Pengakuan Gereja Toraja Bab
III butir 8 seperti yang tertulis di atas. Diskusikanlah apakah
pemahaman seperti murid Yesus (setiap penyakit, penderitaan adalah
akibat dosa) masih ada dijumpai dalam kehidupan berjemaat saat ini?
(jika masih ada sebutkanlah!).
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 86 -
~oOo~
Tujuan:
1. Memahami bahwa Allah adalah sumber kehidupan
2. Menghayati bahwa penderitaan dan kematian Kristus adalah jalan menuju kehidupan
Pemahaman teks
Kitab Yohanes 11:1-45 berisikan tentang ucapan dan tindakan
Yesus dalam mengungkapkan tentang jati diri-Nya. Ia mengatakan bahwa,
Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang
percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya (ay.25-26). Ucapan
itu dibuktikan antara lain melalui tindakan-Nya membangkitkan Lazarus.
Ada hal yang menarik dalam proses Lazarus dibangkitkan dari kematian,
yaitu pertama-tama Yesus menyuruh orang yang ada disitu untuk
mengangkat batu penutup makam. Berdasarkan kebiasaan orang Yahudi,
orang yang sudah meninggal biasanya dikuburkan di dalam gua yang
kemudian ditutup dengan batu (ay.38) yang dilabur warna putih (lih. Mat.
23:27). Dikatakan dalam Matius 23:37, Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu
sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang
bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang
dan pelbagai jenis kotoran. Ini mengisyaratkan bahwa untuk
mendapatkan anugerah kehidupan dari Tuhan (pengampunan dan
kebangkitan), maka tahap pertama yang dilakukan oleh Yesus adalah
membuka kedok praktek kehidupan kita yang seolah baik-baik saja dari
luar, namun sesungguhnya di dalam hati kita penuh dengan kepalsuan dan
kemunafikan karena dosa.
Lazarus sudah empat hari meninggalnya, dan telah mengeluarkan
bau (ay.39), namun Marta tahu bahwa hanya pada Yesuslah tempat yang
paling tepat untuk mencurahkan isi hatinya mengenai duka yang
dialaminya. Dan benar, Yesus mampu mengatasi duka yang dilalaminya.
Lazarus bangkit kembali. Demikianlah halnya dengan dosa, apabila
dibiarkan, maka akan mengeluarkan bau busuk (tabiat buruk) yang sulit
hilang. Dan untuk menghilangkan dosa tidak ada cara lain kecuali
membawanya ke tempat terang yaitu kepada Allah di dalam Kristus Yesus.
Setiap orang harus membiarkan Kristus membuka hatinya, dan membawa
seluruh apa yang ada di dalam kegelapan kepada terang, sehingga hal-hal
buruk yang tidak terlihat jelas dapat terlihat sangat jelas. Kesadaran akan
dampak buruk atas dosa dalam kehidupan ini, membuat seseorang
menyadari dan mengakui dosa-dosanya di hadapan Tuhan, kemudian
memperoleh pengampunan dan dimahkotai kehidupan yang sejati. Istilah
"menangis" pada ayat 35, menunjukkan perasaan simpati mendalam yang
Allah rasakan terhadap penderitaan umat-Nya. Simpati yang sama
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 88 -
suatu pola hidup yang melihat dan menyandarkan segala sesuatu dari segi
manusiawi. Dengan demikian yang dimaksudkan oleh rasul Paulus dengan
hidup menurut daging adalah bahwa ia sama sekali tidak bermaksud
berbicara mengenai tubuh fisik manusia. Pengertian rasul Paulus mengenai
hidup menurut daging lebih ditujukan untuk menggambarkan suatu pola
hidup yang memiliki tabiat yang sangat rentan terhadap keinginan
melakukan dosa. Jadi orang yang hidup menurut daging, pada hakikatnya
orang yang lebih mengikuti kecenderungan nafsu dirinya untuk jatuh di
dalam perbuatan atau tindakan yang melawan Allah. Itu sebabnya, di Roma
8:6 rasul Paulus berkata, Karena keinginan daging adalah maut, tetapi
keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Kedagingan adalah
perseteruan dengan Allah dan kedagingan tidak taat pada Allah (ay. 7 ; Gal
5:16-22.). Orientasi kedagingan hanya pada perkara-perkara duniawi
(ay.5). Itu sebabnya, orang yang hidup dalam kedagingan tidak mungkin
berkenan kepada Allah (ay.8 ). Semua keinginan daging cenderung menjadi
cobaan yang membawa kekecewaan dan kesengsaraan hidup (Yakobus
1:13-15) dan Firman Allah berkata semuanya itu akan lenyap (1 Yoh. 2
:16,17). Roh Kudus akan memimpin orang percaya dan mengarahkan
pikirannya pada hal-hal sorgawi dan mematahkan keinginan daging (ay.
10) serta memberikan hidup sorgawi bagi kita (ay.13). Itulah sebabnya
mengapa kita diperintahkan untuk mencari dan mengarahkan pikiran kita
ke atas, di mana Kristus ada (Kol 3:1,2). Roh Kudus memusatkan perhatian
orang percaya pada Tuhan Yesus Kristus (Yoh 14: 26; 15:26).
Pokok-pokok yang dapat dikembangkan:
Kisah Lazarus yang dibangkitkan oleh Kristus menjadikan iman
setiap orang percaya tidaklah sia-sia (lih.1 Kor.15:14). Sama seperti
Lazarus, sesungguhnya kita semua sudah mati (karena dosa), dan
pembebasan dari kematian akibat dosa hanya dimungkinkan terjadi kalau
Kristus memberikan rahmat-Nya kepada kita. Dan pada saat yang
bersamaan, kita juga mau keluar dari kegelapan dosa menuju terang kasih
Tuhan.
Pertama, kita harus percaya kepada Kristus, Sang kebangkitan dan
sumber hidup, karena di dalam Kristus tidak ada kematian. Selama kita
percaya kepada Kristus dan taat mengikuti segala jalan-Nya, termasuk siap
menghadapi penderitaan seperti Dia, maka kita akan hidup walaupun kita
sudah mati. Hanya dengan berfokus pada Kristus yang terlebih dahulu
menderita, maka kita akan mempunyai perspektif yang berbeda dalam
menghadapi penderitaan, bahkan kematian. Karena bagi Kristus, kematian
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 90 -
dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran (Roma 8:10).
Ketika Roh Kristus berkuasa dalam hati kita, walau kita memang telah mati
karena dosa, namun kita akan beroleh hidup kekal, melampaui kematian.
Amin! (RPM)
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 2-8 April 2017
Pembimbing
Dalam bacaan ini, Rasul Paulus membagi manusia dalam dua
katagori utama. Kategori pertama yakni mereka yang memiliki sifat-sifat
yang dikuasai dosa. Sedangkan kategori kedua adalah mereka yang
dikendalikan oleh Roh Kudus. Maksud pengkategorian tersebut adalah
untuk menyampaikan pesan Allah mengenai betapa pentingnya Roh dalam
kehidupan manusia. Dari penjelasan tersebut, kita dimungkinkan menjadi
bagian dari kategori kedua, yaitu hidup di dalam Roh karena Tuhan Yesus
telah memberikan atau mengerjakan jalan penyelamatan. Apabila kita
sudah menerima Tuhan Yesus, kita perlu terus mengikuti-Nya sebab jalan
yang diberikan-Nya adalah jalan yang menuju hidup kekal, melampaui
kematian karena dosa. Suatu hidup yang penuh damai sejahtera. Apabila
kita sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka
setiap hari kita perlu memilih jalan hidup yang berpusat pada-Nya.
Karenanya, kita perlu membaca, merenungkan, dan mempelajari Alkitab
sebagai petunjuk dalam mengikuti kehendak-Nya.
Ketika seseorang hidup menuruti keinginan Roh, maka pola pikir
dan perasaannya dikendalikan Roh Allah. Akibatnya, ia akan bersikap taat
dan mengasihi Allah. Hidupnya menjadi berkat bagi orang lain dan bukan
sebaliknya, menjadi beban bagi orang lain. Oleh karena itu, kehidupan
seorang pengikut Kristus yang benar adalah kehidupan yang mengikuti
keinginan Roh dan bukan mengikuti keinginan daging. Apabila kita
~oOo~
Tujuan:
1. Memahami penderitaan karena dosa dan menghayati bagaimana Tuhan menebus kita
dari kuasa dosa, lewat jalan salib, darah yang tertumpah.
2. Meneladani Yesus dalam memikul salib-Nya dalam rangka memikul salib masing-
masing: Setiap orang (keluarga) punya salibnya sendiri.
Pemahaman teks
Kitab Yesaya lebih lazim dikenal sebagai kitab nubuatan. Melalui
kitab ini, sebagai utusan Tuhan, dan atas bimbingan Roh Allah, Yesaya
menyampaikan penglihatannya mengenai peristiwa yang akan terjadi
sehubungan dengan rencana penyelamatan dari Allah terhadap umat-Nya.
Khusus dalam Yesaya pasal 50 ini, kita menemukan sikap hidup dan
keimanan sosok pribadi seperti Yesaya; yang layak untuk direnungkan dan
diteladani. Mengenai dia, dalam Alkitab diberi judul ketaatan hamba Tuhan.
Karakter dirinya digambarkan sebagai sosok yang sangat sederhana,
namun memiliki hati yang kuat, tabah, taat, relah berkorban sekalipun
harus menderita karena ia memiliki hubungan yang sangat akrab dengan
Tuhan. Atas pengutusan yang diberikan oleh Allah kepadanya, hamba ini
mengklaim bahwa ia telah menanggapi dengan taat apapun yang telah
dikatakan oleh Allah karena percaya sepenuhnya pada rencana dan karya
Allah. Ketaatannya terhadap panggilan Allah dalam misi perutusannya
telah membawa sejumlah konsekuensi baginya. Ia mengalami banyak
penghinaan dan perlakuan kasar dan tidak manusiawi. Meski mengalami
banyak penderitaan karena ketaatan dan kesetiaannya pada misi
pengutusan Tuhan atasnya, hamba Tuhan itu tetap mengungkapkan
keyakinannya akan pertolongan Tuhan yang pasti terjadi baginya (ay. 7a).
Ia juga menyakini bahwa dirinya tidak akan dipermalukan. Sekalipun orang
lain mempertanyakan keputusan dan tindakannya, ia mengetahui bahwa
dirinya sedang melakukan kehendak Allah.
Melalui ucapannya, kita dapat memahami keyakinan iman yang
dianutnya dan itulah yang mampu memberinya dorongan untuk tekun
melakukan misinya. Ia bersyukur diberikan oleh Tuhan suatu karunia,
yaitu memiliki lidah sebagai seorang murid supaya dapat memberi
semangat baru kepada yang letih lesu. Sebagaimana Tuhan yang menjadi
Gurunya, maka hamba itu dengan perkataannya telah menghibur
sesamanya, memberi dorongan serta pengharapan kepada yang berputus
asa. Setiap hari ia juga belajar untuk mendengar dengan penuh
pemahaman, dan patuh melaksanakan kehendak Guru dan Tuhannya tanpa
memberontak. Kesediaannya melayani orang lain sedemikian besar sampai
ia rela dipukuli punggungnya, dan diludahi wajahnya. Inilah contoh
konkret ketaatan hamba Tuhan. Ia memilih jalan penderitaan secara
sukarela dengan memberikan punggungnya kepada orang-orang yang ingin
memukulnya, yakni orang-orang yang memperlakukannya sebagai seorang
penjahat. Ia membiarkan dirinya diperlakukan seperti umumnya yang
dialami oleh para penjahat, walaupun fakta sebenarnya ia tidak melakukan
kebenaran. Lukisan penderitaan hamba Tuhan ini sangat mirip dengan
kisah penderitaan Yesus. Oleh karenanya, dapat dipahami bahwa pribadi
dalam Yesaya 50 ini adalah nubuat yang menggambarkan Kristus. Kristus
melakukan begitu banyak hal penting dalam misi pelayanan-Nya selama di
dunia. Antara lain:
1. Dengan lidah-Nya, Dia senantiasa menyampaikan berbagai
pengajaran, khotbah, teguran, penghiburan serta memberi
dorongan kepada yang letih lesu dan berputus asa, walaupun Dia
sendiri sedang menghadapi penderitaan.
2. Dengan telinga-Nya yang tajam, Dia senantiasa siap mendengar
keluhan, permohonan, dan menyatakan kepedulian kepada umat-
Nya dengan kasih yang tulus.
3. Dalam sikap taat kepada Bapa, dengan konsisten, relah menderita;
mengorbankan jiwa raga serta kemuliaan-Nya demi kasih-Nya
kepada umat manusia yang berdosa.
Apa yang kita baca dalam injil Matius, menunjukkan betapa Kristus
berada dalam situasi yang serius, kondisi yang menegangkan, pergumulan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 95 -
yang berat, ancaman yang membahayakan jiwa karena serangan dari luar
dan dalam, yang mengarah pada penyiksaan, penyaliban dan kematian-
Nya! Mungkin kita mengatakan bahwa semua itu memang sudah
merupakan misi dan tujuan-Nya ketika datang ke dalam dunia ini. Tapi
kalau kita sungguh-sungguh merenungkannya lebih mendalam, bagaimana
jika kita yang mengalaminya? Adakah seseorang yang mampu bahkan relah
berkorban seperti itu demi kepentingan dan kehidupan orang lain?
Untuk menyelamatkan kita dari dosa, Dia relah mempertaruhkan
segala keberadaan-Nya, bahkan nyawa-Nya sekalipun. Itulah bukti kasih-
Nya. Pengorbanan Kristus harus kita hayati sebagai suatu fakta dan bukan
kisah fiktif. Di sini kita dapat menyaksikan ketaatan dan pengorbanan
Kristus, yang membuat kita semakin menghargai dan mengagumi pribadi-
Nya. Seorang anak manusia yang taat kepada Bapa, yaitu Tuhan, dan Tuhan
yang taat menderita, bahkan relah mati demi keselamatan manusia.
Manusia sejati dan Tuhan sejati yang telah memberikan teladan ketaatan
dalam kerelaan dan kesadaran-Nya yang begitu mulia. Kita disuguhi
pelajaran kasih yang luar biasa, kasih yang mampu menghapus segala dosa
dan pelanggaran kita. Kasih yang mampu menyangkal dan mengorbankan
identitas illahi sebagai milik-Nya yang paling mulia itu, untuk ditukarkan
dengan identitas seorang hamba. Seorang hamba yang taat kepada Tuan-
Nya, yang adalah Bapa-Nya sendiri.
Oleh karena itu, sebagai orang yang telah diselamatkan dari dosa
dan telah dimahkotai kemenangan hidup di dalam Kristus Yesus, setiap
orang percaya dipanggil untuk senantiasa meneladani sikap hidup yang
telah dipraktekkan oleh Yesus, melalui kesediaan kita untuk taat sebagai
seorang hamba dalam menyatakan kebenaran Allah sekalipun harus
menghadapi penderitaan.
Rasul Paulus, melalui suratnya (Filipi 2:5-11) senantiasa
memberikan semangat dan motivasi kepada orang percaya di Filipi yang
sementara mengalami gejolak, agar senantiasa setia dengan imannya
sekalipun harus menghadapi tantangan dan penderitaan. Nasihat yang
Rasul Paulus berikan untuk jemaat di Filipi ini bukanlah nasihat yang
gampangan, karena suratnya ini ia tulis dari balik penjara di Roma pada
masa tahanannya karena memberitakan Injil Kristus. Paulus
menyemangati jemaat dengan teladannya bahwa ia juga telah menghidupi
ketaatan yang relah berkorban itu.
Sementara dalam konteks jemaat Filipi, mereka sedang mengalami
gejolak. Dari luar, jemaat menghadapi penganiayaan dari orang-orang yang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 96 -
Aplikasi:
Iman menghasilkan pengharapan hidup. Jika kita, dalam segala
hidup bahkan dalam penderitaan sekalipun, senantiasa yakin akan kasih
dan kuasa Allah, maka kita percaya bahwa Dia yang akan menguatkan,
menghiburkan dan membebaskan kita. Di sinilah dibutuhkan iman agar
kita tabah dan kuat untuk menunggu Dia sampai kapan pun, karena kita
yakin bahwa Dia pasti menyatakan kehadiran-Nya menolong kita. Karena
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 97 -
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 10-15 April 2017
Pembimbing
Dalam bagian ini, Rasul Paulus menggambarkan kasih Allah di
dalam Kristus Yesus kepada umat-Nya, melalui kesediaan-Nya untuk
menderita sebagai seorang hamba yang taat. Khusunya dalam Filipi 2:8,
dijelaskan dengan menggunakan istilah, Ia merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib. Maksud dari ungkapan ini
ialah: Pertama; Ia telah merendahkan diri-Nya. Paulus mengatakan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 98 -
sorga dan tahta yang penuh sukacita, tidaklah menjadi pilihan bagi Yesus.
Walaupun Dia sebenarnya tidak harus meninggalkan tahta-Nya, namun
karena kasih-Nya, maka Dia memilih meninggalkan sorga dan mengambil
rupa seorang manusia hina agar dia bisa memasuki ruang kemanusiaan
yang kotor dan penuh dosa. Namun Ia sendiri tidak berdosa. Kedua; taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Ketaaatan Yesus bukan
hanya ketika Ia mati, tetapi berlangsung dari awal sampai akhir, terus
menerus dan sempurna. Mulai dari inkarnasi; Allah sang pencipta
menjelma menjadi sama seperti manusia. Sebagai manusia, Ia mengambil
peran sebagai seorang hamba. Seorang hamba tidak punya hak untuk
mengatur hidupnya sendiri. Seorang hamba harus tunduk dan taat pada
segala kehendak tuannya. Sebuah status dan peran yang sungguh hina dan
rendah. Bahkan dalam kehadiran-Nya sebagai seorang manusia dan juga
hamba, Dia pun harus menderita, bahkan kemudian mati. Matinya di kayu
salib, sebuah tempat penghukuman yang terkutuk dan keji memalukan
dalam konteks orang Yahudi, karena hukuman seperti itu hanya
diperuntukkan bagi penjahat besar. Mengapa Yesus Mau melakukan itu
semua? karena Yesus mentaati perintah Allah. Mengapa Yesus mau taat?
Karena Dia mengasihi Bapa dan juga mengasihi manusia yang telah
berdosa.
Pertanyaan Diskusi
1. Sebagaimana Yesus Kristus telah merendahkan diri-Nya, demikian
juga halnya dengan kita sebagai hamba yang diutus untuk menjadi
saksi-Nya, senantiasa dituntut untuk bisa merendahkan diri. Secara
kongkrit, bagaimana peran ini bisa kita nyatakan dalam tugas
pelayanan kita sebaga hamba Tuhan?
(Susi Yesus Kristus mangkamoumpamadiong kalena, susi dukamo lako
kita taunNa tu disua mendadi sabinNa, kumua la umpamadionganki
kaleta. Umba ladikua umpapayanni lan passanan tengko
pakamayanta te toean iate?
2. Meneladani kesediaan Yesus dalam memikul salib-Nya, Setiap orang
punya salibnya masing-masing (Jede Familie hat seine eigene Kreuz).
Apa maksud dari ungkapan, setiap orang punya salibnya masing-
masing?
(Umpatuladanni kamengkaolanNa Yesus lan umpassan peataNa,
simisa-misa tau pantan den peatana. Apa battuananna te kada
simisa-misa tau pantan den peatana
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 99 -
Tujuan:
1. Memahami makna penderitaan/pengorbanan Yesus Kristus.
2. Menghayati makna Pembasuhan kaki dan PK.
3. Menghargai pengorbanan Yesus Kristus dengan meneladani kehidupan Kristus
Pemahaman Teks
Perikop ini tidak dapat dipisahkan dari perikop sebelumnya yang
berbicara tentang kebiasaan-kebiasaan yang dianggap keliru oleh Paulus
dalam peribadatan jemaat. Melalui surat ini, Paulus memberi nasihat
mengenai bagaimana seharusnya orang Korintus beribadat dan mengambil
bahagian dalam Perjamuan Tuhan. Ia juga memberi nasihat tentang
penggunaan karunia-karunia Roh, yang dapat membantu mengembangkan
keteraturan dalam peribadatan yang sungguh-sungguh menyembah Allah
dan membangun persekutuan umat Allah. Ada kebiasaan yang dilakukan
oleh kelompok-kelompok tertentu, yakni bertemu dalam acara makan
bersama. Ada semacam perjamuan khusus yang disebut eranos. Dalam
perjamuan itu setiap peserta membawa makanannya sendiri. Pada
gilirannya semua makanan yang dibawah itu disajikan dalam sebuah acara
makan bersama. Gereja mula-mula juga mempunyai kebiasaan seperti itu
(mungkin mengingat Perjamuan malam Yesus dengan para murid dalam
Yoh. 13:2). Sebuah perjamuan yang disebut agape atau Perjamuan Kasih,
orang-orang Kristen termasuk di Korintus datang ke perjamuan tersebut
dengan membawa makanan yang kemudian disajikan bersama lalu duduk
makan bersama. Kebiasaan ini merupakan hal yang sangat menyenangkan
sebagai sebuah cara untuk menciptakan dan memelihara persekutuan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia
- 100 -
~oOo~
DARAH-NYA MEMULIHKAN
(Ia tu Rara-Na Mepamaleke)
Tujuan:
1. Jemaat memahami makna kematian Kristus
2. Jemaat Menghayati kematian Kristus sebagai orang-orang yang ditebus.
Pengantar
Jika mau meringkas PGT tentang dosa, maka dosa adalah rusaknya
relasi. Pemutusan hubungan yang benar dengan Allah yang berakibat pada
rusaknya hubungan dengan sesama manusia dan dengan ciptaan Tuhan
yang lainnya. Akibat dosa ialah maut. Tetapi maut adalah salah satu musuh
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 103 -
saja dari semua yang telah mengakibatkan hidup ini terpisah dari Allah.
Paulus berkata, Musuh yang terakhir yang dibinasakan ialah maut (1 Kor.
15:26). Sebelumnya ada musuh-musuh yang lain. Boleh dikatakan, seluruh
hidup Yesus adalah hidup untuk mengalahkan semua hal yang telah
membuat hidup ini terpisah dari Allah. Dan semua hal itu adalah
memulihkan relasi. Relasi dengan sesama dan relasi dengan seluruh
ciptaan. Dan pada akhirnya, Salib adalah simbol jembatan yang berdiri di
antara dua jurang yang memisahkan manusia dengan Tuhan yang tidak
mungkin dijembatani oleh manusia. Salah satu ajaran iman Kristen yang
sangat penting adalah bahwa akibat dosa itu adalah keterpisahan total dari
Allah. Manusia ingin kembali tetapi tidak mungkin. Tetapi manusia
menderita di dalam keterpisahan itu. Akibat dari keterpisahan manusia
dengan Allah, digambarkan dengan sangat baik oleh Daud dalam Mazmur
22, perasaan ditinggalkan Allah, penderitaan karena ditinggalkan Allah.
Manusia rindu kembali kepada Tuhan karena manusia adalah
Gambar Allah. Suara Tuhan di manakah engkau dalam Kejadian 3:9 terus
memanggil, dan manusia mendengar suara itu, tetapi manusia tidak tahu
bagaimana kembali kepada suara yang memanggil itu. Lalu bagaimana
manusia bisa kembali kepada yang memanggil di manakah engkau itu?.
Pdt. Stanley Jones, sang penginjil yang banyak mempelajari agama-agama
lain sebelum menginjil yang kemudian memberikan kesimpulan yang
sangat penting, yang sekaligus menjelaskan letak perbedaan hakiki antara
agama Kristen dan agama-agama yang lain. Stanley Jones berkata, semua
agama-agama adalah hasil usaha manusia mencari Tuhan, tetapi Injil
adalah hasil usaha Tuhan mencari dan menemukan manusia. Perhatikan
semua agama-agama adalah hasil usaha manusia mencari Tuhan di situ
tidak ada kata menemukan. Itu artinya Stanley Jones berkesimpulan
bahwa semua usaha itu tidak akan membawa manusia pada penemuan
Tuhan yang sesungguhnya. Lalu apa yang ditemukan? Karl Barth, theolog
kenamaan Jerman abad ke-19 itu mengatakan, manusia mencari Allah
yang satu tetapi menemukan allah yang banyak. Itulah sebabnya Karl
Barth berkesimpulan bahwa semua agama-agama, termasuk agama Kristen
kalau berpikir seperti itu adalah unglauben (unbelief, ketidakpercayaan).
Lalu bagaimana mestinya manusia kembali kepada suara yang terus
memanggil itu, di manakah engkau? Bagaimana memulihkan hubungan
yang rusak itu?
Pemahaman Teks
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 104 -
Yang jelas, hubungan itu hanya bisa dipulihkan oleh Allah sendiri.
Tidak mungkin lagi oleh manusia. Dengan pemulihan itu, kita dapat
menghadap Allah kembali, Sang suara yang terus memanggil itu. Hal itu
tergambar dalam bacaan kita. Bahwa pada zaman Perjanjian Lama, setiap
orang tidak dapat masuk ke dalam kemah pertemuan jika tidak membawa
kurban yang diwajibkan. Dan setiap orang tidak dapat menghadap Allah
selain dari Imam yang telah ditetapkan oleh Allah. Imam ini berfungsi
sebagai perantara antara umat dengan Allah. Berbeda halnya pada zaman
Perjanjian Baru, terjadi sebuah perubahan/reformasi besar-besaran
dimana setiap orang dapat menghadap Allah tanpa harus melalui
perantara. Ada tiga aspek yang ditanyakan sehubungan dengan perubahan
untuk menghadap Allah yang terjadi dalam Perjanjian Baru, yaitu:
a. Apa dasar kita untuk dapat berjumpa kembali dengan Allah?
b. Bagaimana sikap kita untuk datang menjumpai Allah?
c. Bagaimana kehidupan sosial kita setelah berjumpa dengan Allah?
Apa yang menjadi dasar kita untuk dapat menjumpai Allah? (ayat 19-
21). Dasar kita adalah pengorbanan Yesus Kristus. Oleh darah Kristus Allah
menebus manusia untuk diperdamaikan kembali dengan diri-Nya. Dengan
darah Kristus itu penulis Kirab Ibrani mengatakan:
Pertama: Oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat
masuk ke dalam tempat kudus (ayat 19). Semua bermula dari dosa. Dosa
telah menyebabkan manusia terpisah dari Allah. Dosa memngakibatkan
kita tidak dapat menghadapt Allah yang maha kudus. Bahkan berhadapan
dengan Allah yang Kudus, akibatnya adalah mati. Untuk itu diperlukan
sebuah sarana sebagai perantara berupa kurban yang darahnya akan
dipercikan sebagai pendamaian. Darah Yesus yang telah tercurah di kayu
salib telah mendamaikan setiap orang percaya dengan Allah, dan telah
menerima pengampunan dosa serta beroleh hidup yang menjadikan
manusia bersekutu dengan Allah.
Kedua Yesus telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi
kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri (ayat. 20).Dalam kemah pertemuan
atau Bait Allah, terdiri dari beberapa bagian bilik yang tidak dapat
dilanggar. Jemaat hanya dapat sampai di bilik depan, kemudian ruang
kudus untuk para imam, dan ruang Maha Kudus adalah tempat dimana
Tabut Allah ada. Antara ruang kudus dan ruang maha kudus, terbentang
tabir dari atas sampai ke bawah sebagai pembatas dan ruang maha kudus
hanya boleh dimasuki oleh imam kepala sekali dalam satu tahun. Jalan,
tabir, dan tubuh sesungguhnya memiliki pengertian yang sama. itulah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 105 -
kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Kita sekalian sesat seperti
domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi
TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
(Yesaya 53:4-6).
b. Sikap kita untuk datang menghadap Allah, yaitu: hati yang tulus
ikhlas, dengan keyakinan iman yang teguh, dan pengharapan yang
teguh dengan Yesus. Hati yang tulus ikhlas yang sudah dibersihkan
dan sudah dibasuh dengan air yang murni yaitu oleh darah Yesus
memungkinkan orang untuk dapat menghadap Allah dan menikmati
persekutuan bersama dengan Allah. Hanya dengan keyakinan iman
yang teguh kepada Yesus kita dapat dengan berani menghadap
Allah. Hanya dengan pengharapan yang teguh kepada Yesus kita
dapat mematahkan segala bentuk tantangan saat menghadap Allah.
c. Kehidupan sosial kita setelah menghadap Allah, yaitu: kita akan
saling memperhatikan, saling mendorong dalam kasih, saling
mendorong dalam pekerjaan baik, dan saling menasehati untuk
tidak meninggalkan ibadah.
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat menghargai kematian Kristus untuk hidup sebagai orang-orang yang di tebus.
2. Jemaat dapat menguasai diri dalam mengahadapi berbagai masalah kehidupan.
Pemahaman Teks
Adanya tekanan dalam hidup mengakibatkan seseorang merasa
gelisah, tidak dapat tenang. Orang percaya yang tersebar di Pontus,
Kapodikia, Asia, Galatia sedang mengalami tekanan yang muncul dari
dalam dan dari luar. Banyak diantara mereka berperilaku yang tidak
berkenan dihadapan Allah dan sesamanya. Tekanan dari luar ialah mereka
sedang diburu untuk dibunuh, dianiaya, disiksa oleh orang-orang yang
membenci mereka. Hidup mereka sunguh terancam dengan bayang-bayang
kematian.
1 Petrus 4:1-8, Rasul Petrus menasihati orang percaya untuk
menghadapi tekanan dengan ajakan menguasai diri dan jadilah tenang.
Penguasaan diri dalam bahasa Yunani Nefalios yang berarti menahan diri,
yang juga dapat dipahami sebagai perkembangan hati yang jelas dari orang
percaya yang mulai dengan kepercayaan dan mencapai puncaknya dalam
cinta kasih. Kemampuan menguasai diri akan membuat orang percaya
dapat membangun hubungan komunikasi dengan Allah didalam doa. Hanya
dengan berdoa orang percaya dapat tejaga dan mampu menata semua
persoalan dengan baik. Rasul Petrus juga mengajak orang percaya untuk
mengasihi seorang dengan yang lain. Meskipun banyak masalah, persoalan
dan pergumulan hidup orang percaya harus melakukan kasih. Ketika Yesus
akan disalibkan, berulang kali menasihati murid-murid-Nya waktunya
sudah dekat, kalian harus saling mengasihi (bnd.Yoh 13:33-35). Kekuatan
murid-murid terletak dari bagaimana mereka saling mengasihi. Waktu
yang penuh tekanan dan menggelisahkan dapat dihadapi kalau memiliki
kasih yang Tuhan berikan.
Ayub 14:1-14, mengisahkan tentang penderitaan yang dialami
Ayub sungguh berat mengakibatkan ia berfikir untuk memilih jalan
kematian sebagai cara untuk mengakhiri penderitaannya. Namun
kemudian menemukan pengharapan dalam penderitaan berat yang
dialaminya. Ayub percaya bahwa setelah mati dan memasuki dunia orang
mati Allah akan memanggil dia keluar dari kubur. Dengan kata lain, Ayub
mengungkapkan harapan akan kebangkitan pribadi. Dasar penantian yang
penuh harapan ini, ialah kasih Allah yang sungguh-sungguh bagi umat-Nya.
Ayat 15 menggambarkan: Engkau akan rindu kepada buatan tanganMu.
Untuk sesaat Ayub menjangkau kepada Allah dengan ungkapan iman yang
meluap-luap. Allah menghendaki agar semua orang percaya yang
menderita dan tertindas dibumi ini mengetahui bahwa suatu hari
kebangkitan dan kemenangan akan tiba dan mereka akan bersama-sama
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 108 -
~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-16 (Paskah) 16 April 2017
Tujuan:
1. Jemaat mengenal karya ajaib Allah yang telah membebaskan umat-Nya.
2. Jemaat merayakan pembebasan Allah itu melalui tindakan pertobatan.
Pemahaman Teks
Keempat bacaan ini bertutur tentang perayaan atas kedahsayatan
karya Allah yang memberikan kemenangan dan pembebasan bagi umat-
Nya pada masa dan konteksnya masing-masing, baik pada masa Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru. Sebagai satu kesatuan berita, Kehadiran
Allah sebagai Pembebas umat-Nya sejak zaman Perjanjjian Lama hingga
Perjanjian Baru menunjukkan konsistensi kepedulian dan keberpihakan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 111 -
Allah terhadap umat-Nya. Hal ini merupakan kekuatan dan jaminan bahwa
Allah akan tetap dan selalu hadir membebaskan umat-Nya.
Mazmur 114:1-8, memuat pelajaran dari sejarah bagaimana
merayakan pembebasan Allah. Mazmur ini menyajikan memori indah yang
membawa orang Israel bernostalgia mengenang seluruh keajaiban yang
dikerjakan Allah kala membawa Israel keluar dari Mesir. Kisah ini
dikenang, dirayakan dan dikobarkan umat Israel sebagai sumber kekuatan
menatap masa depan.
Yesaya 25:6-9, menyajikan visi tentang penggenapan suasana
pesta perayaan kemenangan. Bagian ini menampilkan nubuatan Yesaya
tentang kemeriahan suasana perayaan kemenangan yang digambarkan
sebagai sebuah pesta perjamuan. Ungkapan anggur yang tua benar,
masakan yang bergemuk dan bersumsum, dikoyakkannya kain
perkabungan, tiada lagi maut dan air mata, serta aib memberikan
gambaran betapa nikmatnya kehidupan yang akan dialami oleh umat Allah
ketika Allah menggenapi karya pembebasan-Nya.
1 Korintus 5:6b-8, menunjukkan bagaimana hidup dalam
pembebasan. Bacaan ini memberikan peringatan untuk menghindarkan
makanan yang ber-ragi dalam pesta perayaan kemenangan Kristus.
Makanan ber-ragi yang dimaksudkan di sini menunjuk pada sifat-sifat
buruk dan jahat. Dalam hal ini, meninggalkan keburukan dan kejahatan
adalah suatu hal yang selayaknya dilakukan oleh mereka yang telah
dibebaskan dari perbudakan dosa oleh karya Kristus.
Lukas 24:13-49, menampilkan sosok Yesus yang merupakan
pelaku utama dan satu-satunya yang ditetapkan Allah untuk dapat
melakukan karya pembebasan umat Allah. Ia telah mati dan sungguh telah
bangkit. Kebangkitan-Nya disaksikan oleh murid-murid, dan hal itu
mengobarkan sukacita di kalangan para murid. Salah satu sisi yang
menarik dari situasi sebelum meyakini bahwa Yesus telah bangkit ialah
perjalanan dua orang murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama
Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem. Dilihat dari
aspek linguistik, kisah ini sarat makna simbolis.
Pertama: Dua orang itu tidak disebutkan namanya. Walaupun
kemudian diidentifikasi bahwa salah seorang dari mereka adalah Kleopas,
namun yang seorang lagi tetap tidak dikenal. Lukas, yang menulis Injil ini,
sengaja membiarkan demikian sehingga pembaca pada gilirannya seakan-
akan menemukan diri (pembaca) sendirilah yang sedang berjalan ke
Emaus.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 112 -
~oOo~
Pengantar:
Dalam bacaan ini Paulus menjelaskan bagaimana seharusnya hidup
sesuai dengan makna Paskah. Untuk menjelaskan maksudnya, Paulus
menggunakan metafora yang diambil dari dua hari raya orang Yahudi,
yakni hari Raya Roti tidak beragi dan Paskah (Yahudi). Kedua hari raya
tidak dapat dilepaskan satu dengan yang lain. Keduanya merupakan bagian
dari peringatan sejarah keluarnya bangsa Israel dari Mesir menuju ke
Kanaan. Pada waktu itu, Bangsa Israel harus menyembelih domba yang
darahnya harus dioleskan ke pintu rumah mereka sehingga dilewati oleh
malaikat kematian (Perhatikan: kata Paskah diambil dari kata Pesah atau
passover dalam Bahasa Inggris yang berarti melewati). Bersamaan dengan
itu, mereka harus buru-buru meninggalkan Mesir sambil memakan roti
tidak beragi (bnd. Keluaran 12). Kemudian hari, pantangan untuk menjauhi
ragi itu bahkan dilakukan secara ketat oleh orang Yahudi, sehingga setiap
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 115 -
kali mereka merayakan hari Raya Roti tidak beragi, semua orang Israel
harus membersihkan seluruh rumah mereka dari segala macam sisa ragi.
Pelanggaran atas perintah ini dapat menyebabkan orang tersebut
dilenyapkan dari tengah bangsanya.
Paulus menggunakan kata ragi untuk menjelaskan dosa atau
keburukan. Bagi Paulus, dosa/keburukan (seperti kesombongan) dapat
membawa pengaruh yang luas bagi jemaat. Itu yang Paulus ungkapkan
dalam peribahasa sedikit ragi dapat mengkhamirkan seluruh adonan.
Dalam kaitan dengan perayaan Paskah sebagai peringatan kebangkitan
Kristus, maka Paskah harus pula dipahami sebagai tindakan penyucian dari
dosa. Orang yang telah menerima Kristus, hendaklah ia menjauhkan diri
dari dosa; karena Kristus mati demi menebus dosa manusia. Perlu
dipahami dalam hal ini, bahwa dengan menghubungkan pembuangan ragi
dengan peristiwa Paskah, Paulus hendak mengajarkan bahwa ajaran
teologis (tentang Paskah) menjadi dasar bagi etika Kristen. Dalam hal ini,
teologi mendasari etika. Hal itu berbeda dengan ajaran agama lain yang
lebih menekankan etika (moralitas) sebagai dasar dari teologi.
Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimanakah tindakan satu orang dapat membawa pengaruh
buruk bagi seluruh jemaat atau banyak orang? Jelaskan dan berikan
contohnya!
(Matumbarito anna ia tu penggauranna misa tau untumang mintu
kombongan batu to buda? Pamalesoi sia pokadai susinna.
2. Menurut saudara, kita berbuat baik karena sudah diselamatkan,
atau kita diselamatkan karena berbuat baik? Diskusikanlah hal itu
dalam kaitannya dengan makna peristiwa Paskah!
(Umba susi pahangta, umpogauki melo belanna to dipasalamamiki,
batu to dipasalamamoki belanna umpogauki melo)
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat memahami dan meyakini bahwa Kristus sungguh telah bangkit
2. Jemaat berpengharapan dalam hidup, walaupun menghadapi berbagai pencobaan.
Pemahaman teks:
Keempat bagian Alkitab yang dibaca di atas, semuanya
mengungkapkan kesukacitaan karena memandang/melihat Tuhan, baik
secara langsung (dengan mata), maupun secara iman (di dalam
penglihatan). Daud dalam Mazmur 16:1-11, khususnya ayat 8-9,
mengungkapkan bahwa dengan senantiasa memandang kepada TUHAN; ..
Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku
akan diam dengan tenteram. Hal itu terjadi pula karena Daud telah
melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia
mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan
bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan (Kisah Para Rasul 2,
khususnya ayat 31).
Suasana sukacita juga meliputi murid-murid, termasuk Thomas,
setelah dengan mata kepala sendiri mereka melihat/berjumpa dengan
Yesus yang telah bangkit. Betapa tidak, sebelum mereka bertemu dengan
Yesus, mereka diliputi oleh situasi dan perasaan mencekam bercampur
kesedihan. Ada ketakutan yang amat sangat terhadap orang-orang Yahudi
(Yohanes 20:19), kaum sebangsanya sendiri. Bayangkanlah, sanak-saudara
dan kaum sebangsa yang dengannya setiap orang dapat mengalami
ketenangan, justru telah menjadi alamat ketakutan mereka. Jika terhadap
kaum sebangsa sendiri telah takut, apalagi terhadap bangsa lain. Ketakutan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 117 -
Renungan:
Blaise Pascal adalah jenius matematika Prancis yang mati pada
tahun 1662. Setelah lari dari Allah sampai ia berusia 31 tahun, maka pada
tanggal 23 November 1654, pukul 22.30, Pascal bertemu dengan Allah dan
bertobat secara mendalam dan tak tergoyahkan kepada Yesus Kristus. Ia
menuliskan pengalaman perjumpaannya dengan Yesus itu pada sepotong
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 119 -
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab, 24 29 April 2017
Pembimbing:
Surat Filipi, yang ditulis oleh Paulus, sering disebut surat
sukacita; karena berisi ungkapan-ungkapan sukacita Paulus sebagai
pengikut Kristus. Namun demikian, label surat sukacita juga dapat
dikenakan kepada surat 1 Petrus yang ditulis langsung oleh rasul
Petrus. Kemungkinan besar Petrus menulisnya dari Roma pada
tahun 60-63 M, setahun sebelum pertumpahan darah yang
mengerikan oleh Nero dimulai (th. 64 M). Suasana teror dan
intimidasi yang dialami orang Kristen pada waktu itu sangat
mencekam. Namun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan
sukacita Petrus memberitakan Kristus. Petrus menulis surat
pengharapan yang penuh dengan sukacita ini untuk memberikan
kepada orang percaya pandangan yang ilahi dan abadi bagi
kehidupan di bumi. Ia berusaha memberikan bimbingan kepada
umat Kristen yang mulai mengalami penderitaan yang berat sebagai
orang Kristen di dalam masyarakat kafir.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 120 -
Pertanyaan Diskusi:
1. Apa yang membuat kita seringkali tidak dapat bersukacita
menjalani kehidupan ini? Kemukakan alasan dan contohnya.
(Bila perlu, untuk memperkaya diskusi tentang hal ini,
pelayan membaca bahan khotbah hari minggu kemarin dan
mengembangkan pemahamannya tentang hierarki kebutuhan
menurut Abraham Maslow).
(Apara tu nenne tangdipomatana ullingkai te
katuoan?Pokadai tu susinna sia maapari to?) Basai sule tu
ulelean allo minggu , umba susi siulangna tu kaparalluan
situru tu nasanga Abraham Maslow)
2. Bacalah ayat 7. Di situ tertulis iman lebih tinggi daripada
emas Apakah hal itu benar bagi saudara? Bukankah emas
(harta) lebih bernilai daripada iman? Mengapa orang pada
jaman ini tampaknya cenderung lebih memilih bersukacita
dengan emas/harta benda daripada iman?
(Basai tu ay 7. Dipokada kumua .Kapatonganan mandu
keangga' na iatu bulaan.Tongan raka te kada situru
pahangta? Tae raka anna mandu keangga tu bulaan batu
eanan anna kapatongan ? Matumbai anna lan lino totemo
inang mandu napoparannu tau tu unnampui bulaan sia eanan
anna ia tu kapatonganan
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat semakin percaya bahwa kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan
dan Juruselamat
2. Jemaat semakin terdorong menjalani hidupnya sebagai kesempatan untuk merespon
pengorbanan Tuhan Yesus
Pemahaman Teks
Dalam Mazmur 116:1-19, Pemazmur bertekad memenuhi janjinya
yaitu bersyukur kepada Tuhan di depan seluruh umat. Ketika maut
mengancamnya, ia bermohon kepada Tuhan. Tuhan mendengar
permohonannya sehingga terluput dari segala derita. Pemazmur
merespons pertolongan tersebut dengan cara mengangkat piala
keselamatannya dan membayar nazarnya yaitu mempersembahkan syukur
kepada Tuhan atas kebaikan Tuhan.
Rasul Petrus memberikan nasihat-nasihat etis yang ditujukan
kepada orang-orang percaya yang tersebar dibeberapa daerah (1 Petrus
1:13-25). Mereka harus tahu apa yang akan dilakukan untuk memenuhi
tuntutan sebagai orang yang telah ditebus dengan darah Yesus Kristus.
Harus memelihara hidup kudus karena Allah sendiri adalah kudus. Hidup
kudus itu harus diwujudkan melalui hidup yang takut kepada Allah (ayat
14) dan sungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hati (ayat 22).
Dua orang murid yang berjalan menuju Emaus (Lukas 24:13-35),
setelah peristiwa paskah, adalah gambaran keadaan para murid sampai
Tuhan Yesus sudah bangkit. Mereka bingung di tengah kedukaan. Tuhan
Yesus, Sang Guru yang mereka andalkan, harus mati secara tragis di atas
kayu salib. Kemudian muncul berita bahwa Dia bangkit dari antara orang
pada saat itu. Namun, ada beragam respons orang setelah mendengar para
murid dapat berkata-kata dalam bahasa lain. Ada yang bingung (ay.6). Ada
yang tercengang-cengang (ay.7-12). Ada pula yang menganggap para murid
sedang mabuk (ay.13). Untuk menjawab respons itulah, Petrus berdiri
menyampaikan khotbah. Ia memulai khotbahnya dengan membantah
anggapan bahwa para murid sedang mabuk (ay.15). Kemampuan para
rasul berkata-kata dalam bahasa bangsa-bangsa lain adalah pekerjaan Roh
Kudus. Jauh sebelumnya sudah dinubuatkan oleh nabi Yoel (ay.14-19). Roh
Kudus yang dicurahkan, menjadikan manusia dapat melihat hal-hal yang
diberitahukan oleh Allah. Allah memperuntukkan anugerah-Nya kepada
manusia tanpa membeda-bedakan. Siapa saja yang berseru kepada Allah
akan diselamatkan (ay.20-21).
Kemudian Petrus bebicara tentang penyaliban dan kebangkitan
Tuhan Yesus (ay.21-35). Yesus dari Nazaret telah ditentukan Allah sebagai
Mesias yang dinantikan orang Yahudi. Sebagai Mesias yang dinantikan,
dapat dibuktikan melalui kekuatan-kekuatan, mujizat-mujizat dan segala
tanda-tanda yang dilakukan selama Dia hidup. Walaupun Dia sudah
ditentukan Allah, namun Petrus menegur dengan keras orang Yahudi yang
telah menyerahkan Sang Mesias ke tangan bangsa durhaka untuk
disalibkan dan membunuhnya. Orang Yahudi ikut bertanggung jawab atas
kejadian tersebut.
Khotbah Petrus menegur dengan sangat keras bangsa Yahudi yang
telah menyerahkan Yesus untuk disalibkan. Ini suatu keberanian yang luar
biasa. Padahal, sebelumnya Petrus pernah menjadi sangat pengecut dengan
menyangkal Tuhan Yesus, sampai tiga kali. Namun, kini dengan lantang dan
penuh keberanian menegur dosa orang Yahudi sebagai pihak yang
bertanggung jawab atas kematian Tuhan Yesus. Kebangkitan Tuhan Yesus
dan puncaknya ketika menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta, menjadi
titik balik dalam diri Petrus untuk tampil dengan penuh keberanian
menjadi pemberita Injil Yesus Kristus.
Khotbah Petrus diakhiri dengan sebuah kalimat kesimpulan
sekaligus mengandung ajakan yaitu bahwa seluruh kaum Israel harus tahu
bahwa Allah telah membuat Yesus sebagai Tuhan dan Kristus (ay.36).
Pernyataan ini tidak mengandung pengertian bahwa seolah-olah
sebelumnya Yesus bukan Tuhan dan Kristus. Tentu saja status sebagai
Tuhan pada diri Yesus itu sifatnya kekal. Dari dulu, sekarang dan selama-
lamanya Dia adalah Tuhan (bnd. Yoh.1:1-3). Kebangkitan Yesus dari antara
orang mati, menjadi petunjuk yang sangat jelas bahwa Dia adalah Tuhan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 125 -
dan Kristus.
Ternyata, orang-orang Yahudi yang mendengarkan khotbah Petrus
segera bereaksi. Khotbah Petrus membuat para pendengarnya menyadari
dosa mereka. Hati mereka sangat terharu (ay.37). Alkitab terjemahan
Bahasa Indonesia Sederhana (BIS) mengatakan hati mereka sangat gelisah.
Ada juga yang menerjemahkannya menjadi hati mereka tertusuk.
Kesadaran akan dosa membuat hati mereka tertusuk, teriris-iris, sedih dan
gelisah. Kegelisahan hati itu diungkap dalam sebuah pertanyaan: Apa yang
harus kami perbuat? Solusi yang dianjurkan Petrus bagi kegelisahan hati
mereka ialah: bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dalam nama Yesus
Kristus (ayat 38). Seberat apapun dosa yang telah mereka perbuat kepada
Sang Mesias, tetapi dari pihak Allah tetap menawarkan pengampunan.
Karena itu, mereka harus bertobat dan memberi diri dibaptiskan dalam
nama Yesus Kristus untuk memperoleh pengampunan tersebut.
~oOo~
Pengantar
Surat ini ditulis oleh Rasul Petrus dan ditujukan kepada jemaat
yang tersebar di wilayah Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia
(ayat 1). Rasul Petrus memulai suratnya dengan penegasan status orang
percaya sebagai orang yang telah dipilih sesuai dengan rencana Allah (ayat
2). Orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus harus memahami
bahwa mereka dipilih Allah untuk menjadi umat Allah yang baru. Status
yang baru sebagai umat pilihan Allah sangat penting artinya. Pemahaman
seperti itu akan menjadi dasar untuk dapat bertahan menghadapi berbagai
penderitaan yang sedang dan akan terjadi. Pada saat itu, orang percaya
mendapatkan perlawanan dari orang-orang penganut agama Yahudi.
Keadaan diperparah oleh penganiayaan yang dilakukan oleh pemerintahan
kekaisaran Romawi. Orang Kristen dianggap sebagai pemberontak karena
tidak mau menyembah kaisar sehingga kekaisaran melegalkan
penganiayaan kepada orang-orang percaya.
Sekalipun seketika jemaat harus menderita, namun status sebagai
orang yang dipilih dan dikarunia keselamatan, harus menjadi alasan untuk
tetap bergembira (ayat 6). Penderitaan tidak boleh mengalahkan mereka,
karena Yesus Kristus sendiri sudah mengalami penderitaan demi
mengaruniakan pengampunan dan keselamatan kepada orang percaya.
Kasih karunia yang diterima di dalam Yesus Kristus menjadi alasan untuk
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 128 -
tetap memiliki pengharapan (ayat 13). Sebagai umat pilihan Allah, jemaat
dinasihatkan untuk memelihara kekudusan hidup, sebab Allah yang telah
memanggil jemaat adalah Allah yang kudus (ayat 15-16). Jemaat layak
memiliki rasa hormat dan perasaan takut kepada Allah yang kudus dan
yang adil (ayat 17). Allah mengerjakan penebusan yang harganya sangat
mahal yaitu darah Yesus Kristus. Harga yang mahal itu tidak akan dapat
disejajarkan dengan harta apapun juga (ay.18-21). Di dalam Yesus Kristus,
Allah telah memperkenalkan kasih yang sejati. Kasih itu menjadi alasan
untuk sungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hati (ay. 22).
2. Bacalah kembali ayat 20. Tuhan Yesus telah dipilih sebelum dunia
dijadikan, namun baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
Bagaimana kita memahami bahwa ternyata ini adalah suatu berkat
bagi kita pada zaman ini?
(Basai sule aya.20, Puang Yesu dipamanassa tonna tang
dikombongpa te lino, apa mane dipapayanri te attu
ma'katampakanna . Umba takua umpahangi kumia ia te iannate
misa passakke lako kaleta lan attu totemo)
~oOo~
Pemahaman Teks
Untuk membahas perikop Injil Yohanes 10:1-21, akan sangat
menarik apabila dimulai dari sisi keunikan Injil Yohanes. Injil Yohanes
memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dibandingkan dengan
ketiga Injil Sinoptik (Injil Matius, Markus dan Lukas). Perikop Yohanes
10:1-21 memuat salah satu keunikan penulisan Injil Yohanes yaitu
penggunaan ungkapan Akulah atau Aku adalah. Dalam Injil Yohanes,
terdapat tujuh perkataan Tuhan Yesus menggunakan ungkapan Akulah
yang diikuti predikat tertentu. Dua di antaranya terdapat dalam perikop
Yohanes 10:1-21. Dua perkataan itu ialah Akulah Pintu (ayat 7,9) dan
Akulah Gembala Yang Baik (ayat 11, 14). Lima yang lain yaitu Akulah Roti
Hidup (Yoh.6:35,48,51), Akulah Terang Dunia (Yoh. 8:12;9:5), Akulah
Kebangkitan dan Hidup (Yoh. 10:25), Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup
(Yoh. 14:6), Akulah Pkok Anggur yang Benar (Yoh. 15:1,5).
Ungkapan Akulah atau Aku adalah, dalam bahasa Ingris I am,
Ibrani Ani Hu () , Yunani Ego eimi ( ). Ungkapan ini sangat
berhubungan dengan nama Tuhan Allah dalam Perjanjian Lama. Allah
memperkenalkan diri kepada Musa dengan nama YHWH () , artinya
Aku adalah Aku (Kel. 3:14). Dalam kitab Yesaya, Tuhan Allah juga
beberapa kali mengungkapkan nama-Nya yang polanya sama dengan
ungkapan Akulah atau Aku adalah. Salah satu ayat misalnya Yesaya
41:4 mengatakan Siapakah yang melakukan dan mengerjakan semuanya
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 130 -
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 8-13 Mei 2017
Pengantar
Penulis surat 1 Petrus dapat dikenal sebagaimana ia
memperkenalkan dirinya sendiri sebagai Petrus, rasul Yesus Kristus
(1:1). Dia adalah salah satu dari para rasul yang menjadi saksi penderitaan
Tuhan Yesus (5:1). Sebagai saksi penderitaan Tuhan Yesus, Petrus
menuliskan surat kepada beberapa jemaat yang tersebar dibeberapa
daerah Asia Kecil. Tulisan rasul Petrus ini memiliki fokus pada kehidupan
dan ajaran-ajaran Tuhan Yesus. Rasul Petrus memberikan nasihat praktis
kepada jemaat untuk hidup sesuai iman Kristen. Dari iman tersebut, dapat
muncul inspirasi untuk menghadapi pencobaan dan penderitaan sebagai
pengikut Tuhan Yesus.
Rasul Petrus mengirimkan nasihat yang ditujukan kepada para
budak untuk menghormati tuan mereka, yang baik maupun yang jahat
(ay.18). Pada saat itu, masyarakat memberlakukan perbudakan dalam
struktur sosial. Orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus, ada yang
berstatus sebagai budak. Status baru sebagai orang percaya (Kristen), bisa
menjadi alasan bagi orang tertentu untuk mengabaikan pekerjaan sebagai
budak. Bagi rasul Petrus, status sebagai orang Kristen tidak boleh dijadikan
alasan untuk lepas dari pekerjaan. Seorang Kristen harus mampu bekerja
lebih baik dari pada orang lain. Perilaku orang Kristen tidak boleh menjadi
batu sandungan bagi orang lain. Apabila ada budak yang tidak lagi bekerja
dengan sungguh-sungguh, bisa membuat masyarakat tidak tertarik
(antipatik) kepada Kekristenan. Karena itu, kerelaan dan kesabaran orang-
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 134 -
Pertanyaan diskusi
1. Baca kembali ayat 18, Rasul Petrus menasihatkan para hamba agar
tunduk dengan penuh ketakutan kepada tuannya. Sebuah dorongang
kepada para hamba agar menjadikan status sebagai orang Kristen
untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, walaupun sedang mengalami
penderitaan. Sejauh mana status sebagai orang Kristen pada masa
sekarang ini, memacu semangat kita untuk berkarya dengan sungguh-
sungguh, walaupun menghadapi banyak tantangan?
(Basai sule tu ay.18, Rasulu Petrus umpakilala mintu ruranan kumua
anna tunduk sia ungkasiri tongan puangna. Papakilala iate mendadi
misa papamatoto kumua ia tu torroanna ruranan napopendadi sangka
susi misa tosarani
Tujuan:
1. Jemaat memahami penderitaan merupakan tantangan untuk melihat kemuliaan Allah.
2. Jemaat tetap teguh di dalam iman, ketika menghadapi penderitaan.
Pemahaman Teks
Peristiwa pada perikop ini adalah rentetan peristiwa
pengungkapan dosa yang disampaikan oleh Stepanus dengan begitu keras
kepada bangsa pilihan Tuhan (Lihat, Kis. 7:51-53). Peristiwa pembunuhan
tragis (sangat menyedihkan) yang dialami oleh Stepanus merupakan
pembunuhan yang ketiga, sejak dari zaman Yesus: Pertama, Pembunuhan
Yohanes Pembaptis (Mrk. 6:14-29); Kedua, Penyaliban Yesus (dicatatkan
dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes).
Ketegaran hati seorang Pemberita Injil, diperlihatkan juga oleh
Stepanus sebagai pengikut Kristus yang setia. Karena itu, kita akan
mengkaji Kisah Para Rasul 7:54-8:1a (Bacaan Utama) dengan tidak
mengabaikan padanan makna dari 1 Pet. 2:1-10 dan Yoh. 14:1-14, sebagai
berikut:
Pertama, Anggota-anggota Mahkamah Agama (ay.54). Pada masa
Perjanjian Baru anggota-anggota Mahkamah Agama terdiri dari para Imam
Besar (Baik yang masih aktif, maupun para mantan Imam Besar), anggota-
anggota terhormat keluarga dari Imam Besar, para tua-tua (kepala-kepala
suku, tokoh masyarakat dan Imam), para Ahli Taurat (Pakar di bidang
hukum); Keseluruhan anggota-anggota Mahkamah Agama ini mencakupi
golongan Saduki (Sadducees berasal dari kaum kaya; semuanya menjadi
imam; golongan aristokrat atau kaum bangsawan) dan golongan Farisi
(Pharisees berarti terpisah; kelompok yang memandang dirinya saleh;
Orang Farisi Menentang Yesus, karena IA mengampuni dosa dan bergaul
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 136 -
dengan pendosa; Rasul Paulus berasal dari golongan Farisi dan beberapa
lagi yang bertobat, seperti yang dikatakan dalam Kis.15:5. Anggota-anggota
Mahkamah Agama (ayat 54) sesungguhnya menolak kesaksian Stepanus,
oleh karena menusuk (melukai) hati mereka. Mereka menolak
mendengarkan kelanjutan pidato Stepanus, menghentikannya dan
menyambut dengan gertakan gigi (kemarahan).
Kedua, Stepanus penuh dengan Roh Kudus dan kemuliaan Allah
dialaminya (ayat 5556). Pengertian dari penuh dengan Kuasa Roh Kudus
menunjukkan adanya tuntunan Roh Kudus yang menguasai diri Stepanus,
sehingga Stepanus diberikan kuasa, keberanian, dan karunia untuk
memperdengarkan segala yang dirasakan dan dilihatnya (ayat 55; bnd
Kisah Para Rasul 4:8). Stepanus yang penuh dengan Roh Kudus
membuatnya melihat kemuliaan Allah dan Yesus duduk di sebelah kanan
Allah. Pengertian dari berada di sebelah kanan Allah adalah menunjuk pada
kedudukan terhormat dan kekuasaan, di mana Yesus akan menjadi
pembela bagi Stepanus dan siap menyambut Stepanus di dalam kerajaan-
Nya (Mzm.110:1; Kis. 2:34-35). Penglihatan Stepanus ini merupakan juga
penggenapan janji Yesus, Setiap orang yang mengakui Aku di depan
manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat
Allah (Luk. 12:8).
Ketiga, Stepanus mengalami penganiayaan (ayat 57-58). Bentuk
penganiayaan yang dialami oleh Stepanus menjelang kematiannya adalah
diserbu, diseret dan dilempari. Setelah penganiayaan itu, saksi-saksi
meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama
Saulus yang memberikan pengertian bahwa Saulus punya peran penting
dan bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Persetujuan Saulus
atas pembunuhan Stepanus dipertegas dalam bagian terakhir perikop ini,
Saulus setuju, bahwa Stepanus mati dibunuh (8:1a).
Keempat. Penyerahan diri Stepanus kepada Tuhan (ayat 59-60).
Bagian ini memperlihatkan dua hal yang perlu dicermati, yakni: Pertama,
Keteguhan iman Stepanus diperlihatkan dengan luar biasa, ketika
sementara berlangsung penganiayaan baginya, Ia berdoa, Ya Tuhan Yesus,
terimalah rohku (ayat 59); Kedua, Stepanus memohonkan pengampunan
dari Tuhan bagi mereka yang menganiaya dan membunuhnya, Tuhan,
janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka (ayat 60).
lampiran 4: Pengakuan Iman Gereja Toraja (Bab VI: Umat Allah), Cetakan I (Rantepao: PT Sulo,
2008), 148.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 138 -
Aplikasi
1. Stepanus memperlihatkan keteguhan imannya di dalam menghadapi
penderitaan, aniaya dan bahkan dibunuh, karena Iman Percayanya
kepada Yesus Kristus. Penderitaan berjalan seiring dengan
Pemberitaan Injil sebagai pengungkapan Iman Percaya kepada Yesus
Kristus, Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya
kepada Kristus, melainkan juga menderita untuk Dia (Fil. 1:29; Lihat 2
Tim. 2:3, 3:12, 4:5).
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 15-20 Mei 2017
Pembimbing
Injil Yohanes ditulis oleh Rasul Yohanes kisaran tahun 8590
Sesudah Masehi, ketika berada di Efesus. Tujuan utama penulisan Injil ini
adalah untuk meyakinkan dan menguatkan umat percaya (pembacanya)
bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah dan di dalam DIA, setiap orang percaya
dapat memperoleh hidup (Baca Yoh. 20:31; bnd. Yoh. 3:16).
Yohanes 14:1-14 merupakan bentuk penguatan kepada murid-
murid-Nya bahwa akan tiba masanya, di mana Yesus akan meninggalkan
mereka. Karena itu, Penguatan pertama yang dikatakan Tuhan Yesus
adalah Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga
kepada-Ku (ayat 1). Kemudian Yesus berbicara tentang tempat tinggal
yang tersedia di rumah Bapa-Nya dan juga diperuntukkan bagi murid-
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Kristus telah menderita untuk menebus dosa manusia.
2. Jemaat memahami bahwa manusia yang telah ditebus dosanya harus setia menyembah
Tuhan.
Pemahaman Teks
Surat 1 Petrus ditulis di Roma kisaran tahun 63-64 Sesudah Masehi
oleh Rasul Petrus yang menjadi saksi dari Penderitaan Kristus (1 Ptr. 1:1,
5:1). Tujuan Penulisannya adalah untuk menguatkan dan memberikan
pengharapan kepada umat percaya dalam menghadapi penderitaan - yang
tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil di Bitinia (Perhatikan
ayat-ayat ini: 1 Ptr. 1:1, 2:19-21, 3:3-15, 4:1-2, 5:9-11). Dari beberapa ayat
ini, terlihat dengan jelas bahwa salah satu pesan utama surat 1 Petrus
adalah mengajak umat percaya untuk bersabar dalam penderitaan, karena
Kristus telah menderita, mati dan bangkit untuk menebus dosa manusia.
Perikop 1 Petrus 3:13-22 memberikan pandangan kepada umat percaya
tentang sikap di dalam menghadapi penderitaan. Selain itu, digambarkan
juga tentang penebusan di dalam Yesus Kristus sebagai dasar untuk hidup
kudus dalam menjalani rupa-rupa situasi hidup (termasuk penderitaan).
Karena itu, beberapa hal yang perlu dikaji pada perikop ini, yakni:
Pertama, Kristus adalah dasar untuk hidup dalam kebenaran.
Bagian ini memperlihatkan bahwa kebenaran merupakan sikap dari umat
percaya (ayat 13, rajin berbuat baik), walaupun berjalan seiring dengan
penderitaan, sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran,
kamu akan berbahagia (ayat 14). Kristus menjadi dasar kebenaran dari
setiap orang, agar kita dapat berkenan di hadirat Allah, Kristus telah mati
sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak
benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah (ayat 18). Kematian Kristus
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 142 -
5Donald Guthrie, dkk., Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu, Cetakan ke-11 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999),
825.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 143 -
6Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Toraja, Tata Gereja Gereja Toraja, Cetakan I (Rantepao: PT Sulo, 2008), 150-151,
Baptisan menandakan bahwa kita termasuk anggota Tubuh Kristus ... Di dalam baptisan kita dibaptiskan ke dalam
kematian Kristus dan dengan demikian kita disucikan dari segala dosa kita dan dibangkitkan bersama Kristus kepada
kehidupan baru.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 144 -
7Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Toraja, Tata Gereja Gereja Toraja, Cetakan I (Rantepao: PT Sulo,
2008), 148.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 145 -
Pembimbing
Kota Atena merupakan kota yang paling terkenal di propinsi
Akhaya, karena tingkat kecerdasan mereka dan juga terkenal dengan kuil-
kuil, patung-patung dan tugu-tugunya (Kis.17:16,22,24). Dalam situasi ini,
Rasul Paulus tampil memberitakan Injil tentang Yesus dan Kebangkitan-
Nya di kota itu (Kis. 17:18).
Pada Sidang Aeropagus (Yunani: Areios pagos, bukit Ares, dewa
perang Yunani; tempat memperkarakan masalah moral dan agama), Rasul
Paulus tampil menyampaikan pidatonya (khotbahnya) untuk memberikan
pencerahan tentang kebenaran yang sesungguhnya. Beberapa hal yang
disampaikan oleh Rasul Paulus, yakni:
1. Orang Atena lebih banyak menggunakan waktunya untuk mencari
sesuatu yang baru, Adapun orang-orang Atena... tidak mempunyai
waktu untuk sesuatu, selain untuk mengatakan atau mendengar
segala sesuatu yang baru (ayat 21).
2. Orang Atena beribadah kepada dewa-dewa (ayat 22; Baca
keseluruhan perikop, Kis. 17:16-34). Rasul Paulus mendapati sebuah
tulisan pada mezbah, Kepada Allah yang tidak dikenal yang
dijadikan sebagai pijakan untuk menjelaskan lebih dalam tentang
penyembahan yang benar dan kepada siapa mereka harus
menyembah (ayat 23-29).
3. Seruan bagi orang Atena untuk bertobat dan hanya menyembah
kepada Allah, di mana-mana semua mereka harus bertobat (ayat
30).
4. Pemimpin Penelaahan Alkitab (PA), diharapkan membaca ulasan
Khotbah, Minggu 21 Mei 2017 untuk mengarahkan diskusi.
Pertanyaan diskusi
1. Apakah yang membuat Rasul Paulus merasa sedih melihat orang-
orang Atena? Perhatikan, ayat 16,22,30; bnd. Kis. 7:48). Diskusikanlah!
(Apara tu napomapalla Rasulu Paulus untiro tu to atena ? Pemarangai
tu aya 16, 22, 30; bnd. Kis. 7:48). Sipakadai
2. Apakah masih ada bentuk-bentuk penyembahan kepada berhala yang
sering kita jumpai dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat?
Jika masih ada, apa sikap kita sebagai orang yang percaya kepada
Yesus Kristus? Perhatikan ayat 27 dan 30; Bnd. Rm. 3:25-26. Berikan
contoh dan diskusikanlah!
(Denparaka tatiro lan kombongan sia tondok tu umpadeatai rapang-
rapang) Pokadai susinna sia sipakadai
3. Mengapa Rasul Paulus dikatakan sebagai si peleter (Pembual, omong
kosong) dan diejek (lihat, ayat 18 dan 32). Adakah ungkapan semacam
itu pernah di katakana kepada kita dalam memberitakan Injil,
Diskusikanlah!
(Matumbai anna disanga sale kada tu Rasulu Paulus (papakena to
sia buttok) sia natelle tau (ay1 na 32). Dendukaraka anna tutun lako
kaleta te kada susite lan tu dinii umpapeissanan kareba kaparannuan,
Sipakadai.
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat memahami dan percaya bahwa Yesus berada di Sorga.
2. Jemaat menjalani kehidupan, sambil mengarahkan kehidupan kepada Yesus
Pemahaman Teks
Perikop ini terdiri dari tiga bagian: pendahuluan (15-16), kemudian
menyusul doa untuk anggota-anggota jemaat (17-19a), supaya mereka
mengerti kebesaran pekerjaan Allah dalam Kristus (19b-23).
a. Pendahuluan (15-16). Dalam bagian ini Paulus memberitahukan
kepada anggota-anggota jemaat apa yang telah ia buat untuk mereka,
sesudah Paulus mendengar tentang situasi mereka. Paulus memulai
pemberitahuannya dengan kalimat: Karena itu. Kata tersebut
merupakan kesimpulan dari bagian (ay.3-4) pada perikop
sebelumnya. Paulus mengucap syukur, karena ia mendengar tentang
iman warga jemaat terhadap Tuhan Yesus. Paulus mengucap syukur,
bukan saja karena ia mendengar tentang iman mereka dalam Kristus,
tetapi juga tentang kasih mereka terhadap semua orang kudus yaitu
semua orang, yang percaya kepada Yesus Kristus. Dalam ayat 16, yang
Paulus maksudkan dengan doa-doaku merangkum juga syafaatnya
bagi jemaat (bnd. Flp.1:4; Kol.1:3), sekalipun hal itu tidak dikatakan
dengan tegas di sini. Berdoa tanpa menaikkan syafaat bagi jemaat
tidak mungkin. Mendoakan baik hal yang mensukacitakan oleh karena
pemberitaan Injil, maupun hal yang mendukacitakan, yang
bertentangan dengan kehendak Allah.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 148 -
b. Isi doa dan syafaat Paulus (17-19a). Dalam doanya, Paulus meminta
satu hal saja, yaitu pekerjaan Tuhan. Pekerjaan ini mempunyai dua
segi: segi Allah dan segi manusia. Segi Allah ialah; pemberian berupa
Roh-Nya. Segi manusia ialah; pengenalan akan Dia. Paulus mulai
dengan supaya (hina), dalam harapan, Allah mau memberikan apa
yan ia minta. Allah disebut sebagai Allah Tuhan kita Yesus Kristus.
Dan Bapa yang mulia (ho Pater tes doxes). Maksud ungkapan liturgis
ini bukan saja hendak mengatakan, bahwa kemuliaan itu adalah sifat
Bapa, tetapi bahwa kemuliaan itu berasal dan terpancar daripada-Nya.
Permintaannya yang pertama ialah supaya Allah Tuhan kita Yesus
Kristus dan Bapa yang mulia itu memberikan kepada mereka Roh
hikmat (pneuma sophias). Yanag dimaksudkan di sini dengan pneuma
bukan roh manusia dan bukan juga suatu roh disamping roh-roh
yang lain, tetapi Roh Allah. maksud permintaan Paulus bukanlah
supaya jemaat mengetahui rupa-rupa hal dunia, melainkan mereka
mengenal Allah dengan benar. Tanpa pekerjaan (karunia) Roh, hal
itu tidak mungkin. Hal kedua yang diminta Paulus adalah, supaya Allah
menjadikan mata hati mereka terang. Mata hati mereka harus
dibuka dan diterangi (oleh Roh Allah), sehingga dapat melihat dengan
baik. Itu sangat perlu dan itulah yang didoakan oleh Paulus. Dengan
mata hati yang terang itu mereka mengerti pengharapan apakah yang
terkandung dalam panggilan Allah. Yang mereka harus mengerti
adalah , betapa kayanya kemuliaan warisan-Nya di antara orang-
orang kudus, yaitu warisan sorgawi.
c. Pekerjaan Allah dalam Kristus (19b-23). Bagi Paulus pekerjaan Allah
begitu dahsyat, sehingga hampir-hampir tidak dapat diungkapkan
dengan kata-kata manusia. Kebangkitan Kristus adalah pernyataan
kekuatan (kuasa) Allah, yang Ia kerjakan di dalam Dia. Kekuatan
(kuasa) Allah, bukan hanya dalam kebangkitan Yesus Kristus,
melainkan juga nyata dalam kenaikan-Nya ke sorga dan dalam
kedudukannya di sebelah kanan Allah di sorga. Kristus yang bangkit,
sekarang berada di dalam kemuliaan dan diberi kuasa untuk turut
memegang pemerintahan atas dunia ini. Hal itu diperkuat dengan
keterangan di dalam sorga, di tempat yang paling tinggi dan paling
mulia. Ungkapan diletakkan di bawah kakiNya adalah kiasan untuk
penyerahan atau penaklukan diri seluruhnya ( ay.21).
Tujuan:
1. Jemaat memahami pentingnya ketekunan secara bersama dalam persekutuan
untuk menantikan janji Tuhan.
2. Jemaat hidup bersama dalam ketekunan sebagai umat Allah dalam
menantikan janji Tuhan.
Pemahaman Teks
Kitab Kisah Rasul ditulis oleh penulis yang sama dengan Injil Lukas
yaitu Lukas, tabib yang dikasihi dan teman yang menyertai Paulus (bnd.
Kol 4:4). Sama dengan Injil Lukas, Kisah Para Rasul dipersembahkan
kepada seorang yang bernama Teofilus (bnd.Luk.1:1 dan Kis.1:1).
Nampaknya Teofilus yang terkemuka, sebab ia bergelar yang mulia, gelar
yang diberikan kepada wali negeri orang Roma di Yudea (Kis. 23:26; 24:2;
26:25). Ia sudah mengetahui tentang iman Kristen, dan Lukas ingin
memberi dia keterangan yang lebih tepat, bahwa apa yang diketahui oleh
Teofilus tentang iman Kristen patut dipercaya.
Kisah Para Rasul ditulis sekitar tahun 90 M, tidak lama setelah
peristiwa terakhir yang diceritakan dalam kitab Kisah Para Rasul. Bagian
ini diakhiri dengan suatu nada kemenangan, yaitu Paulus memberitakan
Injil ke Roma, pusat kekaisaran Romawi Raya, tanpa rintangan dan
halangan.
Lukas sendiri tidak menyertai Yesus sebelum Yesus disalibkan. Ia
adalah seorang Siria dari kota Antiokhia (Kis.11:27). Ia mengenal iman
Kristen melalui kesaksian orang Kristen pertama di kota itu ketika Injil
pertama kali secara besar-besaran diberitakan kepada orang Yahudi dan
kepada jemaat non-Yahudi yang pertama didirikan. Berdasarkan surat
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 151 -
Pembimbing
Sejak awal gereja mula-mula bahkan sepanjang sejarah gereja
sampai saat ini, penderitaan dan siksaan kepada pengikut Yesus masih
berlangsung. Hal itu juga terjadi dalam sejarah perkembangan Gereja
Toraja. Peringatan Petrus dalam ayat 12 menjadi bahgian perenungan
bahwa keadaan seperti itu akan terjadi. Ibarat dua sisi mata uang, sisi yang
satu tidak lengkap tanpa sisi yang lain. Kekristenan tidak lengkap tanpa
penderitaan. Bahkan penderitaan itu mesti dilihat dan diterima dengan
sukacita. Menjadi pengikut Kristus di masa itu adalah sebuah pelanggaran
hukum pidana (bnd. Dengan pendirian gedung gereja saat ini). Yesus sudah
menyinggung kemungkinan penderitaan itu karena nama-Nya (bnd.
Mat.10:12). Hanya penderitaan karena nama Kristus yang layak kita terima
dengan sukacita, karena Roh Allah adalah Roh Kemuliaan yang dinyatakan
kepada umat-Nya yang menjadikan kita segambar dengan-Nya
(penderitaan dan kemuliaan). Disaat yang sama kita diingatkan untuk tidak
menderita karena ulah kita yang justru melawan (mempermalukan) nama
Kristus (ay.15).
Jika penderitaan itu berasal dari orang-orang fasik, maka
penghakiman itu berasal dari Allah (bnd. Ibr.10:30). Penghakiman Tuhan
akan dimulai dari rumah Allah (keluarga Allah), itu berarti kita tidak bebas
dari penghakiman. Kenyataan ini mestinya menyadarkan kita untuk
semakin tekun sebagai keluarga Allah, dalam hal saling menguatkan,
bertumbuh bersama, yang pada akhirnya menghasilkan buah-buah iman.
Sehingga ketika penghakiman itu dimulai di rumah Allah (keluarga Allah),
kita semua akan didapati tak bercacat dan layak di hadapan Allah, Sang
Hakim yang Adil. Penghakiman tidak berakhir di rumah Allah, melainkan
akan berlanjut kepada orang yang tidak percaya Injil atau orang fasik.
Kenyataan ini juga harus menyadarkan kita, bahwa ketekunan dalam
keluarga Allah mendorong kita untuk bersaksi memberitakan Injil Kristus
kepada mereka, karena keselamatan hanya ada di dalam Dia (Kis.4:12).
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 154 -
Pertanyaan Diskusi:
1. Mengapa orang kristen harus menderita bahkan bersukacita
menanggung penderitaan?
(Matumbai anna ia tu to sarani inang la maparri ondongpi parannu
umpassan kamaparrisan
2. Bagaimana kita melihat hubungan antara ketekunan sebagai keluarga
Allah dan kemampuan kita menanggung penderitaan dengan sukacita?
(Umba takua untiroi tu kasiumpuranna kabantanganna to lan
banuanna Puang Matua anna kapakullean umpassan kamaparrisan lan
kaparannuan
~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-23 04 Juni 2017
(Hari Pentakosta)
Tujuan :
1. Jemaat memahami kehadiran Roh Kudus memberi karunia yang berbeda-beda.
2. Jemaat mempergunakan karunianya untuk kepentingan bersama dalam
menceriterakan perbuatan besar Allah.
Pendahuluan
Mazmur 104:24-35 adalah mazmur Daud yang mengakui begitu
banyak perbuatan Tuhan yang menakjubkan. Perbuatan Tuhan yang
menciptakan, memberi makan, dan mengembalikan manusia menjadi debu.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 155 -
~oOo~
Pembimbing:
Kota Korintus, pada zaman rasul Paulus, merupakan kota yang
maju di bidang perdagangan. Penduduknya sangat majemuk, yakni: orang-
orang Yunani, Romawi, Timur, dan Yahudi. Kemajemukan kepercayaan,
yakni: keyakinan Kenisah Melkart, Isis, Serapis, Zeus, Apolo, Afrodite,
Asklepios, Kibele, Yahudi, Kristen. Salah satu kepercayaan yang sangat
mempengaruhi kehidupan orang percaya adalah praktek persundalan suci
kaum Kenisah di bait kudus Afrodite. Selain itu, praktek agama atau
keyakinan lainnya yang menekankan perkara mistis, supranatural, rahasia,
ramalan/nubuatan, turut mempengaruhi kehidupan umat percaya di Kota
Korintus.
Dalam kehidupan orang percaya, persoalan karunia-karunia Roh
menjadi pertentangan yang memecah kesatuan umat percaya. Ada yang
merasa bahwa karunia Roh yang dimilikinya lebih tinggi dari yang lain. Ada
yang merasa lebih tinggi statusnya sebagai orang rohani berkelas.
Kebenaran tentang karunia Roh adalah menghantar manusia
mengaku "Yesus adalah Tuhan" (ay. 3). Roh Kudus memberi karunia yang
berbeda-beda untuk kepentingan bersama (ay.7). Bukan untuk
kepentingan diri sendiri, mencari pengakuan diri atau popularitas diri.
Karunia Roh Kudus bukan untuk dipamerkan dan menganggap orang
percaya yang lain lebih rendah. Karunia Roh Kudus tidak dapat dipaksakan
sesuai kehendak kita. Misalnya, ingin tiba-tiba bisa bicara Cina atau bahasa
aneh bin asing. Pemberian karunia itu hak istimewa (prerogatif) Roh
Kudus, seperti yang dikehendaki-Nya (ay.12), bukan seperti yang manusia
kehendaki.
Roh Kudus memberikan karunia khusus kepada orang tertentu
dalam rangka menyatakan perbuatan Allah yang besar. Apapun yang
dikaruniakan Roh Kudus kepada umat percaya, muaranya menyatakan
perbuatan Allah yang besar. Tidak selalu karunia supranatural untuk dapat
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 159 -
Pertanyaan Diskusi:
1. Perhatikan kembali ayat 3,7,12; berikan komentar berdasarkan apa
yang Anda alami atau yang sedang kita alami di dunia modern!
(Pemarangai sule tu aya` 3,7,12 ; Parokkoi pangapa situru tu agan
diolai lan te lino sanda
2. Bagaimana orang percaya menceritakan perbuatan Allah yang besar
(melalui kata dan perbuatan), agar terhindar dari menceritakan
perbuatan diri sendiri yang besar?
(Umba lanakua tu tomapatongan unnuleleanni tu penggauran kale-
kalleanNa Puang (ullendui buangan kada sia penggauran), anna
tilendok diomai kaussangaian kale umpogau apa kapua)
~oOo~
Tujuan :
1. Jemaat menyadari bahwa Allah Tritunggal adalah sumber keberadaan kita.
2. Jemaat mempraktekkan kehidupan yang benar dalam menyatakan kasih dan
damai sejahtera.
Pendahuluan
Mazmur 8:1-10 Pemazmur membuka pujiannya dengan
menyatakan kemuliaan Tuhan di seluruh bumi. Pemazmur menyadari
bahwa Tuhan sangat mengindahkan manusia ketika memandang bulan dan
bintang ciptaan Tuhan. Tuhan memahkotai manusia dengan kemuliaan dan
hormat. Tuhan yang memberi manusia kuasa atas ciptaan lainnya, seperti
atas hewan di darat, burung di udara, dan ikan di laut. Pujian sang
pemazmur ditutup dengan pengakuan tegas akan kemuliaan Tuhan di
seluruh bumi.
Kejadian 1:26-31 menceritakan tentang penciptaan manusia di hari
keenam. Ungkapan baiklah Kita menjadikan manusia memberi petunjuk
tentang kemajemukan Allah. Manusia yang diciptakan ini diberi kuasa atas
ciptaan lainnya. Penciptaan manusia menurut gambar dan rupa Allah. Ada
suatu hubungan yang erat dan manusia menggambarkan keberadaan Allah
sendiri. Setelah manusia diciptakan, manusia diberkati dan diberi perintah
beranakcuculah, diberi kuasa atas binatang, dan diberi ketentuan tentang
apa yang dapat menjadi makanan.
2 Korintus 13:11-13: Rasul Paulus menasihati jemaat di Korintus
agar senantiasa bersukacita, sehati sepikir, hidup dalam damai, dan saling
memberi salam persaudaraan dengan cium kudus. Paulus memberkati
jemaat dengan menyebut Tuhan Yesus Kristus, Allah, dan Roh Kudus.
Matius 28:16-20: Para murid Yesus mendapatkan perintah untuk
pergi menjadikan semua bangsa murid Yesus dan membaptis dalam nama
Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Bagian ini menekankan perlunya
memperbanyak (kuantitas) orang yang menjadi murid Yesus. Perintah
selanjutnya, supaya para murid mengajar orang melakukan perintah Yesus.
Bagian ini menekankan kualitas orang yang menjadi murid Yesus. Dalam
menjalankan tugas tersebut (kuantitas dan kualitas) murid Yesus harus
selalu mengetahui bahwa Yesus senantiasa menyertai mereka, sekalipun
tidak secara jasmani lagi, namun melalui Roh Kudus.
Hubungan keempat bacaan adalah bahwa Allah yang menciptakan
manusia adalah Allah yang memiliki kemuliaan di seluruh dunia; Manusia
perlu menjaga gambar atau kemuliaan Allah itu dengan hidup yang
dikehendaki Allah; Allah adalah sumber keberadaan manusia dan ciptaan
lainnya yang dibutuhkan manusia; Keberadaan Allah itu disapa dalam
ketritunggalan baiklah Kita, rumusan berkat rasul Paulus dan baptisan
dalam ketritunggalan Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Allah tritunggal (Bapa,
Yesus, Roh Kudus) adalah sumber segala kasih dan damai sejahtera.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 161 -
orang lain. Pemberian salam bisa dengan jabat tangan, melalui ucapan,
melalui tulisan. Salam dalam pengertian tabik dapat dilakukan tanpa
berjabat tangan, dengan mengucapkan selamat pagi atau selamat siang,
atau selamat malam, atau selamat jalan. Jadi, jangan menganggap orang
yang tidak berjabat tangan (Toraja: masalama lima) sebagai orang yang
tidak memberi salam, padahal orang itu telah mengucapkan selamat pagi,
atau telah melambaikan tangannya. Inti pemberian salam adalah
menyatakan rasa hormat, menyambut, saling menyapa, saling berdamai,
saling menerima. Orang yang bermusuhan kendati berjabat tangan
(secara terpaksa) di suatu tempat, tidak masuk kategori memberi salam.
Kebiasaan rasul Paulus sebagai orang Yahudi dalam memberi salam
disertai cium kudus yang menegaskan keadaan damai, saling menerima,
saling menghormati. Yudas Iskariot juga pernah memberi salam dengan
ciuman kepada Yesus. Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan
berkata: Salam Rabi, lalu mencium Dia (Matius 26:49). Jika kita berjabat
tangan dengan orang lain, atau menyapa selamat, maka kita sedang
menyatakan rasa hormat kita dan kasih persaudaraan kita. Jangan seperti
Yudas Iskariot menjadikan salam dan ciumannya sebagai tanda orang yang
harus ditangkap para pengawal Yahudi.
Ketiga, Penyertaan Allah. Minggu ini, dalam kalender gerejawi
disebut minggu Trinitas, seminggu setelah hari pencurahan Roh Kudus
(Pentakosta). Ajaran atau dogma gereja mengenai Allah Tritunggal telah
dinyatakan dalam kitab Kejadian sejak penciptaan: Bapa yang mencipta,
Yesus sebagai Firman yang mencipta, Roh Allah yang menjadikan dan
menjaga. Dalam Pengakuan Iman Gereja Toraja disebutkan: Allah hanya
satu. Hakikat Allah yang satu-satunya itu ialah kasih, yang telah dinyatakan-
Nya dalam sejarah karya penyelamatan-Nya dalam tiga oknum, yaitu: Allah
Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Allah itu adalah satu-satunya sumber
kehidupan, berkat dan kebaikan. Hanya Dialah yang boleh disembah (Bab
I:1-2 PIGT). Ilustrasi yang digunakan untuk menggambarkan
ketritunggalan Allah dengan segitiga, satu segitiga memiliki tiga sisi. Bukan
lagi segitiga apabila ada sisi yang terlepas. Tiga sisi adalah satu kesatuan
yang disebut segitiga. Tiga sisi dapat dibedakan, tetapi tidak terlepas satu
dari yang lainnya.
Kalimat terakhir surat 2 Korintus ini merupakan pernyataan
trinitas, sekaligus rumusan berkat rasul Paulus kepada jemaat di Korintus,
dan bagi jemaat di segala tempat dan zaman. Terjemahan Alkitab Bahasa
Indonesia Sehari-hari (BIS): Tuhan Yesus Kristus memberkati kalian, Allah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 163 -
mengasihi kalian, dan Roh Allah menyertai kalian semuanya! Hormat kami,
Paulus. Allah sumber kasih dan damai sejahtera itu adalah Yesus Kristus
yang senantiasa memberkati atau memberikan kasih karunia. Yesus
Kristus ini telah menderita, mati, dan bangkit mengalahkan maut, agar kita
manusia yang ditebusnya memperoleh keselamatan dan diberkati dalam
kehidupan ini. Allah Bapa senantiasa mengasihi kita dengan menciptakan
apa yang kita perlukan dan diberi nafas kehidupan. Roh Kudus telah
dicurahkan menjadi sekutu orang percaya yang terus menyertai kita dalam
menjalani kehidupan beriman. Allah tritunggal menyertai kita, sumber
segala kasih dan damai sejahtera dalam kehidupan pribadi, keluarga,
persekutuan, dan kehidupan berbangsa. Berkat Allah, seperti kesehatan,
kepandaian, keberhasilan, harta benda, pekerjaan, dll., bukanlah sumber
kasih dan damai sejahtera kita. Hanya Allah tritunggal yang menjadi
sumber kasih dan damaisejahtera yang benar. (PMT)
~oOo~
Pembimbing:
Allah menghendaki manusia mengenal dan mengalami kasih dan
damai sejahtera yang sejati. Untuk itu, harus ada yang memberitakan dan
menjadi alat bagi Allah. Para murid yang mendapat kesempatan kedua
menjadi alat bagi-Nya (tinggal sebelas orang, Yudas Iskariot yang semula
adalah murid Yesus telah berkhianat dan bunuh diri).
Yesus memberi perintah untuk memberitakan Injil. Injil (Yunani:
euaggelion yang berarti Kabar Baik) harus diberitakan agar manusia
mengalami kasih dan damai sejahtera Allah yang sejati. Ada dua perintah
bagi para murid. Pertama, dari segi kuantitas (penambahan jumlah):
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 164 -
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (ay.19). Perintah
...jadikanlah semua bangsa murid-Ku... merupakan tugas memberitakan
Injil tentang Yesus Kristus. Baptisan menjadi tanda dan meterai dari
anugrah Allah, pengesahan menjadi anggota gereja yang diselamatkan. Ada
kriteria baptisan yang sah, yakni dibaptis dalam Allah tritunggal: Bapa,
Anak, dan Roh Kudus. Tata cara bisa berbeda (percik, selam, mandi, siram,
dll). Tata cara bukan yang menentukan sahnya baptisan, apalagi
menentukan keselamatan. Hanya dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus
(Allah tritunggal) yang menentukan sahnya baptisan dan yang
menyelamatkan.
Kedua, dari segi kualitas (pengajaran): dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman"
(ay.20). Perintah ajarlah (Yun: =didasko) merupakan pemberian
tugas bagi orang percaya untuk mengajarkan iman Kristen kepada orang
yang telah dibaptis dan kepada orang lain. Dalam lingkup gereja Katolik
dan Kristen Protestan arus utama, tugas mengajar secara formal gerejawi
dilakukan pelayanan katekisasi sebelum mereka melakukan konfirmasi
iman atau sidi, suatu pernyataan iman sendiri yang menandakan
kedewasaan iman. Kedewasaan iman ini menghantar seseorang mengakui
Allah Tritunggal sebagai sumber kasih dan damai sejahtera yang kekal.
(PMT)
Pertanyaan Diskusi:
1. Apakah orang Kristen (gereja) masih setia memberitakan Injil melalui
segala potensi seperti yang dimiliki para murid, atau justru kita makin
sibuk dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan tanggung jawab
Gereja?
(Makaritutu siaparaka tu Kombongan to sarani (Gereja) totemo
umpapeissanan Kareba Kaparannuan, batu iamoraka mandu losong
dipogau tu tangsiumpu passanan tengkona gereja?)
Pemahaman Teks
Mazmur 100, Menggambarkan ajakan pemazmur untuk datang
kepada Allah dengan sorak-sorai, karena kita sebagai milik kepunyaan-Nya
senantiasa bersyukur karena kasih setia-Nya untuk selama-lamanya.
Keluaran 19:1-8 menguraikan tentang perjalanan bangsa Israel
dari Mesir ke tanah perjanjian dan telah sampai ke gurun Sinai beristirahat.
Lalu Musa sang pemimpin mereka menghadap Tuhan di gunung Sinai
dimana Tuhan mengingatkan bagaimana Tuhan sudah menuntun mereka
dari tanah Mesir. Karena itu, Tuhan mengajak seluruh umat bahwa jika
kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada
perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku dan Kamu
akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus (5,6).
Roma 5:1-14, Paulus sedang dalam perjalanan misinya yang ketiga
ketika ia menulis surat kepada jemaat di Roma. Dalam surat ini ia
menjawab tuduhan palsu tentang dirinya (3:8;6:1) dan menjelaskan
mengapa ia tidak mengunjungi Roma lebih cepat. Roma adalah salah satu
dari tiga kitab yang menjelaskan Habakuk 2:4, Orang benar akan hidup
oleh iman (Rm.1:17; Gal.3:11; Ibr.10:38). Tema pokoknya adalah orang
benar, apa arti dibenarkan (dinyatakan benar oleh Tuhan) dan menjalani
kehidupan yang benar. Kata kebenaran dalam berbagai bentuk muncul
lebih dari empat puluh kali. Dalam surat-surat Paulus, kita sering
menemukan beberapa istilah yang dibentuk dari akar kata benar antara
lain dibenarkan (Rm.2:13,3:24) dan kebenaran (Rm.4:20-22). Dalam Roma
3:28, Paulus menegaskan bahwa manusia dibenarkan karena iman,
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 166 -
Aplikasi:
a. Hukum serta aturan-aturan penting. Tetapi, itu tidak cukup untuk
menyelamatkan kita dari ketidakberdayaan karena kuasa dosa. Tetapi
karena iman dan kasih karunia semata-mata dari Allah kita
dibenarkan. Hanya oleh anugerah (Sola Gratia) Allah kita
diselamatkan oleh kematian dan kebangkitan Kristus.
b. Kehidupan orang yang telah menerima pembenaran dalam Yesus
Kristus. Bahwa setiap orang yang dibenarkan karena iman dapat
menikmati hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena
Tuhan kita Yesus Kristus melalui kemenangan dan kebangkitan-Nya
sebagai jalan masuk untuk memperoleh kasih karunia-Nya (bnd. PGT
Bab IV butir 6b). Didalam kasih karunia itulah kita bermegah dalam
pengharapan oleh kemuliaanNya (ay.1-2). Juga ketika kita bermegah
dalam kesengsaraan, justru menimbulkan ketekunan, tahan uji dan
pengharapan yang tidak mengecewakan (ay 35).
c. Tanggungjawab setiap orang yang telah dibenarkan dalam Yesus
Kristus dipanggil, diperlengkapi dan di utus sama seperti murid-murid
yang di panggil diberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat,
menyembuhkan segala penyakit Mat.10:1 dan diutus oleh Yesus
kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel serta
memberitakan bahwa kerajaan Allah sudah dekat (Mat.10:6-7)
Aplikasi:Di dalam iman, sebagai hubungan yang akrab antara kita
dengan Allah, kita mengaminkan pembenaran kita dalam Yesus Kristus dan
kita mempercayakan seluruh hidup kita dalam tangan kasih Allah sebagai
ibadah kita yang sejati (PGT BabV butir 4). Kita yang juga telah menerima
pembenaran itu dalam Yesus Kristus juga dipanggil, diberi kuasa,
diperlengkapi dan diutus kedalam dunia untuk mencari domba-domba
serta memberitakan bahwa sesungguhnya kerajaan Allah sudah dekat.
Serta bagaimana kita untuk selalu menikmati hasil pembenaran itu dalam
hidup kita dengan senantiasa datang kepada Allah pemilik hidup kita
dengan sorak-sorai (Maz.100), menjalin hubungan yang baik dengan
sesama kita dan selalu bersyukur kepada Dia yang telah mengaruniakan
pembenaran itu dalam Yesus Kristus Tuhan Sang Juru slamat kita.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 168 -
Pembimbing:
Kitab Injil Matius ditulis oleh Matius, seorang rasul, bekas
pemungut cukai yang disebut juga Lewi (Mat.9:9;10:3). Adapun tujuan Injil
Matius ini ialah untuk meyakinkan dengan sistematis dan penuh hormat
bahwa Yesuslah Mesias yang sudah dijanjikan oleh Allah dalam perjanjian
Lama. Di dalam Dia, kerajaan Allah telah datang, dan nanti akan
berkembang sampai kepada kesudahan Alam. Barang siapa menerima Dia,
ia menjadi anak Kerajaan Sorga, terang dunia, yang kebenarannya melebihi
kebenaran yang sudah ada.
Perikop ini menguraikan perjalanan Yesus melanjutkan pelayanan,
mengajar di dalam rumah-rumah ibadah dan memberitakan Injil kerjaan
Sorga (ay.35), peduli terhadap mereka yang lelah dan terlantar seperti
domba tidak bergembala (ay.36). Yesus memanggil dan mengutus
keduabelas murid-Nya dimana para ahli PB sependapat bahwa jumlah
duabelas murid mempunyai hubungan dengan duabelas suku Israel.
Dengan mengumpulkan duabelas murid, Yesus ingin menerangkan bahwa
Ia adalah Mesias untuk seluruh Israel. Yesus memberi kuasa kepada
mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib seperti
mengusir roh-roh jahat menyembuhkan segala penyakit sama seperti yang
Yesus sendiri lakukan (10:1). Murid-murid yang dipanggil, diutus kepada
domba-domba yang hilang dan memberitakan bahwa sesungguhnya
kerajaan Allah sudah dekat (10:5-7). Murid-murid diberikan pesan untuk
tidak membawa barang atau bekal seperti emas atau perak atau tembaga
dengan sebuah prinsip bahwa seorang pekerja patut mendapat upah dan
akan mendapat tumpangan.
~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-26 25 Juni 2017
BERANI BERSAKSI
(Batta Mendadi Sabi)
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa hanya dengan kuasa Allah dalam Kristus kita
dimampukan untuk menyatakan kebenaran.
2. Jemaat berani bersaksi tentang kebenaran kendati harus memikul salib.
Pemahaman Teks
Yeremia 20:7-13, Nabi Yeremia mengungkapkan penderitaan
batin yang dialaminya akibat jabatan yang diembannya. Ia merasakan
sungguh sulit menjadi nabi yang menyampaikan nubuat malapetaka
kepada bangsanya sendiri. Firman yang disampaikan seringkali menusuk
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 170 -
~oOo~
BERANI BERSAKSI
(Batta Mendadi Sabi)
Yeremia 20:7-13
Pembimbing
Yeremia adalah nabi yang dipilih dan diutus oleh Tuhan.
Pemanggilan Yeremia oleh Tuhan menjadi seorang nabi, telah terjadi
sebelum ia dibetuk dalam rahim ibunya (Yer.1:5). Tuhan memang benar-
benar sudah mempersiapkan Yeremia menjadi seorang Nabi. Namun
demikian, bukan berarti Yeremia hidup tanpa tantangan dan kendala yang
dihadapinya sebagai seorang nabi. Hal ini kita dapat lihat dalam perikop
kita ini, seakan-akan Yeremia hendak menggugat Allah mengapa dia harus
dipanggil menjadi seorang nabi karena kesusahan dan tekanan yang
dialaminya. Sampai dia menyatakan mengapa dia tidak dibunuh saja ketika
masih dalam kandungan dan menyesalkan dia terlahir dari kandungan
ibunya (ay. 17-18).
Yeremia menyampaikan pergumulan yang dihadapinya sebagai
Hamba Tuhan. Yeremia ketika menyampaikan Firman Tuhan sering
menusuk hati para pendengarnya. Yeremia tidak mau dibelenggu oleh
status para pendengarnya. Akibatnya, Yeremia menjadi tertawan, olok-
olokan, dipandang rendah dan diintai-intai untuk menjatuhkan dirinya.
Inilah keluh kesah Yeremia yang disampaikan kepada Tuhan. Yeremia
adalah nabi Allah yang diutus ke tengah bangsa Israel untuk menyuarakan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 174 -
Firman Allah. Jabatannya sebagai nabi Allah memiliki tanggung jawab yang
besar. Kita diingatkan bahwa jabatan itu adalah amanah dari Tuhan.
Amanah yang harus kita lakukan dan pertanggungjawabkan. Yeremia,
sebagai nabi, mengecam penyembahan berhala, percabulan, ketidaksetiaan
Israel terhadap Allah. Dia menyuarakan pertobatan, sebab jika tidak,
mereka akan di hukum Allah. Penghukuman itu adalah pembuangan ke
Babelonia. Adalah niat yang baik, jika Yeremia mengajak umat untuk
bertobat. Namun respons yang timbul justru hinaan dan cemoohan bagi
Yeremia. Inilah konsekuensi yang harus dipikul oleh hamba Tuhan.
Yeremia merasakan hidup dalam situasi yang sulit: ketika ia mau
meninggalkan pelayanannya, hatinya menolak dan menderita. Bahkan
ketika setia melayani pun, ia terus berhadapan dengan tekanan dan
penderitaan dalam hidupnya. Panggilannya sebagai nabi adalah dari Allah.
Dan Yeremia sangat percaya bahwa ia ditopang oleh Allah, Tuhan
menyertainya seperti pahlawan yang gagah. Di dalam kelemahan dan
kesusahannya melayani, dia tetap di topang dan dijaga oleh kuasa
kebesaran Tuhan yang tetap memberikan kekuatan padanya.
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa kita dipanggil dam diutus untuk menyatakan
kebenaran Allah.
2. Jemaat wargan jemaat senantiasa hidup dalam kebenaran Allah.
Pendahuluan
Dalam surat-surat Paulus, kita menemukan beberapa istilah yang
dibentuk dari akar kata benar, antara lain dibenarkan (Rm. 2:13, 3:24)
dan kebenaran (Rm.4:2-22). Dalam Roma 3:28 misalnya, Paulus
menegaskan bahwa manusia dibenarkan karena iman, bukan karena
melakukan hukum Taurat. Dalam Roma 4:20-22, kita membaca bahwa
Abraham percaya kepada janji Allah, sehingga kepercayaannya
diperhitungakan sebagai kebenaran.
Kata kebenaran dalam bahasa Indonesia dimengerti sebagai
keadaan yang cocok dengan hal sesungguhnya, sesuatu yang benar-benar
ada, ataupun kejujuran. Karya Kristus merupakan dasar baru yang
menentukan benar atau tidak benarnya manusia di hadapan Allah.
Seperti yang berulang kali dinyatakan oleh Paulus, kebenaran dalam
hubungan dengan Allah merupakan pemberian cuma-cuma yang
berdasarkan iman (Rm. 3:22, 24, 28, 5:1, 9:30). Bagaikan di hadapan hakim
yang memutuskan, oleh iman kepada Kristus, orang berdosa yang mestinya
dijatuhi hukuman, kini telah dibenarkan, yakni dinyatakan benar (atau
vonis tidak bersalah) di hadapan Allah.
Pemahaman Teks
Kitab Roma 6:15-23 merupakan tulisan dari Rasul Paulus kepada
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 176 -
Aplikasi
Untuk jemaat di Roma, Paulus mengingatkan agar jemaat tidak lagi
menjadi hamba dosa, tetapi menyerahkan kehidupannya kepada Tuhan.
Disini Paulus memberikan perumpamaan tentang begaimana seseorang
menjadi hamba. Bagaimana sikap dari seorang hamba yang harus menaati
dan menyerahkan kehidupannya kepada tuannya. Sebagai orang yang
percaya kepada Tuhan harus hidup dalam kebenaran Allah.
Manusia cenderung memandang kebebasan sebagai sesuatu hal
yang wajar dan ia tidak menerima kuasa apapun atas dirinya. Pandangan
ini agaknya merupakan suatu injil yang sudah di-manusiawi-kan yang
sudah dirombak sesuai dengan alam sekularisasi (Perubahan). Demikian
amanat Roma 6:15-23 ini bahwa manusia tidak berada di bawah kuasa
dosa dan hukum Taurat hanya jika kita kembali menjadi patuh kepada
Allah kita yang memang berhak atas kepatuhan kita. Oleh karena itu
melalui tulisannya in i, mengingatkan jemaat saat ini untuk tidak menjadi
hamba dosa karena upah dosa ialah kematian, namun harus terus
mengupayakan untuk melakukan perintah Tuhan agar kita layak menerima
kehidupan yang kekal.
~oOo~
Pembimbing
Nabi dan nubuat palsu benar-benar ada. Para nabi palsu mengklaim
mewartakan firman yang berasal dari Allah. Berita mereka menarik
perhatian karena memberi harapan dan damai sejahtera. Hananya
mengklaim mendapat firman Tuhan yang isinya bertentangan dengan
nubuat Yeremia. Nubuat Hananya yang mengatasnamakan firman Tuhan
adalah bahwa kuk Babel akan patah dalam waktu dua tahun (2-4). Kalau
benar Tuhan sumber berita tersebut Yeremia akan bergirang karena ia
mengasihi dan peduli kepada umat Yehuda. Namun, nubuat Hananya
adalah nubuat palsu.
Pesan yang berbeda tidak mungkin sama berasal dari Allah.
Pertama, nubuat Hananya bertentangan dengan firman yang langsung
diterima Yeremia dan yang sedang digenapi. Hananya adalah pendusta
yang mengucapkan perkataan yang tidak Allah perintahkan (Ul.18:20).
Kedua, Hukum Taurat dengan jelas menjanjikan berkat atau kutuk
berdasarkan ketaatan umat Tuhan. Umat Yehuda jelas-jelas membangkang
pada firman-Nya, maka nubuat penghukuman adalah sesuai dengan
kebenaran Firman Tuhan. Ketiga, semua nabi Tuhan sejati sebelum masa
Yeremia menubuatkan kebenaran firman Tuhan yang sama dengan nubuat
Yeremia (Yer.28:8). Sejarah umat Allah Perjanjian Lama dan Gereja pada
masa perjanjian Baru menyaksikan bahwa Allah tiadak membiarkan dosa
merusak kemurnian umat Tuhan. Tetapi mengenai seorang nabi yang
bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka
barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh TUHAN (ay.9).
Jangan bingung dengan klaim nubuat yang spektakuler bahkan dari
hamba Tuhan terkenal sekalipun. Ujilah setiap nubuat dalam terang firman
Tuhan, berpegang pada firman Tuhan, belajar dari sejarah gereja dan
memiliki hati yang dengar-dengaran, karena Roh Kudus akan meluputkan
kita dari tipu muslihat iblis.
Pertanyaan diskusi
Memperhatikan konflik Yeremia dengan nabi-nabi palsu (Hananya)
yang pada akhirnya Yeremia berhasil membuktikan kepalsuan nubuatan
mereka, beberapa hal yang perlu didiskusikan
1. Bagaimana kiat-kiat Yeremia dalam menghadapi pengajar sesat
dan ajarannya?
(Umba susi papanata pakamayan napatengka Yeremia untingayoi
tu pangadaran mapapusa?)
2. Bagaimana saudara menerapkan kiat-kiat Yeremia agar jemaat
Tuhan tidak disesatkan karena zaman sekarang ini banyak guru
palsu dengan ajaran sesatnya?
(Umba dikua umpatengkai tu papanata pakamayanna Yeremia
dikua da anna pusa tu kombongan, belanna lan attu totemo buda tu
guru mapapusa umpangadaran pangadaran mapapusa.
~oOo~
DATANGLAH KEPADA-KU
(Rampokomi lako Kale-Ku)
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa kedatangan Raja Damai untuk membebaskan dari dosa.
2. Jemaat selalu bersukacita hidup dalam Yesus Kristus.
Pemahaman teks:
Zakaria 9:9-10 berisi nubuat tentang kedatangan Mesias di Sion.
Zakharia mengajak putri Sion bersiap menyambut kedatangan Mesias (Raja
Damai). Sifat dan karakter Raja Mesias adalah: adil, (bdk. Yes.11:3-5) lemah
lembut, rendah hati (sifat hamba) dan mengendarai seekor keledai muda
(bdk.Mat.21:5, Yoh.12:15). Mengendarai keledai adalah kebiasaan bagi
para pejabat (bdk. Kej.49:11; Hak. 5:10; 1 Raj. 1:33). Raja Mesias itu akan
bertindak menyelamatkan dengan menghentikan semua alat peperangan
seperti: kereta, kuda, panah dan melakukan rekonsiliasi Israel Utara dan
Selatan, yang berkembang kepada bangsa-bangsa lain di dunia. Dia akan
memerintah dan menghakimi dengan keadilan. (bdk. Yes. 9 dan 11).
Roma 7:13-26 dapat dibagi atas dua bagian, yaitu: ayat 14-20 dan
21-26. Dalam Ayat 14-20 disini rasul Paulus menolak anggapan bahwa
hukum Taurat itu menyebabkan kematian manusia. Ia menyatakan bahwa
hukum Taurat itu baik. Dalam ayat 21-26 Rasul Paulus membuka isi
hatinya; dan menceritakan pengalaman yang sangat dalam dan menjadi
pergumulan berat baginya. Ia tahu apa yang baik dan ingin melakukannya;
tetapi ia tidak melakukannya. Ia tahu apa yang jahat dan ia tidak ingin
lakukan namun justru itu yang ia kerjakan. Ia mengaku sebagai orang
dengan dua pribadi dalam satu tubuh. Ia dihantui oleh perasaan frustrasi,
kemampuannya untuk melihat apa yang baik tetapi gagal melakukannya;
Paulus membeberkan adanya kenyataan rangkap yakni dua ego, dua
hukum, dua jeritan dan dua pelayanan.
Matius 11:16-19 menggambarkan penolakan orang Yahudi
terhadap Yohanes Pembaptis dan Yesus didasarkan pada kenyataan bahwa
perilaku hidup maupun ajaran yang disampaikan oleh keduanya bertolak
belakang dengan apa yang diinginkan oleh orang Yahudi dan ketentuan
adat serta hukum agama Yahudi. Yohanes dikritik karena tidak makan roti
dan minum anggur, sebagai makanan dan minuman yang umum. Yohanes
dianggap orang aneh kerasukan setan. Sementara Yesus dianggap teman
pemungut cukai dan orang berdosa, karena Yesus makan dan minum
bersama dengan pemungut cukai dan orang berodsa. Matius 11:2530,
Yesus mengaku bahwa semua hal menyangkut penyataan Allah sudah
dianugerahkan kepada-Nya. Dia juga menjelaskan hubungan-Nya dengan
Bapa-Nya. Semua rahasia Injil dan Kerajaan Allah sudah diserahkan
kepada-Nya. Ada banyak orang merasa tertekan, letih dan lesu dengan
beban dosa, ketentuan-ketentuan Hukum Taurat, ditambah ketentuan lain
yang dibebankan oleh orang Farisi. Ada banyak hal yang membuat manusia
menjadi letih, lesu dan berbeban berat seperti: ekonomi, budaya, adat-
istiadat dan berbagai peraturan, termasuk peraturan dalam bidang agama,
termasuk agama Kristen. Perasaan letih, lesu dan frustrasi membebani
mereka yang tidak dapat memenuhi kewajiban hukum Taurat, adat, budaya
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 182 -
demikian melalui Dia manusia memperoleh kelepasan dari kuasa dosa. Dia
mengundang semua orang yang merasa letih, lelah, lesu dan menanggung
beban berat baik oleh masalah kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
karena merasa tidak dapat menyelesaikan semua tugasnya. Datanglah
kepada Yesus, membuka diri dan hidup, bersedia dibarui oleh Yesus,
mengikuti teladan dan perintah-Nya (Yoh.13:34, Mat.28:20). Memenuhi
undangan Yesus berarti bersedia mengalami pembaruan dan menerima
tugas dan tanggungjawab yang baru. Menjadi murid Yesus tidak dapat
dilepaskan dari kewajiban-kewajiban yang baru. Tetapi kewajiaban itu
memberikan kelegaan, sukacita. Undangan Yesus memberikan kelegaan
dan membebaskan kita dari sumber segala penderitaan, yakni dosa, patut
disambut dengan penuh sukacita, pujian dan dengan sorak-sorai. Pujian
dan sambutan itu akan nampak dalam kehidupan sehari-hari. Sekalipun
Yesus menjanjikan kelepasan, kelegaan tetapi tidak semua orang mau
memenuhi undangan itu, tidak semua mau belajar pada Yesus, tidak mau
menerima pembaruan dan perubahan, tidak bersedia memikul kuk atau
kewajiban yang baru. Hanya Yesus yang dapat memberikan kelegaan,
karena itu datanglah kepada-Nya. Amin.
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 10-14 Juli 2017
DATANGLAH KEPADA-KU
(Rampokomi Lako Kale-Ku)
Roma 7 :13-26
Pemahaman teks:
Perikop ini dapat dibagi atas dua bagian, yaitu: ayat 14-20 dan 21-
26. Dalam Ayat 14-20 Rasul Paulus menolak anggapan bahwa hukum
Taurat itu menyebabkan kematian manusia. Ia menyatakan bahwa hukum
Taurat itu baik. Dalam ayat 21-26 Rasul Paulus membuka isi hatinya; dan
menceritakan pengalaman yang menjadi pergumulan berat baginya. Ia tahu
apa yang baik dan ingin melakukannya; tetapi ia tidak melakukannya. Ia
tahu apa yang jahat dan ia tidak ingin lakukan; namun justru itu yang ia
kerjakan. Ia mengaku sebagai orang dengan dua kepribadian, seperti dua
orang dalam satu tubuh, menuju dua arah yang berbeda. Kondisi ini
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 184 -
membuat Paulus merasa letih, lesu dan frustrasi. Dia tahu apa yang baik
tetapi gagal untuk melakukannya; dia mengenal yang jahat tetapi dia tidak
mampu menahan diri untuk melakukan hal yang jahat itu. Paulus
membeberkan adanya kenyataan rangkap dalam cara yang berbeda, yakni:
Dua ego (aku) (ay.21): aku yang ingin berbuat baik dan aku yang berkeras
diikuti kemauannya; Dua hukum (ay.22-23): ada hukum Allah dan
hukum dosa. Dua jeritan (ay.24-25a): yang satu adalah jeritan pertanyaan
dan yang lain adalah jeritan syukur, Dua pelayanan (26): melayani hukum
Allah dan hukum dosa. Rasul Paulus menyatakan bahwa dosa yang tinggal
dalam dirinya menempatkan dia dalam pergumulan rangkap. Jika aku
melakukan apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang
melakukannya, tetapi dosa yang tinggal di dalam aku (Rm 7:17,20).
Pertanyaan diskusi:
1. Rasul Paulus mengakui bahwa hukum Taurat itu baik. Menurut
bapk/ibu dalam hal apakah rasul Paulus menyatakan bahwa Hukumn
Taurat itu baik.
(Nakatottongi Rasulu Paulus kumua ia tu sukaran aluk minang melo.
Apara nanai ussangai Rasulu Paulus kumua ia tu sukaran aluk melo)
2. Percakapkanlah apakah fungsi hukum Taurat itu dalam kehidupan kita.
(Ta sipakadai, apara patunna tu sukaran aluk lan katuoanta)
~oOo~
Tujuan:
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 185 -
supaya tuntutan Hukum Taurat digenapi dalam kita yang tidak hidup
menurut daging, tapi menurut Roh (Ay.4). Kita yang hidup menurut Roh
memikirkan hal-hal yang menurut Roh, sebab keinginan Roh adalah hidup
dan damai sejahtera, bukan sebaliknya, keinginan daging adalah
perseteruan dengan Allah. Hidup yang dipimpin Roh akan menghasilkan
buah kebenaran. Jika Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari antara
orang mati diam di dalam kita maka Dia jugalah yang akan menghidupkan
tubuh kita yang fana oleh Roh-Nya yang diam di dalam kita (Ay.11).
Matius 13:1-9,18-23. Yesus mengajarkan tentang Kerajaan Sorga.
Dia memberi perumpamaan tentang seorang Penabur. Kategori orang yang
mendengar firman, di kelompokkan dalam 4 cara menerima firman, yaitu:
Orang yang mendengar Firman tentang Kerajaan Sorga tetapi tidak
mengerti, lalu si jahat merampas dari hati orang tersebut (benih yang jatuh
di pinggir jalan). Orang yang mendengar Firman lalu menerimanya dengan
gembira. Tetapi tidak bertahan lama karena tidak tahan menghadapi
penindasan dan penganiayaan karena firman itu, lalu murtad (benih yang
jatuh di tanah yang berbatu-batu). Orang menerima Firman tetapi dikuasai
oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan meghimpit Firman itu
sehinga tidak menghasilkan buah. (benih yang jatuh di semak duri). Orang
yang mendengar firman itu dan mengerti lalu menghasilkan buah. Ada
yang seratus kali lipat, enam puluh kali lipat dan tiga puluh kali lipat
(benih yang ditabur di tanah yang baik).Tuhan menaburkan firmannya di
hati manusia dan menantikan buahnya.
Pokok-pokok yang dapat di kembangkan.
Pertama, Rancangan Tuhan pasti berhasil. Tuhan merancangkan
penyelamatan bagi umat-Nya. Setelah menjalani penghukuman di Babel
karena dosa mereka, Tuhan merancang penyelamatan untuk memulangkan
mereka. Apa yang dirancang Tuhan itu pasti berhasil. Firman yang keluar
dari mulut-Nya tidak akan kembali. Ia menggambarkannya seperti hujan
dan salju turun dari langit dan tidak akan kembali. Sebaliknya ia mengairi
bumi membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh tumbuhan, memberi
benih kepada penabur dan roti kepada yang mau makan. Akhirnya pada
tahun 538 SM, Raja Koresy membebaskan mereka. Mereka mengalami
pemulihan secara utuh baik jasmani maupun rohani. Mereka akan kembali
membangun kota-kota mereka, dan mendirikan kembali bait Allah yang
telah menjadi puing-puing. Pemulihan itulah yang akan menimbulkan
sukacita dan sorak-sorai diantara mereka. Sukacita itu digambarkan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 187 -
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 17-22 Juli 2017
Pengantar:
Yesus mengajarkan tentang kerajaan sorga. Ia mengajarkannya
dalam perumpamaan tentang seorang penabur. Perumpamaan itu sendiri
dalam bahasa Yunani parabole, yang berarti menyejajarkan hal untuk di
perbandingkan. Biasanya perumpamaan merupakan cerita-cerita pendek
yang dikisahkan dalam rangka pengajaran. Perumpamaan juga dapat
berupa kalimat-kalimat pendek yang membandingkan suatu hal yang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 188 -
dasar hidup lalu menghasilkan buah. Ada yang seratus kali lipat, ada
yang enam puluh kali lipat dan ada pula yang tiga puluh kali lipat.
Pertanyaan diskusi:
1. Baca sekali lagi ayat 18-23. Ayat manakah yang cukup berkesan
bagi saudara.
(Basai tu aya 18-23, umbanna tu aya mandu umpatilao penanta)
2. Kemukakanlah pengalaman masing-masing. Bagaimana sikap kita
mendengar setiap pemberitaan firman Tuhan (khotbah).
(Ta pada umpokadai umba dikua umperangi tu kadanna Puang
Matua ke marrassni dilesang)
~oOo~
Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa pekerjaan Allah selalu mendapat tantangan.
2. Jemaat oleh tuntunan Roh Kudus selalu hidup dalam pengharapan.
Pemahaman teks
Roma 8:12-25 Dimerdekaan (12-17). Rasul Paulus mau mengatakan
bahwa oleh Roh yang memberi hidup, kita telah dibebaskan dari hukum
dosa dan hukum maut. Kita memasuki keluarga Tuhan dengan kelahiran
baru, bukan pengangkatan sebagai anak (Yoh.3). tetapi pengangkatan
sebagai anak menempatkan kita sebagai orang dewasa di dalam keluarga-
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 190 -
Nya. Dia memperlakukan kita sebagai anak dewasa, bukan sebagai anak
kecil. Kita yang lahir baru adalah teknon (Yunani) artinya anak.
Maksudnya bukan biologis tapi kita lahir dari atas, atau anak yang di
angkat secara sah untuk menggambarkan setiap orang percaya, yang di
pimpin oleh Roh Allah; mereka adalah anak-anak Allah (ay.14). Karena itu,
kita tidak perlu takut. Roh itu membuat kita mengalami hubungan yang
sangat akrab dengan Tuhan. Kita dapat menyapa Dia ya Abba, ya Bapa
(ay.15) Roh itu bersaksi bersama roh kita atau dengan kata lain bahwa Roh
itu meneguhkan bahwa kita adalah anak Allah (ay.16). Dengan itu kita
dapat mengambil langkah-langkah dalam hidup dan menggunakan warisan
kita saat ini sebagai pewaris dari janji janji Allah. Kita telah dimerdekakan
tetapi kita tetap berhutang kepada Tuhan (ay.12). Artinya kita wajib hidup
menurut Roh.
Pengharapan (ay.18-25). Roh yang diam di dalam orang percaya itu
(ay.11) membantu menjadikan orang percaya sanggup bertahan di tengah
tengah penderitaan. Dengan berdoa bersama sedemikan rupa (ay.26)
hingga doa mereka sampai ke hadirat Tuhan. Dengan demikian Paulus mau
menjelaskan bahwa sesuai dengan tradisi eskatologi Yahudi, bahwa
penderitaan itu tidak hanya menimpa manusia saja, tetapi juga seluruh
makhluk (ay.20). Manusia dan alam sama-sama adalah ciptaan Tuhan, dan
kalau manusia dikuasai oleh dosa dan maut, maka alam pun turut
menderita. Sebaliknya alampun turut menikmati kemuliaan yang akan
diterima oleh anak-anak Allah (ay.21). Kita tidak putus asa oleh
penderitaan yang kita alami atau yang kita lihat di dunia karena kita
memiliki pengharapan. Ketika Yesus datang kembali, kita akan masuk
dalam kemerdekaan yang penuh kemuliaan. (bdk.PGT.BAB VIII). Roh
Kudus adalah permulaan tuaian dan yang meyakinkan kita bahwa yang
terbaik masih menanti di depan. Perlu dinantikan dengan tekun (ay.25).
Itulah pengharapan kita sebagai anak-anak Allah.
Yesaya 14:6-8, menggambarkan Yesaya menyatakan bahwa hanya
Tuhanlah Allah, tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Dia. Allah tetap
menyayangi umat-Nya setelah menghukumnya melalui bangsa bangsa lain,
termasuk Babel. Yesaya mau menyatakan kemutlakan dan otoritas Allah.
Dan ejekan terhadap kejatuhan raja Babel (4). Di balik tatanan Babel yang
jahat itu ada Lucifer musuh Tuhan (ay.12-15). Ketika Tuhan mengejek raja
Babel, Dia juga berbicara kepada iblis yang mendorong dan menggerakkan
raja tersebut. Dengan jatuhnya Babel, maka segenap manusia bergembira
dan bersorak-sorai. Sukacita itu dilukiskan dengan pohon-pohon sanobar
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 191 -
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 24-29 Juli 2017
Pengantar:
Yesaya pasal 14 adalah bagian dari penghukuman terhadap bangsa-
bangsa (13-23) Israel mengalami penindasan di pembuangan Babel.
Nebukadnezar, raja Babel pertama kali menyerbu Yehuda pada tahun 598
SM. Ia menawan raja Yoyakhin dan sejumlah pemuka Yehuda di Babel.
Barulah tahun 539 mereka pulang ke kampung halaman. Pada zaman itu,
dipahami bahwa peperangan suatu bangsa adalah peperangan Allah.
Kekalahan suatu bangsa adalah kekalahan Allahnya.
Disini Yesaya mau mengatakan bahwa hanya Tuhanlah Allah. Dan
tidak ada yang dapat di sejajarkan dengan Dia. Disini dikemukakan
kedaulatan dari Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang hidup. Sementara
itu raja-raja bangsa-bangsa satu persatu mengalami kekalahan. Pada
gilirannya raja Babel, mengalami kejatuhan. Dan kini Yesaya mau
menyatakan ejekan terhadap kejatuhan Babel dalam bentuk puisi.
(sebaiknya pelayan memberi kesempatan kepada peserta ibadah membaca
puisi itu satu ayat satu orang. Mulai dari ayat 4b-21).
Di balik tatanan Babel yang jahat itu, ada Lucifer musuh Tuhan (12-
15). Ketika Tuhan mengejek Babel, maka sesungguhnya Dia juga berbicara
kepada iblis yang mendorong dan menggerakkan raja tersebut. Kejatuhan
Babel dapat juga disebut kejatuhan penguasa dunia (iblis). Dengan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 193 -
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Tuhan berkarya untuk memberikan yang terbaik.
2. Jemaat hidup dari pemberian Allah dan menjadi berkat bagi dunia sekitarnya
Pemahaman Teks
1. Kitab 1 Raja-Raja tidak menyebutkan nama penulisnya. Tradisi
menyatakan bahwa kitab ini ditulis oleh nabi Yeremia. Kemungkinan
besar kitab ini dituliskan dalam kurun waktu antara tahun 560- 540
SM. Kitab ini merupakan kelanjutan dari kitab 1 dan 2 Samuel. Diawali
dengan kisah kenaikan Salomo menjadi raja setelah kematian Daud
dan diakhiri dengan kisah nabi Elia. Salomo adalah anak Raja Daud
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 194 -
dirinya sendiri. Salomo tidak meminta panjang umur dan kekayaan untuk
dirinya ataupun nyawa musuh-musuhnya. Dia hanya meminta hikmat agar
dia tahu bagaimana menghakimi dengan baik. Dia meminta hikmat demi
manfaat umat Allah karena dia mau memerintah Isarel dengan keadilan
dan kebenaran agar umat Allah diberkati. Doa seperti ini dapat
diungkapkan Salomo bukan semata-mata karena kemampuannya sendiri
tetapi karena Roh Allah dibiarkan menguasai dirinya dan menolongnya
dalam menyampaikannya doanya seperti yang dikatakan dalam Roma 8:26.
Dan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia (ay.28).
Bagaimana Anda berdoa setiap hari? Apa yang kita minta dari
Allah? Ada beberapa orang Kristen yang suka meminta orang lain
mendoakan mereka. Pokok doa mereka, umumnya agar kebutuhan diri
mereka sendiri, misalnya untuk lulus ujian, berhasil dalam karir,
memberkati keluarga mereka dan juga tubuh yang sehat. Jika doa kita
selalu untuk kebutuhan diri sendiri kemungkinan spiritual kita tidak akan
bertambah baik tetapi dengan mendoakan orang lain maka kita akan
bertumbuh dalam iman yang benar. Di mata Allah permintaan Salomo
adalah baik. Karena itu Allahpun memberikan yang terbaik, tidak hanya
memberikan hikmat pada Salomo yang tak tertandingi di dalam dunia ini,
Dia juga mengaruniakan pada Salomo kekayaan, kemuliaan dan umur
panjang. Inilah yang dimaksudkan dalam Matius 6:33 carilah dahulu
kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan
kepadamu Kemurahan Allah jauh melebihi pengharapan dan pemintaan
kita. Allah sangat senang untuk memberkati kita. Tetapi berkat dan janji
Allah bersyarat. Salomo dengan jelas mengetahui pokok ini. Karena itu, di
ayat 6 dia berkata, "Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar
kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapanMu dengan
setia, benar dan jujur terhadap Engkau". Salomo tahu bahwa Allah
memberkati Daud karena Daud telah berjalan di hadapan Allah dengan
setia, benar dan jujur seumur hidupnya. Karena itu, Salomo pun ingin
berlaku setia dan jujur di hadapan Allah. Dizaman ini, kita ingin selalu
mendapat berkat dari Allah. Pokok doa kita adalah selalu ingin mendapat
berkat: Kesembuhan, keberhasilan, kekuatan, kekayaan dll, tetapi perlu
diingat apakah kita telah hidup setia, benar dan jujur di hadapan Tuhan?
Apakah kita hidup dan telah menjadi berkat bagi orang lain? Sama seperti
salomo yang meminta hikmat untuk berbagi berkat bagi umat yang
dipimpinnya?
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 197 -
Pembimbing
Dalam bacaan kita saat ini Rasul Paulus berbicara tentang
pentingnya doa dalam kehidupan orang percaya. Melalui doa kita tetap
menyatakan ketergantungan kepada-Nya. Perjalanan dan pergumulan
hidup membuat kita perlu memohon pertolongan, kekuatan dan petunjuk
untuk tempuh jalan yang sesuai dengan rencana Allah. Doa tidak harus
sempurna diucapkan karena kelemahan-kelemahan kita. Roh Kudus akan
menolong kita berdoa menyampaikan keluh kesah yang kita alami (26-27)
Kitapun yakin bahwa sepanjang kita menyerahkan hidup kepada-
Nya dan mengasihi-Nya, maka Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatang kebaikan dalam hidup kita. Kita yakin kita adalah orang yang
dipilih dan dipanggil. Pemilihan dan panggilan selalu terjadi dalam
hubungan Bapa dengan anak-anak-Nya. Bapa akan memberikan yang
terbaik untuk kita anak-anak-Nya (29-30) .Dengan status itu maka tidak
akan ada yang mampu menggugat kita dan menghukum kita. Kuasa iblis
dan kuasa apapun tidak akan melebihi kasih Allah kepada kita, yang telah
merelakan Anak-Nya untuk mati bagi kebebasan kita. Tidak akan ada yang
dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Oleh karena itu, karena kasih-Nya
itu, kita perlu bersyukur dan berbuat hal-hal yang menyenangkan hatinya
dan khususnya bagi kemuliaan nama-Nya.(31-39)
Pertanyaan diskusi:
1. Apa pentingnya doa dalam kehidupan orang percaya? Adakah
kendala yang kita hadapi dalam berdoa secara pribadi.
(Apara patunna tu passambayangan lan katuoanna to mapatongan?
Sia apara tu umbandaiki massambayang?)
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat sebagai umat pilihan Allah diundang untuk menikmati keselamatan
secara cuma-cuma
2. Jemaat selalu hidup dalam anugerah keselamatan.
Pendahuluan:
Kitab Nabi Yesaya terbagi atas tiga bagian:
1. Fasal 1-39 : Yesaya Pertama
2. Fasal 40-55 : Deutero-Yesaya
3. Fasal 56-66 : Trito-Yesaya
Pemahaman Teks:
Ayat 1-3a. Berbicara seperti seorang penjual di pasar mengajak
orang memperhatikan barang jualannya, demikian nabi Yesaya memanggil
atas nama Tuhan, bukan untuk mengambil pangan saja, melainkan untuk
turut dalam suatu jamuan: air dan gandum sebagai kebutuhan pokok,
ditambah anggur, yang menyukakan hati manusia, dan susu, hasil tanah
yang Tuhan janjikan kepada umat-Nya (bnd. negeri yang berlimpah susu
dan madunya Kel. 3:8,17; 13:5; 33:3), lagi pula dihidangkan makanan yang
baik, sajian yang paling lezat (harfiah: lemak, minyak zaitun dan juga
daging yang gemuk, yang kedua-duanya diperlukan untuk menyediakan
suatu jamuan yang menjadi tanda berkat. (bnd. Mzm 63:6; Yer 31:14).
Tanda bayaran, orang-orang diundang untuk minum dan makan,
menikmati sajian sampai kenyang, disejajarkan dengan datang mendengar
Tuhan (kata kerja utama diulang dua kali dalam aslinya dengan arti:
mendengar dengan penuh perhatian agar memperoleh hidup dengan
berkelimpahan).
Bagi sejumlah penafsir air, roti dan sajian lezat merupakan kiasan
makanan rohani, Firman yang Tuhan berikan untuk didengar (bnd. Ams
9:1-5). Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari
segala yang diucapkan TUHAN (Ul.8:3), akan tetapi Tuhan justru
mengaruniakan manna di padang gurun dan makanan yang berkelimpahan
di suatu negeri (bnd.Ul 32:13-14); berkat-Nya meliputi segala sesuatu yang
manusia perlukan untuk hidup berbahagia. Berkat yang Tuhan berikan itu
dipertentangkan dengan yang bukan roti yang tidak mengenyangkan,
namun yang dibeli dan diusahakan.
Dalam bagian ini kita juga diperhadapkan dengan bacaan dari kitab
Injil Matius 14:13-21 dimana Yesus mengajak murid-murid untuk memberi
makan kepada orang banyak yang sedang kelelahan dan kelaparan.
Mengamati keadaan itu, Yesus berkata, Kamu harus memberi mereka
makan. Itu berarti bicara pelayanan tidak hanya bicara Injil tapi juga
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 201 -
bicara tentang soal makan. Bahkan jika merujuk pada Doa Bapa Kami, kita
butuh makanan untuk bisa hidup, sebab tanpa makan, kita tidak mungkin
bisa bertahan hidup (kita makan untuk hidup tapi bukan hidup untuk
makan).
Pada ayat 3b-5. Bagian ini tergantung pada pengertian kalimat
pertama yang berbunyi secara harfiah: Aku hendak mengikat suatu
perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia (Ibr. khesed seperti
54:8,10, tetapi dalam bentuk jamak dengan arti tindakan-tindakan yang
menyatakan kasih setia itu) yang teguh (yang dapat dipercaya, dari akar
yang sama dengan kata amen) kepada Daud. Menurut 2 Sam 7:5-16, nabi
Natan menyampaikan kepada Daud janji bahwa kasih setia TUHAN tidak
akan hilang dari padanya, bahkan keturunan dan kerajaannya (Daud)
akan kokoh untuk selama-lamanya. Janji ini disebut perjanjian abadi (ibr.
berit olam) dalam kata-kata terakhir raja Daud (2 Sam. 23:5, bnd Mzm
89:4,35) atau perjanjian dan kasih-setia dalam doa Salomo (1 Raj. 8:23,
bnd. Mzm 89:25,50; 2 Taw 6:42; Mzm 132:11). Ibrani 9:1-5 bicara tentang
bapa-bapa leluhur yang menurunkan Mesias. Perjanjian abadi kepada Daud
mewujud di dalam kedatangan Mesias lewat garis keturunan Daud.
Dalam ayat 4, Yesaya menunjukkan dua segi dari perjanjian dengan
Daud. Dalam ayat 5 ia memperlihatkan apa artinya kelak dalam perjanjian
dengan umat seluruhnya. Landasan bagian ini yaitu dari Mzm 18, di situ
Daud berdoa: Engkau mengangkat aku menjadi kepala atas bangsa-
bangsa; bangsa yang tidak kukenal menjadi hambaku (ay.44). Daud
ditetapkan sebagai raja, dengan gelar Ibrani Kuno nagid (pemimpin) yang
digunakan dalam Firman pengangkatan Daud oleh Tuhan (bnd. 2 Sam 9:16;
10:1; 13:14; 2 Sam 5:2; 6:21; 7:8), ia pun diberi kuasa memerintah. Dalam
unsur tradisi lama, itu ditambahkan unsur baru, sesuai dengan
pengistilahan Yesaya II. Daud menjadi saksi Tuhan bagi bangsa-bangsa,
karena di dalam kemenangan-kemenangannya itu kuasa Tuhan nyata.
Demikian juga orang Israel menjadi saksi Tuhan, bagi bangsa-
bangsa pasal 43:9-12; pasal 44:8 kamulah saksi-saksi-Ku; Israel akan
memanggil bangsa yang (tadinya) tidak dikenal, dan bangsa-bangsa yang
(tadinya) tidak mengenal dia (sebagai umat Allah), akan datang kepada-
Nya, dan mengakui kewibawaan umat yang dikasihi Tuhan. Kesamaan dan
perbedaan antara Daud dan Israel; seluruhnya adalah: keduanya dikasihi
Tuhan di antara bangsa-bangsa, tetapi caranya lain: Daud mau
menyanyikan syukur bagi TUHAN di antara bangsa-bangsa, karena Allah
telah menaklukkan bangsa-bangsa di bawah kuasanya, telah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 202 -
Pembimbing:
Ada tiga alasan sederhana dan wajar mengapa Yesus ingin mencari
tempat yang sunyi. Yesus butuh istirahat. Ia tidak pernah gegabah
menerjang bahaya; sebaliknya Ia ingin menghindarinya, agar jangan terlalu
cepat mengalami hal yang sama di alami oleh Yohanes. Yang terutama,
dengan salib yang semakin dekat, Yesus tahu bahwa Ia harus bertemu
dengan Allah lebih dahulu sebelum bertemu dengan manusia. Ia mencari
kesempatan beristirahat untuk tubuh-Nya, dan kekuatan untuk jiwa-Nya di
tempat-tempat yang sunyi. Namun Yesus tidak menemukannya. Sangatlah
mudah untuk melihat perahu yang ditumpangi-Nya berlayar dan
mengetahui ke mana perahu itu pergi; dan orang banyak berkumpul
diseberang danau sambil menantikan kedatangan-Nya. Maka Yesus
menyembuhkan mereka, dan ketika senja tiba, Yesus memberi perintah
agar murid-murid memberi mereka makan (ay.16 . . . kamu=murud-
murid/kita harus memberi mereka makan) sebelum mereka menempuh
perjalanan jauh untuk pulang ke rumah.
Ketika Yesus melihat orang banyak, hati-Nya tergerak oleh belas
kasihan sampai menyentuh bagian terdalam jiwa-Nya. Ini adalah hal yang
luar biasa. Yesus bermaksud mencari keheningan dalam kesendirian;
namun sebaliknya Ia menemukan orang banyak yang meminta apa yang
dapat Ia berikan. Dengan mudah Ia dapat menolak mereka. Apa hak
mereka mengganggu kehendak-Nya dengan permintaan-permintaan yang
tiada habis-habisnya? Apakah Ia tak boleh beristirahat dan mencari
ketenangan? Apakah Ia tak boleh menikmati waktu-Nya sendiri? Yesus
tidaklah demikian. Ia sama sekali tidak menganggap mereka sebagai
gangguan. Sebaliknya, Ia tergerak oleh belas kasihan terhadap mereka.
Seorang kristen yang terkenal bernama Premanand, semula ia
adalah seorang kaya dari kasta atas di India. Dalam otobiografinya ia
berkata, Sama seperti pada zaman dahulu, begitu pula sekarang
pemberitaan kita kepada dunia non-Kristen harus tetap sama, bahwa Allah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 204 -
mau peduli. Bila begitu, maka kita hendaknya jangan terlalu sibuk
sehingga tidak ada waktu bagi orang lain, dan kita tidak boleh memandang
mereka sebagai masalah atau gangguan. Selanjutnya ia mengatakan,
Berdasarkan pengalaman ketika saya atau pekabar Injil lainnya atau
seorang pendeta India menampakkan tanda-tanda keletihan atau
ketidaksabaran terhadap para tamu yang berpendidikan, baik Kristen
maupun no-Kristen, dan memberi kesan bahwa kita tidak punya waktu
untuk melayani orang banyak karena alasan sedang makan siang, atau
sedang istirahat sore dan kita tidak dapat menunda, maka dalam sekejap
kesempatan itu akan hilang dan tidak pernah kembali lagi. Kita tidak boleh
bercakap-cakap dengan seseorang dengan satu mata tertuju pada jam
dinding, dan seolah-olah kita ingin sesegera mungkin menghindari mereka.
Dalam kisah ini, kita melihat Yesus sedang meberi kesaksian bahwa
seluruh karunia berasal dari Allah. Ia mengambil makanan dan
mengucapkan berkat. Berkat yang diucapkan orang Yahudi sebelum makan
sangat sederhana: Terpujilah Engkau, Yahwe Allah kami, Raja alam
semesta, yang memberi roti dari tanah. Inilah berkat yang mungkin
diucapkan Yesus, sebab berkat inilah yang juga diucapkan oleh setiap
keluarga Yahudi. Di sini kita melihat Yesus sedang memperlihatkan bahwa
yang Ia bagikan kepada orang banyak itu adalah karunia Allah. Ucapan
terima kasih kepada manusia saja sudah jarang, apalagi kepada Allah.
Pertanyaan diskusi:
1. Ada doa makan seperti ini:...Tuhan gerakkan hati orang-orang yang
kaya untuk mengasihi orang miskin. Apakah memang yang
mengurus orang miskin hanya orang kaya? Lalu bagaimana
keterlibatan kita yang tidak kaya, apa yang kita bisa buat untuk
orang miskin? Percakapkan (bnd. ayat 16).
(Den passambayangan la kumande susite:....Patilaoi tu penaanna
tomai to sugi anna kamasei tu to bongko. Inang to sugi manna raka
tu sipatu umpainaa to bongko?.Umba susi tu kita tangsugina, apa
duka tu lata pogau untundui tu to bongko)
2. Firman Allah menjelaskan bahwa Yesus tidak punya waktu untuk
istirat karena melayani orang banyak. Bagaimana tanggapan
saudara? (bnd. dengan pendapat Premanand)
(Napamaleso kadanna Puang Matua kumua butung to taetongan
attunna tu Puang Yesu melayo belanna ungkamayai to buda. Umba
susi pahangta ? (pasitiroi pangappana Premanand)
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 205 -
Tujuan
1. Agar jemaat dikuatkan untuk tetap giat bagi Tuhan walaupun berhadapan
dengan kendala besar.
Pemahaman Teks
Kisah tentang Elia dan Elisa mencakup 1 Raj. 17 sampai 2 Raj. 13. Di
bawa raja Ahaz, Israel (kerajaan utara) sungguh murtad dari Tuhan dan
menyembah Baal. Kedua nabi ini dipanggil untuk membawa Israel kembali
ke jalan Tuhan, dan pada akhir kehidupan Elisa, sudah ada raja Yehu yang
giat bagi Tuhan. Dalam 1 Raj. 17-18, Elia menjadi sarana untuk Tuhan
untuk membuktikan bahwa Dia adalah Allah dan bukan Baal. Hal itu terjadi
dengan kemarau panjang, dan pertarungan dengan nabi-nabi Baal di
gunung Karmel. Setelah umat Israel menonton pertarungan itu, mereka
memilih Allah dan hujan turun kembali.
Hal itu kemenangan besar bagi Elia sebagai nabi Tuhan. Namun,
setelah nyawanya terancam, ternyata dia melarikan diri (19:1-4). Dalam
kecemasan yang tinggi atas kerapuhannya, ada malaikat yang menjamah
dia, dan dia berjalan empat puluh hari ke gunung Horeb (juga dikenal
sebagai gunung Sinai). Hal itu mengingatkan kita akan perjalanan Israel
selama empat puluh tahun dari Sinai ke tanah perjanjian, hanya arahnya
terbalik.
Dalam perikop kita, Elia dikuatkan untuk kembali giat dalam
rencana Tuhan. Dua kali pertanyaan Tuhan kepada Elia, dengan jawaban
yang persis sama. Elia menceritakan keadaan Israel yang parah, yang
bukan hanya meninggalkan perjanjian dengan Tuhan tetapi juga menindas
orang yang setia kepada Tuhan. Dia mengaku giat bagi Tuhan, tetapi
mengeluh bahwa tinggal dia yang masih setia kepada Tuhan, dan nyawanya
pun terancam. Kali pertama, Tuhan menyuruh Elia keluar dari guanya
untuk berhadapan dengan Tuhan. Sebelum Elia keluar, Tuhan
menampakkan kuasa-Nya, dengan angin kuat, gempa, dan api (19:11-12).
Kita teringat dengan penampakkan Tuhan kepada Israel ketika mereka
baru berkumpul di gunung Sinai (Keluaran 19:16-19). Dengan penampakan
ini, Tuhan mengingatkan Elia akan kuasa-Nya yang tidak bergantung pada
penerimaan manusia akan Dia. Namun, dalam penampakan kuasa itu,
Tuhan tidak ada; Elia belum berjumpa dengan Tuhan sendiri, hanya dengan
kuasa-Nya. Baru setelah ada bunyi yang hampir tidak kedengaran, Elia
sadar bahwa Tuhan sudah hadir dan keluar untuk menjumpai-Nya (19:13).
Kali kedua ini, dia siap mendengar.
Tuhan tidak lagi menanggapi kecemasan Elia, tetapi
menugaskannya (19:15-18). Tuhan telah menetapkan caranya untuk
menghukum para penyembah Baal, melalui seorang raja Aram (Hazael)
dan seorang raja Israel (Yehu). Kedua orang ini belum naik takhta, tetapi
justru Elia yang diutus untuk mengurapi mereka menjadi raja. Ternyata
penerusnya, Elisa, yang melakukannya. Dalam 2 Raj. 8-9, ada intervensi
dari Elisa sehingga kedua orang yang ditetapkan Tuhan naik takhta dan
menunaikan tugas Allah. Firman Allah berkuasa atas dunia politik untuk
memenuhi rencana-Nya, lebih dari angin besar, gempa, dan api.
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 14-19 Agustus 2016
Jika dalam hati kita percaya akan kebangkitan Kristus, kita diterima
(dibenarkan) oleh Allah (ay.10a). Kepercayaan itu muncul di hadapan
orang lain dalam pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan (ay.10b). Jadi,
bukan aluk yang menyelamatkan, bahkan aluk Allah (Taurat),
melainkan iman yang percaya kepada Kristus yang telah bangkit (ay.11)
dan dengan bangga menyandang nama Kristus sebagai Tuhan (ay.13).
Oleh karena itu, keselamatan tidak dibatasi pada satu kelompok
saja, seperti Taurat yang dibatasi pada orang Israel saja (ay.12). Sebuah
aluk diwariskan kepada keturunan, tetapi sebuah firman bagi semua
bangsa harus diperdengarkan kepada mereka (ay.13). Makanya, orang
harus diutus ke mana saja ada bangsa (ay.14). Pada saat menulis surat ini,
Paulus sendiri memiliki pengharapan untuk diutus ke Spanyol dengan
dukungan orang-orang percaya di Roma (15:24). Itulah satu cara mereka
dapat giat dalam rencana Allah bagi semua di dalam Kristus. Mungkin
Paulus juga berharap bahwa mereka akan siap mendukung orang-orang di
antara mereka yang dipanggil Allah untuk memberitakan firman di tempat
lain. Kalau kita hanya mendengarkan firman Allah sebagai hukum turun-
temurun, tentunya kita tidak akan berpikir luas. Tetapi begitu kita
menangkap bahwa rencana Allah itu untuk semua suku, bangsa, dan
bahasa, kita akan rindu supaya orang lain mengalami keindahan percaya
dan mengaku Kristus karena ada orang yang membawa kabar baik kepada
mereka (ay.15).
Pertanyaan Diskusi
1. Bagi kita, apakah Firman Allah semata-mata hukum torat, atau
firman keselamatan di dalam Kristus? Apakah kita percaya pada
kebangkitan Yesus, atau pada usaha kita mengikuti aluk kristiani?
(Umba susi ke kita, ia tu kadanna Puang Matua simata-mataraka
atoran sukaran aluk batu kada kasalamaran diona Kristus? Manassa
tapatongan raka tu kamalimbangunan-Na Kristus, batu tanan
penaantari menturu lako aluk kasaranian?.
2. Bagaimana kita bisa giat dalam rencana Allah bagi semua orang
dengan mendukung pemberitaan Kristus kepada semua suku,
bangsa, dan bahasa?
(Umbara latakua parruk umpanatai tu tanan penaan-Na Puang
Matua lako mintu tau dikua anna maleso kumua tatulak lulangan
tu kareba kaparannuan diona Kristus lako mintu bangsa sia basa.)
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 209 -
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa kasih dan berkat Allah berlaku bagi semua.
2. Jemaat terdorong untuk membagi kasih Allah tersebut kepada orang-orang lain.
Penjelasan Teks :
Ketika bangsa Israel kembali dari pembuangan dari negeri Babel,
hal pertama yang ditekankan oleh Allah kepada umat orang Israel adalah :
Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan (ay.1). Ketaatan pada hukum
dan menegakkan keadilan merupakan bagian dari keutuhan atau
kepenuhan keselamatan dalam arti lebih luas bahwa kesetiaan dan
pemenuhan janji Allah untuk senantiasa memberkati dan melindungi umat-
Nya akan diwujudkan-Nya. Tentunya penekanan perintah ini tidak terlepas
juga dari kembalinya bangsa Israel dari pembuangan dimana banyak hal
yang mereka telah lihat, dengar dan alami bersama dengan orang-orang
yang tidak mengenal Allah. Pengalaman hidup tersebut tentunya dapat
mempengaruhi cara hidup mereka jika hal tersebut dibiarkan. Bahkan
lebih jauh dari itu perintah ini dinyatakan oleh Allah supaya bangsa Israel
tidak lagi jatuh ke dalam dosa dengan berbalik daripada-Nya sehingga
Allah harus menjatuhkan hukuman atas mereka kembali. Demikian pula
sebaliknya bahwa pengalaman dan interaksi hidup di negeri pembuangan
telah membuat banyak orang lain dapat mengenal dan menyembah Allah
Israel.
Hal selanjutnya dalam penekanan perintah tersebut ialah, Allah
merancang keselamatan bagi bangsa/orang lain lewat umat-Nya ( ay.6-8).
Allah menghendaki lewat ketaatan bangsa Israel terhadap orang yang
Ilustrasi
Sekitar jam 10 pagi seorang bapak tua pergi ke sebuah warung
makan dekat sebuah kampus teologi dengan maksud untuk mengisi perut
yang kosong. Di warung tersebut ada beberapa mahasiswa yang lagi asyik
berdiskusi sambil menikmati kopi dan gorengan pisang. Di tengah-tengah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 212 -
diskusi mahasiswa tersebut, bapak tua yang telah selesai makan mencoba
untuk terlibat dalam diskusi para mahasiswa. Namun tindakan bapak tua
itu, tidak mendapat respons yang baik, bahkan ia tidak diberi kesempatan
turut campur sebab penampilan bapak tersebut biasa-biasa saja. Bapak
tersebut tidak menanggapi respons tersebut, melainkan ia tetap mencoba
untuk terlibat dalam diskusi sampai kemudian ia diingatkan untuk diam
saja. Sementara mahasiswa itu menyuruh bapak itu diam, Masuklah
seorang bapak separuh baya yang merupakan seorang sopir dari rektor di
kampus tersebut. Dengan sedikit membungkukkan badan, bapak ini
menyalami sang bapak tua dan kemudian menyapa bapak tua itu dengan
menyebut nama bapak tua tersebut. Beberapa mahasiswa yang melihatnya
menjadi kaget mendengar nama bapak tua itu yang sama dengan nama
seorang dosen yang akan membawakan mata kuliah terbuka di kampus
mereka pada jam 2 siang nanti. Penasaran dengan hal itu, mahasiswa
tersebut bertanya kepada bapak yang baru datang apakah bapak tersebut
adalah seorang dosen. Belum sempat bapak itu menjawab, seorang bapak
tua kembali memasuki warung makan, dan rupanya bapak tua itu adalah
rektor di kampus teologi. Rektor tersebut kemudian menyalami sang bapak
tua dan menyapanya dengan nama lengkap dari bapak tua tersebut.
Kagetlah para mahasiswa itu, karena ternyata sang bapak tua yang
berpenampilan biasa-biasa saja itu, ternyata adalah sang dosen yang akan
membawakan materi dalam kuliah terbuka yang tadinya mereka
diskusikan.
Untuk direnungkan:
Allah dapat memakai siapa saja, termasuk orang yang sangat
sederhana. Karena itu, janganlah kita menilai orang hanya dari
penampilannya saja, melainkan terimalah dan hargailah setiap orang
karena kadang kita tidak menyangkah kalau ternyata orang yang kita
anggap sangat sederhana dimata kita, justru lebih berarti dalam kehidupan
kita.
Pembimbing
Melihat orang yang kita kasihi mengalami sesuatu yang
membuatnya menderita, tentunya membuat kita bersedih, sehingga tidak
sedikit di antara kita yang berusaha menolong agar ia tidak lagi mengalami
penderitaan, walau untuk itu, kita harus mengorbankan harta, waktu,
bahkan tidak sedikit ada yang mengorbankan harga dirinya.
Seorang ibu dari Sidon (merupakan wilayah di luar Israel, sebuah
wilayah tempat di Kanaan yang digambarkan sebagai tempat hidup orang-
orang yang bukan umat Tuhan) mengalami pergumulan sebab anak
perempuannya sedang sakit keras. Ketika ia mendengar bahwa Yesus
datang, maka ia berupaya menjumpai Yesus lalu menyampaikan
maksudnya namun justru mendapat perlakuan yang sangat menyakitkan.
Pertama-tama Yesus menolak (ay.24) dan yang kedua ia disamakan dengan
anjing untuk permohonan yang disampaikannya (ay.26). Sungguh
ungkapan yang tidak manusiawi dimana perempuan dan anaknya
disamakan dengan anjing. Tetapi sesungguhnya dalam kehidupan orang
Yahudi ungkapan anjing adalah untuk merujuk kepada bangsa non-
Yahudi atau yang seringkali pula dikatakan sebagai orang kafir. Kata anjing
yang digunakan disini adalah kunarion yang berarti anjing kecil. Hal ini
memaparkan maksud perkataan Yesus dengan mengunakan kata kurion
bahwa anjing yang dimaksud adalah anjing-anjing rumah yang dapat
berkawan dengan manusia. Sebab itulah, ayat 26 dikatakan bahwa "Tidak
patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan
melemparkannya kepada anjing." Lalu dijawab oleh perempuan tersebut
"Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja
tuannya."
Dengan demikian perempuan tersebut menyadari bahwa kasih
Allah sejatinya adalah untuk umat Tuhan yaitu orang-orang Yahudi. Itulah
sebabnya ia tidak tersinggung ataupun marah. Kelanjutan dari sikap
perempuan itu, terlihat pada ungkapan, anjingpun masih dapat menikmati
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 214 -
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa dirinya adalah bagian dari rencana penyelamatan
Allah yang pasti sehingga semakin bertumbuh dalam iman.
2. Jemaat sungguh meyakini janji Tuhan yang pasti akan tergenapi di dalam
kehidupannya sebagai orang percaya.
Pemahaman Teks
Yesaya bernubuat pada saat Yehuda tengah dalam pembuangan di
Babel, mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Penguatan dari Allah
disampaikan oleh Yesaya bahwa tidak lama lagi Allah membebaskan umat-
Nya dan membawa pulang ke Yerusalem untuk memulai suatu hidup baru.
Pokok bahasan dalam Yesaya 51:1-6 merujuk pada Firman Allah
yang hadir kepada kaum sisa yang setia. Dalam kondisi buruk yang mereka
alami dalam pembuangan di Babel, Allah menyatakan janji bahwa mereka
adalah bagian dari rencana penyelamatan dan pembebasan. Meski banyak
yang tak lagi mampu bertahan menghargai dan mempercayai Tuhan,
namun masih ada juga yang tetap bertahan dalam kesetiaannya kepada
Tuhan. Walaupun dalam kesetiaan itu kehadiran Tuhan seolah-olah tidak
lagi dirasakan secara nyata karena beratnya tekanan dan penindasan di
Babel. Dalam keadaan rapuh tersebut ada ajakan Tuhan kepada umat-Nya.
Pertama, agar mereka mendengar Tuhan (ay.1), Ini menyiratkan
pentingnya umat yang ada dalam pembuangan mengembalikan posisi Allah
dalam kehidupan rohani mereka sebagai Allah yang berdaulat dan satu-
satunya sumber terpercaya yang harus mereka dengar. Kedua, Pandanglah
Abraham bapa leluhurmu dan Sara (ay.2-3) kata ini ingin menggugah
ingatan bangsa Israel untuk mengenang kembali perbuatan Allah di masa
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 216 -
lampau bahwa leluhur mereka yakni Abraham dan Sara hidup benar di
hadapan Tuhan dan telah merasakan berkat sebagaimana yang dijanjikan
Tuhan. Hal ini pun akan berlaku dalam kehidupan mereka sejauh mereka
memiliki keyakinan teguh kepada Tuhan. Ketiga, memperhatikan suara
Tuhan (ay.4) karena di dalamnya ada pengajaran dan hukum Tuhan.
Sehingga umat Tuhan memiliki petunjuk dan arah yang jelas dalam
menjalani kehidupan yang berkenan bagi Tuhan. Keempat, pemenuhan
janji Allah yang segera dipenuhi (ay.5-6). Meski harus melalui proses yang
panjang dan mengalami penderitaan tetapi umat Tuhan kini dapat
meyakini bahwa mereka ada dalam rencana penyelamatan Allah yang pasti
terjadi. Inilah pemberitaan Yesaya yang harus dihidupi oleh segenap umat
yang ada di pembuangan masa itu.
Sebagaimana yang difirmankan Allah bahwa keselamatan yang dari
pada-Ku tidak akan berakhir (Yes.51:6) maka dalam masa selanjutnya
penyelamatan Allah bagi umat-Nya terus berlanjut. Matius 16:13-20, sosok
Yesus sebagai Mesias atau Juruselamat menjadi topik pembicaraan yang
bersifat pribadi antara Yesus dengan murid-murid-Nya. Yesus hendak
mengajak para murid memikirkan dengan penuh perhatian apakah mereka
telah berhasil mengajarkan orang tentang Dia (ay.13). Karena itu Yesus
ingin mengetahui apa kesimpulan dari orang-orang berdasarkan
pengajaran para murid dan mukjizat-mukjizat yang telah mereka lakukan
dalam namaNya. Ternyata ada beragam jawaban dari para murid (ay.14).
Pertanyaan yang sama diajukan kepada para murid, untuk mengetahui
bagaimana pendapat mereka tentang Dia (ay.15). Pertanyaan dan jawaban
atas pertanyaan ini sama pentingnya, mengingat bahwa para murid telah
mendapatkan pengajaran yang lebih baik dan memiliki kesempatan lebih
besar untuk memperoleh pengetahuan dibandingkan orang lain. Oleh
sebab itu, sangat diharapkan bahwa mereka dapat mengenal dan
memahami kebenaran yag mereka ajarkan. Khususnya tentang, apa
pendapat mereka mengenai Kristus dan siapa sebenarnya Kristus menurut
mereka. Karena bagaimana mungkin mereka dapat diakui sebagai hamba
Kristus, jika mereka sendiri tidak tahu siapa Dia atau memiliki pemahaman
keliru tentang Dia. Jawaban Petrus (ay.16) sangat singkat tetapi bermakna,
benar dan mencapai sasaran. Dengan demikian Petrus telah bertindak
sebagai orang percaya dan sebagai seorang rasul. Pernyataan secara
terbuka mengenai kebenaran tersebut harus ditunda (ay.17-20). Sebab
Kristus sebagai Mesias, dibuktikan oleh pekerjaan-pekerjaan-Nya. Yang di
kemudian hari, di mata banyak orang, dapat menjadi bukti untuk
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 217 -
Kondisi ini dapat membuat iman yang kita miliki sewaktu-waktu dapat
melemah. Sebaliknya apabila hal diatas terpenuhi maka iman terus
bertumbuh, kokoh dan membuat kita percaya sepenuhnya bahwa kita
adalah bagian dari rencana penyelamatan Allah.
Ketiga, Menjaga kemurnian Hidup. Apabila seorang percaya
meyakini bahwa dirinya adalah bagian dari rencana penyelamatan Allah
maka menjadi suatu kewajiban baginya untuk menjaga kemurnian hidup.
Karena setiap orang yang ingin mendapat bagian dalam rencana
penyelamatan, arah hidupnya harus jelas dan terkontrol. Bukan lagi
berdasarkan hasrat dan keinginan pribadi, melainkan hidup benar dan
berkenan di hadapan-Nya. Caranya, sebagaimana yang diungkapkan oleh
rasul Paulus, yakni jangan menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budi, sehingga dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah.
~oOo~
Pembimbing
Sesuatu yang pasti biasanya akan selalu membuat seseorang untuk
lebih serius mengupayakannya. Apalagi jika hal tersebut bisa
menguntungkan kehidupannya. Rasul Paulus menjadi sangat yakin akan
keberadaan dan janji Tuhan setelah mengalami titik balik dalam
hidupnya. Sehingga terbangun satu paham yang kokoh bahwa dia telah
menjadi bagian dari rencana penyelamatan Allah yang pasti melalui Yesus
Kristus. Kalau janji Allah itu telah dipenuhi dan dialami oleh para
pendahulunya seperti Abraham, Daud, Salomo maka ia yakin bahwa
rencana Allah yang pasti yaitu pembebasan dan penyelamatan, juga nyata
dalam hidupnya. Keyakinan iman yang terbangun karena percaya janji
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 219 -
Allah tersebut tidak hanya sebatas pengakuan di mulut saja melainkan juga
penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan. Orang percaya yang
menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, tentu berupaya membuat hidupnya
bersih dan terpisah dari cara hidup duniawi. Perubahan positif tersebut
memungkinkan kita melayani dalam segala cara kepada sesama kita
dengan menggunakan talenta yang dimiliki. Kita berada dalam relasi,
bukan saja dengan Kristus tetapi kita hidup satu sama lain di dalam Kristus.
Pesan Firman Tuhan melalui Rasul Paulus, bahwa orang yang yakin
bahwa ia telah dibenarkan karena iman, akan selalu berupaya melakukan
kehendak Tuhan.
Pertanyaan diskusi:
1. Baca dan maknai dengan baik ayat 1,2, kemukakan pendapat masing-
masing, apakah cara hidup selama ini sudah mencerminkan ibadah
yang benar?
(Basai sia pemaranga meloi tu aya 1,2, Pokadai tu pangappata,
manassa siamoraka tu katuoanta te dio mai kumua umpapayanmo
kamenomban tongan?
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat terhindar dari sikap yang selalu membenarkan diri dan menghakimi sesama
2. Jemaat semakin membenci kejahatan dan semakin mencintai kebaikan
3. Jemaat memahami dan memberlakukan kasih yang benar dan sejati
Pendahuluan
Napoleon Bonaparte (Panglima perang Perancis) sangat dikenal
dengan ambisinya yang besar untuk menaklukkan dunia. Ia memiliki
angkatan perang terlatih, persenjataan lengkap, dan kapal-kapal perang
yang besar jumlahnya untuk memenangkan seluruh bagian dunia. Namun
dengan segala kepunyaannya itu, ternyata ia hanya mampu menaklukkan
sepersepuluh dunia saja. Menjelang akhir hayatnya, ia bertemu dengan
seorang pendeta. Ia berkata kepada pendeta itu, Bapak Pendeta, seumur
hidup, saya berusaha menaklukkan dunia dengan angkatan perang terlatih,
kapal perang dan anggaran yang tidak sedikit, tetapi hanya sebagian kecil
saja yang dapat saya jangkau. Yesus berhasil memenangkan sepertiga
dunia hanya dengan tiga setengah tahun. Apa sih rahasianya? Sang
Pendeta menjawab, Kamu memenangkan dunia dengan pedang, perang,
dan kekerasan. Tetapi Tuhan Yesus memenangkan dunia dengan kasih.
Pemahaman Teks
Apakah kasih itu? Roma 12:9-21 adalah salah satu jawaban atas
pertanyaan tersebut. Kata kasih yang digunakan dalam perikop ini
merupakan terjemahan dari kata agape (ay.9), yang berarti kasih yang
tidak bersyarat, dan jenis kasih ini adalah kasih yang tertinggi yang hanya
pantas diperuntukkan untuk kasih Allah bagi manusia. Kasih agape
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 221 -
tersebut keluar dari hati Allah yang terdalam dan termurni. Allah
mengasihi manusia dengan kasih agape, dan kasih ini telah ditunjukkan-
Nya dengan sempurna melalui karya penebusan Kristus di kayu salib.
Orang Kristen di jemaat Roma yang telah dikasihi dan ditebus Allah
seharusnya merespons kasih Allah tersebut dengan mengasihi Allah dan
sesama dengan kasih yang tak bersyarat atau kasih yang murni.
Panggilan bagi jemaat Roma untuk hidup dalam kasih Allah
sangatlah penting mengingat kondisi jemaat Roma pada waktu itu tidaklah
baik. Kondisi ini disebabkan oleh munculnya masalah dari dalam tubuh
jemaat Roma sendiri, yakni konflik antara orang Kristen berlatar belakang
Yahudi dengan orang Kristen non-Yahudi, dan ditambah lagi adanya
penganiayaan dari pemerintahan Romawi. Awal mula konflik bermula
ketika orang Kristen berlatar belakang Yahudi yang dahulunya merupakan
mayoritas orang Kristen di Roma diusir oleh Kaisar Claudius pada tahun
49, dan setelah Claudius meninggal, orang Yahudi Kristen kembali lagi ke
Roma. Mereka kaget ketika mendapati bahwa gereja Roma telah
didominasi oleh orang Kristen non-Yahudi. Hal inilah yang mengakibatkan
timbulnya ketegangan sosial di antara mereka. Yahudi Kristen dan Kristen
non-Yahudi saling mengejek, dan menganggap dirinya paling benar.
Masalah yang muncul dari luar ialah bahwa orang Kristen tidak
lepas dari penganiayaan orang Yahudi, Yunani, maupun Romawi. Orang
Kristen dianggap batu sandungan oleh orang Yahudi, orang bodoh oleh
orang Yunani, dan pemberontak oleh orang Romawi. Semua penganiayaan
orang Kristen disebabkan karena mereka menerima Kristus sebagai Tuhan
dan Juruselamatnya. Tentunya keadaan ini merupakan sebuah pergumulan
bagi jemaat Roma untuk mengasihi orang yang telah berbuat jahat kepada
mereka. Walaupun tidak mudah, namun itulah kasih yang seharusnya
ditunjukkan orang percaya kepada sesama dan dunia.
Apa pesan Paulus tentang sifat-sifat kasih itu? Roma 12:9-21
menyatakan dengan jelas sifat-sifat kasih itu, antara lain sebagai berikut:
1. Kasih tidak pura-pura (ay.9). Kata pura-pura (munafik) adalah
istilah drama untuk berbicara di balik sebuah topeng. Dengan kata
lain, si pemain drama yang bermain dalam sebuah drama berbicara
dengan menggunakan topeng. Jadi melalui ayat ini, Paulus hendak
mengajar jemaat Roma bahwa kasih agape bukanlah kasih yang
bertopeng. Berbicara mengenai topeng, seseorang sebenarnya
berbicara mengenai kepalsuan. Kasih tidak boleh bersandiwara atau
palsu (bnd. 2 Kor. 6:6). Kasih adalah sifat khas orang percaya (bnd.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 222 -
~oOo~
Pembimbing Teks
Perikop ini merupakan penggalan dari salah satu pengakuan
Yeremia dari lima pengakuan pergumulannya di hadapan Allah (Yer.
12:1-6; 15:10-21; 17:14-18; 18:18-23; 20:7-18). Ayat 15-18 menjelaskan
pergumulan psikologis yang dialami oleh Nabi Yeremia. Di dalam
pelayanannya, Nabi Yeremia menyampaikan apa yang benar yang
dikatakan oleh Allah kepadanya, senantiasa melakukan hal yang baik dan ia
rela mengorbankan masa muda dan pergaulannya hanya untuk melayani
Allah. Namun pada kenyataannya yang terjadi malah masalah, aniaya dan
ancaman-ancaman yang dihadapinya, padahal tidak ada hal jahat yang
dilakukannya. Dalam ayat-ayat ini, hampir dengan putus asa Yeremia
berbantah dengan Allah untuk membalaskan dendam kepada para
penganiayanya. Mengingatkan Allah bagaimana Yeremia, menjadi
pengantara musuh-musuhnya (ay.11,15), bagaimana ia senang dengan
firman Allah (ay.16), dan bagaimana ia menyebabkan menderita kesepian
yang tak tertahankan (ay.17).
Dalam ketertekanannya sebagai pihak yang lemah, Yeremia
menuduh Tuhan seperti sungai yang curang dan tidak dapat dipercayai
(Yer.15:18). Sungai yang curang lebih baik diterjemahkan dengan sungai
yang menipu. Ungkapan ini merupakan luapan Yeremia yang paling hebat
menentang Allah. Yeremia memprotes bahwa ia telah ditipu, dibujuk oleh
Allah ke dalam suatu tugas yang sangat mendasar tapi berbagai akibatnya
disembunyikan bagi dia selama ini. Seperti ketika musim kering, orang
yang dalam perjalanan menemukan bahwa sungai yang darinya ia
berharap dapat minum ternyata sudah kering, demikianlah Yeremia
menuduh Allah sebagai yang tidak dapat dipercayai (bnd. Ayb. 6:15-20).
Meskipun ada nuansa penipuan dalam ayat ini, namun Yeremia
bukanlah menghina dan menghujat Tuhan. Bagi Yeremia, janji tinggal janji.
Kenyataan yang dialami Yeremia bertolak belakang dengan janji Tuhan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 228 -
Pertanyaan diskusi:
1. Dalam kehidupan yang penuh dengan berbagai pergumulan,
bagaimana kita sebagai pengikut Kristus membantu orang lain agar
setia di dalam memikul salibnya?
(Lan te katuoan tu naponnoi marupa-rupa agan, umba latakua tu
kita tomenturu lako Puang Yesu untundui tomai to senga anna
makaritutu umpassan kayu peata)
2. Menurut Anda, apa yang membuat orang Kristen pada masa kini
sangat sulit memberlakukan kasih?
(Apara naposaba anna lan attutotemo butung masussamo to to
sarani umpapayan pakaboro)
~oOo~
Tujuan
1. Agar jemaat jemaat mempraktekkan disiplin gerejawi sebagai jalan untuk
menjaga adanya kasih di dalam jemaat.
Pemahaman Teks
Matius 18 mengumpulkan berbagai ajaran Yesus tentang
kehidupan berjemaat. Pada saat itu, Yesus sedang dalam perjalanan ke
Yerusalem (pasal 17-20). Perjalanan itu diawali dengan pernyataan Yesus
sebagai Mesias yang akan menderita, mati, dan bangkit kembali (pasal
16:16,21). Salah satu tugas besar Yesus di dalam perjalanan itu ialah
mengajarkan murid-murid-Nya bahwa mereka harus siap mengikuti jalan
yang sama (pasal 16:24). Kita bisa melihat betapa pengajaran itu
diperlukan di awal pasal 18 ini, ketika murid-murid Yesus bertanya
kepada-Nya tentang siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga (pasal
18:1). Sesuai dengan jalan yang sedang Dia tempuh, Yesus menjawab
dengan memperlihatkan seorang anak (pasal 18:2)! Yesus kemudian
menjelaskan pentingnya bahwa anak-anak ini, artinya, murid-murid yang
sejati, tidak sesat (18:3-10), karena mereka diperhatikan oleh Allah sendiri
(18:12-14).
Kerinduan Allah supaya semua murid Yesus selamat, menjadi
alasan untuk perikop kita. Adanya dosa dalam diri seorang pengikut
Kristus yang belum ditinggalkan, adalah sesuatu yang membahayakan.
Walaupun setiap orang bertanggung jawab untuk menanggapi dosa dalam
dirinya sendiri (18:8-9), kasih menuntut bahwa jemaat membantu dia
bertobat pada saat dia tidak sadar atau tidak mau. Yesus mengusulkan
~oOo~
Pembimbing
Nabi Yehezkiel hidup pada zaman Yerusalem dihancurkan, enam
abad sebelum Kristus. Sebelum kota suci itu dihancurkan oleh orang Babel,
kerajaan Yehuda sudah kalah beberapa kali, dan Yehezkiel termasuk yang
diangkut ke Babel. Jadi, dia bernubuat dalam pembuangan. Setelah perikop
ini, berita tentang kehancuran Yerusalem sampai kepada kelompok dalam
pembuangan itu (ps.33:21). Berita itu menjadi titik balik dalam kitab
Yehezkiel. Sampai pasal 32, fokus nubuatan Yehezkiel ialah hukuman.
Setelah pasal 33, pengharapan akan keselamatan mulai lebih kentara.
Tetapi pemberitaan pengharapan itu bermaksud supaya orang bertobat.
Keselamatan tidak dapat dinikmati oleh orang-orang yang menolaknya!
Ada dua halangan terhadap pertobatan dalam perikop kita. Pertama,
peringatan dari Allah tidak disampaikan (ay.7-9). Kedua, orang berdosa
menganggap bahwa dia sudah terlanjur dihukum Allah (ay.10-11). Allah
menegaskan tanggung jawab Yehezkiel untuk menyampaikan firman Allah
yang memperingati umat Allah tentang hukuman dan juga menawarkan
keselamatan.
Pertanyaan Diskusi
1. Apa saja unsur peringatan dan pengharapan dalam perikop ini?
(Umbanna tu marupa petatan na umbanna tu marupa kaparannuanan
tu dipokada lan pabasanta?
2. Teguran seperti apa saja yang perlu disampaikan sebagai wujud kasih
kepada sesama?
(Umba susi tu petatan kaboro sipatu diparampo lako padanta tolino)
Tujuan
1. Jemaat tergerak untuk mengampuni sesama dengan menangkap
pengampunan dan kasih Allah yang begitu besar.
Pemahaman Teks
Minggu yang lalu, kita melihat pentingnya ketegasan terhadap dosa,
sampai-sampai kita harus siap saling menegur dalam kasih. Yesus
berbicara tentang suatu proses yang memampukan orang yang berdosa
terhadap orang lain untuk berdamai. Tetapi, seringkali orang yang
melakukan perbuatan dosa dan mengaku dosanya tergoda kembali.
Makanya, Petrus mengajukan pertanyaan yang mewakili banyak orang
sejak itu, yaitu sampai berapa kali seseorang harus diampuni (ay.21).
Jawaban Yesus, tujuh puluh kali tujuh kali, praktis berarti bahwa
pengampunan itu tidak ada batasnya. Yesus menjelaskan hal itu dengan
perumpamaan yang terkenal tentang pengampunan.
Yesus mengumpamakan Kerajaan Surga dengan seorang raja.
Dengan demikian, tokoh raja dalam ceritanya mewakili Allah. Hal itu tidak
berarti bahwa semua yang dikatakan tentang raja itu berlaku untuk Allah,
hanya bahwa raja itu akan membawa suatu pesan tentang Allah. Bahwa ini
adalah cerita fiktif, langsung kentara ketika ada hamba yang berhutang
sepuluh ribu talenta (ay.24). Jumlah itu kurang lebih sepadan sepuluh
trilyun rupiah sekarang, suatu jumlah yang bermaksud untuk mengejutkan.
Yesus menggabungkan satuan uang yang paling besar (talenta) dengan
bilangan yang paling besar (selaksa). Orang itu jelas tidak mampu
itu tidak mungkin tidak siap mengampuni sesama. Sikap tidak rela
mengampuni sesama berarti bahwa orangnya telah menolak (atau belum
pernah menerima) pengampunan Allah itu. Mengampuni sesama bukan
pilihan yang diambil sebagai tambahan setelah menerima pengampunan
Allah, tetapi satu paket. Cerita Yesus memperlihatkan kerancuan kalau
menerima pengampunan dari Allah tetapi tidak siap mengampuni orang
lain.
Sebenarnya, istilah "rancu" tidak cukup. Reaksi raja terhadap
hamba ini adalah murka (ay.34), dan Yesus menegaskan bahwa itulah
reaksi Allah terhadap orang yang menghina anugerah-Nya dengan tidak
mengampuni sesama. Gambaran Yesus keras: si hamba diserahkan kepada
algojo, orang-orang yang keahliannya adalah menyiksa. Kata
"mengampuni" dalam ayat 21 dan ayat 35 berarti melepaskan. Yang
dilepaskan ialah tuntutan supaya orang yang berdosa itu "melunaskan
hutangnya", misalnya dengan menderita sama seperti dia membuat orang
lain menderita. Menolak untuk melepaskan tuntutan itu berarti kita belum
memahami kerugian yang ditanggung Allah dengan mengampuni kita, yaitu
kematian Anak-Nya. Dalam kitab Roma, Paulus menerapkan ajaran Yesus
ini dengan anjuran untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan
(Rm.12:17). Dia juga menasihati mereka untuk melepaskan tuntutan
supaya sesama orang percaya setuju dalam segala hal, karena Allah telah
menerima kita dalam segala kekurangan kita (Rm. 14:1-12).
Namun, pengampunan tidak berarti bahwa semua masalah
berkaitan dengan dosa itu langsung selesai. Pengakuan Yusuf dalam
Kejadian 50:15-21 luar biasa, tetapi dia mampu melepaskan semua
tuntutan terhadap saudara-saudaranya setelah melewati proses.
Kepercayaan bukanlah satu paket dengan pengampunan, terlebih ketika
dosa meninggalkan bekas luka batin bahkan trauma pada korbannya.
Makanya, adalah penting perikop ini dilihat bersama dengan bagian
sebelumnya yang tegas terhadap dosa di dalam jemaat (pasal 18:1-20).
Pelaku diampuni, tetapi dosanya sama sekali tidak boleh disepelekan.
Pelaku diampuni, tetapi tetap digembalakan selama dia rentan terhadap
dosa yang dia lakukan. Pelaku diampuni, tetapi dia tidak harus dipercayai
sebelum dia membuktikan bahwa dia sudah berubah. Bendahara yang
korupsi diampuni, tetapi jangan diberi tanggung jawab atas uang lagi;
orang yang menjadi korban kekerasan rumah tangga perlu melepaskan
kerinduannya untuk membalas dendam, tetapi jangan dipaksa menerima
pasangannya hanya atas pengakuan mulut saja.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 237 -
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab, 18-24 September 2017
Pengantar
Kita sudah mengenal kisah Yusuf, bagaimana dia dijual sebagai
budak oleh saudara-saudaranya. Tetapi dengan penyertaan Tuhan, ia
menjadi orang kedua dalam kerajaan Mesir. Adalah sangat mengharukan
bagaimana dia menguji mereka dengan tidak membuka identitasnya ketika
mereka datang untuk membeli makanan, tetapi kemudian mengampuni
mereka dan justru menjadi saluran hidup bagi keluarga Yakub, cara Allah
memelihara umat pilihan-Nya.
Ternyata, pengampunan Yusuf sulit dipercaya oleh saudara-
saudaranya (ay.15). Makanya, mereka mencoba menempuh dua
pendekatan untuk melunakkan hati Yusuf (ay.16-18). Akhirnya, Yusuf
membuka diri kepada mereka. Dia mengampuni mereka bukan karena
mereka, melainkan karena Allah. Yang pertama, dia menyerahkan hak
pembalasan kepada Allah (ay.19). Yang kedua, dia percaya dan sudah bisa
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 238 -
Pertanyaan Diskusi
1. Mengapa Yusuf menangis seperti dalam dalam ay.17b?
(Apara naposaba anna tumangira tu Yusuf susi dipokada lan ay.17b?
2. Bagaimana memahami kasih Allah sehingga dapat membantu kita
memiliki wawasan yang lebih luas untuk mengampuni sesama?
(Umba ladikua umpahangi tu pakaboroNa Puang Matua anna adaiki
umpamaluangan tanga sia painaanta umpagarri padanta rupa tau)
~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-39 24 September 2017
Tujuan:
1. Jemaat menerima perbedaan dan mengampuni dosa sama seperti Allah.
2. Jemaat hidup sesuai dengan kemurahan Allah, bukan sesuai dengan apa kata orang.
Pemahaman Teks
Matius 20:1-16 dan pasal 19:27-30 tidak bisa dipisahkan.
Pernyataan yang diulang tentang bagaimana orang yang terdahulu dapat
menjadi yang terakhir, dan orang yang terakhir dapat menjadi orang
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 239 -
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 25-30 September 2017
Tujuan:
1. Jemaat menerima perbedaan dan mengampuni seperti Allah.
2. Jemaat hidup sesuai dengan kemurahan Allah, bukan sesuai dengan apa kata orang.
Pemahaman Teks.
Pada bagian ini menggambarkan hubungan antara Tuhan dengan
nabi-Nya. Sifat hubungan itu nyata dalam perikop ini. Nabi Yunus sangat
marah karena Tuhan menyesal atas malapetaka yang dirancangkan-Nya.
Sebenarnya Yunus tidak marah oleh karena Tuhan menyelamatkan orang
Niniwe. Yunus tidak mempersoalkan keselamatan Niniwe, melainkan
karena Tuhan mengubah rencana-Nya. Yunus mempersoalkan kebebasan
Tuhan, yang menyelamatkan orang Ninewe yang bertobat. Yunus ingin
membatasi kebebasan Tuhan, bahkan mau mengikat kebebasan Tuhan
kepada nubuat yang telah diucapkan oleh Nabi Yunus, yakni Niniwe akan
ditunggangbalikkan. Dengan demikian, Yunus berusaha membatasi
kemungkinan yang ada pada Tuhan, yakni kemungkinan untuk
mengampuni dan menerima kembali manusia yang telah berbalik dari
tingkah lakunya yang jahat. Yunus tidak mau membenarkan kemungkinan
itu. Yunus menghendaki bahwa Tuhan bertindak konsekuen (tidak
menyimpang dari keputusan), berpegang kepada keputusan-Nya, kepada
prinsip-prinsip umum: keadilan dan hukum yang berlaku. Yunus lebih
mementingkan nubuat hukuman yang telah diucapkannya dari pada kasih
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 244 -
dan kemurahan Tuhan. Yang penting bagi Yunus adalah bahwa hukuman
yang telah disampikannya segera diwujudkan oleh Allah. Yunus
menghendaki, supaya Tuhan konsekuen dan berpegang kepada janji-Nya.
Tuhan menjawab Yunus dalam bentuk pertanyaan. Apakah Yunus sendiri
konsekuen? Apakah Yunus selayaknya marah oleh karena pohon jarak itu
(ay.9)? Bagi Tuhan, lebih penting mengampuni manusia dari pada
berpegang kepada nubuat hukuman yang telah diucapkan nabi Yunus. Nabi
Yunus harus belajar bahwa, lebih penting menyatakan kemurahan Tuhan
yang didalamnya manusia hidup dari pada menghukum mereka.
Dalam Matius 20:1-16 digambarkan perumpamaan tentang orang-
orang upahan di kebun anggur. Pekerja-pekerja yang masuk kebun anggur
sejak pagi hari tidak mau menerima upah yang sama dengan pekerja-
pekerja yang baru masuk jam lima sore, walaupun mereka sudah
menyetujui upah sedinar sehari. Mereka memarahi pemilik kebun anggur
itu oleh karena mereka berpendapat bahwa dia harus konsekuen dan
berpegang kepada aturan. Pekerja-pekerja di kebun anggur itu sebenarnya
mempunyai sikap yang sama dengan Yunus. Mereka mengatakan bahwa
pemilik kebun anggur itu, tidak konsekuen berbuat baik. Kata-kata pemilik
kebun anggur segambar dengan kalimat yang ditujukan kepada Yunus
bahwa: Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak
hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? (Mat. 20:15).
Kita sebagai orang Kristen sering mempunyai sikap yang segambar
dengan Yunus dan pekerja-pekerja di kebun anggur itu. Sikap yang
demikian, menimbulkan bahaya bahwa kita seolah-olah ingin membatasi
kebebasan Tuhan. Kita mempunyai kecenderungan untuk membatasi
kehendak Tuhan berdasarkan prinsip kita. Dengan sikap yang demikian itu,
seperti nabi Yunus, kita lebih mengutamakan pohon jarak yang memberi
naungan kepada kita daripada keselamatan kota besar seperti Niniwe.
Pertanyaan diskusi:
1. Baca kembali Yunus 4:1 Mengapa Yunus marah terhadap keputusan
Tuhan itu?
(Basai sule tu Yunus 4:1, Matumbai anna posengkei Yunus tu
pangratana Puang Matua?
2. Tuhan berhak melakukan apapun yang Ia kehendaki. Dengan
demikian kita tidak berhak marah, protes, atau
mempertanyakan kemurahan Tuhan yang diberikan kepada orang
lain. Kapan orang Kristen marah pada Tuhan?
(Inaanna Ia Puang Matua umpugaui tu paporaianna. Iamoto anna
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 245 -
~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-40 1 Oktober 2017
KERJAKANLAH KESELAMATANMU
(Pengkullei Tu Kamakarimmanan)
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah sendiri yang berinisiatif menyelamatkan manusia.
2. Jemaat menikmati keselamatan secara penuh dengan melakukan kehendak-Nya dan
hidup dalam pertobatan.
3. Jemaat mampu meneladani Kristus dalam melayani dan berbagi dengan sesamanya.
Pemahaman Teks
Yehezkiel 18:1-4, 25-32, diawali dengan kata sindiran yang
menunjuk pada perbuatan dosa (buah mentah). Perbuatan dosa orang
tua akan mengakibatkan penderitaan bagi anak-anaknya (lih.Yer.31:29).
Kaum buangan Israel mengaitkan penderitaan mereka dengan dosa-dosa
nenek moyang mereka. Namun dengan datangnya zaman baru bagi bangsa
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 246 -
dalam perasaan, dalam harapan, dalam hubungan satu sama lain; Ketiga:
Tidak egois (janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga). Kepentingan
sendiri tidak boleh menjadi tujuan usaha atau pekerjaan anggota jemaat.
Tuntutan kerendahan hati baru dipenuhi jika anggota jemaat tidak
melayani diri sendiri saja, tetapi melayani juga orang lain. Menurut Paulus
pelayanan harus dilakukan menurut pola yang Kristus berikan yaitu pola
hidup-Nya, bukan untuk dilayani tetapi melayani. Meskipun Dia adalah
Allah, benar-benar Allah tetapi Ia tidak menganggap kesetaraan dengan
Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Ia tidak memakai
kebesaran dan kemuliaan-Nya untuk kepentingan-Nya sendiri. Ia tidak
sama dengan anggota jemaat yang Paulus sebut dalam ayat 3 dan 4:
anggota-anggota jemaat yang hanya mementingkan diri sendiri dan
mencari puji-pujian yang sia-sia. Memang Ia dapat dan Ia lebih banyak
memiliki alasan untuk berbuat demikian, Ia berkuasa, Ia mulia. Ia berhak
mempertahankan semuanya itu, tetapi Ia tidak mau. Malahan sebaliknya Ia
telah mengosongkan diri-Nya sendiri mengambil rupa seorang hamba dan
menjadi sama dengan manusia. Perbuatan itu bukanlah sesuatu yang tidak
dapat Ia elakkan. Bukan nasib yang datang menimpa-Nya dari luar. Ia
sendiri mengosongkan diri-Nya. Artinya dalam kebebasan penuh Ia
meninggalkan rupa ilahi-Nya (bnd. Yoh.17:5). Itu tidak berarti bahwa Ia
dengan jalan itu bukan Allah lagi, bahwa Ia dengan jalan itu kehilangan
kebesaran dan kemuliaan-Nya sebagai Allah. Bukan! Ia tetap Allah, tetapi Ia
tidak menyatakannya keluar. Ia menahannya, sehingga manusia tidak
dapat melihatnya. (bnd.Mat.21:27, Mrk.5:43, Mat.9:30, Luk. 8:56, 18:34,
20:8).
Matius 21:23-32, penting memperhatikan peristiwa-peristiwa
pada pasal dan perikop sebelumnya baik tentang mukjizat penyembuhan
dua orang buta maupun ketika Yesus dieluk-elukkan, Yesus menyucikan
bait Allah dan Yesus mengutuk pohon ara. Sepertinya apa yang dilakukan
oleh Yesus dan apa yang dilakukan oleh orang banyak kepada-Nya
membuat imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi terusik dan
mencoba untuk menjebak Yesus dengan mempertanyakan perihal kuasa
manakah Yesus dapat melakukan semuanya itu. Namun Yesus justru
bertanya kembali tentang baptisan Yohanes yang tidak dipercaya oleh
mereka. Selanjutnya Yesus menceritrakan perumpaan dua orang anak yang
diminta oleh orang tuanya bekerja di kebun anggur. Sebenarnya Yesus
ingin menunjukkan bahwa bukan siapa yang memberi kuasa yang paling
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 248 -
penting, tetapi bagaimana menerima dan percaya akan kuasa itu. Dan itu
dapat di lihat pada para pemungut cukai dan perempuan-perempuan
sundal. Meskipun mereka adalah orang-orang berdosa, yang kemungkinan
besar tidak terlalu melihat dan mengenal tentang kuasa yang dimaksud,
tetapi karena mereka percaya maka merekalah yang akan diselamatkan.
Kuasa melakukan tanda-tanda mukjizat menjadi bukti bahwa Yesus adalah
anak Allah yang diutus untuk menyelamatkan dunia ini. Keselamatan di
dalam Yesus harus di respons dengan percaya yaitu melakukan kehendak-
Nya dan hidup dalam pertobatan yang sungguh di hadapan-Nya. Dalam
Lukas 11:28, Yesus berkata yang berbahagia ialah mereka yang
mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya. Mengasihi Dia
berarti menuruti segala perintahnya (lih. Yoh.14:15, 21).
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 2-7 Oktober 2016
KERJAKANLAH KESELAMATANMU
(Pengkullei Tu Kamakarimmanan)
Matius 21:23-32
Pembimbing
Setelah mendengarkan pengajaran Yesus dalam Bait Allah, imam-
imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi datang kepada Yesus dan bertanya
tentang kuasa manakah sehingga Yesus dapat melakukan tanda-tanda
mukjizat dan siapa yang memberikan kuasa itu kepada-Nya. Namun
pertanyaan itu hanyalah bertujuan untuk menjebak Yesus sehingga mereka
punya alasan untuk menangkap-Nya. Yesus lalu menyampaikan
perumpamaan tentang dua orang anak yang diminta bapanya untuk
bekerja di kebun anggur. Anak pertama menyatakan kesanggupannya,
namun ia tidak pergi. Sementara anak ke dua, meskipun awalnya menolak,
namun akhirnya ia menyesal lalu pergi. Perumpamaan ini mau mengatakan
kepada kita bahwa mengenal kuasa Allah dan menikmati kasih-Nya bukan
hanya pada pengakuan tetapi percaya dan melakukan kehendak-Nya.
Apalah artinya jika kita mengatakan mengenal Dia, mengasihi Dia namun
tidak percaya dan bertobat, melakukan kehendak-Nya.
Mengerjakan keselamatan bukan hanya pada hal-hal yang lahiriah
saja, bukan pada pengakuan atau janji semata tetapi sejauh mana kita mau
membuka hati dan hidup kita dihadapan-Nya dan dengan tulus mengakui
dosa-doasa kita dan mau melakukan kehendak-Nya. Ingat pada anak ke
dua, meskipun ia menolak tetapi kemudian ia menyesali lalu pergi. Kata
menyesal dan pergi mengandung makna penting dalam hubungannya
dengan mengerjakan keselamatan. Menyesal berarti merasa tidak senang,
tidak bahagia karena telah berbuat sesuatu yang kurang baik. Pergi berarti
berjalan maju. Menyesal dan pergi berati meninggalkan dosa dan bergerak
maju menikmati kuasa Allah melakukan kehendak-Nya. Bertobat dan
melakukan firman-Nya.
Pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal adalah contoh
dari orang-orang yang dimaksudkan Yesus sebagai anak ke dua. Bahwa
walaupun mereka adalah orang-orang berdosa, namun mereka percaya
akan jalan kebenaran yaitu Kristus sang Juruselamat. Sebaliknya sangat
berbeda dengan imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi yang
menganggap dirinya sebagai orang-orang yang mengenal Allah namun
mereka tidak percaya. Mereka adalah orang-orang yang hampir sebagian
hidupnya dihabiskan melayani di dalam Bait Allah, namun kepada
merekalah Yesus mengatakan mereka tidak menyesal dan tidak percaya.
Tentu kita masih ingat dengan peristiwa Meko, di mana orang
berbondong-bondong ke sana karena ingin melihat seorang anak kecil
melakukan mukjizat menyembuhkan orang-orang sakit. Luar biasa bukan?
Namun seiring dengan perjalanan waktu, fenomena itu sepertinya hanya
tinggal kenangan dan sesekali menjadi bahan percakapan dalam diskusi-
diskusi tertentu. Apa yang salah dengan peristiwa itu? Tentu tidak ada yang
salah dengan peristiwa itu sendiri. Yang perlu dinilai adalah sikap dan cara
kita menyikapinya. Sadar atau tidak, diakui atau tidak, sepertinya kita lebih
takjub pada peristiwanya dengan tokoh anak kecil dan orang-orang sakit
yang sembuh ketimbang menyadari dan takjub atas keagungan dan
kemahakuasaan Tuhan sehingga kita semakin percaya kepada-Nya. Bahwa
kuasa dan kehendak-Nyalah yang dinyatakan supaya kita percaya dan
memuliakan Dia, meninggikan Dia, bukan sebaliknya takjub pada manusia
yang pada akhirnya akan membuat kita mengagungkan dan meninggikan
manusia itu sendiri. (YS)
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 251 -
Pertanyaan diskusi
1. Apakah saudara yakin dengan kuasa Allah dan bagaimana saudara
mengenalnya? Percakapkanlah.
(Takatappai siaraka tu kuasanna Puang Matua, na umba dikua
launtandai, sipakadai).
2. Bagaimana pendapat saudara tentang anak pertama dan anak ke dua
dalam ayat 28-30 pembacaan kita jika dihubungkan dengan praktek
hidup orang percaya saat ini
(umbasusi pangappata diona te pia pabunga na pia mapenduanna lan
aya 28-30 pabasanta, kedipasiumpui soyanan katuoanna torro
tomapatongan attu totemo).
3. Mengenal kuasa Allah dan menikmati kasih-Nya tidak dapat
dipisahkan dari hubungan kita dengan sesama manusia, (bnd. Fil.2:4).
Bagaimana pendapat saudara jika dihubungkan dengan bulan ini
sebagai bulan pengumpulan aksi pangiu Gereja Toraja. (ungkabanga
kuasanna Puang sia ussadingan mamasena Puang lamanassa duka lan
kasiumpuranta padanta marupa tau, (pasitendei Fil.2:4). Umbasusi
pangappata kedipasiumpui bulan iate tu dini urrampun aksi pangiu
Gereja Toraja, naumba nakua tu payannamo lan kombonganta).(YS)
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat meyakini bahwa hanya di dalam Kristus kita dapat menghasilkan buah
yang dikehendaki Tuhan.
2. Jemaat mampu menunjukkan buah yang dikehendaki Tuhan.
Pengantar Teks.
Yesaya artinya Yahweh adalah keselamatan. Yesaya dipanggil
Tuhan menjadi Nabi dalam tahun matinya raja Uzia (Yes.6:1), yaitu tahun
740/739 SM. Amanat kitab Yesaya secara garis besar dibagi dalam tiga
bagian:
1. Pasal 1-39 bagian pertama (Proto Yesaya) sebelum pembuangan ke
Babel, banyak berbicara tentang kiasan, nubuat-nubuat mengenai
pengadilan Allah, pemberontakan umat Allah dan penghukuman.
2. Pasal 40-55 bagian kedua (Deutero Yesaya), masa bangsa Israel
dalam pembuangan. Ada kabar sukacita keselamatan dan
pembebasan bagi umat Israel. Allah akan mengizinkan kembali
kenegerinya dan membangun kembali Yerusalem.
3. Pasal 56-66 bagian ketiga (Trito Yesaya), sesudah pembuangan.
Pembebasan Israel dari pembuangan dipandang sebagai awal akbar
penyelamatan dimana segala sesuatu akan dibaharui atas janji-Nya.9
9 Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, jilid II M-Z. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
10
(Lih. Alkitab Edisi Studi. Jakarta: LAI, 2011, hal. 2081).
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 254 -
menyatakan diri dalam Yesus Kristus. Rasul Paulus berbeda dengan para
pemimpin Yahudi. Paulus merasa rugi tanpa Kristus, fokus pada Kristus
lebih mulia daripada hal-hal lahiriah, segala sesuatu yang dilakukan tanpa
pengenalan akan Kristus dianggap sebagai sampah (Flp 3:4-8). Tidak
dapat bermegah karena hal lahiriah, melainkan hanya dalam kebenaran
Kristus dapat menghasilkan buah-buah yang dikehendaki Tuhan. Sebagai
orang beriman kita tidak lagi memberontak kepada Allah, melainkan
adalah ciptaan baru yang tidak lagi hidup dalam dosa dan kehidupan
merupakan persembahan hidup bagi kemuliaan Allah.
Aplikasi
1. Pohon dikenal dari buahnya, manusia dikenal dari perbuatannya (bnd.
Mat.7:16-17). Secara figuratif11, perilaku manusia digambarkan
sebagai buah pohon entah yang baik atau busuk, manis atau asam?.
Buah yang busuk identik dengan virus yang mematikan yakni dosa
dan buah yang baik dan manis identik dengan kehidupan. Karena itu,
pentingnya pertobatan umat kepada Allah, sebab pertobatan
mempengaruhi perilaku manusia melalui pola pikir, pendengaran,
penglihatan, perasaan, kata-kata dan perbuatan. Menurut rasul Paulus;
buah yang baik adalah buah-buah yang berasal dari Roh Kudus; kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal.5:22-23), berbuah bagi Allah,
buah kekudusan (Rm.7:4; 6:22), buah Injil (Kol.1:6), buah kebenaran
(Flp.1:11). Sebagai umat Allah; bangsa yang percaya, masyarakat,
gereja, keluarga maupun pribadi. Semuanya dituntun, untuk mampu
bertanggungjawab menunjukkan dan menyatakan buah-buah iman
yang dikehendaki Tuhan. Mandat Sidang Sinode Am XXIV Gereja Toraja
(20-27 juli 2016), Tema: Berakar dalam Kristus, Berbuah banyak di
dalam Dunia (bnd.Kol.2:7; Yoh.15:8). Hanya di dalam Kristus kita
dapat berbuah dan menunjukkan buah iman itu melalui seluruh
kehidupan kristiani kapan dan di mana Tuhan menempatkan dan
memberi tanggungjawab hidup selama kita di bumi untuk kemuliaan
Tuhan dan keselamatan dunia. Jadikan perilaku, perihidup berkenan
kepada Tuhan.
2. Kasih sayang Tuhan disalahgunakan? Relasi yang benar dengan
Tuhan, baik itu para pemimpin dan umat, pemerintah dan masyarakat,
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab, 9-14 Oktober 2017.
Pembimbing
Matius anak Alfeus (Mrk.2:14) salah seorang Rasul atau murid
Tuhan Yesus (Mat.10:3; Mrk.3:18; Luk.6:15; Kis.1:13). Injil Matius
menekankan bahwa Yesus adalah Raja penyelamat yang dijanjikan oleh
Allah. Melalui Yesus Kristus Allah menepati apa yang telah dijanjikan di
dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Matius 21:33-46 adalah
Pertanyaan Diskusi.
1. Perhatikan ayat 43, Apa yang dimaksud; bahwa Kerajaan Allah
akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa
yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu ? (Pemarangai tu aya
43. Apara patu borongna;kumua iatu ParentaNa Puang Matua la
diala dio mai kalemi, anna disorong lako bangsa la umpabu'tui tu
buanna?).
2. Kita diutus kedalam dunia di beri mandat mengelolah, menggarap
kehidupan. Bagaimana cara yang dilakukan supaya kita memiliki
buah yang dikehendaki Tuhan ? (Disuaki tama te lino, disorongan
passanan umpanata sia ungkarang katuoan. Umbasiara susi tu
ladipogau anna den unnampui bua paporaiann-Na PUANG ?.
~oOo~
Tujuan :
1.Agar warga jemaat mampu menjelaskan bahwa kuasa Tuhan tak tertandingi
2.Agar warga jemaat mampu mengandalkan Tuhan dalam segala hal
Pemahaman Teks
Yesaya 25:1-9 adalah bagian dari nubuatan akhir zaman. Jika
pasal-pasal sebelumnya adalah beberapa ucapan ilahi kepada berbagai
bangsa, maka pasal 24-27 adalah nubuat tentang akhir zaman. Penglihatan
atau nubuatan ini terjadi sebelum Kerajaan Yehuda mengalami
pembuangan ke Babel (bnd. Yesaya 1:1)
Tuhan dimuliakan karena pekerjaan-Nya yang luar biasa, yang Ia
rencanakan sejak dahulu kala dan terlaksana dengan baik, tanpa cela. Kota-
kota yang kuat dengan benteng-benteng diruntuhkan, juga istana orang
asing (orang yang tidak mengenal Tuhan) telah dirobohkan untuk selama-
lamanya. (ay.1-2). Karena itu, Tuhan akan dipuji dan ditakuti oleh bangsa
yang kuat dan kejam, sebab Tuhan menjadi tempat perlindungan bagi
orang yang lemah dan miskin yang disiksa oleh bangsa yang kejam: seperti
angin ribut di musim dingin=sudah dingin, dibuat makin dingin; seperti
panas terik di tempat kering=sudah kering panas lagi. Itulah gambaran
orang yang sudah menderita namun makin dibuat menderita, tetapi para
penyiksa menjadi tak berdaya saat Tuhan bertindak. (ay.3-5).
Tuhan akan menyediakan jamuan makan (pesta) bagi segenap
bangsa (ay.6), menghilangkan kesedihan yang menguasai segala bangsa
(ay.7), akan membinasakan maut untuk selamanya (Kebangkitan Yesus
dari kematian menjadi jaminan bahwa maut telah dikalahkan) sehingga air
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 258 -
mata dan kehinaan tidak ada lagi sebab Tuhan sudah mengatakannya (ay
8) sehingga pada waktu itu, orang akan mengakui bahwa Tuhan-lah Allah
yang menyelamatkan, yang ditunggu-tunggu dan membawa sorak sorai
gembira karena keselamatan dari pada-Nya (ay.9). Nubuatan ini
disampaikan untuk menguatkan Kerajaan Yehuda (bnd. Ay.10, ps.26:1)
menghadapi ancaman musuh-musuhnya agar pengharapan kepada Tuhan
tidak sirna.
Filipi 4:1-9, menuliskan nasehat agar hidup dengan sungguh-
sungguh percaya kepada Tuhan karena ada masalah (tidak sepaham)
antara Euodia dan Sintikhe (bnd.ay.2-3). Hidup bersama dengan Tuhan
akan menjadi kesaksian luar biasa sebab damai sejahtera dari Tuhan yang
tidak dapat dimengerti oleh manusia akan menjaga hati dan pikiran orang
percaya.
Matius 22:1-14, Tuhan mengadakan pesta tetapi orang Yahudi
tidak menghadiri undangannya, bahkan ada yang membunuh utusan Tuhan
(membunuh nabi-nabi dan Yesus sendiri) sehingga mereka dihukum. Maka
orang lain pun dipanggil, yakni bangsa-bangsa lain. Jadi keselamatan
diberikan juga kepada bangsa lain (bnd. Yesaya 25:6 di atas).
Pokok-Pokok yang dapat dikembangkan.
Pertama, Tuhan dipuji karena kehebatan-Nya (ay.1-2). Kehebatan
Tuhan karena pekerjaan-Nya sudah direncanakan sejak dahulu kala dan
tidak ada yang meleset. Semuanya dilakukan secara sempurna. Rancangan-
Nya untuk menyelamatkan manusia tidak dapat dibatalkan oleh apa pun.
Bahkan manusia yang merasa diri hebat, takluk (dikalahkan) dengan
mudah. puri orang luar atau istana orang asing yakni orang yang merasa
hebat dan tidak mengenal Allah, dirobohkan untuk selamanya. Semua
tergenapi di dalam Kristus. Hanya di dalam Krituslah ada damai sejahtera
yang melampaui segala akal (sulit dimengerti oleh pikiran manusia), bnd.
Filipi 4:6,7). Kehebatan Tuhanlah yang menyelamatkan.
Ilustrasi.
Ungkapan di atas langit masih ada langit berarti di atas orang-
orang hebat masih ada yang lebih hebat; di atasnya lagi ada yang terhebat.
Aplikasi.
Pujilah kehebatan Tuhan senantiasa. Kehebatan yang tidak dapat
ditandingi oleh orang yang terhebat sekalipun. Tuhanlah yang memberi
nafas hidup, yang tidak bisa diberikan oleh yang terhebat sekalipun.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 259 -
Tuhanlah yang mencipta dan mengatur alam semesta, yang tidak dapat
dicipta dan diatur oleh yang terhebat sekalipun; Tuhanlah yang
menyelamatkan melalui pengorbanan Yesus Kristus, sekalipun sulit untuk
dimengerti oleh banyak orang.
~oOo~
Pemahaman Teks :
Jemaat Filipi ada dalam ancaman perpecahan karena godaan dari
luar. Di Filipi ada banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus
(ps.3:2,18), artinya tidak memercayai dan bahkan menjadi musuh orang-
orang yang percaya kepada Kristus. Karena itu, pasal 4:1 dimulai dengan
nasehat kepada warga jemaat agar berdiri dengan teguh dalam Tuhan
atau dalam terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK) hidup dengan
sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Jangan asal percaya tetapi harus
sungguh-sungguh percaya.
Ada 2 orang wanita yang dinasehati khusus di ayat 2 yakni Euodia
dan Sintikhe, supaya sehati sepikir dalam Tuhan, bahkan Sunsugos diminta
untuk membantu keduanya. Artinya, kedua wanita tersebut tidak sepaham
sehingga dapat mengancam kesaksian mereka. Jemaat dinasehati agar
selalu bersukacita. Hal ini tersebut diulang oleh Paulus bahwa:
bersukacitalah. Sukacita dan kebaikan hati dapat menjadi kesaksian yang
luar biasa bagi orang lain. Sebaliknya, selalu kuatir tidak akan membawa
sukacita sehingga menjadi batu sandungan bagi orang lain. Segala
kekuatiran tidak perlu diperlihatkan atau disampaikan berulang-ulang
kepada orang lain, tetapi cukup disampaikan kepada Allah dalam doa dan
ucapan syukur. Maka damai sejahtera Allah yang tidak masuk akal
manusia, akan memelihara hati dan pikiran dalam Yesus Kristus sehingga
tidak terbeban lagi dengan segala kekuatiran.
Pertanyaan diskusi :
1. Kemungkinan apa lagi yang dapat timbul pada diri orang tidak percaya,
jika mereka selalu melihat atau mendengar keluhan-keluhan penuh
kekuatiran dari orang-orang percaya ?
~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-43 22 Oktober 2017
(Minggu Pemuda)
Pemahaman Teks
1 Tesalonika 1:1-10 menjelaskan bahwa warga jemaat di
Tesalonika adalah orang-orang yang sebelumnya menyembah berhala-
berhala. Namun Tuhan telah memakai Paulus untuk mengabarkan Injil di
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 263 -
sana (bdk. Kis. 16:4-12). Ternyata seperti orang di Filipi, maka orang
Tesalonika pun memberikan respons positif terhadap pemberitaan Paulus.
Pertobatan mereka menjadi kesaksian yang hidup ke seluruh Asia (ay.8-
10). Injil yang datang dengan kuat kuasa Roh itu telah mengubah mereka
(ay. 9), bahkan membuat hidup mereka dicirikan dengan tiga hal yakni
pekerjaan iman, usaha kasih dan ketekunan pengharapan (ay.3).
Sesunguhnya manusia tidak layak, namun keselamatan adalah kasih
karunia Allah kepada semua orang. Pilihan membuat manusia tunduk diri
dan meninggikan Allah saja. Pilihan membuat orang percaya aman, sebab
keselamatan bukan tergantung pada dirinya tetapi pada Allah. Namun
pilihan didukung oleh adanya bukti iman, pengharapam, kasih, pertobatan,
kesaksian yang harus dinyatakan sebagai orang pilihan.
Paulus menaikkan rasa syukur kepada Tuhan karena iman warga
jemaat Tesalonika telah menjadi berkat bahkan telah menjadi teladan bagi
banyak orang. Hal itu nampak dalam ayat 7 dan 8 bahwa: kamu telah
menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia
dan Akhaya, Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya
di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar
tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-
apa tentang hal itu.
Kebanggaan Paulus terhadap jemaat di Tesalonika terlihat jelas
karena, jemaat ini memiliki iman, kasih, dan pengharapan (ayat 3). Inilah
jemaat yang terbuka menerima Injil dengan penuh sukacita, justru di saat-
saat penindasan (ay.6). Sukacita dan nilai-nilai Injil yang luhur tidak
dinikmati sendiri, tetapi juga memancar keluar sehingga dikenal dan
dinikmati banyak orang. Setidaknya seperti inilah jemaat yang misioner,
kota yang di atas bukit, sehingga banyak orang mengenal dan memuliakan
Tuhan karena mereka. Injil memancar di seluruh wilayah Makedonia dan
Akhaya (ayat 8-9). Itulah sebabnya Paulus memuji jemaat Tesalonika.
Namun, pujian Paulus ini tidak mutlak ditujukan kepada jemaat, untuk
kemuliaan jemaat, karena tujuan pujian itu untuk kemuliaan nama Tuhan.
Segala ucapan syukur hanya tertuju kepada Allah (ayat 1). Sikap Paulus ini
memberikan pelajaran penting bagi kita bahwa: Pertama Paulus
menunjukkan sikap seorang hamba Tuhan yang begitu memperhatikan
perkembangan jemaat Tuhan, Kedua: kita diajak untuk mengakui bahwa
sedikit sekali pemimpin jemaat yang memberikan pujian kepada jemaat
yang diasuhnya. Kita lebih sering mendengar kritikan tajam dan kecaman
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab 23-28 Oktober 2017
Pembimbing
Orang Farisi berunding dengan orang Herodian untuk menjerat
Yesus (ay.15-16a). Sesungguhnya, kedua kelompok ini sulit bersatu sebab
pada dasarnya orang Farisi tidak mau membayar pajak kepada Kaisar
Romawi sebab membayar pajak berarti mengakui dirinya sedang dijajah
Roma. Juga, membayar pajak kepada kaisar berarti mengakui ada raja lain
dalam hidup mereka selain raja kehidupan mereka yakni Allah. Orang
Farisi lebih rela membayar pajak kepada Allah melalui pajak bait suci dari
pada membayar pajak kepada Roma. Tetapi membayar pajak karena
ditekan dan dipaksa pihak Roma justru melalui wali wilayah Palestina
yaitu Herodes Antipas dan sejawatnya. Orang Herodian adalah kelompok
Pertanyaan Diskusi
1.Baca dengan baik ayat 16b Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang
yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut
kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Apakah
mereka tulus dan jujur berkata-kata seperti itu kepada Yesus? Apakah
cara seperti ini bisa terjadi dalam kehidupan bersama dalam jemaat?
Berikanlah contoh.
2.Kejujuran membayar pajak sedang diperjuangkan pemerintah (program
Tex Amnesty). Apakah himbauan Yesus memberikan kewajiban kepada
Kaisar sama dengan keharusan membayar pajak sekarang ini? Kita
membayar pajak karena himbauan Yesus atau karena takut kepada
pemerintah?
3.Terakit dengan minggu pemuda, maka tanggung jawab apa yang
seharusnya diwujudkan oleh pemuda terhadap negara dan gereja?
Diskusikanlah.
~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-44 29 Oktober 2017
(Peringatan Hari Reformasi Gereja)
Tujuan:
1. Jemaat memahami arti kebahagian yang sesungguhnya
2. Jemaat menyatakan pembaharuan hidup melalui ketaatan kepada Firman Allah.
Pemahaman Teks:
Imamat 19:1-18. Imamat dapat diartikan Tuhan memanggil.
Dipanggil untuk apa? Untuk hidup kudus sebagai bangsa kepunyaan Allah.
Kitab ini disebut Kitab Musa yang ketiga yang berisi panduan bagaimana
para imam yakni orang Lewi melaksanakan tanggungjawab mereka serta
menjadi panduan bagaimana umat menghampiri Allah lewat kurban-
kurban dalam kerangka kekudusan hidup. Teks bacaan kita
menggambarkan bagaimana Allah memanggil umat untuk hidup kudus:
Kuduslah kamu,sebab Aku,Tuhan,Allahmu kudus . Kalimat ini menjelaskan
bahwa standar kekudusan umat ialah apa yang Allah tetapkan sendiri dan
bukan berdasarkan keinginan, kemampuan umat. Standar yang Allah
tetapkan itu dalam teks ini menyangkut 3 hal : yaitu sikap hati, pikiran dan
hidup kepada Allah; sikap hidup, hati dan pikiran dan tindakan atas diri
sendiri dan sikap hati, pikiran dan tindakan terhadap sesama. Pencemaran
diri yang berarti penyimpangan hidup dari standar Allah akan selalu
mendatangkan kecemaran atas Nama Allah (ay.12) dan itu selalu berarti
hukuman.
1 Tesalonika 2:1-12 Jemaat Tesalonika adalah buah dari
pemberitaan Injil Rasul Paulus. Waktu yang sangat terbatas berada
ditengah-tengah jemaat membuat Paulus mesti menuliskan surat kepada
mereka. Teks bacaan kita memberi fokus terhadap 2 hal dalam relasi
Paulus dan Jemaat. Pertama, Paulus menyakinkan mereka tentang motif
para rasul dalam memberita Injil, yakni sebagai anugerah kelayakan yang
Tuhan beri(ay.4-6) dan hal itu mereka nampakkan dalam teladan hidup
mereka ditengah-tengah jemaat yakni: keramahan, kesalehan, adil dan tak
bercacat serta menjadi pengayom bagi jemaat (ay.7-11). Kedua, Dorongan
dan harapan Paulus. Paulus tidak hanya memuji respons jemaat Tesalonika
dalam menerima Injil (Ps.1) tetapi Paulus juga memotivasi mereka untuk
terus memelihara hidup percaya mereka dengan ketaatan pada kehendak
Allah (ay.12) sebab ketaatan pada kehendak Allah berujung pada
kemuliaan hidup dalam Kerajaan-Nya.
Matius 22:34-40, Hukum Kasih diaminkan sebagai 2 kesimpulan
utama dan penting dari 10 Hukum Tuhan yang diterima Musa. Bahkan
Yesus sendiri oleh Matius menyebut Hukum Kasih ini sebagai kesimpulan
dari semua Taurat dan Kitab Para Nabi (ay.40). Hukum yang pertama:
Kasih kepada Allah meliputi hati, jiwa dan akal budi. Hal itu berarti total,
keutuhan hidup kita. Keseluruhan hidup kita mencakup: kesetian, kesatuan
dengan Allah; penyerahan diri, ketaatan, kerinduan kepada Allah. Kasih
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 270 -
kepada Allah berarti tidak kompromi dengan dosa. Hukum yang kedua:
Kasih kepada Allah tidak hanya diwujudkan dalam sikap bakti dan sembah
yang sungguh dan tekun, tetapi juga dalam bagaimana bersikap kepada
saudara-saudara seiman dan sesama manusia. Kasih yang mewujud dalam
kesungguhan membangun dan memulihkan relasi dengan siapa
saja(termasuk musuh).
Pembimbing
Kuduslah kamu, sebab Aku,Tuhan Allahmu adalah kudus ! kalimat
ini dapatlah dikatakan menjadi tema dari teks bacaan kita. Dari kalimat
tersebut kita dapat melihat 2 hal penting, Pertama: Soal Panggilan.
Peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir tidak hanya berarti
pembebasan atau kemerdekaan, tetapi juga merupakan penyataan akan
kekhususan, keutamaan Israel didalam pandangan Allah dibanding bangsa
lain. Dalam kekhususan yang dimiliki itu, Allah ingin mereka memiliki ciri
khas yang membedakan mereka dengan bangsa lain yaitu kekudusan hidup
dalam relasi dengan Allah Yang Esa (Kel.20:1-2). Kedua: Soal Standar
Hidup. Untuk membangun Israel sebagai suatu bangsa yang memilki
kekhususan, maka Allah sendiri menetapkan standar kualitas hidup atas
umat-Nya yakni kekudusan hidup. Pemberian Hukum Taurat kepada Musa
untuk menjadi panduan, pegangan dalam mewujudkan apa yang
diharapkan Allah. Ketaatan pada hukum-hukum Allah berarti hidup,
kebahagian hidup dan keutamaan hidup yang nyata dalam kesetiaan bakti
kepada Allah dan perilaku yang benar kepada sesama.
Pertanyaan diskusi :
1. Karena kasih karunia Allah, kitapun telah dipanggil menjadi umat
kepunyaan-Nya (Israel yang baru). Bagaimana kita merespons panggilan
hidup kudus yang Allah tuntut ?
(Belanna pakaborona Puang Matua anna den ditambai mendadi taunNa
(Israel baru). Umba dikua la umpebali tu petamba lako katuoan masero
susi tu natuntun Puang Matua?
Tujuan :
1. Jemaat memahami dan meyakini bahwa Allah tidak kompromi dengan dosa.
2. Jemaat menjauhkan diri dari perbuatan jahat
3. Agar kaum bapak menjadi pemimpin yang baik dalam keluarga
Pemahaman Teks
Mazmur 43:1-5 adalah lanjutan dari mazmur 42 yang merupakan
nyanyian bani korah yang terdiri dari Mazmur 42, 49, 84, 87 dan 88. Bani
korah merupakan suatu keluarga besar penyanyi yang muncul dari anak-
anak Esau (Kej.36:5). Keluarga ini pun terbilang di antara orang Lewi ( Kej
6:21, Bil.25:58 dan 1 Tawarik 6:7). Mazmur ini mengungkapkan segenap
perasaan jauh dari Tuhan dan memohon pertolongan dari Tuhan karena
merasa tertekan oleh perbuatan yang dilakukan kaum yang tidak saleh,
yang telah menipu dan curang. Ia merasa seolah-olah Tuhan tinggal diam
terhadap masalah yang sedang dihadapinya. Sebab itu pemazmur berjanji,
jika Tuhan menolongnya, maka ia bersukacita dengan pergi ke mesbah
Allah untuk menghadap kepada Tuhan, bersyukur atas pertolongan yang
diberikan Tuhan kepadanya.
Mika 3:5-12, merupakan lanjutan dari dari ayat 1-4 yang berisi
nasehat-nasehat atau peringatan dari nabi Mika kepada pemimpin-
pemimpin Yehuda dan Israel juga nabi-nabi palsu agar bertobat dari segala
perbuatanya yang menyesatkan umat Tuhan. Mereka yang seharusnya
membimbing dan mengarahkan untuk dekat dengan Tuhan, namun justru
mereka suka membual, mencari keuntungan diri sendiri, bersukacita
~oOo~
Bahan Penelaahan Alkitab, 5-11 November 2017
(Minggu Kaum Bapak Gereja Toraja )
Pembimbing :
1 Tesalonika 2:9-13 perlu di pahami dalam konteks pemberitaan
oleh Rasul Paulus kepada orang-orang Tesalonika (bnd. Kisah Para Rasul
17:1-9). Rasul Paulus memberitakan Injil di Tesalonika pada perjalanan
misionernya yang kedua. Hasil dari pemberitaan Injil yang dilakukan oleh
Paulus dan Silas menghasilkan beberapa orang Yahudi yang percaya
kepada Kristus ditambah sejumlah besar orang Yunani dan perempuan-
perempuan terkemuka sehingga semakin banyaklah jumlah mereka. Hal itu
membuat sebagian orang Yahudi keberatan, akibatnya Paulus harus
melarikan diri ke Berea. Disana Paulus memberitakan Injil, tetapi juga
dihentikan oleh orang-orang Yahudi yang terus mengejarnya sampai ke
Berea. Lalu Rasul Paulus melarikan diri ke Atena, disana bergabunglah
Timotius. Dari situlah Paulus mengutus Timotius untuk mengamati
keadaan di Tesalonika dan Paulus sendiri melanjutkan perjalannya ke
Korintus. Setelah Timotius berada disana dan mengamati keadaan orang
Kristen, Timotius kembali ke Korintus untuk melaporkan kepada Paulus.
Sebagai tanggapan atas laporan Timotius, maka Paulus menulis surat ini
yang berisi ungkapan sukacitanya atas keteguhan iman orang-orang
Kristen yang ada di sana, berisi peringatan kepada mereka agar tetap
menjaga kekudusan diri dan berisi penjelasan tentang status orang percaya
yang telah mati sebelum Kristus datang kembali.
Rasul Paulus menunjukkan kepeduliannya terhadap jemaat
Tesalonika dengan nasehat-nasehatnya yang membangun. Paulus pun
seakan mengembalikan memori jemaat akan apa yang telah dilakukannya
selama tinggal di Tesalonika dengan harapan agar mereka tetap kokoh
dalam imannya kepada Kristus. Paulus mengingatkan mereka kembali
bahwa ia telah bekerja keras siang dan malam tanpa harus membebani
mereka. Semua itu dilakukan Paulus dengan Tulus hati dan Paulus katakan
biarlah mereka sendiri yang menjadi saksi dan Allah. Hal ini diungkapkan
Paulus dalam rangka menunjukkan kedekatan seorang gembala terhadap
umat-Nya dan bagaimana mereka telah bertumbuh bersama. Paulus
melihat mereka sebagai anak dan dia sendiri sebagai bapa, inilah bukti
kedekatan mereka. Selama Paulus berada di Tesalonika ia telah berusaha
menunjukkan kekudusan dan kesucian hidup mereka. Paulus selalu
berusaha bertindak adil dan tidak bercacat sekalipun sering difitnah dan
menjadikan hidupnya sebagai contoh dan teladan.
~oOo~
KEDATANGAN TUHAN
(Kasaean-Na Puang Kapenomban)
Mazmur : Mazmur 70
Bacaan 1 : Amos 5:18-24
Bacaan 2 : 1 Tesalonika 4:13-18
Bacaan 3 : Matius 25:1-13 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Bilangan 18:29
PHB : Mazmur 70:5
Tujuan:
1. Jemaat dapat menghayati tentang makna pengharapan dalam Tuhan
2. Jemaat menunjukkan sikap berjaga-jaga menyongsong kedatangan Tuhan.
Pemahaman Teks
Sebagai orang yang tak berdaya, Daud dalam mazmur 70:1-6 sangat
mengharapkan kehadiran Allah untuk menolongnya. Permohonan akan
pertolongan Tuhan ini merupakan pengulangan-pengulangan Daud dari
Mazmur 40. Kata bergegaslah (BIS) dua kali disampaikan dalam perikop
ini (Mzm.70:2,6). Hal ini menyatakan bahwa Daud dalam kondisi yang
sangat sukar. Musuh-musuhnya ingin mempermalukan dia dalam hal
imannya kepada Allah. Secara antiklimaks12 Daud berseru kepada Tuhan
karena ada orang yang berniat mencabut nyawanya (Mzm.70:3), ada yang
mengejek dia (Mzm.70:4), dan karena kesengsaraan serta kemiskinannya
(Mzm 70:6). Melalui persembahan korban yang diberikan, Daud dalam
teriakannya, ingin mengingatkan Tuhan tentang penderitaan berat yang
sedang dialaminya. Ia berteriak minta tolong kepada Tuhan karena percaya
bahwa Allah itu besar dan kedatangan Tuhan yang sangat dinantikan itu
akan memulihkan keadaannya.
Berbeda dengan Daud, nabi Amos justru menyatakan bahwa
sungguh celaka orang yang menantikan hari Tuhan. Bagi orang-orang yang
menginjak-injak orang lemah, penindas orang benar dan miskin, dan
12
Antiklimaks:Kemerosotan atau kemunduran mendadak sampai taraf yang tidak
berarti dan amat mengecewakan, sangat berlawanan dengan kemajuan atau kehebatan yang telah
dicapai sebelumnya.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 279 -
penerima suap (Amos 5:11,12) hari Tuhan itu merupakan kekelaman dan
kegelapan. Sungguh merupakan sebuah ketidakberuntungan. Itulah
sebabnya nabi Amos menyatakan bahwa Tuhan membenci ibadah dan
persembahan mereka.
Rasul Paulus mengingatkan jemaat Tesalonika agar tetap memiliki
pengharapan mengenai orang-orang yang telah meninggal sebelumnya.
Pengharapan itu didasarkan pada kebangkitan Kristus dari antara orang
mati (1 Tes. 5:14). Kebangkitan-Nya memberi jaminan bahwa orang yang
telah meninggal di dalam Tuhan akan lebih dahulu bangkit ketika Malaikat
meniup sangkakala dan Tuhan turun dari sorga. Sesudah itu, orang-orang
yang masih hidup akan menyongsong Tuhan di angkasa. Rasul Paulus
mengingatkan orang percaya untuk berpengharapan menyongsong hari
Tuhan.
Panggilan untuk berjaga-jaga tentang kedatangan Tuhan yang
kedua kali dijelaskan dalam Matius 25:1-13. Dalam perikop ini penulis Injil
Matius menjelaskan tentang dua kelompok gadis yang menyongsong
kedatangan mempelai. Kelompok pertama adalah 5 gadis bodoh yang
datang menyongsong kedatangan mempelai dengan membawa pelita tetapi
tidak membawa minyak. Mereka baru pergi membeli minyak ketika orang
sudah berteriak bahwa mempelai sudah datang. Sayang sekali saat mereka
pergi membeli minyak mempelai datang. Mempelai dan orang-orang yang
bersama-sama dengan dia masuk ruang perjamuan dan menutup pintu di
ruang perjamuan. Gadis-gadis bodoh itu terlambat datang dan tidak dapat
masuk ruang perjamuan.
Kelompok kedua adalah 5 gadis yang bijaksana. Mereka
mengadakan persiapan yang matang untuk menyambut mempelai. Mereka
dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang tidak terduga saat
pengantin datang. Pelita dan minyak cadangan dalam buli-buli
dipersiapkan dengan baik. Ketika mempelai datang mereka langsung
berjalan bersama dengan mempelai dan masuk ke dalam ruang perjamuan.
Perumpamaan ini mengingatkan bagi setiap orang bahwa siap atau tidak
Yesus pasti datang kembali (bnd. PGT bab VIII butir 1 dan 2). Itulah
sebabnya penulis Injil Matius mengingatkan bahwa, Karena itu, berjaga-
jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya (Mat.
25:13).
KEDATANGAN TUHAN
Kasaean-Na Puang Kapenomban
Amos 5:18-24
Pembimbing
Begitu dahsyat dan menakutkan hal datangnya hari Tuhan
sebagaimana yang digambarkan oleh nabi Amos. Ayat 18-20 menjelaskan
bahwa hari Tuhan itu adalah kegelapan. Kegelapan yang sama ketika
penciptaan (Kej.1:2). Hari itu akan dipenuhi dengan ratapan (ay.16). Orang
yang menantikan hari Tuhan menuai celaka. Nabi Amos
menggambarkannya sebagai orang yang tak putus dirundung malang.
Gambarannya jelas dalam ayat 19, ia lari karena dikejar singa dengan
terengah-engah ketakutan namun belum selesai dari kejaran singa maka
seekor beruang datang menghampiri dia. Dalam suasana letih dan lesu tiba
di rumah dengan bertopang tangan pada dinding, seekor ular datang
memagut dia. Menyakitkan, dia bukan saja mengalami penderitaan fisik
tetapi juga penderitaan emosional. Namun pertanyaan yang muncul adalah
apakah semua yang menanti hari Tuhan akan celaka? Bukankah hari Tuhan
itu adalah hari pemulihan?
Berita kedahsyatan hari Tuhan itu tentu bukan tanpa alasan.
Dengan keras nabi Amos menyampaikan firman Tuhan bahwa Ia membenci
dan menghinakan perayaan bulan baru umat-Nya. Tuhan tidak berkenan
kepada berbagai korban yang diberikan bahkan dengan hewan yang
tambun sekalipun. Ia tidak mau lagi mendengar nyanyian yang dinyanyikan
dan bunyi-bunyian yang ditabuh oleh umat-Nya. Pertanyaannya, bukankah
perayaan, korban, nyanyian dan bunyi-bunyian merupakan hal-hal yang
mesti dipakai untuk mengangungkan Tuhan? Mengapa Tuhan menolaknya?
Menyedihkan sebab penolakan itu terjadi karena umat hidup dalam
kemunafikan. Perayaan dan ibadah mereka luar biasa meriahnya tetapi
mereka tidak mencari Tuhan, sumber kehidupan mereka (Am.5:5). Mereka
juga menginjak-injak orang lemah, berbuat jahat, menerima suap, dan
mengesampingkan orang miskin (Am.5:11-12). Pada orang semacam ini
hari Tuhan itu menjadi celaka. Namun bagi orang yang hidup tekun dalam
penantian maka datangnya hari Tuhan itu merupakan sebuah sukacita .
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 282 -
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah semua bentuk ibadah yang kita laksanakan dan berbagai
bentuk persembahan yang kita persembahkan masih dalam rangka
mewujudnyatakan kesiapsediaan kita menanti kedatangan Kristus?
Ataukah ibadah itu hanya sekadar kebiasaan karena kita adalah orang
Kristen? Diskusikanlah!
(Minturaka tu kamenomban dipogau sia pemala disorong mendadi
tanda bilangna kasakkaranta umpeagi kasaean-Na Puang Yesus Kristus
mapenduan? Batu, kamenomban iatomai dikua kedipogau dukai
belanna to saraniki? Tasimanan-mananni!)
2. Bagaimana menyatakan hal berjaga-jaga menanti kedatangan Kristus
kembali dalam kehidupan pribadi dan dalam hidup bersesama dengan
orang dari latar belakang agama dan budaya yang berbeda?
(Umbadikua umpapayanni tu kamareanta umpeagi kasaean-Na sule
Kristus lan katuoan simisa-misata sia lan katuoanta sisola to senga
diomai aluk senga sia to maada senga?)
~oOo~
Pemahaman Teks:
1. Mazmur 90:1-12. Mazmur ini merupakan hasil perenungan Musa
terhadap berbagai kenyataan yang disaksikannya dalam
pengembaraan di padang gurun, khususnya tahun-tahun terakhir.
Semua angkatan dewasa yang keluar dari Mesir tewas dalam masa
pengembaraan, dan Musa mengamini bahwa itu adalah bentuk
melakukan pembaharuan.
bagi kita untuk hidup. Waktu yang Tuhan berikan kepada kita
berbeda-beda, namun yang pasti ialah bagi semua orang waktu itu
ada batasnya. Yang terpenting bukanlah lama atau singkatnya,
melainkan cara memahami dan menggunakan atau mengisi waktu
yang terbatas itu.
2. Tuhan memperlengkapi kita dengan karunia yang dapat
didayagunakan. Karunia yang diberikan Tuhan juga berbeda-beda.
Ibarat tuan yang meberi modal usaha yang berbeda-beda kepada
hamba-hambanya. Yang terpenting di sini bukanlah sedikit-
banyaknya atau tinggi rendahnya karunia berdasarkan ukuran
dunia, melainkan cara melihat dan menggunakan karunia itu.
3. Bagaimana kita menggunakan kesempatan dan karunia itu? Ini
tergantung pada seberapa dalamnya kita mengenal Dia yang
memberi waktu dan karunia itu dan apa yang akan Dia lakukan
sebagai akhir dari segalanya. Tuhan akan menuntut
pertanggungjawaban dari kita.
4. Kapan itu terjadi? Pada hari Tuhan. Pada saat itu, Tuhan akan
mengadakan penghakiman. Akibat dari penghakiman adalah
pemisahan. Terhadap hamba yang baik dan setia, tuannya akan
mengatakan: Turutlah dalam kebahagiaan tuanmu, tetapi bagi
hamba yang jahat dan malas, dia akan mengatakan Tercampaklah
ke dalam kegelapan, di sana akan terjadi ratap dan kertak gigi.
Aplikasi
1. Kita adalah pengikut Kristus, atau hamba Kristus. Hamba seperti
apa kita? Hamba yang baik dan setia, atau hamba yang jahat dan
malas?
2. Yesus pasti datang kembali. Cepat atau lambat, bukan urusan kita.
Entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, Yesus pasti datang
kembali. Yang terpenting ialah apakah kita merindukan
kedatangan-Nya bagaimana kita menantikan dan menyambut
kedatangan-Nya.?
3. Waktu yang Tuhan berikan itu terbatas, dan Tuhan menuntut
pertanggungjawaban dari kita. Karena itu adalah sangat penting
menjalani kehidupan ini secara bijaksana. Pengakuan Gereja Toraja
Bab VIII butir 2 dan 3 menuliskan: Yesus Kristus yang telah naik ke
sorga akan datang kembali dalam kemuliaan-Nya sebagai Hakim
dan Juruselamat untuk mewujudkan keselamatan dalam
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 286 -
~oOo~
Pembimbing
Paulus mencapai kota itu pada perjalanan Pekabaran Injil tahap
kedua (Kis.17:1-10). Tidak disebutkan dengan jelas berapa lama Paulus
tinggal di Tesalonika, namun catatan dalam surat ini mengatakan bahwa
sambil memberitakan Injil, Paulus bekerja keras untuk membiayai
hidupnya sendiri (1 Tes.2:9). Sekalipun terjadi keributan ketika Paulus
memberitakan Injil di Tesalonika, namun akhirnya juga berdiri jemaat di
kota itu.
Dalam perikop ini (ps.5:1-11) Paulus memberi nasihat kepada
jemaat sehubungan dengan kedatangan hari Tuhan atau kedatangan
Kristus kembali. Paulus sekali lagi mempertegas kepada jemaat hal yang
telah benar-benar mereka pahami sehubungan dengan kedatangan hari
Tuhan, bahwa datangnya secara tiba-tiba, ibarat pencuri atau seorang
hamil yang tiba-tiba ditimpa sakit bersalin. Karena itu, yang harus
dilakukan bukanlah sibuk meramal-ramalkan atau menghitung-hitung
waktu, kapan Yesus akan kembali, melainkan hidup berjaga-jaga,
mengenakan seluruh perlengkapan senjata terang, dan dengan itu jemaat
tetap mempertahankan kekudusan hidup sebagai anak-anak terang (anak-
anak siang), bukan seperti kehidupan anak-anak kegelapan. Dengan
demikian, jemaat tetap menjadi orang-orang yang beroleh keselamatan,
bukan orang-orang yang ditimpa murka.
Pertanyaan diskusi:
1. Baca ayat 9-10. Diskusikanlah apa maksud Paulus: Entah kita berjaga-
jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Kristus?
(Basa polei tu aya` 9-10. Sipakadai apa tu nasanga Rasulu Paulus la
pasa'dingki', la mamma'ki',la tontongki' tuo sisola).
2. Tuhan menuntut pertanggungjawaban. Dalam hal apa saja kita telah
menggunakan secara bertanggung jawab waktu dan karunia yang Tuhan
berikan?
(Natuntun Puang Matua tu tanggunganna. Umbasiamo tanani
umpapayanni kumua tapake tongan siamo tu attu sia pamengan
nakamaseanki Puang Matua)
~oOo~
Bahan Khotbah Minggu ke-48 26 November 2017
(Akhir Tahun Gerejawi 2017)
Tujuan:
1. Jemaat dapat menjelaskan pemahaman mereka tentang Yesus adalah raja
2. Jemaat dapat menunjukkan sikap hidup sebagai warga kerajaan Allah
Pemahaman Teks
Yang paling indah dalam kehidupan orang percaya adalah
menantikan masa depan, karena mereka menantikan kedatangan Yesus
untuk menjadi Raja. Meskipun beberapa teolog mengatakan bahwa
kedatangan Yesus ditunda, seperti Albert Schweitzer yang mengatakan
bahwa pengharapan Tuhan Yesus telah gagal, dan bahwa seruannya sudah
selesai. Atau O. Cullmann juga berkata bahwa Yesus sendiri menantikan
Pembagian perikop:
1. Kedatangan Tuhan Yesus kembali, Yesus akan bersemayam diatas
tahta kemuliaan-Nya (Mat.5:31-32).
2. Ayat 33-34. Semua bangsa dikumpulkan dan memisahkan antara
yang baik dan yang tidak baik.
3. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam penantian itu, lihat ayat 35-45
4. Pengharapan eskatologis (ay.46, dan mereka ini akan masuk
ketempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar akan ditempatkan
ke dalam hidup yang kekal).
13
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 1997, hlm. 495.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 289 -
14
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 1997, hlm. 499.
15
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 1997, hlm. 503.
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 290 -
makan. Saya jadi teringat nenek saya dulu, ujar Suprihatin memberi
alasan kenapa akhirnya dia mau menolong Sang Nenek. Sementara apa
yang dilakukan Karsimah benar-benar tidak masuk akal. Karsimah yang
baru kehilangan suaminya akibat meninggal dunia itu kini berprofesi
sebagai penambal ban di daerah Semarang, Jawa Tengah. Ia berprofesi
sebagai penambal ban karena terpaksa menggantikan suaminya untuk
mencari nafkah. Ketika sedang menunggu pelanggan, tiba-tiba datang
seorang nenek yang pura-pura tersesat dan minta tolong dirinya untuk
mengantar ke Salatiga. Karsimah tertegun sejenak melihat Sang Nenek
yang katanya mengaku sudah dua hari berusaha minta tolong kepada
beberapa orang tapi tak satu pun yang bersedia menolong. Walau agak
ragu-ragu, Karsimah kemudian menutup kios tambal ban nya dan segera
menggandeng nenek dan menumpang bus ke jurusan Salatiga.
Saudara-saudara, melakukan kehendak Allah tidak harus
menjadi Rinto Kanafi, atauSuprihatin, atau Karsimah, tetapi mungkin
dalam bentuk lain, mungkin pekerjaan yang lebih kecil ataupun
mungkin harus pekerjaan besar. Paulus senantiasa berdoa seperti dalam
pembacaan kita yang kedua, Efesus 1:15- 23: Ucapan syukur dan doa
Paulus bagi semua Jemaatnya.
Aplikasi:
Di akhir tahun gerejawi ini marilah kita kembali merenungkan
betapa seringnya kita menempatkan diri kita seolah-olah raja dan
memaksa Tuhan untuk menolong kita. Kita sering bersungut-sungut
apabila kemauan kita tidak terpenuhi, bahkan kadang-kadang kita
mematok syarat sebelum melakukan sesuatu dalam pelayanan. Meskipun
sampai sekarang kasih Allah tetap nyata dalam hidup kita. Karena itu,
berilah haknya sebagai Raja karena Dia adalah Raja dan kitalah hambanya.
Jadi selayaknya pada akhir tahun gerejawi, setiap orang percaya membarui
komitmen kesetiaan dan ketaatannyapada Tuhan yang Adalah Raja.
Catatan:
Dalam kalender gerejawi, minggu ini biasa disebut akhir tahun
gerejawi. Minggu berikutnya akan mulai lagi dengan minggu-minggu
adven. Pertanyaan ialah Apa yang semestinya dilakukan pada setiap akhir
tahun gerejawi? Ada jemaat yang menggunakan saat seperti ini untuk
kembali mengingat warga jemaat yang meninggal dalam tahun berjalan.
(biasanya nama-nama anggota jemaat yang meninggal dalam tahun
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 292 -
Pembimbing:
Surat Efesus ini adalah surat edaran yang bersifat Penggembalaan
kepada gereja-gereja yang ada di Asia Kecil, dan diedarkan oleh seorang
utusan. Surat Efesus ini ditulis pada saat Paulus berada dalam penjara di Roma
pada tahun 60 s/d 61 Masehi. Dan isinyapun ada kesamaan dengan Kolose,
terutama pasal 6:21,22 dan Kol.4:7. Khusus perikop kita saat ini, Efesus 1:15-
23 berisi Doa syafaat Paulus untuk gereja (semua orang percaya). Ada tiga
keinginan Paulus dalam doanya yaitu:
a. Ayat 15-16 agar sesama orang percaya mempunyai pengetahuan tentang
perintah Allah
b. Ayat 17-18 agar mereka yang telah dipanggil semakin teguh dalam
pengharapan kepada Allah.
c. Ayat 18 agar orang percaya dengan yakin bahwa kuasa Allah memelihara
terutama dalam kebutuhan-kebutuhan mereka sehari-hari.
Lalu selanjutnya dalam ayat 19-21 berisi penobatan yang telah bangkit
itu, Bukan hanya memberi hormat dan kemuliaan, tetapi juga memberi hasil
yang luar biasa bagi dunia dan gereja. Pada ayat 22 berisi penobatan Yeus
Kristus sebagai Raja dan pada ayat 23 berisi keterangan bahwa jemaat adalah
tubuh-Nya yang diberikan kepenuhan segala sesuatu.Jadi nyata sekali bahwa
doa syafaat Paulus ini berisi sebuah kerinduan supaya semua orang percaya
memiliki hikmat, wahyu dan pengetahuan yang benar sekaligus memberi
penegasan penting bahwa Yesus Kristus memerhatikan kehidupan mereka
karena Yesus Kristus adalah Raja.
Pokok diskusi:
1. Diskusikanlah hal-hal apa yang menjadi penekanan doa Paulus bagi kita,
dan bandingkanlah dengan doa kita selama ini.
(Sipakadai apa sia tu napamatatak Rasulu Paulus lan
passambayanganna, pasitendei umba susi ke kita massambayang)
2. Diskusikanlah mengapa kita sangat sulit memberi tempat bagi kekuasaan
dan kehebatan Tuhan yang adalah Raja.
Sipakadai matumbai tu torro to lino anna lendu ia masussanna umpaalai
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 293 -
TERUS BERJAGA-JAGA
(Tontong Mapenanda)
Tujuan: Jemaat selalu hidup berjaga-jaga dalam menyambut kedatangan Kristus kembali
Pemahaman Teks
Secara garis besar, perikop ini merupakan bagian akhir dari
Khotbah Yesus tentang akhir zaman, yakni penjelasan yang diberikan oleh
Yesus kepada empat murid, yakni Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas,
di atas Bukit Zaitun (Mrk. 13:3). Oleh sebab itu, sejumlah penjelasan dalam
ayat-ayat perikop ini tentu saja harus dihubungkan dengan ayat-ayat yang
mendahului penjelasan Yesus ini, khususnya pertanyaan ke-empat murid
yang mendasari penjelasan Yesus ini: "Katakanlah kepada kami,
bilamanakah itu akan terjadi, dan apakah tandanya, kalau semuanya itu
akan sampai kepada kesudahannya" (Mrk.13:4).
Cukup jelas terlihat minat para murid untuk mengetahui kapan
kesudahan waktu itu tiba. Dan dari penjelasan Yesus (Mrk.13:7-8),
terdapat kesan betapa ada dugaan, bahwa kehancuran Bait Suci dan
Yerusalem pada tahun 70 M, yang dalam Perjanjian Lama amat sering
dikaitkan dengan penghukuman Yerusalem, juga sekaligus merupakan
kesudahan tersebut. Yesus dengan jelas membantah hal tersebut. Dalam
Mrk.13:7-8, Ia mengatakan, bahwa "Dan apabila kamu mendengar deru
perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah.
Semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa
akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan
terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan. Semua itu
barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru". Dengan kata lain,
masa penantian pada masa kesudahan, yakni saat Anak Manusia datang
kembali dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya,
masih harus terus dinantikan.
Masa kedatangan Kristus kembali memang tidak dapat diketahui
secara pasti kapan waktunya. Namun demikian, tidak berarti bahwa tidak
ada tanda-tanda yang diperlihatkan. Berbagai gejala alam, yang memang
merupakan gambaran yang umum tentang Hari Tuhan dalam Perjanjian
Lama, merupakan tanda yang dapat diamati dengan baik. Itu sebabnya,
Yesus meminta para murid untuk belajar dari pohon ara. Pohon ara yang
tampak seperti mati pada musim dingin, dapat menjadi pertanda akan
datangnya musim panas, yakni ketika ranting-rantingnya mulai melembut
dan bertunas.
Yang mungkin seringkali jadi bahan diskusi lebih jauh, ialah apa
yang kemudian dimaksudkan oleh Tuhan Yesus dengan perkataan, bahwa
"Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu
terjadi"? Siapa yang dimaksud dengan angkatan ini? Apakah ini menunjuk
pada keseluruhan orang pada masa itu, sehingga ini berarti bahwa
kesudahan itu akan segera datang pada masa itu? Ataukah menunjuk
kepada siapa? Ada gagasan yang menyatakan, bahwa kata angkatan ini
menunjuk kepada bangsa Yahudi dan ada juga yang menunjuk pada
keberadaan umat manusia secara keseluruhan. Keduanya bisa saja
diterima, namun dengan sebuah kesadaran, bahwa angkatan tersebut
bukanlah menunjuk pada kumpulan orang Yahudi atau umat manusia pada
satu kurun waktu tertentu saja, melainkan dalam kurun waktu yang
meliputi sejarah kehidupan manusia. Dalam hal ini, yang mau ditegaskan
ialah bahwa semua peristiwa ini akan terjadi dalam sejarah kehidupan
umat manusia dan bukan di luar perjalanan sejarah. Dengan demikian,
umat manusia bisa menyaksikan segenap peristiwa ini.
Pemahaman Teks
Secara garis besar, perikop ini dapat dibagi ke dalam dua bagian,
yakni ayat 8-10 yang menjelaskan tentang kewajiban untuk mengasihi
sebagai penggenapan hukum Taurat, dan ayat 11-14 yang merupakan
alasan untuk melakukan hal tersebut, yakni waktu keselamatan yang sudah
lebih dekat. Kalimat awal pada ayat 11 bisa menjelaskan hubungan dari
kedua bagian tersebut, yakni: "Hal ini harus kamu lakukan (kewajiban
mengasihi), karena....."
kehidupan yang penuh dengan tantangan. Oleh sebab itu, harus dijalani
dan diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.
~oOo~
Tujuan:
1. Jemaat Mengimani Karya Penyelamatan Allah
2. Jemaat menyambut karya penyelamtan Allah ini dengan pertobatan
Pemahaman Teks
Cukup jelas terlihat pesan teks bacaan ini, yakni sebagai berita
pembebasan dan pemulihan dari tengah-tengah pembuangan di Babel.
Namun terkait itu, menarik memperhatikan pandangan Bruce Birch, dalam
bukunya Let Justice Roll Down. Menurutnya, memang terdapat kesejajaran
antara karya pembebasan bangsa Israel dari Mesir dengan peristiwa
pembebasan umat Israel dari pembuangan di Babel, yakni kedua peristiwa
penting dalam sejarah kehidupan bangsa Israel ini memang
memperlihatkan karya Allah yang melepaskan mereka dari sebuah
penindasan. Namun jika dicermati lebih jauh, kisah pembebasan dari
pembuangan di Babel, sesungguhnya bukan semata proses pembebasan
dari belenggu penjajahan. Lebih dari itu, kisah pembebasan dari Babel
sesungguhnya juga memperlihatkan karya pengampunan Allah bagi umat-
Nya. Betapa tidak, pembuangan ke Babel pada dasarnya juga merupakan
sebuah bentuk penghukuman Allah kepada umat-Nya, sebagai akibat dari
ketidaksetiaan mereka. Allah telah menggunakan tangan bangsa lain untuk
menghukum umat-Nya (Yes.5:25-30). Pembuangan ke Babel bukanlah
wujud kekalahan Allah, melainkan konsekuensi atas ketidaksetiaan mereka
sebagai umat Allah.
Oleh sebab itu, bisa dipahami jika berita penyelamatan umat Tuhan
dalam Yesaya 40:1-11 ini kemudian juga disertai dengan berita
~oOo~
UTUSAN ALLAH
(Pesuanna Puang Matua)
Tujuan:
1. Jemaat memahami dan mengimani bahwa Allahlah yang menetapkan dan mengutus
orang pilihan-Nya memberitakan kabar baik
2. Jemaat termotivasi untuk mensyukuri panggilan hidupnya sebagai utusan Allah untuk
membawa kabar baik dalam kehidupan keluarga, jemaat dan masyarakat.
Pemahaman Teks
Dalam Alkitab edisi studi, Kitab Yesaya dibagi atas 3 bagian yakni:
pertama: Pasal 1-39 mengungkapkan situasi umat Israel sebelum
pembuangan ke Babel. Kedua Pasal 40-55 mengungkapkan tentang kabar
baik umat Allah di Pembuangan. Ketiga Pasal 56-66 mengungkapkan
tentang janji pemulihan umat pasca pembuangan.
Yesaya 61:1-4 merupakan bagian dari situasi pasca pembuangan.
Situasi pasca pembuangan itu mencakup gerakan pulang kampung orang
Israel atas perkenan Raja Koresh(Persia) dan pembangunan kembali
kehidupan umat dalam berbagai aspek. Pembangunan tembok Yerusalem
dan Bait Allah oleh Ezra dan Nehemia menjadi ciri khas situasi pasca
pembuangan. Sebab pembangunan itu menyangkut identitas sebagai suatu
bangsa dan suatu umat yang tentu memiliki masa depan. Yesaya 61 secara
utuh berbicara tentang sosok pribadi yang diutus Allah untuk menyatakan
kepedulian Allah untuk membebaskan dan memulihkan(tahun rahmat
Tuhan). Tugas perutusan sang tokoh dalam teks ini ditandai dengan karya
Roh Kudus untuk membawa kabar baik yang mensukacitakan yang
dibarengi dengan pembaharuan hidup. Teks ini kemudian merujuk atau
tergenapi dalam sosok Yesus Kristus dalam perjanjian baru (Luk. 4:17-19).
PERTOLONGAN TUHAN
Pa`tunduanna Puang
Pemahaman Teks
Menurut 1 Timotius 3:16, Ia yang telah menyatakan diri-Nya dalam
rupa manusia (atau menurut Yohanes 1:14, Firman yang menjadi manusia)
adalah suatu rahasia yang agung. Hal ini menunjukkan bahwa kelahiran
Yesus adalah suatu kebenaran yang tidak mungkin diselidiki oleh akal
manusia. Hanya dengan Iman seperti yang ditunjukkan Yohanes, yang
dapat melihat kemuliaan-Nya, yang penuh kasih karunia dan kebenaran
(Yoh.1:14; bnd. 1 Yoh.1:1). Kristus adalah Firman yang menjadi manusia,
dan bahwa di dalam Kristus telah berdiam secara jasmaniah seluruh
kepenuhan ke-Allahan (Kol.2:9), artinya seluruh hakekat Tuhan Allah
dinyatakan didalam diri Tuhan Yesus secara sempurna. Karena itu, Yesus
juga disebut Cahaya kemuliaan Allah dan Gambar wujud Allah(Ibrani
1:3), sehingga barang siapa telah melihat Yesus, ia telah melihat Bapa.
Oleh sebab itu, jikalau kelahiran Yesus telah mewujudkan suatu
rahasia yang agung, demikian jugalah kelahiran-Nya dari anak dara Maria.
Dalam Lukas 1:35, malaikat Gabriel berkata kepada Maria: Roh Kudus
akan turun atasmu dan kuasa Allah yang maha tinggi akan menaungi
engkau, kata menaungi juga ditemukan dalam Lukas 9:34, bahwa ada
awan menaungi Musa dan Tuhan Yesus ketika Tuhan dimuliakan diatas
gunung. Dalam Keluaran 40:34, disebutkan bahwa ada awan menutupi
kemah pertemuan dan kemuliaan Tuhan memenuhi kemah suci. Dari ayat-
ayat ini menunjukkan bahwa ungkapan menaungi menunjuk kepada
kuasa mukjizat Allah yang sungguh ajaib, kuasa yang menjangkau dan
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 305 -
melingkupi setiap orang atau umat yang diperkenankan oleh Tuhan untuk
menjadi alat-Nya.
Untuk itu kalau disebutkan bahwa Roh Kudus akan turun atas
Maria dan kuasa Allah akan menaungi dia, maka hal itu memberikan
pengertian bahwa Roh Kudus memberkati dan mempersiapkan Maria bagi
tugas yang dianugerahkan kepadanya. Kalau ada pertanyaan bahwa
bagaimana hal itu terjadi? sesungguhnya manusia tidak perlu
mengetahuinya karena yang jelas bahwa kelahiran Yesus adalah penyataan
kemahakuasaan Allah yang dinyatakan dengan cara yang sangat berbeda
dengan cara yang biasa terjadi sebagaimana kelahiran manusia pada
umumnya. Cara yang dilakukan Tuhan, itu hanya berlaku bagi kelahiran
Yesus dan hal itu hanya dapat dipahami melalui penyataan Allah. Logika
manusia tidak akan pernah menjangkau otoritas Allah dalam melakukan
caranya sendiri.
Firman Allah telah ada sebelum Ia datang di dunia atau sebelum Ia
dilahirkan sebagai manusia, Maka manusia Yesus Kristus bukan dilahirkan
karena kehendak manusia dan bukan atas persekutuan antara laki-laki dan
perempuan seperti yang terjadi pada manusia pada umumnya. Ia yang
telah ada sebelum dilahirkan, hanya dapat menjadi manusia dengan
kelahiran seorang anak dara. Kristus bukanlah seorang yang dilahirkan
dari seorang bapa dan seorang ibu. Kristus adalah Firman yang menjadi
manusia. Ia adalah yang semula dalam rupa Allah, tetapi yang kemudian
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia (Fil.2:6,7). Ia lahir di dunia karena Ia
menerima tugas untuk menyelamatkan dunia. Firman Allah tidak
dilahirkan manusia tetapi Ia sendiri yang lahir dengan memakai manusia
sebagai perantara melalui karya Roh Kudus.
Nama Yesus adalah nama yang diperintahkan oleh malaekat
kepada maria untuk diberikan kepada anak yang akan lahir. Nama Yesus
dalam Bahasa Ibrani Yehosyua artinya Tuhan menolong, yakni
menolong umat-Nya. Di dalam PL, ada dua orang yang bernama Yehosyua
yang dipakai Tuhan untuk menolong umat-Nya. Yang pertama adalah
Yosua bin Nun, pengganti Musa yang diperkenankan mengantar umat
Israel masuk ke tanah Kanaan (Yos.1:1-10), dan yang kedua adalah Yosua
bin Yosadak, yang menjadi Imam besar dan yang bersama-sama dengan
~oOo~
~oOo~
PERCAYALAH BAHWA
YESUS KRISTUS ADALAH ALLAH
(Patonganni Kumua Inang Yesu Manna Tu Puang)
Pemahama Teks:
Yohanes 1:1-14, Kata Firman di sebut berkali-kali dalam bagian
ini, bahkan digunakan kata ganti orang untuk menyebut Firman itu, yakni
Ia, Dia, -Nya) bahkan disebut sebagai Anak Tunggal (ay.14). Lalu
ditegaskan di ay. 14 bahwa Firman itu telah menjadi manusia. Itu berarti
bahwa yang dimaksud adalah Yesus Kristus.
Dalam psikologi Ibrani, ucapan seseorang dianggap dalam
pengertian tertentu sebagai: sebagian dari diri si pembicara yang
mempunyai keberadaan sendiri yang nyata. Maka ucapan atau Firman
Allah dalam Alkitab ialah penyataan diri Allah sendiri. Allah menyatakan
(menunjukkan atau memperkenalkan) diri melalui Firman-Nya. Namun, Ia
(Firman) juga disebut bersama-sama dengan Allah. Berarti Ia (Firman)
itu bagian dari Allah tetapi sedikit berbeda. Walaupun Dia juga adalah Allah
(ay.1). Ia disebut sebagai Anak Tunggal Allah. Disinilah letak rahasia dan
keunikan Allah Tritunggal. Otak kita manusia yang terbatas tidak akan
mampu memahami ketakterbatasan Allah.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, bnd dengan Kejadian 1,
Berfirmanlah Allah, Jadilah maka jadilah (Bnd. Ibrani 1:2). Artinya
Allah yang satu itu mencipta melalui Firman dan semuanya Jadi. Allah
tidak diam. Allah berkata-kata. Melalui kata-kata / Firman Allah itu, maka
segala sesuatu tercipta. Kata-kata atau ucapan Allah itu telah menjadi
manusia (ay.14). Hal itu mungkin dan mudah bagi Allah. Dengan
kemahakuasaan-Nya, Ia dapat menjadi apa saja (selain manusia)
seandainya Ia mau.
Aplikasi:
Kita harus percaya bahwa Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh
Allah. Tidak boleh ada keraguan. Kehadiran-Nya di dunia bukan saja
diperingati setiap tahun melalui natal, tetapi juga karena kehadiran-Nya
tetap dirasakan sampai sekarang, bagi siapa saja yang mempercayai-Nya.
Dunia dan segala isinya adalah milik-Nya maka Ia berkuasa penuh untuk
keselamatan dunia ini.
Ilutrasi:
Seseorang yang sudah berkali-kali mengalami langsung manfaat obat
herbal tertentu akan merasa senang untuk menyampaikan obat tersebut
kepada orang lain.
Penerapan
Kita pun dipanggil untuk diutus menjadi saksi-saksi Yesus Kristus, karena
tidak mungkin kita menikmati keselamatan sendiri lalu membiarkan
saudara, tetangga dan sesama kita mengalami kebinasaan selamanya.
~oOo~
Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa ada kegirangan selama-lamanya di dalam Yesus Kristus.
2. Jemaat bertekad untuk hidup dalam sukacita karena keselamatan telah diperoleh di
dalam Yesus Kristus.
Pemahaman Teks :
Nubuat ini disampaikan saat bangsa Israel di selatan (Kerajaan
Yehuda) sedang ketakutan karena akan diserang oleh bangsa Aram dan
Israel Utara (bnd.7:4), sekalipun Ahas sudah diperingatkan oleh Tuhan
melalui Yesaya bahwa kedua bangsa itu akan ditawan sebelum
melaksanakan niatnya menyerang Yerusalem (bnd.7:4; 8:4). Namun
mereka tetap tidak percaya (bnd.8:6-8) sehingga Yesaya diperintahkan
oleh Tuhan agar tidak takut terhadap apa yang ditakuti Yehuda (8:12-13).
Akibatnya orang Yehuda, akan ditawan, melarat dan lapar sehingga
mereka akan gusar dan mengutuki rajanya bahkan Allahnya (8:21).
Kesesakan, kesuraman dan kegelapan akan mereka hadapi (8:22).
Dalam kondisi seperti itulah, berita baik ini dinubuatkan (9:1-6) :
Bangsa yang berjalan dalam kegelapan akan (bnd.8:23 di
kemudian hari) melihat terang yang besar (ay 1); Tekanan dari si
penindas akan dipatahkan oleh Tuhan (ay.3); sebab kejahatan dan
penjahat akan dikalahkan.
Sorak-sorai dan sukacita kepada Tuhan dikumandangkan (ay.2)
sebab, kelahiran Yesus Kristus yang akan memerintah dalam
kedaulatan-Nya sebagai Raja damai (ay.5); besar kuasa-Nya dan
damai sejahtera tidak akan berkesudahan (ay.6).
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 314 -
Pemahaman Teks
Melalui bacaan ini, kita melihat bagaimana kedudukan istimewa
orang beriman kepada Yesus Kristus. Pada ayat 1-3, menjelaskan tentang
posisi manusia ketika ia belum dewasa/akil-balik. Manusia dikuasai rupa-
rupa roh dunia, ia diperhamba/dikendalikan hukum Taurat. Namun ketika
waktunya sudah tiba, ketika Tuhan sudah menentukan waktunya, Ia akan
bertindak membebaskan manusia. Ia melaksanakan rencana-Nya sesuai
kehendak-Nya demi umat-Nya (bnd.Yesaya 61:10-62:2).
Kristus datang membebaskan dan melepaskan manusia sehingga
manusia bukan lagi hamba-hamba hukum itu. Dalam Lukas 2:30 Sebab
mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu. Selanjutnya pasal
2:31 menegaskan bahwa Yang telah Engkau sediakan di hadapan segala
bangsa, sedangkan dalam pasal 2:32 menegaskan Terang yang menjadi
penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu,
Israel. Paulus menjelaskan lebih lanjut bahwa karena kedatangan Yesus
Kristus maka setip orang percaya tidak lagi disebut hamba, melainkan
disebut sebagai anak-anak dan ahli waris. Orang-orang percaya mendapat
kedudukan istimewa di dalam Yesus kristus.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dalam Lukas 2:21-24, Yesus sebagai
manusia telah memenuhi seluruh aturan hukum Taurat. Karena itu
hanya Dia saja yang dapat menebus kita dari hukum Taurat. Sehingga
seharusnya kita berpindah dari hamba hukum Taurat menjadi hamba
Kristus karena hanya Dia yang menebus kita, namun Ia tidak menyebut
kita hamba tetapi sahabat(Yoh.15:13-15). Selanjutnya, bahwa dengan
pertolongan Roh Kudus di dalam Yesus Kristus, orang percaya dapat
berperilaku seperti seorang anak kepada Allah dengan memanggil Allah
Berakar dalam Kristus dan berbuah banyak di dalam dunia -
- 317 -
~oOo~
PENJELASAN SAMPUL
Januari
01. Kejadian 12:1-9 11. Yesaya 51:12-16 21. I Samuel 16:1-13
02. Kejadian 28:10-22 12. Galatia 1:11-24 22. Efesus 5:1-14
03. Mazmur 72:15-20 13. Mazmur 40:1- 6 23. Hakim-hakim 6:11-24
04. Ibrani 11:23-31 14. Lukas 5:1-11 24. Hakim-hakim 7:12-22
05. Yosua 1:1-9 15. Keluaran 12:1-11 25. Ulangan 16:18-20
06. Mazmur 29:1-11 16. Kisah Rasul 8:26-40 26. 1 Petrus 3:8-12
07. I Samuel 7:2-14 17. Yesaya 53:1-12 27. 1 Timotius 5:17-6:2a
08. Kejadian 35:1-5 18. Yesaya 48:12-19 28. Yohanes 13:31-35
09. Kisah Rasul 10:44-48 19. Mazmur 27:1-6 29. Mikha 3:1-4
10. Yeremia 1:4-10 20. Galatia 2:1-10 30. Filemon 1:11-22
31. Mazmur 37:1-11
Pebruari
01. Lukas 6:20-26 11. Ulangan 30:1-10 21. Kejadian 31:1-9
02. Mazmur 112:1-10 12. Keluaran 20:1-21 22. Lukas 18:18-27
03. Yakobus 3:13-18 13. Mazmur 119:9-16 23. Ibrani 8:1-13
04. Markus 7:1-8 14. Ulangan 23:21-24 24. Keluaran 19:7-14
05. Maz. 119:105-112 15. Amsal 2:1-22 25. 1 Raja-Raja 21:20-29
06. Roma 11:1-10 16. 1 Kor.10:23-33 26. Kis.7:30-34
07. 2 Raja-raja 23:1-8 17. Imamat 6:1-7 27. Keluaran 33:1-14
08. Yohanes 8:12-20 18. Mazmur 7:1-6 28. Ibrani 11:1-10
09. Yakobus 1:12-18 19. Mazmur 119:57-64
10. Mazmur 119:1-8 20. Amsal 25:21-28
Maret
01. Roma 1:1-7 11. Lukas 7:1-10 21. 1 Korintus 10:1-10
02. Yunus 3:1-10 12. Mazmur 128:1-6 22. Yohanes 7:37-44
03. Yunus 4:1-11 13. Bilangan 21:4-9 23. Efesus 4:25-32
04. Matius 18:1-5 14. Yesaya 65:17-25 24. Mazmur 23:1-6
05. Mazmur 32:1-5 15. Yehezkiel 36:22-32 25. Efesus 5:1-10
06. Ibrani 2:10-14 16. Kolose 1:15-23 26. Mazmur 146:1-10
07. Kejadian 4:1-16 17. Efesus 2:11-22 27. Kisah Rasul 9:1-19a
08. Keluaran 34:1-8 18. Yohanes 4:1-10 28. Yesaya 42:10-17
09. Mazmur 121:1-8 19. 2 Yohanes 1:1-13 29. Maitus 9:27-31
10. Lukas 7:14-20 20. Mazmur 81:9-17 30. Yehezkiel 33:12-20
31. Wahyu 11:15-19
April 2017
01. Yehezkiel 36:8-15 11. Filipi 1:27-30 21. 1 Korintus 15:1-11
02. Mazmur 130 12. Mazmur 143:9-12 22. Yohanes 20:11-20
03. Kisah 20:7-12 13. Mazmur 141:1-10 23. Mazmur 16:1-11
04. 2 Raja-raja 4:18-37 14. 1 Petrus 2:18-23 24. 1 Korintus 15:12-20
05. Matius 22:23-33 15. Mazmur 31:1-4 25. 1 Korintus 15: 21-28
06. Filipi 1:1-11 16. Mazmur 114:1-8 26. Matius 12:38-42
07. Mazmur 31:9-16 17. Keluaran 14:10-31 27. 1 Petrus 1:8b-12
08. Markus 10:32-34 18. Keluaran 15:1-18 28. Yesaya 26:1-4
09. Mazmur 31:10-16 19.Matius 28:1-10 29. Yesaya 25:6-9
10. Ratapan 3:55-56 20. Kolose 4:1-8 30. Mazmu 116
Mei 2017
1. 1 Petrus 1:23-25 12. Keluaran 3:1-12 23. 1Petrus 3:8-12
2. 1 Petrus 2:1-3 13. Yohanes 8:48-59 24. Ulangan 31:1-13
3. Keluaran 24:1-11 14. Mazmur 31:1-5 25. Yohanes 16:16-24
4. 1 Petrus 2:9-12 15. Kisah 7:17-22 26. 2 Raja 2:1-12
5. 1 Petrus 2:13-17 16. Amsal 3:5-12 27. 2 Raja 2:13-15
6. Lukas 15:1-7 17. Mazmur 102:1-17 28. Yohanes 8:21-30
7. Mazmur 23 18. Kejadian 6:5-22 29. 1 Petrus 4:1-6
8. Mazmur 100 19. Kejadian 7:1-24 30. 1 Petrus 4:7-11
9. Yehezkiel 34:23-31 20. Yohanes 14:27-29 31. Mazmur 99
10. Yeremia 23:1-8 21. Mazmur 66:8-20
11. Kejadian 12:1-3 22. Kejadian 9:8-17
Juni 2017
1. Keluaran 19:1-9a 12. 1 Korintus 12:1-3 23. Mazmur 69:16-18
2. Keluaran 19:16-25 13. 1 Korintus 12:4-13 24. Mazmur 86:1-10
3. Keluaran 20:1-21 14. Yohanes 14:25-26 25. Kis.Para Rasul 5:17-26
4. Mazmur 33:12-22 15. Ibrani 3:1-6 26. Wahyu 2:1-7
5. Yoel 2:18-29 16. Mazmur 100 27. Wahyu 2:8-11
6. Roma 8:26-27 17. Mazmur 116:1-2,12-19 28. Matius 10:16-33
7. Yohanes 7:37-39 18. Markus 7:1-13 29. Mazmur 89:1-4,15-18
8. 2 Timotius 1:8-12a 19. Mazmur 105:1-11 30. 2 Tawarikh 20:5-12
9. 2 Timotius 1:12b-14 20. Mazmur 105:37-45
10. Yohanes 14:15-17 21. Lukas 16:12-19
11. Mazmur 8:1-10 22. Mazmur 69:7-10
Juli 2017
1. Mazmur 13 11. Roma 3:1-8 21. Yehezkiel 39:21-29
2. Mazmur 89:1-5 12. Mazmur 131 22. Matius 7:15-20
3. 1Tesalonika 4:9-12 13. Mazmur 65:1-8 23. Mazmur 86:11-17
4. Mazmur 119:161-168 14. Roma 15:14-21 24. Mazmur 139:13-18
5. Mazmur 47 15. Mazmur 119:105-112 25. Galatia 4:21-5:1
6. Roma 7:1-6 16. Mazmur 65:10-14 26. Daniel 12:1-13
7. Roma 7:7-20 17. Imamat 26:3-20 27. 1Korintus 4:14-20
8. Zakaria 4:1-7 18. Efesus 4:17-5:2 28. Kejadian29:9-14
9. Mazmur 145:8-14 19. Matius 13:10-17 29. Kejadian 29:31-35
10. Roma 1:18-25 20. Ibrani 2:1-9 30. Mazmur 119:129-136
31. Yakobus 3:13-18
Agustus 2017
1. Efesus 6:10-18 12. Mazmur 85:8-13 23. Matius 8:5-13
2. Amsal1:1-7 13. Kejadian 7:11-8:1-5 24. 1 Korintus 6:1-11
3. Filipi 4:10-15 14. 2 Petrus 2:4-10 25. 2 Korintus 10:12-18
4. Roma 9:6-13 15. Kejadian 19:1-29 26. Yehezkiel 36:33-38
5. Mazmur 145:1-9 16. Ayub 37:14-24 27. Mazmur 138
6. Mazmur 145:8-13 17. Yesaya 45:20-25 28. Roma 2:1-11
7. Ulangan 8:1-10 18. Mazmur 67:1-8 29. Ulangan 32:18-20
8. Mazmur 78:1-8 19. Yesaya 56:1-5 30. Mazmur 18:20-32
9. Matius 15:32-39 20. Matius 14:34-36 31. Mazmur 26:1-8
10. 1 Raja-Raja 18:1-15 21. Mazmur 130
11. Kisah Rasul 18:24-28 22. Yesaya 43:8-13
September 2017
01. Mazmur 105:1-6 11. 1 Petrus 2:11-17 21. Nahum 1:9-2:2
02. Mazmur 105:23-26 12. Roma 13:1- 7 22. 2 Korintus 13:1-10
03. Mazmur 26:1-8 13. Matius 21:18-22 23. Zefanya 2:4-15
04. Mazmur 17:1-15 14. Ulangan 17:2-6 24. Filipi 1:21-30
05. Wahyu 3:1-6 15. Kejadian 41:53-57 25. Roma 16:1-16
06. Wahyu 3:7-13 16. Kejadian 45:1-20 26. Bilangan 11:1-9
07. 2 Korintus 12:1-10 17. Mazmur 103:8-14 27. Bilangan 11:18-23
08. Yeheizkiel 24:15-27 18. Mazmur 133:1- 3 28. Yakobus 4:11-17
09. Yeheizkiel 33:1- 6 19. Roma 14:1-12 29. Kisah Rasul 13:32-41
10. Mazmur 119:33-40 20. Roma 14:13-22 30. Bilangan 27:12-23
Oktober 2017
01. Mazmur 25:1-9 11. Amsal 8:5-14 21. Matius 14:1-12
02. Filipi 1:1-11 12. 1 Petrus 5:1-11 22. Yesaya 45:1-8
03. Filipi 1:12-26 13. Yakobus 4:1-10 23. Daniel 3:1-18
04. Matius 9:1-8 14. Markus 2:18-22 24. Daniel 3:19-30
05. Yeremia 2:14-22 15. Mazmur 34:1-11 25. Daniel 6:1-28
06. Yeremia 2:23-37 16. Yudas 1:17-25 26. Titus 1:5-16
07. Keluaran 23:1-13 17. Amsal 9:7-15 27. Titus 2:1-10
08. Yesaya 5:1-7 18. 2 Raja-raja 17:7-23 28. Mazmur 1:1-6
09. Yesaya 27:1-13 19. Hakim-hakim 17:1-13 29. Matius 22:34-40
10. Ulangan 5:23-33 20. Ulangan 17:14-20 30. Yakobus 2:1-13
31. Ulangan 10:12-22
November 2017
01. Mazmur 119:41-56 11. Amos 8:5-14 21. 1 Tesalonika 5:12-28
02. 1 Samuel 2:27-36 12. 1 Tesalonika 4:13-18 22. Mazmur 9:1-11
03. 2 Petrus 2:1-10 13. Yosua 24:19-28 23. Matius 24:45 - 51
04. Maleakhi 1:6-2:9 14. Yoel 1:1-20 24. Yesaya 40:1-5
05. Mikha 3:1-12 15. Yoel 1:9-21 25. Yesaya 44:21-28
06. 1 Tesalonika 2:13-20 16. Wahyu 16:1-7 26. Efesus 1:15-23
07. Ratapan 2:13-17 17. Wahyu 16:8-21 27. Mazmur 95:1-7
08. Amsal 16:21-33 18. Matius 12:43-45 28. Matius 12:46-50
09. Mazmur 70:1-6 19. Zefanya 1:7-18 29. Yeheizkiel 34:25-31
10. Amos 3:1-15 20. Zakaria 1:7-17 30. Mazmur 100:1-5
Desember 2017
1. Zakharia 14:1-9 11. Kisah Rasul 2:37-40 21. Ibrani 1:1-4
2. Matius 24:15-31 12. Kisah Rasul 11: 1-18 22. Ibrani 1:5-14
3. Mikha 2:1-13 13. Maleakhi 2:17-3:5 23. Hakim-Hakim 13:1-25
4. Mikha 4:1-5 14. Habakuk 2:1-5 24. Mazmur 121:1-8
5. Mikha 4:6-12 15. Habakuk 3:1-6 25. Zefanya 3:8-13
6. Lukas 21:34-38 16. Habakuk 3:13-19 26. Zefanya 3:14-20
7. 1 Tesalonika 1:1-10 17. Mazmur 126:1-6 27. Yeremia 26:1-15
8. Yeremia 1:1-10 18. Efesus 6:10-17 28. Yeremia 31:15-20
9. Yeheizkiel 36:20-32 19. Kisah Rasul 3:17-26 29. Yesaya 49:5-7
10. Markus 1:1-8 20. Markus 9:9-13 30. 2 Petrus 3:8-16
31. Yohanes 8:12-20
A. ANGGOTA
1. Pdt.I.Y. Panggalo,D.Th
2. Pdt.Albatros Palilu, M.Theol.
3. Pdt.Andrew Buchanan, M.Th.
4. Pdt.Hardianus Bela,S.Th
5. Pdt.Bambang,S.Th
6. Pdt.Gerson,M.Th
7. Pdt.Metris,S.Th
8. Pdt.F.T.Timbang, M.Si
9. Pdt.Lukas Dayung,M.Th
10. Pdt.Yusuf Paliling,M.Th
11. Pdt.DR.Abraham Tanggulungan,M.Th
12. Pdt.Ayub Toding, S.Th
13. Pdt.Alex Bilang,M.Th
14. Pdt.Daud Nompi,M.Th
15. Pdt.Imanuel Bone,M.Si
16. Pdt.Gerson,S.Th
17. Pdt.David Tiranda,S.Th
18. Pdt.Yan Tandipasang,S.Th
19. Pdt.Efraim Rapi`,S.Th
20. Pdt.Yesaya Saranga`,M.Th
21. Pdt.Latiang,S.Th
22. Pdt.DR.Ismail Baneringgi`,M.Th
23. Pdt.Joni Madika, M.Th.
24. Pdt.Julius Amping,M.Th
25. Pdt.Yonatan Saludung,S.Th.MM
26. Pdt.Dr. Joni Tapingku, M.Th
27. Pdt.Meri Tulak, S.Th
B.PENULIS:
1. Pdt.Albatros Palilu, M.Theol.
2. Pdt Alfred Anggui,D.Th
3. Pdt.Andrew Buchanan, M.Th
4. Pdt.Armand Dannari,S.Th.MM
5. Pdt.Sulaiman Manguling,D.Th
6. Pdt.Daud Palelingan, S.Th. MM
7. Pdt.Elvis Leme` Saladan,S.Th
8. Pdt.F.T.Timbang, M.Si
9. Pdt.Gerson, M.Th
10. Pdt.Joni Madika, M.Th.
11. Pdt.Joni Tapingku,D.Th
12. Pdt.Meri Tulak, S.Th
13. Pdt.Paulus Tangke Masarrang, M.Th.MH
14. Pdt.Petrus Senga`, S.Th. MM
15. Pdt.Rasely Sinampe,M.Th
16. Pdt.Restu Patriakan Matande, S.Th
17. Pdt.Semuel Tokam Kabanga`,M.Th
18. Pdt.Semuel Tulak, M.Mis
19. Pdt.Alex Bilang,M.Th
20. Pdt.Ayub Toding,S.Th
21. Pdt.Daud Nompi,M.Th
22. Pdt.David Tiranda,S.Th
23. Pdt.DR.Abraham Tanggulungan,M.Th
24. Pdt.DR.Ismail Baneringgi`,M.Th
25. Pdt.Efraim Rapi`,S.Th
26. Pdt.Gerson,M.Th
27. Pdt.Hardianus Bela,S.Th
28. Pdt.Ida Theresia Toban,S.Th.MM
29. Pdt.Imanuel Bone,M.Si
30. Pdt.Julius Amping,M.Th
31. Pdt.Latiang,S.Th