Anda di halaman 1dari 13

Pengharapan Vs Menunggu Ada seorang wanita tua yg oleh dokternya dikatakan bhw dia mungkin tdk akan dpt

hidup lebih lama lagi. Kemudian, dia memanggil keluarganya dan mendiskusikan apa yg harus dilakukan, dimana dia akan dikuburkan, peti jenasahnya akan seperti apa, dsb. Ketika diskusi berlangsung, wanita itu berkata, Ada satu hal yg sangat penting: "Saya ingin dikuburkan dgn garpu di tangan kanan saya. Anak-anaknya bingung mendengar pernyataannya, dan salah s'org diantara mrk tdk sanggup menyimpan rasa penasarannya. Ma, katanya, apa yg mama maksudkan? Aku teringat wkt makan dgn keluargaku ketika aku masih gadis, kata wanita itu menjelaskan, Setiap kita hrs membantu membereskan setelah makan. Ketika dia berkata Simpan garpumu! itu artinya ada makanan lezat yg akan segera dihidangkan. Maka saya ingin dikuburkan dgn garpu di tangan kananku, krn akan ada hal baik yg datang! Ilustrasi indah akan sebuah "PENGHARAPAN", tapi dapat juga berarti MENUNGGU. Ketika anda menunggu bis, anda berharap bis segera datang. Pengharapan kita dibangun krn menantikan sesuatu yg akan datang. Itulah makna yg indah akan kehidupan Kristen : berbalik dari cara hidup yg lama, menjadi melayani Tuhan & menantikan kedatangan Yesus yg kedua kali. Kita mempunyai pengharapan krn kita menantikan seseorang. Dia akan memberikan kpd kita sesuatu yg indah, kehidupan yg tidak ada penderitaan & kesedihan. Kita memiliki pengharapan krn kita tahu hal yg baik akan segera datang. Kita berpengharapan krn kita menunggu, menunggu kedatangan kembali Tuhan kita. Amin.~ Tidak Menyerah Hadapi Tragedi Ibrani 10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 131; Yohanes 8; Yeremia 37-38 Pada tanggal 2 bulan Juli, 1932, di Atlantic City, seorang bayi laki-laki lahir. Enam minggu kemudian, sepasang suami istri mengadopsinya, tetapi pada saat usianya 5 tahun, ibu angkatnya meninggal dunia. Ayahnya membawanya dari satu kota ke kota lain untuk mencari pekerjaan, hingga saat usianya 12 tahun, anak laki-laki itu mendapatkan pekerjaan pertamanya di sebuah restoran dan dia menyukainya. Ketika dia berumur 15 tahun, ayahnya ingin pindah lagi, tetapi anak muda ini menyukai pekerjaannya di Hobby House restoran. Akhirnya dia membuat keputusan, dia berhenti sekolah dan pindah ke YMCA dan bekerja sepenuh waktu di restoran itu. Beberapa tahun kemudian, bos dari Hobby House menawarkan anak muda itu kesempatan. Bosnya memiliki empat restoran KFC yang merugi, dan memintanya untuk membuat restoran itu berhasil. Dengan kerja keras dan tujuan yang kuat, selama empat tahun usaha itu sukses. Akhirnya restoran itu di jual kembali ke KFC, dan dia menjadi jutawan dalam usia 35 tahun. Siapa anak muda ini? Namanya Dave Thomas, pendiri Wendys. 45 tahun setelah ia drop out dari sekolah-nya, Dave akhirnya berhasil mendapatkan ijasahnya. Dunia penuh dengan orang seperti Dave, mereka menghadapi tragedy, penyakit, terluka, kemiskinan dan kesulitan di berbagai area, dan mereka tidak menyerah dengan keadaan serta menjadi orang yang dikagumi oleh banyak orang.

Orang-orang tersebut adalah orang yang mau berjuang dan bekerja keras. Tuhan ingin kita menjadi orang jenis ini. Pribadi yang tidak takut atau dilemahkan oleh kesulitan. Rasul paulus menulis kepada Timotius bahwa Tuhan tidak memberi kita roh ketakutan tapi roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban (II Timotius 1:7). Ketakutan hanya akan membuat Anda kehabisan tenaga dan mematahkan semangat Anda. Namun bersama dengan Kristus, Anda akan mendapatkan kekuatan untuk menanggung segala perkara. Jangat takut saat kesulitan datang, tetapi lihatlah kedepan dan jalani dengan penuh antusias, semangat dan kasih. Orang yang sukses dan gagal sama-sama berjuang, namun yang membedakan mereka adalah seorang sukses tidak menyerah dengan kegagalan. Tips Sukses mulai dari nol Kisah-kisah kehidupan Bintang film hollywood dan tokoh dunia yang sukses dari nol. Apa pun posisi Anda saat ini, jangan pernah merasa hina dengan pekerjaan yang anda geluti sekarang? Hal terbaik yang tetap harus kita lakukan adalah terus berusaha, karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan kita alami di kemudian hari. Banyak yang mengharapkan sukses secara instan, tapi itu jarang sekali terjadi, karena banyak lika liku yang harus Anda hadapi untuk mencapai kesuksesan yang sesungguhnya. Memulai sesuatu dari bawah adalah pilihan hidup masing-masing dan apa yang selanjutnya akan terjadi semua tergantung dari kerja keras Anda. Bukan hanya kita, para selebritas Hollywood pun memulai semuanya dari bawah. Jennifer Aniston dulu adalah seorang pelayan, dan Madonna bekerja melayani donut di Dunkin' Donuts sebelum menjadi penyanyi terkenal seperti sekarang. Semua karir bermula dari dasar yang baik. Hal yang sama juga terjadi pada mereka yang kaya dan terkenal. Mereka bekerja keras untuk keinginan mereka menuju karir yang berkembang dengan memulai dari dasar dan mendapatkan balasan dari yang mereka lakukan. Keahlian dan pengalaman yang mereka dapatkan dari pekerjaan pertama mereka membantu melempar mereka ke keberhasilan dimasa depan. Jadi, apa yang bisa kita pelajari dari mereka? 1. Mulailah dengan pekerjaan dari bagian bawah Kesuksesan tidak muncul secara tiba-tiba dan instan. Inilah yang harus selalu kita sadari, seorang yang sukses memulai segala sesuatunya dari bawah. Dari situ mereka mempelajari banyak hal sehingga apapun yang mereka jalani berkembang dan akhirnya menjadi sukses. Jangan mudah menyerah dan gampang berhenti ditengah jalan. Kesuksesan itu harus kita raih, jangan hanya menunggu nasib baik datang pada anda. 2. Setiap kerja keras pasti ada hasilnya Pada saat bekerja keras, Anda belajar untuk menangani stres dan menjaga ketenangan anda, mengasah keahlian anda, menahan siksaan, dan bekerja keras untuk mendapatkan uang. Uang inilah yang akan memacu anda untuk lebih baik dan lebih baik lagi ke depannya. Toh pastinya anda tidak menginginkan hidup dan pekerjaan anda datar terus kan, pasti anda juga menginginkan adanya perubahan mendasar dalam hidup. Asal anda tahu, Sandra Bullock bekerja mencampur minuman sebagai bartender sebelum ia berakting bersama aktor besar Hugh Grant, Nicole Kidman dan Keanu Reeves. Dan Robin William menjual es krim sebelum ia bermain film. 3. Keberanian, adalah kunci utama 2

Hanya untuk mengejar keinginan terbesar mereka, beberapa orang melakukan apapun yang mereka bisa untuk mendapatkan yang mereka inginkan. Mereka melakukannya tanpa peduli akan harga diri atau ancaman kemiskinan. Sebelum memulai bisnis clothing line-nya yang terkenal, Ralph Lauren adalah seorang salesman sweater di Bloomingdale's. Industri pakaian terkenal Tommy Hilfiger dulunya menjual pakaian dari bagasi mobil. Nama-nama tersebut merupakan nama besar sekarang, tapi mereka menggunakan kreativitas dan motivasi untuk menjalani pekerjaan pertama mereka. Garis bawahnya, mencapai pekerjaan membutuhkan waktu dan kesabaran. Karir yang cemerlang tidak terjadi dalam semalam dan bisa membutuhkan bertahun-tahun kerja keras. Tapi satu langkah dalam perjalanan anda bisa membawa anda lebih dekat ke cita-cita anda. Sukacita Penantian Nats : Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya (1Samuel 1:27) Bacaan : 1Samuel 1:19-28 Sembilan bulan mungkin terasa tak berujung bagi calon ibu. Selama tiga bulan pertama, perubahan hormon terkadang menyebabkan rasa mual yang tidak hilang-hilang di pagi hari. Emosi meninggi, sehingga memperpanjang rasa sedih yang tidak beralasan di sore hari. Lalu perubahan nafsu makan memaksanya bangun di tengah malam karena menginginkan pizza, coklat, dan asinan. Selama tiga bulan berikutnya, tubuh sang ibu membesar sehingga ia menghabiskan waktu berjam-jam berbelanja pakaian baru. Pada tiga bulan terakhir, aktivitas normal ibu berganti dengan berbagai kesibukan menjelang kelahiran bayi. Lalu tiba-tiba penantian yang panjang itu berakhir. Sembilan bulan itu terasa seperti berita kemarin. Semuanya lenyap. Penantian itu menjadi tidak penting, menjadi kenangan yang samar-samar karena tenggelam dalam sukacita. Bertanyalah pada ibu yang baru saja melahirkan, apakah ia menyesali masa-masa kehamilannya. Tidak pernah! Hana bahkan menanti lebih lama lagi. Selama bertahun-tahun ia belum dikaruniai seorang anak. Ia merasa sangat tidak puas dan malu (1 Samuel 1). Namun Tuhan mengingat dirinya, dan ia pun mengandung. Sukacitanya menjadi penuh. Hana menanti-nantikan dengan sabar dan ia melihat Tuhan mengubah kesedihannya menjadi sukacita yang berkelimpahan. Pujiannya (1 Samuel 2:1-10) mengingatkan bahwa kekecewaan dan kepahitan yang terdalam dapat mendatangkan kepenuhan dan kebahagiaan. Bagi setiap orang yang menantinantikan Tuhan, hari-hari penuh penantian akan membuahkan sukacita di kemudian hari --Mart De Haan MENANTI-NANTIKAN ALLAH MEMBUAHKAN SUKACITA Berdoa dan Menunggu Nats : Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia ... (Mazmur 37:7) Bacaan : Nehemia 1:5-11 Sepasang suami-istri kristiani merasa sangat sedih karena anak laki-laki mereka yang telah menikah beserta keluarganya tidak mau lagi pergi ke gereja dan tidak memberi tempat bagi Allah dalam 3

kehidupan mereka. Sebagai sahabat mereka berdua, saya menganjurkan supaya mereka tetap menunjukkan kasih, berdoa, dan menghindari munculnya perdebatan. Namun pada pertemuan Natal keluarga tahunan, sang ayah mengkhotbahi anaknya di hadapan saudara-saudara kandungnya yang lain. Akibatnya sang anak beserta keluarganya meninggalkan pertemuan itu dengan marah dan memutuskan hubungan dengan orangtuanya. Memang sulit untuk mengandalkan doa saja apabila Anda menginginkan suatu hal terjadi seketika. Tetapi itulah yang dilakukan Nehemia. Pikirannya terusik saat mendengar berita yang mengabarkan bahwa orang-orang Israel di Yerusalem ada dalam kesukaran besar (Nehemia 1:3,4). Nehemia adalah seorang pria dengan kemampuan kepemimpinan yang hebat dan berada pada posisi yang menguntungkan untuk menerima bantuan dari raja yang ia layani, sehingga ia sangat ingin menolong rakyatnya. Tetapi ia tahu bahwa ia bisa-bisa dijatuhi hukuman mati jika menghadap Raja Persia tanpa diundang. Oleh karena itu, meskipun Nehemia telah meminta Allah agar segera memberinya kesempatan, ia cukup memercayai Allah dengan menunggu. Empat bulan kemudian, raja memberinya izin untuk menyampaikan permohonannya (2:1,4). Tidak selalu mudah untuk bersabar, tetapi Allah dapat dipercaya. Tunggulah Dia dengan sabar Herb Vander Lugt PENUNDAAN BUKANLAH PENOLAKAN -- TERUSLAH BERDOA! Berdoa dan Menunggu Nats : Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia ... (Mazmur 37:7) Bacaan : Nehemia 1:5-11 Sepasang suami-istri kristiani merasa sangat sedih karena anak laki-laki mereka yang telah menikah beserta keluarganya tidak mau lagi pergi ke gereja dan tidak memberi tempat bagi Allah dalam kehidupan mereka. Sebagai sahabat mereka berdua, saya menganjurkan supaya mereka tetap menunjukkan kasih, berdoa, dan menghindari munculnya perdebatan. Namun pada pertemuan Natal keluarga tahunan, sang ayah mengkhotbahi anaknya di hadapan saudara-saudara kandungnya yang lain. Akibatnya sang anak beserta keluarganya meninggalkan pertemuan itu dengan marah dan memutuskan hubungan dengan orangtuanya. Memang sulit untuk mengandalkan doa saja apabila Anda menginginkan suatu hal terjadi seketika. Tetapi itulah yang dilakukan Nehemia. Pikirannya terusik saat mendengar berita yang mengabarkan bahwa orang-orang Israel di Yerusalem ada dalam kesukaran besar (Nehemia 1:3,4). Nehemia adalah seorang pria dengan kemampuan kepemimpinan yang hebat dan berada pada posisi yang menguntungkan untuk menerima bantuan dari raja yang ia layani, sehingga ia sangat ingin menolong rakyatnya. Tetapi ia tahu bahwa ia bisa-bisa dijatuhi hukuman mati jika menghadap Raja Persia tanpa diundang. Oleh karena itu, meskipun Nehemia telah meminta Allah agar segera memberinya kesempatan, ia cukup memercayai Allah dengan menunggu. Empat bulan kemudian, raja memberinya izin untuk menyampaikan permohonannya (2:1,4). Tidak selalu mudah untuk bersabar, tetapi Allah dapat dipercaya. Tunggulah Dia dengan sabar Herb Vander Lugt PENUNDAAN BUKANLAH PENOLAKAN -- TERUSLAH BERDOA! 5 Januari 2005

cukup! Nats : Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap (Yakobus 1:11) Bacaan : Yakobus 1:9-11; 5:1-6 Setelah Bob Ritchie lulus dari univer-sitas, ia kemudian menghabiskan waktu selama dua dasawarsa berikutnya dalam genggaman cinta akan uang serta mengejar kenaikan jabatan. Ia memindahkan istri dan keluarganya sebanyak lima kali demi kariernya, supaya ia dapat menghasilkan lebih banyak uang. Setiap kali pindah, mereka meninggalkan komunitas gereja yang ramah. Setelah selang beberapa waktu, Bob dan keluarganya menjadi jarang meluangkan waktu untuk gereja. Karena umat Allah menjadi orang asing, maka Tuhan pun menjadi Pribadi yang asing baginya. Ia menjadi orang yang benar-benar kesepian dan terisolasi. Karena merasa tidak puas terhadap hidupnya, ia akhirnya berkata, Cukup! Sekarang Bob memberi kesaksian bahwa Allah telah mengajarkan arti dari kata mengurangi. Ia berhenti mengejar uang, menggunakan lebih sedikit waktu di tempat kerja, mengurangi pengeluaran, serta belajar mencukupkan diri dengan apa yang ia miliki. Keluarganya kini kembali menjadi setia kepada Tuhan dan aktif di gereja. Dalam suratnya yang singkat dan praktis, Yakobus memperingatkan kita untuk tidak terobsesi menimbun kekayaan (1:9-11; 5:1-6). Apakah kita orang kaya atau miskin, hasrat akan uang dapat secara halus mengambil alih kehidupan kita. Tanpa sadar, beberapa orang percaya telah jatuh ke dalam cengkeramannya dan lenyap di tengah-tengah usaha mereka (1:11). Apakah Anda perlu mengikuti teladan Bob? Mungkin inilah waktunya untuk berkata, Cukup! Dave Egner ORANG YANG BENAR-BENAR KAYA ADALAH ORANG YANG PUAS DENGAN YESUS Raku Nats : Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan (Roma 12:12) Bacaan : Yakobus 1:2-4 Beberapa teman memberi kami sebuah tembikar Raku. Setiap tembikar dibentuk dengan tangan, menurut keterangan labelnya, suatu proses yang memungkinkan jiwa pekerja seni berbicara melalui pekerjaan yang diselesaikan dengan ketepatan dan keintiman khusus. Setelah tanah liat dibentuk oleh penjura, tembikar itu dibakar dalam tungku api. Kemudian, saat masih merah karena terbakar, tembikar itu dibenamkan dalam tumpukan serbuk gergaji, dan dibiarkan di sana sampai jadi. Hasilnya adalah produk yang uniktidak ada duanya, label itu menegaskan. Begitu juga dengan kita. Kita memiliki bukti cetakan tangan Sang Penjura. Dia juga telah berbicara melalui karya-Nyadengan ketepatan dan keintiman khusus. Kita masing-masing dibentuk dengan cara khusus untuk pekerjaan khusus: Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Dia mau, supaya kita hidup di dalamnya (Efesus 2:10).

Namun, meskipun kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik, kita belum sempurna. Kita harus mengalami tungku api penderitaan. Sakit hati, patah semangat, penuaan tubuh adalah prosesproses yang digunakan Allah untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah dimulai- Nya. Jangan takut dengan tungku api yang mengepung Anda. Sabarlah dalam kesesakan dan nantikanlah produk jadinya. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun (Yakobus 1:4) David Roper DIA YANG MEMULAI PEKERJAAN YANG BAIK AKAN MENERUSKANNYA SAMPAI PADA AKHIRNYA PADA HARI KRISTUS YESUS -- Filipi 1:6 20 April 2007 Diperlukan Kesabaran Nats : Kasih itu sabar; kasih itu baik hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong (1Korintus 13:4) Bacaan : 1Korintus 13 Penerbangan kami ke Singapura ditunda karena ada masalah pada mesin. Penundaan selama 15 menit berubah menjadi 30 menit, lalu 60 menit -- dan kemudian 3 jam. Para petugas pemelihara pesawat sibuk menenangkan orang banyak, tetapi mereka sudah lelah dan menjadi cepat marah. Saat malam semakin larut, kumpulan orang banyak itu mulai berubah menjadi kerusuhan massa -- mereka berteriak-teriak kepada petugas dengan bahasa kasar. Sang pilot bahkan datang untuk membantu, tetapi orang banyak itu pun berbalik melawan dia. Saat saya memerhatikan kelanjutan situasi itu, seorang pria Singapura yang berdiri di sisi saya berkata dengan lembut, "Kesabaran akan sangat dibutuhkan malam ini." Hidup dapat membuat frustrasi, bahkan membangkitkan amarah. Namun demikian, kerap kali ketidaksabaran hanyalah cerminan dari keegoisan kita dalam menanggapi kekecewaan hidup. Kasih sejati digambarkan di dalam Alkitab sebagai pengorbanan diri (Yohanes 15:13), dan salah satu cara menunjukkan kasih itu adalah kesabaran terhadap orang lain. "Kasih itu sabar; kasih itu baik hati.... Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah" (1Korintus 13:4,5). Kasih mengesampingkan keinginan pribadi kita dan berusaha meneladani Kristus. Apakah hal itu terdengar mustahil? Ya, jika kita mengandalkan kekuatan kita sendiri. Namun, bila kita berdoa meminta pertolongan, Allah akan memberi kita kesabaran yang mencerminkan kasih-Nya -- bahkan di tengah keadaan yang menjengkelkan --WEC

Bila hatimu kesal, cemas mencekam Apakah engkau mengeluh, mengomel, dan marah? Ataukah batinmu dapat mengendalikan Sebab kepada Yesus engkau berserah? --Branon SAAT TERGODA UNTUK TIDAK SABAR TERHADAP ORANG LAIN INGATLAH KESABARAN ALLAH TERHADAP ANDA 29 Juli 2007

Penundaan dari Allah Nats : Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku (Habakuk 2:1) Bacaan : Habakuk 1:12-2:3 Menanti adalah hal yang berat bagi saya. Saya ingin mendapatkan jawabannya sekarang. Penangguhan membuat saya bingung; penundaan mematahkan semangat. Saya frustrasi atas penundaan oleh Allah, dan saya bertanya-tanya mengapa itu terjadi dan kapan waktunya akan tiba. "Berapa lama lagi, oh, Tuhan?" Nabi Habakuk juga ingin mendapat jawaban, tetapi Allah memilih waktu-Nya sendiri. "Aku mau berdiri di tempat pengintaianku ... menantikan apa yang akan difirmankan Allah kepadaku," tulis Habakuk (2:1). "Penglihatan itu masih menanti saatnya," jawab Allah. "Nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang" (ayat 3). Iman tidak pernah putus asa. Iman tahu bahwa selain yang terlihat, semua berjalan dengan baik. Iman dapat menunggu tanpa melihat tanda-tanda atau petunjuk yang jelas bahwa Allah sedang bekerja, sebab dengan iman kita memercayai-Nya. "Semua penangguhan itu sungguh baik, sebab kita selamat jika berada di tangan Allah," kata Madame Guyon (1648-1717). Kita harus belajar memandang setiap penundaan sebagai hal yang "sungguh baik". Penangguhan justru dapat menjadi kesempatan untuk berdoa, bukannya menjadi cemas, tak sabar, dan jengkel. Penangguhan adalah kesempatan bagi Allah untuk membangun sifat abadi yang sulit kita peroleh, yaitu kerendahan hati, kesabaran, ketenangan, dan kekuatan. Allah tak pernah berkata, "Tunggu sebentar," kecuali Dia berencana melakukan sesuatu dengan keadaan kita -- atau di dalam kita. Dia menunggu menunjukkan kasih karunia-Nya. Jadi, bersabarlah! Jika jawaban Allah tampak lambat, "Nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang" --DHR ALLAH MENGULUR KESABARAN KITA SUPAYA KITA BERJIWA BESAR Doa Orang Benar Kisah Pengusaha Yang di Jemput Malaikat Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Disaat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia Roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya. Malaikat memulai pembicaraan, kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia! Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang .. . kata si pengusaha ini dengan yakinnya. Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati. Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, apakah besok pagi aku sudah pulih? pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit.

Dengan lembut si Malaikat berkata, anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktu mu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu. Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Dilayar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka. Kata Malaikat, aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, Tuhan, aku tau kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tau dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tau dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalau pun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu, tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri. dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat. Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya. Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat ! tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang ! Dengan setengah bergumam dia bertanya, apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku? Jawab si Malaikat, ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogant, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah. Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam. Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu. Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu ! ! kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00. Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu?. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu. Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan. Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tau tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. 8

Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu. Doa sangat besar kuasanya, tak jarang kita malas, tidak punya waktu, tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain. Ketika kita mengingat seorang sahabat lama / keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia, mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia. Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi. Menanti Dengan Setia Ilustrasi Bertahun-tahun yang silam, seorang pemuda dengan kekasihnya datang ke pantai di malam hari untuk saling berpisah. Sang pemuda hendak berlayar ke negeri yang jauh di seberang lautan dan mengadu nasib. Ia mengumpulkan kayu bakar, menyalakan api unggun dan membicarakan rencana mereka. Ia berjanji ketika ia kembali nanti, ia akan mengambil kekasihnya sebagai isteri. Kemudian sang pemuda meminta kekasihnya untuk menyanyikan lagu kesayangan mereka, lagu cinta yang yang amat mereka sukai. Setelah saling berucap janji setia untuk menanti, ia meminta kekasihnya untuk menyanyikan lagu itu satu kali lagi. Ia berkata, Aku akan kembali untukmu, dan aku akan membawamu ke sebuah rumah yang indah di pulau nan jauh di sana ke mana aku akan pergi. Tapi sementara aku jauh darimu, aku akan kesepian, mungkin putus asa, dan setiap hari di waktu seperti ini, aku akan memikirkanmu dan mengingat kembali malam perpisahan ini. Kemudian aku akan kembali di waktu yang sama seperti sekarang, dan ketika aku melihat api unggunmu dan mendengar nyanyianmu, aku tahu bahwa kamu telah setia dan tekun menanti. Dengan bercucuran air mata, sang gadis berjanji dan sambil mengucapkan salam perpisahan untuk terakhir kalinya, sang pemuda naik ke kapal dan berlayar di tengah gelapnya malam. Ia pergi jauh untuk mengadu nasib dan entah apa yang akan ia dapat. Keesokan malamnya, sesuai dengan janji, sang gadis datang ke pantai itu. Ia berdiri di sisi api unggun dan menyanyikan lagu mereka sambil memikirkan dengan lembut kekasihnya yang telah pergi di kejauhan laut. Malam demi malam ia memegang janjinya. Bulan-bulan pun berlalu, kemudian tahun demi tahun, tapi setiap malam ia berdiri di samping api unggun dan menyanyikan lagu cinta mereka. Teman-temannya menasehati agar ia berhenti datang ke pantai dan mencari orang lain. Mereka mengatakan bahwa tentulah sang pemuda telah lupa akan janjinya dan tidak akan pernah kembali. Tapi sang gadis memiliki keyakinan yang kokoh pada kekasihnya. Ia telah berjanji, maka ia pasti akan kembali untukku, kata sang gadis. Jumlah tahun yang banyak telah mengukir jejaknya di wajah dan rambut sang wanita, tapi tetap, kekasihnya tak kunjung datang. Suatu malam, lebih semangat dari biasa, sang wanita datang ke tempat biasa di malam hari. Harapan telah pupus rasanya, tapi dalam hatinya ia tahu bahwa ia harus setia. Api meredup tertiup angin pantai, dan iapun mengumpulkan kayu bakar sekali lagi. Ia menyanyikan kembali lagu yang telah dinyanyikan ribuan kali. Ketika ia hendak pulang ke rumahnya, ia mendengar suara dayuhan kapal di kejauhan. Mungkin seorang nelayan yang pulang malam. Tapi pengharapan cinta wanita ini membuatnya gigih, ia menyalakan api yang baru sekali lagi, dan sekali lagi menanyikan lagu cinta mereka. Kapal itu mendekat dan semakin mendekat. Dan pemuda itu yang juga telah menjadi tua datang. Ia turun dari kapal dan mengenggam tangan kekasihnya, Aku telah menunggu untuk melihat apimu dan mendengar lagu kita, ia berkata. Dan aku tahu, engkau dengan siap sedia senantiasa menanti. Marilah kita pergi ke rumah indah yang telah kubangun untukmu di seberang sana. Sang wanita menanti dengan siap sedia, karena ia melakukan apa yang diinginkan oleh kekasihnya. Ia menyalakan api dan menyanyikan lagu mereka. melakukan apa yang diinginkan kekasihnya karena 9

ia mengenal kekasihnya. Sebagai orang Kristen, kita juga sedang menantikan Kekasih kita. Dalam penantian itu, dibutuhkan lebih dari sekadar penantian pasif, yaitu sebuah kesiap-sediaan. Untuk dapat siap sedia, kita harus tahu apa yang Ia inginkan ketika Ia mendapati kita? Demi mengetahuinya, kita harus mengenal Dia. JEMUKAH KITA MENANTIKAN JANJI TUHAN Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Oktober 2011 Baca: Mazmur 27 "Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!" Mazmur 27:14 Di sepanjang perjalanan hidup ini kita tak pernah lepas dari kata menanti. Sepasang suami isteri sedang berdebar-debar menanti kelahiran bayinya; seorang gadis menantikan kedatangan suami yang lama merantau ke luar negeri dan tak pulang-pulang. Harus kita akui bahwa menanti adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan sangat membosankan. Juga dalam hal menantikan janji Tuhan digenapi, banyak orang Kristen yang sudah merasa jemu dan bosan sehingga mereka tidak lagi berharap kepada Tuhan, bukannya menguatkan iman dan bersabar. Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa janji Tuhan itu ya dan amin. "apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguhsungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3b). Jadi kita tidak boleh jemu, sebaliknya kita harus tetap sabar dan tekun. Melalui kesabaran dan ketekunan seseorang akan menerima apa yang telah dijanjikanNya sebab segala sesuatu yang dijanjikan Tuhan yang telah dijanjikanNya sebab segala sesuatu yang dijanjikan Tuhan itu tidak terlambat; Tuhan memberkati tepat pada waktuNya. Mari belajar dari kehidupan Kaleb. Ketika menerima janji Tuhan melalui Musa, Kaleb berusia 40 tahun dan akhirnya janji Tuhan itu digenapi ketika Kaleb berusia 85 tahun. Kita tahu bahwa 45 tahun bukanlah waktu yang pendek melainkan sangat panjang. Namun dalam kurun waktu yang cukup lama ini Kaleb tidak pernah putus asa, apalagi sampai undur dari Tuhan, tetap sungguh-sungguh dan sepenuh hati melayani Tuhan. Kaleb begitu sabar dan tekun sampai janji Tuhan tergenapi dalam hidupnya. Sudah berapa lama Saudara berdoa meminta sesuatu dari Tuhan? Seringkali ketika belum ada tanda jawaban dari Tuhan kita sudah tidak lagi bertekun; ketika permohonan kita belum dijawab Tuhan kita undur dan kecewa, lalu kita mulai mengandalkan kekuatan sendiri untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dikatakan, "Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya." (Habakuk 2:4). Maunya segala sesuatu kita dapatkan secara cepat atau instan tanpa mau melewati proses yang panjang. Di zaman sekarang ini jarang sekali orang mau sabar dan tekun. Tetapi Tuhan menghendaki agar kita senantiasa sabar dan tekun dalam menantikan janjiNya. Waktu Tuhan adalah yang terbaik, karena itu tetaplah sabar dan tekun menantikan Dia! Tidak Melihat, namun Tetap Menanti dengan Tekun Pesan apa yang hendak disampaikan oleh penulis surat Ibrani melalui uraian yang panjang lebar tentang iman dan tokoh-tokoh iman di dalam Perjanjian Lama? Pertama, kisah tokoh-tokoh iman itu menunjukkan bahwa hanya dengan iman, manusia bisa berkenan kepada Allah. Kedua, kisah tokohtokoh iman itu menunjukkan bahwa pelaksanaan iman memerlukan ketekunan. Pesan kedua ini mendapat penekanan penting di dalam surat Ibrani, sehingga penulis memberikan begitu banyak contoh tentang tokoh-tokoh iman yang telah dikenal oleh orang-orang Kristen Yahudi. Ketiga, kisah tokoh-tokoh iman itu menunjukkan bahwa janji Allah harus dipegang dan dinantikan meskipun janji itu belum terwujud. Janji-janji Allah itu digenapi di dalam Yesus Kristus yang menjamin adanya 10

kebangkitan dari antara orang mati dan menjamin bahwa sorga yang kekal terbuka bagi mereka yang beriman kepada janji Allah. Teladan sering berbicara lebih kuat daripada kata-kata. Akan tetapi, teladan menjadi tidak mengandung pesan, jika teladan itu tidak disertai dengan pengajaran yang baik. Menantikan apa yang tidak kelihatan bukanlah hal yang mudah, bahkan menanti bisa terasa sebagai sebuah penderitaan, apa lagi bila penantian itu harus dilakukan dengan melawan arus zaman. Bagaimana kita bisa menantikan penggenapan janji Tuhan dengan tekun? Untuk bisa menanti dengan tekun, kita harus memegang janji Tuhan dengan iman. Iman adalah dasar dari pengharapan kita dan bukti dari janji Tuhan yang penggenapannya belum kita lihat (11:1). Kita harus selalu mengingat bahwa Tuhan itu setia dan pasti menggenapi janji-Nya. Janji Allah itu telah dan akan digenapi di dalam Yesus Kristus. [RAAL] Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. ADA SAATNYA HARUS MENANTI Baca: Mazmur 40:1-18 "Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong." Mazmur 40:2 Banyak orang Kristen yang bertanya-tanya dalam hati, "Mengapa pertolongan Tuhan itu begitu lama?" Padahal Tuhan berkata sendiri, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (Matius 7:7-8). Apa Ia ingkar dengan janjiNya? Camkan dalam hati bahwa Ia tidak pernah ingkar dengan janjiNya. JanjiNya yang tertulis dalam Alkitab pasti akan digenapi asalkan kita mau bersabar untuk menantikan Dia. Mazmur 40:2-4 adalah kesabaran Daud dalam menantikan jawaban Tuhan. Daud percaya bahwa cepaat atau lambat doanya pasti dijawab Tuhan, karena "Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan." (Mazmur 145:18). Terkadang doa kita dijawab Tuhan dalam waktu singkat. Namun adakalanya doa kita dijawab Tuhan dalam waktu yang cukup lama, seperti Abraham yang harus menunggu selama 25 tahun untuk mendapatkan Ishak. Namun yakinlah bahwa di dalam Tuhan tidak ada deadlock (jalan buntu). Kita tidak perlu takut pada jalan buntu. Semua orang pasti pernah mengalami tidak ada jalan bagi masalahnya, tapi bagi orang-orang yang dikasihi Tuhan selalu ada jalan keluar. Oleh karena itu "...kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi." (Yosua 1:9). Untuk dapat menantikan jawaban Tuhan diperlukan suatu keberanian dalam diri kita, karena di dalamnya ada harga yang harus kita bayar, baik ketekunan, kesabaran, maupun kesetiaan. Ketiga hal ini kerapkali kita abaikan dan kita pun langsung menyalahkan Tuhan dan beranggapan bahwa Tuhan terlalu lambat untuk menolong kita. Mengapa Ia lambat menjawab doa kita? Mungkin hidup kita dalam posisi tidak benar sehingga Tuhan harus menunggu sampai kita bertobat dan mengerti kehendakNya. Mungkin saat ini Tuhan sedang membentuk kita sampai kita dapat berkata, "Tuhan, aku tidak mampu tanpa Engkau! Aku memerlukan Engkau."

11

SABAR SEPERTI ABRAHAM Ibrani 6:13-15; Pengkhotbah 7:8 Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya (Ibrani 6:15) Kata sabar dalam bacaan hari ini mengandung banyak arti yang sangat mendalam. Kata sabar harus diikuti dengan tekun, sebab sabar tanpa bertekun janji Allah tidak akan tergenapi. Abraham menanti dengan sabar, dan Ia bukan hanya menanti tapi juga ia bertekun menanti janji Allah. Saudara tidak gampang untuk menjadi orang yang sabar menunggu, karena hal ini memerlukan suatu pengorbanan, bukan hanya pikiran, tetapi juga yang paling penting adalah hati! Kenapa? Karena sabar berhubungan dengan karakter, sifat dan temperamen setiap orang. Kata sabar mengandung dua arti: 1. Sabar berarti menunggu dengan waktu yang panjang. Menanti janji Allah memerlukan ketaatan yang tinggi, karena waktu Anda belum tentu waktu Tuhan. Namun yang pasti waktu Tuhan adalah yang terbaik. Lain hal jika Anda menunggu kereta api datang atau bis, sebab Anda dapat mengetahui kapan kereta atau bis itu akan datang, karena jadwalnya sudah ditentukan. Hal inipun diperlukan kesabaran. 2. Sabar, arti yang kedua ini, berbeda dengan arti yang pertama. Sabar disini berarti sabar terhadap tekanan, cacian, juga berbagai penderitaan di dalam hidup. Orang dapat memiliki kesabaran yang tinggi, pasti hidup dipimpin oleh Roh. Dan tidak semua orang memiliki kesabaran yang tinggi, karena jika tidak dapat menguasai emosi, tentu kesabaran tidak akan muncul. Di dalam Galatia 5:22, kesabaran adalah buah Roh yang keempat. Jadi orang yang memiliki kesabaran datangnya dari kuasa Roh Kudus! Saudara, sangat beruntung sekali jika saja Anda memiliki kesabaran terhadap suami/istri, anak-anak, mertua, orang tua, saudara atau teman-teman Anda. Tidak ada ruginya memiliki kesabaran, karena pepatah bilang orang sabar adalah kekasih Tuhan. Memang benar, seperti Abraham dengan sabar menunggu dan ternyata memang benar, dia mendapatkan apa yang ia inginkan. Saya berpikir ketika Abraham menanti janji Allah, di hatinya tidak ada keraguan sama sekali. Ia percaya bahwa Allah akan menggenapinya. Pertanyaan apakah Anda ingin menerima janji Allah dalam hidup Anda? Kalau ya, sabar dan bertekunlah menanti janji-Nya. Jika tidak mampu minta Roh Kudus untuk menolong Anda supaya Anda menjadi orang yang sabar. Renungan: Kesabaran perlu suatu perjuangan, tetapi tidak usah kuatir, karena Allah sudah menyediakan satu penolong untuk memampukannya yaitu Roh Kudus! Bila orang Kristen tergesa-gesa, maka berkat Allah berlalu begitu saja. Impian dan Janji Allah Apakah impian hidup Anda? Ketika Anda menutup mata Anda dan berpikir tentang kehidupan yang akan membawa Anda dalam ketenangan dan sukacita, apa yang Anda lihat? Sekarang cobalah gunakan waktu Anda satu menit. Tutup mata Anda, bernapas dalam-dalam, dan meminta Tuhan untuk menunjukkan impian-Nya bagi Anda. Apa yang Anda lihat? Apa saja? Jangan khawatir jika Anda belum tahu impian Anda, Allah akan menunjukkan kepada Anda seiring berjalannya waktu. DIA mengatakan, "Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui." (Yeremia 33:3). Tetapi jika Anda mengetahui impian Anda, apa kunci untuk memenuhi impian hidup Anda?

12

Tahukah Anda bahwa banyak orang yang disebutkan didalam Alkitab harus menunggu impian mereka? Abraham menunggu puluhan tahun untuk mempunyai seorang anak; Musa harus menanggung intimidasi Firaun dan 10 tulah Allah hingga orang-orang dibebaskan, dan David harus lari selama bertahun-tahun di padang gurun sampai ia menjadi seorang raja. Ini hanyalah beberapa contoh! Tetapi penantian terbesar kita seperti yang tersebutkan dalam Alkitab adalah menunggu kedatangan Yesus Kristus, Mesias kita untuk kedua kalinya. Tuhan berjanji ribuan tahun lalu bahwa DIA mengiginkan kita untuk menunggu-NYA hingga datang kembali. Namun hanya sedikit dari kita yang masih menunggu saat kedatangan-NYA. Salah satunya adalah Simeon. (Lukas 2:25-32) "2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, 2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, 2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, 2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, 2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, 2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.". Simeon MENUNGGU untuk janji Allah akan melihat seorang Mesias akan hadir di bumi yaitu Yesus Kristus, dan inilah KUNCI untuk kita juga yaitu menunggu janji Allah dengan setia dan tetap taat kepada-NYA. Bahkan hal ini benar-benar sulit. Tapi inilah kunci untuk memperoleh janji kita dari Allah. Mungkin DIA telah menjanjikan kesembuhan, atau pernikahan kita yang mewah, ataupun mungkin anak-anak kita melayani Tuhan. Apapun itu, akan membutuhkan kesabaran dan ketaatan. Semua ini hanya cara Allah. Dia menggunakan periode waktu menunggu untuk membuat kita lebih baik, untuk membuat kita siap oleh janji-NYA. Sementara kita menunggu akan janji Allah, apa hal terbaik yang dapat kita lakukan? Semua telah tertulis didalam Alkitab dan kita hanya diminta untuk membaca, merenungkan serta melakukan sesuai dengan apa yang Tuhan ajarkan didalam Alkitab. Marilah kita selalu belajar dari Alkitab tentang bagaimana cara agar kita dapat menunggu dan memperoleh janji kita. Terkadang mungkin kita akan mengalami hal-hal sulit untuk tetap percaya! Tetapi Tuhan ingin kita memperbaharui iman kita dan mengajarkan kita agar tetap sabar dan taat kepada-NYA, menunggu dengan harapan besar bahwa Allah pasti akan menggenapi janji-janji-NYA. Marilah kita menunggu dengan kesabaran dan ketaatan kita terhadap Tuhan dengan mempersenjatai kehidupan kita dari apa yang telah Allah berikan didalam Alkitab. Berdoalah dalam nama Tuhan Yesus bahwa DIA menunjukkan mimpi indah kepada kita dan akan memberikan kesabaran serta ketaatan hingga janji-NYA digenapi.

13

Anda mungkin juga menyukai