Anda di halaman 1dari 6

BERKAT DALAM KERUKUNAN 1.

Pendahuluan Saya akan mengawali pemberitaan Firman Tuhan pada pagi hari ini dengan SUMPIT. Sumpit adalah alat makan yang berasal dari Asia Timur. Di beberapa negara Asia Tenggara, sumpit merupakan alat makan utama yang sama pentingnya seperti sendok dan garpu. Di Indonesia, pilihan sendok-garpu atau sumpit disediakan di rumah makan yang menyediakan masakan Tionghoa, masakan Korea, masakan Jepang, masakan Vietnam, masakan Thailand hingga penjual bakso atau mi pangsit di pinggir jalan. Sebenarnya, Sumpit sudah dikenal di Tiongkok sejak 5.000 tahun yang lalu. Sebutan untuk sumpit adalah Fai Ji, yang secara harfiah berarti bocah-bocah gesit & tangkas. Pada jaman Kung Fu Tsu ( 551-479 sM ) penggunaan sumpit meluas ke Jepang, Korea dan Vietnam, sejalan dengan menyebarnya ajaran Kung Fu Tsu. Sumpit berbentuk dua batang kayu sama panjang yang dipegang di antara jari-jari salah satu tangan. Sumpit digunakan untuk menjepit dan memindahkan makanan dari wadah, dari piring satu ke piring lain atau memasukkan makanan ke dalam mulut. Sumpit bisa dibuat dari bahan seperti bambu, kayu, gading dan plastik yang permukaannya sudah dihaluskan supaya tidak melukai mulut dan terlihat bagus. Sumpit kemudian mendapat nilai filosofis dalam ajaran Kung Fu Tsu. a. Sumpit hanya bisa dipakai bila terdiri dari dua batang. Kedua batang sumpit harus sama panjangnya dan sama besarnya. Menurut kelaziman, panjangnya 20 Cm dan berbentuk segi empat pada bagian atas dan lingkaran agak tumpul pada bagian bawah dengan diameter 0,5 Cm. Kalau tidak setara, sumpit susah digunakan. Sumpit melambangkan kesetaraan. b. Berbeda dengan sendok & garpu, sumpit digunakan hanya dengan satu tangan. Caranya : satu batang diletakkan di lekuk ibu jari dan telunjuk, sedangkan yang lain dipegang seperti memegang pensil sedemikian rupa sehingga ujung kedua batang itu setara. Batang yang kedua digerakkan turun naik untuk menjepit makanan. Sebutir kacang atau sebutir nasi yang kecil pun bisa dijepit dengan sumpit bila kita mahir. Gerakan kedua batang sumpit secara harmonis itulah yang merupakan ciri pemakaian peranti makan ini, sehingga sumpit melambangkan harmoni atau keselarasan.

c. Tidak mungkin sumpit bisa menjepit makanan bila salah satu di antaranya bertindak berlebihan, mendominasi atau mengabaikan yang lain. Kedua sumpit harus bersatu, bekerjasama, dan saling membantu. Dengan demikian sumpit juga melambangkan kerjasama. Ternyata, pemakaian sumpit yang tampak begitu lumrah, mempunyai makna simbolis tentang kesetaraan, harmoni, dan kerjasama. Hal ini mengingatkan kita ajaran Firman Tuhan di dalam Mazmur 133 : 1-3 Dalam bahasa Ibrani kata kerukunan diartikan harmoni atau keserasian yang setara dan saling mempedulikan, saling simpati satu dengan yang lain. 2. Indahnya Kerukunan Mazmur ini adalah sebuah mazmur hikmat. Mazmur ini berbicara tentang way of life atau cara hidup yang menyenangkan hati Tuhan. a. Hinneh BEHOLD LIHATLAH, artinya kita diarahkan untuk melihat sesuatu yang berbeda, sesuatu yang lain daripada yang lain, sesuatu yang menarik perhatian. Apakah sesuatu yang menarik perhatian itu ? Persaudaraan yang diam dengan rukun. How good and how pleasant it is, for brethren who to dwell together in unity menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya ! b. Maz. 133: 1 alangkah baiknya & indahnya Pemazmur melihat bahwa ada kebaikan dan keindahan dalam suatu kerukunan, oleh karena itu setiap orang diajak untuk hidup dalam kerukunan. c. Sikap yang paling mendasar untuk menciptakan suatu kerukunan adalah melihat kepentingan bersama lebih utama dari kepentingan pribadi, saling memahami dan menghormati antara satu dengan yang lain. Sikap ini yang perlu dimiliki setiap orang. Sebaliknya apabila ada pihak-pihak yang mementingkan diri sendiri, tidak mau berusaha memahami orang lain sehingga dengan mudah memfonis/menghakimi, tidak mau menghormati orang lain dan mau menang sendiri akan menciptakan pertikaian atau permusuhan dan mungkin juga kekacauan. d. Kepentingan diri sendiri yang dimaksud tidak melulu dilihat dari segi materi tapi juga kehormatan. Bukan hanya karena gila materi seseorang bisa jatuh ke dalam dosa tetapi juga gila hormat. Maka tidaklah mengherankan apabila dalam persekutuan, keluarga bahkan gereja, ada yang memiliki sikap negatif seperti itu akan menghasilkan pertikaian/permusuhan dan atau perpecahan. e. Bukan berarti tidak ada perbedaan yang mungkin menghasilkan kerikilkerikil permasalahan dalam suatu komunitas, tapi kalau perbedaan dikomunikasikan dengan baik dengan sikap terbuka dan rendah hati

serta mendasarkan pada kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bersama, maka pasti akan menghasilkan kesepakatan yang baik dan menguntungkan bersama ( Illustrasi : konferensi lima jari, harmonisasi dalam alunan musik ) sinergis ( sun + ergos yang berarti bekerja bersama-sama. Modalnya keragaman bukan keseragaman ) dahsyat ! 1+1> 2, Bd Kej 11:6, Kel 17:8-16. f. Ada pepatah mengatakan: "SERIBU SAHABAT MASIH KURANG, TETAPI SATU MUSUH SUDAH BERLEBIHAN". "Orang-orang yang berhasil dalam hidupnya" menyaksikan bahwa kunci kesuksesan adalah pada relasi/pergaulan, bukan pada kepandaian dan kekayaan. g. Roh kerukunan adalah roh yang suka mengalah dan mengampuni. Bila ada perdamaian, maka ia akan memeliharanya. Bila ada pertengkaran, ia akan mengurangi pertengkaran, bahkan membuatnya menjadi damai. 3. Seperti Minyak Yang Baik Mazmur 133:2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Indahnya diam bersama dengan rukun, digambarkan seperti minyak yang baik di atas kepala Harun. Bagi umat Israel zaman itu, minyak memiliki makna simbolis yang khusus, yaitu: a. Sebagai media penobatan (pelantikan) seseorang dalam identitas yang baru: minyak dipakai untuk mengurapi seseorang sehingga dia diteguhkan untuk melaksanakan panggilan Tuhan secara khusus (I Sam. 10:1). Karena itu minyak juga dipakai sebagai simbol pengurapan Roh Kudus (Ibr. 1:9). Kerukunan adalah suasana hidup yang membuka diri untuk dikuduskan dan dimurnikan oleh Roh Kudus sehingga kita dimampukan untuk melaksanakan karya Tuhan yang mendamaikan. Dalam konteks Perjanjian Baru, setiap orang yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat adalah imamat yang rajani (1 Petrus 2:9). Sebagai imamat yang rajani kita memiliki tugas membawa Tuhan kepada jiwa-jiwa yang terhilang sekaligus membawa keluarga, sahabat, rekan kerja, rekan pelayanan, jiwa-jiwa terhilang, dunia dan permasalahannya kepada Tuhan ( melalui doa-doa syafaat kita ). b. Minyak yang baik biasanya berbau harum semerbak wangi dan tahan lama. Ini berarti sebagai pengharum, persaudaraan yang rukun tentu akan mengharumkan secara terus-menerus identitas diri mereka sebagai umat Allah. Karena itu kitab Pengkhotbah berkata: Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran. Umat Israel umumnya gemar memakai

minyak sebagai pengharum (Ams. 27:9), tetapi mereka lebih menghargai nama yang harum. c. Sebagai media pengobatan: persaudaraan yang rukun tentu dapat mengobati berbagai penghalang dan luka-luka yang pernah mereka alami. Pada zaman Alkitab minyak dipakai untuk mengoles orang-orang yang sakit (bandingkan Mark. 6:13; Yak. 5:14). Dalam kehidupan masa kini simbolisasi minyak tersebut juga dapat diterapkan dalam pengertian rohani, yaitu dioleskan untuk menyembuhkan luka-luka batin yang meretakkan hubungan di antara sesama. 4. Seperti Embun Gunung Hermon Mazmur 133:3a "Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gununggunung Sion Kerukunan diumpamakan seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung (bukit-bukit) Sion. a. Gunung Hermon adalah gunung yang tinggi yang berada Libanon. Ia berada pada ketinggian sekitar 2.800 m di atas permukaan laut ( Merapi berada pada ketinggian 2.968 m dpl ) Betapa tingginya gunung ini sehingga dapat dilihat dari jaraknya 97 Km ! b. Hampir sepanjang tahun gunung ini bersalju yang menghasilkan embun yang tebal di sekelilingnya. Embun yang turun ke kaki gunung Hermon dan ke bukit-bukit yang lebih rendah di sekitarnya menghasilkan titik-titik air. Demikian gunung-gunung ( bukit-bukit ) Sion yang cenderung kering mendapat berkah dari embun dan air yang mengalir dari gunung Hermon. Pengkaitan gunung Hermon yang terletak di Kerajaan Israel Utara ( Libanon ) dan gunung-gunung Sion di Kerajaan Israel Selatan ( Yerusalem ) memberi petunjuk bahwa (1) Walaupun kerajaan Israel Utara dan Selatan mempunyai pemerintahan berbeda tetapi mereka adalah saudara yang seharusnya hidup rukun. Dan Allah akan memerintahkan berkat-Nya kepada umat-Nya yang hidup rukun, hidup dalam persatuan, (2) Walaupun secara geografis, kedua lokasi gunung Hermon dan bukit-bukit Sion tersebut jauh sekali, tapi adalah sebuah mujizat jika embun dapat mengalir begitu jauhnya. Begitulah kasih dan kuasa Tuhan mengalir ke semua manusia, melalui setiap anak-Nya yang hidup dalam persekutuan yang rukun. c. Embun melambangkan kerukunan yang turun dari atas ( tempat tinggi ) mengalir ke tempat yang rendah. Suatu komunitas yang rukun dimulai dari mereka yang berada di posisi atas akan menjadi berkat bagi mereka yang berada di bawah.

(1). Kerukunan dalam keluarga dimulai dari atas suami-istri, orangtua-anak, kakak-adik Matius 18 : 19, bahwa Kesepakatan adalah kunci jawaban doa-doa kita Kesepakatan mendatangkan Kuasa atas jawaban doa, dan dalam 1 Petrus 3 : 1,7 Rasul Petrus mengajarkan kita bahwa berkat dalam rumah tangga akan mengalir, apabila terjadi kerukunan antara suami-istri. Kerukunan mendatangkan berkat ! Begitu pula dalam gereja Kerukunan di antara gembala-pengerjajemaat; merupakan syarat yang paling penting agar berkat Tuhan dapat mengalir bagi kehidupan kita. Ketika tidak ada kerukunan di antara hubungan kita, maka berkat Tuhan akan tertahan. Oleh karena itu segala pertengkaran, selisih paham, keributan, permusuhan, harus segera diselesaikan dan dipulihkan agar berkat dapat tercurah bagi kehidupan kita. Oleh karena itu, kita sebagai orang percaya, perlu memiliki "roh kerukunan" dan bukannya "roh perselisihan". Hal ini tentunya bukanlah perkara yang mudah, tetapi bukan juga perkara yang sulit, bersama dengan kuasa Roh Kudus kita dapat melakukannya. (2). Mereka yang kuat akan memberkati yang lemah, yang dewasa menjadi berkat bagi yang belum dewasa, yang tua menjadi berkat bagi yang muda, yang kaya menjadi berkat bagi yang berkekurangan, yang berkhikmat menjadi berkat bagi mereka yang kurang berhikmat, yang berpengetahuan menjadi berkat bagi yang tidak berpengetahuan, dan lain-lain. Tidakkah ini baik dan indah ? d. Embun itu melambangkan kesegaran yang luar biasa yang alami dan terus menerus. Demikian juga umat Tuhan diharapkan kehadirannya dapat menyejukkan suasana yang tegang atau kurang kondusif menjadi suasana yang riang dan damai sejahtera. Dan hal ini dilakukan oleh umat Tuhan sebagai gaya hidupnya yang senantiasa membawa damai dan menjadi pendamai. e. Embun di pagi hari selain mampu menyejukkan udara, juga dapat memberi kesuburan bagi tanaman. Karena itu tanaman di sekitar pegunungan umumnya tumbuh dengan sehat. Demikian pula persaudaraan yang rukun seharusnya ditandai oleh suasana hidup yang saling memberi pertumbuhan. Mereka akan selalu mampu mengatasi setiap kesalahpahaman, perbedaan-perbedaan dan permasalahan yang muncul. Sehingga suasana komunikasi yang terjalin senantiasa membangun, saling menumbuhkan dan menghormati. Mereka akan lebih mengedepankan kesetaraan hidup bersama daripada sikap saling menguasai dan menundukkan. Mereka juga akan lebih

mengedepankan kesediaan mengampuni dari pada sikap membalas dendam dan keinginan menyingkirkan lawan. Alangkah indahnya kalau hal itu terjadi di dalam kehidupan kita semua, baik sebagai keluarga maupun sebagai warga jemaat gereja. 5. Berkat Kehidupan Untuk Selama-lamanya Mazmur 133:3b ....... Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. a. Berkat menjadi suatu hal yang sangat didambakan oleh setiap orang. Siapa yang tidak senang jika dapat diberkati tidak hanya secara rohani dan damai sejahtera yang melimpah, tetapi juga diberkati dengan kesehatan jasmani, kekayaan materi, posisi, jabatan dan lainnya ? Banyak sekali umat Tuhan yang mengejar berkat ketika mereka datang beribadah ke gereja atau persekutuan. Tetapi ketika mereka telah berkalikali datang beribadah ke gereja, mereka malah tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sehingga keraguan bahkan kekecewaan mulai timbul dalam diri mereka. b. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat Kata memerintahkan merupakan kata kerja aktif intensif : suatu tindakan yang dilakukan lebih kuat atau secara berulang-ulang Tuhan memberkati secara berulang-ulang sehingga umat-Nya memberkati orang-orang di sekitarnya ( diberkati untuk menjadi berkat ). Tuhan akan memerintahkan berkat ke tempat di mana ada KERUKUNAN. c. Tuhan sudah menyediakan berkat yang luar biasa bagi kita semua. Kita tinggal meraihnya. Binalah kerukunan di antara hubungan dengan sesama. Bangunlah hubungan dengan dasar kerukunan, maka kita akan melihat berkat-berkat yang sudah Tuhan sediakan dicurahkan bagi kehidupan setiap orang yang percaya kepada-Nya. 6. Penutup Persatuan dan persaudaraan umat Allah yang rukun bukan saja indah tetapi juga mendatangkan berkat yang melimpah; sebaliknya, perpecahan dan intrik akan mendatangkan kehancuran. Dalam Kristus kita telah dipersatukan dan dimampukan untuk membangun kehidupan bersama yang saling mengasihi dan rukun. Dengan demikian, Persaudaraan Yang Rukun dalam Jemaat harus merupakan kenyataan dan bukan hanya impian !

Anda mungkin juga menyukai