Anda di halaman 1dari 4

TEMA: ROH TUHAN MENJADIKAN DAN MEMBAHARUI SEGENAP CIPTAAN

(MAZ 104:30)1
(PDT ISAKH A HENDRIK)

Pendahuluan

Tema ini menjadi panduan priodik (2020-2023) bagi GMIT dalam menata pelayanannya pada
semua lingkup pelayanan. Oleh karena itu sangatlah relevan bila saat ini kita membahasnya
dengan harapan kita dapat memahaminya dengan baik sehingga bermanfaat bagi pelayanan ke
depan. Tema ini tentu lahir dari kajian yang mendalam tentang ziarah perjalanan GMIT dari
waktu ke waktu dengan segala dinamikanya.

Sesuai dengan semangat reformasi yakni gereja yang terus membaharui diri dalam rangka
menyatakan kehadirannya relevan dan kontekstual maka tema dan tema inipun diharapkan
menjadi inspirasi bagai GMIT untuk menyatakan kahdirannya secara berkualitas bagi dirinya
sendiri serta masyarakat, bangsa dan negara ini. Tema ini memberi gambaran tentang situasi
nyata yang sedang dan terus dialami oleh gereja dalam siarah pelayananya.

Pemahaman Teks (Tema)

Bila dicermati Mazmur 104 ini adalah semuah hymne pujian yang berhubungan dengan
keagungan Allah sebagai pencipa dan penyelenggara atas dunia dan segenap ciptaan. Mazmur ini
biasanya disampaikan pada ibadah komunitas dengan melibatkan setiap individu untuk ikut serta
dalam barisan paduan suara yang menyampaikan pujiannya kepada Allah. Terdapat beberapa
kemungkinan yang disampaikan oleh para ahli tentang Mazmur ini. Ada yang mangatakan
bahwa Mazmur ini disampaikan pada peresmian Bait Allah, sehingga merupakan bagian dari
tradisi puisi bangsa Israel

Mazmur 104 ini fokus pada penciptaan yang disampaikan oleh seseorang yang begitu
mengagumi akan kekuasaan Sang Pencipta yang kemudian membangkitkan hasrat jiwa sang

1
Materi ini disampaikan pada Pembekalan Presbiter Jemaat GMIT Efata Belo,Klasis Kota Kupang Barat pada 1
Mafet 2020

1
pemazmur untuk memuji kebesaran sang Khalik. Penekanan utama pada bagaimana Allah
menikmati segala yang diciptakan-Nya. Atas dasar inilah kemudian manusia diundang untuk
turut serta menikmati dunia yang diciptakan-Nya. Oleh karena itu dalam teks Mazmur 104 ini
manusia tidak saja diundang untuk menikmati ciptaan Allah tetapi sekaligus turut
bertanggungjawab selaku rekan sepelayanan Allah di dunia. Bahkan bukan saja manusia,
melainkan juga kepada angina, api, bahkan seluruh isi alam semesta ini. Jadi Mazmur 104
merayakan bagaimana hasil ciptaan bekerja dan berfungsi pada masa kini. Dengan demikian teks
ini sebenarnya juga bertujuan mengingatkan tentang keterlibatan Allah dalam penciptaan dan
yang terus berlanjut hingga saat ini secara berkelanjutan. Jadi selalu ada kesinambungan antara
penciptaan dan pemeliharaan

Bila kita mencermati cara pandang Israel dalam hubungannya dengan Allah maka kita dapat
memahami dengan jelas bahwa Irael selaku bangsa pilihan selalu memahami keberadaannya
tidak dapat dipisahkan dari Allah yang menciptakan (manusia dan segala ciptaan). Israel melihat
diri mereka dan hasil ciptaan sebagai satu tubuh yang nerefleksikan keutuhan. Hal ini
menunjukan adanya relasi yang erat di antara Allah dan hasil ciptaan-Nya. Relasi Allah,
manusia, dan ciptaan lainnya diikat dalam tanggungjawab etis dan moral yang dimiliki oleh
manusia yang diberikan akal budi untuk terus memelihara dan merangkul hasil ciptaan Allah
sebagai bagian dari tubuh yang utuh.

Tindakan manusia untuk melihat keberadaan dirinya sebagaibagian dari ciptaan yang lain adalah
sebuagh tindakan yang meniru teladan Allah Pemazmur dengan jelas mengungkapkan
bagaimana Allah sendiri menciptakan dunia ini secara kratif dengan semnangat dan penuh
kegembiraan dan menyatuh dengan ciptaan-Nya. Allah kemudian menjadi bagian dari air yang
mengalir turun dari atas gunung. Ia menjadi bagian dari nyanyian burung-burung.

Allah digambarkan dalam Mazmur 104 sebagai yang turut merasakan kebahagiaan bersama
ciptaan-Nya. Salah asatu aspek penting yang menjadi kebahagiaan Allah adalah kesehatan,
keutuhan dan kebahagiaan hasil ciptaan Oleh karena itu, ketika dikaitkan dengan tubuh manusia,
Mazmur 104 memperlihatkan bahwa keberlangsungan alam semesta adalah syarat dari
keberlangsungan tubuh umat manusia. Bila alam semesta dilukai atau dihancurkan maka tubuh
Allah akan terganggu dan tentu Allah yang riang gembira akan berubah menjadi Allah yang
memalingkan wajah-Nya.

2
Dalam hubungan dengan Allah, roh menggambarkan kekuatan kehidupan, kekuatan kreatif di
mana ayat 29 menggambarkan Allah yang menyembunyikan wajah-Nya menunjukan metafora
yang berlawanan dengan spirit atau roh kreatif Allah yang nenciptakan dan memelihara.
Penyembuyian wajah Allah berarti pengambilan roh kehidupan Oleh karena itu, artinya juga
Allah menahan rohNya dari manusia. Hanya ada satu kata untuk enggambarkan keadaan
manusia yaitu kematian, keterpisahan tubuh manusia dari tubuh Allah dan manusia,.namun di
ayat 30 pemazmur manggambarkan bagaimana Allah mengirimkan roh-Nya untuk mencipta
kembali ciptaan-Nya. Tindakan Allah sendiri yang membuka dan memberikan tanganNya untuk
mengirimkan Roh-Nya merupakan sikap berbela rasa dan pemeliharaan Allah. Ini berarti ketika
Allah melakukan tindakan pembaharuan terhadap ciptaan-Nya setiap waktu maka Ia yang
meskipun telah marah dan murka terhadap manusia namun tetap meiliki hasrat untuk bersekutu
dengan manusia. Inilah yang kita sebut sebagai anugerah terbesar Allah bagi manusia melalui
pembaharuan Roh. Agen utama dari ciptaan dan pembaruan adalah Allah

Kesimpulan dan Refeleksi

1. Kontekstualisasi ajaran iman Kristen yang bersumber dari Kitab Suci (teks-konteks dan
strategi),
2. Pendekatan yang holistik dan dan meliputi berbagai komponen (gereja, pemerintah,
LSM, kampus/akademisi, dst). Gereja sebagai lembaga spiritualitas menginisiasi hal ini.
3. Pengembangan teologia dan diakonia yang berbasis holistik sebagai langkah kongkrit
berhubungan dengan krisis kemanusiaan dan ekologi.
4. Keutuhan ciptaan bukan sekedar flora dan fauna atau bumi dan segala isinya, namun juga
bagaimana berinteraksi, berelasi dan mengembangkan kehidupan bersama bumi dan
semesta ini sebagai sebuah sikap iman dan kesaksian hidup di tengah-tengah krsisi
ekologi di dunia ini.
5. Gereja terpanggil untuk mewujudkan misinya bagi bumi dan segenap ciptaan-Nya secara
bertanggungjawab. Panggilan ini mesti dijawab oleh gereja yang memiliki Alkitab
sebagai Firman Tuhan, membaca serta memahami apa kehendak Tuhan dan
merealisasikannya dalam konteks.

3
4

Anda mungkin juga menyukai