Anda di halaman 1dari 3

Kedatangan Yesus Kristus Sang Raja Damai

Yesaya 11:1-10

Sebelum kejatuhan manusia dalam dosa, hubungan manusia dengan Allah, dengan alam,
dengan sesama, penuh dengan kedamaian. Tetapi setelah manusia melanggar perintah Allah
dan jatuh ke dalam dosa, maka suasana tersebut menjadi berubah. Hubungan manusia dengan
Allah jadi rusak, hubungan manusia dengan alam juga rusak, dan hubungan manusia dengan
sesamanya juga rusak. Kedamaian menjadi barang langka untuk didapatkan, yang ada
hanyalah kekacauan, pembunuhan, peperangan, dll.

Bacaan Alkitab kita pada hari ini berbicara tentang masa depan yang penuh damai sejahtera
sebagaimana yang dijanjikan Allah.

Di saat umat Tuhan  mengalami masa-masa sulit saat para pemimpin mereka berlaku jahat.
Bangsa Israel terus-menerus berperang dengan Asyur, Babel, Mesir, dan Siria. Allah
menyatakan keadilanNya sehingga bangsa Israel dibuang ke Babel. Mereka ibarat pohon
yang ditebang. Namun masa depan mereka  masih tetap ada. Mereka tidak punah.

Allah menjanjikan bahwa masa depan mereka hanya karena kemurahan Tuhan (11:1).
Kehidupan baru serta kehidupan yang diberkati dijanjikan Allah. Janji ini berbicara tentang
datangnya seorang Raja Damai dari keturunan Isai yang menunjuk kepada kelahiran Yesus
Kristus sebagai Juruselamat, yang membawa perdamaian antara manusia dengan Allah
(Roma 3:25;  2 Kor. 5:19; 1 Yohanes 4:10). Raja damai yang dijanjikan Allah bukan
pemimpin yang mudah mabuk kekuasaan dan melakukan apa yang jahat (Yesaya 5:20;
Yeremia 2:13). Raja Damai itu memiliki Roh Tuhan dalam hidupnya. Raja ini yang
menyenangkan hati Allah. Raja yang menghormati hukum-hukum Allah dan berlaku adil
dalam keputusannya bagi orang lemah dan tertindas. Raja tidak menyimpang dari kebenaran
dan kesetiaan.

Nubuat Yesaya ini menunjuk kepada datangnya Yesus sebagai Raja Damai yang
mengampuni dosa manusia dan memberikan masa depan yang penuh damai sejahtera. Yesus
diutus Allah sebagai Juruselamat manusia sehingga manusia mengalami pertobatan dan
pembaharuan hidup.
Untuk kita saat ini, sudahkan Yesus Kristus lahir dalam hidup kita dan memerintah sebagai
raja? Jika Yesus sudah lahir dan menjadi raja dalam hidup kita, maka, akan tercipta suatu
kedamaian yang sejati. Kedamaian itu akan kita alami dalam hal:

1. Kedaian dalam hubungan dengan Allah.

Dengan datangnya Yesus ke dalam dunia, maka hubungan manusia yang rusak akibat
dosa kembali dipulihkan melalui pengorbana Yesus di atas kayu salib. Kita sudah
bukan lagi seteru Allah, melainkan sudah menjadi milik kepunyaannya.

2. Kedamaian dalam hubungan dengan sesama.

Selain hubungan kita dengan Allah dipulihkan, hubungan kita dengan sesama juga
seharusnya dipulihkan. Kelahiran sang raja damai itu mendatangkan kedamaian antara
sesama. Relasi kita dengan sesama tidak lagi dikuasai oleh kemunafikan, kedengkian,
kecemburuan, pertikaian, dendam, permusuhan, dan lain sebagainya. Tetapi hubungan
kita dengan sesama di penuhi dengan cinta kasih, saling tolong menolong, saling
pengertian, saling mendorong dan mendukung untuk hal-hal yang benar.

Pertanyaan penting untuk kita saat ini adalah: sudahkan hubungan kita dipulihkan
dengan sesama? Sudahkah kita hidup dalam perdamaian dengan sesama? Masing-
masing kitalah yang mengetahuanya.

3. Kedamaian dalam hubungan dengan alam sekitar.

Gambaran kedamaian dengan alam sekitar begitu jelas di sampaikan pada ayat 6-10.

Seharusnya kita juga menjadi pelopor untuk melestarikan alam. Keegoisan dan
keserakahan manusia telah menyebabkan kerusakan pada alam. Sehingga manusia
dengan alam tidak bersahabat. Oleh karena ulah manusia, alam juga menjadi musuh
manusia. Sehingga manusia seringkali juga harus menanggung akibat dari kerusakan
alam. Banjir terjadi dimana-mana, tanah longsor dan peristiwa alam lainnya, yang
mengakibatkan kerugian pada manusia baik korban harta maupun korban jiwa.
Sebagai orang kristen mari kita cintai alam ini, kita rawat alam ini

Anda mungkin juga menyukai