Anda di halaman 1dari 39

Nama : ANDRI OCKINALDO

Nim : 17.3265

Mata Kuliah : Hermeneutik Pb I

Dosen : Pdt. Dr. Raulina Siagian

MATIUS 8 :5-13

I. KRITIK TEKS
a. Analisa Teks

8.5 . Εἰσελθόντος δὲ αὐτοῦ εἰς Καφαρναοὺμ προσῆλθεν αὐτῷ ἑκατόνταρχος παρακαλῶν


αὐτὸν

Analisa :

Εἰσελθόντος : kata kerja aoris partisipel genitif aktif, singular maskulin dari kata
εἰσέρχομαι (datang, menuju, pergi ke )
δὲ : konjungsi, kata sambung ( tetapi, dan )
αὐτοῦ : kata ganti orang ketiga tunggal maskulin ( dia, ia, -nya )
εἰς : preposision akusatif ( ke )
Καφαρναοὺμ : kata tempat, nama tempat ( kapernaum )
προσῆλθεν : kata kerja Aorist indikatif, orang ketiga tunggal ( datang ke- )
αὐτῷ : kata ganti orang ketiga tunggal maskulin ( dia, ia, -nya )
ἑκατόνταρχος : kata benda nominatif tunggal maskulin ( perwira, kapten, kepala)
παρακαλῶν : kt. Kerja partisipel aktif NTM ( untuk memohon )
αὐτὸν : kt. Ganti ATM ( dirinya )

Terjemahan: Dan ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datang kepadanya perwira, memohon
kepadanya,
8.6 καὶ λέγων· κύριε, ὁ παῖς μου βέβληται ἐν τῇ οἰκίᾳ παραλυτικός, δεινῶς
βασανιζόμενος.

καὶ : kata sambung ( dan, lalu, bahkan )


λέγων : kata kerja genitif jamak maskulin ( ia berkata, mengatakan )
κύριε, : kt benda jamak maskulin ( tuan, bapak )
ὁ : nominatif tunggal maskulin ( itu )
παῖς : kt. Benda nominatif tunggal maskulin ( seorang hamba laki-laki )
μου : kt. Ganti org pertama tunggal Genitif ( aku, ku )
βέβληται : kt. Kerja indikatif pasif, org ke 3 tunggal ( ia, dia, nya )
ἐν : preposision dativ
τῇ : artikel DTF ( itu )
οἰκίᾳ : kata benda DTF ( sebuah rumah )
παραλυτικός : kt. Sifat NTM ( lumpuh, seorang yang lumpuh )
δεινῶς : kt. keterangan ( sedang menderita )
βασανιζόμενος. : kt kerja NTM ( tersiksa, menyiksa )

Terjemahan : dan berkata, "Tuan, hamba-Ku terbaring lumpuh di rumah, menderita


kesakitan luar biasa."

8.7. καὶ λέγει αὐτῷ· ἐγὼ ἐλθὼν θεραπεύσω αὐτόν.

καὶ : kata penghubung ( dan, lalu )


λέγει : kt. Kerja present indikatif aktif org ke 3 tunggal ( dia berkata )
αὐτῷ : kt. Ganti DTM ( bagi dirinya sendiri )
ἐγὼ : kt. Ganti nominatif tunggal ( saya, aku )
ἐλθὼν : kt. Kerja partisipel Aoris aktif, NTM ( untuk, akan datang )
θεραπεύσω : kt. Kerja future indikatif akrif org 1 tunggal ( untuk menyembuhkan )
αὐτόν. : kt ganti org ke 3 tunggal ( dia, nya, ia )

Terjemahan : dan yesus berkata, aku akan datang untuk menyembuhka dia
8.8. καὶ ἀποκριθεὶς ὁ ἑκατόνταρχος ἔφη· κύριε, οὐκ εἰμὶ ἱκανὸς ἵνα μου ὑπὸ τὴν στέγην
εἰσέλθῃς, ἀλλὰ μόνον εἰπὲ λόγῳ, καὶ ἰαθήσεται ὁ παῖς μου.

καὶ : kt. Hubung ( dan )


ἀποκριθεὶς : kt. Kerja partisiple Aorist passif NTM ( untuk menjawab, membalas )
ὁ ἑκατόνταρχος : artikel NTM + kt. Benda NTM ( perwira, kepala )
ἔφη : kt. Kerja Aoris indikatif aktif org. 3 tunggal ( dan dia berkata )
κύριε : kt benda jamak maskulin ( tuan, bapak )
οὐκ εἰμὶ ἱκανὸς : kt. Keterangan ( tidak ) + kt.kerja present indikatif aktif org 1 tunggal
( aku, saya ) + kt. Sifat NTM ( cukup, sanggup, pantas )
ἵνα μου ὑπὸ : kt. Sambung ( agar ) + kt. Ganti genitif tunggal ( aku. Saya ) +
preposision ( dibawah )
τὴν στέγην : artikel + kt. Benda ATF ( di bawah Atap )
εἰσέλθῃς : subjungtif Aorist aktif org 2 tunggal ( engkau datang , engkau pergi )
ἀλλὰ : kt. keterangan ( tetapi )
μόνον : kt. Keterangan ( hanya, cukup)
εἰπὲ : kt. Kerja. Imperatif aorist aktif org 2 tunggal ( berbicaralah engkau )
λόγῳ : kt. Benda DTM. Sebuah kata, sebuah ucapan.
καὶ ἰαθήσεται : kt. Hubung ( Dan ) + kt. Kerja future indikatif passif org 3 tunggal (
dan menyembuhkannya )
ὁ παῖς μου : artikel NTM + kt. Benda nominatif tunggal maskulin ( seorang
hamba laki-laki ) + kt ganti Genitif tunggal

Terjemahan : dan perwira itu menjawabnya, jangan datang ketempatku. Hanya ucapkan saja
sebuah kata, dan hambaku laki-laki itu akan sembuh.

8.9. καὶ γὰρ ἐγὼ ἄνθρωπός εἰμι ὑπὸ ἐξουσίαν, ἔχων ὑπ᾽ ἐμαυτὸν στρατιώτας, καὶ λέγω
τούτῳ· πορεύθητι, καὶ πορεύεται, καὶ ἄλλῳ· ἔρχου, καὶ ἔρχεται, καὶ τῷ δούλῳ μου·
ποίησον τοῦτο, καὶ ποιεῖ.

καὶ : kt. Hubung ( dan )


γὰρ : kt. Keterangan ( untuk )
ἐγὼ : kt. Ganti nominatif tunggal ( saya, aku )
ἄνθρωπός : kt benda NTM ( seorang laki-laki, seorang manusia )
εἰμι : kt.kerja present indikatif aktif org 1 tunggal ( aku, saya )
ὑπὸ : preposision ( dibawah )
ἐξουσίαν : kt. Benda ATF ( wewenang , Kuasa )
ἔχων : kt. Kerja NTM ( kepunyaanku, memegang )
ὑπ᾽ : preposision
ἐμαυτὸν : kt. Ganti refleksi ATM ( diri sendiri )
στρατιώτας : kt. Benda AJM ( Prajurit-prajurit )
καὶ λέγω τούτῳ : kt. Hubung + kt kerja + kt. Ganti DTM ( dan menyuruh mereka )
πορεύθητι : kt. Kerja Aorist imperatif passif, org ke- 2 Tunggal ( untuk pergi,
untuk melakukan )
καὶ πορεύεται : kt. Hubung dan + kt. Kerja present indikatif midel org 3 Tunggal ( dia pergi,
dia melakukannya )
καὶ ἄλλῳ : kt. Hubung dan + kt sifat ATM ( yang lain, berbeda )
ἔρχου : kt. Kerja present imperatif midel org 2 Tunggal ( untuk datang, untuk
pergi )
καὶ ἔρχεται : kt. Hubung dan + kt. Kerja present indikatif midel org 3 Tunggal (
dan dia datang )
καὶ τῷ δούλῳ : kt. Hubung dan + artikel DTM + kt. Benda DTM ( hamba, budak )
μου : tau ego, kt. Ganti Genitif tunggal ( saya )
ποίησον τοῦτο : kt. Kerja Aorist imperatif aktif org 2 Tunggal + kt. Ganti ATN dia,
nya, ia ( membuat, dia melakukannya )
καὶ ποιεῖ : kt. Hubung dan + kt. Kerja present indikatif aktif 3 Tunggal ( dia
membuatnya, dia melakukannya )

Terjemahan: Karena aku sendiri adalah seorang pria di bawah otoritas, dengan tentara di
bawahku. Saya katakan yang ini, 'Pergilah,' dan dia pergi; dan yang itu, 'Ayo,' dan dia datang.
Saya berkata kepada hamba saya, 'Lakukan ini,' dan dia melakukannya.

8.10. ἀκούσας δὲ ὁ Ἰησοῦς ἐθαύμασεν καὶ εἶπεν τοῖς ἀκολουθοῦσιν· ἀμὴν λέγω ὑμῖν,
παρ᾽ οὐδενὶ τοσαύτην πίστιν ἐν τῷ Ἰσραὴλ εὗρον.

ἀκούσας : kt. Kerja Aorist partisipel aktif NTM ( mendengar )


δὲ : kt. Hubung ( dan )
ὁ Ἰησοῦς : artikel + kt. Benda NTM ( Yesus )
ἐθαύμασεν : kt. Kerja Aorist indikatif Aktif 3 tunggal ( membuat keajaiban )
καὶ : kt. Hubung Dan
εἶπεν : kt. Kerja Aorist indikatif Aktif 3 tunggal ( dia mengatakannya, dia
berkata )
τοῖς ἀκολουθοῦσιν : artikel + kt. Kerja present partisipel Aktif DJM ( untuk mengikuti )
ἀμὴν : indeklinasi AMEN ( sungguh )
λέγω : kt. Kerja present indikatif aktif 1 tunggal ( aku berkata )
ὑμῖν : kt. Ganti Datif jamak ( kalian )
παρ᾽ οὐδενὶ : preposision Datif ( disamping) + kt. Ganti DTM ( tidak seorang pun )
τοσαύτην : kt. Sifat ATF ( sangat bagus, sangat banyak )
πίστιν : kt. Benda ATF ( iman, kepercayaan )
ἐν : preposisiom ,di , tidak
τῷ Ἰσραὴλ : artikel + kt. Benda DTM ( di israel )
εὗρον : kt. Kerja Aorist indikatif aktif 1 tunggal ( untuk mencari )

Terjemahan : Ketika Yesus mendengar hal ini, ia heran dan berkata kepada orang-orang
yang mengikutinya, "Aku berkata kepadamu, aku belum menemukan seorang pun di Israel
dengan iman yang begitu besar.

8.11. λέγω δὲ ὑμῖν ὅτι πολλοὶ ἀπὸ ἀνατολῶν καὶ δυσμῶν ἥξουσιν καὶ ἀνακλιθήσονται
μετὰ Ἀβραὰμ καὶ Ἰσαὰκ καὶ Ἰακὼβ ἐν τῇ βασιλείᾳ τῶν οὐρανῶν,

λέγω : kt. Kerja present indikatif aktif 1 tunggal ( aku berkata )


δὲ : kt. Hubung ( dan )
ὑμῖν : kt. Ganti Datif jamakm( kalian )
ὅτι : konjungki kt. Keterangan ( bahwa, karena )
πολλοὶ : kt. Sifat NJM ( banyak )
ἀπὸ : preposision Genitif ( dari )
ἀνατολῶν : kt. Benda GJF ( timur )
καὶ : kt. Hubung Dan
δυσμῶν : kt. Benda GJF ( barat )
ἥξουσιν : kt. Kerja future indikatif aktif 3 jamak ( telah datang )
ἀνακλιθήσονται : kt. Kerja future indikatif pasif 3 jamak ( untuk berbaring )
μετὰ : Preposisi ( dengan )
Ἀβραὰμ : kt. Nama ( Abraham )
καὶ Ἰσαὰκ : kt. Hubung + kt. Nama ( dan ishak )
καὶ Ἰακὼβ : kt. Hubung + kt. Nama ( dan yakub )
ἐν : Preposisi Datif ( di )
τῇ βασιλείᾳ : artikel + kt. Benda DTF ( kerajaan itu )
τῶν οὐρανῶν : artikel + kt. Benda GJM ( surga )

Terjemahan : Saya berkata kepada Anda bahwa banyak orang akan datang dari timur dan
barat, dan akan mengambil tempat mereka di pesta itu bersama Abraham, Ishak dan Yakub di
kerajaan surga.

8.12. οἱ δὲ υἱοὶ τῆς βασιλείας ἐκβληθήσονται εἰς τὸ σκότος τὸ ἐξώτερον· ἐκεῖ ἔσται ὁ
κλαυθμὸς καὶ ὁ βρυγμὸς τῶν ὀδόντων.

οἱ δὲ υἱοὶ : artikel + kt. Hubung ( dan ) + kt. Benda NJM ( anak – anak )
τῆς βασιλείας : artikel + kt. Benda GTF ( sebuah kerajaan )
ἐκβληθήσονται : kt. Kerja future indikatif passive 3 jamak ( untuk diusir )
εἰς : preposisi akusatif ( kedalam )
τὸ σκότος : artikel + kt. Benda ATN ( kegelapan )
τὸ ἐξώτερον : artikel + kt. Sifat ATN ( diluar )
ἐκεῖ ἔσται : kt. Keterangan + kt. Ganti future indikatif midel deponen 3 tunggal
( disana mereka )
ὁ κλαυθμὸς : artikel + kt. Kerja NTM ( menangis )
καὶ : kt. Hubung ( dan )
ὁ βρυγμὸς : artikel + kt. Kerja NTM ( sebuah kertakan )
τῶν ὀδόντων : artikel + kt. Benda GJM ( gigi )

Terjemahan: Tetapi anak-anak kerajaan akan diusir ke dalam kegelapan luar: disana akan ada
tangisan dan kertakan gigi.
8.13. καὶ εἶπεν ὁ Ἰησοῦς τῷ ἑκατοντάρχῃ· ὕπαγε, ὡς ἐπίστευσας γενηθήτω σοι. καὶ ἰάθη
ὁ παῖς [αὐτοῦ] ἐν τῇ ὥρᾳ ἐκείνῃ.

καὶ :kt. Hubung ( dan )


εἶπεν : kt. Kerja Aorist indikatif aktif 3 tunggal ( dia berkata )
ὁ Ἰησοῦς : artikel + kt. Benda NTM ( Yesus )
τῷ ἑκατοντάρχῃ : artikel + kt. Benda DTM ( perwira )
ὕπαγε : kt. Kerja present imperatif aktif 2 tunggal ( untuk engkau pergi )
ὡς ἐπίστευσας : konjungsi ( bahwa, bagaimana, tentang )
γενηθήτω : kt. Kerja Aorist imperatif passif 3 tunggal ( akan datang, untuk datang
)
σοι : kt. Ganti Datif tunggal ( engkau )
καὶ ἰάθη : kt. Hubung + kt. Kerja Aorist indikatif passif 3 tunggal ( dan dia akan
di sembuhkan )
ὁ παῖς [αὐτοῦ] : artikel + kt. Benda NTM (seorang Laki-laki)
ἐν τῇ ὥρᾳ ἐκείνῃ : preposisi Datif + kt. Benda DTF + kt. Keterangan DTF ( dan bahwa
pada waktu itu )

Terjemahan: Dan Yesus berkata kepada perwira itu, "Pergilah, biarkan itu dilakukan untuk
Anda seperti yang Anda yakini." Dan hamba itu disembuhkan pada saat itu juga.

b. Analisa Teks Aparatus

Ayat 5
5. A. Manuskrip Unsial Kodeks yang ada di Moskow pada abad ke-IX, Manuskrip unsial
(Religius) yang ada di French National. Library pada abad ke-VIII, Manuskrip unsial
kodeks yang ada di London pada abad ke VI, Manuskrip unsial yang ada di
Washington D.C pada abad ke-IV/V yang memuat injil di dalamnya, Manuskrip
Koridethi yang ada di Tbilisi pada abad ke-IX, Manuskrip unsial yang berkode 1424
yang ada di Chicago pada abad ke-IX/X, dan teks utama (Majority Text)
mengusulkan agar kata “Εἰσελθόντος δὲ αὐτοῦ ” diganti menjadi “Εἰσελθόντι δὲ
αὐτῷ ” sedangkan Manuskrip Unsial Kodeks Ephraemi yang ada di French National
Library pada abad ke-V, yang telah mengalami pengoreksian tahap ke-III pada abad
ke-VIII mengusulkan agar diganti menjadi “Εἰσελθόντι δὲ Ἰησοῦς ” sedangkan
Manuskrip Unsial Kodeks Sinaiticus yang ada di London pada abad ke-IV, Manuskrip
Unisial Kodeks Vaticanus yang ada di Citta del Vaticano pada abad ke-IV, Manuskrip
Unisial Kodeks Ephraemi yang ada di France National Library pada abad ke-V yang
belum di koreksi, Manuskrip Unsial yang berasal dari Dublin pada abad ke-VI,
Manuskrip Yunani yang diajukan oleh Family 1(F1) yang ada mulai dari abad ke-X
hingga abad ke-XIII yang pertama sekali diuraikan oleh K.Lake, Manuskrip Yunani
yang diajukan oleh Family 13 (F13) yang pertama sekali diuraikan oleh Ferrer yang
keseluruhan kritik ini memuat Injil didalamnya, Manuskrip Muniskul yang berkode
33 yang ada di Munchen pada abad ke-X, Manuskrip Muniskul yang berkode 700
yang ada di London pada abad ke-XI, Manuskrip Minuskul yang berkode 1241 yang
ada di Sinai dan Origenes, mengusulkan agar tetap mempertahankan teks versi
Alanel.
Tanggapan : εἰσέρχομαι akar kata dari Εἰσελθόντι yang berarti datang, tidak
setuju dengan usulan aparatus menggantinya karena jika demikian maka kata tersebut
akan berubah menjadi Datif dan akan mengubah arti dari kata tersebut walaupun sama-
sama aktif.
B. Teks Harklensis, Randlesart (membaca Marginal dari Harklensis) dan teks latin
lainnya mengusulkan agar kata “ἑκατόνταρχος ” diganti menjadi kata “Khiliarcos’.
Tanggapan : ekatontarkos artinya adalah perwira, kapten. Jika diganti dengan
siliarcos maka akan menjadi kepala pasukan. Maka saya lebih setuju dengan pemakaian
sekarang yang berarti perwira. Dimana kedudukan kepala pasukan lebih tinggi dari
sorang perwira. Konteks zaman dulu seorang kepala pasukan akan membawahi 1000
pasukan termasuk perwira-perwira. Sehingga lebih memungkinkan tanggungjawab
seorang perwira untuk peduli terhadap pasukannya yang sedang sakit, karena ruang
lingkup penjagaannya yang sedikit.1
5. Manuskrip Unsial Kodeks Sinaiticus yang ada di London pada abad ke-IV yang belum
dikoreksi (yang merupakan bacaan asli), Manuskrip Unsial yang berasal dari Sinai,
coretan-Syren mengusulkan supaya kata “κύριε ” dihilangkan.
Tanggapan : Tidak Setuju Jika Kata “κύριε “ di hilangkan, arti dari kata tersebut
adalah “ Tuan” dimana ketika itu perwira tersebut menganggap Yesus sebagai seorang
guru dan lebih tinggi daripada dia. Maka penggunaan kata tersebut saya kira sudah
tepat.

Ayat 6
6. A. Manuskrip Unsial Kodeks Vaticanus yang ada di Citta del Vaticano pada abad ke-
IV, Manuskrip Unsial yang berkode 700 yang ada di London pada abad ke-XI, teks
Itala. Vulgata- Ausgabe Von Wordsworth, tks Peschitta, dan teks yunani yang lainnya
mengusulkan agar kata “καὶ ” dihilangkan, sedangkan Manuskrip Unsial Kodeks
Sinaiticus yang ada di London pada abadke-IV, Manuskrip Unsial Kodeks Ephraemi
yang ada di France National Library pada abad ke-V, Manuskrip Unsial Kodeks
Religius yang ada di France National Library pada abad ke-VIII, Manuskrip Unsial
Kodeks yang ada di London pada abad ke-VI, Manuskrip Koridethi yang ada di Tbilisi

1
Hasan sutanto, konkordasi perjanjian baru, (jakarta: LAI,2004 ) 814
pada abad ke-IX, Manuskrip Yunani yang diajukan oleh Family 1(F1) yang ada mulai
dari abad ke-X hingga abad ke-XIII yang pertama sekali di uraikan oleh K.Lake,
Manuskrip Yunani yang diajukan oleh Family 13 (F13) yang pertama sekali diuraikan
oleh Farren yang keseluruhan kritik ini memuat injil di dalamnya, Manuskrip yang
berkode 33 yang ada di Munchen pada abad ke-X, Manuskrip Minuskul yang
berkode 565 yang ada di St. Petersburg pada abad yang ke-IX, dan beberapa teks
Yunani lainnya mengusulkan agar mempertahankan teks Versi Aland.

Tanggapan : Setuju dengan aparatus. Karena kata “καὶ “ sebagai kata hubung kurang
tepat jika di gunakan menjadi awal kata. Kemudian ada atau tidaknya kata tersebut
tidak terlalu berpengaruh dengan arti atau makna dari kalimat tersebut.

Ayat 7
7. B. Manuskrip Unsial Kodeks Ephraemi yang ada di France National Library pada
abad ke-V, Manusrip Unsial Regius yang ada di Moskow pada abad ke-IX, Manuskrip
Unsial Regius yang ada di France National, Manuskrip Unsial yang ada di London
pada abad ke-VI, Manuskrip Koridetuhi yang ada di Tbilisi pada abad ke-IX,
Manuskrip Yunani yang diajukan oleh Family 1 (F1) yang ada di mulai dari abad ke-X
hingga ke-XIII yang pertama sekali diuraikan oleh K. Lake, Manuskrip Yunani yang
diajukan oleh Family 13 (F13), Manuskrip Minuskul yang berkode 33 yang ada di
Munchen pada abad ke-X, manuskrip Minuskul yang berkode 565 yang ada di
Petersburg pada abad ke-IX; Manuskrip Minuskul yang berkode 579 yang ada di
Paris pada abad ke-XIII, Manuskrip Minuskul yang berkode 700 yang ada di London
pada abad ke-XI, teks utama dan beberapa teks Yunani mengusulkan adanya
penyisipan kata “ὁ Ἰησοῦς ” setelah kata “αὐτῷ ”, sedangkan Manskrip Unsial
Kodeks Sinaiticus yang di London pada abad ke-IV, Mansukrip Unsial Kodeks yang
ada di London pada abad ke-V, Manuskrip Minuskul yang berkode 892 yang ada di
London pada abad ke-IX, Kodeks Syrus Sinaiticus, dan teks lainnya menusulkan
supaya mempertahankan teks versi Aland.
Tanggapan : αὐτῷ adalah sebagai kata ganti orang ke tiga. Saya setuju dengan usulan
aparatus karena dengan menambahkan kata tersebut, maka akan lebih menekankan
siapa objek yang dimaksudkan di dalam teks. Terlihat dari terjemahan bahasa inggris
dan bahasa indonesia juga yang menggunakan kata Yesus sebagai objek yang di
bicarakan.
Ayat 8
8. A. Manuskrip Unsial Kodeks Sinaiticus yang ada di London pada abad ke-IV yang
beum dikereksi (merupakan teks asli), Manuskrip Unsial Kodeks Vaticanus yang ada
di Cltta del Vaticano pada abad ke-IV, Mansukrip Minuskul yang berkode 33 yang
ada di Munchen pada abad ke-X, teks Sahidic mengusulkan supaya adanya
pergantian kata “καὶ ἀποκριθεὶς” menjadi “ἀποκριθεὶς δὲ ”, sedangkan
Manuskrip Unsial Kodeks Sinactius yang ada di London pada abad ke-IV yang telah
melakukan pengoreksian tahap satu pada abad ke-V, Manuskrip Unsial kodeks
Ephraemi yang ada di France National Library pada abad ke-V. Mansukrip Unsial
Kodeks yang ada di Moscow pada abad ke-V, Mansukrip Unsial Kodeks Regius yang
ada di Frace National Library pada abad ke-VIII, Manuskrip Unsial Kodeks yang ada
di London pada abad ke-VI, Manuskrip Kodethi yang ada di Tbilisi pada abad ke-IX,
Mansukrip Yunani yang diajukan oleh Family 1 (F1), Mansukrip Yunani yang
diajukan oleh Family 13 (F13), Manusrip Minuskul yang berkode 565 yang ada di
Petersberg pada abad ke-IX, Manuskrip Minuskul yang nerkode 579 yang ada di
Paris pada abad ke-XIII, Manuskrip Minuskul yang berkode 700 yang ada di London
pada abad ke-IX, Manuskrip minuskul yang berkode 892 yang ada di London pada
abad ke-IX, Mansukrip Minuskul yang berkode 1241 yang ada di Sinai pada abad ke-
XII, Manuskrip Unsial yang berkode 1424 yang ada di Chicago pada abad ke IX/X.
Manuskrip Minuskul yang berkode 844/221. Teks utama (Majority Text), teks
Vulgata, Harklensis, dan teks Yunani lainnya mengusulkan supaya tetap
mempertahankan teks versi Aland.

Tanggapan : tidak setuju dengan aparatus, karena melihat dari berbagai terjemahan,
kata “kai” lebih tepat digunakan didepan sebagai kata depan. Karena jika menggunakan
kata “De” akan sedikit menggeeser makna kata dari yang “ lalu perwira itu menjawab”
menjadi “ jawab perwira itu”.
8. B. Manuskrip Unsial Kodeks yang berasal dari Siani, teks Yunani Randiesart
(membeca merginal dari Harklensis), Eubius Caesariensis (339/340) mengusulkan
agar kata “ἑκατόνταρχος menjadi “khiiliarkos”.
Tanggapan: khiliarkos yang berarti kepala pasukan yang terdiri dari 1000 org,
sedangkan ekatontarkos artinya perwira yang bermakna petinggi di pasukan.
Kedudukan kepala pasukan lebih tinggi dari seorang perwira. Untuk konteks ini saya
tidak setuju ada penggantian kata karena konteks pada saat itu seorang perwira
yang bertanggung jawab terhadap pasukannya kemudian diatasnya kepala pasukan
yang bertanggung jawab terhadap, perwira-perwira.
8. C. Manuskrip Yunani yang diajkan oleh Family 1 (F1) yang ada mulai dari abad ke-X
hingga abad ke-XII yang pertama sekali diuraikan oleh K.Lake, teks Yunani (Sahidic),
middle Egyptian, Boharic mengusulkan agar kata “ὁ παῖς μου ” dihilangkan.
Tanggapan : Tidak Setuju dengan aparatus, karena jika di hilangkan maka penjelasan
mengenai hamba tersebut akan menjadi tidak jelas. Karena arti dari kata ini adalah
seorang hamba laki-laki. Maka jika di hilangkan kata tersebut kita tidak akan tau siapa
yang akan sembuh tersebut.

Ayat 9
9. Manuskrip Unsial Kodeks Sinaiticus yang ada di London pada abad ke-IV, Manuskrip
Unsial Kodeks Vaticanus yang ada di Cltta del Vaticano pada abad ke-IV, teks
Vulgata-Ausgabe Von (1590) mengusulkan agar ada penyisipan kata “Tassomenos”
setelah kata “ἐξουσίαν”.
Tanggapan : tidak setuju dengan aparatus. Karena penyisipan kata Tassomenos
memberikan kesan berlebihan. Arti dari Tasso adalah menunjukkan atau menempatkan,
bahkan bisa juga mengabdi. Oleh karena itu penyisipan kata tidak terlalu menambah
makna yang signifikan. Jadi saya lebih setuju dengan versi Nestle Aland.

Ayat 10
10. Manuskrip Unsial Kodeks Sinaiticus yang ada di London pada abad ke-IV, Mansukrip
Unsial Kodeks Ephraemi yang ada di France National Library pada abad ke-V,
Manuskrip Unsial Kodeks Regius yang ada di France National Library pada abad ke-
VIII, Manuskrip Unsial Kodeks yang ada di London pada abad ke-VI, Manuskrip
Koridethi yang ada di Tbilisi pada abad ke-IX, Manuskrip Yunani yang diajukan oleh
Family 13 (F13), Manuskrip Minuskul yang berkode 33 yang ada di Munchen pada
abad ke-X, Manuskrip Minuskul yang ada di Petersburg pada abad ke-XIII,
Manuskrip minuskul yang berkode 579 yang ada di Paris pada abad ke-IX,
Manuskrip Minuskul yang berkode 700 yang ada di London pada abad ke-IX,
Manuskrip Minuskul yang bekode 1241 yang ada di Sinai pada abad ke-XIII,
Manuskrip Unsial yang berkode 1424 yang ada di Chicago pada abad ke-IX/X, teks
utama (majority teks), teks Vulgata dan teks latin lainnya mengusulkan agar kata “Y”
diganti menjadi “Y”. Sedangkan Mansukrip Unsial Kodeks Vaticanus yang ada di
Citta del Vaticano pada abad ke-IV, dan beberapa teks latin mengusulkan agar tetap
mempertahankan tek versi Aland.

Ayat 12

12. Manuskrip Unsial Kodeks Sinaiticus yang ada di London pada abad ke-IV yang belum
dilakukan pengoreksian/ merupakan Teks asli) dan teks Yunani lain yang bersal
dari Didymus Alexandrunus (398) dan yang lainnya mengusulkan kata
“ἐκβληθήσονται ” menjadi kata “ezzeleusontai” sedangkan teks itala, Ireneaus
(395) mengusulkan supaya tetap memepertahankan teks versi Aland.
Tanggapan : tidak setuju dengan aparatus. Lebih setuju dengan versi aland karena
terjemahan yang lebih relevan dari berbagai sumber lebih mendukung kepada teks
versi nestle Aland. Kemudian pemakaian kata dan penempatan kata menurut rumus
kata yunani, versi Nestle Aland lebih Tepat.

Ayat 13
13. A. Teks yang berasal dari Sinai , teks Eusebius Caesariensis (339/340) mengusulkan
agar kata “ἑκατοντάρχῃ ” diganti menjadi kata “khiliarkos”.

Tanggapan: tidak setuju denga aparatus. Konteks zaman dulu seorang perwira
mengepalai 100 pasukan, sesuai dengan terjemahan NIV dan LAI adalah seorang
perwira. Karena jika menggunakan kata Khiliarkos maka terjemahannya adalah kepaala
pasukan yang membawahi 10 perwira dan 1000 pasukan. Disini kurang memungkinkan
untuk seorang kepala pasukan datang untuk meminta kepada Yesus yang pada konteks
saat itu adalah seorang pemberita injil. Dan bukan pejabat negara.
13. B. Manuskrip Unsial Kodeks Ephraemi yang ada di France National Library pada
abad ke-V, Manuskrip Unsial yang ada di Moscow pada abad ke-IX, Manuskrip Unsial
Kodeks Regius yang ada di France National Library pada abad ke-VIII, Manuskrip
Unsial Kodeks yang ada di London pada abad ke-VI, Manuskrip Koridethi yang ada di
Tbilisi pada abad ke-IX, Manuskrip yang diajukan oleh Family 1 (F1), Manuskrip
Yunani yang diajukan oleh Family 13 (F13), Manuskrip Minuskul yang berkode 33
yang ada di Munchen pada abad ke-X, Manuskrip yang ada di Petersburg pada abad
ke-XIII, Manuskrip Minuskul yang berkode 579 yang ada di Paris pada abad ke-IX,
Mansukip Minuskul yang berkode 892 yang ada di London pada abad ke-IX,
Manuskrip Minuskul yang berkode 1241 yang ada di Sinai pada abad ke-XII,
Manuskrip Unsial yang berkode 1424 yang ada di Chicago pada abad ke-IX/X, teks
Vulgata, teks Harklensis, mengusulkan agar ada penyisipan kata “καὶ ” sebelum kata
“ὡς ” . Sedangkan Manuskrip Unsial Kodeks Sinaiticus yang ada di London pada
abad ke-IV, Manuskrip Unsial Vaticanuns yang ada di Citta del Vaticano pada abad
ke-IX, Manuskrip Washington D.C pada abad ke-IV/V, Manuskrip Minuskul yang
berkode 0281 yang ada di Sinai pada abad ke-IX, teks Itala dan teks Yunani lainnya
mengsusulkan agar tetap mempertahankan teks Nestle Aland.

13. C. Manuskrip Unsial Kodeks Sinaiticus yang ada di London pada abad ke-IV,
Manuskrip Unsial Kodeks Vaticanus yang ada di Citta del Vaticano pada abad ke-IV,
Manuskrip Minuskul yang berkode 0281 yang ada dari Sinai pada abad ke-IX,
Manuskrip Yunani yang diajukan oleh Family 1 (F1), Manuskrip Minuskul yang
berkode 33 yang ada di Munchen pada abad ke-X, teks latin tradisional dan teks
Yunani lainnya mengusulkan supaya kata “αὐτοῦ” dihilangkan. Sedangakan
Manuskrip Unsial Kodeks Ephraemi yang ada di France national Library pada abad
ke-V, Manuskrip Unsial Kodeks yang ada di Moscow pada abad ke-IX, Manuskrip
Unsial Kodeks Regius yang ada di France Natoinal Library pada abad ke-VIII,
Manuskrip yang ada di London yang ada pada abad ke-VI, Manuskrip Koridethi yang
ada di London pada abad ke-VI, Manuskrip Koridethi yang ada di Tbilisi pada abad
ke-IX. Manuskrip Yunani yang diajukan Family 13(F13), Manuskrip Minuskul yang
berkode 565 yang ada di Petersburg pada abad ke-XIII, Manuskrip Minuskul yang
berkode 579 yang ada di Paris pada abad ke-XIII, Manuskrip Minuskul yang berkode
700 yang ada di London pada abad ke-IX, dan beberapa teks Yunani yang
mengusulkan supaya tetap mempertahankan teks Nestle Aland.

13. D. Manuskrip Washignton D.C pada abad ke-IV/V, Manuskrip Minuskul yang
berkode 700 yang ada di London pada abad ke-IX, Manuskrip Unsial yang berkode
1424 yang ada di Chicago pada abad ke-IX/X mengusulkan supaya kata “ἐν τῇ ὥρᾳ
ἐκείνῃ.)” diganti menjadi “ἐν τῇ hemeρᾳ ἐκείνῃ.” sedangkan Manuskrip Unsial
Kodeks yang ada di France National Library pada abad ke-V, Manuskrip yang ada di
London pada abad ke-VI, Manuskrip Koridethi yang ada di London pada abad ke-VI,
Manuskrip Minuskul yang berkode 33 yang ada di Minchen pada abad ke-V, teks
Itala, teks Vulgata, dan teks Yunani lainnya mengusulkan supaya diganti menjadi
“apo tes oras ekeines”.
13. E. Manuskrip Unsial Kodeks Sinaiticus yang ada di London pada abad ke-IV yang
belum pernah di koreksi (teks asli), dan Manuskrip Unsial yang ada di London pada
abad ke-VI yang telah melakukan pengoreksian dua kali pada abad ke-VI, Manuskrip
Unsial Kodeks Ephraemi yang ada di France National Library pada abad ke-V,
Manuskrip Koridethi, Manuskrip yang diajukan Family 1 (F1) mengusulkan agar ada
penyisipan kata “Kai upostremas ho ekatontarkos eis ton oikon auton en aute te
ora euren ton paisa” setelah “ἐκείνῃ.”
Tanggapan : tidak setuju dengan usulan dari teks aparatus karena akan mengubah
makna dari kata tersebut. Banyak nya perubahan kata yang diusulkan aparatus sangat
menggeser lebih jauh makna dan terjemahan dari teks. Dilihat dari konteks pemakaian
kata dan penempatan kata saya lebih setuju dengan teks yang ada sekarang.

c. Perbandingan Terjemahan

NIV ITB BATAK


8:5 When Jesus was going 8:5 Ketika Yesus masuk ke 8:5 Dung i bongot ma Jesus
into the town of Capernaum, Kapernaum, datanglah tu huta Kapernaum, jadi ro
an army officer came up to seorang perwira ma tu jolona sada induk ni
him and said, mendapatkan Dia dan soldadu mangelehelek Ibana,
memohon kepada-Nya: ninna ma:
8:6 "Lord, my servant is at 8:6 "Tuan, hambaku 8:6 Ale Tuhan, sai peak do
home in such terrible pain terbaring di rumah karena naposongku di jabungku; na
that he can't even move." sakit lumpuh dan ia sangat sarion do ibana, mansai bernit
menderita." diahap.

8:7 "I will go and heal him," 8:7 Yesus berkata 8:7 Dung i ninna Jesus ma
Jesus replied. kepadanya: "Aku akan mandok ibana: Ro pe Ahu
datang menyembuhkannya." pamalum sahitna.

8:8 But the officer said, 8:8 Tetapi jawab perwira itu 8:8 Dung i didok induk ni
"Lord, I'm not good enough kepada-Nya: "Tuan, aku soldadu i ma mangalusi: Ale
for you to come into my tidak layak menerima Tuan Tuhan, na hurang tama do
house. Just give the order, di dalam rumahku, katakan ahu, tung degeonmu
and my servant will get well. saja sepatah kata, maka jabungku; dok ma hata
hambaku itu akan sembuh. sisandok, asa hipas
naposongki!
8:9 I have officers who give 8:9 Sebab aku sendiri 8:9 Ai gari ahu, jolma na
orders to me, and I have seorang bawahan, dan di nirajaan, na mangarajai
soldiers who take orders from bawahku ada pula prajurit. soldadu; molo hudok tu na
me. I can say to one of them, Jika aku berkata kepada sada: Tu sadu i ma ho!, laho
"Go!' and he goes. I can say salah seorang prajurit itu: do ibana; ia tu na sada: Tu on
to another, "Come!' and he Pergi!, maka ia pergi, dan ma ho!, ba, ro do ibana; jala
comes. I can say to my kepada seorang lagi: ia hudok tu naposongku: On
servant, "Do this!' and he will Datang!, maka ia datang, ma bahen!, jadi i do dibahen.
do it." ataupun kepada hambaku:
Kerjakanlah ini!, maka ia
mengerjakannya."

8:10 When Jesus heard this, 8:10 Setelah Yesus 8:10 Jadi longang ma roha ni
he was so surprised that he mendengar hal itu, heranlah Jesus umbegesa, gabe didok
turned and said to the crowd Ia dan berkata kepada ma mandok angka na
following him, "I tell you mereka yang mengikuti- mangihuthon Ibana: Na tutu
that in all of Israel I've never Nya: "Aku berkata do na hudok on tu hamu: Gari
found anyone with this much kepadamu, sesungguhnya di halak Israel, ndang
faith! iman sebesar ini tidak jumpang Ahu haporseaon na
pernah Aku jumpai pada songon i!
seorang pun di antara orang
Israel.

8:11 Many people will come 8:11 Aku berkata 8:11 Alai hudok ma tu hamu:
from everywhere to enjoy the kepadamu: Banyak orang Torop do na ro sogot sian
feast in the kingdom of akan datang dari Timur dan purba dohot sian pastima,
heaven with Abraham, Isaac, Barat dan duduk makan gabe dongan sapanganan ni si
and Jacob. bersama-sama dengan Abraham dohot si Isak dohot
Abraham, Ishak dan Yakub si Jakkob di harajaon banua
di dalam Kerajaan Sorga, ginjang i.

8:12 But the ones who should 8:12 sedangkan anak-anak 8:12 Alai anggo angka anak
have been in the kingdom Kerajaan itu akan ni Harajaon i hian, sipabalion
will be thrown out into the dicampakkan ke dalam do i sogot tu na holom
dark. They will cry and grit kegelapan yang paling marimpotimpot; disi ma masa
their teeth in pain." gelap, di sanalah akan angguhangguk dohot na
terdapat ratap dan kertak patungoripon.
gigi."

8:13 Then Jesus said to the 8:13 Lalu Yesus berkata 8:13 Laos didok Jesus ma
officer, "You may go home kepada perwira itu: mandok induk ni soldadu i:
now. Your faith has made it "Pulanglah dan jadilah Laho ma ho, jumpang ho ma
happen." Right then his kepadamu seperti yang hombar tu haporseaonmi!
servant was healed engkau percaya." Maka Jadi hipas ma naposona i di
pada saat itu juga na sangombas i
sembuhlah hambanya.
II. KRITIK SUMBER
Penulisan kitab matius di perkirakan pada saat Kisah mengenai penyembuhan hamba
seorang perwira itu tidak ada dalam Injil Markus. Para sarjana mengusulkan teori bahwa
materi yang tidak ada dalam Injil Markus tapi ditemukan baik dalam Injil Matius dan Lukas
datang dari sekarang sumber (hipotesis) yang dikenal sebagai Q yang sekarang "sudah
hilang". Bagian ini merupakan sebuah anomali karena Q ini diyakini berupa kumpulan
perkataan, daftar kotbah dan kutipan ucapan dari Yesus tanpa ada bahan lain, tapi cerita ini
memuat rincian latar belakang. Ini juga merupakan satu-satunya mukjizat yang tercatat dalam
Q. Salah satu kemungkinan adalah bahwa dalam Q itu hanya ada dialog, kemudian Matius
dan Lukas menambahkan rincian latar belakang dari informasi lisan.2

Dalam Injil Yohanes tercatat kisah Yesus menyembuhkan anak seorang pegawai
istana di Kapernaum dari jarak jauh, di mana Yesus saat itu di Kana, Galilea, dalam Yohanes
4:46–54. Beberapa sarjana, seperti Fred Craddock dalam komentarnya mengenai Injil Lukas,
memperlakukannya sebagai mukjizat yang sama. Namun, dalam analisis Matius, R. T. France
menyajikan argumen linguistik terhadap kesetaraan pais dan anak, sehingga menganggapnya
dua mukjizat yang berbeda.3
Matius menyimpan sekitar 90 persen dari bagian-bagian cerita yang ditemukan
dalam Injil Markus, tetapi matius mengubah teks tersebut dengan prinsip-prinsip yang baru. 4
sama halnya dengan matius, lukas juga memanfaatkan 90 persen catatan dari markus dan
selanjutnya dari sumber Q. dari ciri teks, matius juga terlihat memiliki akses tradisi lisan yang
tercermin dari ciri-ciri keistimewaan dalam injil matius tersebut serta isi dalam teks yang
menjelaskan secara detail.5

2
Craig S. Keener. A Commentary on the Gospel of Matthew. (Wm. B. Eerdmans Publishing 1999). hlm. 264.
3
R. T. France , The Gospel according to Matthew: an introduction and commentary hal. 154
4
Mark Allan Powell , introducing the new testament, ( USA : Baker Academic, 2009 ) hlm, 109
5
Donald A. hagner the New Testament- a historical and theological introduction ( USA: Baker academic,
2012) hlm. 196
III. KRITIK REDAKSI / LITERATUR

a. Struktur
Secara umum struktur penulisan injil matius bisa di bagi dalam beberapa kelompok
yaitu struktur luar dan struktur khiastik
 Struktur umum
1. penjelasan pribadi Yesus sebagai Mesias (1: 1–4: 16)
2. pemberitaan dan pemberitahuan bahwa Yesus Mesias (4: 17–16: 20)
3. penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus Mesias (16: 21–28: 20)
Dari pemahaman struktural, ini merupakan struktur yang sangat kritis karena menjadi
persimpangan. Walaupun sudah dibagi menjadi sebuah struktur tetapi tetap sulit untuk
membagi-bagi struktur dari matius secara harfiah.

 Struktur khiastik
Membangun dari pergantian narasi yang jelas dengan bagian pengajaran, beberapa sarjana
telah mendeteksi struktur chiastic simetris dalam Matius, seperti dalam bagan berikut.

A Matt. 1–4: Narasi


B Matt. 5–7: Wacana
C Matt. 8–9: Narasi
D Matt. 10: Wacana
E Matt. 11–12: Narasi
F Matt. 13: Wacana
E 'Matt. 14–17: Narasi
D 'Matt. 18: Wacana
C 'Matt. 19–22: Narasi
B 'Matt. 23–25: Wacana
A 'Matt. 26–28: Narasi

b. Tempat dan Waktu Penulisan

Injil ini menurut Matius adalah salah satu Injil Sinoptik yang memiliki bentuk edisi
yang berbeda, namun bahan dasar yang dipakai adalah sama dengan Injil Sinoptik lainnya,
yaitu Markus dan Lukas.6Tradisi gereja sudah berabad-abad lamanya menunjukkan
seseorang sebagai pengarang Injil Matius, yakni Matius, rasul, bekas pemungut cukai, yang

6
John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), hlm. 191
disebut juga Lewi (Mat. 9:9; 10:3).7 Injil menurut Matius dapat dipastikan bahwa Injil
tersebut ditulis setelah terjadinya perang antara kaum Romawi dan Yahudi, diakhiri dengan
dirusaknya bait Allah di Yerusalem pada tahun 70 M.8

Beberapa ahli berpendapat bahwa Injil Matius ditulis setelah injil Lukas, sebab injil
Matius mengandung bahan-bahan yang mengacu pada peristiwa jatuhnya Yerusalem pada
tahun 70 M. Kemungkinan besar ditulis pada tahun 80-an di abad pertama, di suatu wilayah
Kristen Yahudi, suatu tempat di Siria. Injil Markus membuat gaya bahasa penulisannya
dengan sederhana, bahasa rakyat yang mudah dimengerti. Namun, Matius memperindah
gaya bahasa yang dikutip dari kitab Markus ini sesuai dengan Septuaginta, sehingga layak
untuk dibaca. Dalam penulisannya, Matius menggunakan Peranjian Lama dengan maksud
untuk mengungkapkan sifat eskatologis dari apa yang sedang terjadi. Karena itu, ayat-ayat
perjanjian lama dikutip secara langsung dengan maksud pemberitaan. Pengutipan daripada
nats-nats Perjanjian Lama ini digunakan untuk memberitakan serta mendukung bahwa hidup
Yesus merupakan suatu penggenapan atau pemenuhan daripada Perjanjian Lama.9

Matius menulis Injilnya untuk mengajar tentang siapakah Yesus bagi jemaat-Nya.
Matius memperdengarkan gelar “Tuhan” dari mulut para murid. Sapaan “Tuhan” tidak hanya
disebut oleh para murid, melainkan juga disebut oleh orang lain yang menyerahkan diri
kepada Dia, secara khusus mereka yang memohon pertolongan dari pada-Nya. Matius
bermaksud untuk menggambarkan Yesus sebagai ‘Penguasa yang mutlak’ yang dipercayai
oleh para murid dan orang yang mengharapkan pertolongan dari pada-Nya.10

Menurut Bavinck dalam Bukunya bahwa pengarang Injil Matius adalah Rasul Matius
sendiri. Mungkin sekali kitab ini dituliskan dalam bahasa Aram, injil ini ia tuliskan untuk
orang-orang Yahudi sezamannya yang masih memegang dengan kuat tradisi keyahudiannya.
Kitab ini mempunya satu maksud, yaitu membuktikan dengan jelas bahwa Tuhan Yesus
adalah Mesias yang sekian lamanya dijanjikan oleh Allah. Di dalam Yesus segala nubuatan
PL telah digenapi. Inilah yang menjadi pokok pikiran yang memenuhi kitab ini.11

7
M. E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992), hlm. 54
8
J. C. Fenton, Saint Matthew, (USA: Penguin Books, 1963), hlm. 11
9
Lih. W. Marxen, Pengantar Perjanjian Baru, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1997: hlm. 176-177.
10
B. F. Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998), hlm. 219-220
11
Lih. J. H . Bavinck, Sejarah Kerajaan Allah 2, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2007: hlm. 24-25
Pada abad ke -2, seorang yang bernama Papias menerangkan bahwa “Matius menyusun
sabda-sabda (ta logia) dalam bahasa Ibrani dan tiap orang telah menerjemahkannya menurut
kesanggupannya. Dengan sabda-sabda yang dimaksudkan perkataan-perkataan Tuhan Yesus;
dan bahasi Ibrani boleh diartikan juga sebagai bahasa Aram. Bahasa aram merupakan
perkembangan lanjutan dari bahasa Ibrani. Perkataan Papias ini digunkana oleh beberapa
ahli, ketika mereka menyelidiki hubungan antara Injil-injil sinoptis sedemikian rupa,
sehingga dalam teori mereka muncul sebuah Injil Matius dalam bahasa Aram. Disamping
Matius Aram ini muncullah kumpulan sabda-sabda Yesus yang isinya sama dengan Lukas
9:51-18:14 tambah beberapa nats yang hanya kita temui dalam Injil Matius (jadi isinya tidak
sama dengan isi Q). kumpulan sabda-sabda ini pertama-tama adalah bahasa Aram, lantas
diterjemahkan kedalam bahasa Yunani. Terjemahan sabda-sabda ini dipakai oleh penginjil-
penginjil Matius dan Lukas pada waktu mereka menyususn Injilnya dalam bahasa Yunani.12

Dalam hal ini tidak tertutup kemungkinan bahwa penulis mempunyai hubungan dekat
dengan Rasul Matius sebagai sumber lisan, disamping sumber tertulis Markus dan Q. Injil
Matius dialamatkan kepada jemaat yang berlatar belakang Yahudi yang setia pada PL dan
hukum Taurat. Menurut penulisan dan sistematika Injil Matius, dapat disimpulkan bahwa
Injil Matius menggambarkan bahwa penulis sangat pawai dalam menyusun kembali bahan-
bahan yang diperolehnya dari berbagai sumber lisan maupun tulisan. Injil Matius ini
menghidangkan tema “Janji Mesias telah digenapi bersama Dia orang percaya terus
membangun kerajaan sorga hingga akhir zaman”. Itulah sebabnya Matius perlu harus
mengakhiri pemberitaannya memuat berita kenaikan Yesus ke sorga.

Maksud dan tujuan Injil Matius ini ialah untuk meyakinkan dengan sistematis dan
dengan penuh hormat bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah dijanjikan oleh Allah dalam
Perjanjian Lama. Didalam Dia Kerajaan Allah telah datang, dan akan berkembang sampai
pada kesudahan alam. Barang siapa menerima Dia, ia menjadi anak Kerajaan Sorga, terang
dunia, yang kebenarannya melebihi kebenaran yang sudah ada.13

Begitu pentingnya Yesus di dalam Injil Matius sehingga Ia dapat dibedakan dari
semua peran lainnya . di dalam dunia dari ceritanya, Matius menetapkan sistem nilai Allah
sebagai normati. Sesuai dengan itu, Matius menggambarkan Yesus sebagai utusan utama
Allah yang sepenuhnya sesuai dengan sistem nilai Allah. Karena itu, selain Allah sendiri

12
B.F. Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), hlm. 40-41
13
Drs. M. E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), hlm. 47
Yesus adalah satu-satunya tokoh penting yang digambarkan Matius selalu berada ditempat
yang benar. Sikap yang diperlihatkan Yesus terhadap tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa
menentukan sejauh mana juga pembaca memberikan persetujuannya terhadap tokoh-tokoh
dan peristiwa-peristiwa tersebut14.

c. Tujuan Penulisan (teologi)


Injil Matius menyatakan bahwa Yesus adalah Nabi dan penggenap Taurat yang
terakhir. Yang memenuhi segala nubuatan dalam Perjanjian Lama. Dialah yang diurapi Allah
sebagai Raja Israel yang benar. Ucapan-ucapan Yesus membuktikan bahwa Yesus adalah
Mesias. Penulis sengaja menyisipkan kutipan yang diambil dari Perjanjian Lama untuk
membuktikan bahwa Dia telah menggenapi semua nubuatan Perjanjian Lama.15

Injil Matius bertujuan untuk menjelaskan secara gamlang dan sederhana apa yang
hendak dikemukakan oleh penginjil yang kita sebut Matius kepada para pembacanya yang
pertama. Karena pembaca Injil ini hidup dalam dunia yang sangat berbeda dengan pembaca
asli, maka informasi historis dan penjelasan mengenai latar belakang budaya ditambahkan.
Tujuannya adalah untuk memberi kebebasan bagi pembaca untuk mengambil bagian yang
secara mendalam pada kegembiraan yang tentunya di ilhami oleh Matius dalam hati para
pembacanya yang pertama.16 Pada dua dekade terakhir abad pertama jemaat Matius
merupakan suatu jemaat mapan. Bahasanya adalah Yunani dan warganya berlatar belakang
baik Yahudi maupun kafir. Selanjutnya, jemaat tersebut merupakan jemaat kota dan makmur.
Letaknya mungkin di atau dekat Antiokhia di Siria. Suasana yang di dalamnya jemaat ini
hidup adalah suasana pertentangan, baik dari dalam maupun dari luar. Dari luar, jemaat ini
berhadapan dengan penganiayaan bangsa kafir, tetapi terutama Yahudi. Dari dalam, jemaat
ini diganggu antara lain, oleh nabi-nabi palsu pembuat mujizat. Namun karena ikatannya
dengan Yudaisme sejamannya memburuk, maka jemaat ini memandang dirinya sebagai suatu
persaudaraan anak-anak Allah dan murid Yesus. Jemaat ini tahu bahwa Anak Allah yang

14
Gundry, H. Robreth. 1915. “Matthew, A Commentary On His Literary And Theological
Art”.California.Hlm504-505
15
Lih. Howard M. Gering, Analisa Alkitab 1,Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, Jakarta 1989: hlm. 16.
16
Lih. Dianne Bergant & Robert J. Karris (ed), Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta 2006: hlm.
33
dimuliakan tinggal di tengah-tengah mereka.17 Dengan kata lain yaitu membuktikan dengan
jelas bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang sekian lamanya dijanjikan oleh Allah.18

Teologi yang terkandung dalam Kitab Matius adalah Yesus sebagai Mesias yang
dinubuatkan oleh nabi di Perjanjian Lama. Adapun tujuan akhir daripada redaktor terakhir
dalam menuliskan injil ini adalah untuk menunjukkan bahwa keselamatan itu diberikan
kepada seluruh makhluk ciptaan Allah.19 Dalam teks ini juga terdapat makna eskatologis.20

Satu pemikiran Yahudi tentang masa depan Hari Tuhan, yaitu ketika Allah akan
campur tangan secara langsung di dalam sejarah, dan ketika zaman sekarang, dengan semua
kejahatannya yang tidak dapat diperbaiki lagi, akan mulai ditransformasikan menjadi masa
yang akan datang. Memang wajar jika para penulis Perjanjian Baru sangat erat
mengidentifikasi Kedatangan Yesus yang kedua itu dengan Hari Tuhan. Mereka mengambil
alih seluruh gambaran mengenai Hari Tuhan itu dan menerapkannya pada Kedatangan
Kedua. Tak satupun dari gambaran-gambaran itu boleh ditafsirkan secara harfiah; semua itu
adalah gambaran dan visi. Semuanya hanyalah usaha untuk menuangkan hal yang tidak
dapat dijelaskan ke dalam bahasa manusia dan usaha untuk menemukan suatu gambaran bagi
kejadian-kejadian yang tak dapat dijelaskan oleh kata-kata manusia.21

Sastra dalam injil matius 8: 5-13 ini merupakan sastra berbentuk perumpamaan.
Dimana menjadi ciri khas dari pengajaran yang dilakukan oleh Yesus. Yesus kerap kali
menggunakan perumpamaan dalam pengajarannya, bukan untuk membingungkan para
pendengarnya namun supaya orang pesan yang disampaikan dapat dilogikakan oleh para
orang-orang dulu ke dalam kehidupan yang sudah di lalui. Sastra yang terdapat dalam injil
Matius, yaitu ditandai dengan lebih seringnya injil Matius memberitakan perkataan-perkataan
Yesus daripada perbuatan-Nya secara terperinci. Matius menyajikan lebih terperinci segala
bentuk pengajaran yang dilakukan oleh Yesus semasa hidup-Nya. Hal ini menunjukan bahwa

17
Lih. Jack Dean Kingsburg, Injil Matius sebagai Cerita, BPK-Gunung Mulia, Jakarta 2000: hlm. 211
18
Lih. J. H . Bavinck, Sejarah Kerajaan Allah 2, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2007: hlm. 24-25
19
Lih. David. L. Baker, Satu Alkitab Dua Perjanjian, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2006: hlm. 172-173
20
“Eskatologi “ merupakan suatu istilah doktrin mengenai zaman akhir (Yunani: ta eskhata) yang merupakan
wacana Kristen, yang berarti kematian, penghakiman, surge, dan neraka. Dalam PL, istilah ini disebut juga
sebagai hari Tuhan yang mengerikan yang didahului dengan kembalinya Nabi Elia yang menyerukan pertobatan
nasional (Mal 4:5-6), sedangkan dalam PB, istilah ini merupakan gagasan yang kompleks sekitar Kerajaan Allah
dalam pengajaran Yesus, kedatangan Anak Manusia, atau keadaan yang akan terjadi pada zaman yang akan
datang. Lih. Liem Khiem Yang & Bambang Subandrijo (terj), Kamus Alkitab, BPK Gunung Mulia, Jakarta,
2007; hlm 97
21
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius pasal 11-28 (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2017) hlm.488-489
injil matius memakai gaya sastra naratif, dimana Injil matius terkenal dengan penyusunannya
yang sangat teliti, kepadatan serta keringkasannya, mutu yang ditinjau dari segi agama,
pengajaran Yesus yang dicirikan oleh kesetiaannya dalam isi setiap khotbah-khotbah Yesus,
dan perhatiannya terhadap sifat progresif pengajaran Yesus yang memperlihatkan bakat
Yesus sebagai pendidik. Maka dari itu, untuk mendekati injil Matius sebagai suatu narasi
yang dipersatukan berarti mengikuti cerita yang dituturkan dalam kitab. Dengan gaya sastra
yang dipakai dalam kitab injil Matius ini, diperlukan bahwa untuk memahaminya lebih dalam
maka pembaca harus meninggalkan dunia nyatanya sendiri dan masuk kedalam dunia lain
dengan kekhasannya sendiri.22

Para Ahli banyak yang sependapat bahwasannya injil matius memiliki banyak
kemiripan dengan injil Markus. Kerangka kerja matius mengkombinasikan antara kronologis
dan topikal. Matius mengambil “main lines” dari Markus, lalu menceritakan detailnya secara
bebas. Seperti contohnya matius 9 yang di kembangkan dari Markus 2:1-22; 5:21-43 dan 1-
:46-52 dan dimasukkan dalam topik yang satu yaitu topik tentang muzijat.

d. Gaya Bahasa / sastra

Sastra dalam injil matius 8: 5-13 ini merupakan sastra berbentuk cerita/narasi. Dimana
ketika itu Yesus selalu mengajar berpindah-pindah kota termasuk kapernaum. Ketika Yesus
mengajar seperti yang di kisahkan selalu banyak yang mengikutiNya untuk meminta
kesembuhan atau hanya sekedar mendengar pengajaranNya Sastra yang terdapat dalam injil
Matius, yaitu ditandai dengan lebih seringnya injil Matius memberitakan perkataan-perkataan
Yesus daripada perbuatan-Nya secara terperinci. Matius menyajikan lebih terperinci segala
bentuk pengajaran yang dilakukan oleh Yesus semasa hidup-Nya. Hal ini menunjukan bahwa
injil matius memakai gaya sastra naratif, dimana Injil matius terkenal dengan penyusunannya
yang sangat teliti, kepadatan serta keringkasannya, mutu yang ditinjau dari segi agama,
pengajaran Yesus yang dicirikan oleh kesetiaannya dalam isi setiap khotbah-khotbah Yesus,
dan perhatiannya terhadap sifat progresif pengajaran Yesus yang memperlihatkan bakat
Yesus sebagai pendidik. Maka dari itu, untuk mendekati injil Matius sebagai suatu narasi
yang dipersatukan berarti mengikuti cerita yang dituturkan dalam kitab. Dengan gaya sastra
yang dipakai dalam kitab injil Matius ini, diperlukan bahwa untuk memahaminya lebih dalam

22
Jack D.Kingsbury, Injil Matius Sebagai Cerita (Jakarta : BPK GM, 2000), diterjemahkan oleh Wenas Kalangit,3.
maka pembaca harus meninggalkan dunia nyatanya sendiri dan masuk kedalam dunia lain
dengan kekhasannya sendiri.23

Para Ahli banyak yang sependapat bahwasannya injil matius memiliki banyak
kemiripan dengan injil Markus. Kerangka kerja matius mengkombinasikan antara kronologis
dan topikal. Matius mengambil “main lines” dari Markus, lalu menceritakan detailnya secara
bebas. Seperti contohnya matius 9 yang di kembangkan dari Markus 2:1-22; 5:21-43 dan 1-
:46-52 dan dimasukkan dalam topik yang satu yaitu topik tentang muzijat.

IV. KRITIK BENTUK DAN SITZ IM LEBEN

a. Kritik Bentuk

Matius beberapa kali mengubah bahasa injil Markus sehingga lebih jelas, sebuah nilai
penting dalam ibadah.

1. matius menghapus beberapa detail yang tidak penting dalam injil Markus.
2. tambahan yang diberikan juga meningkatkan kejelasan.
3. kerap muncul anti tesis dan pararelisme
4. adanya pengulangan rumusan setelah paragrap utama.
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
1. Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
2. Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara
paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan
Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
3. Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat
pengajaran Yesus
a. selama pelayanan-Nya di Galilea dan
b. mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).
4. Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai
penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.

23
Jack D.Kingsbury, Injil Matius Sebagai Cerita (Jakarta : BPK GM, 2000), diterjemahkan oleh Wenas Kalangit,3.
5. Kerajaan Sorga\\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain
di PB.
6. Matius menekankan
a. standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
b. kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
c. kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada
akhir zaman.
7. Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang
menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).

Penyusunan kalimat secara seimbang dan berurutan cocok di pakai sebagai liturgi.
Tetapi mungkin juga kejelasan, keringkasan, pararelisme, kalimat yang seimbang , dan
berbagai ciri serupa tidak hanya penting bagi liturgi, tetapi bisa berasal dari kecakapan si
penulis. Stendah berpendapat injil Matius ditulis bagi para pengajar dan pemimpin
gerejamenurut dia Matius tidak cocok bertujuan untuk kateisasi. Matius ingin menunjukkan
bahwa Yesus adalah anak Allah, meskipun ia juga melihat bahwa Matius ingin memberikan
pengajaran kepada para murid gereja yang sungguh. Ia melihat kesejajaran antara dan genre
encomiastic biografical.24

Injil Matius memang injil Pekabaran. Matius mau mewartakan Yesus bukan kepada
dunia tetapi kepada jemaat orang percaya yang menghadapibeberapa kesulitan serta masalah.
Menurut Matius, Yesus tidak berpikir tanpa jemaat-Nya. Ia sendiri berjanji akan
menyertainya sampai akhir zaman (Matius 28:20). Dan Ia tetap hadir ditengah jemaat.
Maksud Matius adalah memperteguh, memperdalam iman jemaat itu kepada Yesus. Jadi dua
pokok utama dalam Matius yaitu: Yesus Kristus dan jemaat-Nya.25
Susunan atau pola Kitab Injil Matius tampak kira-kira sebagai berikut:
a. Kitab ini dimulai dengan (Pasal 1 dan 2) istilah teologis dari Yesus, yang ditelusuri
sebagai keturunan orang Yahudi, dari nenek moyang Abraham. Silsilah itu terdiri dari
tiga tahap, dan masing-masing tahap terdiri dari 14 generasi. Setelah itu menyusul cerita
kelahiran Yesus dengan lima cerita yang masing-masing berpusat pada pemenuhan bunyi
tulisan-tulisan Perjanjian Lama.
b. Pasal 3-7 memperluas cerita Markus mengenai pelayanan Yesus di Galilea dan berakhir
dengan cerita tentang Yesus sebagai pemberi hukum yang baru diatas bukit.

24
Lih. Donal Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru, Volume 1, Momentum, Surabaya 2008: hlm. 19-22
25
C. Groenen OFM, Pengantar: hlm. 96.
c. Perluasan cerita Markus tentang mujizat yang diakhiri dengan panggilan kepada para
murid untuk mengabarkan Injil (pasal 8:1-10:42).
d. Perluasan cerita Markus tentang perumpamaan, di mana banyak bahan lain ditambahkan,
sehingga merupakan satu kumpulan perumpamaan tentang kerajaan sorga (pasal 11:2-
13:52).
e. Perluasan cerita Markus tentang berbagai peristiwa, termasuk pangakuan Petrus, Yesus
dimuliakan di atas bukit dan perdebatan tentang orang lebih besar diantara para murid;
cerita itu berakhir dengan perintah tentang tingkah laku dan tata tertib kehidapan di
jemaat (13:54-18:35).
f. Yesus masuk ke Yerusalem dan mulai pelayanan-Nya di sana. Cerita atau bagian ini
merupakan perluasan dari cerita Markus mengenai akhir zaman dan menjurus kepada
pengumpulan perumpamaan-perumpamaan tentang penghakiman (matius 19:1 – 25:46).
g. Cerita tentang kesengsaraan dan kebangkitan kembali Yesus, yang diakhiri dengan
suruhan kepada para murid untuk pergi ke seluruh dunia, serta janji penyertaan-Nya yang
kekal.
Susunan seperti yang diuraikan di atas memberikan kesan yang kuat bahwa penulis
Matius memang dengan sengaja menulis kitab Injilnya menurut cara tertentu. Juga tampak
bahwa dasar dari penulisannya adalah kitab Injil Markus. Jadi kesemuanya itu nampak
seolah-olah kitab Injil Matius adalah tafsiran lebih luas dari kitab Markus. Hal itu terjadi
karena pada waktu penulis Matius menulis kitab Injilnya, di jemaat di mana iai berada sudah
biasa terjadi usaha menafsirkan setiap ajaran Yesus untuk keperluannya waktu itu. Dan kalau
penulis Matius menuliskan kitab injilnya, maka ia pun akan berbuat hal yang sama, untuk
tujuan yang kurang lebih sama.26
Sejumlah usaha yang berbau spekulasi juga telah dilakukan guna menerangkan
susunan Kitab Injil Matius ini melalui penggunaan daftar-daftar bacaan kitab suci Yahudi,
atau berbagai rumus linguistik. Memang benar ajaran-ajaran dalam kitab Injil ini sering
dikelompokkan dalam rangkaian tiga atau tujuh buah, tetapi ini mungkin dimaksudkan
sebagai suatu bantun bagi orang-orang Kristen yang ingin menghafal ucapan-ucapan Yesus,
dan bukan suatu kunci rahasia tentang penyusunan bahannya.
Suatu ciri penting dalam Matius adalah perhatiannya terhadap jemaat Kristen. Dan
memang inilah satu-satunya Injil dimana kata jemaat (ekklesia) dipakai (Matius 16:18;
18:17). Kenyataan tersebut sudah dapat dipastikan mengandung kunci terhadap seluruh kitab

26
Wismoady S. Wahono, Disini Ku Temukan, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2015), 373.
injil ini. Matius membuat suatu kumpulan ajaran-ajaran Yesus dalam suatu bentuk yang dapat
langsung dipakai bagi kelangsungan hidup jemaat. Kumpulan ini berisi nasihat yang
berwibawa baik bagi orang Kristen baru maupun lama sewaktu mereka berusaha menerapkan
iman Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Matius mengandung pengajaran Yesus dalam
suatu bentuk yang dengan mudah dapat dimengerti oleh orang yang baru menjadi Kristen,
jadi kitab ini dapat memberikan dasar bagi pendidikan agama Kristen mereka. Injil ini juga
memperlihatkan kesinambungan antara Yesus dan Perjanjian Lama, sehingga dapat menjadi
buku pedoman yang bermanfaat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
orang Yahudi. Keuntungan tambahan adalah kitab Injil Matius ini adalah Injil yang paling
komprehensif dari ketiga Injil Sinoptik. Oleh karena mengandung hampir seluruh isi Markus,
dan banyak bahan yang ada di Lukas, Injil Matius segera mendapat kedudukan sebagai kitab
Injil yang paling penting dalam jemaat mula-mula.27
Penulis Matius membina jemaat orang percaya, yaitu orang Kristen. Injil Matius ini
tidak tertuju langsung kepada orang luar. Dalam jemaat yang seperti itu, barangkali penulis
berperan sebagai ahli Kitab. Sebab disana memang ada ahli-ahli Kitab. Maka Matius
membina jemaat.28 Hanya di dalam Injil ini saja dikatakan tentang pemahaman orang Yahudi
yang dapat menimbulkan salah paham di kemudian hari (Matius 23:2). Hal ini dikarenakan
oleh mereka memelihara pesan Musa yang mngatakan bahwa Yesus datang hanya untuk
orang Israel. Dalam Matius 24:20 juga ditambahan kedalam silsilah Yesus yang dimulai dari
Abraham (Matius 1:2) bukan dari Adam (Lukas 3:38). Corak ini memberikan sifat pada Injil
Matius bahwa Injil Matius adalah surat pembelaan (apologia) terhadap orang Yahudi.
Kesemuanya ini sama sekali tidak berarti bahwa si penulis tertutup terhadap arti
universal dari karya penyelamatan oleh Yesus atau bahwa bangsa Yahudi dieloni. Dengan
sangat keras dan tegas Tuhan Yesus menghardik dan mempermalukan para pemimpin Yahudi
dihadapan umum (Matius 5:21 dan seterusnya). Dan yang perlu kita ketahui bahwa yang
pertama datang untuk menyembah Yesus adalah orang bukan Yahudi (Matius 2:1-12),
tentang seorang diantaranya Yesus mengatakn bahwa ‘,, sesungguuhnya iman sebesar ini
tidak pernah aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel (Matius 8:10)’. Dengan
demikian kita dapat menrik kesimpulan bahwa maksud dan tujuan Injil Matius adalah untuk
meyakinkan dengan sistematis dan dengan penuh hormat bahwa Yesuslah Messias yang
sudah dijanjikan oleh Allah didalam Perjanjian Lama telah datang. Di dalam Dia itu Kerajaan

27
John Drane, Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis,( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015),
217-219.
28
C. Groenen OFM, Pengantar: hlm. 88.
Allah telah datang, nanti akan berkembang sampai pada kesudahan zaman. Barang siapa
menerima Dia, ia akan menjadi anggota Kerajaan Sorga, terang dunia, yang kebenarannya
melebihi kenemaran yang ada. Hal ini ditujukan kepada orang Yahudi, tetapi orang yang
bukan Yahudi pun memperoleh bagian karena kebebalan orang Yahudi.29

Sitz Im Leben
Situasional kehidupan di masa kepenulisan Matius diperkirakan hadir pada masa gereja
mula-mula. Banyak ahli sepakat, bahwa tempat Matius menulis atau menyusun Injilnya
berada di kota Antiokhia30 yang sebagai tempat berkembangnya kekristenan mula-mula
secara pesat. Bagi tahun kepenulisan, beberapa ahli menganalisa bahwa isu-isu yang diangkat
oleh Matius berkaitan dengan kegusaran serta kekhawatiran yang dihadapi oleh orang Yahudi
pada tahun-tahun dekade setelah penghancuran Bait Suci Yerusalem pada tahun 70 M (bnd.
Matius 8 : 5-13), di antaranya: Bagaimana Allah tetap hadir bersama kita?; Apakah
kelanjutan dari Taurat itu?; Serta kapan dan bagaimana janji Allah akan terpenuhi atas
Israel?31
Hal di atas memang merupakan sebuah analisa dari sebagian ahli yang berpendapat dan
telah mendalami topik tersebut sebelumnya. Jika merujuk kepada hal-hal yang telah
dipaparkan di atas, maka bentang kehidupan yang terjadi ketika teks Matius dituliskan terjadi
di antara krisis yang sangat kompleks di berbagai bidang kehidupan baik kepada pihak
Yahudi maupun Kekristenan mula-mula.
Dihapusnya keimamatan Yahudi oleh pemerintahan Romawi membawa dampak buruk
kepada berbagai bidang kehidupan. Misalnya saja perihal keimanan dan masa depan dari
setiap ajaran yang mereka pegang dan bahkan ronrongan yang datang dari dalam kalangan
komunitas mereka sendiri terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi pada masa itu. Oleh
karenanya kegusaran hati pihak Yahudi menjadi salah satu hal yang kuat tercermin dari
kepenulisan Matius.

29
M.E. Duyverman, Pembimbing: hlm. 53.
30
Mark Allan Powell, Introducing The New Testament: A Historical, Literary, and Theological Survey (Grand
Rapids: Baker Publishing Group, 2009), hlm. 107
31
Mark Allan Powell, Introducing The New Testament: A Historical, Literary, and Theological Survey, hlm.108
V. Tafsiran Ayat Per Ayat

Dalam perikop ini diceritakan tentang Kristus yang menyembuhkan hamba seorang
perwira dari penyakit lumpuh. Penyembuhan ini dilakukan di Kapernaum, tempat tinggal
Kristus saat peristiwa itu terjadi (4:13). Kristus pergi berkeliling ke berbagai tempat untuk
melakukan perbuatan baik, dan Ia pulang untuk berbuat baik juga. Setiap tempat yang Ia
kunjungi merupakan kesempatan yang lebih baik lagi bagi-Nya untuk melakukan perbuatan
baik.

Kali ini orang yang berurusan kepada Kristus adalah:

Seorang perwira; ia adalah orang yang memohon kepada Kristus. Ia seorang bukan-
Yahudi, seorang Romawi, seorang perwira, mungkin seorang pemimpin tertinggi dari suatu
bagian ketentaraan Romawi yang bermarkas di Kapernaum dan mempunyai pasukan di sana.

Ayat 5

Rasa hormatnya yang didasari kesalehan kepada Tuan kita yang Agung. Perwira itu
menganggap-Nya sebagai seorang yang mampu dan bersedia untuk menolong dan
memberikan kelegaan kepada orang-orang malang yang datang memohon kepada-Nya. Dia
datang kepada-Nya dan memohon, tidak seperti Naaman orang Aram (seorang perwira juga)
yang datang kepada Elisa untuk menuntut kesembuhan, sambil menawarkan harta
kekayaannya, dan berdiri sebagai orang yang terpandang. Tidak, si perwira yang satu ini
justru melepaskan topi perwiranya dan memohon dengan rendah hati. Dengan demikian
tampak bahwa perwira ini melihat sesuatu yang lebih dalam pada diri Kristus walaupun
hanya pada pandangan pertama. Ia melihat dalam diri-Nya sesuatu yang menuntut
penghormatan, walaupun bagi orang yang tidak melihat lebih dalam, wajah-Nya lebih buruk
dari siapa pun juga. Para perwira, karena mereka bertugas mengawasi kota, pastilah sangat
dihormati orang, namun perwira ini mengesampingkan kehormatan yang dimilikinya itu
ketika ia berbicara dengan Kristus dan datang memohon kepada-Nya. Perhatikanlah, orang-
orang yang terbesar sekalipun harus menjadi pengemis ketika mereka berurusan dengan
Kristus. Perwira itu mengakui kedaulatan Kristus ketika ia memanggil-Nya Tuan, dan ia
menyerahkan permasalahannya kepada-Nya dan kepada kehendak serta hikmat-Nya dengan
memberikan sanggahan yang disampaikan dengan rendah hati, dan tidak memberikan
permohonan resmi dan langsung. Dia tahu bahwa dia berurusan dengan Tabib yang bijak dan
berbelas kasihan, yang bagi-Nya keluhan rasa sakit sudah cukup untuk menunjukkan adanya
permintaan yang sungguh-sungguh untuk disembuhkan. Jika kita dengan rendah hati mau
mengakui kebutuhan dan penyakit rohani kita, maka kita pasti mendapat jawaban damai
sejahtera dari-Nya. Curahkanlah keluhanmu, maka belas kasihan akan dicurahkan juga
kepadamu.

Ayat 6

Perhatian yang penuh kasih sayang dari perwira itu kepada hambanya yang malang.
Kita sudah sering membaca mengenai banyak orang yang datang kepada Kristus untuk anak-
anak mereka, tetapi ini satu-satunya kejadian mengenai seseorang yang datang kepada-Nya
untuk seorang hamba: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh."
Perhatikanlah, adalah kewajiban tuan-tuan untuk memperhatikan hamba-hambanya ketika
mereka sedang menderita. Penyakit lumpuh itu membuat hambanya tidak bisa melakukan
pekerjaannya, dan membuat orang lain susah dan lelah seperti umumnya orang yang sedang
sakit. Namun demikian, ia tidak mengusir hambanya itu ketika ia sedang sakit (seperti yang
dilakukan orang Amalek kepada hamba-hambanya, 1Sam. 30:13). Ia juga tidak menyuruhnya
pergi ke rumah temannya, ia tidak membiarkannya terbaring tidak terurus, melainkan ia
berusaha mencari kesembuhan terbaik yang bisa ia dapatkan untuknya. Hamba itu tidak akan
pernah bisa melakukan sesuatu yang lebih baik lagi bagi tuannya seperti yang sedang
dilakukan tuannya saat ini untuknya. Hamba-hamba perwira itu sangat patuh kepadanya (ay.
9), dan di sini kita melihat apa yang membuat mereka demikian patuh; dia sangat baik kepada
mereka, dan itu membuat mereka mematuhinya dengan riang hati. Sama seperti kita tidak
boleh mengabaikan hak hamba-hamba kita ketika mereka beperkara dengan kita (Ayb. 31:13,
15), demikian pula kita tidak boleh mengabaikan hak mereka ketika Allah beperkara dengan
mereka; karena kita semua dibuat dari tanah yang sama, oleh tangan yang sama, dan berdiri
sederajat di hadapan Allah. Jadi, kita tidak boleh menganggap mereka sama seperti kawanan
anjing-anjing kita. Perwira itu tidak memohon kepada penyihir atau dukun untuk kesembuhan
hambanya, melainkan ia memohon kepada Kristus. Kelumpuhan adalah penyakit yang
biasanya tidak dapat ditangani oleh keahlian medis para dokter, karena itu dengan datang
kepada-Nya untuk minta kesembuhan, ini merupakan bukti yang besar akan imannya kepada
kuasa Kristus, yang melebihi kuasa alam. Perhatikanlah bagaimana perwira itu
menggambarkan kondisi hambanya dengan begitu menyedihkan; ia menderita sakit lumpuh.
Penyakit lumpuh biasanya membuat penderita tidak bisa merasakan sakit, tetapi hambanya
ini merasa sangat tersiksa; karena ia masih muda, maka tubuhnya secara alami masih kuat
berjuang melawan penyakit itu, dan ini membuatnya sangat kesakitan. (Penyakit yang
dideritanya itu bukan penyakit lumpuh biasa melainkan penyakit lumpuh yang membuatnya
merasa kesakitan luar biasa.) Dengan demikian kita harus peduli dengan jiwa anak-anak dan
hamba-hamba kita, yang secara rohani sedang menderita penyakit lumpuh, yaitu lumpuh
yang membuat mati rasa, yang tidak peka terhadap kejahatan-kejahatan rohani, tidak giat
melakukan hal-hal yang baik secara rohani. Kita harus membawa mereka untuk menemukan
jalan yang dapat menyembuhkan dan menyehatkan mereka.

Ayat 7

Kerendahan hati dari perwira itu. Setelah Kristus menyatakan kesediaan-Nya untuk
datang dan menyembuhkan hambanya (ay. 7), perwira itu menanggapi-Nya dengan lebih
rendah hati lagi. Perhatikanlah, orang yang rendah hati akan dibuat lebih rendah hati lagi oleh
kerendahan hati Kristus dalam menyatakan diri-Nya kepada mereka. Amatilah bahasa yang
dipakai perwira itu ketika mengungkapkan kerendahan hatinya, "Tuan, aku tidak layak
menerima Tuan di dalam rumahku" (ay. 8). Ini menunjukkan bahwa ia memandang rendah
dirinya sendiri dan memandang tinggi Yesus Tuhan kita. Ia tidak berkata, "tidak layak bagi
Tuan untuk mendatangi kamar hamba saya, karena ia hanya tinggal di gubuk," melainkan
"Aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku." Perwira itu seorang pembesar, namun
ia mengakui ketidaklayakannya di hadapan Allah.32 Perhatikanlah, dengan mempunyai sifat
rendah hati kita bisa menjadi orang yang terpuji. Kristus pada waktu itu hanyalah orang yang
hina di mata dunia, namun perwira ini, dengan melihat-Nya sebagai seorang nabi, ya, bahkan
lebih daripada nabi, memberi-Nya penghormatan ini. Perhatikanlah, kita harus menghargai
orang dengan melihat apa yang sedang dikerjakan Allah pada orang itu, bahkan kepada
mereka yang dari penampilan luarnya tampak lebih rendah dari pada kita. Perwira itu datang
kepada Kristus dengan suatu permohonan, dan karena itu ia berbicara dengan begitu rendah
hati. Perhatikanlah, ketika kita datang kepada Kristus, dan kepada Allah melalui Kristus, kita
harus merendahkan diri dan bersimpuh di hadapan-Nya dengan mengakui diri kita tidak
layak, sebagai makhluk yang hina dan pendosa yang keji, untuk melakukan apa pun bagi-
Nya, untuk menerima apa saja yang baik dari-Nya, atau untuk berurusan dengan Dia dalam
hal apa saja.33

32
Donald A. hagner the New Testament- a historical and theological introduction ( USA: Baker academic,
2012) hlm. 209
33
Mark Allan Powell, Introducing The New Testament: A Historical, Literary, and Theological Survey, hlm.116
Ayat 8

iman perwira itu yang sangat besar. Semakin rendah hati orang semakin besarlah
imannya; semakin lemah kita menganggap diri kita sendiri, semakin kuat keyakinan kita
kepada Yesus Kristus. Ia mempunyai keyakinan iman bahwa bukan saja Kristus bisa
menyembuhkan hambanya, tetapi juga:

 Bahwa Kristus bisa menyembuhkannya dari jarak jauh. Badannya tidak perlu
disentuh, seperti yang umumnya dilakukan ketika dokter mengobati orang sakit, apa
lagi pada bagian tubuhnya yang sakit. Penyembuhan itu diyakininya bisa dilakukan
tanpa harus mempertemukan Sang Tabib dengan si sakit. Setelah kisah ini kita
membaca mengenai mereka yang membawa seseorang yang sakit lumpuh kepada
Kristus, yang setelah melalui banyak rintangan, akhirnya menaruhnya di hadapan-
Nya, dan Kristus memuji iman mereka sebagai iman yang bekerja. Perwira ini tidak
membawa hambanya yang sakit lumpuh, dan Kristus memuji imannya sebagai iman
yang percaya. Iman yang benar pasti akan diterima Kristus walaupun ditunjukkan
dengan berbagai cara. Cara-cara yang berbeda yang digunakan orang untuk
menyatakan iman mereka akan dipakai Kristus untuk membawa sesuatu yang
terbaik, dan Ia mengajar kita untuk melakukan yang demikian juga. Perwira ini
percaya, dan itu pasti benar, bahwa kuasa Kristus tidak terbatas, sehingga dekat atau
jauh tidak ada bedanya bagi Dia. Jarak suatu tempat tidak dapat menghalangi-Nya
untuk mengetahui dan melakukan suatu pekerjaan karena Ia memenuhi segala ruang.
Masakan Aku ini hanya Allah yang dari dekat, demikianlah firman TUHAN, dan
bukan Allah yang dari jauh juga? (Yer. 23:23).
 Bahwa Kristus bisa menyembuhkannya dengan mengucapkan sepatah kata, bukan
dengan memberinya obat, apalagi jimat-jimat; katakan saja sepatah kata, dan aku
tidak ragu hambaku itu akan sembuh. Dalam hal ini ia mengakui bahwa Kristus
mempunyai kuasa ilahi, yaitu suatu wewenang untuk memerintah semua makhluk
dan kekuatan alam, dan ini membuat-Nya mampu berbuat apa saja sesuai kehendak-
Nya di kerajaan alam; seperti pada waktu pertama kali Ia mendirikan kerajaan alam
itu dengan mengucapkan perkataan yang penuh kuasa, "Jadilah terang!" Bagi
manusia, berbicara dan berbuat itu dua hal yang berbeda, tetapi tidak demikian bagi
Kristus. Oleh sebab itulah Kristus disebut Tangan Allah, karena Ia adalah Firman
yang kekal. Perkataan-Nya, "Kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang"
(Yak. 2:16), dan sembuhlah! benar-benar akan menghangatkan, mengenyangkan,
dan menyembuhkan.

Ayat 9

Perwira itu memperlihatkan imannya akan kuasa Kristus dengan cara


membandingkan kuasa seorang perwira atas prajurit-prajuritnya atau kuasa seorang tuan atas
hamba-hambanya, yang bisa memberikan perintah kepada yang seorang, "Pergi!, maka ia
pergi," dst. Mereka semua menuruti perintahnya, sehingga melalui mereka dia bisa
melakukan berbagai hal dari jauh; perkataan-Nya merupakan sebuah hukum bagi mereka --
dictum factum; prajurit yang sangat disiplin tahu bahwa perintah atasannya tidak boleh
disanggah melainkan harus dipatuhi. Demikian pula, Kristus hanya berbicara saja, maka
terjadilah apa yang dikatakan-Nya itu. Kuasa yang demikian Dia miliki atas segala macam
penyakit tubuh. Perwira itu memberikan perintah semacam ini kepada prajurit-prajuritnya,
walaupun ia sendiri seorang bawahan, bukan seorang panglima tertinggi, melainkan perwira
yang berpangkat di bawah itu. Jadi, betapa lebih hebatnya lagi Kristus yang memiliki kuasa
demikian, karena Dia adalah Tuhan yang memegang kuasa dan kedaulatan tertinggi atas
segalanya. Hamba-hamba perwira itu sangat patuh, mereka akan datang dan pergi sesuai
perintah tuan mereka yang paling kecil sekalipun. Sekarang perhatikanlah:

Kita harus menjadi hamba-hamba yang demikian pula terhadap Allah. Kita harus
datang dan pergi menuruti perintah-Nya, sesuai dengan petunjuk-petunjuk firman-Nya dan
apa yang sudah disediakan-Nya bagi kita untuk kita pergunakan. Kita pergi ke tempat Ia
mengutus kita, kembali ke tempat Ia mengirim kita, dan melakukan apa yang Ia perintahkan.
"Apakah yang akan dikatakan Tuanku kepada hambanya ini?" Apabila kehendak-Nya
bertentangan dengan kehendak kita, maka kita harus mendahulukan kehendak-Nya dan
mengesampingkan kehendak kita.

Penyakit-penyakit tubuh juga berlaku seperti hamba-hamba yang demikian terhadap


Kristus. Penyakit-penyakit itu menyerang kita apabila Dia mengirimnya, dan meninggalkan
kita apabila Dia memanggilnya kembali. Mereka menggerogoti tubuh dan jiwa kita apabila
Dia memerintahkannya. Tetapi, kita yang menjadi milik kepunyaan Kristus boleh merasa
terhibur dan tenang, karena dalam kebaikan-Nya, Dia bisa melepaskan dan menjalankan
kuasa-Nya itu dan setiap penyakit menuruti dan melaksanakan perintah-Nya. Setiap penyakit
ini ada di bawah kendali-Nya dan dipakai untuk melayani maksud anugerah-Nya. Kita tidak
perlu takut terhadap penyakit atau akibatnya terhadap diri kita, kalau kita percaya bahwa
penyakit itu ada di dalam tangan Sahabat kita yang baik ini.

Ayat 10

Kristus memuji imannya, dan mengambil kesempatan ini untuk berbicara dengan
ramah mengenai orang-orang bukan-Yahudi yang malang (ay. 10-12). Lihatlah, hal-hal hebat
apa yang bisa kita peroleh, bahkan untuk hal-hal yang bersifat umum sekalipun, dari Yesus
Kristus kalau kita bisa memiliki iman yang kuat yang disertai penyangkalan diri.

Mengenai perwira itu sendiri; Kristus tidak hanya membenarkan dan menerimanya
(kehormatan itu menjadi milik semua orang percaya yang benar), tetapi juga memuji dan
meneguhkannya: Kehormatan seperti itu hanya dimiliki oleh orang-orang besar, seperti
Ayub; tiada seorang pun di bumi seperti dia.

Kristus mengaguminya, bukan karena kehebatannya melainkan karena kebaikan


hatinya. Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia; bukan karena seolah-olah itu
merupakan hal yang baru dan membuat-Nya terkejut. Ia tahu iman perwira itu, karena
perwira itu sudah membuktikannya. Tetapi yang membuat Kristus kagum adalah karena iman
si perwira itu sungguhlah hebat, langka, dan tidak biasa. Dalam pandangan Kristus, iman
yang demikian benar-benar indah. Oleh sebab itu Dia mengajarkan kita untuk mengagumi hal
seperti ini, bukan kemegahan dan kemewahan duniawi, melainkan keindahan kekudusan dan
berbagai perhiasan yang sangat berharga di mata Allah. Perhatikanlah, keajaiban anugerah
harus menyentuh hati kita lebih dari keajaiban alam ataupun pemeliharaan ilahi. Demikian
pula, keberhasilan rohani harus menyentuh kita lebih dari keberhasilan apa pun di dunia ini.
Kepada mereka yang kaya dalam imanlah, dan bukan kepada mereka yang kaya dalam emas
dan perak, kita harus berkata bahwa mereka telah membangun segala kekayaannya (Kej.
31:1). Tetapi apa pun yang mengagumkan dalam iman siapa saja, haruslah pada akhirnya
memberikan kemuliaan kepada Kristus, yang segera akan dimuliakan di antara orang-orang
kudus-Nya, sebagai seseorang yang telah melakukan keajaiban-keajaiban di dalam mereka
dan untuk mereka.

Kristus memuji perwira itu di dalam perkataan-Nya kepada mereka yang mengikuti-
Nya. Semua orang percaya di dunia lain, tetapi hanya sebagian saja di dunia ini, yang akan
diakui dan diumumkan oleh Kristus di hadapan manusia. Di depan orang banyak Dia akan
menampakkan diri dengan agung bagi mereka dan bersama mereka. Sesungguhnya iman
sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Nah, perkataan
ini berbicara mengenai:

Pertama, penghormatan bagi si perwira; yang walaupun bukan anak Abraham secara
daging, namun merupakan keturunannya secara iman, dan Kristus mendapatinya demikian.
Perhatikanlah, apa yang dicari Kristus adalah iman, dan di mana pun iman itu berada, Dia
akan menjemputnya, walaupun hanya sebesar biji sesawi. Dia tidak pernah menjumpai iman
sebesar ini, yang menimbang segala sesuatu dan membandingkan semuanya sesuai ukuran
masing-masing, seperti yang dikatakan mengenai si janda miskin bahwa ia memberi lebih
banyak daripada semua orang itu (Luk. 21:3). Walaupun perwira ini seorang bukan-Yahudi,
ia diberi pujian seperti itu. Perhatikanlah, kita tidak boleh segan-segan memberikan pujian
kepada mereka yang patut mendapatkannya, sekalipun mereka tidak termasuk dalam
persekutuan kita.

Kedua, perkataan itu berbicara mengenai sesuatu yang memalukan bagi Israel, karena
justru merekalah yang seharusnya menerima pengangkatan sebagai anak, kemuliaan,
perjanjian-perjanjian, dan semua bantuan serta dorongan supaya beriman. Perhatikanlah,
ketika Anak manusia datang, Ia mendapati sedikit iman, dan karena itu, yang dilihat-Nya
hanya ada begitu sedikit buah. Perhatikanlah, anugerah yang diperoleh orang yang hanya
mendapat bimbingan rohani sedikit saja bagi jiwa mereka akan memperberat dosa dan
kehancuran banyak orang lain yang mempunyai sarana anugerah berlimpah tetapi tidak
memanfaatkannya dengan baik. Kristus mengatakan ini kepada mereka yang mengikuti-Nya,
dengan maksud supaya dengan segala cara Ia bisa menggugah hati mereka untuk meniru
iman seperti ini dengan kudus, seperti yang dikatakan Paulus dalam Roma 11:14. Orang
Yahudi adalah keturunan Abraham; oleh karena itu, supaya jangan mereka menjadi cemburu
dengan kehormatan yang mereka miliki itu, janganlah sampai mereka membiarkan diri
dikalahkan oleh orang-orang bukan-Yahudi, terutama dalam hal anugerah yang membuat
Abraham unggul.34

34
CHARLES F. PFEIFFER, the WYCLIFFE Bible Commentary ( Malang: Yayasan penerbit gandum mas,
2001), 46
Ayat 11

Bahwa banyak orang bukan-Yahudi akan diselamatkan (ay.11). Iman perwira itu baru
merupakan suatu gambaran mengenai pertobatan bangsa-bangsa bukan-Yahudi dan suatu
pendahuluan bagi pengangkatan mereka ke dalam jemaat Allah. Ini merupakan topik yang
sering kali dibicarakan Yesus Tuhan kita. Ia mengatakannya dengan penuh kepastian, "Aku
berkata kepadamu, Aku yang mengetahui semua umat manusia," dan tidak ada hal lain yang
bisa Ia katakan untuk lebih menyenangkan hati-Nya atau untuk lebih menjengkelkan hati
orang Yahudi. Pernyataan semacam ini membuat orang-orang Nazaret marah kepada-Nya
(Luk. 4:27-28). Kristus di sini memberi kita suatu gagasan.35

Pertama, mengenai orang-orang yang akan diselamatkan; banyak orang dari Timur
dan Barat. Sebelumnya ia berkata (7:14), Hanya sedikit orang di sana yang mendapatkan
jalan yang menuju kepada kehidupan, di sini justru banyak orang akan datang ke jalan itu.
Sedikit dalam arti pada suatu waktu dan pada suatu tempat. Tetapi, walaupun begitu, ketika
semuanya datang berkumpul, jumlahnya menjadi sangat banyak. Kita sekarang hanya melihat
satu orang di sini dan satu orang di sana diselamatkan oleh anugerah Allah, tetapi sebentar
lagi kita akan melihat Panglima keselamatan kita membawa banyak orang kepada kemuliaan
(Ibr. 2:10). Ia akan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya (Yud. 14), dengan suatu
kumpulan besar yang tidak dapat terhitung banyaknya (Why. 7:9), dengan bangsa-bangsa
yang diselamatkan (Why. 21:24). Mereka akan datang dari Timur dan dari Barat, yakni dari
tempat-tempat yang saling berjauhan satu sama lain, dan walaupun demikian, mereka semua
akan bertemu di sebelah kanan Kristus, Pusat kesatuan mereka. Perhatikanlah, Allah
memiliki sisa-sisa umat-Nya di segala tempat, dari terbitnya sampai kepada terbenamnya
matahari (Mal. 1:11). Umat pilihan Allah akan dikumpulkan dari keempat penjuru bumi
(24:31). Mereka ditabur di bumi, sebagian berserakkan di sudut-sudut ladang. Dunia bangsa-
bangsa bukan-Yahudi terbentang dari timur ke barat, dan merekalah yang secara khusus
dimaksudkan di sini. Walaupun mereka ini tadinya tidak mendapat bagian dalam ketentuan-
ketentuan yang dijanjikan terhadap sekarang ini, dan sudah demikian sejak lama, siapa tahu
Allah mempunyai sisa-sisa umat-Nya yang tersembunyi di antara mereka, seperti pada masa
Elia di Israel (1Raj. 19:14), yang segera setelah masa Elia itu berduyun-duyun masuk ke
dalam jemaat Allah dalam jumlah yang luar biasa banyaknya (Yes. 60:3-4). Perhatikanlah,
ketika kita sampai di sorga, kita akan kehilangan banyak orang yang kita pikir sudah pergi

35
Kreider alan, Testimony as sharing hope: a sermon on Matthew 8:5-13; 1 Peter 2:11-12; 3:13-17a,
(http://web.a.ebscohost.com/) senin, 25 nov 2019: 14.00 WIB
mendahului kita di sana. Dan sebaliknya pula, kita akan bertemu banyak orang di sana yang
tidak kita duga sebelumnya.

Kedua, Kristus memberi kita suatu gagasan mengenai keselamatan itu sendiri. Mereka
akan datang, datang berhimpun, dan berkumpul kepada Kristus (2Tes. 2:1).

Mereka akan diperbolehkan masuk ke dalam kerajaan anugerah di bumi, ke dalam


perjanjian anugerah yang dibuat dengan Abraham, Ishak, dan Yakub. Mereka akan diberkati
bersama Abraham yang setia, yang berkatnya sampai kepada bangsa-bangsa lain (Gal. 3:14).
Hal ini membuat Zakeus terhitung sebagai anak Abraham (Luk. 19:9).

Mereka akan diperbolehkan masuk ke dalam kerajaan mulia di sorga. Mereka akan
datang dengan riang gembira, terbang seperti merpati ke pintu kandangnya. Mereka akan
duduk beristirahat dari kerja keras mereka, seperti orang yang sudah menyelesaikan
pekerjaan mereka sepanjang hari. Duduk menandakan suatu keadaan yang keberlanjutan:
sewaktu kita berdiri, kita siap pergi, sedangkan sewaktu kita duduk, kita berniat menetap.
Sorga adalah tempat peristirahatan abadi, kota yang terus-menerus ada. Mereka akan duduk
seperti duduk di atas takhta (Why. 3:21). Mereka seperti duduk di meja, yang secara kiasan
berarti mereka hendak dijamu dengan suatu pesta, yang menandakan komunikasi yang
seutuh-utuhnya maupun persekutuan yang sebebas dan seakrab-akrabnya (Luk. 22:30).
Mereka akan duduk dengan Abraham. Mereka yang di dunia ini begitu berjauhan satu sama
lain dalam waktu, tempat, atau karena keadaan-keadaan luar lainnya, akan bertemu bersama
di sorga; orang-orang dari zaman dulu dan zaman sekarang, orang Yahudi dan orang bukan-
Yahudi, orang kaya dan orang miskin. Orang kaya di neraka melihat Abraham, tetapi Lazarus
duduk bersamanya, ia duduk di pangkuannya. Perhatikanlah, persekutuan para kudus
merupakan bagian dari kebahagiaan besar di sorga, dan mereka yang ada di ujung-ujung
dunia sebagai orang yang paling tidak dikenal, akan berbagi kemuliaan dengan bapa-bapa
orang Yahudi yang masyhur di sorga.

Ayat 12

Bahwa banyak orang Yahudi akan binasa (ay.12). Perhatikanlah:

Pertama, ada pernyataan mengherankan yang disampaikan: anak-anak kerajaan akan


dicampakkan. Orang-orang Yahudi yang bersikeras untuk tidak percaya, walaupun secara
lahiriah mereka adalah anak-anak kerajaan, akan dikeluarkan dari keanggotaan gereja yang
kasat mata. Kerajaan Allah, yang mereka banggakan karena mereka adalah anak-anaknya,
akan diambil dari mereka, dan mereka tidak akan menjadi umat yang memperoleh belas
kasihan (Rm. 11:20; 9:31). Pada hari penghakiman, menjadi orang Yahudi atau orang Kristen
tidaklah menjadi jaminan orang akan diterima sebagai anak-anak kerajaan, karena manusia
akan dihakimi bukan menurut panggilan yang disebutkan kepada mereka, melainkan menurut
siapa sebenarnya mereka ketika masih hidup di dunia. Jika mereka memang anak-anak
kerajaan, maka mereka ahli waris. Namun, banyak juga orang yang mengaku-ngaku sebagai
anak di dalam keluarga, tetapi mereka tidak menjadi bagian dari keluarga itu, dan karena itu
tidak berhak mendapatkan warisan. Kalau kita dilahirkan dari orangtua yang mengakui kita
sebagai anak-anak mereka, maka itu berarti kita adalah anak-anak kerajaan; tetapi jika kita
hanya mengandalkan pengakuan itu dan tidak bisa menunjukkan hal-hal lain lagi kepada
sorga, maka kita akan dicampakkan.

Kedua, hukuman yang mencengangkan bagi orang-orang yang berbuat kejahatan


digambarkan: Mereka akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Kegelapan
yang sebetulnya diperuntukkan bagi mereka yang tidak mempunyai apa-apa, bagi orang-
orang bukan-Yahudi yang bukan menjadi bagian dari jemaat Tuhan. Ke dalam kegelapan
itulah orang-orang Yahudi akan dicampakkan, dan lebih buruk lagi, mereka akan dibutakan,
dikeraskan, dan dipenuhi dengan ketakutan seperti yang digambarkan oleh Rasul Paulus (Rm.
11:8-10). Orang yang telah berada di luar gereja dan diserahkan untuk dihakimi sedemikian
sebenarnya sudah berada di dalam kegelapan yang paling gelap. Akan tetapi kegelapan ini
barulah suatu permulaan yang samar-samar saja dan akan berlanjut pada keadaan yang
sebenarnya, yaitu di neraka yang menjadi tempat bagi orang-orang berdosa yang terkutuk.
Mereka akan dibuang dari hadapan Allah, dan dari segala sesuatu yang sungguh dapat
mendatangkan ketenteraman, dan dicampakkan ke dalam kegelapan. Di neraka ada api, tetapi
tidak ada cahaya; neraka adalah kegelapan yang paling gelap, kegelapan yang sangat luar
biasa gelap, kegelapan yang segelap-gelapnya, tanpa harapan akan ada setitik atau segaris
pun cahaya, kilasan atau secercah pun tidak. Ini adalah kegelapan yang diakibatkan karena
mereka dihalangi dari pandangan sorga, yang adalah tanah cahaya; mereka yang berada di
luarnya ada di daerah kegelapan. Namun, ini belumlah yang terburuk, karena di sana akan
terdapat ratap dan kertak gigi.

Di neraka akan ada dukacita yang sangat mendalam dan banjir air mata yang
tertumpah dengan sia-sia. Mereka akan menderita ketakutan yang sangat luar biasa untuk
selama-lamanya. Kesadaran akan murka Allah adalah siksaan orang-orang terkutuk.
Di neraka juga akan ada kegeraman yang dahsyat: orang-orang berdosa yang terkutuk
akan mengertakkan gigi mereka karena benci dan geram, mereka dipenuhi dengan murka
Allah. Dengan iri mereka melihat kebahagiaan orang lain, dan dengan takut dan gemetar
mereka membayangkan kesempatan yang dulu mereka sendiri miliki untuk memperoleh
kebahagiaan kekal, tetapi yang sekarang sudah terlambat.

Ayat 13

Kristus menyembuhkan hambanya. Ia tidak hanya memuji perwira itu karena sudah
memohon kepada-Nya, tetapi juga mengabulkan apa yang dimohonkannya, yang benar-benar
merupakan suatu jawaban sesungguhnya (ay. 13). Perhatikanlah:

Apa yang dikatakan Kristus kepadanya. Ia mengatakan sesuatu yang membuat


kesembuhan itu sangat berarti baik bagi si perwira itu maupun bagi hambanya, dan bahkan
jauh lebih dari itu, "Jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Hambanya disembuhkan
dari penyakitnya, tetapi tuannya memperoleh peneguhan dan pujian atas imannya.
Perhatikanlah, Kristus sering kali memberikan jawaban yang meneguhkan iman kepada
umat-Nya ketika mereka sedang mendoakan orang lain. Baiklah bagi kita jika kita turut
berdoa untuk orang lain. Allah memulihkan keadaan Ayub setelah ia berdoa untuk sahabat-
sahabatnya (Ayb. 42:10). Sungguh besarlah kehormatan yang diberikan Kristus kepada si
Perwira ini ketika Kristus memberikan jawaban yang penuh kebebasan kepadanya, "Jadilah
kepadamu seperti yang engkau percaya." Apalagi yang kurang baginya ketika diberi jawaban
seperti ini? Tetapi apa yang dikatakan kepadanya itu dikatakan juga kepada kita semua,
"Percayalah, maka kamu akan menerima, hanya percaya saja." Lihatlah kuasa Kristus dan
kuasa iman di sini. Seperti halnya Kristus bisa melakukan apa yang dikehendaki-Nya, begitu
pula orang yang sungguh-sungguh percaya dengan tindakan iman bisa mendapatkan apa yang
dikehendakinya dari Kristus. Minyak anugerah akan terus mengalir dengan melimpah, dan
tidak akan berhenti sampai bejana-bejana iman tidak mampu lagi menampungnya.

Dampak yang diakibatkan dari perkataan ini: doa yang diucapkan dengan iman
adalah doa yang ampuh, selalu begitu dan akan selalu begitu. Dengan terjadinya kesembuhan
itu secara tiba-tiba, tampak bahwa kesembuhan itu merupakan suatu mujizat, dan karena
kesembuhan itu bertepatan dengan perkataan Kristus, maka itu adalah mujizat-Nya; Dia
berfirman, maka semuanya jadi. Kejadian ini juga memberikan bukti bahwa Dia mahakuasa,
bahwa Dia mempunyai lengan yang terulur panjang. Seorang dokter yang sangat
berpengetahuan mendalam mengamati bahwa penyakit-penyakit yang disembuhkan Kristus
kebanyakan penyakit yang paling susah disembuhkan dengan cara-cara biasa, terutama
penyakit lumpuh ini.

Skopus

Mukjizat atas segala mukjizat dapat terjadi dalam hidup kita ketika kita mampu
menempatkan iman diatas segala masalah yang di hadapi.
Daftar pustaka

Mark Allan Powell, Introducing The New Testament: A Historical, Literary, and Theological
Survey (Grand Rapids: Baker Publishing Group, 2009)

Craig S. Keener. A Commentary on the Gospel of Matthew. (Wm. B. Eerdmans Publishing


1999).

R. T. France , The Gospel according to Matthew: an introduction and commentary

Donald A. hagner the New Testament- a historical and theological introduction ( USA: Baker
academic, 2012)

CHARLES F. PFEIFFER, the WYCLIFFE Bible Commentary ( Malang: Yayasan penerbit


gandum mas, 2001)

John Drane, Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis,( Jakarta: BPK


Gunung Mulia, 2015),

Wismoady S. Wahono, Disini Ku Temukan, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2015),

Lih. Donal Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru, Volume 1, Momentum, Surabaya 2008

Jack D.Kingsbury, Injil Matius Sebagai Cerita (Jakarta : BPK GM, 2000), diterjemahkan
oleh Wenas Kalangit

Lih. J. H . Bavinck, Sejarah Kerajaan Allah 2, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2007

William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius pasal 11-28 (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2017)

Lih. David. L. Baker, Satu Alkitab Dua Perjanjian, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2006

Gundry, H. Robreth. 1915. “Matthew, A Commentary On His Literary And Theological


Art”.California

Lih. Dianne Bergant & Robert J. Karris (ed), Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta
2006

Anda mungkin juga menyukai