Anda di halaman 1dari 34

KELOMPOK 5

1. Erwin S. Damanik 17.3195


2. Hendra Samuel Sihombing 17.3199
3. Lundu Lumbantobing 17.3285
4. Putri Runi Herlina Marbun 17.3249
5. Ramli O. Lumbantobing 17.3250
6. Samuel Hutapea 17.3254

Mata Kuliah : Hermeneutika Perjanjian Baru 1

Dosen Pengampu : Pdt. Dr. Raulina Siagian

Tafsiran Historis Kritis Lukas 18:1-8

1. KRITIK TEKS (Putri Runi Herlina Marbun)


a. Analisis Kata dan Terjemahan Harafiah

18:1

:Elegen: : Imperfek indikatif aktif dari legw orang ke-3 tunggal.

= Dia dulu mengatakan

de:Kata hubung

= Dan

parabolh.n : Nominatif feminine tunggal

= perumpamaan

auvtoi/j : Kata ganti orang ke-3 datif jamak maskulin

= kepada mereka

pro.j : Kata depan

= tentang

to. : Artikel akusatif neuter tunggal

1
= itu

dei/n : Infinitive dari dei

= harus

pa,ntote : Kata keterangan

= selalu

proseu,cesqai : Present infinitive medium orang ke-2 jamak

= kamu sekalian berdoa

auvtou.j : Kata ganti orang ke-3 akusatif maskulin jamak

= kamu sekalian

kai. : Kata penghubung

= dan

mh. : kata keterangan

= jangan/ tidak

evgkakei/n( : Present infinitive aktif dari egkalew

= menjadi tawar hati/ menjadi jemu-jemu

18:2

le,gwn\ : Present partisif aktif nominatif maskulin tunggal

= Orang yang berkata

krith,j : Nominatif maskulin tunggal

= hakim

tij : Kata ganti tak tentu nominatif maskulin tunggal

2
= seorang

h=n : Imperfek indikatif aktif

= (dia) dulu adalah

e;n : kata depan

= di

tini : Kata ganti tak tentu datif maskulin tunggal

= sebuah

po,lei : Datif feminine tunggal

= kota

to.n qeo.n : Artikel+ akusatif maskulin tunggal

= Allah

mh. : Kata keterangan

= tidak

fobou,menoj: Present medium partisif nominatif maskulin tunggal dari fobeomai

= takut akan

kai. : Kata penghubung

= dan

a;nqrwpon : Akusatif maskulin tunggal

= manusia

mh. : Kata keterangan

= tidak

3
evntrepo,menoj : Present partisif pasif dari evvvvvvvvvntrepw

= menyegani.

18:3

ch,ra : Nominatif feminine tunggal

= janda

de. : Kata penghubung

= dan

h=n : Imperfek indikatif aktif orang ke-3 tunggal

= (dia) dulu adalah

evn : Kata depan

= di

th/| po,lei : Artikel+ datif feminine tunggal

= kota itu

evkei,nh| : Kata tunjuk datif feminine tunggal

= itu

kai. : Kata penghubung

= dan

h;rceto : Imperfek indikatif medium orang ke-3 tunggal

= Dia dulu datang

pro.j : Kata depan

= kepada

4
auvto.n : Kata ganti orang ke-3 akusatif maskulin tunggal

= dia (-nya)

le,gousa\: Present partisif aktif nominatif feminine tunggal

= berkata

evkdi,khso,n : Aorist imperatif aktif orang ke-2 tunggal dari ekdikew

= (engkau) belalah hak

me : Kata ganti orang ke-1 akusatif tunggal

= aku (-ku)

avpo. : Kata depan

= dari

tou/ avntidi,kou : Artikel+ genetif maskulin tunggal

= lawan

mou : Kata ganti orang ke-1 genetif tunggal

= aku (-ku)

18:4

kai. : Kata penghubung

= dan

ouvk : Kata keterangan

= tidak

h;qelen : Imperfek indikatif aktif orang ke-3 tunggal dari qelw

= dia dulu menghendaki

5
evpi. : Kata depan

= pada

cro,non : Akusatif maskulin tunggal

= waktu

meta. : Kata depan

= setelah

de. : Kata penghubung

= tetapi

tau/ta : Kata tunjuk akusatif neuter jamak

= ini

ei=pen :Aorist indikatif aktif orang ke-3 tunggal

= dia dulu pernah mengatakan

evn : Kata depan

= di dalam

e`autw/|\ : Kata ganti refleksif datif maskulin tunggal

= dirinya sendiri

eiv : Kata penghubung

= memang

kai. : Kata penghubung

= dan

to.n qeo.n : Artikel+ akusatif maskulin tunggal

6
= Allah

ouv : Kata keterangan

= tidak

fobou/mai : Present medium orang ke-1 tunggal

= aku takut akan

ouvde. : Kata penghubung

= maupun

a;nqrwpon : Akusatif maskulin tunggal

= manusia

evntre,pomai( : Present medium orang ke-1 tunggal

= menyegani

18:5

dia, : Kata depan

= melalui

ge : partikel penegasan

to. pare,cein : Artikel+ present infinitif aktif

= menyebabkan

moi : Kata ganti orang ke-1 datif tunggal

= untukku

ko,pon : Akusatif maskulin tunggal

= kesusahan

7
th.n ch,ran : Artikel+ akusatif feminine tunggal

= janda itu

tau,thn : Kata tunjuk akusatif feminine tunggal

= ini

evkdikh,sw : Future indikatif aktif orang ke-1 tunggal

= aku akan membela hak

auvth,n : Kata ganti orang ke-3 akusatif feminine tunggal

= dia (-nya)

i[na : Kata penghubung

= supaya

mh. : Kata keterangan

= jangan/ tidak

eivj te,loj : Kata depan

= terus-menerus

evrcome,nh :Present partisif medium nominatif feminine tunggal

= dia datang

u`pwpia,zh| : Present subjuntik aktif orang ke-3 tunggal

= dia menjemukan

me : Kata ganti orang ke-1 akusatif tunggal

= aku

8
18: 6

Ei=pen : Aorist indikatif aktif orang ke-3 tunggal

= dia dulu pernah berkata

de. : Kata penghubung

=dan

o` ku,rioj\ : Artikel+ nominatif maskulin tunggal

= tuan itu

avkou,sate : Aorist imperatif aktif

= engkau dengarkanlah

ti,: Kata ganti tak tentu

= barang sesuatu

o` krith.j: Artikel+ nominatif maskulin tunggal

= hakim itu

th/j avdiki,aj : Artikel+ genetif feminine tunggal

= tidak benar

le,gei\ : Present indikatif aktif orang ke-3 tunggal

= dia katakan

18:7

o` de. qeo.j : Artikel+ kata depan+ nominatif maskulin tunggal

= tetapi Allah

ouv mh. :Kata keterangan

9
= tidakkah

poih,sh| : Aortist subjunktif aktif orang ke-3 tunggal

= melakukan

th.n evkdi,khsin : Artikel+ akusatif maskulin tunggal

= pembalasa

tw/n evklektw/n : Artikel+ genetif tunggal maskulin

= orang yang dipilih

auvtou/: Kata ganti orang ke-3 genetif tunggal

= -nya

tw/n bow,ntwn : Artikel+ present partisip aktif genetif maskulin jamak

= mereka yang berteriak

auvtw/| : Kata ganti orang ke-3 datif maskulin tunggal

= kepadanya

h`me,raj : nominatif feminine tunggal

= siang

kai. : Kata penghubung

= dan

nukto,j( : Nominatif maskulin tunggal

= malam

kai. : Kata penghubung

= dan

10
makroqumei/ : Present indikatif aktif orang ke-3 tunggal

= menunda-nunda/ mengulur-ulur waktu

evpV : Kata depan

= kepada

auvtoi/jÈ : Kata ganti orang ke-3 datif jamak

= kepada mereka?

18:8

le,gw : Present indikatif aktif orang ke-3 tunngal

= aku berkata

u`mi/n : Kata ganti orang ke-2 datif jamak

o[ti : Kata penghubung

= bahwa

poih,sei :Future indikatif aktif orang ke-3 tunggal

= dia akan melakukan

th.n evkdi,khsin : Artikel+ akusatif tunggal maskulin

= pembalasan

auvtw/n : Kata ganti orang ke-3 genetif jamak

= bagi mereka

evn ta,ceiÅ : Kata keterangan

= segera

plh.n : Kata penghubung

11
= akan tetapi

o` ui`o.j : Artikel+ nominatif maskulin tunggal

= anak

tou/ avnqrw,pou : Artikel+ genetif maskulin tunggal

= manusia

evlqw.n : Aorist partisip aktif nominatif tunggal maskulin

= yang datang

a=ra : Partikel pertanyaan

= -kah?

eu`rh,sei : Future indikatif aktif orang ke-3 tunggal

= dia akan menemukan

th.n pi,stin : Artikel+ akusatif tunggal maskulin

= orang percaya

evpi. : Kata depan

= di atas

th/j gh/jÈ : Artikel+ genetif tunggal maskulin

= bumi?

b. Kritik Aparatus

18: 1

- Setelah kata de ditambahkan kata kai, usulan ini didukung oleh manuskrip unisial dari
London: Alexandrius pada abad ke 5, manuskrip unisial dari Cambridge: Bazal
Cantabrigiensis pada abad ke 5, manuskrip unisial dari London pada abad ke 6,

12
manuskrip dari Washington DC pada abad ke 5, manuskrip dari Tbilisi pada abad ke 9,
manuskrip unisial dari Athos pada abad ke 8 atau 9, manuskrip di Athos: Vatopediu pada
abad ke 9, manuskrip Family 1, teks mayoritas dari Vulgata dan bagian dari manuskrip
tua Latin. Berbeda dengan itu pandangan yang mendukung teks adalah manuskrip dari
London pada abad ke 4, manuskrip dari Roma: Vatikan pada abad ke 4, manuskrip dari
Paris pada abad ke 8, manuskrip Family 13, manuskrip dari London pada abad ke 9,
manuskrip Sinai pada abad ke 12, dan seluruh Koptik.

Tanggapan: Kelompok menolak saran penambahan kata kai karena fungsinya yang hampir sama
dengan kata de. Penambahan kata kai akan menjadi mubazir.

- Kata auvtou.j disarankan untuk dihilangkan oleh Manuskrip dari London: Sinaiticus pada
abad ke 4, manuskrip dari Paris pada abad ke 6, manuskrip dari Athos pada abad ke 9,
manuskrip Family 1, manuskrip minuskul dari abad ke 11, dan banyak manuskrip dari
Seminari Teologi Maywood, abad ke 9 atau 10.

Tanggapan: Kelompok menolak penghilangan kata tersebut, karena kelompok melihat


penggunaan kata tersebut berguna untuk menekankan kepada siapakah perintah itu diberikan.

18:2

- Kata legwn disarankan untuk dihilangkan oleh kelompok manuskrip unisial dari
Cambridge pada abad ke 5, manuskrip Yunani family 1, beberapa tradisi Siria Sinaitic,
Curetonian, dan Pusey.

Tanggapan: Kelompok menerima kritik aparatus tersebut karena di ayat pertama telah
ditunjukkan siapa objek yang berbicara, dan tanpa kata legwn pun masih tetap kelihatan siapa
yang berbicara.

Maka, terjemahannya berubah menjadi:

Dulu ada hakim di sebuah kota yang tidak takut akan Allah dan tidak menyegani manusia.

- Kata tivni dapat diganti menjadi th disarankan oleh manuskrip dari Paris abad ke 6,
manuskrip dari Athena pada abad 6, manuskrip dari Athos pada abad ke 9/10, manuskrip
dari Athos pada abad ke 9, manuskrip Family 1, 13, dan teks mayoritas.

13
Tanggapan: kelompok setuju dengan usulan ini, karena kata tini itu berjenis kelamin maskulin,
sedangkan th berjenis kelamin feminine dan lebih cocok dengan kata polei yang termasuk
golongan kata benda berjenis kelamin feminine. Akan tetapi, penggantian kata ini tidak
menyebabkan perubahan terjemahan, karena maknanya yang tidak jauh berbeda.

18:4

- Disarankan penambahan kata tina setelah kata cronon oleh manuskrip dari Cambridge
pada abad ke 5. Sedangkan pandangan yang sama banyak bagian dari Vulgata dan
manuskrip Yunani dan tradisi Siria Pussey/ Gwilliam, Gwynn, dan tradisi Sahidik

Tanggapan: Kelompok setuju dengan penambahan ini, karena kata tina memberi kesan ke-tidak
tentu-an yang memang diperlukan, sebab memang tidak seorangpun tahu kapan tepatnya waktu
yang dimaksud. Sehingga, terjemahannya berubah menjadi: Dan setelah pada suatu waktu dia
tidak menghendaki tetapi dia ini mengatakan dalam dirinya sendiri: memang aku tidak takut
akan Allah maupun menyegani manusia.

- eivpen evn eautw memiliki bacaan alternatif yaitu hlqen eauton eij eauton kai legei yang
disarankan oleh manuskrip dari Cambridge pada abad ke 5.

Tanggapan: Kelompok menolak usulan aparatus karena menambahi kata hlqen eauton eij eauton
yang berarti datang ke dalam dirinya sendiri.

Kata eipen sendiri, yang berasal dari kata legw sebenarnya berasal dari akar kata yang sama
untuk kata mengumpulkan / menghimpun (to-gather)/ merangkul yaitu leg1. Sehingga,
kelompok berpendapat bahwa hal itu tidak diperlukan, penggunaan eipen yang berasal dari kata
legw sudah menunjukkan orang itu berbicara dan terlebih dahulu merangkul dirinya untuk
mendengarkan perkataannya sendir. Kemudian, kata legei itu memakai bentuk Present indikatif
aktif, sedangkan keseluruhan bagian ayat 4 memakai bentuk Aorist, sehingga akan
mengakibatkan ketimpangan tata bahasa.

- Kata oude anqrwpon memiliki bacaan alternatif yaitu kai anqtrwpon ouk yang disarankan
oleh manuskrip dari London abad ke 5, manuskrip dari Cambridge pada abad ke 5,

1
A. Debrunner dkk, “legw, logoj, rhma, lalew, in the Greek World” dalam Theological Dictionary of the New
Testament, ed: Gerhard Kittel, (Stuttgart: WM. B.Eerdmans Publishing, 1977), 71-72.

14
manuskrip dari London abad ke 6, manuskrip dari Washington pada abad ke 5,
manuskrip Athos dari pada abad ke 8/9, manuskrip dari Athos, Vatupediu pada abad ke 9,
manuskrip family 1, 13, dan teks mayoritas, sedangkan pandangan yang berbeda, yang
mendukung teks datang dari mauskrip dari London pada abad ke 4, manuskrip dari Roma
pada abad ke 4, manuskrip dari Paris pada abad ke 8, manuskrip dari Tbilisi pada abad
ke 9, dan beberapa manuskrip dari London pada abad ke 9.

Tanggapan: Kelompok menolak usulan aparatus karena kedua kata kerja yaitu takut akan Allah
dan menyegani manusia sama-sama ditidakkan, sehingga kata oude lebih cocok.

18: 5

- Disarankan penambahan kata apelqwn setelah kata tauthn oleh manuskrip dari
Cambridge pada abad ke 5.

Tanggapan: Kelompok menolak saran aparatus karena hanya disarankan oleh satu manuskrip dan
membuat makna kalimat menjadi berbeda.

18: 6

- Kata akousate memiliki alternatif bacaan yaitu hkousate disarankan oleh manuskrip dari
Roma pada abad ke 12 yang isinya beberapa adalah Injil. Sedangkan pandangan yang
berbeda datang dari manuskrip London abad ke 4.

Tanggapan: Kelompok menolak usulan aparatus karena tidak mengubah apapun.

18: 7

- Kata makroqumei memiliki alternatif bacaan yaitu makroqumwn yang disarankan oleh
manuskrip dari Washington pada abad ke 5, manuskrip dari Athos, Vatupediu abad ke 9,
manuskrip dari Milano pada abad ke 9, manuskrip Family 13, dan teks mayoritas.
Berbeda dengan itu, pandangan yang mendukung teks datang dari manuskrip London
abad ke 4, 5, manuskrip dari Roma pada abad ke 4, manuskrip dari Cambridge pada abad
ke 5, manuskrip dari Paris pada abad ke 8, manuskrip dari Wolfenbuttel pada abad ke 5,
manuskrip dari London pada abad ke 6, manuskrip dari Tbilisi pada abad ke 9, manuskrip

15
dari Athos, Lavra pada abad ke 8/9, manuskrip Family 1, dan manuskrip dari Sinai pada
abad ke 12, dan lainnya.

Tanggapan: Kelompok menolak usulan aparatus karena kata makroqumeimenunjukkan bahwa


pelaku dari kata kerja itu adalah Allah. Sehingga, jika diganti maka kata tersebut akan
kehilangan subjek.

c. Terjemahan:

18:1

Dan Dia dulu mengatakan perumpamaan kepada mereka kamu sekalian harus selalu berdoa dan
jangan menjadi tawar hati/ jemu-jemu.

18:2

Berkata: dulu ada hakim di sebuah kota yang tidak takut akan Allah dan tidak menyegani
manusia

18:3

Dan dulu di kota itu ada seorang janda dan dia datang kepadanya berkata: (engkau) belalah
hakku dari lawanku.

18:4

Dan setelah pada waktu dia tidak menghendaki tetapi dia ini mengatakan dalam dirinya sendiri:
memang aku tidak takut akan Allah maupun menyegani manusia.

18:5

Karena janda ini menyebabkan kesusahan untukku, aku akan membela haknya supaya jangan
terus-menerus dia datang menjemukan aku.

18:6

Dan tuan dulu pernah berkata: dengarkanlah barang sesuatu yang hakim tidak benar itu katakan.

18:7

16
Tetapi tidakkah Allah melakukan pembalasan bagi orang yang dipilihnya yang berteriak
kepadanya siang dan malam, dan apakah dia mengulur-ulur waktu kepada mereka?

18:8

Aku berkata kepada kamu sekalian bahwa ia akan melakukan pembalasan bagi mereka segera.
Akan tetapi jika Anak Manusia yang datang akankah dia menemukan orang percaya di atas
bumi?

2. KRITIK BENTUK DAN SITZ IM LEBEN (Erwin Damanik)


- Kritik Bentuk

Sebelum injil Yohanes dan Markus disusun sekitaran 65 M, telah beredar dokumen-
dokumen Kristen seperti; (1) Surat-surat Paulus, (2) Dokumen dari perjanjian lama yang memuat
koleksi pendukung akan Mesias ,dan (3) Dokumen Q ( Sumber Q ) yang kemungkinan besar
disusun oleh Matius sekitar 50 M dengan ditulis dalam bahasa Aram dan berjumlah sekitar 250
ayat. Dokumen Q merupakan sumber yang dipakai oleh Matius dan Lukas saja. Sumber Q
diyakini sebagai pedoman pengajaran agama untuk para petobat baru dan untuk penggunaan
katekumen-katekumen yang kemungkinannya ditulis juga dalam bahasa Aram. Pada umumnya
Matius dan Lukas sama-sama memakai sekitar 200 ayat dari sumber Q yang sama sekali tidak
ditemukan dalam kitab Markus. Namun terlepas dari dokumen ini, gereja mula-mula dulu
bergantung pada PL dan Tradisi Oral sebagai yang sangat penting. 2 Di sekolah-sekolah sinagoge,
anak anak diajari secara lisan dan mereka akan menghafal apa yang dulu pernah diajarkan oleh
Rabbi serta bagian panjang dari Kitab Suci. Jadi kata-kata dan perbuatan Tuhan akan disimpan
daam ingatan yang sangat luar biasa dan diteruskan dari mulut dengan ketelitian yang luar biasa.
Selama jeda yang berkisar 35 tahun sebelum injil pertama menuliskan cerita tentang Yesus.
Dengan demikian injil dimulai secara lisan.

Lukas sebagai satu satunya injil non Yahudi yang ditulis untuk orang-orang non Yahudi.
Dengan pandangannya yang universal. Lukas sebagai injil kedua yang ditulis setelah Markus
dengan kelanjutannya dalam Kisah Para Rasul ini diyakini diperbuat demi Awal dari Kristen itu
sendiri. Lukas diduga merupakan penduduk asli Antiokhia Syria, kemudian dikonversi oleh
Paulus, namun ada juga menduga Lukas berasal dari Filipi. Tidak diragukan lagi bahwa Lukas
2
Robert J. Denholm, The four gospels and the acts of the apostles (The Pilgrim Press : London,1957) 9-12

17
mengumpulkan semua cerita dan bahan- bahan lain ini di berbagai kota dan desa dari mereka
yang telah melihat dan mendengar Allah dalam daging, sementara dia tinggal bersama dengan
Paulus di Penjara selama 2 sebelum persidangan Paulus. Injil Lukas menunjukkan Yesus sebagai
Juruselamat bagi semua orang yang mau menerima dia dan menaatinya. Karena itulah dia
menekankan doktrin pengampunan.3

Lukas 18:1-8 sebagai bagian dari injil-injil sinoptis sesuai dengan pendapat Bock adalah
termasuk ucapan-ucapan/paranase atau nasihat dalam bentuk perumpamaan. Perumpamaan ini
khas hanya ada di injil Lukas yang mengindikasikan bahwa teks bersumber dari sumber L.
namun dengan memperhatikan teks sebelumnya pada Lukas 11:5-13 berisi perumpamaan tentang
seorang teman yang meminta pinjaman 3 roti pada malam hari, memiliki kemiripan dengan teks
lukas 18:1-8. Dalam buku tulisan Kenneth E. Bailey mengatakan ada struktur yang dibentuk di
dalam Lukas 9:51-19:48 dimana ia menyejajarkan lukas 11:1-13 dengan lukas 18:1-14
berdasarkan tema doa. Dalam Lukas 11:5-13 ada konten yang benar untuk berdoa ay. 1-4 dan
keyakinan dalam berdoa ay. 5-13 serta dalam Lukas 18:1-8 ada keyakinan dan ketabahan dalam
berdoa ay. 1-8 dan dan cara yang baik dalam berdoa ay. 9-14. 4 Dapat dikatakan bahwa memang
perumpaan dalam teks lukas 11:5-13 memiliki kesinambungan dengan lukas 18:1-8. Namun
mengapa mengapa bailey menunjuk kedua teks ini sebagai pesan untuk doa? Maka, perlu juga
untuk menganalisa bentuk dari teks perumpaan ini.

Perumpamaan Yesus memiliki latar belakang sejarah ganda. Latar belakang sejarah
aslinya adalah ketika diucapkan dalam situasi kegiatan Yesus pada saat itu juga. Banyak
perumpamaan yang begitu jelas dianggap wajar saja jika diasumsikan mucul karena kejadian-
kejadian aktual. Tetapi kemudian, sebelum mereka membuat bentuk tulisan, mereka dulu hidup
dalam masa gereja mula-mula dengan memberitakan, berkhotbah, dan mengajarkan perkatataan
Yesus sebagai pengajarannya secara lisan. Perkataan Yesus ini dikumpulkan dan disusun sesuai
dengan materi pelajaran mereka, telah menciptakan keadaan bagi mereka, kadang-kadang
mereka memodifikasinya kemudian semakin berkembang dengan selalu menghubungkan dengan
keadaan dirinya sendiri antara salib dan kedatangan Yesus yang kedua kalinya.5

3
Robert J. Denholm…18-22
4
Kenneth E. Bailey, Poet and Peasant and Through Peasant Eyes ( William B. Eerdsmans Publishing Company :
Michigan, 1987) 80-81
5
Joachim Jeremias, The Parbles of Jesus ( SCM Press LTD: London, 1963) 23

18
Perumpamaan ini diucapkan Yesus kepada para murid-Nya pada saat dalam perjalanan
perjalanan ke Yerusalem ketika menyusuri perbatasan Samaria dan Galilea. Selama
memperdengarkan perumpamaan ada juga orang lain seperti orang-orang Farisi, seorang
pemimpin, dan banyak orang-orang lain. Sesuai perkataan Joachim Jeremias bahwa latar
belakang perumpamaan Yesus adalah tidak jauh karena dari kejadian aktual yang sedang dilami-
Nya. Maka perumpamaan Yesus dalam teks ini tidak jauh dari konteks yang ada pada Galilea
dan Samaria. Galilea sebagai Tanah Yahudi tempat Yesus melakukan aktivitas tertingginya.
Galilea memiliki hubungan yang dekat dengan semua bagian Palestina, sehingga informasi
tentang Yesus tersebar dengan begitu cepat ke seluruh penjuru. 6

- Sitz Im Leben

Perumpaan ini pertama sekali di sampaikan oleh Yesus sebagai bentuk pengajarannya
kepada para rasul bagaimana hendaknya menjadi seorang pendoa meminta kepada Tuhan yang
digambarkan melalui seorang janda yang menuntut hak keadilannya kepada Hakim yang tidak
adil. Kemudian pengajaran berupa perumpamaan ini dipakai oleh para rasul dalam pengajaran
injil mereka ketika Yesus sudah naik ke sorga pada jemaat gereja mula-mula dengan pengajaran
secara lisan. Pengajaran ini dipakai sebagai pengaran kateketik. Mengingat pada masa gereja
mula-mula pada masa itu adalah dalam keadaan menunggu kedatangan Yesus yang kedua
kalinya. Maka pengajaran ini dipakai oleh para rasul kepada jemaat mula-mula untuk
menguatkan mereka melewati masa-masa menunggu kedatangan Yesus yang kedua kali yang
lama kelamaan menjemukan mereka membuat perasaan tidak ada kepastian dari kedatangan
Yesus. Maka ajaran dari perumpamaan ini memang untuk membuat jemaat mula-mula semakin
sibuk dalam pengharapan kedatangan Yesus dengan tanpa perasaan jemu karena hanya
melakukan sikap menunggu. Karena memang pada dasarnya pada sikap manusia, menunggu itu
adalah hal yang sangat membosankan.

3. KRITIK REDAKSI (Lundu Lumbantobing)

6
Gustaf Dalman, Sacred Sites and Ways : Studies in the topography of the gospels (The Macmillan Company : New
York, 1935) 109

19
Menurut Norman Perrin, kritik redaksi adalah kritik yang berusaha melacak bentuk dan isi
dari material yang telah dipakai oleh pengarang atau suatu cara untuk menentukan mulanya dan
jangkauan dari aktivitas pengarang itu dalam mengumpulkan dan menulis, mengatur, mengedit,
dan mengkomposisikan karangannya.7
- .Penulis dan waktu

Mengingat kenyataan bahwa Kisah Rasul ditulis sesudah Injil Lukas, maka waktu penulisan
lukas tergantung dari waktu penulisan Kisah Rasul. Perlu di kemukakan bahwa tidak ada sesuatu
apapun dalam Injil menuntut perhitungan waktu penulisan melebihi tahun 70 M. Kenyataan
bahwa Yerusalem dan sekitarnya mengerti kata-kata Yesus dalam nubuatNya, yang diartikan
bahwa mereka harus mengungsi pada waktunya dari kota yang ditimpa kebinasaan itu. Bukti-
bukti yang dapat dihimpun nampaknya mendukung bahwa Injil Lukas ditulis kira-kira tahun 60
M. Lukas mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Markus ( bd.Kol 4:10, Filemon 24,).
Bahwa kemungkinan besar bahwa ia dapat membaca Markus segera sesudah markus
menulisnya.8 Jika injil bertumpu pada tradisi yang sehat yang dicatat dengans setia, maka
penulisnya adlah Lukas,tabid yang dikasihi,teman seperjalanan Paulus dan ini keputusan dari
penulis-penulis dalam gereja purba. Biasanya dikemukakan dua alasan terhadap pandangan
tradisional yang mengatakan bahwa lukas adalah penulisnya. Tradisi Purba menyarankan bahan
Lukas menulis di Akhaya ( Yunani ).9 Dari permulaan sampai akhir, Lukas memusatkan
perhatian kepada Yesus, yang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang ( 19:20 ).
Injilnya adalah priklamasi dari Yesus kristus sebagai Anak Allah, yang mempunyai kekuatan dan
kekuasaan untuk menyelamatkan orang berdosa.

- Redaksional.

Lukas menekankan kenyataan bahwa Yesus adalah Juruslamat Ilahi dalam arti Universal.
Yesus menawarkan pengampunan dan penebusan secara bebas kepada semua orang tak
tergantung pada ras,non Yahudi, maupun kepada Yahudi, kepada wanita maupun pria, kepada
mereka yang tersisih, pemungut cukai dan orang berdosa. Secara khusus dalam perikop ini

7
Perrin, Norman, What is Redaction Criticism?, (Philadelphia, Fortress : 1969), 2.
8
J.G.G.Norman, dalam Ensiklopedia Masa Kini,Jilid 1,A-L,ed. H.A.Ompusunggu (Jakarta : Yayasan Bina
Kasih,2002),hlm 651.
9
I.H.Marshall, Tafsiran Alkitab Masa Kini, Jilid 3,Matius-Wahyu, ter.P.S.Naipospos ( Jakarta : Yayasan Bina Kasih,
2012 ) hlm.187-188.

20
( Lukas 18:1-8 ). Perumpamaan ini hanya terdapat di Kitab Injil Lukas. Redaktur menempatkan
perumpamaan ini dalam Injil seolah-olah menyamakan Allah dengan Hakim, padahal redaktur
bukan menekankan adanya kesamaan akan tetapi perbedaannya yaitu : Apabila seorang hakim
yang lalim sekalipun pada akhirnya menolong salah satu seorang perempuan atau janda, yang
nasibnya tidak ia pusingkan, teristimewa pula Allah yang benar dan adil pastilah menolong
orang-orang yang Ia kasihi10

Dalam perikop ini, berfokus pada kontras dua karakter utama, yaitu seorang hakim dan
seorang janda, dimana keduanya berbeda dari kekuasaan dan hak istimewa. Hakim yang
digambarkan redaktur disini merupakan hakim lokal ( Lih.12 :14,58 )hakim ini memiliki status
penting dalam komunitasnya, yang karakternya tidak menunjukkan takut akan Tuhan atau tidak
menghormati orang lain. Bahkan dalam kuliatas, seperti ketidakberpihakan adalah masalah
prespektif yang harus dipahami dalam konteks budaya tertentu.Hakim yang seharusnya tidak
memihak,objektiff dan netral. Dalam hal ini redaktur melukiskan janda itu sebagai orang yang
menerima kebaikan Ilahi. Sistem pengadilan kuno adalah milik pria, akta bahwa perempuan
menunjukkan dirinya di hadapan hakim tidak memiliki saudara untuk membaw kasusnya
kepengadilan,dia tidak memiliki sumber ekonomi untuk menawarkan suap yang diperlukan
untuk penyelesaian yang cepat.Redaktur tidak memberikan informasi di perikop mengenai
mengapa hakim menolak menyelesaikan kasus janda itu, tetapi mengabaikan janda dalam
kesusahannya sepenuhnya konsisten dengan orang yang tidak takut kepada Tuhan atau tidak
menghargai manusia. Redaktur menggambarkan perempuan dalam perikop yang tidak dihargai
atay diremehkan, sekalipin ia mencari keadilan. Perempuan ini menunjukkan kegigihannya
menghadapi ketidak adilan. Redaktur menyuguhkan betapa pentingnya terlibat dalam pencarian
keadilan, sekalipun bertindak diluar di dunia yang tidak menyediakan keadilan sama sekali.
Gagasan redaktur dalam perempuan itu merupakan ketidak pedulian yang diterima orang –orang
pilihan Allah baik dalam perjanjian lama dan tardisi gereja mula-mula yang terperangkap dalam
ketidakadilan.Perumpamaan ini menggambarkan bahwa umat Allah akan menjadi tindakan objek
tindakan tidak adil dalam dunia yang tidak adil. Perlunya kesetian sperti yang diperlihatkan
perempuan janda itu. Tujuan redaktur adalah mengaju pada pengajaran akan keadilan,dan
keterbukaan Tuhan dalam kebaikannya, dengan kegigihan yang menakjubkan. Juga pengajaran
eskatologis Yesus. Redaktur menekankan pengajaran perumpamaan ini kepada murid-muridnya
10
B.J.Bolan, Tafsiran Alkitab Injil Lukas ( Jakarta : BPK Gunung Mulia ,2012 ) hlm 420

21
sendiri, supaya menjadi wacana dan ini tidak dirujuk bagi sekelompok orang tertentu. Akankah
iman seperti perempuan itu ditemukan di bumi ? Peringatan Yesus tentang kegigihan dalam
menghadapi ketidakadilan sampai kedatangan Anak Manusia.11

Dari sini terlihat bahwa Lukas memang adalah seorang yang pintar dan berpikiran jauh
ke depan, akan semakin cocok jika memang dia adalah Lukas sang tabib, karena tabib (dokter)
tentu adalah orang yang pintar.

4. KRITIK SASTRA (Ramli Lumbantobing)

Dengan demikian, jenis sastra yang dipakai dalam menuliskan teks Lukas 18:1-8 adalah
sastra berbentuk Perumpamaan (Parabole), dengan gaya bahasanya dibangun dalam bentuk
kiasan-kiasan.

Injil Lukas dipakai guna melengkapi informasi dari kitab-kitab Injil yang lain. Injil Lukas
membantu menjadikan seluruh cerita tentang kehidupan dan pelayanan Yesus lebih mudah
dimengerti oleh pembacanya. Injil Lukas dianggap unik oleh para ahli karena Injil ini seperti
berdiri sendiri. Tujuh atau Delapan perumpamaannya berbicara tentang kesenjangan antara kaum
miskin dan kaya atau tekanan kebutuhan hidup. Semuannya perumpamaan tersebut hanya dimuat
dalam Injil Lukas 12. Percakapan pribadi jauh lebih banyak, dan hubungan pribadi Yesus lebih
ditekankan daripada hubungan umum-Nya dengan masyarakat. Karena besarnya perbedaan
antara Injil Lukas dan Injil Sinoptik kebenarannya pernah dipersoalkan. Jawabannya terletak
pada asal usul serta tujuannya. Pengarang Lukas menyaksikan Yesus sebagai Dia yang diutus.
Setiap kisah atau perumpamaan menunjukkan bagaimana Lukas mengungkapkan bahan-bahan
yang segar dari kehidupan Kristus untuk menjelaskan ajarannya kepada para pembaca yang
bukan Yahudi13.

Lukas 18:1-8 salah satu bagian dari perumpamaan yang berbicara tentang kesenjangan
antara kaum miskin dan kaya yang hanya terdapat dalam Injil Lukas. Dengan demikian dapat
dipastikan bahwa teks tidak berasal dari sumber injil Matius ataupun Markus seperti

11
Joel B.Green, The new International Commentary on the New Testament, The Gospel Of Luke, ( United States of
Amerika, Division of Cbristao of the National Council of the churches ) hlm 725-732.
12
Merrill C. Tenney, “Survei Perjanjian Baru”. Malang: Gandum Mas. Hal 228.
13
Merrill C. Tenney, “Survei Perjanjian Baru”. Hal. 224

22
perumpamaan yang lain yang dikutip dari injil Markus yang disebut sebagai Injil tertua. Menurut
para ahli, teks-teks yang terdapat dalam injil Lukas berasal dari sumber khusus.

Lukas memakai gaya bahasa yang dirujuk untuk diartikan dalam arti metafora. Kata “jangan
sampai tawar hati" LAI menerjemahkannya dengan “tidak jemu-jemu” (ayat 1). Bahasa Yunani
ialah enkakein, yang mungkin sama dengan ekkakeō, yang secara harfiah berarti "tidak
menyerah pada yang buruk," tetapi secara metaforis menjadi pingsan, lalai, atau menjadi malas.

5. KRITIK SUMBER (Samuel Hutapea dan Samuel Sihombing)

Injil Lukas adalah salah satu dari Injil sinoptis (sinoptis adalah kata kata sifat dari kata benda
sinopsis). Dan dua Injil sinoptis yang lain adalah Markus dan Matius. Ketiga Injil sinoptis ini
memiliki kesejajaran yang memiliki isi yang tidak persis sama, namun secara umum ada
persamaan yang sangat nyata dalam garis besar.14 Penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul
adalah orang yang sama. Pengarang Injil Lukas ini menggunakan Markus, Q dan agak banyak
bahan khusus sebagai sumbernya.15

Ada beberapa pada bagian ini yang di tulis oleh penulis, terutama pada fasal-fasal mengenai
kelahiran Yesus, sebagai bukti bahwa Yunaninya kurang lancar dan yang susunan kalimatnya
menyatakan pengaruh Aram. Lukas sangat kaya dengan vocabulary, terbukti bahwa dalam Injil
Lukas dan Kisah Para Rasul berisikan 750 kata-kata yang tidak ada dalam injil-injil yang
lainnya. Ahli-ahli berpendapat kemungkinan hal itu berhubungan dengan gaya bahasa Lukas dan
pengetahuan Lukas secara verbal sebagai seorang ahli medis (dokter).16 Sebuah teori yang
semula diikuti berbagai ahli menyatakan bahwa Lukas menyusun injilnya dalam dua tahap:
pertama, ia menggabungkan bahan sumber Q dengan bahan yang ia dapatkan sendiri (L).
Penggabungan ini menghasilkan apa yang disebut “Proto-Lukas”. Kemudian Lukas mendapatkan
injil Markus dan mencampurkannya dengan “Proto-Lukas” menjadi injil Lukas sekarang, dengan
menambahkan cerita-cerita kelahiran dan masa remaja Yesus.17 Karena Lukas menggunakan
Markus sebagai salah satu sumbernya, injil tersebut ditulis setelah penyusunan Injil Markus.
Tetapi tidak ada alasan untuk menduga bahwa Lukas menulis injilnya dengan selang waktu yang

14
B. F. Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 13-14
15
Willi Marxen, Pengantar Perjanjian Baru Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-masalahnya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2016, hlm. 186
16
D. Sinaga, Pembimbing Perjanjian Baru Jilid II, hal. 18
17
W. R. F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007). hlm. 245

23
lama setelah Markus. Lukas mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Markus dan
perhatikan juga pengetahuan Lukas yang sanga akrab mengenai Markus. Jadi besar sekali
kemungkinannya bahwa ia dapat membaca injil Markus segera sesudah Markus menulisnya.
Bahkan mungkin Markus memberinya kesempatan untuk membaca karyanya sementara ia
sedang sibuk menyelesaikan injil itu.18

6. TAFSIRAN

Perikop ini memilki hubungan erat dengan perikop sebelumnya. Yesus telah
menyinggung hal menunggu dan kesiapsiagaan yang sejati. Tetapi waktunya mungkin akan lama
dan menjemukan. Akan ada banyak permintaan untuk bantuan dan pembebasan dari para hati
yang cemas. Di dalam semua permohonan untuk penebusan penuh pada saat kedatangan
kerajaan dalam kemuliaan, sangat penting bagi kita untuk tidak berkembang dalam kejemuan;
karena ketabahan dalam dia banyak manfaatnya. Bahkan jika Tuhan sepertinya tidak mendengar
untuk sementara waktu, Allah pastinya akan mendengar keluhan mereka sebagai orang-orang
pilihan-Nya, dan Dia akan membalas mereka tepat pada waktunya.
Perumpaan ini sering dikutip untuk mendukung argumen untuk doa yang tak putus-
putus. Janda adalah representasi dari orang-orang yang haknya disisihkan di dalam dunia
ketidakbenaran ini. Janda meminta keputusan diberikan dan dieksekusi oleh hakim dengan
harapan bahwa hakim memiliki kebajiakan dari jabatan dan kedudukannya. Sayangnya, hakim
itu bukan orang yang benar. Jabatannya menuntut dia untuk bertidak sesuai dengan kehendak
Allah dan menjadikan pengadilan yang adil (Ulangan 16:18). Tetapi dia memang tidak memliki
rasa takut akan Tuhan. Bahkan dia juga tidak menganggap sesamanya. Dia adalah seorang
bajingan dihadapan Tuhan, jahat, tidak peduli, dan sombong kepada manusia. Setelah sang
hakim membela si janda dengan tanpa pengaruh dari rasa hormat pada Tuhan dan manusia, tetapi
hanya dengan egoisme pribadi demi menghindari permintaan yang membosankan dari seorang
perempuan yang marah atau bahkan mungkin kekerasan fisik. Kemudian Tuhan mengambil
kesimpulan pada ayat 7, ini adalah argumen yang disebut fortiori, sering digunakan dalam
perjanjian lama, dan disebut oleh para rabbi Qal Va Chomer: jika saja Tuhan seperti hakim ini,
Dia akan membela orang pilihannya dengan langkah-langkah hukum untuk melawan musuh
mereka dengan tujuan untuk dibebaskan dalam doa tak henti-henti mereka.

18
J. N. Geldenhuys, Ensiklopedia Masa Kini, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta 2005: hlm. 651

24
Narasi teks bernadakan "tentang kebutuhan mereka untuk selalu berdoa dan tidak
kehilangan hati" berdiri sebagai klimaks dari bagian yang lebih panjang ini tentang kesetiaan
pada kedatangan Anak Manusia (17: 20–18: 8). Lokasi naratifnya memberikan unit ini dengan
tepi eskatologis yang jelas, 72 suatu penekanan yang muncul secara eksplisit di depan dalam ay
7-8. Ayat 8 membentuk sebuah inklusi dengan 17:20, yang menunjukkan keprihatinan segmen
naratif yang lebih besar ini pada kedatangan akhir. Bersama-sama dengan Ayat 7, Ayat 8 juga
membentuk inklusio dengan Ayat 1, yang menunjukkan keprihatinan yang lebih sempit dari
perikop ini dengan sifat dari komportemen yang sesuai pada saat ini sehubungan dengan
eskatologis. Dibaca dengan cakrawala 17: 22-37, Ajaran Yesus di sini berorientasi pada
perlunya iman yang kuat dan penuh harapan di tengah-tengah cobaan saat ini.
Pesan Yesus memiliki dua fokus, terkait dengan dua karakter utama dari perumpamaan
Ayat 2-5. Di satu sisi, berdasarkan argumen dari yang lebih rendah ke yang lebih besar, kita
mendengar dalam kata-kata Yesus suatu penegasan dari kesetiaan Allah: Dia pasti akan
bertindak dengan pengiriman atas nama orang-orang pilihan. Di sisi lain, kita melihat dalam aksi
janda sebuah model ketekunan di tengah-tengah kesalahan. Bahkan, menurut teks Yunani dari ay
8, pertanyaan Yesus tidak berkaitan dengan "iman" (secara umum) tetapi dengan "iman" - yaitu,
cara iman yang ditunjukkan oleh janda dalam perumpamaan sebelumnya. Dua motif ini -
kepastian akan keadilan Allah dan seruan untuk kesetiaan yang teguh dalam mengantisipasi
kepastian itu - muncul untuk pengembangan karena situasi yang telah diantisipasi Yesus dalam
17: 22-25. Teks membangun gambaran bahwa para pengikutnya akan menghadapi permusuhan,
mencari pembebasan yang menyertai penyempurnaan kerajaan, dan tanpa menemukannya,
menjadi kecewa. Setelah mengantisipasi keadaan ini, Yesus mengatasinya, pertama, dengan
menekankan bahwa kesulitan adalah bagian integral dari proses yang dengannya Allah
membawa keselamatan (lih. 17:25, 32-34); dan, kedua, dengan meyakinkan murid-muridnya
bahwa, terlepas dari penundaan, pembenaran ilahi sudah dekat (18: 1-8).
Ayat 1: "Sekarang Ia memberi tahu mereka perumpamaan", Ini adalah perumpamaan
yang bertentangan atau mirip dengan Lukas 11: 5-13. Dimana kisah ini berhubungan dengan
kebalikan dari persis seperti apa Tuhan itu sebenarnya. Kata ganti "mereka" merujuk pada para
murid (lih. Lukas 16: 1; 17: 5,22,37; 17:37). "supaya mereka senantiasa berdoa dan jangan
sampai putus asa" istilah Yunani:
a. dei, yang berarti "seharusnya" atau "perlu."

25
b. “Pas”, kata pas dalam bentuk kata keterangan (pantote), yang berarti "selalu." Frasa
ini adalah mandat untuk terus berdoa dan tidak menjadi putus asa (lih. Ef 6:18). Dalam beberapa
bagian paralel dalam tulisan-tulisan Paulus, doa yang gigih terkait dengan ucapan syukur (lih.
Flp 4: 6; Kol 1: 3; 4: 2; 1 Tes. 5: 17-18). Doa adalah pandangan dunia; ucapan syukur adalah
suatu sikap; keduanya mendikte tindakan orang percaya terhadap orang-orang dan keadaan.
"jangan sampai tawar hati" Istilah Yunani adalah egkakeo (lih. 2 Kor 4: 1,16; Gal 6: 9; Ef 3:13; 2
Tes 3:13), yang mungkin sama dengan ekkakeō, yang secara harfiah berarti "tidak menyerah
pada yang buruk," tetapi secara metaforis menjadi pingsan, lalai, atau menjadi malas.
Lukas menunjukkan permulaan naratif teks tanpa perubahan adegan, topik, atau karakter,
sehingga mengisyaratkan hubungan langsungnya dengan teks sebelumnya tentang instruksi
Yesus. Para pendengar Yesus yaitu murid-muridNya, meskipun pengajarannya tidak istimewa,
karena orang-orang Farisi berada dalam jangkauan yang luas narrator. Dalam teks sebelumnya,
Kemungkinan "kehilangan hati" dimunculkan secara implisit dalam 17: 22-37 - di mana
antisipasi keterlambatan dalam pemenuhan tujuan eskatologis Allah digabungkan dengan
pengalaman oposisi untuk memberikan pengaturan bagi hilangnya perspektif eskatologis dan
pertumbuhan yang bersamaan dari sikap biasa. "Kehilangan hati" mungkin merupakan cara yang
terlalu pasif untuk memahami keprihatinan Yesus bahwa para pengikutnya tidak mulai berlaku
lalai;19 dalam hal apa pun, tampaknya dalam teks ini sebagai kebalikan dari "iman" (Ayat 8a),
itu sendiri memanifestasikan dalam perbuatan kesetiaan. Sebagai penangkal kelemahan dalam
pemuridan seseorang, Yesus menasihati mereka untu melakukan doa yang berkelanjutan;
memang, doa semacam itu diajukan sebagai kebutuhan 20 bagi para pengikutnya. Dengan
demikian, dia tidak mempromosikan teknologi/keampuhan doa tertentu, seolah-olah seseorang
harus berdoa untuk hal yang sama berulang-ulang, seolah-olah melalui pengulangan doa,
seseorang dapat membuat Tuhan muram sehingga mencapai tujuan seseorang. Alih-alih, "doa"
dalam teks ini berfungsi sebagai metonim untuk kepercayaan dan keterbukaan kebaikan
Tuhan. 21

19
Perhatikan bahwa kata ϰαλέω dapat digunakan baik "untuk memanggil" untuk pemuridan dan "untuk
mengundang" seseorang ke pesta makan malam.
20
Pemakaian kalimat oί δέ εἶπαν πρός αὐτόν
21
Joel B. Green The New International Commentary on The New Testament,(Grand Rapids,
Michigan,1997).hal.655-656.

26
Ayat 2 "seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati manusia" Ia
tidak terpengaruh oleh pendapat Allah atau pendapat umat manusia. Penilaiannya didasarkan
pada minat pribadi atau preferensi pribadi.
Ayat 3 "seorang janda" Lagi-lagi Lukas menunjukkan kepeduliannya Yesus terhadap
orang yang tidak berdaya dan atau dikucilkan secara sosial. Para janda sering dimanfaatkan
dalam masyarakat Yahudi (lih. Kel 22: 21-24; Ul 10:18; 24:17). Lukas dicirikan oleh interaksi
Yesus dengan dan pembelaan terhadap perempuan. "beri aku perlindungan hukum" Ini bisa
berarti membela atau memberi Dia (Janda) tersebut keadilan (lih. Lukas 18: 7 dan 8).
Ayat 4: "untuk sementara waktu ia tidak mau" Ini adalah indikasi aktif yang tidak
sempurna, yang menunjukkan bahwa hakim akan menolak untuk bertindak atas nama janda.
"meskipun" Ini adalah sebuah kalimat pertama dalam bagian kondisional22, yang menegaskan
realitas pernyataan Lukas 18: 2. Dalam arti tertentu ini mirip dengan Lukas 15:17. Hakim ini
memiliki pencerahan; dia datang sendiri. Dia mulai menyadari konsekuensi dari keputusannya.
Dalam narasi teks ayat 2-4a, adegan diatur dan kebuntuan mencapai alur yang sama
dengan berfokus pada kontras antara dua karakter utama. Kontras ini terbukti secara struktural
dalam teks Yunani: "hakim tertentu ada di kota tertentu ... ada janda di kota itu." Kedua karakter
muncul sebagai prototipe, kemudian, dimana kekusasaan hakim merujuk sebagai penentu akhir
dimana hakim memiliki kekuasaan dan hak istimewa. Hakim ini berjenis kelamin laki-laki
dengan status penting di komunitasnya. Karakteristiknya sebagai orang "yang tidak takut akan
Tuhan dan tidak menghormati orang lain" tidak jelas dalam narasi baik dari permulaaan hingga
akhir teks. Dengan demikian, ia dapat menampakkan diri kepada pembaca sebagai seorang
hakim yang seharusnya tampak - tidak memihak, objektif, netral. Bahkan kualitas seperti
ketidakberpihakan adalah masalah perspektif, yang harus dipahami dalam konteks budaya
tertentu. Satu hal yang diperlihatkan oleh perumpamaan Yesus ialah seseorang yang ditandai
memerankan peranan hakim disajikan dengan karakter negatif. Pertama, penilaian Yesus
menggemakan frasa analog yang digunakan di dunia Romawi yang lebih luas sebagai kata-kata
mutiara.
Di dalam dunia Lukas yang digambarkan dalam teks: tidak takut akan Allah atau tidak
memperhatikan orang-orang menandakan kejahatannya yang komplex.23 Selain itu, teks
menggambarkan orang-orang yang "takut akan Allah" dengan cara yang positif. Kedua, ketika
22
Robert Nanna, A Grammatical Aid to the Greek New Testament, vol. 1,hal.123.
23
Joel B. Green The New International Commentary on The New Testament,(Grand Rapids, Michigan,1997).hal.658.

27
Yosafat mengangkat para hakim di seluruh Yehuda Tuduhannya kepada mereka mencakup
peringatan untuk “membiarkan takut akan TUHAN menyertai kamu” (2 Taw 19: 7); jelas ini
adalah tanda yang tidak dimiliki oleh hakim dalam teks. Akhirnya, Allah yang membebaskan
Israel dari Mesir adalah Allah yang mengarahkan umat-Nya untuk menunjukkan perhatian
khusus terhadap, keberpihakan atas nama yang tertindas di antara mereka - khususnya untuk
orang-orang lemah, anak yatim, dan janda. Dalam hal ini, bukan secara kebetulan Lukas
menggambarkan para janda sebagai orang-orang yang bertaqwa dan / atau sebagai penerima
kebaikan ilahi.24
Sebagai seorang janda, karakter kedua dari perumpamaan Yesus tidak memiliki
kedudukan intrinsik dalam komunitas.25 Sistem pengadilan kuno adalah milik dunia pria, fakta
bahwa perempuan ini percaya diri di hadapan hakim dan menunjukkan bahwa dia tidak
memiliki sanak saudara, dan datang membawa kasusnya ke pengadilan. Fakta selanjutnya
menunjukkan bahwa dia harus melakukannya terus-menerus, menunjukkan bahwa dia tidak
memiliki sumber daya ekonomi untuk menawarkan suap yang diperlukan untuk penyelesaian
yang cepat. Dalam Kitab Suci Israel dan tradisi Yahudi, janda melambangkan keadaan hidup
yang penuh kerentanan, perampasan status, dan kebutuhan; sebagai objek yang menjadi
perhatian Allah, mereka juga harus dirawat di dalam komunitas umat Allah. 26 Meskipun
demikian, pemandangan yang dilukis oleh Yesus tidaklah lazim tetapi mengembangkan topos
terkenal dari janda yang berjuang dengan peradilan yang korup. Memang, mungkin tidak terlalu
banyak untuk mengatakan bahwa begitu banyak perhatian yang diberikan ilahi bagi para janda.
Dalam narasi Yesus, klaim janda tersebut tidak ditentukan, tetapi kemungkinan itu berkaitan
dengan sumber daya materi yang ditahan darinya. Informasi tentang mengapa hakim menolak
untuk menyelesaikan kasus janda tersebut tidak dituliskan; petunjuk satu-satunya adalah
wawasan Yesus tentang karakternya: Mengabaikan janda dalam kesedihannya sepenuhnya
konsisten dengan orang yang tidak memiliki rasa takut akan Tuhan atau tidak memperhatikan
manusia.
Pusat dari perumpamaan secara keseluruhan adalah perilaku mengejutkan dari janda itu.
Mungkin diharapkan bahwa, karena tidak ada laki-laki yang mengajukan kasusnya, dia akan
24
H. K Farrell,. “The Structure and Theology of Luke’s Central Section.”( Trin J 7,1986). hal.33-54.
25
John R Donahue, The Gospel in Parable: Metaphor, Narrative, and Theology in the Synoptic Gospels.
(Philadelphia: Fortress, 1988). hal. 298.
26
John A Darr,. On Character Building: The Reader and the Rhetoric of Characterization in Luke-Acts. (LCBI.
Louisville, KY: Westminster/John Knox, 1992).hal.167-168

28
menghadiri pengadilan atas namanya sendiri. Namun, setelah diremehkan oleh hakim, perannya
seharusnya adalah korban yang tak berdaya dan putus asa. Namun, seperti perempuan
pendarahan pada 8: 43-48, perempuan ini memikul tanggung jawab yang tidak biasa untuk
kesejahteraannya sendiri, mengadopsi presentasi diri inisiatif mengejutkan, dan dengan demikian
terus kembali ke hakim dalam usahanya mencari keadilan.27
Ayat 5 "melelahkan aku" Ini secara harfiah berarti "menghitamkan mata seseorang" (lih.
1 Kor 9:27). Di sini digunakan secara metaforis seseorang atau sesuatu yang terus-menerus
mengganggu.
Ayat 4b-6 Seperti halnya beberapa perumpamaan sebelumnya (mis., 15: 11-32; 16: 1-9),
maka perumpamaan ini mengaktifkan pengenalan hakiki tentang kebenaran. Berapa lama wanita
itu mencari penyelesaian persoalannya, tidaklah jelas digambarkan dalam teks, sehingga hakim
mulai merasa susah. Menariknya, penilaian diri hakim identik dengan karakterisasi Yesus
tentang dirinya, memverifikasi bahwa tindakan yang ia usulkan atas nama janda ini tidak
dimotivasi oleh komitmennya pada prioritas Allah atau oleh kepeduliannya terhadap
kedudukannya dalam komunitas maupun oleh sisa altruisme di pihaknya. 28 Dia lebih termotivasi
oleh perilaku wanita yang menakjubkan. Dia bertindak begitu keluar dari peristirahatannya
sehingga, dia merenung, dia bahkan mungkin mampu menyerangnya dengan lebih dari kata-
kata!. Dengan demikian Yesus menekankan inisiatif mengejutkan yang tidak biasa dan kegigihan
dari seorang wanita yang diduga tidak berdaya dalam menghadapi ketidakadilan.
Referensi Lukas tentang Yesus sebagai "Tuhan" adalah karakteristik yang dibangun
narator, dan itu mengingatkan pendengarnya tentang peran Yesus sebagai guru yang berwibawa.
Tuduhan Yesus kepada para pengikutnya untuk "mendengarkan" mengingatkan pada penekanan
berulangnya pada bentuk pendengaran yang mengarah pada tindakan yang sesuai. Frasa "hakim
yang tidak adil" juga mengingatkan pada frasa analog dalam 16: 8, pengingat bahwa para
pengikut Yesus dapat belajar pelajaran mendalam tentang pemuridan (berorientasi pada zaman
yang akan datang) dari contoh-contoh duniawi (berorientasi pada zaman teks). Dalam hal ini,
pengikut Yesus mungkin mendengar kata-kata hakim heran tentang perilaku wanita ini. Tertarik
untuk melihat perilakunya dalam terang ini, mereka dapat belajar darinya pentingnya terlibat

27
C. H.Talbert, Literary Patterns, Theological Themes, and the Genre of Luke-Acts. ( Missoula, MT: Scholars,
1974).hal.65
28
Feldman, Louis H. Jew and Gentile in the Ancient World: Attitudes and Interactions from Alexander to Justinian.
(Princeton, NJ: Princeton University, 1993). Hal.158-166

29
dalam pencarian keadilan - bahkan ketika pencarian itu mengharuskan seseorang bertindak di
luar naskah yang disediakan oleh dunia yang tidak adil.29

Ayat 7: "bukan" Ini adalah negatif ganda, yang merupakan cara yang kuat untuk
menyatakan "tidak, tidak pernah dalam keadaan apa pun."
1. Bapa surgawi kita adalah kebalikan dari hakim yang tidak benar, lalai, dan
mementingkan diri sendiri.
2. Penundaannya memiliki tujuan yang bermanfaat (mis., Jumlah umat pilihan yang
penuh, lih. Rom 11:25; Yoh 10:16).
 "yang berseru kepada-Nya siang dan malam" Frasa ini menjadi ciri doa yang
terus-menerus dari orang-orang pilihan (lih. Luk 11: 9-13; Mat 7: 7-12). Kegigihan tidak
mengatasi keengganan Tuhan, tetapi itu menunjukkan kepercayaan dan keyakinan.
 "orang-orang pilihan-Nya" Ini adalah cara PL untuk merujuk kepada umat Allah,
terutama sebagai hamba (lih. Yes 42-43; 44: 28- 45: 7).
"yang menangis kepada-Nya siang dan malam" narasi Ini adalah cara mengekspresikan
tindakan berkelanjutan (yaitu, selalu). Urutan "siang dan malam" mencerminkan idiom orang
bukan Yahudi, sedangkan 2:37, "siang dan malam," mencerminkan idiom bahasa Ibrani. Luke
adalah seorang peneliti. Dia menggunakan idiom sumbernya, namun dia juga seorang editor dan
penyusun dan kadang-kadang idiomnya sendiri menjadi bagian dari Injilnya (lih. Kis 9:24;
20:31; 26: 7).
"Ia akan lama menunda mereka" Ini adalah yang kedua dari dua pertanyaan retoris
dalam Lukas 18: 7 yang kontras dengan Allah dan sikap hakim yang jahat ini. Pertanyaan
pertama mengharapkan jawaban "ya" dan ini, pertanyaan kedua, jawaban "tidak". "Penundaan"
dalam bahasa Yunani (makrothumeō, murka jauh-jauh) bersifat ambigu dan bisa berarti satu dari
dua hal:
1. Membantu orang-orang pilihan yang gigih untuk bertumbuh dalam iman
2. Lebih banyak waktu bagi orang fasik untuk bertobat (lih. Rom 2: 4; 2 Pet. 3: 9)
Ayat 8: Ini adalah kesimpulan yang mengejutkan dari perumpamaan ini. Tampaknya
tidak ada hubungannya dengan cerita. Kembalinya Yesus akan menjadi mekanisme Allah
membawa keadilan kepada orang-orang pilihan (lih. Wah 6: 9-11).

29
Joel B Green. The Theology of the Gospel of Luke. ( Cambridge: Cambridge University, 1995).hal.650-651

30
Apa artinya frasa preposisi en tachei: (1) tiba-tiba atau (2) dengan cepat? Apakah ini
sebuah perumpamaan yang kontras atau sebuah perumpamaan tentang motif yang berbeda untuk
ajudikasi yang tertunda? Banyak komentator menyatakan bahwa Injil Lukas menyarankan
Kedatangan Kedua yang tertunda dan mencoba untuk mempersiapkan audiensi non-Yahudi
untuk perkembangan yang mengejutkan ini (mis. 12: 35-48; 17: 22-30).
"ketika Anak Manusia datang" Ini adalah penekanan pada kedatangan eskatologis
Mesias sebagai Hakim. Istilah "Anak Manusia" terutama diambil dari Yeh. 2: 1 dan Dan. 7:13, di
mana ia menggabungkan kualitas manusia dan ilahi. Lihat Topik Khusus pada Lukas 17:22.
"Ia akan menemukan iman di bumi" Perjanjian Baru pada umunya menekankan
kedatangan Yesus Kristus secara fisik dan jasmani. Namun, itu tidak memberi tahu kapan atau
bagaimana. Itu memberi tahu pembaca untuk terlibat aktif dalam pekerjaan kerajaan dan untuk
bersiap dari saat ke saat untuk kedatangan-Nya. Frasa ini sepertinya mencerminkan nasihat yang
bercabang dua.30
Pada ayat 7 ada dua pertanyaan: apakah Tuhan tidak akan membela… dan akankah dia
mengulur-ulur waktu atas mereka? Apakah sudah biasa baginya untuk menunda datang dan
membantu mereka? Tidak , tidak ada kecacatan di dalam Tuhan jika mereka akan terus tabah
dalam berdoa, meskipun mungkin ia tinggal untuk membuktikan keteguhan iman mereka. Kita
tidak boleh melupakan bahwa sedangkan si janda datang pada hakim yang tidak adil, melalui
Yesus Kristus kita telah mengakses kebenaran Bapa (Joh. 17:25); di janda datang tanpa
perantara, kita memiliki seorang hakim yaitu Bapa, Yesus Kristus yang benar (1 Joh. 2:1); kita
datang ke kerajaan Allah, dimana kita akan bertemu dengan Dia yang telah mengatakan; sebelum
mereka memanggil, aku akan menjawab; and ketika mereka belum berkata-kata, aku sudah
mendengar (Yes. 65:24). Tuhan tidak pernah lengah, tetapi manusialah yang lalai dalam banyak
hal. Ada banyak yang merasa bahwa waktu untuk menunggu yang tidak tertahankan lamanya
dan ada juga yang didapati dalam keadaan tidak siap.31
Artinya, bukan hanya sekedar menunggu yang ditekankan dari teks ini(tanpa melakukan
apapun). Melainkan menunggu yang terus mendoa, mendoa yang terus menunggu. Sebagaimana
dikatakan oleh Howard Marshall bahwa salah satu cara yang harus dilakukan agar menerima
keselamatan (di samping inisiatif dari sang Ilahi, iman kepada Kristus, pertobatan, perubahan

30
Robert C. Tannehill, THE NARRATIVE UNITY OF LUKE-ACTS A Literary Interpretation Volume 1 : The Gospel
according to Luke (Philadelphia: Fortress Press,1991). hal.157-158
31
Johs. Ylvisaker, The Gospels (Augsburg Publishing House : Norwegia)hal. 507-509

31
hidup Baptisan) menurut Lukas adalah dengan berdoa dan memujiNya selalu. Yang mana, pujian
dan doa itu lahir dari hidup baru yang diterima setiap orang percaya melalui Roh Kudus dengan
percaya kepada Kristus.32 Maka, doa yang tak henti-henti (18:1 ; 7) akan didengar Allah dengan
segera. Bahkan, hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menyegani manusia sekalipun
dapat digunakan Allah untuk menjawab seruan umatNya yang percaya. 33
Komentar Yesus selanjutnya tentang perumpamaan ini sangat terkait dengannya dengan
pengulangan motif “memberikan keadilan.” Ini membantu untuk memperkuat analogi ganda
yang ia ingin kembangkan, dari hakim yang tidak adil kepada Allah, dan dari janda itu, kepada
umat pilihan Allah, sama seperti penempatan perumpamaan Yesus dalam kerangka eskatologis.
Pertama, Yesus mengadopsi argumen dari yang lebih rendah ke yang lebih besar: Jika seorang
hakim yang tidak adil akhirnya akan memberikan keadilan, berapa banyak lagi yang akan Allah
lakukan untuk hal kebenaran. Yang penting, perbandingan ini terjadi setelah pengajaran yang
panjang dalam Lukas di mana karakter Allah yang ramah, penuh perhatian, dan dermawan telah
menjadi mapan (mis., 6: 35-36; 11: 1-13; 12:32). Kedua, teks ini memperkenalkan analogi
langsung antara janda perumpamaan dan “orang-orang pilihan Allah yang menangis kepadanya
siang dan malam.” Ini konsisten dengan penggambaran janda dalam pasal 2:37, yang
menyembah di bait suci sambil berpuasa dan berdoa "siang dan malam" (lih. karakterisasi para
janda teladan dalam 1 Tim 5: 5 sebagai orang-orang yang terus berdoa "siang dan malam"). Hal
ini juga sesuai dengan korespondensi yang ditarik antara Israel (yang berseru kepada Tuhan dan
diselamatkan; lih. Ul 26: 5-9) dan orang-orang lemah, anak yatim, dan janda (untuk siapa Israel
harus peduli bahkan seperti mereka memiliki telah ditunjukkan perawatan ilahi - misalnya, Ul
24: 21-22). Gagasan "umat pilihan" (yaitu, orang-orang pilihan Allah) adalah tradisional dalam
Perjanjian Lama dan Kekristenan mula-mula.34
Di sini, Lukas menunjuk sebagai umat pilihan mereka yang mengadopsi cara janda ini
terperangkap dalam keadaan yang tidak adil; pada kekuatan metafora ini, “berseru kepada Allah”
(Ayat 7) harus dikorelasikan dengan praktik-praktik yang konsisten dengan upaya mengejar
keadilan (ay. 2-5). Pesan Yesus dalam 17: 22-37 mengakui kenyataan yang sama dengan yang
ditunjukkan oleh perumpamaan ini yaitu, bahwa umat Allah akan menjadi objek tindakan
ketidakadilan dalam dunia yang tidak adil. Sehubungan dengan kemungkinan itu, ay 7-8a

32
I. Howard Marshall, Luke: Historian and Theologian, (Michigan: Zondervan Publishing House, 1971), hal.188-206.
33
Johs. Ylvisaker, The Gospels (Augsburg Publishing House : Norwegia) 507-509.
34
Daube, David. “Responsibilities of Master and Disciples in the Gospels.” (NTS: 1972-1973).hal130.

32
menjaga kepastian dan segera pembenaran akan datang. Penekanan ini melayani tujuan kritis
bagi Lukas, menggarisbawahi perlunya kesetiaan seperti kesetiaan yang diperlihatkan oleh janda
dalam teks. Gambaran Iman ini telah diuraikan secara naratifologis dengan mengacu pada
pencarian keadilan, orientasi fundamentalnya dan keterbukaan penuh harap akan kebaikan
Tuhan, dan kegigihannya yang menakjubkan.
Dengan ini, pengajaran eskatologis Yesus telah menjadi lingkaran penuh sejak 17: 20-21.
Setelah memulai dengan pertanyaan tentang jadwal eskatologis dari orang-orang Farisi, Yesus
telah berulang kali - dan sekarang akhirnya - bersikeras untuk mengubah ketentuan diskusi dan,
oleh karena itu, spekulasi akhir zaman. Pertanyaannya bukan Kapan? atau dimana? tetapi,
mengingat aktivitas Allah saat ini dan kesempurnaannya yang dijanjikan, tertentu, Bagaimana
tanggapan orang? Urgensi pertanyaan Yesus tentang kesetiaan terletak pada kenyataan bahwa ia
menemukan ekspresi yang paling tajam dalam sebuah wacana yang ditujukan kepada murid-
muridnya sendiri, dan bahkan lebih lagi karena Lukas menghubungkan pertanyaan Yesus tanpa
merujuk kepada sekelompok orang tertentu: Akankah ini semacam iman dapat ditemukan di
bumi? Dengan cara ini, peringatan Yesus tentang kegigihan dalam menghadapi kesalahan
berbicara setiap saat, di mana saja, kepada semua, sampai kedatangan Anak Manusia.

7. SKOPUS

Tuhan akan mendengarkan umatNya yang berseru siang dan malam. Kita hanya perlu
bersabar, berharap, berdoa tanpa henti.

Tanggapan dari Kelompok 1

1. Hendri Hutabarat

Kelompok tidak membuat kritik sumber yang spesifik, khusus untuk Lukas 18:1-8. Artinya,
kelompok hanya menyajikan kritik teks Injil Lukas secara keseluruhan.

2. Rini Lestari

Kelompok perlu menyajikan apa peranan hakim pada masa Yesus menyampaikan
perumpamaan ini.

33
3. Daniel Butarbutar

Kelompok perlu memasukkan sudut pandang teologi redaktur dalam kritik redaksi.

34

Anda mungkin juga menyukai