3230)
Subjek (Kelas) : Seminar Pengajaran (9A)
Dosen Pengampu : Pdt. Saut H. Sirait,M.Th
Pdt. Efran M. Sianipar,M.Th
Spiritualitas Keugaharian
(Tinjauan Dogmatis-Etis terhadap Gereja Sebagai Wadah Perayaan Keragaman Denominasi pada Warga
Jemaat HKBP Immanuel Batu 4)
I. Pengantar
Gereja yang berada di tengah dunia tidak lepas dari berbagai pengaruh dunia, 1 baik
tantangan zaman yang semakin maju, pemikiran manusia yang semakin ingin serba cepat,
bahkan perbedaan – perbedaan yang turut menjadi pemisah antara orang-orang percaya. Dalam
sejarahnya, Gereja bukan lagi hanya satu badan tetapi sudah terbagi-bagi sangat banyak.
Sehingga pada umumnya, Gereja-gereja yang berbeda-beda tersebut disebut “denominasi”.
Berbagai hal yang melatarbelakangi adanya denominasi, baik ajaran, pandangan, bahkan masih
banyak lagi. Celakanya apabila denominasi gereja dapat menjadi tembok pemisah rasa
kemanusiaan (solidaritas) dengan sesamanya di dalam konteks bernegara.
Terkait hal di atas, demikian urgen untuk meninjau ruang lingkup warga HKBP
Immanuel Batu 4. Mereka tinggal bertetangga dengan warga dari berbagai denominasi lain.
Bagaimana berjalannya kehidupan mereka? Apakah terjadi kesenjangan sosial di antara mereka ?
Terlebih lagi, bagaimana jika terdapat orang terlantar, orang miskin yang membutuhkan
pertolongan dengan keberadaan mereka sebagai warga jemaat denominasi lain, bagaimana
Gereja melalui orangnya menjadi gereja bagi orang lain ?
Persatuan Gereja Indonesia (PGI) dalam Sidang Raya (SR) keenambelas di Kepulauan
Nias (2014), membahas empat persoalan besar bangsa Indonesia yaitu kemiskinan,
ketidakadilan, lingkungan hidup, dan radikalisme. Sidang tersebut mengangkat kembali satu
istilah yaitu “ugahari” 2 yaitu istilah autentik dari Melayu kuno atau bahasa Jawa yang telah lama
terkubur sejarah, tetapi istilah ini sangat menarik dan tentu relevan untuk dibahas di masa
1
Bnd. “Gereja ada di dalam dunia, tetapi tidak berasal dari dunia..., Bahkan “nasib” Gereja ikut
ditentukan juga oleh dunia di mana ia berada.” Dalam Andreas A. Yewangoe, Tidak ada Ghetto :
Gereja di dalam Dunia, (Jakarta : Gunung Mulia, 2011), 3
2
Andreas A. Yewangoe, Spiritualitas Keugaharian : Merayakan Keragaman bagi Kehidupan
Kebangsaan yang Utuh, (https://pgi.or.id/spiritualitas-keugaharian-merayakan-keragaman-bagi-
kehidupan-kebangsaan-yang-utuh/, 28 Februari 2018), diakses pada 15 September 2021
1
sekarang ini, sehingga PGI sebenarnya telah berhasil menghidupkannya kembali. Kemudian
mengarahkan kita ke Spiritualitas Keugaharian yang mengkehendaki kebijaksanaan hidup dan
keyakinan bahwa Rahmat Tuhan cukup bagi semua di tengah keragaman.3
Demikianlah tulisan ini mengarahkan pandangan kita menggali bagaimana spiritualitas
keugaharian. Tinjauan dogmatis ialah melihat pertemuan keragaman denominasi Gereja sebagai
gereja universal di dunia. Kemudian pertemuan tersebut menjadi titik berangkat Gereja bersikap
etis di dalam Kristus melalui solidaritas nyata yang dilaksanakan warga HKBP Immanuel Batu 4
terhadap sekitarnya. Tentu spiritualitas keugaharian menghidupkan dan menyadarkan jemaat
sebagai warga gereja yang universal sekaligus sebagai warga negara Indonesia.
18
Ernest S. Williams, Systematic Theology : Volume Three, (USA : Gospel Publishing House,
1953), 98
19
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2 : Misi Kristus, Roh Kudus, Kehidupan Kristen,
(Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2015), 59-62
6
Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Immanuel Batu 4 merupakan suatu Gereja yang
berada di Desa Dolok Marlawan. Demikian juga dengan sebagian besar warga HKBP Immanuel
Batu 4 tinggal dan melakukan rutinitasnya di desa tersebut. Sehingga, urgen untuk membahas
bagaimana keadaannya. Adapun desa Dolok Marlawan merupakan suatu Desa / Nagori20 yang
berada di wilayah Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia.
Secara geografis, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pantoan Maju dan Laras. 21
Sebelah Barat berbatasan dengan Siantar State dan Pematang Simalungun, sebelah Utara
berbatasan dengan Pematang Simalungun dan Desa Laras Dua dan sebelah Selatan berbatasan
dengan Marihat Baris dan Pantoan Maju.22 Total luas wilayah Desa ialah 3,17 Km2 tanpa adanya
hutan.23 Desa terdiri dari tujuh Dusun, antara lain : Huta Sada. Huta Dua, Huta Tolu, Huta Opat,
Huta Lima, Huta Onom, dan Huta Pitu.
Adapun statistika penduduk Desa Dolok Marlawan ialah sebagai berikut :
KK (Kepala KKP (Kartu Keluarga Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Total (jiwa)
Keluarga) Perempuan)
872 226 1.551 1.625 3.176
Agama mayoritas yang dianut warga Desa ialah Kristen dengan frekuensi 98%25 yang
24
terdiri dari denominasi yang berbeda-beda. Adapun Gereja-gereja yang ada di Desa Dolok
Marlawan, antara lain : HKBP Immanuel Batu 4; GKPI Dolok Marlawan; BNKP Batu 4; GKII;
GpdI; Gereja Tuhan; Khatolik; dan HKBP Pardamean. Adapun HKBP Immanuel Batu 4, GKPI
Batu 4, BNKP Batu 4, GKII, GpdI dan Gereja Tuhan berada di huta 4. Sedangkan, Khatolik dan
HKBP Pardamen berada di huta 7. Sehingga, melihat berbagai denominasi Gereja berada di satu
tempat, maka tampak bahwa warga-warga tinggal berdampingan dengan berbeda denominasi.
Bahkan, sebagian warga terdaftar dalam Gereja yang berada di Desa Sejahtera yaitu HKBP
20
Nagori merupakan bahasa Batak Simalungun yang berarti Desa. Masyarakat sekitar masih
melestarikan berbagai istilah yang digunakan masyarakat dahulu, seperti Pangulu sebutan untuk
Kepala Desa, Gamot sebutan untuk Ketua RT.
21
Percakapan dengan Bapak Simanjuntak (Ketua Rukun Tetangga/Gamot dusun Huta Opat)
22
Percakapan dengan Bapak Turnip (Sekretaris Desa)
23
Berita Acara Penetapan Status Desa, 2021.
24
Berita Acara Penetapan Status Desa, 2021
25
Bapak Turnip (Sekretaris Desa), percakapan di Kantor Kepala Desa pada 16 September 2021
pukul 09.10 WIB
7
Pardomuan Nauli, Gereja Methodis dan di Desa Pantoan Maju yaitu Gereja Khatolik dan HKI
Batu 4.26
Adapun tingkat keamanan masyarakat di Desa terbilang sangat aman 27 sebab berdasarkan
data, tidak tercatat satu pun konflik, baik konflik antar kelompok masyarakat, kelompok
masyarakat dengan aparat keamanan, kelompok masyarakat dengan aparat pemerintah, kejadian
konflik antar pelajar/ mahasiswa/ pemuda, konflik antarsuku, konflik antaragama dan konflik
lainnya. Sedangkan keadaan sosial masyarakat Desa Dolok Marlawan terbilang baik sebab,
Kepala Desa berusaha memupuk kebersamaan warga melalui beberapa kegiatan, antara lain :
pertama, menghimbau warga untuk melaksanakan gotong royong (6 kali / tahun); kedua,
menyediakan ruang publik terbuka bagi warga tanpa perlu membayar; ketiga dibentuknya
kelompok Karang Taruna, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Perkumpulan Agama,
Panti Asuhan, Kelompok Arisan, Kelompok Tani, Kelompok Ternak, dan Kelompok Pengrajin;
keempat warga Desa mengikuti musyawarah Desa (12 kali/ tahun) dan Kelompok perempuan
mengikuti musyawarah Desa.28 Di samping itu, Kepala Desa mengarahkan wara untuk
melaksanakan pembibitan dan penanaman padi supaya serentak, mendorong semangat Gereja
untuk melaksanakan kegiatan Paskah dan Natal bersama.29
III.1.2. Realita Keadaan Sosial Warga HKBP Immanuel Batu 4 dengan Denominasi Lain
HKBP Immanuel Batu 4 merupakan satu-satunya gereja pagaran dari HKBP Ressort
Satia yang berada di Jln. Asahan KM. IV Pematangsiantar. Gereja ini terletak di dusun Huta
Opat (masuk ke dalam), tepatnya +- 50 Meter dari Jalan lintas Asahan, serta jarak antara gereja
ini ke ressort +- 3 Km. Adapun Gereja bertetangga dengan penduduk mayoritas (bahkan hampir
semua) adalah orang Kristen Batak. Namun, perlu diketahui bahwa jemaat dari gereja ini tidak
banyak berkumpul di satu titik pada lokasi permukiman tersebut, tetapi jemaat bertempat tinggal
di berbeda-beda tempat yang terdiri dari 4 lingkungan / sektor, antara lain : Lingkungan I : St.
M. br. Manurung sebagai penatua lingkungan. Jemaat lingkungan I berada di Desa Dolok
Marlawan, tepat di Huta Sada; Lingkungan II : St. R. br. Manurung sebagai penatua
26
Bapak Turnip (Sekretaris Desa), percakapan di Kantor Kepala Desa pada 16 September 2021
pukul 09.10 WIB
27
Janer Simarmata (Kepala Desa), percakapan di Kantor Kepala Desa pada 16 September 2021
pukul 09.30-13.00 WIB
28
Berita Acara Penetapan Status Desa, 2021
29
Janer Simarmata (Kepala Desa Dolok Marlawan), percakapan di Kantor Kepala Desa pada 16
September 2021 pukul 09.30-13.00 WIB
8
lingkungan. Jemaat lingkungan II berada sekitar Jalan Asahan di Desa Dolok Marlawan, Desa
Sejahtera, dan Desa Pantoan Maju, dan sepanjang jalan Huta Opat; Lingkungan III : St. R.
br. Lumbantobing sebagai penatua lingkungan. Jemaat lingkungan III berada di sekitar Desa
Dolok Marlawan, tepat di Huta Opat, Gg. Mulia Tani; Lingkungan IV : St. Gultom sebagai
penatua lingkungan. Jemaat lingkungan IV berada di sekitar Rambung Merah, Porsea, Bondar
(Huta Onom), Huta Pitu dan bahkan ada di Kota Pematangsiantar.
Warga Gereja HKBP Immanuel Batu 4 sebagian besar merupakan Warga Desa Dolok
Marlawan yang berada di Huta Sada, Huta Opat, Huta Onom dan Huta Pitu. Seluruh warga
gereja bertetangga dengan Gereja dari denominasi lain seperti warga Gereja Methodis, Khatolik,
GKPI bahkan HKI (yang berada di Desa Pantoan Maju). Walaupun demikian, mereka semua
hidup dengan aman, sebab berbeda denominasi tidak menjadi penghalan bagi mereka untuk
berinteraksi sosial.30 Di samping itu, seperti yang dikatakan oleh Kepala Desa demikian juga
Pimpinan Gereja sebagai Majelis Perbendaharaan31 mengatakan bahwa dilaksanakan berbagai
kegiatan demi memupuk persaudaraan dan kesatuan setiap warga, antara lain :
1. Paskah Parsahutaon (satu kompleks) ; adapun perayaan Paskah dilaksanakan satu kali
setahun. Semua warga yang berada pada satu kompleks mengikuti perayaan dengan
beribadah dan melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Adapun peribadahan dipimpin oleh
Pendeta yang diundang dari luar daerah secara bergantian, baik Pendeta dari HKBP, HKI,
Methodis, dsb,. 32
2. Natal satu Desa : demikian juga dengan perayaan Natal yang dilaksanakan satu Desa Dolok
Marlawan dalam satu kali setahun. Peribadahan dipimpin oleh Pendeta yang diundang dari
luar daerah secara bergantian, baik Pendeta dari HKBP, HKI, Methodis, dsb,.
3. Ibadah Minggu Umum : Adapun beberapa warga Gereja HKBP Immanuel Batu 4 kadangkala
melaksanakan Ibadah Minggu di Gereja denominasi lain ketika mereka terlambat menuju
Gereja HKBP Immanuel Batu 4.33 Demikian dengan Sekolah Minggu, ada 3 orang anak
30
D. Hutagaol (Majelis Perbendaharaan / Parartaon HKBP Immanuel Batu 4), percakapan di
rumah dinas Gereja pada 20 September 2021 pukul 16.00-17.09 WIB
31
Majelis Perbendaharaan merupakan beberapa orang pelayan tahbisa membantu Pimpinan
Jemaat untuk mengelola harta dan administrasi Jemaat (Aturan dohot Paraturan HKBP, 2015;
35).
32
Grace Sitinjak, dkk., (Remaja HKBP Immanuel Batu 4), percakapan di Gereja pada 24
September pukul 13.20-17.00 WIB
33
Bintang Tampubolon (warga gereja HKBP Immanuel Batu 4), percakapan melalui WhatsApps
pada 05 September 2021 pukul 20.00 WIB
9
Sekolah Minggu (Warga Jemaat GKPI) yang melaksanakan Ibadah di Gereja HKBP
immanuel Batu 4 setiap hari Minggu. Walaupun demikian, Guru Sekolah Minggu tetap
menerima dan menyeberangkan mereka tanpa membedakan denominasi apabila pulang dari
Sekolah Minggu.
4. Kehidupan sehari-hari : beberapa anggota gereja mengakui bahwa tidak ada alasan maupun
batasan untuk melaksanakan empati terhadap tetangga mereka walaupun berasal dari gereja
yang berbeda. Terbukti dalam beberapa kesempatan, seorang Ibu warga HKBP Immanuel
Batu 4 memberikan bantuan kepada anak-anak yang kurang diberi perhatian (Khatolik)
dengan memberikan mereka uang, makanan bahkan menyuruh mereka untuk mandi apabila
terlihat kotor.34 Kemudian, apabila ada keluarga yang berdukacita maka semua warga di Desa
akan turut serta menghibur baik melalui kunjungan melaksanakan ibadah, berdoa, bernyanyi,
mengucapkan rasa empati serta mendengarkan Firman Tuhan.
5. Perayaan Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia : setiap tahun, seluruh warga yang berada
di Gg. Mulia Tani dan berbagai komplek lainnya melaksanakan pesta Hari Ulang Tahun
(HUT) Republik Indonesia (RI). Setiap warga memeriahkan acara dengan melaksanakan
upacara, bernyanyi, melaksanakan permainan, dan pertandingan.35
menentang dan menolak ajaran tentang kesatuan yang tidak berdasarkan Yesus Kristus.”39
Gerakan-gerakan Oikumenis juga turut serta mendorong kesatuan Gereja, seperti Dewan
Gereja-gereja se-Dunia, Dewan ini adalah suatu persekutuan gereja-gereja yang menerima Tuhan
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Gerakan oikumenis berusaha mencari
persekutuan dengan mereka yang terpisah-pisah oleh batas-batas gerejawi, tetapi yang tetap
merupakan bagian dari persekutuan satu tubuh Kristus. Untuk itu, DGD ialah sekedar alat untuk
memungkinkan dan menggiatkan saling keterhubungan di antara gereja-gereja, di hadapan dunia
gereja-gereja diharapkan akan memberi perhatian pada kesaksian bersama mengenai Tuhan yang
sama.
Dengan demikian keesaan Gereja adalah baik dan merupakan kehendak Allah maupun
anugerah-Nya bagi Gereja-Nya40. Sebab Gereja itu esa yang berpusat pada Kristus, selagi apabila
1559.
38
Sularso Sopater, Kontekstualisasi Pemikiran Dogmatika di Indonesia : Buku Penghormatan 70
Tahun Prof. DR. Sularso Sopater , (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2004), 298-309
39
Kantor Pusat HKBP, Panindangion Haporseaon Pengakuan Iman HKBP The Confession of
Faith of The HKBP Konfessi Tahun 1951 dan Tahun 1996, (Cet.ul. Pematangsiantar : Unit
Usaha Percetakan HKBP, 2013), 135-136
40
Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen : dari Abad Pertama sampai dengan Masa
Kini, terj. A.A. Yewangoe (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1999), 310-314
11
di setiap tempat terdapat orang-orang yang dibaptiskan ke dalam Yesus Kristus dan mengakui
Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat dibawa oleh Roh Kudus ke dalam satu persekutuan yang
terpanggil penuh.
12
sebagai orang kudus. Orang yang dipenuhi Roh akan selalu rendah hati dan hidup untuk
meninggikan Kristus sama seperti Roh Kudus (Yohanes 16:12-14).41
Konfessi HKBP juga merumuskan kepercayaan dan kesaksian tentang Gereja pada
Konfessie 1996 pasal 7 mencatat pengakuan iman HKBP mengenai Gereja pada bagian C
dengan mempercayai dan menyaksikan bahwa :
“Gereja itu adalah Am. Gereja yang Am, yaitu persekutuan semua orang kudus, yaitu mereka yang
mendapat bagian dalam Yesus Kristus, yang berasal dari setiap daerah atau bangsa, marga, kaum, yang
kaya, yang miskin, laki-laki atau perempuan dan dari segala bahasa (Wahyu 7 : 9; Gal. 3 : 28; 1 Kor. 11 : 7-
12), dan yang mendapat bagian akan pemberian-Nya, yaitu : Kabar baik, Roh Kudus, Iman, Kasih dan
Pengharapan. Dengan ajaran ini, kita menekankan Gereja tidaklah berlainan walaupun status sosial dan
yang kebangsaan warganya berbeda-beda. Kita menolak pemahaman yang menganggap Gereja itu sebagai
Gereja kebangsaan dan yang berpendapat bahwa tidak ada hubungan Gereja yang satu dengan Gereja yang
42
lainnya.”
Seperti yang dicatat Donald tentang metafora pengkotakan di dunia dengan papan catur.
Tetapi juga menegaskan bahwa Yesus menunjukkan cara-cara yang kreatif untuk menembus
kotak-kotak, melintasi garis-garis pemisah, menyeberangi perbatasan dan menghadapi orang
sebagaimana mereka apa adanya. Berjalan menerobos rintangan-rintangan yang dipasang di
antara kelompok-kelompok yang saling berbeda bahkan bermusuhan. Melintasi papan catur
sosial. Yesus tidak mengindahkan norma-norma sosial yang menetapkan pada siapa, kapan dan
di mana interaksi sosial boleh terjadi. Yesus mengabaikan kotak-kotak sosial saat orang-orang
Herodian dan Farisi mencoba menjebak Yesus dalam masalah pajak, mereka mendahului
pertanyaan yang sulit dengan pujian, “Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau
telah mengajarkan jalan Allah dengan segala kejujuran” (Mrk. 12:14). 43
Jadi jelas bahwa Gereja
sebagai tubuh Kristus adalah satu, walau berbeda secara organisasi, tidak lah boleh menghalangi
rasa kasih terhadap sesama.
III.3. Perayaan Keragaman Denominasi
III.3.1. Perayaan Perjamuan Menuju Pelayanan Sosial
41
Norman R. Gulley, Systematic Theology : The Church and the Last Things, (Michigan :
Andrews University Press, 2016), 98
42
Kantor Pusat HKBP, Panindangion Haporseaon Pengakuan Iman HKBP The Confession of
Faith of The HKBP Konfessi Tahun 1951 dan Tahun 1996, (Cet.ul. Pematangsiantar : Unit
Usaha Percetakan HKBP, 2013), 134-136
43
Donald B. Kraybill, Kerajaan yang Sungsang, terj. S.L. Tobing-Kartohadiprojo dab Stephen
Suleeman, Cet.4 (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2005), 197
13
Perayaan Keragaman Denominasi didasarkan pada Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus
merupakan peringatan kematian dan kebangkitan Kristus, tetapi penulis juga mengangkat bahwa
Perjamuan Kudus ini berarti persekutuan dengan Kristus dan dengan umat-Nya. Ketika makan
dan minum Perjamuan tersebut, orang percaya sekaligus diingatkan adanya penguatan (kembali)
persekutuan dengan sesama dan dengan Allah. Konfessi HKBP merumuskan kepercayaan dan
kesaksian tentang Perjamuan Kudus dengan dasar Mat. 26 : 20; Mrk. 14 : 17-26; Luk. 22 : 14-20;
1 Kor. 11 : 17-34 yaitu memakan roti sebagai saluran Tubuh Tuhan Yesus Kristus dan meminum
anggur sebagai saluran darah Yesus Kristus supaya menerima keampunan dosa, kehidupan dan
kebahagiaan. Perjamuan Kudus juga dipahami sebagai pesta sukacita bagi orang yang ikut,
karena itu adalah pendahuluan dari persekutuan yang kekal serta tanda syukur mengingat
penebusan Tuhan Yesus Kristus, dan jalan menerima kasih karunia-Nya.44
Perayaan Perjamuan Kudus menjadi salah satu titik berangkat warga gereja untuk
merayakan suatu pelayanan sosial terhadap sesama. Seperti pada teks Lukas 4 : 18-19 yang
dikutip dari Yesaya 61 : 1-2 menggambarkan bagaimana pelayanan Yesus di dunia ini melalui
pewartaan kabar baik bagi orang miskin, memberikan pembebasan bagi orang yang tertawan,
memberikan penglihatan bagi yang buta, memberikan pembebasan bagi orang yang tertindas,
dan mewartakan tahun rahmat Tuhan. Melalui kehidupan internal ibadah Perjamuan Kudus,
pengucapan syukur, menuturkan doa syafaat, perencanaan bagi misi dan penginjilan, gaya hidup
sehari-hari untuk bersolidaritas dengan orang miskin, melawan kuasa-kuasa penindasan terhadap
manusia, gereja berusaha untuk memenuhi panggilan penginjilan tersebut.45
III.3.2. Spiritualitas Keugaharian : Merayakan Keragaman Denominasi Gereja
Melulu soal kesatuan, namun kali ini kita pandang dari sudut antropologinya, didasarkan
teks Kejadian 1 : 27 yaitu yang melaporkan bahwa Allah menciptakan manusia seturut dan
segambar dengan rupa-Nya (Imago Dei). Pada teks Kejadian 1 :1-2:3 Allah menciptakan seluruh
mahkluk dengan teratur, setiap mahkluk ciptaan-Nya dijamin baik, utuh dan sesuai dengan
tujuan-Nya. Adapun manusia adalah paling istimewa di antara semua mahluk, sebab dibentuk
dengan “gambar dan rupa” Allah; diberikan mandat untuk dapat “memerintah dan menaklukkan”
bumi seperti Tuhan. Namun, sederhananya manusia adalah wakil Tuhan di dunia ini sebab
44
Kantor Pusat HKBP, Panindangion Haporseaon Pengakuan Iman HKBP The Confession of
Faith of The HKBP Konfessi Tahun 1951 dan Tahun 1996, (Cet.ul. Pematangsiantar : Unit
Usaha Percetakan HKBP, 2013), 138
45
Band. Terj. Joas Adiprasetya, Gereja : Menuju Sebuah Visi Bersama oleh Persekutuan Gereja-
gereja Indonesia (PGI), (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2019),4
14
manusia memiliki kapasitas untuk membuat keputusan yang mempengaruhi bumi dan
penghuninya secara positif atau negatif.46 Demikian pada teks 1 Korintus 11 : 7 dapat dilihat
sebagai pernyataan bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama adalah gambaran Allah. Menurut
Paulus, proses keselamatan ialah suatu proses penyesuaian pada gambaran terhadap Kristus. 47
Kemudian, dalam teks Galatia 3 : 28 dituliskan bahwa seluruh manusia satu menerima
keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus. Setiap manusia diikat oleh kasih Kristus, baik perempuan
maupun laki-laki. Berdasarkan kedua teks, pada hakikatnya manusia diciptakan setara dan tiada
pembeda di hadapan Allah dan semua orang percaya juga turut dalam ikatan kasih Kristus.
Demikian dengan berbicara dengan denominasi, Henry dalam bukunya menekankan
bahwa Gereja bukan denominasi karena pemakaian istilah gereja sebagai denominasi tidak ada
dalam Alkitab. Bahkan beberapa denominasi mungkin mengakui bahwa mereka lah gereja yang
benar, tetapi perlu mengingat bahwa Firman Allah tidak merestui perpecahan seperti itu (1 Kor.
1 :11-17). Memang realitanya banyak denominasi, tetapi hanya ada satu gereja sejati yang
sifatnya universal yaitu semua orang yang telah dilahirkan kembali oleh Roh Allah dan telah
dibaptiskan menjadi anggota tubuh Kristus ( 1 Kor. 12 : 13; 1 Ptr. 1:3,22-25).48
Adapun spiritualitas keugaharian memberikan warna tersendiri mengenai arti
kesejahteraan dan kebahagiaan sebab datang dari sikap hidup manusia yang mampu
mengendalikan diri dengan berkata cukup dan memperlakukan sesama seperti diri sendiri dengan
meneladani gaya hidup Yesus yang membuktikan bahwa kesederhanaan memiliki makna yang
mendalam. Dengan demikian, seseorang akan lebih bijaksana ketika hidup berdampingan dalam
persekutuan walaupun berada di tengah banyak organisasi Gereja yang berbeda.
Dalam persekutuan dengan sesama, manusia diingatkan bahwa relasi-relasi antar-
manusia semestinya merupakan relasi perdamaian dan tidak ada perseteruan di antara sesama
anggota persekutuan. Tetapi dasar dari persekutuan itu terletak pada Allah, atau lebih tepat pada
Kematian dan Kebangkitan Kristus yang adalah inkarnasi Allah. Itu berarti bahwa perayaan
Perjamuan Kudus tidak hanya mengandung ritus di dalamnya, tetapi sekaligus juga memiliki
dampak sosial. Dapatkah efek sosial yang diperoleh dari perayaan Perjamuan Kudus itu
diperluas hingga ke luar yaitu ke luar HKBP, masyarakat sekitarnya yaitu yang berasal dari
46
Paul R. House, Old Testament Theology, (USA : InterVarsity Press, 1998), 59
47
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1 : Allah, Manusia, Kristus, (Jakarta : BPK Gunung
Mulia, 2015), 188-189
48
Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, terj. Gandum Mas (Malang : Gandum Mas, 2008),
475-476
15
denominasi yang berbeda sehingga dapat dikatakan sebagai perayaan keragaman denominasi?
Bahkan mungkin juga dapat menyalurkan efek sosial kepada bangsa Indonesia. Mestinya dapat.
Tentu tidak dimaksudkan bahwa siapa saja boleh mengikuti Perjamuan Kudus yang
diselenggarakan oleh Gereja sebab mereka juga tidak rela melakukannya, tetapi untuk orang
yang berasal dari beragam denominasi tentu sudah mengikuti Perjamuan Kudus juga walau
melalui organisasi yang berbeda. Sehingga, dampak relasi-relasi sosial yang dipulihkan melalui
perayaan Perjamuan itu mestinya tercermin juga di dalam perilaku orang-orang Kristen yang
merupakan agen-agen perdamaian di dalam masyarakatnya masing-masing. Adapun dampak
praktisnya adalah bahwa orang-orang Kristen akan selalu menjadi pelopor bagi suatu proses
pemulihan manusia baik antar-denominasi bahkan masyarakat yang selama ini dilanda oleh
berbagai masalah.
IV. Kesimpulan
a. Gereja HKBP Immanuel Batu 4 dan Denominasi lain sebagai Tubuh Kristus
Gereja HKBP Immanuel Batu 4 dan Gereja-gereja lain yang ada di Dolok Marlawana
baik GKPI, BNKP, Khatolik, Gereja Tuhan, GKII, dan gereja lain merupakan Gereja yang
memberitakan Firman Tuhan dan melayankan Sakramen. Walau mungkin terdapat perbedaan
pada tata Ibadah, ajaran, tetapi semua Gereja ialah berpusat pada Kristus sebagai kepala Gereja-
Nya. Sehingga, semua Gereja tersebut ialah satu yaitu di dalam Kristus.
b. Warga Merayakan Keragaman Denominasi
Melalui kesadaran atas Gereja universal yaitu Kristus sebagai Pusat dan Gereja sebagai
tubuh Kristus. Maka, tidak ada ghetto / kotak penghalang untuk tetap melaksanakan perayaan
baik di ranah bertetangga, satu Gang, satu dusun, satu Desa, satu bangsa. Setiap warga Gereja
menjungjung persatuannya melalui kegiatan-kegiatan sosial yang dapat dilaksanakan. Walau di
tengah keragaman denominasi yang melingkupi warga jemaat HKBP Immanuel Batu 4, setiap
masyarakat yang tinggal di Dolok Marlawan tidak pernah melaksanakan keributan, maupun
perselisihan namun selalu menjunjung tinggi asas kehidupan keberagaman denominasi yang
sehat. Maka gereja turut untuk merayakannya melalui aksi solidaritas yang nyata. Itulah
perayaan kehidupan keragaman denominasi yang utuh, yang berarti merujuk kembali kepada
keahendak Yesus Kristus. Dengan semangat spiritualitas keugaharian, Gereja tidak sekadar
memberi contoh kepada denominasi lain, tetapi hendaknya disusul dengan langkah-langkah
berikutnya yaitu kepada penganut agama yang berbeda.
Adapun Spiritualitas keugaharian mengarahkan setiap warga gereja untuk mulai
mencukupkan diri dengan bijak memaknai setiap berkat. Tidak berhenti pada gaya hidup yang
17
sederhana, namun juga merupakan panggilan untuk solider dengan mereka yang termarginalkan,
terpinggirkan, terisoler karena berbagai persoalan hidup. Sebab puncak etis kebahagiaan adalah
memberi. Karena manusia diciptakan, diselamatkan dan dipanggil untuk melayani dan
memuliakan Allah Sang Pemberi melalui tindakan-tindakan sosial yang benar kepada seluruh
manusia tanpa pandang bulu.
Kepustakaan
Buku :
Adiprasetya, Joas. 2019. Gereja : Menuju Sebuah Visi Bersama oleh Persekutuan Gereja-gereja
Indonesia (PGI). Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Atkinson David J., & Field, David F., 1995. New Dictionary of Christian Ethics & Pastoral
Theology. England : Inter-Varsity Press.
Brownlee, Malcom. 2009. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-Faktor di dalamnya,. Jakarta
18
: BPK Gunung Mulia.
Borrong, Robert P. dkk., 2002. Berakar di dalam Dia & Dibangun di atas Dia. Jakarta : BPK
Gunung Mulia.
George, Barry Ensign., 2011. “Denomination an Ecclesiological Category : Sketching an
Assessment”, dalam Paul M. Collins dan Barry Ensign-George, Denomination :
Essessing an Ecclesiological Category. New York : T&T Clark International.
Gulley, Norman R. 2016. Systematic Theology : The Church and the Last Things. Michigan :
Andrews University Press.
Guthrie, Donald. 2015. Teologi Perjanjian Baru 1 : Allah, Manusia, Kristus. Jakarta : BPK
Gunung Mulia.
Guthrie, Donald. 2015. Teologi Perjanjian Baru 2 : Misi Kristus, Roh Kudus, Kehidupan
Kristen. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
House, Paul R. 1998. Old Testament Theolog. USA : InterVarsity Press.
Huria Kristen Batak Protestan. 2015. Aturan dohot Paraturan Huria Kristen Batak Protestan.
Pematangsiantar : Unit Usaha Percetakan HKBP.
Kantor Pusat HKBP. 2013. Panindangion Haporseaon Pengakuan Iman HKBP The Confession
of Faith of The HKBP Konfessi Tahun 1951 dan Tahun 1996. Cet.ul.
Pematangsiantar : Unit Usaha Percetakan HKBP.
Lohse, Bernhard. 1999. Pengantar Sejarah Dogma Kristen : dari Abad Pertama sampai dengan
Masa Kini, terj. A.A. Yewangoe. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Singgih, Emanuel Gerrit., 2020. dari Ruang Privat ke Ruang Publik : Sebuah Kumpulan Tulisan
Teologi Kontekstual Emanuel Gerrit Singgih. Depok : Kanisius.
Sitompul, Einar M., 2012. Gereja Menyikapi Perubahan. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Sopater, Sularso. 2004. Kontekstualisasi Pemikiran Dogmatika di Indonesia : Buku
Penghormatan 70 Tahun Prof. DR. Sularso Sopater . Jakarta : BPK Gunung
Mulia.
Thiessen, Henry C., 2008. Teologi Sistematika, terj. Gandum Mas. Malang : Gandum Mas
Williams, Ernest S. 1953. Systematic Theology : Volume Three. USA : Gospel Publishing House.
Yewangoe, Andreas A. 2011. Tidak ada Ghetto : Gereja di dalam Dunia. Jakarta : BPK
Gunung Mulia.
19
-------------------. 2018. Allah Mengizinkan Manusia Mengalami Diri-Nya ; Pengalaman
dengan Allah dalam Konteks Indonesia yang Berpancasila. Jakarta : BPK
Gunung Mulia.
Wawancara :
Berita Acara Penetapan Status Desa Dolok Marlawan, 2021
Bintang Tampubolon. (warga gereja HKBP Immanuel Batu 4), melalui WhatsApps pada 05
September 2021 pukul 20.00 WIB
D. Hutagaol (Majelis Perbendaharaan / Parartaon HKBP Immanuel Batu 4), percakapan di
rumah dinas Gereja pada 20 September 2021 pukul 16.00-17.09 WIB
Grace Sitinjak, dkk., (Remaja HKBP Immanuel Batu 4), di Gereja pada 24 September pukul
13.20-17.00 WIB
Helmi Sianturi. (Ny. D. Hutagaol) di kedai Gg. Mulia Tani pada 16 September 2021 pukul 16.00
– 17.00 WIB
Janer Simarmata (Kepala Desa), di Kantor Kepala Desa pada 16 September 2021 pukul 09.30-
13.00 WIB
Simanjuntak (Ketua Rukun Tetangga/Gamot dusun Huta Opat)
Turnip (Sekretaris Desa), di Kantor Kepala Desa pada 16 September 2021 pukul 09.10 WIB
Internet :
Faichild, Mary., “Perkembangan Denominasi Kristen” (Learn Religions :
https://www.learnreligions.com/christian-denominations-700530, Juni 2019) diakses pada 14
Oktober 2021
Kehidupan Kebangsaan yang Utuh”, https://pgi.or.id/spiritualitas-keugaharian-merayakan-
keragaman-bagi-kehidupan-kebangsaan-yang-utuh/, diakses pada 15 September 2021 pukul
08.00 WIB
Online Etymology Dictionary, “Denominasi”, diakses penulis dari
https://www.etymonline.com/word/denomination pada 14 Oktober 2021
Tangel, Devona. 2019. “Spiritualitas Keugaharian : Gaya Hidup yang Secukupnya – Memberi
Diri Sepenuhnya”, https://www.dodokugmim.com/spiritualitas-keugaharian-gaya-hidup-yang-
secukupnya-memberi-diri sepenuhnya/, diakses pada 27 September 2021; pukul 01.00 WIB
20
Wikipedia. 2021. “Xarmides (dialog)”, https://id.wikipedia.org/wiki/Xarmides_(dialog), diakses
pada 27 September 2021 pukul 00.30 WIB
Yewangoe, Andreas A. 2018. “Spiritualitas Keugaharian : Merayakan Keragaman bagi
21