TEO.19.417
UTS OIKUMENIKA
2. Ada beberapa bagian Alkitab yang ada sangkut pautnya membicarakan mengenai keesaan
gereja. Salah satu di antaranya yaitu terdapat di dalam Yohanes 17:20-26. Bagian ini
menunjukkan perhatian Tuhan Yesus yang khusus untuk semua orang percaya/gereja
yang universal. Perhatian yang dominan dalam bagian ini adalah merupakan suatu
kesatuan dan kemuliaan Ilahi. Tetapi apa yang dimaksud kesatuan di sini? Kesatuan
orang percaya dibandingkan dengan kesatuan antara Bapa dan Anak (ay. 21a). Sifat
kesatuan ini bukan persamaan melainkan merupakan suatu analogi. Tetapi yang jelas
bahwa kesatuan antara orang percaya permulaannya hanya mungkin diperoleh dalam
hubungan Bapa dan Anak. Namun selanjutnya kesatuan yang dimaksud dalam doa Tuhan
Yesus ini dapat ditafsirkan dalam dua cara; yaitu:
1. Keberadaan kesatuan di antara orang percaya dan kesatuan antara Bapa dan Anak ada
dalam kekekalan. Keduanya ini jelas sifat dasar kesatuan antara Bapa dan Anak yang
rohani dapat bersatu menghadapi dunia ini. Ketika orang percaya bersatu dalam iman
mereka ini, maka mereka mempunyai kuasa dan pengaruh dalam menghadapi dunia.
2. Kesatuan yang diutarakan oleh Berkouwer, yaitu yang dimaksud dalam bagian ini
(Yoh. 17:21), bukan 'kesatuan yang mistik' atau kesatuan batiniah yang tidak kelihatan
tetapi kesatuan kebenaran, pengudusan dan kasih sebagai suatu realitas yang nampak,
yang dapat dilihat oleh tiap-tiap orang.
Kedua cara/pandangan di atas mempunyai hubungan satu dengan yang lain. Kesatuan di
antara orang percaya dalam realitas itu akan mungkin karena terlebih dahulu ada kesatuan
kepercayaan dalam Kristus. Sebaliknya kesatuan rohani antara orang percaya perlu suatu
perwujudan supaya dunia boleh melihat dan percaya. Hal keyakinan pada dasarnya
adalah rohani; dan kesatuan di antara orang percaya pada hakekatnya adalah rohani (I
Kor. 1:2,9; 12:12-13), tetapi juga perlu kenyataan/perwujudan dalam kehidupan
(band. Efesus 4:1-6).
Tuhan Yesus dalam doaNya mengungkapkan bahwa kesatuan itu pada dasarnya adalah
rohani, namun hendaknya kesatuan itu ada dalam realitas, dapat dilihat oleh tiap-tiap
orang. Pembahasan lebih lanjut akan menelaah mengenai kesatuan (kesatuan diartikan
sama dengan keesaan, hal ini diterima oleh kebanyakan tokoh gereja hingga saat ini) di
antara orang percaya.
Kesatuan di antara orang percaya hanya dimungkinkan karena kepercayaan kepada
Kristus (Yoh. 17:20). Kesatuan di antara orang percaya berhubungan dan berdasarkan
pada kesatuan Bapa dan Anak. Kesatuan di sini erat hubungannya dengan kebenaran,
kekudusan (ay. 17-19), kemuliaan (ay. 22,24) dan kasih (ay. 23,26), semuanya untuk
dapat dilihat orang (ay. 21,24).
Jikalau kesatuan orang percaya ada dalam kesatuan Bapa dan Anak (ay. 21), maka
kesatuan itu juga adalah dalam melakukan segala pekerjaan yang sesuai dengan Firman
Tuhan, atau melakukan segala pekerjaan seperti Kristus melakukan pekerjaan Allah.
Kesatuan di antara orang percaya/gereja akan terwujud jikalau orang percaya/gereja
melakukan pekerjaan Tuhan sesuai dengan yang difirmankan Tuhan, dengan demikian
barulah dapat membawa orang-orang untuk percaya kepada Kristus dan mengaku Kristus
sungguh diutus Allah, sebagai Juru Selamat (ay. 21,23). Berhubungan dengan kemuliaan,
jika orang-orang percaya menyatakan kemuliaan Kristus, maka ini akan menghasilkan
kesatuan asasi. Pemahaman tentang kesatuan di antara orang percaya/gereja di atas,
hampir sejalan dengan pandangan yang dikemukakan oleh Dr. Harun Hadiwijono yakni
bahwa kesatuan yang dirindukan oleh Kristus dalam doanya itu, adalah terletak dalam
berkata dan berbuat seperti yang difirmankan dan diperbuat oleh Bapa dan Anak:
Perkataan dan perbuatan mereka harus mendemonstrasikan Firman dan karya Kristus dan
Bapa. Di situlah mereka dipersatukan dengan Bapa dan Anak. Jikalau semua itu terjadi,
maka dunia akan percaya bahwa Allah Bapa benar-benar telah mengutus Kristus untuk
menyelamatkan dunia ini. Berdasarkan hal ini, maka tidak benar untuk menafsirkan doa
Tuhan Yesus dalam Yoh. 17:20, 21, sebagai amanat untuk mendirikan satu gereja yang
esa.
5. Analisis oikumene menurut saya adalah suatu paham dimana adanya usaha untuk
menyatukan gereja-gereja di dunia yang banyak sekali menjadi satu kesatuan yang sama.
Menurut saya hal ini mustahil untuk dilakukan karena dasar-dasar yang ada di setiap
gereja pasti berbeda dan tidak mungkin dapat disatukan, baik itu doktrin, ajaran, liturgy
dll akan sangat sulit dan mustahil untuk dibuat sama menjadi satu. Hal yang paling
reallistis menurut saya di oikumene adalah membuat semua gereja memiliki satu
pandangan bahwa semua gereja adalah satu didalam Yesus Kristus dimana walaupun
terdapat banyak aliran dan denominasi namun semua menjadi satu kesatuan didalam
Tuhan, tidak ada yyang benar dan yang salah. Untuk relevansi oikumene di gereja saya
adalah mengganggap semua gereja sama dan bagian dari tubuh kristus serta tergabung
dalam kesatuan gereja-gereja yang ada di Kota Juwana. Bersatu padu saling menghormati
dan bekerjasama membuat Kota Juwana menjadi lading-ladang Kristus yang siap untuk
dituai.