Anda di halaman 1dari 1

Bekal Menjadi Pewarta Firman

Lukas 8 : 1-15

Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang seorang penabur. Lalu siapakah penabur itu? Apa yang
dikerjakannya? Zaman sekarang penabur adalah petani. Dan berbeda dengan jaman sekarang, zaman Tuhan Yesus
penabur adalah pekerjaan yang sederhana. Didalam kitab-kitab perjanjian lama dan buku2 sejarah perjanjian baru dijelaskan
bahwa saat akhir musim panas masuk ke musim hujan maka penabur akan pergi ke ladang untuk menaburkan benihnya.
Saya beri gambaran ladang orang yahudi jaman dahulu: Tidak diolah, Tidak dipupuk, gersang dan berbatu dan
tanaman duri, semak belukar dll.
Proses menyebar benih juga sangat sederhana, benih gandum/barley diletakkan didalam tas yang terbuat dari kulit
hewan. Lalu tas dikalungkan didepan, penabur mengambil benih dan disebarkan disepanjang jalur ladang sehingga tidak tau
apakah benih akan jatuh dimana. Hal ini karena pekerjaan menabur hanya dilakukan sehari saja sehingga harus cepat
selesai dan hanya mengandalkan musim hujan saja untuk menumbuhkan biji.
Didalam perumpamaan tadi Tuhan Yesus mengibaratkan bahwa benih adalah firman Allah. Sehingga penabur benih
adalah orang yang mewartakan firman Allah. Dan mewartakan firman Allah tidak boleh sembarangan, tidak boleh tanpa
persiapan seperti penabur benih orang yahudi. Dan mewartakan firman Allah bukan hanya tugas pendeta dan majelis namun
tugas kita semua sehingga pada malam ini kita akan bersama2 belajar tentang bekal menjadi pewarta firman yang baik, ada
3:
1. Mempunyai persiapan yang matang
Seperti seorang petani yang punya persiapan, pewarta firman harus juga memiliki persiapan terlebih dahulu, dan
bukan hanya soal rajin saja. Apa saja yang harus disiapkan?
Persiapan awal adalah benih, benih yang akan disebar, ditanam harus benih yang baik artinya firman yang harus
diwartakan adalah firman yang baik pula. Lalu apa arti firman yang baik? Firman yang baik adalah firman yang hidup?
Dan firman yang hidup adalah Tuhan Yesus. Kita lihat dari Yohanes 1 : 1 dan Yohanes 1 : 14. Jadi Tuhan Yesus
adalah benih yang baik yang harus disebar. Apa yang kita sebar? Ajaran kasihnya, sikapnya, buah-buah roh dll.
Persiapan selanjutnya adalah wadah benih. Kalau penabur yahudi punya tas kulit hewan yang kuat dan awet untuk
wadah benih. Pewarta firman juga harus punya wadah benih, dan wadah itu adalah diri, hati dan kehidupan pewarta
firman/kita. Benih sudah baik yaitu Tuhan Yesus kalau wadahnya hidupnya masih tidak benar, tingkah lakunya tidak
benar, ya benih akan tercecer kemana mana dan tidak akan diwartakan dengan baik di jemaat.
2. Tidak memilih2 tempat untuk mewartakan firman
Ketika orang kristen diminta mewartakan firman kebanyakn pasti memilih di tempat yang enak, tempat nyaman, zona
nyaman, ke warga gerejanya sendiri, ke orang yang sudah kenal Tuhan, orang kristen lainnya.
Apalagi gereja, banyak gereja yang juga masih ada di zona nyaman yang hanya mewartakan firman di jemaatnya saja
tidak mau keluar. Arti greja adalah EKLESIA: dipanggil untuk keluar tidak hanya berdiam diri didalam saja.
Kita orang beruntung yang setiap hari bisa mendengar firman, setiap minggu ibadah, renungan harian dll, lalu
bagaiman dengan orang2 diluar yang belum mengenal Tuhan? Tugas siapa? Tugas kita sesuai amanat agung, dapat
dimulai di keluarga yang belum mengenal tuhan, ditempat kerja, tetangga dll lewat kehidupan dan tingkah laku kita.
Lalu bagaimana dengan gereja? Gereja ya sama harus mau untuk keluar dari zona nyaman untuk pergi mewartakan
firman. Jangan hanya berkutat didalam terus. Mulai peduli dengan daerah2 konflik, daerah pedalaman dan daerah2
yang belum mengenal Tuhan Yesus.
3. Punya sikap seperti perempuan2 yang melayani Yesus
Di ayat 1-3 dijelaskan banyak perempuan2 yang melayani Yesus. Dan sikap2 mereka dapat menjadi teladan bagi kita
untuk mewartakan firman, yaitu
a. Sikap Cakap : Yohan Bendahara Herodes – harus punya sikap cakap
b. Setia : setelah disembukan dari penyakit, dan roh2 jahat setia mengikut Yesus – setia jangan diawal semangat lalu
lama lama kendor
c. Rela berkorban : hidupnya, keluarganya, waktunya dan hartanya untuk mengikut Yesus. – rela berkorban untuk
pewartaan firman Tuhan
Penutup
Pewarta firman adalah tugas kita semua orang percaya, tidak usah takut dan kawatir : didalam 1 Korintus 3 : 6 dijelaskan:
Sehingga dengan 3 bekal ini ketika saya, bapak ibu dan saudara dan siapapun juga orang percaya dipanggil tuhan untuk
mewartakan Firmannya ya sudah siap. Tuhan ini aku, utuslah aku. Tuhan yesus yang memampukan dan memberkati kita
semua.
Amin.

Anda mungkin juga menyukai