Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN BACAAN

Disusun Oleh:

Nama : Fernando Kelwulan

NIM : 77.3080

Prodi : Theologi

Tkt/Smstr : III/V

MK : Bimbingan Pastoral

Dosen : Dr. Pitonggam Tobing M.Th

Judul : Pastoral Konseling Jilid 1

Penulis : Pdt. Dr. Yakub B Susabda

Jumlah Halaman : 331

Penerbit : Gandum Mas

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI “IKAT”


JAKARTA, 2020
Setelah saya membaca buku yang berjudul Pastoral Konseling Jilid 1, Dapat
saya laporkan sebagai berikut:

BAB I

Konseling merupakan hubungan timbal balik antara seorang hamba


Tuhan sebagai konselor dengan pasiennya atau konseli untuk mencari
jalan keluar dari suatu permasalahan yang dialami oleh konseli. Membuat
konseli mengerti akan apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya sendiri
dan bagaimana dia memposisikan dirinya. Sehingga ia mampu melihat
tujuan hidupnya dalam relasi dan tanggung jawabnya pada Tuhan dan
mencoba mencapai  tujuan itu dengan takaran, kekuatan, dan kemampuan
seperti yang sudah diberikan Tuhan. Berdasarkan defenisi tersebut jelaslah
bahwa pastoral konseling merupakan suatu langkah yang dilakukan oleh
konselor untuk menolong konseli menemukan tujuan hidupnya secara
realistis dan menjadikan Alkitab sebagai standar kebenaran. Sebagai
seorang konselor, konselor hendaknya melakukan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab sehingga tidak merugikan orang lain dalam hal ini
konselinya, mau menerima tugas itu karena bagian tugas ini merupakan
bagian integral pelayanan hamba Tuhan dan melakukan tugas pelayanan
itu  dengan atas dasar kasih Allah.

Jadi Hamba Tuhan tidak boleh melupakan bahwa Pastoral Konseling


adalah bagian dari pelayananNya.

BAB II
Pastoral konseling menjadi penting untuk dipelajari bukan untuk
memperkecil peranan Roh Kudus atau tanggung jawab setiap orang
percaya.  Namun hal ini agar sebagai hamba Tuhan akan mampu
membimbing dan menolong konseli menemukan akar permasalahannya.
Mengenai hal tersebut seorang hamba Tuhan harus belajar konseling,
yaitu suatu pelayanan yang sangat membutuhkan discipline
professionalism yang pada dasarnya tidak sesuai dengan nature
manusiawi. Perlunya hamba Tuhan belajar mengenai pastoral konseling
karena: masih banyak hamba Tuhan yang tidak memahami apa yang
dimaksud dengan pastoral konseling itu sendiri sehingga menyebabkan
etika dalam proses konseling tersebut diabaikan sehingga merugikan
konseli; yang kedua adalah masih banyak hamba Tuhan yang lebih
mengutamakan pelayanan lewat khotbah dan liturgi saja dan tidak mampu
melihat serta menyadari bahwa pastoral konseling merupakan inti
pelayanan hamba Tuhan, dengan mempelajari pastoral konseling seorang
hamba Tuhan akan menyadari pentingnya pelayanan ini dan menyadari
bahwa tanpa pelayanan konseling maka pelayanan lain sebenarnya tidak
bermanfaat banyak; hal yang ketiga adalah harus disadari bahwa ada
pihak-pihak lain yang juga mempelajari pastoral konseling yang tidak
dibimbing secara jelas dan disiplin secara teologi tetapi melalui jalur yang
tidak sehat sehingga nantinya bukan untuk memecahkan masalah
melainkan memberikan hasil yang rusak.

Hamba Tuhan bukan hanya harus memikirkan pelayanannya di Gereja


tiap minggunya tetapi juga harus adanya kunjungan per jemaatNya untuk
mengetahui permasalahan jemaatnya dan menjadi solusi permasalahan
mereka. Dengan demikian kesimpulannya bahwa perlunya untuk belajar
mengenai pastoral konseling agar para hamba Tuhan menyadari akan
tugas utama yang seharusnya mereka lakukan sebagai hamba Tuhan
tanpa melalaikan tanggung jawab yang lain untuk mendukung pelayanan
pastoral konseling tersebut.

BAB III

Konseling pastoral merupakan pelayanan konseling yang unik karena


pelayanan hamba Tuhan dipercayakan oleh Allah sendiri, sikap para
hamba Tuhan yang percaya bahwa pelayanan yang dipercayakan
kepadanya berasal dari Allah justru menjadi keunikan dari pelayanan ini.
Yang menjadi keunikan dari pelayanan pastoral konseling berbeda dengan
yang lain yakni sikap dari hamba Tuhan itu: Pertama, konselor percaya
bahwa pelayanan ini adalah pelayanan yang dipercayakan oleh Allah
sendiri kepadanya sehingga mereka akan melaksanakan tugas pelayanan
itu dengan professional. Namun banyak konselor yang kemudian tidak
percaya akan tugas itu dari Allah sehingga melakukannya dengan gelisah
dan ragu-ragu. Kedua, konselor percaya bahwa mereka tidak bekerja
sendiri tetapi Allah hadir dan campur tangan dalam pelayanan
konselingnya. Ketiga, konselor percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah
yang tertulis, standar kebenaran untuk menilai tingkah laku manusia. Dan
keunikan yang keempat adalah seorang konselor memiliki kemampuan
akan pengetahuan yang lain seperti ilmu jiwa dan metodologi.

Berdasarkan teori di atas saya hendak berpendapat bahwa memang


menjadi konselor itu adalah menjadi percaya dulu yakni percaya akan
tugas itu menjadi tugas dari Allah sendiri, percaya akan Alkitab sebagai
kebenaran dan Roh Kudus yang akan memampukan melaksanakan tugas
tersebut serta memiliki pengetahuan yang lebih luas untuk mampu
melakukan tugas pelayanan pastoral konseling dengan bijak. Dengan
demikian kesimpulannya bahwa pelayanan konseling akan menjadi unik
dilihat dari bagaimana sikap seorang konselor dan pengetahuannya.

BAB VI

Konseling menuntut suatu disiplin yang berbeda dari mata kuliah


teologi praktika pada umumnya. Sumbangan Psikologi dalam Pastoral
Konseling. Ketika hendak melakukan pelayana konseling sumbangan-
sumbangan dari ilmu pengetahuan psikologi sangat membantu karena:
konseli dapat mengambil sikap dalam melaksanakan proses konseling
karena memiliki pengetahuan dasar mengenai gejala-gejala kejiwaan yang
melatarbelakangi tingkah laku manusia yang normal; memiliki pengetahuan
tentang gejala-gejala kejiwaan yang khusus yang biasanya dikategorikan
“abnormalitas”; serta tekhnik-tekhnik pendekatan konseling yang dapat
dipakai untuk mengembangkan tekhnik pendekatan pastoral konseling.

Berdasarkan hal tersebut di atas saya ingin memberikan pendapat


bahwa dalam melaksanakan proses konseling salah satu hal yang utama
untuk menyukseskan proses itu adalah ketika seorang konselor memiliki
pengetahuan mengenai ilmu jiwa. Beberapa hal yang membuat penulis
yakin dengan hal itu karena ketika seorang konselor tidak memiliki
pengetahuan akan ilmu jiwa, konselor pasti tidak akan mampu mengambil
keputusan yang bijak karena tidak mengatahui secara pasti kondisi dan
jiwa konselinya. Dengan demikian kesimpulannya bahwa sumbangan-
sumbangan psikologi dalam konseling memberikan manfaat yang sangat
berpengaruh dalam proses konseling.

BAB V

Para hamba Tuhan sangat perlu untuk berlatih menjadi seorang


konselor pastoral yang profesional, selama ini pengajaran mengenai
konseling masih sering di anak tirikan dan pengajar masih sangat kurang.

Berdasarkan hal tersebut saya setuju dengan pendapat penulis bahwa


jika hanya sebatas teori tetapi tidak disertai dengan latihan-latihan maka
teori itu akan lama-lama hilang dan tidak bermanfaat.  Sehingga
kesimpulannya teori dikembangkan melalui latihan sehingga menjadi
terampil, tanpa latihan teori akan sia-sia.

Dari hasil membaca di atas, buku Pastoral Konseling jilid 1 ini


memberikan manfaat yang besar bagi konselor untuk menolong para
konselor mengetahui dan memahami bahwa pelayanan pastoral konseling
bukan sebuah pelayanan yang nomor dua tetapi merupakan inti dari
pelayanan sebagai hamba Tuhan. Dengan demikian memenuhi tujuan
penulisan buku ini yakni menjernihkan pikiran para konselor, pengertian
tentang pelayanan konselor dan keunikannya.

  KESIMPULAN

Pelayanan pastoral konseling merupakan inti dari pelayanan sebagai


seorang hamba Tuhan dan pelayanan ini merupakan pelayanan yang
diberikan langsung oleh Tuhan kepada umat-Nya untuk menggembalakan
domba-domba-Nya yang tengah dalam kesesatan. Sehingga seorang
konselor harus menjadi teladan dan sikap dan tindakannya serta memiliki
pengetahuan yang luas.

Menurut saya bahwa buku ini menjadi buku yang sangat bermanfaat
dan seharusnya dibaca oleh seluruh pendeta-pendeta yang sekarang
untuk lebih mendalami dan memahami makna dari pelayanan pastoral
konseling ini. Karena di lapangan sekarang ini pendeta-pendeta terlalu
dipenuhi dengan kesibukan yang sifatnya hanya pelayanan khotbah dan
liturgi tidak lagi memperhatikan tugasnya yang sesungguhnya sehingga
anggota-anggota menjadi semakin terpuruk di dalam masalahnya dan
menjadi tidak mengandalkan Tuhan lagi karena merasa tidak diperhatikan.
Seharusnya konselor mampu untuk mengerjakan tanggung jawab yang
telah diberikan oleh Tuhan sendiri kepadanya. Kelebihan dari buku ini
adalah penulis dengan berani dan blak-blakan mengutarakan apa yang
memang seharusnya terjadi dan seharusnya dilakukan oleh para konselor,
bentuk penyajian sangat bagus karena dilengkapi dengan latihan-latihan
praktis.

Anda mungkin juga menyukai