Anda di halaman 1dari 68

HERMENEUTIK

PROSES PENAFSIRAN

1. OBSERVE  Penelitian
2. INTERPRET  Penafsiran
3. SUMMARIZE  Meringkaskan
4. EVALUATE  Mengevaluasi
5. APPLY  Aplikasi, Penerapan
6. ACTUALIZE  Mewujudkan,
 Melaksanakan dalam
hidup
Berikut ini dimulai dengan Mengikuti langkah pertama 

1. OBSERVE  Penelitian

1A. SPECIFIC THINGS TO OBSERVE


( Hal-hal penting diperhatikan dalam observasi )

1B. Key Words  Kata kunci  Suatu kata atau kalimat yang
menguasai seluruh bagian yang dibaca dalam
suatu kitab.

2B. Advice  Nasehat  hendaklah ,


Admonitions Teguran-teguran  Bertobatlah
Warnings  Peringatan- peringatan  Jangan
Promises  Janji-janji  Aku akan
3B. Reasons  Sebab, Alasan 
Result for doing things  Hasil dalam melakukan
sesuatu 

4B. Contrasts  Perbedaan atau kontras  Tetapi,


melainkan,

Comparisons  Perbandingan  demikian juga, meskipun,


karena itu, walaupun,

Illustration  Ilustrasi  seperti,

5B. Repetition &  Pengulangan  sekali lagi

Progression of Ideas Perkembangan dari gagasan-


gagasan 
6B. Questions  Pertanyaan-pertanyaan : 
Why ?, When ?, Where ?, Who ?, What ? How ?, 

7B. Important connectives  Kata penyambung 

1. Preposition  Kata depan  diatas, dibawah, didalam,


dekat, ke, oleh, untuk, tentang, dengan, luar, dimuka, dari, dll

2. Conjunction  Kata penghubung / Perangkai /


Sambung  dan, sebab, kalau, maka dari itu,
sebelum, sesudah, walaupun, bahwa, sehingga,
jika, oleh karena itu, dll
8B. Grammatical Construction  Tata bahasa

Verb  Kata Kerja  Berjalan , Tidur, berkata, menangis,


Tertawa, mimpi, memanggil, menyintai, pergi, dll

Nouns  Kata BENDA  Rumah, meja, Kuda, Orang, Guru,


Murid , nasi , dll

Pronouns  Kata ganti  Saya, Engkau, Dia, Mereka, Ia, Nya

Adverb  Kata keterangan / Tambahan 


dengan mudah , Sangat Cantik , kadang-kadang,
selalu, lambat, juga, terlalu, dll

Adjectives  Kata Sifat  Baik, buruk, Rajin, Cantik, Indah,


malas, Pandai, menarik hati, marah, dll
9B. Atmosphere  Suasana  Situasi itu, semua orang takjub,

Emphatic statements  Kalimat pernyataan yang


berkaitan dengan perasaan 
masygullah hati-Nya (Yoh 11:33) Menghiburnya (Yoh 11:31)

10B. Literary form  Bentuk / Cara penulisan 

11B. General Structure  Kalimat pernyataan secara


umum 
2A. CONTOH OBSERVASI  PENELITIAN

1B. Cara pertama :


Wajib membaca kitab yang ingin ditafsirkan.

2B. Buat salinan per ayat (Copy)


Kemudian
Lakukan pemenggalan kalimat sebagaimana
aturan pemenggalan dalam bahasa Indonesia.
1. Roma 1:16-17
16 Sebab,
aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil,
karena
Injil adalah kekuatan Allah
yang menyelamatkan setiap orang
yang percaya,
pertama-tama orang Yahudi,
tetapi
juga orang Yunani.
17 Sebab
di dalamnya nyata kebenaran Allah,
yang bertolak dari iman
dan
memimpin kepada iman,
seperti ada tertulis:
"Orang benar akan hidup oleh iman."
2. Wahyu 1:1-3

1. Inilah wahyu Yesus Kristus,


yang dikaruniakan Allah kepada-Nya,
supaya
ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya
apa yang harus segera terjadi.
Dan
oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya,
Ia telah menyatakan kepada hamba-Nya
Yohanes.
2. Yohanes telah bersaksi
tentang firman Allah
dan
tentang kesaksian yang diberikan
oleh Yesus Kristus,
yaitu
segala suatu yang telah dilihat nya.
3. Berbahagialah ia yang membacakan
dan
mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini
dan
menuruti apa yang tertulis di dalamnya,
sebab
waktunya sudah dekat.

APA YANG SAYA LIHAT DISINI ?

4A. Pertanyaan Penting !

1B. APA YANG DIBICARAKAN OLEH PENULIS ?


2B. HAL-HAL APA YANG HARUS DIPERHATIKAN !
Catatan :

Adakah hal-hal penting dalam teks sebagaimana ke


sebelas point diatas ?
Jika ada ! Berilah tanda tertentu (seperti contoh diatas)

Tujuannya 

untuk memudahkan melihat isi atau hal-hal yang di


sampaikan penulis kepada pembacanya.

Selanjutnya, dilakukan Penafsiran terhadap apa yang


sudah diobservasi dengan mengikuti langkah-langkah
dibawah ini :


Menafsirkan ALKITAB BERARTI :

Menafsir per : 1. kata


2. Kalimat
3. Ayat
4. paragraf
5. Pasal
6. Pasal-pasal
7. Kitab
8. Seluruh Alkitab
2. PROSESS OF INTERPRETATION
Proses Dalam penafsiran

1A. Ada 8 (Delapan) Proses Penafsiran:


1B. Pray and Meditate  Berdoa

2B. Discern  Melihat / Menemukan

3B. Difine  Memberi definisi


4B. Compare  Membandingkan

5B. Investigate  Menyelidiki /meneliti

6B. Consult  Memeriksa /Menanyakan

7B. Wrestle  Bergumul

8B. Summarize  Meringkaskan


2A. LANGKAH PENAFSIRAN ( METODE INDUKTIF )

1B. Pendahuluan

1C. Tugas penafsiran

1D. Mengulang tentang langkah-langkah dalam


metode induktif

1E. Langkah Pertama – Pengamatan


“Apa yang saya lihat disini ?”

2E. Langkah kedua – Penafsiran


“Apakah maksud pengarang untuk
tulisannya ?”
2D. Usaha kita dalam langkah penafsiran ialah men
coba mengupas arti yang dimaksudkan oleh si
pengarang melalui kalimat-kalimat yang ditulis
kannya.

1E. Tujuan utama dalam penafsiran ialah menemui


pengertian si penulis

2E. Jadi kalau kita membuat penafsiran, kita harus


selalu bertanya :

“Apakah arti nats ini bagi si pengarang ?”

Dan bukan, “apakah arti yang saya tangkap ?”

3E. Lihat 2 Petrus 1:20-21


2C. Kepentingan penafsiran

1D. Dalam pelayanan penginjilan (Gal 1:6-10)


2D. Dalam pelayanan pembinaan (Yak 3:1)

3C. Orang-orang injili menafsirkan Alkitab berdasarkan


beberapa keyakinan
1D. Keyakinan pertama :
Alkitab adalah firman Allah tanpa salah dalam
bahasa aslinya
2D. Keyakinan kedua :
Arti Alkitab dapat dimengerti dalam terjemahan-
terjemahan
3D. Keyakinan ketiga :
Alkitab merupakan satu kesatuan
3D. Keyakinan ketiga : Alkitab merupakan satu kesatuan

1E. Tidak ada pertentangan antara Perjanjian Lama


dan Perjanjian Baru
1F. PL adalah persiapan untuk PB, Luk 24:44-47

2F. PB adalah pengenapan dari PL, Mat 5:17-19

2E. Tetapi antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru


ada peningkatan dalam penyataan (Yoh 1:17)

4D. Keyakinan keempat :


Alkitab adalah penafsir yang terbaik untuk Alkitab
sendiri
5D. Keyakinan kelima :
Pada umumya bahasa yang dipakai dalam Alkitab
adalah bahasa biasa sehingga dapat dimengerti
dengan makna yang biasa.
6D. Keyakinan keenam :
Kalau kita ingin mengerti arti Alkitab, maka kita
harus belajar dengan hati yang terbuka (Yoh 7:17)

7D. Keyakinan ketujuh :


Ajaran dari Roh Kudus mutlak perlu untuk
mengerti Alkitab (Yoh 16:13 , 1 Kor 2:6-16)
4C. Alat-alat yang dipakai untuk penafsiran.

1D. Alkitab
Ini yang pertama dari buku-buku tentang Alkitab

2D. Terjemahan-terjemahan lain


 dalam bhs Indonesia  dalam bhs Inggris
 dalam bhs Yunani  dll

3D. Kamus umum dalam bahasa Indonesia

4D. Konkordansi

5D. Kamus Alkitab

6D. Buku-buku Tafsiran


2B. Langkah-langkah dalam proses penafsiran

1C. Langkah pertama : Berdoa


2C. Langkah kedua : Tentukanlah hal-hal yang perlu
ditafsirkan dan urutannya
1D. Berdasarkan pengamatan, bertanyalah tentang
hal-hal yang kurang jelas artinya.

Gunakan :

1.Who ? - Siapa ?
2. What ? - Apa ?
3. When ? - Kapan ?
4. Where ? - Dimana ? 5W + 1H
5. Why ? - Mengapa ?
6. How ? - Bagaimana ?
1E. Kita harus belajar cara untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tersebut, berdasarkan
fakta-fakta Alkitab yang telah kita temui
dalam langkah pengamatan.
2E. Misalnya :

1F.Apakah arti kata itu ?

2F.Apakah arti kalimat itu ?

3F.Apakah maksud penulis untuk kata itu ?


4F. Apakah maksud penulis untuk kalimat itu ?

5F. Apakah maksud penulis untuk contoh ini ?

6F. Mengapa dia berkata demikian ?

7F. Dll.
2D. Pilihlah hal-hal yang paling penting untuk dijawab
dan ditafsirkan

Dari semua hal yang kurang jelas dan yang perlu


ditafsirkan, bertanyalah demikian :

“Apakah yang paling penting untuk mengerti arti


nats ini dan maksud si pengarang ?”

3C. Langkah ketiga :

Tafsirkanlah hal-hal / pertanyaan-pertanyaan


yang terpenting dalam urutan kepentingannya.

(yaitu hal yang terpenting dulu kemudian hal


yang kedua pentingnya dan seterusnya)
1D. Untuk menafsirkan hal-hal ini, pakailah prinsip-
prinsip penafsiran

1E. Prinsip-Prinsip Umum


(Selalu dipakai pertama)

2E. Prinsip-Prinsip Khusus


(Untuk bentuk Kesusastraan, Sajak,
Perumpamaan, Nubuatan, dll )

Catatan :
Dipakai kalau perlu, setelah prinsip-prinsip
umum dipakai
1E. Prinsip-Prinsip Umum

1F. PRINSIP PENAFSIRAN UMUM YANG PERTAMA

“Tafsirkanlah berdasarkan konteks serta struktur

INTERPRETASI YANG KONTEKSTUAL

1G. Ini prinsip pertama dan yang terpenting.


Karena itu maka itu harus diperhatikan
sebaik-baiknya.

2G. Definisi :

Konteks adalah bagian-bagian sebelum


dan sesudah nats yang dipelajari
3G. Ada dua macam konteks :

1H. Konteks dekat


2-3 paragraf sebelum atau sesudah nats
yang dipelajari
2H. Konteks Jauh
Seluruh pasal dan ayat dalam kitab yang
pelajari.
4G. Kepentingan konteks
1H. Arti untuk kata-kata tertentu bergantung
pada kalimatnya

2H. Arti untuk kalimat- kalimat tertentu


bergantung pada paragrafnya
1I. Contoh :
1J. 1 Kor 10:23
2J. Mat 12:31-32
3H. Ini hal yang penting !.
Banyak bidat-bidat salah disini.

5G. Apakah konteks selalu penting untuk


penafsiran ?

1H. Tentu ada nats-nats dalam Alkitab dimana


kepentingan konteks sulit untuk dilihat.

2H. Ada 2 petunjuk :

1I. Jangan anggap dengan segera bahwa


tidak ada kaitan antara penafsiran dan
konteks
2I. Jangan paksa kaitan kalau kaitan itu
tidak ada dalam nats
3H. Prinsip :

Harus ada kaitan antara penafsiran dan


konteks yang luas, yaitu antara penafsiran
dan pokok utama bagian

2F. PRINSIP PENAFSIRAN UMUM YANG KEDUA

“Tafsirkanlah berdasarkan arti yang benar untuk


kata-kata”

INTERPRETASI YANG LITERAL


1F. Biasanya dalam Alkitab pengarang-pengarang
memakai kata-kata yang sesuai dengan arti
biasa.

2F. Jadi kita bisa menganggap bahwa kata-kata


dalam Alkitab mempunyai arti yang biasa
kecuali
konteks memaksa kata-kata itu mempunyai arti
yang luar biasa.

3F. Tetapi satu kata dapat mempunyai lebih dari


satu arti.
Karena itu, kita perlu langkah-langkah yang
dapat dipakai untuk menentukan arti yang
benar.
1G. Pertama :
Carilah data dalam kamus dan catatlah
kemungkinan-kemungkinan
Catatan : Kamus dapat memberikan kemungkinan-kemungkinan
tetapi tidak dapat menentukan arti yang cocok untuk nats yang
sedang kita tafsirkan
2G. Kedua :
Pelajarilah kata dalam konteks yang dekat
Catatan : Biasanya konteks dekat akan cukup untuk menolong kita
menentukan arti yang benar untuk kata ini dalam kalimat ini
Contoh :

1H. Arti kata “IMAN” 2H. Artikata“PENGHARAPAN”

1I. Dlm Gal 1:23 1I. KPR 26:6-7


2I. Dlm Rom 14:23 2I. Titus 2:13
3I. Dlm Rom 3:22
3G. Ketiga :

Kalau arti kurang jelas pakailah konkordansi


untuk mempelajari pemakaian kata dalam
konteks yang jauh.
Contoh :
Arti Air dalam Yoh 3:5

1H. Dalam buku yang sama

2H. Dalam buku-buku Alkitab yang lain yang di


tulis oleh pengarang yang sama

3H. Dalam buku-buku Alkitab yang lain dalam


perjanjian yang sama
4H. Dalam buku-buku lain dalam seluruh Alkitab

Berdasarkan pemakaian kata ini dalam konteks


yang jauh, coba menentukan kalau ada arti
yang cocok untuk konteks ini.

4G. Keempat :
Bandingkanlah terjemahan-terjemahan lain

3E. PRINSIP PENAFSIRAN UMUM KETIGA :

“Tafsirkanlah menurut tata bahasa dalam nats yang


dipelajari.

INTERPRETASI YANG GRAMATIKAL


1F. Jikalau arti dari ayat kurang jelas, coba tentukan
kata yang penting untuk mengerti arti itu

2F. Berikan etiket secara tata bahasa kepada kata itu

 Apakah ini kata kerja ?


 Apakah ini Pokok kalimat ?, dll ?

3F. Amatilah hubungan antara kata itu dan kata-kata


lain secara tata bahasa.
4F. Catatlah kemungkinan-kemungkinan penafsiran
berdasarkan tata bahasa

5F. Bandingkanlah terjemahan-terjemahan lain

6F. Kalau ada lebih dari satu kemungkinan secara


tata bahasa maka pakailah prinsip-prinsip lain
untuk menentukan penafsiran mana yang benar
3E. PRINSIP PENAFSIRAN UMUM KEEMPAT :
“Tafsirkanlah berdasarkan latar belakang sejarah,
geografis, dan kebudayaan.”

INTERPRETASI YANG HISTORIS

1F. Pendahuluan
1G. Peristiwa-peristiwa yang tertulis dalam Alkitab
terjadi pada masa yang tertentu dalam sejarah
dan tertulis untuk orang-orang pada masa
yang tertentu

2G. Kita dapat mudah mengerti maksud penulis


kalau kita tahu menafsirkan Alkitab dari
pandangan para pembaca asli.
3G. Jadi, tugas kita adalah “ Coba mengerti arti
dari nats untuk pembaca-pembaca asli”
2F. Pengertian kitab tentang setiap buku Alkitab
bergantung pada latar belakangnya secara
historis

Contoh :

1G. Nabi-nabi Kecil  2 Raja 24

2G. Mazmur  Daud  I & II Sam, I Raja

3G. Surat-surat dlm PB  KPR


3F. Alat-alat yang dapat kita pakai untuk mempelajari
latar belakang

1G. Isi Alkitab

1H. Dalam satu buku hal-hal yang berhubungan


dengan keadaan secara historis dijelaskan

2H. Satu buku menerangkan buku-buku yang lain


secara historis

2G. Referensi-referensi yang tercatat dalam Alkitab

3G. Konkordansi
4G. Peta-peta
5G. Kamus Alkitab

6G. Buku-buku lain seperti Buku-buku tafsiran


4F. Proses untuk mempelajari latar belakang

1G. Tahap pertama : Tahap buku

Paling sedikit setiap kali kita mempelajari kitab-


kitab dalam Alkitab, kita perlu dapat menjawab
4 pertanyaan yang berikut untuk kitab tersebut :

1H. Siapa ?

1I. Siapakah penulis surat ?


2I. Siapakah penerima surat ?

2H. Kapan ?

1I. Kapan surat ditulis ?


2I. Kapan masa yang diceritakan?
3H. Dimana?

1I. Dimanakah tempat surat ditulis ?


2I. Dimana tempat tujuan surat ?

4H. Mengapa ?

1I. Mengapa kitab ditulis ?


2I. Mengapa penulis menulis surat ?

Pengertian yang tepat tentang 4 hal ini akan memberi


kan dasar untuk menafsirkan kitab.
Penafsiran kita harus sesuai dengan latar belakang
buku.

Lihat contoh dari 1 Korintus  


2G. Tahap kedua : Tahap bagian
1H. Dengan pengertian akan latar belakang buku
sebagai dasar kita siap untuk menafsirkan
bagian-bagian tertentu.

2H. Petunjuk-petunjuk :

1I. Catatlah fakta-fakta yang berhubungan


dengan latar belakang nats.

2I. Pikirkanlah hal-hal dalam nats yang kurang


jelas dan bertanyalah bagaimana
pengetahuan tentang latar belakang dapat
menolong kita untuk menafsirkan hal-hal
itu
3I. Berdasarkan pengertian itu, tentukanlah
arti untuk pembaca-pembaca asli.
4I. Caba pikirkan arti yang sejajar untuk kita
sekarang.

Apakah dibelakang arti bagi pembaca-


pembaca asli ada prinsip-prinsip umum
yang selalu berlaku ?
Contoh :

Hakim-hakim 13:3-5 “Orang Nazir”

Kel 20:3-5 & Kol 3:5


Contoh METODE HISTORIS dari 1 Korintus

1A. Kapan ?

1B. Kapan ditulis ?  56 A.D


2B. Antara tahun berapa rentang penulisan ?51–56 AD

2A. Dimana ?

1B. Dimanakah buku 1 Kor ditulis ?  Dikota Efesus


Dalam perjalanan misi Paulus yg ketiga I Kor 16:8
2B. Dimanakah tempat tujuan ? Dikota Korintus
(I Kor 1:12)
1C. Kota Korintus terletak antara Laut Aegean dan
Laut Adriatic
2C. Kota Korintus adalah pelabuhan dan pusat
perdagangan yang kaya

3C. Di Kota Korintus ada stadion olah raga yang


memuat 20.000 orang
4C. Di Kota Korintus diadakan pertandingan olah
raga yang nomor dua sesudah pertandingan
olah raga olimpic
5C. Penduduk disitu orang Yunani, orang Roma,
orang Asia.

6C. Di Korintus ada kuil Aphrodite (dewi cinta


orang-orang Yunani) dengan 1.000 imam
pelacur

7C. Kota Korintus terkenal sebagai kota yang paling


tak bermoral dalam kerajaan Roma
3A. Siapakah ?

1B. Siapakah si penulis ? Rasul Paulus (I Kor 1:1)

2B. Siapakah si alamat ?  Jemaat Allah di Korintus


(I Kor 1:2)

1C. Injil dikabarkan oleh Rasul Paulus dalam


Perjalanan misi yang kedua (51 A.D – 52 A.D)

2C. Melalui Paulus banyak orang Korintus


percaya dan dibaptiskan (Kis 18:9-17

3C. Paulus melayani di Korintus selama satu


setengah tahun (Kis 18:9-17)
4A. Mengapakah ?

2B. Mengapakah 1 Korintus ditulis ?

1C. Karena Rasul Paulus sudah menerima laporan


dari dua sumber bahwa ada perpecahan dan
perselisihan antara orang-orang Kristen di
Korintus ( I Kor 1:11; 16:17)

2C. Karena Rasul Paulus sudah menerima surat dari


jemaat di Korintus yang minta keterangan dari
Rasul Paulus mengenai beberapa pokok
persoalan yang dihadapi orang-orang Kristen
Korintus ( I Kor 7:1, 7:25, 8:1, 12:1, 16:1,12)
2B. Mengapakah Rasul Paulus menulis surat 1 Kor ?

1C. Untuk mempersatukan jemaat di Korintus


sekali lagi (I Kor 1 - 4)

2C. Untuk membereskan persoalan-persoalan yang


sudah timbul di Korintus (I Kor 7 – 15)

3C. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari


jemaat Korintus (I Kor 7 – 15)
3E. PRINSIP PENAFSIRAN UMUM KELIMA

“Tafsirkanlah sesuai dengan tujuan pengarang


untuk kitab dan untuk bagian yang dipelajari

INTERPRETASI YANG SESUAI DENGAN TUJUAN PENULIS

1F. Pendahuluan

1G. Tujuan adalah gol atau sasaran si pengarang


untuk tulisannya
2G. Struktur adalah penyusunan bahan untuk
mencapai gol itu.

3G. Kadang-kadang tujuan kitab jelas karena


dinyatakan (I Yoh 5:13 )
4G. Kadang-kadang struktur kitab jelas untuk dilihat

Tetapi

5G. Kadang-kadang struktur dan tujuan sulit untuk


dimengerti
6G. Jadi, prinsip ini bisa sulit untuk dipakai tetapi
penting !

2F. Contoh-contoh

1G. Pemakaian tujuan kitab untuk menafsirkan


Yohanes 2 :1-11
2G. Pemakaian tujuan bagian untuk menafsirkan
Roma 2:5-10
3G. Pemakaian tujuan pembicara untuk menafsirkan
Matius 18:15-20
3F. Saran-saran pemakaian prinsip ini.

1G. Perhatikanlah kalau tujuan dinyatakan atau


tidak. Kalau tidak maka mungkin akan ada
tanda-tanda.

2G. Pokok-pokok utama atau hal-hal yang diulangi


atau yang ditekankan mungkin dapat menolong
untuk membuka tujuan buku

3G. Carilah pengertian tentang struktur buku


atau
struktur dari seksi yang sedang dipelajari

4F. Saran-saran pemakaian prinsip ini.

1G. Perhatikanlah kalau tujuan dinyatakan atau


tidak. Kalau tidak maka mungkin akan ada
tanda-tanda lain.
3E. PRINSIP PENAFSIRAN UMUM KEENAM :

“Tafsirkanlah setiap nats sesuai dengan ajaran


Alkitab secara menyeluruh

INTERPRETASI YANG TEOLOGIA

1F. Pendahuluan
1G. Tafsirkanlah Alkitab dengan Alkitab

2G. Apabila penafsiran kita dari sebuah nats


membantah ajaran lain dalam Alkitab, maka
penafsiran kita itu harus diragukan

 Karena Alkitab tidak membantah dirinya sendiri


3G. Kita sudah melihat kepentingan konteks untuk
penafsiran, prinsip ini menyatakan bahwa Alkitab
secara menyeluruh adalah konteks yang paling
luas

4G. Kalau tujuan dan struktur jelas, tafsirkanlah


dengan hal-hal itu sebagai ukuran
dan
jagalah supaya penafsiran sesuai dengan hal-hal
itu
2F. Proses pemakaian prinsip ini

1G. Tahap pertama :


Bandingkanlah penafsiran dengan nats-nats
yang lain dalam buku yang sama
2G. Tahap Kedua :
Bandingkanlah penafsiran dengan nats-nats
lain dalam buku yang ditulis oleh penulis yang
sama.

3G. Tahap ketiga :


Bandingkanlah penafsiran dengan nats-nats
lain dalam perjanjian yang sama yaitu PL atau
PB
4G. Tahap keempat :
Bandingkanlah penafsiran dengan nats-nats
lain dari seluruh Alkitab
 Prinsip : “Biarlah nats yang jelas menafsirkan nats
yang kurang jelas.”

3F. Contoh-contoh

1G. KPR 2 : 38
2G. Yakobus 2: 14-26

4F. Supaya tahu akan nats-nats yang sejajar,


kita harus tahu akan isi seluruh Alkitab
Untuk itu pakailah :

1G. Referensi-referensi

2G. Konkordansi
Setelah memakai prinsip-prinsip penafsiran yang
umum, kalau perlu pakailah prinsip-prinsip
penafsiran yang khusus

2E. Prinsip-Prinsip Khusus


(Untuk bentuk Kesusastraan, Sajak, Perumpamaan,
Nubuatan, dll )

1F. Prinsip-Prinsip khusus untuk Penafsiran

KATA-KATA KIASAN

1G. Definisi :

Kata-kata kiasan adalah kata atau susunan


kata yang dipakai untuk menyampaikan
sesuatu dengan arti yang simbolis.
2G. Sangat penting untuk mengerti dan membeda
kan hal-hal dibawah ini
contoh : Lukas 22:18-20
Penafsiran Luther :
Roti dan Anggur dianggap sungguh-sungguh
darah Yesus
Penafsiran Zwingli:
Roti dan Anggur hanya simbol

3G. Proses untuk menafsirkan kata-kata kiasan.

1H. Amatilah nats dengan teliti.

1I. Tanyalah :
Apakah arti normal, masuk akal atau tidak
2I. Kalau masuk akal terima arti normal saja
kecuali terpaksa menolak oleh karena
konteks atau prinsip- prinsip lain

3I. Kalau dianggap kiasan, pakailah konteks


untuk menafsirkan arti yang bersifat
kiasan.

4I. Pakailah nats-nats yang sejajar sebagai


perbandingan untuk penafsiran.
2F. Prinsip-Prinsip khusus untuk Penafsiran

PERUMPAMAAN

1G. Definisi :

Perumpamaan adalah kisah yang diceritakan


dengan maksud untuk menyampaikan suatu
kebenaran yang bersifat moral atau rohani.

2G. Biasanya Perumpamaan mempunyai 3 unsur:

1H. Latar Belakang


2H. Kisah / Cerita
3H. Aplikasi

2G. Biasanya perumpamaan mempunyai satu pokok


utama
3F. Petunjuk-petunjuk untuk menafsirkan
perumpamaan - perumpamaan

1G. Pikirkan dulu arti yang sebenarnya.


Pelajaran rohani harus didasarkan ini.

2G. Perhatikan latar belakang / konteks


perumpamaan kalau latar belakang itu
dinyatakan (yaitu ada pertanyaan-
pertanyaan, tantangan-tantangan, dll).

**Kalau latar belakang nyata, maka latar


belakang itu sangat penting untuk penafsiran
dan harus ada hubungan antara latar
belakang dan penafsiran
3G. Carilah penafsiran tentang ajaran utama
perumpamaan. Ini bisa diperoleh dari isi
perumpamaan atau dari aplikasinya.

**Biasanya tidak perlu berusaha menafsirkan


setiap detail dari perumpamaan. Cukup
menafsirkan hal-hal utama.

4G. Kalau menghadapi persoalan-persoalan untuk


mengerti isi dari kisah, maka pelajarilah latar
belakang yang berhubungan dengan sejarah dan
kebudayaan.

5G. Bandingkan penafsiran dengan ajaran lain dalam


Alkitab
2E. Prinsip-Prinsip khusus untuk Penafsiran untuk

NUBUATAN

1F. Definisi :

Nubuatan adalah pernyataan tentang sesuatu


yang akan terjadi pada masa yang akan datang

2F. Kesulitan dan kepentingan nubuatan

1G. Seringkali nubuatan Alkitab sulit ditafsirkan

2G. Namun demikian, karena kepentingan


nubuatan dalam Alkitab, maka kita harus
berusaha untuk menafsirkannya.
3F. Petunjuk-petunjuk untuk penafsiran nubuatan.

Untuk menafsirkan nubuatan secara yang benar kita


perlu mengerti sifat-sifat nubuatan dalam Alkitab :

1G. Sifat Pertama :


Pandangan / Perspektif nubuatan (yaitu
pandangan nabi).

Seringkali dua peristiwa yang dipisahkan dari


segi waktu dijadikan satu dari pandangan
nabi.

2G. Sifat Kedua :


Kegenapan yang dekat dan kegenapan yang jauh.
Banyak nubuatan yang berhubungan dengan
peristiwa yang akan terjadi dalam waktu yang
dekat, tetapi juga nubuatan itu mempunyai
kegenapan yang jauh dan terakhir

Contoh :
2 Sam 7 : 12-16

3G. Sifat Ketiga :


Bahasa yang bersifat kiasan

1H. Seringkali dalam nubuatan bahasa yang


bersifat kiasan dipakai.
Contoh : Maz 118:22 Kis 4:11

2H. Tetapi juga sering kali dalam nubuatan


bahasa dengan arti normal dipakai.
Contoh : Mikha 5:1
3H. Jadi kita harus coba menentukan kalau
bahasa yang dipakai adalah kiasan atau
normal ( perhatikanlah prinsip-prinsip untuk
kata-kata kiasan).

4G. Sifat keempat :


Nubuatan yang bersyarat dan yang tak
bersyarat

1H. Ada nubuatan yg bersyarat dan juga tak


bersyarat

2H. Jadi kita harus menyelidiki konteks dan


menentukan kalau nubuatan ini bersyarat
atau tak bersyarat. Contoh :

Ulangan 28
Kejadian 12
4C. Langkah keempat dalam proses penafsiran :

“Bacalah buku-buku tafsiran”

1D. Pemakaian buku-buku tafsiran :

1E. Pakailah prinsip-prinsip penafsiran dulu baru


baca buku tafsiran supaya ada dasar untuk
menilai penafsiran-penafsiran yang ditemui
dalam buku-buku tafsiran.

2D. Proses Pemakaian buku-buku tafsiran :

1E. Pertama : Bacalah buku-buku tafsiran

2E. Kedua : Bandingkanlah penafsirannya dengan


penafsiran sendiri
3E. Ketiga : Kalau penafsiran dalam buku tafsiran
berbeda dengan penafsiran sendiri
carilah dasar untuk perbedaan itu.

4E. Keempat : Nilailah dasar untuk penafsiran


yang beda itu dari segi prinsip-
prinsip penafsiran

5E. Kelima : Tentukanlah penafsiran mana yang


benar.

6E. Keenam : Ubahlah penafsiran sendiri kalau


dibutuhkan.
5C. Langkah kelima dalam proses penafsiran :

“Catatlah semua hasil dari dari penafsiran”

6C. Langkah keenam :

Buatlah ikhtisar yang meringkas pesan inti dari


nas. Ikhtisar ini haruslah singkat dan tepat,
sesuai dengan maksud penulis
Sampai Jumpa Lagi

Andreas Sembiring MA , MTh

Anda mungkin juga menyukai