Anda di halaman 1dari 12

TEOLOGI PERJANJIAN BARU 1

Pendahuluan
A. ISTILAH TEOLOGI
1. Etimologi
Theologi – Theos  ALLAH
- Logos  Perkataan Uraian Pikiran Ilmu.
Maka Teologi adalah studi tentang wahyu/penyataan diri ALLAH kepada Manusia.
Ayub 11 : 7 – 8
Manusia  Knowledge Gap  TUHAN ( Ayub 11 : 7-8 ) ”Dapatkah manusia memahami
ALLAH ?”
Ada ketidakmampuan manusia tidak memahami hakekat Tuhan.
Tapi Tuhan mewahyukan kepada Manusia Umum dan Khusus. ( 1 kor 2 : 9 -16 )
Manusia tidak dapat memahami ALLAH karena ada Dosa. ( Kej 3 )
Jaga “PNEUMATICOS”  Untuk menerima Wahyu Tuhan Terus menerus.
Teologi yang sesunguhnya akan menjadikan kita “TAKUT AKAN TUHAN” memahami,
mengetahui dalam kehidupan kita.
Etimologi Teologi

 Istilah ini bukan saja sebuah istilah Alkitab tetapi juga dipakai dalam istilah orang kafir. Tetapi
apa yang kristen katakan mengenai teologi berbeda dengan penggunaan orang kafir kuno
yaitu :”Teologi adalah ilmu pengetahuan mengenai hal-hal ilahi... mengenai ALLAH, bukan
menurut rasio manusia tapi wahyu Ilahi, yang menunjukan bukan hanya siapakah ALLAH di
dalam diri-Nya tetapi juga apa yang Dia berlerasi dengan kita. Bukan hanya mendiskusikan
natur-Nya tetapi juga kehendak-Nya, pengajaran yang ALLAH harapkan dari kita dan apa
yang seharusnya kita harapkan dari ALLAH, apa yang seharusnya kita takuti”.
 Reformed Ortodox bergerak kepada diskusi etimologi yang lebih teliti :”Theology isitilah
Theo logos, pada dasar kata dan penggunaan dari Yunani adalah bukan Firman ALLAH yang
adalah theou logon.”
 Jadi Teologi adalah Firman mengenai ALLAH yang didasarkan pada wahyu ALLAH
Istilah Teologi menurut Etimologi menurut saya ?
Pewahyuan dari ALLAH secara umum / Khusus kepada manusia perkataan,ilmu. bukan
hanya sekedar kita mengetahui tapi mengaplikasikannya dengan Takut akan Tuhan yang
menjadi dasar kita untuk menerima Wahyu Tuhan dan bukan hanya dengan pikiran logika kita
saja, tapi kita berlerasi dengan Dia ada hubungan dengan Tuhan yang intim yang menjadikan
kita Manusia Pneumaticos bukan hanya sekedar rasio semata.

Definisi Teologi di luar etimologi


Selain definisi berdasarkan etimologi maka ada banyak definisi mengenai teologi oleh para
teologi diluar etimologi kata.

 Ramus Mendefinisikan teologi sebagai pengajaran untuk hidup baik dimana ALLAH
adalah sumber dari segala-gala-Nya dan memberikan hidup yang baik dan diberkati.
Peraturan dari agama dan dari kesalehan yang ditawarkan baik di PL maupun di PB yang
adalah penghapusan dosa mealui kristus.
 John Frame Teologi sebagai Aplikasi Firman ALLAH oleh pribadi-pribadi kepada semua
wilayah hidup.
 Dooyeweerd Teologi sebagai pembelajaran aspek iman dari keberadaan manusia.
 Schleiermacher Mengatakan bahwa doktrin Kristen adalah catatan dari afeksi
keagamaan kristen yang dinyatakan di dalam perkataan. Dia hendak menggantikan
Alkitab dengan perasaan manusia sebagai otoritas final bagi teologi.
 Hodge Seorang teolog Reformed dari princeton Theological seminary dari abad 19
berargumentasi bahwa teologi adalah penunjukan fakta-fakta Alkitab di dalam uruan
dan relasi yang benar, dengan perinsip-perinsip atau kebenaran-kebenaran umum yang
terlibat di dalam fakta-fakta itu sendiri dan yang menyebarkan dan
mengharmonisasikan keseleruhan.
- Lebih objectivist dan Schleiermacher lebih subjectivist. Hodge terlalu banyak
menyamakan

 Bradley C hanson mendefinisikan teologi sebagai refleksi pribadi dalam sebuah iman
agama
 Wiliam Perkins Teologi adalah ilmu pengetahuan dari hidup yang diberkati selama-
lamanya.
 Maccovius teologi adalah sebuah disiplin, sebagian teori, sebagian praktis, pengajan
cara hidup baik dan diberkati di dalam kekekalan.
 Mastrichts “ Teologi kristen yang teori praktis ini adalah tidak lain dari pada pengajaran
kepada ALLAH melalui kristus atau pengajaran yang mengikuti jalan kesalehan.
 Leigh mendefenisikan teologi sebagai sapientia dari pada scientia karena Alkitab
mengatakan bahwa pengetahuan ALLAH
 Amesian mendefenisikan Teologi sebagai hidup ALLAH
 Karl Barth mengatakan bahwa teologi seperti fungsi lain dari gereja adalah secara unik
didasarkan pada fakta ALLAH berbicara kepada manusia dan manusia mendengar
Firman-Nya melalui anugrah. Teologi adalah sebuah tindakan pertobatan yang rendah
hati yang dihadirkan kepada manusia.
 Stanley Grenz mendefinisikan Teologi sebagai “ Belajar mengenal ALLAH, sifat-sifat-Nya
dan relasi-Nya dengan manusia dan alam semesta. Teologi Kristen adalah mereflesikan
dan megartikuliasi kepercayaan mengenai ALLAH dan dunia dimana orang kristen
berbagian sebagai pengikut Yesus Kristus.
Kesimpulan definis teologi diluar etimologi

 Definisi teologi diluar etimologi : Belajar teologi bukan hanya tertarik hanya pada Allah
tetapi belajar teologi adalah pencarian kebenaran mengenai ALLAH, diri kita dan dunia
dimanapun kita hidup.
 Dari definisi-definisi diatas, Kita mendapat bahwa unsur-unsur dan relasi-relasi di dalam
teologi adalah: ilmu pengetahuan ( Science ), Allah, Firman ALLAH, kesalehan, bijaksana,
afeksi, pengajaran, doktrin, fakta Alkitab, refeleksi pribadi, teori praktis, iman, disiplin
aplikasi Firman, orang kristen, kebenaran mengenai Allah, kebenaran mengenai
manusia, kebenaran mengenai Alam semesta,dll.
 Dengan cara membaca secara redemtive maka kita dapat memandangn bahwa semua
defenisi ini tidak ada yang benar sepenuhnya ataupun salah. Definisi teologi terlalu
banyak namun kita bisa belajar bahwa ada banyak unsur dan relasi di dalam teologi.
Pengertian teologi sangat melimpah dan diharapkan dapat dibuat pengertian yang
mengintergrasikan semuanya. John Stott mengatakan bahwa teologi adalah disiplin
multidimensi yang kaya dan menuntut pertanggungjawab
Teologia Kristen
Dengan demikian Teologia Kristen memenuhi unsur-unsur Ilmu, Yaitu :

 Dapat dimengerti oleh pikiran manusia dengan cara teratur dan rasional.
 Menuntut adanya penjelasan secara metodologi.
 Menyajikan kebenaran.
 Mempunyai nilai yang universal.
 Memilik objek yang teliti.
Dimengerti oleh Pikiran ILMU harus dimengerti oleh Pikiran/Rasio
Teologi Sebagai ILMU  Penjelasan scr metodologi
Nilai Universal Kebenaran
Objek yang diteliti Teologi ‘Tuhan’ Ayb 11 : 7-9 ( tak terpahami)
Tanpa Iman tidak akan ada Teologi . Iman / percaya terhadap eksestensi Tuhan adalah prinsip
dasar Metedologi penelitian. Teologi bisa dipertanggung jawab kan Allah yang mewahyukan
dan membuka pikiran kepada manusia.
3. Teologi sebagai Ilmu Teologi
Pengertian Teologia sebagai Ilmu
Teologia meskipun tidak memiliki fakta-fakta yang dapat diukur secara empiris ( seperti ilmu
modern sekarang ini ) tetap dapat disebut sebagi ilmu karena sesuai dengan salah satu
definisi ‘ilmu’ teologi adalah suatu usaha untuk memberikan penjelasan tentang ALLAH, yang
diperoloeh dari Alkitab (sebagai penyataan ALLAH yang tidak berubah ) dengan cara yang
sistematis.
4. Pembagian Teologia
Dalam arti luas : Teologi sebagai keseluruhan pokok studi pendidikan Teologia, dibagi
menjadi :

BIBLICAL THEOLOGI
HISTORICAL THEOLOGI BIBLE
SYSTEMATIC THEOLOGI
PRACTICAL THEOLOGI
Teologi BIBLIKA ( EKSEGETIS)  Adalah teologi yang berurusan denga penjelasan isi naskah Al-
kitab dan alat-alat bantunya, untuk tujuan menggali, mengerti dan mengartikan apa yang ditulis
dalam Alkitab.
Eksegesis  berusaha untuk mengeluarkan memimpin pesan Alkitab keluar ( penafsiran dll )
Eisegesis  berusaha Memasukan pesan kedalam Teks.

Teologi Sistematika ( Doktrin Iman Kristen )  adalah teologia yang berurusan denga
penataan doktrin-doktrin Alkitab menurut suatu tatanan logis, unuk menemukan,merumuskan,
memegang dan mempertahankan dasar pengajaran iman Kristen dan tindakan yang sesuai
dengan Alkitab.

Teologi Historika  Teologi yang berurusan dengan sejarah Umat ALLAH, Alkitab dan Gereja
untuk tujuan mengikuti dan menyelidiki perkembangan iman/teologia dan sejarahnya dari
zaman ke zaman

Teologi Praktika  teolgia yang berurusan dengan penerapan teologi dalam kehidupan praktis,
untuk tujuan penbangunan, pengudusan, pembinaan pendikikikan dan pelayanan jemaat dan
umat manusia pada umumnya.
TEORI BIBILIKA
Teori biblika  cabang ilmu teologi yang secara isistimatisasi mempelajari perkembangan
penyataan Allah dalam sejarah dan sebagaimana yang dinyatakan Alkitab.
Sistematisasi  Teologi biblika menyelidiki periode sejarah dimana ALLAH menyatakan diri-Nya
atau penekanan doktrinal dari penulis-penulis Alkitab yang berbeda dan kemudian disusun
secara sistematis.
 Teologi biblika menyelidiki periode sejarah dimana Allah menyatakan diri-Nya atau
penekanan doktrinal dan penulis-penulis Alkitab yang berbeda dan kemudian disusun
secara sistematis.
 Sejarah  Teologi biblika menaruh perhatian pada peristiwa penting dalam sejarah
yang menyaakan doktrin-doktrin Alkitab. Misal . Apa situasi dan kondisi pada waktu
penulisan matius dan Yohanes ?
 Progres dari Wahyu  Teologi Bilbika menulusuri wahyu yang proesif dan melihat
bagaimana penyataan Allah mengenai diri-Nya dinyatakan dalam era tertentu atau
melalui penulis.
 Natur yang Alkitabiah  Teologi Biblika mengambil informasi hanya dari Alkitab ( dan
informasi sejarah yang menjelaskan lebih luas tentang peristiwa-peristiwa sejarah di
Alkitab).
 Maka natur dari teologi biblika adalah eksegetikal, yaitu mempelajari doktrin-doktrin
dari berbagai periode sejarah atau memepelajari kata-kata dan penyataan-penyataan
dari penulis-penulis tertentu. Wahyu yang berprogres  Baca Alkitab konsep dasar
teologi Biblika.

C. Hubungan Teori Biblika dengan Disiplin ilmu lain.

Kitab Suci

Eksegesis HERMENEUTIK
INTRODUKSI
1. Studi Eksegetikal
 Teologi Biblika memiliki hubungan langsung dengan Eksegeses ( Menjelaskan,
menafsirkan ) dapat diartikan teologi merupakan hasil dari eksegesis.
 Ekesegesis bertugas untuk menganalisa teks Alkitab menurut metode literal –
gramatikal – historikal.
Eksegesis bertugas  Literal, Gramatikal ( Tata Bahasa ), Historikal ( Konteks),
Menganalisa ( Teks)

2. Studi Latar Belakang penulisan


Kesimpulan dari suatu penafsiran terkadang berkaitan secara langsung dengan studi
latar belakang penulisan.
Ker.Sorga  Injil Matius  Yahudi  tidak bisa menyebut ALLAH jadi YHWH taurat no 3

3. Studi Teologi Sistematik


Ada persamaan dan perbedaan antara teologi biblika dan sistematik. Keduanya berakar
dari penganalisaan Kitab Suci, namun teologi sistematik berusaha mendapat kebenaran
dari sumber-sumber di luar Alkitab.
Urutran dari teologi BIBLIKA
Eksegesis  Teologi Biblika  Teologi Sistematika.

Kontras antara Teologi Biblika dengan Teologi Sistematika

TEOLOGI BIBLIKA TEOLOGI SISTEMATIKA


Membatasi Studi hanya pada Kitab Suci Mencari kebenaran dari Kitab Suci dan
Sumber lain diuar
Memperlajari bagian-bagian dari Kitab Memperlajari keseluruhan Kitab Suci.
Suci
Menyusun informasi tentang suatu Menyusun informasi Tentang suatu
doktrin dari seseorang doktrin dengan mengkolerasikan semua
Kitab Suci.

TEOLOGI BIBLIKA TEOLOGI SISTEMATIKA


Berusaha untuk mengerti mengapa atau Berusaha untuk mengerti apa yang
bagaimana suatu doktrin berkembang. tertulis pada akhirnya.
Berusaha untuk mengerti proses dan Berusaha untuk mengerti hasil dari
hasil dari produk itu. produk itu.
Melihat progres dari wahyu dalam era Melihat kulminasi dari Wahyu ALLAH.
yang berbeda (Seperti di era Eden, Nuh ).

Progres dari Wahyu biblika : Era Musa  Tabernakel, Salomo  Bait ALLAH, Yesus 
Ecclesia / orang percaya.
1. Memperlihatkan Perkembangan sejarah Doktrin
Teologi Biblika penting dalam pencegahan mempelajari doktrin terlepas dari konteks
sejarahnya.
Dalam studi teologi sistematik adalah sangat mungkin mengabaikan sama sekali konteks
sejarah dari kebenaran doktrin : sedangkan Teologi biblika berusaha menghindari Hal tersebut.
2. Memperlihatkan Penekanan dari Penulis
Teologi Biblika menyatakan pengajaran doktrinal dari penulis tertentu atau selama suatu
periode tertentu.
 Maksudnya Teologi biblika mensistematiskan Kitab Suci berdasarkan penulis atau
periode waktu tertentu.
3. Memperlihatkan unsur manusiawi dari inspirasi
Benar bahwa Alkitab diinspirasikan secara verbal dan tanpa salah, namun demikian, juga benar
bahwa penulis Kitab suci masing-masing menulis seusai dengan gaya mereka teologi biblika
menekankan faktor manusiawi dalam penulisan namun tidak mengabaikan inspirasi.
 Jadi teologi biblika menemukan apa yang penulis ajarkan atau tekankan selama periode
sejarah tertentu.

E. Pengantar Teologi PB
Teologi PB Mempelajari Tentang :
 Teologi dari Sinoptik
 Teologi Kisah Para Rasul
 Teologi Paulus
 Teologi Petrus
 Teologi Yohanes, Ibrani dan Penulis surat umum lainnya.

Teologi Perjanjian Baru disusun dengan cara menganalisa tulisan masing-masing penulis PB,
Kemudian mereflesikan subyek yang diungkapkan.
1. DEFINISI TEOLOGI PB
Teologi Perjanjian Baru adalah apa yang Allah telah ungkapkan tentang diri-Nya di dalam
Perjanjian Baru.
 Sistem teologi perjanjian baru mengambil berbagai kebenaran dari buku-buku
Perjanjian, mengajar tentang allah dan secara teroganisir.
 Perjanjian Baru mengngkapkan
 Kedatangan Mesias yang diramalkan dalam Perjanjian Lama ( Yesaya 9 )
 Lahirnya Gereja Perjanjian Baru ( Tubuh Kristus )
 Injil Yesus Kristus
 Penolakan terhadap Mesias oleh Israel
 Keyakinan doktrinal diterapkan pada orang percaya dalam Yesus Kristus sebagai
Juruselamat dan Tuhan.
2. SEJARAH
Awalnya Teologi PB kurang diamati dibandingkan degan dogmatik, Formulasi doktrin dari
gereja, dan sistematik, yang seringkali merupakan hasil dari spekulasi filosifis.
 Tahun 1817, J.P Gabler dalam suatu ceramah mengimbangi dan menyerang metodologi
dogmatik dengan mengkritik pendekatan filosofinya. Pendekatan rasionalistik dipakai
untuk mengerti PB.
 Pendukung dan pemimpin dari pendekatan rasionalistik adalah F.C. Baur dari Tubingen
( 1792 – 1860 ).
 Tahun 1859 -1906, Wilhelm Wrede mempengaruhi Teoogi PB dengan pendekatan
sejarah Agama.
 Ia menyangkali bahwa PB adalah dokumen teologi: PB harus dilihat sebagai sejarah
agama pada abad 1.
 Tahun 1884-1976, Rudolf Bultmann menekankan pendekatan kritik bentuk pada PB.
 Ia mengajarkan bahwa PB telah dicampuri oleh opini-opini dan penafsiran kembali
para penulis. Tugas sekarang adalah”demitologisasi” dari PB yaitu melecuti pengaruh
dari pada penulis dan tiba pada kata-kata sebenarnya dari Yesus.
 Tahun 1902, Oscar Cullman menekankan tindakan ALLAH dalam sejarah dalam
mencapai keselamatan manusia.
 Istilahnya adalah Heilsgeschichte atau sejarah keselamatan. Culman menolak banyak
gambaran radikal dari kritik-kritik bentuk sebaliknya ia mengikuti eksegesis (penjelasan
dan penafsiran) dari PB, dengan penekanan pada Kristologi di PB.
 Sejauh ini belum ada konsensus atau kesepakatan dalam pendekatan mana yang harus
diambil dalam Studi teologi PB.
 GPdI  Membangun teologi PB atas Dasar inspirasi dan kesatuan Kitab Suci.

3. METODOLOGI
Karena semua kitab PB ditulis sepanjang Lima puluhan tahun, maka teologi PB tidak terlalu
memperhatikan periode pewahyuan sebagaimana dalam teologi PL.
 Teologi PB mensistematiskan kebenaran yang diwahyukan secara progesif kepada
berbagai penulis PB. Anak ALLAH
Anak
Manusia
Hamba
Raja
Mesias

Matius Markus Lukas Yohanes


Dalam Menyusun Teologi PB, sebagian mengikuti garis besar umum dari teologi sistematik.
Namun demikian, metedologi itu tidak akan cukup untuk menyatakan penekananan dari
masing-masing penulis.

 Yang paling baik adalah menyusun Teologi PB dengan Menganalisa penulisan


masing-masing penulis PB yang akan mereflesikan apa yang setiap penulis katakan
tentang suatu subjek.
Beberapa faktor harus dipertimbangkan dalma perkembangan suatu metodologi, yakni :
1. Pewahyuan adalah Progresif, berkulminasi dalam wahyu yang berkaitan dengan Kristus.
2. Penekanan dari PB berpuncak pada kepercayaan kematian dan kebangkitan kristus dan
pengharapan akan kedatangannya yang kedua.
3. Teologi PB harus mengakui bahwa pengajaran Yesus dan pengajaran dari Penulis PB
lainnya merupakan suatu kesatuan dan harmonis.
4. Keragaman tulisan-tulisan PB tidak menyebabkan kontradiksi, tetapi berakar dari asal
mula ilahi PB.
5. Teologi PB harus mengaplikasikan metode analitik ( tetapi tidak berarti
mengesampingkan metode tematik ) karena metode itu dengan baik mereflesikan
keragaman dari PB.

 Istilah SINOPTIK berasal dari kata Yunani SUNOPTIKOS “melihat sesuatu bersama-sama”,
dan itu merupakan karakteristik dari injil Matius, Markus, Lukas.
 Ketiga Injil ini dipelajari bersama-sama karena Pandangan mereka tentang kehidupan Kristus
dianggap cukup mirip.
Penulis
Matius Sinopsis
Markus YESUS serta Kehidupan-Nya.
Lukas
1. PROBLEMA SINOPTIK
Sebuah Problema dalam mempelajari Injil Sinoptik adalah relasi diantara ketiganya satu
dengan yang lain.

 Apakah injil-injil itu saling menggunakan karya tulis yang satu dengan yang lain ?
 Apakah mereka memiliki sumber yang sama ( yang disebut Q dari bahasa Jerman QUELLE
= Sumber ) dari mana mereka mengambil bahan untuk menulis?
 Ada cukup banyak kesepakatan diantara ketiga injil, khusunya dikatikan dengan Markus ?
B.F Westcott mencatat persentasi perbedaan dan kesamaan dalam injil.

INJIL % KEUNIKAN % PERSAMAAN


MARKUS 7 93
MATIUS 42 58
LUKAS 59 41
YOHANES 92 8

Kesamaan yang terdapat dalam ke 3 Injil tersebut akhirny membuat banyak sarjanan Liberal
bertanya, apakah diantara penulis ketiga injil itu terjadi saling mengutip antara yang satu
dengan yang lain.
Beberapa teori telah diusulkan:
A. TEORI KRITIK AWAL TERHADAP INJIL SINOPTIK.
1. Teori Tradisi Lisan
Teori ini berpendapat bahwa sebelum kitab-kitab injil ditulis, sumber untuk berkotbah dan
mengajar, serta meneguhkan orang dalma gereja ialah tradisi tentang Yesus yang
dipertahankan secara Lisan, atau dalam kumpulan kecil yang dapat dikembangkan.
2. Teori Saling Bergant Pada Tahun 1789, GRIESBACH mengajarkan bahwa penulis
pertama mengambil bahan dari tradisi lisan, kemudian penulis kedua menggunakan
materi yang telah ditulis dari penulis pertama, dan ketiga mengambi bahan dari kedua
penulis sebelumnya.
3. Teori Injil Primitif Pada Tahun 1778, LESIING mengajarkan bahwa penulis injil
meminjam dari sumber primitif yang disebut UREVANGELIUM, yang sudah tidak ada lagi
4. Teori Fragmen Pada Tahun, SCHLEIERMACHER mengajarkan bahwa penulis-penulis injil
menyusun catatan merka dari banyak tulisan-tulisan di fragmenrt tentang kehidupan
Kristus.
Teori ini mengajarkan bahwa penulis-penulis injil menyusun catatan mereka ditulis-
tulisan di fragment tentang kehidupan kristus. Wellhausen, seperti dikutip olehBultman,
menambahkan bahwa “ tradisi yang paling tua seluruhnya terdiri dari Fragmen-fragmen
kecil ( Ucapan Ymaupun perkataan Yesus ), dan tidak menyajikan cerita yang
berkeseinambungan mengenai perbuatan Yesus atau kumpulan lengkap berisi ucapan-
ucapan-Nya.
5. Teori Dua Dokumen Koleksi Kotbah Yesus
Markus
dalam Baahsa Yunani
Tidak ada kelahiran dan
kesengsaraan ( Q )

Matius Lukas
6. Teori Empat Dokumen

Q Markus

M
L
u

Lukas Matius Markus

Kritik Historis

 Kritik ini mengalami kejayaan sekitar tahun 1950-an para teolog kritik historis ini berusaha
menyelidiki latar belakang kitab-kitab injil yang ditulis oleh murid-murid Yesus.
 Perbedaan-perbedaan didalamnya dipulikasi sedimikian rupa untuk membuktikan bahwa
tulisan injil merupakan tafsir ulang penulis injil, bahkan lebih jauh mereka menyimpulkan
bahwa Injil itu bukan hanya sekedar tafsir ulang tetapi juga merupakan ungkapan iman
penulis dan bukan peristiwa historis.
 Pendekatan yang mereka lakukan dikenal dengan teori linguistik modern,

Kritik Sumber

 Kritik sumber berusaha untuk mengidentifikasi sumber-sumber yang digunakan dalam


penulisan injil sinoptik dan mengidentifikasi hubungannya dengan injil-injil itu.
 Didalam penentuan sumber-sumber itu setidaknya mereka mempunyai beberapa
pertanyaan dasar :
 Apakah dokumen yang sedang dipelajari itu menunjukan adanya sumber ?
 Apa yang dikatakan sumber tersebut ?
 Apa yang dilakukan pengarang dengan sumber tersebut ?
( Menyalin ? Mengubah? Atau salah paham ?)

Kritik Bentuk
 Kritik bentuk tidak terlepas dari kritik Wellhausen terhadap Perjanjian Baru, ia
mengemukakan :
 Sumber asli dari bahan-bahan yang ada didalam Injil adalah tradisi lisan yang beredar
dalam unit-unit kecil.
 Bahan-bahan asli tersebut sudah digabung dan diedit dalam berbagai cara, langkah atau
tingkatan ( hanya satu bagian saja yang dilakukan oleh penulis injil itu sendiri )

Kritik Redaksi
Kritik Redaksi berkembang setelah dan berdasarkan kritik bentuk. Selain itu kritik redaksi, yang
memberi perhatian kepada seluruh Alkitab, juga menyiapkan sarana bagi lahirnya kritik naratif.
Josh McDowel menjelaskan :

 Metode kritik Redaksi ini menambahkan sebuah dimensi baru terhadap penelitian Perjanjian
Baru, yaitu mengenai Sitz im leben (Kedudukan dalam kehidupan) dari sang Pengarang.
 Para penulis kitab-kitab injil tidak hanya dianggap sebagai orang yang menghimpun bentuk-
bentuk yang berbeda, melainkan mereka sendiri adalah pengarang.

B. PENGANTAR TEOLOGI SINOPTIK


Pengantar ke-3 Injil Sinoptik:

 Penulis .
 Tanggal Penulisan.
 Pembaca.
 Tujuan Teologis.

Tugas
Mencari Sumber penulis dari kitab-kitab tersebut latar belakang tanggal penulisan lokasi
penulisan pembaca siapa dan tujuan teologis dari kitab tersebut.
Nama Kelompok 6 : Wahyu ( Masni, Asilina , Lucky ) Link dicopy waktu, tanggal footnote 1
minggu deadline.

Anda mungkin juga menyukai