Anda di halaman 1dari 3

REFLEKSI PEMIKIRAN DAN TEOLOGI RUDOLF BULTMANN

DAN RELEVANSINYA PADA MASA KINI

Oleh Pilipus M. Kopeuw, S.Th, M.Pd


(Dosen STAKPN Sentani Jayapura Papua)

A. PEMIKIRAN TEOLOGI RUDOLF BULTMANN

Pemikiran Teologi Rudolf Karl Bultmann (1884-1976), yakni : (1) Eksistensi Allah: Allah dipandang
sebagai Wholly Other atau The Hidden God yang berbeda secara kualitatif dengan manusia; (2)
Eksistensi Yesus Kristus : Kita tidak tahu siapa Yesus sebenarnya sebagai fakta sejarah, Yesus iman
sebagai pengakuan iman eksistensial; kebangkitan Yesus merupakan keyakinan berdasarkan mitos. (3)
Alkitab : PB sebagai kitab utama gereja dan PL merupakan prelude non kristiani; PB bersumber dari
himpunan tradisi lisan yang dilakukan sebelum PB ditulis, yang memasukan kerangka mitologi dalam
kontek masa itu. Hasil pemikirannya ini melahirkan Teologi Kerygma dan metode Demitologisasi.
Metode Demitologisasi, yaitu pengupasan atau pelepasan Alkitab dari berbagai mitos, sehingga
masyarakat modern dapat memahaminya. Demitologisasi merupakan usaha pengaktualisasian Alkitab
dengan suatu eksegesis atau interpretasi eksistensial. Demitologisasi adalah pemisahan mitos dan
kerygma. Demitologi ini kemudian menjadi metode Hermeneutik yang dipelajari di Sekolah Teologi.
Dasar pemikirannya adalah (1) Bagaimana suatu metode historis XX abad lalu itu memiliki arti bagi kita
pada zaman sekarang; (2) Bagaimana Alkitab itu dapat bersabda kepada kita pada masa sekarang; (3)
Bagaimana caranya supaya penyataan Allah yang terjadi pada XX abad yang lalu dapat dipindahkan atau
diangkut ke zaman sekarang sehingga dapat dimengerti dan berarti bagi kita (Mawikere, 2020).

B. REFLEKSI PEMIKIRAN TEOLOGI RUDOLF BULTMANN

1. Pemikiran Teologi Rudolf Karl Bultmann Menggunakan Filsafat Eksistensialisme

Berbagai tulisan menjelaskan, menempatkan Rudolf K Bultmann sebagai Teolog Liberal, Teolog
Neo Ortodoks dan Teolog Eksistensialis. Bultmann pernah berteman dengan Karl Barth, tetapi kemudian
putus karena pemikiran Bultmann tentang demitologisasi lebih mencerminkan pemikiran liberal.
Walaupun kemudian Bultmann meninggalkan Teologi Liberal (Teguh Hindarto, 2018). Pemikiran Teologi
Rudolf Karl Bultmann dipengaruhi oleh Filsafat Eksistensial dan teolog Paul Tillich dan Martin Heidegger.
Bultmann adalah seorang guru Besar Perjanjian Baru dan Sejarah Agama Kristen Kuno. Ia melakukan
penelitian Hitoris ilmiah pada Perjanjian Baru dan Radikal pada Perjanjian Baru yang kemudian
melahirkan Teologi Kerygma dan Metode Demitologisasi. Pengikut Bultman adalah Erns Kasemann, Erns
Fuchs, Gerhard Ebeling, dan Herbert Braun (M. Dorajat, 2018: 182).

2. Pemikiran Teologi Rudolf Karl Bultman ditentang Pengikutnya

Pemikiran teologi Bultmann ini kemudian mendapat pertentangan dari para pengikutnya. (1)
dari Ernst Kasemann, mencari keistimewaan Yesus dalam kenyataan bahwa IA tidak dapat dibarakan
dari alam pikiran Yahudi dana lam pikiran dunia Kristen pertama. Menurut Kasemann Yesus mewakili ,
menghayati dan memberi wujud kepada tindakan Allah yang bersifat Eskatologis di dalam sejarah. Justru
dengan jalan mempelajari alam pikiran Yahudi dan Kristen pertama, maka keistimewaan Yesus akan

1
lebih menonjol (Oranye, 2004: 22-23 dalam M. Dorajad, 2018: 186); Iman tiada artinya tanpa Yesus yang
historis (2) Erns Fuchs menekankan keistimewaan Yesus sebagai pribadi yang mewakili Allah dalam sikap
kasih yang sesungguhnya dengan segalan konsekwensinya; Perbuatan-perbuatan Yesus sebenarnya
menunjukkan pemberitaan-Nya; (3) Gerhard Ebeling menekankan pada pusat Yesus Kristus pada iman
sebagai hubungan yang baru dengan Allah; Pusat Yesus yang historis itulah iman; dan (4) Herbert Braun
menekankan Yesus mempertajam tora dan menghapus gagasan tentang pahala, dan lebih menekankan
pada kasih karunia Allah kepada manusia dan sesama.

3. Implementasi Pemikiran Teologi Bultmann Pada Masa Kini

a. Memperkaya Pengetahuan Teologi di Dunia Akademik

Pemikiran Teologi Bultmann, tentang Kerygma dan Mitos serta Yesus Sejarah sangat layak untuk
menjadi sumber pengetahuan bagi para akademisi. Sebab dapat menjadi pintu masuk untuk melakukan
kajian-kajian Teologi secara ilmiah dan juga menambah wawasan dengan teologi dan metode penafsiran
yang lain dalam hal ini metode Demiotologisasi. Para akademisi juga memiliki referensi-referensi dari
para teolog terdahulu yang dapat menjadi tambahan pengetahuan dalam mempelajari Perjanjian Baru.
Selanjutnya, sebagai akademisi bida membedakan mana pembahasan Teologi di dunia akademik, dan
mana yang dapat disampaikan kepada masyarakat warga gereja. Jelas caranya dan bahasanya beda.

b. Memperkaya Wawasan Pemimpin dan Pelayan Gereja

Pemikiran Teologi Bultman ini juga penting bagi pemimpim-pemimpin gereja dan para pelayan
gereja. Fungsingnya adalah bisa memperkaya pengetahuan terkait muncul telogia-telogia dimasa lalu
yang turut mempengaruhi kemajuan pelayanan gereja sampai hari ini. Tujuannya adalah supaya
pemimpin dan pelayanan gereja dapat mengarahkan pengajarannya di gereja secara benar, juga dapat
memperkenalkan pemikiran dan teologi dari para teolog kepada warga gereja dengan cara yang benar
dalam rangka mengatasi berbagai pemikiran yang salah tentang Alkitab sebagai Firman Allah.

c. Warga Gereja Perlu Diberikan Pencerahan dengan Teologia yang Benar

Ilmu, Pengetahuan dan Teknologi berkembang sangat cepat. Masyarakat dengan mudah
mengakses segala sesuatu dengan teknologi yang canggih. Masyarakat gereja dengan sangat mudah bisa
mendapatkan berbagai informasi. Perkembangan zaman yang serba cepat dan kompetitif ini bukan saja
mempermudah masyarakat tetapi juga memperhadapkan mereka dengan berbagai persoalan.
Masyarakat siap atau tidak, perubahan demi perubahan terus terjadi. Manusia sibuk dengan tugas dan
pekerjaannya, waktu terasa tidak cukup. Mereka bekerja siang malam.
Gereja yang seharusnya menarik untuk orang beribadah, dan bertemu Tuhan, dan sesama. Kini
semangat itu berkurang. Tingkat pendidikan manusia dan pengetahuan yang dimilikinya turut
mempengaruhi cara berpikirnya. Oleh karena itu, teologia-teologia yang benar harus dipahami oleh
pemimpin dan pelayan gereja. Gereja harus mampu memberikan pencerahan Alkitabiah secara benar
dengan pengajaran yang tepat, agar iman warga gereja dapat dibangun dengan pemahaman Alkitab
yang benar. “Sesuatu yang hakiki dalam setiap keimanan suatu agama ketika ditangkap oleh manusia
menjadi plural. Banyak tafsiran dan pemahaman mengenai Tuhan Yang Satu itu harus dipandang hanya
sebaga jalan menuju ke hakikat yang absolut”(Dedy Rony, 2013).
Pemikiran Teologi Rudolf Karel Bultman tidak bisa diajarkan kepada jemaat secara langsung,
sebab akan menimbulkan pemahaman yang keliru dan menyesatkan jika salah dipahami. Masyarakat
gereja hari ini juga cukup kritis. Jangan sampai pengajaran yang salah dapat meruntuhkan iman mereka.

2
d. Pandangan Saya
Teologi dari pemikiran Rudolf Bultman adalah sebuah hasil penelitian yang dilakukan kemudian
berkembang pesat melalui ajaran-ajarannya. Tetapi kemudian mendapatkan kritik. Itu artinya, kita
secara pribadi melihat pengetahuan ini sebagai bahan diskusi, sehingga hal-hal yang berguna bisa kita
ambil dan yang akan berdampak negated kita olah dengan baik, sehingga kita juga tidak menjadi batu
sandungan bagi iman sesame dengan pemahaman yang salah.

C. PENUTUP

Pemikiran Teologi Rudolf Bultmann adalah kekayaan dalam Berteologi dan juga dalam bidang
Hermeneutik. Hal ini kiranya dapat menjadi pengetahuan orang Kristen sehingga tidak membawa
pemahaman yang salah.

Referensi :

Mawikere, Marde C.S., 2020. Rudolf Bultmann : Pemikiran Teologi dan Relevansinya pada masa kini (Materi Kuliah
Pertemuan ke-5 Program Doktor PAK). IAKN Manado.
Dedy Rony, 2013. Motodelogi Fungsional Teologi Kergma bagi negera, Masyarakat dan Gereja. Makalah. Diakses
dari Internet pada https://dedyrony.blogspot.com/2013/03/metodelogi-fungsional-teologi-kergma.html?
showComment=1591271902202#c3002822434084525885
Ariyanto M. Dorajad, 2018. Rudolf Biltmann: Demitologisasi dalam Perjanjian Baru. Jurnal SUHUF Volume.20,
Nomor.2 November 2018.
Oranje, L, 2004. Sejarah Ringkas Theologi Abab XX. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Teguh Hindarto, 2018. Teori Demitologisasi Bultman Sebagai Mitos Akademik. Diakses dari Internet pada
https://www.qureta.com/post/teori-demitologisasi-bultman-sebagai-mitos-akademik

Anda mungkin juga menyukai