Anda di halaman 1dari 16

PERTEMUAN 10

INTEGRASI IMAN DAN ILMU


DALAM
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
ALLAH MANUSIA

Amsal
1:7
Allah dan Manusia merupakan dua entitas yang berbeda dalam
eksistensi. Allah – kekal, tak terbatas. Manusia – tidak kekal (tapi masuk
dalam kekekalan), terbatas. Keterbatasan manusia mengharuskannya
mengikatkan diri (religare) dengan Allah dan menyatu dengan Allah
(manunggaling). Yang satu mutlak, yang lain tidak mutlak.

Meskipun demikian, keduanya tidak saling bertentangan


(diversuskan), melainkan saling mengandaikan. Yang terbatas tidak
mungkin dipahami tanpa yang tak terbatas. Demikian sebaliknya.
Sebab, hanya satu makhluk yang sadar tentang Allah, yakni manusia.
Dan hanya ada satu pribadi yang dapat menciptakan manusia, yaitu
Allah. Kita tidak dapat membuat pengandaian
Manusia? Sebagai Das Problema
Des Menschen dan sebagai animal
rationale/ logos anthropos.
Manusia, ada yang menyebutnya
sebagai makhluk yang bertanya.

Manusia mempertanyakan tentang Tuhan, kehidupan, dan


sesudah kehidupan. Dalam lingkup manusia sebagai
problema (kata Buber), manusia kemudian merefleksi diri
dan menemukan diri sebagai makhluk yang bergantung
pada ratio sui (peletak dasar) dan causa sui (penyebab
utama) atau Causa Prima (penyebab tunggal).
Apa itu IMAN ?

Iman adalah bukti dari segala sesuatu yang


kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu
yang kita tidak lihat (Ibrani 11:1)
Manusia:
 Dikaryakan lewat
Iman pengembangan
IPTEK
 Anugerah Akal Budi
Apakah IPTEK bertentangan dengan Iman Kristen?

IMAN KRISTEN dan IPTEK sepenuhnya tidak bertentangan.


Umat Kristen seharusnya berpikir positif tentang IPTEK. IPTEK
adalah salah satu anugerah Allah untuk umat manusia yang
tidak dapat dikembangkan oleh makhluk ciptaan Allah yang
lainnya.
“baiklah orang bijak mendengar dan
menambah ilmu dan baiklah orang yang
berpengertian memperoleh
bahan pertimbangan.” (Amsal 1:5)

Ada tiga jalan menuju ke kepercayaan ttg Allah:


Akal, kebiasaan dan wahyu.
Blaise Pascal
Romo Magnis berkata iman dapat dipertanggungjawabkan secara
rasional dalam dua arti:
1. Secara Teologis. Iman dapat dipertanggungjawabkan apabila dapat
ditunjuk bahwa apa yang diimani, serta kehidupan yang dijalani
berdasarkan iman itu.
2. Secara Filosofis. Yang mau ditunjukkan dalam pertanggungjawaban
filosofis adalah rasionalitas iman itu, dan dilakukan dengan memakai
nalar. Nalar dapat memeriksa suatu keyakinan atau ajaran agama dari
beberapa sudut.

Franz Magnis Suseno, Menalar Tuhan, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm. 21-24
HUBUNGAN IMA DAN ILMU PENGETAHUAN

“IPTEK sudah dimulai sejak zaman Alkitab atau sejak


awal sejarah manusia. Secara filosofis, setelah
kejatuhan ke dalam dosa, ide dan pemikiran manusia
selalu dipengaruhi oleh dua kekuatan: manusia dengan
ide dan pemikiran yang telah dipulihkan oleh Allah
atau ide dan pemikiran yang tetap dalam dosa.
IPTEK DALAM PL

1. Dalam sejarah air bah dengan jelas bahwa Allah memerintahkan Nuh
membuat kapal untuk menyelamatkan ia dan keluarganya dari kebinasaan akibat
air bah dan kebobrokan moral dunia pada waktu itu. Dimensi ruang dalam kapal
ataupun bahan telah ditentukan oleh Allah (Kejadian 6:14-15).

2. Ketika Musa diperintahkan untuk membuat Kemah Suci (Keluaran 25:9), Allah
sendiri telah menjadi arsitek yang merencanakan ruang-ruang, dimensi dan bahan
untuk kemah suci tersebut (Keluaran 25:1-27:21). Kemudian kita membaca
bahwa kemuliaan Allah memenuhi Kemah Suci tersebut (Keluaran 40:35).
3. Ketiga, tentang Bait Suci dan istana yang dibangun oleh Salomo (1 Raja-raja 7-
8). Dari contoh-contoh di atas dapat dilihat bahwa Allah tidak pernah menghalangi
ataupun menutup segala perkembangan IPTEK. Kita pun melihat dalam contoh-
contoh ini bahwa setiap teknologi selalu di kaitkan dengan keselamatan dan
maksud Allah terhadap manusia dan dunia. Akan tetapi di sisi lain, terlihat bahwa
Allah juga menentang setiap penciptan teknologi yang bermotivasikan kebesaran
diri, kelompok, ataupun bangsa.

4. Keempat, ketika Allah memporak-porandakan Babel (Kejadian 11:1-9), yang


ditentang bukanlah pendirian kota dan menara Babelnya tapi motivasi mereka yang
mencari nama dan ingin menyamai Allah (Kej 11:4).

5. Kelima, kemewahan, gemerlap teknologi di zaman Salomo dapat menyebabkan dia


banyak mengoleksi wanita asing sehingga dia kemudian jatuh kepada
penyembahan berhala (1 Raja-raja 11:1-13).
IPTEK DALAM PB

1. Ketika murid-murid menunjuk pada bangunan Bait


Suci, Yesus mengatakan bahwa bangunan tersebut akan
diruntuhkan (Matius 24:1-2).

2. Tuhan Yesus juga menentang penyalahgunaan fungsi


Bait Suci yang dibangun selama empat puluh enam thn
menjadi arena komersil (Yohanes 2:16).
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI IPTEK

Dampak Negatif Dampak Positif

Ø Memberikan berbagai
Ø Mempengaruhi Pola
kemudahan
Berpikir
Ø Mempermudah meluasnya
Ø Hilangnya Budaya
berbagai informasi
Tradisional
Ø Bertambahnya
Ø Banyak Menimbulkan
pengetahuan dan
Berbagai Kerusakan
berwawasan.
Kesimpulannya

IPTEK telah dimulai sejak awal sejarah manusia. Manusia memiliki daya cipta
IPTEK karena dia diciptakan sebagai gambar Allah dan sebagai pribadi yang
berakal budi. Allah sendiri adalah Pencipta alam semesta, pendorong dan
pencetus ide terhadap lahirnya IPTEK. Kita harus ingat bahwa Yesus sendiri
adalah tukang kayu (Markus 5:3). Ia adalah seorang yang mengerti pondasi
dan mekanika tanah (Matius 7:24-27). Allah tidak pernah membatasi daya
cipta dan kreasi manusia akan IPTEK. Namun perlu juga dicatat bahwa ide
dan tujuan penciptaan IPTEK dan produknya oleh manusia akan dipengaruhi
oleh pandangan-pandangannya terhadap Allah, manusia dan alam semesta.
TUGAS

 Buatlah makalah: ‘ HUBUNGAN AGAMA DENGAN


BIDANG ILMU
 Penulisan : sesuai standart...size 12, times new romans, 1
½,
 Outline:
 Pendahuluan
 Isi
 Penutup
 Lampiran-lampiran: utama daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai