Konseling Pastoral
Peran Konseling Kristen Dalam Pelayanan Pastoral
Nama : Lirawati
NIRM : 220203132
Dosen Pengampuh : Dr. Yohanis Kalodang, M.Th
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………...1
Latar Belakang………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….3
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
karena salah satu peran gembala sidang dalam pelayanan pastoral adalah sebagai
salah satu urat nadi pelayanan pastoral yang penting untuk mencapai tujuan pelayanan
pastoral.Dalam pelayanan pastoral ada banyak masalah jemaat yang harus diselesaikan
oleh seorang gembala sidang atau pendeta dari masalah ringan sampai masalah yang
berat. Menurut Rasul Paulus tujuan dari pelayanan pastoral adalah untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pembangunan tubuh Kristus (bnd. Efesus 4:11-
12). Salah satu cara untuk dapat memperlengkapi orang-orang kudus adalah dengan cara
bahkan mereka juga diharapkan dapat member pelayanan konseling kepada sesama
anggota jemaat.
dan berkunjung tetapi juga harus memberikan tuntutan atau konseling agar jemaat dapat
teragung dan ajaib (Yesaya 9:6).Apabila kita mau belajar ilmu konseling kita harus harus
belajar kepada Tuhan Yesus sebagai contoh konselor yang terbaik. Konseling yang
1
dilakukan tidak boleh melampaui kehendak dan konseling Tuhan Yesus. Tuhan Yesus
telah banyak memberikan contoh tentang konseling terhadap orang lain di antaranya
konseling terhadap seorang perempuan samaria (Yoh. 4), konseling terhadap seorang
2
BAB II
PEMBAHASAN
Konseling berasal dari bahasa inggris yaitu counseling yang berarti pembicaraan,
berasal dari kata counsel yang berarti perundingan, diskusi, nasihat, pengacara yang menangani
suatu masalah.2Dari kata tersebut muncul kata konselo dan konsele atau konsile.Konselor artinya
pelaku nasihat atau penasihat sedangkan konsele artinya orang yang membutuhkan nasihat. 3
Menurut Larry Crabb, konseling adalah hubungan interaksi antara konselor dengan
konsele.4Sedangkan menurut Gary R. Collins, konseling adalah hubungan timbal balik antara
dua individu yaitu konselor yang berusaha menolong atau membimbing dan konsele yang
dengan konseling Kristen, seorang konselor bertugas untuk mengaplikasikan kebenaran firman
Tuhan atas persoalan-persoalan konsele misalnya mengubah sikap atau tingkah laku yang
merugikan dan menolong mengerti nilai-nilai kehidupan yang ada, menolong untuk dapat
mengekspresikan keadaan kuatir, gelisah, takut, kesepian atau kemarahan secara sehat,
menyadari akan dosanya dan mengakuinya di hadapan Allah melalui suatu kehidupan yang baru
Sedangkan pelayanan pastoral adalah sebuah cabang ilmu teologi yang berfokus kepada
perspektif penggembalaan pada semua kegiatan yang berkaitan dengan tri tugas gereja yaitu
sebagai raja.
Riset telah membuktikan bahwa suksesnya seorang konselor bukan karena metode atau
apa yang telah dikatakan atau dilakukan oleh konselor namun kebanyakan oleh karena
kepribadian konselor itu sendiri dimana kepribadian seorang konselor sangat berpengaruh dalam
mengerti bagaimana memecahkan masalah seseorang akan tetapi yang paling penting adalah
1
Lukas Tjandra, seri Diktat: Pembimbingan penggembalaan. (Malang: SAAT, 1976), 1.
2
Peter Salim, The Contempory English-Indonesia Diictionary, sv, “Counsel”.
3
Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, sv, “Konsele”
4
Larry Crabb, Prinsip Dasar Konseling Kristen. (Jakarta: Immanuel, 1999), 190.
5
Gary Collins, Konseling Kristen yang Efektif, 13.
6
ibid. 13-14
3
kepribadian dan bakat yang diberikan Tuhan dalam diri konselor. Menurut Garry R. Collins
bahwa “jika anda ingin menjadi seorang konselor Kristen yang efektif, anda harus menjadi
seorang yang mengasihi Tuhan dan sesama manusia”. 7 Dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat
di Galatia mengingatkan mereka untuk saling tolong menolong karena beberapa di antara mereka
telah jatuh ke dalam dosa yang membutuhkan bimbingan anggota-anggota yang lain.
Menurut Collins, cirri-ciri yang harus dimiliki oleh seorang konselor Kristen, yaitu:
Mempunyai kerohanian yang baik. Maksudnya adalah orang yang hidup seperti yang ada
dalam kitab Galatia 5:22-26 yaitu orang yang sudah menyalibkan hawa nafsunya dan
hidup dalam tuntunan pekerjaan Roh Kudus. Seorang konselor bukan seorang teoritis
tetapi seorang yang mampu membagikan pengalaman hidupnya dengan Tuhan kepada
orang lain.
Harus lemah lembut (Galatia 6:1), artinya bahwa Roh lemah lembut bukan berarti bahwa
kita tidak boleh mengatakan apa yang tidak disukai untuk di dengar dan dilakukan oleh
konsele. Terkadang seorang konselor harus tegas namun tetap lembut kepada mereka
Bersedia meringankan beban (Galatia 6:2). Pekerjaan ini memang bukan hal yang mudah
tetapi seringkali sulit, tidak menyenangkan bahkan menyakitkan. Ada saatnya kita
menolong tetapi ada saatnya juga kita membiarkan orang lain yang menolong.
Sedangkan hal-hal yang harus dihindari oleh seorang konselor Kristen adalah:
7
Garry Collins, Konseling Kristen yang Efektif, 27.
4
Pekerjaan seorang konseling bukan pekerjaan yang gampang, mungkin secara teori
gampang akan tetapi secara realitanya di lapangan seringkali berbeda dengan teori karena
ternyata kasus yang sulit dipecahkan membutuhkan kesabaran khusus dan melelahkan.
Terkadang setelah melakukan bimbingan beberapa konselor menjadi letih, tidak sabar, tidak
peka dan tidak efektif lagi. Gary R. Collins menuliskan ada beberapa usul untuk mengatasi rasa
stress yang sering dialami oleh konselor yaitu saat teduh, membagi tugas dengan orang lain
untuk dapat memdiskusikan persoalan dan mencoba memecahkannya secara bersama-sama serta
Pada masa kini sudah banyak metode konseling yang beredar dan sebagai konselor tidak
harus mengetahui semuanya itu sebagai syarat untuk dapat menolong orang lain. Yang peling
penting kita pahami adalah teknik-teknik konseling Kristen yang telah dituliskan dalam
masalah sekaligus dan Ayub dikisahkan sebagai seorang yang tulus, benar dan takut akan
Tuhan. Ia seorang yang kaya, diberkati dengan sepuluh orang anak, terkenal dan sangat
dihormati akan tetapi di kemudian hari ia ditimpa oleh beberapa peristiwa secara
beruntun yang menyebabkan Ayub kehilangan semua anaknya, semua harta bendanya,
tubuhnya terkena penyakit borok ditambah dengan tekanan dari pihak istrinya sendiri
yang tidak mendukung. Jadi tidak heran jika Ayub sengat kecewa, putus asa, frustasi,
bingung dan bertanya: mengapa ini terjadi?.Dalam keadaan yang demikian, datanglah
tiga konselor yang disebut sebagai teman Ayub sendiri yaitu Elifas, Bildad dan Zofar
namun satupun dari mereka tidak ada yang berhasil membimbing Ayub. Kemudian
datanglah Elihu yang sebetulnya segan berbicara karena ia lebih muda dari mereka tetapi
ia memberanikan diri untuk menolong Ayub. Melalui Elihu kita dapat memperhatikan
beberapa teknik konseling yang digunakan sehingga berhasil membimbing Ayub kepada
5
banyaknya nasihat, mengutip ayat-ayat Alkitab atau memberikan pertanyaan-
telinga yang bisa mendengar bukan hanya banyak berbicara dan member nasihat.
Konselor yang bertindak seperti Elihu yang dengan sabar mendengar keluhan
hatinya. Hal itutentunya dapat melegakan hatinya dan pada saat yang bersamaan
Elihu mengerti bahwa tidak adaseorang pun yang telah menjawab pertanyaan-
Banyak orang yang mengemukakan isi hatinya kepada konselor karena merasa
malu dan jika ia berbuat dosa tentu saja ia akan khawatir kalau-kalau konselor
marah, sinis atau mengecam perbuatannya. Oleh karena itu, konselor harus
menguatkan dan meyakinkan konsele bahwa sekalipun mereka gagal dan berbuat
dosa kita bisa mengerti dan tidak menolak mereka bahkan mengingatkan bahwa
Tuhan Yesus datang ke dunia ini karena Ia mengasihi kita sewaktu kita masih
33:12)
6
Sampaikan pendapat anda dan berikan waktu kepada konsele untuk memberikan
Hal ini adalah bagian ynag terpenting dari konseling dimana konselor
membagikan hikmat dari kebenaran firman Tuhan yang dibutuhkan oleh konsele.
Mengajar dapat dilakukan melalui cara verbal dan non-verbal serta konselor harus
sadar bahwa keteladanan hidup adalah pengajaran yang paling baik dan paling
Mulai dari pasal 34 Elihu mengingatkan Ayub bahwa Allah itu adil dan tidak
seharusnya taat kepada-Nya. Elihu dapat mencapai bagian akhir dari konseling
Tuhan Yesus adalah penasihat yang ajaib yang telah memberikan teknik-teknik
konseling yang patut diteladani.Dalam Lukas 24 yang bercerita tentang Yesus berjalan
dengan dua orang murid yang pergi ke Emaus dan dua orang itu sedang mempercakapkan
tentang peristiwa kebangkitan Yesus yang kontroversi itu.Secara tiba-tiba Yesus datang
dan melibatkan diri dalam percakapan mereka. Melalui peristiwa tersebut ada beberapa
Konseling dapat dilakukan di mana saja baik di rumah, di kantor, di rumah sakit,
Ini bukan berarti bahwa konselor membuat begitu banyak pertanyaan sehingga
konsele hanya tahu menjawab pertanyaan konselor, tetapi dengan cara ini dapat
7
Tuhan Yesus mendengar (Luk. 24:19-24)
24:25-26)
Bagaimana menjadi konselor yang efektif? Salah satu jawabannya ialah mengerti apa
yang menjadi sasaran dari konseling itu sendiri. Menurut DR. Larry Crabb dalam buku karangan
Pdt. Markus Lingga, M.Th ada beberapa sasaran konseling Kristen yaitu sebagai berikut:
Sasaran pertama konselor adalah mengerti dengan tepat apa masalah emosi atau perasaan
negative konsele, jika konsele mulai mencurahkan perasaannya, rerfleksikan dan pancing
agar ia berbicara terus, pahami dan jelaskan. Kemudian cobalah mengidentifikasi apakah
perasaan itu sifatnya kegelisahan, kekesalan, rasa bersalah, keputusasaan, ketakutan atau
perasaan negative konsele. Menurut Larry Crabb, mengenal perasaan konsele merupakan
focus pertama yang penting agar dapat menolong konselor untuk menelusuri ke belakang,
Temukanlah sejumlah tingkah laku negative konsele sebagai Nampak langsung dari
perasaan negatifnya.
Larry Crabb menguraikan beberapa saran yang relevan untuk mengubah pemikiran
asumsinya.
Mengubah asumsi konsele berdasarkan Firman Tuhan dan pimpinan Roh Kudus.
8
Memastikan komitmen untuk bertindak atas dasar asumsi yang baru.
Persoalan yang dihadapi dalam konseling Kristen terlalu banyak dan terlalu rumit, mulai
dari hal-hal yang besar sampai kepada hal-hal yang terkecil. Oleh karena itu, berikut ini ada
beberapa persoalan pokok yang sering dihadapi dalam konseling Kristen, antara lain:
1. Masalah Stres8
Stres dapat dirumuskan sebagai suatu keadaan yang memaksa kita untuk membuat
penyesuaian diri dan menciptakan tekanan baik secara mental maupun fisik. Tekanan-
tekanan hidup ini tidak selalu buruk karena dapat juga mendorong kita dalam mengambil
sebuah keputusan untuk mengatasinya akan tetapi jika terlalu keseringan stress terutama
yang berat akibatnya juga tidak baik. Stress berat dapat mengakibatkan hal-hal buruk
terhadap fisik, mental dan rohani seseorang. Dalam hal ini, langkah-langkah konseling
untuk orang stres adalah dengan cara memahami penyebab stress yang ada, apakah dari
masyarakat atau lingkungan, peristiwa tertentu dalam kehidupan dan dari dalam diri
sendiri. Kemudian menolong orang yang mengalami stres dengan cara mengajak konese
untuk rileks, menolong konsele mengerti penyebab stres dan cara-cara menghadapinya,
mencoba mengenali apa yang telah dilakukan konsele pada waktu yang lalu dalam
mengatasi stresnya, harus diingat bahwa ada hal-hal yang harus dihadapi yaitu suatu
realita yang berat dan tidak dapat diubah lagi, mendorong konsele harus tetap
berhubungan dengan dunia luar serta mendoakan dan berdoa bersama dengan konsele.
2. Masalah Pra-Nikah9
Saat yang tepat untuk memulai menangani masalah-masalah dalam pernikahan dan
pernikahan dimulai ketika seseorang masih kanak-kanak melalui kehidupan orang tuanya
yang baik. Apapun yang mereka dapatkan dari rumah tangganya akan mempengaruhi
sikap hidupnya di kemudian hari dengan menolong keluarga untuk dapat menjadi model
pernikahan yang ideal bagi anak-anak, pemimpin gereja yang telah memberikan
sumbangan yang sangat berharga untuk suksesnya pernikahan anggota jemaat yang akan
8
Gary Collins, konseling Kristen yang Efektif, 88-104
9
E.P. Gintings, Konseling Pranikah, (Bandung: Jurnal Info Media, 2008), 79.
9
datang. Adapun tujuan dari konseling pra-nikah adalah untuk mempersiapkan dan
lain untuk menciptakan suasana pernikahan yang bahagia. Memasuki rumah tangga
bukanlah perkara yang gampang,karena ketika seseorang akan menikah banyak hal yang
harus dipikirkan. Waktu Allah memberikan Hawa kepada Adam, tidak ada masalah sebab
tidak ada masalah dengan mertua, masyarakat, latar belakang pendidikan dan lain
sebagainya.Akan tetapi sekarang ini masalahnya semakin kompleks sifatnya. Oleh karena
itu pentingnya bimbingan bagi pasangan yang akan menikah.Hal-hal yang perlu
dipikirkan adalah alasan untuk menikah, masalah iman dan kerohanian, persoalan orang
tua dan keluarga, watak, tabiat dan usia kedua pasangan, latar belakang, pendidikan
keluarga dan cara berpikir, masalah ekonomi dan rencana, hal kegemaran dan cita-cita
kedua pasangan.
3. Masalah Pernikahan10
Persoalan yang harus diperhatikan di dalam bimbingan pernikahan adalah apa yang
waktu berkunjung dengan singkat, tepat dan sopan serta memberikan kebebasan
berbicara kepada si penderita serta anjurkan agar si penderita berdoa dan bertanya,
apakah ia senang didoakan? Jika bersedia, berdoalah dengan singkat dan tinggalkan
bacaan rohani jika ada. Bagi penderita yang ada di rumah, jika ada telpon di rumahnya
maka hubungilah lebih dahulu dan apakah ia ada di rumah dan bersedia dikunjungi.
5. Bimbingan Perkabungan13
Kematian sering diikuti dengan berbagai emosi seperti rasa sedih, kecewa, bimbang,
kesepian, marah dan lain sebagainya.Biasanya rasa sedih ini diawali dengan masa shock
yang biasanya mengakibatkan penyakit sakit perut, sakit kepala dan sebagainya. Menurut
10
Gary Collins, Konseling Kristen yang efektif, 136.
11
Vivian A. Soesilo, Bimbingan Pranikah, 159.
12
Gary Collins, Konseling Kristen yang Efektif, 208.
13
Gary Collins, Konseling Kristen yang Efektif, 216.
10
Sigmund Freud (psiko-analisis), apabila seseorang kehilangan seseorang yang dkasihinya
maka untuk kembali kepada kehidupan yang normal sangat dibutuhkan usaha keras untuk
Bimbingan yang haru dilakukan pada saat perkabungan yaitu dengan memberikan nas-
nas Alkitab yang menghiburkan misalnya Fil. 1:21, 1 Tes. 4:13-18, dsb, peranan dan
sikap seorang pemimpin ketika upacara pemakaman dan yang harus diingat bahwa
upacara tersebut ditujukan kepada orang yang masih hidup bukan kepada orang yang
sudah mati, memberikan bimbingan setelah hari-hari duka dan upacara selesai karena
berduka.
Orang yang dirasuk setan bukan berarti gila karena penyakit jiwa harus dibedakan dari
kerasukan setan.Sakit jiwa dalam bahasa inggris yaitu “Mental disease” sedangkan
kerasukan setan “Demon possession”.Kekuatan orang yang dirasuk setan sangat luar
biasa sehingga tidak dapat di taklukan atau dikuasai.Ia dapat memutuskan rantainya tetapi
ada pula orang kerasukan hanya tidur seperti orang lumpuh. Penderita masih mempunyai
ingatan, bahkan pada saat kerasukan ia mempunyai instink atau ingatan yang luar biasa.
Ia dapat meramal mengenai hal-hal yang akan dating bahkan dpat mengetahui rahasia
orang lain. Jika seorang hamba Tuhan datang kepadanya ia dapat mengungkapkan dosa-
ancaman. Orang yang kerasukan seolah-olah mempunyai dua pribai, yang satu di luar dan
yang lain didalam. Orang yang kerasukan setan seakan-akan mendengar suara yang
mengacam dirinya dan suara itu dengan terang-terangan mengatakan bahwa ia tidak
boleh percaya kepada Tuhan dan dia menolak orang yang hendak menolongnya setelah di
bebaskan dari belengguh setan, pertama-tama ia harus bertobat dan percaya kepada Yesus
sebagai juruselamatnya.
14
Markus Lingga, Materi Kuliah Okultisme, STT Kibaid, Makale, 2008.
11
7. Bimbingan Kepada Pecandu Minuman Keras dan Sejenisnya
Yang menyebabkan orang dapat kecanduan yaitu perasaan tertekan, kebudayaan dan latar
Menurut Markus Lingga, M.Th. “Pelayanan konseling bagi mereka, paling sedikit
mempunyai 5 sasaran;
Membuat pecandu menghentikan kebiasaanya.
Memperbaiki kerusakan-kerusakan tubuhnya akibat dari kecanduanya.
Menolong menemukan cara bagaimana dapat mengatasi tekanan dalam hidupnya.
Menolong menggunakan penganti alcohol yang tidak menimbulkan efek-efek
samping.
Menolong membangun kembali harga diri dan mengatsi rasa bersalahnya.”15
Di dalam melakukan konseling pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Dalam konseling
sekuler bertujuan untuk menolong orang yang dikonseling mendapatkan kebahagiaan hidup
sedangkan konseling Kristen memiliki tujuan utama agar konsele dapat hidup menyenangkan
Tuhan dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki sesuai dengan Firman-Nya.
Tujuan konseling pastoral adalah jemaat menuju kedewasaan penuh dalam Kristus (Ef.
4), sehingga tidak mudah di goyahkan oleh dunia di sekitar atau dalam bahasa psikologi
mencapai kesehetan mental dan rohani (mental health).Untuk pencpaian tujuan itu, sebenarnya
semua unit atau bagian dalam gereja dapat berperan baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam konseling.Jadi, peran koselor bukan mengantikan orang yang menhadapi masalah tetapi
mendampingi konsele.
BAB III
KESIMPULAN
15
Markus Lingga, Pedoman Konseling Kristen, Gunung Sopai, Yogyakarta 2013. Hlm 82
12
Pelayanan pastoral tidak dapat dipisahkan dari pelayanan konseling Kristen karena salah
satu peran gembala sidang dalam pelayanan pastoral adalah sebagai konselor dimana gembala
berperan member pembimbingan kepada anggota-anggota jemaat dalam berbagai kebutuhan dan
permasalahan mereka. Gereja local harus dan dapat dengan sukses memikul tanggung jawab
dalam kedudukannya untuk memulihkan orang-orang bermasalah agar memiliki kehidupan yang
penuh, produktif dan kreatif. Jika berharap meraih keberhasilan yang demikian besar dan
mengabaikan tanggung jawan yang secara serius maka para gembala perlu kembali pada model
Alkitab, tidak melayani jemaat melainkan memperlengkapi mereka untuk melayani satu sama
Jadi, pelayanan pastoral dan konseling saling membutuhkan dan memiliki keterkaitan
antara satu dengan yang lain. Sehingga seorang gembala harus mengerti akan tugas dan tanggung
jawabnya yaitu bukan hanya menjadi seorang gembala di gereja melainkan juga memiliki peran
DAFTAR PUSTAKA
13
Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, sv, “Konsele”
Larry Crabb, Prinsip Dasar Konseling Kristen. (Jakarta: Immanuel, 1999), 190.
Gary Collins, Konseling Kristen yang Efektif, 13.
E.P. Gintings, Konseling Pranikah, (Bandung: Jurnal Info Media, 2008), 79.
Vivian A. Soesilo, Bimbingan Pranikah, 159.
Markus Lingga, Materi Kuliah Okultisme, STT Kibaid, Makale, 2008.
Markus Lingga, Pedoman Konseling Kristen, Gunung Sopai, Yogyakarta 2013. Hlm 82
14