Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Konseling Pastoral
Peran Konseling Kristen Dalam Pelayanan Pastoral

Nama : Lirawati
NIRM : 220203132
Dosen Pengampuh : Dr. Yohanis Kalodang, M.Th

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID


MAKALE
2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………...1

Latar Belakang………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….3

Pengertian Konseling dan Pelayanan Pastoral……………………………….3

Ciri-Ciri Konseling Kristen…………………………………………………...3

Teknik-Teknik Konseling Kristen…………………………………………….5

Sasaran Konseling Kristen……………………………………………………8

Pokok-Pokok Persoalan Dalam Konseling Pastoral………………………….9

Tujuan Konseling Kristen…………………………………………………….12

BAB III KESIMPULAN…………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pelayanan pastoral tidak dapat dipisahkan dari pelayanan konseling Kristen

karena salah satu peran gembala sidang dalam pelayanan pastoral adalah sebagai

konselor dimana gembala berperan member pembimbingan kepada anggota-anggota

jemaat dalam berbagai kebutuhan dan permasalahan mereka.Tugas pembimbingan adalah

salah satu urat nadi pelayanan pastoral yang penting untuk mencapai tujuan pelayanan

pastoral.Dalam pelayanan pastoral ada banyak masalah jemaat yang harus diselesaikan

oleh seorang gembala sidang atau pendeta dari masalah ringan sampai masalah yang

berat. Menurut Rasul Paulus tujuan dari pelayanan pastoral adalah untuk

memperlengkapi orang-orang kudus bagi pembangunan tubuh Kristus (bnd. Efesus 4:11-

12). Salah satu cara untuk dapat memperlengkapi orang-orang kudus adalah dengan cara

member pelayanan konseling agar jemaat dapat menyelesaikan masalahnya sendiri

bahkan mereka juga diharapkan dapat member pelayanan konseling kepada sesama

anggota jemaat.

Seorang gembala sidang bagaikan seorang dokter rohani di tengah-tengah jemaat

yang sangat diharapkan jemaat untuk menolong mereka dalam menyelesaikan

masalahnya.Kehadiran gembala sidang di sebuah jemaat bukan hanya untuk berkhotbah

dan berkunjung tetapi juga harus memberikan tuntutan atau konseling agar jemaat dapat

mencapai tingkat kedewasaan rohani.Tuhan Yesus adalah seorang konselor yang

teragung dan ajaib (Yesaya 9:6).Apabila kita mau belajar ilmu konseling kita harus harus

belajar kepada Tuhan Yesus sebagai contoh konselor yang terbaik. Konseling yang

1
dilakukan tidak boleh melampaui kehendak dan konseling Tuhan Yesus. Tuhan Yesus

telah banyak memberikan contoh tentang konseling terhadap orang lain di antaranya

konseling terhadap seorang perempuan samaria (Yoh. 4), konseling terhadap seorang

muda yang kaya, terhadap Nikodemus (Yoh. 3).

2
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Konseling dan Pelayanan Pastoral

Konseling berasal dari bahasa inggris yaitu counseling yang berarti pembicaraan,

bercakap-cakap, membimbing, berunding, petunjuk, nasihat dan lain sebagainya.1 Konseling

berasal dari kata counsel yang berarti perundingan, diskusi, nasihat, pengacara yang menangani

suatu masalah.2Dari kata tersebut muncul kata konselo dan konsele atau konsile.Konselor artinya

pelaku nasihat atau penasihat sedangkan konsele artinya orang yang membutuhkan nasihat. 3

Menurut Larry Crabb, konseling adalah hubungan interaksi antara konselor dengan

konsele.4Sedangkan menurut Gary R. Collins, konseling adalah hubungan timbal balik antara

dua individu yaitu konselor yang berusaha menolong atau membimbing dan konsele yang

membutuhkan pengertian untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya.5 Dalam kaitannya

dengan konseling Kristen, seorang konselor bertugas untuk mengaplikasikan kebenaran firman

Tuhan atas persoalan-persoalan konsele misalnya mengubah sikap atau tingkah laku yang

merugikan dan menolong mengerti nilai-nilai kehidupan yang ada, menolong untuk dapat

mengekspresikan keadaan kuatir, gelisah, takut, kesepian atau kemarahan secara sehat,

menyadari akan dosanya dan mengakuinya di hadapan Allah melalui suatu kehidupan yang baru

dan lain sebagainya.6

Sedangkan pelayanan pastoral adalah sebuah cabang ilmu teologi yang berfokus kepada

perspektif penggembalaan pada semua kegiatan yang berkaitan dengan tri tugas gereja yaitu

memimpin/mengatur/menata dan membimbing sebagaimana dilakukan oleh Yesus Kristus

sebagai raja.

Ciri-Ciri Konseling Kristen

Riset telah membuktikan bahwa suksesnya seorang konselor bukan karena metode atau

apa yang telah dikatakan atau dilakukan oleh konselor namun kebanyakan oleh karena

kepribadian konselor itu sendiri dimana kepribadian seorang konselor sangat berpengaruh dalam

proses pembimbingan. Sangat diperlukan untuk mengetahui teknik-teknik konseling dan

mengerti bagaimana memecahkan masalah seseorang akan tetapi yang paling penting adalah

1
Lukas Tjandra, seri Diktat: Pembimbingan penggembalaan. (Malang: SAAT, 1976), 1.
2
Peter Salim, The Contempory English-Indonesia Diictionary, sv, “Counsel”.
3
Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, sv, “Konsele”
4
Larry Crabb, Prinsip Dasar Konseling Kristen. (Jakarta: Immanuel, 1999), 190.
5
Gary Collins, Konseling Kristen yang Efektif, 13.
6
ibid. 13-14

3
kepribadian dan bakat yang diberikan Tuhan dalam diri konselor. Menurut Garry R. Collins

bahwa “jika anda ingin menjadi seorang konselor Kristen yang efektif, anda harus menjadi

seorang yang mengasihi Tuhan dan sesama manusia”. 7 Dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat

di Galatia mengingatkan mereka untuk saling tolong menolong karena beberapa di antara mereka

telah jatuh ke dalam dosa yang membutuhkan bimbingan anggota-anggota yang lain.

Menurut Collins, cirri-ciri yang harus dimiliki oleh seorang konselor Kristen, yaitu:

Mempunyai kerohanian yang baik. Maksudnya adalah orang yang hidup seperti yang ada

dalam kitab Galatia 5:22-26 yaitu orang yang sudah menyalibkan hawa nafsunya dan

hidup dalam tuntunan pekerjaan Roh Kudus. Seorang konselor bukan seorang teoritis

tetapi seorang yang mampu membagikan pengalaman hidupnya dengan Tuhan kepada

orang lain.

Harus lemah lembut (Galatia 6:1), artinya bahwa Roh lemah lembut bukan berarti bahwa

kita tidak boleh mengatakan apa yang tidak disukai untuk di dengar dan dilakukan oleh

konsele. Terkadang seorang konselor harus tegas namun tetap lembut kepada mereka

yang datang dengan berbagai persoalannya.

Bersedia meringankan beban (Galatia 6:2). Pekerjaan ini memang bukan hal yang mudah

tetapi seringkali sulit, tidak menyenangkan bahkan menyakitkan. Ada saatnya kita

menolong tetapi ada saatnya juga kita membiarkan orang lain yang menolong.

Memiliki sikap yang rendah hati

Harus bersikap sabar

Harus rajin berbuat baik (Galatia 6:10)

Hidup dalam kasih (Yohanes 13:34-35)

Sedangkan hal-hal yang harus dihindari oleh seorang konselor Kristen adalah:

Memihak atau menitikberatkan pada informasi yang sepihak

Mengambil keputusan yang premature/tergesa-gesa

Terlalu menekankan konftrontasi

Terlalu banyak ikut campur

Terlalu akrab dengan konsele yang beda jenis kelamin

Kegagalan menyimpan rahasia

Pelayanan yang tidak seimbang

7
Garry Collins, Konseling Kristen yang Efektif, 27.

4
Pekerjaan seorang konseling bukan pekerjaan yang gampang, mungkin secara teori

gampang akan tetapi secara realitanya di lapangan seringkali berbeda dengan teori karena

ternyata kasus yang sulit dipecahkan membutuhkan kesabaran khusus dan melelahkan.

Terkadang setelah melakukan bimbingan beberapa konselor menjadi letih, tidak sabar, tidak

peka dan tidak efektif lagi. Gary R. Collins menuliskan ada beberapa usul untuk mengatasi rasa

stress yang sering dialami oleh konselor yaitu saat teduh, membagi tugas dengan orang lain

untuk dapat memdiskusikan persoalan dan mencoba memecahkannya secara bersama-sama serta

membutuhkan dukungan dari saudara-saudara seiman.

Teknik-Teknik Konseling Kristen

Pada masa kini sudah banyak metode konseling yang beredar dan sebagai konselor tidak

harus mengetahui semuanya itu sebagai syarat untuk dapat menolong orang lain. Yang peling

penting kita pahami adalah teknik-teknik konseling Kristen yang telah dituliskan dalam

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

1. Contoh teknik konseling dari kasus Ayub

Kitab Ayub menceritakan tentang pergumulan Ayub yang mengalami beberapa

masalah sekaligus dan Ayub dikisahkan sebagai seorang yang tulus, benar dan takut akan

Tuhan. Ia seorang yang kaya, diberkati dengan sepuluh orang anak, terkenal dan sangat

dihormati akan tetapi di kemudian hari ia ditimpa oleh beberapa peristiwa secara

beruntun yang menyebabkan Ayub kehilangan semua anaknya, semua harta bendanya,

tubuhnya terkena penyakit borok ditambah dengan tekanan dari pihak istrinya sendiri

yang tidak mendukung. Jadi tidak heran jika Ayub sengat kecewa, putus asa, frustasi,

bingung dan bertanya: mengapa ini terjadi?.Dalam keadaan yang demikian, datanglah

tiga konselor yang disebut sebagai teman Ayub sendiri yaitu Elifas, Bildad dan Zofar

namun satupun dari mereka tidak ada yang berhasil membimbing Ayub. Kemudian

datanglah Elihu yang sebetulnya segan berbicara karena ia lebih muda dari mereka tetapi

ia memberanikan diri untuk menolong Ayub. Melalui Elihu kita dapat memperhatikan

beberapa teknik konseling yang digunakan sehingga berhasil membimbing Ayub kepada

kebenaran, yaitu sebagai berikut:

 Elihu mendengar (Ayub 32:11).

Mendengar adalah bagian terpenting yang seringkali dilupakan dalam konseling.

Konselor seringkali merasa bahwa tugasnya adalah memberikan sebanyak-

5
banyaknya nasihat, mengutip ayat-ayat Alkitab atau memberikan pertanyaan-

pertanyaan namun cara demikian dapat merusak proses konseling. Dietrich

Bonhoefer menuliskan bahwa yang dibutuhkan oleh seorang konselor adalah

telinga yang bisa mendengar bukan hanya banyak berbicara dan member nasihat.

Konselor yang bertindak seperti Elihu yang dengan sabar mendengar keluhan

Ayub akan membuat konsele mempunyai kesempatan untuk mengutarakan isi

hatinya. Hal itutentunya dapat melegakan hatinya dan pada saat yang bersamaan

memberikan banyak bahan yang akan menolong proses konseling itu

sendiri.mendengar konsele harus dengan konsentrasi penuh, jangan memikirkan

hal lain dan konsentrasi melayang-layang.

 Elihu mengerti (Ayub 32:11)

Elihu mengerti bahwa tidak adaseorang pun yang telah menjawab pertanyaan-

pertanyaan Ayub.Jika seorang konselor mengerti konselenya konselor harus

mencoba membayangkan melalui jalan pikirannya. Konselor akan mengerti

persoalan konsele kalau ia memandang persoalan dari kacamata konsele dengan

demikiania akan mulai mengerti persoalannya.

 Elihu menguatkan (Ayub 33:6-7)

Banyak orang yang mengemukakan isi hatinya kepada konselor karena merasa

malu dan jika ia berbuat dosa tentu saja ia akan khawatir kalau-kalau konselor

marah, sinis atau mengecam perbuatannya. Oleh karena itu, konselor harus

menguatkan dan meyakinkan konsele bahwa sekalipun mereka gagal dan berbuat

dosa kita bisa mengerti dan tidak menolak mereka bahkan mengingatkan bahwa

Tuhan Yesus datang ke dunia ini karena Ia mengasihi kita sewaktu kita masih

berdosa (Roma 6:8).

 Elihu mengkonfrontasikan Ayub dengan kebenaran-kebenaran Allah (Ayub

33:12)

Tanggung jawab seorang konselor bukan untuk menghakimi, mengecam,

mengutuk dan menimbulkan perasaan bersalah akan tetapi memperhadapkan

konsele kepada kegagalannya, perbuatannya, dosanya atau tingkah lakunya yang

merugikan yang mungkin tidak dilihat oleh konsele sebelumnya. Konselor

hendaknya mengkonfrontasikan seseorang dengan cara yang lemah lembut.

6
Sampaikan pendapat anda dan berikan waktu kepada konsele untuk memberikan

tanggapan seperti Elihu berkata kepada Ayub. Elihu tidak memberikankhotbah

yang panjang-panjang akan tetapi ia memberikan kesempatan kepada Ayub untuk

menyampaikan tanggapannya dan Ayub menyadari akan kesalahannya.

 Elihu mengajar (Ayub 33:33)

Hal ini adalah bagian ynag terpenting dari konseling dimana konselor

membagikan hikmat dari kebenaran firman Tuhan yang dibutuhkan oleh konsele.

Mengajar dapat dilakukan melalui cara verbal dan non-verbal serta konselor harus

sadar bahwa keteladanan hidup adalah pengajaran yang paling baik dan paling

gampang diterima oleh konsele (bnd. 1 Kor. 11:1).

 Elihu membimbing Ayub kepada Tuhan

Mulai dari pasal 34 Elihu mengingatkan Ayub bahwa Allah itu adil dan tidak

pernah berlaku curang, Ia betul-betul memperhatikan keadaan manusia dan kita

seharusnya taat kepada-Nya. Elihu dapat mencapai bagian akhir dari konseling

dengan gemilang oleh karena ia bersedia mendengar dan menciptakan hubungan

yang baik dengan Ayub.

2. Contoh Teknik Konseling Tuhan Yesus

Tuhan Yesus adalah penasihat yang ajaib yang telah memberikan teknik-teknik

konseling yang patut diteladani.Dalam Lukas 24 yang bercerita tentang Yesus berjalan

dengan dua orang murid yang pergi ke Emaus dan dua orang itu sedang mempercakapkan

tentang peristiwa kebangkitan Yesus yang kontroversi itu.Secara tiba-tiba Yesus datang

dan melibatkan diri dalam percakapan mereka. Melalui peristiwa tersebut ada beberapa

teknik konseling yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, yaitu:

 Tuhan Yesus datang dan berjalan bersama-sama (Lukas 24:15)

Konseling dapat dilakukan di mana saja baik di rumah, di kantor, di rumah sakit,

di gereja maupun di tempat-tempat lain yang terpenting ialah apakah konselor

mau mendengar persoalan konsele?

 Tuhan Yesus bertanya (Lukas 24:17, 19)

Ini bukan berarti bahwa konselor membuat begitu banyak pertanyaan sehingga

konsele hanya tahu menjawab pertanyaan konselor, tetapi dengan cara ini dapat

membuat konsele untuk mengutarakan isi hatinya.

7
 Tuhan Yesus mendengar (Luk. 24:19-24)

 Tuhan Yesus menerima mereka apa adanya

 Tuhan Yesus menghadapkan mereka dengan persoalan yang sebenarnya (Luk.

24:25-26)

 Tuhan Yesus mengajar mereka (Luk. 24:27)

 Tuhan Yesus bersedia tinggal bersama-sama dengan mereka (Luk. 24:28-29)

 Tuhan Yesus menolong mereka untuk independen (Luk. 24:31)

Sasaran Konseling Kristen

Bagaimana menjadi konselor yang efektif? Salah satu jawabannya ialah mengerti apa

yang menjadi sasaran dari konseling itu sendiri. Menurut DR. Larry Crabb dalam buku karangan

Pdt. Markus Lingga, M.Th ada beberapa sasaran konseling Kristen yaitu sebagai berikut:

1. Mengenal masalah perasaan negatif konsele

Sasaran pertama konselor adalah mengerti dengan tepat apa masalah emosi atau perasaan

negative konsele, jika konsele mulai mencurahkan perasaannya, rerfleksikan dan pancing

agar ia berbicara terus, pahami dan jelaskan. Kemudian cobalah mengidentifikasi apakah

perasaan itu sifatnya kegelisahan, kekesalan, rasa bersalah, keputusasaan, ketakutan atau

perasaan tidak pasti dari kekosongan.Tingkat pertama adalah mengenali masalah

perasaan negative konsele. Menurut Larry Crabb, mengenal perasaan konsele merupakan

focus pertama yang penting agar dapat menolong konselor untuk menelusuri ke belakang,

ke dalam akar masalah konsele.

2. Mengenal tingkah laku negative yang berorientasi pada masalah

Temukanlah sejumlah tingkah laku negative konsele sebagai Nampak langsung dari

perasaan negatifnya.

3. Mengenal pemikiran negatif konsele

Larry Crabb menguraikan beberapa saran yang relevan untuk mengubah pemikiran

negatif ke pemikiran yang positif, yaitu:

 Mengenali di mana asumsi yang keliru itu dipelajari

 Bangkitkan ekspresi dimensi emosi di sekitar keyakinan itu.

 Mendukung konsele ketika ia mempertimbangkan untuk mengubah asumsi-

asumsinya.

 Mengubah asumsi konsele berdasarkan Firman Tuhan dan pimpinan Roh Kudus.

8
 Memastikan komitmen untuk bertindak atas dasar asumsi yang baru.

 Merencanakan atau menjalankan tingkah laku sesuai dengan Firman Tuhan.

 Mengenal perasaan yang dikuasai oleh Roh Kudus.

Pokok-Pokok Persoalan Dalam Konseling Pastoral

Persoalan yang dihadapi dalam konseling Kristen terlalu banyak dan terlalu rumit, mulai

dari hal-hal yang besar sampai kepada hal-hal yang terkecil. Oleh karena itu, berikut ini ada

beberapa persoalan pokok yang sering dihadapi dalam konseling Kristen, antara lain:

1. Masalah Stres8

Stres dapat dirumuskan sebagai suatu keadaan yang memaksa kita untuk membuat

penyesuaian diri dan menciptakan tekanan baik secara mental maupun fisik. Tekanan-

tekanan hidup ini tidak selalu buruk karena dapat juga mendorong kita dalam mengambil

sebuah keputusan untuk mengatasinya akan tetapi jika terlalu keseringan stress terutama

yang berat akibatnya juga tidak baik. Stress berat dapat mengakibatkan hal-hal buruk

terhadap fisik, mental dan rohani seseorang. Dalam hal ini, langkah-langkah konseling

untuk orang stres adalah dengan cara memahami penyebab stress yang ada, apakah dari

masyarakat atau lingkungan, peristiwa tertentu dalam kehidupan dan dari dalam diri

sendiri. Kemudian menolong orang yang mengalami stres dengan cara mengajak konese

untuk rileks, menolong konsele mengerti penyebab stres dan cara-cara menghadapinya,

mencoba mengenali apa yang telah dilakukan konsele pada waktu yang lalu dalam

mengatasi stresnya, harus diingat bahwa ada hal-hal yang harus dihadapi yaitu suatu

realita yang berat dan tidak dapat diubah lagi, mendorong konsele harus tetap

berhubungan dengan dunia luar serta mendoakan dan berdoa bersama dengan konsele.

2. Masalah Pra-Nikah9

Saat yang tepat untuk memulai menangani masalah-masalah dalam pernikahan dan

keluarga adalah sebelum masalah itu sendiri timbul.Secara idealnya, persiapan

pernikahan dimulai ketika seseorang masih kanak-kanak melalui kehidupan orang tuanya

yang baik. Apapun yang mereka dapatkan dari rumah tangganya akan mempengaruhi

sikap hidupnya di kemudian hari dengan menolong keluarga untuk dapat menjadi model

pernikahan yang ideal bagi anak-anak, pemimpin gereja yang telah memberikan

sumbangan yang sangat berharga untuk suksesnya pernikahan anggota jemaat yang akan
8
Gary Collins, konseling Kristen yang Efektif, 88-104
9
E.P. Gintings, Konseling Pranikah, (Bandung: Jurnal Info Media, 2008), 79.

9
datang. Adapun tujuan dari konseling pra-nikah adalah untuk mempersiapkan dan

menolong individu, pasangan-pasangan bahkan kadang-kadang anggota keluarga yang

lain untuk menciptakan suasana pernikahan yang bahagia. Memasuki rumah tangga

bukanlah perkara yang gampang,karena ketika seseorang akan menikah banyak hal yang

harus dipikirkan. Waktu Allah memberikan Hawa kepada Adam, tidak ada masalah sebab

tidak ada masalah dengan mertua, masyarakat, latar belakang pendidikan dan lain

sebagainya.Akan tetapi sekarang ini masalahnya semakin kompleks sifatnya. Oleh karena

itu pentingnya bimbingan bagi pasangan yang akan menikah.Hal-hal yang perlu

dipikirkan adalah alasan untuk menikah, masalah iman dan kerohanian, persoalan orang

tua dan keluarga, watak, tabiat dan usia kedua pasangan, latar belakang, pendidikan

keluarga dan cara berpikir, masalah ekonomi dan rencana, hal kegemaran dan cita-cita

kedua pasangan.

3. Masalah Pernikahan10

Persoalan yang harus diperhatikan di dalam bimbingan pernikahan adalah apa yang

menyebabkan atau mengganggu kebahagiaan pernikahan,, penundaan keturunan, tidak

menyukai anak, mempunyai anak yg terlalu banyak,masalah dominasi suami dalam

pernikahan, pernikahan tanpa kasih, pernikahan campuran, pengaruh alcohol, masalah

kehadiran anak11, masalah KB, masalah keuangan dan masalah komunikasi.

4. Masalah Orang Sakit12

Untuk melakukan bimbingan kepada penderita pada umumnya harus menggunakan

waktu berkunjung dengan singkat, tepat dan sopan serta memberikan kebebasan

berbicara kepada si penderita serta anjurkan agar si penderita berdoa dan bertanya,

apakah ia senang didoakan? Jika bersedia, berdoalah dengan singkat dan tinggalkan

bacaan rohani jika ada. Bagi penderita yang ada di rumah, jika ada telpon di rumahnya

maka hubungilah lebih dahulu dan apakah ia ada di rumah dan bersedia dikunjungi.

5. Bimbingan Perkabungan13

Kematian sering diikuti dengan berbagai emosi seperti rasa sedih, kecewa, bimbang,

kesepian, marah dan lain sebagainya.Biasanya rasa sedih ini diawali dengan masa shock

yang biasanya mengakibatkan penyakit sakit perut, sakit kepala dan sebagainya. Menurut

10
Gary Collins, Konseling Kristen yang efektif, 136.
11
Vivian A. Soesilo, Bimbingan Pranikah, 159.
12
Gary Collins, Konseling Kristen yang Efektif, 208.
13
Gary Collins, Konseling Kristen yang Efektif, 216.

10
Sigmund Freud (psiko-analisis), apabila seseorang kehilangan seseorang yang dkasihinya

maka untuk kembali kepada kehidupan yang normal sangat dibutuhkan usaha keras untuk

mengatasi kepedihan tersebut. Berikut ini beberapa kebutuhan untuk mengatasi

kedukaan, antara lain:

 Kebutuhan untuk mendapat dukungan dari orang lain

 Kebutuhan untuk menerima realitas almarhum

 Kebutuhan untuk menyatakan rasa ikut berdukacita

 Kebutuhan untuk menciptakan suatu hubungan yang baru

Bimbingan yang haru dilakukan pada saat perkabungan yaitu dengan memberikan nas-

nas Alkitab yang menghiburkan misalnya Fil. 1:21, 1 Tes. 4:13-18, dsb, peranan dan

sikap seorang pemimpin ketika upacara pemakaman dan yang harus diingat bahwa

upacara tersebut ditujukan kepada orang yang masih hidup bukan kepada orang yang

sudah mati, memberikan bimbingan setelah hari-hari duka dan upacara selesai karena

seorang pemimpin harus berperan memberikan bimbingan selanjutnya kepada yang

berduka.

6. Bimbingan Pengusiran Setan14

Orang yang dirasuk setan bukan berarti gila karena penyakit jiwa harus dibedakan dari

kerasukan setan.Sakit jiwa dalam bahasa inggris yaitu “Mental disease” sedangkan

kerasukan setan “Demon possession”.Kekuatan orang yang dirasuk setan sangat luar

biasa sehingga tidak dapat di taklukan atau dikuasai.Ia dapat memutuskan rantainya tetapi

ada pula orang kerasukan hanya tidur seperti orang lumpuh. Penderita masih mempunyai

ingatan, bahkan pada saat kerasukan ia mempunyai instink atau ingatan yang luar biasa.

Ia dapat meramal mengenai hal-hal yang akan dating bahkan dpat mengetahui rahasia

orang lain. Jika seorang hamba Tuhan datang kepadanya ia dapat mengungkapkan dosa-

dosanya (sifatnya menuduh) dan membongkar rahasia pribadinya atau melontarkan

ancaman. Orang yang kerasukan seolah-olah mempunyai dua pribai, yang satu di luar dan

yang lain didalam. Orang yang kerasukan setan seakan-akan mendengar suara yang

mengacam dirinya dan suara itu dengan terang-terangan mengatakan bahwa ia tidak

boleh percaya kepada Tuhan dan dia menolak orang yang hendak menolongnya setelah di

bebaskan dari belengguh setan, pertama-tama ia harus bertobat dan percaya kepada Yesus

sebagai juruselamatnya.
14
Markus Lingga, Materi Kuliah Okultisme, STT Kibaid, Makale, 2008.

11
7. Bimbingan Kepada Pecandu Minuman Keras dan Sejenisnya

Yang menyebabkan orang dapat kecanduan yaitu perasaan tertekan, kebudayaan dan latar

belakang kehidupan, kepribadian seseorang, keadaan rohani, dan keadaan keluarga.

Menurut Markus Lingga, M.Th. “Pelayanan konseling bagi mereka, paling sedikit
mempunyai 5 sasaran;
 Membuat pecandu menghentikan kebiasaanya.
 Memperbaiki kerusakan-kerusakan tubuhnya akibat dari kecanduanya.
 Menolong menemukan cara bagaimana dapat mengatasi tekanan dalam hidupnya.
 Menolong menggunakan penganti alcohol yang tidak menimbulkan efek-efek
samping.
 Menolong membangun kembali harga diri dan mengatsi rasa bersalahnya.”15

Tujuan Konseling Kristen

Di dalam melakukan konseling pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Dalam konseling

sekuler bertujuan untuk menolong orang yang dikonseling mendapatkan kebahagiaan hidup

sedangkan konseling Kristen memiliki tujuan utama agar konsele dapat hidup menyenangkan

Tuhan dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki sesuai dengan Firman-Nya.

Tujuan konseling pastoral adalah jemaat menuju kedewasaan penuh dalam Kristus (Ef.

4), sehingga tidak mudah di goyahkan oleh dunia di sekitar atau dalam bahasa psikologi

mencapai kesehetan mental dan rohani (mental health).Untuk pencpaian tujuan itu, sebenarnya

semua unit atau bagian dalam gereja dapat berperan baik secara langsung maupun tidak langsung

dalam konseling.Jadi, peran koselor bukan mengantikan orang yang menhadapi masalah tetapi

mendampingi konsele.

BAB III

KESIMPULAN

15
Markus Lingga, Pedoman Konseling Kristen, Gunung Sopai, Yogyakarta 2013. Hlm 82

12
Pelayanan pastoral tidak dapat dipisahkan dari pelayanan konseling Kristen karena salah

satu peran gembala sidang dalam pelayanan pastoral adalah sebagai konselor dimana gembala

berperan member pembimbingan kepada anggota-anggota jemaat dalam berbagai kebutuhan dan

permasalahan mereka. Gereja local harus dan dapat dengan sukses memikul tanggung jawab

dalam kedudukannya untuk memulihkan orang-orang bermasalah agar memiliki kehidupan yang

penuh, produktif dan kreatif. Jika berharap meraih keberhasilan yang demikian besar dan

mengabaikan tanggung jawan yang secara serius maka para gembala perlu kembali pada model

Alkitab, tidak melayani jemaat melainkan memperlengkapi mereka untuk melayani satu sama

lain dengan menggunakan karunia-karunia rohani mereka.

Jadi, pelayanan pastoral dan konseling saling membutuhkan dan memiliki keterkaitan

antara satu dengan yang lain. Sehingga seorang gembala harus mengerti akan tugas dan tanggung

jawabnya yaitu bukan hanya menjadi seorang gembala di gereja melainkan juga memiliki peran

penting dalam melakukan pelayanan pastoral konseling bagi jemaatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Lukas Tjandra, seri Diktat: Pembimbingan penggembalaan. (Malang: SAAT, 1976), 1.


Peter Salim, The Contempory English-Indonesia Diictionary, sv, “Counsel”.

13
Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, sv, “Konsele”
Larry Crabb, Prinsip Dasar Konseling Kristen. (Jakarta: Immanuel, 1999), 190.
Gary Collins, Konseling Kristen yang Efektif, 13.
E.P. Gintings, Konseling Pranikah, (Bandung: Jurnal Info Media, 2008), 79.
Vivian A. Soesilo, Bimbingan Pranikah, 159.
Markus Lingga, Materi Kuliah Okultisme, STT Kibaid, Makale, 2008.
Markus Lingga, Pedoman Konseling Kristen, Gunung Sopai, Yogyakarta 2013. Hlm 82

14

Anda mungkin juga menyukai