MATERI KULIAH
Pengampu:
BAB 1
PENGENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Diktator
Ia bertindak sebagai diktator dalam memutuskan segala hal.
Orang-orang yang gagal melakukan perintahnya akan menerima
hukuman. Contoh: Raja Nebukadnezar (Daniel 2:1-13) dan Raja Herodes.
Contoh penguasa di zaman modern adalah Hitler, Stalin dan Mussolini.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:
Kuasa dan hak dalam memutuskan sesuatu hanya pada dirinya saja.
Tidak realistik dalam memberi tugas kepada orang lain/ bawahan.
Menuntut disiplin yang keras serta menghukum dengan sewenang-
wenang.
Tidak memberi kesempatan orang lain bertanya tentang keputusannya.
2. Gaya Otoritatif
Ia pemimpin yang tidak pernah meminta orang lain membantunya
membuat keputusan, karena ia merasa bahwa pengalaman dan
kemampuannya jauh lebih baik dari yang lain.
3. Gaya Konsultatif
Ia pemimpin yang mengharapkan masukan dari anggotanya dan
berusaha mempertimbangkannya untuk memutuskan sesuatu yang
penting bagi kebutuhan bersama.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:
Meminta masukan/pendapat bawahannya secara berkala.
Tidak pernah membuat keputusan penting, tanpa menerima pendapat
mereka yang kena dampak dari keputusan tersebut.
Memberikan apresiasi kepada yang melakukan tugas dengan baik.
Bersedia menyerahkan kewenangan beberapa tanggung jawab membuat
keputusan kepada orang lain; tetapi hak veto tetap pada dirinya.
Berusaha mempertimbangkan segala usulan yang disarankan, sebelum
membuat keputusan dan kemudian menjelaskan mengapa beberapa saran/
ide tidak dapat diterima.
4. Gaya Partisipatif
Ia pemimpin yang memberikan kesempatan luas kepada seluruh
anggota tim yang dipimpinnya untuk memberikan masukan bersama-
sama pemimpin, dalam mencapai tujuan bersama.
Ciri-ciri kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:
BAB 2
PANGGILAN ALLAH KEPADA PEMIMPIN
BAB 3
KUNCI KEBERHASILAN PEMIMPIN
Manajemen Kepemimpinan
Allah selalu memilih orang-orang yang aktif dan bukan yang pasif
dalam merespons panggilan-Nya.
Ada sebagian orang yang mudah bergaul dengan siapa pun, tetapi
sebagian besar manusia tidak dapat melakukannya dengan baik.
Apabila orang tidak banyak bergaul, ia juga tidak mempunyai
pengetahuan yang luas tentang sifatsifat manusia. Orang semacam ini
akan sulit bergaul dalam satu kelompok, dan mustahil bisa
memberikan pengarahan dan motivasi kepada orang lain. Apabila ia
dipaksakan menjadi seorang pemimpin, ia akan menemui kesulitan
bagaimana menangani sifat dan sikap anggota².