Anda di halaman 1dari 24

KEPEMIMPINAN

MATERI KULIAH

Pengampu:

Dr.© Markus Suwandi, M.Th.

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI ANUGRAH INDONESIA


2023
DAFTAR ISI
Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

Seorang pemimpin mempunyai peran yang sangat penting dalam


mengembangkan suatu organisasi secara positif, tetapi sebaliknya ia juga
dapat menghancurkan organisasi tersebut bila ia memberikan panutan
yang negatif kepada seluruhanggotanya.
Diperlukan seorang pemimpin yang memberikan pengaruh kuat
kepada semua anggotanya, agar semua anggota dapat bekerja secara
maksimal untuk mencapai keberhasilan. Seorang yang mempunyai
semangat juang dan motivasi yang tinggi sangat sulit untuk dikalahkan.
Bagi orang semacam ini segala masalah yang muncul akan mudah diatasi
dan segala macam sasaran pun dapat dicapai, serta dalam kehidupannya
tampak suatu keberhasilan yang pasti. Jika orang semacam ini hidup di
bawah kendali Roh Kudus, ia akan menjadi seorang pemimpin yang
dapat memengaruhi semangat yang ada dalam hati orang-orang yang
dipimpinnya. Karena itu tugas sebagai pemimpin merupakan suatu
tantangan yang mendatangkan sukacita baginya. Tetapi bagi orang yang
tidak memiliki gairah dan motivasi yang kuat, tugas sebagai seorang
pemimpin akan merupakan beban berat yang sulit ditanggungnya.
Kita bisa mendapatkan kunci-kunci yang sudah teruji yang
diperlukan seorang pemimpin Kristen yang bersedia melibatkan diri
dalam melayani saudara-saudaranya sebagai perwujudan dalam
melaksanakan kehendak Kristus di dunia.
Semua tulisan yang akan kita ikuti ini didasarkan atas ajaran
Alkitab dengan mengambil pelajaran dari para pemimpin yang telah
dipilih Allah sendiri, mereka telah diberikan oleh Allah kemampuan
kepemimpinan yang sangat luar biasa untuk melaksanakan kehendak-
Nya.

Dalam Perjanjian Lama kita bisa melihat kepemimpinan Musa


dalam kitab Keluaran dan Yoshua dalam kitab Yoshua. Sedangkan dalam
kitab Perjanjian Baru kita juga dapat melihat Tuhan Yesus yang secara
langsung menunjukkan kepada murid-murid-Nya cara melakukan tugas
kepemimpinan. Tuhan Yesus menghendaki agar tugas kepemimpinan ini
dilakukan oleh semua murid-Nya dan juga oleh semua pengikut-
Nya,yaitu orang-orang percaya pada masa sekarang ini.

Bandung Haggai Seminary| 1


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

BAB 1
PENGENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan Secara Umum


Kepemimpinan merupakan sebuah proses saat seseorang
memengaruhi orang lain dalam hal keyakinan, tingkah laku dan
kebiasaan, agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan, dan sesuai dengan
norma dan keyakinan organisasinya. Dunia kepemimpinan sekuler
memberikan penegasan secara umum tentang prinsip dasar
kepemimpinan: Memengaruhi adalah prinsip dasar kepemimpinan. Hal
ini dikemukakan oleh para ahli kepemimpinan dan para pemimpin di
dunia politik dan bisnis.
Seorang pemimpin haruslah orang yang mempunyai kemampuan
untuk memengaruhi orang lain. Tanpa memiliki kemampuan tersebut,
seseorang mustahil menjadi pemimpin; sebab sejauh mana seseorang
mampu memengaruhi orang lain, sejauh itu pula ia mampu memimpin
orang-orang tersebut. Itulah sebabnya berbagai macam (pola diupayakan
untuk membangun pengaruh dalam usahanya meraih kedudukan sebagai
pemimpin.

Kepemimpinan Menurut Alkitab


Dalam Efesus 2:10 dikatakan: “Karena kita ini buatan Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang
dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya".
Tuhan mempunyai rencana yang harus dilaksanakan oleh umat-Nya di
muka bumi. Tuhan Yesus sendiri yang mempersiapkan tugas dan memilih
orang yang harus melakukannya. Orang inilah yang disebut sebagai
pemimpin rohani.

Dalam Matius 23:10 dikatakan: "Janganlah pula kamu disebut pemimpin,


karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias." Semua orang yang
menduduki posisi pemimpin rohani dalam dunia pelayanan haruslah
menyadari bahwa di atasnya masih ada "Pemimpin Agung", yaitu
"Mesias". Di bawah ini akan kita lihat beberapa pemimpin rohani sesuai
dengan apa yang dijelaskan dalam Alkitab.

Bandung Haggai Seminary| 2


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

1. Pemimpin Sebagai Gembala


Yesus berkata dalam Yohanes 10:14-15: "Akulah gembala yang baik"...
Sebagai gembala yang baik hal-hal berikut harus dilakukan kepada semua
dombanya:
a) Mengenal nama-nama mereka
b) Mengetahui kondisi kehidupan mereka.
c) Mengasihi mereka.
Kepada Petrus, Tuhan Yesus juga berpesan agar menggembalakan
domba-domba-Nya. Sebagai pemimpin Kristen, kita harus memiliki hati
seorang gembala yang mau meluangkan waktu dan mengasihi
dombadomba milik Allah

2. Pemimpin Sebagai Pelayanan


Dalam Yohanes 13:15-16 dikatakan oleh Tuhan Yesus: "Sebab
Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga
berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada
tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya".
Dalam Markus 10:45, Tuhan Yesus dengan jelas mengatakan:
"Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang."
Sebagai pemimpin Kristen, kita harus menyadari bahwa semakin
memiliki kedudukan yang tinggi, haruslah semakin melayani (Mat.
23:11)

3. Pemimpin Sebagai Manager


Tuhan Yesus adalah seorang Manager Agung yang telah
merencanakan dan mengatur gereja-Nya melalui murid-murid-Nya yang
telah Ia didik dan latih. Dampak dari pendelegasian tugas tersebut masih
dapat kita rasakan sampai saat ini. Dalam 1 Petrus 5:3 ditegaskan sebagai
berikut: "Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas
mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi
teladan bagi kawanan domba itu".

Bandung Haggai Seminary| 3


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

Sebagai pemimpin Kristen, kita harus mampu mengatur semua


aktivitas, dengan memberikan tugas dan tanggung jawab kepada anggota
kita dan selanjutnya mendelegasikan wewenang tersebut kepada
penerusnya.
4. Pemimpin Sebagai Guru
Murid-murid Tuhan Yesus dan orang-orang Yahudi saat itu,
memanggil-Nya sebagai Rabi (Rabuni) yang artinya Guru mengajar di
mana-mana tentang Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Dalam Yohanes
3:1-2, Tuhan Yesus dipanggil Guru oleh Nikodemus yang berstatus
sebagai guru/ pengajar orang Israel (Yohanes 3:10), artinya bahwa Tuhan
Yesus adalah Mahaguru. Disebutkan bahwa Tuhan Yesus mengajar
dengan kuasa dan hikmat Allah.
Dalam Matius 28:20, Tuhan Yesus berkata kepada semua murid-
Nya: "Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu." Sebagai pemimpin Kristen, kita juga harus
mampu mengajarkan segala tugas dan kewajiban kepada semua anggota.

Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Diktator
Ia bertindak sebagai diktator dalam memutuskan segala hal.
Orang-orang yang gagal melakukan perintahnya akan menerima
hukuman. Contoh: Raja Nebukadnezar (Daniel 2:1-13) dan Raja Herodes.
Contoh penguasa di zaman modern adalah Hitler, Stalin dan Mussolini.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:
 Kuasa dan hak dalam memutuskan sesuatu hanya pada dirinya saja.
 Tidak realistik dalam memberi tugas kepada orang lain/ bawahan.
 Menuntut disiplin yang keras serta menghukum dengan sewenang-
wenang.
 Tidak memberi kesempatan orang lain bertanya tentang keputusannya.

2. Gaya Otoritatif
Ia pemimpin yang tidak pernah meminta orang lain membantunya
membuat keputusan, karena ia merasa bahwa pengalaman dan
kemampuannya jauh lebih baik dari yang lain.

Bandung Haggai Seminary| 4


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

Ciri-ciri gaya kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:


 Merasa bahwa pandangannya adalah yang paling tepat.
 Selalu bersikap kritis terhadap pendapat dan keputusan yang berbeda
dengannya.
 Sering tidak memercayai kemampuan orang lain.
 Tidak pernah/jarang memberikan apresiasi (penghargaan) kepada
anggotanya yang melakukan tugas dengan baik.
 Hanya mau menerima ide orang lain, apa bila ia menyukai mereka.
 Merasa tersinggung apabila orang lain tidak setuju dengan pendapatnya.
 Sering menggunakan orang lain untuk kepentingannya sendiri.
 Merasa orang lain sebagai saingannya.

3. Gaya Konsultatif
Ia pemimpin yang mengharapkan masukan dari anggotanya dan
berusaha mempertimbangkannya untuk memutuskan sesuatu yang
penting bagi kebutuhan bersama.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:
 Meminta masukan/pendapat bawahannya secara berkala.
 Tidak pernah membuat keputusan penting, tanpa menerima pendapat
mereka yang kena dampak dari keputusan tersebut.
 Memberikan apresiasi kepada yang melakukan tugas dengan baik.
 Bersedia menyerahkan kewenangan beberapa tanggung jawab membuat
keputusan kepada orang lain; tetapi hak veto tetap pada dirinya.
 Berusaha mempertimbangkan segala usulan yang disarankan, sebelum
membuat keputusan dan kemudian menjelaskan mengapa beberapa saran/
ide tidak dapat diterima.

4. Gaya Partisipatif
Ia pemimpin yang memberikan kesempatan luas kepada seluruh
anggota tim yang dipimpinnya untuk memberikan masukan bersama-
sama pemimpin, dalam mencapai tujuan bersama.
Ciri-ciri kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:

Bandung Haggai Seminary| 5


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

1. Anggota tim dianggap sejajar dengan pemimpin dalam hal memberikan


masukan dan saran. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang dianggap
sama artinya.
2. Pemimpin bersifat sebagai fasilitator kepaarehe da semua anggota.
3. Pemimpin menerima ide dan saran dari dan anggota tim, walaupun
mungkin tim termersebut tidak setuju dengan pendapat Gra
pemimpinnya.
4. Pemimpin memberi perhatian kepada angwhite gota tim dengan
mendorong kreativitas Tendy dan inovasi setiap anggotanya.

Hal-hal Positif yang Harus Dilakukan Pemimpin

1. Menghindari sikap yang menyalahkan orang lain dan mengkritik.


2. Memberikan apresiasi yang wajar kepada anggota yang patut
menerimanya.
3. Membangkitkan keinginan seluruh anggota untuk berhasil.
4. Memberikan perhatian yang cukup.
5. Memperlakukan semua anggota dengan ramah.
6. Mengenali nama, alamat, dan keluarga setiap anggota.
7. Menjadi pendengar yang baik dan komu nikatif.
8. Membuat orang lain merasa penting (dipentingkan).
9. Membicarakan hal-hal yang positif, dan menarik bagi orang lain.

Bandung Haggai Seminary| 6


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

BAB 2
PANGGILAN ALLAH KEPADA PEMIMPIN

Allah sanggup memanggil dan memilih siapa pun yang Dia


kehendaki untuk menjadi pemimpin. Kalau Allah memanggil dan
memilih seseorang, la juga mepersiapkan dan memperlengkapinya.
Dalam Kitab Keluaran 4, 10 dan 13, Allah memanggil Musa
untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Semula Musa tidak
sanggup dan berkata bahwa ia tidak pandai bicara (Keluaran 4:10). Tetapi
Allah mengatakan bahwa Allah yang mengajar Musa tentang apa yang
harus dikatakannya. Sebenarnya Allah sudah memperlengkapi Musa
selama 40 tahun di Mesir sebagai orang yang pandai dan 40 tahun di
Midian sebagai gembala yang rendah hati. comm
Saat Allah memanggil dan memilih Yoshua (Yoshua 1:1-2),
sebenarnya Allah sudah mempersiapkannya selama 40 tahun, yaitu
belajar sambil melayani tuannya, Musa.
Apabila Allah memanggil seseorang menjadi pemimpin la pasti
telah mempersiapkan dan Ia juga akan melengkapi. Yang terpenting
bahwa panggilan tersebut harus direspon ditanggapi secara positif.
Tidak ada hal lain yang lebih andal dalam kepemimpinan rohani,
selain ketaatan menerima panggilan dan perintah Allah. Saat Allah
memerintahkan Yoshua merobohkan tembok. Yeriko, ia tidak pernah
berpikir, “Bagaimana seandainya tembok yang kuat itu tidak roboh?"
Yoshua juga tidak pernah menganalisa dengan nalarnya tentang perintah
itu/Yang ia lakukan adalah menerima tugas tersebut dan menjalankannya
dengan setia'.
Dalam hal ini kita dapat mengerti bahwa kepemimpinan rohani
memiliki dua dimensi, yaitu "Perintah Allah sebagai dimensi Illahi, dan
"Tanggapan manusia atas pilihan dan perintah Allah" sebagai dimensi
manusia.

Bandung Haggai Seminary| 7


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

Sebagai pemimpin Kristen yang baik, haruslah memerhatikan segi


"dimensi manusia” dengan menjaga integritas" kehidupan kita, karena
Allah selalu memilih manusia dengan integritas yang baik.

Integritas Seorang Pemimpin


Integritas berasal dari bahasa Latin "integrare" yang artinya
"menjadi utuh" dan diadopsi ke dalam bahasa Inggris sebagai "integrity".
Jadi, integritas adalah tentang sesuatu kesatuan yang utuh (a whole).
Pemimpin dengan integritas adalah seorang yang mempunyai kepribadian
utuh dalam kata dan perbuatan. Sebagaimana perilakunya di depan
umum, begitulah kenyataan kehidupannya. Sebagai seorang pemimpin, ia
selalu: a) melakukan apa yang dikatakannya, dan b) mengatakan apa yang
dilakukannya.
Integritas merupakan tulang punggung dari seorang pemimpin
Kristen. Dengan lain kata bahwa integritas juga merupakan tiang utama
(main post) berbagai macam jenis pelayanan kerohanian, bahkan juga di
bidang sekuler.
Mengapa Integritas Sangat Penting
1. Tuhan selalu memerhatikan integritas manusia yang dipilih-Nya
menjadi seorang pemimpin Dalam Kitab 1 Raja-raja 9:4-5 dikatakan:
"Mengenai engkau, jika engkau hidup di hadapan-Ku sama seperti Daud,
ayahmu, dengan tulus hati dan dengan benar, dan berbuat sesuai dengan
segala yang/Kuperintahkan kepadamu, dan jika engkau tetap mengikuti
segala ketetapan dan peraturan-Ku, maka Aku akan meneguhkan takhta
kerajaanmu atas Israel untuk selamalamanya......" Tuhan Yesus juga
merupakan teladan yang sempurna, seperti yang terdapat di dalam Matius
22:16b, yang berkata: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang
jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut
kepada siapapun". Rasul Paulus didalam 2 Korintus 1:12, juga
mengatakan: “Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami
memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini,
khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan
dan kemurnian dari Allah".

Bandung Haggai Seminary| 8


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

2. Seorang dengan integritas akan memimpin orang lain dengan penuh


kepercayaan. Ia akan melangkah tanpa rasa khawatir. Amsal 10:9
mengatakan: "Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa
berliku-liku jalannya, akan diketahui" dan Amsal 28:1 juga dikatakan:
"Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang
benar merasa aman seperti singa muda".

Cara Melatih Integritas


1. Perhatikan kesalahan-kesalahan kecil. Kita tidak dapat dipercaya
perkara yang lebih besar, apabila tidak dapat dipercaya hal-hal yang kecil.
Banyak pemimpin yang menganggap sepele tentang kesalahan-kesalahan
yang dianggap kecil, padahal hal tersebut akan diamati oleh anggotanya
dan dapat ditangkap sebagai kelemahan kepemimpinannya. Dijadikan
2. Segera katakan "tidak" pada setiap godaan. Cepatlah mengatakan
"tidak" pada godaan, atau godaan itu akan mulai masuk dan merusak
kehidupan kita. Yusuf merupakan contoh yang sangat baik saat ia dengan
segera. mengatakan tidak kepada istri Potifar (Kejadian 39:8).
3. Jangan pisahkan perilaku di depan umum dengan yang pribadi. Jangan
sampai seorang pemimpin Kristen berlaku seperti malaikat terang di
depan umum, tetapi sebaliknya seperti iblis di tengah keluarganya. Raja
Saul merupakan contoh yang lebih memerhatikan penampilannya di
depan rakyatnya, walaupun sebenarnya ia sudah tidak layak dipakai
Tuhan (1 Samuel 15:30).
4. Selalu menjaga hati bersih. Berusaha dengan keras hidup secara
transparan, yaitu benar di hadapan Allah dan juga benar di hadapan
manusia. Dalam Kisah Rasul 24:16, Paulus mengatakan: "Sebab itu aku
senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di
hadapan Allah dan manusia.

Visi Seorang Pemimpin

Visi adalah sesuatu yang sangat penting untuk kelangsungan


hidup sebuah organisasi. Visi seorang pemimpin Kristen datang dari

Bandung Haggai Seminary| 9


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

iman, ditopang oleh pengharapan, diperjelas oleh imajinasi, dan diperkuat


oleh semangat juang. Visi mencakup pemandangan luas yang berada di
luar batas-batas perkiraan, kepastian, dan sangkaan/prediksi. Tanpa
adanya visi yang jelas dari seorang pemimpin, maka hancurlah masa
depan organisasi. Amsal 29:18 berkata: "Bila tidak ada wahyu, menjadi
liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum".
Kehidupan pelayanan akan tiada arti tanpa apabila visi rohani
yang jelas dari Tuhan. Seorang pemimpin yang berkemampuan
biasabiasa saja bisa mencapai hal-hal besar yang memuliakan Tuhan,
apabila pemimpin tersebut memiliki visi dari Tuhan. Visi yang datangnya
dari Tuhan mampu mengubah kehidupan Abraham, Musa, Daud, Yesaya,
Yeremia, Paulus dan tokoh lainnya. Kita akan membahas dua tahap visi
rohani seperti di bawah ini:

Visi Pribadi Seorang Pemimpin


Visi pribadi merupakan pekerjaan Roh Allah dalam kehidupan
seseorang yang terpanggil dalam satu tugas kepemimpinan
Visi pribadi ini mengandung suatu perintah. Ada sesuatu yang
harus dilaksanakan, walaupun orang yang bersangkutan mungkin belum
melihat secara terperinci langkah-langkah apa yang harus diambil di
kemudian hari.
Visi dari Tuhan sering diabaikan oleh pemimpin Kristen yang
sudah merasa puas dengan hidup kekristenannya; ia tidak menganggap
penting pekerjaan Roh Tuhan dalam hidupnya, karena sudah dapat
menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik melalui kemampuan sendiri
selama ini.

Visi Bersama Melalui Pemimpin

Segala macam bentuk kegiatan pelayanan haruslah dibangun di


atas visi bersama. Visi bersama tersebut dapat diperoleh seorang
pemimpin, tetapi visi tersebut tidak terbatas bagi pribadi pemimpin saja,
melainkan bagi semua.
Tuhan memberikan visi tersebut kepada pemimpin, agar
kehendak-Nya dilaksanakan melalui semua anggota kelompok yang

Bandung Haggai Seminary| 10


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

dipimpinnya. Visi inilah yang harus disampaikan kepada seluruh anggota


kelompok dan selanjutnya digunakan sebagai pedoman/ arah di dalam
tugas ke depan.

Pengaruh Visi Pemimpin


1. Memberi panggilan. Visi tersebut akan menunjukkan arah dan tujuan
semua kegiatan. Pemimpin harus menjelaskan visi tersebut dengan jelas
agar semua anggota merasa terpanggil dan terdorong untuk
melakukannya.
2. Memberi kemampuan. Visi tersebut disertai pengertian bahwa semua
anggota mampu melakukan tugas-tugasnya. Pemimpin harus
menegaskan, bahwa Tuhan pasti memberi perlengkapan dan kemampuan
melaksanakannya. nigining hulde amat
3. Memberi desakan. Visi tersebut haruslah menjadi prioritas seluruh
anggota. Pemimpin harus dengan tegas mengatakan, sejak saat bitu
seluruh anggota meninggalkan tujuan kerja yang lama dan hanya ingin
melakukan tersebut. hal-hal yang sejalan dengan visi
4. Memberi tanggung jawab. Visi tersebut haruslah merubah sikap
hidup seluruh anggota untuk melakukan dengan penuh tanggung jawab,
secara pribadi dan secara kebersamaan tim. Pemimpin harus menekankan
agar seluruh anggota membenahi diri dan mendisiplin hidupnya masing-
masing, sebagai tanggung jawab kepada tugas / pelayanan.

Pendidikan Seorang Pemimpin

Ada dua macam pendapat tentang kepemimpinan. Pendapat


pertama mengatakan bahwa seorang pemimpin saat dilahirkan sudah
memiliki karakter sebagai pemimpin, sedangkan pendapat yang lain
mengatakan bahwa tidak seorang Exlibatan pun lahir sebagai pemimpin,
tetapi mereka dibentuk setelah lahir.
Menurut DR. James J. Gill yang berkecim pung dalam dunia
pendidikan kepemimpinan Kristen mengatakan bahwa sifat-sifat dasar
yang baik serta kemampuan yang dibutuhkan dalam kepemimpinan dapat
dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman hidup. Setelah
seseorang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, ia juga

Bandung Haggai Seminary| 11


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

harus membentuk kehidupan pribadinya, semakin hari semakin


bertumbuh melalui proses belajar.
Kualitas yang harus dimiliki pemimpin Kristen ialah Buah Roh
yang disebutkan didalam Galatia 5:22-23. Seorang pemimpin Kristen
juga harus belajar tentang bagaimana mendisiplinkan, cara yang tepat
dalam mengajar cara yang tepat membuat suatu keputusan, cara
berkomunikasi dengan efektif, cara memotivasi diri sendiri, dan
memotivasi orang lain, cara mengajukan pendapat yang baik, cara
membuat perencanaan, dan cara mendelegasikan tugas dengan baik,
semuanya itu merupakan perlengkapan yang perlu dikembangkan melalui
pelatihan dan pendidikan.
Pendidikan dan latihan sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan
Kristen, karena dibandingkan dengan kepemimpinan bisnis maka
kepemimpinan Kristen lebih dalam dan lebih murni Dalam
kepemimpinan akan banyak ditemui berbagai jenis manusia dan
permasalahannya, baik secara tubuh, jiwa, dan roh. Apabila kemampuan
tersebut tidak dikembangkan, akan sulit bagi Kristen menangani tugasnya
dengan baik.
Bagaimana segera mulai belajar guna mempersiapkan diri sebagai
pemimpin? DR. Bernard Bass dalam bukunya Hand book of Leadership
memberikan beberapa petunjuk yang perlu segera dilakukan sebagai
berikut:
 Segeralah belajar kepada pemimpin yang dianggap senior.
 Mulailah mencari pengalaman dari tugas yang sederhana.
 Ikuti pelatihan/ belajar untuk tingkatan tugas yang lebih tinggi.
 Membantu pekerjaan secara magang kepada seorang pemimpin.
 Merasakan tugas di beberapa bidang yang ada (rotasi tugas).
 Mengikuti training khusus kepemimpinan.
 Melibatkan diri dalam kepanitiaan acara yang ada.
 Mengikuti pendidikan formal & kursus keterampilan.
 Latihan pelayanan dan diskusi di workshop.
 Mengikuti simulasi pelayanan.
 Tanyakan pada pihak lain, seberapa maju pertumbuhan kita.

Bandung Haggai Seminary| 12


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

Pendidikan Dasar Pemimpin

Untuk menjadi seorang Kristen yang efektif: Hal pertama,


haruslah belajar membangun hubungan yang erat dengan Tuhan melalui
doa dan permohonan, agar diberikan karunia hikmat.
Hal kedua, harus membangun hubungan yang baik dengan sesama
secara alamiah. Hal ketiga, agar memahami dengan pikiran dan hati yang
terbuka tentang sifat-sifat manusia yang berbeda.
Kalau ketiga hal tersebut sudah dilakukan, berarti sudah memiliki
dasar utama yang kuat untuk melangkah lebih jauh dalam hal
kepemimpinan Kristen. Kedengarannya dengan memiliki modal itu saja
tidaklah cukup, tetapi kalau berani mencoba dan terus mencoba, akan
terlihat kemungkinan yang semakin besar untuk menjadi pribadi yang
efektif dan selanjutnya terus berkembang menjadi pemimpin Kristen yang
efektif.
Kita perlu ingat bahwa seorang kaptain kesebelasan sepakbola
harus lebih banyak berlatih dibandingkan dengan anggota kesebelasan
tersebut, kalau tidak demikian pasti ia tidak layak menjadi kapten atau
pemimpin regu. Latihan yang rutin dan berulang-ulang menentukan
tingkat kualitas seseorang. Telah berulang kali dibuktikan bahwa
seseorang dengan tingkat intelegensia yang biasa-biasa, tetapi memiliki
hubungan baik dengan Tuhan dan sesamanya serta memiliki sikap
memaklumi orang lain, mampu memimpin kelompok secara efektif dan
bertumbuh dengan sehat. Kunci suksesnya, karena dia selalu
mempraktikkan gagasannya dengan penuh ketekunan.

Bandung Haggai Seminary| 13


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

BAB 3
KUNCI KEBERHASILAN PEMIMPIN

Untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, dibutuhkan


"sifat-sifat yang baik", agar ia dapat bekerja sama dengan seluruh anggota
tim dan juga dibutuhkan "kepribadian yang baik" dari dalam dirinya,
sehingga ia bisa menjadi panutan seluruh anggotanya. Sifat-sifat dan
kepribadian yang baik tersebut dapat dilihat pada bagian ini.

Sifat dan Kepribadian Seorang Pemimpin

Sifat-sifat Pemimpin yang Baik:

1. Terbuka terhadap orang lain. Pemimpin yang


baik tidak hanya menerima usulan-usulan dan saran-saran orang
lain, tetapi juga mampu menjelaskan dan meyakinkan kepada
anggotanya, langkah-langkah apa yang dianggapnya benar.

2. Mendorong kemampuan orang lain. Ia dapat menanamkan


rasa percaya diri yang besar kepada anggotanya. Dengan
mengatakan bahwa mereka semua memiliki kemampuan untuk
melakukan tugas dengan baik.

3. Memerhatikan dan menghargai orang lain. Ia merupakan


seorang yang mampu berkomunikasi dengan baik. Selalu
memerhatikan dan mendengar dengan baik saat diajak bicara,
sehingga setiap anggota merasa dihargai..

4. Ingin selalu belajar. Mempunyai pengetahuan yang baik


dalam bidang pekerjaan atau pelayanan yang ditugaskan kepada
bawahannya, sehingga ia dapat memberi bimbingan dan
pengarahan yang diperlukan anggotanya.

5. Mengakui saling ketergantungan dengan orang lain. Ia


selalu menganggap setiap pribadi yang bekerja bersamanya adalah

Bandung Haggai Seminary| 14


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

orangorang penting yang memegang tugas yang penting pula.

6. Memiliki sifat positif. Ia selalu mengajar tentang hal-hal yang


positif, sehubungan dengan tugas yang menjadi tanggung jawab
setiap anggota, sehingga setiap orang merasa terus belajar dan
meningkat.

7. Mendorong memampukan orang lain. Ia sering memberikan


kebebasan kepada anggota dalam melaksanakan ide-idenya dalam
melak sanakan tugas.

8. Menolong orang lain melakukan yang terbaik. Ia selalu


menekankan standard kerja dan kemampuan yang tinggi kepada
setiap anggota, dengan menolong mereka cara menjangkau atau
melakukannya.

Sifat-sifat di atas tidak pernah dimiliki oleh pemimpin yang


buruk; tetapi semua yang mau berusaha memperbaiki diri dan
bersungguhsungguh meminta pertolongan Tuhan, pasti dapat merubah
semua yang negatif menjadi positif.
Sedangkan "pribadi yang baik" seorang pemimpin dapat kita lihat
seperti tersebut di bawah ini:

Kepribadian Seorang Pemimpin yang Baik


1. Pribadi yang memiliki inisiatif. Ia memulai sesuatu dan membuat
semuanya itu berhasil.
2. Pribadi yang berani hadapi tantangan. Ia akan siap menghadapi
tantangan dan siap mendengar dengan baik saran dan kritik yang
mendatangkan interospeksi diri demi kemajuannya sendiri.
3. Pribadi yang rendah hati. Ia dengan rendah hati mau mendengarkan
saran-saran, usulanusulan, ide-ide dengan hati yang terbuka.
4. Pribadi yang mau bekerja dengan rajin. Ia cermat, disiplin,
semangat, jujur, mempunyai motivasi, dan penuh dedikasi kepada Tuhan.
Ia juga mau bekerja sama dengan semua pihak.
5. Pribadi yang bijaksana. Ia sanggup melihat situasi dengan baik.

Bandung Haggai Seminary| 15


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

Apabila timbul masalah, ia akan menyelidiki akar permasalahannya dan


mencari jalan keluar yang baik.
6. Pribadi yang mau mengakui kesalahan. Ia akan belajar untuk tidak
mengulangi lagi dan terus melangkah dengan hal yang benar.
7. Pribadi yang tekun dan ulet. Ia tidak mudah goyah, tidak mudah
mundur dan mengeluh, ia akan selalu menjaga semangat juangnya.
8. Pribadi yang menghargai tugas. Bagi dia setiap orang mempunyai
andil dalam keberhasilan dan patut mendapat tugas yang layak.
9. Pribadi yang lembut. tetapi bersemangat. Ia bisa menularkan
kelemahlembutan, sekaligus menularkan semangat kepada orang lain.
10. Pribadi yang membawa damai. Ia mampu mendamaikan
pertentangan dengan baik, tanpa memihak.
11. Pribadi yang menjadi teladan. Ia mau melakukan tugasnya dengan
baik, agar dapat diikuti dan dicontoh oleh pihak lain.

Hampir tidak seorang pun dapat memenuhi syarat-syarat yang lengkap


seperti tercantum tersebut. Namun, kita masih mungkin berharap kepada
seseorang yang mempunyai sebagian besar sifat baik tersebut.
Kekurangannya bisa disempurnakan melalui pengarahan, training
kepemimpinan, dan kemauan yang keras untuk belajar tentang
kepemimpinan tokoh-tokoh Alkitab. Dengan kata lain mereka perlu
mendapat pendidikan Kepemimpinan Kristen.

Sifat-sifat Pemimpin yang Buruk


 Tidak mau mendengar: Ia selalu tampak sibuk dan tidak punya
waktu untuk mendengarkan usulan-usulan atau ide-ide dari
anggotanya.

 Tertutup terhadap ide orang lain: Ia selalu memaksakan idenya


dalam setiap bidang pekerjaan/ pelayanan. Apabila idenya gagal
dilaksanakan, ia akan menyalahkan banyak pihak; Tetapi kalau
idenya berhasil, ia akan membanggakan dirinya sendiri.

 Bertindak sebagai penguasa: Ia tidak ramah (lemah-lembut)


dalam menyampaikan maksud dan dalam memotivasi, sehingga
anggota merasa takut atau tertekan.

Bandung Haggai Seminary| 16


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

 Menganggap rendah orang lain: Ia sering menganggap remeh


anggota dan juga menganggap tugas yang dikerjakan anggota
adalah tugas-tugas kecil/ sepele.

 Sikap yang tidak stabil: la sering bertingkah/ bersikap yang sulit


dimengerti. Tiba-tiba cemberut, menggerutu, marah tanpa sebab
yang jelas dan membuat suasana kerja menjadi serba salah dan
mebosankan.

 Ucapan selalu negatif: Ia tidak bisa mengendalikan lidahnya.


Selain sering menimbulkan sakit hati anggota, juga sering
membicarakan sesuatu yang negatif di depan anggota yang lain.
Dari kedua hal di atas, kita dapat menilai bagaimana hasil kerja dan
suasana hati kelompok yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang baik
dan yang buruk. Sifat-sifat pemimpin dan pribadinya akan berdampak
kepada pola berpikir dan tingkah laku seluruh anggotanya.

Cara Kerja Pemimpin yang Baik


1. Menciptakan lingkungan yang produktif.
Hal ini dapat tercapai apabila:
 Pemimpin menciptakan hubungan kepercayaan antara dirinya
dengan kelompok yang dipimpinnya.
 Pemimpin dapat mendelegasikan kewenangan mengambil
keputusan kepada anggotanya.
 Pemimpin dapat memakai semua kegagalan dan kekeliruan
sebagai bahan pelajaran yang positif.
 Pemimpin setiap kali memberikan pujian yang wajar kepada
anggota yang berprestasi.

2. Bekerja dalam tim dan bukan bekerja sendirian.


 Sebuah tim dapat menolong orang-orang, untuk menyelesaikan
tugas dengan hasil yang lebih banyak dan lebih baik dibandingkan
apabila masing-masing individu bekerja sendiri-sendiri. Tuhan
Pengkhotbah 4:9 yang berkata: "(Bekerja) berdua lebih baik
daripada sendirian, karena mereka menerima upah yang baik dari

Bandung Haggai Seminary| 17


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

jerih payahnya"Yesus juga mengutus murid-murid-Nya berdua-


dua (Markus 6:7-13). Bandingkan juga dengan Pengkhotbah 4:9
yang berkata: "(Bekerja) berdua lebih baik daripada sendirian,
karena mereka menerima upah yang baik dari jerih payahnya"
 Sebuah tim memungkinkan masing-masing orang menggunakan
talentanya, keterampilannya, dan kemampuannya dengan lebih
efektif. Dalam Efesus 4:11-12 dikatakan: "Dan Ialah yang
memberikan baik rasulrasul maupun nabi-nabi, baik
pemberitapemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-
pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi
pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus."

3. Ciptakan hubungan kerja yang baik.


Tujuan menciptakan hubungan yang baik adalah untuk saling
melayani dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan mereka. Apabila
setiap anggota dalam hubungan dengan anggota lain memerhatikan apa
yang terdapat yang dalam Filipi 2:3 yang berkata: "Dengan tidak mencari
kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah
dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama";
maka kebutuhan mereka masing-masing akan terpenuhi. Untuk itu setiap
orang harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
 Saling memercayai dan saling menghargai, menganggap yang lain
lebih penting.
 Memakai karunia dari Tuhan, keterampilan, talenta dan kreativitas
masing-masing pribadi secara bersama dalam kelompok.
 Bertumbuh dan berkembang bersama dalam hubungan
antarsesama.
 Komitmen pribadi untuk menjaga hubungan yang baik
antarsesama.

4. Bekerja dengan perencanaan.


Allah senantiasa bekerja dengan rencana yang sempurna, bahkan
mempunyai rencana yang pasti dalam kehidupan kita. Karena itu,
pemimpin Kristen harus membaca Alkitab dan mempelajarinya untuk
memperoleh bimbingan, cara-cara merencanakan kegiatan dalam
Bandung Haggai Seminary| 18
Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

melakukan pekerjaan Tuhan. Apakah membuat rencana itu? Membuat


rencana adalah menentukan tujuan umum dari sebuah kegiatan/proyek,
semua aktivitas yang harus dilakukan, menjadwalkan kegiatan menurut
urutan prioritas dan mencari sumber-sumber untuk mencapai tujuan
tersebut. (Penjabaran lebih detail tentang perencanaan dapat dilihat dalam
Bab 4).

5. Membuat keputusan yang tepat.

Alkitab memberikan jawaban untuk hal tersebut dengan sangat


jelas: Siapakah yang takut akan Tuhan? Kepadanya Tuhan menunjukkan
jalan yang harus dipilihnya. Mazmur 25:12 menjelaskan bahwa dasar
untuk membuat keputusan yang tepat adalah “mengenal kehendak Allah".
Ada empat pertanyaan pokok yang dapat menolong kita
mengetahui kehendak Allah dalam situasi membuat suatu keputusan,
yakni:
 Apakah sudah siap menyerah sepenuhnya pada kehendak Allah
dalam situasi saat ini? (baca Roma 12:1-2).
 Apakah keinginan hati kita untuk melakukan kehendak Allah?
 Apakah Allah menyediakan bagi kita kekuatan dan sumber-
sumber untuk memenuhi keinginanku? (baca Filipi 2:13).
 Apakah Allah memberikan damai sejahtera dalam hati untuk
melakukan pekerjaan ini dan saat membuat keputusan-keputusan
untuk mencapainya?

Bilamana jawabannya adalah "YA", kita dapat menyimpulkan bahwa


ini merupakan kehendak Allah dan kita bisa mulai membuat keputusan-
keputusan.

6. Mempunyai keterampilan berkomunikasi


Pemimpin harus belajar dan mengembangkan ilmu komunikasi, agar
pengertian yang ada dalam dirinya sebagai pemimpin dapat tersampaikan
kepada setiap anggota, dengan benar. Di bawah ini dijelaskan secara
singkat cara menciptakan komunikasi yang efektif.

Bandung Haggai Seminary| 19


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

 Mempunyai konsep yang jelas tentang informasi yang akan


dikomunikasikan
 Memilih cara yang tepat, kata-kata dan kalimat yang tepat, waktu
yang tepat dalam menyampaikan informasi/ ide tersebut.
 Menghilangkan atau mengurangi hambatan-hambatan yang dapat
terjadi dalam komunikasi (secara detail dibahas dalam buku How
to Build Effective Comunication).

7. Dapat mendelegasikan kewenangan


Alkitab memberikan contoh yang sangat jelas tentang pendelegasian
wewenang. Sebagai contoh, dalam Perjanjian Lama Musa
mendelegasikan wewenang kepada tua-tua (Keluaran 18:13-26).
Sementara dalam Perjanjian Baru kita dapat melihat pendelegasian
tugas dari Tuhan Yesus kepada murid-Nya (Matius 28:19-21).

8. Dapat mengatur waktu dengan baik


Pemimpin harus memiliki kemampuan membuat rencana kegiatan
harian, mingguan, bulanan, triwulan dengan cara pembuatan. "work
calender" agar membuat urut-urutan jadwal tugas sesuai schedule
kerja, dan berdasarkan prioritas; mana yang lebih penting dan perlu
didahulukan.

Bandung Haggai Seminary| 20


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

Manajemen Kepemimpinan

Bagaimana memimpin orang secara efektif untuk mencapai hasil


yang baik? Hal tersebut dapat kita lakukan dengan baik. Janganlah
khawatir walaupun kita belum memiliki beberapa hal baik seperti
yang disebutkan dalam cara-cara kerja pemimpin yang baik
sebelumnya. Memang, tampaknya hal itu mustahil untuk dilakukan.
Namun, percayalah bahwa semuanya dapat dipelajari dan dilatih.

Masalah yang sangat besar bagi pemimpinpemimpin rohani


dewasa ini adalah lemahnya kemampuan mengatur sumber daya
manusia. Kita sering tidak memerhatikan hal tersebut dan lebih
memerhatikan kehebatan seorang pemimpin dari segi keterampilan
managerial & tingkat pendidikannya

Tanpa memiliki kemampuan berhubungan baik dengan orang lain,


mustahil seseorang menjadi pemimpin Kristen yang baik. Sebagai
seorang Kristen, seseorang dituntut bergaul dengan berbagai golongan
manusia tanpa membeda-bedakan (suku, bangsa, bahasa, budaya,
pendidikan, usia, dan jenis kelamin).

Allah selalu memilih orang-orang yang aktif dan bukan yang pasif
dalam merespons panggilan-Nya.
Ada sebagian orang yang mudah bergaul dengan siapa pun, tetapi
sebagian besar manusia tidak dapat melakukannya dengan baik.
Apabila orang tidak banyak bergaul, ia juga tidak mempunyai
pengetahuan yang luas tentang sifatsifat manusia. Orang semacam ini
akan sulit bergaul dalam satu kelompok, dan mustahil bisa
memberikan pengarahan dan motivasi kepada orang lain. Apabila ia
dipaksakan menjadi seorang pemimpin, ia akan menemui kesulitan
bagaimana menangani sifat dan sikap anggota².

1. Sebagai pemimpin yang bertanggung jawab.


Dalam usaha apa pun, pemimpinlah yang bertanggung jawab atas
keberhasilan dan kegagalan misinya. Tetapi dalam kenyataannya banyak

Bandung Haggai Seminary| 21


Yunani Koine | Dr. Markus Suwandi, M

pemimpin yang tidak bertanggung jawab atas kegagalan, sebaliknya


melemparkan tanggung jawabnya kepada anggota. Alkitab mengatakan
tentang sikap umat Israel yang mencari dalih masuk akal untuk menutupi
kesalahan mereka, tetapi Musa yang tidak melakukan kesalahan apa pun
dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan. Dalam Kitab Keluaran 16:27-
28, dikatakan: "Tetapi ketika pada hari ketujuh ada dari bangsa itu keluar
memungutnya (manna) tidaklah mereka mendapatnya. Sebab itu Tuhan
berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi kamu menolak mengikuti
segala perintah-Ku?" Jelaslah di sini bahwa Allah meminta kepada
pemimpin Kristen untuk selalu waspada terhadap pelanggaran
anggotanya, karena semuanya menjadi tanggung jawab pemimpin
sepenuhnya.

2. Sebagai pemimpin yang terus bertumbuh.


Kunci kepemimpinan yang sukses adalah pertumbuhan
pemimpinnya. Dalam Kisah para rasul 20:32 dikatakan: "Dan sekarang
aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-
Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada
kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-
Nya." Firman Tuhan juga mengatakan bahwa orang percaya akan naik
terus dan tidak akan turun.

Bandung Haggai Seminary| 22

Anda mungkin juga menyukai