BAB 1
PENDAHULUAN
Bertumbuh atau tidaknya organisasi, perusahaan, atau gereja tidak lepas dari
pemimpin sangat penting dan dibutuhkan untuk menata mekanisme kehidupan bersama
Salah satu pemimpin di Alkitab yang dapat kita pelajari dan diteladani adalah Yosua.
Yosua adalah abdi Musa. (Yosua 1:11). Ia dipanggil oleh Allah untuk menggantikan
Musa, untuk memimpin Bangsa Israel menuju tanah kanaan. Ketika Yosua dipilih oleh
Allah, Tuhan memberi perintah kepada Yosua untuk hidup sesuai dengan firman Tuhan.
Di dalam kitab Yosua 1:8 “jangan engkau lupa memperkatakan kitab taurat ini, tetapi
renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan
segala yang tertulis didalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan beruntung”.
Gereja dalam perkembangannya juga tidak terlepas dari peran aktif seorang pemimpin. 1
Pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan memberi semangat atau
motivasi serta menyatuhkan seluruh anggota kelompoknya menuju tujuan tertentu. Kalau anggota
kelompok dapt memahami dengan jelas visi dan misi yang akan di capai bersama serta mengaitkannya
dengan visi dan misi pribadi masing-masing, mereka mereka akan termotivasi dan dapat penuh
1
Pemimpin menggerakkan atau mempengaruhi,( jurnal Tidak terbit)
2
Jhon C. Maxwell, (Mengembangkan Kepemimpinan dalam diri Anda), Hal 2
2
Berbicara soal pengaruh, semakin berkualitas seorang pemimpin semakin besar juga
orang lain. Pengaruh dari seorang pemimpin tidak muncul begitu saja, tetapi melalui
tahapan-tahapan atau suatu usaha, misalnya membangun hubungan yang baik dengan
supaya mengelilingi kota Yerikho sebanyak tujuh kali. Kemudian Yosua memanggil
tujuh imam dan memerintahkan mereka untuk mengelingi kota Yerikho. Kemudian
mereka melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Yosua (Yosua 6:6). Dari kisah
tersebut dapat diartikan bahwa Yosua mengajarkan kepada pemimpin agar mengerti
bahwa pemimpin disegani, dihormati dan di hargai bukan karena jabatan atau
kekuasaannya, tetapi karena ia memberikan pengaruh yang besar atau baik kepada orang
lain. Pemimpin kecil atau besar, di pusat atau di daerah, kegiatan kompleks atau
sederhana, formal atau nonformal, dan bahkan pemimpin Kristen atau non-kristen sama
sekali tidak berbeda, jadi keberhasilan seorang pemimpin terlihat dari bagaimana cara dia
Demikian juga saat ini gereja membutuhkan sosok gaya kepemimpinan Kristen
yang memiliki pengaruh kepada orang lain, dimana gereja juga membutuhkan seorang
terdiri dari pengetahuan kognitif maupun skill/keterampilan. Dalam situasi tertentu, tidak
3
J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Kristen, (London: Yayasan Kalam Hidup 2006)hal, 117
4
J. Oswal . Sanders, Kepemimpinan Rohani (Kalam Hidup, Bandung 1979), hal 20-26.
3
jarang seorang pemimpin harus mengambil keputusan yang tepat dalam menyelesaikan
masalah. Seseorang perlu dibekali dengan pengetahuan yang baik tentang bagaimana
memimpin dengan cara yang lebih efektif ketika ia menjalankan fungsinya sebagai
perusahaan atau jabatan Negara. Kepemimpinan Kristen yang baik adalah yang takut
akan Tuhan, sehingga dalam memimpin ia sudah memiliki pedoman yang kuat dalam
Banyak orang beranggapan bahwa pemimpin itu bawaan dari lahir dan tidak di
pelajari. Mereka berpendirian bahwa kepemimpinan tidak dipelajari dan ini adalah
sebuah bakat yang istimewa dan tidak dibutuhkan ataupun di perlukan teori dan ilmu
pemimpin yang memiliki bakat alami, itulah sebabnya ia memiliki kharisma dan
pernyataan yang keliru, dan kalaupun itu benar hanya sedikit sekali. Contoh lainnya
kepemimpinan Kristen, yaitu Yesus Kristus, Ia belajar Taurat sejak usia 13 tahun sampai
umur 30 tahun, membutuhkan waktu untuk seseorang menjadi seorang pemimpin. Lebih
tegas lagi mereka berfikir bahwa kepemimpinan tidak membutuhkan teori, tanpa
menjalankan pelatihan atau pendidikan seolah dengan sendirinya terbentuk secara alami.
Jangan sampai terjebak dalam hal seperti ini, perlu sebuah perubahan berfikir
yang terus membawa kita ke hal yang lebih baik lagi, perlu pembelajaran, kerja keras
untuk mencapai. Kita tidak boleh beranggapan bahwa kepemimpinan diperoleh dari
4
bakat alami karena ia menguasai seni memimpin. Semakin berkembangnya jaman, secara
ilmiah kepemimpinan akan terus berkembang dan akan mengalami pertumbuhan. Tidak
lagi berdasarkan dari bakat alami tapi dipelajari. Di butuhkan persiapan yang matang,
Sebagai pemimpin Kristen, kita harus sadar bahwa sumber kekuasaan tertinggi
adalah Tuhan, dan Tuhan mampu mengubah dan mempengaruhi hati manusia. Jadi peran
Tuhan sangat dibutuhkan ketika kita tidak bisa melakukan apa-apa, termasuk untuk
keberhasilan para tokoh-tokoh hebat dalam Alkitab misalnya: Yosua, ia merupakan salah
satu tokoh atau pemimpin yang dipanggil Allah secara langsung menggantikan musa,
untuk memimpin bangsa Israel menuju tanah perjanjian (Yosua 1:11). Yosua berhasil
membawa bangsa Israel menuju tanah perjanjian, bukan tidak mungkin keberhasilan
Tentu saja tidak ada pemimpin yang sempurna, pasti ada kekurangan,
keterbatasan, karena pada dasarnya setiap manusia tidak ada yang sempurna. Namun
apabila setiap pemimpin Kristen menyadari akan hal ini dan mau membenahi dirinya
tapi pasti ia akan mampu menjadi seorang pemimpin yang diperlukan setiap pengikutnya.
Menyikapi kejadian diatas dalam banyak faktor yang mempengaruhi gereja hal ini
Kristen itu sendiri ataupun disebabkan oleh kesombongan dan merasa lebih dari yang lain
5
dan yang dipimpinnya bahkan merasa mampu dalam memimpin. 5 Fakta yang terjadi saat
ini masih banyak pemimpin yang mengalami banyak masalah dalam menjadi seorang
pemimpin. Suka dan duka pun menjadi bagian dalam menjalani tugas tersebut. Jangan
sampai gereja akan mengalami krisis kemimpinan. Oleh sebab itu, penulis megangkat
judul ini sebagai bahan evaluasi gereja yang menginginkan pertumbuhan jemaatnya.
Dengan adanya evaluasi di dalam gereja akan berdampak positif akan pertumbuhan
jemaat baik segi jumlah maupun segi rohani jemaat itu sendiri.
mempengaruhi pertumbuhan Gereja Lokal sesuai Kitab Kisah Para Rasul 2:42-
47?
5
7 Ferry Pigai, “Analisis Ciri Kepemimpinan Hamba Serta Relevansinya Pada Masa Kini Berdasarkan
Injil Mati 20:26-28,” Jurnal Jaffray 11, no 1 (April2013), diakses 22 Februari
2017,http://ojs.sttjaffray.ac.id/index.php/jjv71/article/view/76
6
1) Manfaat Akademik
jemaatnya berrtumbuh. Bukan saja hanya sebatas segi jumlah tetapi pertumbuhan
2) Manfaat Teoritis
pertumbuhan jemaat di dalam gereja yang sedang di dirintis atau pun sedang di
1.6. Hipotesis
karya tulis ini maka gereja dapat bertumbuh sesuai harapan yang bercermin dari Kitab
Pengaruh
7
Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau yang timbul dari sesuatu, seperti orang,
benda yang turut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.6 Pengaruh ini
hanya bersifat membawa orang untuk bertumbuh secara positif dimana ia melayani.
Pengaruh tidak muncul begitu saja dalam diri seorang pemimpin, melainkan berkembang
seseorang untuk mempengaruhi orang lain7. Pengaruh ada kaitannya dengan Gereja yakni
bahwa seorang pemimpin mampu memberi pengaruh positif sehingga bisa menjadi daya
Seorang pemimpin bisa berpengaruhi ketika dia bisa memberikan teladan, teladan
bukanlah satu-satunya cara untuk mempengaruhi orang lain tetapi salah satu cara agar
Gaya Kepemimpinan
Dalam usaha mempengaruhi orang lain tentu setiap pemimpin memiliki gaya
gaya kepemimpinannya tersendiri. Ada yang gaya kepemimpinannya otoriter, merasa diri
melibatkan orang dalam proses pengambilan keputusan untuk menciptakan rasa memiliki
sasaran dan tujuan bersama. Birokratis terikat dengan aturan-aturan organisasi. Permisif,
8
Jhon C. Maxwell, Mengembangkan kepemimpinan di sekeliling Anda, (By Injoy, 1995), hal. 20.
8
kepemimpinannya pada saat yang tepat9. Banyak Gereja yang menganggap bahwa gaya
kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi sudah sesuai dengan harapan dari
jemaatnya. Tetapi pada kenyataannya sistem yang sudah diterapkan tersebut tidak sesuai
Pertumbuhan Gereja
Di dalam kitab Para Rasul, segi kualitas dan pertumbuhan gereja mula-mula
terlihat jelas. Gereja mula-mula yang awalnya terdiri dari hanya 120 orang (Kisah Para
Rasul 1:15) bertambah jumlahnya menjadi 3000 orang (Kisah Para Rasul 2:41) lalu tiap-
tiap hari menambah jumlah mereka (Kisah Para Rasul 2:47), sehingga menjadi 5000
orang (Kisah Para Rasul 4:4), bukankah jumlah inbi terus meningkat di mana dituliskan
peningkatan itu dengan “banyak orang, semua orang, hamper seluruh kota, banyak murid,
berarti gereja tidak dapat disebut gereja itu tidak menampakkan pertambahan dalam
jumlah anggota, sekalipun gereja terssebut memiliki gedung besar, banyak uang, beragam
kegiatan dan pelayanannya. Pertumbuhan jemaat yang penulis ingin sampaikan disini
9
Sudomo, ciri utama kepemimpinan sejati (Yogyakarta, Andi offset, 2005), hal.47.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mendapatkan pengikut.10 Lebih jelas lagi seperti yang dikatakan oleh James C. Georges
10
Jhon C. Maxwell , “Mengembangkan Kepemimpinan Dalam Diri Anda”, (Tangerang, Binapura aksara,
2010), hal. 1.
10
pengikut. Tentu saja saja berbeda dalam memmipin, baik itu cara dalam berpenampilan
berkomunikasi, ataupun sistem norma yang mereka lakukan. Hitler, otoriter, Jhon F.
Kenedi berwibawa, Tuhan Yesus lebih dikenali lagi sebagai seorang pemimpin yang
memiliki pengikut sampai saat ini. Tentu saja tidak bisa disamakan cara Yesus
memimpin dengan cara pemimpin yang lainnya seperti di sampaikan di atas. Maxwell,
menegaskan lagi, Orang tidak peduli seberapa banyak yang anda ketahui sampai mereka
tahu seberapa besar anda peduli. Kepemimpinan dimulai dengan hati, bukan dengan
kepala. Kemimpinan tumbuh subur dengan hubungan yang berarti, bukan peraturan lebih
banyak. Tidak satu orang yang suka diatur, mereka ingin menjadi diri sendiri apa adanya.
Tentu saja perlu bimbingan supaya tidak menyalahgunakan kebebasan yang mereka
miliki. Maksudnya adalah, mereka bekerja tanpa suatu tekanan, ketika bekerja tidak asal-
asalan.
ataupun yang menguasai cara mereka memimpin untuk mempengaruhi orang lain sampai
kepeminannya dalam hal apapun tentu saja berlandaskan takut akan Tuhan. Apalagi
Kepemimpinan Kristen
Kepemimpinan Kristen yang terus mau belajar. Menjadi seorang pemimpi adalah
sesuatu yang mulia. 1 Timotius 3:1, cita-cita yang mulia orang yang menghendaki
Kini
kepemimpinan yang lain, tentu saja yang berkaitan dengan kepemimpinan sebagai
Tuhan.
Kepemimpinan Kristen
adalah sesuatu yang mulia. Kitab 1 Timotius 3:1cita-cita yang mulia orang yang
Kini.
masalah krisis kepemimpinan. Hal ini perlu, karena kita akan belajar mengapa krisis
kepeminan itu terjadi, terlebih khusus lagi tentang Krisis kepaminnan Kristen. Kalau
belajar dari salah satu buku Stevri L. Mintang, yang berjudul Theologi Kepemimpinan
Kristen, menarik sekali bahwa kita berada pada posisi dimana kekristenan mengalami
sebuah Krisis kepemimpinan. Tuhan tidak lagi menjadi tolak ukur sebagai pemimpin.
12
Manusia sekarang justru ingin menjadi seperti Allah, sama seperti Lucifer yang ingin
seperti Allah. Namun Karena dosa, manusia tidak mau menjadi alat kepemimpinan Allah,
melainkan ingin menjadi pemimpin, yaitu menjadi seperti Allah. (Kej. 3:1-5). Belajar
dari kisah ini, maka di temukan sebuah masalah sekaligus sebagai sebuah pembelajaran
jangan sampai gereja berada pada posisi kenyamanan. Gereja tidak boleh menerapkan
politik. Supaya geraja tidak mengalami perpecahan dan menemukan pemimpin yang
berkuasa atas setiap manusia, manusia harus taat dan menjalankan perintah. Disinilah
pentingnya manusia yang taat dan takut akan Tuhan. Ia tidak melampau Allah, ia harus
Peran seorang pemimpin adalah sesuatu yang sangat penting, apalagi ini
berkaitan dengan kepemimpinan Kristen, baik sebagai gembala Tuhan, hamba Tuhan
ataupun sebagai pelayan Tuhan. Kepemimpin Kristen harus berbeda dengan pemimpin-
buruk dan tidak berperikemanusiaan lagi dimana mereka menjadi penindas orang lemah
dan kecil. Nafsu dunia mereka yang membutakan mata mereka untuk melihat kebawa.
Sedikit sekali pemimpin yang baik, yang ingin membagun negaranya maju dan baik.
Betapa ironisnya jika pemimpin Gereja menjadi pelaku kerusakan (krisis kepemimpinan)
kemimpinan, tetapi Tuhan tetap memakai beberapa orang menjadi pemimpin yang
beritegristas sama seperti halnya Musa, Yeremia dan kedua belas murid Tuhan Yesus.
13
Allah menghendaki mereka sebagi pemimpin dan banyak orang diselamatkan dan
disejahterakan, dan itu di genapi-Nya. Sejarah kepemimpinan Tuhan terus berlanjut, dan
kepemimpinan Tuhan terus menjadi benang merah kepemimpinan gereja dan benang
Peminpin Kristen jaman sekarang sudah lari dari panggilan Tuhan yang
sesungguhnya. Tidak lagi menjadi pemimpin Kristen yang mau melayani, tetapi lebih
kepada kepentingna pribadi. Bukankah seorang pemimpin kristen adalah pelayan Tuhan?
Kita harus kembali pada inti sesungguhnya yaitu Pemimpin Kristen adalah pelayan
Tuhan. Kepemimpin Kristen adalah salah satu perpanjangan tangan Tuhan, lewat
masalah ini kita bisa membawa orang-orang untuk mengenal Tuhan. Lumintang
menjelaskan tanpa pemimpin, penduduk dunia terlantar! Tanpa peminpin gereja, warga
gereja terlantar! 12
Sejalan dengan Firman Tuhan dalam Matius 9:36, mereka lelah dan
terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Disini pentingnya pemimpin Kristen
Gebala Tuhan yang mau membagun atau memajukan jemaatnya. Ini adalah sebuah
jemaat dan menentukan kehidupan kedepan jemaat atau komunitas. Pemimpin Kristen
yang sesungguhnya ingin melayani Tuhan tidak mau melihat gereja atau jemaat tercerai
berai. Ia aka berusaha untuk membina dan mau melaksanakan tugas yang dipercayakan.
dipercayakan kepadanya. Memang tidak gampang menjadi seorang pemimpin rohani oleh
11
12
Stevri Indra Lumintang (Theologi kepemimpinan Kristen) hal, 4-5
14
karena tugas yang mulia ini harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan sebagai
otoritas yang Tuhan telah percayakan. Orang yang dipilih dan dipanggil Tuhan untuk
menjadi alat kepemimpinan-Nya di dunia atau dalam Gereja, menerima otoritas dari
Firman Tuhan dan di perlengkapi dengan karunia Roh Kudus sehingga di mampukan
untuk melaksanakan tugasnya yakni menuntut umat Tuhan kepada Tuhan melalui
antara umat-Nya yang berdampak luas kepada lingkungan social terdekat sampai
terjauh.” 13
besar dalam kehidupan manusia. Sangat sulit mencari orang yang benar, jujur, setia, tulus
hati dan bertanggung jawab. Demikian juga sangat sulit mencari orang yang benar-benar
punya komitmen. Hal ini semakin menjadi-menjadi, jika orang yang hedak di cari adalah
pemimpin yang punya integritas dan komitmen. Di tengah sulitnya mencari orang
berintegritas sekaligus berkomitmen, bukan berarti dua hal tersebut tidak di butuhkan
lagi. Justru semakin sulit untuk dicari namun integritas dan komitmen dibutuhkan.
efektif, ia harus bertumbuh secara karakter. Sebagai seorang pemin Kristen harus
memiliki kararter yang baik dalam kepemimpinan Kristen. Tanpa karakter yang baik
13
Ibid. hal. 5
15
peminpin yang menjadi teladan. Setidaknya dalam membagun sebuah karakter yang
baik ada baiknya seorang pemimpin Kristen harus tahu apa yang ingin dilakukan
Kristus. Seorang pemimpin Kristen menerima kehidapan kristus dengan iman dan
menjadikan kasih sebagi mesin utama dalam pelayanan. Pemimpin Kristen harus
menjadikan orang biasa mampu mengerjakan hal-hal luar yang biasa dan tidak
seorangpun yang memberikan contoh kepemimpinan yang lebih ketimbang Yesus ketika
Ia menjadi seorang manusia selama masa pelayananNya. Selama masa pelayanan Tuhan
yang penuh dengan kemulian dan kepenuhanNya. Tidak satu orangpun bisa menyamai
Alkitab menunjukkan bahwa para muridNya belajar banyak dari Tuhan Yesus dan
bukan bagaimana bersikap berdasarkan teori atau konsep kepemimpinan, tetapi jiwa
kepemimpinan yang dikembangkan dari hari ke hari, sehingga menjadi pribadi atau
karakter seorang pemimpin Kristen. Karakter bukan hanya sebuah karakter, juga harus
16
melibatkan Roh Kudus supaya dapat menjadi landasan dalam kepemimpinannya. Roh
kudus akan berbicara lewat batin seorang pemimpin, bukan hanya sebatas perintah-
lama memberikan banyak sekali kisah mengenai keberhasilan dan kegagalan pemimpin,
yang menunjukan bahwa sedikit saja pemimpin yang gagal karena tidak melayani dengan
baik, tetapi kebanyakan pemimpin gagal karena karakter mereka lemah. Perjanjian baru
ajaran Yesus, teladan-Nya mnengenai karakter yang tepat bagi seorang pemimpin, dan
Menurut Henry dan Richard Blackaby, ada tiga ciri-ciri karakter pemimpin
Kristen, yaitu :Integritas, melayani seperti Kristus, dan mengambil keputusan melalui
Roh Kudus. Integrigtas, pemimpin Kristen yang berintegritas adalah menunjukan apa arti
menjadi gambar Allah. Integritas menyiratkan sifat benar, jujur, dan membuat orang-
orang mempercayai perkataan. Pemimpin Kristen dalam menjalakan integritas yang tidak
dapat terpisahkan dari spritulitasnya. Kualitas integritas dari seorang pemimpin Kristen
biarlah menjadi buah-buah yang nyata dari kehidupannya yang dekat dengan Tuhan
Yesus; Karena yang di ucapkan mulutnya, meluap dari hatinya (Bdk. Lukas 4:43-45).
dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Alkitab. Karena Itu dalam menjalankan
motivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk melayani. Maka dari itu, perlu
mengetahui karakter pemimpin bisnis Kristen dan ciri-ciri pemimpin Kristen agar
mengetahui motivasi serta dampak bagi orang-orang di sekitar . Seorang pemimpin yang
sejati selalu menjadi sumber inspirasi bagi pengikutnya. Seseorangyang tidak memilik
orang yang tidak mereka kasihi. Mereka mungkin tidak menjalankan tindakan pelayanan
tetapi para pengikutnya akan dapat melihat bahwa tindakan mereka tidak tulus dan hanya
pura-pura kecuali jika tindak itu di lakukan karena kasih yang sebenarnya. Pemimpin
Kristen harus melayani orang-orang mereka dengan kesabaran yang tiada batas. Tetapi
tindakan pelayanan yang dilakukan oleh pemimpin Kristen harus di motivasi dan di
karena Roh Kudus dapat membimbing seorang pemimpin rohani melalui doa. Doa
adalah penghubung pemimpin dengan Dia yang menjajikan. Doa harus menjadi cara
pertama yang ditempuh seorang pemimpin Kristen. Pemimpin Kristen harus mengadakan
waktu berdoa setiap hari, meminta Tuhan untuk membimbing mereka dalam setiap
keputusan yang akan mereka ambil. Doa akan menuntun pemimpin Kristen mencapai
jalan keluar yang memuliakan Allah sambil mempertahan integritas mereka di tempat
kerja. Kabar baiknya adalah pemimpin Kristen telah di peringatkan sebelumnya dan
sudah di persenjatai. Mereka juga diperlengkapi Roh Kudus untuk membuat keputusan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sebagai berikut:
rohani.
20
BAB IV
itu pengaruh. Pengaruh tidak muncul begitu saja dalam diri setiap pemimpin.
sebenarnya tidak harus menjadi orang yang memiliki profesi atau kedudukan
hubungan yang baik dengan orang lain. Memang semua orang memiliki
mau dipimpin. Karena itu bagi seorang pemimpin, sudah selazimnya terus
pengaruhnya.
14
Stefri Indra Lumintang ”Theologi Kepemimpinan Kristen” (Jakarta :ganeva Insani Indonesia, 2015), hal
xxii
22
yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruh orang lain. Orang hanya dapat
Sanders dalam hal ini ialah pengaruh. Pemimpin dapat diikuti sejauh ia memberi
berlainan. Ada yang yang memiliki pengaruh yang kuat, tetapi ada juga yang lemah,
hal ini tergantung besar kecilnya pengaruh yang dimiliki. Pengembangan pengaruh
dapat dilihat dari 4 (empat) tingkatan, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Contoh.
Orang lain akan terpengaruh apa yang dilihatnya. Tidak peduli nasihat atau
apapun yang pemimpin katakana pada orang yang dipimpinnya, karena pada
akhirnya para anggota hanyalah akan melakukan dan meniru apa yang dilihat,
baik tingkah laku dan perbuatan. Semakin tinggi tingkat kepercayaan anggota
pengaruh itu semakin besar tergantung dari seberapa besar kepercayaan anggota
15
J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Kristen, (London: Yayasan Kalam Hidup 2006)hal, 20
16
Timotius, Kepemimpinan dan Kepengikutan Teori dan Perkembangan, (Yogyakarta:CV andi Offset)hal.
15
23
terhadap pemimpin. Sudah bisa menjadi contoh bagi banyak orang memang
merupakan langka awal yang baik, bagi para pemimpin. Pengaruh dapat di
kembangkan dengan proses pencitraan, karena pencitraan yang kian lama kian
besar sampai kepada level terkenal. Padahal imajinasi yang tertanam atas
kekaguman mereka pada sosok pemimpin tertentu belum tentu sama dengan
2. Motivasi
Seorang pemimpin pada tingkat ini sudah mampu dan memotivasi orang lain.
terjadi hubungan yang akrab. Hal ini akan meningkatkan dan menumbuhkan rasa
percayadi hargai dan di perhatikan. Maka semakin dekat dengan hubungan yang
3. Bimbingan
Pemimpin sudah mampu memberikan pandangan dan gaya hidup pada para
akan lahir pribadi-pribadi yang tangguh dan memiliki kepribadian yang baik, hal
ini akan menjadi sumbangsih yang berarti bagi kehidupan para anggota/bawahan.
4. Penyebaran
Kalau seorang pemimpin sudah sampai pada level penyebaran, berarti dia sudah
pengaruh seorang pemimpin sudah bisa menyebarkan apa yang mereka sudah
24
dapatkan kepada orang lain. Karena itu bagi seorang pemimpin harus bisa
membuang ego dan pelit, melainkan harus memiliki tekad mantap, agar tetap ada
Fungsi Kepemimpinan
lain dengan cara menjalani fungsi dengan baik. Hal ini yang di tulis oleh Nawani dan
sesuai dengan fungsinya. Adapun fungsi kepemimpinan itu memiliki dua dimensi 18
,
yaitu:
Gaya Kepemimpinan
17
Jhon C. Maxwell, Menjadi Seorang Yang Berpengaruh, (USA: Nework TwentyOne 1997) hal 22
18
Nawawi dan Hadari Martini, Kepemimpinan Yang Efektif, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press
2006)hal , 74
25
kepemimpinannya sendiri untuk mempengaruhi orang lain. Hal ini juga yang
juga yang di kemukakan Wawan, gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dalam
memimpin sebuah lembaga atau organisasi, baik sekuler maupun rohani, besar maupun
kecil. Penulis akan mebagi dalam 7 (tujuh) kategori mengenai gaya kepemimpinan. 22
1. Kepemimpinan otoriter
Dampak yang dialami oleh bawahan ialah timbulnya rasa takut dan
19
Hetty Ismainar, Managemen Unit Kerja: Untuk perekam Medis dan Informatika Kesehatan, Ilmu
Kesehatan Masyarakat Keperawatan dan Kebidanan, (Yogyakarta: Deepublish2015)hal,17
20
Gunadi Getol, Management Miracle Series/Good leadership vs Leadership, (Jakarta: elex Media
Komputindo 2010) hal 117
21
Wirawan,
22
Sudomo, Ciri Kepemimpinan Sejati, (Yogyakarta, Andi offdet, 2005), hal 43-49.
26
2. Kepemimpinan paternalistik
3. Kepemimpinan Demokrasi
23
Ibid, 44
27
4. Kepemimpinan Bebas
ini, pengarahan, bimbingan, dan pengendalian tidak ada atau sangat kurang.
5. Kepemimpinan Birokrasi
sesuatu akan berjalan lancer apabila semua orang patuh kepada peraturan.
atau persidangan. Artinya, segala tugas dan tanggung jawab bawahan harus di
kelompok) merasa puas dan gembira. Ia meyakini bila orang merasa baik dan
berfungsi. 24
24
Ibid, 45
28
7. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan gaya ini meyakini bahwa salah satu cara untuk memotivasi
Cara Memimpin
Gaya kepemimpinan berkaitan dengan cara atau metoda yang akan di pakai
ketika pemimpin tersebut memimpin. Hal ini juga yang diungkapkan oleh Sokarso
“Gaya kepeminan bersikap dan gaya bertindak akan Nampak dari cara-cara pemimpin pada
saat melakukan pekerjaan, antara lain : Cara memberi perintah, memberikan tugas,
gaya kepemimpinan seperti itu cenderung disebut gaya kepemimpinan berorientasi pada
25
Sudomo, Ciri Utama Kepemimpinan Yang sejati, (Yogyakarta: Andi Offset 2005) hal, 43-46
29
dahulu harus tahu cara-cara memimpin. Menurut Tambunan bahwa ada enam cara
sudah kita ketahui bahwa pemimpin yang sukses ialah pemimpin yang seharusnya
mengarahkan pengikut agar dapat bekerja sama, bukan dengan bujukan dan
dalam charisma).
adil).
Tuhan).
26
Aripin Tambunan, Diktat Kuliah Kepemimpinan Kristen(Bandung: INTI 2013)Hal, 15
30
hamba dan pemimpin yang mampu memberikan perubahan yang benar. Hal ini dapat
Ada dua segi penting dari dasar kempemimpinan. Nilai dasar kepemimpinan
Nilai dasar teologis adalah antara lain, tujuan utama, nilai-nilai hidup rohani,
dasar etika, dasr moralitas yang dimiliki oleh seorang pemimpin, individu
social, etika hidup social, etika hidp dan kesehatan organisasi yang sangat di
Kualitas Kepemimpinan
Sesudah memahami arti pemimpin, berikut ini ada baiknya meninjau lebih
27
Ayu Hermawan, Leadership Quotient, (Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia, 2003), hal 20-23.
31
visi 28 visi untuk menjadi pemimpin, sesorang harus mempunyai visi mengenai
sistem sosial yang dipimpinnya. Yaitu apa yang diimpikan, apa yang dicapai
dimasa depan.
mendasarkan tindakannya pada suatu visi atau pandangan jahu kedepan. Dia
sadar benar atas apa yang sedang di laksanakannya. Seorang pemimpin tanpa
visi akan kehilangan posisinya, menjadi tak berbeda dengan orang yang
dipimpinnya.29
bahkan tak akan punya nyawa lagi, karena apa yang ia kemukakan hanya
menjadi suri teladan, dan hanya akn menghasilkan pengikut dengan organisasi
yang tidak disiplin, dengan demikian visi yang yang telah di sampaikan tidak
28
Wirawan, Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Prilaku organisasi, Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: Rajawali
Pers 2014) hal. 7.
29
Ibid,20
30
Ibid,21
32
dengan baik. ia menyadari keharusan untuk mengambil posisi yang tepat dan
tertinggal zaman.31
pemimpin semakin lama semakin kuat, hal ini akan menjadi perekat bagi team
seperti ini bukanlah pemimpin sejati karena pemimpin yang demikian tidak
31
Ibid,22
33
tumbuh semu dan rapuh tanpa rasa dan semagat kebersamaan. Lama kelamaan
seorang pemimpin akan terisolasi dan berjuang sendiri tanpa soport dari yang
dipimpin.32
keputusan.
Organisasi yang dipimpin pun akan bergerak liar tanpa arah, pada giliranya
hal tersebut akan menurunkan motivasi dan prestasi kerja anggota. Mutlak
bagi pemimpin untuk berani mengambil keputusan secara tepat dan tepat,
32
Ibid,22
34
performance organisasi itu sendiri. Pemimpin sejati tak akan khawatir bahwa
Eksekutifnya.
inspirasi bagi para anggotanya. Dengan demikian, perubahan dan ide-ide baru
akan muncul setiap waktu, kemudian di kembangkan oleh para pengikut yang
kreatif.33
Kepemimpinan Kristen
33
Ibid, hal 23
35
yang dapat mengembangkan dan memberikan pertumbuhan baik itu secara jasmani
maupun rohani terhadap jemaat. Tentu hal ini hanya ditemukan dalam kepemimpinan
Kristen.
macam apa yang di perlukan? Apabila ditanya pemimpin macam apa yang di
guna mencapai sasaran yang telah di tetapkan atau model seorang pendeta serba bisa,
yang dipuja oleh semua anggota jemaat yang kemauannya mereka turuti. Padahal,
model kepemimpinan yang dalam Allkitab selalu dianjurkan kepda umat Allah model
campur tang Allah, maka sejatinya Tuhanlah yang berdaulat memilih pemimpin Kristen.
34
Gofried Oseo Mensah, Dicari Pemimpin Yang menjadi Pelayan, (Jakarta: Yayasan Komunikasih Bina
Kasih /OMF 2006) hal, 78
36
Kepemimpinan hamba diartikan, pelayan yang lebih mengutamakan orang lain daripada
dirinya sendiri.
konteks pelayanan Kristen (yang menyangkut faktor waktu, tempat dan situasi
khusus) yang didalamnya oleh campur tangan Allah, Ia memanggil bagi diriNya
pengelompokan diri sebagai suatu institusi atau organisasi) guna mencapai tujuan
Allah (yang membawa keuntungan bagi pemimpin, bawahan, dan lingkungan hidup)
jabatannya untuk menguasai orang lain, melayinkan pemimpin yang melayani atau
hamba.
35
Yakob Tomatala, kepemimpinan Yang Dinamis, (Jakarta, Gandum Mas, 1997), hal 45.
37
dalam kepemimpinan.36
Pemimpin Melayani/Hamba
mendahulukan orang lain. Ia juga membuat orang jadi terinspirasi, terdorong, belajar,
36
Yakob Tomatala, kepemimpinan Yang Dinamis, (Jakarta, Gandum Mas, 1997), hal 49.
37
https://leadershipsecret2016.wordpress.com/2015/01/22/kepemimpinan-hamba-mengubah-dan-
menggerakkan-dengan-melayani-lebih-dulu, hal 22: Jakarta.
38
berikut:
yang ingin hadi dan dan menjadi bagian utama dari hidup pengikutnya. Jadi ia
tidak memaksa orang untuk mengambil alih suatu perilaku atau memaksa dengan
melaksanakan sendiri.
2. Pemimpin yang melayani sering bekerja dalam kerangka berfikir dalam waktu
bahkan ia merarasa tidak nyaman bila pendapat, paradigma, dan gaya kerja
hanyalah sejenis
8. Pemimpin yang melayani mengerjakan banyak hal dan juga menghindar dari
Hal yang perlu di catat disini adalah bahwa pemimpin yang melayani tidak berarti
akan menghindar dari masalah atau konflik. Ia tidak juga menjdi sosok yang
dikendalikan oleh berbagai kelompok yang kuat. Tidak juga ia harus tampil manis
dan ramah.
Keberhasilan gereja dalam mengemban tugas dari Tuhan yesus dapat dilihat
dari bertambahnya jumlah orang yang menjadi percaya sebagai hasil pelayananan dari
gereja yang bersangkutan dan mendapat pengembalaan dari gereja tersebut. Amanat
ukuran bagi gereja yang berhasil, tetapi kesuksesan gereja dalam mengemban tugas
sebagian besar dapat dilihat dari kuantiitas yang yang bertambah”. Gereja mula-mula
pun menampakkan kedua aspek pertumbuhan ini, dimana “gereja mula-mula bukan
hanya bertumbuh secara jumlah tetapi juga dalam mutu iman anggota-anggota jemaat
seperti yang dicatat oleh Lukas; dan mereka disukai oleh semua orang. Dan tiap-tiap
hari, tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang di selamatkan” ( Kisah Para
Rasul 2:47 ).38 Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang memusatkan tujuan
utamanya terhadap penginjilan. Tugas pengijilan adalah tugas semua orang percaya
tanpa terkecuali dipertajam oleh rasul Paulus dalam 1 Korintus 9:16 “Bahwa
38
https://www.researchgate.net/publikation/282854559_PRINSIP-PRINSIP_PERTUMBUHAN
_GEREJA_BERDASARKAN_KITAB_KISAH_PARA_RASUL
40
pertumbuhan gereja dapat dilihat dari peningkatan kerohanian anggota jemaat gereja.
jumlah keanggotan gereja. Gereja yang sehat itu diawali dari pertumbuhan secara
Namun pada kenyataanya banyak gereja saat ini yang mengalami kemunduran baik
dan pendewasaan iman jemaat saja. Iman jemaat sehingga beberapa gereja
jemaat. Ada juga gereja yang mengalami pertumbuhan secara kuantitas (pertambahan
secara jumlah) tetapi mengabaikan kerohanian atau iman. Hal ini dapat di lihat dari
beberapa gereja yang banyak membuka tempat pelayanan baru, tetapi jemaat tidak
pertumbuhan baik secara kualitas maupun kuantitas. Gereja tidak akan pernah
bertumbuh bila geraja tidak memiliki tujuan.tujuan adalah hal yang sangat penting
untuk mendorong gereja dapat bertumbuh. 39 Gereja akan melangkah sesuai dengan
tujuan yang sudah di tetapkan. Dengan adanya tujuan itu maka gereja dapat
bertumbuh. Tetapi pada saat ini banyak gereja yang tidak memiliki tujuan. Gereja
39
Rick Warren, The Purpose Driven Church ( Malang: Gandum Mas, 2008), hal 81.
41
sehat. Pertumbahan itu alamiah bagi setiap organisme. Demikian juga halnya dengan
gereja, karena gereja adalah organisme yang hidup, sudah sewajarnya gereja akan
Gereja yang efektif adalah gereja yang sehat; gereja yang sehat adalah
gereja tumbuh; mereka menghasilkan murid-murid yang lebih banyak dan lebih
baik.40 Gereja dipanggil untuk memberitakan Injil dan pemberitaan Injil bertujuan
untuk menghasilkan jemaat (gereja). Dalam Injil Matius 16:8, istilah ekklesia
pertama kali diterapkan bagi orang beragama Kristen oleh Yesus aendiri dalam
Ekklesia (dalam bahasa Yunani) berarti gereja, Ekklesiatikos berarti perserikatan atau
kumpulan, qahal (bahasa Ibrani) berarti perkumpulan, ekkaleo (kata kerja) berti di
panggil keluar. Maksudnya pangilan untuk memberitakan injil. “karena itu pergilah
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintakan kepadamu” Matius 28-20. Amanat agung Tuhan Yesus yang harus
sudah dibabtiskan dan diikat menjadi satu iman dan persekutuan dalam Kristus;
40
Robert E. Logan. Beyond Church Growth
42
karunia Allah, gereja memakai kesempatan yang ada untuk memberitakan Injil.
telah di tebus, sebuah komunitas rohani. Gereja bukanlah bangunan ataupun hierarki
kedalam suatu komunitas baru. Kristus adalah kepalanya. Meskipun gereja memiliki
atas. Dari penjelasan di atas maka gereja diartikan sebagai suatu persekutuan orang-
orang yang percaya kepada Kristus adalah gereja itu sendiri atau gereja secara rohani
Gereja akan tumbuh dengan baik jika gereja Itu memiliki Visi. Visi tersebut
didapat peminpin Gereja dari pada Tuhan untuk mebawa gereja bertumbuh. Visi
yang diterima pemimpin gereja dari pada Allah tersebut di kerjakan hanya untuk
kemuliaan Allah.41 Kita tidak diasuh hanya untuk mementikan diri sendiri, tetapi
dengan tujuan bertumbuh bersama. Gereja yang mengekspresikan kasih Kristus, baik
kepada anggota gereja maupun anggota di luar gerejaNya. Dalam “Perintah Agung”
menjadikan murid. Tujuan yang tidak dapat dikesampingkan dari Gereja adalah di
kumpulkan untuk melayani tubuh Kristus dan tersebar untuk melayani dunia. Tujuan
Pertama, gereja di kumpulkan sebagai satu tubuh Kristus untuk saling melayani orang
percaya, tetapi gereja juga harus melayani orang yang belum percaya di dunia dengan
Injil. Agar gereja menjadi dewasa, gereja perlu melakukan pengajaran, persekutuan,
41
Sanjaya, Pemimpin Kristen (Yogyakarta: Kairos Books, 2004), hal 110
43
dan ibadah. Tujuan kedua , gereja tersebar di tengah duniaadalah untuk menjadikan
orang percaya.
menghendaki agar gerejanya bertumbuh. Hal ini dengan jelas diungkapkan dalam
fiman Tuhan berikut ini. “orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri
di babtis dan pada hari itu jumlah mereka kira-kira tiga ribu jiwa” (Kisah Para Rasul
2:41). “Dan tiap-tiap hari tuhan menambah jumlah mereka dengan-dengan orang
selamatkan dari dosa dan kematian kekal. Allah adalah kasih dan menginginkan agar
anakNya yang tunggal, Yesus Kristus.” Kehendak Allah itu sudah jelas, “Ia
menghendaki supaya jangan ada yang binasa, “Ia menghedaki supaya jangan ada
yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” 2 Petrus 3:9). Ia
menghendaki semua laki-laki dan perempuan dimanapun juga datang kepadaNya dan
ke dalam gereja-Nya Yesus Kristus. Dengan kata lain merupakan kehendak Allah
gereja untuk bertumbuh. Yesus berkata, “dan aku pun berkata kepadamu: Engkau
adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam
maut tidak akan munguasainya” (Matius 16:18). Disini jelas yang membangun gereja
adalah Yesus. Pembangunan Gereja adalah pekerjaan Allah dan kehendak Allah dan
42
Alkitab Terjemahan Baru.
44
oleh Allah. Kitab Kisah Para Rasul menyatakan dengan tegas bahwa tiap-tiap hari
Para Rasul 2:47). Demikian juga rasul Paulus menyatakan bahwa “pemberi
Tumbuhan” bukan Apolos, bukan juga Paulus tetapi Allah (1 Korintus 3:6-7). Maka
jelas bahwa kehendak Allah merupakan prinsip mutlak dari pertumbuhan gereja yang
Setiap pasal dalam Kisah Para Rasul merupakan catatan tentang perubahan
dramatis yang terjadi atas para rasul oleh karena persekutuan mereka dengan Roh
Kudus. Ketika anda menyambut Roh Kudus, hal yang sama bisa terjadi kepada Anda.
Hal ini di bahas lebih mendalam oleh Beni Hinn dalam bukunya selamat datang Roh
Kudus tentang peranan penting Roh Kudus dalam keseluruhan pasal dalam Kitab
Kisah Para Rasul. Sebagai contoh Roh Kudus akan mengubah cara Anda mendengar.
Sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia berpesan kepada murid untuk tidak
meninggalkan Yerusalem, tetapi menantikan janji Bapa bagi siapa yang mendengar
dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibabtis dengan Roh Kudus” (Kisah Para
Rasul 1:5). Mereka tidak hanya mendengar dengan telinga, mereka mendengar
dengan hati. Seratus dua puluh orang berkumpul di Ruang Atas dan mulai berdoa.
Dalam Kisah Para Rasul, Roh Kudus sebagi dinamika pertumbuhan gereja tampak
43
Sanjaya, Pemimpin Kristen (Yogyakarta: Kairos Books, 2004), hal 110
45
Pertama Roh Kudus memberi kuasa kepada murid-murid untuk bersaksi mulai dari
Kedua, Roh Kudus memenuhi rasul-rasul untuk memberitakan nama Tuhan Yesus
dengan berani hati kepada orang banyak dan menggerak orang banyak dan
menggerak orang-orang untuk bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus (Kisah Para
Rasul 2-4)
memberitakan Firman Allah dengan berani hati (Kisah Para Rasul 3:31).44
Kelima Roh Kudus memenuhi orang-orang percaya sehingga mereka hidup dalam
Keenam Roh Kudus mengkhususkan para pembemberita injil, yaitu Bernabas dan
Paulus dan mengutus mereka ke luar untuk memberitakan injil ke berbagai pelosok
dunia sehingga banyak orang percaya dan berdirilah gereja-gereja local (Kisah Para
Rasul 13).
Roh Kudus di utus oleh Allah Baba dan Anak (Yohanes 14:16,
Yesus Kristus (Yohanes 15:26). Roh Kudus di curahkan pada hari Pentakosta (Kisah
Para Rasul 2). Dapat di katakan bahwa sekarang adalah zaman dari Roh Kudus.
44
Ibid. 111
46
Allah hadir dan diam dalam gereja yang adalah bait Allah melalui RohNya (Efesus
2:21-22). Allah bekerja memlalui Roh Kudus untuk membagun GerejaNya. Tanpa
Roh Kudus sereja tidak dapat lahir pada hari penta kosta. Roh Kudus memberi kuasa
pada murid-murid, kepada gereja untuk menjadi saksi atu untuk bertumbuh (Kisah
Para Rasul 1:8) Roh Kudus dengan membuat jamaat demgan berani berbicara di
Dalam Kitab Kisah Para Rasul 4:12 menjelaskan bahwa Roh Kudus
memimpin Petrus (Kisah Para Rasul 10:19-20). Roh Kudus memberi petunjuk kepada
jamaat di Antiokia (Kisah Para Rasul 13:2). Semua ini menunjukan bahwa Roh Kudus
menghidupkan orang percaya. Tanpa Roh Kudus tidak akan ada pertumbuhan Geereja
dan penginjilan. Dalam perjanjian baru Roh Kudus adalah dinamika rohani yang
menghasilkan kualitas dan kuantitas dalam pertumbuhan gereja. Dengan melihat dua
cara yang Khusus di mana roh kudus bekerja berkenaan dengan gereja, maka kita akan
dengan jelas memahami siapa yang bertanggung jawab atas pertumbuhan sebuah
gereja. 45
Roh Kudus mendirikan gereja artinya tidak ada gereja tanpa pekerjaan Roh
Kudus. Roh Kudus membawa orang-orang kedalam gereja. Kolose 1:4 memperjelas
bahwa kita telah dipindahkan dari kerajaan lama ke dalam kerejaan baru. Perubahan
ini terjadi karena karya roh kudus. Ia mewujudkan perubahan ini melalui sebuah
proses tiga langkah yaitu: pertama, Roh Kudus akan menginsafkan orang akan dosa-
45
Ibid.111
47
pekerjaan Roh Kudus adalah pertobatan. Pertobatan adalah buah dari kesadaran. Ia
menyebabkan perubhan itu terjadi. Titus 3:5 menggambarkan proses tersebut “oleh
permandian kelahiran baru dan pembaruan yang di kerjakan oleh Roh Kudus” pokok
yang sangat penting adalah bahwa kita sebagai orang-orang berdosa, tidak berperan
apa-apa dengan pertobatan kita. Demikian pula para penginjil tidak berperan apa-apa
Ketiga, karya Roh Kudus adalah pengakuan. Dalam 1 korintus 12:13 kita baca, “tidak
dapat seorang pun dapat mengaku, ‘Yesus adalah Tuhan’ selain oleh Roh Kudus.”
Cara kedua, Roh Kudus memperlengkapi gereja. Melengkapi berarti tahap demi tahap
tingkah laku dan sifat seperti Kristus. Roh Kudus memperlengkapi gereja melalui
pemakain Firman Allah. Ibrani 4:12 menggambarkan firman Allah itu hidup. Kuat
dan tajam. Maka dengan demikian pekerjaan Roh kudus merupakan prinsip
Perkembangan Gereja
berikut:
46
Ibid.112
48
membawa orang dari luar untuk masuk kedalam persekutuan dengan gereja.
berbagai tempat sampai ke berbagai pelosok daerah, maka akn terbuka pos-pos
baru yang nantinya akan di lanjutkan dengan pembinaan rohani oleh gembala
lokal
dalam hal ini gereja-gereja yang berada dalam budaya yang berbeda.47
tatatertib utamanya, serta pernyebarluasan misinya, Kisah Para Rasul bukanlah sekadar
sejarah dari sepenggal periode dalam kehidupan gereja, tetapi merupakan buku pegangan
bangun berdasarkan pokok-pokok yang dikaruniakan oleh Roh kudus.48 Cikal bakal
mempertobatkan ribuan orang percaya baru. Pertambahan gereja ini adalah sebuah
terobosan di mana banyak jiwa dimenangkan. Petrus lewat tuntunan Roh Kudus terjadi
kebangkitan rohani yang besar. Tidak dapat dibayangkan, kehidupan rohani di Yerusalem
47
C. Peter Wagner, Strategi Perkembangan Gereja, (Malang, Gandum Mas, 1996) hal 100
48
Ibid, hal 292.
49
memperlihatkan persaingan ketat antara dua komunitas. Di sana terdapat komunitas dua
kepercayaan, para penganut agama Yahudi, yang bertahan dan memperlihatkan sikap
muncul komunitas pengikut Kristus sebagai hasil ajaran Yesus dari Nazaret yang
dihukum mati secara kontroversial tetapi bangkit dari kematian setelah tiga hari dan naik
ke surga. Murid-murid Yesus meneruskan ajaran itu dengan dahsyat sehingga seluruh
Yerusalem terguncang. Pada waktu itu, Yerusalem justru sedang dipenuhi oleh orang dan
penganut Yahudi yang datang dari berbagai wilayah Kekaisaran Romawi. Kelompok
baru ini hadir menjadi sebuah kegerakan yang terus meluas yang semakin diminati orang
banyak. Jumlah mereka bertambah tiap tiap hari dan menjadi cikal bakal gereja di
Yerusalem. Demikian gambaran yang dilukiskan Lukas sebagai penulis Kitab Kisah Para
Rasul, melanjutkan suratnya terdahulu yang dikenal sebagai Injil Lukas. Carson dan
Douglas menyimpulkan bahwa kitab yang ditulis Lukas tersebut penuh dengan banyak
peristiwa yang menandai lahirnya gereja sebagai hasil dari perbuatan Roh Kudus melalui
pelayanan para Rasul di dalam menaati perintah memberitakan Injil dimulai dari
Yerusalem, kemudian Yudea dan Samaria, hingga ke ujung bumi.49 Hadirnya narasi
tentang kehidupan jemaat mula-mula di bagian awal Kisah Para Rasul menjadi pengantar
dari seluruh makna dan isi kitab itu sendiri. Penjelasan Lukas diawali dengan turunnya
Roh Kudus50 dan mulai aktifnya kuasa di dalam pelayanan para Rasul. Lukas bermaksud
menjelaskan bahwa gereja lahir sebagai dampak khotbah Petrus yang dimaknai sebagai
penginjilan mula-mula dan realitas kehadiran kuasa Roh Kudus di hari pentakosta. 51
49
Bruce Wilkinson and Kenneth Boa, Talk Thru the Bible, (Malang: Gandum Mas, 2017), hal 435.
50
D.A Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament, (Malang: Gandum Mas, 2016),
hal 323.
51
Harls Evan R. Siahaan, ―Karakteristik Pentakostalisme Menurut Kisah Para Rasul,‖ DUNAMIS: Jurnal
Teologi dan Pendidikan Kristiani 2, no. 1 (2017): 12–28, www.sttintheos.ac.id/ejournal/index.php/dunamis
50
Sejak itu, gereja mengalami pertumbuhan yang luar biasa hingga berita Injil sampai ke
Mereka ikut diselamatkan oleh kehadiran Paulus, yang bertobat dari seorang penganiaya
pengikut Kristus dan sosok penghancur gereja, diubah menjadi pelaku utama lahirnya
gereja dan perintisannya di luar Yerusalem, di Antiokhia dan melebar di seluruh kota-
kota Asia Kecil.52 Cikal bakal dari semua itu adalah cara hidup jemaat mula-mula sebagai
menjadi pusat keputusan organisasi dan acuan ajaran gereja setelah kekristenan
Alkitab mencatat, “Gereja adalah tubuh Kristus,” (bdk. Efesus 1:23;, 4:4:12-16 dan
Kolose 1:24). Tiap-tiap hari menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan
(bdk. Kisah Para Rasul 2:47). Jelaslah ayat-ayat ini menerangkan bahwa orang yang di
jumlah serta peningkatan mutu kehidupan rohani umat Kristen, yang menunjukan bahwa
Kisah Para Rasul menaruh perhatian pada perkembangan yang progresif dari agama
Kristen54
52
Yushak Soesilo, ―Pentakostalisme Dan Aksi Sosial: Analisis Struktural Kisah Para Rasul 2:41- 47,‖
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani 2, no. 2 (April 23, 2018): 136, accessed November 1,
2018, http://sttintheos.ac.id/e-journal/index.php/dunamis/article/view/172. DOI: 10.30648/dun.v2i2.172
53
Peter Wongso, Tugas Gereja dan Misi Masa Kini, (Malang: Departemen Literatur SAAT, 1999), hal, 96-
97)
54
Merrill C.Tenney,Survei Perjanjian Baru,(Malang:Gandum Mas 2013), hal. 285
51
Beberapa ahli menjelaskan bahwa penulis kitab Kisah Para Rasul adalah
Lukas (bdk. Lukas 1.), sekalipun nama pengarangnya tidak di tuliskan atau terangkan di
dalama kitab tersebut. Dalam kitab kolose merujuk ke Lukas (bdk. Kolose 4:1-4).
Mungkin kitab ini ditulis di Roma (bdk. Filemon 24; 2Timotius 4:11). Yang mendorong
Lukas untuk menulis kitab ini adalah Roh Kudus, yang ditujukan kepada seorang
Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen. Bahkan kitab Kisah Para
Rasul disbut sebagai kita sejarah yang menceritakan tentang perkembanggan Gereja
mula-mula, dimana kembakitan rohani yang begitu hebatnya. Kitab ini juga mencritakan
orang Yahudi temarsuk di dalamnya Saulus. Saulus yang kemudian berubah nama
menjadi Paulus setelah dia mengalami pertobatan, Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya
ketika Saulus melakukan perjalanan ke Damaskus (Bdk. Kisah Para Rasul 9:1-31).
Pertobatan ini menjadikan dia istimewa dibuktikan dengan tulisan-tulisan beberapa kitab
di Perjanjian Baru. Petrus yang menjadi toko pembuka awal terjadinya kebangkitan
Rohani yang pertama. Yang pada akhirnya melakukan pengajaran pertama kali di
Antiokia. Mereka adalah tokoh atau pemimpin pertumbuhan jemaat pertama yang terus
menyebar ke seluruh Asia pada saman itu. Gereja Antiokhia berkemabang menjadi pusat
pengajaran, dan dari sana misi kepada bangsa-bangsa lainnya mulai berkembang55
(42) . Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan
mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Pewartaaan berita ini
55
Ibid, hal 292.
52
diikuti oleh pengajaran, hingga ketika orang-orang yang percaya makin bertambah
(43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak
(44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan
(45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagibagikannya
(46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait
Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan
(47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan
Eksposisi
Dalam ayat-ayat ini kita mendapati Firman Allah sebagai sarana untuk
memulai dan melanjutkan pekerjaan anugerah Tuhan bagi hati banyak orang yang mau
memberi diri dibabtis, sebab Roh Kudus yang bekerja dengan baik . Tetap menjaga
dengan baik ketetapan-ketetapan yang kudus, dan memberikan segala contoh kesalehan
dan ibadah secara berlimpah, sebab Kekristenan memenangkan jiwa, jika kuasanya
diakui akan mencondongkan jiwa untuk bersekutu dengan Allah dalam segala cara yang
sudah ditunjuk-Nya bagi kita untuk menemui-Nya dan yang didalamnya ia berjanji untuk
53
menemui kita. Tekun dan setia mengikuti pemberitaan Firman Tuhan. Bertekun dalam
dalam ajaran atau perintah rasul-rasul dengan babtisan mereka memuridkan untuk diajar,
orang-orang yang sudah menyerahkan nama mereka kepada Kristus harus dengan
Jika dibaca dari ayat per ayat tidak terlepas dari pasal sebelumnya dan
selanjutnya. Ayat empat puluh satu(41), memberi diri dibabtis. Ini artinya ada sebuah
pertobatan. Tanpa adanya pemberian diri maka orang hanya sebatas mendengarkan atau
hanya sebatas menerima perkataan yang diberikan pemberi pesan. Tanpa adanya adanya
tindakan memberian diri maka sia-sia. Yang pasti adanya tuntunan Roh Kudus dari hati
orang yang memberi diri dibabtis tersebut. Roh bekerja bersama Firman, dan
mengerjakan keajaiban dengannya. Mereka menjadi saksi dan keajabain yang mereka
rasakan dan Roh Kudus bekerja bersama mereka. Ini menunjukan bahwa orang-orang
yang dibabtis di sini bukanlah laki-laki semuanya, melainkan kepala keluarga yang
sedemikian banyak, beserta anak-anak dan hamba-hamba mereka yang ikut dibaptis,
yang mungkin julahnya ribuan jiwa. Orang-orang yang menggabungkan diri bersama
sama dengan mereka. Apabila kita mengangkat Allah sebagai Allah kita, kita harus
Disini kalau di perhatikan bahwa adanya perubahan dalam diri mereka untuk
bertekun dalam doa. Dijelaskan lagi bahwa mereka slealu berkumpul untuk memeckan
roti. Adanya sebuah kebersamaan dalam menerima pengajaran. Pewartaan berita ini
diikuti oleh pengajaran, hingga ketika orang-orang yang percaya makin bertambah
banyak, mereka dipersatukan oleh pengetahuan dan ssatu perbuatan.56 Mereka dengan
sungguh menempakat diri dalam pengajaran sekaligus menaklukan diri mereka dari
pengaruh diluar Kristus. Ini akan menjadi dokritin Kekristenan dalam diri mereka.
memperoleh istilah “fobia” dari istilah “kagum” atau “takut” ini. 57 Kekagum terhadap
Tuhan ketika rasul-rasal tersebut yang membeuat mereka merasakan hal ynag berbeda
sebelumnya.
Kalau ayat ini di baca secara lurus atau literal, maka kita akan terjebak
menjual harta milik mereka. Ini di jual berdasarkan kebutuhan orang-orang yang
bekekurangan. Mereka measa harus ada sebuah kebersamaan dalam persekutuan yang
bereka lakukan.
Terjemahan yang dilakukan oleh LAI (TB) pada kalimat itu sebagai berikut, ―Dengan
bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka
56
Merrill C. Tenney, Suver Perjanjian Baru) (Malang: Gandum Mas 2013) hal. 295.
57
Wikepadia Alkitab, Kisah Para Rasul 2:43
55
dengan gembira dan dengan tulus hati,‖ sementara KJV (King James Vartion)
menerjemahkannya ―And they, continuing daily with one accord in the temple, and
breaking bread from house to house,Disitu ada penegasan tentang konsistensi tindakan
dan menjelaskan soal ketekunan. Kalau pada ayat 42 kata ‗proskaterountes‘ digunakan
untuk menjelaskan ketekunan di dalam pengajaran rasul-rasul, maka kata ini di dalam
ayat 46 digunakan untuk menjelaskan ketekunan di dalam beribadah di Bait Allah dan di
dalam memecahkan roti bersama-sama. Pada masa itu, ibadah orang Yahudi untuk
berdoa dan melakukan ritual keagamaan, hanya dilakukan di dalam Bait Allah. Dan
kebiasaan memecahkan roti juga menjadi tradisi masyarakat Timur Tengah masa itu yang
kegiatan rohani (ibadah atau mendengar pengajaran) di Bait Allah, orang orang Kristen
mula-mula juga melakukan pertemuan dari rumah ke rumah dan memecahkan roti di
dalam setiap pertemuan tersebut. Semua kegiatan itu dilakukan dengan sukacita dan tulus
hati tanpa tendensi apapun. Lukas sangat bagus menggambarkan suasana hati jemaat
mula-mula tersebut melalui kalimat, setiap mereka dilakukan dengan gembira dan hati
yang murni (dalam Bahasa Yunani). Sebuah kemurni hati mereka dalam memberi artinya
tidak ada paksaan apapun dalam tindakan yang mereka lakukan, justru mereka melihat ini
BAB V
5.1. KESIMPULAN :
dalam kehidupan kekristenan yang tidak bisa dipisahkan dalam pertumbuhan Gereja.
Tidak lain adalah pengaruh dari seorang pemimpin akan menentukan pertumbuhan dari
gereja tersebut yang walaupun kita tahu bahwa Roh Kudus lah yang mengubah hati
setiap orang. Partumbuhan gereja salah satu yang diamanatkan olehTuhan sendiri (bdk.
Pengaruh begitu penting bagi kehidupan kemajuan hidup seseorang, kelompok dan
Yerusalem, sebagai cikal bakal gereja, dapat menjadi model (role) bagi pola gereja masa
pemimpin gembala yang berpengaruh secara positif akan membawa gerejanya bertumbuh
Cara hidup jemaat mula-mula seharusnya terlihat di seluruh gereja Tuhan di dunia.
Bukan sebaliknya, gereja justru menciptakan polanya sendiri yang cirinya seperti dunia.
Keserupaan dengan dunia adalah bahaya laten yang akan mengikis eksistensi gereja dan
misinya di muka bumi. Gereja sudah seharusnya memperlihatkan kehidupan jemaat yang
berakar kuat di dalam Firman, hidup di dalam persekutuan, memiliki gaya hidup doa dan
pertama di Yerusalem. Tidak terlepas dari peran para pemimpin mula-mula yaitu Petrus,
Yohanes, Stefanus dan pada akhirnya yang banyak meneruskan adalah Paulus itu sendri.
Kuasa Roh Kudus yang menaungi hati mereka sehingga sampai sekarang kita masih
merasakan kepemimpinan tersebut dan terus belajar dari mereka yang menjadi teladan.
Begitu besar pengaruh ynag mereka yang bisa kita teladani baik sebagai pemimpin, calon
5.1. SARAN-SARAN :
dirinya, sehingga semakin banyak lagi orang yang percaya atau petobat baru
3. Pemimpin tidak boleh puas diri kalau sudah memiliki pencapaian dalam
ideal itu sulit, tetapi paling tidak untuk menjadi pemimpin yang berpengaruh
itu bisa dicapai, asalkan mau terus belajar dan meningkatkan kualitas
DAFTAR PUSTAKA
17 Bruce Wilkinson and Kenneth Boa, Talk Thru the Bible, 1st ed. (Malang:
Gandum Mas, 2017
18 D.A Carson and Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament,
1st ed. (Malang: Gandum Mas, 2016)
60
VITA
Penulis dilahirkan di salah satu tempat yang bernama Patunu Rowe; 05 Desember
1995; kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat dari orang tua: ayah
bernama: Soleman Toda Sairo dan Ibu bernama: Margaretha Ina Kii. Penulis adalah
anak pertama dari lima bersaudara. Penulis pernah bersekolah di SMA Katolik Adaluri,
Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.
Adapun penulis pernah bekerja di salah satu perusahaan tetapi karena panggilan
untuk melayani Tuhan maka sekarang penulis mengikuti kuliah di STT Sunergeo dengan
harapan setelah selesai dapat melayani Tuhan secara full time di tempat kelahiran
yakni Sumba. Penulis juga pernah pelayanan antara lain:
Penulis
Paraf
No. Tanggal Materi Karya Ilmiah Petunjuk / Saran
Pembimbing
I/II
1. 15 / 11 Judul Skripsi Harus ditambah
batasan judulnya
62
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa STT “Sunergeo” Banten
NIM : 02-180033
Prodi : Teologia – S1
Perpustakaan STT “Sunergeo” Banten karya ilmiah saya yang berjudul: “ Pengaruh
Beserta lampiran dan perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian
63
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola di dalam pangkalan data,
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya sebagai
penulis.
Dibuat di Bandung
Yang menyatakan,
( Orland Sairo )
NIM : 02-180033
Program : Teologia
Prodi : Teologia-S1
Adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi “Sunergeo” Banten, menyatakan bahwa karya
tulis ilmiah dengan judul:” Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kristen Gembala Sidang
Dalam Pertumbuhan Gereja “ ( Menurut Kitab Kisah Para Rasul 2: 42-47 ). Adalah
64
benar-benar karya saya sendiri. Karya Tulis ilmiah ini bukan hasil dari penjiplakan atau
Surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan saya siap menanggung resiko/ sanksi
apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim
Penulis