Anda di halaman 1dari 209

STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN JEMAAT TENTANG

KARUNIA BAHASA ROH DALAM 1 KORINTUS 14:2


DI GEREJA ISA ALMASIH MASIRAN BOJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teologi Kristus Alfa Omega Semarang


Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Teologi (S.Th)

Oleh:
NAOMI ANGGRAWITA YANTI
NIM: 201901241

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KRISTUS ALFA OMEGA


SEMARANG
2022
PERNYATAAN ORISINALITAS

NAMA : NAOMI ANGGRAWITA YANTI

NIM : 201901241

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul: “STUDI

DESKRIPTIF PEMAHAMAN JEMAAT TENTANG KARUNIA BAHASA

ROH DALAM 1 KORINTUS 14:2 DI GEREJA ISA ALMASIH MASIRAN

BOJA” adalah benar karya peneliti sendiri. Hal-hal yang bukan karya penliti

dalam skripsi ini diberi tanda footnote.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik.

Semarang, 01 Juni 2022


Yang membuat pernyataan

Naomi Anggrawita Yanti


NIM: 201901241

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Tim Dosen Pembimbing dan Penguji telah menerima dan menyetujui

skripsi yang berjudul “STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN JEMAAT

TENTANG KARUNIA BAHASA ROH DALAM 1 KORINTUS. 14:2 DI

GEREJA ISA ALMASIH MASIRAN BOJA” yang ditulis oleh Naomi

Anggrawita Yanti, untuk memenuhi sebagian dari persyaratan penerimaan gelar

Sarjana Teologi (S. Th) dari Sekolah Tinggi Teologi Kristus Alfa Omega

Semarang.

Disetujui Pada Tanggal:

......................................................................

Nama Tanda Tangan

Pembimbing1: Dr. Rudyanto Chandra S., M. Th .....................................

Pembimbing 2: Sunarti, M.Th .....................................

Penguji 1: Dr. Dipl.- Ing. Gregorius Suwito, M. Th .....................................

Penguji :2: Dr. Didasgil S.I Taneo, M.Pd, M.Th .....................................

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Setelah membaca dan memeriksa secara teliti serta memperhatikan

proses penelitian serta peninjauan skripsi yang ditulis dengan judul “STUDI

DESKRIPTIF PEMAHAMAN JEMAAT TENTANG KARUNIA BAHASA

ROH DALAM 1 KORINTUS.14:2 DI GEREJA ISA ALMASIH MASIRAN

BOJA” yang ditulis oleh Naomi Anggrawita Yanti, maka dengan ini saya

menyatakan bahwa skripsi ini dapat diterima dan disahkan sebagai bagian dari

persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Teologi (S. Th) dari Sekolah Tinggi

Teologi Kristus Alfa Omega Semarang.

Diterima dan disahkan pada tanggal:

................................................................................

Ketua Sekolah Tinggi Teologi Kristus Alfa Omega Semarang

(Dr. Dipl.- Ing. Gregorius Suwito, M. Th)

iii
MOTTO

“Karunia rohani dapat membawa seseorang berada di atas puncak gunung, tetapi

karakter dapat membuat seseorang bertahan di atas puncak gunung”.

Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di

dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu

Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.

I Yohanes 3:24

iv
KATA PENGANTAR

Peneliti mempersembahkan segala puji dan syukur yang teramat

mendalam kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kebaikan dan anugerah-Nya

yang telah melimpahkan kekuatan dan penyertaan yang luar biasa sehingga

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Oleh karena

kebaikan Tuhan peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “STUDI

DESKRIPTIF PEMAHAMAN JEMAAT TENTANG KARUNIA BAHASA

ROH DALAM 1 KORINTUS 14:2 DI GEREJA ISA ALMASIH MASIRAN

BOJA”.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berlangsung tanpa

adanya dukungan dan sumbangsih dari berbagai pihak yang terlibat. Oleh karena

itu, dalam kesempatan ini, peneliti juga menyampaikan ucapan terimakasih

kepada:

1. Pdt. Ir. Timotius Subekti sebagai Dewan Pembina STT Kristus Alfa Omega

Semarang.

2. Dr. Dipl.- Ing. Gregorius Suwito, M.Th selaku Ketua STT Kristus Alfa Omega

Semarang yang selalu memberikan teladan dan motivasi luar biasa bagi

peneliti.

3. Dr. David Priyo Susilo, M.Th, M.Pd. K selaku Wakil Ketua I bidang akademik

STT Kristus Alfa Omega Semarang.

4. Dr. Chandra Kirana Luhur, M. Pd, M. Th selaku Wakil Ketua II bidang

keuangan STT Kristus Alfa Omega sekaligus dosen wali yang selalu

v
memberikan dukungan kepada peneliti selama menempuh studi di STT Kristus

Alfa Omega Semarang.

5. Dr. Ragil Kristiawan, M.Th selaku Wakil Ketua III bidang kemahasiswaan

yang telah membina peneliti selama tinggal di STT Kristus Alfa Omega

Semarang.

6. Dr. Fianus Tandiongan, M.Pd selaku Wakil Ketua IV bidang komunikasi,

promosi, dan kerjasama STT Kristus Alfa Omega Semarang .

7. Dr. Rudyanto Chandra Saputra, M.Th selaku Ketua Prodi Teologi sekaligus

dosn pembimbing satu yang telah memberikan pengarahan dan dorongan yang

luar biasa selama peneliti menempuh penulisan skripsi di STT Kristus Alfa

Omega Semarang.

8. Sunarti, M.Th selaku dosen pembimbing dua yang telah senantiasa

memberikan pengarahan dan dukungan kepada peneliti dalam penyelesaian

penulisan skripsi di STT Kristus Alfa Omega Semarang.

9. Segenap civitas akademika STT Kristus Alfa Omega Semarang, baik para

dosen, para staff, para pembina asrama, serta para mahasiswa (kakak dan adik

tingkat).

10. Ibu Emi Wuryanti selaku pengurus perpustakaan STT Kristus Alfa Omega

Semarang.

11. Keluarga Ibu Milka Puji Arni yang telah memberikan kasih sayang dan

dukungan bagi peneliti selama menempuh studi di STT Kristus Alfa Omega

Semarang.

vi
12. Verayanti, S.Th dan Herika, S.Th sebagai tetangga kamar peneliti yang selalu

memberikan motivasi dan semangat bagi peneliti dalam menyelesaikan

penulisan skripsi.

13. Rahayu, S.Th sebagai kakak rohani peneliti selama menempuh pendidikan di

STT Kristus Alfa Omega Semarang.

14. Segenap keluarga besar Gereja Isa Almasih Masiran Boja yang telah

memberikan ijin agar peneliti dapat melakukan penelitian.

15. Keluarga Pdt. Yeremia Tri Handoko, S.Th selaku paman sekaligus orang tua

angkat peneliti yang tidak berhenti memberikan kasih sayang kepada peneliti.

16. Segenap keluarga besar persekutuan Rumah Doa yang telah memberikan

dukungan doa, dana, daya bagi peneliti.

17. Keluarga inti tercinta yang selalu memberikan kasih sayang serta segala

dukungan yang tidak pernah berhenti bagi peneliti.

18. Keluarga besar angkatan 29 yang menjadi rekan berjuang bagi peneliti dalam

menyelesaikan pendidikan di STT Kristus Alfa Omega Semarang.

19. Sahabat terkasih Paulina Pratama Trisnawati dan Milka Nugraheni yang

sudah seperti saudara bagi peneliti dalam melewati masa pendidikan di STT

Kristus Alfa Omega Semarang.

20. Eunike Massode dan Nimsi Poet yang telah menjadi rekan berjuang peneliti

dalam mengerjakan penulisan skripsi di STT Kristus Alfa Omega Semarang.

21. Jefri sebagai partner terkasih peneliti.

vii
Akhirnya peneliti mempersembahkan skripsi ini kepada semua pembaca.

Peneliti berharap skripsi ini dapat menjadi berkat, serta bermanfaat bagi para

pembaca. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu

peneliti terbuka menerima saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan

skripsi ini dan nama Tuhan Yesus Kristus yang dipermuliakan.

Dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, Peneliti mengucapkan

terimakasih.

Semarang, 01 Juni 2022

Yang membuat pernyataan

Naomi Anggrawita Yanti

NIM: 201901241

viii
ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN JEMAAT TENTANG KARUNIA


BAHASA ROH DALAM 1 KORINTUS 14:2 DI GEREJA
ISA ALMASIH MASIRAN BOJA

Kata kunci: Studi deskriptif, Pemahaman, Karunia bahasa roh


Studi deskriptif merupakan suatu penelitian yang diarahkan untuk
memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis
dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah. Pemahaman merupakan
suatu proses tahapan menterjemahkan, menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi yang melekat pada masing-masing pribadi manusia.
Pemahaman orang kristen terhadap karunia-karunia roh yang Allah berikan akan
mempengaruhi pertumbuhan gereja.
Sinode Gereja Isa Almasih merupakan salah satu denominasi yang
memiliki ciri khas kharismatik, sehingga diperlukan sebuah pemahaman yang
lengkap mengenai karunia bahasa roh agar dalam pengaplikasiannya dapat
dilaksanakan secara maksimal. Terdapat dugaan bahwa pemahaman jemaat
tentang karunia bahasa roh dalam 1 Korintus.14:2 belum dipahami secara
lengkap oleh jemaat di Gereja Isa Almasih Masiran Boja, hal ini dibuktikan
dengan informasi yang didapat secara langsung oleh jemaat serta hasil
pengamatan secara langsung oleh peneliti.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman jemaat


tentang karunia bahasa roh dalam 1 Kor.14:2 di Gereja Isa Almasih Masiran Boja.
Penelitian ini penting untuk dilakukan, apabila tidak ditindak lanjuti maka akan
timbul sebuah pemahaman yang tidak sesuai kebenaran Firman Tuhan dan
berakibat pengaplikasian karunia dalam kehidupan kerohanian jemaat kurang
maksimal yang dapat mengekibatkan pertumbuhan gereja dapat terhambat, sebab
peranan karunia-karunia juga dapat menjadi faktor untuk gereja dapat bertumbuh.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif


yaitu metode penelitian yang berdasarkan mutu atau kualitas objek kajian atau
objek yang diteliti, bukan berdasarkan jumlah kajiannya. Tujuan dari metode
penelitian kualitatif ini adalah mencari pengertian yang mendalam tentang suatu
gejala, fakta atau realita.
Adapun hasil penelitian yang dilakukan mengenai pemahaman jemaat
tentang karunia bahasa roh dalam kehidupan kerohanian jemaat belum
sepenuhnya dipahami secara lengkap. Gembala telah melakukan upaya yang
cukup baik agar jemaat dapat memahami pengajaran mengenai karunia bahasa
roh. Menurut hasil temuan, Peneliti masih menemukan kendala yang dialami
jemaat dalam memahami mengenai karunia bahasa roh.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii

MOTTO .......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................v

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .....................................................................................................x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................1

A. LATAR BELAKANG MASALAH........................................................... 1


B. IDENTIFIKASI MASALAH .............................................................12
C. BATASAN MASALAH .....................................................................14
D. PENJELASAN ISTILAH ...................................................................15
E. PERTANYAAN PENELITIAN .........................................................16
F. TUJUAN PENELITIAN .....................................................................17
G. MANFAAT PENELITIAN .................................................................17

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................21

A. KAJIAN TEORI ..............................................................................22


1. Pemahaman karunia bahasa roh ....................................................22
a. Pengertian pemahaman ............................................................22
b. Karunia Roh Kudus .................................................................25
c. Karunia bahasa roh dalam konteks Perjanjian Lama ..............32
d. Karunia bahasa roh dalam konteks Perjanjian Baru ................36

x
e. Manfaat karunia bahasa roh.....................................................44
f. Sejarah Pentakosta di Indonesia ..............................................47
2. Survei Surat 1 Korintus ................................................................58
a. Latar belakang Surat 1 Korintus ..............................................58
b. Penulis Surat 1 Korintus ..........................................................60
c. Waktu Penulisan Surat 1 Korintus ..........................................62
d. Tujuan Penulisan Surat 1 Korintus ..........................................62
e. Analisis Konteks Sastra ...........................................................64
f. Studi Eksegese Surat 1 Korintus 14:2 .....................................65
B. KERANGKA BERPIKIR ..................................................................74

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................76

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ...........................................76


B. METODE PENELITIAN ....................................................................78
C. POPULASI PENELITIAN .................................................................80
D. INSTRUMEN PENELITIAN .............................................................84
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ...................................................88
F. TEKNIK ANALISIS DATA ...............................................................90

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................94

A. DESKRIPSI DATA.............................................................................94
B. PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN ........................105
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ..........................................113

xi
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................122

A. KESIMPULAN .................................................................................122
B. SARAN .............................................................................................125

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................128

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................135

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian .....................................................................78

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian .....................................................................88

Tabel 4.1 Karunia Roh Kudus dalam diri orang percaya .............................113

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara Pra Penelitian .......................................................135

Lampiran 2 Wawancara Penelitian ..............................................................139

Lampiran 3 Wawancara Kedua Penelitian ..................................................191

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini peneliti menguraikan pokok bahasan latar

belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, penjelasan istilah,

pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pemahaman akan suatu fenomena yang terjadi ataupun suatu pengajaran

sangatlah penting untuk dimiliki oleh setiap orang. Menurut W.S Winkle

menyatakan bahwa pemahaman yang benar mencakup kemampuan untuk

menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.1 Jadi sangat penting agar

seseorang memiliki pemahaman yang benar dalam untuk menangkap setiap hal

yang dipelajari dengan bertujuan untuk memahami setiap maknanya dengan baik.

Alwin Koswato dalam bukunya yang berjudul Memahami Kejiwaan dan

Perilaku Manusia mengutip statement Karl Buhler menyatakan bahwa manusia

memiliki intelegensi yaitu perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau

pengertian.2 Ahmad Susanto juga mengemukakan mengenai pemahaman yaitu

suatu proses bertahap yang masing-masing tahap mempunyai kemampuan

tersendiri, seperti, menterjemahkan, menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi,

1
Https://books.google.co.id/books?id=19qANwAACAAJ&sitesec=buy&
h=id, diakses pada tanggal 09/09/2021, Pkl. 16.00 WIB.
2
Alwin Koswanto, Memahami Kejiwaan dan Perilaku Manusia (Bogor:
Lindan Lestari, 2020), 46.

1
2

analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada intinya suatu pemahaman itu melekat pada

masing-masing pribadi manusia.3 Dari uraian beberapa padangan di atas dapat

disimpulkan bahwa dalam diri manusia diperlengkapi dengan intelegensi yang

sangat luar biasa dan dalam proses memahami sesuatu itu terdapat tahapan-

tahapan di dalamnya sehingga pemahaman yang dipelajari dapat melekat dalam

pribadi setiap masing-masing individu.

Menurut Carin dan Sund pemahaman bukan sekedar hanya mengetahui,

yang biasanya hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi

apa yang pernah dipelajari. Bagi orang yang benar-benar telah paham tentu akan

mampu memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih luas serta

memadai.4 Dapat disimpulkan bahwa ketika seseorang benar-benar memahami

apa yang telah dipelajari maka mampu untuk memberikan gambaran mengenai

apa yang telah diterima dengan maksimal.

Dalam kehidupan ke-Kristenan juga diperlukan sebuah pemahaman yang

bukan hanya sekedar mengetahui mengenai dirinya adalah orang Kristen

melainkan diperlukan sebuah tindakan yang menjadi bukti bahwa seseorang

tersebut benar-benar memahami dan mempraktikkan segala yang telah dipelajari.

Dalam gereja-gereja beraliran Pentakosta maupun Kharismatik doa merupakan

sebuah unsur yang sangat ditekankan. David Yonggie Cho mengatakan bahwa

sumber pelayanan yang berkuasa ialah suatu kehidupan doa yang kuat dan doa

3
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Prenada
Media Group, 2016).
4
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), 117.
3

memberikan atmosfir rohani yang kudus dalam setiap ibadah-ibadah yang

diadakan.5 Dari pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap ibadah yang

dilakukan hendaknya disertai dengan tindakan yang berkaitan dengan suatu

tindakan iman percaya kepada kuasa Tuhan, bukan hanya pada teori saja, sebab

seseorang dikatakan sudah memahami yang telah dipelajari apabila berhasil

mengaplikasikan segala yang telah dipelajari dengan baik.

Dalam pengaplikasian tindakan percaya kepada kuasa Tuhan harus

disertai dengan keterbukaan akan perlunya bimbingan Roh Kudus dalam setiap

aspek kehidupan, sehingga hal tersebut memampukan orang percaya untuk berdoa

dengan jujur dihadapan Tuhan dan mengucap syukur ketika mencari pertolongan

Allah. Kehidupan Kristen tidak lepas dari yang namanya karunia-karunia Roh

yang salah satunya ialah karunia berbahasa roh. Stephen Tong mengatakan bahwa

bahasa roh ialah jenis karunia rohani yang diberikan oleh Roh Kudus untuk

membangun gereja.6

Pemahaman mengenai bahasa roh sangat penting bagi kehidupan orang

percaya terspesifik bagi gereja aliran Pentakosta maupun Kharismatik. Sebab

bahasa roh dalam frasa aslinya ialah glossolalia, berasal dari kata Yunani

“γλώσσα” (glossa), “lidah” dan “λαλώ” (lalô), “berbicara”. Roma 8:26

menyatakan bahwa roh membantu kita dalam kelemahan, sebab kita tidak tahu

5
David Yonggie Cho, Doa Kunci Kearah Kebangunan Rohani (Jakarta:
YPI Immanuel ,1993), 31-31.
6
Stephen Tong, Roh Kudus, doa dan kebangunan (Malang: LRII,1995),
46.
4

bagaimana sebenarnya harus berdoa tetapi roh sendiri berdoa untuk kita kepada

Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

Menurut David L Barlett bahasa roh merupakan pernyataan roh yang

diberikan Allah kepada orang-orang percaya berguna untuk kepentingan bersama

sebab bahasa roh merupakan bahasa yang mengekspresikan sebuah persekutuan

perikoretik dimana Allah melibatkan manusia (orang percaya) berpartisipasi

dalam persekutuan ilahi”.7

Selanjutnya Vern S. Poythress mendeskripsikan bahasa roh sebagai

berikut:

“speaking in tongues, or glossolalia, as 'free vocalization' - that is, a


connected sequence of speech sounds which do not properly belong to a
language that the speaker knows and which the speaker cannot identify. It
occurs most frequently in the context of Christian worship2 and the casual
observer might suppose that the sounds emitted constitute an unknown
language. This provides a useful working definition because it clearly
identifies the phenomenon and yet remains open to questions regarding its
linguistic validity and function. There is often a distinction made between
'xenolalia' as referring to real human languages and 'glossolalia' as
speech which defies linguistic classification and may be 'nonsense'
language. The literature reviews map out the terminology in more detail.
This study uses the term 'glossolalia' as a synonym for what Poythress calls
'tongues speech'. Therefore it may or may not be xenolalia; that cannot
simply be assumed a priori”.8

“Terjemahan: berbicara dalam bahasa roh, atau glossolalia, sebagai


vokalisasi bebas yang berupa suara, ucapan yang terhubung yang tidak
diketahui oleh pembicara dan yang tidak dapat diidentifikasi oleh
pembicara. Paling sering terjadi dalam konteks ibadah Kristen dan
pengamat biasa mungkin mengira bahwa suara yang dipancarkan
merupakan bahasa yang tidak diketahui. Ini memberikan definisi kerja
yang berguna karena dengan jelas mengidentifikasi fenomena tersebut

7
David L. Bartlett, Pelayanan Dalam Perjanjian Baru (Jakarta: Gunung
Mulia, 2003), 59.
8
Vern S. Poythress, Charismatic Glossolalia (USA: Routledge, 2016),
18.
5

namun tetap terbuka untuk pertanyaan mengenai validitas dan fungsi


linguistiknya. Seringkali ada perbedaan yang dibuat antara 'xenolalia'
sebagai mengacu pada bahasa manusia nyata dan 'glossolalia' sebagai
ucapan yang menentang klasifikasi linguistik dan mungkin bahasa 'omong
kosong'. Tinjauan literatur memetakan terminologi secara lebih rinci.
istilah glossolalia sebagai sinonim dari apa yang disebut Poythress sebagai
ucapan lidah. Oleh karena itu mungkin atau mungkin bukan xenolalia;
yang tidak bisa begitu saja diasumsikan apriori”.

Dictionary of Psychology menyatakan bahwa :

“Speaking in tongues, also known as glossolalia, is a practice in which


people utter words or speech-like sounds, often thought by believers to be
languages unknown to the speaker. One definition used by linguists is the
fluid vocalizing of speech-like syllables that lack any readily
comprehended meaning, in some cases as part of religious practice in
which some believe it to be a divine langue unknown to the speaker”.9

“Terjemahan: Berbicara dalam bahasa roh, juga dikenal sebagai


glossolalia, adalah praktik di mana orang mengucapkan kata-kata atau
suara seperti ucapan, sering dianggap oleh orang percaya sebagai bahasa
yang tidak dikenal oleh penuturnya. Salah satu definisi yang digunakan
oleh ahli bahasa adalah vokalisasi cairan dari suku kata seperti ucapan
yang tidak memiliki makna yang mudah dipahami dalam beberapa kasus
sebagai bagian dari praktik keagamaan di mana beberapa orang percaya itu
adalah langue ilahi yang tidak diketahui oleh pembicara”.

Dari pandangan di atas peneliti menyimpulkan bahwa bahasa roh

bukan tentang menjadi rohani, atau lebih rohani dari orang percaya yang lain,

namun sebuah indikasi spiritualitas perikoretik, bahwa kepenuhan roh

senantiasa berimplikasi pada rasa haus dan lapar untuk bersekutu dan bahasa

roh muncul karena dorongan Roh Kudus melalui persekutuan partisipatif orang

percaya dalam perikoresis trinitas.

9
Andrew M. Colman, Glossolalia A Dictionary of Psychology (Oxford:
University Press, 2009).
6

Dalam 1 Korintus 14:2 menyatakan “Siapa yang berkata-kata dengan

bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab

tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya oleh Roh ia mengucapkan hal

– hal yang rahasia”. Dalam terjemahan KJV menyatakan “or he that speaketh

in an unknown tongue speaketh not unto men, but unto God for no man

understandeth him howbeit in the spirit he speaketh mysteries”. Lalu dalam

bahasa Yunani yaitu “ga.r lalw/n glw,ssh| ouvk avnqrw,poij lalei/( avlla. tw/| qew/|\

ouvdei.j ga.r avkou,ei( pneu,mati de. lalei/ musth,ria” .

Bahasa Roh dalam 1 Korintus 14:2 dilatarbelakangi dari kisah jemaat

yang ada di kota Korintus. Nats di atas menggunakan istilah glossolalia untuk

menjelaskan sebuah manifestasi adikodrati yang dilakukan oleh Roh Kudus

dalam bentuk bahasa asing. Sinclair B Fergusson memberikan pernyataan

mengenai glossolalia sebagai berikut:

“Certainly glossa (cf . Acts 2:4; 1 Cor 12-14) ordinarily refers to an


actual language; and furthermore, Paul recognize that speaking in
tongues requires interpretation or translation the different between
Pentacost and Corinth in the fact that those who heard tounges in
Jerusalem already possessed the key for their interpretation no
translation was required”.10

“Terjemahan: Tentu saja glossa (lihat . Kisah Para Rasul 2:4; 1 Kor 12-
14) biasanya mengacu pada bahasa yang sebenarnya; dan selanjutnya,
Paulus menyadari bahwa berbicara dalam bahasa roh memerlukan
penafsiran atau penerjemahan yang berbeda antara Pentakosta dan
Korintus dalam fakta bahwa mereka yang mendengar tounge di
Yerusalem sudah memiliki kunci untuk penafsiran mereka tidak
diperlukan terjemahan”.

10
Sinclair B Ferguson, The Holy Spirit (Illionis: IVP Press, 1996), 213.
7

Pemahaman jemaat di Korintus yang beragam tentang karunia Roh,

terlihat pada frasa analogis Paulus yang menjelaskan keberagaman karunia

yang seharusnya tidak menjurus kepada perpecahan, sebab Paulus menemukan

indikasi pengaruh agama lama dari jemaat di Korintus yang menjadi sumber

kekacauan dogmatis, sehingga Paulus mempertegas sebuah Frasa “siapa yang

berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia tetapi

kepada Allah”(1 Kor.14:2).11

Dalam hal keberagaman diperlukan adanya kerendahan hati untuk

menerima setiap bermacam-macam karunia yang Tuhan berikan, dengan begitu

sesama tubuh Kristus saling membangun satu dengan yang lain bukan saling

menjatuhkan hingga berujung kepada perpecahan, sebab semua yang berasal

dari Tuhan hendaknya digunakan untuk mempermuliakan nama Tuhan bukan

untuk mempermalukan Tuhan seperti hingga terjadi perpecahan.

Karakteristik glossolalia dipertegas oleh Paulus sebab glossolalia

dalam kekristenan merupakan bahasa asing yang diucapkan kepada Allah

Pencipta, glossolalia harus dilakukan untuk membangun jemaat dan

diimplementasikan dalam tatanan membangun tubuh Kristus dan inilah yang

menjadi faktor primer yang ditekankan oleh Paulus pada jemaat di Korintus.

Pemahaman orang kristen terhadap karunia-karunia roh yang Allah berikan

akan mempengaruhi pertumbuhan gereja.

11
Gordon D. Fee, Paulus, Roh Kudus, dan Umat Allah (Malang: Gandum
Mas, 2004), 256.
8

C. Peter Wagner dalam bukunya menyatakan “Ketidak tahuan akan

karunia-karunia Roh boleh jadi yang merupakan penyebab utama bagi

keterbelakangannya pertumbuhan gereja dewasa ini”.12 Jadi dalam hal inilah

setiap orang percaya hendaknya harus benar-benar memahami dan

mengaplikasikan setiap karunia-karunia yang Tuhan berikan sebab dengan

begitu pertumbuhan gereja akan terjadi.

Darrell menjelaskan bahwa pentingnya seorang pemimpin melakukan

pemberdayaan, karena segala sesuatu yang berkaitan dengan kemajuan dan

kemuduran gereja bergantung pada kepemimpinan gereja. Darrell juga

mengatakan bahwa menemukan dan memanfaatkan karunia yang dimiliki oleh

setiap anggota jemaat adalah kunci untuk memperlengkapi jemaat untuk

terlibat dalam pelayanan sesuai dengan karunia yang dimiliki, sehingga jemaat

yang telah diperlengkapi oleh Allah disanggupkan untuk bertumbuh.13

C.Peter Wagner memberi pernyataan dalam bukunya yaitu salah satu

tugas rohani yang pokok bagi setiap orang percaya ialah menemukan,

mengembangkan, dan menggunakan karunia Roh yang dimilikinya.14 Jadi

sangat penting setiap orang percaya menemukan serta mengembangkan karunia

rohani yang dimiliki sehingga dengan adanya karunia tersebut dapat

diaplikasikan dan menjadi berkat bagi orang lain untuk membangun sesama

tubuh Kristus.

12
Peter Wagner, Manfaat Karunia Roh (Malang: Gandum Mas,2005), 22.
13
Melvin I. Hogdes dan Ralph D. Williams, Sidang Jemaat Yang
Berkembang, (Malang: Gandum Mas, 1967), 17.
14
C. Peter Wagner, Manfaat Karunia Roh, 34.
9

Peneliti mengamati bahwa sudah ada upaya dari gembala untuk

mengarahkan dan mendampingi jemaat dalam menemukan serta

mengembangkan karunia yang dimiliki. Bapak P saat diwawancarai

menyatakan bahwa setiap dua bulan sekali gembala berkhotbah dengan tema

mengenai karunia–karunia Roh Kudus dan memperdalam pengajaran mengenai

bahasa roh. Peneliti melakukan wawancara untuk memastikan usaha yang

dilakukan oleh gembala dalam mengarahkan jemaat dalam menemukan,

mengembangkan, dan menggunakan karunia Roh yang jemaat miliki

terspesifik karunia bahasa roh.15

Peneliti mengamati bahwa setiap hari kamis, gembala dan juga

penatua melakukan kunjungan keliling kerumah-rumah jemaat untuk

melakukan kegiatan pendalaman Alkitab yang disertai dengan tanya jawab, Ibu

A juga membenarkan mengenai pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan

sekaligus menambahkan informasi mengenai bapak gembala yang biasanya

setiap diakhir pembahasan pendalaman Alkitab juga menyelipkan pembahasan

mengenai Pengakuan Iman Gereja Isa Almasih.16

Saat peneliti pelayanan di Gereja Isa Almasih Masiran, peneliti sering

menemukan ketika ibadah berlangsung pemimpin pujian mengajak jemaat

untuk menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh, mengajak untuk berbahasa

roh dan saat itu gembala juga menggunakan bahasa roh, namun peneliti

15
Informasi dari jemaat, Bapak P (dilakukan Rabu, 5 September 2021,
Pukul 17.00).
16
Informasi dari pengamatan peneliti secara langsung saat peneliti masih
berada sebagai pelajar di SMTK , dan juga hasil wawancara dengan jemaat Ibu.A
(Rabu 5 September 18.15).
10

menemukan bahwa jemaat sering menoleh ke kanan dan kiri saat pemimpin

pujian mengajak berbahasa roh, hal tersebut juga dilihat oleh Ibu T pada saat

beliau sedang memimpin ibadah selanjutnya pada saat beliau pelayanan usher

dan Ibu T menyatakan bahwa kejadian jemaat yang sering menoleh ke kanan

dan kiri berulangkali terjadi.17

Peneliti mengikuti kegiatan ibadah sepuluh hari pencurahan Roh

Kudus yang dilaksanakan di Gereja Isa Almasih Masiran Boja, peneliti

menemukan saat sepuluh hari ibadah pencurahan Roh Kudus dilaksanakan

jemaat rata-rata pada saat penyembahan menggunakan bahasa roh dari anak

muda sampai usia lanjut, namun pada saat ibadah raya maupun ibadah selain

sepuluh hari pencurahan Roh Kudus, jemaat tidak terlihat lagi menggunakan,

dan kembali hanya pemimpin pujan dan gembala saja yang menggunakan

bahasa roh, ibu T merasakan dan membenarkan pertanyaan yang peneliti

ajukan mengenai hal tersebut, Ibu T merasakan saat ibadah sepuluh hari

pencurahan Roh Kudus hadirat Tuhan dinyatakan begitu dasyat ketika jemaat

berbahasa roh Ibu T mengalami jamahan Tuhan sampai beliau menangis.18

Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung oleh peneliti dan

informasi yang telah diperoleh dari wawancara yang dilaksanakan, maka

peneliti menetapkan variabel pemahaman jemaat sebagai fokus penelitian.

Peneliti ingin mengetahui bagaimana pemahaman jemaat tentang karunia

17
Pengamatan peneliti secara langsung, serta informasi dari jemaat yaitu
Ibu. T (Kamis 6 September, Pukul 20.00)
18
Pengamatan peneliti secara langsung, serta informasi dari jemaat yaitu
Ibu. T (Kamis 6 September, Pukul 20.00)
11

bahasa roh dalam 1 Korintus.14:2 pada kehidupan kerohanian jemaat di Gereja

Isa Almasih Masiran Boja.

Urgensi penelitian ini ialah sangat penting untuk diteliti sebab ketika

jemaat memiliki pemahaman yang kurang lengkap maka berakibat pada

penggunaan karunia yang kurang maksimal, dimana karunia yang diberikan Roh

Kudus tidak digunakan sehingga pertumbuhan sebuah gereja juga dapat terhambat

karena peranan karunia-karunia juga menjadi faktor untuk gereja dapat

bertumbuh.

Gereja Isa Almasih merupakan gereja aliran karismatik yang tentunya

tidak asing lagi dengan karunia–karunia Roh Kudus dan baptisan Roh Kudus

yang ditandai dengan bahasa roh. Dalam pengakuan iman Gereja Isa lmasih

no.9 menyatakan“Aku percaya akan Baptisan Roh Kudus dengan tanda bahasa

Roh/Glosolalia, manifestasi karunia-karunia Roh Kudus dan buah Roh

(Kisah2:4,10:46,19:6; Roma 12:3-8; 1 Korintus 12:8-11, 27-31; Galatia 5:22-

23; 1 Petrus 4:10- 11).19 Pengakuan iman Gereja Isa Almasih diucapkan secara

bersamaan oleh seluruh jemaat dan juga gembala Gereja Isa Almasih Masiran

pada saat sebelum doa berkat dinaikkan oleh gembala.

Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemukan oleh peneliti, maka

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Studi Deskriptif Pemahaman

Jemaat Tentang Karunia Bahasa Roh Dalam 1 Korintus 14:2 di Gereja Isa

Almasih Masiran Boja.

19
Gereja Isa Almasih - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,
diakses pada tanggal 08/09/2021,Pkl.18.00WIB.
12

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah adalah langkah awal dalam sebuah penelitian yang

diawali dari merinci masalah sehingga dapat diketahui dengan jelas.

Pengidentifikasian merupakan tugas awal yang perlu dilakukan oleh seorang

peneliti sebelum menentukan batasan masalah yang akan diteliti.20 Penelitian

selalu dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang hendak diteliti. Masalah

ini biasanya didahului dengan pertanyaan reflektif tentang isu-isu yang sedang

hangat dan kontroversial dan menuntut adanya jawaban atau pemecahannya.

Husain mengatakan bahwa identifikasi masalah ialah suatu tahap

permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek tertentu dalam situasi

tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah.21 Berdasarkan uraian latar

belakang masalah penelitian di atas, maka masalah-masalah penelitian di Gereja

Isa Almasih Boja diantaranya adalah:

1. Ada indikasi pemahaman jemaat tentang karunia bahasa roh dalam 1

Korintus .14:2 belum dipahami secara lengkap oleh jemaat di Gereja

Isa Almasih Masiran Boja, hal ini dibuktikan dengan informasi yang

diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan jemaat serta

hasil pengamatan secara langsung oleh peneliti, saat peneliti

melakukan wawancara dengan Ibu T, beliau menyatakan kalau untuk

memahami mengenai karunia bahasa roh dalam 1 Korintus.14:2 belum,

sebab hanya membaca sekilas saja. Bp P juga memberikan

20
J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Grasindo, 2010), 98.
21
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2001), 18.
13

pendapatnya yang menyatakan bahwa 1 Korintus.14: 2 itu yang beliau

ketahui ialah ketika orang percaya berbahasa roh itu tidak berkata-kata

kepada manusia namun kepada Allah.

2. Ada indikasi jemaat tidak terbiasa dengan berbahasa roh, hal ini

dibuktikan dengan jemaat menyatakan bahwa pada saat kegiatan

ibadah sepuluh hari pencurahan Roh Kudus mereka menyatakan tanpa

disadari bahasa roh itu muncul spontan dan pada saat kegiatan ibadah

selain sepuluh hari percurahan Roh Kudus seperti tidak bisa lepas

dalam mengeluarkan bahasa roh. Ibu A mengatakan bahwa pada saat

ibadah selain sepuluh hari pencurahan Roh Kudus rasanya kalau

berbahasa roh seperti mulut ini tertahan dan tidak bisa los keluar

bahasa rohnya, dan Ibu T menyatakan bahwa pada saat beliau

berbahasa roh rasanya seperti mau menangis dan tidak bisa untuk

dihentikan.

3. Ada indikasi pengajaran gembala sidang yang kurang mendalam

membahas karunia bahasa roh dalam 1 Kor.14:2 hal itu terbukti dari

pernyataan Ibu A yang menyatakan bahwa sejauh ini gembala hanya

menyinggung sedikit saja mengenai karunia bahasa roh dalam 1

Kor.14:2 yang berbunyi bahwa ketika kita berbahasa roh yang kita

perkatakan itu tidak berkata-kata kepada manusia teatapi kepada Allah,

dan dalam kegiatan pendalaman Alkitab juga belum dikupas secara

lengkap mengenai maksud dari nats 1 Kor.14:2. Bapak P juga

memberikan pendapatnya bahwa gembala belum menjelaskan maksud


14

mendalam mengenai nats 1 Korintus.14:2 dan sejauh ini memang

Bapak P juga belum bertanya kepada gembala mengenai maksud dari

nats tersebut.

C. BATASAN MASALAH

Husain Purnomo menyatakan bahwa pembatasan masalah ialah usaha

untuk menetapkan batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan

masalah berguna untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang termasuk dalam

ruang lingkup penelitian, dan faktor mana saja yang tidak termasuk ruang

lingkup masalah penelitian.22 Batasan masalah berfungsi untuk membatasi

atau mempersempit ruang lingkup masalah yang telah teridentifikasi.23

Berdasarkan uraian pokok-pokok permasalahan pada identifikasi

masalah, maka pembatasan masalah dilakukan dengan menetapkan

permasalahan no 1 sebagai fokus penelitian. Adapun masalah penelitian yang

dimaksud adalah: Ada indikasi pemahaman jemaat tentang karunia bahasa roh

dalam 1 Korintus.14:2 belum dipahami secara lengkap oleh jemaat di Gereja

Isa Almasih Masiran Boja, hal ini dibuktikan dengan informasi yang didapat

secara langsung oleh jemaat serta hasil pengamatan secara langsung oleh

peneliti.

22
Tim Penyusun, Pedoman Penelitian Dan Karya Ilmiah (Semarang:
Lembaga penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) STT
KAO Semarang, 2014), 26.
23
Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 24.
15

D. PENJELASAN ISTILAH

Andreas B. Subagyo dalam bukunya Pengantar Riset Kuantitatif dan

Kualitatif mengatakan: “kata-kata yang perlu dijelaskan adalah kata-kata yang

tidak biasa, konotasinya mempunyai arti tertentu sesuai dengan studi yang

dilakukan”.24 Beberapa istilah dalam judul penelitian yang perlu dipahami

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Studi deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan

gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan

akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah.25

2. Pemahaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

adalah proses, perbuatan memahami atau memahamkan. 26

3. Karunia bahasa roh yaitu pernyataan Roh yang diberikan Allah kepada

orang-orang percaya berguna untuk kepentingan bersama sebab bahasa roh

merupakan bahasa yang mengekspresikan sebuah persekutuan perikoretik

dimana Allah melibatkan manusia (orang percaya) berpartisipasi dalam

persekutuan ilahi.

4. Surat 1 Korintus merupakan surat yang ditulis oleh Rasul Paulus ketika

sedang berada di suatu tempat di Asia, Stefanus dan dua orang kawannya

datang membawa sepucuk surat dari jemaat di Korintus isi yang

24
Andreas B. Subagyo, Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif
(Bandung: Kalam Hidup, 2007).

25
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan
(TeoriAplikasi) (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 47.
26
https://www.typoonline.com/kbbi/pemahaman, diakses pada tanggal
10/09/2021, Pkl. 20.00 WIB.
16

dipaparkan di dalamnya sungguh membuat hati Paulus sedih,

menceritakan kondisi jemaat yang menurun, baik moral maupun iman.

5. Gereja Isa Almasih Masiran merupakan Gereja yang terletak di daerah

Boja. Gereja tersebut digembalakan oleh Pdt. Yeremia Tri Handoko, S.Th

dengan jumlah jemaat kurang lebih 45-50 orang, dan jemaat yang sering

hadir pada kegiatan – kegiatan ibadah sekitar 40 orang.

Berdasarkan pemaparan penjelasan istilah di atas peneliti bertujuan

untuk menjelaskan suatu kondisi keberadaan dan sesuatu yang muncul

sehubungan dengan pemahaman jemaat tentang karunia bahasa roh dalam 1

Korintus 14:2 di Gereja Isa Almasih Masiran Boja.

E. PERTANYAAN PENELITIAN

Rumusan masalah atau research question atau sering disebut juga

research problem, memiliki arti sebuah rumusan yang menanyakan suatu kejadian

atau fenomena yang ada, baik itu kedudukannya mandiri, atau pun kejadian atau

fenomena yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, baik itu sebab

maupun akibat.27

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan

masalah, Peneliti akan mengajukan pertanyaan penelitian yaitu: Bagaimana

pemahaman jemaat tentang karunia bahasa roh dalam 1 Korintus 14:2 di Gereja

Isa Almasih Masiran Boja?

27
Rukin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sulawesi Selatan: Ahmar
Cendekia, 2019), 57.
17

F. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian itu muncul dari masalah penelitian, tetapi diuraikan

lebih lanjut sampai pada tindakan yang lebih rinci.28 Adapun tujuan dalam

penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana pemahaman jemaat mengenai

karunia bahasa roh dalam 1 Korintus 14:2 di Gereja Isa Almasih Masiran Boja.

G. MANFAAT PENELITIAN

Gulo menuliskan dalam bukunya Metodologi Penelitian bahwa,

“kepentingan teoritis yaitu pengujian terhadap teori tersebut dilakukan

melalui penelitian empiris dan hasilnya bisa menolak, atau mengukuhnya atau

merevisi teori yang bersangkutan. Segi praktis yaitu penelitian bermanfaat

pula untuk memecahkan masalah-masalah praktis”.29

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti membagi kepentingan

penelitian menjadi 2 bagian yang meliputi kepentingan teoritis dan

kepentingan praktis, dan peneliti menguraikannya sebagai berikut:

28
William R. Youth, Research Design And Statistical Analys for
Christian Ministry (For Work: Soutwestern Babtist Theological Seminary, 1990),
216.

29
M. Hariwijata, Cara Mudah Menyusun Proposal
(Yogyakarta: Pararaton Publishing, 2008), 52.
18

1. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah untuk memberikan

sumbangsih bagi perkembangan bidang ilmu teologi, secara khusus di bidang

ilmu Pneumatologi tentang pemahaman karunia bahasa roh , dan untuk

menambah jumlah karya ilmiah bagi perpustakaan STT Kristus Alfa Omega.

2. Manfaat Praktis

Berdasarkan penjelasan mengenai kepentingan praktis maka secara praktis

penelitian ini bermanfaat bagi:

a) Bagi Gereja Isa Almasih Masiran Boja, yaitu untuk menjadi

evaluasi bagi pemimpin dan jemaat-jemaat dalam memahami

tentang karunia Bahasa Roh . Dalam segi teoritis penelitian ini

bermanfaat untuk mengetahui setiap teori yang dikemukakan oleh

para ahli yang berkaitan dengan penelitian selaras dengan yang

terjadi di tempat penelitian. Sedangkan manfaat praktis yang

diperoleh ialah penelitian yang dilakukan dapat memecahkan

masalah-masalah yang terjadi di tempat penelitian.

b) Bagi Peneliti, yaitu untuk menambah wawasan dalam pemahaman

tentang karunia bahasa roh yang dapat diterapkan dan diajarkan dalam

pelayanan. Manfaat teoritis yang diperoleh yaitu untuk menambah

pengetahuan peneliti mengenai setiap teori-teori yang dikemukakan oleh

para ahli, sedangkan manfaat praktis yang diperoleh ialah peneliti dapat

membantu memecahkan masalah yang terjadi di tempat penelitian dengan

pengetahuan yang sudah didapatkan dari studi yang dilakukan.


19

c) Bagi peneliti selanjutnya, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

menjadi referensi untuk sumber informasi untuk penelitian-penelitian

selanjutnya tentang pemahaman karunia bahasa roh dalam hidup orang

percaya. Manfaat teoritis yang diperoleh bagi peneliti selanjutnya ialah

untuk menambah wawasan dan referensi untuk melalukan penelitian

baru ataupun melanjutkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti,

sedangkan manfaat praktis yang diperoleh ialah peneliti selanjutnya

dapat memiliki gambaran mengenai masalah-masalah yang terjadi

dalam kehidupan dunia praktik pelayanan yang berkaiatan dengan

karunia bahasa roh.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

M. Hariwijaya dan Trinton PB dalam buku pedoman skripsi menyatakan

bahwa studi pustaka dilakukan untuk menguasai teori yang relevan dengan topik

penelitian dan rencana model analisis yang akan digunakan oleh sang penulis.30

Andreas berpendapat dalam bukunya bahwa untuk mengenal latar belakang dan

sejarah masalah penelitian dan mengembangkan kerangka kerja maka

diperlukanlah tinjauan kepustakaan.31

Tinjauan pustaka bermanfaat untuk membantu peneliti dalam

mengupayakan, memperoleh, dan menghimpun segala informasi tertulis yang

relevan dengan masalah yang diteliti. Oleh sebab itu, keseluruhan bab ini akan

disusun berdasarkan “Studi Deskriptif Pemahaman Jemaat Tentang Karunia

Bahasa Roh Dalam 1 Korintus.14:2 di Gereja Isa Almasih Masiran Boja.”

30
Hariwijaya.M, Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi Dan Tesis (Jakarta:
Oryza, 2011), 52.
31
Andreas B. Subagyo, Pengantar Riset Kuantitatif & Kualitatif, 198.

21
22

A. KAJIAN TEORI

Peneliti membahas mengenai kajian teori guna untuk menguraikan

landasan berpikir yang mendukung penyelesaian masalah dari penelitian yang

dilaksanakan. Landasan teori berfungsi sebagai dasar strategi dalam pelaksanaan

penelitian.32 Rinduwan menyatakan dalam bukunya yang berjudul Belajar Mudah

Penelitian bahwa kajian teori adalah teori-teori yang dapat digunakan untuk

menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, untuk memberi jawaban

sementara terhadap rumusan masalah serta penyusunan instrumen penelitian.33

Peneliti menyusun bab ini berdasarkan keseluruhan teori-teori yang

berhubungan dengan penelitian. Adapun penjabarannya sebagai berikut:

1. Pemahaman Karunia Bahasa Roh

a. Pengertian Pemahaman

Menurut Riduwan, pemahaman (understanding) adalah kemampuan

seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah hal itu diketahui dan

diingat. Dengan kata lain makna memahami ialah mengerti mengenai sesuatu hal

dan dapat melihat hal itu dari berbagai segi.34 Perlu diketahui bahwa memiliki

kemampuan untuk mengingat sesuatu dapat berarti bahwa sebenarnya bisa

dikatakan sudah memahami tentang yang diingat.

32
Kaelan.M.S, Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner (Yogyakarta:
Paradigma, 2012), 251.
33
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian (Bandung: Alfa Beta, 2015), 3.
34
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009), 50.
23

Menurut Zuchdi Darmiyati kemampuan pemahaman berdasarkan tingkat

kepekaan dan derajat penyerapan materi dapat dijabarkan ke dalam tiga tingkatan,

yaitu :

Pertama menerjemahkan (translation). Pengertian menerjemahkan bisa


diartikan sebagai pengalihan arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa
yang lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik
untuk mempermudah orang mempelajarinya. Kedua menafsirkan
(interpretation) Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, ini
adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat
dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan
pengetahuan yang diperoleh berikutnya, menghubungkan antara grafik
dengan kondisi yang dijabarkan sebenarnya, serta membedakan yang pokok
dan tidak pokok dalam pembahasan. Ketiga mengekstrapolasi
(extrapolation). Ekstrapolasi menuntut kemampuan intelektual yang lebih
tinggi karena seseorang dituntut untuk bisa melihat sesuatu dibalik yang
tertulis. Membuat ramalan tentang konsekuensi atau memperluas persepsi
dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.35

Kemampuan dalam memahami setiap hal yang dipelajari dapat terlihat

dari setiap pribadi yang mampu untuk menerjemahkan kembali mengenai apa

yang sudah dipelajari, sehingga mampu untuk menafsirkan kembali mengenai

yang sekiranya sulit untuk dipahami, dan selanjutnya mampu

mengekstrapolasinya untuk melihat sesuatu dibalik apa yang sudah tertulis.

Menurut Marlene R.Tanudjaja, mindset atau pemahaman merupakan

kemampuan manusia untuk memahami dan membentuk dari segala sesuatu

(peristiwa, orang, benda) yang dilihat, didengar, dan disentuh.36 Memiliki

pemahaman yang baik membuat seseorang dapat mengerti apa yang disampaikan

oleh pembicara atau pengajar. Pemahaman juga dapat dipengaruhi oleh proses

35
Zuchdi Darmiyati, Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca
(Yogyakarta: Uny Press, 2022), 24.
36
Marlene R. Tanudjaja, Aku cerdas karena Tak Bisa Matematika
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), 49.
24

mental yang terlibat dalam membaca. Terampil dalam mengenali kata-kata yang

tercetak dan terampil dalam memahami arti kata.

Menurut Carin dan Sund pemahaman manusia secara umum memiliki

beberapa kriteria yang sebagai berikut:

i. Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan

menginterpretasikan sesuatu ini berarti bahwa seseorang yang telah

memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu

menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah diterima.

ii. Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas

mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah

dipelajari. Bagi orang yang benar-benar telah paham ia akan mampu

memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih luas dan

memadai.

iii. Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman melibatkan

proses mental yang dinamis dan merupakan suatu proses bertahap yang

masing-masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri, seperti,

menerjemahkan, menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi.37

Dari pernyatan teori diatas dapat disimpulkan bahwa memahami sesuatu

yang dipelajari sangatlah penting, sebab dengan benar-benar memahami maka

akan memberikan hasil dan manfaat sehingga mampu mengembangkan dengan

baik apa yang telah dipelajari. Begitu juga dengan kehidupan Kristen yang juga

37
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah (Jakarta:
Kencana, 2013), 209-211.
25

tidak terlepas dari adanya pandangan yang harus sepenuhnya dipahami oleh umat

Kristen. Donald Gutrie mengatakan karunia-karunia Roh Kudus dipahami sebagai

hal-hal yang dimiliki oleh orang Kristen.38

Pemahaman mengenai karunia-karunia Roh hendaknya dimiliki oleh

setiap orang percaya terspesifik gereja-gereja yang beraliran Pentakosta maupun

Kharismatik. Sebab dengan memiliki pemahaman yang lengkap mengenai

karunia-karunia Roh, maka dapat dipastikan bahwa penggunaan setiap karunia

yang dimiliki akan optimal dalam kehidupan kerohanian. Untuk hal inilah

perlunya orang percaya benar-benar memahami sepenuhnya mengenai karunia

yang dimiliki oleh setiap orang percaya.

b. Karunia Roh Kudus

Karunia secara umum berasal dari istilah Yunani kharismaton

(kharismaton),yang berasal dari akar kata charis (kharis) yang memiliki arti yaitu

karunia, kasih karunia.39 Karunia merupakan pekerjaan Roh Allah yang telah Ia

berikan kepada manusia supaya setiap orang memiliki pengenalan yang lebih

kepada Tuhan, bukan hanya saja mengenal tetapi benar-benar mengaktifkan setiap

karunia yang Tuhan telah berikan kepada setiap manusia.40

38
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian II (Jakarta: BPK Gunung Mulia ,
2003), 17.
39
Harls Evan R. Siahaan, "Aktualisasi Pelayanan Karunia Di Era
Digital" Epigraphe: Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani 1,” (2018): 23.
40
Nuban Timo Ebenhaizer I, Aku Memahami Yang Aku Imani (Jakarta:
Gunung Mulia, 2009), 8.
26

Orang percaya tidak bisa dipisahkan dengan karunia Roh Kudus karena

setiap orang percaya memiliki karunia yang berasal dari Allah. Kisah Para Rasul

2:38 mengatakan “bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi

dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosa, maka kamu

akan menerima Roh Kudus”. Sangat jelas sekali ayat tersebut menekankan arti

karunia Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya sebagai sarana dalam

melayani Tuhan Yesus.

Allah menghendaki orang percaya sungguh memiliki karunia Roh Kudus

untuk memperlengkapi pelayanan pekerjaan Tuhan dan kegerakan penginjilan

untuk menjangkau seluruh bangsa bagi Kristus. Peneliti menyimpulkan bahwa

karunia dengan pelayanan jemaat adalah sebuah bagian yang utuh dan tidak dapat

dipisahkan.

Karunia Roh Kudus dianugerahkan kepada orang percaya atau yang

dikenal sebagai satu tubuh Kristus sehingga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

dan pelayanan jemaat. Allah menghendaki dengan karunia-karunia rohani yang

digunakan dapat terus bekerja sampai Tuhan Yesus datang kembali. Karunia Roh

dalam bahasaYunani disebut pneumatika (pneumatika) berasal dari kata pneuma

(pneuma) artinya roh yang menunjuk pada adikodrati yang datang dari Roh Kudus

yang bekerja melalui orang percaya demi kebaikan bersama.41

41
Kezia Hutagalung, Menerima Karunia Selibat: Karunia Yang Khas
Dari Allah (Eksegesa 1 Korintus 7:7), Sanctum Domine: Jurnal Teologi 9, no. 1
(2020): 115–132.
27

Karunia-karunia Roh diberikan oleh Tuhan bagi gereja-Nya untuk

dikembangkan dan dioptimalkan bagi pelayanan yang ada di dalam gereja.

Karunia merupakan kemampuan yang diberikan oleh Allah dalam rangka

mengembangkan pelayanan yang dipercayakan kepada hamba-Nya. Karunia

setiap orang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keadaan yang ada di

dalam gereja atau tempat dimana pelayanan dipercayakan, sehingga seseorang

harus memaksimalkan diri melalui karunia yang diberikan oleh Roh Kudus.

Karunia-karunia Roh tidak sama, tiap-tiap orang menerima menurut

ukuran pemberian Kristus, yang dimaksudkan disini ialah karunia Roh itu

bermanfaat untuk membangun setiap orang percaya. Oleh sebab itu karunia-

karunia yang dimiliki harus digunakan dengan baik dan secara teratur. Karunia

rohani bukanlah tanda kerohanian atau sebuas status di dalam gereja, namun

sebuah perlengkapan untuk melayani.

Karunia Roh dalam kehidupan dan kesaksian jemaat pada umumnya

sangat perlu untuk dipahami, karena dengan demikian seseorang akan dapat

menekankan pentingnya karunia-karunia tersebut bagi orang lain bukan saja bagi

dirinya sendiri. Orang-orang yang hidupnya diserahkan kepada Kristus dengan

sepenuhnya dan memperlihatkan buah roh dalam hidupnya otomatis seseorang

yang mendapatkan karunia hidupnya dipenuhi oleh Roh Kudus dan bahkan

perilakunya mencerminkan karakter Kristus.


28

Yakub Tomatala menyatakan bahwa karunia-karunia Roh yang telah

Allah berikan bagi gereja-Nya dengan maksud agar dalam setiap pelayanan ada

kuasa di dalamnya. Semua karunia yang Allah telah berikan untuk memenuhi

Amanat Agung sudah ada di tengah-tengah orang-orang-Nya. Karunia-karunia itu

hanya perlu ditemukan, karunia-karunia Roh Kudus merupakan suatu anugerah

yang Tuhan telah berikan bagi setiap jemaatnya yang mau menerima karunia-

karunia Roh Kudus.42

Peneliti menyimpulkan bahwa karunia Roh akan dimiliki ketika

seseorang mencari dengan momohon dihadapan Tuhan yang disertai berdoa dan

meminta kepada Tuhan supaya karunia diberikan kepada setiap orang yang

mencarinya. Menurut Darrell W. Robinson, karunia Roh adalah pemberian dari

Allah yang memampukan anak-anak-Nya untuk melakukan “pekerjaan pelayanan,

bagi pembangunan tubuh Kristus”. Efesus 4:12 menyatakan bahwa karunia Roh

sangat diperlukan dalam pelayanan dan harus dikembangkan supaya karunia yang

ada tidak hilang tetapi karunia hendaknya digunakan secara terus - menerus.43

Ada bermacam-macam karunia Roh Kudus yang diberikan kepada setiap

orang yang percaya kepada-Nya. Tuhan memberikan karunia Roh Kudus yang

menjadi suatu anugerah kepada setiap orang dan setiap orang yang percaya

kepada-Nya berhak menerima karunia Roh Kudus, berbagai karuunia Roh

diantaranya ialah: karunia hikmat, karunia pengetahuan, karunia iman, karunia

42
Yakob Tomatala, Penatalayanan Gereja Yang Efektif Di Dunia Modern
(Malang: Gandum Mas, 1987), 20.
43
Darrel W. Robinson, Total Church Life (Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 1997), 190.
29

menyembuhkan, karunia nujizat, karunia nubuat, karunia membedakan roh,

karunia bahasa roh dan karunia menafsirkan karunia bahasa roh.44

Setiap anggota gereja setidaknya memiliki satu karunia atau bahkan bisa

lebih dari dari satu. Namun pada praktiknya ada juga yang menyembunyikan

setiap karunia-karunia itu sehingga karunia yang dimiliki tidak bisa

dikembangkan. Orang-orang yang menyembunyikan karunia itu contohnya adalah

hamba-hamba yang tidak setia yang tidak mau menerima karunia dan tidak

percaya pada karunia-karunia Roh Kudus.

Terdapat suatu anggapan bahwa karunia itu adalah kelebihan saya dan

tidak menganggap bahwa karunia itu diberikan Tuhan kepada setiap manusia

secara anugerah, sehingga orang dapat menyombongkan diri karena merasa hebat

dengan karunia yang dimiliki dan menyalahgunakan karunia yang sudah diterima.

Ketika menerima karunia hendaknya harus diuji terlebih dahulu apakah ini benar-

benar dari Tuhan atau bukan, karena karunia juga bisa berasal dari iblis

(1Korintus 2:12). Sebab iblis bisa memakai setiap manusia untuk menghancurkan

setiap rencana Tuhan dalam setiap hidup manusia.

Karunia berbahasa roh merupakan salah satu karunia rohani yang telah

menjadi fenomena di dalam kehidupan spiritual Kristen. Jeff Hammond

menyatakan bahwa glossa merupakan speaking in other languages atau dalam

bahasa Indonesia yaitu berkata-kata dalam bahasa lain, dan sekaligus merupakan

kemampuan superalami yang diberikan oleh Roh Kudus. Fenomena ini telah

44
Kezia Hutagalung, ―Menerima Karunia Selibat: Karunia Yang Khas
Dari Allah (Eksegesa 1 Korintus 7:7), Sanctum Domine: Jurnal Teologi 9, no. 1
(2020): 115–132.
30

dihubungkan dengan hampir semua gerakan kebangkitan dalam gereja Kristen,

termasuk di dalamnya gerakan pembaharuan Kharismatik.45

Bahasa roh berasal dari kata Glossolalia terambil dari

kata Yunani "γλωσσολαλία", dibentuk dua kata, yaitu "γλώσσα" (glôssa) yang

berarti lidah, dan "λαλώ" (lalô) atau "λαλέω" (laleō) yang berarti berbicara,

berkata-kata, bersuara, mengeluarkan suara.46 Istilah glossa (glossa) merupakan

kata benda feminime, dan bentuk jamaknya adalah glossai (glossai) yang

terambil dari “The Rhetorical Functions of Christian Glossolalia” Journal of

Psychology and Christianity 9, 3 (1990). Lidah dikenal sebagai alat untuk

berpidato, berbicara, dan alat untuk mengucapkan atau mengungkapkan suatu

kalimat, seperti yang terdapat dalam Markus.7:33,35; Lukas.7:64, 16:24; I

Korintus.14:9.47

Istilah kedua dari kata glossolalia (glossolalia) adalah lalia (lalia).

Kata ini berasal dari kata kerja Yunani yaitu laleo ( laleo) yang berarti saya

bercakap, saya berbicara, atau saya mengucapkan. Kata laleo ( laleo) mempunyai

hubungan dengan kata lego (lego) dalam hal pengertian dan hakekat, sehingga

45
Russel F. Proctor, “The Rhetorical Functions of Christian Glossolalia”
Journal of Psychology and Christianity 9, 3 (1990).
46
Henry George Liddell and Robert Scott, The Lost Meaning of
Classsical Architecture (Anguissola: Caryatid, 2009), 175.
47
Wesley J. Pershbacher, The NewAnalytical Greek Lexicon (USA:
Henreickson Publishers. 1990). 81.
31

kata laleo (laleo) tidak hanya dipergunakan oleh manusia saja tetapi juga

binatang seperti burung.48

Lalia (lalia) merupakan kata benda dari laleo (laleo), dimana kata

lalia (lalia) mempunyai pengertian sebagai perkataan, pembicaraan,

perbincangan, juga biasa diterjemahkan suka berbicara, banyak berbicara,

kesukaan berbicara, logat, cara berbicara, pengucapan lafal, dan cara pengucapan,

kata ini berjenis kelamin feminime.49 Istilah glossa (glossa) dalam bahasa Inggris

adalah tongue, mempunyai pengertian yang hampir sama dengan istilah Yunani

yaitu glossa (glossa) dimana kata tongue mempunyai arti sebagai lidah atau

bahasa.50

Dari beberapa pengertian di atas, maka kata glossolalia (glossolalia)

yang merupakan gabungan dari dua kata, yaitu glossa (glossa) dan lalia (lalia),

diterjermahkan sebagai istilah tongue dalam bahasa Inggris, dan dalam bahasa

Indonesia diterjemahkan sebagai bahasa roh. Perlu diketahui bahwa bahasa roh

merupakan suatu istilah yang tidak baru lagi bagi gereja-gereja yang beraliran

Pentakosta dan Kharismatik.

1 Korintus 14:5 Rasul Paulus menyatakan bahwa berbahasa roh

hendaknya disertai dengan karunia penafsiran bahasa roh, sebab dengan disertai

dengan tafsiran mendatangkan kekuatan termasuk juga pernyataan yaitu

48
Joseph H. Thayer, Greek English Lexicon The New Testament (USA:
Henreickson Publishers, 1999). 368.
49
Barclay M. Newman and Florian Voss, The Greek New Testament
(German: German Bible Society, 2014).
50
J. W. Stenham. Bahasa Yunani Koine (Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara. 1987). 8.
32

pengertian tentang arti kebenaran-kebenaran rohani, pengetahuan, nubuat (berita

untuk memberi dorongan atau menasehati) bukan dalam arti memberikan doktrin

baru tetapi memberikan petunjuk praktis atau menjelaskan kebenaran rohani.

Karunia bahasa roh yang ditafsirkan bukan hanya untuk membangun

gereja, Rasul Paulus menunjukkan dalam 1 Korintus 14:14-15 pada waktu

berkata-kata dalam bahasa roh, ia berbicara oleh Roh, dan roh nya sendiri

menaikkan pujian kepada Allah sehingga Rasul Paulus merasa dibangun dan

dikuatkan, oleh sebab itu hendaknya mempergunakan bahasa roh dengan penuh

kerinduan agar dapat dibangun dan dikuatkan.

c. Karunia Bahasa Roh dalam konteks Perjanjian Lama

Istilah Roh Kudus dalam Perjanjian Lama menunjukkan beberapa istilah

yakni Roh Tuhan, Roh TUHAN, Roh Allah, Roh Kudus sebagai pribadi Ilahi

yang hidup, memiliki pikiran perasaan dan kehendak. Roh Tuhan adalah pribadi

yang setara dengan Bapa dan Yesus Kristus dalam Trinitas. Pribadi Roh Tuhan

juga menjelaskan tentang sifat-sifat-Nya yang setara dengan Bapa dan Yesus

Kristus yakni Omni Present (maha hadir), Omni Science (maha tahu) serta Omni

Potence (maha kuasa).

Istilah Roh Kudus dalam Perjanjian Lama menggunakan istilah Roh

Allah Ruakh Elohim (Ruakh Elohim) yang menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah

pribadi yang setara dengan Allah dalam ke-Tritunggalan. Roh Kudus juga dalam

Perjanjian Lama memberikan istilah Roh TUHAN Ruakh YAHWEH (Ruakh YAHWEH)

yang menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah adalah Allah dalam kekekalan
33

sampai kepada kekekalan. Roh Kudus Ruakh hadakos (Ruakh Hakados) yang artinya

pribadi yang menekankan kekudusan Allah dan pembaharuan hidup.

Perjanjian Lama, secara spesifik tidak mencantumkan adanya karunia

bahasa roh , sebab bahasa roh pertamakali terjadi pada saat hari Pentakosta yang

terdapat dalam Kisah Para Rasul 2:1-4, namun pada Perjanjian Lama mencatat

adanya peristiwa kepenuhan Roh Allah yang salah satunya tercatat dalam 1

Samuel 10:10 “Ketika mereka sampai di Gibea dari sana, maka bertemulah ia

dengan serombongan nabi, Roh Allah berkuasa atasnya dan Saul turut kepenuhan

seperti nabi di tengah-tengah mereka”.

Nabi Yoel bernubuat bahwa akan ada suatu hari dimana Roh Allah akan

dicurahkan, bukan hanya kepada para imam dan nabi, melainkan juga kepada

orang orang awam, tanpa memandang laki-laki atau perempuan, tingkat usia atau

golongan.51 Fakta ini memperlihatkan bahwa PL sendiri juga memuat informasi

penting tentang karya Roh Allah. Oleh sebab itu pentingnya orang percaya

mengalami kepenuhan Roh Allah.

Kepenuhan Roh Allah berlainan dengan baptisan Roh. Baptisan Roh

berlangsung atau terjadi hanya satu kali yaitu ketika orang percaya dengan sepenu

hati berserah total pada kedaulatan Allah, sehingga terjadi kepenuhan Roh Allah,

"penuh dengan", atau "dipenuhi oleh" Roh. Secara umum dipenuhi oleh Roh

berarti dikuasai dan didominasi oleh hadirnya Pribadi dan kuasa Roh dalam diri

orang percaya. Bila dibandingkan dengan nats di Efesus 5:18, kata dipenuhi Roh

dapat berarti "berada di bawah pengaruh Roh" (bentuk present tense). Dalam satu

51
Yap Wey Fong, Pedoman Lengkap Pendalaman Alkitab The Lion
Handbook to the Bible, (Bandung: Kalam Hidup, 1983), 495.
34

kalimat dapat dikatakan bahwa pemenuhan Roh merupakan suatu tuntutan yang

seharusnya ada dalam diri orang Kristen secara terus-menerus dan nyata terlihat

dari luar oleh orang lain.

Konteks Perjanjian Lama, Roh Allah belum sepenuhnya tinggal dalam

diri setiap orang percaya. Roh Allah adalah pribadi dari Trinitas yang tercatat

dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru membuktikan bahwa nama Roh Allah

berada dalam sepanjang zaman. Penuh dengan Roh Allah dalam bahasa Ibrani

ialah ruakh, “~yhiêl {a/ x:Wrå” (rûªH ´élöhmî . Kata ruakh secara khusus merujuk kepada Roh

Allah dan bagaimana Ia melakukan karya-Nya dalam PL.

Peters mengatakan bahwa dalam Perjanjian Lama, Roh Allah hadir

diantara manusia untuk maksud-maksud yang resmi-memilih orang-orang tertentu

untuk fungsi-fungsi berbagai tanggung jawab, dan tugas-tugas khusus-bukan

dalam kapasitas resmi yang sepenuhnya sebagai Parakletos.52 Siahaan mengutip

pandangan Koeberle dengan berkata Roh Allah adalah suatu kekuatan atau kuasa

yang datang dan berasal dari Allah sendiri dan menguasai diri manusia itu.53 Dari

pemaparan di atas menyatakan bahwa Roh Allah memang nyata adanya dan

memiliki kuasa.

Paul Enns menguti pandangan John Walvoord dengan memberikan tiga

observasi berkaitan dengan Roh Allah dalam Perjanjian Lama. Pertama,

dinyatakan bahwa tidak ada bukti yang mengarah kepada pendiaman Roh Kudus

52
George W. Peters, Teologi Pertumbuhan Gereja (Malang: Gandum
Mas, 2013), 79.
53
S.M. Siahaan, Ruakh dalam Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2012), 4.
35

dalam hidup seseorang, berkaitan dengan kondisi spiritual orang itu. Kedua,

pendiaman Roh Kudus atas seseorang merupakan pekerjaan Allah berdasarkan

kedaulatan-Nya dalam rangka memberikan tugas tertentu. Ketiga pendiaman Roh

Kudus bersifat sementara. Contoh Saul yang terdapat dalam 2 Samuel 10:10;

16:14; dan kisah Daud terdapat dalam Mazmur 51:13.54

Kepenuhan Roh bila dihubungkan dalam Perjanjian Baru menurut

Menzies dan Horton yaitu baptisan dalam Roh Kudus juga disebut sebagai

pemenuhan Roh Kudus . Frasa maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus (Kisah

Para Rasul 2:4). Sama seperti Yoel bernubuat (2:28-29) Roh dicurahkan atas

mereka (Kisah Para Rasul 2:33; 10:45). Mereka menerima (dengan aktif

mengambil) karunia itu (Kisah Para Rasul. 2:33; 8:17). Roh turun ke atas mereka

(Kisah Para Rasul 10:44; 11:15; 19:6).55

Stott menyatakan bahwa kepenuhan Roh ialah karunia yang perlu

dijadikan milik terus-menerus dan bertambah-tambah, serta bagaimana pun juga

perlu dipertahankan. Ia kemudian menjelaskan ciri-ciri kepenuhan Roh (yang

hanya bisa terjadi dengan datang kepada Kristus), yakni ada kerinduan bersekutu

dalam wujud berbakti bersama, timbulnya dorongan untuk bernyanyi dan bersorak

54
Paul Enns, The Moody Hand Book of Theology, (Malang: Literatur
SAAT, 2004), 321.
55
William W. Menzies & Stanley M. Horton, Doktrin Alkitab (Malang:
Gandum Mas, 2003),125.
36

bagi Tuhan, ada sikap yang senantiasa mengucap syukur atas segala sesuatu, dan

ada penundukan diri dengan rendah hati.56

Kepenuhan Roh memiliki hubungan erat dengan pengajaran baptisan

Roh. Setiap orang perlu mengalami kepenuhan Roh di dalam hidupnya setelah

pertobatan. Efesus 5:18b berkata:

“Hendaklah kamu penuh dengan Roh.” Kata ini adalah sebuah perintah
yang dapat dipegang sebagai doktrin. Kata Ini adalah perintah untuk setiap
orang yang percaya bahwa setiap orang harus dipenuhi dengan Roh Kudus.
Artinya, orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang dipenuhi
pribadi Roh Kudus itu. Dia mengusai hidup dan memiliki kehidupan
seseorang.Kata Ini juga berbentuk present tense imperative dalam bahaya
Yunaninya. Itu berarti bahwa kepenuhan Roh adalah hal yang diperintahkan
dan yang bersifat terus menerus.57

Baptisan Roh akan dialami dalam hidup orang percaya yang benar-benar

meresponi akan Roh Kudus, adapun perbedaan baptisan air dan baptisan Roh

Kudus ialah baptisan dengan air yang menjadi pernyataan iman dari segi manusia

secara jasmani dan pada saat orang Kristen mengimani maka ketika dibaptis

mereka menjadi satu bagian keluarga kerajaan Allah dan menjadi pribadi yang

diselamatkan Tuhan. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa mereka yang sudah

ada di dalam Kristus, sedangkan baptisan dengan Roh adalah sebagai penyataan

anugerah yang Allah berikan bagi orang percaya.

d. Karunia Bahasa Roh dalam konteks Perjanjian Baru

56
John R.W. Stott, Baptisan dan Kepenuhan Peranan Dan Karya Roh
Kudus Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Bina Kasih, 1999 ), 43.
57
Daniel Ronda, Kepenuhan Roh Kudus (Jurnal Jaffray: Vol 4 no 1,
2006), 30-31.
37

Bahasa Roh atau dalam bahasa Yunani ialah Glossolalia (Glossolalia) ,

yang merupakan bagian dari teologi yang masih dan akan terus relevan bagi

gereja sepanjang zaman. Sejarah mencatat bahwa glossolalia (glossolalia)

pertama kali digunakan oleh orang percaya pada hari Pentakosta di Yerusalem,

yang diawali oleh tiupan angin keras dan turun Roh Kudus berbentuk lidah-lidah

api.

Peristiwa bahasa Roh tercatat dalam Kitab Kisah Para Rasul 2:1-4 yang

berbunyi, “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu

tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang

memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk, dan tampak kepada mereka

lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-

masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-

kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka

untuk mengatakannya”.

Peristiwa bahasa roh terulang kembali terjadi di wilayah Kaisarea pada

saat Kornelius dan semua kawan-kawannya dibaptis dengan Roh Kudus dan

berkata-kata dalam bahasa roh. Peristiwa ini tercatat dalam Kitab Kisah Para

Rasul 10:44-46 yang berbunyi, “Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah

Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Semua

orang percaya saat itu dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-

cengang, karena menyaksikan bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas

bangsa-bangsa lain juga sebab, mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata

dalam bahasa roh dan memuliakan Allah”.


38

Selain di daerah yang disebutkan di atas peristiwa bahasa Roh juga

terjadi di wilayah Efesus, hal ini terdapat dalam Kisah Para Rasul 19:6, ketika

Roh Kudus dicurahkan, maka bahasa roh merupakan pengalaman mula-mula yang

bersifat sementara dan tidak dapat ditolak tetapi pada saat di Korintus merupakan

karunia yang terus menerus diberikan yang terletak dibawah kuasa oleh pembicara

dalam bahasa roh itu terdapat dalam I Korintus 14:27-28.58

Pada saat Paulus menumpangkan tangan pada kedua belas murid,

peristiwa ini tercatat dalam Kisah Para Rasul 19:6-7 yang berbunyi “ketika

Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas

mereka, sehingga mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa Roh dan

bernubuat. Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang”. Dalam

konteksnya, Lukas menceritakan tentang yang sungguh-sungguh telah terjadi

dengan para murid di Yerusalem (Kis.2:1-13), di Kaisarea (Kis.10:46), serta di

Efesus (Kis.19:6).

Fakta sejarah menggambarkan bahwa ketika Roh Kudus turun memenuhi

orang-orang percaya baik dari bangsa Israel maupun bukan, maka mereka segera

mengalami manifestasi fisik berupa berkata-kata dengan bahasa roh dan

bernubuat. Bahkan Rasul Paulus pun mempunyai karunia berbahasa roh, hal ini

tercatat dalam Kitab 1 Korintus 14:18 yang berbunyi, “Aku mengucap syukur

kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu

semua”.

58
J.D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 1997).
39

Sejarah gereja mencatat bahwa bahasa lidah atau bahasa roh telah

memainkan peranan penting digereja sekitar 120 tahun awal Masehi dan selama

dua puluh tahun pertama fenomena bahasa lidah dilaporkan di empat kota yang

berbeda yaitu Yerusalem terdapat dalam Kisah Para Rasul 2, lalu di Kaisarea

terdapat dalam Kisah Para Rasul.10, selanjutnya di Efesus terdapat dalam Kisah

Para Rasul.19, dan Korintus terdapat dalam 1 Korintus.12-14.59

Setelah zaman apostolik bahasa roh seakan menghilang terbukti dengan

tidak ditemukannya catatan mengenai praktek tersebut dan antara abad ke-2 serta

ke-18 hanya ada sedikit pembicaraan mengenai karunia bahasa roh, dan yang

muncul ke permukaan akan dibayangi oleh kontroversi dan meskipun gereja

melaporkan fenomena spektakuler hingga abad keempat.

Praktek satu-satunya bahasa roh dilakukan oleh para pengikut Montanus

dan di cap sebagai bidat sebab bertentangan dengan tradisi gereja yang berlaku,

baik Krisostomus dan Agustinus yang merupakan tokoh penting dalam ke-

Kristenan Timur dan Barat, menganggap bahasa roh sudah usang dan pemahaman

mereka adalah bahwa bahasa lidah adalah karunia dasar dan karena tidak lagi

dibutuhkan.

Pada pergantian abad ke-20, dimulai pada 1 Januari 1901, selama berdoa

malam tahun baru praktik bahasa lidah dicatat pertama kali oleh Agnes N. Ozman

yakni telah berbicara dalam bahasa lidah di Sekolah Alkitab Bethel wilayah

Topeka, Kansas. Ozman mulai berbicara dalam bahasa yang tidak diketahui, yang

59
Mark E. Moore, Fanning the Flame: Probing the Issues in Acts
(America: College Press Publishing, 2003), 210.
40

kemudian oleh beberapa saksi diidentifikasi sebagai bahasa China meskipun pada

kenyataannya Ozman tidak pernah mempelajari bahasa tersebut.60

Terdapat salah seorang siswa yang mengartikan ucapannya, yang

gembira dan terdengar seperti mengoceh, hal tersebut dianggapnya sebagai

pemberian dari Roh Kudus sehingga fenomena yang demikian dikenal sebagai

glossolalia, atau "berbicara dalam bahasa roh". Grant Mc Clung menggambarkan

situasi yang terjadi saat itu sebagai berikut:

A suster who had been teaching sanctification for the baptism with the Holy
Ghost, one who had a sweet, loving experience and all the carnality taken
out of her heart, felt the Lord lead her to have hands laid on her to receive
the Pentecost. So, when theyprayed, the Holy Ghost came in great power
and she commenced speaking in an unknown tongue. This made all the
Bible school hungry, and three nights afterward, twelve students received
the Holy Ghost, and prophesied, and cloven tongues could be seen upon
their heads. They then had an experience that measured up with the second
chapter of Acts and could understand the first chapter of Ephesians.61

Terjemahan: Seorang suster yang telah mengajarkan pengudusan untuk


pembaptisan dengan Roh Kudus, orang yang memiliki pengalaman yang
manis dan penuh kasih dan semua kedagingan yang diambil dari hatinya,
merasa Tuhan menuntunnya untuk menumpangkan tangan kepadanya untuk
menerima Pentakosta. Jadi, ketika mereka terpampang, Roh Kudus datang
dengan kuasa yang besar dan dia mulai berbicara dalam bahasa yang tidak
dikenal. Ini membuat semua sekolah Alkitab lapar, dan tiga malam
setelahnya, dua belas siswa menerima Roh Kudus, dan bernubuat, dan lidah
yang berduka dapat dilihat di atas kepala mereka. Mereka kemudian
memiliki pengalaman yang diukur dengan pasal kedua dari Kisah Para
Rasul dan dapat memahami pasal pertama dari Efesus.

Pertemuan selanjutnya diadakan di bawah naungan presiden perguruan

tinggi, Charles F. Parham, mantan pendeta metodis namun sebelum gerakan itu

60
Jon Butler, Grant Wacker, and Randall Balmer, Religion in American
Life: A Short History (Oxford: Oxford University Press, 2008), 211.
61
Grant Mc. Clung, Azusa Street & Beyond (Florida: Bridge Logos,
2006), 24-25.
41

bertumbuh, kampus menolak gerakan tersebut. Parham membawa pesan

Pantekosta dengan berkeliling di jalanan. Pelayanan kelilingnya akhirnya

membawanya ke Houston, Texas pada tahun 1905 dan mendirikan perguruan

tinggi lainnya dan salah satu muridnya adalah seorang pemuda Afrika-Amerika

bernama William J. Seymour.

Seymour mengirimkan sebuah pesan gerakan baru ke Los Angeles dan

pada malam tanggal 6 April 1906 dirinya juga menerima karunia bahasa roh dan

dari situlah gerakan tersebut berkembang dengan pesat hingga menimbulkan suatu

gerakan yang kecil namun berkembang dengan sangat pesat sehingga Seymor

mengambil sebuah keputusan yaitu dengan menyewa sebuah gedung African

Methodist Episcopal Church.

Selama masa-masa awal gerakan yang dinamai Pentakostalisme tersebut

terutama menarik kelas-kelas yang anggotanya merupakan orang miskin dan yang

secara sosial kehilangan haknya.62 Kemudian, awal tahun 60-an ada gelombang

kedua neo-Pentakostalisme yang melanda dunia dan orang-orang dari semua

lapisan masyarakat mengalami fenomena bahasa roh. Banjir kontroversi dan

perdebatan saat itu melanda kekristenan hingga awal tahun 60-an terjadi

gelombang kedua neo-Pentakostalisme yang melanda kekristenan.

Parham termasuk orang pertama yang mengasosiasikan karunia bahasa

roh dengan baptisan Roh Kudus. Ajaran mengenai bahasa roh lalu dilanjutkan

oleh William Seymour yang merupakan murid Parham, dan sekaligus merupakan

62
Marius Nel, “Pentecostals and the Marginalised: A Historical Survey
of the Early Pentecostal Movement’s Predilection for the Marginalised, Journal of
HTS Teologiese Studies / Theological Studies),75” (2020).
42

tokoh sentral dalam peristiwa di Azusa Street. Kebangunan rohani di Azusa Street

merupakan peristiwa yang sangat bersejarah dalam teologi Pentakosta.

William Seymour merupakan seorang kulit hitam, dan pada tahun 1906,

dirinya bertempat di sebuah bangunan di Azusa Street, Los Angeles, California,

dan mengadakan pertemuan ibadah yang dihadiri oleh banyak orang Kristen. Saat

pertemuan ibadah sedang berlangsung, William Seymour yang sedang berkhotbah

mengenai baptisan Roh Kudus, dan juga menyatakan bahwa baptisan roh terjadi

ditandai dengan karunia berbahasa roh. Setelah mendengar khotbah tersebut,

terdapat banyak jemaat yang tiba-tiba dapat berkata-kata dalam bahasa roh

disertai manifestasi-manifestasi lainnya seperti menari, bernyanyi, berteriak, dan

bernubuat.

Api Pentakosta berkembang dari Azusa Street ke seluruh dunia. Para

utusan Injil dipanggil dari negara-negara mereka, untuk datang dan menyaksikan

kejadian-kejadian rohani yang luar biasa di Los Angeles. Banyak orang datang

dan kemudian membawa pesan Pentakosta dari Azusa Street ke seluruh dunia.

Tidak seorang pun yang mungkin bisa merekam semua mujizat yang terjadi

disana.63 Mujizat yang dinyatakan merupakan karya Roh Kudus.

Pertemuan di Azusa Street menjadi sangat fenomenal pada zamannya,

ditandai dengan semakin banyaknya orang yang datang ke pertemuan ibadah

tersebut. Bahkan setelah gerakan Pentakosta terbagi menjadi kelompok yang lebih

memegang tradisi Trinitarian dan kelompok Oneness Pentecostal, yaitu aliran

Pentakosta yang tidak mempercayai bahwa Bapa dan Anak adalah Pribadi yang

63
William Seymour, The Great Azusa Street Revival (Jakarta :Metanoia,
2006), 23.
43

berbeda.64 Walaupun demikian ajaran mengenai bahasa roh terus diajarkan dan

menjadi salah satu ciri khas bagi teologi Pentakosta dibandingkan ajaran-ajaran

denominasi lain.

Menurut Frederick Dale Brunner, pengajaran mengenai bahasa roh

menampilkan keunikan terjelas dalam doktrin Pentakosta yang membedakan

aliran Pentakosta dengan aliran-aliran Kristen arus utama.65 Pada awal abad ke-20

muncul sebuah gerakan fenomenal yang dikenal dengan nama Pentakosta. Aliran

Pentakosta merupakan salah satu di antara berbagai aliran gereja yang

kemunculan dan perkembangannya paling spektakuler pada abad ini sebab dalam

waktu kurang dari setengah abad telah tersebar keseluruh dunia dan berhasil

menghimpun jutaan penganut, apalagi setelah gelombang pertama yang

berlangsung lalu disusul dengan adanya gelombang kedua yang dinamakan

dengan Pentakosta baru (charismatic).66

Harus disadari bahwa berkata-kata dalam bahasa roh merupakan bukti

mula-mula dari baptisan Roh Kudus, bukti lain menyusul pada waktu kepenuhan

Roh yang melimpah kepada pengalaman hidup (Yohanes 7:37-39; Kisah Para

Rasul 4:8). Baptisan dalam Roh Kudus membawa orang percaya kepada hidup

64
Peter Hocken, The Challenges of the Pentecostal, Charismatic and
Messianic Jewish Movement: The Tension of the Spirit (Farnham: Ashgate
Publishing Limited, 2009), 23.
65
Fredrick Dale Bruner, A Theology of the Holy Spirit: The Pentecostal
Exprerience and the New Testament Witness (Michigan: Eerdmans Publishing
Company, 1982), 77.
66
Aritonang, Jan S, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013).
44

pelayanan dimana karunia-karunia Roh menyediakan kuasa dan hikmat bagi

penyebaran injil dan pertumbuhan gereja.

e. Manfaat Karunia Bahasa Roh

Peter Wagner dalam buku yang berjudul Manfaat Karunia Roh

menyatakan pernyataan-pernyataan mengenai bahasa Roh dan diantaranya sebagai

berikut:

“Pertama bahasa Roh memungkinkan roh kita untuk berkomunikasi


langsung dengan Allah di atas dan melampaui kemampuan pengertian
pikiran kita. Kedua bahasa roh memerdekakan Roh Allah didalam kita.
Ketiga bahasa roh memungkinkan roh untuk mengambil tempat yang
berpengaruh diatas jiwa dan tubuh. Keempat bahasa Roh adalah persediaan
Allah untuk katarsis, oleh sebab itu penting bagi kesehatan jiwa
Kelima bahasa Roh memenuhi kebutuhan kita akan suatu bahasa yang baru
sama sekali untuk ibadah, doa, dan pujian”.67

Menurut John Bevere dalam buku yang berjudul Roh Kudus menyatakan

bahwa bahasa roh merupakan bahasa peperangan sebab, bahasa Roh ialah bahasa

surgawi yang melampui pengertian manusia dan tidak dibatasi oleh ruang dan

waktu, kita sebagai manusia merupakan pejuang-pejuang dibumi, yang

memerangi kuasa kegelapan sehingga salah satu perlengkapan senjata untuk

melawan iblis ialah berdoa dalam Roh yang bertujuan untuk menjaga agar musuh

tidak mengetahui rencana dan tujuan dibelakang strategi Allah.68

Bahasa Roh sangat bermanfaat dalam peperangan dimensi roh, sebab

dengan mengucapkan bahasa roh iblis tidak akan bisa mengetahui apa yang

67
C. Peter Wagner, Manfaat Karunia Roh Untuk Pertumbuhan Gereja
(Malang: Gandum Mas , 1987), 237 .
68
John Bevere, Roh Kudus (Indonesia: Mesengger International ,2015),
149.
45

sedang kita ucapkan dihadapan Tuhan. Hendrik Njiolah menyatakan bahwa

menurut konteks pemakaiannya, kata benda glossa (glossa) mempunyai tiga

macam arti yang berbeda yakni sebagai alat bicara manusia dari segi fisiologis

dan sekaligus sebagai sarana komunikasi manusia dan dari segi pneumatologi

yaitu bahasa roh yang berfungsi sebagai doa manusia kepada Allah.69 Dengan

seseorang berbahasa roh, dirinya tidak berkata-kata kepada manusia melainkan

kepada Allah.

Perbedaan istilah berbicara dalam bahasa roh dengan istilah seperti

bahasa asing atau bahasa yang berbeda mengandung implikasi yang signifikan.

Perbedaan tersebut dapat mencerminkan pandangan teologis seseorang karena

perbedaan tersebut bermakna bahwa Paulus berbicara tentang bahasa yang dapat

dipelajari atau diajarkan dan yang tidak dapat dipelajari atau diajarkan.70 Peneliti

menyimpulkan bahwa bahasa roh bukanlah bahasa biasa melainkan ada Roh Allah

yang berkarya dalam setiap orang percaya mengucapkan bahasa Roh.

Mengenai sumber bahasa roh, kaum Pentakosta dan Kharismatik percaya

bahwa bahasa roh berasal dari Roh Allah. Wesley Brill menyatakan bahwa

karunia berkata-kata dengan bahasa roh diucapkan karena pengaruh Roh Kudus

dan bukan karena pengaruh pikiran, sebab karunia ini timbul diluar pikiran

seseorang dan berlainan dengan bahasa nya sendiri.71 Peneliti menyimpulkan

69
Njiolah P. Hendrik, Misteri Bahasa Roh (Yogyakarta: Yayasan Pustaka
Nusantara, 2003).
70
Basilea Schlink, Hidup Yang Dikuasai Roh (Malang: Gandum Mas,
2019)
71
J.Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus 1 (Bandung: Yayasan Kalam
Hidup, 1994), 293.
46

bahwa karunia berkata-kata dengan bahasa roh adalah karunia bahasa sorgawi dan

diperoleh dengan pertolongan dari Roh Kudus untuk menyatakan kesukaan jiwa

yang telah ditebus oleh Kristus.

Roh Kudus menggerakkan jiwa seseorang untuk menguasai lidahnya

sehingga orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus tersebut menyatakan kesukaan dan

pujian yang sebenarnya tidak dapat diucapkan dengan bahasanya sendiri. Menurut

1 Korintus. 14:2-20, tujuan bahasa lidah yang ditafsirkan adalah sebagai berikut:

Pertama, untuk menyampaikan kebenaran dari Allah. Kedua, untuk membuktikan

kebenaran berita Kristen, terutama sekali kepada orang-orang Yahudi (1 Korintus.

14:5, 21-22). Fungsi berkata-kata dalam bahasa roh adalah: yang pertama,

diperuntukkan sebagai bukti baptisan dalam Roh Kudus. Fungsi yang kedua

mengenai karunia bahasa roh ialah perbuatan yang berguna.

Bahasa roh memiliki nilai yang sangat bermanfaat dan mendatangkan

kemajuan bagi orang yang sedang berdoa, karena akan diteguhkan dalam iman

dan kehidupan kerohanian. Bahasa roh perlu digunakan terus (I Kor 14:5,18,39).

Faedah bahasa roh antara lain:

i. Tanda baptisan Roh Kudus.

ii. Menolong ketika kita lemah (Rm 8:26).

iii. Membangun iman (menjadikan rohani kuat) I Kor 14:4, Yud 1:20.

iv. Membuat lebih peka secara rohani.

v. Mengucapkan bahasa rahasia (I Kor 14:2).

vi. Menyegarkan roh kita (Yes 28:11-12).

vii. Memuji Allah (I Kor 14:15, Ef 5:19).


47

viii. Memelihara kepenuhan Roh Kudus (Ef 5:18).

f. Sejarah Pentakosta di Indonesia

Salah satu yang menjadi ciri khas aliran Pentakosta adalah percaya

kepada karunia-karunia Roh Kudus yang salah satunya adalah karunia berbahasa

roh, dan setiap umat Pentakosta percaya bahwa kenyataan pengalaman orang-

orang percaya saat ini, sama seperti yang diterima oleh murid-murid Tuhan pada

hari Pentakosta terdapat dalam Kisah Para Rasul. 2:4. Bagi umat Pentakosta

pengalaman Baptisan Roh Kudus adalah alkitabiah dan pengalaman ini sejajar

dengan pertobatan. Aliran Pentakosta percaya bahwa bukti dasar dari penerimaan

Baptisan Roh Kudus ini adalah berkata-kata dalam bahasa asing.72

Pentakosta sebagai sebuah istilah mengacu kepada hari kelima puluh

secara umum, contohnya jika seorang anak telah mencapai usia lima puluh hari

juga dapat disematkan istilah Pentakosta. Yudaisme dalam Perjanjian Baru

cenderung memakai istilah lima puluh hari untuk peringatan pemberian Taurat di

gunung Sinai, dihitung limapuluh hari setelah keluarnya Israel dari tanah Mesir

(sedangkan perayaan lima puluh hari panen cenderung disebut Hari Raya Panen).

Artinya, makna Pentakosta bisa bergeser tergantung konteksnya.

Aliran Pentakosta berkembang dengan luar biasa hingga sampai ke

wilayah Indonesia, berawal dari kedatangan dua misionaris dari Amerika Serikat

yaitu Groesbeck dan Van Claveren, mereka mendarat di Bali tahun 1921.

Misionaris ini dikirim oleh Pdt. W.H Offiler dari Bethel Temple Inc, di Seattle,

72
Gultom Junifrius, Pneumatikos Jurnal Pelayanan dan Teologi
Pentakosta (Jakarta: PGPI & Pesatpin, 2010).
48

Washington, Amerika. Mereka menyewa gudang tua sebagai tempat tinggalnya

selama di Bali, mereka berusaha untuk menerjemahkan injil Lukas dalam bahasa

Bali dengan pertolongan seorang pribumi dan mengkhotbahkan tentang

keselamatan dalam Kristus Yesus serta ajaran aliran Pentakosta.73

Banyak mujizat luarbiasa yang terjadi di Bali seperti orang sakit kusta

menjadi sembuh, namun disisi lain mereka menemukan tantangan yaitu ada orang

yang mengancam kedua misionaris tersebut untuk berbuat jahat disuatu malam,

namun yang membuat mereka terheran ialah mereka melihat malaikat berjaga-

jaga di dekat rumah yang ditempati oleh mereka. Kedua misionaris tersebut juga

mendapat tantangan dari pemerintah Hindia-Belanda yang melarang para

penginjil memasuki wilayah Bali, sehingga kedua misionaris tersebut terpaksa

meninggalkan Bali lalu berpindah ke Surabaya.

Kedua misionaris bekerjasama dengan Bond Van Evangelisme, dan

mereka menerima kesempatan untuk mengajarkan doktrin Pentakosta yaitu Yesus

adalah Tuhan dan Juru Selamat, Yesus adalah tabib yang ajaib, Yesus adalah

pembaptis dalam Roh Kudus, dan Yesus adalah Raja yang akan datang.

Selanjutnya dari wilayah kota Surabaya Van Claveren berpindah ke Lawang.

Berbeda halnya dengan Groesbeck sebab melalui petunjuk Tuhan,

Groesback lalu menemui seseorang di Surabaya dan mendoakan orang tersebut.

Kemudian orang yang didoakan oleh Groesbeck memperkenalkan dengan

rekannya yang berasal dari Cepu bernama Van Gessel, dari perkenalan inilah

73
Talumewo Steven, Sejarah Gereja Pentakosta (Yogyakarta,
ANDI,2008), 17.
49

berkelanjutan hingga terbentuk kebaktian Pentakosta dan orang-orang yang hadir

merasakan kepenuhan Roh Kudus dan mulai berbahasa roh.74

Pelayanan Groesbeck juga menghasilkan jiwa-jiwa sebab beberapa orang

menyerahkan diri untuk melayani Tuhan, termasuk Van Gessel dan A.E Siwi,

pada tahun 1923 Groesbeck pindah ke Surabaya, Van Gessel meneruskan

pelayanan di Cepu, sedangkan Van Loon menjadi gembala gereja di Bandung, dan

pada tanggal 30 Juni 1923, De Pinskter Gemente In Nederlandsche India dan

diakui oleh pemerintah Hindia-Belanda.

Pada tahun 1922 utusan dari Bethel Temple, yang merupakan anggota

keluarga dari W.W. Patersson membuka sekolah Alkitab dan mendidik banyak

hamba Tuhan Pentakosta, yang kemudian dipindahkan ke Lawang, lalu ke Beiji,

Batu Malang , sekolah ini dipimpin oleh Pdt. Mc.Knight dan Pdt. R.G Brodland

yang mencetak hamba-hamba Tuhan , gembala, penginjil, dan guru-guru yang

terssebar diseluruh nusantara.Baptisan Roh Kudus diibaratkan menjadi suatu jalan

bagi para perintis Pentakosta melebarkan sayap ajaran Pentakosta, pada tahun

1924-1926 putera-puteri Indonesia seperti H.N Julianus Repi, Alex Tambuwun,

Yan Lumenta, Efraim Lesnusa, G.A. Jokom, R.O Mangindaan, Wim Mamahit

dipenuhi oleh Roh Kudus dan menjadi pelayan-pelayan Tuhan.

Faktor yang menyebabkan kegerakan Pentakosta sukses ialah selama

awal dekade cikal bakal gerakan Pentakosta modern berkembang sangat pesat,

sebab tokoh gerakan Pentakosta selalu menekankan pengalaman supranatural dan

kesembuhan ilahi hingga menyebabkan terdapat ribuan orang menerima baptisan

74
Talumewo Steven, Sejarah Gereja Pentakosta, 18.
50

Roh Kudus dan mengalami karunia berbahasa roh. Selain hal itu, gerakan

Pentakosta tidak menganggap sebagai denominasi yang terpisah sebab mereka

ialah satu yaitu movement yang dipakai Tuhan untuk menyegarkan gereja-Nya.

Perkembangan kegerakan Pentakosta juga tersebar melalui literatur atau

majalah yang memberitakan ajaran Pentakosta keseluruh dunia. Pada tahun 1900-

1908 terdapat empat majalah atau bulletin Pentakosta. Majalah-majalah tersebut

berisi materi-materi khotbah Pentakosta, pembukaan ladang-ladang baru,

pengumuman kebaktian massa, kesaksian kesembuhan ilahi, pembaptisan,

sehingga banyak orang percaya dan bertobat kepada Tuhan Yesus.

Pelopor penerbitan majalah Pentakosta adalah The Apostolic Faith

asuhan Charles Parham, majalah ini terbitan dua kali dalam sebulan dan diedarkan

secara gratis. Tidak diragukan lagi penekanan Pentakosta terhadap ajaran dan

praktek kesembuhan ilahi sehingga menarik hati banyak orang. Pada 1914

majalah The Church Of God Evangel yang melaporkan tentang kesembuhan ilahi.

Selain itu ada surat kabar Inguirer di Missouri melaporkan kebaktian dan

kesembuhan ilahi yang diadakan di Eldorado Springs.

Program-program pelayanan yang mereka adakan dapat terselenggara

karena ada persembahan dari umat Pentakosta, dengan adanya persembahan dari

mereka sehingga dapat mengirim misionaris, menerbitkan majalah, dan

melakukan penginjilan. Dalam sejarah kegerakan perkembangan Pentakosta di

Indonesia terlihat bahwa orang-orang yang tergabung diantaranya mulai

memperlihatkan kecenderungan bahwa kelompok tertentu saja yang paling benar,

sehingga mereka mulai memisahkan diri dari gereja lama dan mulai mendirikan
51

gereja dan misi sendiri sehingga perpecahan yang disebabkan oleh faktor

ketidaksamaan paham pelajaran.

Ajaran Yesus Only menganggap Nama Yesus sudah mencakup tiga

pribadi trinitas, ajaran ini dibawakan oleh F.G Van Gessel, selain itu penyebab

perpecahan lainnya ialah ketidakpuasan terhadap organisasi yaitu ada atau tidak

nya hak perempuan untuk memimpin di dalam gereja, hubungan antar jemaat,

organisasi pusat, harga diri suku atau individual. Meskipun perpecahan demi

perpecahan terjadi, mereka tetap bersatu untuk tetap dibawah satu nama yaitu

Pentakosta, dan kemudian muncul inisiatif untuk menyatukan sikap dan

pandangan gereja-gereja beraliran Pentakosta.

Berawal dari munculnya aliran Pentakosta sehingga terbentuk Dewan

Kerjasama Gereja-gereja Kristen Pentakosta Seluruh Indonesia (DKGKPSI) dan

Persekutuan Pentakosta Indonesia (PPI), pada tanggal 10 September 1979 kedua

organisasi ini membubarkan diri dan bergabung dalam satu wadah yaitu Dewan

Pentakosta Indonesia (DPI) yang sekarang dikenal dengan nama Persekutuan

Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI).75

Kelompok Pentakosta yang radikal dan emosional menimbulkan banyak

kritik dan tantangan, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Kritik dari luar

dapat membuat kelompok Pentakosta untuk mempertahankan Teologi mereka,

serta munculnya pertentangan dari dalam memang sering menyebabkan

perpecahan, namun dengan perpecahan itu justru membuat ekspansi Pentakosta

menjadi meluas. Doktrin Pentakosta menghasilkan denominasi baru dalam waktu

75
Talumewo Steven, Sejarah Gereja Pentakosta, 19.
52

14 th Pentakosta telah menjadi 25 denominasi (1906-1920), namun pada

pertengahan abad ke 20 beberapa ahli perkembangan gereja mengakui Pentakosta

sebagai kekuatan ketiga dalam ke-Kristenan.76

Salah satu denominasi yang masih juga tergabung dalam aliran

Pentakosta ialah Gereja Isa Almasih. Sing Ling Kauw Hwee ( Gereja Roh Kudus)

merupakan nama Gereja Isa Almasih pada waktu kelahirannya. Seiring

berjalannya waktu dalam perkembangannya nama Gereja Isa Almasih dipilih dan

ditetapkan sebagai hasil dari pergumulan sejarah. Sinode tersebut tergabung

dalam anggota PGI yang berkantor pusat di Jl.Pringgading 20, Semarang.

Gereja Isa Almasih juga memiliki Sekolah Tinggi Teologi Abdiel yang

berlokasi di Ungaran, Jawa Tengah. Sejarah GIA berdiri diawali oleh persekutuan

doa yang dirintis oleh Bapak Tan Hok Tjoan yang beralamat di Jl. Brumbungan 6,

Semarang. Persekutuan yang dirintis tersebut kemudian bergabung dengan GPdI,

pada tahun 1946 Bapak Tan Hok Tjoan keluar dari GPdI dikarenakan merasa

terdapat adanya perbedaan dengan tata cara pelayanan mimbar.77

Gereja merupakan persekutuan orang-orang yang dipanggil dan dipilih

oleh Allah (1 Petrus 2:9), melalui kuasa Roh Kudus yang berkarya sehingga

mereka menerima anugerah keselamatan didalam Tuhan Yesus Kristus. Gereja

menerima keselamatan dari Allah dan sekaligus menjadi sarana untuk menyatakan

keselamatan-Nya. Karya keselamatan-Nya dinyatakan melalui kata-kata dan

76
Ibid, 20
77
BPHK,( Semarang: Majelis Pusat Harian Sinode GIA, 2008).
53

perbuatan didalam dunia ini (Yohanes.17:18) dengan aktualisasi kehidupan iman

Kristiani ditengah-tengah perubahan zaman.

Gereja juga merupakan tubuh Kristus dan Kristus sebagai kepala gereja

(1 Korintus 12:27 ; Kolose 1:18), setiap orang percaya secara hakiki memiliki

peranan yang sama pentingnya didalam pelayanan yang terikat dalam kasih Allah

untuk melayani bersama dalam memberitakan injil keselamatan Allah. Kristus

sebagai kepala gereja memiliki otoritas penuh terhadap orang percaya yang

dikenal sebagai tubuh Kristus dan Ia memperlengkapi tiap-tiap anggota tubuh-Nya

dengan berbagai-bagai karunia roh yang bertujuan untuk membangun kedewasaan

anggota tubuh Kristus secara rohani.

GIA lahir dalam teologi dan semangat Pentakosta maka identitas

kepentakostaan GIA memberi semangat dan roh terhadap sistem presbiterial

sinodal yang diberlakukan bagi sinode GIA dan diimplikasikan dalam kehidupan

penatalayanan GIA. Semangat, jiwa, dan roh Pentakosta nampak jelas dalam

peran dan fungsi seorang gembala jemaat yang signifikan dalam kepemimpinan

GIA.

Sinode GIA merupakan gereja yang mewujudkan dirinya dalam tiga

tingkat yaitu GIA jemaat lokal. GIA jemaat daerah, dan tingkat sinode GIA.

Meskipun mewujud dalam tiga tingkatan namun GIA merupakan satu kesatuan

yang tidak terpisahkan dalam melaksanakan tugas dan panggilan-Nya. GIA

menyadari betapa pentingnya kehidupan berorganisasi sebagaimana diatur dalam

tata gereja.78

78
BPHK,Majelis Pusat Harian Sinode GIA, 11-12.
54

Sinode GIA memiliki pandangan bahwa kehidupan para pemimpinnya

tetap membutuhkan tuntunan dan pimpinan Roh Kudus agar mereka dapat

menjadi peka terhadap siatuasi zaman dan melakukan kehendak Allah. Untuk

itulah maka GIA menetapkan beberapa orang di dalam gereja yang memperoleh

panggilan khusus dan siap untuk bertanggung jawab dalam mengelola pelayanan

gerejawi (Efesus.4:11-12).

Orang-orang yang terpilih inilah yang kemudian disebut sebagai pejabat-

pejabat gerejawi yang memiliki tugas dan fungsi untuk mengatur pelayanan,

membuat keputusan, dan mempertanggung jawabkan pelayanan kepada Allah

sang pemilik dan penguasa gereja, dan gereja hendaknya terus bergerak maju

dalam pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaan dan kepenuhan

didalam Kristus Yesus.

Struktur kepemimpinan GIA terdiri dari Gembala jemaat, Pendeta,

Pendeta Muda, Penatua, dan Diaken. Sistem organisasi GIA ialah dinamis dan

kontekstual , sebab perjalanan sejarah dan penemuan identitas atau jati diri GIA

telah menyadarkan GIA untuk membangun sistem organisasi gereja yang

kontekstual sesuai dengan identitas atau jati diriya sehingga lahir sistem

organisasi Presbiterial Sinodal khas GIA.

Gembala jemaat sebagai ketua sehingga GIA menganut sistem

kepemimpinan Presbiterial Sinodal Khas Gereja Isa Almasih. Istilah sinodal

berasal dari dua kata yaitu sun (bersama) dan ‘odos (jalan) jadi pengunaan istilah

ini menunjuk kepada sistem organisasi kesepakatan dari beberapa gereja lokal
55

untuk berjalan bersama dalam arti teologi , pengakuan iman, dan pengajaran,

liturgi ibadah.

Tata gereja penting untuk mewujudkan suatu gereja yang lebih luas dari

gereja lokal (dalam wujud GIA jemaat daerah maupun Sinode GIA) sedangkan

istilah Presbiterial berasal dari bahasa Yunani yaitu presbuteros yang menunjuk

kepada orang yang lebih tua dalam hal usia (Matius.15:25, Yohanes.8:9, Kisah

Para Rasul.2:17) , dan istilah tersebut dalam GIA menunjuk kepada para

pemimpin gereja.79

Buku tata Gereja sinode GIA pada pasal enam tercantum mengenai

pengakuan iman terdapat diayat sembilan yang menyatakan “Aku percaya akan

Baptisan Roh Kudus dengan tanda bahasa roh, glossolalia, manifestasi karunia-

karunia Roh Kudus dan buah Roh Kudus( Kisah Para Rasul 2:4, 10:46, 19:6,

Roma 12:3-8, 1 Korintus 12-14, 27-31, Galatia 5:22-23, 1 Petrus 4:10-11).

GIA menyusun buku Katekisasi dan Buku Pembinaan Hidup Kristen

(BPHK) berdasarkan pengakuan iman yang dimiliki oleh sinode GIA. Buku

tersebut mencatat mengenai pokok-pokok pengajaran buku Katekisasi dan buku

Pembinaan Hidup Kristen telah diputuskan dalam sidang sinode GIA. Tujuan

berdirinya GIA ialah mewujudkan gereja yang dewasa dan tumbuh didalam segala

hal kearah DIA, Kristus yang adalah kepala gereja (Efesus.4:11-16).

Selain memiliki tujuan yang akan dicapai GIA juga memiliki tugas dan

panggilan yang diantaranya ialah sebagai berikut:

79
BPHK,Majelis Pusat Harian Sinode GIA, 106
56

Tugas pertama yaitu dengan memberitakan injil Tuhan Yesus Kristus atau
yang dikenal dengan marturia (marturia) kepada segala bangsa sesuai
dengan perintah Tuhan Yesus untuk menjadi saksi-Nya yang benar. Tugas
kedua GIA yaitu membangun dan membina persekutuan orang-orang
percaya yang dikenal dengan koinonia (koinonia) dan liturgia (liturgia)
dengan Tuhan dan sesama untuk memelihara iman dan mencapai
pertumbuhan rohani. Tugas ketiga GIA ialah memberikan pendidikan dan
pengajaran yang dikenal dengan didaskalia (didaskalia) yang sehat dan
benar berdasarkan kebenaran Alkitab sehingga dapat menjaga kemurnian
ajaran gereja pada umumnya dan GIA pada khususnya. Tugas keempat GIA
ialah melaksanakan pelayanan kasih atau yang dikenal dengan diakonia
(diakonia) diseluruh bidang kehidupan jemaat dan masyarakat.

Tujuan yang akan dicapai oleh GIA terdapat azas yang tercantum di

dalamnya yaitu Alkitab yang adalah Firman Allah yang benar dan tanpa salah

baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru sebagai norma dan

pengajaran utama gereja. Pasal sepuluh buku Tata Gereja sinode GIA menyatakan

bahwa setiap anggota jemaat perlu memperoleh pembinaan rohani, dan untuk hal

inilah gembala jemaat diharapkan memberikan waktunya untuk sepenuh hati

membina setiap jemaat agar pertumbuhan imannya dapat berkembang dengan

baik, sebab setiap jemaat berhak mendapatkan pengajaran dan pembinaan dari

gembala jemaat.

Sinode GIA juga mengatur mengenai ibadah gerejawi yang terdapat

dipasal 10 dan salah satu diantaranya ialah mengenai Ibadah Kebangunan Rohani

atau yang biasa dikenal dengan istilah KKR dan dalam ibadah ini ada altar-call (

panggilan altar), ciri khas kebangunan rohani ialah terdapat, manifestasi, bahasa

roh, dan mujizat-mujizat supranatural karya Roh Kudus. GIA mengajarkan kepada

anggota gereja dalam hal kerohanian yaitu berkaitan dengan pertumbuhan jemaat

dipupuk oleh pembinaan rohani yang seimbang.


57

GIA sangat menghargai karya Roh Kudus yang kharismatis dan organis

sehingga manifestasi karunia Roh Kudus nampak jelas dan nyata pada seluruh

komponen GIA bahkan merata dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari oleh

setiap angggota jemaat, dan untuk mencapai pertumbuhan rohani maka jemaat

perlu digairahkan melalui kelompok-kelompok doa , puasa, dan menggumuli

Firman Tuhan secara tertib dan teratur.

Gembala GIA tidak dipilih secara asal-asalan melainkan harus sesuai

dengan persyaratan yang tercantum dalam nomor dua dalam buku Tata Gereja

GIA bab 1V, yang menyatakan bahwa seorang gembala merupakan orang yang

terpanggil dengan yakin, berpengetahuan layak dan harus penuh waktu dalam

berkomitmen melayani, serta telah menerima baptisan Roh Kudus sesuai dengan

pengakuan iman GIA, memiliki kesaksian hidup yang mempermuliakan Tuhan.

Syarat diatas bukan hanya berlaku bagis eorang gembala saja namun juga untuk

pendeta muda juga serta diaken. Sekarang ini GIA memiliki beberapa puluh

gereja lokal dengan anggota kira-kira 40.000 jiwa.80

GIA memberikan pemahaman kepada seluruh anggota gereja mengenai

baptisan Roh Kudus yang menjadi satu langkah untuk mencapai pertumbuhan

rohani. GIA peka terhadap karya Roh Kudus serta karunia-karunia roh yang yang

perlu dipupuk. GIA menghimbau agar setiap anggota gereja mampu

mengembangkan setiap karunia-karunia Roh dalam aspek kehidupan kerohanian.

Untuk mencapai pertumbuhan rohani yang demikian, maka anggota gereja perlu

80
BPHK,Majelis Pusat Harian Sinode GIA, Bab 1V.
58

digairahkan melalui kelompok-kelompok doa, puasa, dan menggumuli Firman

Tuhan secara tertib dan teratur.81

2. Survei Surat 1 Korintus

a. Latar Belakang Surat 1 Korintus

Survei Kitab 1 Korintus perlu disajikan oleh peneliti dengan tujuan untuk

mengumpulkan berbagai data mengenai kitab 1 Korintus, sebelum peneliti lebih

jauh membahas mengenai 1 Korintus14:2, perlu diketahui terlebih dahulu

pengertian survei. Survei merupakan jenis penelitian yang mengumpulkan

informasi tentang karakteristik, tindakan, atau pendapat dari sekelompok

responden representatif yang dianggap sebagai populasi.82 Dengan demikian

survei kitab adalah salah satu metode pendalaman Alkitab yang digunakan untuk

memahami dan mengkaji Alkitab. Manfaat dari survei ini adalah untuk

memberikan data-data penting yang berkaitan dengan 1 Korintus14:2, sehingga

menghasilkan penafsiran yang dimaksud oleh peneliti.

Pada waktu Rasul Paulus membangun jemaat Tuhan di Korintus, kota

tersebut termaksud wilayah jajahan pemerintah Romawi. Kota itu terletak pada

suatu genting tanah yang disebut juga terusan Korintus.83 Terletak di pusat

Wilayah di Akhaya yang sekarang disebut Yunani, satu diantara negeri-negeri

81
BPHK,Majelis Pusat Harian Sinode GIA, 99.
82
Adam Medidjati Ana Hadiana Yoyo Sudaryo dan Nunung Ayu Sofiati,
Metode Penelitian Survei Online Dengan Google Forms (Yogyakarta: Andi,
2019), 65.
83
J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus Pertama, (Bandung: Yayasan
Kalam Hidup, 1996), 11.
59

besar disebelah timur laut Tengah.84 Merupakan pertengahan segala arus

perdagangan antara daerah-daerah timur dan barat.

Lokasi kota Korintus sangat strategis dari segi militer maupun

perdagangan, karena mempunyai dua pelabuhan, yang satu menghadap ke timur,

dan yang kedua menghadap kebarat. Hampir semua kapal harus melewati kota itu,

dengan adanya kebudayaan, agama dan golongan tidak lagi mengherankan bahwa

standar kehidupan moral sangat rendah.

Sebagian besar dari seluruh penduduknya adalah pendatang-pendatang

dari berbagai tempat di Kekaisaran Romawi. Itu berarti bahwa di kota itu

berkumpul berbagai suku dan bangsa. Ternyata golongan Yahudi yang cukup

besar, karena mereka mempunyai Sinagoge. Menurut hukum Yahudi harus ada

paling sedikit sepuluh kepala keluarga untuk membangun Sinagoge. Gubernur

Romawi tinggal didalam kota ini.

Pada tahun 51-52 ketika Galio menjabat sebagai gubernur di daerah

tersebut, Kaisar Kladius memerintahkan supaya semua orang Yahudi untuk

meninggalkan wilayah Roma (Kisah Para Rasul 18). Oleh sebab itu penduduk

Yahudi yang berada di Korintus melawan Paulus pada saat itu, dan hal ini sampai

dibawa kehadapan Gubernur Galio, tetapi dia tidak bersedia berbuat-apa-apa. Lalu

beberapa hari kemuadian Paulus pergi ke kota Korintus. Dapat dilihat bahwa pada

masa dulu kota Korintus termaksud wilayah jajahan oleh pemerintah Romawi.

Sampai saat ini kota Korintus disebut sebagai kota Yunani.

84
Russell P. Spittler, Pertama & Kedua Korintus (Malang: Gandum Mas
, 2001).
60

b. Penulis Surat 1 Korintus

Penulis kitab 1 Korintus yaitu Paulus (1 Korintus 1:1). Paulus memulai

dengan nama dan kualifikasi untuk menulis, ia bukan orang yang mencap dirinya

guru, juga bukan pekerja Kristen yang membanggakan diri sendiri, melainkan

orang yang dipanggil Allah untuk menjadi rasul dan juru bicara Kristus. Surat itu

ia tulis bersama dengan Sostenes juga dikenal dengan sebutan “saudara kita”.85

Dapat dilihat bahwa penulis dari surat1 Korintus adalah Paulus, Paulus ini adalah

seorang yang rendah hati yang dipanggil Allah untuk menjadi rasul dan juru

bicara Kristus.

1) Biografi Penulis

“Paulus seorang berperawakan kecil,” seperti tertulis dalam Acts of Paul,

merupakan sebuah buku Apokrif dari abad kedua, separo botak, dengan kaki yang

bengkok, tubuh yang kuat, kedua matanya hampir bertemu dan hidungnya agak

mirip kakaktua.86 Dengan demikian rupanya Paulus ini hanya bisa diimajinasikan

dan hanya diketahui oleh para pelukis saja dan ini tidak diketahui secara pasti.

Kisah Para Rasul penjelasan Paulus sendiri mengenai identitasnya, “Aku adalah

orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia” (Kisah Para

85
D.A. Carson, R.t. France, J.A. Motyer, Gordon J, Wenham, R. Alan
Cole, J. Gordon, Mcconville, I. Howard Marshall, Donald Guthrie, Tafsiran
Alkitab Abad Ke-21 Jilid 3 Injil Matius-Wahyu (Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2017), 383.
86
JR J. I. Packer Merril dan C. Tenney William White, Dunia Perjanjian
Baru (Malang: Gandum Mas, 1995), 193.
61

Rasul 21:39).87 Paulus merupakan golongan farisi muda di kota Tarsus dengan

spesifikasi penampilan seperti yang digambarkan diatas.

Paulus memiliki nama Yahudi yaitu Saulus, lahir di Tarsus yang

merupakan sebuah kota penting dan menjadi pusat Cilisia dibagian selatan Asia

kecil. Dibawah pemerintahan dinasti Seleukus, kota Tarsus menjadi kota Hellenis

yang bertumbuh menjadi pusat pendidikan, yang menyayangi Atena dan

Alexandria.88 Dapat disimpulkan bahwa sebelum Paulus menjadi hamba Kristus ia

dulu adalah seorang farisi yang sangat membenci orang Kristen. Masa muda

Saulus bukan dihabiskan di Tarsus, melainkan di Yerusalem.

Paulus adalah seorang pengkhotbah yang meyakinkan sebab pada masa

belajarnya sewaktu muda dibawah pimpinan Gamaliel telah menguatkan sifat

Ortodoks Ibraninya. Sesudah dialihkan arahnya oleh Yesus Kristus, Paulus

menasehati para pendengarnya agar percaya kepada Kristus dan diselamatkan.89

Dapat dilihat bahwa setelah Paulus bertobat menjadi pengikut Kristus dan masuk

dalam persekuatuan orang Kristen dan banyak diubahkan oleh Tuhan. Yang

dulunya Paulus sangat membenci Kristen sekarang Paulus mengabarkan setiap

injil pada orang yang belum percaya Kristus.

87
Ibid, 194.
88
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru (Bandung: Bina Media
Informasi, 2010), 84.
89
J. I. Packer Merril C. dan Tenney William White, Dunia Perjanjian
Baru, 196.
62

Sebelum berjumpa dengan Kristus yang telah bangkit, Paulus berusaha

keras untuk membinasakan pengajaran tentang karya penyelamatan yang

dilakukan oleh Kristus. Tetapi, setelah Kristus “menangkapnya,” Paulus bekerja

keras untuk mewartakan-Nya. Perjumpaanya dengan Kristus dan kesadaran akan

siapa Dia sebenarnya telah membuat Paulus rela memberikan seluruh hidupnya

kepada Kristus.90 Dapat disimpulkan bahwa ketika Paulus mengalami perjumpaan

dengan Kristus itu semua telah membuatnya berubah, dari yang sebelumnya

sebagai penganiaya orang percaya lalu berubah menjadi hamba Kristus.

c. Waktu Penulisan Surat 1 Korintus

Tahun penulisan kitab 1 Korintus antara 55-56M. Penulis surat 1

Korintus dipercaya adalah Rasul Paulus di kota Efesus. Pada tahun 146 SM kota

Korintus dibakar oleh tentara Romawi. Ketika kota tersebut dibangun kembali

Korintus menjadi ibu kota Akhaya. Daerah Akhaya inilah yang menjadi pusat

pembelajaran bahasa asing, kesusilaan, dan filsafat-filsafat dunia dipentingkan di

sekolah, dan kota ini menjadi terpengaruh oleh setiap filsafat baru yang masuk

melalui pelajaran yang diajarkan.

d. Tujuan Penulisan Surat 1 Korintus

Tujuan dari ditulisnya Surat 1 Korintus ini ialah untuk mengatasi

masalah yang serius dalam jemaat di Korintus yang telah diberitahukan

kepadanya. Hal-hal tersebut meliputi pelanggaran yang dianggap remeh oleh

orang-orang Korintus, tetapi dianggap oleh Paulus sebagai dosa yang serius.

90
YM Seto Marsunu, Pengantar Surat-Surat Paulus (Yogyakarta:
Kanisius, 2015), 49.
63

Memberikan bimbingan dan instruksi atas berbagai pertanyaan yang telah

dituliskan oleh orang Korintus.

Pauius yang merupakan pendiri jemaat Korintus bersama dengan Priskila

dan Akwila yang terdapat dalam Kisah Para Rasul. 18:1-17 merasa bertanggung

jawab atas jemaat tersebut, sehingga Paulus berprinsip harus mengoreksi

pengertian-pengertian mereka yang salah dan mengembalikan kepada pengertian

yang benar mengenai karunia-karunia Roh sehingga Paulus menulis I Korintus

12-14, yang berisi penjelasan panjang lebar Pauius mengenai karunia-karunia, dan

yang menjadi penekanan yang disampaikan Paulus adalah karunia bahasa roh.

Karunia bahasa roh di jemaat Korintus masuk dalam daftar karunia yang Paulus

sebutkan dalam dua tempat terpisah yaitu dalam I Korintus 12:8-77, dan 12:28-30.

Kepada jemaat yang di wilayah Korintus, Paulus memberikan empat

perintah mengenai penggunaan bahasa Roh diantaranya ialah sebagai berikut:

Yang pertama yaitu ketika berkata-kata dalam bahasa lidah harus berdoa
agar diberikan karunia untuk menafsirkan terdapat dalam 1Korintus. 14:13,
selanjutnya yang kedua jika berbahasa lidah di gereja maka harus dipahami
oleh orang lain agar orang lain dapat dibangun terdapat dalam 1 Korintus.
14: 16-17, selanjutnya yang ketiga jika ada yang berbahasa lidah maka harus
bergantian dan tidak lebih dari tiga orang dan harus ada yang menafsirkan
terdapat dalam 1Korintus. 14:27, selanjutnya yang keempat jika tidak ada
menafsirkan maka pembicara harus diam dan berbicara kepada dirinya dan
kepada Allah hal ini terdapat dalam 1 Korintus. 14:28. Dan Hal-hal tersebut
berkaitan mengenai doktrin dan juga perilaku dan karunia-karunia sebagai
perorangan dan sebagai jemaat. 1 Korintus memiliki kedudukan kitab
sebagai surat Paulus kepada jemaat di Korintus.
Perintah merupakan satu hal yang harus dilaksanakan, sehingga pada saat itu

apapun keadaannya perintah yang Paulus berikan mengenai bahasa roh

merupakan sesuatu hal yang penting dan harus dilaksanakan bagi pembacanya.
64

e. Analisis Konteks Sastra

1. Analisa Konteks Jauh

Fungsi konteks berguna dalam penyelidikan tentang jalan pemikiran atau

maksud dari bagian ayat yang ingin ditafsir bahkan dari seluruh kitab. Pembagian

konteks jauh yang merupakan konteks dalam kitab-kitab yang sama, jika terdapat

kitab-kitab yang memberi ide yang sama lebih atas bahasa dan kata atau sebuah

istilah, mempunyai latar belakang yang berdekatan, mencatat data-data yang

sejajar, serta memberi jalan cerita pada peristiwa atau kronologis yang

berhubungan.

Konteks jauh merupakan salah satu cara untuk dapat menganalisis sastra

sebuah kitab dengan cara mengikat teks berdasarkan teks Alkitab secara

keseluruhan. Pada konteks jauh ada hal yang akan peneliti jelaskan untuk

menunjukan mengenai karunia berkata- kata dalam bahasa Roh. Jika dilihat dari

konteks jauh nya, 1 Korintus 14:2 membahas mengenai ajaran yang Rasul Paulus

sampaikan kepada jemaat di kota Korintus.

Rasul Paulus menyampaikan pengajaran kepada jemaat di kota Korintus

dengan tujuan agar mereka dapat mengaplikasikan karunia bahasa Roh diimbangi

dengan kasih, sebab pada konteks saat itu jemaat hanya menginginkan untuk

mendapat karunia Roh saja tetapi tidak diimbangi dengan kasih, dipasal 13

disampaikan mengenai kasih dan dipasal 14:26-40 menyatakan mengenai

peraturan dalam pertemuan jemaat yang juga didalamnya membahas mengenai

karunia-karunia yang harus digunakan dengan sopan dan teratur.


65

2. Analisa Konteks Dekat

Konteks dekat merupakan konteks yang mencangkup bagian dari apa

yang diteliti terdiri dari dua bagian yaitu konteks sebelum dan konteks sesudah.

a) Konteks sebelum: terdapat dalam 1 Korintus 14:1a  Paulus

memberikan nasihat kepada jemaat di Korintus agar menyeimbangkan untuk

antara mengejar kasih dan karunia, sebab antara kasih dan karunia posisinya

sejajar, dan yang terjadi pada saat itu jemaat di Korintus hanya mengejar karunia

dan mengesampingkan kasih sehingga dalam 1 Korintus 14, Paulus menasihatkan

agar jemaat di Korintus tidak hanya mengejar untuk memperoleh karunia Roh saja

tetapi juga harus mengejar kasih karena keduanya sama pentingnya.

b) Konteks sesudah : dalam 1 Korintus14: 39b–40  menjelaskan tentang

bagaimana Paulus menegaskan agar jangan sampai ada orang yang melarang

untuk berkata-kata dengan bahasa roh, namun yang menjadi catatan disini ialah

harus berlangsung dengan sopan dan teratur.

f. Studi Eksegese Surat 1 Korintus 14:2

Peneliti mengamati bahwa diperlukan suatu pengamatan dari sisi teks

untuk memperhatikan dan menafsirkan 1 Korintus 14:2 ialah sebagai berikut :

Versi Terjemahan Baru menyatakan ITB 1 Corinthians 14:2 Siapa yang berkata-

kata dengan bahasa Roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada

Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia

mengucapkan hal-hal yang rahasia.


66

Bila dalam bahasa Yunani sebagai berikut BGT 1 Corinthians 14:2 o` ga.r lalw/n

glw,ssh| ouvk avnqrw,poij lalei/ avlla. qew/|\ ouvdei.j ga.r avkou,ei( pneu,mati de. lalei/

musth,ria\

Versi KJV sebagai berikut KJV 1 Corinthians 14:2 For he that speaketh in an

unknown tongue speaketh not unto men, but unto God: for no man understandeth

him; howbeit in the spirit he speaketh mysteries.

Parsing

Kata dalam teks pada 1 Korintus 14:2, dimulai dengan konjungsi γὰρ

(karena), kata tersebut berfungsi untuk menyatakan dasar bagi pernyataan yang

mengikutinya. Paulus menjelaskan kepada siapa karunia itu ditujukan dengan

menjelaskan subyek berbentuk partisif, dengan artikel ὁ dan glossa (glossa) yang

berbentuk datif yang berfungsi menjelaskan sarana yang digunakan untuk

melaksanaka tindakan. Orang yang berkata-kata dengan bahasa roh dalam hal ini

bahasa lidah ditujukan kepada Allah sebagai objeknya.

Kata kerja berkala kini lalei/, (lalei) dengan datif avnqrw,poij (anthropois)

berfungsi sebagai objek tidak langsung, beserta kata keterangan negatif οὐθ, dan

diterjemahkan dengan bukan kepada manusia. Konjungsi avlla (alla) sebagai

penghubung kontras dengan datif Qew/ (theo) yang juga berfungsi sebagai objek

tidak langsung, dan diterjemahkan dengan melainkan kepada Allah.

Adanya anak kalimat dengan konjungsi ga.r ,(gar) subjek οὐδεὶς (oudeis)

kata kerja utama berkala kini ἀθούεη (athouen) dan konjungsi de (de) yang

berfungsi untuk menghubungkan kalimat dari anak kalimat dengan kata kerja

utama berkala kini lalei/ (lalei) dan datif pneu,mati(pneumati) yang menjelaskan
67

kata kerja dan berfungsi sebagai pelaku dari kata kerja, dan diterjemahkan sebagai

oleh Roh.

Apabila memperhatikan teks di atas secara lebih mendalam, terdapat

penjelasan yang menarik bahwa orang yang berkata-kata dengan bahasa lidah,

berkata-kata kepada Allah, Roh Tuhan yang menjadi sumber perkataan tersebut,

dan ditujukan kepada Allah bukan kepada manusia, karena manusia tidak

mengerti sama sekali. Memperhatikan “kata tidak mengerti” bukan tidak ada

artinya, jika ada yang bisa menafsirkannya karena akhirnya bisa dimengerti orang

lain. Bagian ini menjelaskan fungsi bahasa roh yang utama adalah untuk berbicara

kepada Allah, bukan kepada manusia.91

Analisa Struktural

91
Hermanto Suanglangi, “Bahasa Roh: Apa Dan Bagaimana?,” Jurnal
JaffrayVol. 2, no. 1 (April 1, 2005): 17–25, accessed January 14, 2022,
http://ojs.sttjaffray.ac.id/index.php/JJV71/article/view/146.
68

Analisa Interpretasi Kontekstual

Dalam pembahasan mengenai 1 Korintus 14:2 terdapat kaitannya dengan

1 Korintus 13 yang memiliki kesinambungan dengan 1 Korintus 14 sebab dipasal

13 menjelaskan mengenai pentingnya kasih itu dalam kehidupan setiap orang

percaya, Paulus menjelaskan mengenai kasih dipasal 13 karena dilatarbelakangi

oleh kehidupan jemaat di Korintus yang mengutamakan untuk memperoleh

karunia Roh namun mengesampingkan kasih.

Pasal 14:1 dinyatakan Paulus memberikan nasihat yang bertujuan agar

jemaat berusaha untuk mengejar kasih dan mengusahakan diri untuk memperoleh

karunia Roh, dengan memberikan nasehat mengenai kasih dan karunia Roh, Rasul

Paulus memiliki tujuan agar karunia yang diperoleh dapat diimbangi dengan kasih

yang terealisasikan dalam setiap kehidupan jemaat di kota Korintus.

Analisa Gramatikal:

Dalam 1 Korintus 14:2 terdapat beberapa kata yang dianggap penting

untuk diperhatikan makna katanya khususnya yang berhubungan dengan topik

karunia Roh kudus, baik itu secara literal dan juga makna kata dalam teks yang

digunakan penulisnya atau penulis lain. Kata-kata tersebut antara lain: Frasa

“berkata-kata” bila dalam bahasa aslinya ialah lalw/n“to speak” verb participle

present aktif nominative masculine singular from lale,w artinya ialah mood

participle menunjukkan bahwa kata kerja berfungsi sebagai kata sifat atau

keterangan.

Tense present voice aktif verb participle menunjukkan kegiatan kata

kerja yang sedang berlangsung dan belum selesai yang bersamaan dengan waktu
69

kegiatan kata kerja utama (induk kalimat).92 Menggunakan case nominative ,

gender masculine, dan numeri singular yang berarti bahwa nominative merupakan

kata benda yang berperan sebagai subjek, masculine adalah gender laki-laki, dan

berjumlah tunggal. Jadi dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa kata “berkata-

kata merupakan kata yang yang berperan sebagai subjek dan menunjukkan sebuah

kegiatan dari kata kerja yang sedang berlangsung dan belum selesai dampaknya

hingga saat ini.

Frasa bahasa Roh bila dalam bahasa aslinya ialah glossa (glossa) a

tongue, langue menggunakan noun dative yang merupakan kata benda berperan

sebagai objek tidak langsung, menunjukkan pribadi seorang yang ikut serta secara

tidak langsung pada sebuah tindakan.93 Feminime (perempuan) merupakan gender

dari kata benda serta singular merupakan bentuk jumlah dari kata benda yang

tunggal. Jadi dapat diartikan bahwa kata bahasa roh merupakan kata benda yang

secara tidak langsung menunjukkan pada sebuah tindakan.

Frasa manusia bila dalam bahasa aslinya ialah avnqrw,poij (anthropois)

human , menggunakan noun datif , gender masculine yaitu jenis kelamin (laki-

laki) pada kata benda, dan numeri plural yang jumlahnya lebih dari satu. Penelitu

menyimpulkan bahwa kata “manusia” merupakan kata yang berperan sebagai

objek secara tidak langsung dan bersifat lebih dari satu.

Frasa Roh dalam bahasa aslinya ialah pneu,mati (pneumati) spririt,

menggunakan noun datif, gender neuter atau yang dikenal dengan netral, dan

92
Lynne Newell, Bahasa Yunani Koine (Malang: SAAT, 1997)
93
Agus Santoso, Bahasa Yunani Perjanjian Baru ( Ungaran: Abdiel
Press, 2009), 22.
70

jumlah kata benda nya singular atau yang biasa dikenal dengan tunggal. Dapat

disimpulkan bahwa kata Roh yang merupakan kata benda sebagai objek tidak

langsung, netral dan berjumlah tunggal.

Analisa Literal:
KJV 1 Corinthians 14:2 For he that speaketh in an unknown tongue speaketh not
unto men, but unto God: for no man understandeth him; howbeit in the spirit he
speaketh mysteries.
NIV 1 Corinthians 14:2 For anyone who speaks in a tongue does not speak to men

but to God. Indeed, no one understands him; he utters mysteries with his spirit.
ASV 1 Corinthians 14:2 For he that speaketh in a tongue speaketh not unto men,

but unto God; for no man understandeth; but in the spirit he speaketh mysteries.
YLT 1 Corinthians 14:2 for he who is speaking in an unknown tongue, to men he

doth not speak, but to God, for no one doth hearken, and in spirit he doth speak

secrets.
BIS 1 Korintus 14:2 Orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib, orang itu

bukannya berbicara kepada manusia; ia berbicara kepada Allah. Tidak ada orang

yang mengerti apa yang ia katakan, sebab Roh Allah yang menyebabkan ia

mengucapkan hal-hal yang hanya diketahui Allah.

Dari beberapa versi yang tertera di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa

Roh memang lah bukan hanya bahasa biasa melainkan ada kuasa Roh Kudus yang

bekerja di dalamnya sehingga setiap orang percaya yang berkata-kata dalam

bahasa Roh dimampukan untuk berkata-kata yang secara langsung tertuju kepada

Allah tanpa diketahui oleh orang lain mengenai maksud dari yang sedang

diucapkan.
71

Interpretasi data :

Dalam pembahasan yang telah dibahas dalam 1 Korintus 14:2 dapat

disimpulkan bahwa bahasa roh merupakan karunia Roh Kudus yang diberikan

kepada setiap orang percaya sebagai suatu anugerah dari Allah yang berguna

untuk melakukan pekerjaan Allah di bumi. Frasa siapa mengarah kepada setiap

orang percaya yang memiliki kerinduan untuk berbahasa roh jika dengan

sungguh-sungguh meminta dihadapan Tuhan, tentu akan memilikinya.

Karunia berkata-kata dalam bahasa Roh bukanlah bahasa yang biasa-

biasa saja. Sebab bahasa roh merupakan bahasa yang digunakan untuk berkata-

kata kepada Allah tanpa harus diketahui oleh siapapun maknanya. Bahasa roh

juga dapat dimaknai sebagai bahasa yang rahasia antara orang percaya dengan

Allah sehingga iblis ataupun orang lain tidak dapat mengetahui makna yang

sedang diucapkan oleh setiap pribadi yang sedang berbahasa roh.

Setiap orang percaya berhak untuk berkomunikasi dengan Allah dalam

bahasa apapun sebab salah satu sifat Allah adalah Mahatahu, apabila

berkomunikasi menggunakan bahasa roh pada saat menyembah Allah merupakan

pilihan yang tepat, sebab Allah adalah Roh (Yoh.4:24) sehingga setiap orang yang

datang menyembah hendaknya harus menyembah dalam roh dan kebenaran.

Penerapan karunia-karunia Roh kudus harus diterapkan pada setiap orang

yang telah menerima dan telah dipenuhi oleh Roh kudus. Frasa “dipenuhi dengan

Roh” artinya dalam diri orang tersebut terlihat suatu fenomena atau suatu

perbuatan yang dapat dilihat dan yang dapat dinilai oleh orang lain. Ketika

seseorang yang percaya mendapatkan karunia berbahasa roh hendaknya karunia


72

tersebut harus dipraktikkan dan diterapkan dalam setiap kehidupan doa yang

dimiliki.

Memperoleh karunia untuk berkata-kata dalam bahasa roh merupakan

sebuah sukacita namun bukan hanya sampai pada titik mendapatkan karunia

berbahasa roh saja, tetapi harus diimbangi dengan kasih seperti yang Rasul Paulus

sampaikan pada jemaat di Korintus, dengan begitu antara karunia dan kasih dapat

selaras dalam hidup kita sebagai orang percaya. Karunia bahasa roh dapat terjadi

dalam suatu kebaktian dan oleh semua orang yang dipenuhkan dengan Roh kudus,

pada hari Pentakosta atau dalam ibadah ketika mereka mengalami kepenuhan Roh

maka Tuhan memberikan karunia bahasa roh kepada orang yang mau menerima

karunia ini.

Menurut Frank M. Boyd, bahasa roh adalah kemampuan untuk berbicara

dalam bahasa-bahasa yang tidak diketahui oleh sipembicara. Kemampuan itu

diberikan oleh Roh Allah kepada orang percaya.94 Dengan demikian karunia

berkata-kata dalam bahasa roh sesuatu yang tidak bisa dimengerti oleh pembicara

kecuali kalau orang itu dapat menafsirkan bahasa roh sehingga dapat memahami

maksud mengenai hal yang sedang dibicarakan.

Bahasa roh perlu diterapkan dalam kehidupan kerohanian yang

dilaksanakan oleh anggota gereja baik jemaat maupun gembala serta aktivis gereja

mengenai karunia bahasa roh ialah dengan berdoa dalam bahasa roh serta

mengucapkan bahasa roh yang dimiliki, serta menyembah dalam bahasa roh, hal

94
Frank M. Boyd, Roh Kudus Penolong Ilahi (Malang: Gandum Mas,
1979), 106.
73

ini dilakukan supaya karunia bahasa Roh yang dimiliki bermanfaat bagi

kehidupan kerohanian bagi pemiliknya.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil tinjauan pustaka ialah karunia

bahasa roh merupakan karunia supranatural, sebab dengan berkata-kata

menggunakan bahasa yang tidak dapat diketahui oleh manusia maknanya bahkan

iblis sekalipun tidak dapat memahami apa yang diperkatakan dihadapan Tuhan

dengan menggunakan bahasa roh. Bahasa roh dapat membangun kehidupan

kerohanian menjadi lebih kuat sebab ada kuasa didalamnya. Berbahasa bukan

tentang menjadi rohani, melainkan roh setiap orang percaya dapat bersatu dengan

Roh Allah yang ada dalam diri kita sehingga iman kita menjadi lebih kuat.

Faktor-faktor yang perlu dipahami oleh jemaat berkaitan dengan karunia

berbahasa Roh ialah sebagai berikut: Dalam buku Melepaskan Karunia Roh Di

Zaman Sekarang yang dikarang oleh James W.Goll menyatakan bahwa jemaat

perlu memahami bahwa perlunya memiliki sikap menghormati, mengasihi, dan

melayani sebab penggunaan karunia-karunia Roh bukanlah kompetisi melainkan

kolaborasi, dan harus disertai dengan sikap merendahkan diri . Identitas

kebanggaan tidak boleh terletak pada karunia yang dimiliki, melainkan pada

keadaulatan kuasa Allah.95

Berkata-kata dalam bahasa roh bukan satu-satunya cara berdoa didalam

Roh Kudus, tetapi dengan berbahasa Roh merupakan salah satu cara untuk berdoa

didalam roh dan kebenaran. Berdoa dalam bahasa roh merupakan cara yang

berkuasa untuk mengungkapkan puji-pujian yang penuh kemenangan kepada

95
James. W Goll, Melepaskan Karunia Roh Di Zaman Sekarang (Jakarta:
Nafiri Gabriel, 2016), 70.
74

Tuhan dengan menggunakan kata-kata yang jauh lebih baik daripada kalimat yang

disusun dengan bahasa sehari-hari yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

oranglain.

B. KERANGKA BERPIKIR

Adapun judul penelitian ini ialah “Studi Deskriptif Tentang Karunia

Bahasa Roh Dalam 1 Korintus 14:2 di Gereja Isa Almasih Masiran Boja”. J.

Wesley Brill, berpendapat bahwa karunia-karunia itu bertujuan untuk:

memperlengkapi orang-orang kudus supaya mendirikan tubuh Kristus yaitu

jemaat-Nya, untuk mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang

Anak Allah, untuk mencapai kedewasaan penuh, untuk pertumbuhan sesuai

dengan kepenuhan Kristus.96

Menurut Sugiyono, Kerangka berpikir adalah sebuah pemahanan yang

melandasi pemahaman-pemahaman lainnya, sebuah pemahaman yang paling

mendasar dan menjadi fondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari

keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.97 Kerangka berpikir dalam

penelitian kualitatif terletak pada kasus yang selama ini dilihat atau diamati secara

langsung oleh peneliti.

Dalam hal ini tiap-tiap orang Kristen telah menerima suatu karunia dan

bahwa kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan

bersama. Tujuan dari penelitian ini dilaksanakan ialah untuk mengetahui

96
J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus Pertama, ( Bandung: Yayasan
Kalam Hidup, 1996), 244.
97
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantin, Kualitatif Dan R & D (Jakarta:
Alfabeta, 2011), 60.
75

bagaimana pemahaman jemaat tentang karunia bahasa roh dalam 1 Korintus 14:2

di Gereja Isa Almasih Masiran Boja ?

Peneliti mengamati dalam setiap kegiatan ibadah yang dilaksanakan di

Gereja Isa Almasih Masiran Boja terdapat indikasi pemahaman jemaat tentang

karunia bahasa Roh dalam 1 Korintus.14:2 belum dipahami secara lengkap oleh

jemaat di Gereja Isa Almasih Masiran Boja, hal ini dibuktikan dengan informasi

yang didapat secara langsung oleh jemaat serta hasil pengamatan secara langsung

oleh peneliti.

Perlunya pemahaman teologis yang baik dan sesuai dengan prosedur

penafsiran mengenai karunia berkata-kata dalam bahasa Roh yang terdapat

dalam 1 Korintus 14:2. Nats tersebut juga menjadi ayat mendasar yang peneliti

gunakan sebagai ayat pokok. Sangat perlu pemahaman yang harus sesuai

dengan survei Kitab 1 Korintus yang meliputi analisa historis, konteks sastra,

dan studi eksegesis, serta pendapat dari para teolog.

Konsep pemahaman teologis mengenai berkata-kata dalam bahasa

Roh harus dirindukan oleh setiap anggota gereja, karunia bahasa roh berguna

untuk memberi pernyataan kuasa Allah, karunia bahasa roh mempertahankan

identitas kekristenan, karunia bahasa roh menunjukkan identitas gereja sinode

Gereja Isa Almasih. Karunia bahasa roh membawa anggota gereja kepada

keintiman dengan Roh Kudus, bahasa roh mengantarkan kepada kehidupan

kerohanian yang bertumbuh, sebab segala karunia yang diperoleh hendaknya

untuk mempermuliakan Nama Tuhan baik dalam hal pelayanan yang

dilakukan maupun dalam kehidupan kerohanian setiap warga anggota gereja.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Tempat dan waktu penelitian bermanfaat untuk membatasi daerah dan

waktu dari variabel penelitian. Berikut ini peneliti akan menjelaskan tempat

penelitian dan waktu dilaksanakannya penelitian, yaitu:

1. Tempat Penelitian

Peneliti melakukan fokus penelitian di Gereja Isa Almasih Masiran Boja,

yang beralamat di Dsn. Masiran, Rt.02, Rw. 07, Kaligading, Boja, Kendal, Jawa

Tengah 51381. Gereja ini digembalakan oleh Pdt. Yeremia Tri Handoko, S.Th.

2. Waktu Penelitian

Peneliti membuat desain rancangan penelitian dalam melakukan proses

penelitian kualitatif deskriptif ini. Rancangan pada dasarnya merencanakan suatu

kegiatan sebelum dilaksanakan. Rancangan penelitian merupakan penggambaran

mengenai keseluruhan aktivitas peneliti selama melakukan penelitian, mulai dari

persiapan sampai dengan penyelesaian penelitian.98 Kegiatan merencanakan ini

mencakup komponen-komponen penelitian yang diperlukan.

Rancangan yang dipakai dalam suatu penelitian untuk menyelesaikan

masalah penelitian, memerlukan data yang akan dianalisis dan ditafsirkan untuk

98
Sudarwan Danim, Riset Keperawatan Sejarah & Metodologi (Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran, 2002), 117.

76
77

mengetahui kebenarannya. Peneliti dalam hal ini akan mengambil keputusan

mengenai populasi yang akan dimintai keterangan mengenai penjelasan masalah.

Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek,

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.99

Rancangan penelitian dalam penelitian ini sebagai usaha merencanakan

dan menentukan segala kemungkinan dan perlengkapan yang diperlukan dalam

suatu penelitian kualitatif yang terdiri dari tahap pra lapangan, tahap pekerjaan

lapangan dan tahap analisis data. Adapun rancangan penelitian kualitatif deskriptif

oleh Peneliti adalah sebagai berikut:

Waktu
Jenis Agt- Sep- Okt Nov- Jan- Mar- Mei Juni
No
Kegiatan 2021 Des Feb Apr 2022 2020
2021 2021 2022 2022
2022
Pengajuan
1 Judul Skripsi
ke Kaprodi
Judul Skripsi
2 di setujui oleh
P3M
Proses
3 pembuatan
proposal
Pelaksanaan
4
ujian proposal
Menyerahkan
4 Proposal (Bab
I)

99
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantin, Kualitatif Dan R & D (Jakarta:
Alfabeta, 2011).
78

BAAK

Penulisan Bab
5
1
Penulisan Bab
6
II
Penulisan Bab
7
III

8 Wawancara

Penulisan Bab
9
IV
Pengolahan
10
data

11 Bab V

12 Ujian Skripsi

Perbaikan dan
13.
Pengumpulan
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

B. METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, peneliti membahas mengenai prosedur yang berkenaan

dengan metode penelitian, populasi penelitian, instrument penelitian, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data. Hariwijaya menyatakan bahwa,

metode penelitian sangat penting dalam menilai kualitas hasil penelitian dan

keabsahan suatu penelitian ditentukan oleh metode penelitian.100

Peneliti menelusuri secara mendalam dan tidak hanya terbatas pada

pandangan dari permukaan saja. Seperti fenomena gunung es dimana yang

100
Hariwijaya, Pedoman Penulisan Skripsi dan Tesis (Yogyakarta: Oryza,
2011), 51.
79

nampak dipermukaan hanya bagaian kecil, yang tidak terlihat oleh mata pada

bagaian bawahnya justru sangat besar dan kuat.101 Oleh sebab itu tujuan yang

ingin dicapai oleh peneliti dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk

memberikan gambaran atau mendeskripsikan bagaimana pemahaman jemaat

tentang karunia bahasa roh dalam 1 Korintus 14:2 di Gereja Isa Almasih Masiran

Boja.

Metode deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang

berdasarkan mutu atau kualitas objek kajian atau objek yang diteliti, bukan

berdasarkan jumlah kajiannya. Studi deskriptif adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang

(masalah aktual), tanpa memberikan perlakuan khusus atau intervensi faktor

lain.102

Menurut Whitney, studi deskriptif merupakan pencairan fakta dengan

interpretasi yang tepat. Sedangkan Donald Ary menjelaskan bahwa, studi

deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang

status gejala saat penelitian dilakukan. Jadi pada kesimpulannya penelitian

deskriptif kualitatif merupakan jenis penelitian yang berusaha mengungkap fakta

suatu kejadian, fakta suatu objek tertentu, dan sebagainya.

101
Andy Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif
Rancangan Penelitian (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 203.
102
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kencana, 2012), 35.
80

C. POPULASI PENELITIAN

Rancangan penelitian yang telah disusun oleh peneliti memerlukan data

yang akan dianalisis dan ditafsirkan untuk mengetahui kebenarannya. Ghony dan

Almanshur mengatakan bahwa istilah populasi tidak relevan disebut dalam

penelitian kualitatif.103 Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi

tetapi oleh Spradley dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas

tiga elemen, yaitu: tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis.104

Penelitian ini memiliki situasi sosial berupa tempat, yaitu Gereja Isa

Almasih Boja, sedangkan pelaku dalam situasi sosial ini adalah jemaat Gereja Isa

Almasih Masiran Boja yang meliputi pelayanan mimbar dan jemaat, berjumlah

45-50 orang, dan peneliti hanya menggunakan 15 orang sebagai responden dalam

penelitian ini.

Peneliti memerlukan proses sampling, yaitu teknik pengambilan sampel.

Lincoln dan Guba meyampaikan:

“Naturalistic sampling is, then, very different from conventional sampling.


It is based on informational, not statistical, considerations. Its purpose is to
maximize information, not facilitate generalization. Its procedures are
strikingly different, too, and depend on the particular ebb and flow of
information as the study is carried out rather than on a priori
considerations. Finally, the criterion invoked to determine when to stop
sampling is infomational redundancy, not a statistical confidence level.”105

103
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian
Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 89.
104
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2005), 49.
105
Yovana S. Lincoln, Naturalistic Inquiry (London: Sage Publications,
1984), 202.
81

“terjemahan: Teknik pengambilan sampel naturalistik sangat berbeda

dengan teknik pengambilan sampel konvensional. Hal ini didasarkan pada

pertimbangan informasi, bukan statistik. Tujuannya untuk memaksimalkan

informasi, bukan untuk digeneralisasikan. Prosedurnya juga sangat berbeda, dan

bergantung pada arus informasi tertentu karena penelitian dilakukan berdasarkan

pertimbangan apriori. Akhirnya, kriteria yang didapat untuk menentukan kapan

harus berhenti mengambil sampel adalah redundansi infomasional, bukan tingkat

kepercayaan statistik.”

Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa dalam penelitian kualitatif

(naturalistic), spesifikasi sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya. Penentuan

sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki

lapangan dan selama penelitian berlangsung (emergent sampling design),

sehingga berapa besarnya sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya.106 Orang

tertentu itu dalam penelitian kualitatif yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria

tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Prastowo dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif

menyampaikan ada dua cara yang bisa dipakai dalam menemukan informan:

“Dua jalan tersebut meliputi (a) melalui keterangan orang yang berwenang;
(b) melalui wawancara pendahuluan. 1. Melalui keterangan orang yang
berwenang. Cara pertama ini bisa dilakukan dengan formal (pemerintah)
maupun secara informal (pemimpin masyarakat seperti tokoh masyarakat,
pemimpin adat, dan lain sebagainya). Perlu dijajaki pula jangan sampai
terjadi informan yang disodorkan itu berperan ganda, contohnya sebagai
pegawai lurah dan sebagai informan pembantu peneliti, yang mungkin juga
ditugaskan memata-matai peneliti.2. Melalui wawancara pendahuluan.

106
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
(Bandung: Alfabeta, 2018), 54–55.
82

Dalam wawancara ini, peneliti menilai berdasarkan persyaratan yang telah


disinggung dibagian depan.”107

Peneliti memakai teknik pengambilan sampel purposive sampling, yaitu

teknik pengambilan sampel terhadap situasi sosial yang dipilih berdasarkan tujuan

tertentu. Nasution dalam bukunya Prastowo mengungkapkan bahwa metode

kualitatif tidak menggunakan random sampling atau acak dan tidak menggunakan

sampel yang banyak. Sampel dipilih berdasarkan tujuan (purpose) penelitian.108

Ghony dan Almanshur mengatakan bahwa penentuan sampel penelitian

tidak secara random karena dianggap tidak penting, oleh karena itu sampel

ditentukan secara purposif (sengaja) sehingga sampel penelitian tidak perlu

mewakili populasi.109 Peneliti berhak untuk memilih informan yang bersifat non

random sesuai dengan metode pengambilan sampel penelitian kualitatif.110

Gunawan juga mengatakan bahwa yang menjadi salah satu ciri penelitian

kualitatif adalah pengambilan sampel secara purposive.111 Tidaklah tepat

menggunakan teknik random sampling dalam penelitian ini, sebab karakteristik

penelitian kualitatif yaitu peneliti adalah key instrument. Peneliti juga mamberikan

107
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), 197.
108
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif, 44.
109
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian
Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 89.
110
Eko Budiarto, Metodologi Penelitian Kedokteran (Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2004), 216.
111
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 96.
83

informan dalam penelitian ini benar-benar informan yang dipilih secara obyektif

serta memenuhi syarat pemilihan informan dalam penelitian kualitatif.

Peneliti mengambil langkah pemilihan informan dengan kriteria sudah

dibaptis, aktif dalam kegiatan ibadah, aktif menghadiri ibadah sepuluh hari

pencurahan Roh Kudus di gereja, berbahasa roh pada saat ibadah sepuluh hari

pencurahan Roh Kudus, serta mengikuti kegiatan pendalaman Alkitab, dan

peneliti menetapkan jumlah responden sebanyak 15 orang. Sebab salah satu

karakteristik atau ciri penelitian kualitatif, yaitu jumlah sampel yang kecil dan

bukan populasinya, karena penelitian kualitatif tertarik akan eksplorasi mendalam

guna menghasilkan penjelasan yang kaya, terperinci dan menyeluruh.112

Penelitian kualitatif ini akan berakhir setelah tidak ada data yang

dianggap baru (jenuh), sehingga kemungkinan jangka penelitian berlangsung

dalam waktu yang pendek bila telah ditemukan sesuatu dan datanya telah jenuh.113

Susan Stainback, dalam bukunya Sugiyono menyampaikan bahwa tidak ada cara

mudah untuk menentukan berapa lama penelitian kualitatif dilaksanakan.

Kecepatan penyelesaian penelitian tergantung pada sumber data, ketertarikan,

cakupan penelitian serta bagaimana Peneliti mengatur waktu.114

112
Christine Daymon dan Immy Holloway, Qualitative Research
Methods in Public Relations and Marketing Communications (London: Rotledge,
2010), 8. (Indonesia ed: Cahya Wiratama).
113
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Prespektif
Ramcamgan Penelitian (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 48.
114
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
(Bandung: Alfabeta, 2012), 24.
84

Keuntungan bagi Peneliti dalam penelitian ini apabila informan benar-

benar menguasai obyek penelitian (pemahaman kognitif), sehingga penelitian

cepat selesai.115 Berdasarkan keterangan tersebut, maka ada keterkaitan antara

sumber data (informan) dengan jangka waktu penelitian, yaitu semakin baik

kualitas informasi yang disampaikan informan, maka semakin dalam data yang

dihasilkan sehingga berpengaruh pada penyelesaian waktu penelitian.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam suatu penelitian. Soekidjo memberikan penjelasan bahwa instrumen

penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.

Instrumen penelitian tersebut dapat berupa kuesioner, formulir observasi,

formulir-formulir lainnya yang berkaitan dengan pencatatan data dan

sebagainya.116

Dalam melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen

utama dalam penelitian, dengan dibantu oleh instrumen lainnya yaitu buku

catatan, tape recorder, maupun kamera.117 Penelitian kualitatif sebagai instrumen

utama, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber

data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Sugiyono

115
Ibid, 57.
116
Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), 85.
117
Andy Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif
Rancangan Penelitian, 43.
85

menyampaikan bahwa peneliti sebagai instrumen penelitian juga harus

“divalidasi”, untuk mengetahui sejauh mana peneliti kualitatif siap melakukan

penelitian. Dengan penguasaan teori serta kesiapan memasuki lapangan.118

1. Definisi Konseptual

Supaya analisis hasil penelitian dapat dilakukan dengan baik dan

kesimpulan yang ditarik tepat, diperlukan sebuah konsep untuk menganalisa

makna agar dapat jelas dan konsisten. Untuk itu diperlukan definisi konseptual.

Defenisi Konseptual merupakan dasar yang digunakan oleh peneliti dalam

menyusun instrument pengumpulan data agar tidak kehilangan arah penelitian.

Definisi Konseptual adalah definisi dalam konsepsi peneliti mengenai sebuah

variabel yang berada dalam pikiran peneliti berdasarkan pemahamannya terhadap

teori variabel tertentu.119

Adapun hal yang berkaitan dengan definisi konseptual variabel

pemahaman jemaat mengenai karunia berkata-kata dalam bahasa roh didefinisi

konseptualkan sebagai berikut: Ajaran Paulus tentang karunia berkata-kata dalam

bahasa roh dalam 1 Korintus 14:2.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan dari variabel yang digunakan

dalam penelitian terhadap indikator-indikator yang membentuknya. Definisi

118
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2013),
60.
119
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 128-129.
86

operasional dari pemahaman karunia bahasa roh ialah jemaat dapat memahami

secara lengkap mengenai karunia bahasa roh dalam 1 Korintus 14:2, serta dapat

mengaplikasikan dengan benar dalam kehidupan kerohanian pada setiap jemaat,

bukan hanya sampai pada memahami dan mengaplikasikan karunia bahasa roh,

namun diharapkan jemaat dapat juga mengajarkan kepada orang lain sehingga

nama Tuhan dipermuliakan.

Dalam penelitian ini peneliti akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang berlandaskan teori yang telah diteliti di Bab II sebelumnya guna kepentingan

pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian ini berisikan pertanyaan-

pertanyaan yang berusaha mendeskripsikan mengenai pemahaman jemaat di

Gereja Isa Almasih Masiran Boja. Beberapa pertanyaan sebagai pedoman dalam

wawancara di antaranya sebagai berikut :

Variabel Indikator Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4

Karunia Pemahaman Apakah anda Apakah anda Apakah anda Apakah bahasa
bahasa mengenai sudah pernah sudah pernah sudah roh termasuk
roh dalam karunia membaca 1 mengalami memahami dalam sebuah
1Kor.14:2 bahasa roh Kor.14:2 ? berkata-kata makna karunia bahasa
. dalam bahasa bahasa roh ? komunikasi ?
roh ?

Dalam Menurut Apakah anda Apakah anda


berbahasa pendapat anda, percaya bahwa sepakat bahwa
roh, orang apakah bahasa bahasa roh bahasa roh
percaya tidak roh perlu merupakan merupakan
berkata-kata digunakan bahasa rahasia bahasa yang
kepada secara terus antara orang sulit untuk
manusia menerus pada percaya dimengerti
melainkan saat berdoa dengan Tuhan maknanya ?
kepada Allah, menyembah ?
Apakah anda Tuhan?
87

mempercayai
hal ini
Penting nya Pada saat Bahasa roh Apakah anda Apakah anda
karunia anda sedang memunculkan pernah pernah
bahasa roh berdoa dalam perasaan mengalami merasakan
dalam bahasa roh, bahwa Tuhan bahwa dengan bahwa disaat
kehidupan apakah anda terasa lebih berbahasa roh anda berbahasa
kerohanian mengalami dekat, apakah menimbulkan roh , anda
suatu anda perasaan menjadi yakin
kelegaan ? mengalami hal bahwa Tuhan bahwa mujizat
yang demikian mengerti setiap pasti terjadi ?
? hal yang anda
sedang alami ?
Apakah anda
memahami
bahwa
karunia
bahasa roh
bermanfaat
untuk
melayani
dalam suatu
pelayanan ?

Respon Apakah anda Apakah pada Apakah anda Apakah anda


terhadap berbahasa roh saat ibadah berbahasa roh pernah
karunia karena ada anda berbahasa dengan merasakan
bahasa roh. suatu roh karena menunggu bahwa disaat
kerinduan ? mendapat orang lain anda berbahasa
ajakan, untuk memulai roh , anda
dorongan dari terlebih dahulu menjadi yakin
WL , ? bahwa mujizat
pemimpin pasti terjadi ?
gereja ?
Dampak Apakah Menurut anda Apakah dengan anda berbahasa
bahasa roh berdoa apakah dengan roh dapat memberikan jawaban
bagi dengan berbahasa roh atas persoalan yang sedang anda
kehidupan bahasa roh dapat alami ?
kerohanian. terasa lebih memenangkan
mantap peperangan
digunakan rohani
karena ada sehingga iblis
kuasa
88

supranatural dikalahkan ?
daripada
menggunakan
bahasa
Indonesia ?
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk

mengumpulkan informasi atau fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian

karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data.120 Tanpa mengetahui

teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan.

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dari sumber primer dan

sekunder. Selanjutnya peneliti melakukan pengolahan dan analisis data yang

terdiri dari reduksi data, yaitu data yang diperoleh peneliti ditulis dalam bentuk

laporan atau data yang terperinci. Pembahasan teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

I. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pengumpulan data dengan

melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan obyek penelitian

yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga kondisi obyek penelitian didapat

120
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia,
2002), 121.
89

secara jelas.121 Observasi dalam penelitian ini adalah observasi pastisipasi aktif

(active pasticipation) yang termasuk pada kategori observasi pastisipasif.

Peneliti secara langsung mengamati, dan ikut terlibat dalam setiap

kegiatan yang dilaksanakan di Gereja Isa Almasih Masiran Boja selama peneliti

berstatus sebagai siswa di Sekolah Menengah Teologi Kristen. Selain itu peneliti

juga telah malakukan wawancara awal dengan beberapa aktifis gereja guna untuk

mengkonfirmasi kebenaran yang diamati oleh peneliti.

II. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan

mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan

dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak

langsung.122 Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau informan

sebanyak mungkin dan sejelas mungkin kepada subyek penelitian, selain dari pada

itu wawancara juga merupakan bentuk pengumpulan data yang paling sering

digunakan dalam penelitian kualitatif.

Denzin dan Lincoln berpendapat bahwa wawancara merupakan suatu

percakapan, seni Tanya-jawab dan mendengarkan. Wawancara akan

menghasilkan pemahaman yang terbentuk oleh situasi berdasarkan peristiwa-

121
Eni Rombe, Belajar Statistika Dengan Mudah (Semarang: KAO Press,
2016), 37.
122
Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan Konseling di
Sekolah (Bandung: Rineka Cipta, 2008), 50.
90

peristiwa interaksional yang khusus.123 Melalui pendapat di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa kegiatan wawancara merupakan suatu kegiatan tanya-jawab

yang dilakukan oleh peneliti kepada obyek yang diteliti mengenai masalah yang

diteliti dengan tujuan untuk memperoleh data penelitian yang akurat.

Wawancara (interview) dalam penelitian merupakan wawancara

terstruktur (structured interview) yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah

disiapkan sebelumnya. Melalui wawancara terstruktur ini, maka setiap informan

diberi pertanyaan yang sama. Adapun kegiatan wawancara yang akan dilakukan

oleh Peneliti menggunakan alat perekam untuk mengingat secara detail dan jelas

hasil dari wawancara.

Jadi, melalui wawancara terstruktur yang dilakukan ini, peneliti

berinisiatif untuk memberikan yang sama yang telah disiapkan sebelumnya secara

sistematis kepada informan. Kegiatan wawancara yang akan dilakukan oleh

peneliti menggunakan alat perekam dengan para aktivis dan juga jemaat sinode

Gereja Isa Almasih Masiran Boja.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data adalah suatu proses analisis yang dilakukan secara

sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

123
Densin dan Lincoln, Hand Book of Gualitative Research Sage
Publication Ed Thousan Oaks (London, 1994), 353.
91

Teknik analisis data merupakan kegiatan analisis-analisis dalam

penelitian yang dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

instrumen penelitian, yang terdiri dari catatan, rekaman, dokumen, tes dan lain

sebagainya. Menganalisa data berarti menetapkan tahap-tahap, langkah-langkah

kegiatan terhadap data yang sedang dan sudah dikumpulkan dengan tujuan untuk

menarik kesimpulan.124

Proses teknik analisis data yang akan digunakan oleh peneliti adalah

model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman mengemukakan ada tiga

tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penulisan yang bersifat

kualitatif yaitu penyajian data, peringkasan data, dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi.125 Adapun penjabarannya sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Nasution berpendapat bahwa reduksi data adalah merangkum, memilih

hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema polanya,

sehingga data lebih mudah untuk dikendalikan.126 Senada dengan pendapat

Sugiyono yang menyatakan bahwa: Reduksi data adalah merangkum data,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, mencari tema,

polanya dan membuang yang tidak perlu. Dalam reduksi data, Peneliti akan

124
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007), 49.
125
Andreas B. Subagyo, Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif
(Bandung: Kalam Hidup, 2004), 259.
126
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitiatif (Bandung:
Tarsito, 1988), 129.
92

dipandu oleh tujuan yang akan dicapai, tujuan utama dalam penelitian kualitatif

adalah pada temuan.

Pada tahap ini peneliti akan dimudahkan dalam menemukan hasil

penelitian dan merangkum data sesuai dengan judul penelitian yaitu Studi

Deskriptif Pemahaman Jemaat Tentang Karunia Bahasa Roh Dalam 1 Korintus

14:2 di Gereja Isa Almasih Masiran Boja.

2. Temuan Data

Sugiyono berpendapat bahwa penyajian data adalah langkah selanjutnya

setelah reduksi data dalam bentuk uraian yang lebih singkat dari pengelompokan

data yang telah dilakukan pada tindakan reduksi data. (Penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk yang singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan

dengan teks yang bersifat naratif).127 Pada bagian penyajian ini, peneliti akan

menyajikan data tersebut dalam bentuk bagan serta uraian teks yang bersifat

naratif.

3. Verifikasi Data ( Kesimpulan )

Miles dan Huberman menyatakan bahwa proses penarikan kesimpulan

atau verifikasi. Reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan

merupakan segitiga yang saling berhubungan.128 Pada bagian ini Peneliti akan

membuat kesimpulan atas data-data yang diperoleh dari tempat penelitian.

127
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005),
99.
128
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Penelitian Gabungan (Jakarta: Kencana, 2017), 409
93

Kesimpulan ini digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang

merupakan kesimpulan awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten.

Kesimpulan dalam bagian ini merupakan jawaban terhadap rumusan

masalah penelitian. Reduksi data yang dilakukan peneliti pada hakikinya sudah

menarik kesimpulan, dan penarikan kesimpulan selalu bersumber dari reduksi dan

penyajian data. Kesimpulan akhir dari penelitian ini bisa berupa deskripsi atau

gambaran mengenai suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas, menjadi lebih

jelas.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bagian ini, peneliti memandang perlu untuk menampilkan

deskripsi data dan hasil data wawancara yang akan dipaparkan sebagai berikut:

A. DESKRIPSI DATA

Pada bagian ini data yang diperoleh melalui responden dicatat

sebagaimana adanya sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Data yang

diperoleh akan dijelaskan dalam bagian ini, antara lain sebagai berikut:

1. Pemahaman mengenai karunia bahasa roh

a. Apakah anda sudah pernah membaca 1 Kor.14:2 ?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa semua respoden menyatakan sudah

pernah membaca 1 Kor.14:2, namun beberapa diantaranya menyatakan bahwa

tidak menghafal isi ayat terbut.

b. Apakah Anda sudah memahami karunia bahasa roh ?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa empat belas responden menyatakan

sudah memahami pengertian karunia Roh Kudus, hal ini terlihat dari pernyataan

responden yang menyatakan bahwa mendapat pemahaman mengenai karunia

bahasa roh dari membaca Alkitab, memahami karena mengikuti kegiatan ibadah

sepuluh hari pencurahan Roh Kudus di gereja. Selanjutnya satu responden

94
95

menyatakan belum memahami namun memiliki kerinduan untuk memahami

pengertian karunia Roh Kudus.

c. Apakah Anda pernah mengalami berkata-kata dalam bahasa roh ?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa sembilan responden menyatakan

sudah menerima karunia berkata-kata dalam bahasa roh. Selanjutnya tiga

responden menyatakan belum mengalami menerima karunia berkata-kata dalam

bahasa roh. Satu responden menyatakan mengalami menerima namun jarang

digunakan dikarenakan tidak mengetahui makna yang diucapkan sehingga

memilih untuk tidak mengucapkan bahasa roh.

Lebih lanjut dua responden menyatakan sudah pernah mengalami bahasa

roh namun tidak mau menggunakan dengan alasan terkesan direkayasa, bahasa

roh merupakan bahasa pribadi sehingga tidak digunakan di gereja, selain itu

menganggap bahwa bahasa roh adalah ketika roh bertemu dengan Roh . Ketika

peneliti menelusuri lebih lagi makna roh bertemu dengan Roh didapatkan

informasi bahwa terdapat campuran pemahaman yang dimiliki jemaat dengan

sinkretisme, sebab roh bertemu dengan Roh yang dimaksud mengarah kepada

ilmu rogosukmo.

d. Apakah Apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah bahasa komunikasi ?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responde, didapatkan informasi bahwa semua responden menyatakan bahwa

bahasa roh merupakan bahasa komunikasi antara Allah dan orang percaya.
96

e. Apakah Anda mempercayai bahwa dalam berbahasa roh, orang percaya tidak

berkata-kata kepada manusia melainkan kepada Allah?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa empat belas responden menyatakan

bahwa meyakini ketika orang percaya berbahasa roh tidak berkata-kata kepada

manusia melainkan kepada Allah, hal ini terlihat dari pernyataan responden yang

menyatakan telah tertulis di Alkitab, menganggap bahwa bahasa roh adalah

bahasa yang khusus. Selanjutnya satu responden meyakini bahwa bahasa roh itu

ada dua bentuk yang pertama adalah bahasa roh yang diperkatakan dan banyak

orang yang menggunakan. Anggapan kedua yaitu bahasa roh adalah hubungan

pribadi dengan Tuhan melalui roh bertemu dengan Roh.

f. Apakah menurut Anda bahasa roh perlu digunakan secara terus menerus pada

saat berdoa menyembah Tuhan?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa enam responden menyatakan perlu

menggunakan karunia bahasa roh secara terus menerus pada saat berdoa

dikarenakan dapat mempererat hubungan pribadi dengan Tuhan serta karunia

bahasa roh merupakan pemberian dari Tuhan sehingga harus dimaksimalkan

penggunaannya.

Selanjutnya lima responden menyatakan tidak perlu dikarenakan sulit

untuk memahami makna ucapan dari bahasa roh yang diperkatakan, bahasa roh

bermanfaat untuk menyampaikan hal pribadi sehingga tidak perlu diucapkan di

gereja, tidak perlu digunakan secara terus menerus paada saat menyembah sebab
97

bisa menyembah menggunakan bahasa Indonesia. Lebih lanjut empat responden

menyatakan bahwa bahasa roh digunakan berdasarkan keinginan maisng-masing

pribadi.

g. Apakah anda sepakat bahwa bahasa roh merupakan bahasa yang sulit untuk

dimengerti maknanya ?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima belas

responden, didapatkan informasi bahwa tiga belas respoden menyatakan bahwa

bahasa roh merupakan bahasa yang sulit untuk dipahami oleh orang yang

mendengar, dan dua responden menyatakan bahwa bahasa roh bukan bahasa yang

sulit diketahui makna nya sebab kosakata yang diucapkan hampir sama sehingga

makna nya tentu akan sama.

2. Pentingnya karunia bahasa roh dalam kehidupan kerohanian

a. Apakah Anda mengalami suatu kelegaan pada saat sedang berdoa dalam

bahasa roh ?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa sebelas responden menyatakan

perasaan lega ketika berdoa dalam bahasa roh, hal ini terlihat ekspresi yang

mereka tunjukkan seperti menangis, merasakan adanya getaran dari dalam diri

yang sulit untuk dihentikan. Selanjutnya dua responden menyatakan masih kurang

merasakan karena sulit membedakan kelegaan yang dirasakan itu dari Tuhan atau

dari diri sendiri. Lebih lanjut dua responden lainnya merasakan terdapat perasaan

takut dan menganggap bahasa roh sulit dikendalikan.


98

b. Apakah Anda mengalami bahasa roh memunculkan perasaan bahwa Tuhan

terasa lebih dekat ?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa sepuluh responden menyatakan

pada saat berbahasa roh Tuhan terasa lebih dekat, hal ini ditandai dengan

responden merasakan perasaan tidak ada jarak dengan Tuhan, merasakan sukacita,

terjadi suatu perubahan pemahaman yang dahulu menganggap bahasa roh hanya

sebatas rutinitas, namun saat ini sudah memahami pentingnya bahasa roh.

Selanjutnya dua responden menyatakan belum merasakan Tuhan itu

dekat ketika berbahasa roh dengan alasan masih banyak ditemukan orang yang

telah menerima bahasa roh, namun memiliki kehidupan yang tidak mengenal

Tuhan dalam hidupnya. Lebih lanjut tiga responden menyatakan bahwa Tuhan

hanya sejauh doa bukan dari bahasa roh yang diucapkan.

c. Apakah secara pribadi pernah mengalami bahwa dengan berbahasa roh

menimbulkan perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang Anda sedang

sedang alami?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa sepuluh responden mengalami

timbulnya perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang mereka alami, hal ini

terlihat dari pernyataan responden yang menyatakan Tuhan itu Mahatahu, Tuhan

memengang kendali atasnya, menganggap bahwa melalui bahasa roh mereka

dapat mencurahkan isi hati kepada Tuhan. Selanjutnya lima responden


99

menyatakan pendapat bahwa tanpa berbahasa roh Tuhan itu Mahatahu akan segala

keadaan yang dialami.

d. Apakah anda pernah merasakan bahwa disaat anda berbahasa roh, menjadi

yakin bahwa mujizat pasti terjadi?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi sembilan responden menyatakan

merasakan bahwa disaat berbahasa roh pasti mujizat dinyatakan sebab ada kuasa

didalam berbahasa roh. Selanjutnya satu responden menyatakan belum mengalami

pengalaman berbahasa roh hingga mendatangkan mujizat. Lebih lanjut lima

responden menyatakan bahwa bahasa roh belum tentu mendatangkan mujizat

sebab semua tergantung kesungguhan dalam berdoa.

3. Respon terhadap karunia bahasa roh

a. Apakah anda berbahasa roh karena adanya suatu kerinduan?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi tujuh responden menyatakan karena

kerinduan. Dua responden menyatakan memiliki kerinduan namun belum

mendapatkan karunia berbahasa roh. Selanjutnya tiga responden menyatakan

bukan dari kerinduan melainkan adanya dorongan dari pemimpin pujian. Lebih

lanjut dua responden lainnya menyatakan bahasa roh merupakan pemberian jadi

harus dioptimalkan penggunaannya. Kemudian satu responden menyatakan bahwa

adanya reaksi spontanitas yang terjadi sehingga dengan sendirinya berbahasa roh.

b. Apakah pada saat ibadah Anda berbahasa roh karena mendapat ajakan,

dorongan dari pemimpin pujian?


100

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi enam responden menyatakan berbahasa roh

disebabkan karena dorongan hati sehingga jika pada saat tidak ada dorongan hati

lebih memilih untuk menyembah menggunakan bahasa Indonesia. Satu responden

menyatakan berbahasa roh karena memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan.

Selanjutnya dua responden menyatakan belum mengalami berbahasa

roh. Lebih lanjut tiga responden menyatakan tidak menggunakan bahasa roh

digereja dikarenakan bahasa roh merupakan bahasa yang pribadi dengan Tuhan

sehingga memilih untuk menggunakan bahasa roh pada saat berdoa di rumah.

Serta tiga responden menyatakan bahwa adanya dorongan dari pemimpin pujian

pada saat berbahasa roh.

c. Apakah Anda berbahasa roh dengan menunggu orang lain untuk memulai

terlebih dahulu ?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa sepuluh responden menyatakan

bahwa berbahasa roh merupakan hubungan pribadi dengan Tuhan dan tidak ada

kaitannya dengan oranglain. Selanjutnya dua responden menyatakan belum

mendapatkan karunia berbahasa roh, Lebih lanjut tiga responden menyatakan

memerlukan arahan dari pemimpin pujian untuk memulai bahasa roh terlebih

dahulu.

4. Dampak bahasa roh bagi kehidupan kerohanian

a. Apakah berdoa dengan bahasa roh terasa lebih mantap digunakan karena ada

kuasa supranatural daripada menggunakan bahasa Indonesia ?


101

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa terdapat tujuh responden

menyatakan lebih cenderung menggunakan bahasa roh daripada menggunakan

bahasa Indonesia, satu responden menyatakan kerinduannya untuk berdoa dalam

bahasa roh, namun belum dikaruniai. Selanjutnya lima responden menyatakan

bahwa lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia dikarenakan bahasa roh

sulit dimengerti oleh orang lain. Lebih lanjut dua responden menyatakan bahwa

bahasa roh dan bahasa Indonesia kedudukannya ialah sama penting sehingga

harus seimbang penggunaannya.

b. Menurut Anda apakah dengan berbahasa roh dapat memenangkan peperangan

rohani sehingga iblis dikalahkan ?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa dua belas responden menyatakan

bahasa roh dapat memenangkan peperangan rohani. Selanjutnya tiga responden

menyatakan belum tentu hanya dengan bahasa roh dapat memenangkan

peperangan rohani sebab bahasa Indonesia juga memiliki kuasa apabila dikatakan

dengan iman.

c. Apakah dengan berbahasa roh dapat memberikan jawaban atas persoalan yang

sedang Anda alami ?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa empat responden menyatakan

belum tentu berbahasa roh memberikan jawaban sebab yang memberikan jawaban

itu hikmat yang berasal dari Tuhan, bahasa roh merupakan hubungan pribadi yang
102

baik dengan Tuhan. Selanjutnya empat responden menyatakan bukan dari bahasa

roh jawaban doa, sebab bahasa roh merupakan bahasa komunikasi antara orang

percaya dan Allah, jawaban atas persoalan juga bisa diperoleh melalui kuasa doa.

Lebih lanjut satu responden menyatakan binggung sebab Tuhan

kadangkala menggunakan cara unik untuk memberi jalan keluar bagi

permasalahan yang sedang dialami tanpa harus menggunakan bahasa roh.

Kemudian enam responden menyatakan bahasa roh dapat memberikan jawaban

atas persoalan hidup sebab didalam berkata-kata menggunakan bahasa roh

seseorang percaya mengucapkan sesuatu yang pribadi dihadapan Tuhan dengan

tidak ada yang dapat mengetahui makna dari yang diungkapkan bahkan iblis

sekalipun tidak mengetahui makna yang diucapkan .

5. Karunia Roh Kudus dalam diri orang percaya

a. Apakah Anda memahami mengenai karunia Roh Kudus dalam diri orang

percaya ?
103

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa tiga belas responden menyatakan

sudah memahami karunia Roh Kudus dalam diri orang percaya hal ini terlihat dari

pernyataan responden yang menyatakan bahwa karunia Roh Kudus ada kaitannya

dengan orang percaya, berfungsi untuk memperlengkapi orang percaya dalam

melaksanakan pekerjaan Allah dibumi, karunia Roh Kudus itu penting bagi orang

percaya. Selanjutnya dua responden lainnya menyatakan bahwa belum memahami

dengan alasan hanya orang yang benar-benar dekat dengan Tuhan yang

memperoleh karunia Roh Kudus dan tidak sembarangan orang memiliki karunia-

karunia
104

Bagaimana pandangan Anda mengenai adanya bermacam-macam karunia Roh

Kudus yang diberikan kepada setiap orang percaya kepada-Nya ?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa pandangan mengenai adanya

bermacam-macam karunia Roh Kudus sangat bervariasi antara lain: karunia Roh

Kudus untuk memperlengkapi pelayanan, karunia Roh Kudus sudah tertulis di

Alkitab, karunia Roh Kudus yang bermacam-macam berfungsi untuk

memperlengkapi satu dengan yang lain, karunia Roh Kudus untuk

mempermuliakan Tuhan, karunia Roh Kudus bermacam-macam dan memiliki

fungsi masing – masing.

b. Apakah Anda memahami bahwa setiap orang percaya berhak menerima

karunia Roh Kudus ?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi bahwa tiga belas responden menyatakan

setiap orang percaya berhak menerima karunia Roh Kudus, terlihat dari

pernyataan responden yang menyatakan bahwa karunia merupakan pemberian

dari Tuhan bagi orang percaya, karunia merupakan perlengkapan bagi orang

percaya yang diibaratkan seperti senjata, orang percaya ahli waris kerajaan sorga

jadi berhak menerima karunia.

Satu responden menyatakan tidak berhak menerima karunia Roh Kudus

sebab yang berhak hanya orang-orang yang sudah sesuai dengan standar nya

Allah saja, dan perlu diyakini bahwa Allah tidak pernah salah dalam memberikan

karunia kepada setiap masing-masing umat-Nya yang sesuai dengan standar nya
105

Allah. Selanjutnya satu responden lainnya menyatakan bingung dengan alasan

tergantung dari respon setiap orang mengenai berhak atau tidaknya dalam

menerima karunia Roh Kudus.

c. Apakah Anda memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan

kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima

belas responden, didapatkan informasi empat belas responden menyatakan sudah

memahami bahwa karunia Roh Kudus diberikan kepada orang percaya untuk

melayani Tuhan dalam berbagai bidang pelayanan, hal ini terlihat dari pernyataan

responden yang menyatakan bahwa karunia merupakan alat untuk menunjang

keberhasilan dalam pelayanan, melayani dengan karunia Roh Kudus

menghasilkan sebuah perubahan spiritual bagi jemaat. Selanjutnya satu responden

menyatakan bahwa tidak semua orang bisa melayani dengan karunia Roh Kudus

sebab karunia hanya diberikan kepada orang-orang tertentu yang hidupnya sudah

sesuai dengan kehendak Tuhan.

B. PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan temuan hasil dilapangan maka peneliti akan melakukan

analisis komponen dengan membuat pemetaan secara sistematis tentang yang

berkenan dengan kategori-kategori yang dinyatakan kepada responden. Peneliti

menganalisa pemahaman mengenai karunia bahasa roh di Gereja Isa Almasih

Masiran Boja.
106

No Indikator Hasil Analisa Kualitatif

1. Pemahaman mengenai Memahami adanya karunia bahasa roh


karunia bahasa roh dalam 1 tergolong tinggi diperoleh dari
Kor.14:2 pembacaan Alkitab (terutama dalam 1
Korintus 14:2), mengikuti kegiatan
ibadah sepuluh hari pencurahan Roh
Kudus di gereja.

# Mengalami berkata-kata dalam


bahasa roh

Pengalaman rohani berkata-kata dalam


bahasa roh masih kurang sebab
terdapat pendapat bahwa bahasa roh
terkesan direkayasa, merupakan
bahasa pribadi sehingga tidak perlu
digunakan di gereja, serta adanya
anggapan bahwa bahasa roh adalah
ketika roh bertemu dengan Roh.

#Mempercayai bahwa bahasa roh


adalah bahasa komunikasi

Kepercayaan jemaat bahwa bahasa roh


adalah bahasa komunikasi antara
Allah dengan orang percaya sudah
diiliki oleh jemaat, hal ini dibuktikan
melalui hasil wawancara yang
diperoleh bahwa sebagian besar
reponden memiiliki keyakinan yang
sama mengenai bahasa roh yang
merupakan bahasa komunikasi.
107

# Mempercayai bahwa dalam


berbahasa roh, orang percaya tidak
berkata-kata kepada manusia
melainkan kepada Allah

Mempercayai bahwa bahasa bahasa


roh merupakan hubungan yang khusus
antara orang percaya dan Tuhan,
bahasa roh ialah berkomunikasi
dengan Tuhan.

# Bahasa roh perlu digunakan secara


terus menerus pada saat berdoa
menyembah Tuhan

Penggunaan bahasa roh secara terus


menerus pada saat menyembah Tuhan
masih belum sepenuhnya dilakukan
sebab penggunaan bahasa roh masih
berdasarkan pada keinginan masing-
masing pribadi.

2. Pentingnya karunia bahasa Merasakan kelegaan pada saat berdoa


roh dalam kehidupan menggunakan bahasa roh terlihat dari
kerohanian cukup banyak yang merasakan
sukacita pada saat setelah berbahasa
roh, hingga menimbulkan reaksi
adanya getaran dalam diri yang sulit
unti dihentikan, menangis karena
kelegaan, jamahan Roh Kudus yang
diperoleh pada saat berbahasa roh.

# Bahasa roh menimbulkan perasaan


108

bahwa Tuhan terasa lebih dekat.

Pengalaman bersama dengan Roh


Kudus melalui karunia bahasa roh
menimbulkan perasaan bahwa Tuhan
itu terasa lebih dekat masih belum
sepenuhnya dialami dikarenakan
masih terdapat anggapan bahwa Tuhan
hanyalah sejauh doa sehingga tidak
tergantung pada bahasa roh yang
diucapkan.

# Bahasa roh menimbulkan perasaan


bahwa Tuhan mengerti setiap hal
yang dialami.

Pengalaman bersama dengan Tuhan


yang mengerti setiap hal yang dialami
oleh mereka sudah mereka rasakan,
namun mereka merasakan pengalaman
bahwa Tuhan itu mengerti setiap hal
yang dialami bukan melalui bahasa
roh melainkan karna pemahaman
mereka yang menyatakan bahwa
Tuhan Mahatahu.

# Merasakan mujizat saat berbahasa


roh

Masih belum sepenuhnya merasakan,


sebab adanya anggapan bahwa bahasa
roh tidak selalu mendatangkan
mujizat. Mujizat bisa terjadi melalui
kesungguhan pada saat berdoa
109

dihadapan Tuhan.

3. Respon terhadap karunia Memiliki kerinduan untuk berbahasa


bahasa roh roh menjadikan orang percaya
sungguh-sungguh menghargai serta
mengaplikasikan dalam kehidupan
kerohanian mereka.

# Berbahasa roh karena mendapat


ajakan dari pemimpin pujian

Tidak sepenuhnya karena pemimpin


pujian, namun belum semua berbahasa
roh dikarenakan masih terdapat
anggapan bahwa bahasa roh
merupakan bahasa pribadi sehingga
tidak digunakan digereja dan
menyembah menggunakan bahasa
Indonesia dapat lebih mudah dipahami
oleh mereka.

# Berbahasa roh dengan menunggu


orang lain untuk memulai terlebih
dahulu

Bahasa roh merupakan bahasa pribadi


dengan Tuhan sehingga muncul
anggapan bahwa bahasa roh tidak
dipergunakan digereja namun
digunakan pada saat doa pribadi,
terdapat juga anggapan bahwa araha
bahwa tidak perlu arahan dari
110

siapapun sebab bahasa roh merupakan


komunikasi pribadi dengan Tuhan.

4. Dampak bahasa roh bagi Berdoa menggunakan bahasa roh


kehidupan kerohanian berdampak penggunaannnya bagi
pengguna sebab dapat menimbulkan
kuasa supranatural, namun belum
sepenuhnya dapat dirasakan sebab
masih terdapat anggapan bahwa
dengan bahasa Indonesia juga
memiliki kuasa, bahasa roh dan bahasa
Indonesia memiliki kedudukan yang
seimbang di hati mereka namun
karena masih sulit untuk memahami
makna dari bahasa roh sehingga lebih
memilih untuk mennggunakan bahasa
Indonesia.

# Berbahasa roh dapat memenangkan


peperangan rohani, sehingga iblis
dikalahkan

Kuasa berkata-kata menggunakan


bahasa roh luarbiasa sebab iblis tidak
dapat mengetahui makna dari yang
diucapkan antara orang percaya
dengan Tuhan, sehingga sangat
memungkinkan untuk memenangkan
bahasa roh hanya saja belum
sepenuhnya dilakukan oleh mereka
sebab adanya anggapan bahwa bahasa
Indonesia juga memilki kuasa yang
111

sama apabila diperkatakan dengan


iman

# Bahasa roh dapat memberikan


jawaban atas persoalan hidup yang
dialami

Memiliki hubungan pribadi yang intim


dengan Tuhan hendaknya menjadi
gaya hidup orang percaya, sebab
Tuhan adalah pemilik kehidupan yang
salah satu nya dengan berkata-kata
dalam bahasa roh, namun pada
penggunaannya mereka merasakan
bahwa menemukan jalan keluar atas
persoalan yang dialami tidak selalu
menggunakan bahasa roh, melainkan
melalui hikmat yang berasal dari
Tuhan, sebab mereka masih
merasakan betapa sulitnya memahami
makna ucapan bahasa roh yang
mereka ucapkan.

5. Karunia Roh Kudus dalam Memahami karunia Roh Kudus dalam


diri orang percaya diri orang percaya terbukti cukup
tinggi, hal ini terlihat dari pemahaman
mereka mengenai pentingnya karunia
Roh Kudus bagi kehidupan orang
percaya yang berfungsi untuk
memperlengkapi orang percaya dalam
melaksanakan pekerjaan Allah dibumi.

# Hal ini terlihat dari pandangan


112

mengenai adanya bermacam-macam


karunia Roh Kudus yang diberikan
kepada setiap orang percaya

bervariasi antaralain karunia Roh


Kudus memperlengkapi pelayanan,
setiap karunia memiliki kegunaan
masing-masing yang berguna untuk
mempermuliakan nama Tuhan.

# Terlihat dari pemahaman bahwa


setiap orang percaya berhak
menerima karunia Roh Kudus

terbukti cukup tinggi, hal ini terlihat


dari pemahaman mereka yang
meyakini bahwa karunia Roh Kudus
merupakan pemberian dari Tuhan,
merupakan senjata bagi orang percaya,
orang percaya merupakan ahli waris
kerajaan sorga sehingga berhak
mendapat karunia.

# Pemahaman bahwa karunia-


karunia Roh Kudus diberikan kepada
orang percaya untuk melayani dalam
suatu pelayanan

termasuk dalam kategori tinggi, hal ini


terlihat dari pemahaman mereka
bahwa karunia merupakan penunjang
keberhasilan pelayanan, melayani
dengan karunia Roh Kudus
menghasilkan perubahan spiritual
113

jemaat.

Tabel 4.1 Pembahasan temuan hasil penelitian

C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan deskripsi data kualitatif di atas dapat disimpulkan bahwa

pemahaman mengenai karunia Roh Kudus di Gereja Isa Almasih Masiran Boja

terbukti cukup tinggi, informasi dari hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti, diperoleh hasil bahwa pemahaman mengenai karunia Roh Kudus dalam

diri orang percaya sudah dimiliki oleh jemaat di tempat penelitian, hal ini dapat

terlihat dari bervariasinya jawaban responden yang di berikan mengenai kegunaan

karunia Roh Kudus dalam diri orang percaya, pentingnya karunia Roh Kudus,

serta setiap orang percaya berhak menerima karunia Roh Kudus, dan pemahaman

mengenai karunia Roh Kudus dalam bidang pelayanan.

Selaras dengan pendapat Yakob Tomatala yang menyatakan bahwa

Karunia-karunia Roh di berikan oleh Tuhan bagi gereja-Nya untuk dikembangkan

dan dioptimalkan bagi pelayanan yang ada di dalam gereja. Karunia merupakan

kemampuan yang diberikan oleh Allah dalam rangka mengembangkan pelayanan

yang dipercayakan kepada hamba-Nya. Karunia setiap orang berbeda-beda sesuai

dengan kebutuhan dan keadaan yang ada di dalam gereja atau tempat dimana

pelayanan dipercayakan.

Terdapat bermacam-macam karunia Roh Kudus yang diberikan kepada

setiap orang yang percaya kepada-Nya. Tuhan memberikan karunia Roh Kudus

yang menjadi suatu anugerah kepada setiap orang dan setiap orang yang percaya

kepada-Nya berhak menerima karunia Roh Kudus, berbagai karunia Roh


114

diantaranya ialah: karunia hikmat, karunia pengetahuan, karunia iman, karunia

menyembuhkan, karunia mujizat, karunia nubuat, karunia membedakan roh,

karunia bahasa roh dan karunia menafsirkan karunia bahasa roh.

Salah satu karunia Roh Kudus yang dibahas oleh peneliti adalah karunia

berbahasa roh. Beberapa dari responden menyatakan bahwa memahami adanya

karunia bahasa roh melalui pembacaan Alkitab, melalui keikutsertaan dalam

ibadah sepuluh hari pencurahan Roh Kudus di gereja, sebagian besar sudah

memiliki karunia berbahasa roh walaupun belum semua memiliki, dan ketika di

wawancarai terdapat kerinduan untuk memiliki karunia berbahasa roh.

Pendapat Jeff Hammond menyatakan bahwa karunia berbahasa roh atau

bahasa lidah merupakan salah satu karunia rohani yang telah menjadi fenomena

di dalam kehidupan spiritual Kristen, kemampuan superalami yang diberikan oleh

Roh Kudus. Fenomena ini telah dihubungkan dengan hampir semua gerakan

kebangkitan dalam gereja Kristen. Sehingga yang dialami oleh jemaat di Gereja

Isa Almasih Masiran Boja selaras dengan pendapat ahli.

Peneliti menemukan kejanggalan-kejanggalan dari pernyataan responden

mengenai karunia berbahasa roh, sebab ada yang berpendapat bahwa bahasa roh

merupakan bahasa yang terkesan direkayasa dikarenakan kosakata yang

digunakan hampir sama, ada juga yang beranggapan bahwa bahasa roh bukanlah

yang diucapkan oleh sebagai besar orang-orang denominasi kharismatik, bahasa

roh yang mereka pahami selama ini ialah ketika roh (manusia) bertemu dengan

Roh (Tuhan) posisi diam dan terjadi suatu obrolan batin dengan Tuhan.
115

Rasul Paulus menyatakan bahwa dalam 1 Korintus 14:14-15 pada waktu

berkata-kata dalam bahasa roh, ia berbicara oleh Roh, dan roh nya sendiri

menaikkan pujian kepada Allah sehingga Rasul Paulus merasa dibangun dan

dikuatkan, oleh sebab itu hendaknya mempergunakan bahasa roh dengan penuh

kerinduan agar dapat dibangun dan dikuatkan.

Hasil tinjauan pustaka yang disusun oleh peneliti menyatakan bahwa

karunia berkata-kata dalam bahasa Roh bukanlah bahasa yang biasa, tetapi

berbahasa roh adalah bahasa komunikasi secara langsung kepada Allah sang

pemilik kehidupan. Bahasa roh bisa disertai dengan manifestasi-manifestasi

lainnya seperti menari, bernyanyi, berteriak, bernubuat, menangis , tersungkur,

dan merasakan adanya gerakan dalam diri yang tidak dapat ditahan.

Peneliti menyimpulkan bahwa yang terjadi di tempat penelitian mengenai

pemahaman karunia bahasa roh menurut Alkitab dan hasil tinjauan pustaka belum

sepenuhnya belum dipahami sepenuhnya oleh jemaat dikarenakan Frederick Dale

Brunner menyatakan bahwa Bahasa roh terjadi sebab Roh Kudus menggerakkan

jiwa seseorang untuk menguasai lidahnya sehingga orang dapat manifestasi-

seperti menari, bernyanyi, berteriak, bernubuat, menangis , tersungkur, dan

merasakan adanya gerakan dalam diri yang tidak dapat ditahan, sedangkan yang

jemaat alami ialah beranggapan bahwa bahasa roh bukanlah yang diucapkan oleh

sebagai besar orang-orang denominasi kharismatik, bahasa roh yang mereka

pahami selama ini ialah ketika roh (manusia) bertemu dengan Roh (Tuhan) posisi

diam dan terjadi suatu obrolan batin dengan Tuhan.


116

Pada saat peneliti mengkonfirmasi kepada yang bersangkutan mengenai

didapatkannya pemahaman roh bertemu dengan Roh, peneliti mendapatkan

jawaban bahwa maksud roh bertemu dengan Roh adalah rogosukmo (kepercayaan

adat jawa ilmu kanuragan Jawa Kuno yang berarti seseorang bisa melepaskan

nyawa dari raganya dan bertemu dengan yang dituju). Ilmu rogosukmo ini bisa

dikatakan sebagai sinkretisme.

Rasa percaya bahwa berkata-kata dalam bahasa roh merupakan bukan

kata-kata biasa, sebab secara langsung berkata-kata kepada Allah sudah dimiliki

oleh jemaat, namun pada saat peneliti bertanya mengenai pengaplikasian karunia

bahasa roh pada saat menyembah Tuhan baik dalam doa pribadi maupun pada saat

digereja, sebagaian besar dari responden menjawab bahwa bahasa roh digunakan

bergantung pada situasi dan kondisi. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Peter

Wagner yang menyatakan bahwa bahasa roh harus digunakan pada saat

menyembah Tuhan setiap saat sebab dapat membangun iman (1 Kor.14:4;

Yud.1:20), dapat menyegarkan roh (Yes.28:11-12), serta menolong pada saat

merasa lemah (Rom.8:26).

Dalam kehidupan kerohanian bahasa roh merupakan suatu komunikasi

antara orang percaya dengan Allah, dari komunikasi inilah menghasilkan dampak

perasaan lega, dari hasil data yang diperoleh peneliti, menyatakan bahwa cukup

banyak yang merasakan kelegaan, merasakan sukacita setelah berdoa, merasakan

timbulnya getaran dalam diri yang sulit untuk dihentikan, dan tidak jarang yang

menangis karena merasakan kelegaan, jamahan Roh Kudus pada saat berdoa.Hal

ini sudah sesuai dengan pendapat Peter Wagner yang menyatakan bahwa bahasa
117

roh memiliki nilai yang sangat bermanfaat dan mendatangkan kemajuan bagi

orang yang sedang berdoa, karena akan diteguhkan dalam iman dan kehidupan

kerohanian.

Bukan hanya sampai pada perasaan lega saja, peneliti mencoba untuk

menggali mengenai perasaan yang dialami responden pada saat bahasa roh ialah

mengalami bahwa Tuhan terasa lebih dekat, hal ini belum sepenuhnya dialami

disebabkan masih terdapat anggapan Tuhan hanya sejauh doa, bukan dari bahasa

roh yang diucapkan, namun perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang

dialami dapat mereka rasakan hanya saja bukan dari bahasa roh melainkan karena

pemahaman mereka yang merasakan bahwa Tuhan itu Maha tahu.

Pendapat Wesley Brill menyatakan bahwa dengan bahasa roh, seseorang

dapat mengungkapkan hal yang pribadi dengan Tuhan, bahkan hal ini juga

diteguhkan dalam 1 Korintus 14:2. Mengungkapkan suatu hal yang pribadi

dengan Tuhan menimbulkan kesan bahwa Tuhan lebih dekat dan memahami

setiap hal yang sedang dialami. Pada dasarnya Tuhan Mahatahu, namun Tuhan

juga merindukan agar setiap orang percaya mengungkapkan hal yang sedang

dialami kepada Tuhan secara pribadi dengan cara berbahasa roh, sebab Tuhan

adalah Roh.

Selanjutnya sebagian dari responden menyatakan bahwa masih belum

sepenuhnya dapat merasakan mujizat melalui hubungan pribadi dengan Tuhan

terkhusus melalui bahasa roh, sebab mereka memiliki anggapan bahwa mujizat

tidak selalu terjadi pada saat berbahasa roh, namun berdasarkan kepada

kesungguhan hati pada saat berdoa di hadapan Tuhan.


118

Yohanes.7:37-39 ; Kisah Para Rasul.4:8 menyatakan bahwa bahasa roh

merupakan suatu bukti darimula-mula dari baptisan Roh Kudus sehingga orang

percaya dapat menerima kepenuhan Roh Kudus dan mujizat dinyatakan, bahasa

roh membawa orang percaya memiliki hidup yang tidak biasa-biasa saja

melainkan pelayanan dengan menggunakan karunia-karunia Roh yang

menyediakan kuasa dan hikmat bagi penyebaran injil dan pertumbuhan gereja,

sebagai contoh yaitu peristiwa di Azusa Street.

Respon terhadap karunia berbahasa roh dapat dirasakan dari munculnya

sebuah rasa kerinduan untuk mengoptimalkan pengaplikasian karunia bahasa roh

dalam kehidupan kerohanian. Sebagian dari responden menyatakan bahwa bahasa

roh merupakan bahasa pribadi sehingga tidak perlu diucapkan di gereja, dan

menyembah Tuhan tidak harus selalu menggunakan bahasa roh sebab ketika

menggunakan bahasa Indonesia sekalipun juga Tuhan tetap menerima

penyembahan setiap orang percaya, perasaan sulit untuk memahami hal yang

dikatakan ketika menggunakan bahasa roh menjadi kendala untuk dapat

mengaplikasikan bahasa roh dalam kehidupan kerohanian.

Jeff Hammond menyatakan bahwa speaking in other languages atau

dalam bahasa Indonesia yaitu berkata-kata dalam bahasa lain, dan sekaligus

merupakan kemampuan superalami yang diberikan oleh Roh Kudus, sehingga

dalam penggunaanya dalam kehidupan doa hendaknya digunakan sebab Tuhan

memberikan karunia Roh Kudus yang menjadi suatu anugerah kepada setiap

orang dan setiap orang yang percaya kepada-Nya berhak menerima karunia Roh

Kudus.
119

Pada dasarnya pernyatan bahwa tidak perlu menunggu orang lain untuk

berbahasa roh, ataupun intruksi dari pemimpin pujian, sebagian dari respondemn

menyatakan bahwa bahasa roh ini merupakan hubungan pribadi dengan Tuhan

sehingga tidak perlu menunggu arahan dari pemimpin pujian, namun masih

terdapat juga beberapa yang masih tergolong kelompok menunggu arahan dari

pemimpin pujian untuk berbahasa roh.

Pendapat Hendrik Njiolah menyatakan bahwa sebagai alat bicara

manusia dari segi fisiologis dan sekaligus sebagai sarana komunikasi manusia dan

dari segi pneumatologi yaitu bahasa roh yang berfungsi sebagai doa orang percaya

secara pribadi kepada Allah, sehingga dalam hal ini tidak ada kaitannya dengan

orang lain, baik itu pemimpin pujian maupun aktivis gereja sebab bahasa roh

merupakan komunikasi pribadi dengan Tuhan. Hal yang dialami ditempat

penelitian selaras dengan pendapat ahli.

Bahasa roh menimbulkan dampak luarbiasa bagi penggunanya sebab

terdapat kuasa supranatural yang sampai pada mujizat dinyatakan, namun

peristiwa ini belum sepenuhnya dialami dikarenakan masih terdapat anggapan

bahwa menggunakan bahasa Indonesia juga memiliki kuasa, serta anggapan

kedudukan bahasa Indonesia dengan bahasa roh seimbang dihati mereka,

walaupun secara penggunaannya lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia

dalam menaikkan penyembahan dikarenakan masih sulit untuk memahami makna

dari ungkapan bahasa roh yang diucapkan.

I Korintus 14:4 serta Yudas 1:20 menyatakan bahwa karunia berbahasa

roh dapat membangun kehidupan kerohanian menjadi lebih kuat sebab ada kuasa
120

didalamnya. Berbahasa bukan tentang menjadi rohani, melainkan roh setiap orang

percaya dapat bersatu dengan Roh Allah yang ada dalam diri kita sehingga iman

kita menjadi lebih kuat.

Selanjutnya kepercayaan bahwa bahasa roh dapat mengalahkan iblis

memang sudah dialami hanya saja belum sepenuhnya dikarenakan masih terdapat

anggapan bahwa menggunakan bahasa Indonesia juga dapat mengusir iblis

apabila dilakukan dengan iman. Dampak selanjutnya yang diberikan yaitu

mengalami menerima jawaban atas persoalan kehidupan melalui hubungan

pribadi dengan Tuhan menggunakan bahasa roh belum sepenuhnya dialami sebab

sebagian dari mereka memberikan anggapan bahwa jawaban atas persoalan hidup

bukanlah dari bahasa roh melainkan dari hikmat yang berasal dari Tuhan.

Pendapat John Bevere menyatakan bahwa bahasa roh merupakan bahasa

peperangan sebab, bahasa Roh ialah bahasa surgawi yang melampui pengertian

manusia dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, kita sebagai manusia merupakan

pejuang-pejuang dibumi, yang memerangi kuasa kegelapan sehingga salah satu

perlengkapan senjata untuk melawan iblis ialah berdoa dalam Roh yang bertujuan

untuk menjaga agar musuh tidak mengetahui rencana dan tujuan dibelakang

strategi Allah. Sehingga untuk hal ini kondisi yang terjadi di tempat penelitian

masih belum selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
121

Fungsi bahasa roh yang memungkinkan roh untuk mengambil tempat

yang berpengaruh diatas jiwa dan tubuh yang akan menuntun orang percaya untuk

menemukan jawaban atas kehidupan yang dialami menurut para ahli, belum

sepenuhnya dialami oleh jemaat di tempat penelitian sebab masih memiliki

anggapan bahwa jawaban atas persoalan hidup bukanlah dari bahasa roh

melainkan dari hikmat yang berasal dari Tuhan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bagian ini peneliti akan menyimpulkan dari seluruh data-data

yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa, Studi

Deskriptif Pemahaman Jemaat Tentang Karunia Bahasa Roh Dalam 1 Korintus

14:2 di Gereja Isa Almasih Masiran Boja, dilakukan menggunakan pendekatan

kualitatif. Berdasarkan hasil data pemahaman jemaat mengenai karunia bahasa

roh sebagai berikut:

Pertama, mengenai pemahaman karunia Roh Kudus dalam diri orang

percaya didapatkan hasil bahwa sebagain besar sudah memahami, namun masih

terdapat juga yang belum sepenuhnya memahami, mengenai karunia Roh Kudus

dalam diri orang percaya yang meliputi bervariasinya karunia – karunia sudah

dipahami, serta pengaplikasian karunia bahasa roh dalam sebuah pelayanan sudah

dipahami oleh jemaat, namun keberhak-an orang percaya dalam menerima

karunia Roh Kudus masih belum sepenuhnya dipahami oleh jemaat,

Kedua, mengenai pemahaman karunia bahasa roh dalam kehidupan

kerohanian jemaat didapatkan kesimpulan bahwa jemaat memahami pengertian

karunia bahasa roh, sudah mengalami karunia bahasa roh, namun dalam hal

pengaplikasian dalam kehidupan doa masih terdapat pemahahaman yang kurang

tepat dikarenakan terdapat campuran pemahaman yang mengarah kepada

122
123

sinkretisme karena menggunakan rogosukmo dalam pengunaan bahasa roh, selain

itu ditemukannya sebuah alasan bahwa tidak menggunakan bahasa roh digereja

sebab bahasa roh adalah bahasa pribadi dengan Tuhan, sehingga menggunakan

bahasa roh hanya pada saat doa pribadi.

Ketiga, sebagian mengalami kelegaan ketika berbahasa roh namun masih

terdapat juga yang belum mengalami kelegaan, muncul perasaan bahwa Tuhan

terasa lebih dekat pada saat berbahasa roh sebagian sudah mengalami, muncul

perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang dialami terdapat bervariasi

pandangan yang disampaikan oleh responden, selain itu keyakinan bahwa mujizat

terjadi pada saat berbahasa roh sebagian sudah dialami namun terdapat juga yang

belum mengalami, lebih daripada itu didapatkan informasi bahwa responden

mempercayai adanya mujizat hanya saja tidak selalu melalui bahasa roh.

Keempat, mengenai karunia bahasa roh yang diucapkan karena adanya

suatu kerinduan yang mendalam dengan Tuhan peneliti menemukan bervariasi

pandangan yang disampaikan, yang menjadi suatu kesimpulan ialah sebagian

berbahasa roh dikarenakan adanya ibadah pencurahan karunia Roh Kudus selama

sepuluh hari di gereja, terdapat juga yang secara spontan mengalami karunia

bahasa roh. Dalam pengaplikasian karunia bahasa roh pada saat ibadah di gereja

sebagaian lebih memilih untuk diam jika tidak mendapat dorongan dari hati untuk

berbahasa sebagian memilih untuk tidak berbahasa roh dikarenakan bahasa roh

hanya digunakan pada saat doa pribadi saja, dan sebagain lebih memilih untuk

menunggu ajakan dari pemimpin pujian.


124

Kelima, mengenai dampak karunia bahasa roh dalam kehidupan

kerohanian dialami oleh jemaat, sebab sebagian memilih untuk menggunakan

bahasa roh dalam doa pribadi dikarenakan lebih merasakan perjumpaan secara

pribadi dengan Tuhan namun sebagian lainnya memilih untuk menggunakan

bahasa Indonesia dikarenakan lebih mudah dipahami maksudnya dan sekaligus

lebih bisa mencurahkan isi hati dihadapan Tuhan.

Tidak hanya sampai pada kondisi mencurahkan isi hati, namun juga

merasakan bahwa bahasa roh dapat memenangkan peperangan rohani sehingga

iblis dikalahkan sudah dialami oleh jemaat, hanya saja masih belum sepenuhnya

sebab masih teradpat juga yang menganggap bahwa peperangan rohani tidak

selalu harus menggunakan bahasa roh.

Masih terdapat anggapan bahwa bahasa roh dapat digunakan untuk

menemukan jawaban atas persoalan hidup yang sedang dialami sebagian sudah

dirasakan oleh jemaat, namun masih terdapat juga yang berpadangan bahwa

jawaban Tuhan tidak selalu datang ketika berbahasa roh, sehingga yang diyakini

oleh jemaat ialah berbahasa roh itu digunakan menurut kendisi masing-masing

setiap orang sehingga kembali lagi ke bukan dari ajaran gereja yang kurang

lengkap, namun berada di kondisi pandangan dari masing-masing jemaat.

Dari kelima indikator yang tertera diatas, dapat disimpulkan bahwa Studi

Deskriptif Pemahaman Jemaat Tentang Karunia Bahasa Roh Dalam 1 Korintus

14:2 di Gereja Isa Almasih Masiran Boja belum dipahami secara lengkap oleh

jemaat.
125

B. SARAN

Dari hasil penelitian di atas, peneliti mengajukan saran kepada beberapa

pihak, yaitu:

1. Pemimpin Gereja Isa Almasih Masiran Boja

Peneliti berharap kepada pemimpin Gereja Isa Almasih Masiran Boja

untuk semakin meningkatkan pengajaran mengenai pemahaman karunia- karunia

Roh, terutama karunia bahasa roh. Mengadakan acara khusus mengenai

pemberdayaan karunia bahasa roh, dan mengontrol pemahaman jemaat serta

memastikan bahwa jemaat benar-benar memahami bahasa roh dan

mengaplikasikan dalam kehidupan kerohanian. Semisal membuat kegiatan

seminar pemberdayaan karunia bahasa roh setiap satu bulan sekali agar jemaat

dapat memperoleh pengertian dari segi Alkitabiah serta pengaplikasian bahasa roh

secara lengkap.

Gembala dapat mengkhotbahkan mengenai karunia bahasa roh baik

dalam ibadah raya, maupun dalam ibadah pendalaman Alkitab misalnya satu

bulan sekali. Pemimpin juga dapat mengadakan kelas khusus untuk mempelajari

lebih lagi dan mendalami tentang karunia berbahasa roh sehingga karunia bahasa

roh dapat diaplikasikan dan dipahami secara mendalam oleh jemaat.

2. Jemaat Gereja Isa Almasih Masiran Boja

Peneliti berharap agar jemaat dapat memutuskan rantai sinkretisme, dan

secara sungguh-sungguh mempelajari setiap karunia-karunia sesuai dengan

kebenaran Firman Tuhan. Terutama dalam karunia bahasa roh yang saat ini
126

menjadi fokus penelitian, dengan memahami secara keseluruhan mengenai

karunia bahasa roh maka sangat kecil kemungkinan untuk terjadi kekeliruan

dalam pengaplikasian karunia bahasa roh dalam kehidupan kerohanian jemaat di

Gereja Isa Almasih Masiran Boja.

3. Sekolah Tinggi Teologi Kristus Alfa Omega

Peneliti berharap agar pihak Sekolah Tinggi Teologi Kristus Alfa Omega

dengan maksimal mencetak mahasiswa yang kompeten dalam mendalami dan

mengalami karunia-karunia Roh dalam kehidupan kerohaniannya, sehingga ketika

mahasiswa diutus untuk pergi ke tempat praktek, yang ternyata di tempat tersebut

memiliki masalah dalam hal pengaplikasian karunia-karunia Roh dapat mampu

memberikan jalan keluar bagi permasasalahan yang terjadi di tempat tersebut.

Sekolah Tinggi Teologi Kristus Alfa Omega selama ini telah

mengadakan kegiatan pemberdayaan karunia-karunia yang sangat bermanfaat bagi

setiap mahasiswa ataupun civitas akademika yang mengikuti kegiatan ini.

Kegiatan pemberdayaan karunia- karunia Roh yang diselenggarakan bukan hanya

memberdayakan bagi yang sudah memiliki karunia-karunia Roh, namun bagi

yang belum memiliki pun juga dapat menemukan karunia-karunia Roh yang

Tuhan berikan dalam setiap masing-masing pribadi sehingga kegiatan

pemberdayaan ini sangat bagus untuk diikuti.


127

4. Peneliti Selanjutnya

Peneliti berharap agar peneliti selanjutnya dapat lebih lagi mendalami

penelitian mengenai karunia bahasa roh, sebab karunia bahasa roh merupakan

karunia luarbiasa yang sangat bermanfaat dalam kehidupan kerohanian. Namun,

pada masa ini karunia berbahasa roh kurang diaplikasikan dalam kehidupan

kerohanian jemaat, untuk itulah perlunya penelitian ini bertujuan untuk meneliti

mengenai pemahaman jemaat sehingga setelah ditemukan permasalahannya lalu

dapat memberikan jalan keluar, dan karunia bahasa roh dapat berkembang dan

diaplikasikan secara maksimal sehingga Tuhan dipermuliakan.


DAFTAR PUSTAKA

Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Bartlett, David L. Pelayanan Dalam Perjanjian Baru. Jakarta: Gunung Mulia,


2003.

Burhan, Bungin. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001.

Cho, David Yonggie. Doa Kunci Kearah Kebangunan Rohani. Jakarta: YPI
Immanuel, 1993.

Colman, Andrew M. Glossolalia A Dictionary of Psychology. Oxford: University


Press, 2009.

Fee, Gordon D. Paulus, Roh Kudus, dan Umat Allah. Malang: Gandum Mas,
2004.

Ferguson, Sinclair B. The Holy Spirit. Illionis: IVP Press, 1996.

Hariwijata, M. Cara Mudah Menyusun Proposal. Yogyakarta:


Pararaton Publishing, 2008.

Hogdes, Melvin I. dan Ralph D. Williams. Sidang Jemaat Yang Berkembang.


Malang: Gandum Mas, 1967.

Koswanto, Alwin. Memahami Kejiwaan dan Perilaku Manusia. Bogor: Lindan


Lestari, 2020.

Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2012.

Manik. Metode Penelitian. Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015.

Nazir. Contoh Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2014.

Poythress, Vern S. Charismatic Glossolalia. USA: Routledge, 2016.

Punaji Setyosari. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:


Kencana, 2010.

Raco, J. R. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindc, 2010.

Rukin. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sulawesi Selatan: Ahmar Cendekia,


2019

128
129

Subagyo, Andreas B. Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:


Kalam Hidup, 2007.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta, 2010.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media


Group, 2016.

Penyusun,Tim. Pedoman Penelitian Dan Karya Ilmiah. Semarang: Lembaga


penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) STT
KAO Semarang, 2014.

Tong, Stephen. Roh Kudus, doa dan kebangunan. Malang: LRII, 1995.

Wagner, C. Peter. Manfaat Karunia Roh. Malang: Gandum Mas, 2005.

Youth, William R. Research Design And Statistical Analys for Christian Ministry.
For Work: Soutwestern Babtist Theological Seminary, 1990.

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan (Teori Aplikasi).


Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

M, Hariwijaya. Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi Dan Tesis. Jakarta: Oryza,


2011.

S, Kaelan. M. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta:


Paradigma, 2012.

Riduwan. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfa Beta, 2015.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2009.

Darmiyati, Zuchdi. Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca. Yogyakarta:


Uny Press,2022.

Tanudjaja, Marlene R. Aku cerdas karena Tak Bisa Matematika. Jakarta:


PT Gramedia Pustaka Utama, 2013.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah. Jakarta: Kencana,


2013.

Guthrie,Donald. Teologi Perjanjian II. Jakarta: BPK Gunung Mulia , 2003.


130

Siahaan, Harls Evan R. “Aktualisasi Pelayanan Karunia Di Era Digital”


EPIGRAPHE: Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani 1,” (2018).

I, Nuban Timo Ebenhaizer. Aku Memahami Yang Aku Imani. Jakarta: Gunung
Mulia, 2009.

Hutagalung, Kezia. “Menerima Karunia Selibat: Karunia Yang Khas Dari Allah
(Eksegesa 1 Korintus 7:7), Sanctum Domine: Jurnal Teologi 9, no.1,”
(2020).

Tomatala,Yakob. Penatalayanan Gereja Yang Efektif Di Dunia Modern. Malang:


Gandum Mas, 1987.

Robinson, Darrel W. Total Church Life. Bandung: Lembaga Literatur Baptis,


1997.

Proctor, Russel F. “The Rhetorical Functions of Christian Glossolalia Journal of


Psychology and Christianity 9, 3,” (1990).

Liddell, Henry George and Robert Scott. The Lost Meaning of Classsical
Architecture. Anguissola: Caryatid, 2009.

Pershbacher,Wesley J. The New Analytical Greek Lexicon. USA: Henreickson


Publishers, 1990.

Thayer, Joseph H. Greek English Lexicon The New Testament. USA: Henreickson
Publishers, 1999.

Newman, Barclay M. and Florian Voss. The Greek New Testament. German:
German Bible Society, 2014.

Stenham, J. W. Bahasa Yunani Koine. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara.


1987.

Peters, George W. Teologi Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum Mas, 2013.

Siahaan, S.M. Ruakh dalam Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.

Enns,Paul. The Moody Hand Book of Theology. Malang: Literatur SAAT, 2004.

Menzies, William W. & Stanley M. Horton. Doktrin Alkitab. Malang: Gandum


Mas, 2003.

John, R.W. Stott. Baptisan dan Kepenuhan Peranan Dan Karya Roh Kudus Masa
Kini. Jakarta: Yayasan Bina Kasih, 1999.
131

Ronda, Daniel. “Kepenuhan Roh Kudus (Jurnal Jaffray: Vol 4 no 1, 2006)”.

Douglas, J.D. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 1997.

Moore, Mark E. Fanning the Flame: Probing the Issues in Act. America: College
Press Publishing, 2003.

Butler,Jon. Grant Wacker, and Randall Balmer, Religion in American Life: A


Short History. Oxford: Oxford University Press, 2008.

Clung, Grant Mc. Azusa Street & Beyond. Florida: Bridge Logos, 2006.

Nel, Marius. “Pentecostals and the Marginalised: A Historical Survey of the


Early Pentecostal Movement’s Predilection for the Marginalised, Journal
of HTS Teologiese Studies / Theological Studies),75” (2020).

Seymour, William. The Great Azusa Street Revival. Jakarta: METANOIA, 2006.

Hocken, Peter. “The Challenges of the Pentecostal, Charismatic and Messianic


Jewish Movement: The Tension of the Spirit (Farnham: Ashgate
Publishing Limited, 23” (2009).

Bruner, Fredrick Dale. A Theology of the Holy Spirit: The Pentecostal


Exprerience and the New Testament Witness. Michigan: Eerdmans
Publishing Company, 1982.

Steven, Talumewo. Sejarah Gereja Pentakosta. Yogyakarta, ANDI, 2008.

BPHK. Semarang: Majelis Pusat Harian Sinode GIA, 2008.

Wagner, C. Peter. Manfaat Karunia Roh Untuk Pertumbuhan Gereja. Malang:


Gandum Mas, 1987.

Bevere, John. Roh Kudus. Indonesia: Mesengger International, 2015.

Hendrik, Njiolah P. Misteri Bahasa Roh . Yogyakarta: Yayasan Pustaka


Nusantara, 2003.

Schlink, Basilea. Hidup Yang Dikuasai Roh. Malang: Gandum Mas, 2019.

Brill, J.Wesley. Tafsiran Surat Korintus 1. Bandung: Yayasan Kalam Hidup,


1994.
132

Sudaryodan, Adam Medidjati Ana Hadiana Yoyo Nunung Ayu Sofiati. Metode
Penelitian Survei Online Dengan Google Forms. Yogyakarta: Andi,
2019.

Brill, J. Wesley. Tafsiran Surat Korintus Pertama. Bandung: Yayasan Kalam


Hidup, 1996.

Spittler, Russell P. Pertama & Kedua Korintus. Malang: Gandum Mas, 2001.

Carson, D.A. R.t. France, J.A. Motyer, Gordon J, Wenham, R. Alan Cole, J.
Gordon, McCONVILLE, I. Howard Marshall, Donald Guthrie. Tafsiran
Alkitab Abad Ke-21 Jilid 3 Injil Matius-Wahyu. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2017.

Merril, JR J. I. Packer dan C. Tenney William White. Dunia Perjanjian Baru.


Malang: Gandum Mas, 1995.

Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru. Bandung: Bina Media Informasi, 2010.

Marsunu, YM Seto. Pengantar Surat-Surat Paulus. Yogyakarta: Kanisius, 2015.

Hermanto Suanglangi, “Bahasa Roh: Apa Dan Bagaimana?,” Jurnal JaffrayVol.


2, no. 1 (April 1, 2005).

Newell,Lynne. Bahasa Yunani Koine. Malang: SAAT, 1997.

Santoso, Agus. Bahasa Yunani Perjanjian Baru. Ungaran: Abdiel Press, 2009.

Boyd, Frank M. Roh Kudus Penolong Ilahi. Malang: Gandum Mas, 1979.

Goll, James. W. Melepaskan Karunia Roh Di Zaman Sekarang. Jakarta: Nafiri


Gabriel, 2016.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantin, Kualitatif Dan R & D. Jakarta: Alfabeta,


2011.

Brill, J. Wesley. Tafsiran Surat Korintus Pertama. Bandung: Yayasan Kalam


Hidup, 1996.

Hariwijaya. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Oryza, 2011.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana, 2012.

Prastowo, Andy. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan


Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
133

Danim, Sudarwan. Riset Keperawatan Sejarah & Metodologi. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran, 2002.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantin, Kualitatif Dan R & D. Jakarta: Alfabeta,


2011.

Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. Metode Penelitian Kualitatif.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005.

Lincoln,Yovana S. Naturalistic Inquiry. London: Sage Publications, 1984.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Bandung:


Alfabeta, 2018.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. Metodologi Penelitian Kualitatif


.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC, 2004.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Prespektif Ramcamgan


Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Bandung:


Alfabeta, 2012.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,


2010.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2013.


Widoyoko, Eko Putro. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Rombe, Eni. Belajar Statistika Dengan Mudah. Semarang: KAO Press, 2016.

Djumhur dan Moh. Surya. Bimbingan dan Penyuluhan Konseling di Sekolah .


Bandung: Rineka Cipta, 2008.
134

Densin dan Lincoln. Hand Book of Gualitative Research Sage Publication Ed


Thousan Oaks. London, 1994.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2007.

Subagyo, Andreas B. Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Kalam


Hidup, 2004.

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitiatif. Bandung: Tarsito, 1988.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005.

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian


Gabungan . Jakarta: Kencana, 2017.
LAMPIRAN 1

Wawancara pra penelitian


Responden 1
Nama : Pono
Pelayanan : Jemaat
N : Shalommm, selamat sore om
P : Shalom, yaa
N : Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan om untuk
meluangkan waktu sore hari ini
P : Ya
N : Seperti yang Naomi telah sampaikan melalui pesan WatsApp om, Naomi
memohon waktu om untuk mengajukan beberapa pertanyaan, besar harapan
Naomi agar om berkenan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang saya
ajukan
P : Silahkan mbak
N : Apakah masih ada kegiatan pendalaman Alkitab yang dilakukan di gereja
Om ?
P : Masih mbak, dihari kamis dengan keliling setiap rumah-rumah jemaat
bersama dengan bapak pendeta dan penatua gereja
N : Dalam jangka waktu berapa kali bapak gembala menyampaikan khotbah
mengenai karunia – karunia Roh Kudus om ?
P : Setahu ku sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dari sinode GIA
Semarang, setiap dua bulan sekali mbak
N : Apakah banyak jemaat yang hadir dalam kegiatan pendalaman Alkitab
om ?
P : Ya lumayan mbak, Cuma ya tetap banyak kalau hari minggu soalnya kan
kalau pendalaman Alkitab ini bukan pas hari libur jadi yang berangkat hanya yang
tidak ada kegiatan lain diluar gereja mbak
N : Apakah secara pribadi om sudah memahami mengenai karunia Roh
Kudus, terkhusus karunia bahasa roh dalam 1 Korintus 14:2 yang dijelaskan
dalam pendalaman alkitab yang om ikuti ?

135
136

P : Pemahaman saya seperti ini mbak bahwa 1 Korintus.14: 2 itu ialah ketika
orang percaya berbahasa roh itu tidak berkata-kata kepada manusia namun kepada
Allah
N : Baik om, saya mengucapkan terimakasih atas informasi yang
diberikan melalui pertanyaan yang saya ajukan, dan sekaligus terimakasih
juga atas waktu yang sudah berikan sehingga kita bisa ngobrol-ngobrol
hari ini

P : Sama-sama mbak, Tuhan Memberkati


N : Tuhan Memberkati, om
Shalom..

Responden 2
Nama : Anna
N : Shalom mbak selamat malam
A : Shalom nok
N : Seperti yang sudah kita obrolkan tadi siang mbak, sebelumnya saya
mengucapkan terimakasih karena mbak sudah bersedia untuk meluangkan waktu
A : Aman nok, kapanpun kamu hubungi kalau pas mbak tidak ada kerjaan,
yo mbak siap bantu
N : Terimakasih banyak mbak
A : Oke, gimana mau tanya-tanya tentang apa ini ?
N : Mengenai kegiatan kunjungan setiap kamis sekaligus pendalaman
Alkitab apakah banyak yang hadir mbak ?
A : Lumayan, tapi tidak sebanyak kalau ibadah minggu, soalnya kamis kan
banyak yang kerja jadi yang datang ya siapa pun itu yang luang nok
N : Biasanya kalau kegiatan ibadah pendalaman Akitab selain mendalami
tentang teks Alkitab bahas tentang apa saja mbak ?
A : Bapak gembala biasanya setiap diakhir pembahasan pendalaman Alkitab
juga menyelipkan pembahasan mengenai Pengakuan Iman Gereja Isa Almasih
nok, yang biasa kita ucapkan sebelum doa berkat itu
N : Baik mbak, lalu pada saat ibadah pendalaman Alkitab apakah bapak
gembala juga pernah membahas tentang karunia Roh Kudus ?
137

A : Tidak hafal betul sih aku nok, tapi ya seingatku ada dan gereja kita kan
setiap dua bulaan sekali khotbah bapak gembala bahas tentang karunia Roh Kudus
nok
N : Apakah mbak Anna berbahasa roh pada saat kegiatan ibadah sepuluh hari
pencurahan karunia Roh Kudus di gereja ?
A : Saat ibadah selain sepuluh hari pencurahan Roh Kudus rasanya kalau
berbahasa roh seperti mulut ini tertahan dan tidak bisa los keluar bahasa rohnya
N : Bagaimana dengan pengajaran bapak gembala pada saat ibadah
pendalaman alkitab mengenai karunia Roh Kudus mbak ?
A : Sejauh ini gembala hanya menyinggung sedikit saja mengenai karunia
bahasa roh dalam 1 Kor.14:2 yang berbunyi bahwa ketika kita berbahasa roh yang
kita perkatakan itu tidak berkata-kata kepada manusia teatapi kepada Allah, dan
dalam kegiatan pendalaman Alkitab juga belum dikupas secara lengkap mengenai
maksud dari nats 1 Kor.14:2
N : Baik mbak, terimakasih banyak mb karena sudah memberikan informasi
seputar dari yang saya tanyakan, dan sekaligus terimakasih karna sudah
meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol hari ini
A : Ya nok, sama-sama
N : Tuhan Memberkati, mbak
Shalom..

Responden 3
Nama : Ibu T
Pelayanan : Usher
N : Shalom Ibu, selamat malam
T : Shalom Naomi, gimana kabarnya
N : Puji Tuhan kabar baik bu, kalau ibu bagaimana kabarnya ?
T : Puji Tuhan, ibu baik nok
N : Puji Tuhan, sebelumnya saya berterimakasih karena ibu sudah bersedia
meluangkan waktu sehingga saya bisa menghubungi ibu malam ini
T : Ya Naomi tidak papa, ini kebetulan pas santai juga
138

N : Ibu, saya ingin bertanya biasanya ibu ketika jadwal melayani sebagai
penerima tamu di gereja apakah menemukan orang-orang yang serig tidak fokus
ketika menyembah Tuhan ?
T : Oo ya Naomi, ada dan heran juga saya ada apa sampai sering toleh kanan
toleh kiri padahal juga tidak lagi mencari barang atau apa-apa
N : Apakah ini berulangkali terjadi bu ?
T : Ya kalau setiap pas penyembahan minggu itu Naomi
N : Ibu bagaimana dengan kegiatan ibadah sepuluh hari pencurahan Roh
Kudus apakah jemaat fokus dalam menyembah Tuhan ?
T : Fokus Naomi, dari yang muda sampai dewasa fokus, tapi pas ibadah
minggu toleh kanan kiri, beda sekali kalau pas pencurahan Roh Kudus
N : Apakah secara pribadi ibu sudah memahami mengenai karunia Roh
Kudus, terkhusus karunia bahasa roh dalam 1 Korintus 14:2 ?
T : Kalau untuk memahami mengenai karunia bahasa roh dalam 1
Korintus.14:2 belum, hanya membaca sekilas saja
N : Apakah ibu berbahasa roh pada saat ibadah sepuluh hari pencurahan Roh
Kudus di gereja ?
T : Bahasa roh rasanya seperti mau menangis dan tidak bisa untuk
dihentikan.
N : Baik bu, saya mengucapkan terimakasih untuk informasi yang diberikan
dan sekaligus terimakasih untuk obrolan kita hari ini
T : Sama-sama Naomi, selamat malam
N : Selamat Malam ibu, Tuhan memberkati
Lampiran 2
Wawancara penelitian
Responden 1
Nama : Bp.Yakub (Y)
Pelayanan : Majelis
N : Shalom, selamat siang bapak
Y : Shalom Naomi
N : Bp Yakub bagaimana kabarnya ?
Y : Puji Tuhan baik Naomi, gimana kuliahmu sudah semester berapa
sekarang?
N : Haleluyaa.. Sekarang puji Tuhan saya sudah semester 6 Pak, mohon
dukungan doa nya ya pak agar segera selesai.. hehhehehhe
Y : Ya, pasti tak dukung dalam doa. Gimana Naomi ada yang bisa saya
bantu?
N : Terimakasih pak, jadi pada kesempatan ini saya ingin menanyakan
seputar pemahaman bapak mengenai karunia-karunia Roh Kudus.
Y : Ooo ya silahkan, tapi ini nanti tak jawab sebisa ku lho ya.
N : Baik pak, sebelum nya Naomi ingin berterimakasih karena bapak telah
bersedia untuk meluangkan waktunya.
Y : Ba, Naomi sama-sama
N : baik pak, berbicara tentang karunia Roh Kudus dalam diri orang percaya
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab saling berkaitan. Apakah
Bapak memahami mengenai pandangan demikian bahwa setiap orang itu
diperlengkapi dengan karunia-karunia Roh Kudus, bagaimana pandangan anda
pak ?
Y : Ya saya percaya akan hal itu bahwa memang karunia Roh Kudus dalam
diri orang percaya itu ada kaitannya dengan hidup orang percaya. Sebab seperti ini
Naomi ketika pelayanan kita tidak menggunakan karunia-karunia Roh Kudus
yang terjadi akan jauh beda rasanya dengan pelayanan yang menggunakan
karunia-karunia Roh Kudus.
N : Baik pak, lalu menurut bapak apakah bapak mempercayai bahwa
karunia-karunia yang dimiliki oleh setiap orang percaya itu bermacam-macam
bentuknya ?

139
140

Y : Ya, saya sangat percaya hal itu Naomi karena sudah di tulis juga dalam
Alkitab
N : Menurut bapak apakah setiap orang perhak memperoleh karunia Roh
Kudus :
Y : Berhak
N : Apakah bapak memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan
kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
Y : Oo memang itu fungsinya Naomi
N : Baik pak, pembahasan kita sejauh ini sudah membahas mengenai karunia
Roh Kudus, ijinkan saya pada kesempatan ini untuk mengajak bapak membahas
mengenai karunia bahasa roh.
Y : Ya Naomi. Saya jawab sebisa saya lho ya hahahhah (sambil tertawa)
N : Dipersilahkan pak, nanti kalau mentok lambaikan tangan ya pak
(membalas bercandaan )
Y : Ahh kalau angkat tangan mah tanda tidak mampu Naomi (hahhahah)
N : Apakah bapak sudah memahami makna karunia bahasa roh ?

Y : Ya, saya membaca dalam surat Korintus


N : Apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah bahasa komunikasi ?
Y : Jelas, komunikasi antara orang percaya dengan Tuhan
N : (Tertawa) Apakah bapak sudah pernah mengalami berbahasa roh ?
Y : Puji Tuhan Naomi, sudah
N : Baik, dalam bapak menucapkan bahasa roh, dinyatakan bahwa orang
percaya tidak berkata-kata kepada manusia melainkan kepada Allah, Apakah
Bapak mempercayai hal ini?
Y : Ya tentu, saya merasa pada saat saya sedang berbahasa roh tanpa saya
rencanakan saya merasa bahwa roh saya itu berkata-kata kepada Allah yang saya
sendiri pun tidak tahu maksud dari apa yang saya ucapkan.
N : Menurut pendapat bapak, apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?

Y : Harus, karena bahasa roh akan semakin menguatkan hubungan dengan


Tuhan
141

N : Lalu pada saat bapak sedang berdoa dengan bahasa roh apakah terdapat
satu perasaan yang lega ?
Y : Ya Naomi, saya sangat merasakan kelegaan karena saya bisa loss secara
langsung berkomunikasi dengan Tuhan melalui bahasa roh yang saya miliki.
N : Bahasa roh memunculkan perasaan bahwa Tuhan terasa lebih dekat,
apakah bapak mengalami hal yang demikian ?
Y : Ya memang begitu, rasanya seperti tidak ada jarak lagi antara saya dan
Tuhan itu ketika saya sedang berbahasa roh
N : Apakah bapak pernah mengalami bahwa dengan berbahasa roh
menimbulkan perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang anda sedang alami
?
Y : Untuk hal ini bukan hanya pada saat berbahasa roh saja Naomi, saya
merasakan bahwa Tuhan mengerti keadaan saya itu disetiap waktu sehingga tanpa
berbahasa roh pun juga Tuhan tahu yang sedang saya alami.
N : Apakah bapak pernah merasakan bahwa disaat berbahasa roh, bapak
menjadi yakin bahwa mujizat pasti terjadi ?
Y : Saya selalu meyakini Naomi bahwa di dalam bahasa roh itu ada kuasa
sehingga pasti mujizat terjadi dan dinyatakan
N : Baik pak, nah pada saat bapak sedang berbahasa roh itu muncul karena
suatu kerinduan dari bapak sendiri atau dorongan dari WL, pengkhotbah pak ?
Y : Kalau saya memang dari kerinduan saya secara pribadi, dan pada saat di
gereja ketika ada dorongan dari WL untuk berbahasa roh tapi ketika saya tidak
ada dorongan ya saya tidak bahasa roh Naomi
N : Apakah bapak termasuk dalam tipe berbahasa roh dengan menunggu
orang lain untuk memulai terlebih dahulu ?
Y : Hhahhaha ( tertawa) tidak Naomi, bahasa roh itu kita pribadi dengan
Tuhan jadi tidak ada hubungan nya dengan menunggu orang lain untuk emmulai.
N : Baik pak , lalu bagaimana dengan perbedaan antara berdoa dengan
bahasa roh dan bahasa Indonesia terasa lebih mantap digunakan yang mana jika
menurut bapak?
Y : Mantap kalau pakai bahasa roh, kalau bahasa Indonesia kan disusun
secara baik-baik dengan akal pikiran , sedangkan kalau bahasa roh benar-benar
dari hati yang secara langsung terhubung dengan Tuhan
N : Menurut bapak apakah dengan berbahasa roh dapat memenangkan
peperangan rohani sehingga iblis dikalahkan ?
142

Y : Belum tentu, karena dengan bahasa Indonesia pun bisa mengalahkan


kuasa iblis, tergantung sama setiap pribadi saja kalau hal ini.
N : Mohon diperjelas mengenai pernyataan bapak yang menyatakan
tergantung setiap pribadi, itu pribadi yang bagaimana ya pak ?
Y : Ya pribadi yang mau untuk terhubung dengan Roh Kudus yang ada
dalam diri setiap orang percaya ini Naomi, kan Roh Kudus ada untuk menolong
setiap kita, jadi ketika peperangan rohani seperti ini tentu kita libatkan Roh Kudus
dong.
N : Baik pak, lalu apakah dengan bapak berbahasa roh dapat memberikan
jawaban atas persoalan yang sedang dialami ?
Y : Belum tentu, karena kita berbahasa roh itu kan tujuan nya adalah
mempererat hubungan dengan Tuhan dengan komunikasi yang tidak dapat
diketahui oleh siapapun kecuali Tuhan.
N : Jadi dengan berbahasa roh menurut bapak belum tentu dapat memberikan
sebuah jawaban bagi persoalan ya pak ?
Y : Kalau menurut saya seperti itu Naomi
N : Baik pak, terimakasih untuk jawaban bapak yang luarbiasa atas
pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan
Y : Ya sama-sama, Naomi ini saya ada urusan jadi tidak papa ya saya
matikan telfon nya
N : Oo ya pak, siap sekali lagi terimakasih ya pak .. Selamat Siang dan
Tuhan Memberkati
Y : Tuhan berkati.
Responden 2
Nama : Ibu Aris (A)
Pelayanan : WL + Majelis
N : Shalom Ibu, selamat siang
A : Shalom, nok gimana kabarnya ?
N : Puji Tuhan Ibu saya baik, ibu bagaimana kabarnya ?
A : Ibu baru beberapa hari ini sedang kurang enak badan nok, ini sambil
ngeloni (menidurkan) cucu
N : Baik bu ,Naomi dukung dalam doa ya bu agar ibu segera pulih dan bisa
kembali beraktifitas
143

A : Aminn, makasih nok, gimana ada yang bisa ibu bantu ?


N : Sebelumnya Naomi berterimakasih karena ibu sudah bersedia
meluangkan waktu untuk Naomi mintai keterangan terhadap beberapa pertanyaan
yang Naomi akan ajukan
A : Hhahahh ( tertawa ) pertanyaan nya jangan seperti orang kuliahan lho ya
karena saya nanti tidak akan bisa jawab
N : Tidak ibu hahhhah ( tertawa )
A : Ya Naomi, ibu jawab sebisa ku
N : Kehidupan orang percaya tidak bisa dipisahkan dengan karunia Roh
Kudus karena setiap orang percaya memiliki karunia yang berasal dari Allah,
apakah ibu memahami mengenai hal ini ?
A : He em nok, ibu mempercayai mengenai hal itu bahwa memang karunia
dan orang percaya itu merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan
diperlengkapi satu dengan yang lainnya.
N : Baik bu, mohon dijelaskan bu mengenai pernyataan yang ibu sampaikan
mengenai karunia dan kehidupan orang percaya yang saling melengkapi dan
diperlengkapi itu yang seperti apa ya bu ?
A : Gini nok, kan kalau orang percaya itu memang benar-benar sungguh
menyerahkan dirinya kepada Tuhan , tentu saja dia punya karunia dalam dirinya
yang berasal dari Tuhan dan itu digunakan untuk memperlengkapinya dalam
kehidupannya, baik dalam sisi pelayanan atau kehidupan sehari-hari.
N : Lalu bagaimana tanggapan ibu mengenai bermacam-macam karunia Roh
Kudus yang diberikan kepada setiap orang yang percaya ?
A : Ya ibu setuju dengan hal ini karena di Alkitab tertulis bahwa karunia itu
tidak hanya satu, tetapi banyak.
N : Menurut yang ibu ketahui apakah setiap orang yang percaya berhak
menerima karunia Roh Kudus ?
A : Berhak nok, karena karunia itulah yang memperlengkapi setiap orang
percaya untuk berjalan dalam rencana Tuhan
N : Apakah ibu memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan
kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
A : Ya tentu nok, dan biasanya kalau pelayanan disertai dengan karunia Roh
Kudus itu mendatangkan perubahan, tidak asal selesai, tidak asal melayani, seperti
itu nok
144

N : Baik bu, sejauh ini pembahsan kita mengenai karunia Roh Kudus yang
diberikan bagi setiap orang percaya secara umum, dan saat ini saya ingin bertanya
mengenai salah satu karunia Roh Kudus yaitu karunia berbahasa roh. Apakah ibu
sudah memiliki karunia ini ?
A : Belum nok, tapi saya pengen. Sudah berdoa tapi belum dikasih-kasih
sama Tuhan.
N : Lalu apakah ibu pernah mendengar orang yang sedang berdoa dalam
bahasa roh :
A : Tentu pernah nok, bahkan setiap saya putar youtube yang pujian
penyembahan itu saya sangat tersentuh sekali ketika orang – orang menyembah
Tuhan dengan bahasa roh, rasanya terlihat adem gitu
N : Apakah Ibu sudah pernah membaca 1 Kor.14:2 ?
A : Membaca sekilas saja pernah nok
N : Menurut yang ibu pahami apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah
bahasa komunikasi ?
A : Setahu saya iya nok
N : Baik bu, dalam berbahasa roh, orang percaya tidak berkata-kata kepada
manusia melainkan kepada Allah, ibu mempercayai hal ini?
A : Sangat nok, itu seperti berkomunikasi secara langsung kepada Allah
dengan bahasa-bahasa yang manusia tidak pahami artinya
N : Apakah ibu sudah memahami makna karunia bahasa roh ?

A : Bahasa roh menurut ibu adalah karunia istimewa nok

N : Pada saat ibu melihat orang sedang berdoa dalam bahasa roh, apakah ibu
melihat bahwa orang tersebut sepertinya mengalami suatu kelegaan ?
A : Kelihatannya iya, sebab sampai menangis
N : Menurut pendapat ibu, apakah bahasa roh dapat memunculkan perasaan
bahwa Tuhan terasa lebih dekat ?
A : Belum tentu nok, karena seperti yang saya amati bahwa banyak orang
yang berbahasa roh pada saat ibadah sampai nangis-nangis tetapi waktu pulang
dari gereja juga buat ulah, buat masalah, sehingga kedekatan dengan Tuhan itu
kalau menurut saya tidak tergantung dengan bahasa roh nya
N : Menurut pendapat ibu, apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?
145

A : Kalau sudah punya kenapa harus dipendam sebaiknya ya digunakan nok.


N : Apakah sampai saat ini kerinduan ibu untuk bisa berbahasa roh itu masih
ada ?
A : Masih nok, bahkan sampai saat ini saya kalau berdoa tidak pernah lupa
untuk selipkan kerinduan saya untuk bisa berbahasa roh.
N : Apa yang menyebabkan ibu ingin mendapatkan karunia berbahasa roh:
A : Ya karena menurut saya, pada saat berdoa menggunakan bahasa roh itu
roh saya sendiri yang berkata-kata kepada Allah saya sangat pengen mengalami
masa seperti itu nok
N : Menurut yang ibu amati apakah berdoa dengan bahasa roh terasa lebih
mantap digunakan daripada menggunakan bahasa Indonesia ?
A : Yang saya pikirkan seperti itu, makanya saya rindu sekali memperoleh
karunia itu
N : Apakah ibu pernah merasakan bahwa dengan berbahasa roh, ibu menjadi
yakin bahwa mujizat pasti terjadi ?
A : Karena saya belum pernah mengalami karunia bahasa roh, jadi belum
tahu nok rasanya bagaimana bahasa roh itu tetapi saya percaya bahwa mujizat itu
ada.
N : Baik bu, lalu menurut pendapat ibu apakah dengan berbahasa roh dapat
memenangkan peperangan rohani sehingga iblis dikalahkan ?
A : Pasti nok, karena iblis takut kalau orang percaya punya hubungan yang
baik dengan Tuhan. Jadi bahasa roh ini bisa dikatakan sebagai senjata kita lah
sebagai orang percaya untuk berperang.
N : Menurut yang ibu pahami apakah dengan anda berbahasa roh dapat
memberikan jawaban atas persoalan yang sedang ibu alami ?
A : Setahu saya iya, karena pada saat seseorang sedang berbahasa roh kan
menyampaikan sesuatu yang manusia tidak bisa ketahui, dan hanya Tuhan yang
tahu sehingga sangat memungkinkan untuk Tuhan tahu akan jawaban apa yang
pas untuk setiap doa –doa yang kita naikkan dengan bahasa roh.
N : Baik bu, Ibu terimakasih untuk obrolan kita pada kesempatan ini,
terimakasih untuk jawaban luarbiasa yang ibu sampaikan.
A : Ya nok sama-sama,
N : Selamat siang ibu ,
A : Selamat siang ..
146

Responden 3
Nama : Marlundu (L)
Pelayanan : Pemain Musik
N : Shalom, selamat malam mas
L : Shalom
N : Mas, terimakasih sebelumnya karena sudah meluangkan waktu untuk
Naomi mintai keterangan
L : Siap, gimana Naomi ada apa ?
N : Jadi seperti ini mas, saya akan menanyakan beberapa hal dan mohon
untuk dijawab mas
L : Tak usahain hhahah ( tertawa )
N : Baik mas, saya mulai ya .. Kehidupan setiap orang percaya tidak bisa
dipisahkan dengan karunia Roh Kudus karena setiap orang percaya memiliki
karunia yang berasal dari Allah, apakah anda memahami mengenai hal ini mas ?
L : Saya memahami, tapi aku kurang sependapat dengan hal ini karena buat
aku secara pribadi hanya orang yang benar-benar dekat dengan Tuhan yang dapat
memiliki karunia Roh Kudus, tidak sembarangan orang memiliki karunia-karunia.
Kalau semua orang memiliki karunia nanti orang jahat malah menyalahgunakan
karunia-karunia untuk berbuat hal yang jahat hahhahahha ( sambil tertawa)
N : Baik mas, lalu apakah mas mengetahui bahwa terdapat bermacam-
macam karunia Roh Kudus yang diberikan kepada setiap orang yang percaya
kepada-Nya.
L : Benar sekali, di Alkitab pun juga tertulis bahwa karunia itu bermacam-
mcam jenisnya tidak hanya satu saja
N : Lalu menurut mas apakah setiap orang yang percaya berhak menerima
karunia Roh Kudus ?
L : Berhak Naomi, hanya saja orang yang dikasih itu mau atau tidak
N : Apakah anda memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan
kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
L : Ya memang benar itu
N : Baik mas, sejauh ini kita sudah membahas mengenai karunia Roh Kudus
secara umum, dan untuk pembahasan selanjutnya saya akan mengajak mas Lundu
untuk membahas mengenai karunia bahasa roh
147

L : Bahasa roh ? (nada bertanya )


N : Iya mas karunia bahasa roh
L : Siapp
N : Apakah anda sudah pernah membaca 1 Kor.14:2 ?
L : Sudah, tapi lupa-lupa ingat isinya
N : Menurut pendapat mas apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah bahasa
komunikasi ?
L : iya benar
N : Secara pribadi apakah mas sudah mengalami karunia ini ?
L : Bahasa roh yang seperti apa dulu, yang dimaksud Naomi ini ?
N : Bahasa roh yang diperkatakan mas,
L : Oo kalau bahasa roh yang seperti kata-kata itu sudah
N : Menurut mas Lundu memang bahasa roh ada berbagai macamnya kah ?
L : Ada 2 kalau menurutku Naomi, yang pertama adalah bahasa roh yang
diperkatakan dan banyak orang yang melakukan hal ini, sedangkan kedua yaitu
bahasa roh dengan hubungan pribadi dengan Tuhan roh bertemu Roh.
N : Baik, lalu selama ini mas menggunakan yang mana ?
L : Awalnya saya gunakan bahasa roh yang diperkatakan, lalu saya
menemukan kasus bahasa roh yang dibuat-buat oleh manusia dengan kata-kata
yang hampir rata-rata sama hahahha (tertawa), jadi saya gunakan bahasa roh yang
kedua yaitu roh bertemu dengan roh
N : Roh bertemu dengan roh yang mas maksud itu seperti apa ya ?
L : Pada saat doa pribadi saya akan ada fase dimana saya diam, namun hati
saya berbicara kepada Tuhan, saya berkata-kata kepada Tuhan lewat hati saya dan
disitu saya meyakini bahwa itulah bahasa roh
N : Baik, lalu dengan mas berbahasa roh yang mas lakukan selama ini
apakah anda meyakini bahwa anda tidak berkata-kata kepada manusia melainkan
secara langsung kepada Allah ?
L : Dari yang saya alami iya Naomi
N : Menurut pendapat anda, apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?
148

L : Tidak harus, nanti pusing orang-orang karena tidak memahami kelcuali


saat doa pribadi ya, ini lain kalau doa pribadi kan suka kita mau pakai yang mana
asal nyaman saja

N : Menurut yang mas rasakan, apakah mas mendapat kelegaan setelah


berdoa dengan sistem roh bertemu dengan Roh yang anda maksud dengan bahasa
roh itu mas ?
L : Tentu Naomi, bahkan saya bisa menangis , saya tersungkur karena disitu
saya bisa mencurahkan isi hati saya kepada Tuhan
N : Baik mas, bahasa roh memunculkan perasaan bahwa Tuhan terasa lebih
dekat, apakah mas mengalami hal yang demikian ?
L : Ya kalau untuk hal ini saya kurang setuju, karena kedekatan kita dengan
Tuhan itu tidak tergantung pada bahasa roh, tetapi kehidupan kita yang senantiasa
sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, tanpa berbahasa roh sekalipun juga
Tuhan dekat dengan kita, Naomi
N : Sejauh ini apakah mas mengalami bahwa dengan berbahasa roh
menimbulkan perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang anda sedang alami
?
L : Kalau pengalamanku yaa memang ketika aku sedang berjumpa roh
dengan Roh pada saat doa, aku merasakan bahwa Tuhan mengetahui apapun yang
kualami tetapi terlepas dari itu semua, memang pada dasarnya kan Tuhan Maha
Tahu jadi ya semua hal yang terjadi dalam hidupku pasti Tuhan tahu
N : Apakah anda pernah merasakan bahwa disaat anda berbahasa roh , anda
menjadi yakin bahwa mujizat pasti terjadi ?
L : Sangat meyakini, sebab didalam roh bertemu Roh terdapat komunikasi
yang intim sehingga sangat memungkinkan untuk menerima mujizat
N : Pada saat anda bertemu roh dengan Roh yang anda yakini sebagai bahasa
roh, apakah anda melakukan itu karena adanya suatu kerinduan atau ada factor
lain ?
L : Kalau aku melakukan itu karna sadar aja sih, kalau aku butuh Tuhan, aku
perlu Tuhan dalam segala hal di kehidupanku jadi ya sudah sewajarnya jika aku
membangun komunikasi yang intim dengan Tuhan
N : Pada saat mas sedang beribadah di gereja, apakah mas juga melakukan
bertemu roh dengan Roh yang anda yakini itu dengan bahasa roh?
L : Tidak, aku melakukan itu pada saat aku sedang doa pribadi kalau digereja
ya aku menyembah Tuhan dengan bersama-sama sehingga kurang bisa
berkomunikasi secara pribadi dengan Tuhan
149

N : Jika boleh tahu apakah bisa dikatakan anda kurang menikmati hadirat
Tuhan pada saat beribadah bersama di gereja ?
L : Menikmati hanya saja tidak sepuas kalau doa pribadi
N : Baik, lalu menurut yang mas rasakan berdoa dengan bahasa Indonesia,
jika dibandingkan dengan roh bertemu dengan Roh yang anda maksud itu lebih
berkesan yang mana mas ?
L : Kalau aku lebih berkesan yang roh bertemu Roh, karena lebih bisa loss
aja, kalau pakai bahasa Indonesia kan bahaanya terkesan seperti di susun
N : Lalu menurut mas apakah dengan berbahasa roh dapat memenangkan
peperangan rohani sehingga iblis dikalahkan ?
L : Tentu, karena ada kuasa didalam roh bertemu dengan Roh
N : Apakah dengan mas bertemu roh dengan Roh dapat memberikan jawaban
atas persoalan yang sedang anda alami ?
L : Tidak tentu, tapi yang pasti saya menjadi kuat mengatasi persoalan yang
terjadi
N : Baik, terimakasih mas untuk waktunya dan untuk jawaban yang mas
berikan ats pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan
L : Sama-sama Naomi, semangatt kuliahnya
N : Siapp mas, Tuhan Memberkati

Responden 4
Nama : Krisna (K)
Pelayanan : Guru Sekolah Minggu
N : Shalom, Selamat Malam Mbak
K : Halo, Shalom Naomi…
N : Bagaimana kabarnya mbak ?
K : Puji Tuhan baik Naomi, gimana ada yang bisa tak bantu?
N : Sebelumnya terimakasih atas kesediaan mbak Krisna untuk meluangkan
waktu ngobrol bareng sama Naomi
K : Ya, gimana-gimana?
150

N : Jadi seperti ini mbak, saya akan menanyakan beberapa hal ke mbak
Krisna dan nanti mohon untuk memberi jawaban sepemahaman mb Krisna
K :Ooo gitu ya, Oke-oke
N : Kehidupan orang percaya tidak bisa dipisahkan dengan karunia Roh
Kudus karena setiap orang percaya memiliki karunia yang berasal dari Allah,
bagaimana menurut mbak Krisna dalam menanggapi hal ini ?
K : Aku sependapat Naomi dengan hal itu, karena memang benar bahwa
orang percaya dan karunia Roh itu ibarat satu paket yang saling ada didalamnya
N : Baik mbak, jika diperbolehkan mohon dijelaskan mengenai ibarat satu
paket lengkap itu yang seperti apa mbak ?
K : Seperti ini Naomi, ibarat orang percaya itu sayur-sayuran sedangkan
karunia Roh itu adalah bumbu nya dan untuk menjadi suatu masakan kan otomatis
harus dicampur agar ada rasanya begitu juga dengan orang percaya dan karunia
Roh, karunia Roh berguna untuk melengkapi orang percaya sehingga mau
bagaimanapun juga tetap hidup orang percaya dan karunia Roh itu saling
berkaitan
N : Apakah mbak mengetahui dan meyakini bahwa terdapat bermacam-
macam karunia Roh Kudus yang diberikan kepada setiap orang yang percaya
kepada Tuhan?
K : Kalau aku secara pribadi sangat meyakini, dan memang hal ini terbukti.
Dalam Alkitab kita pun tertulis bahwa ada bermacam-macam karunia Roh, seperti
itu Naomi
N : Menurut Mbak apakah setiap orang yang percaya berhak menerima
karunia Roh Kudus ?
K : Berhak Naomi, karena karunia itu adalah anugerah
N : Apakah anda memahami bahwa karunia - karunia Roh Kudus diberikan
kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
K : Ya Naomi lebih tepatnya untuk menunjang keberhasilan dalam suatu
pelayanan yang dikerjakan
N : Baik Mbak, sejauh ini kita telah membahas mengenai karunia Roh yang
bersifat secara umum, ijinkan saya untuk mengajak obrolan kita ini ke karunia
yang lebih spesifik yaitu karunia bahasa roh
K : Oke
N : Apakah mbak sudah pernah mengalami berkata-kata dalam bahasa roh ?
K : Belum
151

N : Lalu apakah mbak sudah pernah mendengar orang yang sedang


berbahasa roh, mungkin dalam ibadah raya atau dalam kegiatan ibadah-ibadah
yang ada ?
K : Kalau dengar dan lihat sudah, tapi aku malah merasa takut gitu ii
N : Baik, mohon dijelaskan rasa takut yang bagaimana ini mbak ?
K : Seakan kaya tidak terkontrol gitu bahasa nya
N : Secara pribadi apakah mbak Krisna memiliki kerinduan untuk bisa
berbahasa roh ?
K : Jujur aku masih takut sampai saat ini, jadi untuk rindu punya masih
belum ada dalam bayanganku dek
N : Apakah mbak sudah pernah membaca 1 Kor.14:2 ?
K : Sepertinya sudah, soalnya aku tidak hafal banget isinya
N : Apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah bahasa komunikasi ?
K : Menurut ku iya yapi tergantung pada setiap pribadi yang menganggap itu
sebagai bahasa komunikasi atau bukan sih
N : Menurut pendapat anda, apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?

K : Untuk hal ini tergantung sama setiap pribadi, karena masing-masing dari
kita itu memiliki pendapat yang berbeda. Hanya kalau aku sih sepertinya tidak
perlu ya karena toh juga pakai bahasa Indonesia pun Tuhan tetap terima kita kok
N : Menurut pendapat mbak apakah pada saat anda melihat orang sedang
berbahasa roh mujizat pasti terjadi ?
K : Sepertinya belum tentu dek, tergantung sama keseriusan orang tersebut
dalam berbahasa roh sih kalau menurutku
N : Menurut pendapat mbak, apakah dengan berbahasa roh dapat
memenangkan peperangan rohani sehingga iblis dikalahkan ?
K : Tidak juga, karena kita punya kuasa perkataan kok yang juga tidak kalah
manjurnya dengan bahasa roh. Kita bisa gunakan kuasa perkataan untuk
mengalahkan iblis
N : Lalu menurut yang mbak pahami selama ini apakah karunia berbahasa
roh dapat memberikan jawaban atas persoalan yang sedang dialami oleh setiap
orang percaya ?
152

K : Hmmm, tidak juga . Sebab nya seperti ini Naomi, Tuhan mengetahui
segala keadaan kita apapun itu dari yang kita bisa sembunyikan dihadapan
manusia sampai yang kita bongkar orang lain Tuhan juga tahu akan hal itu. Jadi
kurasa yang memberikan jawaban atas permasalahan itu bukan bahasa roh nya
melainkan ketika kita dapat menguasai pikiran dan sekaligus menyerahkan semua
ke tangan Tuhan yang berkuasa.
N : Baik mbak.. terimakasih untuk jawaban luarbiasa yang diberikan atas
pertanyaan-pertanyaan yang saya berikan
K : Okee, terimakasih juga sudah ngobrol-ngobrol bareng. Semoga pandemi
segera berlalu yaa supaya kita bisa jumpa lagi
N : Aminnnn.. siap mbak .. Tuhan Memberkati
K : Yaaa.. Tuhan berkati juga

Responden 5
Nama : Kaleb (K)
Pelayanan : Pemain Musik + WL + Guru Sekolah Minggu
N : Shalom selamat siang Mas
K : Halo Naomi, Shalom
N : Trimakasih sudah menyediakan waktu untuk ngobrol-ngobrol mas
K : Yups , gimana Naomi mau ngobrol-ngobrol tentang apa ini . Jangan
ngobrol tentang jodoh lho ya nanti pusing aku jawabnya hahahhaha ( tertawa)
N : Wah kalau ngobrol tentang jodoh berasa langsung kliyengan juga saya
mas hahhaha ( membalas dengan tertawa )
K : Nah itu dia, tunggu waktu yang tepat yaa.. Nanti Tuhan kirimkan yang
terbaik
N : Haleluyaa.. Baik Mas, kita akan mulai pembahasan yang akan kita bahas
adalah mengenai karunia Roh Kudus
K : Karunia Roh Kudus, siap
N : Bagaimana tanggapan mas mengenai hal ini, bahwa kehidupan orang
percaya tidak bisa dipisahkan dengan karunia Roh Kudus karena setiap orang
percaya memiliki karunia yang berasal dari Allah,
K : Menurutku tidak semua orang punya karunia yang berasal dari Allah,
kalau kemampuan yes sebab semua orang diperlengkapi dengan suatu
153

kemampuan untuk dirinya dapat bertahan dalam segala kondisi. Tetapi kalau
karunia tidak semua orang bisa memiliki Naomi
N : Mohon dijelaskan mas, mengapa mas berpendapat bahwa tidak semua
orang dapat memiliki karunia Roh Kudus ?
K : Sebab hanya orang-orang yang hidupnya sudah benar-benar melakukan
kehendak Allah, aliyas yang dekat dengan Allah. Tidak mungkin dong orang jahat
dikasih karunia, nanti dia gunakan untuk hal yang jahat. Jadi untuk hal ini aku
berpendapat bahwa hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki karunia Roh
Kudus
N : Mohon dijelaskan mas, orang tertentu yang seperti apa ini mas ?
K : Tentu nya orang yang sudah melakukan Firman Tuhan, hidup sesuai
dengan kehendak Tuhan dan minim kesalahan
N : Baik mas, terdapat bermacam-macam karunia Roh Kudus yang diberikan
kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan, apakah anda juga meyakini akan
hal ini ?
K : Tentu, banyak karunia memang bukan hanya 1 saja. Dan semua karunia
ini saling melengkapi antara satu dengan yang lain
N : Setiap orang yang percaya kepada-Nya berhak menerima karunia Roh
Kudus, bagaimana menurut mas mengenai hal ini ?
K : Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa tidak semua orang
memang. Yang berhak hanya orang-orang yang sudah sesuai dengan standard nya
Allah saja, dan perlu diyakini bahwa Allah tidak pernah salah dalam memberikan
karunia kepada setiap masing-masing umat-Nya yang telah sesuai dengan
standard nya Allah
N : Apakah anda memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan
kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
K : Kembali lagi kepada tidak semua orang bisa melayani dengan karunia
Roh Kudus, sebab bisa saja melayani menggunakan akal pikiran tanpa melibatkan
Roh Kudus. Namun kembali dibandingkan hasilnya pasti tentu jauh berbeda
dengan yang menggunakan karunia Roh Kudus.
N : Baik, sejauh ini kita telah membahas mengenai karunia Roh Kudus
secara umum, dan tadi sempat kita membahas bahwa karunia itu tidak hanya satu
macam saja melainkan ada bermacam-macam, ijinkan pembahasan kita kali untuk
membahas mengenai karunia berbahasa roh mas
K : Bahasa roh, siap
N : Secara pribadi apakah mas sudah mengalami karunia berbahasa roh ?
154

K : Sudah Naomi, sejak SMK


N : Woww , cukup lama ya mas
K : Hehhehh (tertawa) iyaa
N : Apakah mas sudah pernah membaca 1 Kor.14:2 ?
K : Sudah Naomi
N : Apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah bahasa komunikasi ?
K : Oo jelas, sudah tertera dengan jelas dalam ayat nya
N : Dalam berbahasa roh, orang percaya tidak berkata-kata kepada manusia
melainkan kepada Allah, Apakah mas mempercayai hal ini?
K : Sangat Naomi, sebab ketika ngomong menggunakan bahasa roh itu
memang manusia tidak tahu artinya dan hanya Allah yang mengetahui, dan secara
pribadi aku bersyukur banget Tuhan ijinkan aku punya karunia itu
N : Menurut pendapat anda, apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?

K : Tidak perlu kalau di gereja, kecuali menyembah secara doa mandiri di


rumah atau mungkin ditempat doa seperti itu
N : Baik, lalu pada saat mas sedang berdoa dalam bahasa roh, apakah
mengalami suatu kelegaan ?
K : Tentu saja, aku ngerasa puas banget kalau pas habis bahasa roh, bahkan
tidak terasa aku sudah habiskan waktu berjam-jam ketika doa menggunakan
bahasa roh
N : Bahasa roh memunculkan perasaan bahwa Tuhan terasa lebih dekat,
apakah mas mengalami hal yang demikian ?
K : Yaa pasti, karena dengan berbahasa roh secara pribadi aku
berkomunikasi dengan Allah, dan itu bener-bener terasa sangat dekat sekali
dengan-Nya . Bahagia banget Naomi rasanya
N : Sejauh ini pernah mengalami bahwa dengan berbahasa roh menimbulkan
perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang mas sedang alami belum?
K : Aku ngalami banget Naomi, makanya aku selalu nyatakan bahwa Tuhan
itu baik karena ya dalam setiap hal Dia mengerti keadaan kita, apa yang sedang
kita alami pokoknya semua Dia tahu. Sebenernya ketika kita berdoa dengan
bahasa Indonesia pun Dia juga tahu, namun yaa Tuhan itu Roh sehingga akan
lebih klop ketika kita imbangi dengan bahasa roh
155

N : Apakah anda pernah merasakan bahwa disaat anda berbahasa roh , anda
menjadi yakin bahwa mujizat pasti terjadi ?
K : Merasakan, dan ini terkadang buat saya tidak tahan diri untuk menangis
sebab terlalu begitu baiknya Tuhan itu
N : Apakah mas secara pribadi berbahasa roh karena ada suatu kerinduan ?
K : Dulu saat aku masih SMK, aku berdoa sama Tuhan supaya punya
karunia bahasa roh ini, dan ya butuh proses Naomi terutama saat itu karakter
hidupku yang masih acak-acakan yang membuat aku merasa tidak layak untuk
menerima karunia ini, dan secara perlahan aku coba ubah karena aku melihat
bahwa kalau doa pakai bahasa roh itu seperti ada kuasanya sehingga saat itu aku
pengen, dan ya puji Tuhan lewat setiap proses yang ada akhirnya aku dapatkan
karunia itu saat hari pencurahan Roh Kudus, dan sedikit bersaksi rasanya seperti
tidak nyangka karena saat itu aku saat aku pujian dan bermazmur lalu dengan
sendirinya aku ngomong dengan bahasa yang sama sekali aku tidak tahu, aku coba
buat hentikan tapi rasanya sulit dan aku dapat jamahan saat itu luarbiasa, nah
sejak saat itu aku mulai gunakan bahasa roh saat menyembah Tuhan , ya memang
tidak dari awal menyembah sampai akhir berbahasa roh ya tapi setidaknya dalam
pujian penyembahan yang ku naiikan terselip ada bahasa roh juga didalamnya
sebagai bentuk aku menghargai pemberian Tuhan yaitu karunia bahasa roh ini
dalam hidupku
N : Wahh kesaksian yang luarbiasa mas, sangat memberkati. Lalu pada saat
mas sedang beribadah di Gereja apakah mas berbahasa roh karena mendapat
ajakan, dorongan dari WL , pemimpin gereja ?
K : Tidak Naomi , bukan semata-mata karena sebuah ajakan dari mereka.
Kalau aku pribadi memandang bahasa roh ini sebagai suatu pemberian jadi aku
harus gunakan dan maksimalkan penggunaannya dalam kehidupanku
N : Apakah mas berbahasa roh dengan menunggu orang lain untuk memulai
terlebih dahulu ?
K : Kalau pengalamanku tidak Naomi, tapi kurang tau juga kalau orang lain
hahahhahah ( tertawa)
N : Mohon berikan penjelasan mas mengenai alasan mas berbahasa roh yang
tidak perlu menunggu orang lain
K : Ya kalau menurutku kan itu urusan kita pribadi sama Tuhan jadi ndak
perlu nunggu orang lain , masuk surga aja masing-masing Naomi tidak ramai-
ramai
N : Baik mas, kalau menurut mas apakah berdoa dengan bahasa roh terasa
lebih mantap digunakan karena ada kuasa supranatural daripada menggunakan
bahasa Indonesia ?
156

K : Sesuai yang ku rasakan secara pribadi ya lebih mantap kalau pakai


bahasa roh . Sebab kalau bahasa Indonesia kan disusun secara akal pikiran
manusia ya sedangkan bahasa roh bener-bener murni dari hati tanpa suatu
rancangan
N : Menurut anda apakah dengan berbahasa roh dapat memenangkan
peperangan rohani sehingga iblis dikalahkan ?
K : Tentu dong , ada kuasa didalam kita berbahasa roh yang sanggup
mengalahkan iblis. Makanya itu penting orang percaya memiliki karunia ini
N : Lalu apakah dengan mas berbahasa roh dapat memberikan jawaban atas
persoalan yang sedang anda alami ?
K : Sejauh yang aku tahu memberikan jawaban Naomi , karena dengan
berbahasa roh, roh kita tersambung dengan Tuhan dan disitulah kita dapat
mengatakan apapun dan Tuhan pasti mengetahui apa maksud kita.
N : Wahh .. terimakasih mas untuk jawaban luarbiasa yang mas berikan atas
pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan , terimakasih juga karena mas sudah
bersedia meluangkan waktu untuk kita ngobrol pada kesempatan ini
K : Sama-sama Naomi, senang bisa ngobrol-ngobrol bareng kamu, Tuhan
berkati yaa . Lancar terus buat studi mu
N : Aminnnnn.. Tuhan Memberkati mas

Responden 6
Nama : Panca
Pelayanan : WL, pemain musik, Majelis
N : Shalom .. Mas Panca
P : Halooo, Shalom Naomi
N : Mas Panca bagaimana kabarnya ?
P : Puji Tuhan baik, ada yang bisa saya bantu ?
N : Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan mas panca
dalam meluangkan waktu untuk kita bisa ngobrol hari ini
P : Ya Naomi sama-sama
N : Bisa kita mulai sekarang ya mas
P : Silahkan monggo ( dalam bahasa jawa artinya silahkan )
157

N : Kehidupan orang percaya tidak bisa dipisahkan dengan karunia Roh


Kudus karena setiap orang percaya memiliki karunia yang berasal dari
Allah,bagaimana tanggapan mas mengenai hal ini ?
P : Gini Naomi, saya setuju dengan hal ini sebab karunia dan orang percaya
merupakan satu kesatuan. Orang percaya diperlengkapi dengan karunia-karunia
agar dapat menjadi kepanjangan tangan Tuhan dibumi dalam melaksanakan
kewajiban kita sebagai orang percaya
N : Baik mas, terdapat bermacam-macam karunia Roh Kudus yang diberikan
kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan, apakah mas meyakini hal ini ?
P : Ya tentu saja , karunia bukan hanya satu macam tetapi bermacam-macam
sesuai dengan fungsinya yaitu memperlengkapi tubuh Kristus yaitu kita semua
N : Menurut mas apakah setiap orang yang percaya kepada Tuhan berhak
menerima karunia Roh Kudus ?
P : Kalau sepemikiranku berhak, tapi balik lagi ke orang percaya nya mau
atau tidak untuk mendapatkan karunia yang Tuhan anugerahkan
N : Apakah anda memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan
kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
P : Jelas, karunia memang alat untuk setiap orang percaya dapat melayani
N : Sejauh ini kita sudah membahas karunia secara umum ya mas, ijinkan
saya untuk kali ini membahas mengenai karunia bahasa roh
P : Silahkan Naomi
N : Apakah anda sudah pernah mengalami karunia berbahasa roh ?
P : Bahasa roh yang sandalama itu ?
N : Sandalama? Maksudnya gimana ya mas ?
P : Iya yang biasa orang ngomong itu kan sandalama, kosakatanya hampir
mirip-mirip tuh
N : Secara pribadi sudah mengalami karunia berbahasa roh belum mas ?
P : Kalau pengalaman ku sudah tapi aku tidak mau lagi mengucapkan bahasa
itu
N : Jika boleh tahu apa penyebabnya mas ?
P : Terkesan dibuat-buat soale, makanya aku tidak mau . Bukan berarti aku
menentang ya. Tapi lebih tepatnya aku tidak ingin seperti itu kalau orang lain mau
begitu ya biar saja kalau aku pribadi tidak mau
158

N : Lalu bahasa roh yang mas pahami selama ini bagaimana ?


P : Yang aku pahami bahasa roh itu adalah ketika aku sedang berdoa dalam
hati dan bersaat teduh itulah bahasa roh
N : Apakah mas sudah pernah membaca 1 Kor.14:2 ?
P : Seingat ku sudah Naomi
N : Apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah bahasa komunikasi ?
P : Benar Naomi
N : Baik, dalam berbahasa roh, orang percaya tidak berkata-kata kepada
manusia melainkan kepada Allah, Apakah mas mempercayai hal ini?
P : Aku percaya Naomi , karena Tuhan itu maha menyelidiki hati setiap
anak-Nya sehingga menggunakan bahasa roh yang tidak diungkapkan sekalipun
dengan suara tetap Tuhan itu tahu
N : Menurut pendapat anda, apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?

P : Tidak, kalau di gereja tugas kita itu adalah menghantarkan ucapan syukur
kepada Tuhan, bukan untuk mengutarakan masalah pribadi.
N : Apakah mas mengalami kelegaan ketika sedang berdoa dalam hati dan
bersaat teduh yang mas yakini bahwa ini merupakan bahasa roh ?
P : Ya jelas aku merasakan rasa lega bukan hanya sampai pada titik lega saja
tetapi aku juga merasakan sukacita
N : Ketika sedang berdoa dalam hati dan bersaat teduh yang mas yakini
bahwa ini merupakan bahasa roh memunculkan perasaan bahwa Tuhan terasa
lebih dekat, apakah mas mengalami hal yang demikian ?
P : Sangat, bukan hanya sampai dititik ini saja Naomi, kadang kalau aku
sambil dijalan gitu pas mau berangkat kerja atau pas pulang kerja secara tidak
langsung roh ku itu seperti ngomong sama Tuhan, ya bercakap-cakap selayaknya
seorang sahabat, sehingga ya aku sangat merasa bahwa Tuhan itu dekat sekali
denganku
N : Apakah mas pernah mengalami bahwa dengan berbahasa roh
menimbulkan perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang sedang mas alami ?
P : Sering, bahkan aku merasa bahwa Tuhan itu yang atur setiap langkah
kakiku dan kehidupanku jadi apapun yang terjadi baik buruknya kondisiku Dia
mengetahui
159

N : Apakah anda pernah merasakan bahwa disaat anda berbahasa roh , anda
menjadi yakin bahwa mujizat pasti terjadi ?
P : Saya yakin mujizat itu terjadi tapi tidak selalu lewat bahasa roh, bisa saja
kan lewat cara Tuhan yang lain seperti keluarga, tetangga, dan orang-orang yang
tak terduga
N : Baik mas, pada saat mas sedang berkomukasi secara roh dengan Tuhan
yang mas yakini bahwa itu sebagai bahasa roh, mas melakukan itu karena suatu
kerinduan atau karna ada factor tertentu mas, semisal sedang ada dalam kondisi
yang sangat memerlukan Tuhan, atau sebaliknya dalam kondisi sukacita. Kira-kira
bagaimana mas untuk hal ini ?
P : Gini Naomi, karena aku merasa Dia itu sahabatku jadi aku selalu cari Dia
baik dalam kondisi aku baik-baik saja ataupun terpuruk sekalipun. Dan untuk
itulah aku selalu berkomunikasi dengan Dia, rasanya seperti ada yang kurang
ketika belum ngobrol sama Dia, jadi dalam satu hari aku biasa selalu luangkan
waktu untuk saat teduh dan berkomunikasi dengan Dia, terlepas dari semua
aktifitasku, kerjaanku, bahkan kalau semisal aku bener-bener sibuk dan tidak
memungkinkan untuk saat teduh ya aku berkomunikasinya langsung aja secara
omongan gitu missal gini “ Bapa hari ini aku capek sekali, kasih aku kekuatan ya
supaya aku bisa selesaikan semua kerjaanku” kira-kira begini Naomi
N : Wow .. Dasyat ya mas, lalu pada saat ibadah di gereja apakah mas juga
melakukan komukasi secara roh dengan Tuhan yang mas yakini bahwa itu sebagai
bahasa roh, karena mendapat ajakan, dorongan dari WL , pemimpin gereja ?
P : Tentu tidak Naomi, ini tentang pribadi . Jujur kalau aku di gereja ketika
pada saat pelayanan atau bahkan tidak pelayanan ya fokus ku adalah untuk
menyembah Tuhan secara ramai-ramai bukan secara pribadi, jadi untuk
komunikasi pribadi dengan Tuhan ya hanya aku lakukan ketika aku sedang
berjumpa pribadi dengan Dia
N : Apakah mas panca berbahasa roh dengan menunggu orang lain untuk
memulai terlebih dahulu ?
P : Ya seperti jawabanku sebelumnya , bahwa ini adalah tentang pribadi
Naomi jadi kurasa tidak perlu nunggu orang lain untuk memulai dulu, kan kita
sudah sama-sama dewasa dan memahami bahwa komunikasi pribadi dengan
Tuhan itu tidak bergantung pada orang lain tetapi pada diri sendiri
N : Apakah berdoa dengan bahasa roh terasa lebih mantap digunakan karena
ada kuasa supranatural daripada menggunakan bahasa Indonesia ?
P : Ya sebenernya tetap Tuhan bakal terima doa-doa kita, mau pakai bahasa
Indonesia, bahasa roh, atau bahasa apapun yang penting tujuan nya adalah ke
Tuhan tetap Dia bakal terima, dan kalau ditanya lebih mantap yang mana tentu
mantap kalau pakai bahasa Indonesia karena bisa tahu artinya beda kalau pakai
160

bahasa roh kan jelas hanya Dia yang tahu maksud kita sedang ngomong apa,
begitu Naomi
N : Menurut mas apakah dengan berbahasa roh dapat memenangkan
peperangan rohani sehingga iblis dikalahkan ?
P : Pasti itu, karena dengan berkomunikasi antara roh kita dengan Tuhan ada
kuasa didalamnya sehingga iblis pun akan takhluk
N : Baik mas, lalu menurut mas apakah dengan berbahasa roh dapat
memberikan jawaban atas persoalan yang sedang mas alami ?
P : hahhahah ( tertawa ) kalau ini jujur aku binggung mau jawab gimana.
Tapi yang pasti ketika dekat dengan Tuhan setiap kita pasti akan diberi kekuatan
untuk bisa melewati segala yang terjadi dalam hidup ini Naomi, ya berkomunikasi
dengan Dia itu sangat penting karena Dia yang menciptakan kehidupan kita hanya
saja untuk solusi bagi setiap masalah memang tidak mesti didapat ketika
berbahasa roh, bisa saja Tuhan pakai cara unik untuk memberi jalan keluar bagi
permasalahan yang sedang kita alami
N : Wahh terimakasih mas panca untuk jawaban nya yang luarbiasa, senang
rasanya bisa ngobrol dengan mas
P : Sama-sama Naomi
N : Tuhan Memberkati Mas
P : Aminnnn, Shalom
N : Shalom…

Responden 7
Nama : Marlinus (M)
Pelayanan : Usher, Jemaat
N : Shalom bapak, selamat sore
M : Sore yaa
N : Sebelumnya saya mengucapkan terimaksih karena bapak bersedia
meluangkan waktu untuk kita bisa ngobrol-ngobrol hari ini
M : Ya mbak, silahkan ini mau membahas tentang apa
N : Jadi seperti ini pak, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan dan saya
berharap agar bapak bersedia untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan saya
161

M : Ya mbak
N : Kehidupan orang percaya tidak bisa dipisahkan dengan karunia Roh
Kudus karena setiap orang percaya memiliki karunia yang berasal dari Allah,
apakah anda memahami mengenai hal ini ?
M : Untuk ini saya sependapat ya karena memang benar bahwa karunia itu
diperuntukkan bagi orang percaya yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat maka kehidupan orang percaya dan karunia-karunia itu merupakan hal
yang tidak bisa dipisahkan
N : Baik pak, pada jenisnya terdapat bermacam-macam karunia Roh Kudus
yang diberikan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Bagaimana
pandangan bapak mengenai hal ini?
M : Untuk hal ini saya sangat mempercayai, karena memang karunia Roh
Kudus itu tidak hanya satu macam saja, tetapi banyak dan memiliki fungsi yang
berbeda namun sama tujuannya yaitu untuk memuliakan Nama Tuhan.
N : Bagaimana pandangan bapak mengenai pernyataan bahwa setiap orang
yang percaya kepada Tuhan berhak menerima karunia Roh Kudus. Apakah anda
memahami hal ini.
M : Kalau untuk hal ini saya binggung, karena memang setiap orang berhak
tapi tergantung pada orang nya, mau atau tidak kalau dikasih. Kalau semisal orang
nya tidak mau dikasih ya sudah otomatis kan karunia itu tidak akan bisa dimiliki.
N : Apakah anda memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan
kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
M : Ya paham mbak, berkaitan kok itu antara karunia dan pelayan Tuhan
N : Baik pak, sejauh ini kita telah berbincang-bincang mengenai karunia Roh
Kudus secara umum ya pak, dan kini saya ingin mengajak bapak untuk membahas
mengenai karunia Roh Kudus yang secara mengerucut, yaitu karunia bahasa roh.
M : Ya mbak
N : Apakah bapak secara pribadi sudah pernah mengalami karunia berkata-
kata dalam bahasa roh ?
M : Sudah mbak
N : Apakah mas sudah pernah membaca 1 Kor.14:2 ?
M : Sudah
N : Menurut pendapat mas, apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah
bahasa komunikasi ?
M : Tergantung pandangan setiap orang yang bersangkutan mbak
162

N : Dalam berbahasa roh, orang percaya tidak berkata-kata kepada manusia


melainkan kepada Allah, Apakah bapak mempercayai hal ini?
M : Percaya mbak
N : Jika boleh tahu sejauh apa rasa percaya bapak pada bahasa roh yang
bermakna tidak berkata-kata kepada manusia melainkan kepada Allah ?
M : Dalam Alkitab kan di tulis mbak bahwa yang berkata-kata dalam bahasa
roh itu tidak berkata-kata kepada manusia melainkan kepada Allah, dan saya
mempercayai bahwa bahasa roh yang diperkatakan oleh setiap orang percaya itu
merupakan komunikasi langsung dengan Tuhan
N : Menurut pendapat anda, apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?

M : Perlu mbak , karena untuk bisa semakin cepat sampai ke hadirat Tuhan
N : Baik pak, lalu bagaimana pendapat bapak apakah pada saat bapak sedang
berdoa dalam bahasa roh, mengalami suatu kelegaan?
M : Jelas, itu kadangkala karna terlalu lega nya saya sampai tidak terasa kalau
berdoa sudah berjam-jam nanti pas amin ehh tau-tau sudah pegel-pegel kaki saya
karena kelamaan duduk
N : Apakah bapak pernah mengalami memiliki pandangan bahwa bahasa roh
memunculkan perasaan bahwa Tuhan terasa lebih dekat ?
M : Saya merasakan mbak, perbedaan antara sebelum memiliki karunia
bahasa roh dan sesudah itu terasa beda sekali
N : Jika diperkenankan mohon dijelaskan pak, terdapat perbedaan yang
bagaimana ?
M : Sebelum saya memperoleh karunia ini, ketika saya datang menyembah
Tuhan itu seperti suatu kebiasaan saja tapi perbedaan nya ketika sudah berbahasa
roh ada greget nya gitu mbak, kadang saya juga merasa heran kok bisa gitu ya.
Tapi ya itulah karya Roh Kudus yang luarbiasa
N : Apakah bapak pernah mengalami bahwa dengan berbahasa roh
menimbulkan perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang bapak sedang
alami ?
M : Jelas, karena bahasa roh kan itu secara langsung ngomong sama Tuhan
tidak pakai perantara, jadi ya saya percaya bahwa dengan saya berdoa pakai
bahasa roh Tuhan mengetahui isi hati saya dan yang sedang saya alami
N : Apakah anda pernah merasakan bahwa disaat anda berbahasa roh , anda
menjadi yakin bahwa mujizat pasti terjadi ?
163

M : Sangat mungkin mbak, Tuhan tau apa yang kita perlukan dan kalau kita
ngomong ke Tuhan pasti Tuhan akan dengar dan tepat pada waktu Tuhan itu pasti
digenapi
N : Baik pak, apakah bapak berbahasa roh karena ada suatu kerinduan ?
M : Dulu saya kepengen mbak punya karunia berbahasa roh hanya saja ya
agak lama saya berdoa untuk hal ini, dan Tuhan kasih nya itu tepat pada saat ada
ibadah sepuluh hari pencurahan Roh Kudus di gereja, awalnya saya juga binggung
saya ini ngomong apa kok susah untuk dihentikan, dan tubuh saya rasanya
bergetar mbak saat itu setelah kebaktian itu saya lemas dan saat saya sedang
istirahat disitu saya seperti ada yang mendekati sosok putih, terang sekali dan saya
merasa kok ngomong pakai bahasa yang saya ucapkan di gereja tadi, barulah saya
menyadari bahwa yang saya ucapkan itu adalah bahasa yang saya pengen kan
sejak dulu yaitu bahasa roh
N : Apakah bapak saat ibadah di gereja berbahasa roh karena mendapat
ajakan, dorongan dari WL , pemimpin gereja ?
M : Saya pribadi tidak mbak, kalau ada dorongan hati untuk berbahasa roh ya
saya lakukan tapi kalau tidak biasanya saya menyembah dalam bahasa Indonesia
N : Baik pak, apakah bapak berbahasa roh dengan menunggu orang lain
untuk memulai terlebih dahulu ?
M : Saya rasa berbahasa roh itu bukan ajang untuk menunggu untuk
dipancing dulu ya , karena itu kan tergantung sama masaing-masing pribadinya
mau memperkatakan bahasa roh atau hanya diam saja pada saat ibadah, atau tetap
menyembah dalam bahasa Indonesia
N : Menurut pendapat bapak apakah berdoa dengan bahasa roh terasa lebih
mantap digunakan karena ada kuasa supranatural daripada menggunakan bahasa
Indonesia ?
M : Lebih mantap pakai bahasa roh, sebabnya orang lain bahkan iblis pun
tidak tahu apa yang sedang kita bicarakan, jadi lebih leluasa jika pakai bahasa roh
N : Menurut bapak apakah dengan berbahasa roh dapat memenangkan
peperangan rohani sehingga iblis dikalahkan ?
M : Tentu saja bisa, bahasa roh memiliki kuasa yang luarbiasa sehingga saya
mempercayai bahwa selain iblis tidak tahu apa yang sedang kita bicarakan, iblis
juga akan sangat mudah untuk dikalahkan jika kita menggunakan bahasa roh
mbak
N : Baik pak, apakah dengan bapak berbahasa roh dapat memberikan
jawaban atas persoalan yang bapak anda alami ?
164

M : Kalau untuk hal ini saya kurang sependapat mbak, bahasa roh tidak
memberikan jawaban atas persoalan yang dialami, melainkan hikmat dari Tuhan
saja yang dapat membuat kita keluar dari masalah
N : Baik pak, saya mengucapkan banyak terimakasih atas jawaban luarbiasa
yang bapak berikan ats pertanyaan-pertanyaan yang saja ajukan
M : Ya mbak
N : Tuhan Memberkati pak Marlinus
M : Aminn, Tuhan berkati mbak

Responden 8
Nama : Anna (A)
Pelayanan : Koodinator Pemuda, WL, Guru Sekolah Minggu
N : Shalomm mbak Anna
A : Shalom sayang, gimana-gimana lama tidak jumpa
N : Iya mbak benar sekali, sebelumnya terimakasih karena mbak sudah
bersedia meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol dengan saya
A : Santai sayang, ada yang bisa ku bantu
N : Jadi seperti ini mbak, Naomi akan ajukan beberapa pertanyaan nanti
mohon kesediaan mbak untuk menjawab pertanyaan saya
A : Oke siap
N : Kehidupan orang percaya tidak bisa dipisahkan dengan karunia Roh
Kudus karena setiap orang percaya memiliki karunia yang berasal dari Allah,
bagaimana pandangan mbak mengenai hal ini ?
A : Aku juga mempercayai hal ini dek karena ya memang karunia yang dari
Allah itu diberikan agar memperlengkapi orang percaya sebagai tubuh Kristus
dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kita baik dihadapan Tuhan maupun
sesama
N : Terdapat bermacam-macam karunia Roh Kudus yang diberikan kepada
setiap orang yang percaya kepada-Nya. Bagaimana pandangan anda mengenai hal
ini ?
A : Ya benar, karunia Roh Kudus itu bermacam-macam dan semua memiliki
fungsi masing-masing namun dengan tujuan yang sama yaitu memperlengkapi
tubuh Kristus
165

N : Setiap orang yang percaya kepada Tuhan berhak menerima karunia Roh
Kudus, bagaimana tanggapan mbak mengenai hal ini ?
A : Berhak, karena kita ahli waris kerajaan sorga
N : Apakah mbak memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan
kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
N : Yaa betul itu dek
N : Baik mbak sejauh ini kita sudah membahas mengenai karunia secara
umum, dan ijinkan saya untuk membawa arah pembahasan kita ke karunia yang
lebih spesifik yaitu karunia bahasa roh
A : Hhahahah ( tertawa ) bahasa roh ?
N : Benar sekali mbak
A : Oke siap
N : Apakah mbak secara pribadi sudah pernah mengalami berkata-kata dalam
bahasa roh ?
A : Sudah
N : Dalam berbahasa roh, orang percaya tidak berkata-kata kepada manusia
melainkan kepada Allah, Apakah mbak mempercayai hal ini?
A : Ya benar dan aku sangat mempercayai itu karena hal ini pun tercatat di
Alkitab, ayat nya aku lupa disebelah mana tapi aku tau kamu pasti paham akan hal
ini
N : Dalam 1 Korintus 14:2 mbak
A : Nah itu dia
N : Apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah bahasa komunikasi ?
A : Jelas iya, dalam ayatnya pun tercatat
N : Menurut pendapat mbak, apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?

A : Tidak sih kalau menurutku, soalnya kan pakai bahasa Indonesia pun juga
bisa dikatakan menyembah Tuhan
N : Pada mbak sedang berdoa dalam bahasa roh, apakah mengalami suatu
kelegaan ?
A : Aku cerita dulu ya dek sebelum jawab pertanyaan mu
166

N : Silahkan mbak
A : Dulu aku digereja sebelumnya benar-benar sangat tertekan dengan yang
namanya kalau ada orang yang berbahasa roh, sebab nya adalah kami bahasa roh
itu karena faktor dipaksa bukan karna kami niat hati berbahasa roh. Dan yang
lebih mengherankan adalah ketika orang yang belum bisa berbahasa roh itu seperti
dikucilkan kalau disana, dan saat itu aku yang sudah bisa berbahasa roh ini merasa
kasihan dengan beberapa orang yang belum bisa bahasa roh, makanya aku pindah
gereja dan sejak itu aku merasa bertanya-tanya apakah bahasa roh ini lahir karena
suatu keterpaksaan atau bagaimana sebab nya gini ketika aku lihat di youtube itu
kan orang bahasa roh terasa menikmati sekali bahkan sampai ada yang menangis,
ada yang bersorak lha tapi aku selama ini kok tidak alami itu justru aku ketika
bahasa roh malah merasa kasihan dengan orang yang belum punya karunia itu jadi
semacam aku menahan karunia yang ku miliki sih ini dek
N : Baik mbak , terimakasih untuk kesaksiannya dan jika boleh tahu apakah
mbak sudah mengalami moment bahwa pada saat sedang berbahasa roh muncul
perasaan bahwa Tuhan terasa lebih dekat ?
A : Ya kalau yang aku lihat dari orang-orang di youtube sepertinya mereka
alami itu, tapi kalau secara pribadi aku belum mengalami ini. Mungkin karena aku
mengalami hal yang kurang enak di peristiwa sebelumnya jadi nya kurang bisa
menikmati bahasa roh
N : Sudah pernah mengalami bahwa dengan berbahasa roh menimbulkan
perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang mbak sedang alami ?
A : Belum dek, ya aku merasanya memang Tuhan mengerti setiap hal yang
terjadi hanya saja bukan melalui bahasa roh
N : Apakah anda pernah merasakan bahwa disaat anda berbahasa roh , anda
menjadi yakin bahwa mujizat pasti terjadi ?
A : Mujizat itu terjadi tidak harus saat berbahasa roh kalau menurutku,
soalnya yang pakai bahasa roh pun kadang tidak bisa mendatangkan mujizat
N : Dulu pada saat di gereja sebelumnya apakah mbak termasuk dalam orang
yang berbahasa roh karena ada suatu kerinduan atau karena dorongan dari WL,
pemimpin gereja ?
A : Karena dorongan dek
N : Lalu apakah mbak berbahasa roh dengan menunggu orang lain untuk
memulai terlebih dahulu ?
A : Jelas iya hahhaha (tertawa)
N : Boleh sebutkan alasannya mbak ?
167

A : Gini soalnya kalau aku bahasa roh belum ada yang memulai dulu
terkesan garing sekali nanti krik-krik kan jadi aku tidak mau ambil resiko
makanya aku nunggu dulu kalau ada orang yang bahasa roh aku ikuti. Tapi
bersyukur sih untung di GIA Masiran ini tidak seperti gereja ku yang dulu jadi
sekarang aku tidak tertekan
N : Kalau menurut mbak nih berdoa dengan bahasa roh terasa lebih mantap
digunakan karena ada kuasa supranatural daripada menggunakan bahasa
Indonesia ?
A : Kalau aku merasa lebih mantap Indonesia ya karena jelas kita tahu
artinya dan makna nya
N : Baik mbak, lalu menurut mbak apakah dengan berbahasa roh dapat
memenangkan peperangan rohani sehingga iblis dikalahkan ?
A : Jelas dek, iblis itu akan kalah dengan Tuhan dan anak-anak Tuhan
N : Lalu menurut mbak apakah dengan anda berbahasa roh dapat
memberikan jawaban atas persoalan yang sedang dialami ?
A : Tidak , sebab kita keluar dari permasalahan itu bukan semata-mata
karena bahasa roh. Melainkan karena kekuatan, hikmat,pengertian yang bersal
dari Tuhan, begitu dek
N : Wahh , luarbiasa terimakasih banyak untuk jawaban yang luarbiasa atasa
pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan mbak
A : Sama-sama sayang, semangat ya buat studinya
N : Siap mbak, pasti
A : Ok sayang Tuhan berkati yaa
N : Tuhan Memberkati mbak, shalom

Responden 9
Nama : Herlus (H)
Pelayanan : Jemaat, anggota pemuda
N : Halo Herlus apa kabar ?
H : Kabar baik kak
N : Herlus sebelumnya terimakasih karena sudah sempatkan waktu untuk
kita bisa ngobrol hari ini
168

H : Sama-sama kak
N : Oke, langsung saja aku mulai dengan pertanyaanku ya, tolong dijawab
sepemahaman mu aja
H : Siap
N : Herlus menurut pendapat mu gimana nih kan dalam kehidupan orang
percaya tidak bisa dipisahkan dengan karunia Roh Kudus karena setiap orang
percaya memiliki karunia yang berasal dari Allah, kira-kira seperti apa ?
H : Hmmm ya bener sih itu kak nek kalau menurutku soalnya kan memang
orang percaya itu diperlengkapi dengan karunia Roh Kudus
N : Oke, lalu dirimu tahu tidak kalau terdapat bermacam-macam karunia Roh
Kudus yang diberikan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan ?
H : Percaya kak
N : Percaya yang seperti apa Herlus bisa tolong tambahkan penjelasanmu
supaya aku bisa nangkap maksud dari jawabanmu yang menyatakan percaya ?
H : Aku pernah baca kak, kalau karunia Roh Kudus itu ada karunia
berhikmat, karunia mendengar suara Tuhan, karunia melihat, karunia merasakan,
karunia berbahasa roh dan masih bermacam-macam lagi
N : Oke Herlus, lalu menurutmu apakah setiap orang yang percaya kepada
Tuhan berhak menerima karunia Roh Kudus ?
H : Berhak kak
N : Kenapa berhak Herlus ?
H : Karena kita sebagai orang percaya itu memiliki arti lain sebagai anak
Tuhan jadi ya tentu saja kita berhak menerima karunia Roh Kudus
N : Apakah Herlus memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan
kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
H : Sepertinya mbak, cuma ya belum paham banget dan kalau unutu karunia
dan pelayanan kan memang tujuan dari Tuhan memberikan karunia itu buat
melayani Tuhan sehingga dapat maksimal pemakaiannya
N : Siap, Herlus sejauh ini kita sudah membahas mengenai karunia secara
umum ya, sekarang aku mau ajak kamu untuk ngobrol mengenai karunia bahasa
roh
H : Siap
N : Herlus sendiri sudah pernah berbahasa roh kah ?
169

H : Belum kak
N : Kalau mendengar orang berbahasa roh, pernah ?
H : Sudah kak, sering malah
N : Herlus pengen dapat karunia berbahasa roh tidak ?
H : Pengen tapi belum dapat
N : Apakah Herlus sudah pernah membaca 1 Kor.14:2 ?
H : Lupa kak, tapi kayaknya sudah sih
N : Menurut Herlus apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah bahasa
komunikasi ?
H : Iya kak
N : Kalau menurut Herlus nih, dalam orang percaya sedang berbahasa roh,
mereka tidak berkata-kata kepada manusia melainkan kepada Allah, gimana nih
tanggapan Herlus ?
H : Aku setuju kak, soalnya memang kita sendiri pun tidak tahu dengan apa
yang sedang kita ucapkan. Hanya Allah saja yang tahu maksud dari setiap kata-
kata yang diucapkan
N : Menurut pendapat Herlus, apakah bahasa roh perlu digunakan secara
terus menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?

H : Binggung sih kak, bisa ya bisa juga tidak tergantung orang yang
menggunakannya

N : Kalau menurut yang Herlus amati nih, apakah pada saat orang percaya
sedang berdoa dalam bahasa roh, mereka mengalami suatu kelegaan ?
H : Iya kak, soalnya mereka habis berkata-kata dengan Tuhan jadi tentulah
rasa lega itu pasti didapat
N : Oke , lalu menurut Herlus apakah orang yang berbahasa roh itu bisa
dikatakan bahwa Tuhan terasa lebih dekat dengan mereka ?
H : Pasti kak, soalnya kan pada saat berbahasa roh Tuhan hadir jadi perasaan
dekat dengan Tuhan itu pasti muncul
N : Lalu menurutmu apakah mereka yang berbahasa roh itu mengalami
perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang sedang dialami ?
H : Iya kak, tentu karena mau bagaimana pun juga dalam berkomunikasi
dengan Tuhan kan pasti mereka sedikit banyak akan cerita tentang apa yang
170

sedang dialami, ya memang tanpa bahasa roh sebenernya bisa namun kan Tuhan
mau supaya anak-Nya itu jujur sehingga ya lewat bahasa roh itulah ajang untuk
mencurahkan segalanya ke Tuhan
N : Apakah pernah merasakan bahwa disaat melihat orang sedang berbahasa
roh , mujizat pasti terjadi ?
H : Iya kak, soalnya bahasa roh itu kan seperti ada kuasanya
N : Menurutmu saat mereka berbahasa roh itu karena suatu kerinduan atau
karena ada dorongan dari WL, Pemimpin gereja gitu ?
H : Dorongan kak, karena dengan di dorong itu menambah semangat
N :Oke baiklah, lalu menurut Herlus apakah berdoa dengan bahasa roh terasa
lebih mantap digunakan karena ada kuasa supranatural daripada menggunakan
bahasa Indonesia ?
H : Jelas kak, lebih mantap an kalau pakai bahasa roh pastinya
N : Lalu apakah dengan berbahasa roh dapat memenangkan peperangan
rohani sehingga iblis dikalahkan ?
H : Tentu saja
N : Menurut yang Herlus ketahui apakah dengan berbahasa roh dapat
memberikan jawaban atas persoalan yang sedang anda alami ?
H : Tentu saja, kan dalam berdoa dengan Tuhan pakai bahasa roh kita akan
mendapat jawaban yang harus kita tempuh kak dan itulah yang akan menjadi
kunci keluar dari persoalan
N : Wow, terimakasih Herlus untuk jawaban luarbiasa darimu, terimakasih
buat waktu mu yang sudah diluangkan untuk obrolan kita
H : Sama-sama kak
N : Tuhan Memberkatimu, dek

Responden 10
Nama : Nanda (Nd)
Pelayanan : Jemaat, Pemain musik, sie humas gereja
N : Shalom Mas, Selamat malam
Nd : Shalommm yaa
171

N : Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih mas, karena sudah bersedia


untuk meluangkan waktu agar kita ngobrol – ngobrol malam ini
Nd : Ya, Naomi gimana ?
N : Jadi seperti ini mas, ijinkan saya untuk mengajukan beberapa pertanyaan
dan nanti mohon kiranya mas Nanda untuk berkenan menjawab atas pertanyaan-
pertanyaan yang saya ajukan
Nd : Ooo ya, yaa silahkan
N : Baik mas, jadi dalam kehidupan orang percaya tidak bisa dipisahkan
dengan karunia Roh Kudus karena setiap orang percaya memiliki karunia yang
berasal dari Allah, bagaimana pandangan mas mengenai hal ini ?
Nd : Hal ini benar Naomi, dan saya setuju mengenai hal ini. Bahwa sampai
Tuhan Yesus datang sekalipun yang namanya karunia dan orang percaya itu
bersifat memperlengkapi karunia adalah alat sedangkan orang percaya itu
merupakan pemakainya jadi dalam hal ini karunia itu penting bagi orang percaya
N : Baik mas, lalu terdapat bermacam-macam karunia Roh Kudus yang
diberikan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Bagaimana pandangan
mas mengenai hal ini ?
Nd : Ya ini memang sesuai dengan Alkitab, sebab bukan satu macam saja
karunia itu, bermacam-macam dan memilki kegunaan masing-masing
N : Lalu apakah setiap orang yang percaya kepada Tuhan berhak menerima
karunia Roh Kudus mas ?
Nd : Berhak, karena sudah saya katakan tadi sebelumnya bahwa karunia itu
adalah alat sedangkan orang percaya itu penggunanya oleh sebab Tuhan tahu
maka dari itu Dia berikan karunia untuk memperlengkapi orang percaya
N : Apakah mas memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan
kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
Nd : Ya saya yakin
N : Baik mas, sejauh ini kita sudah membahas mengenai karunia secara
umum dan ijinkan saya untuk melanjutkan pembahasan dengan topik karunia
bahasa roh mas
Nd : Yaa
N : Apakah secara pribadi mas sudah mengalami karunia ini ?
Nd : Sudah
N : Apakah anda sudah pernah membaca 1 Kor.14:2 ?
172

Nd : Sudah tapi lupa isinya


N : Apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah bahasa komunikasi ?
Nd : Iya komunikasi antara orang percaya dengan Tuhan
N : Dalam berbahasa roh, orang percaya tidak berkata-kata kepada manusia
melainkan kepada Allah, bagaimana pandangan mas mengenai hal ini ?
Nd : Yang Naomi katakan itu benar, dan saya pun meyakini akan hal ini
N : Menurut pendapat mas, apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?

Nd : Bisa ya bisa juga tidak, tergantung sama setiap pribadi yang pakai

N : Baik mas, lalu pada saat mas sedang berdoa dalam bahasa roh, apakah
mengalami suatu kelegaan ?
Nd : Pasti itu, sudah hak paten Naomi
N : Pada saat mas sedang berbahasa roh apakah muncul perasaan bahwa
Tuhan terasa lebih dekat ?
Nd : Tuhan dekat dengan kita itu bukan saat berbahasa roh Naomi, tapi dalam
setiap saat Tuhan itu dekat, Dia hanya sejauh doa kalau kita mau berseru jelas Dia
mendengar dan ada. Pada saat aku sedang berbahasa roh terasa lega pasti, hanya
saja kalau dengan berbahasa roh lalu merasa Tuhan dekat itu tidak
N : Baik mas, lalu pada saat sedang berbahasa roh mengalami bahwa dengan
timbul perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang sedang alami ?
Nd : Tidak juga Naomi, karena dalam segala keadaan pun Tuhan tahu, setiap
masalah, baik itu kecil ataupun besar Dia maha tahu jadi tidak harus selalu
melalui bahasa roh Dia mengetahui kehidupan kita, Dia yang ciptaka kita otomatis
Dia tahu cara menanggapi kita
N : Apakah mas pernah merasakan bahwa disaat anda berbahasa roh , anda
menjadi yakin bahwa mujizat pasti terjadi ?
Nd : Yakin kalau bahasa roh nya sungguh-sungguh
N : Selama ini apakah mas berbahasa roh karena ada suatu kerinduan ?
Nd : Ya, aku gunakan bahasa roh itu pada saat aku bener-bener pengen banget
ngobrol sama Dia tentang sesuatu yang sifatnya sangat pribadi, atau pada saat aku
sedang ingin menikmati hadirat-Nya
N : Mohon sertakan alasan nya mas atas pendapat yang baru saja mas
sampaikan ?
173

Nd : Pada saat aku sedang berbahasa roh, disitu aku sadar bahwa aku sedang
berkata-kata dengan Tuhan melalui bahasa yang orang lain tidak tahu dan iblis
sekalipun juga tidak tahu, jadi untuk bahasa ini sengaja aku hanya keluarkan pada
saat hak-hal tertentu saja jadi tidak semua ibadah yang ku ikuti selalu aku
menyembah dengan bahasa roh
N : Baik mas, lalu saat ibadah dan mendapat ajakan, dorongan dari WL ,
pemimpin gereja untuk berbahasaroh apakah mas juga langsung menggunakan
dan mengikuti arahan dari WL, pemimpin gereja ?
Nd : Tidak, biasa kalau WL sudah seperti itu aku memilih untuk diam, atau
biasanya aku akan tetap menyembah menggunakan bahasa Indonesia
N : Dengan alasan bagaimana mas ?
Nd : Ya karena aku tahu bahwa bahasa roh itu adalah pribadi jadi aku tidak
akan ungkapkan moment pada saat banyak orang
N : Apakah mas termasuk dengan orang yang berbahasa roh dengan
menunggu orang lain untuk memulai terlebih dahulu ?
Nd : Tidak, buat apa nunggu orang lain. Bahasa roh itu urusan pribadi dengan
Tuhan jadi tidak dipengaruhi ataupun mempengaruhi orang lain Naomi
N : Menurut mas apakah berdoa dengan bahasa roh terasa lebih mantap
digunakan karena ada kuasa supranatural daripada menggunakan bahasa
Indonesia ?
Nd : Tidak, aku malah terasa lebih mantap kalau pakai Indonesia sebab nya
bisa mengatur alur ucapannya , sedangkan kalau pakai bahasa roh kan lebih ke
ngalir ke apa yang Roh Kudus mau kerjakan
N : Baik mas, apakah dengan berbahasa roh dapat memenangkan peperangan
rohani sehingga iblis dikalahkan ?
Nd : Pasti itu, iblis mah langsung lari ke birit-birit kalau ada orang berbahasa
roh hhahahaha (tertawa)
N : Menurut mas apakah berbahasa roh dapat memberikan jawaban atas
persoalan yang sedang mas alami ?
Nd : Hmmm memberikan jawaban yaa (terjeda sesaat ) lebih ke arah kita
curhat ke Tuhan sih kalau bahasa roh soale kan ini membahas tentang hal pribadi
ya, jadi kalau untuk dapat jawaban pikirku tidak karena itu kan tergantung ke
keputusan kita untuk menghadapi masalah bukan dari bahasa roh yang diucapkan
N : Baik mas , wahh terimakasih banyak mas untuk jawaban luarbiasa
mengenai pertanyaan yang saya ajukan
Nd : Sama-sama Naomi
174

N : Tuhan Memberkati, mas


Nd : Aminnnn
N : Shalom
Nd : Shalom jugaa

Responden 11
Nama : Maman (M)
Pelayanan : Jemaat
N : Shalom Bapak, selamat siang
M : Shalom, siang mbak… ada yang bisa saya bantu
N : Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan bapak
meluangkan waktu bagi saya untuk ngobrol-ngobrol hari ini
M : Ya mbak
N : Saya mulai ya pak
M : Silahkan-silahkan mbak
N : Kehidupan orang percaya tidak bisa dipisahkan dengan karunia Roh
Kudus karena setiap orang percaya memiliki karunia yang berasal dari Allah,
bagaimana pendapat bapak mengenai hal ini ?
M : Betul itu mbak
N : Mohon berikan penjelasan mengenai pernyataan bapak dalam
menanggapi pertanyaan saya
M : Karena orang percaya itu mendapat anugrah dari Tuhan berupa
keselamatan dan karunia –karunia rohani mbak
N : Baik pak, lalu dalam Alkitab dijelaskan bahwa terdapat bermacam-
macam karunia Roh Kudus yang diberikan kepada setiap orang yang percaya
kepada Tuhan, apakah bapak mempercayai hal ini ?
M : Sangat percaya mbak
N : Lalu menurut bapak apakah setiap orang yang percaya kepada Tuhan
berhak menerima karunia Roh Kudus ?
M : Berhak mbak , karena karunia ini pemberian jadi siapapun yang percaya
kepada Tuhan berhak mendapatkan karunia
175

N : Apakah bapak memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan


kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
M : Paham, dan fungsi dari karunia itu merupakan alat untuk setiap orang
percaya menjalankan tugasnya yaitu melayani Tuhan
N : Baik pak, sejauh ini kita telah membahas mengenai karunia secara
umum, mohon ijinkan saya untuk membawa pembahasan kita mengarah ke
karunia secara mendalam terkhusus karunia bahasa roh
M : Yaa
N : Secara pribadi apakah bapak sudah mendapatkan karunia berbahasa roh ?
M : Sudah, Puji Tuhan
N : Apakah anda sudah pernah membaca 1 Kor.14:2 ?
M : Puji Tuhan pernah
N : Menurut pendapat anda apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah
bahasa komunikasi ?
M : Pasti, antara manusia dengan Tuhan secara pribadi
N : Dalam berbahasa roh, orang percaya tidak berkata-kata kepada manusia
melainkan kepada Allah, bagaimana tanggapan bapak mengenai hal ini ?
M : Ini benar mbak, bahasa roh memang bukan bahasa yang sama nilai nya
dengan bahasa Indonesia seperti yang kita gunakan saat ini, dan menurut saya
bahasa roh merupakan bahasa khusus antara setiap pribadi dengan Tuhan
N : Menurut pendapat anda, apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?

M : Harus, untuk menjalin hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan


N : Pada saat bapak sedang berdoa dalam bahasa roh, apakah mengalami
suatu kelegaan ?
M : Jelas lega mbak, bahasa roh itu kan hanya setiap orang dan Tuhan yang
tahu, orang lain bahkan istri saya sekalipun tidak tahu makna dari apa yang saya
ucapkan dihadapan Tuhan jadi disini saya benar-benar mengalami suatu kelegaan
N : Baik pak, menurut bapak apakah dengan berbahasa roh memunculkan
perasaan bahwa Tuhan terasa lebih dekat ?
M : Tidak juga, bahasa roh itu kan lebih ke komunikasi dengan Tuhan dan
yang membuat kita dekat dengan Tuhan itu bukan dari bahasa roh tapi dari sikap
176

hidup kita sebagai orang percaya apakah sudah sesuai dengan yang Tuhan mau
atau masih melenceng ( tidak sesuai ) dengan yang Tuhan mau
N : Apakah bapak pernah mengalami bahwa dengan berbahasa roh
menimbulkan perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang bapak sedang
alami ?
M : Benar mbak, karena kan setiap hal itu kita tidak bisa ceritakan ke orang
lain, keluarga, bahkan ke pendeta sekalipun dan kalau sudah mentok ya tentu
Tuhan yang menjadi tempat curahan teraman mbak melalui bahasa roh
menyampaikan isi hati ke Tuhan sehingga tidak ada satupun yang mengetahui
N : Apakah bapak pernah merasakan bahwa disaat anda berbahasa roh , anda
menjadi yakin bahwa mujizat pasti terjadi ?
M : Saya mengalami mbak, mujizat demi mujizat Tuhan kerjakan ketika
saya, setiap orang percaya mau untuk dekat dengan Dia sang pemilik kehidupan
N : Apakah bapak berbahasa roh karena ada suatu kerinduan ?
M : Tidak mbak, mau rindu dan tidak rindu kalau saya sedang doa secara
pribadi sama Tuhan pasti saya gunakan bahasa roh
N : Apakah pada saat ibadah di gereja bapak berbahasa roh karena mendapat
ajakan, dorongan dari WL , pemimpin gereja ?
M : Saya kalau di gereja tidak berbahasa roh mbak, karena yang saya yakini
bahwa bahasa roh itu adalah hubungan pribadi sama Tuhan, bukan pada saat di
gereja jadi kalau di gereja ya saya menyembahnya pakai bahasa Indonesia.
Sekalipun mau dapat dorongan dari WL atau orang disekitar bahasa roh ya saya
tetap sembah Tuhan pakai bahasa Indonesia
N : Apakah bapak termasuk dalam orang yang berbahasa roh dengan
menunggu orang lain untuk memulai terlebih dahulu ?
M : Tidak, karena yang saya yakini bahwa bahasa roh adalah bahasa pribadi
saya dengan Tuhan jadi tanpa orang lain memulai atau bahkan ketika orang lain
sudah memulai pun saya tidak akan bereaksi mbak
N : Apakah berdoa dengan bahasa roh terasa lebih mantap digunakan karena
ada kuasa supranatural daripada menggunakan bahasa Indonesia ?
Mm : Kalau mantapnya memang mantap pakai Indonesia tapi kalau lega nya
lebih lega bahasa roh
N : Kenapa bisa seperti itu pak ?
M : Kalau Indonesia kan bisa dirangkai agar mantap, beda dengan bahasa roh
yang lebih ke ngalir dari hati jadi bawaan nya lebih meyentuh sehingga
menimbulkan kelegaan
177

N : Baik pak, lalu menurut bapak apakah dengan berbahasa roh dapat
memenangkan peperangan rohani sehingga iblis dikalahkan ?
M : Sangat bisa itu, langsung kalah iblisnya kalau kita pakai bahasa roh
N : Kenapa bisa seperti itu pak ?
M : Karena ada kuasanya
N : Lalu menurut pendapat bapak apakah dengan berdoa berbahasa roh dapat
memberikan jawaban atas persoalan yang sedang dialami ?
M : Bahasa roh itu kan sudah saya jelaskan diatas bahwa bahasa pribadi, dan
itu berdampak pada kelegaan yang Tuhan berikan. Hanya saja kalau memberikan
jawaban atas persoalan itu tentu ke hikmat Tuhan mbak yang menuntun agar kita
diberi pemahaman akan solusi yang harus diambil
N : Wow .. Luarbiasa, sekali lagi saya mengucapkan terimakasih pak atas
jawaban yang bapak berikan bagi pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan
M : Sama-sama, Tuhan berkati
N : Tuhan Memberkati, pak
N : Shalom..

Responden 12
Nama : Aliyus (A)
Pelayanan : Jemaat
N : Shalom Mas , selamat malam
A : Shalom Naomi
N : Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih karena mas sudah bersedia
meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol dengan saya mala mini
A : Siap, mau ngobrol tentang apa nih ?
N : Jadi seperti ini mas, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan dan
nanti mohon mas Aliyus agar berkenan menjawab pertanyaan yang saya ajukan
A : Oke
N : Saya mulai ya mas
178

N : Kehidupan orang percaya tidak bisa dipisahkan dengan karunia Roh


Kudus karena setiap orang percaya memiliki karunia yang berasal dari Allah,
bagaimana tanggapan mas mengenai hal ini ?
A : hmm karunia dan orang percaya itu saling berkaitan sih Nom, soalnya
kan karunia itu ada ya untuk memperlengkapi orang percaya untuk menggenapi
rencana Tuhan
N : Baik mas, lalu dijelaskan dalam firman Tuhan bahwa terdapat bermacam-
macam karunia Roh Kudus yang diberikan kepada setiap orang yang percaya, nah
menurut mas yakin tidak dengan hal ini ?
A : Yakin nom, soalnya ini juga sudah dibuktikan kok dalam kehidupan para
rasul dan kehidupan masa kini pun demikian
N : Kalau menurut mas apakah setiap orang yang percaya berhak menerima
karunia Roh Kudus ?
A : Berhak, karena ya karunia itu perlengkapan bagi orang percaya ibarat
kayak senjata gitulah. Kalau mau maju perang kan otomatis kita bawa senjata to
untuk memenangkan peperangan begitu juga dengan orang percaya, karunia itu
senjata untuk melawan arus dunia jadi setiap orang percaya berhak menerima
N : Apakah mas memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan
kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
A : Ya benar hal itu nom
N : Baik mas, dan sejauh ini kita sudah membahas mengenai karunia roh
secara umum, ijinkan saya untuk melanjutkan pembahasan dengan karunia yang
lebih mendalam yaitu karunia bahasa roh
A : Oke Nom siap
N : Apakah secara pribadi mas sudah mengalami karunia berbahasa roh ?
A : Sudah Nom, waktu SMA kelas 2
N : Apakah mas sudah pernah membaca 1 Kor.14:2 ?
A : Sudah
N : Apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah bahasa komunikasi ?
A : Iya benar
N : Dalam berbahasa roh, orang percaya tidak berkata-kata kepada manusia
melainkan kepada Allah, menurut pendapat mas bagaimana berkaitan dengan
pernyataan ini ?
179

A : Ya itu benar, memang bahasa roh bukan bahasa kepada manusia


melainkan kepada Allah makanya manusia tidak tahu artinya, iblis pun juga tidak
tahu
N : Menurut pendapat mas , apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?

A : Tergantung sama orang yang melakukannya kalau menurutku


N : Pada saat mas sedang berdoa dalam bahasa roh, apakah mengalami suatu
kelegaan ?
A : Sangat lega Nom, kamu tahu akar pohon kalau dicabut terus akarnya
keliahatn keluar nah selega itulah ketika aku selesai berdoa dengan bahasa roh
N : Baik mas, lalu pada saat mas sedang berbahasa roh apakah muncul
perasaan bahwa Tuhan terasa lebih dekat ?
A : Pasti, serasa bertemu muka dengan muka bersama Tuhan sampai aku tuh
tidak bisa tahan diriku, kadang bisa gerak-gerak sendiri, kadang tepuk-tepuk
sendiri dan itu susah dihentikan Nom
N : Apakah mas mengalami bahwa dengan berbahasa roh menimbulkan
perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang sedang mas alami ?
A : Ya aku ngalami hal itu Nom, dan itu rasanya buat aku tidak bisa untuk
menahan diriku. Aku menjadi tampil apa adanya dihadapan Tuhan , tidak bisa
tutupin apapun dari Tuhan
N : Apakah mas pernah merasakan bahwa disaat anda berbahasa roh, lalu
menjadi yakin bahwa mujizat pasti terjadi ?
A : Yakin atau tidak nya tergantung sama kita yang berdoa Nom, kalau kita
sendiri yang doa saja tidak yakin lalu bagaimana mujizat pasti terjadi
N : Apakah mas berbahasa roh karena ada suatu kerinduan ?
A : Untuk hal ini saya merasakan ya, setiap saya rindu sosok Tuhan
dimanapun baik di atas motor , di rumah , di kamar mandi pasti saya putar mp3
penyembahan lalu saya menyembah dan berbahasa roh Nom
N : Apakah pada saat ibadah di gereja mas berbahasa roh karena mendapat
ajakan, dorongan dari WL , pemimpin gereja ?
A : Tidak Nom, aku kalau tidak dapat dorongan dari hati untuk berbahasa roh
mau 1000 kali WL ngajak bahasa roh ya aku tidak lakukan karena itu nanti
jatuhnya akan terasa dibuat-buat, kalau sudah begini fatal Nom
N : Fatal nya bagaimana mas mohon dijelaskan
180

A : Ya terasa berambisi sekali untuk berbahasa roh padahal itu keinginan diri
sendiri untuk sama dengan orang yang sudah benar-benar berbahasa roh
N : Baik mas, lalu apakah mas termasuk dalam orang yang berbahasa roh
dengan menunggu orang lain untuk memulai terlebih dahulu ?
A : Tidakkk ( hhahhaha ) saya sudah sampaikan tadi sebelumnya sekalipun
1000 kali WL minta saya bahasa roh kalau saya tidak dapat dorongan hati untuk
bahasa roh ya saya tidak akan lakukan itu, bahasa roh itu sakral dan bukan untuk
main-main
N : Lalu menurut mas apakah berdoa dengan bahasa roh terasa lebih mantap
digunakan karena ada kuasa supranatural daripada menggunakan bahasa
Indonesia ?
A : Lebih mantap kalau pakai bahasa roh , kalau Indonesia kan terkesan
disusun tapi kalau bahasa roh dari hati, tapi kalau memang tidak ada dorongan
hati untuk berbahasa roh ya gunakan saja bahasa Indonesia jangan berusaha untuk
buat-buat biar terlihat keren lalu pakai bahasa roh
N : Menurut pendapat mas apakah dengan berbahasa roh dapat
memenangkan peperangan rohani sehingga iblis dikalahkan ?
A : Dapat Nom, bahasa roh itu besar kuasanya
N : Apakah dengan berbahasa roh dapat memberikan jawaban atas persoalan
yang sedang mas alami ?
A : Kalau ini yang saya yakini itu bukan dari bahasa roh melainkan dari
kuasa doa Nom
N : Wow .. terimakasih mas untuk jawaban luarbiasa yang mas sampaikan
atas pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan, kiranya Tuhan memberkati
senantiasa
A : Aminnn, siap Nom Tuhan berkati
N : Shalomm

Responden 13
Nama : Poltak Batubara
Pelayanan : Jemaat
N : Shalom bapak, selamat siang
P : Shalommm
181

N : Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan bapak


berkenan meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol pada kesempatan kali ini
P : Yaaa mbak
N : Baiklah pak, kita mulai pembahasan nya yaa
P : Baik
N : Kehidupan orang percaya tidak bisa dipisahkan dengan karunia Roh
Kudus karena setiap orang percaya memiliki karunia yang berasal dari Allah,
bagaimana pendapat bapak mengenai hal ini ?
P : Wah pertanyaan nya susah ( hahhaha ), tapi tak coba jawab yaa
Karunia itu milik orang percaya jadi memang benar apabila karunia dan hidup
orang percaya tidak dapat dipisahkan
N : Terdapat bermacam-macam karunia Roh Kudus yang diberikan kepada
setiap orang yang percaya kepada Tuhan, apakah bapak mempercayai hal ini ?
P : Percaya, karena ittu tertulis dalam Alkitab . Menurut saya semua yang
ditulis dalam Firman Tuhan itu benar sehingga saya memercayai yang tertulis
didalamnya yang adalah kebenaran
N : Menurut bapak apakah setiap orang yang percaya kepada Tuhan berhak
menerima karunia Roh Kudus ?
P : Berhak, karunia itu adalah milik orang percaya
N : Lalu apakah anda memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus
diberikan kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
P : Ya saya percaya
N : Baik pak , sejauh ini kita sudah membahas mengenai karunia roh secara
umum, ijinkan saya untuk membawa pembahasan kita masih seputaran mengenai
karunia hanya saja ini lebih mendalam mengenai karunia bahasa roh
P : Hmmm ya
N : Apakah secara pribadi bapak sudah mengalami karunia bahasa roh ini ?
P : Sudah
N : Apakah bapak sudah pernah membaca 1 Kor.14:2 ?
P : Sudah
N : Menurut pendapat bapak, apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah
bahasa komunikasi ?
182

P : Jelas iya
N : Dalam berbahasa roh, orang percaya tidak berkata-kata kepada manusia
melainkan kepada Allah, bagaimana pendapat bapak mengenai hal ini ?
P : Ya itu benar mbak, saya sendiri juga merasakan demikian
N : Mohon ceritakan mengenai pengalaman bapak boleh ?
P : Saat itu tepat nya 3 th yang lalu saya mengalami masalah mbak, secara
akal manusia saya sudah menyerah, saya terlilit hutang atas dasar bukan sengaja
melainkan ditipu oleh rekan kerja hingga saat itu saya merasa tidak ada jalan.
Saya datang ke gereja dan saya diajak berdoa penyembahan bersama bapak
pendeta dan tiba-tiba saya spontan mengucapkan bahasa yang saya tidak tahu itu
ngomong apa, saya tidak bisa menghentikan, dan badan saya terasa bergerak-
gerak dengan sendirinya dan susah untuk saya hentikan, setelah pulang dari gereja
saya merasa beban hidup itu berkurang dan bahasa yang saya ucapakan di gereja
itu terngiang terus dalam pikiran hingga saya heran lalu tak gunain lagi buat
penyembahan dan itu sampai saat ini, saya meyakini bahwa bahasa yang saya
ucapkan itu bahasa roh
N : Baik, terimakasih untuk cerita pengalamannya pak, lalu pada saat bapak
sedang berdoa dalam bahasa roh, apakah mengalami suatu kelegaan ?
P : Lega mbak, plong . Memang tidak saat itu juga masalah saya selesai
namun saya merasakan bahwa seperti ada damai yang saya tidak bisa ungkapkan
tapi saya sangat merasakan itu
N : Menurut pendapat anda, apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?

P : Perlu sekali, supaya semakin dekat dengan kehendak Tuhan


N : Bahasa roh memunculkan perasaan bahwa Tuhan terasa lebih dekat,
apakah bapak mengalami seperti ini ?
P : Mengalami mbak, bayangan ku kalau sedang bahasa roh Tuhan itu
seperti ada didepan wajahku
N : Baik pak, pernah mengalami bahwa dengan berbahasa roh menimbulkan
perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang bapak sedang alami ?
P : Saat saya belum merasakan dan hanya mendengar cerita orang, saya
berfikir itu hanya cerita biasa saja dan saat saya mengalami kejadian ditipu tapi
dibalik itu saya jadi kenal Tuhan, dekat dengan Tuhan saya merasakan bahwa
bahasa roh memang menimbulkan perasaan bahwa Tuhan memang memahami
setiap hal yang terjadi dalam hidup saya mbak
183

N : Apakah bapak pernah merasakan bahwa disaat anda berbahasa roh,


menjadi yakin bahwa mujizat pasti terjadi ?
P : Sangat meyakini mbak, ada kuasa didalam bahasa roh itu jadi sangat
mungkin untuk mujizat terjadi
N : Apakah bapak termasuk orang yang berbahasa roh karena ada suatu
kerinduan ?
P : Saya berbahasa roh karena keharusan mbak, Tuhan itu Roh dan kita
kalau mau berkomunikasi dengan Tuhan ya melalui bahasa roh
N : Apakah pada saat ibadah di gerea bapak berbahasa roh karena mendapat
ajakan, dorongan dari WL , pemimpin gereja ?
P : Bahasa roh bukan tentang dorongan yang didapat melainkan suatu
hubungan mbak, jadi kalau dalam hubungan masih ada factor dorong mendorong
berarti hubungannnya masih dipertanyakan itu, yang saya alami secara pribadi
adalah saya berbahasa roh ya karena memang pribadi saya dengan Tuhan bukan
karena adanya dorongan dari orang lain
N : Apakah bapak berbahasa roh dengan menunggu orang lain untuk
memulai terlebih dahulu ?
P : Hahhahah ( tertawa ) untuk apa menunggu orang lain mbak, bahasa roh
itu pribadi dengan Tuhan jadi tidak perlu menunggu orang lain memulai
N : Menurut bapak apakah berdoa dengan bahasa roh terasa lebih mantap
digunakan karena ada kuasa supranatural daripada menggunakan bahasa
Indonesia ?
P : Lebih mantap pakai bahasa roh mbak
N : Apakah dengan berbahasa roh dapat memenangkan peperangan rohani
sehingga iblis dikalahkan ?
P : Oo ya bisa itu juga salah satu kegunaan bahasa roh, agar menang lawan
iblis
N : Apakah berbahasa roh dapat memberikan jawaban atas persoalan yang
sedang bapak alami ?
P : Dari pengalaman saya , tadi yang sudah saya ceritakan diatas iya mbak
karena awal mula saya dapat karunia bahasa roh pada saat ada masalah ditipu itu
N : Baik pak, saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan bapak untuk
berkenan ngobrol-ngobrol dengan saya, dan terimakasih atas jawaban luarbiasa
yang bapak berikan atas pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan
P : Ya mbak, semoga dapat membantu
184

N : Aminnn Tuhan Memberkati ya pak


P : Tuhan berkati
N : Shalomm

Responden 14
Nama : Ibu Rina
Pelayanan : Jemaat, singers
N : Shalom Ibu, selamat pagi
R : Shalommm
N : Ibu, sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan ibu
meluangkan waktu bersama saya untuk ngobrol-ngobrol
R : Santai nok, ini kebetulan ibu juga lagi tidak ada kegiatan dipasar
N : Baik bu, puji Tuhan … Ibu bagaimana kabarnya ?
R : Ibu sehat, kamu ? kapan ke Boja lagi ?
N : Puji Tuhan saya sehat bu, hmm secepatnya bu pasti kesana kalau keadaan
sudah semakin baik bu
R : Di tunggu lho ya, nanti main ke pasar
N : Shiappp ibu …Boleh kita mulai pembahasan nya sekarang ya bu ?
R : Ayok
N : Jadi seperti ini bu, kehidupan orang percaya tidak bisa dipisahkan dengan
karunia Roh Kudus karena setiap orang percaya memiliki karunia yang berasal
dari Allah. Bagaimana pendapat ibu mengenai hal ini ?
R : Ibu setuju dan mempercayai ini nok, sebab karunia itu berasal dari Tuhan
bukan karena kepintaran manusia
N : Terdapat bermacam-macam karunia Roh Kudus yang diberikan kepada
setiap orang yang percaya kepada Tuhan, apakah ibu percaya akan hal ini ?
R : Percaya nok, ibu pernah baca di Korintus
N : Baik bu, lalu menurut pendapat ibu apakah setiap orang yang percaya
kepada Tuhan berhak menerima karunia Roh Kudus ?
185

R : Ya pasti berhak, kita anak Tuhan apa yang jadi punya Tuhan otomatis
diberikan buat kita, jadi menurut saya berhak nok
N : Apakah ibu memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan
kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
R : Ya betul, setuju itu aku
N : Ibu, sejauh ini kita sudah membahas mengenai karunia Roh Kudus secara
umum, saat ini ijinkan saya untuk membawa pembahasan kita dalam karunia
bahasa roh
R : Oke
N : Menurut pendapat ibu, apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah bahasa
komunikasi ?
R : Iya nok, tapi masalahnya bahasa roh itu tidak mudah dipahami maknanya
N : Secara pribadi apakah ibu sudah mengalami karunia ini ?
R : Pernah berbahasa roh, tapi jarang tak pakai sehingga sudah tidak pakai
bahasa roh lagi sekarang
N : Mohon maaf ibu, jika boleh tahu apa alasan ibu tidak menggunakan lagi
karunia bahasa roh yang ibu miliki ?
R : Karna saya ndak tahu ngomong apa dan artinya apa sehingga saya tidak
gunakan lagi
N : Baik bu, namun apakah ibu mempercayai bahwa berbahasa roh, orang
percaya tidak berkata-kata kepada manusia melainkan kepada Allah ?
R : Kalau untuk ini saya percaya nok
N : Menurut pendapat ibu apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?

R : Tidak, karena susah untuk tahu makna nya jadi pakai saja bahasa yang
mudah dimengerti

N : Lalu saat ibu sedang berbahasa roh, apakah saat itu mengalami suatu
kelegaan ?
R : Binggung nok, karena saat itu aku pas lagi ibadah pencurahan karunia
Roh di gereja, pas suasana hadirat nya terasa gitu, banyak yang penyembahan dan
bahasa-bahasa asing lalu tiba-tiba aku ngucapin bahasa yang belum tahu itu apa,
aku sendiri pun heran, nah pas selain ibadah pencurahan itu kalau aku coba lagi
186

pas di rumah atau pas di ibadah biasa rasanya aku takut nok, takut kalau itu hanya
spontan dari aku nya bukan berasal dari Tuhan gitu
N : Baik bu, lalu pada saat ibu mengucapkan bahasa yang asing bagi ibu di
gereja pada ibadah pencurahan Roh Kudus apakah timbul perasaan bahwa
perasaan bahwa Tuhan terasa lebih dekat ?
R : Saat itu aku merasakan jamahan nok, tapi setelah itu ya sudah dan kalau
untuk merasakan bahwa Tuhan dekat ya selama ini aku selalu berfikir bahwa
Tuhan itu selalu dekat
N : Baik bu, lalu pernahkah mengalami bahwa dengan berbahasa roh
menimbulkan perasaan bahwa Tuhan mengerti setiap hal yang anda sedang alami
?
R : Selama ini aku juga merasakan bahwa Tuhan memang mengerti
kehidupanku tanpa aku harus menggunakan bahasa roh
N : Apakah ibu pernah merasakan bahwa disaat anda berbahasa roh, menjadi
yakin bahwa mujizat pasti terjadi ?
R : Sejauh ini saya pakai bahasa Indonesia pun juga mujizat terjadi, jadi
tidak harus selalu pakai bahasa roh
N : Pada saat ibu mengucapkan bahasa asing di hari pencurahan Roh Kudus
terjadi karena suatu faktor kerinduan ?
R : Aku malah tidak menyangka kalau di hari itu bakal bisa mengucapkan
bahasa baru yang belum pernah aku alami sebelumnya
N : Pada kejadian itu apakah ibu berbahasa roh berbahasa roh karena
mendapat ajakan, dorongan dari WL , pemimpin gereja ?
R : Sepertinya iya nok, ditambah dengan suasana saat itu posisi banyak yang
berbahasa asing jadi aku spontan mengucapkan itu
N : Apakah ini disa dinyatakan bahwa ibu berbahasa roh dengan menunggu
orang lain untuk memulai terlebih dahulu ?
R : Ya betul
N : Baik bu, menurut pendapat ibu pada saat berdoa apakah dengan bahasa
roh terasa lebih mantap digunakan karena ada kuasa supranatural daripada
menggunakan bahasa Indonesia ?
R : Kalau aku lebih mantap yang Indonesia ya karena jelas tahu artinya, kita
ngomong apa dihadapan Tuhan itu jadi tidak asal ngomong begitu
N : Lalu apakah dengan berbahasa roh dapat memenangkan peperangan
rohani sehingga iblis dikalahkan, bu ?
187

R : Mungkin, soalnya iblis kan takut tuh sama anak Tuhan


N : Menurut ibu apakah dengan anda berbahasa roh dapat memberikan
jawaban atas persoalan yang sedang ibu alami ?
R : Tidak nok, karena jawaban atas persoalan yang sedang dialami itu ada
karena pikiran yang jernih dan tenang, sebabnya kalau panik kita tidak akan fokus
sama solusi
N : Wahh, terimakasih banyak bu, atas jawaban luarbiasa yang ibu
sampaikan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan
R : Sama-sama nok, beneran lho ya datang kesini tak tunggu pokoknya
N : Baik bu, pasti nanti nunggu aman dulu keadaan nya ya bu
R : Yaa ..
N : Shalom bu, Tuhan memberkati …

Responden 15
Nama : Ika
Pelayanan : Jemaat, Usher
N : Shalom ibu, selamat sore ..
I : Shalomm
N : Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan ibu yang
berkenan meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol dengan saya hari ini
I : Ya Naomi, gimana ?
N : Jadi bu, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan yang nanti ibu bisa
jawab sepegertian ibu
I : Ooo ya
N : Kita mulai ya bu, kehidupan orang percaya tidak bisa dipisahkan dengan
karunia Roh Kudus karena setiap orang percaya memiliki karunia yang berasal
dari Allah, bagaimana pendapat ibu mengenai hal ini ?
I : Ya memang karunia itu asalnya dari Tuhan jadi harus kembali untuk
mempermuliakan Tuhan, jadi ya itu tugas orang percaya untuk menggunakan
karunia yang Tuhan kasih dan kembali untuk mempermuliakan nama Tuhan
188

N : Lalu dalam Firman Tuhan dinyatakan bahwa terdapat bermacam-macam


karunia Roh Kudus yang diberikan kepada setiap orang yang percaya kepada
Tuhan, apakah ibu mempercayai akan hal ini ?
I : Percaya dan memang saya juga temukan itu dalam Alkitab
N : Menurut pendapat ibu apakah setiap orang yang percaya kepada Tuhan
berhak menerima karunia Roh Kudus ?
I : Berhak, karena karunia itu pemberian yang asalnya dari Tuhan
N : Apakah ibu memahami bahwa karunia- karunia Roh Kudus diberikan
kepada orang percaya untuk melayani dalam suatu pelayanan ?
I : Ya , memahami
N : Baik bu, sejauh ini kita sudah membahas mengenai karunia secara umum,
pada kesempatan ini ijinkan saya untuk membawa pembahasan kita kepada
karunia bahasa roh
I : Yaa
N : Secara pribadi apakah ibu sudah mengalami karunia bahasa roh
I : Sudah
N : Apakah ibu sudah pernah membaca 1 Kor.14:2 ?
I : Sudah, tapi lupa isinya
N : Menurut pendapat ibu, apakah bahasa roh termasuk dalam sebuah bahasa
komunikasi ?
I : Ya, komunikasi antara Tuhan dan kita
N : Lalu bagaimana pendapat ibu mengenai hal ini, bahwa dalam berbahasa
roh, orang percaya tidak berkata-kata kepada manusia melainkan kepada Allah ?
I : Saya juga meyakini hal ini Naomi
N : Menurut pendapat anda, apakah bahasa roh perlu digunakan secara terus
menerus pada saat berdoa menyembah Tuhan?

I : Tergantung pada situasi dan kondisi Naomi


N : Pada saat ibu sedang berbahasa roh, apakah mengalami suatu kelegaan ?
I : Lega sekali rasanya
N : Lalu apakah ibu mengalami memiliki perasaan bahwa bahasa roh
memunculkan perasaan bahwa Tuhan terasa lebih dekat ?
189

I : Tidak Naomi, Tuhan itu dekat setiap saat bukan hanya pada saat
berbahasa roh saja
N : mengalami bahwa dengan berbahasa roh menimbulkan perasaan bahwa
Tuhan mengerti setiap hal yang ibu sedang alami ?
I : Ya saya mengalami Naomi, tapi bukan pada saat bahasa roh nya dalam
setiap saya doa saya merasa bahwa Tuhan mengerti keadaan dan setiap hal yang
saya alami
N : Apakah ibu pernah merasakan bahwa disaat anda berbahasa roh, menjadi
yakin bahwa mujizat pasti terjadi ?
I : Pernah, terasa seperti ada keyakinan yang membuat saya menjadi
berharap pada janji Tuhan
N : Apakah ibu selama ini berbahasa roh karena ada suatu kerinduan ?
I : Ya benar, saya awalnya juga karena kepengen punya akahirnya bergumul
dan Tuhan kasih
N : Apakah pada saat ibadah ibu termasuk dalam orang yang berbahasa roh
karena mendapat ajakan, dorongan dari WL , pemimpin gereja ?
I : Kalau saya ibadah di gereja hari minggu itu biasanya saya tidak
berbahasa roh karena bahasa roh itu saya gunakan saat saya doa pribadi, dan
untuk mengungkapkan hal yang pribadi saja
N : Apakah ibu akan menunggu orang lain untuk memulai berbahasa roh
terlebih dahulu ?
I : Ya sekalipun ada yang mulai duluan saya tidak ikuti karena buat saya
bahasa roh itu hal pribadi kita dan Tuhan yang mengetahui
N : Baik bu, menurut ibu apakah berdoa dengan bahasa roh terasa lebih
mantap digunakan karena ada kuasa supranatural daripada menggunakan bahasa
Indonesia ?
I : Lebih mantap kalau pakai Indonesia Naomi
N : Boleh sertakan alasannya bu ?
I : Ya alasannya kalau pakai bahasa Indonesia kan lebih paham maksud
arahnya mau dikemanakan gitu
N : Apakah dengan berbahasa roh dapat memenangkan peperangan rohani
sehingga iblis dikalahkan ?
I : Tentu dapat, sebab ada kuasa didalam setiap perkataan yang kita katakan
190

N : Menurut ibu apakah berbahasa roh dapat memberikan jawaban atas


persoalan yang sedang anda alami ?
I : Bisa , karena kita mengucapkan hal yang rahasia dihadapan Tuhan , dan
Tuhan adalah Mahamendengar jadi sangat bisa sekali untuk memberikan jawaban
atas persoalan yang kita alami
N : Woww .. Terimakasih bu, atas jawaban luarbiasa yang ibu sampaikan
sekali lagi saya mengucapkan terimakasih atas waktu yang sudah ibu sediakan
sehingga kita bisa ngobrol-ngobrol hari ini
I : Sama-sama Naomi, Tuhan memberkati ya
N : Aminn-aminn terimakasih bu, Tuhan memberkati
Wawancara penelitian ke 2
Responden ke 3
N : Shalom, selamat malam pak..
L : Halo, shalommm
N : Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan bapak dalam
meluangkan waktu untuk kembali saya hubungi
L : Siap, bagaimana Naomi ? Ada apa ?
N : Jadi seperti ini pak, saya ingin menanyakan mengenai pada saat itu saya
bertanya mengenai pendapat bapak yang menyatakan bahwa bahasa roh itu ialah
ketika roh bertemu dengan Roh. Bapak mendapat pemahaman seperti ini kira-kira
darimana pak ?
L : Ooo itu, dulu saya bukan dari asli Kristen Naomi, saya waktu kecil
sampai SMP itu beragama muslim, baru setelah kakak saya menikah dengan
suami nya yang beragama Kristen saya tertarik juga dan posisi waktu itu saya
kelas 2 SMK terima Tuhan Yesus dan dibaptis, jadi dari dulu saya meyakini yang
namanya rogo sukmo Naomi. Rogo sukmo itu ya roh bisa keluar dari diri
manusia, dan bisa bertemu dengan Tuhan sang pemilik kehidupan, nanti kalau
sudah selesai menyampaikan isi hati kepada Tuhan bisa pulang lagi ke tubuh asal.
N : Baik pak, lalu kaitan dengan roh bertemu dengan Roh yang bapak yakini
dengan bahasa roh itu apakah bisa disebut juga dengan rogo sukmo ?
L : Ya bisa, sebab didalam roh saya bertemu dengan Roh Tuhan disitu saya
secara pribadi merasakan perjumpaan dengan Tuhan
N : Bukankah rogo sukmo itu bisa digolongkan masuk dalam ilmu kejawen
ya pak ?
L : Iya benar , tapi saya ini golongan kejawen yang sudah terima Yesus
Naomi.
N : Apakah sebelumnya bapak juga melakukan ritual-ritual yang berkaitan
dengan ilmu kejawen pak ?
L : Dulu iya Naomi, saya punya buku primbon jawa, bahkan jimat-jimat
dulu saya punya juga, ya tapi sekarang kan sudah tidak lagi berhubungan dengan
hal – hal itu Naomi
N : Baik pak, trimakasih banyak pak untuk waktu dan penjelasannya
mengenai hal ini, sangat menarik sekali pak .
L : Oo ya sama-sama, lain kesempatan kita ngobrol-ngobrol Naomi tentang
ini

191
192

N : Wahh siap, terimakasih bapak.. Selamat Malam Tuhan Memberkati


L : Malam

Responden 8
N : Shalom mbak, selamat malam
A : Shalom Nom
N : Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih karena mbak sudah bersedia
untuk saya hubungi kembali
A : Yaa, pie Naomi ada apa ?
N : Jadi seperti ini mbak, pada saat obrolan kita yang sebelumnya mbak
sempat mengatakan bahwa pernah terjadi kejadian di gereja lama mbak yang
pendeta nya memaksa jemaat untuk berbahasa roh, dan mbak menyatakan saat itu
tidak nyaman dengan cara pendeta yang melakukan tindakan seperti itu, karna
seharusnya bahasa roh itu tidak dipaksa. Nah saya ingin tahu mbak, dapat tahu
bahwa bahasa roh itu tidak dipaksa darimana mbak ?
A : Dulu saya pernah sekolah di SMTK Naomi, dan kami belajar tentang
Roh Kudus saat itu beserta dengan karya-Nya dan segala yang berkaitan
didalamnya. Kami belajar selama 1 semester dikelas 2 saat itu dan saya masih
ingat betul bahwa bahasa roh itu merupakan karunia pemberian dari Allah bukan
lahir dari paksaan atau buat-buatan manusia.
N : Baik mbak, lalu apa dengan mendapatkan pemahaman dari yang mbak
pelajari selama di SMTK itu menjadi dasar untuk mbak tidak nyaman dengan
tindakan pendeta di gereja lama mbak ?
A : Ya kira-kira begitu Naomi, aku merasa kok beda sekali dengan apa yang
aku yakini, karena aju pun juga sangat meyakini mengenai bahasa roh ini
merupakan pemberian dari Allah yang tidak dibuat-buat oleh manusia, jadi ketika
ada yang bertindak seperti ini rasa hati nurani ku itu tidak damai
N : Kalau boleh tahu denominasi apa gereja mbak yang lama ?
A : Wah , rahasia Naomi.. Aku tidak bisa sebutkan karena ya ini menyangkut
organisasi tapi yang pasti pengajaran nya mengenai bahasa roh ini sangat
membuatku merasa tidak damai
N : Baik mbak, lalu digereja yang sekarang mbak merasakan bagaimana ?
A : Kalau di gereja yang sekarang aku senang Naomi, karena pengajaran nya
cocok sesuai dengan aku, dan aku merasa bertumbuh
N : Untuk dalam hal bahasa roh bagaimana mbak di gereja yang sekarang ?
193

A : Hmm bahasa roh kalau di gereja yang sekarang ini tidak dipaksa, tetap
diajarkan hanya saja jemaat nya jarang melakukan, entah mereka belum dapat kah
atau entah karna faktor apa
N : Baik mbak, terimakasih banyak ya mbak untuk waktu dan sekaligus
keterangan yang mbak berikan
A : Sama-sama Naomi,Tuhan memberkati
N : Tuhan memberkati mbak, Shalomm
194
195

Anda mungkin juga menyukai