Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hesrin Sulla

Mata Kuliah : Injil Sinoptik

Dosen Pengampu : Pdt. Byungcheol Cho M.Div, M.Th

KONSEP KERAJAAN ALLAH MENURUT INJIL MATIUS

A. Kerajaan Allah dalam Injil Matius

Istilah "Kerajaan Sorga" (harfiah: Kerajaan Langit, Yunani: η βασιλεια των ουρανων - hê
basileia tôn ouranôn) hanya ada di Injil Matius, tidak akan ditemukan di bagian Alkitab lainnya.
Bagi orang Yahudi kata "Allah" sangat sakral untuk digunakan sembarangan atau terlalu sering.
Matius yang menulis kepada orang Yahudi, itulah yang menyebabkan ia lebih sering memakai
istilah "Kerajaan Sorga" (Kerajaan Langit), sedikit sekali menggunakan istilah "Kerajaan Allah". 1
Di dalam Injil Matius kata-kata “Kerajaan Surga,” diulang hingga 33 kali dan 5 kali Yesus
berbicara mengenai “Kerajaan Allah” (6:33; 12:28; 19:24; 21:31; 21:43). 2
Yesus memberitakan Kerajaan Allah serta melakukan mujizat dan mengusir setan
(Matius 4:23; 9:35), (Matius 12:28). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Yesus sebenarnya
sedang menunjukkan bahwa pengusiran setan dan penyembuhan penyakit juga merupakan bagian
dari berita Kerajaan Allah tersebut. Kerajaan Allah yang dimaksud disini lebih kepada spiritual
atau secara rohaniah. (4:17; 12:28) tetapi juga Yesus dengan jelas menegaskan bahwa Kerajaan-
Nya akan memiliki wujud lahiriah pada akhir Zaman (8:11; 13: 40-43). 3
Prinsip-prinsip etis dari Kerajaan Allah yang perlu dihidupi oleh warga Kerajaan dapat
kita lihat dalam ucapan-ucapan bahagia yang ada pada permulaan Khotbah di Bukit yang
memperlihatkan bagaimana eskatologi dapat sejalan dengan etika (Matius 5). 4 Dalam Matius 5:20
tuntutan untuk bertobat merupakan sesuatu yang penting untuk masuk kedalam Kerajaan Sorga.
Pertobatan yang dimaksud disini adalah bertobat dan menerima Yesus karena itu sudah
meghadirkan Kerajaan Allah.
Dalam injil Matius terdapat banyak perumpamaan tentang Kerajaan Allah. Pertama,
Yesus membahas tentang seorang penabur benih. Beberapa benih jatuh di jalan dan dimakan
burung. Benih-benih lain jatuh di daerah berbatu yang tanahnya sedikit sehingga tidak bisa
berakar sampai dalam. Akibatnya, tanaman yang baru tumbuh itu terbakar panasnya matahari dan
menjadi layu. Ada juga benih yang jatuh di semak berduri sehingga terjepit dan tidak bisa
tumbuh. Yang terakhir adalah benih yang jatuh di tanah yang bagus. Benih ini ”mulai
menghasilkan buah, yang ini 100 kali lipat, yang itu 60, dan yang lain 30”.(Matius 13:1-23).

1
http://www.sarapanpagi.org/kerajaan-allah-dan-kerajaan-sorga-vt31.html (Online, tgl
4/6/2019, pukul 14:10).
2
Merrill C. Tenney “Survei Perjanjian Baru” (Malang: Gandum Mas, 1992). 188
3
Merril C. Tenney. Ibid. 188
4
A.M.Hunter “Memperkenalkan Theologi Perjanjian Baru” (BPK Gunung Mulia: Jakarta, 1986).45
Yesus lalu menceritakan perumpamaan tentang menaburkan benih. Seorang pria
menaburkan benih gandum, tapi ”selagi orang-orang tidur”, musuh menaburkan benih lalang di
antara gandum. Para budak pria itu bertanya apakah mereka perlu mencabut lalang-lalang, tapi
pria itu menjawab, ”Jangan, sewaktu kalian mencabut lalang, gandumnya bisa ikut tercabut.
Biarkan keduanya tumbuh bersama sampai panen, dan pada musim panen, saya akan
memerintahkan para penuai: Kumpulkan lalangnya lebih dulu, ikat semuanya untuk dibakar.
Setelah itu, kumpulkan gandumnya ke gudang saya.” (Matius 13:24-30).
lalu, Yesus berbicara tentang biji sesawi. Biji itu sangat kecil tapi akan tumbuh menjadi
pohon yang sangat besar sehingga burung-burung bisa tinggal di sana. Yesus berkata, ”Kerajaan
surga itu seperti biji sesawi yang diambil lalu ditanam seseorang di ladangnya.” (Matius 13:31-
34) Yesus bukan sedang mengajar tentang tanaman. Tapi, dia menjelaskan bahwa sesuatu yang
sangat kecil bisa tumbuh menjadi sangat besar.
Yesus kemudian berbicara tentang sesuatu yang juga dipahami oleh banyak
pendengarnya. Dia menyamakan Kerajaan Allah dengan ”ragi yang diambil seorang wanita dan
dicampur dengan tiga takaran besar tepung”. (Matius 13:33) Meski tidak kelihatan, ragi itu
menyebar ke seluruh adonan sehingga adonan itu mengembang. Tapi, perkembangan itu tidak
langsung terlihat.
Tujuan Yesus mewartakan Kerajaan Allah dalam bentuk perumpamaan adalah karena
bukan hal yang mudah untuk memahami misteri tentang Kerajaan Allah. Maka Yesus lebih
merumuskan ajaran-Nya tentang Kerajaan Allah dalam bentuk Perumpamaan. Yesus
menggunakan perumpamaan agar orang yang mendengarkan ajaran-Nya diharapkan dapat lebih
mudah mengerti, memahami dan melaksanakan ajaran-Nya dalam kehidupan nyata.
Perumpamaan yang dipakai Yesus untuk menjelaskan tentang Kerajaan Allah biasanya diambil
dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Kalau pendengarnya sebagian besar para petani maka
dalam mewartakan Kerajaan Allah Yesus menggunakan perumpamaan biji sesawi, lalang
diantara gandum, pembajak sawah, penabur benih dan sebagainya. Meski demikian
perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus diharapkan dapat diambil pesannya oleh siapapun
yang mendengarnya. “Siapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengar” (Mat 13:9). Orang yang
mendengarkan perumpamaan Yesus diharapkan mampu menafsirkan, menanggapi dan
mengambil sikap sendiri.

Dari pembahasan diatas dapat kita pahami secara rohani bahwa kehadiran Kerajaan Allah sudah dimulai
sejak kehadiran Yesus melalui pelayanan dan pengajaranNya kita dapat mengetahui hal-hal mengenai
Kerajaan Allah seperti yang sudah dipaparkan diatas. Kehadiran kerajaan Allah menjadi sempurna saat
kedatangan-Nya yang kedua kali. Untuk Kehadiran Kerajaan Allah secara lahiriah di akhir zaman
memang tidak dijelaskan secara pasti namun Tuhan memberi penjelasan tentang tanda-tanda zaman agar
kita selalu berjaga-jaga atau tetap siap untuk menyambut Dia. Karena kita tidak pernah tahu kapan
Kristus akan datang untuk menyambut kita sebagai mempelainya. Jadi kita harus mampu mempersiapkan
diri kita untuk menyambut kedatangannya.

Refleksinya bagi kita sekarang adalah kadang-kadang sebagai orang percaya kita kurang yakin dengan
seruan untuk bertobat dan masih merasa aman tinggal dalam keduniawian sehingga kita tidak bisa peka
terhadap datangnya Kerajaan Sorga, sebagai orang percaya kita perlu tindakan nyata untuk mengambil
sikap untuk bertobat dan mengaku setiap dosa-dosa kita, karena kita sudah tahu bahwa Kerajaan Allah
sudah berlaku dalam hidup kita. Kedatangan Yesus ke dunia untuk membangun Kerajaan Allah di dunia
agar manusia dapat diselamatkan dari hukuman maut dan mendeklarasikan diri-Nya sebagai penguasa
atas seluruh ciptaan dimuka bumi. Ketika kita bertobat dan menerima Yesus dalam hidup kita berarti kita
sudah memiliki Kerajaan Allah dalam kehidupan kita. Sebagai orang Kristen kita harus terus-menerus
melakukan amanat agung yang diberikan kepada kita (Matius 28:18-20), tidak mengenal waktu setiap
saat kita harus menyampaikan Injil Kerajaan Allah kepada semua bangsa bahkan sampai ke ujung bumi.
Dan biarkan Allah yang menentukan sendiri kapan kita harus berhenti dan penggenapan akan janji-Nya
dilaksanakan untuk datang menjemput kita semua sebagai orang benar. Kita juga perlu hidup berdasarkan
prinsip-prinsip etis dari Kerajaan Allah dan berjaga-jaga. Apapun yang kita lakukan di dunia ini harus
berfokus kepada pencarian Kerajaan Allah sebagai sumber keselamatan kita satu-satunya. Segala
kekuatiran yang terjadi dalam hidup, masalah yang sedang kita alami jangan sampai membuat kita lupa
bahwa Kristus yang empunya Kerajaan Sorga mampu mengangkat kita keluar dari berbagai masalah
hidup atau kekuatiran kita.

DAFTAR PUSTAKA :

http://www.sarapanpagi.org/kerajaan-allah-dan-kerajaan-sorga-vt31.html

Hunter M, A. “Memperkenalkan Theologi Perjanjian Baru” (BPK Gunung Mulia: Jakarta, 1986).

Tenney C, Merrill “Survei Perjanjian Baru” (Malang: Gandum Mas, 1992).

Anda mungkin juga menyukai