Anda di halaman 1dari 3

Implikasi Teologis

Allah mengizinkan kematian, dan kelaparan terjadi dan menimpa keluarga Naomi, dan kedua
menantunya untuk menggenapi rencana Allah yang luar biasa di masa yang akan datang. Pada akhir
hidupnya, Naomi adalah orang yang paling berbahagia karena jiwanya disegarkan, ia dipelihara hingga
masa tua oleh Rut, menantunya. Kematian dan penderitaan (kelaparan) berbuah indah karena Allah
menunjukkan kesetiaannya kepada Naomi di tengah penderitaannya. Allah menghadirkan Rut yang setia
kepada Naomi, dan mengikuti rencana Naomi yang pada akhirnya adalah perwujudan kasih Allah
melalui rencana Allah kepada Rut dan Naomi. Maiweng (2016, p. 10) menguraikan TUHAN menunjukkan
kasih setia (Hesed) Allah kepada Rut (1:8), TUHAN menyatakan kasih karunia untuk memberikan
perlindungan kepada Rut karena Rut mengikuti Allah Naomi yang dengan setia dia percayai. Allah telah
menjadikan Rut bagian terpenting dalam sejarah silsilah Yesus Kristus karena dia bukan orang Yahudi,
namun kesetiaannya dan kasihnya kepada Naomi dan mengikuti Allah yang dipercayai oleh Naomi. Allah
menyatakan kasih setianya tidak hanya kepada bangsa Yahudi dan keturunannya tetapi juga kepada
bangsa yang lain.

Implikasi Praktis

Kisah Rut yang menunjukkan kasih setia kepada Naomi maka wujud kasih setia Allah telah memakai Rut
untuk menunjukkan kasih setia Allah kepada Naomi yang dahulunya pahit kini digantikan dengan
kebahagiaan. Komitmen yang total, tanggung jawab kepada mertua, taat kepada nasihat mertua
merupakan wujud nyata kasih yang perlu di tunjukkan dalam hubungan antara menantu dan mertua.

Sebagai orang percaya yang menerima kasih Kristus dan wujud-Nya dalam keselamatan perlu
mewujudkan kasih setia itu kepada sesama. Kasih setia Rut kepada Naomi dalam penderitaan dan
tindakan untuk mengikut perintah Naomi. Mawikere melalui tulisan-nya dalam Prosiding Seminar
Teologi Kitab Rut (Maiaweng, 2016,p. 30), menyatakan bahwa Allah sendiri memelihara kehidupan Rut
bersama Naomi dalam menghadapi penderitaan dan memenuhi kebutuhan mereka yang pada akhirnya
kehidupan masa lalunya berganti menjadi kehidupan yang baru.

Rut telah mendapatkan kehidupan baru karena kepercayaan dan kesetiaannya. Demikian pula saat ini,
Allah dengan kasih setia-Nya telah memberikan anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus untuk membawa
keselamatan dan kehidupan baru dan menyatakan perjanjian baru bagi orang percaya. Sebagai orang
percaya harus mengakui bahwa orang percaya adalah ciptaan baru di dalam Kristus yang telah
menanggalkan manusia yang lama dan mengenakan manusia yang baru di dalam Kristus (Wijaya, 2016,
p. 128). Dengan demikian orang percaya pun harus setia kepada Allah dalam Yesus Kristus karena
kesetiaan Yesus menanggung penderitaan atas dosa-dosa orang yang berdosa.
Tokoh

Narasi Rut melibatkan sejumlah tokoh. Ada perempuan-perempuan yang selalu muncul terkait dengan
Naomi, saat ia baru tiba di Betlehem (1:19) maupun saat Obed lahir (4:14-15,17). Ada Orpa dan penebus
anonim yang menjadi kontras bagi tokoh utama. Berikut tokoh utama (protagonis): Naomi, Boas, dan
Rut. Narator hanya secara langsung mendeskripsikan Boas (2:1). Deskripsi tak langsung memakai
perkataan, komentar tentang, dan tindakan yang bersangkutan. Kehadiran tokoh tambahan dengan satu
dan dua cara memperkaya deskripsi tokoh utama.

Plot (Alur)

Kitab Rut memiliki alur cerita Plot Flash-forward (alur maju). Kisah di dalam kitab Rut secara permukaan
tidak memperlihatkan Allah yang bertindak langsung di dalam lingkungan manusia, namun tokoh dalam
kisah percaya bahwa Allah adalah Tuhan yang ikut campur dalam kehidupan mereka. Seluruh kitab tidak
ada catatan akan perkataan Allah, hanya sekali saja menyebutkan tindakan Allah secara langsung ikut
campur adalah setelah Naomi kehilangan suami dan anak yang meninggal di Moab, ia secara tidak
langsung 「mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan
kepada mereka 」 (Rut. 1:6b), dan penulis kitab secara langsung memberitahukan pembaca: bahwa
Boas dan Rut mendapatkan anak adalah 「atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu
melahirkan seorang anak laki-laki.」 (Rut. 4:13b). Walaupun kitab Rut tidak banyak berbicara tentang
Allah bertindak secara langsung, namun dalam setiap peristiwa yang terjadi para tokoh percaya bahwa
semuanya berasal dari Allah yang mereka sembah. Kisah dalam Kitab Rut dicatat dengan plot yang
hidup, penuh ketegangan. Narasi berkembang dimulai dengan tragedi, mengisahkan Rut seorang wanita
Moab yang bertahan setia kepada Naomi sang mertua, sebuah plot tentang “tidak menyerah tidak
meninggalkan”, berakhir dengan sukacita besar dari semua orang, akhir yang sempurna. Di balik semua
ini, adalah Allah yang memegang kuasa mengendalikan dan memimpin dengan tangan kemurahan-Nya.

Latar (tempat)

Tentang tempat. Kelaparan di tanah milik umat Tuhan, lebih tepatnya disebutkan di sini di
daerah Betlehem. Ini adalah hal yang menarik karena sesungguhnya arti dari kata Betlehem
adalah “rumah roti”. Bagaimana mungkin rumah roti tidak punya roti! Jadi di sini kita melihat
bahwa umat Allah di Tanah Perjanjian mengalami kelaparan.
Jadi saat itu ada kelaparan di Betlehem dan waktu itu ada seorang laki-laki dari antara bangsa
Israel yang membawa keluarganya pergi meninggalkan Tanah Perjanjian menuju ke negeri lain,
yaitu Moab. Sedikit latar belakang tentang Moab. Moab mulai disebutkan di Kejadian 19, ketika
Lot melakukan hubungan inses dengan anak perempuannya. Dari sinilah bangsa Moab berasal.
Ketika bangsa Israel dalam pengembaraannya di padang gurun meminta ijin untuk melewati
daerah Moab, orang-orang Moab berkata, “Tidak, kalian tidak boleh melewati tanah kami.” Ada
permusuhan antara bangsa Moab dan bangsa Israel. Pernah suatu kali perempuan-perempuan
Moab – tentu Anda ingat kisah ini – perempuan-perempuan Moab menggoda pria-pria dari
bangsa Israel untuk melakukan perzinahan dan berbagai penyembahan berhala. Akibatnya
Allah menjatuhkan hukuman sehingga 24.000 tewas karena tulah.
Waktu itu Moab dikenal sebagai tempat di mana wanita-wanitanya biasa melakukan
perzinahan, dan tempat yang dikenal dengan penyembahan berhala, penyembahan kepada
ilah-ilah palsu. Mereka adalah musuh bangsa Israel. Ke sanalah laki-laki Yahudi ini pergi dan
membawa keluarganya. Dia pergi ke Moab, tempat yang memalukan. Inilah yang digambarkan
dalam ayat 1.

Dua Tempat

Tanah perjanjian
Panggung dari kisah ini, mengarah kepada dua macam tempat. Pertama adalah tanah perjanjian.
Yang dimaksud di sini adalah Betlehem, rumah roti. Kita sudah membahas hal ini. Ini adalah tanah
perjanjian, tanah yang telah diberikan Allah kepada mereka dan Allah sudah memimpin mereka
untuk masuk dan diam di sana. Dia juga telah berjanji untuk memberkati mereka di sana. Bukan
hanya tanahnya, tetapi kotanya secara khusus. Kita tahu hal ini. Kita tahu bahwa di masa yang akan
datang, kota ini akan menerima berkat yang luar biasa dari Allah. Betlehem, tanah perjanjian.

Tanah kompromi
Yang ke dua adalah sebuah tanah kompromi. Moab, tanah yang menjadi tempat penyembahan
berhala. Tanah yang dituju oleh laki-laki Yahudi ini ketika dia membawa keluarganya pergi dari
bangsanya. Tanah di mana imoralitas dan penyembahan berhala di lakukan oleh bangsa yang tidak
mengenal Allah. Ini adalah tanah kompromi. Di sini kita memiliki sebuah kitab dalam Alkitab kita di
mana namanya diambil dari seorang perempuan Moab. Di sini kita melihat dua tempat: tanah
perjanjian dan tanah kompromi.

Anda mungkin juga menyukai