Anda di halaman 1dari 1

Pandangan Teologi Mengenai Kedatangan

Yesus ke Dalam Dunia & KaryaNya


Yohanes 1:14; Filipi 2:5-8

Disusun Oleh:
Kelompok Sardis
 Kadet Lorena
“Firman itu telah menjadi  Kadet Noldi Njuga Tanfson
 ,
manusia dan diam di  Kadet Renci
 Kadet Levina Lorrina
antara kita…”
 Kadet Yonathan Adisurya
(Yohanes 1:14)

“Hendaklah kamu dalam Pandangan Teologi


hidupmu bersama,
INKARNASI (Yohanes 1:14) KENOSIS (Filipi 2:5-8)
menaruh pikiran dan
Sebagai konsekuensi atas
dosa Untuk menjadi sama seperti manusia, maka
perasaan yang terdapat
manusia, maka manusia itu harus mati Allah menanggalkan ke-Allah-anNya (Kenosis:
juga dalam Kristus Yesus, (Roma 6:23). Hukuman itu tidak bisa mengosongkan diri). Dalam sejarah
yang walaupun dalam rupa ditawar. Satu-satunya jalan keluar atas keselamatan umat manusia, dapat dilihat
Allah, tidak menganggap permasalahan ini adalah harus ada bahwa tidak ada seorang pun yang benar-
kesetaraan dengan Allah korban penebusan atas dosa manusia. benar mengosongkan diri-Nya secara
Dan ini dapat terjadi jika Allah turun sempurna selain Yesus Kristus. Dia adalah
itu sebagai milik yang
menjelma menjadi manusia (Inkarnasi). Allah yang mengosongkan diri-Nya menjadi
harus dipertahankan,
Kata Inkarnasi ini menjadi begitu manusia biasa tanpa pernah berhenti menjadi
melainkan telah penting dalam bahasan teologi Allah. Ini berarti Allah ingin masuk ke dalam
mengosongkan diri-Nya kekristenan dalam pemahaman kepada kondisi hidup manusia. Menarik untuk
sendiri, dan mengambil jemaat: Turunnya Allah yang Mahasuci diperhatikan bahwa walaupun Yesus berada
ke dalam dunia menjadi seorang dalam rupa Allah (bdk. Ayat 6a), Ia tidak
rupa seorang hamba, dan
manusia: Yesus Kristus, di mana Allah menganggap keadaan-Nya ini sebagai milik
menjadi sama dengan
yang kudus ini berkenan diri-Nya yang harus dipertahankan. Frasa “walaupun
manusia. Dan dalam "menjadi daging", lahir dalam keadaan dalam rupa Allah ….” mau mengatakan bahwa
keadaan sebagai manusia, bayi, tumbuh normal seperti manusia Kristus bukan saja sama dengan Allah, tetapi
Ia telah merendahkan diri- lainnya, dewasa dan mengalami sesungguhnya Ia adalah Allah. Yesus

Nya dan taat sampai mati, kematian dalam misi penyelamatan bagi “mengosongkan diri-Nya” khususnya dengan
umat manusia dari dosa. Kematian Allah cara mengambil kodrat seorang hamba. Hal ini
bahkan sampai mati di
yang inkarnasi ini tidak selamanya, tidak berarti bahwa ia menggantikan kodrat
kayu salib.”
sebab Ia bangkit, dan Ia kembali naik ke Allah dengan kodrat atau rupa seorang hamba.
(Filipi 2:5-8) Surga. Inkarnasi Yesus bukan Ilahi-Nya sama sekali tidak ditunjukkan. Inilah
menghilangkan hakikat ke-Allah-anNya, salah satu contoh konkret bagaimana Allah
melainkan meninggalkan kemuliaanNya yang Maha Agung memberikan diri,
sebagai Allah. Karena Kristus akan menunjukkan kebesaran-Nya dalam pelayanan
selalu menjadi Allah. Tetapi penjelmaan sebagai seorang hamba bagi sesama-Nya.
itu adalah sebuah perubahan dari Allah
yang mulia menjadi manusia yang hina.

KESIMPULAN
Inilah kasih dan keadilan Allah. Untuk sebuah karya keselamatan, harus ada harga yang dibayar: meninggalkan kodrat Allah (kasih) dan
menjadi sama seperti manusia agar Allah dapat merasakan penderitaan manusia (adil). Sama seperti peristiwa ular tedung di padang
gurun, Yesus Kristus telah menjadi jalan keselamatan bagi manusia (Yohanes 3:14-16). Melalui proses yang Yesus jalani, maka
penderitaan Tuhan Yesus di atas kayu salib sudah cukup, sekali untuk selamanya, untuk menyelamatkan dan menebus manusia dari
ikatan dosa.

Anda mungkin juga menyukai