Disusun Oleh:
Kelompok Sardis
Kadet Lorena
“Firman itu telah menjadi Kadet Noldi Njuga Tanfson
,
manusia dan diam di Kadet Renci
Kadet Levina Lorrina
antara kita…”
Kadet Yonathan Adisurya
(Yohanes 1:14)
Nya dan taat sampai mati, kematian dalam misi penyelamatan bagi “mengosongkan diri-Nya” khususnya dengan
umat manusia dari dosa. Kematian Allah cara mengambil kodrat seorang hamba. Hal ini
bahkan sampai mati di
yang inkarnasi ini tidak selamanya, tidak berarti bahwa ia menggantikan kodrat
kayu salib.”
sebab Ia bangkit, dan Ia kembali naik ke Allah dengan kodrat atau rupa seorang hamba.
(Filipi 2:5-8) Surga. Inkarnasi Yesus bukan Ilahi-Nya sama sekali tidak ditunjukkan. Inilah
menghilangkan hakikat ke-Allah-anNya, salah satu contoh konkret bagaimana Allah
melainkan meninggalkan kemuliaanNya yang Maha Agung memberikan diri,
sebagai Allah. Karena Kristus akan menunjukkan kebesaran-Nya dalam pelayanan
selalu menjadi Allah. Tetapi penjelmaan sebagai seorang hamba bagi sesama-Nya.
itu adalah sebuah perubahan dari Allah
yang mulia menjadi manusia yang hina.
KESIMPULAN
Inilah kasih dan keadilan Allah. Untuk sebuah karya keselamatan, harus ada harga yang dibayar: meninggalkan kodrat Allah (kasih) dan
menjadi sama seperti manusia agar Allah dapat merasakan penderitaan manusia (adil). Sama seperti peristiwa ular tedung di padang
gurun, Yesus Kristus telah menjadi jalan keselamatan bagi manusia (Yohanes 3:14-16). Melalui proses yang Yesus jalani, maka
penderitaan Tuhan Yesus di atas kayu salib sudah cukup, sekali untuk selamanya, untuk menyelamatkan dan menebus manusia dari
ikatan dosa.