Anda di halaman 1dari 2

Yohanes 17:1-11 (Minggu, 1 Juni 2014)

SUPAYA SEMUA PENGIKUT KRISTUS MENJADI SATU (Yohanes 17:1-11)

Kita telah mengenal DOA BAPA KAMI, sebuah doa yang padat namun tidak panjang, doa sorgawi tapi juga
menyangkut jasmani. Doa itu diucapkan dan diajarkan Yesus kepada murid-muridNya. Kita tentu sudah
hafal dengan Doa tersebut.
Nas Yoh. 17:1-11 juga merupakan penggalan dari sebuah Doa Tuhan Yesus. Doa lengkap ada dalam
keseluruhan (17:1-26), yang isi pokoknya : (a) Hubungan Yesus sendiri dengan Allah Bapa, (b) kesatuan
murid-murid Yesus, (c) seluruh orang percaya. Sikap yang diambil Yesus saat berdoa ini, Ia menengadah ke
langit. Ia mengarah pada Bapa di sorga, yang mengutusNya ke dalam dunia.
Dalam renungan ini, kita menikmati dua bagian dari Doa Yesus itu.
Hubungan Yesus dengan Allah Bapa.
Doa ini bagaikan sebuah laporan pertanggungan jawab atas tugas pengutusanNya ke dalam dunia. Dalam
pengutusanNya, Yesus telah diperlengkapi dengan kuasa atas segala yang hidup. Melalui Doa ini, kita
melihat bahwa kedatangan Yesus ke dalam dunia memiliki visi KESELAMATAN. Yesus diutus ke dalam dunia
agar manusia beroleh hidup kekal. Visi Yesus ini mendarat., karena : Murid-murid Yesus mengerti akan
hidul kekal. (orang Yahudi sebelumnya tidak mengenal hal itu). Hidup kekal ditandai dengan mengenal
Allah yang benar, dan mengenal Yesus sebagai utusan Allah yang benar itu.
Pengenalan murid terhadap Allah yang benar itu, dikokohkan Yesus dengan berbagai pelayanan dan mujizat
yang dilakukanNya. Murid-murid tahu, bahwa kuasa yang ada pada Yesus bersumber dari Allah yang benar
itu (7). Dengan demikian, Yesus telah mempermuliakan nama Allah yang benar itu. Bukti dari memuliakan
nama Allah adalah mereka menuruti firman Tuhan (6).
Ada yang menarik dari pelayanan Yesus ini. Ia memang diberi kuasa, tetapi di dalam kuasa itu ada
ketaatannya, sehingga visi keselamatan itu dapat diterima muridmuridNya. Ketaatan Yesus itu berlangsung
terus dan memuncak sampai Ia mati di kayu salib. (Ayat 4) dikatakan : Aku telah mempermuliakan Engkau
di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
Ketaatan, kesetiaan, kepatuhan menjadi hal penting dalam mengemban tugas panggilan setiap orang.
Orangtua pasti akan merasa senang melihat anaknya yang patuh. Kepatuhan anak tersebut diukur dari
ketaatannya melakukan terhadap orangtuanya. Orangtua itu akan senang dan memberi nilai lebih kepada
anaknya yang patuh itu.
Demikian juga dalam mengemban tugas yang Tuhan berikan bagi kita, diperlukan ketaatan. Yesus telah
memperlengkapi kita dengan berbagai kuasa, tetapi apakah kita patuh menggunakan kuasa itu untuk
kemuliaan Tuhan ? Tuhan menghendaki agar seluruh kuasa yang ada , kita gunakan dengan penuh
ketaatan demi kemuliaan Allah.
Seorang pejabat adalah pemilik kuasa, tetapi ia dapat jatuh jika tidak patuh dan taat pada visi dari lembaga
dimana ia berada. Yesus melakukan tugas pengutusan itu dengan penuh ketaatan, sehingga kuasa yang ada
padaNya menghasilkan buah, murid-murid beroleh hidup kekal.
Kesatuan murid-murid Yesus
Isi Doa Yesus yang kedua adalah tentang kesatuan murid-muridNya. Ada yang menarik dalam doa Yesus ini,
: bukan untuk dunia Aku berdoa. Di sini, Yesus sejenak memisahkan dunia dengan murid-muridNya,
karena dunia ini penuh kejahatan. Situasi itu dapat membuat murid-murid menghadapi rongrongan
(ancaman). Dunia yang jahat ini dapat saja memecah belah murid-murid, bahkan sangat mungkin mereka
akan mengalami penganiayaan, dan meruntuhkan iman percaya mereka.
Dalam doa ini, Yesus memohon agar murid-muridNya senantiasa terpelihara dalam nama Allah. Mereka
adalah milik Bapa. Mereka telah diperlengkapi dengan iman hidup kekal. Mereka akan turut menyatakan
iman mereka bagi dunia. Tetapi godaan dunia sangat mungkin memecah-belah mereka. Itu sebabnya Yesus
berdoa secara khusus bagi muridmuridNya agar mereka senantiasa menjadi satu. Kesatuan yang Yesus
kehendaki adalah, agar murid-murid memiliki ketaatan pada firman Tuhan dan memberitakan hidup kekal
itu. Dengan demikianlah mereka memuliakan Allah Bapa dan Yesus Kristus.
Nas ini mengingatkan, agar kita senantiasa berdoa. Tuhan akan menjawab setiap doa orang percaya.
Seperti nama minggu hari ini Exaudi ; Tuhan menjawab. Exaudi juga menunjukkan keyakinan (pos ni roha)
kepada Tuhan, bahwa hanya Tuhan yang dapat menolong kita. Kehidupan orang beriman, yang hidup dalam
doa tidak akan pernah merasa lelah dan putus asa.
Tuhan menempatkan Gereja di dunia mempunyai panggilan untuk mewartakan keselamatan itu. Gereja
tidak boleh terpecah sehingga tugas utamanya terbengkalai. Tidak sedikit gereja yang ngawur, tidak lagi
melaksanakan tugas utamanya. Yang dilakukan justru konflik yang tak berkesudahan di dalamnya. Mereka
terpecah, tidak lagi menjadi satu. Gereja demikian harus senantiasa didoakan, dan Tuhan Yesus telah
berdoa terlebih dahulu. Jangan sakit hati jika dikatakan, gereja yang terpecah-pecah dan lalai dalam tugas
utamanya adalah gereja yang tidak menaati firman Tuhan.
Ada seorang raja yang baik dan setia kepada Tuhan. Namun, suatu saat penderitaan datang menyerang diri
raja itu, ia sakit, hampir mati. Ia mengalami penyakit yang tidak mungkin disembuhkan. Ditengah-tengah
penderitaan itu datang ucapan kepadanya : Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab
engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi."
Kata-kata itu sangat menyakitkan sang raja. Namun ia berdoa : "Ah Tuhan, ingatlah kiranya, bahwa aku
telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang
baik di mata-Mu." Lalu ia menangis. Bagaimanakah jawab Tuhan atas doanya ? Tiga hari kemudian ia
sembuh. Raja itu pun hidup lima belas tahun lagi dan diberkati dengan banyak hal. (2 Raja 20:1-7).
Dalam berbagai pergumulan hidup ini, doa sangat menolong kita. Doa yang disampaikan dengan penuh
ketulusan dan kerendahan hati akan dapat mengubah segalanya. AMIN
Berdoa sungguh bukan hal sederhana. Meski, hanya butuh satu mulut untuk melakukannya,
sesungguhnya, kita selalu belajar bahwa berdoa memerlukan proses belajar. Pada mulanya, kita belajar
untuk berdoa hanya bagi diri sendiri, tapi kemudian, kita sadar, bahwa titik pusat doa semestinya bukan
diri kita melainkan Tuhan. Dan, isinya, mestinya bukan supaya kehendak kita yang terjadi, melainkan
kehendak Dia, yang kepada-Nya kita berdoa.Karenanya, pokok doa orang Kristen yang bertumbuh, akan
menjadi semakin luas dan berkembang. Tadinya, mungkin kita cuma berdoa untuk diri sendiri, kemudian
berkembang ditujukan untuk orang yang duduk di sebelah kita. Kemudian, terus meluas ke tetangga
sebelah rumah lalu ke teman sekantor. Dan, seterusnya, kita berdoa untuk semua orang di gereja,
teman satu agama, rekan beda agama, dan bahkan para pemimpin negeri ini yang bahkan tidak
mengenal kita sama sekali. Kita diajak untuk berdoa bagi banyak orang. Itulah uniknya doa. Sekaligus
susahnya.
Yohanes 17:1-11 mengajak kita berdoa bagi Gereja, sama seperti Yesus berdoa. Dia sungguh peduli
dengan kesatuan para murid karena tanpa kesatuan tugas pelayanan akan terbengkalai bahkan gagal
berantakan. Ada banyak hal yang bisa membuat para murid tercerai berai.Yesus berdoa bagi banyak
orang. Dia berdoa terutama bagi orang-orang, yang dalam wujud-Nya sebagai manusia, akan Dia
tinggalkan. Dalam hati-Nya, sebagaimana yang tersirat dalam doa-Nya, Yesus meluapkan kerinduan hati-
Nya agar semua murid-Nya menjadi satu. "...Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka
kepada-Ku dan membuat mereka telah menuruti firman-Mu...Aku berdoa untuk mereka...perliharalah
mereka dalam nama-Mu....(Bdk. ayat 6,9,11). Dia ingin agar kuasa dari Allah Bapa terus menjaga dan
memelihara murid-murid agar mereka mampu meneruskan karya pelayanan Yesus di tengah dunia.
Itulah kerinduan hati-Nya.Itu sebabnya, Gereja mesti berdoa. Pertama, berdoa bagi dirinya sendiri.
Berdoa bagi keutuhannya. Berdoa bagi para anggotanya. Berdoa bagi pekerjaan pelayanannya.
Terutama dalam setiap harinya, bukan hanya hari minggu saja. Dalam satu minggu, kita kebanyakan
berdoa bagi gereja satu kali. Itupun tidak selalu dilakukan dengan serius. Kadang kita lakukan sambil
tidur. Padahal, Yesus berkata pada para murid untuk selalu berjaga-jaga.Berdoa adalah kekuatan
penting dalam pelayanan, persekutuan, dan kesaksian. Tapi, jujur saja, tidak banyak waktu, kita berdoa.
Kadang, saya merasa, doa syafaat adalah bagian liturgi yang paling tidak menyenangkan bagi sebagian
warga jemaat. Syafaat itu membosankan dan membuat ngantuk. Padahal, sebenarnya, dalam syafaat,
kita membawa semua harapan, kerinduan, dan permohonan di depan Tuhan yang kudus sebagai tanda
iman kita. Syafaat memberi kuasa. Kuasa yang mengubah kita menjadi pelaku firman yang hidup,
sekaligus memberi kekuatan dalam Gereja.
Saya percaya, setiap kita, diam-diam atau terang-terangan, terus berdoa bagi gereja. Bahkan bukan
hanya jemaat ini, tapi juga semua anggota Tubuh Kristus di seluruh dunia. Pedih rasanya, jika kita
melihat ada satu atau dua gereja yang tidak lagi diijinkan beribadah. Tapi, lebih sedih lagi, jika gereja
yang bisa beribadah, sama sekali tidak menunjukkan faedah dan manfaat dalam pelayanannya, malah
kemudian pecah dan mandek pertumbuhannya.Apa hambatan pelayanan dalam Gereja? Uang? Saya
rasa tidak. Yang lebih sering menghambat pelayanan bagi Gereja, adalah ketika Gereja kehilangan
orang-orang yang berdoa baginya. Penantang Gereja adalah sikap abai kita terhadap pelayanan dan
persekutuan kita. Gereja mundur ketika anda berhenti berpikir tentang dia. Ketika kita tidak peduli
dengan saudara-saudara seiman yang sakit. Dan, mereka yang terhilang dalam persekutuan selama ini.
Juga, ketika kita berhenti menegur apa yang salah dan membenarkan hal-hal yang perlu dibenarkan
dalam gereja.

Anda mungkin juga menyukai