Anda di halaman 1dari 4

Bahan Khotbah Minggu ke-3 Tanggal 20 Januari 2019

(Minggu kedua setelah Epifania) YESUS ITULAH TUHAN


(Yesu Iamo Puang)
Bahan Khotbah Minggu ke-3 Tanggal 20 Januari 2019
(Minggu kedua setelah Epifania)
YESUS ITULAH TUHAN
(Yesu Iamo Puang)

Bacaan Mazmur : Mazmur 36: 1-13


Bacaan 1 : Yesaya 62:1-5
Bacaan 2 : 1 Korintus 12:1-11
Bacaan 3 : Yohanes 2:1-11 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 36:10
Petunjuk Hidup Baru: 1 Korintus 12:6
Tujuan:

1. Jemaat dapat memahami Ketuhanan Yesus.


2. Jemaat tetap percaya bahwa Yesus itulah Tuhan dan sumber segala karunia

Pemahaman Teks

Mazmur 36:1-13 mempertentangan antara orang fasik dengan orang yang berlindung
pada kasih setia Tuhan. Orang fasik selalu sibuk dengan kejahatan. Hatinya menjadi
sarang dosa dan mulutnya mengeluarkan kata-kata jahat dengan tipu muslihat. Di tempat
tidurnya pun ia merancangkan kejahatan. Orang fasik tidak kuasa menolak kejahatan.
Mereka bahkan dengan sengaja menempatkan diri di jalan yang tidak baik. Namun orang
yang berlindung pada Allah berharap pada kasih setia Allah. Kasih setia Allah menjadi
jaminan yang sangat berharga dan menjadi tempat perlindungan serta memberikan
sumber cahaya ilahi untuk menerangi jalan hidupnya.
Bacaan kedua (Yes. 62:1-5), merupakan doa nabi Yesaya untuk datangnya keselamatan
bagi Yerusalem. Dalam doanya, nabi Yesaya percaya, bahwa Allah akan memenuhi janji-
Nya mewujudkan keselamatan bagi Yerusalem, keselamatan yang akan menimbulkan
sukacita besar bagi Yerusalem. Sukacita tersebut diibaratkan dengan sukacita pengantin
pada pesta perkawinan. Dalam hal ini, relasi Allah dengan umat-Nya memang sering
digambarkan seperti relasi suami-istri. Allah selalu mengharapkan adanya kedekatan
hubungan. Ketika umat berpaling menyembah allah lain, maka itu adalah bentuk
ketidaksetiaan kepada Tuhan. Namun demikian, Allah selalu setia kepada umat-Nya.
Itulah keyakinan nabi Yesaya. Allah akan bertindak menyelamatkan dan memulihkan
Yerusalem, sehingga kebenaran-Nya akan kembali bersinar di hadapan seluruh bangsa.
Rasul Paulus memberikan pengajaran agar jemaat di Korintus memahami dan
menggunakan karunia-karunia Roh untuk kehidupan bersama (1 Kor. 12:1-11). Orang-
orang di Korintus diingatkan, bahwa apabila sekarang mereka telah mengenal Allah,
maka itu terjadi karena karunia Allah kepada mereka. Tidak ada manusia yang dengan
kekuatannya sendiri dapat mengenal Allah. Allah mengaruniakan Roh Kudus menjadi
penuntun bagi manusia mengenal Allah. Hanya jika Roh Kudus menuntun, maka
manusia dapat mengaku: Yesus itulah Tuhan. Itulah yang telah dialami orang-orang di
Korintus. Melalui Roh-Nya, Allah bahkan lebih jauh memperlengkapi mereka dengan
berbagai karunia. Karunia-karunia Allah itu harus dipergunakan untuk kepentingan
bersama. Karunia adalah pemberian Tuhan sehingga tidak boleh membuat pemiliknya
sombong. Sebaliknya itu harus menjadi sarana untuk semakin mengenal Allah, serta
tidak menjadi sumber konflik dan perpecahan.

Yohanes 2:1-11 menguraikan tentang mujizat Yesus yang mengubah air menjadi anggur.
Peristiwa ini merupakan pelayanan Yesus yang pertama. Peristiwa tersebut terjadi di
Kana yang terletak di daerah Galilea. Dalam peta Alkitab, Kana dan Nazaret masih
bersebelahan. Nazaret adalah tempat Yesus dibesarkan sehingga wajar apabila ibu
Yesus terlibat dalam acara perkawinan tersebut. Dalam perjamuan itu Yesus serta murid-
murid-Nya juga diundang. Bisa jadi Yesus bukanlah peserta istimewa, namun menjadi
istimewa karena kejadian mujizat yang dilakukan-Nya.

Ayat 3 menjelaskan bahwa ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus datang kepada
Yesus. Ia memberitahukan kondisi terkini dari pelaksanaan pesta perkawinan tersebut.
Ia sendiri belum tahu bagaimana Yesus akan menolong acara perkawinan yang
kekurangan anggur, apakah dengan menyuruh murid-Nya mencari anggur di sekitar
daerah itu atau mengubah sesuatu menjadi anggur. Tetapi jauh di dalam batinnya, ia
yakin bahwa Yesus sanggup menolong. Karena itu, walaupun ia mendapat jawaban
Tuhan Yesus yang sedikit bernuansa agak kasar (ay. 4), ia tidak menyerah karena Ibu
Yesus menyuruh para pelayan untuk menuruti apa yang akan dikatakan oleh Yesus (ay.
5). Pada ayat 6-8 Yesus menggunakan enam tempayan yang disediakan untuk
pembasuhan kaki para tamu sesuai tuntutan adat istiadat Yahudi, sehingga yang menarik
adalah air yang berada dalam tempayan itu sudah berubah menjadi anggur yang
kualitasnya sangat baik. Ayat 9-10 mencatat respons dari pemimpin pesta. Pemimpin
pesta tidak mengetahui dari mana sumber anggur tersebut. Tetapi ketika ia
mengecapnya, ia memuji mempelai laki-laki karena dianggap menyediakan anggur
kualitas baik sepanjang pesta.

Kisah mujizat tersebut sering diartikan sebagai sebuah kepedulian dan kasih Yesus
mengubahkan hal yang akan memalukan menjadi pujian. Dari kisah mujizat yang
dilakukan Tuhan Yesus inilah, kita dapat berkesimpulan bahwa: Yesus itulah Tuhan. Dia
bertindak memberikan jalan keluar untuk setiap masalah.

Pokok-pokok Yang Dapat Dikembangkan

• Mengenal kuasa Yesus

Dicatat bahwa ketika pesta perkawinan di Kana kekurangan anggur ibu Yesus datang
kepada Yesus (ay. 3). Tidak diketahui bagaimana pihak keluarga atau pelaksana
pesta pada saat itu menyikapi kekurangan anggur. Kekurangan anggur dalam suatu
pesta perkawinan bukanlah sebuah persoalan sepele karena dapat membuat malu
keluarga pelaksana di hadapan para tamu. Ibu Yesus sangat peka terhadap kondisi
tersebut. Ia tahu apa yang harus dilakukan. Bahkan yang lebih penting, ia tahu ke
mana harus menyampaikan keadaan tersebut. Sebagai ibu yang melahirkan dan
membesarkan Yesus, tentu ia memiliki pengenalan dan kedekatan dengan Yesus.
Sebagai seorang ibu ia pasti sudah merasakan bahwa anaknya itu memiliki kuasa
yang sanggup menolong. Karena itu ia datang kepada-Nya menyampaikan kondisi
yang terjadi sekaligus mengandung permohonan supaya Yesus melakukan sesuatu
sebagai solusi. Bagaimana cara Yesus akan memberikan solusi, mungkin ia sendiri
belum tahu tetapi ia yakin bahwa Yesus sanggup menolong.

Pada bagian ini kita juga dapat belajar bahwa pengenalan terhadap Tuhan
merupakan hal yang amat penting. Kisah mujizat di Kana ini sesungguhnya bermula
dari pengenalan Maria, ibu Yesus tentang kuasa Yesus.

• Jangan sampai salah alamat

Pemimpin pesta tidak mengetahui dari mana sumber anggur yang dibawa pelayan
kepadanya (ay. 9). Ia pun tidak mencari tahu dari mana sumber anggur tersebut,
selain memuji mempelai laki-laki. Sepintas pujian ini rasanya wajar saja bahwa
mempelai laki-laki berhasil menyediakan anggur kualitas baik sepanjang acara pesta.
Namun pujian pemimpin pesta itu menjadi lucu karena salah alamat. Dia tidak tahu,
bahwa Tuhan Yesuslah yang telah melakukannya sehingga kebutuhan anggur dalam
pestanya dapat terpenuhi. Tuhan Yesus telah melakukan hal yang tidak mungkin
terjadi dalam pandangan manusia, yakni mengubah air menjadi anggur dengan
kualitas yang baik.

Kita percaya bahwa Tuhanlah yang mengatur segala hal yang kita alami dalam hidup
ini. Tentu Tuhan selalu memiliki tujuan untuk segala hal yang dimungkinkan-Nya
terjadi. Bisa jadi Tuhan memakai momen tertentu di dalam hidup kita untuk
memperkenalkan kuasa dan kasih-Nya kepada kita. Hanya saja karena faktor
ketidaktahuan kita sehingga kita tidak menyadari campur tangan Tuhan. Kita
melewatkan kesempatan yang Tuhan ciptakan untuk mengenal dan mengakui, bahwa
Dialah Tuhan.

• Roh Kudus untuk kemampuan mengaku: Yesus Itulah Tuhan.

Dalam Mukadimah Pengakuan Gereja Toraja mengatakan: “Di bawah pimpinan Roh
Kudus dan berdasarkan Firman Allah, kita percaya, bahwa Tuhan Allah berkenan
menyatakan diri-Nya, yaitu: Kehendak-Nya, Kasih-Nya dan Kuasa-Nya kepada kita di
dalam Yesus Kristus, sehingga kita tiba pada pengakuan: YESUS KRISTUS ITULAH
TUHAN DAN JURU SELAMAT”.

Salah satu rujukan ayat yang dipakai, yakni 1 Korintus 12:3, memang menggunakan
kata ADALAH. Tetapi pemilihan kata ITULAH dalam Pengakuan Gereja Toraja
merupakan sebuah penegasan, bahwa Tuhan Yesus itulah Tuhan dan Juruselamat
satu-satunya. Tidak ada pilihan lain. Yesus bukanlah salah satu Juruselamat di antara
sejumlah juruselamat yang mungkin ada, melainkan satu-satunya Tuhan dan
Juruselamat.

Lebih jauh lagi, terkait dengan pekerjaan Roh Kudus, hal yang patut diperhatikan
dalam kalimat awal Mukadimah di atas ialah, bahwa pengakuan: YESUS KRISTUS
ITULAH TUHAN DAN JURUSELAMAT, itu hanya dapat terucapkan karena tuntunan
Roh Kudus. Pengakuan ini sangat sejalan dengan yang dikatakan Rasul Paulus
dalam 1 Korintus 12:3, bahwa tidak mungkin ada orang yang dapat mengaku: Yesus
itulah Tuhan, jika tidak dituntun Roh Kudus.

Anda mungkin juga menyukai