PENGANTAR
Surat Galatia sangat penting karena dalam surat ini diajarkan tentang hal yang paling penting, mendasar dan
yang menentukan dalam hidup seseorang yaitu masalah Keselamatan.
Keselamatan yang diperoleh bukan hasil perbuatan amal atau perbuatan baik manusia dihadapan Allah.
Dalam surat Galatia hal ini sangat tajam disoroti karena tidak ada amal atau perbuatan baik manusia yang
berkenan dihadapan Allah. Hanya orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus itulah yang
memungkinkan beroleh keselamatan. Sebab keselamatan adalah pemberian Allah dalam Yesus Kristus.
Marthin Luther seorang penafsir surat Galatia menulis bahwa dalam surat Galatia Paulus menyampaikan
ajaran tentang Iman, Anugerah, Pengampunan Dosa, atau Kebenaran Kristen, supaya kita dapat mempunyai
pengetahuan yang sempurna dan perbedaan antara kebenaran kristen dengan berbagai ragam kebenaran
yang lain. Dengan demikian thema surat Galatia ialah Pembenaran Karena Iman.
Surat Galatia mengajarkan kepada kita untuk hidup oleh Roh yang memungkinkan seseorang untuk hidup
suci. Sebab jikalau kita hidup oleh Roh maka kita tidak akan menuruti keinginan daging. Ini merupakan
salah satu tanda bahwa kita hidup dalam kemerdekaan kristen.
Dalam surat Galatia kita juga mempelajari tentang iman yang benar yang disertai buah. Kalau hidup kita
tidak ada buah Roh Kudus, maka kekristenan ita perlu dipertanyakan dan diragukan.
Paulus juga mengajarkan dalam surat Galatia tentang kasih Allah yang didemonstrasikan, ditunjukkan secra
nyata kepada sesama manusia dalam hal saling membantu.
Dengan demikian surat Galatia sangat penting dan mendatangkan berkat yang besar buat kita sebab surat
Galatia merupakan dasar yang hakiki untuk seluruh kehidupan kita selaku orang percaya.
Karena itu dengan pertolongan Tuhan kita akan mengeksposisikan surat Galatia.
Jemaat-jemaat di Galatia didirikan oleh Paulus dan Barnabas dalam perjalanan misi yang pertama (Kis.
13,14).
Beberapa waktu setelah Paulus meninggalkan jemaat itu, Paulus menemukan bahwa mereka telah
dipengaruhi oleh satu golongan nabi-nabi palsu yang memutarbalikkan Injil Kristus. Mereka adalah orang-
orang Yahudi yang telah menerima Injil Yesus Kristus tetapi belum dibebaskan dari adat istiadat atau tradisi
Yahudi.
Golongan inilah yang selalu mengganggu dan menetang Paulus dalam pelayanannya.
Mereka mengajarkan bahwa manusia harus percaya kepada Tuhan Yesus untuk memperoleh keselamatan.
Namun disamping itu mereka juga mengajarkan bahwa sunat, ketaatan kepada hukum dan adat istiadat
Yahudi adalah keharusan untuk menerima keselamatan (Gal. 5:2-3, Band. Kis. 15:1).
Dengan demikian mereka ini hanya kristen kartu penduduk yang belum mengalami kelahiran baru. Dalam
Galatia 2:12, Paulus menyebut mereka sebagai “orang-orang dari kalangan Yakobus” dan “saudara-saudara
yang bersunat”.
Alasan inilah yang membuat Paulus menulis surat kepada jemaat-jemaat Galatia.
Para penafsir Alkitab tidak sependapat tentang alamat surat Galatia.
Pendapat pertama di sebut “teori Galatia Utara” dan pendapat kedua “teori Galatia Selatan.”
Namun bukti-bukti menunjukkan bahwa Paulus menulis surat Galatia yaitu kepada jemaat-jemaat di bagian
Selatan propinsi Galatia - Antiokia, Ikonium, Listra dan Derbe (Band. Kisah 13 - 14).
Paulus menulis surat dengan nada yang sangat keras (ps. 3:1) sebab Paulus sangat kecewa melihat sikap
hidup dari jemaat-jemaat Galatia yang begitu muda dipengaruhi oleh ajaran injil lain yang sebenarnya bukan
Injil sehingga mereka berbalik dari Tuhan Yesus.
Mereka berasal dari golongan Farisi yang berpegang teguh pada hukum dan adat istiadat Yahudi (Kisah
15:1,5). Golongan Farisi terdiri dari rabi (guru) dan ahli Taurat. Mereka adalah golongan minoritas yang
memisahkan diri dari masyarakat umum.
Konsep keselamatan bagi orang Farisi ialah percaya di tambah dengan ketaatan pada hukum dan adat
istiadat yang berlaku.
Buktinya orang bukan Yahudi (orang kafir) yang percaya Tuhan Yesus harus di sunat. Sebab sunat adalah
keharusan untuk menerima keselamatan.
Tuhan Yesus mengecam/mencela kemunafikan orang Farisi sebab di depan umum mereka bersikap sebagai
orang percaya yang saleh dan setia. Tetapi sebenarnya kehidupan mereka yang sesungguhnya yaitu yang
tidak nampak di depan umum, penuh dengan kebejatan, kerakusan, kedurjanaan, persinahan dan kepentingan
Dalam ayat 4 Paulus menjelaskan tentang peristiwa kematian Kristus di kayu salib.
Ada tiga hal penting dalam ayat ini :
1). Kristus mati di kayu salib sebagai satu pengorbanan (ay. 4a).
Kata menyerahkan dalam bahasa Yunani di pakai kata “dantos” yang artinya mengorbankan, memberikan
(to give, to bestow).
Kristus mati di kayu salib sebagai satu pengorbanan karena dosa manusia (band. I Petrus 3:18; Gal.2:20).
Berdasarkan persembahan itu dosa kita diampuni dan dilupakan Allah (band. Yoh. 1:29).
2). Kristus mati di kayu salib dengan tujuan melepaskan manusia dari dunia jahat sekarang ini (ay. 4b).
Kata melepaskan dalam bahasa Yunani di pakai kata yang artinya mengeluarkan,
melepaskan, membebaskan, menyelamatkan (to take out, to deliver). Sedangkan kata dunia dalam bahasa
Yunani di pakai “aion” yang artinya zaman atau masa (time, age).
Suatu hal yang luar biasa, hebatnya dan istimewa bahwa Kristus mati untuk melepaskan kita dari dunia yang
jahat. Dilepaskan dari dunia bukan dalam pengertian ke luar dari dunia ini lalu hidup dalam alam lain,
melainkan dilepaskan dari cara hidup jahat yang bertentangan dengan Firman Tuhan di zaman atau masa ini.
Iblis bersama pasukannya berusaha dengan berbagai strategi untuk mempengaruhi dan menjatuhkan kita
supaya kita hidup dalam kejahatan namun puji Tuhan kita telah dilepaskan oleh Kristus dari yang jahat.
Ada beberapa bukti yang dikemukakan Paulus sebagai argumentasi Paulus bahwa Injil yang diberitaknnya
berasal dari Allah.
Pengalaman Paulus mengingatkan kita kepada pengalaman Yakub (Roma 9:10-13), nabi Yeremia (Yeremia
1:5), nabi Yesaya (Yesaya 49:1) dan Yohanes Pembaptis (Lukas 1:13-17) setiap orang yang percaya kepada
Tuhan Yesus harus meyakini bahwa di dalam Yesus Allah telah kita jauh sebelumnya yakni sebelum dunia
dijadikan (Efesus 1:4) kita adalah buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan
baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya (Efesus 2:10). Manusia di selamatkan untuk memuliakan Allah (1
Kor 6:19-20).
Pertobatan dan panggilan Paulus tidak ada campur tangan atau usaha dari manusia, semata-mata oleh kasih
karunia Allah, pekerjaan Allah. Tujuan Allah memilih Paulus bukan hanya untuk menyelamatkan Paulus
melainkan orang lain juga. Allah memakai Paulus untuk memberitakan Injil kepada bangsa bukan Yahudi
yang sebelumnya ia benci supaya mereka diselamatkan (Kisah 9:15; 15:12; 21-22; Ef. 3:1,8).
Penjelasan Paulus tentang pertobatannya dimana Yesus Kristus menyatakan diri secara langsung dan tugas
panggilannya sebagai rasul membuktikan bahwa Injil yang ia beritakan berasal dari Allah, karena tidaklah
mungkin seorang rabi Yahudi memutuskan kehendaknya sendiri untuk melayani orang-orang bukan Yahudi.
Dalam ayat 15-21 ---> Sebagai kesimpulan dari seluruh pasal 1 dan 2 dan sebagai jembatan untuk
memasuki uraian teologis yang dijelaskan dalam pasal 3.
VI. URAIAN TEOLOGIS TENTANG KONSEP PEMBENARAN KARENA IMAN (Psl. 3:1-4,31)
Dalam Galatia pasal 3 dan 4 merupakan tulisan Paulus yang bernada keras. Paulus mengasihi jemaat-jemaat
Galatia karena itu ia bertekad dan berjuang dengan sungguh-sungguh untuk membuktikan bahwa
keselamatan hanya diperoleh di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus, bukan karena melakukan hukum
Taurat.
Musuh-musuh Paulus yaitu palsu telah menggunakan bermacam-macam strategi yang licik untuk merebut
jemaat-jemaat Galatia.
Oleh karena itu Paulus tidak mau diam dan berjuang dengan sungguh-sungguh untuk membuktikan bahwa
orang berdosa diselamatkan melalui percaya kepada Yesus Kristus dan bukan karena melakukan hukum
Taurat.
2. Bukti pembenaran karena Iman berdasarkan pengalaman Firman Allah (ayat 6-14).
Dari pengalam pribadi Paulus sekarang mengemukakan bukti berdasarkan Alkitab.
Kita tidak bisa menilai Alkita dengan pengalaman kita tetapi pengalaman kita diuji dengan firman Allah.
Golongan sunat membangun ajarannya dengan mengutip beberapa dari Perjanjian Lama. Sekarang Paulus
mengutip Perjanjian Lama untuk membuktikan keselamatan diperoleh dengan Iman kepada Yesus Kristus
dan bukan karena melakukan hukum Taurat.
2. Allah membenarkan orang non Yahudi oleh karena Iman (ayat 8-9).
Sebelum Abraham percaya kepada Allah, kitab suci yaitu Allah sendiri telah memberitakan Injil kepada
Abraham. Hal itu terjadi pada waktu Ia memanggil Abraham. Panggilan itu disertai janji antara lain "olehmu
segala bangsa akan diberkati" Band. Kej. 12:3).
Kata "berkat untuk segala bangsa" identik dengan "Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh
karena Iman". Itlah Injil yang diberitakan kepada Abraham.
Jadi sejak permulaan hubungan Abraham dengan Allah, berkat keselamatan dijanjikan kepada segala bangsa
di dunia. Kabar baik yang diberitakan oleh Allah kepada ABraham dibawa oleh Paulus kepada orang-orang
Galatia : orang berdosa dibenarkan karena Iman dan bukan karena mentaati hukum Taurat.
3. Keselamatan diperoleh karena Iman kepada Yesus Kristus bukan dari hukum Taurat (ayat 10-
14).
Sejak semula sunat tidak pernah diberikan sebagai suatu persyaratan untuk selamat. Karena itu keselamatan
tidak pernah diperoleh dengan mentaati hukum Taurat karena hukum Taurat mendatangkan kutuk bukan
berkat. Paulus mengutip Ulangan 27:26. Hukum Taurat menuntut ketaatan, dan setiap orang yang menaati
hukum Taurat harus mentaati segala hal. Dengan kata lain harus mentaati seluruh hukum Taurat. Kemudian
Paulus mengutip Habakuk 2:4 : "orang yang benar akan hidup oleh Iman".
Pernyataan ini sangat penting. Kata dibenarkan dalam bahasa Yunani dipakai kata "dikaioo" dalam bentuk
present, passive, indicative. Dibenarkan oleh Iman berarti pada saat seseorang berdosa bediri dihadapan
Allah dan percaya kepada Yesus Kristus maka Allah menyatakan bahwa kesalahan orang berdosa dan
hukuman yang seharusnya ia terima tidak diperhitungkan oleh Allah karena sudah ditanggung oleh Kristus
pada waktu Ia mati di kayu salib. Melalui kematian Kristus harga yang dituntut oleh Allah telah dibayar
lunar (I Kor. 6:20).
Dengan kata lain pembenaran adalah perbuatan atau tindakan Allah menyatakan bahwa orang berdosa yang
percaya adalah orang benar di dalam Yesus Kristus.
Dibenarkan oleh Allah tidak hanya berarti bahwa dosa dan hukuman dihapuskan tetapi dari status terhukum
dibebaskan dan berdiri dihadapan Allah tanpa salah dan noda, benar seperti kristus benar.
Jadi jelaslaah tidak ada usaha manusia untuk membenarkan diri sendiri dihadapan Allah. Semata-mata
perbuatan Allah dan anugrah Allah yang penuh kasih karunia.
Golongan sunat mengajarkan bahwa setiap orang yang melakukan hukum Taurat akan hidup karenanya.
Paulus mengutip dari Perjanjian Lama yaitu Imamat 18:5 Allah berfirman : "sesungguhnya kamu harus
berpegang pada ketetapanKu dan peraturanKu. Orang yang melakukannya, akan hi dup karenanya; Akulah
Tuhan". Kemudia Ulangan 27:26, Musa memperingati bangsa Israel bahwa terkutuklah orang yang tidak
menepati perkataan hukum Taurat dengan perbuatan. Perhatikan kedua bagian firman diatas bahwa yang
dituntut Allah ialah melakukan hukum Taurat bukan sekedar mempercayai dan bukan mengabaikan satu
bagian dari pada hukum Taurat.
Jadi benar bahwa setiap orang yang melakukan seluruh hukum Taurat, akan hidup karenanya. Tetapi kalau
kita mengabaikan satu bagian dari padanya kita bersalah terhadap seluruhnya (Yakobus 2:10).
Kita mengerti bahwa sejak kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa tidak ada lagi seorangapun yang
menuruti hukum Turat, kecuali Yesus Kristus sendiri (Band. Maz. 14:2-3). Paulus katakan bahwa semua
orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Itulah sebabnya Paulus katakan
dalam Galatia 3:10 semua orang yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat berada di bawah kutuk karena
tidak ada seorangpun yang mampu hidup menurut tuntutan hukum Taurat.
Hukum Tuarta tidak dapat membenarkan orang berdosa (Gal. 2:16). Dan hukum Taurat tidak dapat
memberi hidup (Gal. 3:21).
Keselamatan diperoleh di dalam Yesus Kristus
Sejak manusia yaitu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka manusia dalam status sebagai orang berdosa
dan berada di bawah kutuk hukum Taurat tetapi Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat
melaluikematianNya di kayu salib.
Ia telah mencurahkan darahNya di atas kayu salib, Ia membeli kita supaya kita dibebaskan dari perhambaan
dosa dan hukum Taurat. Jadi dengan kematian Kristus di kayu salib orang percaya tidak lagi berada di
bawah hukum Taurat. Allah memberikan kasih karunia melalui perantaraan Kristus. Segala sesuatu yang
dibutuhkan manusia hanya ada didalam dan melalaui Kristus. Karena itu kita tidak perlu kembali kepada
Musa. Kita diselamatkan karena kasih karuniaNya.
1. Hukum Taurat tidak lebih besar dari pada janji (Gal. 3:19-20).
Paulus menunjukkan bahwa hukum Taurat lebih rendah kedudukannya dari pada perjanjian berdasarkan dua
alasan. Pertama, hukum Taurat sifatnya sementara (ay. 19a). "Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-
pelanggaran sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu (maksudnya Kristus). Dengan kematian
dan kebangkitan Kristus, hukum Taurat dihapuskan dan sekarang tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam
kita dengan perantaraan Roh (Roma 7:4;8:1-4).
Kedua, hukum Taurat diberikan melalui seorang perantara (ay. 19b-20).
Ketika Allah memberikan hukum Taurat kepada bangsa Israel, Ia menggunakan malaikat-malaikat sebagai
perantara. Dari malaikat lalu kepada Musa. Jadi bangsa Israel menerima hukum Taurat dari tangan ketiga.
Tetapi ketika Allah membuat perjanjian dengan Abraham, Ia melakukan sendiri tanpa perantara. Berita yang
disampaikan oleh pengantara tidak semulia yang disampaikan secara langsung.
3. Hukum Taurat memimpin manusia yang berdosa kepada Kristus (ay. 23-29).
4. Hukum Taurat adalah wali dan pengawas sampai kita dimerdekakan oleh Yesus
Kristus dan dijadikan anak (psl. 4:1-11).
Paulus memakai illustrasi untuk menjelaskan tentang keadaan seseorang sebelum percaya kepada Tuhan
diperkenankan di bawah hukum Taurat dan takluk kepada hukum Taurat.
Sejak semula Allah memberikan hukum Taurat untuk menyiapkan kita menerima pembenaran karena Iman.
Tetapi iblis telah memutarbalikkan hukum Taurat yang baik itu dan menggunakannya untuk mengikat dan
5. Paulus merindukan jemaat-jemaat Galatia menjadi pengikut Tuhan sama seperti Paulus (Psl.
4:12-31).
Paulus adalah Bapa rohani yang baik dalam pasal-pasal sebelumnya ia menegor jemaat dengan keras tetapi
dalam bagian ini ia menegor mereka dengan lemah-lembut.
Ayat 12 kata "minta" dalam bahsa Yunani "deomai" artinya minta dengan sungguh-sungguh. Paulus minta
jawaban dengan jujur karena Paulus sangat mengasihi mereka. Ia sangat berbeban terhadap keselamatan
mereka.
Paulus minta agar mereka mencontohi Paulus "jadilah sama seperti aku", "sebab akupun telah menjadi sama
seperti kamu".
Istilah "jadilah sama seperti aku", maksudnya Paulus merindukan jemaat-jemaat Galatia menyakini dengan
sungguh-sungguh pembenaran iman sebagai stu-satunya jalan kepada Allah. Istilah :akupun sama seperti
kamu" ketika Paulus menginjili mereka, ia tidak mempertahankan ke Yahudiannnya ia menempatkan diri.
Dalam pengertian tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan non Yahudi.
Mereka dapat bersekutu bersama oleh karena kasih Kristus yang mempersatukan. Sejak pertama kali Paulus
bertemu jemaat-jemaat Galatia ia belum pernah mengalami sesuatu yang tidak baik dari mereka. Sekalipun
Paulus dalam keadaan sakit jemaat-jemaat Galatia menyambut Paulus seperti menyambut malaikat Allah,
malahan sama seperti menyambut Kristus sendiri (ay. 14).
Pada waktu lampau sikap jemaat terhadap Paulus begitu manis dan baik, tetapi bagaimana sekarang ?
Apakah hubungan yang renggang diakibatkan karena Paulus menegur dengan keras ? Tidak, Paulus menegur
mereka karena kasihnya kepada jemaat supaya mereka berbalik kepada Tuhan Yesus.
Kalau kita mengasihi orang lain kita juga harus menegur dia apabila dia hidup dalam dosa (Band. Yeh.
3:16-21).
Tujuan Paulus untuk melayani jemaat-jemaat Galatia hanya satu yaitu membawa para jemaat itu sampai
rupa Kristus menjadi nyata di dalam mereka (ay. 19). Kalau mereka kembali kepada hukum Taurat itu
berarti hidup menurut daging. Sedangkan hidup di dalam Iman berarti hidup berdasarkan janji Allah. Hidup
di dalam hukum Taurat melahirkan anak-anak perhambaan (sama seperti Hagar melahirkan Ismael) tetapi
hidup dalam Perjanjian melahirkan anak-anak merdeka (Sara melahirkan Ishak) (ay. 21-31).
Pasal 1-4 Paulus menguraikan pembenaran karena iman dari segi konsep. Sedangkan pasal 5-6 Paulus
menguraikan pembenarankarena iman dari segi praktis. bagaimana supaya dapat menghasilkan tingkah laku
yang benar.
Karena Kristus telah memerdekakan kita maka kita harus hidup di dalam kasih karunia dan membuang atau
melepaskan diri dari kuk perhambaan.
Dengan kata lain segala konsep rohani yang menekankan bahwa sesudah kita percaya Yesus Kristus harus
ditambah dengan prinsip-prinsip dan pengalaman yang lebih dalam supaya di terima di hadapan Allah, ini
harus kita tolak.
5. Seseorang yang dipimpin oleh Roh Kudus memiliki hubungan dengan orang
lain (Galatia 5:26-6:10).
- Saling menanggung beban (ayat 1-5).
- Saling membagi berkat (ayat 6-10).
Module 1, 1998
PELAYANAN PENDIDIKAN
YAYASAN AGAPE BATAM
Komp. Orchid Center Blok A No. 8
PO. Box 1050 Nagoya BATAM 29432 INDONESIA
Tel/Fax : (0778) 451626
EKSPOSISI
SURAT PAULUS
GALATIA
Seri Diktat BASOM 16
Pdt. Jenny Pelealu, S.Th.