Anda di halaman 1dari 17

Ibu Jenny Pelealu, S.Th.

Module 1, 23 Agustus ~ 2 Desember 2000

PENGANTAR
Surat Galatia sangat penting karena dalam surat ini diajarkan tentang hal yang paling penting, mendasar dan
yang menentukan dalam hidup seseorang yaitu masalah Keselamatan.
Keselamatan yang diperoleh bukan hasil perbuatan amal atau perbuatan baik manusia dihadapan Allah.
Dalam surat Galatia hal ini sangat tajam disoroti karena tidak ada amal atau perbuatan baik manusia yang
berkenan dihadapan Allah. Hanya orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus itulah yang
memungkinkan beroleh keselamatan. Sebab keselamatan adalah pemberian Allah dalam Yesus Kristus.
Marthin Luther seorang penafsir surat Galatia menulis bahwa dalam surat Galatia Paulus menyampaikan
ajaran tentang Iman, Anugerah, Pengampunan Dosa, atau Kebenaran Kristen, supaya kita dapat mempunyai
pengetahuan yang sempurna dan perbedaan antara kebenaran kristen dengan berbagai ragam kebenaran
yang lain. Dengan demikian thema surat Galatia ialah Pembenaran Karena Iman.
Surat Galatia mengajarkan kepada kita untuk hidup oleh Roh yang memungkinkan seseorang untuk hidup
suci. Sebab jikalau kita hidup oleh Roh maka kita tidak akan menuruti keinginan daging. Ini merupakan
salah satu tanda bahwa kita hidup dalam kemerdekaan kristen.
Dalam surat Galatia kita juga mempelajari tentang iman yang benar yang disertai buah. Kalau hidup kita
tidak ada buah Roh Kudus, maka kekristenan ita perlu dipertanyakan dan diragukan.
Paulus juga mengajarkan dalam surat Galatia tentang kasih Allah yang didemonstrasikan, ditunjukkan secra
nyata kepada sesama manusia dalam hal saling membantu.
Dengan demikian surat Galatia sangat penting dan mendatangkan berkat yang besar buat kita sebab surat
Galatia merupakan dasar yang hakiki untuk seluruh kehidupan kita selaku orang percaya.
Karena itu dengan pertolongan Tuhan kita akan mengeksposisikan surat Galatia.

1. LATAR BELAKANG HISTORIS SURAT GALATIA

Jemaat-jemaat di Galatia didirikan oleh Paulus dan Barnabas dalam perjalanan misi yang pertama (Kis.
13,14).
Beberapa waktu setelah Paulus meninggalkan jemaat itu, Paulus menemukan bahwa mereka telah
dipengaruhi oleh satu golongan nabi-nabi palsu yang memutarbalikkan Injil Kristus. Mereka adalah orang-
orang Yahudi yang telah menerima Injil Yesus Kristus tetapi belum dibebaskan dari adat istiadat atau tradisi
Yahudi.
Golongan inilah yang selalu mengganggu dan menetang Paulus dalam pelayanannya.
Mereka mengajarkan bahwa manusia harus percaya kepada Tuhan Yesus untuk memperoleh keselamatan.
Namun disamping itu mereka juga mengajarkan bahwa sunat, ketaatan kepada hukum dan adat istiadat
Yahudi adalah keharusan untuk menerima keselamatan (Gal. 5:2-3, Band. Kis. 15:1).
Dengan demikian mereka ini hanya kristen kartu penduduk yang belum mengalami kelahiran baru. Dalam
Galatia 2:12, Paulus menyebut mereka sebagai “orang-orang dari kalangan Yakobus” dan “saudara-saudara
yang bersunat”.
Alasan inilah yang membuat Paulus menulis surat kepada jemaat-jemaat Galatia.
Para penafsir Alkitab tidak sependapat tentang alamat surat Galatia.
Pendapat pertama di sebut “teori Galatia Utara” dan pendapat kedua “teori Galatia Selatan.”
Namun bukti-bukti menunjukkan bahwa Paulus menulis surat Galatia yaitu kepada jemaat-jemaat di bagian
Selatan propinsi Galatia - Antiokia, Ikonium, Listra dan Derbe (Band. Kisah 13 - 14).
Paulus menulis surat dengan nada yang sangat keras (ps. 3:1) sebab Paulus sangat kecewa melihat sikap
hidup dari jemaat-jemaat Galatia yang begitu muda dipengaruhi oleh ajaran injil lain yang sebenarnya bukan
Injil sehingga mereka berbalik dari Tuhan Yesus.

II. ASAL-USUL DAN CARA HIDUP ORANG-ORANG DARI KALANGAN YAKOBUS

Mereka berasal dari golongan Farisi yang berpegang teguh pada hukum dan adat istiadat Yahudi (Kisah
15:1,5). Golongan Farisi terdiri dari rabi (guru) dan ahli Taurat. Mereka adalah golongan minoritas yang
memisahkan diri dari masyarakat umum.
Konsep keselamatan bagi orang Farisi ialah percaya di tambah dengan ketaatan pada hukum dan adat
istiadat yang berlaku.
Buktinya orang bukan Yahudi (orang kafir) yang percaya Tuhan Yesus harus di sunat. Sebab sunat adalah
keharusan untuk menerima keselamatan.
Tuhan Yesus mengecam/mencela kemunafikan orang Farisi sebab di depan umum mereka bersikap sebagai
orang percaya yang saleh dan setia. Tetapi sebenarnya kehidupan mereka yang sesungguhnya yaitu yang
tidak nampak di depan umum, penuh dengan kebejatan, kerakusan, kedurjanaan, persinahan dan kepentingan

Seri Diktat BASOM 2


sendiri (band. Matius 23:13-34). Tuhan Yesus mengidentikkan hidup mereka dengan kotoran yang
menjijikkan. Karena itu Tuhan Yesus menasehati murid-muridnya untuk waspada terhadap ragi yaitu
kemunafikan orang Farisi.
Sebagian jemaat-jemaat Galatia berasal dari golongan Farisi yang telah percaya kepada Tuhan Yesus.
Kendatipun mereka telah percaya kepada Tuhan Yesus tetapi latar belakang hidup “ke Farisian” yang
mengikat mereka sebelumnya tidak mereka lepaskan (Kisah 15:5). Karena mereka tidak melepaskannya
maka mereka masih tetap terikat dengan dosa dan segala sesuatu yang sia-sia.
Itulah sebabnya mereka sangat menentang Paulus dan berusaha mendiskreditkan (menyingkirkan) Paulus di
depan jemaat serta menyebarkan gosip bahwa Injil yang diberitakan Paulus tidak lengkap.
Hal ini mereka lakukan untuk menggeser posisi Paulus di tengah jemaat-jemaat Galatia (ps. 1-2) sebab
mereka menganggap Paulus bukan Rasul Tuhan yang sesungguhnya.

III. PAULUS DAN INJIL YANG DIBERITAKAN (Ps. 1:1-5)

a. Siapakah Paulus (Ps. 1:1)


Paulus adalah Rasul oleh Yesus dan Allah Bapa. Kata Rasul dalam bahasa Yunani dipakai isilah
“Apostolos” yang artinya Utusan Allah. Utusan Allah berarti melakukan tugas yang Tuhan berikan yaitu
memberitakan Injil (Ps. 1:11, Band. Markus 3:14-19).
Dalam Pasal 1:1 Paulus katakan bahwa ia menjadi Rasul bukan karena manusia. Istilah karena dalam bahasa
Yunani dipakai kata “Apo” yang artinya Sumber (Source) sedangkan kata manusia dalam bentuk jamak. Jadi
kerasulan Paulus tidak bersumber atau tidak berasal dari manusia. Dengan kata lain Paulus menjadi Rasul
bukan hasil dorongan, ide, persetujuan ataupun rekayasa yang mencul dari pihak orang banyak atau dari
sekelompok manusia. Selanjutnya Paulus katakan ia menjadi Rasul bukan oleh manusia.
Istilah oleh dalam bahasa Yunani dipakai kata “dia” yang artinya “melalui” (means, agency). Disini kata
manusia dipakai dalam bentuk tunggal. Jadi Paulus menjadi Rasul bukan melalui seorang manusia. Dengan
kata lain Paulus tidak menggunakan seseorang sebagai pengantara untuk mempengaruhi Tuhan Yesus
supaya ia diterima dan dijadikan Rasul Tuhan.
Paulus mengatakan ia menjadi Rasul oleh Yesus Kristus dan Allah Bapa. Panggilan itu di terima langsung
dari Tuhan ketika ia bertemu dengan Tuhan Yesus secara pribadi (Kisah 9:1-18).
Hal itu terjadi setelah Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati. Dengan kata lain setelah Tuhan Yesus
menyelesaikan karya keselamatan di kayu salib.
Kedua belas Rasul Tuhan Yesus yang pertama di panggil pada waktu Tuhan Yesus masih berada di dunia
ini.
Dilihat dari segi sumber, panggilan Paulus sama dengan kedua belas Rasul Tuhan Yesus yang pertama tetapi
dari segi waktu dan cara berbeda. Hal inilah yang menimbulkan persoalan dari pihak golongan sunat
sehingga mereka mengatakan bahwa Paulus bukan seorang Rasul yang sejati.
Namun Paulus begitu yakin akan panggilannya, maka ia dengan berani membantah tuduhan terhadap
dirinya, Paulus tidak pernah mengenal kompromi bila kebenaran terancam.
Karena Paulus begitu yakin akan panggilannya maka ia tidak pernah tidak taat pada panggilan itu (Kisah
26:19). Kendatipun Paulus mengalami kesulitan dan penderitaan dalam pelayanannya bahkan maut
sekalipun tetapi ia tidak pernah bergeser selangkahpun dari panggilan Tuhan. Dalam setiap keadaan ia
hadapi bersama dengan Tuhan. Karena Paulus melayani berdasarkan panggilan Tuhan yang jelas maka
pelayanannya diberkati oleh Tuhan luar biasa, “Dunia berubah” karena pelayanan Paulus.
Penting sekali seseorang melayani berdasarkan panggilan yang jelas sebab apabila seseorang melayani
dengan panggilan yang samar-samar atau tanpa panggilan Tuhan maka terjadi kekacauan dan penyesatan.
Janganlah melayani Tuhan kalau tidak memiliki panggilan yang jelas sebab sangat berbahaya.

b. Pemberitaannya (Ps. 1:3-4)


Dalam ayat 3 dikatakan kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan dari Tuhan Yesus
Kristus menyertai kamu.
Kata Kasih Karunia dalam bahasa Yunani di pakai kata “karis” yang artinya kemurahan, kebaikan hati,
hadiah, perbuatan baik (favor, grace, good will).
Kata Damai Sejahtera dalam bahasa Yunani di pakai kata “eirene” yang artinya damai (peace).
Hakekat keselamatan adalah damai sejahtera atau pemulihan (rekonsilasi) dengan Allah, sesama dan diri
sendiri.
Manusia telah putus hubungan dengan Allah oleh karena dosa tetapi dipulihkan kembali di dalam dan
melalui Kristus Yesus.

Seri Diktat BASOM 3


Itulah sebabnya sumber keselamatan adalah Kasih Karunia Allah yaitu kemurahan Allah yang diberikan
kepada manusia secara gratis (cuma-cuma) yang sebenarnya manusia tidak layak menerimanya.
Manusia tidak punya modal untuk menyelamatkan diri sendiri, semata-mata adalah pekerjaan Allah,
anugrah Allah.

Dalam ayat 4 Paulus menjelaskan tentang peristiwa kematian Kristus di kayu salib.
Ada tiga hal penting dalam ayat ini :

1). Kristus mati di kayu salib sebagai satu pengorbanan (ay. 4a).
Kata menyerahkan dalam bahasa Yunani di pakai kata “dantos” yang artinya mengorbankan, memberikan
(to give, to bestow).
Kristus mati di kayu salib sebagai satu pengorbanan karena dosa manusia (band. I Petrus 3:18; Gal.2:20).
Berdasarkan persembahan itu dosa kita diampuni dan dilupakan Allah (band. Yoh. 1:29).

2). Kristus mati di kayu salib dengan tujuan melepaskan manusia dari dunia jahat sekarang ini (ay. 4b).
Kata melepaskan dalam bahasa Yunani di pakai kata yang artinya mengeluarkan,
melepaskan, membebaskan, menyelamatkan (to take out, to deliver). Sedangkan kata dunia dalam bahasa
Yunani di pakai “aion” yang artinya zaman atau masa (time, age).
Suatu hal yang luar biasa, hebatnya dan istimewa bahwa Kristus mati untuk melepaskan kita dari dunia yang
jahat. Dilepaskan dari dunia bukan dalam pengertian ke luar dari dunia ini lalu hidup dalam alam lain,
melainkan dilepaskan dari cara hidup jahat yang bertentangan dengan Firman Tuhan di zaman atau masa ini.
Iblis bersama pasukannya berusaha dengan berbagai strategi untuk mempengaruhi dan menjatuhkan kita
supaya kita hidup dalam kejahatan namun puji Tuhan kita telah dilepaskan oleh Kristus dari yang jahat.

3). Kematian Kristus adalah kehendak Allah(ay. 4c).


Kejadian 3:15; Yohanes 3:16; Efesus 1:5, dikatakan bahwa sejak awal Allah berkehendak untuk
menyelamatkan dunia ini di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus. Dan Kristus telah menggenapi melalui
kematianNya di kayu salib (band. I Kor. 6:20; II Kor. 5:15a).
Karena keselamatan adalah kehendak Allah maka manusia tidak dapat menambah sesuatu untuk
memperoleh keselamatan sebagaimana yang diajarkan oleh “golongan sunat”.
Pola hidup dan ajaran “golongan sunat” tidak hanya berlaku di zaman Paulus tetapi juga “roh itu” sedang
menguasai dunia sekarang ini. Janganlah terpedaya olehnya sebab hal itu melecehkan karya Kristus.
Jadi Injil yang benar adalah berita tentang Yesus Kristus yang mati di kayu salib. Inilah yang Paulus
beritakan dari sejak awal sebelum gereja terbentuk. Dan dalam surat ini Paulus kembali mengingatkan
jemaat-jemaat Galatia untuk kembali kepada Injil yang sesungguhnya.

c. Motivasinya (Ps. 1:5).


“Baginyalah kemuliaan selama-lamanya.”
Karena Paulus memiliki konsep yang benar tentang panggilannya dan tentang Injil yang diberitakannya
maka itulah yang membuat Paulus melayani dengan motivasi yang benar, murni yaitu demi kemuliaan Allah
(band. Roma 11:36; I Kor. 10:31-33).
Sikap ini sangat paradox dengan golongan sunat. Mereka melayani untuk kebanggaan, kehormatan dan
kemuliaan diri sendiri (Galatia 6:12-14).

IV. KETIDAKSETIAAN DAN BIMBINGAN (Ps. 1 : 6 - 10)

Berubah Setia (ayat 6,7)


Dalam ayat 6,7 dikatakan “Aku heran bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih
karunia Kristus telah memanggil kamu dan mengikuti suatu Injil lain yang sebenarnya bukan Injil.
Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
Kata berbalik dalam bahasa Yunani dipakai kata “metatiteste” yang berarti membelot, meninggalkan (to
desert), melepaskan (to remove), beralih (to transfer), berubah pikiran (changce one’s mind) berubah
pendapat atau pendirian (change one’s opiniom), bertukar agama/murtad (turn apostiste).
Dalam dunia politk kata ini seringkali dipakai untuk para tentara yang meninggalkan tugas kemiliteran.
Dalam dunia keagamaan kata ini dipakai untuk orang-orang yang meninggalkan kepercayaanNya kepada
Tuhan.

Seri Diktat BASOM 4


Pertama kali Paulus memberitakan Injil di Propinsi Galatia Selatan, orang-orang Galatia begitu antusias
terhadap pelayanan Paulus sebab pemberitaan Injil yaitu Firman Tuhan yang mereka dengankan yang
disertai dengan mujiat sungguh mengubah hidup mereka, sehingga mereka (baik orang kafir maupun orang
Yahudi) mengalami pembaharuan hidup (revival) dari hidup yang lama menuju hidup baru di dalam Yesus
Kristus.
Pemberitaan Injil yang di dengar telah mematangkan mereka sehingga mereka hidup di dalam kebebasan
yaitu kemerdekaan Kristus. Namun banyak orang Kristen di Galatian telah berbalik dari Tuhan dan dari
Paulus sebagai “Bapa rohani” mereka di dalam Tuhan.
Jemaat-jemaat Galatia bukan hanya mulai mengalami kemunduran rohani dalam pengertian mulai tidak setia
beribadah kepada Tuhan, bukan juga dalam pengertian berubah komitmen dengan menjadi jemaat “JJJ”
(jemaat jalan-jalan) atau keluar dari “kandang” kemudian makan “dikandang yang lain”. Sebagaimana
terjadi di zaman ini, melainkan mereka meninggalkan Injil kasih karunia Allah yang telah mereka terima
dengan cuma-cuma. Lebih tepat dikatakan bahwa jemaat-jemaat Galatia telah meninggalkan Kristus yang
telah menyelamatkan mereka dan mengikuti guru-guru palsu atau pemimpin-pemimpin palsu yang
membawa mereka kembali kepada pola hidup legalisme.
Dalam ayat 7 lebih jauh Paulus katakn bahwa golongan sunat telah masuk dan berusaha memperngaruhi
jemaat-jemaat Galatia. Mereka mengacaukan, menggelisakan dan meresahkan jemaat-jemaat Galatia dengan
ajaran-ajaran mereka sehingga terjadi kegoncangan rohani. Mereka berusaha membujuk jemaat-jemaat
Galatia supaya kembali kepada sistem kepercayaan Yahudi karena hanya dengan cara itulah seseorang
memperoleh keselamatan yang sempurna.
Akibatnya banyak di antara jemaat-jemaat yang terbujuk rayu oleh ajaran-ajaran dari golongan sunat tanpa
mereka berkonsultasi dengan Paulus sebagai Bapa rohani mereka. Itulah sebabnya Paulus menanggapi sikap
jemaat-jemaat Galatia sebagai “pembelot rohani”, sebab mereka telah meninggalkan Kristus.
Kondisi yang ada pada saat jemaat inilah yang mengherankan Paulus.
Kata heran di sini menunjukkan sikap Paulus bahwa bagi Paulus rasanya tidak mungkin bahwa jemaat yang
baru didirikannya dengan dasar pengajaran yang kuat lalu begitu cepat berubah setia.
Dalam ayat 8 - 9 dikatakan bahwa dahulu Paulus sudah mengajarkan dengan sejelas-jelasnya tentang Injil
yang benar (Band. Psl. 3 : 1) dan juga dahulu Paulus telah memberikan “lampu merah” kepada jemaat-
jemaat Galatia untuk tidak membukan pintu kepada ajaran-ajaran yang berbeda dengan apa yang diajarkan
oleh Paulus. Namun dalam kenyataannya jemaat-jemaat Galatian tidak mendengarkan nasehat Paulus dan
mengikuti suatu Injil yang lain yang sebenarnya bukan Injil.
Dalam ayat 8 - 10 Paulus sebagai “Bapa rohani” dari jemaat-jemaat Galatia membimbing mereka supaya
mereka kembali kepada Injil yang benar.
Injil yang benar ialah Injil yang berpusatkan kepada satu pribadi yaitu Yesus Kristus - Ia telah membayar
harga mati di kayu salib untuk membebaskan, memerdekakan orang berdosa dari perhambaan (Gal. 2 : 20,
21 ; 3 : 13 ; 4 : 5). Injil inilah yang Paulus sudah beritan dan yang sudah didengar oleh jemaat-jemaat
Galatia dan dalam bagian ini Pulus kembali mengingatkan mereka dan melarang jemaat-jemaat Galatia
untuk mengikuti ajaran-ajaran yang bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Paulus. Orang yang
melayani dengan mengajarkan ajaran diluar Injil akan mendapat hukuman Allah.
Dalam ayat 8 Paulus memakau istilah “terkutuklah dia”, istilah terkutuk dalam bahasa Yunani dipakai kata
“anathema” yang berarti terkutuk (accured). Juga diartikan suatu persembahan untuk dibinasakan (dedicated
for destruction). Dalam Perjanjian Lama istilah ini dipakai untuk orang atau barang yang dikhususkan untuk
dibinasakan/dimusnahkan seba tidak berkenan kepada Allah (Bil. 21 : 3 ; Ul. 7 : 26 ; Yos. 6 : 17 ; 7 : 12 ;
Hak. 1 : 17).
Jadi secara rohani kata terkutuk digunakan/ dikenakan kepada seseorang yang tidak berkenan kepada Allah
oleh karena dosa dan karena itu ia berada di bawah kutukan Allah. Karena berada dalam kutukan Allah
maka ia dihukum dan menerima murka Allah.
Seseorang yang berada di bawah kutukan Tuhan berarti terpisah dengan Allah. Terpisah dengan Allah
berarti mati secara rohani (Band. Rom. 9 : 3), sebab terpisah dari Allah yang adalah sumber hidup.
Dalam bagian Firman Tuhan ini Paulus mengatakan bagaimana sikap Tuhan yang menghukum nabi-nabi
palsu yang memutarbalikkan Injil yang benar dan mengubah kebenaran dari kesaksian rasuli.
Sikap yang sama kita lihat pada Tuhan Yesus Kristus (Mat 23), Petrus (II Pet. 2) Yohanes (II Yoh. 1 : 7-11)
dan Yudas (Yud. 1 : 3 - 16).
Kutukan ini juga tidak dikenakan kepada nabi-nabi Palsu tetapi juga kepada semua orang yang
memberitakan Injil yang bertentangan dengan apa yang diberitakan Paulus. Kita tidak boleh menambah atau
mengurangi sesuatu dari Injil yang asli. Dengan kata lain kita tidak boleh menambah atau mengurangi
Alkitab yang adalah Firman Allah.

Seri Diktat BASOM 5


Paulus dengan tegas mengucapakan kutuk kepada mereka yang memutarbalikkan Injil oleh karena ia sangat
mengasihi Tuhan Yesus dan mengasihi jemaat-jemaat Galatia yang ia layani.
Apabila Paulus diam saja tidak bertindak itu berarti ia setuju dengan pengajaran yang salah dari golongan
sunat dan dengan demikian ia membiarkan jemaat yang ia layani tersesat. Namun kita lihat sikap Paulus
yang tegas dan berapi-api untuk membela kebenaran Firman Allah. Sikap yang benar seperti Paulus sangat
dibutuhkan zaman ini. Banyak hjamba Tuhan yang gagal - takut, ragu-ragu dalam memberikan penilaian
terhadap nabi-nabi Palsu. Akibatnya bukan hanya jemaat yang tersesat tetapi juga hamba Tuhan ikut
tersesat.
Sikap Paulus yang tegas mungkin saja ada orang yang tidajk senang dengan Paulus. Namun Paulus tidak
peduli apakah ada orang yang suka atau tidak suka dengan Paulus sebab ia melayani bukan berusaha untuk
menyenangkan manusia. Pelayanannya bukan karena manusia (Psl. 1 : 1) dan Injil yang ia beritakan bukan
dari manusia (Psl. 1 : 12) karena itu Paulus tidak takut terhadap manusia dan tidak kecil hati apabila tidak
dikagumi manusia.
Itulah sebabnya dalam ayat 10 Paulus katakan sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia
maka aku bukanlah hamba Kristus.
Seorang hamba Tuhan senantiasa diperhadapkan dengan berbagai cobaan untuk mengadakah kompromi
supaya menarik hati orang. Hamba Tuhan yang melayani untuk menyenangkan dan memauaskan manusia
itu bukanlah hamba Tuhan melainkan hamba manusia.

V. PAULUS MEMBUKTIKAN BAHWA INJIL YANG DIBERITAKAN BERASAL DARI


ALLAH (Psl. 1 : 11 ~ 2 : 14)

Ada beberapa bukti yang dikemukakan Paulus sebagai argumentasi Paulus bahwa Injil yang diberitaknnya
berasal dari Allah.

1. Injil yang diberitakan Paulus adalah ilahi (Psl 1 : 11 - 12)


Dalam ayat ini bahwa Injil yang diberitakannya bukanlah Injil manusia dan bukan manusia yang
mengajarkannya. Dalam ayat 12 Paulus memakai istilah “aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus”.
Artinya bahwa Injil yang diberikan kepadanya diterima langsung dari Tuhan sendiri melalui suatu penyataan
dari Yesus Kristus.
Berita dan pelayanan Paulus berasal dari Allah. Ia tidak menciptakan Injil sendiri, juga tidak menerimanya
dari keduabelas rasul dan menerimanya dari manusia pada umumnya, melainkan dari Yesus Kristus.
Beritanya maupun pelayanannya didasarkan atas kuasa ilahi.

2. Pengalaman masa lalu (Psl. 1 : 13 - 14).


Cara Paulus untuk membuktikan bahwa Injil yang ia beritakan berasal dari Allah. Ia menunjukkan kepada
jemaat-jemaat di Galatian bagaimana ia dahulu dalam agama Yahudi bahwa tanpa batas menganiaya jemaat
Allah dan berusaha membinasakannya.
Istilah “tanpa batas” yang artinya perbuatan-perbuatan yang keterlaluan (in excess). Bukti Paulus melakukan
perbuatan-perbuatan keterlaluan dapat kita lihat dalam Kisah Rasul, contoh Kis. 7 : 58, Orang Yahudi
menyeret Stefanus keluar kota kemudian melemparinya dan pada saksi meletakkan jubah mereka di depan
kaki Saulus.
Paulus setuju Stefanus mati dengan cara demikian.
Kisah 8 : 3, Paulus memasuki rumah demi ruma dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan
menyerahkan mereka untuk dimasukkan dalam penjara.
Kisah 9 : 1, Hati Paulus berkobar-kobar untuk mengamcam dan membunuh murid-murid Tuhan.
Kisah 9 : 13, 14 Paulus melakukan banyak kejahatan terhadapa orang percaya di Yerusalem.
Istilah jemaat Allah dalam Psl. 1 : 13 dalam bahasa Yunani dipakai kata “ekklesia” artinya gereja (kumpulan
orang percaya). Tujuan Paulus pada waktu itu untuk membinasakan jemaat Allah tidak hanya orang percaya
tertentu saja atau gereja lokal saja, melainkan gereja secara universal.
Dalam ayat 14 Paulus katakan bahwa dia jauh lebih maju dalam menjalankan agama Yahudi bila
dibandingkan dengan teman-teman yang sebaya dengannya.
Dalam Imamat 19 : 18 dikatakan “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, menurut agama
Yahudi hukum itu harus ditafsirkan manusia dikasihi tetapi musuh dibenci. Orang Yahudi umumnya tidak
percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Jadi orang Kristen dianggap musuh karena percaya kepada Yesus yang
adalah Mesias.

Seri Diktat BASOM 6


Sikap Paulus dalam menganiaya dan membinasakan jemaat Allah itu adalah sebagai suatu pemenuhan
terhadap agama yang dianutnya. Jadi dalam agama Yahudi kejahatan Paulus tidak diperhitungkan sebagai
dosa, melainkan “kemajuan rohani”.
Karena penganiayaan dan pembinasaan jemaat Allah adalah pemenuhan terhadap hukum agama Yahudi
maka Paulus dengan giat melaksanakan tugasnya. Itulah sebabnya Paulus katakan bahwa ia lebih maju
dalam agama Yahudi dari teman-teman sebayanya. Dalam Filipi 3 : 5 - 7 Paulus menjelaskan banyak hal
yang merupakan kebanggaannya sebelum ia bertobat.
Hidup Paulus sebagai penganiaya jemaat Allah membuktikan bahwa agama Yahudi yang ia anut itulah yang
benar. Tidak ada satu orangpun pada waktu itu yang dapat meyakinkan Paulus bahwa agama yang dianutnya
salah. Juga tidak ada seorangpun yang mampu merubah pandangannya. Hanya Allah yang dapat merubah
hidupnya. Dalam Kisah Rasul 9 dijelaskan tentang pertobatan Paulus.
Pertobatan Paulus yang ajaib itu tidak dipengaruhi oleh manusia, tidak juga disebabkan oleh orang-orang
Yahudi ataupun orang percaya yang dikejar-kejarnya untuk dibinasakan.
Pertobatan Paulus terjadi di dalam kasih karunia Allah. Tuhan Yesus menyatakan diri secara langsung
kepada Paulus.
Sikap hidup Paulus pada masa lalu dan perubahan yang terjadi dalam hidupnya membuktikan bahwa Injil
yang ia beritakan berasal dari Allah.

3. Paulus sebagai anak Tuhan (ayat 15 - 16a)


Setelah Paulus menjelaskan tentang latar belakang hidupnya maka dalam bagian ini Paulus menjelaskan
tentang pertobatannya. Hal ini penting karena apa yang diberitakannya kepada orang lain telah dialami
sendiri.

Ada 3 hal penting yang menyangkut pertobatan Paulus :


1. Allah sendiri yang memilih Paulus sejak dalam kandungan ibunya (ayat 15a)
2. Allah sendiri yang memanggil dan mengangkat Paulus menjadi Rasul (ayat 15b)
3. Allah sendiri yang berkenan menyatakan Anaknya didalam Paulus, Paulus menerima penyataan itu
dalam perjalanan ke Damsyik (ayat 16a).

Pengalaman Paulus mengingatkan kita kepada pengalaman Yakub (Roma 9:10-13), nabi Yeremia (Yeremia
1:5), nabi Yesaya (Yesaya 49:1) dan Yohanes Pembaptis (Lukas 1:13-17) setiap orang yang percaya kepada
Tuhan Yesus harus meyakini bahwa di dalam Yesus Allah telah kita jauh sebelumnya yakni sebelum dunia
dijadikan (Efesus 1:4) kita adalah buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan
baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya (Efesus 2:10). Manusia di selamatkan untuk memuliakan Allah (1
Kor 6:19-20).
Pertobatan dan panggilan Paulus tidak ada campur tangan atau usaha dari manusia, semata-mata oleh kasih
karunia Allah, pekerjaan Allah. Tujuan Allah memilih Paulus bukan hanya untuk menyelamatkan Paulus
melainkan orang lain juga. Allah memakai Paulus untuk memberitakan Injil kepada bangsa bukan Yahudi
yang sebelumnya ia benci supaya mereka diselamatkan (Kisah 9:15; 15:12; 21-22; Ef. 3:1,8).
Penjelasan Paulus tentang pertobatannya dimana Yesus Kristus menyatakan diri secara langsung dan tugas
panggilannya sebagai rasul membuktikan bahwa Injil yang ia beritakan berasal dari Allah, karena tidaklah
mungkin seorang rabi Yahudi memutuskan kehendaknya sendiri untuk melayani orang-orang bukan Yahudi.

4. Paulus sebagai pelayan Tuhan (Psl. 1 : 16b - 24)


Setelah Paulus bertobat Paulus tidak mempunyai hubungan pribadi dengan para rasul (dalam ayat 16b
Paulus katakan “sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia”).
Paulus menjelaskan secara kronologis, tentang kehidupannya pada tahun-tahun pertama sesudah
pertobatannya.

a. Paulus pergi ke tanah Arab (Psl. 1:17a)


Inilah terjadi sesudah pelayanannya yang pertama di Damsyik (Kis. 9:19-20).
Dari Arab ia kembali ke Damsyil tanpa singgah di Yerusalem (Psl. 1:17c).
Para penafsir mengatakan bahwa kunjungan Paulus ke tanah Arab dalam arah meditasi pribadi (merendam
diri dalam doa dan Firman Allah). Untuk mendengar suara Tuhan dan memahami kehendakNya.
b. Tiga tahun kemudian Paulus pergi ke Yerusalem (Psl. 1:18-19).

Seri Diktat BASOM 7


Untuk bertemu denga Petrus namun mendapat kesulitan untuk memasuki persekutuan jemaat, para murid
Tuhan menaruh curiga terhadap Paulus. (Kis. 9:26-30). Hal ini terjadi oleh karena mereka belum mengerti
pertobatan dan panggilan yang alami oleh Paulus.
Paulus tinggal di Yerusalem selama 15 hari dan tidak bergaul dengan rasul-rasul Tuhan. Memang Paulus
melihat Yakobus (saudara Tuhan Yesus) tetapi Paulus tidak duduk di kaki para rasul untuk belajar Injil.
Sebaliknya Paulus dengan berani mengajar Firman Tuhan di Yerusalem. Bahkan ia bersoal jawab dengan
orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani.
c. Dari Yerusalem Paulus pergi ke daerah Siria dan Kilikia. (Psl. 1:21-24)
Siria dan Kilikia adalah Propinsi Asia Kecil. Paulus juga ke Tarsus. (Kis. 9:28-30). Kilikia adalah kota
kelahiran Paulus (kis. 21:39; 22:3) Dalam kunjungan itu Paulus katakan bahwa ia tetap tidak dikenal oleh
jemaat-jemaat Kristus di Yudea. Namun demikian mereka memuliakan Allah karena Paulus yang dahulu
dikenal sebagai penganiaya. Sekarang memberitakan iman.
Psl. 1:20, dikatakan “dihadapan Allah kutegaskan apa yang kutuliskan kepadamu ini benar aku tidak
berdusta”. Rupanya dari “golongan sunat” beranggapan bahwa Injil yang diberitakan oleh Paulus adalah
hasil ubahan dari apa yang diterimanya dari para rasul lain di Yerusalem. Dengan kata lain “golongan
sunat” menfonis Paulus bahwa Injil yang diberitakan itu palsu. Namun dalam bagian Firman Tuhan ini
Paulus membuktikan bahwa ia tidak menerima Injil dari manusia kecuali Allah sendiri. Memang benar ia
pernah pergi ke Yerusalem tetapi ia tidak pernah belajar Injil Yesus Kristus dari para rasul.

5. Empat belas tahun kemudian Paulus pergi ke Yerusalem (Psl. 2:1-10).


Dalam bagian Firman ini Paulus memberitahukan tentang hasil sidang di Yerusalem yang dijelaskan juga
dalam Kisah Rasul 15. Kepergian Paulus ke Yerusalem bukan supaya ia diakui oleh para rasul tetapi
berdasarkan penyataan Allah (Psl. 2:2). Tuhan Yesus Kristus menyuruh Paulus ke Yerusalem supaya para
rasul memahami pertobatan yang terjadi di antara orang non Yahudi. Paulu bertemu dengan tiga soko guru
jemaat di Yerusalem yaitu Petrus, Yohanes dan Yakobus (saudara Tuhan Yesus). Dari hasil sidang di
Yerusalem rasul-rasul menerima pertobatan orang non Yahudi tanpa harus disunat. Dan telah disepakati
bahwa Injil yang benar adalah Injil yang berpusatkan kepada satu pribadi yaitu Yesus Kristus. Injil yang
menyelamatkan adalah Injil kasih karunia. Dengan demikian tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan
non Yahudi. Semua sama dalam pandangan Allah.
Rasul-rasul juga mengakui pertobatan dan kerasulan Paulus. Dengan demikian tuduhan dari golongan sunat
terhadap pelayanan Paulus ditiadakan. Dalam argumentasi mereka di mana-mana mereka selalu
mengandalkan Yakobus, Petrus dan Yohanes di Yerusalem. Menurut mereka Paulus memberitakan Injil
berbeda dengan ketiga sokoguru jemaat di Yerusalem ternyata tuduhan itu tidak benar.
Dengan demikian Paulus membuktikan bahwa Injil yang diberitakannya berasal dari Allah bukan manusia.

6. Paulus menegur Petrus (Psl. 2:11-19)


Pada mulanya Petrus maka sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat (ay. 12) namun setelah
beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, Petrus mengundurkan diri dan menjauhi orang-orang yang
tidak bersunat. Sebab Petrus takut dengan mereka. Ketakutan Perus mengakibatkan kejatuhan. Amsal 29 :
25, “takut kepada manusia mendatangkan jerat”. Petrus tudak lagi menikmati “perjamuan kasih” dengan
orang-orang Kristen bukan Yahudi dan ia memisahkan diri dari mereka. Kejatuhan Petrus menjadikan ia
munafik. Kejatuhan Petrus juga mengakibatkan orang lain tersesat. Termasuk di dalamnya Barnabas yang
adalah salah seorang pemimpin rohani dalam jemaat di Antiokia (Kisah Rasul 11:19-26).
Secara doktrin Petrus sudah menyetujui bahwa tidak seorangpun dibenarkan oleh karena melakukan hukum
taurat. Semua orang baik orang Yahudi maupun non Yahudi dibenarkan dengan cara yang sama yaitu oleh
iman dalam Kristus. Hal ini juga sudah dinyatakan oleh Tuhan Yesus sendiri kepada Petrus waktu ia
melayani Kornelius (Kisah Rasul 10-11).
Secara doktrin Petrus tidak keberatan mengadakan persekutuan dengan orang-orang Kristen bukan Yahudi.
Petrus juga memperjuangkan kebenaran Injil melawan golongan sunat pada sidang di Yerusalem
berlangsung (Gal. 2:4). Namun sikap Petrus menunjukkan bahwa memang memiliki Identitas iman yang
benar tetapi tidak memiliki iman yang benar. Itulah sebabnya Paulus menegur Petrus yang munafik. Iman
yang benar harus disertai dengan kelakuan yang benar.
Sikap Paulus terhadap Petrus membuktikan bahwa Injil yang diberitakan Paulus berasal dari Allah bukan
manusia.

Dalam ayat 15-21 ---> Sebagai kesimpulan dari seluruh pasal 1 dan 2 dan sebagai jembatan untuk
memasuki uraian teologis yang dijelaskan dalam pasal 3.

Seri Diktat BASOM 8


Kesimpulan pasal 1 dan 2 ialah bahwa manusia dibenarkan oleh karena Iman dalam Kristus dan bukan oleh
karena melakukan hukum Taurat.
Bagi Paulus dan Petrus sekalipun mereka adalah orang Yahudi yang mempunyai hukum Taurat tidak ada
pilihan. Dengan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus maka dibenarkan dihadapan Allah. Sebab hukum
Taurat tidak memberikan keselamatan. Jalan keselamatan hanya satu dan berlaku untuk semua orang yaitu
pembenaran karena Iman dalam Yesus Kristus.
Menurut Paulus, hukum Taurat berarti seluruh hukum Allah yang dinyatakan dalam Perjanjian Lama.
Hukum itu terdiri dari larangan dan kaharusan dan menuntut supaya manusia harus menggenapinya. Secara
praktis kita melihat dalam sepuluh hukum yang diuraikan dalam Kel. 20:1-17.
Bagi orang Yahudi kalau mereka berhasil melakukan semua itu di samping percaya kepada Yesus Kristus,
Allah akan menerima mereka. Itulah yang Paulus sebutkan sebagai pembenaran oleh karena melakukan
hukum Taurat.
Umumnya orang Yahudi sangat giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar, karena mereka tidak
mengenal Allah yang sesungguhnya dan mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri
(Roma 10:2-3). Sekalipun mereka giat untuk Allah tetapi tidak selamat karena hukumTaurat tidak
memberikan keselamatan. Manusia dibenarkan oleh karena Iman kepada Yesus Kristus (ayat 16).

VI. URAIAN TEOLOGIS TENTANG KONSEP PEMBENARAN KARENA IMAN (Psl. 3:1-4,31)

Dalam Galatia pasal 3 dan 4 merupakan tulisan Paulus yang bernada keras. Paulus mengasihi jemaat-jemaat
Galatia karena itu ia bertekad dan berjuang dengan sungguh-sungguh untuk membuktikan bahwa
keselamatan hanya diperoleh di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus, bukan karena melakukan hukum
Taurat.
Musuh-musuh Paulus yaitu palsu telah menggunakan bermacam-macam strategi yang licik untuk merebut
jemaat-jemaat Galatia.
Oleh karena itu Paulus tidak mau diam dan berjuang dengan sungguh-sungguh untuk membuktikan bahwa
orang berdosa diselamatkan melalui percaya kepada Yesus Kristus dan bukan karena melakukan hukum
Taurat.

Ada beberapa bukti yang Paulus kemukakan :


1. Pengalaman Pribadi Jemaat-Jemaat Galatia (ayat 3-5).
Dalam ayat 1 Paulus katakan "Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang
didepanmu? kemudian dalam ayat 4 Paulus katakan "sia-siakah semua yang telah kami alami" Paulus
membawa jemaat-jemaat Galatia untuk melihat kembali apa yang dahulu mereka sudah alami bersama
Kristus. Ketika Paulus pertama kali mengunjungi mereka orang-orang Galatia mengalami sesuatu dalam
hidup mereka. Sebelum mereka bertobat dan mengenal Tuhan, hidup mereka jauh dari Tuhan. Mereka
berusaha melakukan tuntutan hukum Taurat dan adat-istiadat nenek moyang yang diwariskan oleh karena
mereka beranggapan bahwa dengan melakukannya mereka diterima oleh Allah (selamat). Namun ketika
Paulus memberitakan tentang Yesus Kristus kepada mereka dengan memberi tekanan pada kematian Kristus
diatas kayu salib bagi orang-orang berdosa, maka sebagai akibat dari pemberitaan Paulus mereka bertobat
dan percaya kepada Yesus Kristus. Tetapi ketika golongan sunat masuk, mereka berbalik kepada hidup yang
lama. Golongan sunat mempengaruhi mereka dengan mengajarkan bahwa pengalaman pertobatan jemaat-
jemaat Galatia belum lengkap. Ada sesuatu yang lain yang perlu melengkapinya yaitu taat kepada hukum
Musa (antara lain harus di sunat).
Paulus katakan golongan sunat telah mempesona jemaat-jemaat Galatia.
Kata mempesona dalam bahasa Yunani dipakai kata "Baskaino" yang berarti mempesona ,
menyihir/menyulap (to bewitch, to cast a magic).
Jadi guru-guru palsu mempesona jemaat-jemaat Galatia dengan bantuan dukun. Mereka menggunakan kuasa
gelap atau guna-guna sehingga pikiran jemaat-jemaat Galatia menjadi kacau lalu terpesona dengan ajaran-
ajaran yang mereka ajarkan. Akhirnya mereka meninggalkan Kristus lalu mengikuti pemimpin-pemimpin
palsu.
Itulah sebabnya dalam pasal 1 Paulus memvonis jemaat-jemaat Galatia sebagai orang bodoh.
kata bodoh dalam bahasa Yunani dipakai kata "anoetos" yang berarti tolol, tanpa pengertian. Paulus katakan
mereka bodoh oleh karena mereka telah dibebaskan dari pola hidup legalisme lalu mengalami dan
menikmati berkat-berkat keselamatan. Tetapi sekarang mereka mendaur kembali apa yang mereka telah

Seri Diktat BASOM 9


lepaskan. Dengan kata lain mereka hidup dalam keadaan sebelum bertobat. Itulah sebabnya Paulus katakan
dalam ayat 3 adkah kamu sebodoh itu?
Karena jemaat-jemaat Galatia percaya kepada pemberitaan tentang Yesus yang disalibkan maka mereka
bertobat dan menerima Roh Kudus (ayat 5). Bukti pertobatan yang benar ialah kehadiran Roh Kudus di
dalam hidup orang percaya (Band. Roma 8:9).
Paulus mengajukan pertanyaan yang penting: apakah mereka menerima Roh karena percaya kepada firman
Allah atau karena melakukan hukum Taurat ? tentu saja mereka menerima Roh Kudus karena mereka
percaya kepada Tuhan bukan karena melakukan hukum Taurat.
Penting sekali kita mengerti tentang pekerjaan Roh Kudus dalam diri seseorang. Roh Kudus menginsafkan
orang berdosa dan pada saat orang berdosa percaya kepada Kristus ia dilahirkan dari Roh dan menerima
hidup baru (Yoh. 3:1-8). Orang percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus (Ef. 1:13-14) sebagai jaminan
untuk mendapat bagian di dalam kemuliaan Kristus.
Karena Roh Kudus telah berbuat banyak kepada jemaat-jemaat Galatia maka mereka harus mempunyai
tanggung jawab yaitu hidup di dalam Roh bukan di dalam daging. Kita tidak boleh mendukakan Roh Kudus
(Ef. 4:30). Apabila kita terus menerus mendukakan Roh Kudus mungkin suatu saat memadamkan Roh
Kudus (I Tes. 5:19). Orang percaya hendaklah penuh dengan Roh Kudus (Efesus 5:18-21). Penuh dengan
Roh Kudus artinya dikuasai oleh Roh. Ini pengalaman yang terus menerus seperti air yang dibutuhkan setiap
saat dari sumber air (Yoh. 7:37-39).
Hidup di dalam roh akan menghasilkan pertumbuhan rohani. Dengan kata lain tumbuh di dalam Tuhan.
Hidup di dalam daging akan mematikan pertumbuhan. Paulus menasehati jemaat-jemaat Galatia agar hidup
di dalam Roh dan tidak ada sesuatupun yang perlu ditambahkan.

2. Bukti pembenaran karena Iman berdasarkan pengalaman Firman Allah (ayat 6-14).
Dari pengalam pribadi Paulus sekarang mengemukakan bukti berdasarkan Alkitab.
Kita tidak bisa menilai Alkita dengan pengalaman kita tetapi pengalaman kita diuji dengan firman Allah.
Golongan sunat membangun ajarannya dengan mengutip beberapa dari Perjanjian Lama. Sekarang Paulus
mengutip Perjanjian Lama untuk membuktikan keselamatan diperoleh dengan Iman kepada Yesus Kristus
dan bukan karena melakukan hukum Taurat.

1. Abraham dibenarkan karena Iman (ayat 6-7).


Abraham dibenarkan karena ia percaya kepada janji Allah. Kata memperhitungkan dalam ayat 6, Kejadian
15:6, sama dengan Roma 4:11,22-24.
Kata memperhitungkan dalam bahasa Yunani dipakai kata "logisomai" yang artinya memasukkan,
memperhitungkan (to account, to reckon). Pada saat seorang berdosa percaya kepada Tuhan Yesus maka
kebenaran Allah diperhitungkan sebagai kebenaran. Kesalahan orang percaya tidak lagi diperhtungkan
kepadanya. Orang Yahudi sangat bangga karena mereka keturunan Abraham. Mereka beranggapan karena
keturunan Abraham maka mereka memperoleh keselamatan kekal.
Paulus tidak menolak kenyataan bahwa Abraham adalah Bapa leluhur bangsa Israel secara lahiriah. Namun
hal itu tidak berarti bahwa keturunan jasmani menjamin hidup rohani (mat. 3:9) itu hanya berlaku bagi
mereka yang percaya seperti Abraham percaya.
Yesus membedakan keturunan Abraham secara jasmani dan anak-anak Abraham secara rohani (Yoh. 8:30-
47).
Zaman sekarang ini ada orang beranggapan bahwa kalau orang tuanya kristen maka anaknya juga pasti
selamat. Hal itu tidak benar sebab 'Allah tidak mempunyai cucu"

2. Allah membenarkan orang non Yahudi oleh karena Iman (ayat 8-9).
Sebelum Abraham percaya kepada Allah, kitab suci yaitu Allah sendiri telah memberitakan Injil kepada
Abraham. Hal itu terjadi pada waktu Ia memanggil Abraham. Panggilan itu disertai janji antara lain "olehmu
segala bangsa akan diberkati" Band. Kej. 12:3).
Kata "berkat untuk segala bangsa" identik dengan "Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh
karena Iman". Itlah Injil yang diberitakan kepada Abraham.
Jadi sejak permulaan hubungan Abraham dengan Allah, berkat keselamatan dijanjikan kepada segala bangsa
di dunia. Kabar baik yang diberitakan oleh Allah kepada ABraham dibawa oleh Paulus kepada orang-orang
Galatia : orang berdosa dibenarkan karena Iman dan bukan karena mentaati hukum Taurat.

Seri Diktat BASOM 10


Golongan sunat bertindak salah jika mereka ingin mengembalikan orang-orang bukan Yahudi ke dalam
hukum Taurat. "Anak-anak Abraham" yang sejati bukan orang-orang Yahudi berdasarkan keturunan,
melainkan orang-orang Yahudi dan non Yahudi yang telah percaya kepada Yesus Kristus.
Semua orang percaya mendapat berkat dengan "Abraham yang beriman". Berkat yang terbesar yang
diberikan ALlah melalui Abraham dan bangsa Yahudi ialah keselamatan kita yang kekal. Yesus Kristus
adalah "Benih" yang dijanjikan itu dan dengan perantaraan Yesus Kristus semua bangsa telah mendapat
berkat (Gal. 3:16).

3. Keselamatan diperoleh karena Iman kepada Yesus Kristus bukan dari hukum Taurat (ayat 10-
14).
Sejak semula sunat tidak pernah diberikan sebagai suatu persyaratan untuk selamat. Karena itu keselamatan
tidak pernah diperoleh dengan mentaati hukum Taurat karena hukum Taurat mendatangkan kutuk bukan
berkat. Paulus mengutip Ulangan 27:26. Hukum Taurat menuntut ketaatan, dan setiap orang yang menaati
hukum Taurat harus mentaati segala hal. Dengan kata lain harus mentaati seluruh hukum Taurat. Kemudian
Paulus mengutip Habakuk 2:4 : "orang yang benar akan hidup oleh Iman".
Pernyataan ini sangat penting. Kata dibenarkan dalam bahasa Yunani dipakai kata "dikaioo" dalam bentuk
present, passive, indicative. Dibenarkan oleh Iman berarti pada saat seseorang berdosa bediri dihadapan
Allah dan percaya kepada Yesus Kristus maka Allah menyatakan bahwa kesalahan orang berdosa dan
hukuman yang seharusnya ia terima tidak diperhitungkan oleh Allah karena sudah ditanggung oleh Kristus
pada waktu Ia mati di kayu salib. Melalui kematian Kristus harga yang dituntut oleh Allah telah dibayar
lunar (I Kor. 6:20).
Dengan kata lain pembenaran adalah perbuatan atau tindakan Allah menyatakan bahwa orang berdosa yang
percaya adalah orang benar di dalam Yesus Kristus.
Dibenarkan oleh Allah tidak hanya berarti bahwa dosa dan hukuman dihapuskan tetapi dari status terhukum
dibebaskan dan berdiri dihadapan Allah tanpa salah dan noda, benar seperti kristus benar.
Jadi jelaslaah tidak ada usaha manusia untuk membenarkan diri sendiri dihadapan Allah. Semata-mata
perbuatan Allah dan anugrah Allah yang penuh kasih karunia.
Golongan sunat mengajarkan bahwa setiap orang yang melakukan hukum Taurat akan hidup karenanya.
Paulus mengutip dari Perjanjian Lama yaitu Imamat 18:5 Allah berfirman : "sesungguhnya kamu harus
berpegang pada ketetapanKu dan peraturanKu. Orang yang melakukannya, akan hi dup karenanya; Akulah
Tuhan". Kemudia Ulangan 27:26, Musa memperingati bangsa Israel bahwa terkutuklah orang yang tidak
menepati perkataan hukum Taurat dengan perbuatan. Perhatikan kedua bagian firman diatas bahwa yang
dituntut Allah ialah melakukan hukum Taurat bukan sekedar mempercayai dan bukan mengabaikan satu
bagian dari pada hukum Taurat.
Jadi benar bahwa setiap orang yang melakukan seluruh hukum Taurat, akan hidup karenanya. Tetapi kalau
kita mengabaikan satu bagian dari padanya kita bersalah terhadap seluruhnya (Yakobus 2:10).
Kita mengerti bahwa sejak kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa tidak ada lagi seorangapun yang
menuruti hukum Turat, kecuali Yesus Kristus sendiri (Band. Maz. 14:2-3). Paulus katakan bahwa semua
orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Itulah sebabnya Paulus katakan
dalam Galatia 3:10 semua orang yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat berada di bawah kutuk karena
tidak ada seorangpun yang mampu hidup menurut tuntutan hukum Taurat.
Hukum Tuarta tidak dapat membenarkan orang berdosa (Gal. 2:16). Dan hukum Taurat tidak dapat
memberi hidup (Gal. 3:21).
Keselamatan diperoleh di dalam Yesus Kristus
Sejak manusia yaitu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka manusia dalam status sebagai orang berdosa
dan berada di bawah kutuk hukum Taurat tetapi Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat
melaluikematianNya di kayu salib.
Ia telah mencurahkan darahNya di atas kayu salib, Ia membeli kita supaya kita dibebaskan dari perhambaan
dosa dan hukum Taurat. Jadi dengan kematian Kristus di kayu salib orang percaya tidak lagi berada di
bawah hukum Taurat. Allah memberikan kasih karunia melalui perantaraan Kristus. Segala sesuatu yang
dibutuhkan manusia hanya ada didalam dan melalaui Kristus. Karena itu kita tidak perlu kembali kepada
Musa. Kita diselamatkan karena kasih karuniaNya.

4. Hukum Taurat tidak diberikan untuk meyelamatkan manusia (Psl. 3:15-4:11).


Dalam bagian ini Paulus menguraikan hubungan antara janji dan hukum Taurat.

1. Hukum Taurat tidak meniadakan janji Allah (ayat 15-18).

Seri Diktat BASOM 11


Paulus menggunakan illustrasi dari hidup sehari-hari bahwa suatu wasiat yang telah disahkan sekalipun ia
dari manusia tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorangpun.
Golongan sunat beraggapan bahwa Perjanjian Allah dengan Abraham hanya sampai pada zaman Musa.
Dengan kata lain ketika Allah memberikan hukum Taurat kepada bangsa Israel melalui Musa maka otomatis
janji Allah dengan Abraham ditiadakan. Hal ini tidak mungkin karena pada waktu Allah mengadakan
Perjanjian dengan Abraham, Allah telah berjanji bahwa "oleh Abraham semua bangsa di bumi akan
mendapat berkat (Kej. 12:3). Mana mungkin hal ini digenapi pada waktu bagsa Israel menjadi banyak dan
tinggal di tanah Kanaan?
Sejak semula Allah membuat Perjanjian dengan Abraham. Ia memandang ke depan pada penggenapan
Mesianis yaitu melalui Kristus.
Dengan kata lain Perjanjian Allah dengan Abraham digenapi pada Kristus. Abraham tidak hanya diberi janji
bahwa ia akan mendapat keturunan secara lahiriah, tetapi dari Abraham akan muncul satu keturunan khusus
yaitu Kristus (Gal. 3:16).
Jadi berkat-berkat yang dijanjikan kepada Abraham digenapi dalam Kristus. Oleh karena itu berkat-berkat
itu menjadi milik kita di dalam Kristus dan bukan dalam hukum Taurat.
Secara kronologis Perjanjian Allah dengan Abraham diberikan berabad-abad sebelum hukum Musa. Paulus
menyebut 430 tahun dalam ayat 17.
Jangka waktu 430 tahun mulai dihitung dari saat Allah mengulangi Perjanjian itu dengan Yakub (Kej.
28:13-15). Sebelum Perjanjian itu diikat dengan Abraham (Kej. 12:1, dst) diulangi pada Ishak (Kej. 26:24).
Jangka waktu perjanjian dengan ABraham sampai dengan perjanjian dengan Musa adalah 645 tahun. Tetapi
215 tahun sesudah Perjanjian dengan Abraham, Allah mengulanginya dengan Yakub. Dengan demikian
jangka waktu antara Perjanjian dengan Abraham dan pemberian hukum Taurat adalah 430 tahun (ban. Kisah
Rasul 7:6).
Kita tidak pernah menemukan dalam Alkitab bahwa ketika Allah memberikan hukum Taurat kepada bagsa
Israel lalu Allah membatalkan perjanjian dengan Abraham. Perjanjian Allah dengan Abraham berdasarkan
kasih karunia dan tidak pernah dibatalkan oleh Allah.
Jelaslah bahwa apabila dua pihak membuat perjanjian maka pihak ketiga tidak dapat mengubah janji itu.
Yang dapat mengubah janji hanyalah orang yang membuat janji, tetapi Allah tidak pernah mengubah janji.
Ayat 18 menunjukkan/ memberikan fakta bahwa keselamatan kita berdasarkan anugerah dan bukan ketaatan
(band. Roma 4:13-14).

1. Hukum Taurat tidak lebih besar dari pada janji (Gal. 3:19-20).
Paulus menunjukkan bahwa hukum Taurat lebih rendah kedudukannya dari pada perjanjian berdasarkan dua
alasan. Pertama, hukum Taurat sifatnya sementara (ay. 19a). "Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-
pelanggaran sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu (maksudnya Kristus). Dengan kematian
dan kebangkitan Kristus, hukum Taurat dihapuskan dan sekarang tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam
kita dengan perantaraan Roh (Roma 7:4;8:1-4).
Kedua, hukum Taurat diberikan melalui seorang perantara (ay. 19b-20).
Ketika Allah memberikan hukum Taurat kepada bangsa Israel, Ia menggunakan malaikat-malaikat sebagai
perantara. Dari malaikat lalu kepada Musa. Jadi bangsa Israel menerima hukum Taurat dari tangan ketiga.
Tetapi ketika Allah membuat perjanjian dengan Abraham, Ia melakukan sendiri tanpa perantara. Berita yang
disampaikan oleh pengantara tidak semulia yang disampaikan secara langsung.

2. Hukum Taurat tidak bertentangan dengan janji.


Hukum Taurat menyadarkan manusia tentang dosa (Gal. 3:19-22) ---> band. (Roma 3:19-20;5:20). Hukum
Taurat mengungkapkan dosa, tetapi janji membawa keselamatan, karena Allah menganugrahkan
keselamatan melalui janji yaitu Yesus Kristus.

3. Hukum Taurat memimpin manusia yang berdosa kepada Kristus (ay. 23-29).

4. Hukum Taurat adalah wali dan pengawas sampai kita dimerdekakan oleh Yesus
Kristus dan dijadikan anak (psl. 4:1-11).

Paulus memakai illustrasi untuk menjelaskan tentang keadaan seseorang sebelum percaya kepada Tuhan
diperkenankan di bawah hukum Taurat dan takluk kepada hukum Taurat.
Sejak semula Allah memberikan hukum Taurat untuk menyiapkan kita menerima pembenaran karena Iman.
Tetapi iblis telah memutarbalikkan hukum Taurat yang baik itu dan menggunakannya untuk mengikat dan

Seri Diktat BASOM 12


memperhamba manusia. Sama seperti seorang wali dan pengawas bisa menyiksa dan menteror seorang anak
dengan cara yang tidak pernah direncanakan oleh bapanya. Demikian juga iblis menggunakan hukum
Taurat untuk menteror manusia dengan cara yang tidak pernah direncanakan Allah.
Iblis menggunakan hukum Taurat untuk menyatakan dosa dan menuduh kita dan menjadikan kita putus asa
karena kita gagal terus menerus untuk menuruti hukum Taurat. Jadi perhambaan di bawah hukum Taurat itu
berat di pikul.
Tetapi Kristus datang dan membebaskan manusia dari perhambaan itu. ia diutus untuk menebus kita supaya
kita diterima menjadi anak.
Satu-satunya cara untuk menjadi anak Allah ialah melalui proses kelahiran baru (Yoh. 3:3).
Jemaat-jemaat Galatia telah mengalami hal itu oleh sebab itu menantang mereka supaya jangan lagi hidup
diperhamba oleh hukum (ay. 8-11). Dalam ayat 9, Paulus memakai istilah roh-roh dunia.

5. Paulus merindukan jemaat-jemaat Galatia menjadi pengikut Tuhan sama seperti Paulus (Psl.
4:12-31).
Paulus adalah Bapa rohani yang baik dalam pasal-pasal sebelumnya ia menegor jemaat dengan keras tetapi
dalam bagian ini ia menegor mereka dengan lemah-lembut.
Ayat 12 kata "minta" dalam bahsa Yunani "deomai" artinya minta dengan sungguh-sungguh. Paulus minta
jawaban dengan jujur karena Paulus sangat mengasihi mereka. Ia sangat berbeban terhadap keselamatan
mereka.
Paulus minta agar mereka mencontohi Paulus "jadilah sama seperti aku", "sebab akupun telah menjadi sama
seperti kamu".
Istilah "jadilah sama seperti aku", maksudnya Paulus merindukan jemaat-jemaat Galatia menyakini dengan
sungguh-sungguh pembenaran iman sebagai stu-satunya jalan kepada Allah. Istilah :akupun sama seperti
kamu" ketika Paulus menginjili mereka, ia tidak mempertahankan ke Yahudiannnya ia menempatkan diri.
Dalam pengertian tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan non Yahudi.
Mereka dapat bersekutu bersama oleh karena kasih Kristus yang mempersatukan. Sejak pertama kali Paulus
bertemu jemaat-jemaat Galatia ia belum pernah mengalami sesuatu yang tidak baik dari mereka. Sekalipun
Paulus dalam keadaan sakit jemaat-jemaat Galatia menyambut Paulus seperti menyambut malaikat Allah,
malahan sama seperti menyambut Kristus sendiri (ay. 14).
Pada waktu lampau sikap jemaat terhadap Paulus begitu manis dan baik, tetapi bagaimana sekarang ?
Apakah hubungan yang renggang diakibatkan karena Paulus menegur dengan keras ? Tidak, Paulus menegur
mereka karena kasihnya kepada jemaat supaya mereka berbalik kepada Tuhan Yesus.
Kalau kita mengasihi orang lain kita juga harus menegur dia apabila dia hidup dalam dosa (Band. Yeh.
3:16-21).
Tujuan Paulus untuk melayani jemaat-jemaat Galatia hanya satu yaitu membawa para jemaat itu sampai
rupa Kristus menjadi nyata di dalam mereka (ay. 19). Kalau mereka kembali kepada hukum Taurat itu
berarti hidup menurut daging. Sedangkan hidup di dalam Iman berarti hidup berdasarkan janji Allah. Hidup
di dalam hukum Taurat melahirkan anak-anak perhambaan (sama seperti Hagar melahirkan Ismael) tetapi
hidup dalam Perjanjian melahirkan anak-anak merdeka (Sara melahirkan Ishak) (ay. 21-31).

VII.IMAN YANG BENAR MENGHASILKAN TINGKAH LAKU YANG BENAR (5:1-6:10)

Pasal 1-4 Paulus menguraikan pembenaran karena iman dari segi konsep. Sedangkan pasal 5-6 Paulus
menguraikan pembenarankarena iman dari segi praktis. bagaimana supaya dapat menghasilkan tingkah laku
yang benar.

1. Buanglah kuk perhambaan (Psl. 5:1-4).


Ketika jemaat-jemaat Galatia percaya pada Kristus mereka dilepaskan dari kuk perhambaan dosa dan
dikenakan Kristus (Matius 11:28-30).
Kuk hukum Taurat itu keras dan bebannya berat sebaliknya kuk Kristus itu enak dan bebanNya ringan. Kuk
Kristus memerdekakan kita untuk memenuhi kehendakNya sedangkan kuk hukum Taurat memperhambakan
kita.
Kristus telah memerdekakan kita dari perhambaan dan kuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk
karena kita dan mati bagi kita di atas kayu salib (Gal. 3:13). Dengan demikian orang percaya tidak berada di
bawah hukum dan kutuk hukum Taurat tetapi berada di bawah kasih karunia (Roma 6:14).
Kalau orang percaya hidup dalam perhambaan hukum Taurat maka ada tiga akibat :
1). Kristus tidak akan berguna bagi kita (ay.12)

Seri Diktat BASOM 13


2). Wajib melakukan seluruh hukum Taurat (ay. 13)
3). Hidup di luar kasih karunia (ay. 14).

Karena Kristus telah memerdekakan kita maka kita harus hidup di dalam kasih karunia dan membuang atau
melepaskan diri dari kuk perhambaan.
Dengan kata lain segala konsep rohani yang menekankan bahwa sesudah kita percaya Yesus Kristus harus
ditambah dengan prinsip-prinsip dan pengalaman yang lebih dalam supaya di terima di hadapan Allah, ini
harus kita tolak.

2. Hidup dalam Kasih Karunia (ayat 5-6).


Hidup dalam Kasih Karunia berarti kita mengandalkan iman dan kuasa Roh Kudus.
Dalam ayat 5 dikatakan "oleh Roh, dan karena iman kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Ketika
seseorang percaya kepada Yesus Kristus, ia menikmati keselamatan sekarang dan realisasi sepenuhnya
dinantikan sampai Kristus datang kedua kali.
Dengan kata lain pembenaran sepenuhnya dinantikan dengan iman bukan harus bekerja keras seperti ajaran
golongan sunat, mereka berusaha melakukan tuntutan hukum Taurat supaya memperoleh keselamatan. Pada
dasarnya bahwa tidak ada seorangpun yang dapat melakukan hukum Taurat kecuali Tuhan Yesus Kristus.
Hukum Taurat menyiapkan jalan untuk kedatangan Yesus Kristus yang pertama kali tetapi tidak dapat
menyiapkan jalan untuk kedatangan Kristus yang ke dua kali.
Orang yang hidup di dalam Kasih Karunia mempunyai pengharapan yang pasti sebagaimana yang dijelaskan
Paulus dalam Roma 5:1-2 : pengharapan akan menerima kemuliaan Allah sebagai salah satu hasil
pembenaran karena iman.
Kebenaran Kristus tidak hanya terdiri dari hidup oleh iman tetapi juga oleh Roh Kudus.
Roh Kudus yang diam di dalam kita oleh iman memproduksi perbuatan-perbuatan kasih di dalam dan
melalui kita (Gal. 5:22-23).

3. Memiliki ciri-ciri orang kristen yang benar (ayat 7-15).


Sebelum golongan sunat datang, jemaat-jemaat Galatia "berlomba dengan baik" artinya memiliki cara hidup
orang percaya yang menuriti kebenaran. Antara lain mereka memiliki sukacita, mereka menyambut Paulus
dengan kasih seperti menyambut seorang malaikat Allah, mereka rela mengorbankan apa saja demi Paulus
(Gal. 4:13-15).
Tetapi setelah golongan sunat masuk mereka meracuni jemaat-jemaat Galatia sehingga ciri hidup sebagai
orang kristen yang benar menjadi pudar bahkan mereka memusuhi Paulus yang adalah Bapa Rohani mereka
sendiri.
Hidup dalam kasih merupakan salah satu ciri bahwa seseorang hidup dalam kemerdekaan kristen. Kita
dimerdekakan supaya kita saling melayani satu dengan yang lain.
Kita tidak hanya merdeka dari kehidupan dalam dosa tetapi juga merdeka untuk melayani Tuhan. Wujud
pelayanan itu terlihat dalam hubungan kita dengan sesama. Kasih yang benar (Kasih Agape) berfungsi
mengerjakan yang terbaik untuk sesama kita. Kita merdeka bukan saling menggigit, menelan dan
membinasakan tetapi saling melayani dengan kasih.
Dalam ayat 22 Paulus menjelaskan tentang ciri-ciri Kasih Agape secara praktis.

4. Hidup menurut Roh (Pasal 5:16-26).


Dalam ayat 18 Paulus katakan jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di
bawah hukum Taurat.
Pada waktu kita percaya kepada Kristus kita telah dimerdekakan dari kuasa dosa tetapi kita masih terus
bergumul dengan tabiat dosa. Tetapi kalau kita ingin menang dari keinginan daging maka kita karus hidup
di dalam Roh. Sebab kita tidak dapat memperoleh kemenangan dengan kekuatan kita sendiri dan kehendak
kita sendiri. Seperti yang dialami oleh Paulus (Roma 8:15-19). Dalam ayat 16 dikatakan "hiduplah oleh
Roh". Dalam bahasa Yunani dipakai kata peripateo yang berarti berjalan keliling. Disini dipakai bentuk
present imperatif artinya perintah supaya kita senantiasa dan terus menerus mengatur hidup kita sesuai
dengan perintah itu. Kalau kita melakukan cara itu maka kita tidak hidup dalam daging.
Paulus mendaftarkan perbuatan daging yang jahat dalam Galatia 5:19-21.

Seri Diktat BASOM 14


Hidup dalam Roh memungkinkan kita mengalahkan daging. Hidup dalam Roh memungkinkan kita
menghasilkan buh Roh (Gal. 5:22-23,25,26). Jelaslah hidup dalam Roh menghasilkan kebenaran sedangkan
hidup dalam daging menghasilkan dosa, kejahatan dan hukum kekal.
Roh Kudus tidak hanya memberi hidup (Roma 8:2) tetapi juga mematikan dosa. Roh Kudus menolong kita
untuk memandang diri kita mati terhadap dosa.

5. Seseorang yang dipimpin oleh Roh Kudus memiliki hubungan dengan orang
lain (Galatia 5:26-6:10).
- Saling menanggung beban (ayat 1-5).
- Saling membagi berkat (ayat 6-10).

KESIMPULAN (Pasal 6:11-18)


Surat Galatia sangat penting dan bahwa Paulus menghendaki agar jemaat-jemaat di Galatia bertobat dan
kembali percaya kepada Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan. Ia mau supaya mereka menolak
dengan tegas golongan sunat. Golongan sunat menonjolkan hal-hal yang lahiriah karena itu mereka
menuntut supaya semua orang bersunat untuk menerima keselamatan. Bersunat atau tidak bersunat sama
sekali tidak ada artinya. Yang berarti adalah menjadi ciptaan Baru (Gal. 6:15). Dan ini hanya mungkin di
dalam dan melalui Yesus Kristus (II Kor. 5:17).
Salib Kristus merupakan dasar keselamatan. Itulah pertobatan yanga harus diikuti oleh semua orang. Orang
kristen yang benar harus menghasilkan buah Roh.

BATAM SCHOOL OF MINISTRY

Ibu Jenny Pelealu, S.Th.

Module 1, 1998

Seri Diktat BASOM 15


BASOM

PELAYANAN PENDIDIKAN
YAYASAN AGAPE BATAM
Komp. Orchid Center Blok A No. 8
PO. Box 1050 Nagoya BATAM 29432 INDONESIA
Tel/Fax : (0778) 451626

EKSPOSISI
SURAT PAULUS

GALATIA
Seri Diktat BASOM 16
Pdt. Jenny Pelealu, S.Th.

Batam School Of Ministry


Module 1, 1996

Seri Diktat BASOM 17

Anda mungkin juga menyukai