MENGIKUT YESUS
Yohanes 21:20-23
Murid yang dikasihi Yesus
21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang
mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk
dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?"
21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang
akan terjadi dengan dia ini?"
21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku
datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."
21:23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak
akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan
mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku
datang, itu bukan urusanmu."
Penjelasan:
* Yoh 21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus
sedang mengikuti mereka,1495 yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan
bersama bersandar pada pangkuan1496 Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia
yang akan menyerahkan Engkau?"
Pada waktu Petrus berjalan di atas air di Danau Galilea, dia baik dan aman, sampai saat
dia melihat tiupan angin (Matius 14:30). Ada kesamaan dalam peristiwa ini. Dia baik
dan aman selama dia berjalan dengan Tuhan Yesus, tetapi saat dia berpaling dan
melihat Yohanes, dia mulai "tenggelam" dan perlu pertolongan Tuhan Yesus. Dengan
kata lain, ayat ini mengajar kita supaya kita tetap kagum dan heran terhadap Tuhan
Yesus, supaya hati kita penuh dengan Dia, sehingga kita tidak berpaling dan melihat
orang lain.
Walaupun segan, Yohanes harus menceritakan dirinya karena dia terlibat dalam
peristiwa ini, dan juga sebagai persiapan bagi ayat 24, di mana dia mengaku diri sebagai
murid yang dikasihi Yesus. Yohanes memakai peristiwa Perjamuan Kudus, yaitu pasal
13:24-26, mungkin karena pada saat itu dia berada di tempat yang paling disukainya,
yaitu di pangkuan Tuhan Yesus.
pasal 21 ketika dia berusia lanjut, tetapi sarjana lain berkata bahwa pasal 21 tidak ditulis
oleh penulis pasal 1-20. Mereka berkata bahwa kosakata pasal 21 berbeda dari kosakata
pasal 1-20, dan bahwa pasal 20:30-31 merupakan puncak dan akhir Injil Yohanes yang
asli.
Dari segi kosakata, memang benar ada 28 kata yang dipakai dalam pasal 21 tetapi tidak
dipakai dalam pasal 1-20. Beberapa kata dari daftar 28 kata itu, misalnya "ikan", "jala",
"tidak berpakaian", "gembalakanlah", dan "mengenakan" terkait erat dengan pokok
yang diceritakan oleh Yohanes, sehingga tidak menjadi bukti yang kuat. Kata-kata itu
dipakai dalam pasal 21 karena perlu dipakai untuk menceritakan kisah yang harus
diceritakan, dan tidak dipakai dalam pasal 1-20 karena tidak diperlukan di situ. Namun
beberapa kata yang muncul dalam pasal 21 tidak biasa dipakai oleh Yohanes (misalnya
kata yang diterjemahkan "bertanya"1443 dalam ayat 12, dan kata benda "anakanak"1444 dalam ayat 5). Sarjana yang mengajukan pendapat itu, bahwa pasal 20
merupakan akhir Injil Yohanes yang asli, juga mengaku bahwa masalah kosakata tidak
merupakan bukti yang cukup kuat. Barangkali setiap pasal dalam Injil Yohanes
mempunyai perbedaan-perbedaan (atau ciri khas) seperti itu.
Selain masalah kosakata, mereka juga meremehkan isi pasal 21, dan berkata bahwa Injil
ini sudah utuh dan tidak perlu dilanjutkan setelah pasal 20:31. Namun kita akan
mengamati bahwa pasal 21 sangat penting dalam susunan Injil Yohanes. Antara lain,
seandainya tidak ada pasal 21, maka tidak ada rekonsiliasi antara Tuhan Yesus dan
Petrus.
Perlu juga dikatakan bahwa antara ribuan naskah Perjanjian Baru yang telah
ditemukan, tidak ada satu pun yang mengandung suatu Injil Yohanes yang berakhir
dengan pasal 20.
* Yoh 21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah
yang akan terjadi dengan dia ini?"
Beberapa peristiwa dalam Injil Yohanes (dan Injil Sinoptik) telah menyatakan bahwa
Petrus dan Yohanes atau "murid yang dikasihi Yesus" adalah sahabat yang akrab.1497
Oleh karena itu, pertanyaan Petrus lebih mudah dimengerti. Namun pertanyaan itu
berbahaya dan tidak diharapkan. Petrus hendak membandingkan keadaan dirinya
dengan keadaan temannya, suatu kebiasaan yang hanya menghasilkan perasaan iri hati.
* Yoh 21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup1498
sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.1499 Tetapi engkau: ikutlah Aku."1500
Tanggapan Tuhan Yesus terhadap pertanyaan Petrus merupakan teguran yang keras
dan tegas. Dari satu segi, ada perbandingan yang jelas dengan apa yang dikatakan
mengenai "nasib" Petrus dan keadaan Yohanes, tetapi dari segi yang lain, baik Petrus
maupun Yohanes di bawah keadaan yang sama: keduanya harus ikut Tuhan Yesus ke
mana saja Dia perintahkan mereka.
Sebaiknya kita mengerti bahwa ayat ini berlaku bagi kita juga. Kehidupan setiap kita
masing-masing diatur oleh Tuhan, dan kita tidak usah merepotkan diri kita dengan
keadaan teman-teman, yang tampaknya diberi keadaan yang lebih enak, seolah-olah
Tuhan Yesus tidak fair, misalnya kalau satu orang memperoleh pekerjaan yang baik,
tetapi temannya harus "mulai dari bawah". Sambil mengatur kehidupan dan
pengalaman kita, Tuhan Yesus tidak minta izin dari kita, Dia hanya minta hati yang rela
berpartisipasi dalam kehendak-Nya.
Pada saat kita berseru, "Tuhan, mengapakah aku harus menderita kesusahan ini?", Dia
hanya menjawab dengan ayat ini. Apakah kita rela mengikuti Dia, atau tidak? Apakah
kita siap menghadapi kesusahan itu dengan sikap iman, atau sikap meragukan kebaikan
dan hikmat Tuhan Yesus? Apakah kita sedang berbegang pada keyakinan iman kita,
apakah kita sedang percaya dengan iman yang semakin bertumbuh, sehingga kita dapat
mengalami hidup yang berkelimpahan di dalam Dia?
Dalam bagian ini kita mengerti bahwa Tuhan Yesus menyusun suatu rencana khusus
bagi setiap individu yang telah Dia panggil. Dia merencanakan jalan hidup yang dapat
ditempuh oleh setiap kita, sesuai dengan hikmat-Nya dan kreativitas-Nya. Kebenaran
ini dinyatakan dengan dua contoh yang ekstrem: yang satu Dia recanakan supaya mati
syahid, dan yang satu mungkin direncanakan supaya tidak mengalami maut sama
sekali. Demikianlah hak-Nya!
Kita tidak diberitahu bagaimana hal ini akan diwujudkan dalam pengalaman kita
masing-masing. Yang terlihat bagi kita adalah bentuk Tuhan Yesus di depan kita, yang
telah diilhamkan kepada kita melalui Injil Yohanes ini.
* Yoh 21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup1498
sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.1499 Tetapi engkau: ikutlah Aku."1500
Tanggapan Tuhan Yesus terhadap pertanyaan Petrus merupakan teguran yang keras
dan tegas. Dari satu segi, ada perbandingan yang jelas dengan apa yang dikatakan
mengenai "nasib" Petrus dan keadaan Yohanes, tetapi dari segi yang lain, baik Petrus
maupun Yohanes di bawah keadaan yang sama: keduanya harus ikut Tuhan Yesus ke
mana saja Dia perintahkan mereka.
Sebaiknya kita mengerti bahwa ayat ini berlaku bagi kita juga. Kehidupan setiap kita
masing-masing diatur oleh Tuhan, dan kita tidak usah merepotkan diri kita dengan
keadaan teman-teman, yang tampaknya diberi keadaan yang lebih enak, seolah-olah
Tuhan Yesus tidak fair, misalnya kalau satu orang memperoleh pekerjaan yang baik,
tetapi temannya harus "mulai dari bawah". Sambil mengatur kehidupan dan
pengalaman kita, Tuhan Yesus tidak minta izin dari kita, Dia hanya minta hati yang rela
berpartisipasi dalam kehendak-Nya.
Pada saat kita berseru, "Tuhan, mengapakah aku harus menderita kesusahan ini?", Dia
hanya menjawab dengan ayat ini. Apakah kita rela mengikuti Dia, atau tidak? Apakah
kita siap menghadapi kesusahan itu dengan sikap iman, atau sikap meragukan kebaikan
dan hikmat Tuhan Yesus? Apakah kita sedang berbegang pada keyakinan iman kita,
apakah kita sedang percaya dengan iman yang semakin bertumbuh, sehingga kita dapat
mengalami hidup yang berkelimpahan di dalam Dia?
Dalam bagian ini kita mengerti bahwa Tuhan Yesus menyusun suatu rencana khusus
bagi setiap individu yang telah Dia panggil. Dia merencanakan jalan hidup yang dapat
ditempuh oleh setiap kita, sesuai dengan hikmat-Nya dan kreativitas-Nya. Kebenaran
ini dinyatakan dengan dua contoh yang ekstrem: yang satu Dia recanakan supaya mati
syahid, dan yang satu mungkin direncanakan supaya tidak mengalami maut sama
sekali. Demikianlah hak-Nya!
Kita tidak diberitahu bagaimana hal ini akan diwujudkan dalam pengalaman kita
masing-masing. Yang terlihat bagi kita adalah bentuk Tuhan Yesus di depan kita, yang
telah diilhamkan kepada kita melalui Injil Yohanes ini.
* Yoh 21:23 Maka tersebarlah kabar1501 di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu
tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak
akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku
datang, itu bukan urusanmu."
Pada waktu Yohanes menulis Injil ini, dia sudah lanjut usia. Menurut sumber-sumber
sejarah, sesudah rasul-rasul yang lain telah mati syahid, Rasul Yohanes masih hidup.
Tampaknya perkataan Tuhan Yesus diubahkan menjadi nubuatan bahwa Yohanes tidak
akan mati. Maka pentinglah supaya kabar angin itu diperbaiki, supaya nanti pada waktu
Yohanes meninggal, tidak ada orang yang berpikir bahwa nubuatan Tuhan Jesus gagal.
* Yoh 21:23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu
tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak
akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku
datang, itu bukan urusanmu."
Pada waktu Yohanes menulis Injil ini, dia sudah lanjut usia. Menurut sumber-sumber
sejarah, sesudah rasul-rasul yang lain telah mati syahid, Rasul Yohanes masih hidup.
Tampaknya perkataan Tuhan Yesus diubahkan menjadi nubuatan bahwa Yohanes tidak
akan mati. Maka pentinglah supaya kabar angin itu diperbaiki, supaya nanti pada waktu
Yohanes meninggal, tidak ada orang yang berpikir bahwa nubuatan Tuhan Jesus gagal.
* Sumber SGDK:
MINGGU II SESUDAH PASKAH
terhadap pertanyaan Petrus dalam ayat 22 terbagi dalam 2 bagian. Jawaban pertama,
yaitu "apakah urusanmu tentang itu" adalah jawaban mengenai hal lain (pertama
keberadaan Yohanes dan kedua, rahasia Allah tentang Yohanes). Jawaban kedua, yaitu
"ikutlahAku" adalah jawaban yang ditujukan untuk Simon Petrus sendiri.
Jawaban Yesus terhadap pertanyaan Petrus dalam bagian pertama, yaitu "apakah
urusanmu tentang itu" seolah-olah begitu ketus, tetapi di sini Yesus sesungguhnya
sedang memberitahukan kepada Petrus bahwa masalah kehidupan dan masa depan
seseorang adalah rahasia Allah, yang penting bagi Petrus
adalah bagaimana la fokus dalam melaksanakan tugas dan tanggung-jawab yang telah
diberikan oleh Yesus untuk menggembalakan kawanan domba Allah. Sedangkan isi
jawaban Yesus yang kedua, yang ditujukan kepada diri Simon Petrus sendiri yakni
"ikutlah Aku". Kali ini, kehendak, perintah dan ajakan Yesus "ikutlah Aku" terasa begitu
berbeda sekali bagi Simon Petrus yang telah menolak dan menyangkal-Nya di masa lalu.
Ayat 23. Rupanya telah terjadi kesalah-pahaman dalam mengartikan jawaban Yesus
bahwa Yohanes tidak akan mati sebelum Yesus datang kembali. Karena itu, Yohanes
memberikan penjelasan mengenai arti perkataan Yesus tersebut.
RELEVANSI NAS
1. Kuasa kebangkitan (baca: kuasa Allah) mengarahkan kehadiran Tuhan yang bangkit
untuk dikenal sebagai Tuhan atas kehidupan. Percakapan-Nya dengan Simon Petrus
dimaksudkan agar Simon Petrus (baca: pendengar rman) mendengarkan dengan
seksama dan melaksanakan apa yang didengar itu dengan baik.
2. Sebagai satu persekutuan, para murid Yesus tentunya sudah saling mengenalsatu
dengan yang lain. Karena itu, adalah sebuah kebiabaan yang manusiawi jika Simon
Petrus berkeinginan untuk mengetahui peranan dan masa depan murid lainnya, dalam
hal ini Yohanes, sebab Petrus sendiri sudah mengetahui tentang masa depannya sendiri
seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus (ay. 15 - 19). Namun, bukan hal ini yang
menjadi perhatian dan sesuatu yang penting bagi Yesus untuk Simon Petrus. Tuhan
Yesus menghendaki agar Simon Petrus memberi perhatian khusus dan berkonsentrasi
(fokus) pada tugas
dan tanggung-jawab yang sudah diberikan kepadanya, yakni menggembalakan kawanan
domba Allah. Sementara "nasib" murid yang dikasihi itu adalah rahasia dan tanggungjawab Allah.
Memberi perhatian khusus dan fokus untuk melaksanakan tugas dan tanggung-jawab
dengan sebaik-baiknya adalah sesuatu yang begitu penting dimiliki orang percaya dan
sebuah lembaga Kristiani. Karena itu, adalah baik dan bijak jika pelayan rman dapat
mengarahkan pemberitaan rmannya pada pengertian ajakan Tuhan Yesus kepada
Petrus "ikutlah Aku".
Mengikuti Yesus dalam konteks bacaan ini adalah meniru perbuatan Yesus. Perbuatan
Yesus dalam hal melaksanakan tugas dan tanggung-jawab yang Allah berikan kepadaNya. Pengutusan Bapa terhadap Yesus telah dilaksanakan dengan begitu balk oleh
Yesus, penuh ketaatan dan kesetiaan. Yesus bisa menjadi utusan Allah yang sempurna
karena la memberi kepatuhan dan kesetiaan penuh kepada Allah. lni berarti gereja juga
harus menjadi utusan yang patuh dan setia meniru Tuhan Yesus (Filipi 2 : 8).
ARAHAN UNTUK DISKUSI
Setiap orang diberi tugas dan tanggung-jawab dalam kehidupannya. Apakah yang sering
membuat kita tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung-jawab dengan balk'?
Kecenderungan negatif yang ada sekarang dalam gereja-gereja adalah dalam
melaksanakan tugas dan tanggung-jawab pelayanan gerejawi. Orang sering
melaksanakannya dengan sekehendak hatinya, bahkan kalau ada dana dari gereja baru
bersedia melaksanakan tugas. Mengapa hal seperti ini begitu tampak?
Meniru Tuhan Yesus dalam tugas dan tanggung-jawab dengan baik, sudah menjadi
keharusan bagi orang percaya. Bagaimanakah kita memotivasi diri agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggung-jawab kita dengan semaksimal dan seoptimal
mungkin?
Yohanes 21:20-23
Itu Bukan Urusan Kamu!
Yohanes 21:20-23
Wow .. tema kita minggu ini hebat juga yah: "Itu Bukan Urusan Kamu!"
Saya agak kaget sih dengan tema kita hari ini, karena biasanya kalau kita ngomong "itu bukan
urusan kamu!" kesan yang kita dapat itu, biasanya gak enak.
Akan tetapi hari ini kita mau melihat bahwa ternyata ada sisi Alkitabiahnya perkataan "Itu bukan
urusan kamu!"
Ada satu cerita ...
Ada seorang bapak yang sudah bertahun-tahun nabung untuk bisa bertemu dengan Paus di Italia.
Sebelum berangkat ke Italia, bapak ini mampir dulu ke tukang cukur mau potong rambut biar
keliatan lebih rapi ... Dan terciptalah obrolan antara tukang cukur dan pelanggan barunya itu ...
"Oh .. jadi bapak mau ke Italia yah ... ngomong-ngomong, mau naik pesawat apa ni pak ke
Italianya??" Tanya si tukang cukur.
"Saya naik Italian Airlines." Jawab si bapak.
"Jangan! Jangan naik Italian Airlines ... pelayanan mereka buruk terhadap penumpang pak!
Anda pasti gak akan suka naik pesawat itu." Komentar si tukang cukur.
"Lalu ... mau ngapain nih bapak ke Italia??" Lanjutnya bertanya.
"Saya mau ketemu sama Paus." Jawab bapak itu singkat.
"Hah .... mau ketemu sama Paus?? Mang bapak ini siapa? Bapak kan bukan orang penting!" si
tukang cukur kembali berkomentar.
Ayat 19
Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan
Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
Tuhan memberitahukan kepada Petrus tentang jalan hidupnya yang akan digunakan untuk
kemuliaan nama Tuhan! Bahkan kematian Petrus pun digunakan oleh Tuhan sebagai alat bagi
kemuliaan nama Tuhan!!
Yang menjadi persoalan adalah ketika Petrus dalam ayat 21 bertanya:
Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi
dengan dia ini?"
"Oke Tuhan, tadi itu jalan hidup saya .. Lalu bagaimana dengan dia ini???"
Nah, dalam kerangka Petrus ngorek-ngorek datanya Tuhan itulah Yesus pun kemudian
menjawab: "Itu bukan urusanmu!" ayat 22.
Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan
urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."
Apakah mungkin saat ini Tuhan juga berkata kepada kita: "Itu bukan urusan kamu!" ?? Sangat
mungkin!
Contoh kecil:
Nge-gosip! - Ngomongin orang lain - komentarin jalan hidup orang lain. Padahal belum tentu
kita tahu persoalan yang sebenarnya!
Lihat ayat 23:
Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi
Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau
Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."
Sudah tersebar, tapi salah info, gak tahu yang sebenarnya kata-kata Yesus tuh apa.
Syukur kalau beritanya baik, lah kalau beritanya itu sudah ngehakimin jelek dan ternyata salah,
gmana???
Itu yang pertama ...
Yang terakhir.
Setiap kita pasti diberikan kepercayaan sama Tuhan untuk berkarya bagi Dia ditempat di mana
Tuhan menaruh kita saat ini. Satu kepercayaan yang sangat khusus untuk kita kerjakan dan urus.
Dan kalau kita melalaikan panggilan khusus dari Tuhan itu, maka bisa jadi gak akan ada orang
lain yang bisa menggantikan diri kita dalam melaksanakan tugas panggilan pelayanan seperti
yang Tuhan nyatakan dalam diri dan kehidupan kita ...
Misalkan ...
Pernahkah kita berpikir bahwa seorang Glenn Fredly adalah bukan seorang penyanyi??
Di dunia ini .. satu-satunya orang, Glenn Fredly, ya cuma dia itu ... di dunia ini satu-satunya
orang .. ibu ... ya ibu cuma satu .. bapak cuma satu ... saya juga cuma satu di dunia ini kan ...
Itu artinya: hanya ibu yang bisa melakukan apa yang Tuhan percayakan kepada ibu untuk
mengurus apa yang menjadi urusan ibu dari Tuhan. Jadi guru: ya hanya ibu yang punya sentuhan
khas ketika mengajar di sekolah .. yang lain punya kekhasannya sendiri juga ... Jadi penyanyi:
banyak penyanyi, tapi yang punya suara Glenn ya cuma Glenn doangan kan.
Merespon pernyataan Yesus: Itu bukan urusanmu! Apakah kita sudah menyadari sepeuhnya apa
yang menjadi urusan kita - tugas kita, tanggung-jawab kita, kepercayaan yang sudah Tuhan
berikan kepada kita di tengah hidup berkeluarga, berkarya dan bekerja, bermasyarakat dan
berjemaat??
Semoga kita gak lalai dalam menjawab kepercayaan yang sudah Tuhan berikan kepada kita.
Alkitab
Bahan
Blog SABDA
more
Alat Peraga
Makna Paskah
more
Navigation
Mobile Site
Recent posts
Feed aggregator
YLSA
sabda.org
Blog SABDA
SABDA Katalog
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK
Kamu pun perlu bertanggung jawab. Seseorang yang bertanggung jawab melaksanakan apa yang
dijanjikannya. Dengan demikian, ia dapat dipercaya. Ibumu perlu mengetahui bahwa kalau kamu
mengatakan akan pulang jam berapa, kamu pasti memenuhi janjimu. Kalau kamu menemui
masalah, kamu akan meneleponnya. Kalau orang tahu bahwa kamu bertanggung jawab, mereka
tidak perlu terlalu mengkhawatirkan kamu. Orang tua biasanya akan memberimu kebebasan
lebih besar, dan para guru biasanya akan memberimu keistimewaan. Tanggung jawab
membantumu belajar menjadi pemimpin -- seseorang yang berinisiatif dan melancarkan
segalanya. Itu juga berarti bertanggung jawab terhadap diri sendiri -- belajar memikirkan pilihanpilihan dan mengambil keputusan-keputusan yang baik, tentang cara-cara bersikap, dan hal-hal
yang harus diperbuat. Bertanggung jawab itu membantu dunia menjadi lebih baik.
Bagaimanakah Caranya agar Kamu Bertanggung Jawab?
Kita masing-masing bertanggung jawab atas perbuatan, perkataan, pemikiran, dan pilihan kita
sendiri. Apakah artinya bagimu?
Perbuatanmu
Kamu bertanggung jawab atas hal-hal baik yang kamu pilih untuk kamu perbuat. Apakah kamu
serahkan PR-mu tepat pada waktunya? Apakah kamu selesaikan tugasmu di rumah pada
waktunya? Apakah kamu menjaga pakaian dan mainanmu sendiri? Apakah kamu menjaga
kesehatanmu dengan makan makanan bergizi? Apakah kamu menjaga dirimu? Apakah kamu
mematuhi aturan di rumah dan di sekolah? Apakah kamu mematuhi hukum di komunitasmu?
Kalau ya, kamu bertanggung jawab.
Kamu juga memilih cara untuk memperlakukan lingkungan di sekelilingmu. Apakah kamu
membuang sampah sembarangan? Apakah kamu mencegah sesamamu membuang sampah
sembarangan? Apakah kamu mendaur ulang kertas, kaleng, atau kaos kaki bekas? Apakah kamu
perlakukan hewan dengan baik? Kalau kamu memunyai hewan peliharaan, apakah kamu
memberinya makan dan merawatnya?
Apakah kamu bertanggung jawab soal harta benda? Apakah kamu bersikap hati-hati, ketika
membersihkan rumah dengan menggunakan mesin penyedot atau sapu, sehingga tidak
menghantam tembok serta perabotan? Apakah kamu menangani piring dengan hati-hati ketika
mencucinya? Apakah kamu menyimpan buku-buku dan kertas-kertasmu, agar dapat
menemukannya lagi dengan mudah?
Perkataanmu
Bertanggung jawab atas perkataanmu, artinya bahwa ketika kamu mengatakan akan melakukan
sesuatu, kamu menindaklanjutinya dan melaksanakannya. Kamu tidak membuat janji-janji yang
tidak bisa kamu penuhi. Itu juga berarti kamu berpikir sebelum berbicara. Kamu kendalikan
perkataan yang keluar dari mulutmu, dan kamu bisa memutuskan untuk mengucapkan sesuatu
atau tutup mulut. Kamu bisa memilih menggunakan kata-kata yang baik atau tidak baik. Kamu
tidak bisa mengendalikan hal-hal yang dikatakan orang kepadamu, tetapi kamu bisa
mengendalikan hal-hal yang kamu ucapkan sebagai balasannya.
Pemikiranmu
Kamu juga bertanggung jawab atas hal-hal yang kamu pikirkan. "Tunggu dulu!" Kamu mungkin
mengatakan, "Ide-ide selalu bermunculan di kepala saya. Terkadang ide-ide yang muncul
memang buruk. Saya tidak mungkin mengendalikannya." Mungkin benar. Tetapi kamu bisa
memutuskan, apakah kamu akan membiarkan ide buruk tersebut menetap di benakmu? Apakah
yang bisa kamu perbuat untuk menyingkirkannya? Cobalah mengabaikannya. Pikirkanlah
sesuatu yang baik sebagai gantinya. Atau gantilah kegiatanmu. Kamu bisa mengganti saluran
televisi atau membaca buku yang baik. Kamu bisa mengobrol dengan teman atau bermain
dengan adik atau kakakmu. Hal-hal yang baik akan menyingkirkan hal-hal yang buruk.
Penting!
Terkadang orang memunyai demikian banyak pemikiran buruk, sehingga mereka tidak tahu apa
yang harus mereka perbuat. Kalau ini terjadi kepadamu, bicaralah kepada orang dewasa yang
kamu percayai. Ceritakanlah pemikiran-pemikiran buruk yang tidak mau hilang. Kalau kamu
tidak sanggup mengubah sesuatu sendiri, sikap bertanggung jawab artinya mencari pertolongan.
Jika Anda menceritakan kisah-kisah tersebut semenarik mungkin, bukan tidak mungkin
pula anak-anak yang Anda layani dapat mengerti arti pentingnya membantu orang tua
mereka di rumah.
3. Mengadakan kegiatan-kegiatan khusus.
Untuk memotivasi anak-anak membantu orang tua mereka di rumah, beberapa kegiatan
khusus bisa dilakukan, seperti:
1. Membuat daftar tugas harian berisi pekerjaan-pekerjaan rumah yang mampu
mereka lakukan. Setiap minggu daftar itu harus di bawa ke Sekolah Minggu dan
sudah ditandatangani oleh orang tua mereka, sebagai konfirmasi bahwa mereka
benar-benar melakukan pekerjaan tersebut. Berikan apresiasi berupa pujian yang
tulus akan hasil usaha mereka.
2. Lomba menulis kegiatan anak-anak Sekolah Minggu saat sedang di rumah.
Jangan beritahukan bahwa yang akan diperhatikan oleh tim penilai adalah
kegiatan-kegiatan mereka bekerja di rumah. Jika seluruh proses penilaian selesai,
umumkan tujuan Anda meminta mereka menuliskan kegiatan rumah mereka,
yaitu untuk mengetahui apakah mereka membantu orang tua mereka atau tidak.
Sekalian juga nasehati mereka akan arti pentingnya membantu orang tua mereka.
3. Saat melakukan program kunjungan, guru-guru Sekolah Minggu bisa juga
sekaligus bertanya kepada orang tua mengenai kegiatan anak-anak di rumah. Jika
ada laporan dari orang tua bahwa anak mereka sangat sulit membantu mereka
melakukan pekerjaan ringan sekali pun, kita dapat membantu orang tuanya
dengan melakukan pendekatan khusus kepada anak tersebut.
Petunjuk-pentunjuk di atas tidak akan membawa hasil yang sama bagi setiap anak. Kesabaran,
ketekunan, dan doa dari Anda dalam menanamkan hal-hal positif berdasarkan firman Tuhan
dalam hidup murid-murid Anda. Termasuk seluruh kegiatan mereka di rumah.