Anda di halaman 1dari 12

TATA IBADAH MINGGU III

BULAN KELUARGA TAHUN 2021


GKI SALATIGA
Minggu, 17 Oktober 2021

“AKU MEMULIHKANMU”

PERSIAPAN IBADAH
 Jemaat duduk dan bersaat teduh pribadi.
 Tepat pukul 08.00 lonceng dibunyikan.
 Majelis Jemaat dan Pelayan Ibadah memasuki ruangan kebaktian.
 Salah seorang penatua menyalakan lilin peribadahan.
 PL dan PNK mempersiapkan diri di tempatnya.

JEMAAT BERHIMPUN

PL: Bapak, Ibu, kakak, adik, kakek, nenek dan saudara-saudara yang
dikasihi Tuhan, mari sebagai pribadi dan bersama keluarga, kita
datang menghadap Tuhan. Dengan hati yang menyembah, mari kita
memohon kehadiran Sang Sumber rahmat.
(Jemaat berdiri)

NYANYIAN JEMAAT
KJ 240a DATANGLAH, YA SUMBER RAHMAT

 Datanglah, ya Sumber rahmat, selaraskan hatiku


menyanyikan kasih s’lamat yang tak kunjung berhenti.
Ajar aku madah indah, gita balai sorga-Mu.
Aku puji gunung kokoh, gunung pengasihan-Mu.

 Hingga kini ‘ku selamat dengan kuat yang Kaub’ri.


Kuharapkan akan dapat sampai di neg’ri seri.
Yesus cari akan daku domba binal yang sesat;
untuk membela diriku dipikul-Nya salib b’rat.

- modulasi

`1
 Tiap hari ‘ku berutang pada kasih abadi.
Rantailah hatiku curang dengan rahmat tak henti.
‘Ku dipikat pencobaan meninggalkan kasih-Mu;
inilah hatiku, Tuhan, meteraikan bagi-Mu!

(Penatua Koordinator Kebaktian dan Pelayan Firman memasuki ruang


kebaktian. Fokus kamera pada penyerahan Alkitab dari Penatua kepada
Pelayan Firman)

VOTUM
PF : Kebaktian Minggu ke-3 Bulan Keluarga tahun 2021 ini berlangsung
di dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi, Penolong
kita, yang kasih setia-Nya tetap untuk selama-lamanya.
J : (Menyanyikan)
 AMIN, AMIN, AMIN, AMIN, AMIN, AMIN.

SALAM
PF : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari
Tuhan Yesus Kristus menyertai Saudara sekalian!
J : DAN MENYERTAI SAUDARA JUGA!

(Jemaat duduk)

KATA PEMBUKA DAN PENGAKUAN DOSA


PL : Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, setiap orang yang memiliki
tubuh pasti pernah mengalami luka fisik. Demikian juga setiap orang
yang memiliki jiwa, pasti pernah mengalami luka batin. Namun
karena tidak kelihatan oleh mata jasmani, luka batin seringkali tidak
disadari keberadaannya. Padahal kenyataannya, luka batin yang
belum sembuh, juga memiliki daya rusak yang sangat kuat dan
mengendalikan kehidupan kita.

Saudara-saudara, dalam menjalani kehidupan bersama keluarga dan


sesama, tentu kita pun tidak kebal terhadap luka batin. Bahkan
seringkali kita tidak sadar bahwa kita memiliki luka batin yang belum
benar-benar sembuh. Terluka bukanlah dosa, namun dampak dari
luka batin dapat mengarahkan kita pada pikiran dan tindakan yang
tidak benar. Orang-orang yang terluka batinnya bisa tanpa sadar juga
melukai orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, marilah dengan
`2
jujur kita memeriksa diri: kita adalah orang-orang yang lemah dan
berdosa, kita butuh pengampunan dan pertolongan dari Tuhan, yang
dapat memulihkan dan memelihara jiwa kita. Mari kita berdoa.

(1 bait instrumen KJ 24a “DARI LEMBAH SENGSARAKU”


mengalun sangat lembut dan Lambat mengiringi doa pengakuan
dosa pribadi. Setelah doa pribadi, PL menutup dalam doa singkat.)

(Jemaat berdiri)

BERITA ANUGERAH
PF : Saudara-saudara, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan
engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” (Kisah Para Rasul
16:31)
Demikianlah berita anugerah dari Tuhan!
J : SYUKUR KEPADA ALLAH!

SALAM DAMAI
PF : “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah
hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh
kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam
Kristus telah mengampuni kamu.”
Damai Tuhan besertamu.
J : DAN BESERTAMU JUGA.

(Jemaat saling memberikan salam damai dari tempat duduk masing-


masing diiringi musik “BERSUKACITALAH SELALU”.)

(Jemaat duduk)

NYANYIAN JEMAAT
MAZMUR 91:9-16 (Tahun C - terlampir)

`3
PELAYANAN FIRMAN

DOA PELAYANAN FIRMAN

PEMBACAAN ALKITAB
PF : (Membacakan 1 Petrus 2:24-25)
Demikianlah Firman Tuhan!
Berbahagialah setiap orang yang mendengarkan Firman Tuhan dan
yang memeliharanya! Haleluya!
J : (Menyanyikan)
KJ 472 HALELUYA, HALELUYA

 Haleluya, haleluya, haleluya, haleluya;


haleluya, haleluya, haleluya, haleluya.

KHOTBAH (terlampir)

SAAT HENING

PERSEMBAHAN LAGU
Keluarga Yanus Msen: ENGKAULAH PERISAIKU
(Jemaat berdiri)

PENGAKUAN IMAN
Pnt : Sebagai bagian dari keluarga Allah, umat-Nya yang kudus dan am,
marilah kita mengingat dan mengucapkan pengakuan pada baptisan
kita, menurut Pengakuan Iman Rasuli, demikian:
J : (Mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli)
(Jemaat duduk)

WARTA LISAN

DOA SYAFAAT
(PF menaikkan doa syafaat, dan diakhiri dengan mengucapkan bersama
“Doa Bapa Kami”)

Pokok-pokok doa syafaat:


1. Keluarga-keluarga Kristen, agar mampu menghayati teladan kasih dan damai
Kristus di manapun berada.
2. Penanganan Covid-19 di Indonesia dan negara-negara di dunia, khususnya
pemerintah, para tenaga kesehatan, orang-orang yang terinfeksi, keluarga
`4
yang berduka karena kehilangan orang-orang yang dikasihi, kesadaran
masyarakat sebagai garda terdepan untuk mendukung langkah pencegahan
penularan, serta pelaksanaan vaksin yang masih berlangsung sampai saat ini.
3. Kondisi masyarakat kota Salatiga dalam menjalani kehidupan di masa PPKM
level 3.
4. Dampak dari pandemi Covid-19 dalam bidang perekonomian, pendidikan,
kebudayaan dan lainnya, agar mampu dihadapi dan diatasi.
5. GKI Salatiga agar tetap dapat melakukan tugas dan panggilannya, khususnya
dalam situasi menghadapi pandemi Covid-19.
6. Yang sakit dan dalam upaya pemulihan.
7. Yang sedang menghadapi pergumulan keluarga/pribadi.
8. Dll. (dapat ditambahkan pokok doa lainnya)

PELAYANAN PERSEMBAHAN
PENGANTAR PERSEMBAHAN
Pnt : Saudara-saudara, marilah kita membawa persembahan syukur
kepada Tuhan, dengan mengingat nasihat Rasul Petrus dalam surat 1
Petrus 2:5 :“Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup
untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus,
untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus
Kristus berkenan kepada Allah.” :
Keterangan Persembahan
Secara manual, persembahan dapat:
1. Dimasukkan ke kotak persembahan yang tersedia di pintu masuk sebelum
atau sesudah kebaktian.
2. Dikumpulkan terlebih dahulu di rumah, lalu diserahkan pada saat
pengumpulan persembahan di dalam kebaktian umum di gedung gereja yang
dapat dihadiri.
3. Dikumpulkan terlebih dahulu di rumah, lalu dimasukkan ke kotak
persembahan yang tersedia di Kantor TU Gereja dengan
tetap menerapkan protokol kebersihan dan kesehatan.
Secara digital, persembahan dapat:
4. Disampaikan melalui transfer ke rekening GKI Salatiga:
 CIMB Niaga: No. Rek. 8001.0331.5400 a.n. GKI Salatiga.
 BCA : No. Rek. 320.678.8899 a.n. GKI Salatiga.
5. Disampaikan melalui dompet digital dengan memindai
QR Code BCA GKI Salatiga.

(Pengumpulan Persembahan diiringi 1 bait instrumen PKJ 200 “’KU


DIUBAHNYA”)
(Jemaat berdiri)
DOA PERSEMBAHAN
`5
PENGUTUSAN
NYANYIAN JEMAAT
PEMULIHAN KELUARGA
 Ini saatnya Tuhan ‘kan melawat keluargaku
Ini waktunya pemulihan terjadi
Keluargaku milik-Mu selalu berharga di mata-Mu
Kau satukan, Kau berkati untuk kemuliaan-Mu.
Ini saatnya Tuhan ‘kan melawat keluargaku
Ini waktunya pemulihan terjadi
Keluargaku milik-Mu selalu berharga di mata-Mu
Kau satukan, Kau berkati untuk kemuliaan-Mu.
Keluargaku milik-Mu selalu berharga di mata-Mu
Kau satukan, Kau berkati untuk kemuliaan-Mu.
Untuk kemuliaan-Mu.

PENGUTUSAN DAN BERKAT


PF : Mari mengarahkan hati kepada Tuhan.
J : KAMI MENGARAHKAN HATI KEPADA TUHAN.
PF :Jadilah pribadi yang selalu menebar kasih dan damai kepada keluarga
dan sesama.
J : KIRANYA ROH KUDUS MEMAMPUKAN KAMI.
PF : Terpujilah Allah, yang senantiasa memulihkan dan memelihara jiwa
kita.
J : KINI DAN SELAMA-LAMANYA.
PF : Sekarang, pergilah dalam damai sejahtera, dan terimalah berkat dari
Tuhan:
“TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN
menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih
karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi
engkau damai sejahtera.”
J : (Menyanyikan HALELUYA AMIN – Nolan William)
 HALELUYA, HALELUYA, HALELUYA, AMIN.
DI SETIAP KATA DAN KARYAKU, HALELUYA, AMIN.
(Sesudah nyanyian respon selesai, Pelayan Firman turun dari mimbar. Fokus
kamera pada penyerahan Alkitab dari Pelayan Firman kepada Penatua
sampai masuk menuju ke konsistori)
[etl/Tim Liturgi GKI Salatiga]

`6
Mazmur 91 : 9 - 16

`7
`8
Khotbah Minggu GKI Salatiga
17 Oktober 2021

AKU MEMULIHKANMU
1 Petrus 2: 24-25

Tema hari ini adalah “Aku Memulihkanmu”; maksudnya adalah Tuhan


memulihkan kita. Kita dipulihkan dari apa, dan bagaimana caranya ?
“Dipulihkan” berarti dikembalikan menjadi baik, dari sesuatu yang tadinya
tidak baik atau rusak, atau juga bisa berarti disembuhkan. Apa yang rusak
dan sakit dari diri kita ? Tidak lain adalah keadaan diri kita, khususnya
dalam arti sifat atau kepribadian kita, yang pada gilirannya mempengaruhi
tingkah laku dan tindakan kita. Tuhan memulihkan kita dengan
menyembuhkan luka-luka kita. Luka seperti apa yang disembuhkan-Nya ?

Pernahkah saudara berhadapan dengan “orang sulit” ? “Orang sulit”


adalah orang yang sikapnya menjengkelkan. Ia bisa saja orang yang egois,
mau menang sendiri, suka mengkritik, perkataannya pedas, ketus dan
menyakitkan, selalu bersikap bermusuhan, tidak ramah dan menyenangkan,
sulit dinasihati; pokoknya semua hal yang sifatnya tidak menyenangkan.
Tidak mudah berhubungan dengan orang semacam ini. Jika kita tidak sabar,
kita akan jengkel dan ingin meninggalkan dia dan tidak ingin bertemu atau
berhubungan dengannya. Pernahkah saudara berpikir mengapa ada orang
yang seperti itu; apakah memang ia dilahirkan dengan sifat bawaan seperti
itu, atau ada pengalaman masa lalu yang membuatnya menjadi orang yang
sedemikian ? Orang yang demikian adalah orang yang terluka, yang perlu
dipulihkan. Bila ia tidak mendapat pertolongan, hidupnya akan sangat berat
dan ia juga membuat banyak orang di sekitarnya terluka.
Sifat, kepribadian dan sikap atau tindakan orang tua sedikit banyak
membawa pengaruh pada anak-anaknya, namun tidak semua hal yang ada
dalam diri anak berasal dari mereka. Banyak peristiwa atau kejadian yang
dialami oleh si anak dan itu sedikit banyak akan membentuk sifat dan
kepribadiannya. Bila pada masa kanak-kanak seseorang mengalami banyak
hal yang menyenangkan, itu akan membuatnya berkembang menjadi orang
yang menyenangkan; begitu pula sebaliknya, bila ia mengalami banyak hal
yang tidak menyenangkan dan bahkan menyakitkan, hal itu akan
membuatnya mengalami luka yang disebut luka batin, yang bila tidak
disembuhkan akan melukai banyak orang lain di sekitarnya dan ia sendiri
akan terus hidup dalam perasaan dan sikap yang negatif.
`9
Seseorang dapat mengalami luka batin karena pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan, misalnya sering diejek atau dihina, mendapat
perlakuan kasar atau juga karena ia pernah melakukan kesalahan yang
besar yang sering menghantui hidupnya. Orang yang mengalami luka batin
menjadi orang yang merasa tidak aman, tidak bahagia, bersifat memusuhi,
kasar atau semaunya sendiri dan tidak memperhatikan orang lain, sulit
dinasihati. Selain merugikan diri sendiri, luka batin yang tidak
disembuhkan akan merugikan orang di sekitarnya juga. Firman Tuhan hari
ini menegaskan bahwa Tuhan Yesus “telah memikul dosa kita di dalam
tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup
untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh”
Firman ini ditujukan kepada orang-orang kristen yang tersebar di mana-
mana karena penganiayaan yang terjadi pada mereka. Petrus yang menulis
surat ini adalah orang yang juga telah mengalami pemulihan oleh Tuhan
Yesus. Ia pernah menyangkal Tuhan Yesus sebanyak tiga kali, namun ketika
ia menyesal, Tuhan Yesus memulihkannya dan mempercayainya dengan
tugas untuk menggembalakan domba-domba Allah. Pengalaman itulah yang
kini disampaikannya kepada umat kristen yang terpencar-pencar itu agar
mereka juga mengalami pemulihan yang sama. Mereka diingatkan bahwa
dulunya mereka bukanlah umat Allah, namun sekarang mereka telah
menjadi umat-Nya. Mereka telah dibawa keluar dari kegelapan dan masuk
ke dalam terang Tuhan yang ajaib. Sekarang mereka harus memberitakan
perbuatan Allah yang besar itu kepada orang lain. Kehidupan dan masa lalu
yang gelap sudah berakhir dan diganti dengan kehidupan baru yang harus
menjadi berkat. Mereka juga dinasihati agar tidak membalas dendam, sama
seperti Kristus juga berbuat demikian. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak
membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam,
tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. (1 Pet
2 : 23) Kehidupan umat Allah adalah kehidupan orang yang telah
dipulihkan, dan karena itu hidupnya membawa kebaikan bagi orang lain.
Dulu umat digambarkan seperti domba yang sesat, yang kehilangan arah
dan suka mengikuti keinginan hatinya sendiri, tetapi sekarang mereka
“telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.”
Bagaimana dengan kita, apakah kita telah sembuh atau pulih, dan apa
tandanya ? Mungkin terdengar aneh, namun ini bisa terjadi. Ada orang yang
tidak menyadari bahwa dirinya sakit atau memiliki luka batin. Kalaupun
diberitahu orang lain, ia tidak mau mengakuinya dan membantahnya. Ia
tidak punya keinginan untuk sembuh dan lebih senang hidup dengan tetap
terluka. Luka itu tidak diobati tetapi ditutupi atau disembunyikan, seperti
kalau orang yang memiliki luka di lengannya, luka itu disembunyikan di
balik lengan panjang bajunya. Memang luka itu tidak tampak, namun jelas
`10
luka itu tidak sembuh. Apakah memang ada orang yang tidak ingin sembuh ?
Mungkin terdengar aneh, namun hal semacam ini benar-benar ada dan bisa
terjadi. Kisah orang yang lumpuh di tepi kolam Bethesda itu adalah contoh
yang jelas. Kepada orang yang sudah 38 tahun lumpuh itu Tuhan Yesus
bertanya : “Maukah engkau sembuh”? Sekilas pertanyaan ini tampak aneh,
namun Tuhan Yesus tahu bahwa orang yang sudah terlalu lama menderita
acapkali tidak lagi memiliki harapan untuk sembuh. Apa jawaban orang itu ?
Ia berkata :” Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam
itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu,
orang lain sudah turun mendahului aku." Jawaban ini jelas menunjukkan
bahwa selama ini usahanya untuk sembuh selalu gagal, dan karena itu ia
tidak lagi banyak berharap. Ia tidak lagi ingin sembuh. Apakah kita seperti
orang yang lumpuh itu ? Ingatlah bahwa Tuhan Yesus sanggup
menyembuhkannya.

Marilah kita periksa apakah kita masih memiliki luka-luka batin yang
belum hilang ? Apakah tandanya jika luka itu telah sembuh ? Luka yang telah
benar-benar sembuh tidak akan terasa menyakitkan lagi. Bila tangan kita
pernah terluka pisau, dan telah sembuh namun meninggalkan bekas sayatan,
itu tidak terasa sakit lagi. Kita tidak bisa lupa pada peristiwa saat kita terkena
pisau, namun karena luka itu sudah sembuh, hal itu tidak akan menyakitkan
lagi. Bagaimana dengan luka batin yang kita alami ? Barangkali kita juga
tidak bisa melupakan ketika orang melukai kita, tetapi mengingat peristiwa
itu hati kita tidak akan terasa pedih, seperti dulu ketika peristiwa itu terjadi.
Bila mengingat peristiwa yang sudah lama itu dan hati kita masih terasa
pedih, itu tanda bahwa sebenarnya luka itu belum benar-benar sembuh. Kita
belum benar-benar memaafkan orang yang menyakiti kita.

Luka batin bisa bermacam-macam wujudnya. Ada luka batin berupa


kekecewaan, merasa diri tidak berharga karena berkali-kali gagal, masa lalu
yang gelap, minder, perasaan bersalah yang selalu menghantui, atau juga
dendam. Luka itu bisa disebabkan karena perlakuan orang lain kepada kita,
tetapi juga bisa akibat perbuatan kita sendiri. Jika itu tidak dipulihkan, hal
itu akan sangat mengganggu hidup kita. Bagaimana luka itu bisa sembuh ?
Mungkin kita telah berusaha berkali-kali namun selalu gagal, dan kita makin
putus asa. Ingatlah, Tuhan Yesus dapat memulihkan kita. Ia telah menderita
untuk kita. Ia pernah merasakan semua penderitaan manusia, dan Ia
bersedia melakukannya untuk kita; oleh karena itu datanglah kepada-Nya
untuk disembuhkan oleh-Nya. Orang yang telah sembuh akan gembira
hatinya, tidak lagi hidup dengan beban masa lalu yang gelap. Seperti orang
sakit yang sudah sembuh, ia akan dapat beraktifitas dengan baik, tidak
`11
seperti ketika masih sakit. Demikian juga orang yang sudah mengalami
pemulihan akan menjalani hidupnya dengan gembira. Ia tidak lagi harus
menanggung perasaan negatif, baik terhadap orang lain, maupun juga
terhadap diri sendiri.

Selanjutnya, jika kita bertemu dengan orang-orang yang sulit, janganlah


kita membencinya, karena pada hakikatnya ia adalah orang yang sakit dan
membutuhkan pertolongan. Kita yang telah merasakan pemulihan dari
Tuhan terpanggil untuk memberitakan kabar baik itu kepadanya, agar ia
juga merasakan dan mengalami pemulihan. Kita perlu berupaya untuk
menyadarkannya bahwa ia sedang terluka dan luka itu perlu diobati.

(Pdt. Em. Iman Santoso)

`12

Anda mungkin juga menyukai