Anda di halaman 1dari 3

Doa Mengubah Keadaan

Nehemia 1:1-11

Banyak masalah, yang ada di sekitar kita yang tidak mampu kita ubah baik melalui strategi, metode,
kemampuan, maupun potensi kita. Bahkan, keberhasilan dan pengalaman masa lalu juga tidak bisa
mengubah masalah masa kini, baik itu masalah ekonomi, keamanan, kesehatan, keluarga, dan lain-
lain. Apakah ada peluang kita mengubah keadaan? Kita akan belajar dari firman Tuhan dengan tema
khotbah: Doa yang Mengubah Keadaan. Bagaimana langkah-langkahnya?

1. Doa dengan terbeban

"Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku
berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit" (Nehemia 1:4).

Nehemia orang buangan yang terhormat menjadi juru minuman raja (1:11, 2:1). Ia mendengar dari
Hanani (seorang dari Yehuda yang terluput dari penawanan), bahwa kondisi Yerusalem sangat
menyedihkan. Orang-orang menderita, temboknya terbongkar, pintu-pintunya terbakar (1:3).
Mendengar ini Nehemia "menangis ... berkabung..." (1:4). Nehemia sangat "terbeban" atas
penderitaan bangsanya, keruntuhan kota, bahkan rusaknya kota Yerusalem.

Sebagai orang sukses, Nehemia bisa berpikir egois. Tetapi, Nehemia adalah orang yang peduli
terhadap penderitaan umat Allah. Ia memikirkan masalah bangsanya sangat serius, sangat terbeban,
sehingga kesedihannya terbaca dalam sikap dan raut mukanya oleh Raja Artahsasta (2:2). Nehemia
terpanggil membangun Yerusalem, karena terbeban, karena terpanggil. Tanpa pamrih.

Nehemia mengungkapkan sikap terbeban dengan doa. Dan, pada saat ditanya oleh sang raja, apa
keinginannya, Nehemia tidak langsung menjawab atau meminta kepada raja, tetapi kembali
berdoa. "Lalu kata raja kepadaku: 'Jadi, apa yang kauinginkan?' Maka aku berdoa kepada Allah
semesta langit" (Nehemia 2:4).

Doa akan mengubah keadaan, jika kita memiliki sikap hati yang terbeban secara pribadi. Tanpa rasa
terbeban, tdak akan ada doa yang serius.

2. Doa dengan merendahkan diri

"Duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa" (Nehemia
1:4). Juga, "Dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan" (Nehemia 1:6).

Doa dengan merendahkan diri

Memukul dada, menyiram abu di atas kepala, berjalan dengan kaki telanjang, menarik dan
menggunting rambut, menyakiti dada (Kejadian 37:29-34; 2 Samuel 13:19; Imamat 10:6.). Inilah cara
merendahkan diri dengan berkabung.
Doa permohonan Nehemia sungguh-sungguh digumuli dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Ia berdoa "siang dan malam" (1:6). Nehemia tidak hanya berdoa secara pribadi. tetapi melibatkan
orang-orang lain juga (1:11). Nehemia sebenarnya layak sombong, karena di negeri orang lain, ia bisa
berprestasi. Namun, semua prestasi dan kejayaannya harus ditanggalkan tatkala ia berhadapan
dengan Allah. Nehemia merendahkan diri. Dalam doanya, ia memohon pengampunan atas dosa-
dosa, baik dosa secara pribadi maupun dosa bangsanya (1:6).

Jauhkan kesombongan, tidak ada faedahnya menyalahkan siapa pun, tidak baik menyesali kegagalan
dan masalah di sekitar kita. Marilah saatnya kita berdoa dengan merendahkan diri di hadapan
Tuhan.

3. Doa dengan berusaha

"'Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela
takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang
ini.' Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia 1:11)

Nehemia mengharapkan satu hal: berhasil. Untuk berhasil, diperlukan doa dan usaha. Dalam rangka
berusaha, Nehemia menggunakan potensi dan strategi yang didukung doa.

Berusaha memanfaatkan potensi:

"Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia 1:11). Kedudukan, jabatan adalah sebuah potensi
yang bisa digunakan untuk akses hubungan yang lebih luas.

Berusaha menggunakan strategi:

Setelah raja memberi kesempatan kepada Nehemia, ia memakai strategi memohon surat
rekomendasi atau surat jalan agar bupati-bupati yang wilayahnya akan dilewati memperlancar
tujuannya (2:7,8).

Berusaha dengan kerja keras:

Nehemia menghadapi banyak tantangan. Dari Sanbalat yang menolak Yerusalem dibangun kembali
(2:10,19; 6:1-19). Nehemia mengandalkan doa (4:9). Dan, siap berperang (4:1-23). Inilah berdoa
dengan berusaha. Akhirnya, pekerjaan selesai (6:15), dan seluruh cita-cita berhasil (7:1).

Untuk mengubah keadaan diperlukan doa dan usaha. Tuhan adalah sumber mukjizat, tetapi tidak
berarti kita pasif. Kita harus berusaha sesuai dengan panggilan kita: usaha bekerja lebih keras,
melayani lebih baik, mengampuni dengan tulus, mengasihi tanpa pamrih, dan lain sebagainya. Suatu
tindakan keliru, bahkan mencobai Tuhan jika kita hanya berdoa tanpa mau berusaha.

Kesimpulan

Doa dapat mengubah keadaan, sudah terbukti dalam kesaksian Nehemia. Ia berdoa dengan
terbeban atas keadaan bangsanya, disertai sikap merendahkan diri di hadapan Tuhan, dan berusaha
menggunakan potensi serta strategi secara maksimal. Pada akhirnya, segala cita-citanya berhasil.
Doa kita juga dapat mengubah keadaan.
“There are times when asking and receiving come automatically and easily, but we have
all experienced occasions when that does not happen. It takes effort and determination,
even blood, sweat and tears, for things to change” (= ada saat-saat dimana meminta dan
menerima itu terjadi secara otomatis dan mudah, tetapi kita semua pernah mengalami
saat-saat dimana hal itu tidak terjadi. Membutuhkan usaha dan kebulatan tekad /
ketetapan hati, bahkan darah, keringat dan air mata, supaya hal-hal bisa berubah).

Ini mengajar kita untuk terus berdoa dengan tekun, kalau doa kita rasanya tidak dijawab
oleh Allah.

Kalau saudara berdoa dan apa yang saudara doakan itu tidak kunjung terkabul, maukah
saudara terus berdoa dengan tekun? Ingatlah bahwa ‘Allah tidak menjawab’ belum tentu
berarti bahwa ‘Allah tidak men-dengar’!

Anda mungkin juga menyukai