Anda di halaman 1dari 4

Nama Kelompok:

• Ingesti Tansipi Kurnia


• Sari Dwi Kristianto
• Titik Setianingseh
• Yulita Waility
Mata Kuliah : Kateketika (Materi Presentasi)
Dosen Pengampu : Pdt. Dr. Elianus Telambenua, M.Th.

Baptisan

Berbicara mengenai baptisan merupakan pembahasan yang sangat panjang dan krusial. Secara
ringkas, baptisan dapat diartikan sebagai pernyataan iman Kristen dan bukti sejarah yang panjang atas
karya penyelamatan Yesus Kristus bagi umat manusia. Atau dalam pengertian, batpisan merupakan
perintah langsung dari Tuhan sekaligus sebagai tanda sesorang telah lahir baru. Oleh karena itu,
pengajaran mengenai baptisan seharusnya menjadi bagian yang penting dalam kehdiupan gereja.
Berkaitan dengan itu, pada penulisan ini penulis akan menguraikan beberapa hal mengenai pengajaran
baptisan.
Telah disinggungkan bahwa baptisan merupakan perintah Tuhan langsung. Hal ini didasarkan
kepada perkataan Yesus yang dicatat oleh Injil Matius, yaitu: Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-
ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. Demikian pula pernyataan Injil
Markus, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa saja yang tidak percaya akan
dihukum”. Setidaknya kesaksian kedua Injil ini menjadi dasar yang kuat untuk mempergumulkan makna
baptisan itu sendiri.
1. Apakah Baptisan itu?
Injil Matius dan Matius sangatlah jelas memberikan pernyataan bahwa Allah sendiri yang
telah memerintahkan dan menetapkan baptisan. Baptisan bukanlah hasil pemikiran dan khayalan
manusia. Sebab, baptisan bukanlah kata-kata manusia belaka melainkan telah ditetapkan oleh
Allah sendiri. Oleh karena itu, baptisan mempunyai kedudukan yang penting dalam iman
Kristen. Baptisan sendiri seharusnya dimaknai sebagai sesuatu yang baik dan luhur, dan
menghormatinya. Sikap yang demikian menjadi penting untuk kita mempergumulkan makna
baptisan. Dipihak yang lain baptisan merupakan sesuatu yang lahiriah, namun apapun yang telah
Allah tetapkan dan perintahkan tidak mungkin sia-sia. Untuk memperjelas hal itu selanjutnya
akan diuraikan mengenai hubungan antara perintah Allah mengenai baptisan dan makna
baptisan, yaitu:
Pertama, baptisan adalah air dan Firman Allah. Baptisan merupakan sakramen suci
dimana Allah menyertai melalui simbolisasi air yang dipergunakan untuk membaptis.
Maksudnya ialah tidak serta merta kemudian air itu menjadi suci. Air tersebut hanyalah air biasa
namun Allah sendiri telah menyucikan dan menyertai pembatisan tersebut. Seperti yangg
diajarakn oleh bapa gereja Augustinus bahwa apabila firman itu bersau dengan unsurnya (zat
alami), ia menjadi sakramen, yakni suatu benda dan tanda yang kudus dan alami. Kedua, Firman
Allah dan hal-hal yang biasa. Bagian ini hendak menunjukan penting sikap hormat kita kepada
baptisan. Sebab, Allah sendiri menghormatinya dengan kata dan perbuatan. Oleh karena itu,
baptisan adalah suatu sakramen dan disebutkan oleh Paulus sebagai “permandian kelahiran
kembali”.
2. Tujuan dan dampak baptisan
Petama, Kesukaan kekal, kata-kata Kristus yang di kutip tadi; "siapa yang percaya dan
dibaptis akan memiliki kesukaan kekal". Berikut adalah cara sederhana untuk memikirkannya
1
buah dan tujuan baptisan ialah agar orang memiliki kesukaan kekal. Kesukaan kekal antara lain
bebas dari dosa, maut dan iblis masuk dalam kerajaan Kristus dan hidup bersamaNya selama-
lamanya. Baptisan bukan hanya sekedar air biasa saja. Firman dan nama Allah itu lah yang
menyertai air itu. Jadi tepatlah menyebut air ini air ilahi yang medatangkan kesukaan kekal Iman
berpegang pada air itu. Kedua, Iman membutuhkan suatu pegangan, suatu dasar maka iman itu
berpegang teguh pada air itu dan percaya bahwa baptisan itu adalah suatu yang mengandung
kesukaan dan hidup kekal. Melainkan firman Allah telah lekat padanya. Sebab dialah yang telah
menaruh dan menanamkan firmanNya di dalamnya dan menyampaikan hal lahiriah ini. Ketiga,
Iman memerlulan hal-hal lahiriah, sesungguhnya iman memerlukan hal yang lahiriah supaya kita
dapat mengerti dan memahaminya dengan indera kita, Sehingga kita dapat menaruhnya dalam
hati. Begitu pula seluruh kabar baik merupakan pembicaraan dan pemberitaan yang lahiriah.
3. Cara yang tepat untuk menerima baptisan
Poin penting dalam bagian ini ialah, pertama, tanpa iman baptisan tidak berguna
walaupun baptisan itu suatu harta ilahi yang luar biasa. Sebab tentulah apa saja yang bukan iman
tidak menambah apa-apa untuk kesukaan kekal dan tidak mendapat apapun juga. Baptisan suatu
pemberian Allah yang diterima dalam iman. Baptisan perintah dan janji. Kedua, tidak hanya
memiliki pesan dan perintah Allah tetapi juga janji Allah. Itu sebabnya baptisan lebih agung
daripada segala hal yang lain, yang diminta dan diperintahkan Allah untuk kita lakukan. Baptisan
itu penuh dengan pengihuran dan kemurahan Allah. Ketiga, Baptisan anak-anak. Pertanyaan
tentang baptisan anak. Apakah anak-anak juga percaya dan apakah membaptis mereka benar?
Beginilah hendaknya kita katakan; dari apa yang dilakukan Kristus cukup jelas bahwa baptisan
anak-anak berkenan kepada-Nya. Sebab, Allah membuat banyak orang yang tadinya dibaptis
sebagai anak-anak menjadi orang Kudus.
4. Baptisan Anak-anak
Pada bagian ini terdapat beberapa poin penting berkaitan dengan sakramen baptis anak,
yaitu: pertama, Allah telah menunjuk perkenanan-Nya. Kini kita sampai dalam pertanyaan yang
dipakai iblis untuk membingungkan dunia melalui bidat-bidatnya yaitu pertanyaan tentang
baptisan anak-anak. Dimana pertanyan tersebut apakah anak-anak percaya dan apakah
membaptis mereka benar? Dari pertanyaan tersebut hendaklah kita menjawab demikian : Dari
apa yang dilakukan Kristus cukup jelas bahwa baptisan anak-anak berkenan kepadaNya. Sebab
Allahmembuat banyak orang yang tadinya dibaptis sebagai anak-anak menjadi orang kudus dan
memberi mereka Roh Kudus. Andai kata Allah tidak setuju dengan baptisan anak-anak, tentu Ia
tidak akanmemberi Roh KudusNya ke dalam hati orang-orang. Oleh karena hal itu lah para bidat
harus mengakui bahwa baptisan anak-anak berkenan kepada Allah. Sebab Allah tidak mungkin
bertentangan dengan hakikatNya sendiri ataupun mendukung dusta dan kejahatan dengan
memberi perkenanan dan Roh KudusNya untuk maksud ini.
Kedua, Baptisan bergantung pada firman Allah. Kita terus mengatakan hal yang
terpenting bagi kitayaitu apakah orang yang dibaptis itupercaya atau tidak. Jika orang itu tidak
percaya hal itu tidak membuat baptisan itu salah. Hal ini dikarenakan baptisan itu tidak lain dari
pada air dan firman Allah yang dipadukan menjadi satu. Dengan kata lain bila firman itu ada
bersama dengan air maka baptisan itu sudah sah, sekalipun tidak disertai dengan iman. Baptisan
tidak menjadi salah kendatipun diterima atau digunakan dengan carayang salah. Hal ini karena
baptisan itu tidakterikat dengan iman kita melainkan terikat dengan firman itu. Hal ini sama
dengan orang yang dating ke perjamuan kudus tetap menerima sakramen yang sun.gguh
walaupun mereka tidak percaya.
Ketiga, Anak-anak dibaptis karena perintah Allah. Dengan hal ini keberatan dari
golongan rohani dari bidat-bidat itu sama sekali tidak berguna. Hal ini karena sekalipun ank-
anak tidak percaya namun baptisan mereka tetap sah, dan tak seorangpun boleh membaptis
2
mereka kembali. Dari mana kita mendapat pikiran yang menganggap bahwa firman dan perintah
Allah salah dan tidak berlaku karena kita menggunakannya dengan carayang salah? Hal tersebut
telah dikatakan kalaupun semula kamu tidak percaya, percayalah sekarang dan katakana “
Baptisan saya benar, hanya saja saya tidak menerimanya dengan benar” bahkan saya sendiri dan
orang lain yang dibaptis haruslah berkata dihadapan Allah “Aku dating dengan imanku sendiri
tetapi juga dengan iman orang lain. Namun aku tidak dapat mengandalkan bahwa aku percaya
dan banyak orang berdoa untukku. Yang kuandalkan ialah firman dan perintahMu”. Hal yang
harus kita lakukan ketika membaptis anak-anak yakni karena Allah telah menyuruh kita
membaptis mereka dengan membawa anak-anak itu dan menganggap danberharap baha mereka
percaya. Kita meminta agar Allah memberi iman kepadanya. Namun kita membaptis bukan
karena imannya melainkan hanya karena Allah menyuruh kita membaptis.
Keempat, Baptisan tetap sah kendatipun disalahgunakan. Alangkah bodoh dan
sombongnya orang yang menyimpulkan bahwa tanpa imanyang benar tidak ada baptisna yang
benar pula. Alasan apa yang menyatakan jika seorang tidak berbuat smestinya maka smeuanya
menjadi tak berguna dan sia-sia? Balikkanlah alasan itu dan ambillah kesipulan berkt: baptisan
sungguh berarti dan benar justru karena baptisan itu diterima dengan cara yang salah. Sebab
andaikata baptisan tidak benar dengan sendirinya, tidak ada seorang pun dapat menyalahgunakan
atau berdosa terhadapnya.
Kelima, Baptisan tetap sah karena firman Allah. Kesimpulannya yakni bahwa baptisan
senantiasa tetap benar dan berlaku sepenuhnya alaupun seseorang dibaptis dan tidak mempunyai
iman yang benar. Sebap firman dan perintah-perintah Allah tidak dapat diganti atau diubah oleh
manusia. Ketika seseorang tidak dapatmelihat iman atau ketaatan apapun dari firman Tuhan
maka iblis yang mengitai bias berkuasa dan merampas mahkota dari para penguasa serta
menginjak-injaknya. Hal ini karena iblis ingin mengacaukan semua pekerjaan dan perintah
Allah. Oleh karena itu kita perlu waspada dan berjaga-jaga tidak membiarkan siapapun
memalingkan kita dari firman itu, supaya kita tidak memandang baptisan sebagai tanda yang
kososng saja.
5. Arti Baptisan
Pertama, Manusialama sudah mati, manusia baru hidup kembali. Akhirnya kita harus
mengetahui apa arti baptisan danmengapa Allah menetapkan tanda dan upacara lahiriah ini
sebagai sakramen yang dengan hal ini masuk pertama kali sebgaai orang Kristen. Dimana kita
dicelupkan kedalam air yang melingkupi kita seluruhnya dan kemudian ditarik lagi dan hal ini
dilakukan dua kali. Hal yang dapat kita lakukan oleh baptisan ini yaitu mematikan Adam yang
lama dan menjadi manusia yang baru. Sekali baptisan itu mulai kita berada didalamnya terus-
menerus. Sebab, kita tidakpernah berhenti membersihkan apa yang berasal dari Adam lama dan
apa saja yang termasuk manusia baru harus terus-menerus muncul. Manusia lama adalah manusia
yang tidak eriman dan menjadi hamba dari kebiasaan buruk dan pada dasarnya tidak ada yang
baikdidalamnya. Sedangkan manusia baru adalah manusia yang masuk kedalam Kerajaan
Kristus dan kebiasaan buruk itu hendaknya terus berkurang dari hari kehari, sehingga makin hari
yang ada hanya kebiasaan baik saja.
Kedua, Terus menerus dibaptis setiap hari. Ini merupakan Penggunaan Baptisan yang
benar diantara orang-orang Kristen, dan ini yang di maksudkan oleh pencelupan kedalam air itu.
Bila pertumbuhan ini tidak terjadi pada kehidupan orang Kristen, malah manusia lama dibiarkan
meraja lela. Baptisan belumlah di gunakan melainkan justru di tentang. Sebab mereka yang hidup
tanpa Kristus justru keadaanya makin merosot dari hari ke hari. Seperti yang di katakan
peribahasa " Semakin lama kejahatan berkuasa, kejahatan itu semakin merajalela". Kebiasaan-
kebiasaan jahat akan bertahan dan berterus berkembang dalam diri sejak muda. Seorang anak
3
tidak mempunyai kebiasaan jahat tertentu. Namun semakin besar ia semakin tidak bermoral.
Maka setelah ia dewasa kebiasaan jahat itu mulai bermunculan dan semakin lama semakin parah.
Itulah sebabnya manusia lama dalam diri mengikuti tabiatnya sendiri dan hidup semau-maunya.
Kalau tidak di kendalikan dan di tahan oleh kuasa baptisan. Beginilah arti sebenarnya dari keluar
Baptisan dan muncul kembali setiap hari. Jadi tanda lahiriah itu tidak hanya berlaku dalam apa
yang dilaksanakan tetapi juga mempunyai pengaruh yang lebih luas.
Ketiga, Pertobatan kembali kepada Baptisan. Yang dilakukan atau di maksud dalam
Baptisan mencakup pula Sakramen ketiga, yang disebut sakramen Pertobatan. Sebenarnya
sakramen ini sama saja dengan Baptisan. Dalam Baptisan diberikan Roh, anugerah, kekuatan
untuk menekan manusia lama, sehingga manusia baru dapat muncul dan bertumbuh kuat dengan
demikian Baptisan akan terus ada. Kalau pun kita jatuh dan berbuat dosa pintu kepada Baptisan
selalu terbuka sehingga kita dapat mengatasi manusia lama. Sekalipun mencelupkan diri kedalam
air berkali-kali, yang ada hanyalah satu Baptisan Saja tetapi pengaruh dan arti Baptisan itu tetap
ada dan berlaku.
Keempat, Kuasa Baptisan terus ada. Pandangan Baptisan yang sudah lama dianut untuk
tidak mengikutinya, dimana Baptisan sudah berlalu tidak dapat digunakan lagi setelah jatuh
dalam dosa. Pandangan ini muncul karena hanya melihat pelaksanaan Baptisan yang terjadi
sekali saja. Dan pandangan ini timbul karena Santo Hieronimus yang menulis: "Pertobatan
adalah papan kedua yang kita pakai untuk berenang setelah kapalnya pecah" Kapal yang kita
tumpangi dan berlayar setalah kita menjadi anggota Gereja. Namun pandangan tersebut membuat
Baptisan itu tidak berperan dan tidak berguna lagi. Jadi apa yang di katakan nya tidak benar.
Kapal itu tidak pecah sebab seperti yang kita katakan, Allahlah yang membangunnya, bukan
kita. Sesungguhnya yang terjadi ialah kita tergelincir dan tercebur. Tetapi barangsiapa tercebur
lebih baik berenang kembali dan berpegang erat-erat sampai ia dapat kembali dan berlayar terus
seperti semula.
Kelima, Baptisan sehari-hari. Baptisan meneguhkan manusia baru itu setiap hari dan terus
menerus demikian sampai kita meninggalkan penderitaan dan masuk kepada kemuliaan kekal.
Untuk itu setiap orang harus memandang Baptisan sebagai pakaian sehari-hari yang harus di
kenakan setiap hari. Dan harus terus memelihara iman dan buah buahnya untuk melumpuhkan
manusia lama dan bertumbuh menjadi manusia baru. Sebab hidup sebagai orang Kristen harus
melakukan perbuatan-perbuatan yang membuat kita menjadi orang Kristen jika ada yang jatuh
maka baiknya untuk kembali.

Anda mungkin juga menyukai