Anda di halaman 1dari 12

DOA PENGAKUAN DOSA

Ya Tuhan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, di ibadah minggu saat ini, kami tertunduk di
hadapan-Mu ya Tuhan menyadari bahwa kami adalah manusia berdosa yang penuh dengan
kelemahan dan keterbatasan. Kami sudah ditebus, kami sudah diselamatkan, tetapi tidak hidup
sebagai orang-orang yang sudah ditebus dan diselamatkan. Kami menyia-nyiakan anugerah
keselamatan yang telah Tuhan beri dengan hidup dalam dosa. Kami tidak mampu bersyukur,
melainkan bersungut-sungut atas hidup kami; kami sering meragukan Tuhan atas hidup kami
sehingga kekuatiran dan kegelisahan menjerat hidup kami. Ampuni dan kasihani kami ya Tuhan
ketika kenikamatan dunia ini membuat kami lupa diri, membuat kami hanya terfokus dengan diri
kami, kebutuhan kami, keinginan kami, dan kami melupakan Engkau ya Tuhan dan melupakan
orang-orang di sekitar kami. Kami tidak mampu mengendalikan mulut dan perbuatan kami
sehingga perkataan kami menyakiti orang-orang di sekitar kami
(suami/istri/anak/orangtua/teman/tetangga), bahkan perbuatan kami menjadi batu sandungan bagi
mereka. Kami pun yang dipenuhi luka dan kebencian karena disakiti, ajarlah kami dan
mampukanlah kami ya Tuhan untuk hidup dalam pengampunan. Lembutkanlah hati kami yang
keras sehingga kami mampu mengampuni orang yang bersalah kepada kami, dan berdamai
dengan mereka.

Kami memohon belas kasihan Tuhan. Sekiranya Engkau berkenan, ampunilah kami dan
kasihanilah kami ya Tuhan. Bimbinglah kami agar menjadi manusia yang lebih baik, benar dan
berkenan. Tolonglah kami yang lemah ini agar selalu hidup dalam pengharapan dan pertobatan
bahwa kami telah menerima pengampunan dosa dan keselamatan, di dalam nama Tuhan Yesus
Kristus, Juruselamat kami yang hidup. Amin.
DOA PEMBACAAN ALKITAB

KHOTBAH
Pengkhotbah 4:17-5:6
Opening
Terpujilah Tuhan…………….. Meskipun kita banyak pergumulan, tetapi setiap hari, setiap
waktu, pasti selalu ada alasan bagi kita untuk mengucapsyukur, amin? Karena kasih Allah
tidak pernah berkesudahan menyertai dan menopang kehidupan kita semua.

Jika kita membaca Alkitab dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, dan mengamati
kehidupan kita sebagai orang-orang percaya di masa sekarang ini, maka kita akan mendapati
bahwa krisis umat Allah atau orang-orang percaya yang terjadi sejak dulu sampai sekarang
adalah krisis ketaatan. Mengapa? Karena sebagian orang percaya hanya terjebak pada ritual dan
seremonial, dan tidak sungguh-sungguh hidup dalam Tuhan; tidak sungguh-sungguh hidup takut
akan Tuhan. Mengapa saya berkata seperti ini saudara-saudara? Coba masing-masing kita
mengintrospeksi diri, ataupun mengevaluasi kehidupan di sekitar kita. (saya tidak mengajak kita
untuk menghakimi orang lain, tetapi saya mengajak kita untuk sejenak melihat realita yang
terjadi dalam hidup orang-orang Kristen saat ini).

Kalau ada di antara kita yang setiap minggu datang ke gereja, duduk diam dengan khusyuk
mengikuti liturgi: bernyanyi, berdoa, membaca Alkitab, mendengar Firman Tuhan, memberi
persembahan, tetapi, kembali pulang ke rumah masih dengan kebencian, hidup tidak jujur, tidak
mampu mengampuni dan mengasihi, berkata dusta terhadap orang lain, tidak mampu menahan
diri, dan ini menjadi gaya hidup (kebiasaan), maka sesungguhnya kita sementara mencerminkan
kehidupan orang percaya yang tidak taat, kehidupan orang percaya yang tidak takut akan Allah,
dan ini merupakan fakta yang memprihatinkan.

Di sepanjang minggu ini, kita dituntun dengan tema “Takutlah akan Allah” berdasarkan
Pengkhotbah 4:17-5:6. Apa sesungguhnya maksud dari takutlah akan Allah? Saudara-saudara,
takut akan Allah tidak hanya terbatas pada “perasaan” yang takut, tetapi lebih dari itu. Takut
akan Allah yang diterjemahkan dari fear of God yaitu perasaan kagum, sikap respect atau
menghargai dan menghormati Tuhan Allah. Sikap takut ini bukan seperti seorang pekerja yang
takut pada atasannya, tetapi sikap takut seperti anak kepada orangtuanya. Takut yang bukan
sekadar karena akan dihukum ketika melakukan kesalahan, tetapi takut karena kita menghormati
orang tua kita, takut karena kita mengasihi mereka, dan takut karena kita tidak ingin
mengecewakan hati mereka. Oleh karena itu, kalau kita hidup takut akan Allah maka kita akan
menghormati Tuhan dan segala perintah dan kehendak-Nya. Kalau kita hidup takut akan Allah
kita hidup menyenangkan hati Allah dengan taat melakukan segala kehendak-Nya. Kalau kita
takut akan Allah, kita akan melakukan kehendak-Nya dan tidak akan mengecewakan hati-Nya.

Saudara-saudara, Pengkhotbah atau raja Salomo, memberi peringatan keras terhadap kekeliruan
manusia yang tidak sepenuhnya hidup takut akan Allah, yang hanya setengah-setengah hidup
sebagai orang percaya.
Ia berkata:
1. Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk
mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh
orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.

Kalau kita berjalan ke rumah Allah, artinya kalau kita pergi beribadah, berhati-hatilah,
kata Pengkhotbah. Karena, adalah lebih baik mengahampiri untuk mendengar yakni lebih
baik kita pergi beribadah dan mendengar artinya menjadi taat, setia dan bersedia
diperbaharui, daripada memberi korban atau persembahan.

Saudara, secara sederhana dapat kita katakan sia-sialah kita beribadah kalau hanya datang
beribadah membawa persembahan, tetapi tidak ada ketaatan setelah beribadah. Sia-sialah
jika kita beribadah tetapi hati kita tidak sungguh-sungguh di hadapan Tuhan, sehingga
peribadahan kita tidak membuahkan ketaatan dan pertobatan.
Saudara-saudara, betapa pentingnya sebuah ketaatan.
Sekarang ini, banyak orang Kristen yang keliru dalam menjalani hidup. Ada yang
berpikir, “torang pe kesalamatan kan Tuhan so kase, torang so selamat asalkan percaya,
jadi, biar torang mo hidop bagimana leh, torang so selamat”. Ada juga yang berkata: “tiap
ibadah kwa ada pengakuan dosa, jadi biarjo, yang penting boleh mengaku dosa ulang”.
Saudara-saudara, mental seperti ini apakah mencerminkan kehidupan orang percaya?
Mental seperti ini apakah mencerminkan hidup takut akan Tuhan?
Memang benar kita sudah menerima anugerah keselamatan melalui Tuhan Yesus Kristus,
tetapi iman orang percaya adalah iman yang disertai dengan ketaatan. Tanpa ketaatan,
maka kita tidak menghormati kekudusan Allah di dalam Yesus Kristus. Tanpa ketaatan,
kita melukai hati Tuhan Yesus. Itu berarti, kita tidak hidup dengan iman yang benar.

Saudara-saudara, hidup sebagai orang percaya bukan berarti kita tanpa cela saudara. Kita
akan terus diperhadapkan denga rupa-rupa tantangan dunia yang membuat kita goyah dan
mungkin jatuh dalam dosa. Tetapi, orang yang hatinya melekat kepada Tuhan, orang
yang hidup takut akan Tuhan, hati nuraninya akan selalu menyadari kesalahan, dan ia
akan selalu memohon pertolongan Tuhan supaya ia dibaharui dan dimampukan untuk
meninggalkan dosa.
Oleh karena itu, orang yang hidup takut akan Tuhan tidak akan merasa nyaman kalau
berbuat dosa. Orang yang hidup takut akan Tuhan akan merasa gelisah kalau melakukan
dosa. Ia akan mencari Tuhan, dan memohon pertolongan Tuhan supaya ia dapat terluput
dari perbuatan dosa.

2. Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas


mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di
bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit. Janganlah mulutmu membawa engkau
ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf.
Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan
tanganmu?

Pengkhotbah berkata, harus berhati-hati dengan mulut kita, jangan terburu-buru untuk
berkata-kata, jangan biarkan mulut kita membawa kita ke dalam dosa; kita harus
mengontrol ucapan kita, bahkan dikatakan hendaklah perkataan kita sedikit. Apa artinya?
Pengkhotbah mengingatkan harus ada pengendalian diri apalagi di hadapan Tuhan.
Pengkhotbah memperingatkan kita supaya ada pengendalian diri sebagai wujud hidup
takut akan Allah.

Mari kita lihat kehidupan sekarang, tidak perlu melihat orang lain, lihatlah hidup kita
sendiri. Apakah ada pengendalian diri?
- Dalam keadaan marah, mampukah kita berdoa dan menjadi tenang?
- Dalam pergumulan yang berat, mampukah kita berserah dan tidak menyalahkan Tuhan?

Saudara-saudara, salah satu penyebab pertikaian dan rusaknya suatu hubungan, baik di
antara keluarga, jemaat, maupun masyarakat adalah mulut atau ucapan yang tidak
dikontrol.
- Bahkan, di antara sekian banyak hal positif dari perkembangan teknologi dengan adanya
internet dan media social, salah satu hal negative yang paling signifikan mempengaruhi
orang percaya adalah … apa? Status-status yang bukan mengeluarkan ucapan berkat,
melainkan… kutuk. Bukan membagi sukacita dan kesaksian, tetapi mengumbar..
kebencian.
Ini salah satu pergumulan gereja yang harus sama-sama kita gumuli, doakan dan
berupaya supaya tidak dilakukan lagi saudara-saudara.
Dari persoalan-persoalan ini, kita dapat saksikan betapa pentingnya pengendalian diri.
Pengendalian diri membutuhkan hati yang melekat kepada Tuhan, dan hidup yang taat
kepada-Nya. Bagaimana caranya supaya kita dimampukan untuk mengendalikan diri?
Berdoa dan cari Tuhan, cari hadirat Tuhan, dan mohon pertolongan-Nya.
Jika kita sementara bergumul dengan rupa-rupa persoalan, jika kita disakiti, tidak
dihargai, dihina, difitnah, dicaci; berdoa kepada Tuhan, dan jangan lekas-lekas berkata-
kata atau mengeluarkan ucapan kutuk. Sebagaimana Penghotbah katakan: “Janganlah
mulut kita membawa kita ke dalam dosa,” (5:5).
Jangan lekas-lekas bagikan persoalan kita kepada orang lain atau di tempat lain, tetapi,
carilah Tuhan, dan minta kekuatan serta petunjuk-Nya. Belajarlah pengendalian diri dari
Tuhan Yesus Kristus. Sekalipun Dia disiksa, dihina, dianiaya, diludahi, bahkan
disalibkan sampai mati, tetapi Dia tidak membalas semua itu dengan kejahatan,
melainkan dibalas dengan kasih dan pengampunan. Amin?
3. Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia
tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu. Lebih baik engkau tidak
bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.

Ini berhubungan dengan mulut atau ucapan kita di hadapan Tuhan. Pengkhotbah
sebelumnya sudah katakan untuk berhati-hati dengan mulut kita, dan dalam ayat ini
dijelaskan lagi apalagi kalau kita sudah bernazar atau berucap janji di hadapan Tuhan.
Kalau kita sudah bernazar, sudah membuat janji, atau berkomitmen, maka jangan sampai
kita menunda-nunda melakukannya. Karena adalah lebih baik tidak bernazar, daripada
bernazar tetapi tidak menepatinya. Pengkhotbah mau katakan “Jangan kita bermain-main
dengan Tuhan.” Tuhan Allah kita adalah kudus, jangan sampai kita melukai hati-Nya
dengan hidup yang tidak taat, apalagi dengan ucapan-ucapan janji yang hanya di mulut
saja.
Kalau kita sudah berkomitmen, apapun bentuk komitmen itu, maka lakukanlah itu dan
jangan menunda-nunda, karena Tuhan Allah menuntut ketaatan kita kepada-Nya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, semua ini ditulis pengkhotbah atau raja Salomo di masa
tuanya, di akhir hidupnya. Ia yang dulunya berkuasa, punya jabatan tertinggi, harta melimpah
bahkan penuh hikmat, tetapi ketika ia tua, ia menyadari bahwa hidup ini adalah sia-sia. Semua
yang ada di bawah kolong langit adalah sia-sia, semuanya adalah fana, tidak kekal karena suatu
saat semuanya akan ditinggalkan bahkan lenyap. Di tengah perenungannya akan kehidupan, ia
menulis kitab ini, memberi peringatan kepada umat manusia secara khusus orang-orang percaya
supaya kita tidak mengandalkan dunia yang fana ini, supaya hati kita tidak melekat pada segala
yang ada di dunia ini, tetapi semata-mata hanya hidup di dalam Tuhan.

Perkataan-perkataan raja Salomo ini pun dikatakan oleh Tuhan Yesus.


- Dalam Matius 5:24, Tuhan Yesus berkata:
“Tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu
dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”
- Dalam Matius 12:36-37 Tuhan Yesus berkata: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap
kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari
penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut
ucapanmu pula engkau akan dihukum.”
(1 Petrus 3:10-11) “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia
harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang
menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari
perdamaian dan berusaha mendapatkannya”
- Dan dalam Matius 5:37, Tuhan Yesus menegaskan betapa pentingnya memegang janji
: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa
yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”

Jemaat yang dikasihi Tuhan, ada beberapa pesan firman Tuhan bagi kita melalui bacaan saat ini:
1. Sebagai orang-orang yang sudah menerima anugerah keselamatan, kita perlu meresponse
kasih karunia Allah itu dengan iman yang benar, yakni iman yang disertai dengan
ketaatan, sebagai wujud dari kehidupan yang takut akan Tuhan. Hidup takut akan Allah
berarti kita menghormati Tuhan dan kekudusan-Nya, kita meresponse kasih-Nya dengan
hidup benar, kita menyenangkan hati-Nya dan tidak mengecewakan-Nya.
2. Hidup takut akan Tuhan harus ditandai dengan perilaku iman yang memiliki kerinduan
untuk beribadah dengan sungguh-sungguh kepada-Nya.
Saudara, banyak orang bilang mengapa kita harus pergi beribadah ke gereja kalau kita
bisa lakukan itu di rumah? Bahkan ada yang berkata, mo pigi ibadah dg nda pigi tetap
sama tu kalakuan. Nah, ini mental orang percaya yang memprihatinkan. Orang yang
sungguh-sungguh hidup takut akan Tuhan, akan merasa diri-Nya membutuhkan
persekutuan dengan Tuhan bersama dengan jemaat. Karena itu, beribadahlah, datanglah
ke rumah Tuhan dengan syukur, muliakanlah Dia dalam doa, pujian dan persembahan.
Dan biarkan firman-Nya membaharui hidup kita. Jangan biarkan ibadah kita sia-sia.
Ibadah bukan sekadar rutinitas, tetapi beribadah adalah response kita atas kasih setia
Tuhan dan sikap hidup yang mau terus-menerus diperbaharui melalui firman-Nya.
Bukalah hati dan bersedialah untuk selalu diperbaharui.
3. Kendalikan diri, jagalah hati dan mulut kita. Jangan biarkan dengan mulut ini kita
berucap berkat, dan dengan mulut yang sama juga kita berucap kutuk. Pakailah mulut
kita ini untuk memuliakan Tuhan, bersaksi tentang kebaikan Tuhan, dan menjadi berkat
bagi semua orang. Bukan melukai, bersaksi dusta, memfitnah, menghujat, dan
memutarbalikan kebenaran; tetapi berkat, sukacita, pengampunan, dan damai sejahteralah
yang diucapkan.
4. (Terakhir) Harta, jabatan, kekuasaan, adalah fana, pada akhirnya semuanya akan lenyap.
Karena itu, janganlah biarkan hidup kita dikendalikan oleh hal-hal fana, sehingga
merusak hubungan kita dengan Tuhan dan hubungan kita dengan sesama. Hiduplah takut
akan Allah, hormatilah Dia dan kekudusan-Nya dengan hidup setia, taat dan
menyenangkan hati-Nya.

Demikianlah firman Tuhan, semoga Tuhan menolong kita melakukan firman-Nya ini. Amin.
DOA UMUM

Ya Bapa di sorga, Allah yang kami sembah dan muliakan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
tanpa pengorbanan-Mu, sia-sialah hidup kami, tanpa kematian-Mu, sesungguhnya kami tidak
memperoleh hidup. Karena itu dalam persekutuan jemaat di hari ini kami semua bersyukur
kepada-Mu ya Tuhan atas kasih-Mu bagi kami sehingga kami semua dilayakkan, dibenarkan,
ditebus dan diselamatkan. Kami bersyukur karena Engkau membuat dan menjadikan kami
kepunyaan-Mu, anak-anak-Mu. Engkau memperkenankan kami beroleh pengampunan dosa dan
hidup baru di dalam Tuhan. Terima kasih ya Tuhan, atas persekutuan bersama di hari ini yang
sudah memperlengkapi kami semua segenap orang-orang percaya sehingga kami semakin teguh
dan semakin diperlengkapi. Tolonglah kami semua ya Bapa, supaya peristiwa kematian-Mu di
kayu salib akan terus mengingatkan dan menuntun kami untuk meresponse anugerah
keselamatan ini dengan hidup kudus, taat, setia, mengasihi Tuhan, mengasihi sesama kami
seperti kami mengasihi diri kami sendiri.

Kami bersyukur untuk firman-Mu yang telah kami dengar bersama, kami memohon berilah kami
hati yang mau menerima firman-Mu ini, berilah hati yang mau dibaharui, berilah hati yang mau
melakukan firman-Mu ini. Kami sadar, kami tidak mampu Tuhan, tetapi kami percaya, dengan
pertolongan-Mu, kami akan dimampukan melakukan firman-Mu ini. Tolonglah kami untuk
hidup takut akan Engkau, menghormati-Mu, mengasihi-Mu, menyenangkan-Mu dan taat
melakukan firman-Mu.

Kami berdoa bagi jemaat kami, GMIM Efrata Sentrum Sonder, kami yang hadir saat ini dan
saudara-saudara kami yang belum sempat hadir. Tolonglah kami Tuhan sebagai jemaat-Mu
untuk semakin hidup mengasihi Tuhan, mengasihi gereja-Mu, mengasihi sesama. Tolonglah
kami supaya kami semakin giat memberitakan Injil-Mu di dunia ini, bukan hanya untuk kami,
tetapi juga untuk orang lain. Tolonglah kami Tuhan, supaya kehadiran kami sebagai gereja-Mu
ini sungguh-sungguh menghadirkan damai sejahtera bagi setiap orang yang kami jumpai, dan
kiranya kami dapat menjadi orang-orang yang membawa pembebasan bagi orang-orang yang
tertindas, menjadi kekuatan bagi orang-orang yang lemah, menjadi berkat bagi orang-orang yang
berkekurangan, menjadi jawaban bagi orang yang bergumul, dan menjadi sukacita bagi orang-
orang yang susah hati. Biarlah orang-orang yang bergumul memperoleh pertolongan Tuhan
melalui kehidupan kami.

Terima kasih ya Bapa. Kami berdoa bagi semua keluaraga-keluarga yang ada di jemaat kami,
oma opa, bapak, ibu, dan semua anak-anak. Tuhan tolonglah kami semua, dalam pekerjaan kami,
dalam studi anak-anak kami, dan dalam pelayanan kami. Kami percaya jika kami hidup bersama
Tuhan, ada kekuatan, berkat, pertolongan dan pemeliharaan Tuhan menyertai hidup kami semua.
Jika ada di antara kami yang sementara bergumul karena sakit, karena masalah ekonomi,
masalah pekerjaan, pelayanan, bergumul dengan keluarga (baik suami, istri, orangtua, anak-
anak), bahkan kami yang bergumul karena hubungan yang tidak baik dengan orang lain. Kami
yang mungkin disakiti, dilukai, difitnah, diperlakukan tidak adil, pun sebaliknya kami berlaku
menyakiti orang lain. Tuhan, terangilah kami dengan kasih-Mu, supaya dalam segala gumul ini
hati kami tetap berpaut kepada Tuhan, mencari Tuhan dan berserah kepada Tuhan. Kiranya
segala gumul kami ini, membawa kami semakin dekat kepada-Mu.

Kami berdoa khusus bagi yang sakit: ….

Kami pun bersyukur bersama saudara-saudara kami yang menikmati usia baru di sepanjang
minggu yang berlalu, baik pribadi maupun keluarga. Kiranya Tuhan memberkati kehidupan
mereka, segala doa dan rencana mereka bersama seisi keluarga.

Kami berdoa untuk hamba-hambaMu yang melayani di gerejaMu ini,


Pdt. Femmy Kawuwung-Porajou
Pdt. Meylan Lendo-Lolowang
Pdt. Em. Alfrits Turangan
Semua pelayan khusus, dan semua anggota komisi dan koordinator BIPRA juga Lansia.

Tolonglah mereka semua Tuhan dalam melaksanakan pelayanan ini, kiranya pelayanan mereka
dimurnikan, kiranya pelayanan mereka sungguh-sungguh dipersembahkan untuk Tuhan. Kami
berdoa, kiranya melalui program-program pelayanan gereja-Mu, mereka bersama jemaat
semakin bertumbuh mencapai kepenuhan Kristus.

Kami berdoa, untuk semua program yang telah disusun, kiranya dapat diresponse baik oleh kami
semua sebagai jemaat-Mu, dalam kesadaran bahwa semua program pelayanan dilaksanakan
untuk memenuhi tugas panggilan gereja yaitu bersekutu, bersaksi dan melayani. Kiranya Tuhan
menolong kami.

Kami pun membawa gereja kami Gereja Masehi Injili di Minahasa ke dalam tangan Tuhan. Di
tengah berbagai gelombang hidup, penuh tantangan dan persoalan, kiranya gereja-Mu ini ada
dalam pertolongan Tuhan. Begitu pula orang-orang yang Engkau percayakan untuk memimpin
gereja-Mu ini, berilah hikmat dan kemampuan kepada mereka.

Terpujilah Engkau ya Tuhan. Kami berdoa bagi semua kami yang bertugas dalam ibadah ini…..

Koordinator Ibadah, pendamping Khadim, kantoria, pemain keyboard, kostor, pegawai gereja,
(pengisi pujian) dan seluruh pelayan khusus. Kiranya pemberian diri kami ini berkenan di
hadapan-Mu.

Persembahan:

Dalam ibadah ini pun kami sudah memberi persembahan, kiranya Engkau berkenan memberkati
kami semua yang sudah membawa persembahan, kami yang memberi dari kekurangan,
kecukupuan, maupun dari kelebihan kami, kiranya persembahan ini berkenan di hadapan-Mu.

Terima kasih Tuhan Yesus. Kalau Engkau dapati ada tidak berkenan dalam persekutuan kami di
saat ini, kami memohon ampun, tetapi jika Engkau dapati persekutuan kami berkenan, bukan
kepada kami ya Tuhan, tetapi kepadaMulah kami persembahkan segala hormat dan kemuliaan.
Kami menyerahkan hidup kami kepadaMu, bentuk kami sesuai kehendakMu, pakai kami sesuai
rencanaMu.

Doa Bapa Kami…. Amin.

Anda mungkin juga menyukai