Anda di halaman 1dari 3

Pengharapan Yang Membawa Perubahan Syalom saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.

Berbahagia sekali saya dapat kembali menyapa saudara melalui renungan ini. Dan topic kita kali ini adalah "Pengharapan." Berbicara tentang sebuah pengharapan, kita akan melihat bahwa sesungguhnya pengharapan itu merupakan suatu hal yang sangat penting dalam hidup manusia. Mengapa demikian saudara? Karena jika seseorang sudah tidak memiliki sebuah pengharapan lagi, ia tidak akan pernah dapat maju, tidak akan pernah dapat bertumbuh, tidak akan pernah dapat meraih kesuksesan dan keberhasilan dalam hidupnya. Karena pada dasarnya, pengharapan itu adalah salah satu kunci berkat dan keberhasilan bagi orang yang menaruh kepercayaannya kepada Tuhan. Ada sebagian orang yang sudah tidak berpengharapan lagi dan putus asa ketika menghadapi sebuah permasalahan dalam hidupnya. Padahal jika kita benar-benar hidup dalam pimpinan Tuhan, permasalahan tidak akan pernah membawa kita kepada keputusasaan. Sebaliknya justru di balik sebuah permasalahan, ada berkat-berkat Tuhan yang luar biasa yang menanti di depan. Dan kita akan melihat, bahwa permasalahan bagi orang yang hidup di dalam Kristus adalah sebagai bentuk proses Tuhan dalam hidupnya. Lalu mengapa seseorang bisa kehilangan sebuah pengharapan di dalam hidupnya? Saya melihat bahwa, seseorang dapat kehilangan pengharapan karena disebabkan oleh berbagai macam faktor. Antara lain adalah: 1. Mereka melihat persoalan itu sebagai momok yang menakutkan. Jadi saat menghadapi persoalan, mereka segera putus asa dan menyerah. 2. Adanya sifat yang suka mencari-cari alasan untuk tidak maju dan berhasil. Mereka menganggap bahwa keberhasilan hanya dapat dicapai ketika ada sarana dan prasarana yang memadai, baik itu berupa modal yang besar, maupun situasi dan kondisi yang menunjang. 3. Tidak memiliki mental juang yang kuat. Ketika sekali gagal, tidak mau mencoba lagi. 4. Adanya sikap terlalu nerima atau menyerah dengan keadaan. Prinsip-prinsip seperti ini bukan menjadi persoalan penting bagi orang yang mempunyai pengharapan di dalam Tuhan. Yakub ketika keluar dari tanah Kanaan hanya bermodalkan tongkat dan pakaian secukupnya, tetapi ia dapat pulang dengan membawa harta yang berlimpah. Lalu apa itu pengharapan menurut perspektif Alkitab? Apa yang Allah katakan di dalamnya? Marilah kita lihat bersama-sama di dalam Ibrani 6:19. "Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir." Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan, Firman Tuhan tersebut memberi penegasan bahwa pengharapan itu adalah sauh. Kata sauh itu adalah jangkar yang biasa digunakan oleh kapal-kapal, baik kapal pesiar, kapal penumpang, maupun kapal barang. Dan jangkar ini mempunyai fungsi yang sangat penting bagi sebuah kapal untuk dapat berlabuh, dan untuk dapat merapat ke sebuah dermaga. Di samping itu, hal yang terpenting dan yang tidak boleh kita abaikan adalah sauh atau jangkar yang ukurannya terlalu kecil untuk sebuah kapal, namun ia sangat menentukan. Karena ia sanggup menopang tubuh kapal yang

besar, supaya kapal tetap tegak tercacak, tidak tergoyahkan oleh badai atau gelombang laut sebesar apapun. Sehingga ia akan memberikan jaminan keamanan bagi kapal dan termasuk semua yang ada di dalamnya. Namun sauh ini hanya akan dilabuhkan atau dilemparkan ketika: 1. Kapal hendak merapat ke daratan. Artinya ada kedekatan antara laut dan darat. 2. Ada kepastian bahwa di dalam air ada karang yang kuat, yang sanggup menopang tubuh kapal yang besar. 3. Ada rantai penghubung yang kuat antara kapal dan sauh. Jangan sampai sauh dilemparkan tapi rantainya lepas dari kapal. Dengan demikian, jika ada sauh berarti ada sebuah kepastian. Jika sebuah kapal mempunyai sauh, ia pasti dapat mendarat, ia pasti kuat menahan goncangan gelombang laut, ia pasti aman termasuk penumpang-penumpang yang ada di dalamnya. Demikianlah pengharapan kita di dalam Tuhan. Satu hal yang pasti dan yang harus kita yakini, bahwa orang yang berharap kepada Tuhan tidak akan pernah dikecewakan. Ayat 19 pasalnya yang ke-6 dari kitab Ibrani ini, merupakan bagian dari sebuah perikop "Berpegang teguh pada pengharapan." Keseluruhan dari perikop ini memberikan kepastian bagi kita bahwa ketika kita mempunyai pengharapan di dalam Tuhan, jiwa kita akan kuat dan aman. Oleh sebab itu, kita juga tidak boleh mengabaikan ayat-ayat sebelum dan sesudah 19 ini. Dalam ayat sebelumnya yaitu ayat 11, dikatakan, "Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya." Ayatayat tersebut mengandung makna perintah, penegasan, dan kepastian. Hal tersebut membuktikan bahwa pengharapan kita di dalam Tuhan itu merupakan suatu milik yang pasti. Sebagaimana gambaran di atas, pengharapan itu hanya bisa mencapai sasaran, jika : 1. Harus ada kedekatan antara Allah dan manusia. Dan hubungan yang erat inilah yang akan membawa kepastian dari sebuah pengharapan. 2. Pengharapan itu juga harus dilabuhkan pada sasaran yang tepat, dan Yesus-lah batu karang yang kuat, dan yang tak tergoyahkan oleh keadaan apapun. 3. Harus ada suatu rantai penghubung dalam sebuah pengharapan. Dengan iman dan doa, pengharapan tersebut akan ditopang. Karena doa itu sendiri adalah nafas hidup orang Kristen. Saat kita percaya dengan sepenuh hati, sesuatu pasti akan terjadi sesuai dengan iman kita. Jika ketiga hal tersebut, sudah kita jadikan pegangan dalam hidup kita, maka pengharapan tersebut akan mampu menopang segala sesuatu yang besar dalam hidup kita. Apakah itu cita-cita, pergumulan, maupun tanggung jawab kita. Karena pengharapan kita di dalam Tuhan itu bukan tanpa dasar. Dan dasar pengharapan kita di dalam Tuhan adalah: 1. Untuk memperoleh bagian dalam apa yang dijanjikan Tuhan di dalam hidup kita (lihat ayat 12). 2. Meraih janji-janji Allah yang bukan saja kita terima melalui perkataan belaka, tetapi yang diteguhkan dan diikat oleh sumpah (lihat ayat 17). 3. Memperoleh kayakinan bahwa Allah tidak mungkin berdusta (lihat ayat 18).

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan, sukacita kita di dalam mengiring Tuhan itu bukan berdasarkan apa yang telah lalu dalam hidup kita. Sukacita kita juga bukan berdasarkan apa yang telah kita alami, dan juga bukan apa yang sudah kita rasakan dalam kehidupan kita. Akan tetapi dasar sukacita kita dalam Tuhan adalah percaya akan apa yang sudah Tuhan janjikan dalam hidup kita. Janji-janji Tuhan di dalam hidup kita antara lain adalah: janji penyertaan-Nya dalam hidup kita, janji kemenangan atas setiap tantangan, janji untuk meraih yang terbaik dalam hidup kita, dan janji untuk menjadi anak-anak Allah yang berjalan dalam kuasa dan kemuliaan-Nya. Setiap orang percaya dijanjikan untuk meraih kemenangan dalam hidupnya. Dan ini mencakup setiap sektor kehidupan kita. Baik itu dalam kehidupan rumah tangga, pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain. Hal itu hanya dapat kita raih, ketika kita mempunyai pengharapan di dalam Tuhan. Karena pada dasarnya kemenangan itu adalah anugerah Tuhan, buah dari ketaatan, tanggung jawab yang harus kita perjuangkan, dan janji yang harus kita rebut. Apapun situasi dan keadaan yang kita alami saat ini, bukan merupakan sebuah penghalang untuk kita meraih janji-janji Tuhan dalam hidup kita. Saudara dan saya mungkin bukan siapa-siapa saat ini, tetapi jika kita menaruh pengharapan kita di dalam Tuhan. Kita akan dimampukan menjadi orang-orang yang luar biasa. Kita ditentukan bukan untuk menjadi orang-orang yang kalah, tetapi ditentukan untuk menjadi seorang pemenang, bahkan lebih dari seorang pemenang. Dan pengharapan itu akan membawa suatu perubahan yang besar dalam hidup saudara dan saya. Halleluya!

Anda mungkin juga menyukai