Anda di halaman 1dari 4

1Yohanes 3:18-24

Tema:  Menuruti PerintahNya dan Berkenan KepadaNya

Pada awalnya tantangan yang dihadapi oleh orang Kristen adalah berasal dari luar orang Kristen.
Namun ketika kekristenan telah berkembang, lambat laun tantangan datang dari dalam.
Sepertinya ini adalah hukum alam. Hingga saat ini hal tersebut terus menerus terjadi. Entah apa
yang dicari orang-orang yang melakukan pertentangan. Apakah mereka merasa bahwa dirinya
lebih benar atau memang dalam persekutuan tersebut telah terjadi penyimpangan. Kedua hal
tersebut bisa saja terjadi.

Firman dalam 1Yohanes ini mengisahkan tentang ajaran sesat yang disampaikan oleh orang
Kristen sendiri. Bisa jadi orang Kristen yang membawa kesesatan ini dipengaruhi oleh filsafat
ketika itu. Beberapa ahli mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang Gnostik yang
menyangkal inkarnasi Yesus Kristus yang sebenarnya (2:2; 4:2-3). Orang-orang sesat ini
mengajarkan bahwa mereka menganggap diri tidak berdosa (1:8) karena mereka sudah memiliki
Roh (4:1). Dalam firman ini jga mengatakan bahwa mereka ini adalah nabi palsu (4:1), anti
Kristus (2:18).

Tujuan dari 1 Yohanes ini adalah untuk mempertahankan Gereja dalam pengakuan iman yang
benar (2:22). Yaitu mengakui kemanusiaan penuh Yesus Kristus (4:2),  menekankan penebusan
dari salib (2:1-2; 4:10), tingkah laku seseorang harus sesuai dengan imannya (2:3).  Penulis 1
Yohanes tidak mendefinisikan perilaku Kristen secara rinci, tetapi membatasinya pertama-tama
mengasihi sesama (5:24). Hal yang berikut iman telah mengalahkan dunia (5:4)  dan mengaku
bahwa Yesus adalah anak Allah (5:5) dengan demikian maka seseorang akan tetap setia kepada
gereja (bnd 2:19).

Nas hotbah ini menekankan akan bagaimana hidup Anak-anak Allah? Atau apa tanda seseorang
tersebut dapat disebut sebagai Anak-anak Allah?

Saat ini kesalehan, atau keberagamaan seseorang sepertinya ditentukan oleh bentuk pakaian,
kata-kata, sering tidaknya beribadah. Coba kita cermati sosial media saat ini kata-kata yang
tertulis memuji memuliakan nama Tuhan, mengutip ayat alkitab, memperlihatkan kunjungan ke
tempat wisata rohani,  foto beribadah, dan membagi lagu-lagu rohani.  Tentu semua itu tidak ada
yang salah. Hal itu menjadi salah adalah ketika semua itu tidak memiliki korelasi dengan
perilaku kita.

Pada pasal 3 ay 1 ditekankan tentang perbuatan Tuhan yang memerdekakan kita yaitu melalui
kasihNya yang begitu besar yang telah mengaruniakan AnakNya untuk keselamatan kita. agar
orang percaya menaruh pengharapan kepada Tuhan (3:3) dan tetap di dalam Tuhan.  Agar tetap
di dalam Tuhan adalah tidak membiarkan diri disesatkan (3:7). Sebagai orang yang telah beroleh
hidup kekal dari Tuhan maka, orang percaya itu mengasihi saudara-saudaranya (3:14).  Pasal 3
ayat 15 mengatakan bahwa setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh
manusia . Kita terus diarahkan untuk menghayati apa yang telah Yesus Kristus perbuat yaitu
jalan salib untuk keselamatan umat manusia.

Ay 18 ajakan untuk mengasihi. Kata mengasihi di sini dipakai kata agape. Agape artinya  kasih
yang tak menuntut balas. Kasih Allah kepada umat manusia (Yoh 3:16).  Ungkapan ini akan
membawa kita membaca 1 Korintus 13 tentang kasih, khususnya ayat 1 yang bunyinya
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang
gemerincing.  Firman ini mengajarkan marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau
dengan lidah. Namun kita jg di ajak melakukaanya atau mempraktekkannya.  Yakobus 2:17 pun
mencermati  tentang hal ini, bahwa ada saja yang beriman hanya dalam kata-kata yang tidak
berkorelasi dengan perbuatan. Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai
perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.  

Ay 19- 22. Mengajarkan kita untuk menghayati diri yang berasal dari Kebenaran. Artinya jika
kita berasal dari kebenaran, sejatinya kita pun hidup benar sebagaimana yang Tuhan kehendaki.
Hal yang menarik lagi dikatakan bahwa dengan demikian kita boleh menenangkan hati kita di
hadapan Allah. Ungkapan menenangkan hati mengartikan bahwa di dalam Kristus tidak ada
kekuatiran.  Bisa jadi inilah yang terus menerus dilakukan oleh para pengajar sesat, yaitu
membuat orang percaya ragu akan kasih Tuhan, ragu akan keselamatan, ragu akan pengharapan
yang disampaikan oleh Tuhan. Dengan ungkapan tersebut mengajak umat untuk tenang, nyaman
berada di hadapan Allah.  Pada ay 20 pun umat diajak untuk menyikapi setiap tuduhan dari para
pengajar sesat untuk tidak goyah pada pengajaran yang benar. Dalam ay 20 disampaikan bahwa
umat manusia tidak sepenuhnya dapat memahami Tuhan sebab dia lebih besar dari hati kita dan
dikatakan mengetahui segala sesuatu. Manusia memiliki keterbatasan dalam memahami dan
mengenal Tuhan. Artinya adalah umat diajak tunduk dan taat kepada Tuhan yang telah terlebih
dahulu mengasihi kita, yang telah memberikan AnakNya yang tunggal untuk menyelamatkan
kita.

Jadi, Saudara-saudaraku yang terkasih, kalau hati kita tidak menyalahkan kita, kita dapat
menghadap Allah dengan keberanian. Firman ini mengajak kita untuk memiliki ketetapan hati,
jangan hati bertentangan dengan tubuh atau perkataan. Artinya bahwa Tubuh, jiwa dan Roh
haruslah seirama dan sekata dalam memuji dan memuliakan nama Tuhan. Haruslah ada keutuhan
dalam menghadap Tuhan. Artinya jangan ragu. Keraguan datang oleh karena kita kurang
percaya. Ketakutan ada pada kita ketika kita merasa bahwa kita memiliki kesalahan atau yang
kita hadapi itu adalah “garang”. Keberanian ada pada kita karena kita telah mengenal Tuhan
yang telah berbela rasa, yang telah datang ke dunia ini untuk menebus kita dari keberdosaan. Ini
juga mengajarkan kita untuk bergerak, bertindak, berbuat. Tidak hanya kata-kata mengatakan
percaya tetapi tidak memiliki keberanian untuk datang kehadapanNya.

Ay 22 menyatakan jaminan menerima berkat yaitu oleh karena ketaatan dan melakukan apa yang
menyenangkan hati Tuhan.  Menuruti perintah Tuhan adalah gaya hidup orang pecaya. Tuhan
tidak akan mencelakakan umat manusia yang dikasihiNya. Oleh sebab itulah aturan-aturan atau
perintah yang Tuhan sampaikan adalah untuk kesejahteraan dari umat yang dikasihiNya. Dengan
demikian maka sejatinya kita taat dan takut akan Tuhan. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan
dalam hidup ini.

Ay 23-24 Apa perintah tersebut. 1 Yohanes mengatakan supaya kita percaya akan nama Yesus
Kristus dan Supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada
kita. Yang Ia perintahkan kepada kita ialah: Kita harus percaya kepada Anak-Nya, yaitu Yesus
Kristus, dan kita harus saling mengasihi, seperti yang sudah diperintahkan Kristus kepada kita. 
Semua orang yang taat kepada perintah-perintah Allah, hidup bersatu dengan Allah, dan Allah
bersatu dengan mereka. Dan kita tahu bahwa Allah hidup bersatu dengan kita, karena Ia sudah
memberikan Roh-Nya kepada kita.

Dua hal yang ditekankan oleh nas ini adalah percaya kepada Yesus Kristus. Kedua harus saling
mengasihi. Tema ini terus menerus diulangi mulai dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru.
Konsistensi akan kedua hal ini diperlihatkan oleh Alkitab. Ajaran pertama mengatakan percaya
kepada Yesus Kristus. Penekanan ini mau mengajak umat dan tentunya kita untuk memahami
apa yang telah Tuhan Yesus Kristus perbuat demi keselamtan umat manusia. Yesus Kristus
dalam berbagai pengajaran selalu menyelaraskan iman percaya dengan perbuatan.  Tidak cukup
percaya. Percaya itu harus diselaraskan dalam kehidupan sehari-hari. Sejatinya kepercayaan itu
menggerakkan kita untuk melakukan apa yang telah kita terima dari yang kita percayai. Kita
telah menerima anugerah, maka anugerah itu “kita bagikan” bagi orang sekitar kita melalui
perbuatan baik. Tuhan telah terlebih dahulu berbuat baik bagi hidup kita.  Ay 24 pun
menekankan bahwa orang yang menuruti segala perintahNya ia diam di dalam Allah dan Allah
di dalam dia. Perkataan ini mengatakan bahwa sejatinya orang percaya itu tidak dapat dipisahkan
atau terpisah dari Allah. Dengan Allah ada di dalam kita maka kita pun harus menjaga
kekudusan hidup kita. Ungkapan ini juga mengajak kita dalam membuktikan akan keberadaan
hidup kita. Apakah kita sesungguhnya berada di dalam Allah, atau kah kita berada di luar Allah. 
Orang itu sungguh-sungguh orang percaya adalah didasarkan pada buah hidupnya yaitu
perilakunya. Kiranya perkataan dan perilaku kita sejalan dan seturut dengan kehendak Tuhan.
AMIN

Anda mungkin juga menyukai