Anda di halaman 1dari 10

5

Membangun Karakter Ilahi

Aku Bertumbuh
Dalam Kasih Tuhan
Sekolah Orientasi Melayani
Keluarga Allah
1
Rencana Pengajaran
Deskripsi Pelajaran

Pelajaran ini menjelaskan pentingnya membangun karakter ilahi dan bagaimana


caranya agar memiliki karakter ilahi.

Tujuan Pelajaran

1. Setiap murid mengerti pentingnya karakter ilahi.


2. Setiap murid membangun karakter ilahi dalam hidupnya.
3. Setiap murid melayani dengan karakter ilahi.

Metode Pengajaran

1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Melakukan aplikasi

Materi Pelajaran

1. Apakah karakter ilahi?


2. Bagaimana kita bisa memiliki karakter ilahi?
3. Wujud karakter ilahi
4. Fungsi karakter ilahi dalam kehidupan berjemaat

Pendalaman

Murid menjawab pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari.

2
K
arakter ilahi sangat diperlukan sebagai bukti hidup yang diubahkan dan terus
bertumbuh. Karakter adalah perekat yang akan menyatukan tubuh Kristus
sehingga kesatuan tetap terwujud saat gereja mengalami kegerakan yang cepat
dan pertumbuhan yang pesat. Karakter ilahi terbentuk lewat proses pembentukan yang
dikerjakan Allah dalam hidup kita melalui Firmandan Roh-Nya.

A. Apakah Karakter Ilahi?


Karakter sama artinya dengan sifat, tabiat, dan watak seseorang.
Setiap orang percaya, sejak ia menerima Yesus sebagai Tuhan, hidupnya mengalami
perubahan status: dari orang berdosa menjadi orang yang dibenarkan, dari anak-anak
kegelapan menjadi anak-anak terang. Akan tetapi pada kenyataannya perubahan
status tidak serta merta diikuti oleh perubahan dalam pengalaman. Perlu perjuangan
agar kita hidup sebagai orang-orang benar, hidup sebagai anak-anak terang.
Karenanya kita harus meninggalkan hidup yang lama dan mengalami pertumbuhan
secara rohani. Rasul Paulus menjelaskan bahwa setiap orang harus mengalami proses
pertumbuhan menjadi serupa sama seperti Kristus.
“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula
untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya,
supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara”.
(Roma 8:29)

Kata “serupa dengan gambaran” yang dimaksud di sini adalah sifat, tabiat atau karakter
yang sama dengan sifat, tabiat atau karakter Kristus. Jadi Tuhan ingin setiap
orang percaya memiliki karakter Kristus. Orang yang memiliki karakter ilahi adalah
orang yang memiliki sifat, tabiat atau karakter seperti Kristus. Itu adalah kehendak
Allah.

B. Bagaimana Kita Bisa Memiliki Karakter Ilahi?


Setiap orang membawa karakter dasar yaitu tabiat atau karakter yang dibawa sejak
dari lahir. Ada banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya karakter kita, antara
lain sifat yang diturunkan dari nenek moyang kita melalui gen, pendidikan pada waktu
kecil, pendidikan di sekolah, lingkungan, dll.
Meskipun kita membawa karakter dasar, tetapi Alkitab menyatakan bahwa karakter
dasar kita dapat diubah. Firman Tuhan mengatakan mengatakan:

3
SOM 3 – Aku Bertumbuh dalam Kasih Tuhan

”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:


yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
(2 Korintus 5:17)

Karakter kita yang belum diperbaharui disebutkan sebagai “yang lama” dan karakter
yang sudah diperbaharui disebut “yang baru”. Dari ayat ini kita mendapatkan bahwa
karakter kita dapat diubah.
Bagaimana caranya ?

1. Tinggal dan Berada di dalam Kristus


Tinggal dan berada di dalam Kristus berarti telah percaya dan menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Firman Tuhan menyatakan bahwa di luar
Kristus, kita tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5).
Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga
dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi,
dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
(2 Petrus 1:4)

2. Penuh dengan Roh Kudus


Kepenuhan Roh Kudus bukan hanya perintah (Efesus 5:18), tetapi kepenuhan Roh
Kudus adalah kebutuhan setiap orang percaya, sebab ketika kita dipenuhi oleh
Roh Kudus, Roh Kudus akan menguasai sifat dan karakter kita.
Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik
dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.
Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.
(Lukas 6:45)

Baik buruknya seseorang tergantung dari apa yang tersimpan dalam hatinya.
Orang yang baik akan mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaan
hatinya. Karakter seseorang sangat dipengaruhi perbendaharaan hatinya. Orang
yang dipenuhi dengan Roh Kudus, di dalam hatinya tidak ada tempat untuk hal-hal
yang buruk, karena Roh Kudus telah yang memenuhi seluruh ruangan hatinya,
sehingga yang terpancar dalam hidupnya adalah hal-hal yang baik.
Jika seseorang dipenuhi dengan Roh Kudus, maka Roh Kudus akan menyebabkan
ia mengalami pertumbuhan rohani sampai ia menghasilkan buah roh. Tidak peduli
seperti apa karakter dasar seseorang, setiap orang yang dipenuhi Roh Kudus dan
hidup dalam pimpinan Roh Kudus akan mengeluarkan buah roh.

4
Membangun Karakter Ilahi

C. Wujud Karakter Ilahi


Setiap orang yang telah menerima Roh Kudus dan hidup dalam kepenuhan-Nya, di
dalam hatinya sedang bertumbuh suatu benih yang dari Allah, yaitu benih ilahi
(1 Yohanes 3:9). Benih ilahi itu akan terus bertumbuh dan menghasilkan buah yang
berwujud karakter kehidupan Kristus, sebagai manifestasi dari karya Roh Kudus dalam
kehidupannya, yaitu “buah roh” (Galatia 5:22-23).

1. Kasih (αγαπη, agape)


Esensi Kekristenan adalah kasih, sebab Tuhan kita adalah kasih (1 Yohanes 4:16).
Kasih harus menjadi rasa dan aroma kita. Kasih harus menjadi label dan jati diri
kita. Orang harus bisa mengenal kita bukan hanya dari kalung salib kita atau lagu
rohani yang kita putar, namun orang mengenal kita dari kasih Allah yang terpancar
lewat hidup kita.
Kalau kita dipenuhi dengan kasih, maka yang pertama kita pasti mengasihi Tuhan:
mengasihi pribadi Tuhan, mengasihi gereja Tuhan, mengasihi rumah Tuhan. Kita
pasti punya waktu untuk membangun hubungan pribadi dengan Tuhan, melayani
Tuhan, berdoa, membaca dan merenungkan Firman, menyembah Tuhan.
Kalau kita dipenuhi dengan kasih, maka yang berikutnya kita juga pasti mengasihi
sesama: mengasihi keluarga kita, teman-teman kita, orang-orang yang
membutuhkan, bahkan mengasihi jiwa-jiwa yang terhilang dan perlu diselamatkan.
Mulut kita tidak akan diam terkatup, tapi kita akan bangkit menjadi saksi Kristus.
Kasih kita tidak akan kosong, tapi ada tindakan yang nyata untuk mengasihi
keluarga kita, membagikan kasih Kristus kepada orang-orang yang membutuhkan,
diberkati dan menjadi berkat, sehingga nama Tuhan dipermuliakan.

2. Sukacita (χαρα, khara)


Khara adalah sukacita yang berasal dari dalam, bukan dari luar. Khara adalah
sukacita yang sumbernya adalah persekutuan intim kita dengan Roh Kudus dalam
hati kita. Dalam hadirat Tuhan itulah Roh Kudus akan mengimpartasikan sukacita-
Nya ke dalam hati kita. Aliran-aliran air sukacita-Nya akan mengalir masuk dalam
hati kita. Inilah sukacita Tuhan yang diimpartasikan masuk di dalam hati kita. Itu
sebabnya sekalipun situasi kondisi masih negatif, sekalipun secara jasmani masalah
belum selesai, akan tetapi kita bisa bersukacita, sebab sukacita Tuhan yang
memenuhi bahkan mendominasi hati kita. Ini adalah sukacita yang tidak
dipengaruhi oleh apa yang terjadi di luar. Ini adalah sukacita superior yang hanya
bisa kita dapatkan dari Roh Kudus.

5
SOM 3 – Aku Bertumbuh dalam Kasih Tuhan

3. Damai Sejahtera (ειρηνη, eirene)


Damai sejahtera adalah berkat Tuhan yang lebih indah daripada emas, perak dan
permata.
Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
(1 Korintus 7:15b)

Inilah kehendak Tuhan yaitu hidup kita penuh damai sejahtera. Tuhan rindu
keluarga dan rumah tangga Saudara penuh damai sejahtera. Tuhan rindu suasana
tempat kerja kita penuh damai sejahtera. Tuhan mau bangsa kita penuh damai
sejahtera.
Damai sejahtera adalah hasil kita dekat dengan Tuhan, hasil persekutuan intim
dengan Roh Kudus, hasil kepenuhan Roh Kudus. Itu sebabnya damai sejahtera
disebut sebagai buah roh.
Bagaimana supaya kita bisa memiliki damai sejahtera:
a. Jangan khawatir tentang apa pun juga.
Lawan dari damai sejahtera adalah ketakutan dan kekhawatiran. Kalau kita
ingin damai sejahtera ada dalam hidup kita, maka kita harus bisa mengalahkan
ketakutan dan kekuatiran yang ada dalam hati kita.
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu,
akan apa yang hendak kamu makan atau minum,
dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan
dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
(Matius 6:25)

Rahasia menghancurkan kekhawatiran dan hidup dalam damai sejahtera:


Melihat bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan
kebaikan.
b. Berdoa dan mengucap syukur
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal,
akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
(Filipi 4:6-7)

Tuhan mau kita berdoa. Tuhan mau kita mengucap syukur. Tuhan mau kita
masuk hadirat Tuhan. Saat itulah damai sejahtera Allah yang melampaui
segala akal akan mengalir masuk dan memelihara hati dan pikiran kita dalam
Kristus Yesus.

6
Membangun Karakter Ilahi

4. Kesabaran (μακροθυμια, makrothumia)


Kata kesabaran (longsuffering) dalam bahasa Yunani, secara harafiah berarti
“menderita dalam waktu yang sangat lama”. Inilah jenis kesabaran yang Tuhan
kehendaki dalam hidup kita. Bukan hanya sabar yang biasa, bukan sabar yang
pendek, tapi panjang sabar.
Tuhan kita adalah Tuhan yang panjang sabar. Jika Tuhan tidak panjang sabar,
tentunya manusia sudah pasti binasa sejak dahulu kala. Sikap sabar itu sangat
diperlukan ketika ada yang melakukan kesalahan, dan ketika ada anggota atau
jemaat yang menunjukkan sikap yang tidak baik kepada kita. Menunjukkan emosi
kemarahan kepada jemaat atau anggota kelompok sel hanya menandakan kalau
kita belum bisa mengendalikan diri.
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain,
dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain,
sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
(Kolose 3:13)

5. Kemurahan (χρηστοτης, chrestotes)


Kita memiliki Bapa yang murah hati, maka kita juga seharusnya murah hati. Kalau
kita adalah anak Bapa, maka pasti kita serupa dengan Bapa.
Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.
(Lukas 6:36)

Kalau kita hidup dalam roh, mengalami kepenuhan Roh Kudus, pasti ada buah roh
murah hati yang muncul. Sebaliknya orang yang hidup dalam daging tidak bisa
murah hati, sebaliknya pelit, bahkan mencuri, mengambil, merampas, menipu,
dan mengakali.
Orang Kristen yang masih dikuasai oleh kedagingan, akan mengalami kesulitan
yang sangat besar untuk menerima Firman Tuhan ini. Akan tetapi semakin kita
didewasakan dalam karakter dan kehidupan rohani kita, dan semakin kita
memahami betapa dalamnya dan luasnya kemurahan hati Allah, maka hati kita
akan semakin dirombak dan disempurnakan Roh Kudus menjadi murah hati.

6. Kebaikan (αγαθωσυνη, agathosune)


Seorang yang baik melakukan apa yang baik, tanpa mempedulikan reaksi orang
lain. Tuhan menghendaki kita berbuat baik, bermanfaat, dan menjadi berkat.
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik,
karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
(Galatia 6:9)

7
SOM 3 – Aku Bertumbuh dalam Kasih Tuhan

Banyak orang memegang prinsip seperti ini: “Yang penting saya tidak berbuat
jahat kepada orang lain, itu sudah cukup!” Ini tidak benar. Kebaikan adalah
tindakan aktif. Kita adalah terang dunia. Jangan sampai potensi untuk menerangi
(potensi untuk berbuat baik kepada orang lain) terpendam dan tidak terpakai
dalam hidup kita. Itu sebabnya jangan biarkan terang kebaikan Saudara tetap
tersembunyi. Terang itu harus bercahaya, sehingga nama Tuhan dipermuliakan.

7. Kesetiaan (πιστις, pistis)


Kesetiaan adalah komitmen untuk terus bersama yang berasal dari hati yang
mengasihi. Kebersamaan tidak identik dengan kesetiaan. Tidak semua orang
Kristen yang bersama-sama datang beribadah adalah anak Tuhan yang setia. Ada
orang-orang Kristen yang sangat mudah berbalik dari Tuhan hanya karena
masalah sepele.
Kesetiaan juga berarti dapat dipercaya dalam menyelesaikan tugas yang Allah
berikan kepada kita. Tuhan akan mempercayakan hal-hal yang besar ketika kita
setia dengan perkara-perkara kecil.
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil,ia setia juga dalam perkara-perkara besar.
Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil,
ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."
(Lukas 16:10)

Kesetiaan hal yang langka pada zaman sekarang. Semakin hari konsep kesetiaan
semakin pudar. Tidak sedikit orang yang dengan mudah berganti-ganti pacar,
berselingkuh, bahkan bercerai. Ketika kita menjadi pribadi yang setia, maka kita
menjadi pribadi yang “langka”, yang dicari orang dan diperkenan Tuhan.

8. Kelemahlembutan (πραοτης, praotes)


Lemah lembut tidak sama dengan lemah gemulai, juga tidak sama dengan lemah.
Kata kelembutan melukiskan konsep tentang sikap dan perkataan yang membawa
kesejukan, keteduhan, dan kedamaian dalam hati orang lain. Roh Kudus adalah
pribadi yang lembut, maka seharusnya kelemahlembutan akan muncul kalau kita
mengalami kepenuhan Roh Kudus.
Kelemahlembutan juga berarti kerelaan untuk menyadari kesalahan dan untuk
diubah sesuai kehendak Tuhan.
Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu
dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yakobus 1:21)

8
Membangun Karakter Ilahi

9. Penguasaan Diri (εγκρατεια, engkrateia)


Penguasaan diri adalah salah satu bukti kedewasaan rohani seseorang.
Penguasaan diri adalah karya Roh Kudus dalam hidup kita, tetapi kita juga perlu
berlatih untuk bisa menguasai diri.
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya,
supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
(1 Korintus 9:26-27)

Menguasai diri berarti sanggup mengendalikan diri. Kegagalan mengontrol


pikiran, perasaan, dan kehendak, sehingga meluap-luap dan tak terkendali adalah
kegagalan menguasai diri. Orang yang gagal menguasai diri akan kehilangan
banyak hal, sedangkan orang yang menguasai diri adalah seorang pemenang.
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan,
orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.
(Amsal 16:32)

Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.
(Amsal 25:28)

D. Fungsi Karakter dalam Kehidupan Berjemaat

1. Karakter Ilahi Adalah Dasar dari Pelayanan Kita kepada Tuhan


Karakter ilahi merupakan buah yang kita hasilkan dari pertumbuhan rohani kita.
Karakter akan menyatakan kualitas dari kehidupan rohani kita sebab
pertumbuhan rohani kita akan terlihat melalui karakter. Ketika kita melayani, kita
sedang belajar untuk memberi buah kepada Tuhan melalui karakter yang baik.

2. Karakter Ilahi Diperlukan sebagai Bukti dari Hidup yang Sudah


Diubahkan oleh Firman dan oleh Roh Kudus
Tuhan ingin kita menjadi pelaku Firman. Dalam kehidupan berjemaat, kita tidak
hanya dituntut untuk mengerti Firman tetapi dituntut juga untuk menjadi pelaku
Firman Tuhan yang setia. Karakter ilahi adalah hasil ketika kita mau melakukan
Firman Tuhan dengan setia. Ini akan menjadi pengalaman pribadi yang
menguatkan kesaksian pelayanan kita.

3. Karakter Ilahi Menjadi Perekat yang Akan Menyatukan Tubuh Kristus


Karakter ilahi akan membuat kita saling mengerti bahwa masing-masing bagian di
dalam tubuh Kristus memiliki fungsi yang berbeda tetapi tetap dalam satu
kesatuan tubuh Kristus.

9
SOM 3 – Aku Bertumbuh dalam Kasih Tuhan

UNTUK DIRENUNGKAN
• Sudahkah Saudara memberi keleluasaan bagi Roh Kudus untuk mengerjakan
karakter ilahi dalam diri Saudara?
• Sudahkah rohani Saudara bertumbuh hingga menghasilkan buah yang menyukakan
hati Allah dan menjadi kesaksian bagi sesama?

10

Anda mungkin juga menyukai