Anda di halaman 1dari 1

1 Tesalonika 2:9-13

Paulus menunjukkan dirinya layak dengan melayani jemaat Tesalonika sungguh-sungguh. Ia benar-benar
menyampaikan firman Tuhan bukan untuk menyukakan mereka, melainkan Allah (ayat 4-6). Ia
menyampaikannya dengan ramah bagaikan seorang ibu yang membagi hidupnya untuk anak-anaknya
(ayat 7-8). Ia menjaga hidupnya sedemikian sehingga menjadi saksi Injil yang tiada bercacat (ayat 9-10).
Dengan sikap seorang bapa ia menasihati mereka untuk setia hidup sesuai dengan kehendak Allah (ayat
11-12). Sungguh hidup Paulus menunjukkan kelayakannya untuk menjadi saksi Kristus.

Tesalonika 2: 1-8

Surat rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang pertama ini bersifat pujian atas cara hidup jemaat di
kota kecil ini. Sanjungan bagi sikap yang berani dalam menyangkal diri sendiri, menjauhi berhala dan
memutuskan menerima Injil Yesus Kristus serta bersaksi tentang kebenaran Injil itu. Mengingat bahwa
jemaat Tesalonika memerlukan dorongan iman, penguatan dan juga dukungan moral untuk terus
mengupayakan hidup dalam kebenaran Kristus, maka Paulus menuliskan juga pengalamannya sendiri
dalam hal menjalani sikap hidup benar di dalam Kristus. Ayat 1-8, beberapa pengalaman yang dicatat
antara lain, penganiayaan di Filipi (dianiaya, dipenjarakan sebagai Pemberita Injil Kristus). Tetapi Paulus
mengimani bahwa "Allah tidak akan tinggal diam" melihat orang benar. Allah menjadi penolongnya.
Paulus yakin benar bahwa dirinya akan ditolong oleh Tuhan Allah, karena apa yang dikatakannya,
perbuatannya yang ramah dan hatinya murni untuk menceritakan kebenaran Injil Yesus Kristus. Jadi tidak
ada kebohongan, apalagi tipu daya untuk menarik hati orang lain, mengenai ini Allah adalah saksinya.
Dengan sikap "kasih" yang iklas inilah Paulus menjalani hidupnya, bahkan dia memberikan hidupnya
demi Injil.

Anda mungkin juga menyukai