Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN BUKU: “MEMBESARKAN ANAK DALAM TUHAN” dari Stephen

Tong

Orangtua sebagai wakil Allah


Tuhan memberikan tugas kepada kita sebagai ibu dan bapa adalah untuk
menjadi wakil Allah di hadapan manusia.

Anak adalah harta orang tua secara pribadi, yang juga harus dipertanggung-
jawabkan kepada Allah, dan ini merupakan kewajiban yang bersifat kekal.

Itu sebabnya mendidik anak2 merupakan hal yang serius. Jika kita salah
mendidik anak dan lalai membawa mereka kepada Yesus Kristus Juru Selamat,
maka sebagai orang tua kita akan diadili dan anak kita yang tidak memiliki
Kristus dalam hatinya sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi mereka, akan
mendapat hukuman selama-lamanya.

Pendidikan yang baik bukan hanya dikerjakan melalui perkataan, tetapi juga
harus menerjunkan seluruh pengajaran hidup yang menggerakan hati mereka
masing-masing. Jika hati nurani mereka kagum, hormat, dan betul-betul melihat
orang tuanya sebagai contoh, maka pendidikan anda sukses.

Posisi Anak dalam keluarga


Alkitab berkata kepada kita bahwa manusia mempunyai tugas yang penting
didalam dunia, yaitu membina keluarga. Didalam sepuluh perintah Allah enam
perintah terakhir itu yang pertama adalah hubungan antar-anggota keluarga,
yaitu hubungan anak dan orang tua: ”Hormatilah orang tuamu.” Hubungan orang
tua dengan anak merupakan hubungan paling penting yang menjadi dasar segala
etika, menjadi dasar segala prinsip kehidupan manusia dalam dunia.

Putra Putri adalah pusaka dari Tuhan bagi kita. Jangan hadapi dia hanya sebagai
seorang anak, tetapi juga sebagai seorang manusia. Kalau dia terus menerus
diperlakukan sebagai seorang anak, anda tidak akan mungkin pernah
mendewasakannya untuk bertanggung jawab dihadapan Tuhan dan manusia.
Seorang manusia perlu mempunyai hubungan dengan alam, tetapi yang lebih
penting daripada itu memiliki hubungan dengan Penciptanya.

Alkitab mengajarkan bahwa relasi antara Allah dan manusia merupakan relasi
vertikal universal yang tidak mungkin disetarakan dengan segala kebudayaan.
Dengan demikian, waktu kita memikirkan keluarga mari kita memikirkannya
secara Alkitabiah.

Hadapilah anak sebagai anak, sehingga hubungan intim itu terpelihara dengan
baik; tetapi didiklah mereka sebagai manusia karena mereka adalah manusia.
Anak dididik supayamereka menjadi manusia yang mandiri, bertanggung
jawabdan mengenal kefua aspek relasi kehidupan.
Jangan mendidik anak kerena mengharapkan mereka menunjang saat kita tua
renta, tetapi didiklah anak dengan baik berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab.
Didikan yang benarmenyebabkan mereka memiliki kesadaran berbakti kepada
orang tua, bukan mengikuti keegoisan orang tua.

Beban yang manis


Tuhan memberikan anak kepada anda , itu mengandung suatu kepercayaan yang
penuh kepada anda.kita harus bersyukur karena dipercaya.
Allah memberikan anak kerena:
1. Yakin anda bisa mendidiknya. Sehingga kalau kita sudah dipercayai
biarlah kita mengambil risiko memegang kewajiban dan
melaksanakannya sambil mengucap syukur.
2. Orangtua harus menanggung beban di hadapan Tuhan. Ini suatu beban
yang perlu kita beri perhatian seumur hidup.
3. Kembangkan potensinya.

Prinsip mendidik anak.


Mendidik anak bukanlah memikirkan tentang bagaimana melakukan kehendak
itu sendiri, tetapi memikirkan apa yang terbaik untuk mereka.
Pendidikan orangtua mulai berfungsi jika segala perkataan anda didasarkan dari
hati yang memikirkan segala yang terbaik untuk anak.

Mendidik anak adalah menerjunkan diri, mengorbankan diri, sampai suar hati
kita bisa menembusi awan gelap, masuk kedalam hati anak sampai mereka
menyadari arti pendidikan. Berpikirlah untuk kepentingan mereka , bukan hanya
mau membereskan kesulitan sendiri. Pendidikan berarti: Berhenti memikirkan
kesulitan-kesulitan sendiri dan mulai memikirkan apa yang bisa diterima dan
dirasakan oleh anak kita.

Menetapkan sasaran pendidikan


Tetapkanlah tujuan-tujuan yang mulia untuk anak-anak, galilah potensi mereka
semaksimal mungkin. Pertama , memahami potensi dan kaarunia Tuhan bagi
mereka. Kedua, sampai sejauh mana potensi dan karunia itu punya kemungkinan
untuk digali.

Dalam hal ini kita harus senantiasa bertanggung jawab dalam mengoreksi dan
memonitor. Galilah kemungkinan yang terdapat pada anak anda sehingga dia
boleh mengembangkan potensi yang Tuhan sudah tanamkan dalam dirinya,
hingga dia berguna menurut kehendak Tuhan, bukan kehendak anda sendiri.

Kesehatian orangtua
Dalam mendidik seorang anak, Suami dan istri harus sepaham dan sehati.
Ketidaksepakatan merupakan kelemahan dalam mendidik anak. Sama seperti
Allah Tritunggal ada suatu kerjasama diantara ketiga Pribadi, menjadi contoh
dari segala komunitas. Kerjasama dalam diri Allah Tritunggal menjadi basis atau
dasar semua komunitas di dunia.
Satu dasar dalam hubungan komunikasi yang rukun. Allah Tritunggal menjadi
dasar bagi para wakil Tuhan; baik ibu ataupun bapak untuk belajar bagaimana
rukun dan sehati.

Anda mungkin juga menyukai