Anda di halaman 1dari 3

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MITRA INJIL INDONESIA

MATA KULIAH : Filsafat Apologetika


DOSEN PENGAMPUH : Pdm. Opir Manurung, M.Th., Th.M
MAHASISWA :
TUGAS : Ujian Akhir Semester

Soal:

1. Apa yang dimaksud dengan Apologetika dan mengapa Apologetika dapat diterapkan kepada
iman Kristen? (cantumkan dan jelaskan ayatnya!)
2. Sebutkan dan jelaskan poros percakapan Apologetika!
3. Ada 3 hal yang menjadi aspek-aspek Apologetika. Sebutkan dan jelaskan!
4. Jelaskan hubungan Teologi dengan Filsafat!
5. Sebutkan dan jelaskan Filsafat-filsafat dunia yang menjadi tantangan terhadap kekristenan!
6. Jelaskan menurut pendapat saudara ketegangan dan hubungan iman dan rasio, dan jelaskan
posisi saudara (mengenai hubungan dan peranan iman dan rasio).
7. Coba jelaskan apakah kekristenan dapat dipertanggungjawabkan secara iman dan rasio!

Jawab:

1. Kata Apologetika berasal dari kata “Apologemai” yang berarti membela atau
mempertahankan diri dari serangan. Awal kemunculannya ialah ketika banyak kaum skeptis
yang meragukan keberadaan Tuhan, dan munculnya nabi-nabi palsu yang menyerang iman
Kristen pada saat itu. Misi dari apologetika adalah memerangi gerakan-gerakan itu dan
menyatakan Allah sebagai Tuhan yang benar. Itu lah sebabnya mengapa Apologetika dapat
diterapkan kepada iman Kristen. Dan Apologetika didesain untuk menghadapi paham-paham
yang ada diluar kekristenan/iman Kristen, dan berusaha meyakinkan orang itu kepada iman
Kristen.
1 Petrus 3:15: “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap
sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang
yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu,
tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,…”
Kata pertanggungan jawab menggunakan kata “Apologemai”. Itu artinya kita harus
memberikan pembelaan terhadap apa yang kita yakini. Apa yang kita Imani harus berani kita
sampaikan.
2. Apologetika berporos pada pembelaan terhadap yang kita yakini dan berusaha untuk
meyakinkan dan menyatakan serta mempertahankan kebenaran-kebenaran yang coba di
rusak oleh paham-paham di luar kekristenan yang menolak iman Kristen.
3. - Membela: meluruskan atau menjelaskan dengan logis kebenaran kepada oknum yang
salah memahami Iman Kristen (melumpuhkan kepicikan)
- Menjelaskan: dengan santun, lemah lembut, dan hormat (1 Ptr. 3:15).
- Menyerang: menyerang paham-paham sang keliru dari kebenaran Firman Tuhan
4. Menurut pendapat tokoh-tokoh Apologetika, begitu banyak pemahaman hubungan antara
Teologi dan Filsafat.
- Tidak memiliki hubugan apa-apa, karena Teologi dan Filsafat adalah dua hal yang
berbeda (Marthin Luther)
- Teologi dapat dijelaskan/uraikan oleh filsafat (Agustinus), membantu untuk memahami
Kristen
- Teologi diteguhkan (kadang) oleh Filsafat (Thomas), Filsafat sebagai mediator yang
menyampaikan penyampaian kebenaran.
5. Rasionalisme, ini adalalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah
ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui
iman, dogma, atau ajaran agama.
Empiris, paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan ada bukti
empiris.
Aristoteles, ia menempatkan filsafat dalam suatu skema yang utuh untuk mempelajari
realitas. Studi tentang logika atau pengetahuan tentang penalaran, berperan sebagai organon
(alat) untuk sampai kepada pengetahuan yang lebih mendalam, untuk selanjutnya diolah
dalam theoria yang membawa kepada praxis.
6. Jika berbicara tentang iman dan rasio, memang ada seperti sebuah pertentangan diantara
keduanya. Mana yang lebih dahulu, iman/percaya dahulu baru mengenal atau mengenal/rasio
dahulu baru beriman? Sering juga muncul tanggapan yang mengatakan bahwa dalam
beragama tidak perlu menggunakan rasio, yang lain lagi menganggap rasio lebih tinggi dari
segala sesuatu. Manusia adalah makhluk rasional, iman dan rasio harus berjalan beriringan,
karena iman harus dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Tetapi dari kesemuanya itu,
iman mutlak harus menempati tempat yang utama.“iman, yang menyebabkan kita dapat
berdiri dihadapan Tuhan. Orang yang berdiri dihadapan Tuhan juga harus berdiri
dihadapan manusia… dengan iman kita berdiri dihadapan Tuhan, dan dengan pengetahuan
kita mengerti kita berdiri dihadapan Tuhan.” (Pdt. Dr. Stephen Tong).
7. Dalam Ibrani 11:3 dikatakan bahwa dengan iman kita mengerti. Kita dapat mengerti karena
kita beriman. Namun iman kekristenan itu harus dapat kita pertanggungjawabkan dengan
rasio, karena kita adalah makhluk rasional. Rasio memang naturenya adalah terbatas
(Limited), namun keduanya harus berjalan bersama. Intinya adalah “Iman adalah
pengembalian rasio kepada kebenaran.”

Anda mungkin juga menyukai