Anda di halaman 1dari 7

MTPJ 9 15 Juli 2017

TEMA BULANAN :Gereja yang Mecerdaskan


TEMA MINGGUAN :Pengucapan Syukur yang Berkenan pada Tuhan
Bacaan Alkitab : Ulangan 10:12-22
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Sering terjadi ketika waktu pengucapan syukur jemaat akan dirayakan, para
penulis berita mulai memperkirakan berapa jumlah uang yang akan dihabiskan
dalam perayaan pengucapan syukur tersebut. Hal ini dapat dipahami, sebab
jemaat yang berpengucapan syukur (walau tidak semua) sadar atau tidak
sudah terjebak pada nuansa pesta pora yang didorong oleh sikap hidup
hedonisme, suatu sikap hidup yang mengutamakan kesenangan dan
kenikmatan sebagai tujuan utama dalam hidup. Kalau begitu adanya berarti
pengucapan syukur jemaat tidak tepat sasaran. Harusnya jemaat sebagai
Gereja yang Kudus, menyatakan syukur kepada Tuhan Sang sumber berkat
yang sudah memberkati hasil panen masyarakat dalam bentuk apapun dan
bukan untuk memuaskan keinginan manusia atau hanya memenuhi kebiasaan
ritual bahwa setiap tahun harus merayakan Pengucapan Syukur. Kalau Tuhan
Allah yang menjadi pusat pujian atas hasil yang didapat maka bukan persoalan
berapa uang yang harus dihabiskan tetapi bagaimana kita mengucap syukur
yang benar agar tidak malu dikatakan orang sebagai jemaat yang tidak tau dan
mau bersyukur atas berkat Tuhan.

Ada yang melihat perayaan pengucapan syukur itu dari sisi kesenangan dan
kenikmatan semata, maka tidak jarang ada jemaat yang lebih mengutamakan:
makan-minum, para tamu, yang akhirnya tidak sempat datang beribadah
bersama; begitu pula dengan pemberian tanda ucapan syukur pada Tuhan,
kebanyakan berbanding terbalik dengan persiapan konsumsi di rumah. Biaya
konsumsi begitu besar jumlahnya sementara persembahan kepada Tuhan
sebaliknya.
Memperhatikan perayaan pengucapan syukur tersebut, sudah selayaknya
diperlukan pemahaman tentang esensi dari pengucapan syukur, karena itu
perenungan minggu ini berada dalam tema: Pengucapan Syukur yang
Berkenan Pada Tuhan

PEMBAHASAN TEMATISPEMBAHASAN TEMATIS


Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Perikop ini Ulangan 10:12-22, berisi perkataan Musa kepada umat Israel
tentang apa yang akan mereka lakukan sebagai umat Allah di tanah perjanjian.
Yaitu bahwa bangsa Israel harus beribadah hanya kepada Allah saja dengan
cara takut akan Tuhan, hidup menurut jalan yang ditentukan-Nya, mengasihi
Dia, beribadah kepada Tuhan dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa,
berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan (ayat 12). Berulang kali Musa
mengatakan pentingnya sesuatu yang baik, yang berasal dari hati dalam
menjalin keakraban dengan Tuhan (lihat. Ulangan 4:29, 6:5).Tentu maksudnya
adalah hati yang mengasihi Allah. Karena Alkitab menyatakan bahwa dari
hatilah terpancar kehidupan (lih. Amsal 4:23; band. Lukas 6:45). Oleh sebab
itu kita harus menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan. Hati dapat
dimengerti sebagai sesuatu yang berisi tentang apa yang dipikirkan (al. insaf
akan sesuatu di dalam hati mereka Ulangan 8:5, percaya dalam hati Roma
10:9), perasaan (al. hati yang takut: Yosua 5:1:, hati yang rendah: Matius
11:29) dan kehen-dak seseorang (al. hati yang dengan setia mencari Tuhan (1
Tawarikh 22:19), hati yang ingin melakukan sesuatu (Roma 10:1).

Bila umat menuruti perintah dan ketetapan Tuhan dengan hati yang
menghormati Allah maka keadaan mereka akan menjadi lebih baik (ayat 13).
Musa juga meminta kepada umat Allah untuk tetap mengasihi Dia dengan
beribadah sungguh-sungguh kepada-Nya, menjadikan diri mereka sebagai umat
Tuhan yang dengar-dengaran dan suka menuruti perintah Tuhan (tidak tegar
tengkuk) yang ditandai dengan sunat hati (menyadari anugerah Allah yang
mengasihi, memilih mereka, sehingga mereka berbalik dari keberdosaan dan
hidup dalam pertobatan).
Konsekwensi dari sunat hati menghasilkan kesadaran baru terhadap panggilan
sebagai umat yang dikasihi Allah untuk peduli kepada semua orang, terutama
mereka yang lemah, yaitu anak yatim, janda, orang asing (ayat 17-19).

Juga kepada umat diajak untuk sungguh-sungguh hidup takut akan Tuhan,
beribadah dan menjadikan Dia pusat penyembahan, pokok puji-pujiandan
ucapan syukur umat karena perbuatan-perbuatan-Nya yang besar sangat
terbukti diantaranya telah membuat umat Israel menjadi banyak dan
bertambah-tambah keturunan mereka. (ayat 20-22).

Makna dan Implikasi Firman

Umat Allah sebagai Gereja yang Kudus, terpanggil untuk selalu


mengasihi Tuhan dengan segenap hati, menuruti apa yang
diperintahkan Tuhan melalui hamba-hamba-Nya. Artinya kehidupan
orang percaya harus diwarnai dengan sikap yang mengasihi Allah.
Mengasihi Tuhan dengan segenap hatimerupakan sikap dasar yang
sangat dibutuhkan dalam meningkatkan spiritualitas beriman warga
gereja.Sikap tersebut akan membentuk kehidupan keluarga Kristen
yang semakin hari semakin baik dan berkenan kepada Tuhan Allah.
Pengalaman beriman umat bersama Tuhan Allah dalam berbagai segi
kehidupan perlu sekali untuk dikenang sebagai refleksi iman bagi
kehidupan manusia dewasa ini. Misalnya dalam hal mengucap syukur,
bersukacita atas segala berkat yang diberikan-Nya. Bahwa karena
Tuhanlah sehingga kita boleh bersukacita (band.Fil.4:5). Dia lah pusat
iman orang percaya.
Pengucapan syukur adalah kesempatan terbaik untuk mengingat kasih
setia Tuhan dalam kehidupan kita, memeliharajati diri sebagai umat
Tuhan yang diselamatkan karena kemurahan Tuhan: dengan demikian
pengucapan syukur haruslah dirayakan dengan ramah, santun, aman,
damai, nyaman dan tidak lupa diri (mabuk-mabukan, boros, pesta pora
dan lain-lain)
Tuhan Allah menghendaki umat-Nya taat beribadah kepada-Nya dan
menjadikan-Nya sebagai pokok puji-pujian dan hormat di atas segala-
galanya.Apa lagi dalam menghadapi kenyataan hidup yang dari waktu
ke waktu selalu menawarkan kesenangan duniawi yang mengiurkan.
Seiring dengan perkembangan zaman, sikap peduli terhadap mereka
yang lemah mulai menurun. Manusia semakin mementingkan dirinya
sendiri dari pada peduli terhadap sesama yang lemah seperti yang
dilakukan Yesus Kristus. Untuk itu Gereja perlu selalu mengingatkan
umatnya agar terus belajar Firman Allah yang menyelamatkan itu.
Tuhan Allah dalam Yesus Kristus selalu peduli terhadap manusia. Untuk
itu kebaikan hati antar sesama manusia harus ditumbuhkembangkan
(band. Filipi 4:5).
Pertumbuhan dan perkembangan umat Tuhan bukanlah karena usaha
manusia semata-mata tapi itu hanya karena kemurahan Tuhan yang
punya rencana indah bagi umat-Nya. Dengan mengimani karya Tuhan
ini umat diajak untuk hidup selalu menyenangkan dan memuliakan
Tuhan.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

1. Apa saja yang anda ketahui tentang mengucap syukur kepada Tuhan
menurut perikop ini?
2. Jelaskan praktek pengucapan syukur yang dilakukan oleh jemaat
selama ini yang anda ketahui.
3. Bagaimana seharusnya penerapan pengucapan syukur yang baik yang
harus dilakukan oleh jemaat.

POKOK POKOK DOA :

Agar umat Tuhan benar-benar mengasihi Allah dengan segenap hati


dalam hidupnya. Karena ada begitu banyak umat yang masih hidup
dalam kesenangan duniawi.
Selalu bersyukur untuk segala sesuatu yang diberikan Tuhan kepada
umat. Cara ini akan membentuk jemaat yang selalu mengandalkan
Tuhan dalam hidupnya.
Orang percaya menjadikan Tuhan Allah sebagai pokok pujian, syukur
dan hormat agar hidup kita kini dan akan datang di naungangi Tuhan.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK II

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Kemuliaan Bagi Allah: KJ.No.1 Haleluya! Pujilah

Doa Penyembahan: NNBT No. 3 Mari Kita Puji Allah

Pengakuan Dosa: NNBT No. 10 Ya Tuhan Yang Kudus

Janji Anugerah: NKB.No.34:1 Setia-Mu, Tuhanku, Tiada Bertara

Puji-Pujian: NNBT No. 10 Pujilah Tuhan, Sang Raja

Pembacaan Alkitab: Bimbinglah Daku Ya Yesus

Pengakuan Iman: KJ.No.38 Tlah Kutemukan Dasar Kuat

Persembahan: NNBT No.15 Hai Seluruh Umat Tuhan

Nyanyian Penutup: NKB. No. 208 Tabur Waktu Pagi


CARA TUHAN SELALU KREATIF

KEKALAHAN BISA TERJADI KEPADA KITA KAPAN SAJA, YANG TERPENTING ADALAH, MENGATURNYA
KEMBALI, DAN BERMAIN LAGI.

Khotbah minggu tanggal 5 Oktober 2014 terambil dari Mazmur 18:14. Melalui Mazmur,
kita akan mendengar suara khotbah minggu ini bertemakan Cara Tuhan Selalu Kreatif.
Pemazmur menulis demikian, "Maka TUHAN mengguntur di langit, Yang Mahatinggi
memperdengarkan suara-Nya". Melalui khotbah minggu pagi ini kita melihat bagaimana
pemazmur memperkenal TUHAN yang menggunakan cara yang kreatif. Khotbah
minggu pagi ini mengajak kita untuk memfokuskan diri kepada Tuhan dan firman-Nya.
Tujuan khotbah minggu pagi ini ialah supaya kita memfokuskan telinga kita untuk
mendengar suara Tuhan dalam firman-Nya yang tertulis.

Ada seorang penginjil yang kesaksiannya dimuat dalam sebuah buku renungan harian.
Dikisahkan bahwa penginjil itu bernama Mibsam Rehuil Manu. Beliau menceritakan
pengalamannya yang menarik. Suatu kali ia mengunjungi konferensi internasional di
Singapura. Di sana ia menginap di apartemen temannya. Suatu hari ia pulang lebih cepat
dari jadwal seharusnya. Alhasil, setibanya di apartemen, temannya belum pulang. Ia pun
terpaksa menunggu selama 4 jam. Ketika hampir bosan menunggu, Tuhan mengingatkan
sesuatu. Ternyata Tuhan sedang mengajarkannya sesuatu melalui peristiwa tersebut.
Bahwa kita tidak akan merasa nyaman apabila berada di tempat yang kita tidak seharusnya
berada. Ruang yang Tuhan sediakan buat kita adalah ruang maha kudus, tempat kita
merasakan keintiman dengan-Nya. Kita tidak seharusnya hanya berdiri di pelataran. Butuh
waktu selama 4 jam untuk Tuhan menarik perhatian Mibsam dan memberikan pengertian
yang baru. Waktu yang lama untuk menunggu, namun ia mendapatkan sebuah pelajaran
yang berharga.

Tuhan sering berbicara melalui peristiwa sehari-hari. Hanya saja apakah kita mau
menyendengkan telinga kita untuk mendengar Tuhan berbicara? Tuhan memakai ayam
jantan untuk menyadarkan Petrus, menugaskan keledai untuk menegur Bileam dan
memakai ikan besar untuk meluruskan Yunus. Tuhan dapat berbicara melalui apa saja.
Bahkan melalui peristiwa-peristiwa yang tidak nyaman, seperti yang dialami penginjil
Mibsam seperti dijelaskan di atas.

Tuhan adalah Mahatinggi dan penuh kuasa. Ia selalu punya cara yang kreatif dan memiliki
beragam cara untuk berkomunikasi dengan kita. Khotbah minggu pagi ini juga merupakan
salah satu cara Tuhan untuk berbicara kepada kita. Selama telinga rohani kita terbuka, di
situasi dan kondisi apa pun, kita dapat bertanya, "Apa yang sedang Tuhan ajarkan melalui
peristiwa ini?" Khotbah minggu pagi ini mengajak kita semua untuk selalu membukakan
telinga rohani kita untuk mendengar suara Tuhan. Selain itu, khotbah minggu pagi ini
mendorong atau memotivasi kita untuk meningkatkan kepekaan rohani kita mendengar
suara Tuhan dan menganalisa setiap kejadian dari perspektif Tuhan.
Apa yang sedang Anda hadapi saat ini? Peristiwa yang tidak nyaman? Saat-saat yang tidak
menyenangkan? Mengesalkan? Coba ambil waktu berdiam diri sejenak. Semua yang
terjadi tidak di luar kendali Tuhan. Ia pasti memiliki rencana sempurna untuk kita. Kita perlu
mengambil waktu untuk melihat dari kaca mata Tuhan, supaya kita tahu apa yang ingin Ia
sampaikan. Kalau Tuhan sampai menggunakan persitiwa khusus, berarti pesan yang Ia
sampaikan tentunya juga istimewa. Itulah inti dari khotbah minggu pagi ini. Tuhan
memberkati Anda. Amin

Anda mungkin juga menyukai