Anda di halaman 1dari 119

GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR

(GBM GPI dan Anggota PGI)


MAJELIS SINODE
Jln. S. K. Lerik Kota Baru Telp. (0380) 8438423, Fax. 831182,
E–mail: Infokom.gmit@yahoo.com , info@sinodegmit.org Website: www.sinodegmit.or.id

Nomor : 1012/GMIT/I/F/Sep/2021 Kupang, 24 September 2021


Lampiran : 1 Berkas (Panduan Perayaan Bulan Keluarga GMIT 2021)
Perihal : Pengantar
Kepada : Yang Terhormat,
1. Majelis Klasis Harian Se-GMIT
2. Majelis Jemaat Harian Se- GMIT
Masing – masing
di –
Tempat

Salam kasih dalam Yesus Kristus,


Semoga kami dapat menjumpai Bapak/Ibu dalam keadaan damai sejahtera.
Dalam pergumulan bersama pasca bencana Seroja dan Pandemi Covid-19 yang masih
melanda dunia, kita patut bersyukur atas kasih dan penyertaan Tuhan bagi keluarga dan
Gereja kita.
Perayaan Bulan Keluarga kali ini mengambil tema: “Mengalami Pemulihan Roh Kudus
dalam Kehidupan Keluarga”. Tema ini merefleksikan karya Roh Kudus untuk pemulihan
keluarga-keluarga yang terdampak bencana pandemi Covid-19 dan Siklon Seroja. Dalam
semangat itu kita juga akan merayakan HUT GMIT ke-74 dan Hari Reformasi yang ke-504
pada tanggal 31 Oktober 2021 nanti.
Melengkapi persiapan-persiapan perayaan bersama dalam Bulan Keluarga tahun ini, kami
menyampaikan bahan-bahan sebagai panduan pelayanan jemaat. Bahan-bahan tersebut tentu
saja masih perlu diolah, agar sesuai dengan konteks pelayanan masing-masing jemaat.
Selamat memasuki Bulan Keluarga, selamat merayakan HUT GMIT ke-74 dan Hari
Reformasi ke-504.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama kami syukuri dengan
doa dan ucapan limpah terima kasih.

Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor


Ketua, Sekretaris,

Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th

Susunan Majelis Sinode GMIT Periode 2020-2023 :


Ketua: Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon; Wakil Ketua : Pdt. Gayus D. Polin, S.Th; Sekretaris: Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th;
Wakil Sekretaris: Pdt. Elisa Maplani, M.Si; Bendahara : Pnt. Mariana Rusmono-Rohi Bire, S.Sos, MM,
Anggota-Anggota:
Pnt. Deddy Manafe, SH, M.Hum; Pnt. Lecky F. Koli, S.TP, M.Si; Pnt. Dr. Godlif Neonufa, MT; Pnt. Ir. Fary Djemi Francis, MM
PENGANTAR

Puji Tuhan atas anugerah kesempatan bagi kita untuk merayakan bulan
keluarga di tahun ini. Perayaan Bulan keluarga kali ini mengambil tema:
“Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga”. Tema ini
merefleksikan karya Roh Kudus untuk pemulihan keluarga-keluarga yang
terdampak bencana pandemi Covid-19 dan Siklon Seroja. Di tengah kesulitan
akibat bencana berlapis ini Tuhan tidak membiarkan kita. Roh Kudus memberi
nafas hidup dan kekuatan untuk berpulih.
Tahun 2021 menjadi tahun yang penuh pergumulan bagi keluarga-
keluarga. Pandemi Covid-19 gelombang kedua menyisakan cerita luka dan
kepedihan. Covid merenggut banyak nyawa dan keluarga-keluarga mengalami
kehilangan sanak saudara. Betapa pedihnya ketika orang-orang terkasih meninggal
karena Covid-19, dibawa pergi dan dikuburkan secara terburu-buru oleh petugas.
Orang-orang yang tertular virus mengalami kesendirian di ruang-ruang isolasi
selama berhari-hari. Kewaspadaan sedemikian rupa menyebabkan ketakutan
bertemu secara tatap muka, bahkan kehilangan pekerjaan. Hasil kebun dan hasil
melaut tak dapat dipasarkan. Keterpurukan akibat pandemi menjadi makin parah
oleh hantaman siklon seroja, pada bulan April 2021. Badai dahsyat disertai hujan
selama beberapa hari menyebabkan banjir dan longsoran serta gelombang laut yang
tinggi. Bencana ini menelan korban nyawa, meluluhlantak banyak rumah hunian,
mata pencarian dan berbagai fasilitas. Hingga sekarang, banyak keluarga masih
berjuang untuk pemulihan fisik, mental dan spiritual.
Perayaan bulan keluarga menjadi kesempatan kita menyegarkan
keharmonisan persekutuan keluarga. Arus perkembangan teknologi memberi
tantangan bagi keluarga Kristen. Perkembangan media komunikasi menyebabkan
2 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

perbedaan cara berkomunikasi antargenerasi. Hal itu menjadi tantangan bagi orang
tua dan anak dalam berelasi. Perkembangan ini memberi tantangan juga bagi suami
dan istri dalam hal merawat kesetiaan dan tanggungjawab di era kecanggihan
teknologi dengan budaya hedonisme yang menyertainya.
Selalu ada harapan pemulihan oleh Roh Kudus. Seperti nabi Yehezkiel
yang tanpa harapan berdiri di tengah tulang-belulang yang berserakkan di lembah
kematian. Ketika itu Allah menghembuskan RohN-ya untuk menghidupkan. Kita
merayakan karya Allah melalui Roh Kudus untuk memulihkan keluarga-keluarga
dari dampak bencana berlapis serta tantangan-tantangan perkembangan masa kini.
Dalam menghayati bulan keluarga juga, di akhir bulan tanggal 31 Oktober,
sebagai “Keluarga Allah” (Familia Dei), GMIT akan merayakan HUT yang ke 74
dan juga sebagai umat Kristen kita akan merayakan HUT Reformasi yang 504.
Dalam perenungan akan kehadiran Allah dalam sepanjang sejarah perjalanan
GMIT dan Reformasi Kristen, menghadapi kondisi hari ini, Gereja juga di bawah
Allah ke lembah “kematian” untuk berdiri menyaksikan kasih Allah. Gereja
menerima daya Ilahi dari Allah, lalu memanggil dari segala penjuru nafas itu untuk
memulihkan kehidupan pasca bencana.
Dalam rangka perayaan bulan keluarga, ada beberapa kegiatan yang bisa
dilakukan. Selain kebaktian minggu, kita melakukan ibadah pemulihan keluarga
yang terdampak bencana pandemi, pada tanggal 9 Oktober. Kita juga akan
merayakan hari Pasutri pada tanggal 16 Oktober dan kegiatan sehari bersama
keluarga pada hari Sabtu, tanggal 23 Oktober. Masing- masing keluarga bisa
menyepakati waktu khusus untuk menyelenggarakan acara renungan keluarga.
Demi penyelenggaraan acara-acara tersebut kami menyampaikan beberapa bahan
sebagai panduan. Tentu saja, bahan-bahan panduan yang ada perlu diolah lagi
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 3

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan jemaat masing-masing. Bahan-bahan tersebut


terdiri dari bahan:
1. Kotbah Minggu
2. Liturgi Kebaktian Minggu
3. Panduan Kegiatan Bersama di Bulan Keluarga
4. Bahan Renungan dan PA Keluarga
5. Beberapa Bahan untuk Kategorial (Anak, Pemuda, Perempuan, Kaum
Bapak, dan Lanjut Usia).

Selamat merayakan bulan Keluarga GMIT. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

MSH GMIT
4 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 5

DAFTAR ISI

PENGANTAR ...................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................... 5
Bahan kotbah Minggu 1, 3 Oktober 2021.............................................. 7
Bahan kotbah Minggu 2, 10 Oktober 2021............................................ 13
Bahan kotbah Minggu 3, 17 Oktober 2021............................................ 19
Bahan kotbah Minggu 4, 24 Oktober 2021............................................ 23
Bahan kotbah Minggu 5, 31 Oktober 2021............................................ 27

Liturgi Minggu 1, 3 Oktober 2021 ........................................................ 31


Liturgi Minggu 2, 10 Oktober 2021 ...................................................... 39
Liturgi Minggu 3, 17 Oktober 2021 ...................................................... 47
Liturgi Minggu 4, 24 Oktober 2021 ...................................................... 55
Liturgi Minggu 5, 31 Oktober 2021 ..................................................... 63

Panduan Kegiatan Bersama di Bulan Keluarga ..................................... 71


Liturgi Hari Pasutri, 16 Oktober 2021 ................................................... 77
Bahan Renungan dan PA Keluarga ....................................................... 83
Bahan Kategorial (PAR, Pemuda, Kaum Perempuan, Kaum Bapak dan
Lansia)............................................................................................................ 92
6 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

BAHAN KOTBAH MINGGU BULAN KELUARGA

Ada 5 bahan khotbah yang disiapkan untuk 5 hari Minggu di bulan Oktober:
1. Di minggu pertama kita belajar dari teguran Allah untuk umat Tuhan pada
masa hidup nabi Maleakhi yang menganggap ibadah tidak penting. Hal ini juga
dialami oleh keluarga-keluarga GMIT, dimana waktu ibadah bersama sudah
semakin terkikis. Allah menghendaki umat-Nya tetap beribadah.
2. Minggu kedua, belajar tentang keluarga Naomi dan Rut. Mereka menghadapi
bencana berlapis karena kelaparan, eksodus dan kematian orang-orang
terkasih. Hal ini menyisahkan kepahitan, namun mereka tetap berjalan ke masa
depan karena percaya pada karya Allah yang memulihkan mereka.
3. Minggu ketiga, belajar relasi suami istri yang menunjukan kesediaan untuk
bertanggungjawab, dan hal ini kita dasarkan pada penebusan Yesus kepada
setiap orang percaya termasuk kehidupan keluarga-keluarga Kristen. Minggu
ini, kita juga merayakan hari Pasutri GMIT.
4. Minggu keempat, belajar memahami keterpanggilan kita sebagai orang-orang
pilihan Allah untuk menghidupi kasih sebagai jalan pemulihan.
5. Minggu terakhir sekaligus merayakan HUT GMIT ke 74 dan HUT Reformasi
504 kita belajar dari jemaat di Filadelfia untuk tetap teguh menghadapi
berbagai tantangan karena Yesus pemegang kunci kerajaan Daud berkuasa atas
pergumulan gereja dan orang percaya.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 7

Bahan Kotbah Minggu, 3 Oktober 2021

Bacaan Alkitab : Maleakhi 3: 13-18


Tema : Keluarga yang Memelihara Ibadah

Pengantar

Kitab Maleakhi ditulis sesudah bangsa Israel kembali dari pembuangan di


Babel. Pada waktu itu Yehuda berada dalam kekuasaan Persia. Pajak sangat tinggi,
kekeringan dan kegagalan panen karena hama belalang telah menyebabkan
kelaparan (3:10-11). Hidup menjadi sulit, banyak orang di Yehuda termasuk para
pemimpin agama mulai mempertanyakan, apakah hidup akan berubah jika mereka
sungguh-sungguh beribadah pada Tuhan.

Penjelasan Teks
Melalui Nabi Maleakhi Allah berfirman kepada umat Israel untuk menata
kehidupan mereka sebagai umat Allah. Allah telah memilih umat Israel menjadi
anak-Nya. Allah berjanji memberkati umat-Nya jika mereka hidup dalam ketaatan,
mematuhi segala kehendakNya. Namun umat Israel selalu melupakan bahwa Allah
begitu mengasihi mereka, dan perintah Allah dirasa sebagai beban. Ketika umat
kehilangan rasa kasih dan hormat pada Allah maka ibadah tidak lagi penting bagi
mereka. Allah menghendaki umatNya mempersembahkan korban-korban binatang
yang tidak bercacat. Padahal, di masa hidup nabi Maleakhi, umat Israel dan para
imam telah terbiasa mempersembahkan korban-korban yang bercacat celah.
Mereka tidak memberikan persepuluhan dengan tulus hati kepada Allah. Mereka
menganggap sia-sia beribadah kepada Allah.
Ketidaksetiaan kepada Allah berdampak pada perilaku hidup setiap hari.
Mereka kehilangan rasa hormat kepada keluarga. Terjadi ketidak harmonisan
hubungan dalam keluarga karena saling mengkhianati seorang kepada yang lain.
8 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Suami-suami meninggalkan istri mereka masing-masing, mengkhianati pernikahan


lalu menikah dengan perempuan yang tidak mengenal Allah. Ketidaksetiaan umat
kepada Allah berdampak juga terhadap relasi orang tua dan anak. Anak-anak tidak
lagi menghormati orang tua. Orang tua juga tidak menghormati anak-anak. Banyak
keluarga yang hancur dan banyak anak-anak yang memberontak kepada orang
tuanya. Hati mereka berbalik, tidak saling menghargai.
Mengapa hal ini terjadi? Rupanya bangsa ini berhadapan dengan
pergumulan yang sangat besar dan mereka mempertanyakan keadilan Allah.
Mereka melihat banyak orang yang tidak taat kepada Allah tapi hidup mereka
semakin baik. Sementara orang-orang yang dengan tekun memelihara ibadah
kepada Allah justru menghadapi kesusahan. Ibadah kepada Allah, oleh sebagian
orang dianggap sia-sia atau tidak ada guna. Mereka berkata”adalah sia-sia
beribadah kepada Allah” (ay 14). Apa untungnya melakukan sikap yang benar dan
beribadah? Sementara orang fasik hidupnya mujur dan bahkan ketika mereka
mencobai Allah pun mereka terluput (ay 15).
Sebagian orang Israel mempertanyakan kasih setia dan keadilan Allah
kepada umat-Nya. Mereka itu percaya bahwa sekadar beribadah lahiriah saja
kepada Allah sudah cukup untuk memperoleh berkat-Nya. Sesungguhnya mereka
keliru karena mengira sia-sia beribadah kepada Allah. Mereka tidak menyadari
kekeliruan itu. Allah memandang perkataan mereka sebagai suatu pembicaraan
yang kurang ajar tentang Allah (ay 13).
Tidak semua orang berpikir sia-sia beribadah kepada Allah. Di kalangan
umat Israel, masih ada beberapa orang yang menghormati Allah, takut akan Dia
dan hidup setia di hadapan-Nya. Mereka memahami kasih Allah dari sudut
pandang yang benar. Pertama, mereka percaya bahwa Allah memperhatikan dan
mendengar (ay. 16) oleh karena itu mereka tidak akan dilupakan. Kedua, Allah
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 9

mencatat kesetiaan orang-orang yang takut akan Allah dan menghormati nama-
Nya. Allah berkata bahwa orang-orang yang benar akan menjadi milik kesayangan
Allah (ay. 17). Akan terjadi pada waktunya bahwa mereka akan melihat perbedaan
orang benar dan orang fasik (ay. 18).

Catatan Aplikasi
Beberapa hal bisa kita pelajari:
1. Mengapa sebagian orang terjebak dalam pemahaman yang keliru bahwa
beribadah kepada Allah adalah sesuatu yang sia-sia? Banyak penyebabnya.
Mungkin ada yang merasa mengapa Allah membiarkan mereka menghadapi
penderitaan hidup. Kemungkinan lain, karena kita memahami dan
menempatkan Allah pada posisi yang keliru, dengan menjadikan Allah sebagai
sekedar alat yang dapat memuaskan keinginan kita. Kita mengukur berkat
Allah kepada kita hanya dengan harta benda yang dapat memuaskan kita.
Berkat hanya dipandang sebatas materi. Kemungkinan lain lagi, kita berpikir
bahwa ibadah dilakukan supaya diberkati dan diselamatkan. Kita lupa tentang
ibadah sebagai bentuk syukur kepada-Nya bahwa karena telah diberkati dan
telah diselamatkan Allah maka kita beribadah. Menyadari akan kemungkinan-
kemungkinan itu maka kita harus hati-hati agar tidak mendangkalkan makna
ibadah, bila kemakmuran materi tidak tercapai maka kita tidak lagi beribadah
kepada Allah. Pandemi covid 19 ini memberi satu pelajaran penting bahwa
kehidupan dan kesehatan keluarga sebagai pemberian Allah, lebih penting
daripada materi apa pun.
2. Ibadah adalah ketetapan Allah sendiri bagi manusia. Dengan beribadah
manusia dapat menghidupi relasi dengan Allah yang membawa manfaat dalam
kehidupan. Karena itu janganlah seseorang menjauhkan diri dari ibadah.
10 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Ibadah bukan semata ide atau gagasan kita. Ibadah itu gagasan Tuhan untuk
kebaikan kita. Kalau kita ingat Tuhan, kita diberi kemampuan untuk mengatur
hidup kita dengan baik. Ibadah bermanfaat agar kita memiliki ketekunan.
Dengan ketekunan maka ujian-ujian dalam hidup membuat kita semakin kuat.
Ibadah mengandung janji baik untuk hidup sekarang, maupun yang akan
datang.
3. Apakah hidup orang yang sungguh-sungguh beribadah kepada Allah dan orang
fasik akan sama saja seperti anggapan sebagian umat Israel di atas?
Jawabannya tidak. Pada waktunya mereka akan sadar bahwa Allah akan
membuat pembedaan dan orang-orang yang setia, akan mendapat berkat-Nya
sendiri. Allah memperhatikan dan mendengarkan. Allah mengetahui apa pun
yang dipikirkan atau dikatakan tentang Dia, tentang segala aturan hukum yang
dinyatakan-Nya, juga tentang peribadahan. Allah menulis itu. Ia akan memberi
apresiasi kepada mereka yang tetap percaya dan bertekun. Tidak ada yang
luput dari pengetahuan Allah. Segala sesuatu yang dibuat manusia tampak oleh
Allah. Karena itu pelayanan kita kepada Allah tidak ada yang sia-sia. Ingatlah
apa yang tertulis dalam 1 Korintus 15: 58 “Karena itu, saudara-
saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan
giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu,
bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.

Tuhan memiliki memori penyimpanan yang tidak terbatas. Ketaatan dan


kebaikan kita tidak hanya dilihat oleh Tuhan, tetapi juga tertulis dalam kitab-Nya.
Sehingga kesungguhan kita untuk setia kepada firman-Nya tidak akan“sia-sia”.
Di bulan keluarga GMIT, kita diingatkan untuk memelihara ibadah kepada
Allah. Itu bukan hal yang sia-sia. Ibadah sangat bermanfaat untuk keberlangsungan
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 11

kehidupan kita, dalam menghadapi berbagai tantangan dan pergumulan. Karena itu,
mari lakukan ibadah dengan setia. Pertanyaanya, masih setiakah kita beribadah?
Bagaimana dengan ibadah keluarga, apakah di rumah kita juga ada ibadah
keluarga? Ingat, orang yang menghorrmati Tuhan tidak akan ada alasan untuk tidak
beribadah. (LB).
12 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 13

Bahan kotbah Minggu, 10 Oktober 2021

Bacaan Alkitab : Rut Pasal 1


Tema : Keluarga Yang Percaya Pada Pemulihan Allah

Pengantar
Mengikut Yesus keputusanku. Ada kisah dibalik penulisan lagu ini. Lagu
yang berjudul asli I have decided to follow Jesus. Kisah ini terjadi sekitar tahun
1800-an di Assam, daerah bagian timur India. Saat itu, para misionaris asal Inggris
pergi ke Assam untuk memberitakan Injil. Kehadiran mereka dibenci oleh
masyarakat setempat. Namun, ada satu keluarga yang akhirnya menerima Yesus
sebagai Tuhan. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami isteri dan dua orang anak
mereka. Sang suami bernama Nokseng. Melalui keluarga ini, Injil semakin
menyebar di Assam. Situasi tersebut tidak disukai oleh kepala suku. Ia marah dan
mengadili keluarga ini di tengah-tengah masyarakat. Keluarga ini harus berpaling
dari iman kepada Kristus. Jika tidak, ia akan membunuh mereka. Tetapi ancaman
itu tidak membuat mereka mundur. Nokseng justru berkata, “I have decided to
follow Jesus. No turning back (Mengikut Yesus keputusanku, ku tak ingkar).”
Kesal dengan perkataan itu, kedua anak Nokseng pun dibunuh dengan cara
ditombak sampai mati.
Kepala suku pun kembali meminta Nokseng dan istrinya meninggalkan
iman mereka. Jika tidak, sang isteri akan dibunuh. Nokseng dan isterinya tidak
menyerah. Nokseng berkata, “Though none go with me, still I will follow (Tetap
kuikut, walau sendiri).” Sang istri pun akhirnya dibunuh. Dalam keadaan sendiri,
Nokseng tetap tidak meninggalkan imannya. Ia berucap, “The cross before me, the
14 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

world behind me. No turning back (Salib di depan, dunia di belakang. Ku tak
ingkar).” Ia pun akhirnya dibunuh. Tetapi kematian Nokseng dan keluarganya
justru awal mula berkembangnya Injil di daerah itu. Iman yang dipertahankan
sampai akhir membuat kepala suku dan masyarakat gelisah dan penasaran. Mereka
pun akhirnya belajar tentang Injil dan menerima Tuhan secara pribadi.
Perkataan Nokseng pun diabadikan dalam lagu I have decided to follow Jesus.
Menjadi keluarga Kristen tidak mudah. Setiap kita berhadapan dengan
berbagai persoalan dan tawaran yang dapat membuat kita menyerah. Nokseng dan
keluarganya harus berhadapan dengan bahaya maut. Naomi dan keluarganya harus
berhadapan dengan bahaya kelaparan dan kematian orang-orang terkasih. Saat ini
tantangan apa yang sedang kita hadapi? Mari belajar menjadi keluarga yang
percaya pada pemulihan Allah. Keluarga yang tetap mempertahankan imannya
sampai akhir. Keluarga yang tidak menyerah dalam kondisi apapun.

Penjelasan Teks
Rut 1 memuat cerita tentang keluarga Elimelekh. Elimelekh disebutkan
memiliki seorang isteri yang bernama Naomi dan dua orang anak laki-laki bernama
Mahlon dan Kilyon. Keluarga ini pergi dari Betlehem-Yehuda dan menetap di
Moab karena bencana kelaparan yang dihadapi oleh umat Israel pada zaman
hakim-hakim. Gambaran mengenai keluarga Elimelekh ini, memberikan kita
beberapa pemahaman.
Pertama, bencana kelaparan itu pasti sangat serius dan terjadi bukan hanya
di Betlehem, tetapi di seluruh tanah Israel. Karena keluarga Elimelekh tidak
memilih untuk pergi ke bagian lain dari tanah Israel. Tetapi memilih untuk menjadi
pendatang di negeri asing, sekalipun hidup sebagai pendatang tidaklah mudah.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 15

Mereka tidak punya hak yang sama dengan penduduk setempat. Kelangsungan
hidup mereka pun bergantung pada keramahan penduduk setempat.
Kedua, bencana kelaparan itu tampaknya berlangsung beberapa tahun
sehingga persediaan makanan keluarga Elimelekh menipis dan memaksa mereka
pergi ke Moab. Setelah kira-kira sepuluh tahun, barulah Naomi mendengar bahwa
bencana kelaparan telah berakhir.
Ketiga, kitab Rut tidak menyebutkan alasan dari bencana kelaparan
tersebut. Kemungkinan kelaparan itu disebabkan oleh musim kemarau yang
berkepanjangan, sehingga mengurangi ketersediaan air bahkan mengeringkan
sumur. Jika dihubungkan dengan keadaan orang Israel pada masa hakim-hakim
memerintah, maka diketahui bahwa orang Israel melakukan apa yang jahat di mata
Tuhan (Hak. 17:6; 21:25; bnd. 18:1; 19:1). Dalam konteks ini, bencana kelaparan
dan ketaatan kepada Tuhan saling berkaitan. Situasi ini hampir sama dengan masa
sebelum Gideon memerintah (Hak. 6:.1-4).
Keempat, kekeringan tidak memengaruhi Moab yang daerahnya sangat
dekat dengan Israel, hanya dipisahkan oleh Laut Mati. Dalam bencana kelaparan,
Moab menjadi pilihan terbaik bagi keluarga Elimelekh untuk bertahan hidup.
Namun, pilihan terbaik tidak selalu mendatangkan hasil yang baik. Tidak lama
setelah mereka tinggal di Moab, Elimelekh meninggal. Bersama dengan kedua
anak laki-lakinya, Naomi melanjutkan hidup di tanah Moab. Kedua laki-laki itu
memperistri perempuan Moab. Mahlon mengambil Rut sebagai isterinya dan
Kilyon mengambil Orpa sebagai istrinya (bnd. Rut 4:10). Setelah kira-kira sepuluh
tahun kemudian, Mahlon dan Kilyon pun meninggal. Kematian Mahlon dan Kilyon
membuat Naomi, Rut dan Orpa kehilangan perlindungan di tanah Moab. Mereka
16 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

menderita, namun penderitaan Naomi adalah penderitaan berganda karena ia


adalah seorang janda dan seorang pendatang.

Dalam penderitaan karena kehilangan dan keterbatasan, Naomi rindu untuk


memperoleh pemulihan. Setelah mendengar tentang pemulihan yang Tuhan
kerjakan bagi orang Israel. Naomi sadar bahwa pemulihan yang ia cari hanya ada
di dalam Tuhan. Ia sadar bahwa sebagai manusia ia tidak hanya bekerja mencari
makan dan memenuhi perutnya hingga kenyang, ia perlu Tuhan yang sanggup
memuaskan rasa laparnya akibat dukacita dan tekanan hidup.
Perubahan sikap Naomi dalam memahami hidup tergambar jelas dalam
doanya di tengah perjalanan kepada menantunya. Doa Naomi memuat pesan
kepada Rut dan Orpa bukan hanya agar mereka pulang ke rumahnya, ke daerah
asalnya, tetapi juga agar mereka melanjutkan hidup di tanah Moab dengan tetap
setia kepada Tuhan. Naomi yakin bahwa berkat Tuhan disediakan bagi setiap orang
yang setia kepada-Nya. Pada akhirnya Orpa pulang dengan mewarisi iman dari
Naomi, sedangan Rut memilih untuk melanjutkan hidupnya dengan tetap
mengikuti Tuhan bersama Naomi.
Ketika tiba di Betlehem, saudara-saudara Naomi menyambutnya dengan
memanggil namanya. Naomi yang berarti menyenangkan. Tetapi bagi Naomi nama
itu kontras dengan kehidupannya. Ia meminta mereka untuk menyebutnya, Mara
yang berarti kepahitan.
Perjalanan keluarga Elimelekh dari Betlehem ke Moab diakhiri dengan
perjalanan kembalinya Naomi dan Rut ke Betlehem. Perjalanan yang diawali
dengan keraguan akan pertolongan Tuhan di masa sulit, menjadi perjalanan yang
terjadi karena percaya akan pemulihan Tuhan.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 17

Catatan Aplikasi
Tekanan hidup terkadang menyulitkan kita. Kita merasa tidak berdaya.
Kita marah dan kecewa. Kita kuatir akan masa depan. Namun kesulitan hidup
bukan alasan untuk meragukan bahkan meninggalkan Tuhan. Dalam upaya
menjadi keluarga yang percaya pada pemulihan Allah, Nokseng dan keluarganya
mengingatkan untuk tetap mempertahankan iman sampai akhir. Berani
mempertahankan kebenaran. Tidak takut akan segala sesuatu. Mempercayakan diri
sepenuhnya kepada Tuhan.
Pada pihak lain, Naomi dan keluarganya pernah membuat keputusan yang
salah. Namun, Naomi dan keluarganya berani untuk kembali kepada Tuhan. Ada
empat keteladanan yang dapat dipelajari, yakni:
1. Bersedia Mendengar
Dengan mendengar, Naomi menyadari akan kesalahannya. Imannya
bertumbuh melalui pendengaran. Keluarga Kristen perlu belajar untuk peka
mendengar kehendak Tuhan. Saat ini, orang cenderung fokus pada kesulitan dan
rutinitas. Keluarga seolah-olah tidak ada waktu bagi Tuhan. Kepekaan mendengar
kehendak Tuhan diperoleh dari kedekatan hubungan kita dengan Tuhan. Karena
itu, keluarga perlu berkomitmen untuk membangun hubungan yang dekat dengan
Tuhan. Bergumul, berdoa bahkan berpuasa bersama.
2. Berani Berbalik
Naomi yang sadar akan kesalahannya, menjadi Naomi yang berani berbalik
untuk mengikuti Tuhan dan percaya pada pemulihan-Nya. Sikap Naomi menjadi
teladan bagi Rut dan Orpa. Mereka menjadi berani dalam mengambil sikap.
Banyak orang yang yang mudah putus asa bahkan sampai mengakhiri hidupnya
sendiri. Karena tidak mampu menanggung kesulitan hidup. Mari membangun iman
keluarga, sehingga keluarga pun berani mengikuti Tuhan dalam segala situasi.
18 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

3. Bersaksi
Naomi mengajarkan Rut dan Orpa tentang pentingnya hidup takut akan
Tuhan dengan bersaksi akan perbuatan Tuhan dalam hidupnya. Dalam keluarga,
orangtua harus senantiasa mengajarkan anggota keluarga untuk mengenal Tuhan
dan tetap berpaut pada-Nya.
4. Berprinsip
Pulang kembali ke Betlehem adalah keputusan yang berat bagi Naomi. Ia
pasti menjadi buah bibir orang lain, keluarganya, bahkan mungkin ia menerima
olokan. Tetapi Naomi mengabaikan semuanya itu. Naomi berpegang pada
prinsipnya untuk percaya pada pemulihan Allah.
Dalam menghadapi kesusahan hidup, setiap keluarga, setiap pribadi harus
punya prinsip untuk tetap takut Tuhan. Sekalipun kita pernah salah langkah, tetapi
yang menentukan masa depan kita adalah keputusan kita saat ini. Mari menjadi
keluarga yang percaya pada pemulihan Allah dengan berprinsip untuk tetap
mengikuti Tuhan. (ABL)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 19

Bahan Kotbah Minggu, 17 Oktober 2021

Bacaan Alkitab : Rut 4 : 1-17


Tema : Penebusan Kristus yang Meneguhkan Ikatan Pernikahan

Pengantar
Kotbah dapat dimulai dengan mempersilahkan pasangan paling tua dalam
jemaat untuk berdiri. Pelayan dapat memberikan beberapa pertanyaan kepada
pasangan tua initentang tanggal nikah, jumlah anak-anak atau cucu dan satu tips
dari kedua orang tua itu supaya mereka bisa menjalani rumah tangga sampai usia
ini. Tantangan apa yang terbesar yang pernah mereka hadapi dan apa yang
dilakukan saat itu. Setelah itu pasangan tersebut dapat diberikan sekuntum bunga
segar atau kenang-kenangan dari jemaat.

Preposisi
Pelayan dapat mulai menjelaskan beberapa hal yang biasa terjadi dalam rumah
tangga.
1. Sejak awal sebuah pernikahan dibentuk, ada komitmen untuk menjaga relasi
cinta kasih. Relasi pernikahan itu hanya dapat terjaga jika setiap masalah atau
ketegangan diatasi dalam semangat saling mengampuni dan membaharui diri.
Semangat saling mengampuni dan membaharui diri adalah sebuah semangat
yang membutuhkan pengorbanan. Banyak masalah di dalam relasi tidak
terselesaikan ketika orang tidak bisa berkorban dengan segenap hati.
2. Persoalan tanggungjawab dalam keluarga juga sering melanda keluarga
Kristen. Suami, istri dan anak-anak juga harus terus belajar menerima
tanggung jawab dalam keluarga. Tanpa rasa bertanggungjawab tidak ada
satupun keluarga mampu mengatasi persoalan. Sikap melempar tanggungjawab
20 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

bahkan tidak peduli akan membuat masalah apapun semakin melebar dan
merusak.
Darimanakakah kita mendapatkan kemampuan untuk mengampuni dan
membaharui diri? Darimanakah kita terus memiliki semangat untuk tetap memikul
tanggungjawab? Mari kita belajar dari kisah Boas dalam bacaan hari ini.

1. Pelayan dapat menjelaskan apa makna penebusan. Penebusan adalah tindakan


menggantikan kerugian atau melunaskan sebuah gadaian atau hutang. Slogan
Pegadaian”mengatasi masalah tanpa masalah” dapat dipakai untuk
membandingkan pengandaian ini. Penebusan adalah tindakan untuk
bertanggungjawab atas sebuah barang.
2. Dalam konteks Israel, seorang janda yang ditinggal mati oleh satu kerabat
keturunan Israel haruslah dinikahi oleh salah satu kerabat dari almarhum. Hal
ini sesuai dengan ketentuan Taurat. Namun untuk mengambil janda dari
saudara itu haruslah dilakukan dengan rela hati. Jika tidak maka hal itu akan
menjadi cap buruk bagi kerabat keluarga almarhum atau bagi janda tersebut.
Akibat peraturan ini, para janda yang tidak ditebus atau dinikahi kerabat
almarhum suaminya akan hidup terkatung-katung, Jika almarhum itu
mewariskan harta, maka harta itu dapat jatuh kepada orang lain, jika almarhum
neninggalkan hutang, maka hutang itu akan membebankan para janda dan
anak-anak yatim. Karena itu janda yang masih muda kerapkali menjadi korban
akibat kematian suaminya.
3. Boas sebenarnya tahu bahwa menikahi Rut bukanlah perkara cinta semata. Ada
tanggungjawab lain yang harus dipikulnya. Ia harus membeli lagi harta dan
khususnya ladang dari Elimelekh dan Kilyon, menjamin masa tua Naomi, serta
menikahi janda Kilyon yaitu perempuan Moab bernama Rut. Semua beban
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 21

pernikahan itu tidak mudah. Namun cinta dari Boas kepada Rut telah
membuatnya berani menebus semua itu. Kerabat terdekat Elimelekh dan
Kilyon ternyata tidak mau bertanggungjawab. Tetapi bagi Boas, cinta dapat
mengalahkan semuanya. Tindakan Boas bukan saja menjadi cerita sejarah di
Israel, namun juga menjadi sebuah gambaran di masa Perjanjian Lama
mengenai Kristus yang menebus manusia.
4. Penebusan Kristus adalah landasan bagi hubungan Kristus dengan Jemaatnya.
Kristus menebus manusia, termasuk orang-orang asing selain Israel (1 Korintus
1:30). Orang-orang tebusan itu adalah gereja dan mempelai Kristus. Penebusan
itu dilakukan karena cinta kasih dan tanggungjawab Allah atas ciptaan-Nya.
Allah tidak membiarkan manusia hidup dalam terhutang oleh dosa dan maut. Ia
rela menebus manusia dengan cara berkorban. Inilah dasar yang paling penting
dalam keluarga Kristen. Atas dasar Kasih Yesus Kristus yang menyebutkan
diri-Nya sebagai mempelai jemaat, maka semua pernikahan Kristen
diteguhkan. Atas dasar Penebusan Kristus yang penuh tanggung jawab,
pernikahan Kristen dilandaskan. Karena itu semangat berkorban, bertindak atas
nama cinta kasih, tanggungjawab dan semangat membaharui diri harus selalu
ada sepanjang sebuah pernikahan terjadi.
5. Penebusan Kristus itu telah terjadi sekali untuk selama-lamanya. Namun
semangat penebusan itu harus dihidupi dalam berbagai situasi yang berubah-
ubah. Semangat untuk berkorban, semangat untuk bertanggungjawab,
semangat untuk membaharui diri patut tetap dipelihara sebab itulah semangat
yang Roh Kudus kerjakan dalam setiap pribadi orang Kristen yang menikah.
22 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Penutup

Kotbah dapat diakhiri oleh pelayan dengan mempersilahkan semua


pasangan menikah untuk berdiri bersama-sama, saling menggenggam tangan
pasangan. Selanjutnya Pelayan dapat bertanya kepada seluruh kepada seluruh
suami“ apakah hari ini dan seterusnya saudara akan tetap memegang janji untuk
bertanggungjawab kepada keluargamu, memelihara imanmu, membaharui dirimu
sebagai suami yang beriman kepada Penebusan Kristus? Para suami berkata:”Ya,
saya berjanji.” Pertanyaan yang sama juga disampaikan kepada para istri dan
dijawab juga dengan kalimat yang sama.
Pelayan dapat menutup dengan doa khusus bagi semua pasangan yang hari
ini bersama-sama, juga bagi pasangan yang mengalami masalah relasi dalam
keluarga supaya Tuhan Yesus yang setia tetap menjadi landasan rumah tangga
mereka. (LT)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 23

Bahan Kotbah Minggu, 24 Oktober 2021

Bacaan Alkitab : Kolose 3:12-17


Tema : Dipilih oleh Allah untuk Memulihkan Keluarga

Pengantar
Bacaan kita hari ini, adalah bagian dari kesatuan Kolose 3:1-17. Dimana
Paulus memberikan nasihat kepada jemaat di Kolose tentang pentingnya suatu
kehidupan yang bermartabat. Dalam bacaan ini Paulus memaparkan kehidupan
lama dan kehidupan baru yang sungguh-sungguh kontras, tidak ada sifat dan
perilaku yang dapat berjalan seiring. Karena itu perilaku yang lama sudah
seharusnya ditinggalkan dan jemaat mesti menggantikannya dengan perilaku hidup
yang baru. Apa maksudnya? Bahwa kehidupan lama, yang lebih berpusat pada diri
sendiri dan bersifat duniawi, seperti hidup dikuasai hawa nafsu, materi, dan dosa
hati dan lidah (ayat 5, 8-9), mesti diubah menjadi perilaku kehidupan baru berpusat
pada Kristus yang menjadi contoh hidup yang dikuasai kasih (ayat 14) sehingga
orang percaya mampu hidup untuk menghasilkan buah roh.

Penjelasan Teks
Secara khusus dalam Kolose 3:12-17, Paulus lebih menegaskan pada sikap
hidup jemaat. Bagi Paulus, setiap orang yang dikuduskan adalah orang-orang
pilihan Allah, yang dikasihi oleh Allah, sehingga dalam menjalani kehidupan
mereka harus berperilaku sesuai dengan kehendak Allah supaya mereka tidak
kehilangan kekudusan dan penghiburan sebagai orang-orang pilihan yang dikasihi.
Istilah pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi" awalnya digunakan
untuk menggambarkan Israel (Band Kel 19:5-6; Ul 4:37; 7:7,8; 10:15). Israel
dipilih sebagai alat untuk mencapai maksud itu, semua manusia dibuat seturut
24 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

gambar Allah. Namun sekarang istilah itu menggambarkan gereja (Gal 6:16; 1Pet
2:5,9). Gereja telah dengan jelas diberi tugas ini (Mat 28:19-20; Luk 24:46-47, Kis
1:8). Bahwa orang-orang percaya dipanggil untuk menjadi kudus dan menjadi
saksi. Selanjutnya mereka harus hidup dengan mengenakan berbagai perilaku
hidup yang sepadan dengan Allah, antara lain: hidup dalam belas kasihan,
kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran (ay.12), mengampuni
seorang akan yang lain (ay.13), kenakan kasih sebagai pengikat yang
mempersatukan dan menyempurnakan(ay.14), menjadikan damai sejahtera Kristus
memerintah dalam hati, menjadi satu Tubuh (ay.15), menjadikan perkataan Kristus
diam dengan dengan segala kekayaan, mengajar dan menegur dengan segala
hikmat, menyanyikan mazmur, puji-pujian, nanyian rohani, mengucap syukur
kepada Allah (16), melakukan segala sesuatu di dalam nama Tuhan Yesus.(17)
Bagi Paulus, orang percaya harus menghubungkan semua motif dan
tindakan mereka dengan Allah melalui Kristus. Karenanya sebagai orang-orang
pilihan Allah tuntutan hidup baru seperti ini sudah sepantasnya dilakukan. Sebab
tujuan Injil bukan hanya untuk melembutkan pikiran manusia dan
memperindahnya saja tapi juga mempererat persahabatan di antara satu dengan
yang lain, sebagai wujud kasih Allah terhadap dunia.

Catatan Aplikasi
Belajar dari Firman Tuhan hari ini, maka ada beberapa catatan penting yang perlu
kita sikapi dalam kehidupan dewasa ini.
1. Diperingatan bulan keluarga ini, kita perlu menyadari bahwa kitapun adalah
bagian dari orang-orang pilihan Allah yang dipanggil untuk hidup dalam kasih.
Wujud kasih itu harus di mulai dari dalam keluarga kita yang tercermin dalam
perilaku hidup setiap kita sebagai anggota keluarga. Relasi hidup di antara
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 25

suami dan istri, orang tua dan anak haruslah menjadi relasi yang saling
meneguhkan dan bukan sebaliknya. Sebab perkembangan dewasa ini
menunjukan ada banyak relasi yang palsu, yang di bingkai dalam kemunafikan.
Yang luarnya terlihat manis dan harmonis tapi sesungguhnya semua itu
hanyalah tipuan publik. Karena itu penting untuk kita belajar, menjadikan
keluarga kita sebagai keluarga yang penuh cinta dan kasih yang sungguh-
sungguh menjadi pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
2. Jika saat ini masih ada relasi yang belum baik karena kesalahpahaman,
keegoisan, iri, dengki, amarah dan sebagainya, maka kita perlu membenahinya
seturut kehendak Tuhan. Belajarlah untuk memaafkan dan memberi
pengampunan bagi mereka yang melukai kita. Memang ini tidak mudah
dilakukan tetapi kita dipanggil untuk membuang segala ego agar dapat belajar
menerima setiap orang dengan kelebihan dan kekurangan yang ada padanya.
Sehingga semua itu menolong kita untuk dapat mengampuni mereka yg
bersalah kepada kita.
3. Tidak ada keluarga yang hidup tanpa masalah. Semua keluarga mempunyai
pergumulan masing-masing karena itu hendaklah kita menjadi keluarga yang
tetap teguh, yang tidak gampang menyerah dan berputus asa. Semakin kita
diperhadapkan dengan berbagai persoalan maka kita perlu menjadikan Firman
Tuhan sebagai perisai dalam keluarga kita. sehingga apapun pergumulan
terberat yang kita alami, kita percaya Tuhan akan memampukan kita dan
membuat keluarga kita menjadi keluarga yang kuat.
4. Jadilah keluarga yang tetap bersyukur terhadap apapun kenyataan hidup yg
Tuhan izinkan kita alami. Sebab syukur adalah suatu tanda kedewasaan
Kristen, dari hidup yang dipenuhi Roh (band Ef 5:20; 1Tes 5:18). Orang
percaya tidak hidup untuk dirinya sendiri, tetapi semua untuk Tuhan. Sebab
26 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Kristus telah mati untuk semua org supaya kita hidup tidak lagi hidup untuk
diri kita sendiri tapi untuk Dia (band 2Kor 5: 15). (EL)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 27

Bahan Khotbah Minggu, 31 Oktober 2021

HUT Reformasi ke-504 dan HUT GMIT ke-74


Bacaan Alkitab : Wahyu 3:7-13
Tema : Tetap Teguh Dalam Kasih Tuhan

Pengantar
Pada hari ini kita merayakan dua peristiwa sejarah, yaitu HUT GMIT ke-
74 dan HUT gerakan Reformasi yang ke-504. Perayaan kita berlangsung sekali lagi
dalam situasi bencana. Perayaan ini dapat kita maknai sebagai kesaksian iman
bahwa Pandemi Covid-19 dan badai Seroja tidak menjauhkan kita dari kasih Allah.
Kita merayakan kasih Tuhan yang terus memelihara dan membaharui semesta. Dua
peristiwa sejarah yang kita rayakan pada hari ini menegaskan karya pemeliharaan
dan pembaharuan oleh Roh Kudus yang terus berlangsung melintasi ruang dan
waktu. Kiranya, di tengah bencana, gereja tetap teguh dalam kasih Tuhan, aktif
berkarya merawat kehidupan.

Pemahaman Teks
Jemat Filadelfia yang disebutkan pada perikop bacaan kita adalah sala satu
dari 7 jemaat Kristen di Asia yang disapa oleh penulis kitab Wahyu, yakni jemaat
di Efesus, di Smirna, di Pergamus, di Tiatira, di sardis, di Filadelfia dan jemaat di
Laodikia. Kota Filadelfia merupakan pusat kekristenan penting pada zaman gereja
mula-mula (abad pertama Masehi). Kita bisa belajar tentang jemaat yang
bertumbuh di tengah kesulitan. Ada tiga hal sebagai gambaran kesulitan yang
dihadapi jemaat kecil ini, yaitu bencana gempa bumi, antipati (kebencian) terhadap
Kekristenan, dan tuntutan menyembah kaisar Romawi.
Pertama, Kota Filadelfia dilalui jalur gempa bumi yang aktif. Kondisi
tersebut pada satu pihak menyebabkan kota ini menjadi kota industri pertanian
28 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

yang sangat subur. Tetapi, pada pihak lain menjadi ancaman. Pernah terjadi gempa
bumi yang dahsyat pada tahun 17 Masehi, di mana seluruh kota hancur luluh.
Kedua, di masa awal perkembangan kekristenan, jemaat menghadapi tantangan
serius karena kekristenan dianggap sebagai sekte dari agama Yahudi. Jemaat
Filadefia menghadapi penolakan atas dasar sentimen keagamaan. Ada kelompok
penganut agama Yahudi yang menganggap kekristenan sebagai gerakan sesat
karena berpegang pada iman kepada Yesus sebagai Mesias. Ketiga, pemerintah
Romawi menjatuhkan hukuman yang seberat-beratnya kepada orang yang menolak
mengatakan”kaisar adalah Tuhan”. Padahal, orang Kristen hanya mengakui Yesus
Kristus sebagai Tuhan. Di tengah situasi kedaruratan bencana dan tekanan sosial
yang hebat jemaat di kota Filadelfia memberikan keteladanan tentang kesetiaan
iman kepada Kristus (ay. 8, 10, 11).
Perikop bacaan kita berisi ungkapan penguatan oleh Roh Kudus kepada
jemaat Filadelfia (ay. 7, 13). Sebuah metafora yang disebutkan dalam teks ini
tentang kedudukan Tuhan Yesus sebagai”pemegang kunci Daud”. Yesus Kristus
adalah pemegang kedaulatan atas segenap dunia. Dia adalah penguasa semesta.
Tuhan Yesus sanggup memberi perlindungan dan ketenangan kepada jemaat-Nya.
Beriman kepada Yesus bukanlah kesia-siaan. Sebaliknya, orang-orang yang
membenci jemaat di Filadelfia dijuluki”jemaah iblis”. Pada gilirannya para
pembenci itu akan dipaksa oleh Kristus yang bangkit agar mengakui kasih sayang
Allah kepada jemaat Kristus (ay. 9). Istilah”sokoguru” berarti tiang utama yang
menentukan ketangguhan suatu bangunan. Jemaat yang menghadapi kesulitan
dengan tetap setia kepada Allah dan meneladani Kristus sebagai Tuhan akan
menjadi sokoguru yang kuat, yang diandalkan Allah bagi pembaharuan kehidupan
(ay. 12-13). Pengalaman menghadapi bencana gempa bumi yang hebat
menunjukkan kepada Jemaat Filadelfia bahwa kuil yang megah dan besar pun
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 29

dapat runtuh di guncang gempa. Tetapi umat Allah adalah tiang yang berdiri kokoh
untuk selama-lamanya.

Catatan Aplikasi
Gerakan reformasi gereja pada tahun 1517 dan berdirinya GMIT pada
tahun 1947 merupakan dua peristiwa sejarah yang berkaitan erat. Maksud dari
gerakan reformasi bukanlah untuk menimbulkan pemisahan dan perpecahan,
melainkan untuk menegaskan kepatuhan gereja kepada Allah. Dalam situasi
sekarang ini di mana dunia sedang bergumul dengan pandemi dan bencana lainnya,
firman Tuhan mengingatkan kita agar tetap teguh dan tekun di tengah kesulitan.
Yang terutama dari perayaan hari ulang tahun bukanlah sekedar tentang kenangan
mengenai peristiwa masa lalu, melainkan keyakinan mengenai penyertaan Tuhan
dan kepastian melangkah ke masa depan.
Tahun ini GMIT menghadapi dua peristiwa musibah yang dahsyat.
Berbagai langkah telah dilakukan demi ikut merawat kehidupan yang terancam
oleh bencana berlapis, Pandemi Covid-19 dan Siklon Seroja. Banyak pelajaran kita
peroleh dari pengalaman ini, tentang cara-cara menggereja yang baru, yang
memungkinkan kita bertahan di tengah kesulitan. Kita juga mendapat sebuah
pembelajaran iman dari perikop ungkapan penguatan bagi jemaat Filadelfia pada
abad pertama Masehi. Tuhan yang bangkit adalah pemegang kunci kehidupan
maka kita memiliki harapan untuk menghadapi tantangan apa pun. Tuhan sedang
bertindak, tak ada suatu kuasa pun yang sanggup mengalahkan-Nya. Karena itu
kita harus tetap bertahan di tengah kesulitan dan penderitaan. Orang yang dengan
setia mengumuli imannya di tengah penderitaan akan dianugerahi mahkota
kehidupan.
30 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Di tengah bencana, kita sering mendengar orang bertanya, “Tuhan ada di


mana? Mengapa Tuhan diam saja?” Pertanyaan lirih yang demikian menuntut
peran Gereja untuk menyaksikan kasih setia Allah. “Eclesia reformata samper
reformanda” (Gereja reformasi selalu membaharui diri). Dengan semangat
reformasi ini kita terus membarui diri dengan aksi iman melalui sikap, karya dan
kata bahwa Tuhan sedang bertindak membela yang rentan, menolong para korban
dan memulihkan semesta dari resiko bencana yang dahsyat. (NLK)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 31

BAHAN LITURGI KEBAKTIAN MINGGU

TATA IBADAH BULAN KELUARGA


Minggu, 3 Oktober 2021
KELUARGA YANG MEMELIHARA IBADAH
~ Maleakhi 3:13-18 ~

PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke
rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai
masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Jemaat-jemaat di zona merah berbakti di rumah masing-masing.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan
jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar
gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.
Persembahan jemaat diletakkan dalam kotak-kotak sebelum kebaktian untuk
mengurangi kontak fisik dalam kebaktian.

PANGGILAN BERIBADAH
Ibu : (sambil membawa beberapa Alkitab memasuki ruangan)”Bapa!
Bapa! bangun sudah…! Ayam su berkokok ulang-ulang ju Bapa
belum bangun… Bangun ko katong ibadah dolo… su berapa hari
katong terlambat bangun sampai sonde ibadah pagi.” (menaruh
Alkitab lalu memanggil anak-anak) Dea…! Dio...! Datang sudah ko
katong ibadah…”
Anak 1 : (masuk ke dalam ruangan) “Iya, mama! Beta baru selesai cuci
muka…”
Anak 2 : (mengikuti saudaranya dari belakang) “Beta masih kasi bangun Bapa,
Mama...!”
32 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Ayah : (masuk ke dalam ruangan)”Terima kasih, Dio… su kasi bangun


Bapa. Tadi malam, bapa pulang su larut karena ada baomong
keluarga yang mau nikah… Aduh... sibuk sonde tahu habis-habis.”
Anak 2 : “Sama-sama, Bapa…”
Ibu : “Bapa... Sibuk kermana juga… usahakan ko katong bisa ibadah pagi.
Katong ibadah supaya dapat berkat to Bapa?”
Ayah : “Jang begitu mama… Beta setuju kalau katong harus ibadah setiap
pagi. Tapi bukan motivasinya untuk dapat berkat. Katong ibadah
karena katong bersyukur pada Tuhan yang su kasi hidup dan hari
yang baru, Mama… selain itu, biar katong punya hubungan yang
akrab dengan Tuhan...”
Ibu : “Hehehhe…. Iya, Bapa… betul... terima kasih su kasi ingat mama...”
Ayah : “Mama, Dea dan Dio… mari katong saling bakasi ingat supaya tetap
pelihara ibadah pada Tuhan… Tuhan pung baik, katong sonde bisa
balas, tapi dengan beribadah, katong bisa kasi senang Tuhan pung
hati…. Katong bukan keluarga sempurna, tapi katong bisa
memuliakan Tuhan sepanjang katong pung hidup… mari katong
mulai ibadah su… ini hari sapa yang berdoa?”
Anak 1 : “Beta, Bapa…!” (keluarga melanjutkan dengan doa, dstnya)

Penatua : Jemaat Tuhan sekalian… hari ini kita memasuki Bulan Keluarga di
Minggu yang pertama. Mengawali perayaan Bulan Keluarga ini, kita
diingatkan sebagai keluarga untuk melihat pentingnya ibadah kepada
Allah, sebagai cara kita untuk memelihara relasi yang akrab dengan
Allah. Melalui ibadah kepada-Nya, setiap orang ditolong untuk
menjalani hidup yang benar dan mampu menyikapi segala hal yang
dihadapinya karena terus diingatkan oleh firman Tuhan. Oleh karena
itu, marilah seluruh keluarga Allah… kita datang kepada-Nya dalam
kerendahan, untuk beribadah dan menaikkan syukur kita kepada-
Nya...
Jemaat : (berdiri & menyanyi) KJ. 362 bait 1 & 3, “Aku Milik-Mu, Yesus,
Tuhanku”, (do = g, 4 ketuk)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 33

1. Aku milik-Mu, Yesus Tuhanku; 3. Sungguh indahnya walau sejenak


ku dengar suara-Mu beserta-Mu, Allahku
Ku merindukan datang mendekat Dalam doaku sungguh akrabnya
dan diraih oleh-Mu bersekutu dengan-Mu

Refrein: Raih daku dan dekatkanlah pada kaki salib-Mu


Raih daku dan dekatkanlah ke sisi-Mu, Tuhanku

VOTUM DAN SALAM


Pelayan : Kebaktian Pembukaan Bulan keluarga ini, kami pertaruhkan dalam
nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Yesus Kristus yang adalah Tuhan
dan Kepala bagi setiap persekutuan menaungi kita dalam ibadah ini.
Damai sejahtera Tuhan menguduskan kita

SALAM
Nyanyian : Menyanyikan berbalasan GB. 122 : 1 „Bagimu Damai
Sejaht‟ra‟)

(duduk)
34 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

NAS PEMBIMBING
Pelayan : Sabda Tuhan yang membimbing kita saat ini tertulis dalam 1
Timotius 4:7b-8: “Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani
terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena
mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang
akan datang”
Jemaat : (menyanyi) “Keluarga Allah”, (do=g, 4 ketuk)

Kami datang di hadirat-Mu Ini keluargaku Tuhan


menikmati kasih-Mu Berkati dan lindungi semua
membawa seisi rumahku Jagai ku dan seisi rumahku
sujud menyembah-Mu
(diulangi dari awal) Sampai akhir hidupku, Tuhan
Ku mau setia melayani-Mu
Ku bahagia jadi keluarga Allah

PENGAKUAN DOSA
Penatua : Manusia mencoba berjalan sendiri karena merasa kuat dan mampu.
Tak jarang hidup kita sebagai keluarga menceminkan hal itu. Ayah
menganggap remeh peribadahan kepada Allah, ibu memilih
mengurus ini dan itu ketimbang beribadah, anak-anak menganggap
ibadah hanyalah kesia-siaan. Tidakkah kita ingat bahwa Allah kita
adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa
kepada anak-anaknya? Seharusnya kita merendahkan diri di hadapan
Tuhan dan mengaku segala dosa kita kepada-Nya. Mari kita berdoa:
“Ya Tuhan, ampunilah kami yang berdosa ini. Kami bergumul
dengan diri kami yang malas beribadah. Kami bergumul dengan
anggota keluarga kami yang tidak peduli dan sudah lama tidak
beribadah. Kami bergumul karena keluarga kami tidak memelihara
ibadah yang benar bahkan hidup kami tidak menjadi ibadah yang
sejati.
Jemaat : Kasihanilah kami, ya Tuhan. Berilah kesempatan agar kami bertobat
dan setia beribadah kepada- Mu. Amin.”
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 35

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Terimalah Berita Anugerah Allah dari Efesus 2:4-5 :
“Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang
besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita
bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh
kesalahan-kesalahan kita–oleh kasih karunia kamu diselamatkan.”
Jemaat : (menyanyi) KJ. 185, “Kasih Tuhanku Sungguh Besar”, (do=es, 2
ketuk)
Kasih Tuhanku sungguh besar
Tinggi dan dalam luas benar
Untuk manusia Ia beri
Kasih yang suci dan abadi

PUJIAN MAZMUR
Pelayan : Mari kita berdiri dan bersama-sama membaca secara berbalasan
Mazmur 84

PEMBERITAAN FIRMAN
 Penatua : Berdoa & Membaca Alkitab dari Maleakhi 3:13-18 (diakhiri dengan
berkata”Demikianlah sabda Tuhan!”)
 Pelayan : “Berbahagialah orang kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan yang
merenungkan Taurat itu siang dan
malam.”
 Jemaat : Menyanyikan NKB. 223a, “Haleluya”, (do=f, 3 ketuk)

 Pelayan : (berkhotbah) “KELUARGA YANG MEMELIHARA IBADAH”


36 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

PENGAKUAN IMAN RASULI (berdiri)


Nyanyian : PKJ. 124 bait 1, “Di Saat Ini Kau Perlu Tuhan” (do=as, 4 ketuk)

PERSEMBAHAN
Diaken : Sebagai jawaban atas anugerah Tuhan yang kita terima dalam hidup
ini, marilah kita memberi persembahan kepada-Nya, sambil
mengingat firman Tuhan yang berkata :”Karena itu saudara-saudara,
demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang
sejati” (Roma 12:1). Mari kita berdoa…

Jemaat : (menyanyi) PKJ. 264, “Apalah Arti Ibadahmu”, (do=f, 4 ketuk)


Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 37

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN
Pelayan : Saudara-saudari yang terkasih…
Ibadah adalah hal yang utama dalam hidup orang percaya
Janganlah sia-siakan waktumu dengan sia-sia
Keluargamu adalah rumah doa
Di mana engkau dan seisi rumahmu akan membangun relasi yang
akrab dengan Tuhan.
Karena Tuhanlah sumber hidup keluargamu, kini dan selamanya

Jemaat : (menyanyi) “Keluargaku adalah Sorgaku”, (do = f, 4 ketuk)


Aku dan seisi rumahku
Akan selalu menyembah-Mu
Tuhan dan Rajaku
Di dalam kasih karunia-Mu
Yang hidup saling melayani
Dan melayani-Mu
Bila Tuhan menjadi kepala rumah ini
Maka berkat kehidupan tercurah selalu
Datanglah k‟rajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu
Ku alami setiap waktu
Keluargaku adalah sorgaku

BERKAT
Pelayan : Arahkan hati kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN
menyinari Engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih
karunia; TUHAN menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi
engkau damai sejahtera.
38 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Jemaat : (menyanyi) NKB.225, “Haleluya, Amin” (do=d, 4 ketuk)

~ Saat Teduh ~
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 39

TATA IBADAH BULAN KELUARGA


Minggu, 10 Oktober 2021
KELUARGA YANG PERCAYA
PADA PEMULIHAN ALLAH
~ Rut 1 ~

PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino,
dan lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke
rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai
masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Jemaat-jemaat di zona merah berbakti di rumah masing-masing.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau
kebutuhan jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi
agar gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.
Persembahan jemaat diletakkan dalam kotak-kotak sebelum kebaktian
untuk mengurangi kontak fisik dalam kebaktian.

PANGGILAN BERIBADAH
Pemudi 1 : “Hai, sahabat…! Dari mana sa? Su lama sonde ketemu.”
Pemudi 2 : “Halo sayang… Selama ini, beta sonde pi mana-mana. Masih tinggal
di rumah orang tua.
Aduh… Sekarang lu su tambah beda sa… Kelihatan lebih bahagia.”
Pemudi 1 : “Begitu ko sayang? Maklum sa, pengantin baru jadi tahu to.” (tertawa
malu)
“Oh iya… Omong-omong, kawan su menikah ko? Suami kerja di
mana? Anak su berapa?
Pemudi 2 : “Aduh… pertanyaan pung banyak lai… bisa tanya satu-satu ko?”
(tertawa)
Pemudi 1 : “Hahahaha…. Su lama sonde jumpa, makanya penasaran sa.”
40 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Pemudi 2 : “Beta belum menikah… Sebenarnya su ada calon, tapi beta masih
takut.”
Pemudi 1 : “Hee…! Kenapa takut?”
Pemudi 2 : “Beta takut karena beta lihat beta pung kaka dong… Setelah dong
menikah, ada sa masalah yang dong hadapi. Makanya beta belum
siap.”
Pemudi 1 : “Aduh, sayang e… Memang beta ju baru nikah jadi belum tahu
pergumulan keluarga seperti apa… tapi di mana-mana, semua
keluarga pasti akan menghadapi masalah dan pergumulan. Lihat
katong pung Bapa dan Mama sa begitu... Kawan ju su lihat dari kaka
dong”
Pemudi 2 : “Itu yang bikin beta ragu… Kalau menikah, bisa bahagia ko sonde.”
Pemudi 1 : “Beta mengerti, sayang… Beta juga sempat merasa seperti itu. Tapi
beta lihat orang tua yang su menikah bertahun-tahun… menghadapi
banyak masalah. Mau masalah anak, pekerjaan, kebutuhan,
keuangan, hubungan dengan keluarga lain, dan masih banyak lagi…
Tapi dong masih tetap sama-sama sampai sekarang.” (terdiam
sejenak)
“Menurut beta, masalah pasti akan ada. Tetapi beta ingat keluarga
Naomi di Alkitab yang punya banyak masalah, Tuhan sanggup
pulihkan. Beta yakin, seberat apapun masalah yang harus dihadapi,
Tuhan kasih kita daya untuk cari jalan keluar.”
Pemudi 2 : “Begitu ko, kawan?”
Pemudi 1 : “Kalau sonde percaya, na beta ajak kawan ko katong ibadah sama-
sama… nanti katong akan dengar Bapak/Ibu Pendeta khotbah tentang
Naomi dan keluarga yang dipulihkan Tuhan… Mau?”
Pemudi 2 : “Iya, sayang.”

Penatua : Jemaat Tuhan sekalian… Pada Minggu yang kedua di Bulan


Keluarga ini, saya mengajak kita untuk merenungkan kehidupan
sebagai keluarga yang tidak lepas dari pergumulan-pergumulan. Ada
saatnya kita kuat untuk berjuang mengatasi masalah, tetapi ada
saatnya kita lelah dan tak berdaya. Dalam keadaan seperti itu, kita
tidak bisa mengandalkan kekuatan manusia yang terbatas. Kita
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 41

membutuhkan kekuatan Tuhan dan juga keyakinan bahwa Tuhan


akan menolong serta memulihkan. Mari kita memasuki ibadah ini dan
memuliakan Tuhan, Sang Pemulih Kehidupan.
Jemaat : (berdiri & menyanyi) NKB. 6:1, “Patut Segenap Yang Ada”, (la =
d, 2 ketuk) / dinyanyikan 2x. Pertama, dinyanyikan oleh Kantoria.
Kedua, bersama seluruh jemaat

VOTUM DAN SALAM


Pelayan : Kebaktian ini, kami pertaruhkan dalam nama Bapa, Anak dan Roh
Kudus. Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Kepala bagi setiap
persekutuan menaungi kita dalam ibadah ini. Damai sejahtera Tuhan
menguduskan kita
SALAM
Jemaat : (Menyanyikan berbalasan GB. 122: 1 „Bagimu Damai Sejaht‟ra‟)
42 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

(duduk)

NAS PEMBIMBING
Pelayan : Sabda Tuhan yang membimbing kita saat ini tertulis dalam Filipi
4:13; “Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku”
Jemaat : (menyanyi) “Segala Perkara”, (do=d, 4 ketuk)
Penolong yang s‟lalu setia
Memenuhi keperluanku
Tak pernah Dia mengecewakan
Yesusku tak pernah gagal
Segala perkara dapat ku tanggung
Di dalam Dia yang memberi kekuatan
Tuhan Yesus, penolong dan sahabat
Tetap percaya, Tuhan setia

PENGAKUAN DOSA
Penatua : Marilah kita merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengaku segala
dosa kita kepada-Nya. Mari kita berdoa:
“Ya Allah yang Maha Murah dan Maha Kasih… di hadapan-Mu
kami mengakui bahwa kami adalah keluarga yang rapuh… rapuh
karena berbagai masalah yang kami hadapi. Masalah antara suami
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 43

dan isteri; masalah antara orang tua dan anak; juga masalah antara
kami sebagai kakak beradik.
Di saat kami tak berdaya dengan masalah-masalah dalam keluarga
kami, seringkali kami lupa kuasa-Mu yang sanggup memulihkan
sehingga kami mencari jalan keluar menurut kekuatan kami. Bahkan
kami meninggalkan-Mu karena kecewa dengan keadaan hidup yang
jauh dari harapan kami.
Jemaat : Kami mohon ampun kepada-Mu… Mampukan kami untuk tetap
percaya akan kasih dan kuasa-Mu yang sanggup memulihkan. Amin

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Terimalah Berita Anugerah Allah dari 1 Petrus 2:10;
“Kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah
menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang
telah beroleh belas kasihan.”
Jemaat : (menyanyi) PKJ. 121, “Andaikan Kasih-Mu Tidak
Merangkulku”, (do=f, 3 ketuk)

PUJIAN MAZMUR
Pelayan : Mari kita berdiri dan bersama-sama membaca secara berbalasan
Mazmur 86:1-7
44 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

PEMBERITAAN FIRMAN
 Penatua : Berdoa & Membaca Alkitab dari Rut 1 (diakhiri dengan berkata
“Demikianlah sabda Tuhan!”)
 Pelayan : “Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda Tuhan itu murni; Dia
menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya”
 Jemaat : Menyanyikan NKB. 223a, “Haleluya”, (do=f, 3 ketuk)

 Pelayan : (berkhotbah) Keluarga Yang Percaya Pada Pemulihan Allah

PENGAKUAN IMAN RASULI (berdiri)


Nyanyian : KJ. 458 bait 1, “Ya Tuhan dalam Sorga T‟rang” (do=f, 3 ketuk)

Ya Tuhan dalam sorga t‟rang, pun dalam hati beriman


Kau tetap bersamaku dan menjaga hidupku

PERSEMBAHAN
Diaken : Sebagai jawaban atas anugerah Tuhan yang kita terima dalam hidup
ini, marilah kita memberi persembahan kepada-Nya, sambil
mengingat firman Tuhan yang berkata :”Berilah kepada Tuhan
kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah
menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan
berhiaskan kekudusan” (1 Tawarikh 16:29). Mari kita berdoa…

Jemaat : (menyanyi) KJ. 291 bait 1, 3 & 4; "Mari Bersyukur Semua”,


(do=d, 4 ketuk)
1. Mari bersyukur semua 3. Umat-Nya dibebaskan-Nya 4. Dia yang mengingat kita
atas kebajikan Tuhan! untuk hidup bersejahtera dalam susah dan derita
(Refrein) (Refrein) (Refrein)

Refrein: Kasih perjanjian-Nya, sungguh nyata selamanya


Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 45

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN
Pelayan : Kekasih Tuhan… Semua keluarga pernah menghadapi masalah
Mungkin kenyataan tidak sesuai dengan harapan kita
Masalah menyulitkan kita yang ingin hidup tenang dan bahagia
Ia pun mengancam harapan-harapan kita
Namun renungkanlah…
Di balik setiap masalah, kita melihat jalan yang Tuhan siapkan
Kita berjalan dengan perlahan dan tertatih
Sampai kita melewatinya
Di balik setiap masalah, kita merasakan kasih yang tak pernah luntur
Dia menopang… Dia menuntun… Dia tidak meninggalkan kita…
Percayalah bahwa di dalam Dia ada pemulihan yang sejati bagi
keluarga kita
Jemaat : (menyanyi) “Tuhan Selalu Menolongku”, (do = c, 4 ketuk)

Musim akan selalu berganti


Kasih Tuhan tetap abadi
Tak akan berubah sampai selamanya
Ku tetap percaya
Ku yakin Tuhan memberkati
Ku yakin Tuhan melindungi
Burung di udara, Tuhan pelihara
Karena kasih-Nya
Tuhan selalu menolongku, selalu menjagaku
Sehelai di rambutku tak akan terjatuh tanpa seijin-Mu
Tuhan selalu menolongku, selalu menjagaku
Dia mengenyangkanku dan peliharaku seumur hidupku

BERKAT
Pelayan : Arahkan hati kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN
menyinari Engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih
46 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

karunia; TUHAN menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi


engkau damai sejahtera.
Jemaat : (menyanyi) NKB.225, “Haleluya, Amin” (do=d, 4 ketuk)

~ Saat Teduh ~
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 47

TATA IBADAH BULAN KELUARGA


Minggu, 17 Oktober 2021
PENEBUSAN KRISTUS YANG MENEGUHKAN
IKATAN PERNIKAHAN
~ ~ Rut 4:1-17 ~ ~

PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke
rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai
masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Jemaat-jemaat di zona merah berbakti di rumah masing-masing.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan
jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar
gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.
Persembahan jemaat diletakkan dalam kotak-kotak sebelum kebaktian untuk
mengurangi kontak fisik dalam kebaktian.

PANGGILAN BERIBADAH
(masuk Suami istri yang bertengkar dan seorang anak yang duduk dengan lusuh di
sudut ruangan)
Anak 1 : Pertengkaran mulai merusak kehangatan kasih dan sayang orang
tuaku. Tidak ada lagi senyum bahagia. Yang ada hanya air mata. Yah,
Air mata kesedihan dan kehancuran. Sedih dan rapuh menjadi teman
perjalananku menggapai mimpi. Kapankah saya dapat meraskan
kasih dan sayang dalam keluargaku? Saya sangat merindukan itu.
(Suami istri yang bertengkar dan seorang anak yang duduk dengan
lusuh di sudut ruangan meninggalkan ruangan)
48 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

(masuk dua orang anak memegang piring kosong sambil menangis.


Sementara ibu mereka sibuk bermain handphone dan ayah mereka
sementara menulis deretan angka di buku judinya)
Anak 2 : “Lapar…….kami lapar”…. (teriak berulang-ulang kali)
Ternyata teriakan kami tidak didengar oleh ayah dan Ibu. Ibu sibuk
dengan media social dan ayah sibuk dengan judinya.
“ Lapar….kami lapar” (sambil teriak). Menangis dalam kelaparan,
siapa peduli? Ayah, dimanakah tanggungjawabmu? Ibu, dimanakah
kasih sayangmu?
(Dua orang anak memegang piring kosong sambil menangis dan
kedua orang tua meninggalkan ruangan)
(masuk orang tua yang baru pulang dari kebun dengan membawa
hasil kebun mereka. berjalan sambil menggandeng anak mereka
dengan muka senyum dan bahagia)
Anak 3 : Saya sangat bersyukur punya ayah dan ibu yang saling menyayangi
satu sama lain. Mereka adalah orang tua yang hebat. Mereka
bertanggungjawab dengan keluarga anugerah Allah. mereka bangun
subuh, pergi dengan makan seadanya, mengolah tanah pemberian
Tuhan dan membawa pulang hasil tanam untuk dinikmati dan dijual
menjadi tabungan masa depan kami. Sekalipun tubuh mereka letih,
mereka selalu tersenyum. Sekalipun kami hidup sederhana tetapi
kami selalu bersyukur kepada Tuhan.
(Orang tua yang berjalan sambil menggandeng anak mereka dengan
muka senyum dan bahagia meninggalkan ruangan)

Penatua : Kasih dan sayang adalah anugerah terindah dari Tuhan dalam sebuah
keluarga. Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang setiap
anggotanya saling mengasihi, saling menolong dan saling
memperhatikan satu sama lain. Saat ini kita semua diajak untuk
merenungkan tanggung jawab kita sebagai keluarga yang diberkati
Tuhan.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 49

Jemaat : (berdiri dan menyanyi) PKJ. 221 bait 1& 2, “Kasih Allah
PengikatNya”, (do=c, 4 ketuk)

VOTUM DAN SALAM


Pelayan : Kebaktian ini, kami pertaruhkan dalam nama Bapa, Anak dan Roh
Kudus. Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Kepala bagi setiap
persekutuan menaungi kita dalam ibadah ini. Damai sejahtera Tuhan
menguduskan kita
SALAM
Jemaat : Menyanyikan berbalasan GB. 122 : 1 „Bagimu Damai Sejaht‟ra‟)

(duduk)
50 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

NAS PEMBIMBING
Pelayan : Sabda Tuhan yang membimbing kita saat ini tertulis dalam 1
Yohanes 4: 11; “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah
sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling
mengasihi”
Jemaat : (menyanyi) KJ. 318 bait 1, “Berbahagia Tiap Rumah Tangga”,
(do=c, 2 ketuk)
1. Berbahagia tiap rumah tangga, di mana Kaulah Tamu yang tetap
Dan merasakan tiap sukacita tanpa Tuhannya tiadalah lengkap
Di mana hati girang menyambutMu dan memandangMu dengan berseri
Tiap anggota menanti sabdaMu dan taat akan Firman yang Kau bri

PENGAKUAN DOSA
Penatua : Tuhan menciptakan manusia sebagai makluk yang istimewa. Ia
melengkapi manusia dengan akal budi dan rasa. Namun, kita juga
adaalah makhluk yang rapuh. Dalam kerapuhan itu, kita seringkali
saling melukai satu sama lain. Di hadapan Tuhan, mari kita mengaku
segala dosa dan kelemahan kita...

Seorang Bapak : Tuhan, Engkau telah menganugerahkan pada kami keluarga yang
penuh cinta dan kasih, namun seringkali kami gagal mengasihi
keluarga dengan sepenuh hati kami.
Para Bapak : Ya Tuhan, kasihani dan ampunilah kami.
Seorang Ibu : Ya Tuhan, Engkau menjadikan kami sebagai orang tua, namun
seringkali kami gagal menjadi teladan dalam mempraktekkan
cinta kasih.
Para Ibu : Ya Tuhan, Kasihani dan ampunilah kami.
Seorang Anak : Ya Tuhan, Engkau memberikan orang tua kepada kami, namun
seringkali kami mengecewakan mereka.
Para Anak : Ya Tuhan, kasihani dan ampunilah kami.
Semua : Oleh kekuatan Roh Kudus, mampukan kami untuk saling
mengasihi. Amin.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 51

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Dengarlah berita anugerah seperti yang tertulis dalam Yohanes 3: 16 :
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang
kekal”
Jemaat : (menyanyi) KJ. 395 bait 2, “Betapa Indah Harinya”, (do=g, 3 ketuk)

2. Betapa Indah JanjiNya yang t‟lah mengikat hatiku


Kub‟ri kasihku padaNya serta menyanyi bersyukur

Refrein: Indahnya harinya Yesus membasuh dosaku


„Ku diajari Penebus berjaga dan berdoa t‟rus
Indahlah harinya Yesus membasuh dosaku

PUJIAN MAZMUR
Pelayan : Mari kita berdiri dan bersama-sama membaca secara berbalasan
Mazmur 107:1-9

PEMBERITAAN FIRMAN
 Penatua : Berdoa & Membaca Alkitab dari Rut 4:1-7 (diakhiri dengan
berkata”Demikianlah sabda Tuhan!”)

 Pelayan : “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah
kita tetap untuk selama-lamanya”

 Jemaat : Menyanyikan NKB. 223a, “Haleluya”, (do=f, 3 ketuk)

 Pelayan : (berkhotbah) “PENEBUSAN KRISTUS YANG MENEGUHKAN


IKATAN PERNIKAHAN”
52 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

PENGAKUAN IMAN RASULI (berdiri)


Nyanyian : KJ. 416 bait 1, “Tersembunyi Ujung Jalan” (do=bes, 4 ketuk)
Tersembunyi ujung jalan hampir atau masih jauh
Ku dibimbing tangan Tuhan ke negeri yang tak ku tahu
Bapa ajar aku ikut, apa juga maksud-Mu
Tak bersangsi atau takut, beriman teguh

PERSEMBAHAN
Diaken : Tuhan selalu memberikan berkat dan karuniaNya kepada setiap
keluarga dan pribadi kita. Karena itu, mari kita memberikan
persembahan yang terbaik bagi Tuhan, dengan didasari Firman Tuhan
yang berkata demikian, “Bersyukurlah kepada Tuhan semesta alam,
sebab Tuhan itu baik, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih
setiaNya!” (Yeremia 33:11b).
Mari kita berdoa:…………………………….

Jemaat : (menyanyi) PKJ. 286 bait 1-3, “Keluarga yang Damai”, (do=bes, 4
ketuk)

DOA SYAFAAT
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 53

PENGUTUSAN
Pelayan : Allah yang berlimpah kasih dan setia ada dalam keluargamu.
Jemaat : Keluarga kami berharga di mataNya
Pelayan : Kasih dan pengorbananNya dalam Kristus Yesus membuat hidup
keluargamu berpengharapan.
Jemaat : Keluarga kami dipelihara dan diberkatiNya.
Pelayan : Hendaklah kasih dan pengorbanan Kristus mewarnai perjalananmu
bersama dalam keluarga.
Jemaat : Biarlah itu menjadi komitmen tanggung jawab kami dalam keluarga
yang diberkati
Jemaat : (berdiri & menyanyi) KJ. 318 bait 2, “Berbahagia Tiap Rumah
Tangga”, (do=c, 2 ketuk)
2. Berbahagia rumah yang sepakat hidup sehati dalam kasihMu
Serta tekun mencari hingga dapat damai kekal di dalam sinarMu
Di mana suka-duka „kan dibagi ikatan kasih semakin teguh
Di luar Tuhan tidak ada lagi yang dapat memberi berkat penuh

BERKAT
Pelayan : Arahkan hati kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN
menyinari Engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih
karunia; TUHAN menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi
engkau damai sejahtera.
Jemaat : (menyanyi) NKB.225, “Haleluya, Amin” (do=d, 4 ketuk)

~ Saat Teduh ~
54 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 55

TATA IBADAH BULAN KELUARGA


Minggu, 24 Oktober 2021
DIPILIH OLEH ALLAH UNTUK MEMULIHKAN
KEHIDUPAN KELUARGA~
~ Kolose 3:12-17 ~

PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke
rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai
masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Jemaat-jemaat di zona merah berbakti di rumah masing-masing.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan
jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar
gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.
Persembahan jemaat diletakkan dalam kotak-kotak sebelum kebaktian untuk
mengurangi kontak fisik dalam kebaktian.

PANGGILAN BERIBADAH
(saat teduh dengan iringan instrumen mengawali fragmen singkat)
Kakak : Adik…...kakak minta maaf yah……. kakak sadar apa yang kakak
buat kemarin mungkin menyakiti hati adik.
Adik : Tidak apa-apa kak…. Adik juga salah. Adik terlalu egois dan mau
menang sendiri.
Kakak : (sambil tersenyum) terima kasih kalau begitu. Kakak sudah lega
sekarang.
Adik : sebentar…. sebentar…. saya penasaran, kenapa kakak datang dan
minta maaf kepadaku? Kakak yang adik kenal tidak seperti itu.
56 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Kakak : Sejak ayah dan ibu meninggal dan tinggal kita berdua sendiri, Kakak
ingin menjadi pribadi yang berubah ke arah yang baik. Kakak mau
belajar lebih rendah hati dan lemah lembut, tidak mau menyimpan
dendam dan belajar untuk mengampuni. Itu teladan yang ditinggalkan
ayah dan ibu, terlebih itu yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus
Adik : (sambil memeluk kakaknya dan meneteskan air mata) Terima kasih
banyak kak….adik juga mau belajar berbagi kasih kepada sesama
seperti yang biasa ayah dan ibu lakukan sewaktu mereka masih
hidup.
Kakak : Puji Tuhan…semangat yah…Tuhan pasti menolong kita berdua. (dua
orang kakak beradik menyalakan sebatang lilin pemulihan dan
meletakkan lilin di meja depan mimbar dan meninggalkan ruangan)
… Saat teduh …

Penatua : Datanglah kepada Allah, Sang Sumber damai sejahtera. Datanglah


dengan nyanyian syukur. Dengan hati yang menyembah dan tertuju
kepada Tuhan, kiranya kita siap berjumpa, disapa dan dipulihkan
olehNya.
J : (berdiri & menyanyi) PKJ. 288 bait 1, “Inilah rumah kami”,
(do=d, 4 ketuk)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 57

VOTUM DAN SALAM


Pelayan : Kebaktian ini, kami pertaruhkan dalam nama Bapa, Anak dan Roh
Kudus. Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Kepala bagi setiap
persekutuan menaungi kita dalam ibadah ini. Damai sejahtera Tuhan
menguduskan kita
SALAM : Menyanyikan berbalasan GB. 122 : 1 „Bagimu Damai Sejaht‟ra‟)

(duduk)

NAS PEMBIMBING
Pelayan : ”Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih sebagai pengikat yang
mempersatukan dan menyempurnakan” (Kolose 3: 14)
Jemaat : (Menyanyi) PKJ. 288 bait 4, “Inilah rumah kami”, (do=d, 4 ketuk)
58 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

PENGAKUAN DOSA
Diaken : Hendaklah tiap-tiap insan di tengah keluarga merendahkan diri di
hadapan Allah dan mengaku bahwa ia benar-benar adalah orang
berdosa sekaligus percaya, bahwa Bapa di Sorga akan
mengasihaninya dalam Yesus Kristus. Mari kita berdoa:
Anak : Ampunilah kami ketika kami memberontak terhadap orang tua kami
dan membuat hati mereka terluka.
Bapak/Ibu : Ampunilah ketika kami kehilangan kesabaran dan membangkitkan
amarah dan dendam dalam hati anak-anak kami.
Anak : Bersihkanlah kami dari kesalahan yang berulang-ulang kami lakukan
terhadap orang-orang yang mengasihi kami.
Bapak/Ibu : Ampunilah kami dari dosa dan kesalahan kami ya Tuhan.
Diaken : Ya Tuhan, pulihkanlah keluarga kami dalam kasihMu yang besar,
Amin.

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Kepada kita yang tulus iklas mengaku dosa kita, dengarlah berita
anugerah Allah, seperti yang tercatat dalam Yeremia 33:8,
demikian:”Aku akan mentahirkan mereka dari segala kesalahan yang
mereka lakukan dengan berdosa terhadap Aku, dan Aku akan
mengampuni segala kesalahan yang mereka lakukan dengan berdosa
dan dengan memberontak terhadap Aku”
Jemaat : (Menyanyi) KJ 240 a : 1”Datanglah, ya Sumber Rahmat”
Datanglah, ya Sumber rahmat, selaraskan hatikku
Menyanyikan kasih s‟lamat yang tak kunjung berhenti
Ajar aku madah indah, gita balai sorgaMu
Aku puji gunung kokoh, gunung pengasihanMu

PUJIAN MAZMUR
Pelayan : Mari kita berdiri dan bersama-sama membaca secara berbalasan
Mazmur 28
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 59

PEMBERITAAN FIRMAN
 Penatua : Berdoa & Membaca Alkitab dari Kolose 3:12-17 (diakhiri dengan
berkata”Demikianlah sabda Tuhan!”)
 Pelayan : “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah
kita tetap untuk selama-lamanya”
 Jemaat : Menyanyikan NKB. 223a, “Haleluya”, (do=f, 3 ketuk)

 Pelayan : (berkhotbah) DIPILIH OLEH ALLAH UNTUK


MENGHIDUPKAN KEHIDUPAN KELUARGA

PENGAKUAN IMAN RASULI (berdiri)


Nyanyian : PKJ. 130 bait 1, “Kita Kan Menang” (do=c, 4 ketuk)
60 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

PERSEMBAHAN
Diaken : Mari ungkapkan syukur hati dengan memberi sambil mengingat
Mazmur 50: 23, yang menyatakan: “Siapa yang mempersembahkan
syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur
jalannya, keselamatanan yang dari Allah akan kuperlihatkan
kepadanya”. (Berdoa)

Jemaat : (menyanyi) PKJ. 289: 1-dst, “Keluarga Hidup Indah”

1. (dinyanyikan bersama) 2. (dinyanyikan Laki-laki)


Keluarga hidup indah Di dinia banyak jalan,
bila Tuhan di dalamnya Jalan mana kan ditempuh?
Dengan kasih yang sempurna Jalan lurus hanya satu,
Tuhan pimpin langkahnya (Refr) jalan Tuhan itulah (Refr)

3. (dinyanyikan Perempuan) 4. (dinyanyikan bersama)


Keluarga hidup indah Ya Roh Kudus, bimbing kami
bila Tuhan pemimpinnya agar s‟lalu bersamaMu
Dalam suka, dalam duka, Ajar kami, tolong kami
kita dalam tanganNya (Refr) mewujudkan kasihMu (Refr)

Refrein (dinyanyikan bersama) :

T‟rima kasih padaMu Tuhan,


Kaubimbing kami selamanya
Segala hormat, puji dan syukur
kami panjatkan kepadaMu

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN
Pelayan : Pulanglah, tunaikanlah pangggilanmu dalam keluargamu sebagai orang-
orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya: “kenakanlah
belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelembutan dan
kesabaran”
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 61

Jemaat : Kami ingin terus diperharui untuk menjadi segambar dan serupa
dengan Kristus

Pelayan : “Sabarlah kamu seorang terhdap yang lain dan saling mengampunilah
di antara kamu”

Jemaat : Sama seperti yang telah diperbuat Tuhan kepadaku, akupun juga
perbuat demikian

Pelayan : “Kenakanlah kasih dan berilah dirimu dikuasai oleh damai sejahtera
Kristus”

Jemaat : Untuk itulah kami dipanggil untuk menjadi satu tubuh.

Jemaat : (berdiri & menyanyi) “Kasih”


Kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan
Kasih pasti murah hati, kasihMu, kasihMu Tuhan

Refrein:
Ajarilah kami ini salig mengasihi
Ajarilah kami ini saling mengampuni
Ajarilah kami ini kasihMu, ya Tuhan
KasihMu kudus tiada batasnya

BERKAT
Pelayan : Arahkan hati kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN
menyinari Engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih
karunia; TUHAN menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi
engkau damai sejahtera.
62 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Jemaat : (menyanyi) NKB.225, “Haleluya, Amin” (do=d, 4 ketuk)

~ Saat Teduh ~
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 63

TATA IBADAH
Penutupan Bulan Keluarga, HUT GMIT ke-74,
HUT Reformasi ke-504, Doa Bibit dan Minta Hujan
Minggu, 31 Oktober 2021

TETAP TEGUH DALAM KASIH TUHAN


~ Wahyu 3 :7-13~

PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke
rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai
masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Jemaat-jemaat di zona merah berbakti di rumah masing-masing.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan
jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar
gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.
Persembahan jemaat diletakkan dalam kotak-kotak sebelum kebaktian untuk
mengurangi kontak fisik dalam kebaktian.
Saat teduh/ Doa pribadi

PANGGILAN BERIBADAH

Narator 1 : Umat Tuhan yang terkasih, Ada ungkapan yang mengatakan; suatu
sejarah bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga disyukuri. Bukan
hanya sekedar diingat tetapi untuk dihayati. Hari ini kita
memperingati HUT Reformasi ke-504 dan HUT GMIT ke- 74. Selain
itu bersama seluruh warga GMIT kita menutup perayaan bulan
64 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

keluarga serta menyatu dalam doa, memohon berkat Tuhan untuk


seluruh persiapan menyambut musim tanam.
Narator 2 : Benih Injil telah dibawa dan ditaburkan di tanah Flobamora oleh para
pekabar Injil dengan semangat dan komitmen yang kuat dan berapi-
api. Benih itu tumbuh dan menjadi besar yang berwujud dalam
persekutuan orang-orang percaya, yakni Gereja Masehi Injili di
Timor.
Narator 1 : Tujuh puluh empat tahun telah berlalu, ziarah panjang telah kita lalui
sebagai sebuah persekutuan umat yang percaya. Namun, apakah
semangat dan komitmen itu masih ada ataukah sudah mati? Karena
pengakuan iman kita di dalam gereja berbeda dengan perilaku kita di
tengah-tengah keluarga dan masyarakat?
Narator 2 : Dalam perayaan ini, kita mesti memperbaharui iman, semangat dan
komitmen kita, agar kita, “ Tetap berdiri teguh dalam kasih Tuhan”

Pnt : Marilah kita bersyukur dan beribadah kepada-Nya. Jemaat berdiri dan
Menyanyikan NKB 7:1,3”Nyanyikanlah Nyanyian Baru” do=d 1
ketuk
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 65

VOTUM & SALAM

Pelayan : Pertolongan kita dalam ibadah saat ini, datangnya dari Allah
Jemaat : Yang telah menciptakan langit dan bumi.
Pelayan : Yang memelihara kesetiaan-Nya sampai selama-lamanya, dan Ia
tidak pernah meninggalkan perbuatan tanganNya
Jemaat : Amiiin
Pelayan : Salam sejahtera dari Allah : Bapa, Putera dan Roh Kudus, kepada
saudara sekalian
Jemaat : Salam sejahtera kepada saudara juga (duduk)

NAS PEMBIMBING
Pelayan : Membaca nas : I Korintus 15 : 58
Jemaat : Menyanyikan : NKB 203 :”Adakah Tempat bagi-Nya” do=bes 4 ketuk

PENGAKUAN DOSA
Pnt/Dkn : Umat yang dikasihi Tuhan, rendahkanlah dirimu dihadapan Tuhan
untuk mengaku dosa-dosa kita kepada Tuhan.
Saat teduh diiringi instrumen lagu NKB 13: 1”O Allahku,
Jenguklah Diriku” do= f 6 (2x3) ketuk.
66 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Mari Berdoa. Ya Tuhan kami datang dihadirat-Mu. Engkau


menyelidiki dan mengetahui hidup kami, kami sadar dalam
perjalanan hidup sebagai sebuah persekutuan umat Allah, kami
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak-Mu.
Ampuni kami, jika sebagai umat-Mu, kami sering menutup telinga
untuk mendengar kehendak-Mu sehingga hati kami menjadi tumpul
dan tidak peka.
Ampuni kami, sebagai pelayan-pelayan Tuhan, jika kami hanya
pandai berkata dan mengajarkan firman-Mu, tapi kami tidak
melakukannya sehingga hidup kami tidak menjadi contoh yang baik.
Ampuni kami, jika kami sombong dan suka menghakimi, kami saling
mencela dan saling menghina. Bibir kami penuh dengan kata-kata
kotor sehingga kami saling melukai dalam hidup bersama kami.
Ampuni kami, jika kami lalai dalam melaksanakan tanggungjawab
kami terhadap alam ciptaan-Mu. Kami mengeksploitasi habis-habisan
kekayaan alam, dan tidak bertanggungjawab memelihara
keberlangsungannya demi masa depan. Kami mohon Tuhan ampuni
kami, Kristus ampuni kami, amin ….

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Bagi setiap orang yang mengaku dosa dengan tulus dan iklas,
dengarkanlah janji Yesus Kristus kepadamu”Damai sejahtera
Kutinggalkan bagiMu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan
apa yang ku berikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia
kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu (Yohanis 14:27)
Jemaat : Jadilah kehendak-Mu bagi kehidupan kami umatMu

Nyanyian : “Kasih Dari Surga”


Kasih dari surga memenuhi tempat ini Mengalir kasih dari tempat tinggi
Kasih dari Bapa surgawi Mengalir kasih dari tahta Allah, Bapa
Kasih dari Yesus Mengalir di hatiku Mengalir, mengalir, mengalir dan mengalir
Membuat damai di hidupku Mengalir memenuhi hidupku
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 67

PUJI-PUJIAN (Mazmur 66 :16-20) (berdiri)


Pelayan : Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah,
Jemaat : Aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku.
Pelayan : Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku,
Jemaat : kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
Pelayan : Seandainya ada niat jahat dalam hatiku,
Jemaat : tentulah Tuhan tidak mau mendengar.
Pelayan : Sesungguhnya, Allah telah mendengar,
Jemaat : Ia telah memperhatikan doa yang kuucapkan.
Pelayan : Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku
Jemaat : dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku. (duduk)

PEMBERITAAN FIRMAN

Penatua : Berdoa, membaca Alkitab : Wahyu :3 : 7-13


Pelayan : Yesus berkata, “ Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”
Jemaat : Menyanyikan NKB. 223a, “Haleluya”, (do=f, 3 ketuk)

Pelayan : Khotbah :”Tetap Teguh Dalam Kasih Tuhan”

PENGAKUAN IMAN (berdiri)

Pelayan : Bersama dengan Gereja Tuhan di sepaanjang masa, marilah kita


bersama-sama mengikrarkan pengakuan percaya kita dengan
mengucapkan Pengakuan GMIT, demikian:

Bersama : Kami percaya kepada Allah Bapa. Ia mengasuh dan memelihara kami
seperti seorang ibu. Ia adalah Allah di atas kami. Ia menciptakan
segala sesuatu supaya bersekutu dan saling melengkapi.

Kami percaya kepada Yesus Kristus. Ia adalah Allah di antara kami.


Ia benar-benar Allah dan benar-benar manusia, Ia lahir seperti kami
68 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

dari seorang perempuan. Ia memberitakan kabar baik kepada orang


miskin, mengampuni orang berdosa, namun tidak semua orang
menerima Dia. Ia ditangkap, dihakimi dan disiksa. Ia menderita dan
disalibkan demi kami. Ia mati dan dikuburkan seperti kami. Allah
menerima karya-Nya. Ia dibangkitkan dari antara orang mati untuk
kami. Ia naik ke sorga sebagai Pembela kami, dan akan datang
kembali dalam kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

Kami percaya kepada Roh Kudus. Ia adalah Allah di dalam kami.


Kami mengaku oleh Roh Kudus, bahwa melalui Alkitab, Allah
berfirman kami, Firman itu diungkapkan melalui kata-kata manusia.

Kami mengaku bahwa gereja adalah rumah Allah. Yesus Kristus


adalah Tiang Induk dalam rumah itu.

Kami mengaku bahwa dunia merupakan ladang kerja Allah. Gereja


diutus oleh Allah untuk memperjuangkan keadilan dan menghadirkan
syalom Allah dalam dunia.

Kami mengaku bahwa babtisn dan perjamuan memeteraikan kami


sebagai milik Allah .

Kami mau mengiring Yesus, melayani sesama, dan bertekun dalam


doa;”Datanglah, ya Kristus!” Amin

Nyanyian : Himne GMIT, “Yesus Kristus Tiang Induk”


Ayat 1 Ayat 2
Yesus Kristus Tiang Induk, bangunan milik Allah Tuhan memanggil kita menjadi utusan-Nya
Yaitu jemaat yang kudus, rasuli dan katolik Sahabat yang bekerja tekun, mewartakan Injil-Nya
Tiada lain tumpuan bertahan selamanya Tiada yang terhina, di tindas yang mulia
Selain Yesus Kristus Tuhan yang hidup bagi kita Sebab Tuhan memanggil kita sesama saudara-Nya.

Refrein:
Tunaikanlah tugas mulia, bersekutu, bersaksi
Melayani dan berbakti, menata rumah Allah
Sasandu panca tugas kita, petiklah baginya
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 69

PERSEMBAHAN
Diaken : Mensyukuri anugerah Tuhan yang kita terima dalam hidup, marilah
kita menghaturkan persembahan syukur kepada Tuhan. Firman
Tuhan berkata:”Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah
kepada Tuhan”. Mari berdoa….
Nyanyian : NKB 197 : 1, 2. “Besarlah Untungku”.
(Jemaat mengantar langsung persembahan di kotak yang disediakan)

Besarlah untungku, jika Yesus milikku 2. Kendati tiadalah hartaku di dunia


Bersuka jiwaku karena damai yang penuh Hatiku tak resah tak bersungut, berkesah
Meskipun angin k‟ras, badai dunia menderu Kar‟na kusungguh tahu jika Yesus milikku
Tak goyag hatiku kar‟na Yesus milikku Tak sia-sialah segenap usahaku. Refr:

Refrein:
Benar, benar besarlah untungku (3x)
Ketika Yesus sungguhlah tetap milikku.

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN (berdiri)

Pelayan : Umat yang dikasihi Tuhan, ibadah syukur kita hari ini telah selesai,
namun panggilan untuk melaksanakan kehendak Allah yakni
menghadirkan tanda Kerajaan Allah haruslah terus dikerjakan.
Jemaat : Inilah kami Tuhan, pakailah setiap kami menjadi anggota gereja yang
saling menopang dan memberdayakan dalam bingkai satu keluarga,
penuh kasih mesra demi menghadirkan Damai Sejahtera.

Nyanyian : NKB 212:1”Sungguh Inginkah Engkau Lakukan”


70 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

BERKAT
Pelayan : Untuk tugas pengutusan itulah terimalah janji penyertaan Tuhan;
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN
menyinari engkau dengan wajah-nya dan memberi engkau kasih
karunia; TUHAN menghadapkan wajah-nya kepadamu dan memberi
engkau damai sejahtera. (Bil. 6 : 24 26)
Jemaat : Menyanyikan NKB.225, “Haleluya, Amin” (do=d, 4 ketuk)

~ Saat Teduh ~
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 71

BAHAN KEGIATAN-KEGIATAN BERSAMA

Dalam perayaan bulan keluarga kali ini, kami mendorong jemaat-jemaat


GMIT untuk melakukan beberapa acara khusus, yaitu Ibadah Pemulihan, Sehari
Bersama Keluarga dan Hari Pasutri.
1. Ibadah Pemulihan
 Tujuan: Penguatan iman dan spiritualitas bagi jemaat yang mengalami
peristiwa duka karena covid.
 Sasaran: Ibadah pemulihan akan dilaksanakan bagi keluarga-keluarga
pendeta, presbiter dan jemaat yang kehilangan anggota keluarga akibat
covid.
 Bentuk: Ibadah dilaksanakan dalam lingkup sinodal dan secara virtual
(online) pada tanggal 9 Oktober 2021.

2. Sehari Bersama Keluargaku


 Tujuan: Memberikan ruang bagi seluruh anggota keluarga agar berkumpul
dan mengalami keakraban yang intens sebagai satu keluarga.
 Peserta: Seluruh kategori usia (semua anggota keluarga ikut).

Persiapan Kegiatan:
1) Acara ini memerlukan komitmen, disiplin, dan kemandirian dari tiap
peserta untuk mengikuti langkah-langkah acara yang ditentukan.
2) Acara ini diinformasikan secara terus-menerus, termasuk gambaran
pelaksanaannya.
72 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

3) Majelis jemaat membentuk panitia yang melibatkan pemuda-pemudi yang


dapat membuat publikasi secara menarik.
4) Panitia menyiapkan video petunjuk senam pagi (bisa dalam bentuk Ja‟i,
Kebalai, Bonet dll)
5) Keluarga-keluarga menyiapkan hari khusus untuk memasak hidangan
makan siang secara bersama. Hendaknya menu yang dipilih adalah menu
dengan bahan-bahan lokal dan alat yang mudah diperoleh, mudah dalam
proses pengolahan, dan dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.

Isi Kegiatan:
Acara Pagi
1) Pada waktu yang telah ditentukan, setiap keluarga menyelenggarakan senam
pagi dipandu oleh salah satu anggota keluarga. Video petunjuk senam telah
dikirimkan sebelumnya oleh panitia kepada para peserta. Ayat yang dapat
menjadi rujukan dari Efesus 5:29
2) Setelah melakukan senam pagi, pada waktu yang telah ditentukan, setiap
keluarga mengikuti renungan pagi dengan materi yang telah disiapkan oleh
panitia. Bentuk pelayanan firman dapat melibatkan anak-anak dengan
bercerita.
3) Setelah mengikuti renungan, setiap keluarga bekerjasama membuat makan
siang. Sebelum memasak, keluarga membaca ayat yang dapat menjadi rujukan,
yaitu Amsal 15:17.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 73

Acara Siang
1) Setiap keluarga makan bersama. Ayat yang dapat menjadi rujukan dalam
refleksi sebelum makan adalah Lukas 9:10-17 (ayat 16).
2) Istirahat. Keluarga dapat melakukan aktivitas sehari-hari atau kegiatan bebas.

Acara Sore/Malam
Setiap keluarga melakukan refleksi atas kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan sepanjang hari. Panduan refleksi dapat menggunakan rujukan ayat-ayat
Alkitab yang telah disiapkan oleh panitia. Ayat yang dapat digunakan sebagai
panduan adalah Markus 9:14-29

3. Group Keluarga
Sekarang ini, group WA keluarga bukan sesuatu yang asing lagi.
Media komunikasi ini, dapat menjadi wadah untuk berbagi informasi, menjadi
jembatan penghubung antara keluarga yang tinggal berjauhan ataupun yang
memiliki kesibukan pekerjaan masing-masing. Dalam rangka bulan keluarga
GMIT, kita dapat memanfaatkan media group keluarga menjadi sarana
pembangunan iman dan saling menguatkan. Salah satu saling mengingatkan
jam doa, berbagi renungan bersama, membagi kata-kata berkat dan kata-kata
positif.

4. Merayakan Hari Pasutri GMIT

Latar Belakang
Potret kehidupan keluarga Kristen hari ini syarat dengan berbagai
pergumulan, antara lain: Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT),
74 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

perselingkuhan dan meningkatnya angka perceraian dari waktu ke waktu.


Salah satu sampel data perceraian di Kota Kupang terbilang tinggi. Tercatat
sepanjang tahun 2019, Pengadilan Negeri (PN) Kelas 1A Kupang mengadili
dan memutuskan bercerai terhadap 178 pasangan suami istri. Sementara di
Pengadilan Agama Kupang terdapat 92 pasutri yang bercerai di tahun 2019,
sehingga totalnya 270 pasutri yang bercerai dalam setahun. Dari fakta
persidangan menunjukan bahwa permohonan perceraian tersebut akibat ketidak
cocokan dalam rumah tangga. Selain itu data dari Rumah Perempuan
menunjukkan fenomena maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan terus
terjadi. Berdasarkan catatan pendampingan Rumah Perempuan tiga tahun
terakhir, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan sebanyak 497 kasus.
Jumlah ini tentu saja bukan merupakan representasi dari kasus yang terjadi
dalam masyarakat, karena kasus kekerasan terhadap perempuan ibarat
fenomena gunung es.1 Kontek hari ini, berhadapan dengan Pandemi Covid 19
covid makin menambah kompleksitas persoalan rumah tangga.

Gereja Masehi Injili di Timor, memandang keluarga sebagai basis


hidup bergereja. Oleh karenanya di dalam keluarga nilai-nilai kekristenan
ditanamakan dan dikembangkan sehingga menjadi dasar kehidupan bersama.
Pada tataran ini keluarga Kristen patut dibina agar mampu membentuk dan
mengembangkan kehidupan yang berkenan kepada Allah dalam Yesus Kristus
yang dituntun oleh Roh Kudus. Pembinaan yang dimaksudkan adalah
menyangkut nilai- nilai kekristenan yang bersumber pada kehendak Allah yang

1 Harian
Timor Ekspres, 14 Januari 2020,
https://timexkupang.com/2020/01/14/setahun-ada-270-janda-baru-di-
kota-kupang-medsos-jadi-pemicu/
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 75

diwujudkan dalam Yesus Kristus oleh tuntunan Roh Kudus berdasarkan


kesaksian Alkitab. Dengan demikian kehidupan keluarga menjadi kesaksian
bagi sesama.
Salah satu relasi yang sangat penting dalam kehidupan keluarga adalah
relasi suami istri. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan yang kemudian
bersepakat untuk membawa relasi mereka dalam kehidupan rumah tangga
Kristen. Relasi suami istri adalah relasi yang setara, saling melengkapi dan
saling menolong, saling melengkapi, menghormati dan mengasihi Inilah nilai-
nilai keristenan yang perlu dikembangkan dalam relasi suami istri. Dalam
relasi itu tercipta keharmonisan yang membawa dampak baik bagi mereka
masing-masing. Dalam menjalankan misi keluarga sebagai basis,
keharmonisan relasi suami dan istripun perlu mendapat perhatian.

Berhadapan dengan berbagai persoalan keluarga seperti kekerasan


dalam rumah tangga, perselingkuhan, perceraian, maka GMIT
mengembangkan daya layannya secara holistik dalam berbagai bentuk
pembinaan keluarga Kristen. Salah satunya, dalam Haluan kebijakan Umum
Pelayanan Tahun 2020-2023, mengamanatkan kebijakan penting dalam
pelayanan Marturia yaitu peningkatan kualitas kategorial dan fungsional
profesional dengan pembinaan yang terencana dan sistematis dan
berkelanjutan. Salah satu program strategis yang ditetapkan adalah Hari Pasutri
(Pasangan Suami Istri).

Hari Pasutri adalah sebuah hari yang menjadi moment bagi suami istri
yang merupakan pintu masuk gereja untuk merawat relasi kehidupan rumah
tangga, demi meminimalisir persoalan relasi yang berdampak pada kekerasan
dalam rumah tangga, perselingkuhan dan perceraian. Dengan demikian peran
76 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

keluarga sebagai basis pelayanan gereja yang dapat menjadi berkat bagi
sesama bisa terwujud. Tahun ini kita akan merayakan hari Pasutri pada hari
Sabtu, 16 Oktober 2021.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 77

TATA IBADAH HARI PASUTRI


Sabtu, 16 Oktober 2021

“Cinta Kasih yang Memulihkan”

PERSIAPAN
Menyiapakan dekorasi
Mengatur tempat duduk dengan pasangan masing-masing.
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke
rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai
masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Jemaat-jemaat di zona merah berbakti di rumah masing-masing.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan
jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar
gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.
Persembahan jemaat diletakkan dalam kotak-kotak sebelum kebaktian untuk
mengurangi kontak fisik dalam kebaktian.

Pengantar Ibadah

(Seorag Penatua membakar lilin sebagai simbol cinta kasih yang memulihkan).

Penatua : Jemaat yang dikasihi Tuhan, hari ini bersama seluruh jemaat GMIT
di mana pun, kita merayakan Hari Pasutri. Dengan perayaan ini setiap
pasangan suami istri kembali menyegarkan komitmen iman untuk
membangun hidup berumah tangga sebagai miniatur gereja. Tiap-tiap
rumah tangga adalah alat keselamatan yang dianugerahkan Allah bagi
dunia. Karena itu relasi suami istri harus senantiasa dibaharui,
dipulihkan dan diberdayakan agar berdampak bagi lestarinya
kebaikan di bumi.
78 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Ibadah Hari Pasutri ini berlangsung di bawah tema”Cinta kasih yang


Memulihkan”. Sesuai tema tersebut, kiranya ibadah ini menolong
setiap pasangan suami istri agar terhindar dari kekerasan dalam
rumah tangga, perselingkuhan dan perceraian. Dengan demikian
peran tiap keluarga sebagai basis pelayanan gereja dan tanda berkat
Allah bagi dunia bisa terlaksana.

Litani Ungkapan Kasih


Suami : Hai belahan jiwaku, aku sangat mengasihi engkau, aku bersyukur
kepada Tuhan karena engkau dihadirkan bagiku.
Istri : Terimakasih untuk cintanya, akupun bersyukur engkau di diberikan
oleh Tuhan bagiku.
Suami : Aku menyadari bahwa dalam hidup rumah tangga, ada banyak hal
yang mungkin menyakiti hatimu, saat ini dengan cinta, mohon maaf.
Istri : Aku pun menyadari, jika dalam hidup bersama, banyak kesalahan
yang kulakukan. Maafkanlah aku.
Suami : Terimakasih cinta untuk kasih sayang dan kesabaranmu. Kiranya
Tuhan selalu menolong kita, menjadi rumah tangga yang damai dan
bahgia serta menjadi saksi dan teladan bagi sesama.
Istri : Mari kita berjalan terus bersama Tuhan, jangan cemas dan kuatir,
Tuhan selalu bersama kita.

Nyanyian : Kasih
Kasih pasti lemah lembut
Kasih pasti memaafkan
Kasih pasti murah hati
kasihMu, kasihMu, Tuhan

Refrein:
Ajarilah kami ini saling mengasihi
Ajarilah kami ini saling mengampuni
Ajarilah kami ini, kasihMu ya Tuhan
kasihmu kudus tiada batasnya. (Kembali ke Refr}

Doa Bersama
Suami/Istri: Allah sumber cinta sejati, Engkau telah mempersatukan kami dalam
ikatan perkawinan yang suci. Kami bersyukur atas segala pengalaman
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 79

yang kami alami selama perjalanan perkawinan kami; atas segala


suka dan duka; atas kebahagiaan dan penderitaan; atas untung dan
malang; terlebih atas rahmat kesetiaan yang telah memungkinkan
kami berdua berpegang teguh pada janji suci pernikahan kami.

Pemberitaan Firman
Doa
Baca Alkitab: (Membaca Matius 18:21-35)
Renungan :
Cinta Kasih yang Memulihkan
Kehidupan suami-istri dipenuhi berbagai dinamika. Salah satu dinamika
dalam kehidupan itu adalah konflik. Konflik yang tak terkelola dengan baik
mengakibatkan masing-masing pihak terluka. Jika hal itu dibiarkan berlarut-larut,
keluarga menjadi tempat saling melukai. Jangka panjangnya adalah hilangnya arah
kehidupan sebagai keluarga.
Suami-istri dan seisi rumah tentu merindukan kesuka-citaan, damai
sejahtera memenuhi mahligai rumah tangga. Sementara perjumpaan kadang
menimbulkan benturan dan luka. Karena itu perlu upaya untuk membiasakan saling
memulihkan dan mentransformasi luka-luka yang ada menjadi sumber hikmat bagi
keluarga. Bahan ini dirancang dengan tujuan agar setiap keluarga memahami
makna luka-luka dalam keluarga dan dalam kesatuannya, keluarga berupaya untuk
saling memulihkan.
Kita bisa gunakan sedikit waktu untuk berbagi pengalaman dan refleksi
tentang relasi suami istri.
1. Berbagi Pengalaman
a. Sebagai suami-istri, pernahkah Anda mendengar ucapan pasangan yang
dirasa menyakitkan?
80 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

b. Apa rasanya ketika mendengar atau mendapat perlakuan dari pasangan yang
dirasa menyakitkan tersebut?
c. Apakah Anda membiasakan diri untuk dengan segera meminta maaf dan
menyelesaikan masalah yang terjadi dalam relasi?
2. Mendalami Pengalaman
a. Ketika mendengar ucapan pasangan yang menyakitkan, apa yang Anda
lakukan?
b. Terkait dengan saling memaafkan dalam keluarga, apa yang Anda lakukan
agar kehidupan keluarga dipenuhi dengan pengampunan, pemulihan dan
damai sejahtera yang mengutuhkan?

Injil Matius 18:21-35 yang berisi perumpamaan tentang pengampunan. Nas


ini membantu kita dalam memahami maksud Yesus tentang mengampuni. Hamba
yang memiliki hutang 10.000 talenta memperoleh anugerah dari tuannya karena
seluruh hutangnya dianggap lunas.
Talenta adalah satuan mata uang yang paling tinggi nilainya pada waktu
itu. Nilainya 1 talenta=6.000 dinar. Dinar itu sendiri adalah satuan mata uang yang
diterima oleh pekerja harian dalam satu hari. Jika dikurskan dengan masa sekarang,
katakanlah upah pekerja harian dalam satu hari Rp 100.000,00 maka 1 talenta =
6000 x Rp 100.000,00 = Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). Katakanlah,
hutang hamba itu adalah Rp 600.000.000,00 x 10.000 = 6.000.000.000.000,00
(enam trilliun rupiah). Dengan demikian perlu berapa lama hamba itu bekerja
mengumpulkan uang yang cukup untuk membayar hutangnya? Sudah semestinya
hamba tersebut sangat bersyukur karena hutangnya yang sangat banyak telah
dihapuskan oleh sang Raja. Itu adalah anugerah yang sangat besar baginya.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 81

Namun dalam cerita selanjutnya (18:28-30), hamba itu bertemu dengan


temannya yang berhutang 100 dinar kepadanya, sama dengan Rp 100.000,00 x 100
= Rp 10.000.000,00.Ia mencekik dan memaksa temannya untuk segera melunasi
hutangnya. Ia tidak memberi ampun sekali-pun temannya sudah memohon seperti
yang telah ia lakukan sebelumnya. Tentu saja uang sepuluh juta rupiah sangat besar
jumlahnya baginya tetapi jika dibandingkan dengan hutangnya enam trilliun
(1:1.200.000) maka jumlah tersebut tidak ada artinya.
Kisah dalam Matius 18:21-35 ini mengingatkan kepada kita bahwa
seringkali kita memandang kesalahan orang lain kepada kita terlalu besar sehingga
bagi kita tidak mungkin ada kata ampun baginya.Tetapi kita lupa bahwa kita telah
melakukan kesalahan yang lebih besar dan kita tidak akan mampu membayarnya
untuk memperoleh pengampunan. Ketika kita memandang kesalahan orang lain
amat besar dan kita selalu memposisikan diri sebagai korban, yang terjadi adalah
luka batin. Apakah dengan begitu kita diam saat diperlakukan tidak baik, tidak adil
dan menyakitkan? Mendiamkan perlakuan seperti itu tidak akan menyelesaikan
masalah dalam hidup bersama. Pengampunan merupakan tindakan yang perlu kita
hidupi dalam perjalan kehidupan kita. Perwujudan akan hal itu harus tampak dalam
ungkapan meminta dan memberi maaf.
3. Memaknai Pengalaman Secara Baru
a. Setelah mendengar pemaparan dari Injil Matius 18:21-35, apa yang Anda
maknai tentang pengampunan dalam relasi suami-istri?
b. Menurut Anda, apa yang harus dilakukan agar kehidupan suami-istri
menjadi persekutuan yang saling memulihkan?
82 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

4. Membarui Hidup
a. Apa praktek-praktek hidup yang akan dilakukan untuk mewujudkan kehidupan
yang tidak saling melukai?
b. Akhiri dengan mengajak semua bertekad hidup dengan saling mengampuni
dan mewujudkan kehidupan yang saling memulihkan dengan:
menghayati nyanyian Pemulihan Keluarga:
MariaShandi (https://www.youtube.com/watch? v=5s-andHVn7E)

Pembaharuan Janji
 (Masing-masing pasangan suami dan istri mengambil saat teduh dan
kembali merenungkan awal mula membangun cinta kasih dan bertelut dan
berdoa)
 Sejenak berdiam dalam keheningan Allah, suami dan istri saling
mendoakan.

Pemberian Tanda Cinta Kasih

Suami : Istriku tersayang, saya memberikan bunga ini sebagai lambang


cintaku yang tulus dan murni kepadamu. (memberikan setangkai
bunga segar yang cantik kepada istri)

Persembahan Syukur (maju ke depan dan memberi persembahan)


Doa syafaat

Berkat

Pelayan : Saudaraku melangkahlah dalam tuntunan kasih Allah Maka damai


sejahtera yang melampaui segala akal itu, akan memelihara hati dan
pikiranmu di dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Amin
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 83

BAHAN RENUNGAN DAN PA KELUARGA

Menjadi Seorang Pemberi Solusi


Rut Pasal 2

Rut adalah seorang janda yang menjadi pelindung bagi Naomi. Ia berani
menghadapi situasi sulit yang sedang menekan mereka. Ia bekerja sebagai seorang
hamba yang setia memungut bulir-bulir jelai tanpa perasaan malu. Ia tidak
menyalahkan keadaan. Ia tidak membanding-bandingkan situasi yang saat itu ia
alami dan situasi sebelum ia berjumpa dengan Naomi. Tindakan Rut menunjukkan
kasih-Nya kepada Naomi.
Rut berjumpa dengan Boas, seorang yang peduli kepada orang lain di
sekitarnya. Ia terkesima dengan kerja keras Rut, sikap Rut terhadap Naomi,
mertuanya dan iman Rut kepada Tuhan (Rut 1:16; 2:11-12). Karena itu Boas
mengasihi Rut, memberinya makan hingga kenyang dan menjamin bahwa ia
bekerja dengan nyaman tanpa ada gangguan dari siapapun.
Sama seperti Rut dan Naomi, saat ini kita semua sedang terbeban dan
tertekan. Ada banyak keluarga yang sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ada berita sedih dari mereka yang kita kasihi, karena terinfeksi Covid-19 bahkan
ada yang harus pergi untuk selamanya. Dampak badai seroja pun masih terasa
hingga saat ini. Dalam kesulitan ini, mari menjadi seorang pemberi solusi seperti
Rut. Kerapuhan kita bukan tanda bahwa kita harus menyerah, Kerapuhan kita
justru menjadi tanda bahwa ini saatnya kita bangkit bersama, berjuang, bersatu hati
menghadapi masa sulit ini.
84 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Dalam kesulitan ini, mari menjadi seorang pemberi solusi seperti Boas.
Apa yang bisa kita lakukan untuk menolong dan memberi perlindungan bagi
mereka yang rapuh? Setiap pihak harus saling memperhatikan. Ini tanggung jawab
bersama. Stop lempar tanggung jawab! Stop saling menyakiti! Stop membanding-
bandingkan situasi yang lalu dengan situasi sekarang! Mari menaati himbauan
pemerintah dengan taat pada protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi. Mari
berdoa dan berpuasa hingga Tuhan memulihkan keadaan kita. (ABL)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 85

Tuhan Memulihkan Kehidupan Orang Percaya


Ayub 42:7-17

Apa yang kita lakukan ketika menghadapi tantangan dalam hidup? Pasti ada di
antara kita yang berdoa dan memohon pertolongan dari Tuhan. Namun, sering juga
kita menanggapi tantangan dalam hidup dengan sungut-sungut, pengeluhan bahkan
sampai menyalahkan Tuhan.
Cerita tentang Ayub adalah salah satu cerita yang menarik, tentang bagaimana
dirinya menghadapi tantangan yang datang bertubi-tubi. Ayub harus kehilangan
segala miliknya, ia menderita sakit bahkan dalam penderitaannya, ia digoda oleh
istri dan sahabat-sahabatnya untuk menyalahkan Tuhan atas keadaannya. Namun,
Ayub tidak melakukannya sebaliknya ia justru tetap berserah kepada Tuhan dan
menantikan jawaban Tuhan atas pengharapannya.
Teks yang kita baca ini menceritakan tentang jawaban Tuhan atas doa
Ayub. Keadaan Ayub dipulihkan. Di sini kita membaca beberapa cara Tuhan
memulihkan keadaan Ayub. Pertama, Tuhan menjawab doanya termasuk doa
untuk menyelamatkan sahabat-sahabatnya (ay. 8). Kedua, Ayub mendapatkan dua
kali lipat dari segala kepunyaannya yang hilang (ay. 10). Ketiga, Ayub
mendapatkan banyak pemberian seperti uang, ternak bahkan anak laki-laki dan
perempuan (ay. 11-13). Keempat, Ayub mendapatkan umur panjang (ay.16).
Pemulihan total, Tuhan kerjakan dalam kehidupan Ayub.
Dari cerita ini, kita belajar untuk terus mengandalkan Tuhan dalam setiap
persoalan dan tantangan yang kita alami. Saat ini kita bergumul dengan pandemi
Covid 19 yang membuat kehidupan kita berubah dan mungkin menciptakan
persoalan-persoalan lain akibat pandemic ini. Kita harus tetap percaya kepada
86 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Tuhan sambil terus melakukan apa yang menjadi kewajiban kita seperti taat pada
protokol kesehatan serta selalu hidup sehat dan disiplin. Ketaatan dan keseriusan
kita untuk tetap berdoa dan berserah kepada Tuhan akan membawa kita pada
keadaan yang benar-benar pulih. Tuhan setia dan Ia akan memulihkan keadaan
kita. (AT)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 87

Mujizat Dalam Doa


Markus 9:14-29

Ketika kita menghadapi sebuah persoalaan hidup yang nampaknya rumit,


apa yang kita lakukan? marah? Saling menyalahkan? bertengkar? ragu dan kuatir?
Semua reaksi ini adalah manusiawi, sudah sewajarnya ekspresi kita saat
menghadapi persoalan besar seperti itu,. Berbeda denga cara Yesus
menghadapinya dalam bacaan kita ini.
Bacaan kita ini diawali saat Yesus mendapati murid-murid menghadapi
persoalan pengusiran roh jahat yang menaungi seorang anak sehingga
mengakibtkan kebisuan. Mereka tidak berhasil mengusir roh jahat tersebut bahkan
terjadi perdebatan diantara mereka dan ahli taurat. Ketika Yesus menemui mereka,
sepertinya Ia marah dan berkata pada murid-murid-Nya”hai kamu orang yang
tidak percaya berapa lama lagi aku harus tinggal diantara kamu” Waktu Yesus
sampai ke tempat itu, sang bapak dari anak yang sakit ini meminta jika Yesus dapat
menolongnya. Yesus pun berkata” jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil
bagi orang percaya. Sang bapak pun tersadar lalu berkata “aku percaya, tolonglah
aku yang tidak percaya ini” Lalu Yesus mengusir roh jahat tersebut dan anaknya
pun menjadi sembuh. Sesampainya di rumah, murid-murid bertanya pada Yesus
mengapa mereka tidak dapat mengusir Roh jahat tersebut? Yesus menyampaikan
bahwa mengusir roh jahat seperti itu harus dengan berdoa.
Dari cerita di atas sebenarnya ada banyak hal yang dapat direfleksikan,
namun secara khusus kita akan mendiskusikan bagaimana cara Yesus menghadapi
persoalan yang dibawa kepada-Nya:
1. Yesus menekankan soal”percaya”, ketika Yesus memarahi murid-muridnya
karena tidak dapat mengusir roh jahat dari anak itu. Yesus menyebut mereka
88 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

orang yang”kurang percaya”. Coba diskusikan arti percaya dan bagaimana cara
tetap percaya dalam menghadapi persoalan yang tampaknya mustahil untuk
diselesaikan?

2. Yesus menekankan soal tidak boleh ada keraguan dalam menghadapi persoalan
hidup, hal ini tergambar ketika sang bapa memohon pada Yesus dengan
kalimat”jika Engkau dapat” dan Yesus pun berkata “tiada yang mustahil bagi
Allah” sehingga sang bapak pun yakin dan menjadi percaya dengan sungguh.
Coba diskusikan bagaimana caranya menghadapi persoalan tanpa keraguan
tapi keyakinan bahwa tiada yang mustahil bagi Allah.

3. Cara Yesus menghadapi persoalaan dengan berdoa. Coba diskusikan


bagaimana cara dan pentingnya berdoa di tengah pergumulan hidup? (DO)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 89

Mengampuni Sebagai Jalan Memulihkan Relasi


Kejadian 45:1-15
Bisakah kita membayangkan jika suatu saat kita disakiti oleh saudara
sendiri dengan perbuatan yang menyakitkan bahkan hampir menghilangkan nyawa
kita? Mampukah kita memaafkan kesalahannya, tanpa menyisahkan dendam
sedikitpun dalam hati kita? Bahkan Ketika dia mengalami kesulitan dengan senang
hati kita menolongnya sebagai saudara? Tidak dapat dipungkiri bahwa mungkin
sebagian besar dari kita sulit untuk memaafkan atau memaafkan tetapi tidak
dengan hati yang tulus sehingga masih menyisahkan dendam, masih ada rasa tidak
suka kepada orang yang menyakiti kita. Hal ini berdampak pada relasi kita yang
rusak dengan keluarga, dan sesama.
Kisah perkenalan Kembali Yusuf pada saudara-saudaranya yang datang ke
Mesir sebenarnya sebuah kisah yang sangat kuat bercerita mengenai sebuah
pengampunan. Yusuf masih mengingat dengan jelas apa yang dilakukan oleh
saudara-saudaranya. Mereka melemparkan Yusuf ke dalam sumur kering tanpa
belas kasihan lalu menjualnya sebagai budak. Itu adalah awal cerita bagaimana
Yusuf sampai ke negeri Mesir. Di Mesir inilah Yusuf berjuang untuk hidup, mulai
dari nol, mulai dari bawah. Yusuf mengalami jatuh bangun sendirian tanpa sanak
dan teman. Namun tentu saja Tuhan tidak meninggalkannya.
Setelah sekian lama akhirnya Tuhan mempertemukan kembali Yusuf dengan
saudara-saudaranya. Yusuf masih mengenal mereka, sebaliknya saudara-
saudaranya itu sama sekali tidak mengenal Yusuf. Mungkin karena saudara-
saudara Yusuf tidak pernah menyangka bahwa Yusuf masih hidup apalagi menjadi
orang besar di negeri Mesir. Semula, Yusuf berpura-pura tidak mengenal mereka.
Yusuf menumpahkan segala rasa yang terpendam dalam hatinya. Yusuf menangis
sejadi-jadinya, rasa sakit, rasa sedih, rasa kecewa maupun rasa rindu dan bahagia
90 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

bercampur jadi satu. Tangisnya pecah hingga terdengar oleh seisi istana Firaun (ayat 2).
Kemudian Yusuf pun mulai memperkenalkan dirinya, “Akulah Yusuf! Masih hidupkah
bapa?”. Hal ini membuat saudara-saudaranya shock dan takut sehingga tidak dapat
menjawabnya. Alih-alih menyalahkan saudara-saudaranya, Yusuf jutru menghibur dan
membesarkan hati mereka. Sikap Yusuf didasari oleh keyakinan yang besar kepada
Tuhan, “… sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului
kamu” (ayat 5) dan”maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin
kelanjutan keturunanmu .…” (ayat 7). Yusuf menyambut saudara-saudaranya dengan
penuh kehangatan bahkan meminta mereka untuk tidak lagi mengingat perbuatan buruk
dan masalah yang pernah mereka lakukan padanya. Ia sangat gembira dan menanyakan
kabar ayahnya, bahkan Ketika saudara-saudaranya merasa takut ia meyakinkan mereka
bahwa kejahatan yang mereka lakukan dulu padanya tidak perlu disesali. Tidak perlu
bersusah hati karena ia sudah mengampuninya, ia memahami bahwa kehadirannya di
Mesir ada maksud Tuhan didalamnya, yaitu untuk menyelamatkan kehidupan akibat
kelaparan hebat yang terjadi. Yusuf tidak memusatkan perhatian pada kesalahan saudara-
saudaranya, tetapi ia memusatkan perhatian pada rencana Allah atas hidupnya. Dengan
begitu Yusuf dapat memetik hikmah di balik kepahitan dan penderitaan yang dialaminya.
Dengan memusatkan perhatian kepada Allah, Yusuf mendapat kekuatan untuk tegar
dalam segala keadaan. Dengan memusatkan perhatian kepada Allah, Yusuf
mengampuni, menerima pemulihan dan dapat memulihkan saudara-saudaranya juga.
Memaafkan memang sulit dilakukan oleh orang yang sedang tersakiti, namun
belajar dari kisah Yusuf tentang bagaimana ia mampu menyatakan pengampunan
bagi saudara-saudaranya, mendorong kita untuk memaafkan. Kekuatan untuk
memaafkan, mengampuni terletak pada kemampuan berefleksi dan menemukan
kehendak Tuhan bagi hidup kita. Kita dapat memahami proses dan maksud Tuhan
dalam setiap peristiwa yang dialami. (LB)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 91

Relasi Dalam Pernikahan


Efesus 5:22-33

Persoalan yang sering terjadi dalam hubungan manusia dan sesamanya


adalah persoalan relasi. Hal ini juga terjadi dalam sebuah pernikahan. Persoalan
relasi suami dan istri, sering kali menjadi penyebab hancurnya sebuah pernikahan.
Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri yang terjadi dalam kehidupan
pernikahan adalah perselisihan karena perbedaan di antara suami dan isteri. Bisa
jadi, rumah tangga menjadi ajang persaingan antara suami dan istri, untuk
mendapatkan pengakuan siapa yang lebih unggul.
Paulus dalam bacaan ini mengingatkan bahwa suami dan isteri bukan lagi
dua pribadi. Suami dan isteri memang berbeda tetapi telah menjadi satu. Kesatuan
mereka terletak pada ketaatan kepada Tuhan. Dalam pemahaman ini, maka suami
istri haruslah mengembangkan pola relasi yang saling menghormati dan saling
mengasihi. Ayat 33”bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku:
kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati
suaminya. Yang utama dari relasi dalam pernikahan adalah meneladani Kristus
yang bersedia dengan totalitas mengasihi dunia dan berkorban bagi dunia.
Demikianlah suami dan isteri meneladani Kristus. Suami dan isteri membentuk
sebuah kesatuan dalam pernikahan untuk saling membahagiakan.
Sebagai keluarga Kristen, marilah saling mengasihi dan bersedia untuk
saling memberi diri bagi pasangan. Karena dengan demikian kebahagiaan bersama
akan terwujud. Isteri dengan tulus dan rela menghormati suaminya dan suami
dalam kesungguhan mengasihi isterinya. Inilah sebuah relasi yang menciptakan
kebahagiaan dalam hidup pernikahan. (YW)
92 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

BAHAN KATEGORIAL
Pelayanan Anak dan Remaja
Minggu, 24 Oktober 2021
“Keluargaku, Tempat Belajarku”

Persiapan Ibadah
(Pemimpin ibadah dan anak mengambil saat teduh)
Salam PAR GMIT
Mengucapkan salam khas PAR GMIT
Ajakan Beribadah :
Pemimpin : Syalom anak-anak....! Sukacita bahwa hari ini kita masih diizinkan
Tuhan untuk bertemu dan berkumpul kembali dalam suasana penuh
sukacita. Ini semua semata mata karena kasih Tuhan yang tiada
berkesudahan yang tetap ada bagi keluarga kita. Sebagai ungkapan
syukur atas cinta dan kasih Tuhan, marilah beribadah kepada-Nya
dengan mengawali dalam doa:”Tuhan Yesus yang baik, kami percaya
bahwa siang dan malam, susah dan senang; dalam setiap saat, dalam
setiap waktu Engkau selalu ada bersama kami, tidak terkecuali dalam
ibadah hari ini dan kami bersyukur karenanya. Kami juga berdoa agar
firman-Mu hari ini boleh menjadi bahagian yang terindah dalam
hidup kami. Halleluyah. Amin.”
Semua : Menyanyikan lagu”Bertemu dalam kasih-Nya”
Bertemu dalam kasih-Nya, berkumpul dalam anugerah-Nya
Bersukacita semua didalam rumah Tuhan

Reff: Owwwow saudaraku dan saudariku,


Tuhan cinta dan mengasihimu
Mari bersukacita semua, didalam rumah Tuhan
Menghafal Ayat: (Ayat hafalan minggu lalu dihafalkan)
Pelayanan Firman:
Pemimpin : Berdoa dan membaca Firman Tuhan dari kitab Ulangan: 6:1-9,
diakhiri dengan berkata”Demikianlah Firman Tuhan”
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 93

Semua : Menyanyikan lagu”Dalam Tuhan kita bersaudara”


Dalam Tuhan kita bersaudara (2x)
Dalam Tuhan kita bersaudara, sekarang dan selamanya
Dalam Tuhan ..... kita bersaudara
Pemimpin : Renungan dengan tema “Keluargaku, Tempat Belajarku”

Anak-anak yang Tuhan Yesus kasihi, Syalom!. Semoga setiap minggu anak-
anak semua selalu sehat ya ! Minggu lalu kita berbicara seputar keluarga dengan
tema: “Saya dan Yang Lain” / Sesama”. Memasuki minggu keempat di bulan
oktober, masih di “Bulan Keluarga” ini kita belajar menurut tema: “Keluargaku,
Tempat Belajarku”. Disini kita akan diajak untuk lebih mengenal dan memahami
bahwa sebenarnya banyak tempat kita dapat belajar menjalani kehidupan ini
dengan baik dan salah satunya adalah dalam keluarga yang adalah lingkungan
tempat kita berasal.
Nah, siapa diantara anak-anak yang pada saat bersekolah minggu di rumah
selalu di dampingi papa, mama atau kakak juga saudara-saudara yang lain?
Mungkin untuk membimbing atau menjelaskan akan firman Tuhan yang menjadi
bahan renungan. Tentu untuk hal ini sebahagian besar anak-anak pasti akan
menjawab bahwa mereka pernah dan selalu didampingi saat bersekolah minggu di
rumah. Kalau begitu, ada satu pertanyaan lagi; adakah diantara anak-anak sekalian
yang hari ini melakukan segala aktivitas tanpa bantuan orangtua? (beri kesempatan
anak-anak menjawab).
Baiklah, mungkin saja ada, tetapi sebagian besar anak-anak pastilah
melakukan segala aktivitasnya dengan bantuan orangtua. Hal ini tentu karena
semua anak-anak masih sangat tergantung dan membutuhkan bantuan papa, mama
atau kakak secara langsung didalam kehidupannya; mulai dari menyiapkan segala
kebutuhan setiap hari seperti sarapan, menyetrika pakaian sekolah, membantu
belajar bahkan sampai mengajarkan kepada kita soal sikap hidup yang baik sebagai
94 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

anak-anak Tuhan. Jikalau demikian maka pastilah ada banyak pengajaran dari
orangtua yang sudah kita terima kan? ; seperti misalnya doa sederhana ketika
bangun tidur, bagaimana cara membantu teman yang kesusahan, apa saja yang
harus dilakukan supaya lebih dekat dengan Tuhan, maupun menjelaskan kisah dari
Alkitab tentang Tuhan Yesus. Yang pasti bahwa ketika menyampaikan semua itu
kepada kita, ada satu harapan besar dari mereka yakni agar apapun yang
disampaikan, kelak tidak hanya sekedar diingat tetapi lebih daripada itu dapat
anak-anak mengerti, memahami dan dapat melakukannya didalam kehidupan
sehari-hari.
Nah anak-anak; Tentu kita semua mengetahui bahwa anak-anak yang selalu
dekat dengan Tuhan pastilah juga menjadi anak-anak yang sangat dikasihi Tuhan.
Ini semua karena memang Tuhan sangat rindu untuk bertemu dengan kita setiap
hari. Ia rindu untuk menuntun, menolong dan memberkati kita semua. Lalu,
bagaimanakah caranya kita bisa selalu bertemu dengan Tuhan? Tentu saja lewat
komunikasi dalam doa dan juga lewat segala hal baik yang diajarkan oleh kedua
orangtua kita.
Anak-anak harus menyadari bahwa tidak ada orangtua yang menginginkan
anaknya berada dalam keadaan yang kurang baik. Sebaliknya, setiap orangtua pasti
rindu anaknya senantiasa diberkati oleh Tuhan atas segala hal yang terjadi dalam
hidupnya. Oleh karena itu, orangtua sejak dini berusaha membekali dan
membimbing kita sebagai anak untuk dekat dengan Tuhan. Mereka mulai
mengajarkan doa-doa sederhana, menceritakan karya Tuhan di dalam Alkitab dan
juga nasihat-nasihat yang baik bagi hidup kita bahkan mungkin juga mengajak
anak-anak untuk turut mengikuti ibadah bersama dalam keluarga.
Bercermin pada anak-anak orang Yahudi; sejak berumur 5 tahun sampai
masa remaja mereka dibekali dengan pengajaran-pengajaran agama oleh
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 95

orangtuanya diberbagai kesempatan. Pengajaran-pengajaran seperti ini dilakukan


dengan disiplin di dalam keluarga mereka. Semua itu disampaikan, baik di jalan,
baik sebelum tidur, baik saat santai dan didalam segala kesempatan Firman Tuhan
selalu disampaikan. Nah, bagaimana dengan kita? apakah kita sudah senantiasa
belajar firman Tuhan setiap hari? Ingatlah akan firman Tuhan dalam kitab Yosua
1:8,
“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi
renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai
dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian
perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”

Juga dalam2 Timotius 3:16-17,


“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran.”

Anak-anak yang dikasihi Tuhan; Jika kita sudah terbiasa dekat dengan
Tuhan, maka kita akan dapat memetik manfaatnya; kita akan semakin bertumbuh
dengan pengajaran yang sesuai dengan kehendak Tuhan, tahu membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk. Dan lebih daripada itu, anak-anak juga bisa
bersikap dengan tepat; segala hal yang baik bisa dilakukan dengan setia sedangkan
yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dengan tegas akan ditinggalkan. Oleh
sebab itu marilah kita membuka diri ketika diingatkan oleh orangtua masing-
masing untuk selalu berdoa, membaca Alkitab dan juga mengikuti ibadah-ibadah
bersama keluarga dalam rumah. Jangan bosan-bosan untuk mendengarkan nasihat
orangtua. Seandainya sampai dengan saat ini kita belum bisa setia dalam
melakukan segala kehendak Tuhan, maka mintalah orangtua atau kakak untuk tetap
senantiasa membimbing. Dengan demikian keluarga kita akan menjadi keluarga
96 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

yang kompak, saling mendukung, saling mengingatkan satu dan lainnya serta
bertumbuh bersama di dalam Tuhan sehingga akan nyata bahwa keluarga adalah
tempat kita belajar berbagai hal. Amin
Hari ini sekali lagi kita sudah belajar dari bagian Firman Tuhan untuk
bagaimana kita dapat belajar akan hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan dari
keluarga. Kini sudah waktunya kita bangkit dan ambil keputusan yang benar untuk
melakukan segala sesuatu sesuai kehendak-Nya agar hidup kita terarah dan kita
diberkati.
Saat ini penularan virus corona, terkhusus di NTT sampai dengan minggu ini
belum juga menunjukkan ada perubahan ke arah membaik; bahkan cenderung
beberapa daerah di NTT mengalami peningkatan jumlah orang yang terpapar. Ini
diperburuk dengan berita-berita yang ada baik di surat kabar maupun televisi yang
kadang justru membuat situasi semakin menakutkan tetapi setelah mengikuti
renungan hari ini, kiranya akan membantu kita untuk tetap waspada tapi tidak
boleh takut secara berlebihan. Ingatlah! Kita punya Tuhan, Dia Mahakuasa; Dia
yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya. Dia sangat mengasihi kita;
Dialah satu-satunya tempat bersandar kita. Nah, mulai sekarang marilah didalam
situasi seperti ini anak-anak bersama keluarga tetap berdoa dan lebih mendekatkan
diri pada-Nya sambil tetap waspada dengan membudayakan hidup sehat,
menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan seterusnya; intinya
mematuhi anjuran pemerintah. Kita percaya bahwa dengan ini semua ditambah
tetap tenang dan mengandalkan Tuhan maka rantai penyebaran virus akan terputus
dan kita akan terhindar dari penularannya. Imanuel.
Pertanyaan :
1. Coba ingat-ingat, hal apakah yang paling berkesan yang pernah diajarkan
mama atau papa?
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 97

2. Bagaimanakah caranya agar anak-anak dapat lebih dekat dengan Tuhan?


Ayat Hafalan
Mazmur 119:105, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”

Persembahan
Seorang anak berdoa untuk persembahan.
Nyanyian : KJ. 393 ayat 1 “Tuhan, Betapa Banyaknya”

Tuhan, betapa banyaknya berkat yang Kau beri,


Teristimewa rahmat-Mu dan hidup abadi

Refrein: T‟rima kasih, ya Tuhanku atas keselamatanku!


Padaku telah Kau beri hidup bahagia abadi

Doa Syukur
- Doa dapat dipimpin oleh pemimpin kebaktian ataupun anak
- Berdoa bebas ataupun”Doa Bapa Kami”

Nyanyian : KJ. 424 ayat 1, “Yesus menginginkan daku”


Yesus menginginkan daku, bersinar bagi-Nya
Dimanapun ku berada, ku mengenangkan-Nya
Bersinar, bersinar itulah kehendak Yesus
Bersinar, bersinar aku bersinar terus

Berkat
Setelah berkat ditutup dengan lagu”Terima kasih Tuhan”

Pemimpin : “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-
Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan
kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)
Anak-anak semua, marilah kita sama-sama menerima berkat Tuhan.
“Kiranya kasih kemurahan dari Allah Bapa, didalam Yesus Kristus
Sang Juruselamat dan di dalam Roh Kudus yang menuntun kepada
kebaikan senantiasa menyertai kita dari sekarang ini sampai selama-
lamanya.”
Semua : Amin Syalom, ”Anak GMIT Citra Kristus”
98 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Gambar Lampiran:

KELUARGA
ADALAH
TEMPAT KITA
BELAJAR
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 99

BAHAN PA PEMUDA
Pemulihan Atas Tantangan
Yeremia 15: 10 – 21

Pengantar
Kitab ini ditulis oleh Yeremia sekitar tahun 585 – 580 SM, dengan tema sentral
hukuman Allah tidak terelakkan bagi Yehuda yang tidak bertobat. Yeremia adalah
putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di Anatot, desa para imam (6 Km di
Timur Laut dari Yerusalem). Yeremia memulai pelayanannya sebagai nabi pada
tahun ke-13 pemerintahan raja Yosia yang baik, dan ia ikut gerakan pembaharuan
Yosia. Akan tetapi ia segera menyadari bahwa gerakan itu menghasilkan
perubahan yang tidak sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu, Yeremia
mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan sejati secara umum, maka hukuman
dan pemusnahan akan datang dengan tiba-tiba.
Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan Selatan
Yehuda, sepanjang 40 tahun terakhir dari sejarahnya. Ia juga menyaksikan secara
langsung seruan Babel ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan Yerusalem dan
Bait Suci. Karena tugas Yeremia adalah bernubuat kepada bangsa itu selama tahun-
tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya, dapatlah dimengerti bahwa,
kitabnya penuh dengan kesuraman dan firasat buruk. Karena nubuat yang
disampaikan oleh Yeremia, seringkali ia disebut sebagai”nabi peratap” yakni nabi
yang membawa amanat yang sangat keras namun berhati lembut dan hancur (bd. 8:
21 – 9: 1).
Tujuan umum kitab ini ditulis adalah :1). Untuk menyediakan suatu catatan
abadi dari pelayanan dan berita nubuat Yeremia, 2).Untuk menyatakan hukuman
100 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Allah yang tidak terelakkan ketika umat-Nya melanggar perjanjian dan bersikeras
dalam pemberontakan terhadap Allah dan Firman-Nya, 3). Untuk menunjukan
keaslian dan kekuasaan firman nubuat.Terbukti banyak nubuat yang tergenapi pada
jamannya, dan ada yang merupakan nubuat masa depan yang amat jauh digenapi
kemudian.

Penjelasan Teks
15: 10, Celaka aku, ya Ibuku. Disini terlihat bahwa Yeremia mengeluh
kepada Tuhan karena dikutuki seluruh penduduk negri itu, Tuhan menanggapi (ay.
11-14) dengan mengatakan kepadanya bahwa ketika hukuman tiba, musuh-
musuhnya akan meminta pertolongan kepadanya (bd. 21: 1- 7; 37 : 1-10, 17 -
20; 38: 14-18).
15: 16, Firman-Mu…kegirangan bagiku dan……kesukaan hatiku. Disini terlihat
bahwa Yeremia berbeda dengan bangsanya dalam dua hal mendasar, yakni: 1). Dia
mengasihi firman Tuhan; firman itu menjadi sukacita dan kegirangan baginya.
Salah satu tanda yang pasti bahwa kita ini anak-anak Allah ialah kasih yang kuat
akan firman Allah yang diilhamkan. 2). Ia tetap terpisah dari tidakan berdosa orang
fasik (ay. 17); pengalaman pengasingan dan kesepian menjadi harga yang harus
dibayar untuk kesetiaan kepada Allah dan kebenaran-Nya (bd. Mzm 26: 3 -5).
15: 19-21, „Jika engkau mau kembali. Yeremia juga menuduh Allah tidak
setia kepadanya sebagaimana seharusnya (ay. 18). Allah menyuruhnya bertobat
atas kata-kata semacam itu dan melanjutkannya dengan memberinya suatu janji
dan pembaharuan panggilannya.

Tafsiran dan Interpretasi Singkat


Ketika kita membaca pasal 1, disitu Tuhan memberikan visi kepada
Yeremia untuk menyampaikan Firman kepada penduduk Yehuda di masa-masa
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 101

terakhir sebelum pembuangan. Dari awal, Tuhan tidak menjanjikan tidak ada
rintangan dan kesulitan dalam pelayanan sebagai penyambung lidah Allah, tetapi
Tuhan menjanjikan penyertaan-Nya kepada Yeremia bahwa akan selalu
menyertainya dan melepaskannya dari serangan musuh (bd.1: 18-19).
Dalam perjalanan waktu demi waktu pelayanannya, Yeremia merasa
terlalu berat karena kesulitan dan rintangan yang dialaminya, tidaklah mudah
sebagai seorang nabi yang melawan arus zaman yang mana saat-saat itu tidaklah
tampak ancaman besar dari musuh-musuh sehingga pelayanannya dianggap remeh
oleh bangsanya sehingga perkataannya di anggap hanya menakut-nakuti saja. Hal-
hal itulah yang menjadi salah satu penyebab Yeremia mengalami”stress” apalagi
dalam pelayananya tidak didukung oleh keluarga (bd.12:6) dan para sahabat-
sahabatnya (bd. 9: 4; 20:10) bahkan yang menjadi sahabat terdekatnya. Yeremia
menggumuli ketaatannya sebagai seorang nabi yang harus menghadapi kedegilan
hati Yehuda beserta penderitaan dan tekanan yang dialaminya. Ia merasa begitu
berat penderitaan yang ia tanggung sehingga ia menyesali kehadiran atau
kelahirannya di dunia ini. Yeremia juga menceritakan atau menyampaikan
kelelahannya kepada Tuhan karena ia sudah menjadi pelayan yang baik, yang
hidup dalam Firman Allah yang menjadi kesukaan dan kegirangan baginya.
Yeremia benar-benar menjalankan tugasnya dengan serius sehingga terpisah dari
pertemuan dengan orang lain untuk bercanda atau bersanda-gurau bersama-sama.
Saat-saat seperti itulah Yeremia benar-benar merasa bahwa Tuhan telah
meninggalkan dirinya, sehingga ia mendapat kutukan bahkan diserang oleh segala
pihak baik secara fisik maupun batin. Ia betul-betul merasa kesepian yang tidak
tertahankan sampai-sampai ia menyamakan dirinya sebagai seorang musafir di
padang gurun. Saat itulah jawaban Tuhan datang kepadanya yang diawali dengan
sebuah teguran yang membuat dia bertobat dan mengakui kesalahannya. Pertobatan
102 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

itulah yang menjadi awal baru sebuah pemulihan untuk menunjukan kasih
setiaTuhan.Tuhan memperbaharui janji berkat-Nya agar Yeremia tidak lagi merasa
ragu dan putus asa bahkan Tuhan berjanji untuk selalu menyelamatkan ia dari
musuh-musuhnya serta selalu memberkatinya dalam menjalankan tugas
panggilannya sebagai penyambung lidah Allah dan memaknai hidup dengan taat
dan setia. Itulah pemulian dari tantangan.
Bagaimana dengan kehidupan kita sebagai orang Kristen masa kini/sebagai
Pemuda-i masa kini, apakah kita akan terus merasa ragu dan putus asa jika kita
berhadapan dengan masalah yang terus menerus menggorogoti kehidupan ini.
Banyak kali ketika kita berhadapan dengan banyak masalah/ situasi yang kurang
menyenangkan dalam hidup ini kita mulai ragu dan putus asa serta melupakan
Tuhan bahkan berpaling daripada-Nya. Menjadi orang Kristen/menjadi Pemuda
Kristen yang percaya pada Tuhan, tentu kita akan berhadapan dengan berbagai
macam tantangan sebagai orang muda, baik itu dalam kehidupan bersama orang-
orang terdekat maupun di tempat dimana kita bekerja.
Tuhan tidak menjanjikan tidak ada rintangan dan kesulitan dalam
menjalani kehidupan ini sebagai orang muda, tetapi Tuhan menyertai dan
melepaskan kita dari setiap masalah, bahkan musuh sekalipun. Karena itu
janganlah kita cepat-cepat putus asa tetapi yakinlah bahwa Tuhan akan menolong,
memulihkan dan memampukan kita untuk mengatasinya.
Pertobatanlah yang menjadi pintu masuk. Istilah “atoni meto‟ kita mesti „naketi‟
dulu baru bebas dari berbagai ancaman. Kita mesti membersihkan diri dulu, baru
dapat kebaikan dan kemuliaan. Kita lihat kehidupan Yeremia, ia begitu stress
dengan keadaan karena dalam pelayanannya tidak mendapat dukungan sama sekali
dari keluarga padahal sebenarnya keluargalah yang menjadi pendukung segala
sesuatu bahkan oleh sahabat-sahabatnya mengenai apa yang ia sampaikan
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 103

mengenai firman Tuhan. Meskipun keadaannya begitu terpuruk, namun Tuhan


tidak membiarkannya bergumul sendiri. Tuhan selalu setia dan memberi kekuatan
kepadanya. Tuhan memulihkannya.
Semakin banyak ujian yang ia terima, imannya semakin kuat dan ia
percaya akan janji Tuhan yang akan selalu menyertainya. Penyertaan dan
pemulihan Tuhan akan nyata bagi kita selaku pribadi, selaku kaum muda, asalkan
kita terus bertekun dalam Tuhan dan jangan pernah berpaling daripada-Nya
(pertobatan) dan selalu memulai sesuatu dalam hidup dengan pikiran positif, pasti
kita juga akan bertindak positif (“berpikirlah positif, sebab apa yang kita pikir, itu
yang akan terjadi untuk kita”). Karena hati dan pikiran serta tindakan biasanya
berbarengan. Jika kita memulai sesuatu dengan pertobatan dan sesuatu yang baik
serta positif, maka Tuhan akan menolong dan memulihkan kita untuk keluar dari
berbagai tantangan hidup, tantangan kerja. Oleh sebab itu ketika berhadapan
dengan masalah dalam kehidupan ini, datanglah pada Tuhan karena Tuhan akan
menolong dan memampukan kita untuk mengatasi semuanya. Penyertaan Tuhan
selalu tepat bagi kita.

Pertanyaan Diskusi:
1. Pernahkan kita merasa putus asa, sama seperti Yeremia dengan menyesali
kehadiran di dunia ini? . Jika pernah, Mengapa kita menyesalinya? Dan atau
jika tidak, mengapa? .
2. Apakah yang akan kita lakukan ketika orang terdekat kita tidak mendukung
apa yang menjadi tugas atau pekerjaan kita?
3. Apa yang kita lakukan, seandainya jika suatu saat kita sebagai pemuda
mengalami keterlilitan persoalan dan keputusasaan? (PT)
104 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

BAHAN PA PEREMPUAN

Tegar di Tengah Badai kehidupan


Rut 1:16

Naomi dan Rut berdomisili di Moab negeri kecil di sebelah timur laut mati.
Sebagian besar wilayahnya terdiri dari dataran tinggi yang di kelilingi jurang
dengan hutan yang subur. Rut berasal dari negeri Moab sedangkan Naomi berasal
dari Betlehem. Nama kota Betlehem berasal dari dua kata Ibrani”bet” yang berarti
rumah dan”lekhem” yang berarti roti. Jadi secara harafiah kata Betlehem adalah
rumah roti. Betlehem menjadi tempat dimana kebutuhan orang terpenuhi karena
kelimpahan gandum dan roti. Tetapi pada zaman para hakim memerintah sekitar
1100 SM terjadi peristiwa kelaparan di Israel, termasuk di kota Betlehem.
Kelaparan tersebut mengakibatkan berbagai kekurangan, penderitaan,
ketidakpuasan, kesusahan bahkan kematian. Saat itu Elimelek bersama Naomi,
istrinya, serta kedua orang anak mereka, Mahlon dan Kilyon pergi dan hidup di
tanah Moab. Anak-anak mengambil Rut dan Orpa perempun Moab sebagai isteri.
Perpindahan ke Moab tentu mendatangkan tantangan iman bagi keluarga Elimelek
sebab orang Israel harus beribadah secara rutin di tempat suci Israel serta
menghadapi allah lain. Berjalannya waktu Naomi menjanda dan kehilangan kedua
putranya. Setelah 10 tahun berlalu ia mengambil keputusan pulang ke Betlehem.
Naomi meminta menantunya untuk kembali ke keluarga mereka dan mengambil
laki-laki lain sebagai suami. Orpa pulang, tetapi Rut mengambil keputusan tetap
mengikuti Naomi janda miskin yang tidak ada apa-apa untuk diharapkan. Dalam
ketegaran di tengah badai kehidupan Rut berkata”Janganlah desak aku
meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana
engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, di mana engkau bermalam, di situ jugalah
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 105

aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (Rut 1:16). Kata-
kata tersebut sungguh luar biasa dengan konsekuensi sangat berat. Naomi pulang
ke negeri asalnya ke sanak-saudara sedangkan Rut memilih jalan yang tak dikenal
penuh rahasia dengan meninggalkan sanak saudara, keluarga, kerabat, kampung
halaman, sesama, budaya termasuk allahnya.
Kedua wanita tersebut tengah dirundung tragedi yang memilukan, Naomi
kehilangan suami dan anak-anak sedangkan Rut berduka karena kehilangan
Mahlon suaminya tetapi mereka terus berjalan dalam persahabatan kekeluargaan
dan saling menguatkan. Apa yang menyenangkan dan mendorong wanita muda
tersebut membuat perubahan sedrastis itu? Bagaimana Rut mendapatkan energi
untuk menjalani kehidupan yang baru dan mengurus Naomi? Rupanya daya
dorongnya adalah :
1. Belajar dari Naomi yang berhasil mempertahankan iman.
2. Naomi rupanya berupaya memperlakukan kedua menantunya dengan kebaikan
hati dan kasih yang tulus. Mungkin ia berharap mereka menjadi penyembah
Allah.
3. Hubungan baik membantu mereka bertahan sewaktu tragedi menimpa.
4. Bangsa Moab menyembah banyak allah dan dewa utama mereka adalah
Khemos (Bil 21:29). Kebanyakan agama saat itu bercirikan kekerasan,
kengerian termasuk pengorbanan anak-anak, tetapi belajar dari Naomi
memiliki Allah maha pengasih dan berlimpah setia.
5. Setelah mengalami kesulitan bersama hubungan mereka semakin erat terutama
Rut tertarik pada kebaikan hati Naomi dan imannya . Rut sangat mengasihi
Naomi dan Allah yang disembahnya. Rupanya di tengah badai kehidupan Rut
mengalami kenangan manis dibenak dalam membangun museum di hati
mengoleksi kebaikan Allah. Tidak ada suatu harapan apapun dari Naomi tetapi
106 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Rut setia menyertai Naomi menantunya dan merupakan kesetiaan yang


mustahil dan langka. Mengapa? karena Ketika Rut bersama Naomi ia tidak
pernah mengalami hal baik, selalu menderita dan penuh kesusahan tetapi
kesetiaan Rut memampukannya berani berjalan dalam kemustahilan. Keadaan
yang susah bukan alasan meninggalkan orang terdekat yang dikasihinya tetapi
justru situasi yang buruk mengajarkan Rut memiliki hati yang setia.

Rut telah mengembangkan imannya pada Tuhan meskipun dalam situasi


yang pahit dan buruk. Rut menjadikan Tuhan sebagai Raja bahkan berani
mengikatkan dirinya dengan sebuah komitmen untuk tetap setia sampai mati.
Setiap orang yang setia sekalipun dalam kesusahan akan menemukan
bahwa Tuhan tidak pernah curang dalam hidupnya serta menikmati Firman Tuhan
yang berbunyi “Orang benar yang setia akan bertunas seperti pohon kurma akan
tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon (Maz. 92:13-16)”.
Rut memiliki sifat berkarya, kasih yang loyal, siap meninggalkan segala
sesuatu miliknya dan memiliki keberanian percaya dalam iman yang teguh serta
menyembah Allah sebagai bukti ia dipenuhi oleh kesalehan ibu mertuanya. Rut
lulus diuji pulang ke bangsanya serta bergabung dengan umat Allah. Keputusan
bersama Naomi hidup susah dan miskin sampai akhir. Rut memiliki pula
keberanian untuk “move on” (melupakan yang lalu dan berjalan maju). Dari rahim
keturunannya lahir Yesus Kristus Sang Juru Selamat (Mat.1:1-17).
Allah berdaulat atas segala peristiwa yang ada di muka bumi. Oleh sebab
itu kita tidak perlu kuatir bahwa persoalan hidup akan membuat kita jatuh
tergeletak. Ketika menghadapi keadaan yang sulit kita tidak boleh menggunakan
cara yang mudah dan berlawanan dengan kehendak Tuhan untuk mengatasinya.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 107

Sebaik apapun kelihatannya cara tersebut akan membuat permasalahan hidup


semakin rumit.

Pertanyaan diskusi
1. Belajar dari Naomi dan Rut tentang relasi saling menopang dalam ketegaran di
tengah badai kehidupan, maka sikap apa saja yang dibutuhkan dan yang harus
dihindari dalam membangun relasi orang tua terhadap anak-anak dan menantu
sebaliknya anak dan menantu (suami/isteri) terhadap orang tua dalam
memelihara keharmonisan relasi sebagai keluarga Allah?
2. Berbagai bencana membuat manusia dan lingkungan hidup mengalami
penderitaan khususnya pandemic covid 19 dan badai siklon seroja yang
menghancurkan berbagai sendi kehidupan ekonomi, kesehatan, pendidikan,
sosial budaya, psikologi, ekologi, komunikasi dan informasi. Bagaimana umat
Allah sebaiknya menyikapi situasi seperti ini dan tindakan konkrit apa yang
harus dilakukan dalam membangun spirit secara individu maupun secara
komunal menghadapi realita kesulitan kehidupan?
3. Apakah bentuk pemulihan yang diharapkan dari Tuhan terhadap keluarga,
(orang tua bersama anak, menantu, saudara dan keluarga), kehidupan
bergereja, bermasyarakat dan bernegara? (DS)
108 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

BAHAN PA KAUM BAPAK

Antara Tugas Pelayanan & Keluarga


I Samuel 8:1-3

Panggilan pelayanan tidak selalu berwajah tunggal. Seorang hamba


Tuhan, entah pendeta, penatua, diaken atau pengajar, memiliki tantangan cukup
kompleks. Bagaimana mereka bisa menjadi teladan dan berkat dalam pelayanan
maupun dalam kehidupan keluarga.
Bacaan kita bercerita tentang seorang hamba Tuhan bernama Samuel.
Samuel, seorang hakim yang memiliki koneksi hidup langsung dengan Allah.
Hidupnya hanya untuk Allah. Ia mendapat kepercayaan dari Allah untuk
mengurus bangsa Israel. Samuel nenjadi teladan, hidup benar dimata Allah.Namun
menjelang tuanya, suksesi kepemimpinan tidak berjalan sesuai harapan. Kedua
anaknya, sulung Yoel dan bungsu Abia, mendapat kepercayaan menjadi hakim di
Bersyeba. Sayangnta dua hakim muda ini memiliki perilaku yang sangat berbeda
dengan bapaknya, Samuel. Pada 1 Samuel 8:3” Tetapi anak-anaknya itu tidak
hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan
memutarbalikkan keadilan."
Marilah kita berbagi pengertian. Samuel sukses menjadi hakim Israel.
Sebaliknya kedua anaknya hidup dengan cara berbeda. Apakah Samuel tidak
cukup mendidik anak-anaknya? Apakah Samuel menjadi orang tua yang gagal.
Apakah Samuel hanya fokus mengurus pekerjaan melayani Tuhan, lalu
mengabaikan menjadi ayah atau orangtua yang mendidik anak-anak?
Ada ilustrasi pengantar diskusi. Seorang pemuda, kedua orang tuanya
pendeta. Keduanya pendeta yang sangat setia pada panggilannya. Sangat disayang
jemaat. Mereka selalu hadir dan berada ditengah masalah yang dihadapi jemaat.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 109

Dramatisnya, sejak bangun hingga tidur kembali, waktunya untuk


Yesus. Sayangnya, anak-anak tumbuh dengan kurang sekali mendapat perhatian
orangtua. Mereka mencari perhatian diluar. Mereka mendapat pengakuan dari luar
rumah, tetapi untuk hal-hal yang jauh dari kehendak Allah.
Mari berdiskusi. Bagaimana menjadi hamba Tuhan yang setia, sekaligus
orangtua yang berhasil dalam rumah tangga dan mendidik anak hidup takut
Tuhan? (PB)

Gerakan Kaum Bapak GMIT


Kaum Bapak GMIT telah meluncurkan beberapa gerakan sebagai refleksi
iman atas pelayanan Kaum Bapak berhadapan dengan konteks pelayanan jemaat-
jemaat GMIT. Pada bulan keluarga GMIT, Kaum Bapak memperkenalkan dua
gerakan yang telah diluncurkan yaitu” GEMAGE” dan GESAPUNDAK”.
GEMAGE singkatan dari Gerakan Masuk Gereja. Gerakan ini membangkitkan
komitmen dan semangat kaum Bapa beribadah di gereja. GEMAGE mengingatkan
kaum Bapak mengenai tugas sebagai imam dalam keluarga. GESAPUNDAK
singkatan dari Gerakan Sayang Perempuan dan Anak, sebagai komitmen untuk
menghidupi kasih dalam kehidupan keluarga, maupun secara lebih luas dalam
kehidupan bermasyarakat. Berkaitan dengan bulan keluarga dan juga HUT GMIT
dan Reformasi yang akan dirayakan tahun ini, kiranya gerakan ini dapat dikenal
luas oleh jemaat-jemaat dan digalakan dalam pelayanan.
110 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

AKTA

LIMA AKREDITASI DAN KOMITMEN INDIVIDU KAUM BAPAK


GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR

“GERAKAN KAUM BAPAK MASUK GEREJA”


(AKTA LAKI-KB GMIT-GEMAGE)

1. KAMI PERCAYA bahwa Allahlah yang menciptakan kaum bapak dan


melahirkan kami melalui rahim perempuan, yang senantiasa menjadi
penolong, yang sepadan dengan kami.
2. KAMI PERCAYA bahwa kasih KRISTUS telah meneguhkan, menyertai dan
memberkati kehidupan rumah tangga kami.
3. KAMI PERCAYA bahwa ROH KUDUS ada di dalam hati kaum bapak yang
menghidupkan, menghibur dan menguatkan kami.
4. KAMI BERJANJI untuk bertanggungjawab terhadap kehidupan iman
bersama isteri, anak-anak dan/atau keluarga kami.
5. KAMI BERJANJI untuk tetap setia pada Tuhan Yesus, terlibat aktif dalam
pelayanan gerejawi dan disiplin beribadah pada lingkup rumah tangga,
kebaktian minggu, dan kebaktian lainnya, sebagai wujud nyata partisipasi
kami dalam karya keselamatan dunia.
SEMOGA TUHAN MENOLONG KAMI. AMIN.

TERIRING SALAM DAN DOA:”SOLI DEO GLORIA”

(Peluncuran pada Minggu, 25 Februari 2018 di Jemaat GMIT Istana Kasih


Talaka, Klasis Kupang Barat)

Pengurus Kaum Bapak Sinode GMIT Masa Pelayanan 2020-2023


Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 111

AKTA

LIMA KESADARAN DAN KOMITMEN INDIVIDU KAUM BAPAK


GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR

“GERAKAN SAYANG PEREMPUAN DAN ANAK-ANAK”


(AKTA LKKI-KB GMIT-GESAPUNDAK)

1. KAMI, KAUM BAPAK GMIT, menyadari bahwa keluarga merupakan


lembaga kudus yang diberkati oleh Tuhan Allah, sebagai wahana
pengejawantahan nilai-nilai kekristenan.
2. KAMI, KAUM BAPAK GMIT, menyadari bahwa keluarga kristen
merupakan alat dan sarana kesaksian Tuhan Yesus, bagi kesejahteraan, dan
keselamatan dunia.
3. KAMI, KAUM BAPAK GMIT, menyadari bahwa usaha untuk
menumbuhkembangkan keluarga, sebagai lembaga kudus dan alat kesaksian,
akan sia-sia tanpa kehadiran Roh Kudus, sebagai roh kebenaran, yang
menghibur, menolong, dan menguatkan kami.
4. KAMI, KAUM BAPAK GMIT, berkomitmen menjadi Kaum Bapak Baru,
seturut ajaran Alkitab sebagai firman Allah, sekaligus menjadi kebanggaan
bagi isteri, anak-anak, orang tua, dan sesama lainnya.
5. KAMI, KAUM BAPAK GMIT, berkomitmen menjadi Kaum Bapak Baru,
yang menolak sebagai perilaku kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak,
perdagangan dan eksploitasi manusia, pelecehan seksual, perselingkuhan, dan
tindakan-tindakan amoral lain, yang akan menodai kekudusan, dan melukai
hati Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus.

SEMOGA TUHAN MENOLONG KAMI. AMIN.


TERIRING SALAM DAN DOA: “SOLI DEO GLORIA”
(Peluncuran pada Sabtu, 21 Desember 2019 di Jemaat GMIT Genesaret
Danau Ina, Lasiana, Klasis Kupang Tengah)

Pengurus Kaum Bapak Sinode GMIT Masa Pelayanan 2020-2023


112 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

BAHAN RENUNGAN LANSIA

Jasmaniah Merosot, Batiniah Dibaharui


2 Korintus 4:16-18

Salom, salam sehat, oma-opa terkasih, apa khabar hari ini? Sehat? Syukur
puji Tuhan. Apakah ada yang kurang sehat mungkin, ada yang merasakan kaki
seperti rasa kesemutan? Ada yang sudah tidak bisa membaca Alkitab lagi dengan
cepat walaupun dulu, sering membaca seluruh kitab dari Kejadian sampai Wahyu.
Mungkin sering merasa encok, pegal linu. Penglihatan mulai kabur, dan sering
lupa?
Opa, oma yang terkasih, dengan bertambahnya usia seseorang, perlahan
tapi pasti terjadi perubahan dalam kekuatan dan kualitas fisik. Kulit wajah mulai
mengalami perubahan, otot lebih lembek dan mengendur di sekitar dagu lengan
bagian atas, kadang mempersulit kemampuan kita berjalan. Itu sesuatu yang alami
yang dirasakan oleh orang tua, ketika menginjak usia lanjut. Secara fisik gigi lansia
jadi kering dan patah sehingga terpaksa ada yang gunakan gigi palsu, pendengaran
terganggu, kesulitan melihat dalam jarak yang jauh, sistem pernapasan terganggu.
Banyak sakit berhubungan dengan persendian dan syaraf.
Hal-hal yang disebutkan di atas adalah ciri manusia lahiriah. Manusia
lahiriah akan merosot menjadi tua dan sakit-sakitan. Tak ada manusia yang abadi.
Satu persatu pasti mati, demikian manusia lahiriah akan dilupakan. Banyak yang
merasa tidak dibutuhkan lagi. Karena itu tidak sedikit yang tawar hati.
1) Manusia lahiriah semakin merosot.”Lahiriah” menunjuk kepada tubuh
jasmani yang mengalami kemerosotan dan menuju kematian karena mortalitas
(kodrat bahwa setiap manusia pada akhirnya harus meninggal dunia) dan
kesusahan hidup.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 113

2) Manusia batiniah diperbaharui dari hari ke sehari. ”Batiniah” menunjuk


kepada roh manusia yang memiliki hidup rohani Kristus. Sekalipun tubuh kita
semakin tua dan merosot, kita mengalami pembaharuan yang terus menerus
karena hidup dan kuasa Kristus yang terus bekerja di dalam kita. Pengaruhnya
memungkinkan pikiran, perasaan, dan kehendak kita disesuaikan dan menjadi
serupa dengan Dia dan tujuan kekal-Nya. Jika manusia lahiriah semakin
dimakan usia semakin lemah, sebaliknya manusia batiniah akan semakin kuat
jika kita hidup di dalam Kristus.
Manusia batiniah yang terdiri dari Roh jiwa bersifat kekal. Keduanya akan
terus berkembang dengan cara diperbaharui setiap hari. Keunggulan manusia
batiniah dari lahiriah menjadi sebuah kekuatan bagi lansia. Kebijaksanaan dan
teladan hidup antara lain menjadi keunggulan ciri hidup batiniah. Hal itu pula yang
menentukan keunggulan manusia. Yang dibanggakan bukan lagi hal fisik tetapi
sejauh mana kita hidup menjadi orang bijaksana dan memiliki teladan hidup.
Dalam kenyataan hidup, justru banyak orang tua, yang secara fisik lemah, tetapi
karena kebijaksaan, karena teladan hidup, ia masih terus berguna, dan bahkan
menjadi berkat.
Kita tidak bisa mengelak bahwa secara fisik lahiriah, telah banyak
menurun, tapi kita masih bisa kaya dalam manusia batiniah. Jika kita sungguh-
sungguh mempergunakan masa tua ini sebagai kesempatan untuk lebih
mendekatkan diri pada Tuhan. Hingga kita tidak tawar hati. Melainkan kita tetap
bersukacita dan berpengharapan. Maukah kita? Tuhan menolong kita. (LB)
114 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

Sampai masa Tuamu, Tuhan Menggendongmu


Yesaya 46:3-4

Memasuki usia lanjut, muncul banyak perasaan dalam diri lansia. Ada
yang merasa sendiri, semua anak-anak sudah memiliki keluarga mereka sehingga
kadang merasa tidak dibutuhkan lagi. Kadang merasa untuk apalagi hidup ini.
Kadang merasa ditelantarkan. Karena itu seringkali masa putih rambut menjadi
beban dan keraguan tersendiri bagi para lansia.
Perasaan seperti ini wajar sekali, rasa ragu itu sangat manusiawi, namun
sabda Tuhan dalam Yesaya 46:3-4 cukup jelas : Hai orang-orang yang Ku dukung
dari kandungan, hai orang-orang yang Ku junjung sejak dari rahim sampai masa
tuamu Aku tetap Dia, sampai masa putih rambutmu, Aku mengendong kamu.
Sebuah jaminan yang melegakan.
Opa oma, Firman Tuhan mengingatkan bahwa tidak ada sesuatu dalam
sejarah hidup orang percaya luput dari perhatian Allah. Sejak lahir, dibesarkan
sampai masa tua mereka selalu ada dalam pemeliharaan Allah. Apapun kondisi dan
keadaan yang mereka jalani.
Opa, oma. Kini bisa kita kenang sejak dari rahim ibu, dilahirkan dan
dibesarkan hingga tua, ini menjadi sebuah kenyataan yang tidak bisa disangkal.
Tuhan sendiri meyakinkan bahwa justru Dia-lah yang telah mendukung kita sejak
saat itu. Kalau Ia yang melakukan semuanya dan telah terbukti dalam sejarah hidup
kita, maka mengapa ada keraguan. Mengapa merasa sendiri? Keraguan hanya bisa
terjadi kalau proses sebelumnya tidak terjadi. Dalam kenyataan hidup kita masing-
masing, kita mempunyai cerita pengalaman hidup, susah senang, dalam kondisi
apapun, kita yakin ada karya Allah yang sudah terjadi dalam hidup dan sudah
terbukti.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 115

Sejarah hidup telah mencatat semua peristiwa itu, inilah jaminan masa lalu
yang memberi keyakinan bahwa apapun yang terjadi kini dan nanti hanyalah
kelanjutan dari apa yang sedang terjadi terlebih dahulu yang bisa kita buat sebagai
jawaban atas kasih Tuhan yang tidak terbatas dalam hidup kita adalah bersyukur
dan percaya.
Ada satu kisah yang ditulis dalam sebuah puisi berjudul “Jejak-jejak Kaki" karya
Margaret Fishback Powers.
Suatu malam aku bemimpi berjalan-jalan di sepanjang pantai bersama
Tuhanku
Melintas di langit gelap babak-babak hidupku
Pada setiap babak, aku melihat dua pasang jejak kaki,
Yang sepasang milikku dan yang lainnya milik Tuhanku
Ketika babak terakhir terkilas di hadapanku,
Aku melihat jejak-jejak kaki di atas pasir dan betapa terkejutnya diriku
Kulihat acapkali di sepanjang hidupku hanya ada sepasang jejak kaki
Aku sadar bahwa ini terjadi justru saat hidupku berada pada saat yang
paling menyedihkan
Hal ini selalu menggangguku, dan akupun bertanya kepada Tuhan tentang
duniaku ini
“Tuhan, ketika aku mengambil keputusan untuk mengikutiMu,
Engkau berjanji akan selalu berjalan dan bercakap-cakap denganku
disepanjang jalan hidupku.
Namun ternyata dalam masa yang paling sulit dalam hidupku,
Hanya ada sepasang jejak kaki
Aku benar-benar tidak mengerti,
Mengapa ketika aku sangat membutuhkanMu Engkau meninggalkan aku, “
Ia menjawab dengan lembut,,
“Anak-Ku, Aku sangat mengasihimu dan tidak akan pernah
membiarkanmu,
terutama sekali ketika pencobaan dan ujian datang.”
Apabila engkau melihat hanya ada sepasang jejak kaki,
itu karena engkau berada dalam gendongan-Ku.”

Tuhanlah yang membimbing kita sejak masa bayi, kanak-kanak, remaja,


dewasa, hingga masa tua kini, Dia yang menggendong kita, dan tidak akan
116 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021

membiarkan kita sendiri. Kadang kita merasa sendiri, kadang merasa terlantar,
kadang merasa ingin cepat mengakhiri hidup. Tapi kita harus tahu pada masa-masa
itu, Ia menggendong kita. Ia selalu ada. (LB)

Anda mungkin juga menyukai