Puji Tuhan atas anugerah kesempatan bagi kita untuk merayakan bulan
keluarga di tahun ini. Perayaan Bulan keluarga kali ini mengambil tema:
“Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga”. Tema ini
merefleksikan karya Roh Kudus untuk pemulihan keluarga-keluarga yang
terdampak bencana pandemi Covid-19 dan Siklon Seroja. Di tengah kesulitan
akibat bencana berlapis ini Tuhan tidak membiarkan kita. Roh Kudus memberi
nafas hidup dan kekuatan untuk berpulih.
Tahun 2021 menjadi tahun yang penuh pergumulan bagi keluarga-
keluarga. Pandemi Covid-19 gelombang kedua menyisakan cerita luka dan
kepedihan. Covid merenggut banyak nyawa dan keluarga-keluarga mengalami
kehilangan sanak saudara. Betapa pedihnya ketika orang-orang terkasih meninggal
karena Covid-19, dibawa pergi dan dikuburkan secara terburu-buru oleh petugas.
Orang-orang yang tertular virus mengalami kesendirian di ruang-ruang isolasi
selama berhari-hari. Kewaspadaan sedemikian rupa menyebabkan ketakutan
bertemu secara tatap muka, bahkan kehilangan pekerjaan. Hasil kebun dan hasil
melaut tak dapat dipasarkan. Keterpurukan akibat pandemi menjadi makin parah
oleh hantaman siklon seroja, pada bulan April 2021. Badai dahsyat disertai hujan
selama beberapa hari menyebabkan banjir dan longsoran serta gelombang laut yang
tinggi. Bencana ini menelan korban nyawa, meluluhlantak banyak rumah hunian,
mata pencarian dan berbagai fasilitas. Hingga sekarang, banyak keluarga masih
berjuang untuk pemulihan fisik, mental dan spiritual.
Perayaan bulan keluarga menjadi kesempatan kita menyegarkan
keharmonisan persekutuan keluarga. Arus perkembangan teknologi memberi
tantangan bagi keluarga Kristen. Perkembangan media komunikasi menyebabkan
2 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
perbedaan cara berkomunikasi antargenerasi. Hal itu menjadi tantangan bagi orang
tua dan anak dalam berelasi. Perkembangan ini memberi tantangan juga bagi suami
dan istri dalam hal merawat kesetiaan dan tanggungjawab di era kecanggihan
teknologi dengan budaya hedonisme yang menyertainya.
Selalu ada harapan pemulihan oleh Roh Kudus. Seperti nabi Yehezkiel
yang tanpa harapan berdiri di tengah tulang-belulang yang berserakkan di lembah
kematian. Ketika itu Allah menghembuskan RohN-ya untuk menghidupkan. Kita
merayakan karya Allah melalui Roh Kudus untuk memulihkan keluarga-keluarga
dari dampak bencana berlapis serta tantangan-tantangan perkembangan masa kini.
Dalam menghayati bulan keluarga juga, di akhir bulan tanggal 31 Oktober,
sebagai “Keluarga Allah” (Familia Dei), GMIT akan merayakan HUT yang ke 74
dan juga sebagai umat Kristen kita akan merayakan HUT Reformasi yang 504.
Dalam perenungan akan kehadiran Allah dalam sepanjang sejarah perjalanan
GMIT dan Reformasi Kristen, menghadapi kondisi hari ini, Gereja juga di bawah
Allah ke lembah “kematian” untuk berdiri menyaksikan kasih Allah. Gereja
menerima daya Ilahi dari Allah, lalu memanggil dari segala penjuru nafas itu untuk
memulihkan kehidupan pasca bencana.
Dalam rangka perayaan bulan keluarga, ada beberapa kegiatan yang bisa
dilakukan. Selain kebaktian minggu, kita melakukan ibadah pemulihan keluarga
yang terdampak bencana pandemi, pada tanggal 9 Oktober. Kita juga akan
merayakan hari Pasutri pada tanggal 16 Oktober dan kegiatan sehari bersama
keluarga pada hari Sabtu, tanggal 23 Oktober. Masing- masing keluarga bisa
menyepakati waktu khusus untuk menyelenggarakan acara renungan keluarga.
Demi penyelenggaraan acara-acara tersebut kami menyampaikan beberapa bahan
sebagai panduan. Tentu saja, bahan-bahan panduan yang ada perlu diolah lagi
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 3
Selamat merayakan bulan Keluarga GMIT. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
MSH GMIT
4 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 5
DAFTAR ISI
PENGANTAR ...................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................... 5
Bahan kotbah Minggu 1, 3 Oktober 2021.............................................. 7
Bahan kotbah Minggu 2, 10 Oktober 2021............................................ 13
Bahan kotbah Minggu 3, 17 Oktober 2021............................................ 19
Bahan kotbah Minggu 4, 24 Oktober 2021............................................ 23
Bahan kotbah Minggu 5, 31 Oktober 2021............................................ 27
Ada 5 bahan khotbah yang disiapkan untuk 5 hari Minggu di bulan Oktober:
1. Di minggu pertama kita belajar dari teguran Allah untuk umat Tuhan pada
masa hidup nabi Maleakhi yang menganggap ibadah tidak penting. Hal ini juga
dialami oleh keluarga-keluarga GMIT, dimana waktu ibadah bersama sudah
semakin terkikis. Allah menghendaki umat-Nya tetap beribadah.
2. Minggu kedua, belajar tentang keluarga Naomi dan Rut. Mereka menghadapi
bencana berlapis karena kelaparan, eksodus dan kematian orang-orang
terkasih. Hal ini menyisahkan kepahitan, namun mereka tetap berjalan ke masa
depan karena percaya pada karya Allah yang memulihkan mereka.
3. Minggu ketiga, belajar relasi suami istri yang menunjukan kesediaan untuk
bertanggungjawab, dan hal ini kita dasarkan pada penebusan Yesus kepada
setiap orang percaya termasuk kehidupan keluarga-keluarga Kristen. Minggu
ini, kita juga merayakan hari Pasutri GMIT.
4. Minggu keempat, belajar memahami keterpanggilan kita sebagai orang-orang
pilihan Allah untuk menghidupi kasih sebagai jalan pemulihan.
5. Minggu terakhir sekaligus merayakan HUT GMIT ke 74 dan HUT Reformasi
504 kita belajar dari jemaat di Filadelfia untuk tetap teguh menghadapi
berbagai tantangan karena Yesus pemegang kunci kerajaan Daud berkuasa atas
pergumulan gereja dan orang percaya.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 7
Pengantar
Penjelasan Teks
Melalui Nabi Maleakhi Allah berfirman kepada umat Israel untuk menata
kehidupan mereka sebagai umat Allah. Allah telah memilih umat Israel menjadi
anak-Nya. Allah berjanji memberkati umat-Nya jika mereka hidup dalam ketaatan,
mematuhi segala kehendakNya. Namun umat Israel selalu melupakan bahwa Allah
begitu mengasihi mereka, dan perintah Allah dirasa sebagai beban. Ketika umat
kehilangan rasa kasih dan hormat pada Allah maka ibadah tidak lagi penting bagi
mereka. Allah menghendaki umatNya mempersembahkan korban-korban binatang
yang tidak bercacat. Padahal, di masa hidup nabi Maleakhi, umat Israel dan para
imam telah terbiasa mempersembahkan korban-korban yang bercacat celah.
Mereka tidak memberikan persepuluhan dengan tulus hati kepada Allah. Mereka
menganggap sia-sia beribadah kepada Allah.
Ketidaksetiaan kepada Allah berdampak pada perilaku hidup setiap hari.
Mereka kehilangan rasa hormat kepada keluarga. Terjadi ketidak harmonisan
hubungan dalam keluarga karena saling mengkhianati seorang kepada yang lain.
8 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
mencatat kesetiaan orang-orang yang takut akan Allah dan menghormati nama-
Nya. Allah berkata bahwa orang-orang yang benar akan menjadi milik kesayangan
Allah (ay. 17). Akan terjadi pada waktunya bahwa mereka akan melihat perbedaan
orang benar dan orang fasik (ay. 18).
Catatan Aplikasi
Beberapa hal bisa kita pelajari:
1. Mengapa sebagian orang terjebak dalam pemahaman yang keliru bahwa
beribadah kepada Allah adalah sesuatu yang sia-sia? Banyak penyebabnya.
Mungkin ada yang merasa mengapa Allah membiarkan mereka menghadapi
penderitaan hidup. Kemungkinan lain, karena kita memahami dan
menempatkan Allah pada posisi yang keliru, dengan menjadikan Allah sebagai
sekedar alat yang dapat memuaskan keinginan kita. Kita mengukur berkat
Allah kepada kita hanya dengan harta benda yang dapat memuaskan kita.
Berkat hanya dipandang sebatas materi. Kemungkinan lain lagi, kita berpikir
bahwa ibadah dilakukan supaya diberkati dan diselamatkan. Kita lupa tentang
ibadah sebagai bentuk syukur kepada-Nya bahwa karena telah diberkati dan
telah diselamatkan Allah maka kita beribadah. Menyadari akan kemungkinan-
kemungkinan itu maka kita harus hati-hati agar tidak mendangkalkan makna
ibadah, bila kemakmuran materi tidak tercapai maka kita tidak lagi beribadah
kepada Allah. Pandemi covid 19 ini memberi satu pelajaran penting bahwa
kehidupan dan kesehatan keluarga sebagai pemberian Allah, lebih penting
daripada materi apa pun.
2. Ibadah adalah ketetapan Allah sendiri bagi manusia. Dengan beribadah
manusia dapat menghidupi relasi dengan Allah yang membawa manfaat dalam
kehidupan. Karena itu janganlah seseorang menjauhkan diri dari ibadah.
10 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Ibadah bukan semata ide atau gagasan kita. Ibadah itu gagasan Tuhan untuk
kebaikan kita. Kalau kita ingat Tuhan, kita diberi kemampuan untuk mengatur
hidup kita dengan baik. Ibadah bermanfaat agar kita memiliki ketekunan.
Dengan ketekunan maka ujian-ujian dalam hidup membuat kita semakin kuat.
Ibadah mengandung janji baik untuk hidup sekarang, maupun yang akan
datang.
3. Apakah hidup orang yang sungguh-sungguh beribadah kepada Allah dan orang
fasik akan sama saja seperti anggapan sebagian umat Israel di atas?
Jawabannya tidak. Pada waktunya mereka akan sadar bahwa Allah akan
membuat pembedaan dan orang-orang yang setia, akan mendapat berkat-Nya
sendiri. Allah memperhatikan dan mendengarkan. Allah mengetahui apa pun
yang dipikirkan atau dikatakan tentang Dia, tentang segala aturan hukum yang
dinyatakan-Nya, juga tentang peribadahan. Allah menulis itu. Ia akan memberi
apresiasi kepada mereka yang tetap percaya dan bertekun. Tidak ada yang
luput dari pengetahuan Allah. Segala sesuatu yang dibuat manusia tampak oleh
Allah. Karena itu pelayanan kita kepada Allah tidak ada yang sia-sia. Ingatlah
apa yang tertulis dalam 1 Korintus 15: 58 “Karena itu, saudara-
saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan
giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu,
bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.
kehidupan kita, dalam menghadapi berbagai tantangan dan pergumulan. Karena itu,
mari lakukan ibadah dengan setia. Pertanyaanya, masih setiakah kita beribadah?
Bagaimana dengan ibadah keluarga, apakah di rumah kita juga ada ibadah
keluarga? Ingat, orang yang menghorrmati Tuhan tidak akan ada alasan untuk tidak
beribadah. (LB).
12 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 13
Pengantar
Mengikut Yesus keputusanku. Ada kisah dibalik penulisan lagu ini. Lagu
yang berjudul asli I have decided to follow Jesus. Kisah ini terjadi sekitar tahun
1800-an di Assam, daerah bagian timur India. Saat itu, para misionaris asal Inggris
pergi ke Assam untuk memberitakan Injil. Kehadiran mereka dibenci oleh
masyarakat setempat. Namun, ada satu keluarga yang akhirnya menerima Yesus
sebagai Tuhan. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami isteri dan dua orang anak
mereka. Sang suami bernama Nokseng. Melalui keluarga ini, Injil semakin
menyebar di Assam. Situasi tersebut tidak disukai oleh kepala suku. Ia marah dan
mengadili keluarga ini di tengah-tengah masyarakat. Keluarga ini harus berpaling
dari iman kepada Kristus. Jika tidak, ia akan membunuh mereka. Tetapi ancaman
itu tidak membuat mereka mundur. Nokseng justru berkata, “I have decided to
follow Jesus. No turning back (Mengikut Yesus keputusanku, ku tak ingkar).”
Kesal dengan perkataan itu, kedua anak Nokseng pun dibunuh dengan cara
ditombak sampai mati.
Kepala suku pun kembali meminta Nokseng dan istrinya meninggalkan
iman mereka. Jika tidak, sang isteri akan dibunuh. Nokseng dan isterinya tidak
menyerah. Nokseng berkata, “Though none go with me, still I will follow (Tetap
kuikut, walau sendiri).” Sang istri pun akhirnya dibunuh. Dalam keadaan sendiri,
Nokseng tetap tidak meninggalkan imannya. Ia berucap, “The cross before me, the
14 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
world behind me. No turning back (Salib di depan, dunia di belakang. Ku tak
ingkar).” Ia pun akhirnya dibunuh. Tetapi kematian Nokseng dan keluarganya
justru awal mula berkembangnya Injil di daerah itu. Iman yang dipertahankan
sampai akhir membuat kepala suku dan masyarakat gelisah dan penasaran. Mereka
pun akhirnya belajar tentang Injil dan menerima Tuhan secara pribadi.
Perkataan Nokseng pun diabadikan dalam lagu I have decided to follow Jesus.
Menjadi keluarga Kristen tidak mudah. Setiap kita berhadapan dengan
berbagai persoalan dan tawaran yang dapat membuat kita menyerah. Nokseng dan
keluarganya harus berhadapan dengan bahaya maut. Naomi dan keluarganya harus
berhadapan dengan bahaya kelaparan dan kematian orang-orang terkasih. Saat ini
tantangan apa yang sedang kita hadapi? Mari belajar menjadi keluarga yang
percaya pada pemulihan Allah. Keluarga yang tetap mempertahankan imannya
sampai akhir. Keluarga yang tidak menyerah dalam kondisi apapun.
Penjelasan Teks
Rut 1 memuat cerita tentang keluarga Elimelekh. Elimelekh disebutkan
memiliki seorang isteri yang bernama Naomi dan dua orang anak laki-laki bernama
Mahlon dan Kilyon. Keluarga ini pergi dari Betlehem-Yehuda dan menetap di
Moab karena bencana kelaparan yang dihadapi oleh umat Israel pada zaman
hakim-hakim. Gambaran mengenai keluarga Elimelekh ini, memberikan kita
beberapa pemahaman.
Pertama, bencana kelaparan itu pasti sangat serius dan terjadi bukan hanya
di Betlehem, tetapi di seluruh tanah Israel. Karena keluarga Elimelekh tidak
memilih untuk pergi ke bagian lain dari tanah Israel. Tetapi memilih untuk menjadi
pendatang di negeri asing, sekalipun hidup sebagai pendatang tidaklah mudah.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 15
Mereka tidak punya hak yang sama dengan penduduk setempat. Kelangsungan
hidup mereka pun bergantung pada keramahan penduduk setempat.
Kedua, bencana kelaparan itu tampaknya berlangsung beberapa tahun
sehingga persediaan makanan keluarga Elimelekh menipis dan memaksa mereka
pergi ke Moab. Setelah kira-kira sepuluh tahun, barulah Naomi mendengar bahwa
bencana kelaparan telah berakhir.
Ketiga, kitab Rut tidak menyebutkan alasan dari bencana kelaparan
tersebut. Kemungkinan kelaparan itu disebabkan oleh musim kemarau yang
berkepanjangan, sehingga mengurangi ketersediaan air bahkan mengeringkan
sumur. Jika dihubungkan dengan keadaan orang Israel pada masa hakim-hakim
memerintah, maka diketahui bahwa orang Israel melakukan apa yang jahat di mata
Tuhan (Hak. 17:6; 21:25; bnd. 18:1; 19:1). Dalam konteks ini, bencana kelaparan
dan ketaatan kepada Tuhan saling berkaitan. Situasi ini hampir sama dengan masa
sebelum Gideon memerintah (Hak. 6:.1-4).
Keempat, kekeringan tidak memengaruhi Moab yang daerahnya sangat
dekat dengan Israel, hanya dipisahkan oleh Laut Mati. Dalam bencana kelaparan,
Moab menjadi pilihan terbaik bagi keluarga Elimelekh untuk bertahan hidup.
Namun, pilihan terbaik tidak selalu mendatangkan hasil yang baik. Tidak lama
setelah mereka tinggal di Moab, Elimelekh meninggal. Bersama dengan kedua
anak laki-lakinya, Naomi melanjutkan hidup di tanah Moab. Kedua laki-laki itu
memperistri perempuan Moab. Mahlon mengambil Rut sebagai isterinya dan
Kilyon mengambil Orpa sebagai istrinya (bnd. Rut 4:10). Setelah kira-kira sepuluh
tahun kemudian, Mahlon dan Kilyon pun meninggal. Kematian Mahlon dan Kilyon
membuat Naomi, Rut dan Orpa kehilangan perlindungan di tanah Moab. Mereka
16 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Catatan Aplikasi
Tekanan hidup terkadang menyulitkan kita. Kita merasa tidak berdaya.
Kita marah dan kecewa. Kita kuatir akan masa depan. Namun kesulitan hidup
bukan alasan untuk meragukan bahkan meninggalkan Tuhan. Dalam upaya
menjadi keluarga yang percaya pada pemulihan Allah, Nokseng dan keluarganya
mengingatkan untuk tetap mempertahankan iman sampai akhir. Berani
mempertahankan kebenaran. Tidak takut akan segala sesuatu. Mempercayakan diri
sepenuhnya kepada Tuhan.
Pada pihak lain, Naomi dan keluarganya pernah membuat keputusan yang
salah. Namun, Naomi dan keluarganya berani untuk kembali kepada Tuhan. Ada
empat keteladanan yang dapat dipelajari, yakni:
1. Bersedia Mendengar
Dengan mendengar, Naomi menyadari akan kesalahannya. Imannya
bertumbuh melalui pendengaran. Keluarga Kristen perlu belajar untuk peka
mendengar kehendak Tuhan. Saat ini, orang cenderung fokus pada kesulitan dan
rutinitas. Keluarga seolah-olah tidak ada waktu bagi Tuhan. Kepekaan mendengar
kehendak Tuhan diperoleh dari kedekatan hubungan kita dengan Tuhan. Karena
itu, keluarga perlu berkomitmen untuk membangun hubungan yang dekat dengan
Tuhan. Bergumul, berdoa bahkan berpuasa bersama.
2. Berani Berbalik
Naomi yang sadar akan kesalahannya, menjadi Naomi yang berani berbalik
untuk mengikuti Tuhan dan percaya pada pemulihan-Nya. Sikap Naomi menjadi
teladan bagi Rut dan Orpa. Mereka menjadi berani dalam mengambil sikap.
Banyak orang yang yang mudah putus asa bahkan sampai mengakhiri hidupnya
sendiri. Karena tidak mampu menanggung kesulitan hidup. Mari membangun iman
keluarga, sehingga keluarga pun berani mengikuti Tuhan dalam segala situasi.
18 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
3. Bersaksi
Naomi mengajarkan Rut dan Orpa tentang pentingnya hidup takut akan
Tuhan dengan bersaksi akan perbuatan Tuhan dalam hidupnya. Dalam keluarga,
orangtua harus senantiasa mengajarkan anggota keluarga untuk mengenal Tuhan
dan tetap berpaut pada-Nya.
4. Berprinsip
Pulang kembali ke Betlehem adalah keputusan yang berat bagi Naomi. Ia
pasti menjadi buah bibir orang lain, keluarganya, bahkan mungkin ia menerima
olokan. Tetapi Naomi mengabaikan semuanya itu. Naomi berpegang pada
prinsipnya untuk percaya pada pemulihan Allah.
Dalam menghadapi kesusahan hidup, setiap keluarga, setiap pribadi harus
punya prinsip untuk tetap takut Tuhan. Sekalipun kita pernah salah langkah, tetapi
yang menentukan masa depan kita adalah keputusan kita saat ini. Mari menjadi
keluarga yang percaya pada pemulihan Allah dengan berprinsip untuk tetap
mengikuti Tuhan. (ABL)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 19
Pengantar
Kotbah dapat dimulai dengan mempersilahkan pasangan paling tua dalam
jemaat untuk berdiri. Pelayan dapat memberikan beberapa pertanyaan kepada
pasangan tua initentang tanggal nikah, jumlah anak-anak atau cucu dan satu tips
dari kedua orang tua itu supaya mereka bisa menjalani rumah tangga sampai usia
ini. Tantangan apa yang terbesar yang pernah mereka hadapi dan apa yang
dilakukan saat itu. Setelah itu pasangan tersebut dapat diberikan sekuntum bunga
segar atau kenang-kenangan dari jemaat.
Preposisi
Pelayan dapat mulai menjelaskan beberapa hal yang biasa terjadi dalam rumah
tangga.
1. Sejak awal sebuah pernikahan dibentuk, ada komitmen untuk menjaga relasi
cinta kasih. Relasi pernikahan itu hanya dapat terjaga jika setiap masalah atau
ketegangan diatasi dalam semangat saling mengampuni dan membaharui diri.
Semangat saling mengampuni dan membaharui diri adalah sebuah semangat
yang membutuhkan pengorbanan. Banyak masalah di dalam relasi tidak
terselesaikan ketika orang tidak bisa berkorban dengan segenap hati.
2. Persoalan tanggungjawab dalam keluarga juga sering melanda keluarga
Kristen. Suami, istri dan anak-anak juga harus terus belajar menerima
tanggung jawab dalam keluarga. Tanpa rasa bertanggungjawab tidak ada
satupun keluarga mampu mengatasi persoalan. Sikap melempar tanggungjawab
20 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
bahkan tidak peduli akan membuat masalah apapun semakin melebar dan
merusak.
Darimanakakah kita mendapatkan kemampuan untuk mengampuni dan
membaharui diri? Darimanakah kita terus memiliki semangat untuk tetap memikul
tanggungjawab? Mari kita belajar dari kisah Boas dalam bacaan hari ini.
pernikahan itu tidak mudah. Namun cinta dari Boas kepada Rut telah
membuatnya berani menebus semua itu. Kerabat terdekat Elimelekh dan
Kilyon ternyata tidak mau bertanggungjawab. Tetapi bagi Boas, cinta dapat
mengalahkan semuanya. Tindakan Boas bukan saja menjadi cerita sejarah di
Israel, namun juga menjadi sebuah gambaran di masa Perjanjian Lama
mengenai Kristus yang menebus manusia.
4. Penebusan Kristus adalah landasan bagi hubungan Kristus dengan Jemaatnya.
Kristus menebus manusia, termasuk orang-orang asing selain Israel (1 Korintus
1:30). Orang-orang tebusan itu adalah gereja dan mempelai Kristus. Penebusan
itu dilakukan karena cinta kasih dan tanggungjawab Allah atas ciptaan-Nya.
Allah tidak membiarkan manusia hidup dalam terhutang oleh dosa dan maut. Ia
rela menebus manusia dengan cara berkorban. Inilah dasar yang paling penting
dalam keluarga Kristen. Atas dasar Kasih Yesus Kristus yang menyebutkan
diri-Nya sebagai mempelai jemaat, maka semua pernikahan Kristen
diteguhkan. Atas dasar Penebusan Kristus yang penuh tanggung jawab,
pernikahan Kristen dilandaskan. Karena itu semangat berkorban, bertindak atas
nama cinta kasih, tanggungjawab dan semangat membaharui diri harus selalu
ada sepanjang sebuah pernikahan terjadi.
5. Penebusan Kristus itu telah terjadi sekali untuk selama-lamanya. Namun
semangat penebusan itu harus dihidupi dalam berbagai situasi yang berubah-
ubah. Semangat untuk berkorban, semangat untuk bertanggungjawab,
semangat untuk membaharui diri patut tetap dipelihara sebab itulah semangat
yang Roh Kudus kerjakan dalam setiap pribadi orang Kristen yang menikah.
22 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Penutup
Pengantar
Bacaan kita hari ini, adalah bagian dari kesatuan Kolose 3:1-17. Dimana
Paulus memberikan nasihat kepada jemaat di Kolose tentang pentingnya suatu
kehidupan yang bermartabat. Dalam bacaan ini Paulus memaparkan kehidupan
lama dan kehidupan baru yang sungguh-sungguh kontras, tidak ada sifat dan
perilaku yang dapat berjalan seiring. Karena itu perilaku yang lama sudah
seharusnya ditinggalkan dan jemaat mesti menggantikannya dengan perilaku hidup
yang baru. Apa maksudnya? Bahwa kehidupan lama, yang lebih berpusat pada diri
sendiri dan bersifat duniawi, seperti hidup dikuasai hawa nafsu, materi, dan dosa
hati dan lidah (ayat 5, 8-9), mesti diubah menjadi perilaku kehidupan baru berpusat
pada Kristus yang menjadi contoh hidup yang dikuasai kasih (ayat 14) sehingga
orang percaya mampu hidup untuk menghasilkan buah roh.
Penjelasan Teks
Secara khusus dalam Kolose 3:12-17, Paulus lebih menegaskan pada sikap
hidup jemaat. Bagi Paulus, setiap orang yang dikuduskan adalah orang-orang
pilihan Allah, yang dikasihi oleh Allah, sehingga dalam menjalani kehidupan
mereka harus berperilaku sesuai dengan kehendak Allah supaya mereka tidak
kehilangan kekudusan dan penghiburan sebagai orang-orang pilihan yang dikasihi.
Istilah pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi" awalnya digunakan
untuk menggambarkan Israel (Band Kel 19:5-6; Ul 4:37; 7:7,8; 10:15). Israel
dipilih sebagai alat untuk mencapai maksud itu, semua manusia dibuat seturut
24 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
gambar Allah. Namun sekarang istilah itu menggambarkan gereja (Gal 6:16; 1Pet
2:5,9). Gereja telah dengan jelas diberi tugas ini (Mat 28:19-20; Luk 24:46-47, Kis
1:8). Bahwa orang-orang percaya dipanggil untuk menjadi kudus dan menjadi
saksi. Selanjutnya mereka harus hidup dengan mengenakan berbagai perilaku
hidup yang sepadan dengan Allah, antara lain: hidup dalam belas kasihan,
kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran (ay.12), mengampuni
seorang akan yang lain (ay.13), kenakan kasih sebagai pengikat yang
mempersatukan dan menyempurnakan(ay.14), menjadikan damai sejahtera Kristus
memerintah dalam hati, menjadi satu Tubuh (ay.15), menjadikan perkataan Kristus
diam dengan dengan segala kekayaan, mengajar dan menegur dengan segala
hikmat, menyanyikan mazmur, puji-pujian, nanyian rohani, mengucap syukur
kepada Allah (16), melakukan segala sesuatu di dalam nama Tuhan Yesus.(17)
Bagi Paulus, orang percaya harus menghubungkan semua motif dan
tindakan mereka dengan Allah melalui Kristus. Karenanya sebagai orang-orang
pilihan Allah tuntutan hidup baru seperti ini sudah sepantasnya dilakukan. Sebab
tujuan Injil bukan hanya untuk melembutkan pikiran manusia dan
memperindahnya saja tapi juga mempererat persahabatan di antara satu dengan
yang lain, sebagai wujud kasih Allah terhadap dunia.
Catatan Aplikasi
Belajar dari Firman Tuhan hari ini, maka ada beberapa catatan penting yang perlu
kita sikapi dalam kehidupan dewasa ini.
1. Diperingatan bulan keluarga ini, kita perlu menyadari bahwa kitapun adalah
bagian dari orang-orang pilihan Allah yang dipanggil untuk hidup dalam kasih.
Wujud kasih itu harus di mulai dari dalam keluarga kita yang tercermin dalam
perilaku hidup setiap kita sebagai anggota keluarga. Relasi hidup di antara
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 25
suami dan istri, orang tua dan anak haruslah menjadi relasi yang saling
meneguhkan dan bukan sebaliknya. Sebab perkembangan dewasa ini
menunjukan ada banyak relasi yang palsu, yang di bingkai dalam kemunafikan.
Yang luarnya terlihat manis dan harmonis tapi sesungguhnya semua itu
hanyalah tipuan publik. Karena itu penting untuk kita belajar, menjadikan
keluarga kita sebagai keluarga yang penuh cinta dan kasih yang sungguh-
sungguh menjadi pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
2. Jika saat ini masih ada relasi yang belum baik karena kesalahpahaman,
keegoisan, iri, dengki, amarah dan sebagainya, maka kita perlu membenahinya
seturut kehendak Tuhan. Belajarlah untuk memaafkan dan memberi
pengampunan bagi mereka yang melukai kita. Memang ini tidak mudah
dilakukan tetapi kita dipanggil untuk membuang segala ego agar dapat belajar
menerima setiap orang dengan kelebihan dan kekurangan yang ada padanya.
Sehingga semua itu menolong kita untuk dapat mengampuni mereka yg
bersalah kepada kita.
3. Tidak ada keluarga yang hidup tanpa masalah. Semua keluarga mempunyai
pergumulan masing-masing karena itu hendaklah kita menjadi keluarga yang
tetap teguh, yang tidak gampang menyerah dan berputus asa. Semakin kita
diperhadapkan dengan berbagai persoalan maka kita perlu menjadikan Firman
Tuhan sebagai perisai dalam keluarga kita. sehingga apapun pergumulan
terberat yang kita alami, kita percaya Tuhan akan memampukan kita dan
membuat keluarga kita menjadi keluarga yang kuat.
4. Jadilah keluarga yang tetap bersyukur terhadap apapun kenyataan hidup yg
Tuhan izinkan kita alami. Sebab syukur adalah suatu tanda kedewasaan
Kristen, dari hidup yang dipenuhi Roh (band Ef 5:20; 1Tes 5:18). Orang
percaya tidak hidup untuk dirinya sendiri, tetapi semua untuk Tuhan. Sebab
26 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Kristus telah mati untuk semua org supaya kita hidup tidak lagi hidup untuk
diri kita sendiri tapi untuk Dia (band 2Kor 5: 15). (EL)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 27
Pengantar
Pada hari ini kita merayakan dua peristiwa sejarah, yaitu HUT GMIT ke-
74 dan HUT gerakan Reformasi yang ke-504. Perayaan kita berlangsung sekali lagi
dalam situasi bencana. Perayaan ini dapat kita maknai sebagai kesaksian iman
bahwa Pandemi Covid-19 dan badai Seroja tidak menjauhkan kita dari kasih Allah.
Kita merayakan kasih Tuhan yang terus memelihara dan membaharui semesta. Dua
peristiwa sejarah yang kita rayakan pada hari ini menegaskan karya pemeliharaan
dan pembaharuan oleh Roh Kudus yang terus berlangsung melintasi ruang dan
waktu. Kiranya, di tengah bencana, gereja tetap teguh dalam kasih Tuhan, aktif
berkarya merawat kehidupan.
Pemahaman Teks
Jemat Filadelfia yang disebutkan pada perikop bacaan kita adalah sala satu
dari 7 jemaat Kristen di Asia yang disapa oleh penulis kitab Wahyu, yakni jemaat
di Efesus, di Smirna, di Pergamus, di Tiatira, di sardis, di Filadelfia dan jemaat di
Laodikia. Kota Filadelfia merupakan pusat kekristenan penting pada zaman gereja
mula-mula (abad pertama Masehi). Kita bisa belajar tentang jemaat yang
bertumbuh di tengah kesulitan. Ada tiga hal sebagai gambaran kesulitan yang
dihadapi jemaat kecil ini, yaitu bencana gempa bumi, antipati (kebencian) terhadap
Kekristenan, dan tuntutan menyembah kaisar Romawi.
Pertama, Kota Filadelfia dilalui jalur gempa bumi yang aktif. Kondisi
tersebut pada satu pihak menyebabkan kota ini menjadi kota industri pertanian
28 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
yang sangat subur. Tetapi, pada pihak lain menjadi ancaman. Pernah terjadi gempa
bumi yang dahsyat pada tahun 17 Masehi, di mana seluruh kota hancur luluh.
Kedua, di masa awal perkembangan kekristenan, jemaat menghadapi tantangan
serius karena kekristenan dianggap sebagai sekte dari agama Yahudi. Jemaat
Filadefia menghadapi penolakan atas dasar sentimen keagamaan. Ada kelompok
penganut agama Yahudi yang menganggap kekristenan sebagai gerakan sesat
karena berpegang pada iman kepada Yesus sebagai Mesias. Ketiga, pemerintah
Romawi menjatuhkan hukuman yang seberat-beratnya kepada orang yang menolak
mengatakan”kaisar adalah Tuhan”. Padahal, orang Kristen hanya mengakui Yesus
Kristus sebagai Tuhan. Di tengah situasi kedaruratan bencana dan tekanan sosial
yang hebat jemaat di kota Filadelfia memberikan keteladanan tentang kesetiaan
iman kepada Kristus (ay. 8, 10, 11).
Perikop bacaan kita berisi ungkapan penguatan oleh Roh Kudus kepada
jemaat Filadelfia (ay. 7, 13). Sebuah metafora yang disebutkan dalam teks ini
tentang kedudukan Tuhan Yesus sebagai”pemegang kunci Daud”. Yesus Kristus
adalah pemegang kedaulatan atas segenap dunia. Dia adalah penguasa semesta.
Tuhan Yesus sanggup memberi perlindungan dan ketenangan kepada jemaat-Nya.
Beriman kepada Yesus bukanlah kesia-siaan. Sebaliknya, orang-orang yang
membenci jemaat di Filadelfia dijuluki”jemaah iblis”. Pada gilirannya para
pembenci itu akan dipaksa oleh Kristus yang bangkit agar mengakui kasih sayang
Allah kepada jemaat Kristus (ay. 9). Istilah”sokoguru” berarti tiang utama yang
menentukan ketangguhan suatu bangunan. Jemaat yang menghadapi kesulitan
dengan tetap setia kepada Allah dan meneladani Kristus sebagai Tuhan akan
menjadi sokoguru yang kuat, yang diandalkan Allah bagi pembaharuan kehidupan
(ay. 12-13). Pengalaman menghadapi bencana gempa bumi yang hebat
menunjukkan kepada Jemaat Filadelfia bahwa kuil yang megah dan besar pun
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 29
dapat runtuh di guncang gempa. Tetapi umat Allah adalah tiang yang berdiri kokoh
untuk selama-lamanya.
Catatan Aplikasi
Gerakan reformasi gereja pada tahun 1517 dan berdirinya GMIT pada
tahun 1947 merupakan dua peristiwa sejarah yang berkaitan erat. Maksud dari
gerakan reformasi bukanlah untuk menimbulkan pemisahan dan perpecahan,
melainkan untuk menegaskan kepatuhan gereja kepada Allah. Dalam situasi
sekarang ini di mana dunia sedang bergumul dengan pandemi dan bencana lainnya,
firman Tuhan mengingatkan kita agar tetap teguh dan tekun di tengah kesulitan.
Yang terutama dari perayaan hari ulang tahun bukanlah sekedar tentang kenangan
mengenai peristiwa masa lalu, melainkan keyakinan mengenai penyertaan Tuhan
dan kepastian melangkah ke masa depan.
Tahun ini GMIT menghadapi dua peristiwa musibah yang dahsyat.
Berbagai langkah telah dilakukan demi ikut merawat kehidupan yang terancam
oleh bencana berlapis, Pandemi Covid-19 dan Siklon Seroja. Banyak pelajaran kita
peroleh dari pengalaman ini, tentang cara-cara menggereja yang baru, yang
memungkinkan kita bertahan di tengah kesulitan. Kita juga mendapat sebuah
pembelajaran iman dari perikop ungkapan penguatan bagi jemaat Filadelfia pada
abad pertama Masehi. Tuhan yang bangkit adalah pemegang kunci kehidupan
maka kita memiliki harapan untuk menghadapi tantangan apa pun. Tuhan sedang
bertindak, tak ada suatu kuasa pun yang sanggup mengalahkan-Nya. Karena itu
kita harus tetap bertahan di tengah kesulitan dan penderitaan. Orang yang dengan
setia mengumuli imannya di tengah penderitaan akan dianugerahi mahkota
kehidupan.
30 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke
rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai
masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Jemaat-jemaat di zona merah berbakti di rumah masing-masing.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan
jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar
gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.
Persembahan jemaat diletakkan dalam kotak-kotak sebelum kebaktian untuk
mengurangi kontak fisik dalam kebaktian.
PANGGILAN BERIBADAH
Ibu : (sambil membawa beberapa Alkitab memasuki ruangan)”Bapa!
Bapa! bangun sudah…! Ayam su berkokok ulang-ulang ju Bapa
belum bangun… Bangun ko katong ibadah dolo… su berapa hari
katong terlambat bangun sampai sonde ibadah pagi.” (menaruh
Alkitab lalu memanggil anak-anak) Dea…! Dio...! Datang sudah ko
katong ibadah…”
Anak 1 : (masuk ke dalam ruangan) “Iya, mama! Beta baru selesai cuci
muka…”
Anak 2 : (mengikuti saudaranya dari belakang) “Beta masih kasi bangun Bapa,
Mama...!”
32 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Penatua : Jemaat Tuhan sekalian… hari ini kita memasuki Bulan Keluarga di
Minggu yang pertama. Mengawali perayaan Bulan Keluarga ini, kita
diingatkan sebagai keluarga untuk melihat pentingnya ibadah kepada
Allah, sebagai cara kita untuk memelihara relasi yang akrab dengan
Allah. Melalui ibadah kepada-Nya, setiap orang ditolong untuk
menjalani hidup yang benar dan mampu menyikapi segala hal yang
dihadapinya karena terus diingatkan oleh firman Tuhan. Oleh karena
itu, marilah seluruh keluarga Allah… kita datang kepada-Nya dalam
kerendahan, untuk beribadah dan menaikkan syukur kita kepada-
Nya...
Jemaat : (berdiri & menyanyi) KJ. 362 bait 1 & 3, “Aku Milik-Mu, Yesus,
Tuhanku”, (do = g, 4 ketuk)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 33
SALAM
Nyanyian : Menyanyikan berbalasan GB. 122 : 1 „Bagimu Damai
Sejaht‟ra‟)
(duduk)
34 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
NAS PEMBIMBING
Pelayan : Sabda Tuhan yang membimbing kita saat ini tertulis dalam 1
Timotius 4:7b-8: “Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani
terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena
mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang
akan datang”
Jemaat : (menyanyi) “Keluarga Allah”, (do=g, 4 ketuk)
PENGAKUAN DOSA
Penatua : Manusia mencoba berjalan sendiri karena merasa kuat dan mampu.
Tak jarang hidup kita sebagai keluarga menceminkan hal itu. Ayah
menganggap remeh peribadahan kepada Allah, ibu memilih
mengurus ini dan itu ketimbang beribadah, anak-anak menganggap
ibadah hanyalah kesia-siaan. Tidakkah kita ingat bahwa Allah kita
adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa
kepada anak-anaknya? Seharusnya kita merendahkan diri di hadapan
Tuhan dan mengaku segala dosa kita kepada-Nya. Mari kita berdoa:
“Ya Tuhan, ampunilah kami yang berdosa ini. Kami bergumul
dengan diri kami yang malas beribadah. Kami bergumul dengan
anggota keluarga kami yang tidak peduli dan sudah lama tidak
beribadah. Kami bergumul karena keluarga kami tidak memelihara
ibadah yang benar bahkan hidup kami tidak menjadi ibadah yang
sejati.
Jemaat : Kasihanilah kami, ya Tuhan. Berilah kesempatan agar kami bertobat
dan setia beribadah kepada- Mu. Amin.”
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 35
BERITA ANUGERAH
Pelayan : Terimalah Berita Anugerah Allah dari Efesus 2:4-5 :
“Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang
besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita
bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh
kesalahan-kesalahan kita–oleh kasih karunia kamu diselamatkan.”
Jemaat : (menyanyi) KJ. 185, “Kasih Tuhanku Sungguh Besar”, (do=es, 2
ketuk)
Kasih Tuhanku sungguh besar
Tinggi dan dalam luas benar
Untuk manusia Ia beri
Kasih yang suci dan abadi
PUJIAN MAZMUR
Pelayan : Mari kita berdiri dan bersama-sama membaca secara berbalasan
Mazmur 84
PEMBERITAAN FIRMAN
Penatua : Berdoa & Membaca Alkitab dari Maleakhi 3:13-18 (diakhiri dengan
berkata”Demikianlah sabda Tuhan!”)
Pelayan : “Berbahagialah orang kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan yang
merenungkan Taurat itu siang dan
malam.”
Jemaat : Menyanyikan NKB. 223a, “Haleluya”, (do=f, 3 ketuk)
PERSEMBAHAN
Diaken : Sebagai jawaban atas anugerah Tuhan yang kita terima dalam hidup
ini, marilah kita memberi persembahan kepada-Nya, sambil
mengingat firman Tuhan yang berkata :”Karena itu saudara-saudara,
demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang
sejati” (Roma 12:1). Mari kita berdoa…
DOA SYAFAAT
PENGUTUSAN
Pelayan : Saudara-saudari yang terkasih…
Ibadah adalah hal yang utama dalam hidup orang percaya
Janganlah sia-siakan waktumu dengan sia-sia
Keluargamu adalah rumah doa
Di mana engkau dan seisi rumahmu akan membangun relasi yang
akrab dengan Tuhan.
Karena Tuhanlah sumber hidup keluargamu, kini dan selamanya
BERKAT
Pelayan : Arahkan hati kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN
menyinari Engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih
karunia; TUHAN menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi
engkau damai sejahtera.
38 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
~ Saat Teduh ~
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 39
PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino,
dan lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke
rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai
masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Jemaat-jemaat di zona merah berbakti di rumah masing-masing.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau
kebutuhan jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi
agar gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.
Persembahan jemaat diletakkan dalam kotak-kotak sebelum kebaktian
untuk mengurangi kontak fisik dalam kebaktian.
PANGGILAN BERIBADAH
Pemudi 1 : “Hai, sahabat…! Dari mana sa? Su lama sonde ketemu.”
Pemudi 2 : “Halo sayang… Selama ini, beta sonde pi mana-mana. Masih tinggal
di rumah orang tua.
Aduh… Sekarang lu su tambah beda sa… Kelihatan lebih bahagia.”
Pemudi 1 : “Begitu ko sayang? Maklum sa, pengantin baru jadi tahu to.” (tertawa
malu)
“Oh iya… Omong-omong, kawan su menikah ko? Suami kerja di
mana? Anak su berapa?
Pemudi 2 : “Aduh… pertanyaan pung banyak lai… bisa tanya satu-satu ko?”
(tertawa)
Pemudi 1 : “Hahahaha…. Su lama sonde jumpa, makanya penasaran sa.”
40 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Pemudi 2 : “Beta belum menikah… Sebenarnya su ada calon, tapi beta masih
takut.”
Pemudi 1 : “Hee…! Kenapa takut?”
Pemudi 2 : “Beta takut karena beta lihat beta pung kaka dong… Setelah dong
menikah, ada sa masalah yang dong hadapi. Makanya beta belum
siap.”
Pemudi 1 : “Aduh, sayang e… Memang beta ju baru nikah jadi belum tahu
pergumulan keluarga seperti apa… tapi di mana-mana, semua
keluarga pasti akan menghadapi masalah dan pergumulan. Lihat
katong pung Bapa dan Mama sa begitu... Kawan ju su lihat dari kaka
dong”
Pemudi 2 : “Itu yang bikin beta ragu… Kalau menikah, bisa bahagia ko sonde.”
Pemudi 1 : “Beta mengerti, sayang… Beta juga sempat merasa seperti itu. Tapi
beta lihat orang tua yang su menikah bertahun-tahun… menghadapi
banyak masalah. Mau masalah anak, pekerjaan, kebutuhan,
keuangan, hubungan dengan keluarga lain, dan masih banyak lagi…
Tapi dong masih tetap sama-sama sampai sekarang.” (terdiam
sejenak)
“Menurut beta, masalah pasti akan ada. Tetapi beta ingat keluarga
Naomi di Alkitab yang punya banyak masalah, Tuhan sanggup
pulihkan. Beta yakin, seberat apapun masalah yang harus dihadapi,
Tuhan kasih kita daya untuk cari jalan keluar.”
Pemudi 2 : “Begitu ko, kawan?”
Pemudi 1 : “Kalau sonde percaya, na beta ajak kawan ko katong ibadah sama-
sama… nanti katong akan dengar Bapak/Ibu Pendeta khotbah tentang
Naomi dan keluarga yang dipulihkan Tuhan… Mau?”
Pemudi 2 : “Iya, sayang.”
(duduk)
NAS PEMBIMBING
Pelayan : Sabda Tuhan yang membimbing kita saat ini tertulis dalam Filipi
4:13; “Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku”
Jemaat : (menyanyi) “Segala Perkara”, (do=d, 4 ketuk)
Penolong yang s‟lalu setia
Memenuhi keperluanku
Tak pernah Dia mengecewakan
Yesusku tak pernah gagal
Segala perkara dapat ku tanggung
Di dalam Dia yang memberi kekuatan
Tuhan Yesus, penolong dan sahabat
Tetap percaya, Tuhan setia
PENGAKUAN DOSA
Penatua : Marilah kita merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengaku segala
dosa kita kepada-Nya. Mari kita berdoa:
“Ya Allah yang Maha Murah dan Maha Kasih… di hadapan-Mu
kami mengakui bahwa kami adalah keluarga yang rapuh… rapuh
karena berbagai masalah yang kami hadapi. Masalah antara suami
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 43
dan isteri; masalah antara orang tua dan anak; juga masalah antara
kami sebagai kakak beradik.
Di saat kami tak berdaya dengan masalah-masalah dalam keluarga
kami, seringkali kami lupa kuasa-Mu yang sanggup memulihkan
sehingga kami mencari jalan keluar menurut kekuatan kami. Bahkan
kami meninggalkan-Mu karena kecewa dengan keadaan hidup yang
jauh dari harapan kami.
Jemaat : Kami mohon ampun kepada-Mu… Mampukan kami untuk tetap
percaya akan kasih dan kuasa-Mu yang sanggup memulihkan. Amin
BERITA ANUGERAH
Pelayan : Terimalah Berita Anugerah Allah dari 1 Petrus 2:10;
“Kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah
menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang
telah beroleh belas kasihan.”
Jemaat : (menyanyi) PKJ. 121, “Andaikan Kasih-Mu Tidak
Merangkulku”, (do=f, 3 ketuk)
PUJIAN MAZMUR
Pelayan : Mari kita berdiri dan bersama-sama membaca secara berbalasan
Mazmur 86:1-7
44 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
PEMBERITAAN FIRMAN
Penatua : Berdoa & Membaca Alkitab dari Rut 1 (diakhiri dengan berkata
“Demikianlah sabda Tuhan!”)
Pelayan : “Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda Tuhan itu murni; Dia
menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya”
Jemaat : Menyanyikan NKB. 223a, “Haleluya”, (do=f, 3 ketuk)
PERSEMBAHAN
Diaken : Sebagai jawaban atas anugerah Tuhan yang kita terima dalam hidup
ini, marilah kita memberi persembahan kepada-Nya, sambil
mengingat firman Tuhan yang berkata :”Berilah kepada Tuhan
kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah
menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan
berhiaskan kekudusan” (1 Tawarikh 16:29). Mari kita berdoa…
DOA SYAFAAT
PENGUTUSAN
Pelayan : Kekasih Tuhan… Semua keluarga pernah menghadapi masalah
Mungkin kenyataan tidak sesuai dengan harapan kita
Masalah menyulitkan kita yang ingin hidup tenang dan bahagia
Ia pun mengancam harapan-harapan kita
Namun renungkanlah…
Di balik setiap masalah, kita melihat jalan yang Tuhan siapkan
Kita berjalan dengan perlahan dan tertatih
Sampai kita melewatinya
Di balik setiap masalah, kita merasakan kasih yang tak pernah luntur
Dia menopang… Dia menuntun… Dia tidak meninggalkan kita…
Percayalah bahwa di dalam Dia ada pemulihan yang sejati bagi
keluarga kita
Jemaat : (menyanyi) “Tuhan Selalu Menolongku”, (do = c, 4 ketuk)
BERKAT
Pelayan : Arahkan hati kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN
menyinari Engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih
46 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
~ Saat Teduh ~
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 47
PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke
rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai
masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Jemaat-jemaat di zona merah berbakti di rumah masing-masing.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan
jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar
gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.
Persembahan jemaat diletakkan dalam kotak-kotak sebelum kebaktian untuk
mengurangi kontak fisik dalam kebaktian.
PANGGILAN BERIBADAH
(masuk Suami istri yang bertengkar dan seorang anak yang duduk dengan lusuh di
sudut ruangan)
Anak 1 : Pertengkaran mulai merusak kehangatan kasih dan sayang orang
tuaku. Tidak ada lagi senyum bahagia. Yang ada hanya air mata. Yah,
Air mata kesedihan dan kehancuran. Sedih dan rapuh menjadi teman
perjalananku menggapai mimpi. Kapankah saya dapat meraskan
kasih dan sayang dalam keluargaku? Saya sangat merindukan itu.
(Suami istri yang bertengkar dan seorang anak yang duduk dengan
lusuh di sudut ruangan meninggalkan ruangan)
48 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Penatua : Kasih dan sayang adalah anugerah terindah dari Tuhan dalam sebuah
keluarga. Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang setiap
anggotanya saling mengasihi, saling menolong dan saling
memperhatikan satu sama lain. Saat ini kita semua diajak untuk
merenungkan tanggung jawab kita sebagai keluarga yang diberkati
Tuhan.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 49
Jemaat : (berdiri dan menyanyi) PKJ. 221 bait 1& 2, “Kasih Allah
PengikatNya”, (do=c, 4 ketuk)
(duduk)
50 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
NAS PEMBIMBING
Pelayan : Sabda Tuhan yang membimbing kita saat ini tertulis dalam 1
Yohanes 4: 11; “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah
sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling
mengasihi”
Jemaat : (menyanyi) KJ. 318 bait 1, “Berbahagia Tiap Rumah Tangga”,
(do=c, 2 ketuk)
1. Berbahagia tiap rumah tangga, di mana Kaulah Tamu yang tetap
Dan merasakan tiap sukacita tanpa Tuhannya tiadalah lengkap
Di mana hati girang menyambutMu dan memandangMu dengan berseri
Tiap anggota menanti sabdaMu dan taat akan Firman yang Kau bri
PENGAKUAN DOSA
Penatua : Tuhan menciptakan manusia sebagai makluk yang istimewa. Ia
melengkapi manusia dengan akal budi dan rasa. Namun, kita juga
adaalah makhluk yang rapuh. Dalam kerapuhan itu, kita seringkali
saling melukai satu sama lain. Di hadapan Tuhan, mari kita mengaku
segala dosa dan kelemahan kita...
Seorang Bapak : Tuhan, Engkau telah menganugerahkan pada kami keluarga yang
penuh cinta dan kasih, namun seringkali kami gagal mengasihi
keluarga dengan sepenuh hati kami.
Para Bapak : Ya Tuhan, kasihani dan ampunilah kami.
Seorang Ibu : Ya Tuhan, Engkau menjadikan kami sebagai orang tua, namun
seringkali kami gagal menjadi teladan dalam mempraktekkan
cinta kasih.
Para Ibu : Ya Tuhan, Kasihani dan ampunilah kami.
Seorang Anak : Ya Tuhan, Engkau memberikan orang tua kepada kami, namun
seringkali kami mengecewakan mereka.
Para Anak : Ya Tuhan, kasihani dan ampunilah kami.
Semua : Oleh kekuatan Roh Kudus, mampukan kami untuk saling
mengasihi. Amin.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 51
BERITA ANUGERAH
Pelayan : Dengarlah berita anugerah seperti yang tertulis dalam Yohanes 3: 16 :
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang
kekal”
Jemaat : (menyanyi) KJ. 395 bait 2, “Betapa Indah Harinya”, (do=g, 3 ketuk)
PUJIAN MAZMUR
Pelayan : Mari kita berdiri dan bersama-sama membaca secara berbalasan
Mazmur 107:1-9
PEMBERITAAN FIRMAN
Penatua : Berdoa & Membaca Alkitab dari Rut 4:1-7 (diakhiri dengan
berkata”Demikianlah sabda Tuhan!”)
Pelayan : “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah
kita tetap untuk selama-lamanya”
PERSEMBAHAN
Diaken : Tuhan selalu memberikan berkat dan karuniaNya kepada setiap
keluarga dan pribadi kita. Karena itu, mari kita memberikan
persembahan yang terbaik bagi Tuhan, dengan didasari Firman Tuhan
yang berkata demikian, “Bersyukurlah kepada Tuhan semesta alam,
sebab Tuhan itu baik, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih
setiaNya!” (Yeremia 33:11b).
Mari kita berdoa:…………………………….
Jemaat : (menyanyi) PKJ. 286 bait 1-3, “Keluarga yang Damai”, (do=bes, 4
ketuk)
DOA SYAFAAT
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 53
PENGUTUSAN
Pelayan : Allah yang berlimpah kasih dan setia ada dalam keluargamu.
Jemaat : Keluarga kami berharga di mataNya
Pelayan : Kasih dan pengorbananNya dalam Kristus Yesus membuat hidup
keluargamu berpengharapan.
Jemaat : Keluarga kami dipelihara dan diberkatiNya.
Pelayan : Hendaklah kasih dan pengorbanan Kristus mewarnai perjalananmu
bersama dalam keluarga.
Jemaat : Biarlah itu menjadi komitmen tanggung jawab kami dalam keluarga
yang diberkati
Jemaat : (berdiri & menyanyi) KJ. 318 bait 2, “Berbahagia Tiap Rumah
Tangga”, (do=c, 2 ketuk)
2. Berbahagia rumah yang sepakat hidup sehati dalam kasihMu
Serta tekun mencari hingga dapat damai kekal di dalam sinarMu
Di mana suka-duka „kan dibagi ikatan kasih semakin teguh
Di luar Tuhan tidak ada lagi yang dapat memberi berkat penuh
BERKAT
Pelayan : Arahkan hati kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN
menyinari Engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih
karunia; TUHAN menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi
engkau damai sejahtera.
Jemaat : (menyanyi) NKB.225, “Haleluya, Amin” (do=d, 4 ketuk)
~ Saat Teduh ~
54 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 55
PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke
rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai
masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Jemaat-jemaat di zona merah berbakti di rumah masing-masing.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan
jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar
gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.
Persembahan jemaat diletakkan dalam kotak-kotak sebelum kebaktian untuk
mengurangi kontak fisik dalam kebaktian.
PANGGILAN BERIBADAH
(saat teduh dengan iringan instrumen mengawali fragmen singkat)
Kakak : Adik…...kakak minta maaf yah……. kakak sadar apa yang kakak
buat kemarin mungkin menyakiti hati adik.
Adik : Tidak apa-apa kak…. Adik juga salah. Adik terlalu egois dan mau
menang sendiri.
Kakak : (sambil tersenyum) terima kasih kalau begitu. Kakak sudah lega
sekarang.
Adik : sebentar…. sebentar…. saya penasaran, kenapa kakak datang dan
minta maaf kepadaku? Kakak yang adik kenal tidak seperti itu.
56 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Kakak : Sejak ayah dan ibu meninggal dan tinggal kita berdua sendiri, Kakak
ingin menjadi pribadi yang berubah ke arah yang baik. Kakak mau
belajar lebih rendah hati dan lemah lembut, tidak mau menyimpan
dendam dan belajar untuk mengampuni. Itu teladan yang ditinggalkan
ayah dan ibu, terlebih itu yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus
Adik : (sambil memeluk kakaknya dan meneteskan air mata) Terima kasih
banyak kak….adik juga mau belajar berbagi kasih kepada sesama
seperti yang biasa ayah dan ibu lakukan sewaktu mereka masih
hidup.
Kakak : Puji Tuhan…semangat yah…Tuhan pasti menolong kita berdua. (dua
orang kakak beradik menyalakan sebatang lilin pemulihan dan
meletakkan lilin di meja depan mimbar dan meninggalkan ruangan)
… Saat teduh …
(duduk)
NAS PEMBIMBING
Pelayan : ”Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih sebagai pengikat yang
mempersatukan dan menyempurnakan” (Kolose 3: 14)
Jemaat : (Menyanyi) PKJ. 288 bait 4, “Inilah rumah kami”, (do=d, 4 ketuk)
58 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
PENGAKUAN DOSA
Diaken : Hendaklah tiap-tiap insan di tengah keluarga merendahkan diri di
hadapan Allah dan mengaku bahwa ia benar-benar adalah orang
berdosa sekaligus percaya, bahwa Bapa di Sorga akan
mengasihaninya dalam Yesus Kristus. Mari kita berdoa:
Anak : Ampunilah kami ketika kami memberontak terhadap orang tua kami
dan membuat hati mereka terluka.
Bapak/Ibu : Ampunilah ketika kami kehilangan kesabaran dan membangkitkan
amarah dan dendam dalam hati anak-anak kami.
Anak : Bersihkanlah kami dari kesalahan yang berulang-ulang kami lakukan
terhadap orang-orang yang mengasihi kami.
Bapak/Ibu : Ampunilah kami dari dosa dan kesalahan kami ya Tuhan.
Diaken : Ya Tuhan, pulihkanlah keluarga kami dalam kasihMu yang besar,
Amin.
BERITA ANUGERAH
Pelayan : Kepada kita yang tulus iklas mengaku dosa kita, dengarlah berita
anugerah Allah, seperti yang tercatat dalam Yeremia 33:8,
demikian:”Aku akan mentahirkan mereka dari segala kesalahan yang
mereka lakukan dengan berdosa terhadap Aku, dan Aku akan
mengampuni segala kesalahan yang mereka lakukan dengan berdosa
dan dengan memberontak terhadap Aku”
Jemaat : (Menyanyi) KJ 240 a : 1”Datanglah, ya Sumber Rahmat”
Datanglah, ya Sumber rahmat, selaraskan hatikku
Menyanyikan kasih s‟lamat yang tak kunjung berhenti
Ajar aku madah indah, gita balai sorgaMu
Aku puji gunung kokoh, gunung pengasihanMu
PUJIAN MAZMUR
Pelayan : Mari kita berdiri dan bersama-sama membaca secara berbalasan
Mazmur 28
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 59
PEMBERITAAN FIRMAN
Penatua : Berdoa & Membaca Alkitab dari Kolose 3:12-17 (diakhiri dengan
berkata”Demikianlah sabda Tuhan!”)
Pelayan : “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah
kita tetap untuk selama-lamanya”
Jemaat : Menyanyikan NKB. 223a, “Haleluya”, (do=f, 3 ketuk)
PERSEMBAHAN
Diaken : Mari ungkapkan syukur hati dengan memberi sambil mengingat
Mazmur 50: 23, yang menyatakan: “Siapa yang mempersembahkan
syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur
jalannya, keselamatanan yang dari Allah akan kuperlihatkan
kepadanya”. (Berdoa)
DOA SYAFAAT
PENGUTUSAN
Pelayan : Pulanglah, tunaikanlah pangggilanmu dalam keluargamu sebagai orang-
orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya: “kenakanlah
belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelembutan dan
kesabaran”
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 61
Jemaat : Kami ingin terus diperharui untuk menjadi segambar dan serupa
dengan Kristus
Pelayan : “Sabarlah kamu seorang terhdap yang lain dan saling mengampunilah
di antara kamu”
Jemaat : Sama seperti yang telah diperbuat Tuhan kepadaku, akupun juga
perbuat demikian
Pelayan : “Kenakanlah kasih dan berilah dirimu dikuasai oleh damai sejahtera
Kristus”
Refrein:
Ajarilah kami ini salig mengasihi
Ajarilah kami ini saling mengampuni
Ajarilah kami ini kasihMu, ya Tuhan
KasihMu kudus tiada batasnya
BERKAT
Pelayan : Arahkan hati kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN
menyinari Engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih
karunia; TUHAN menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi
engkau damai sejahtera.
62 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
~ Saat Teduh ~
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 63
TATA IBADAH
Penutupan Bulan Keluarga, HUT GMIT ke-74,
HUT Reformasi ke-504, Doa Bibit dan Minta Hujan
Minggu, 31 Oktober 2021
PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke
rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai
masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Jemaat-jemaat di zona merah berbakti di rumah masing-masing.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan
jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar
gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.
Persembahan jemaat diletakkan dalam kotak-kotak sebelum kebaktian untuk
mengurangi kontak fisik dalam kebaktian.
Saat teduh/ Doa pribadi
PANGGILAN BERIBADAH
Narator 1 : Umat Tuhan yang terkasih, Ada ungkapan yang mengatakan; suatu
sejarah bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga disyukuri. Bukan
hanya sekedar diingat tetapi untuk dihayati. Hari ini kita
memperingati HUT Reformasi ke-504 dan HUT GMIT ke- 74. Selain
itu bersama seluruh warga GMIT kita menutup perayaan bulan
64 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Pnt : Marilah kita bersyukur dan beribadah kepada-Nya. Jemaat berdiri dan
Menyanyikan NKB 7:1,3”Nyanyikanlah Nyanyian Baru” do=d 1
ketuk
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 65
Pelayan : Pertolongan kita dalam ibadah saat ini, datangnya dari Allah
Jemaat : Yang telah menciptakan langit dan bumi.
Pelayan : Yang memelihara kesetiaan-Nya sampai selama-lamanya, dan Ia
tidak pernah meninggalkan perbuatan tanganNya
Jemaat : Amiiin
Pelayan : Salam sejahtera dari Allah : Bapa, Putera dan Roh Kudus, kepada
saudara sekalian
Jemaat : Salam sejahtera kepada saudara juga (duduk)
NAS PEMBIMBING
Pelayan : Membaca nas : I Korintus 15 : 58
Jemaat : Menyanyikan : NKB 203 :”Adakah Tempat bagi-Nya” do=bes 4 ketuk
PENGAKUAN DOSA
Pnt/Dkn : Umat yang dikasihi Tuhan, rendahkanlah dirimu dihadapan Tuhan
untuk mengaku dosa-dosa kita kepada Tuhan.
Saat teduh diiringi instrumen lagu NKB 13: 1”O Allahku,
Jenguklah Diriku” do= f 6 (2x3) ketuk.
66 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
BERITA ANUGERAH
Pelayan : Bagi setiap orang yang mengaku dosa dengan tulus dan iklas,
dengarkanlah janji Yesus Kristus kepadamu”Damai sejahtera
Kutinggalkan bagiMu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan
apa yang ku berikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia
kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu (Yohanis 14:27)
Jemaat : Jadilah kehendak-Mu bagi kehidupan kami umatMu
PEMBERITAAN FIRMAN
Bersama : Kami percaya kepada Allah Bapa. Ia mengasuh dan memelihara kami
seperti seorang ibu. Ia adalah Allah di atas kami. Ia menciptakan
segala sesuatu supaya bersekutu dan saling melengkapi.
Refrein:
Tunaikanlah tugas mulia, bersekutu, bersaksi
Melayani dan berbakti, menata rumah Allah
Sasandu panca tugas kita, petiklah baginya
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 69
PERSEMBAHAN
Diaken : Mensyukuri anugerah Tuhan yang kita terima dalam hidup, marilah
kita menghaturkan persembahan syukur kepada Tuhan. Firman
Tuhan berkata:”Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah
kepada Tuhan”. Mari berdoa….
Nyanyian : NKB 197 : 1, 2. “Besarlah Untungku”.
(Jemaat mengantar langsung persembahan di kotak yang disediakan)
Refrein:
Benar, benar besarlah untungku (3x)
Ketika Yesus sungguhlah tetap milikku.
DOA SYAFAAT
PENGUTUSAN (berdiri)
Pelayan : Umat yang dikasihi Tuhan, ibadah syukur kita hari ini telah selesai,
namun panggilan untuk melaksanakan kehendak Allah yakni
menghadirkan tanda Kerajaan Allah haruslah terus dikerjakan.
Jemaat : Inilah kami Tuhan, pakailah setiap kami menjadi anggota gereja yang
saling menopang dan memberdayakan dalam bingkai satu keluarga,
penuh kasih mesra demi menghadirkan Damai Sejahtera.
BERKAT
Pelayan : Untuk tugas pengutusan itulah terimalah janji penyertaan Tuhan;
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN
menyinari engkau dengan wajah-nya dan memberi engkau kasih
karunia; TUHAN menghadapkan wajah-nya kepadamu dan memberi
engkau damai sejahtera. (Bil. 6 : 24 26)
Jemaat : Menyanyikan NKB.225, “Haleluya, Amin” (do=d, 4 ketuk)
~ Saat Teduh ~
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 71
Persiapan Kegiatan:
1) Acara ini memerlukan komitmen, disiplin, dan kemandirian dari tiap
peserta untuk mengikuti langkah-langkah acara yang ditentukan.
2) Acara ini diinformasikan secara terus-menerus, termasuk gambaran
pelaksanaannya.
72 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Isi Kegiatan:
Acara Pagi
1) Pada waktu yang telah ditentukan, setiap keluarga menyelenggarakan senam
pagi dipandu oleh salah satu anggota keluarga. Video petunjuk senam telah
dikirimkan sebelumnya oleh panitia kepada para peserta. Ayat yang dapat
menjadi rujukan dari Efesus 5:29
2) Setelah melakukan senam pagi, pada waktu yang telah ditentukan, setiap
keluarga mengikuti renungan pagi dengan materi yang telah disiapkan oleh
panitia. Bentuk pelayanan firman dapat melibatkan anak-anak dengan
bercerita.
3) Setelah mengikuti renungan, setiap keluarga bekerjasama membuat makan
siang. Sebelum memasak, keluarga membaca ayat yang dapat menjadi rujukan,
yaitu Amsal 15:17.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 73
Acara Siang
1) Setiap keluarga makan bersama. Ayat yang dapat menjadi rujukan dalam
refleksi sebelum makan adalah Lukas 9:10-17 (ayat 16).
2) Istirahat. Keluarga dapat melakukan aktivitas sehari-hari atau kegiatan bebas.
Acara Sore/Malam
Setiap keluarga melakukan refleksi atas kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan sepanjang hari. Panduan refleksi dapat menggunakan rujukan ayat-ayat
Alkitab yang telah disiapkan oleh panitia. Ayat yang dapat digunakan sebagai
panduan adalah Markus 9:14-29
3. Group Keluarga
Sekarang ini, group WA keluarga bukan sesuatu yang asing lagi.
Media komunikasi ini, dapat menjadi wadah untuk berbagi informasi, menjadi
jembatan penghubung antara keluarga yang tinggal berjauhan ataupun yang
memiliki kesibukan pekerjaan masing-masing. Dalam rangka bulan keluarga
GMIT, kita dapat memanfaatkan media group keluarga menjadi sarana
pembangunan iman dan saling menguatkan. Salah satu saling mengingatkan
jam doa, berbagi renungan bersama, membagi kata-kata berkat dan kata-kata
positif.
Latar Belakang
Potret kehidupan keluarga Kristen hari ini syarat dengan berbagai
pergumulan, antara lain: Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT),
74 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
1 Harian
Timor Ekspres, 14 Januari 2020,
https://timexkupang.com/2020/01/14/setahun-ada-270-janda-baru-di-
kota-kupang-medsos-jadi-pemicu/
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 75
Hari Pasutri adalah sebuah hari yang menjadi moment bagi suami istri
yang merupakan pintu masuk gereja untuk merawat relasi kehidupan rumah
tangga, demi meminimalisir persoalan relasi yang berdampak pada kekerasan
dalam rumah tangga, perselingkuhan dan perceraian. Dengan demikian peran
76 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
keluarga sebagai basis pelayanan gereja yang dapat menjadi berkat bagi
sesama bisa terwujud. Tahun ini kita akan merayakan hari Pasutri pada hari
Sabtu, 16 Oktober 2021.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 77
PERSIAPAN
Menyiapakan dekorasi
Mengatur tempat duduk dengan pasangan masing-masing.
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke
rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai
masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian
memakai masker dan face shield.
Jemaat-jemaat di zona merah berbakti di rumah masing-masing.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan
jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar
gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.
Persembahan jemaat diletakkan dalam kotak-kotak sebelum kebaktian untuk
mengurangi kontak fisik dalam kebaktian.
Pengantar Ibadah
(Seorag Penatua membakar lilin sebagai simbol cinta kasih yang memulihkan).
Penatua : Jemaat yang dikasihi Tuhan, hari ini bersama seluruh jemaat GMIT
di mana pun, kita merayakan Hari Pasutri. Dengan perayaan ini setiap
pasangan suami istri kembali menyegarkan komitmen iman untuk
membangun hidup berumah tangga sebagai miniatur gereja. Tiap-tiap
rumah tangga adalah alat keselamatan yang dianugerahkan Allah bagi
dunia. Karena itu relasi suami istri harus senantiasa dibaharui,
dipulihkan dan diberdayakan agar berdampak bagi lestarinya
kebaikan di bumi.
78 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Nyanyian : Kasih
Kasih pasti lemah lembut
Kasih pasti memaafkan
Kasih pasti murah hati
kasihMu, kasihMu, Tuhan
Refrein:
Ajarilah kami ini saling mengasihi
Ajarilah kami ini saling mengampuni
Ajarilah kami ini, kasihMu ya Tuhan
kasihmu kudus tiada batasnya. (Kembali ke Refr}
Doa Bersama
Suami/Istri: Allah sumber cinta sejati, Engkau telah mempersatukan kami dalam
ikatan perkawinan yang suci. Kami bersyukur atas segala pengalaman
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 79
Pemberitaan Firman
Doa
Baca Alkitab: (Membaca Matius 18:21-35)
Renungan :
Cinta Kasih yang Memulihkan
Kehidupan suami-istri dipenuhi berbagai dinamika. Salah satu dinamika
dalam kehidupan itu adalah konflik. Konflik yang tak terkelola dengan baik
mengakibatkan masing-masing pihak terluka. Jika hal itu dibiarkan berlarut-larut,
keluarga menjadi tempat saling melukai. Jangka panjangnya adalah hilangnya arah
kehidupan sebagai keluarga.
Suami-istri dan seisi rumah tentu merindukan kesuka-citaan, damai
sejahtera memenuhi mahligai rumah tangga. Sementara perjumpaan kadang
menimbulkan benturan dan luka. Karena itu perlu upaya untuk membiasakan saling
memulihkan dan mentransformasi luka-luka yang ada menjadi sumber hikmat bagi
keluarga. Bahan ini dirancang dengan tujuan agar setiap keluarga memahami
makna luka-luka dalam keluarga dan dalam kesatuannya, keluarga berupaya untuk
saling memulihkan.
Kita bisa gunakan sedikit waktu untuk berbagi pengalaman dan refleksi
tentang relasi suami istri.
1. Berbagi Pengalaman
a. Sebagai suami-istri, pernahkah Anda mendengar ucapan pasangan yang
dirasa menyakitkan?
80 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
b. Apa rasanya ketika mendengar atau mendapat perlakuan dari pasangan yang
dirasa menyakitkan tersebut?
c. Apakah Anda membiasakan diri untuk dengan segera meminta maaf dan
menyelesaikan masalah yang terjadi dalam relasi?
2. Mendalami Pengalaman
a. Ketika mendengar ucapan pasangan yang menyakitkan, apa yang Anda
lakukan?
b. Terkait dengan saling memaafkan dalam keluarga, apa yang Anda lakukan
agar kehidupan keluarga dipenuhi dengan pengampunan, pemulihan dan
damai sejahtera yang mengutuhkan?
4. Membarui Hidup
a. Apa praktek-praktek hidup yang akan dilakukan untuk mewujudkan kehidupan
yang tidak saling melukai?
b. Akhiri dengan mengajak semua bertekad hidup dengan saling mengampuni
dan mewujudkan kehidupan yang saling memulihkan dengan:
menghayati nyanyian Pemulihan Keluarga:
MariaShandi (https://www.youtube.com/watch? v=5s-andHVn7E)
Pembaharuan Janji
(Masing-masing pasangan suami dan istri mengambil saat teduh dan
kembali merenungkan awal mula membangun cinta kasih dan bertelut dan
berdoa)
Sejenak berdiam dalam keheningan Allah, suami dan istri saling
mendoakan.
Berkat
Rut adalah seorang janda yang menjadi pelindung bagi Naomi. Ia berani
menghadapi situasi sulit yang sedang menekan mereka. Ia bekerja sebagai seorang
hamba yang setia memungut bulir-bulir jelai tanpa perasaan malu. Ia tidak
menyalahkan keadaan. Ia tidak membanding-bandingkan situasi yang saat itu ia
alami dan situasi sebelum ia berjumpa dengan Naomi. Tindakan Rut menunjukkan
kasih-Nya kepada Naomi.
Rut berjumpa dengan Boas, seorang yang peduli kepada orang lain di
sekitarnya. Ia terkesima dengan kerja keras Rut, sikap Rut terhadap Naomi,
mertuanya dan iman Rut kepada Tuhan (Rut 1:16; 2:11-12). Karena itu Boas
mengasihi Rut, memberinya makan hingga kenyang dan menjamin bahwa ia
bekerja dengan nyaman tanpa ada gangguan dari siapapun.
Sama seperti Rut dan Naomi, saat ini kita semua sedang terbeban dan
tertekan. Ada banyak keluarga yang sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ada berita sedih dari mereka yang kita kasihi, karena terinfeksi Covid-19 bahkan
ada yang harus pergi untuk selamanya. Dampak badai seroja pun masih terasa
hingga saat ini. Dalam kesulitan ini, mari menjadi seorang pemberi solusi seperti
Rut. Kerapuhan kita bukan tanda bahwa kita harus menyerah, Kerapuhan kita
justru menjadi tanda bahwa ini saatnya kita bangkit bersama, berjuang, bersatu hati
menghadapi masa sulit ini.
84 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Dalam kesulitan ini, mari menjadi seorang pemberi solusi seperti Boas.
Apa yang bisa kita lakukan untuk menolong dan memberi perlindungan bagi
mereka yang rapuh? Setiap pihak harus saling memperhatikan. Ini tanggung jawab
bersama. Stop lempar tanggung jawab! Stop saling menyakiti! Stop membanding-
bandingkan situasi yang lalu dengan situasi sekarang! Mari menaati himbauan
pemerintah dengan taat pada protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi. Mari
berdoa dan berpuasa hingga Tuhan memulihkan keadaan kita. (ABL)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 85
Apa yang kita lakukan ketika menghadapi tantangan dalam hidup? Pasti ada di
antara kita yang berdoa dan memohon pertolongan dari Tuhan. Namun, sering juga
kita menanggapi tantangan dalam hidup dengan sungut-sungut, pengeluhan bahkan
sampai menyalahkan Tuhan.
Cerita tentang Ayub adalah salah satu cerita yang menarik, tentang bagaimana
dirinya menghadapi tantangan yang datang bertubi-tubi. Ayub harus kehilangan
segala miliknya, ia menderita sakit bahkan dalam penderitaannya, ia digoda oleh
istri dan sahabat-sahabatnya untuk menyalahkan Tuhan atas keadaannya. Namun,
Ayub tidak melakukannya sebaliknya ia justru tetap berserah kepada Tuhan dan
menantikan jawaban Tuhan atas pengharapannya.
Teks yang kita baca ini menceritakan tentang jawaban Tuhan atas doa
Ayub. Keadaan Ayub dipulihkan. Di sini kita membaca beberapa cara Tuhan
memulihkan keadaan Ayub. Pertama, Tuhan menjawab doanya termasuk doa
untuk menyelamatkan sahabat-sahabatnya (ay. 8). Kedua, Ayub mendapatkan dua
kali lipat dari segala kepunyaannya yang hilang (ay. 10). Ketiga, Ayub
mendapatkan banyak pemberian seperti uang, ternak bahkan anak laki-laki dan
perempuan (ay. 11-13). Keempat, Ayub mendapatkan umur panjang (ay.16).
Pemulihan total, Tuhan kerjakan dalam kehidupan Ayub.
Dari cerita ini, kita belajar untuk terus mengandalkan Tuhan dalam setiap
persoalan dan tantangan yang kita alami. Saat ini kita bergumul dengan pandemi
Covid 19 yang membuat kehidupan kita berubah dan mungkin menciptakan
persoalan-persoalan lain akibat pandemic ini. Kita harus tetap percaya kepada
86 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Tuhan sambil terus melakukan apa yang menjadi kewajiban kita seperti taat pada
protokol kesehatan serta selalu hidup sehat dan disiplin. Ketaatan dan keseriusan
kita untuk tetap berdoa dan berserah kepada Tuhan akan membawa kita pada
keadaan yang benar-benar pulih. Tuhan setia dan Ia akan memulihkan keadaan
kita. (AT)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 87
orang yang”kurang percaya”. Coba diskusikan arti percaya dan bagaimana cara
tetap percaya dalam menghadapi persoalan yang tampaknya mustahil untuk
diselesaikan?
2. Yesus menekankan soal tidak boleh ada keraguan dalam menghadapi persoalan
hidup, hal ini tergambar ketika sang bapa memohon pada Yesus dengan
kalimat”jika Engkau dapat” dan Yesus pun berkata “tiada yang mustahil bagi
Allah” sehingga sang bapak pun yakin dan menjadi percaya dengan sungguh.
Coba diskusikan bagaimana caranya menghadapi persoalan tanpa keraguan
tapi keyakinan bahwa tiada yang mustahil bagi Allah.
bercampur jadi satu. Tangisnya pecah hingga terdengar oleh seisi istana Firaun (ayat 2).
Kemudian Yusuf pun mulai memperkenalkan dirinya, “Akulah Yusuf! Masih hidupkah
bapa?”. Hal ini membuat saudara-saudaranya shock dan takut sehingga tidak dapat
menjawabnya. Alih-alih menyalahkan saudara-saudaranya, Yusuf jutru menghibur dan
membesarkan hati mereka. Sikap Yusuf didasari oleh keyakinan yang besar kepada
Tuhan, “… sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului
kamu” (ayat 5) dan”maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin
kelanjutan keturunanmu .…” (ayat 7). Yusuf menyambut saudara-saudaranya dengan
penuh kehangatan bahkan meminta mereka untuk tidak lagi mengingat perbuatan buruk
dan masalah yang pernah mereka lakukan padanya. Ia sangat gembira dan menanyakan
kabar ayahnya, bahkan Ketika saudara-saudaranya merasa takut ia meyakinkan mereka
bahwa kejahatan yang mereka lakukan dulu padanya tidak perlu disesali. Tidak perlu
bersusah hati karena ia sudah mengampuninya, ia memahami bahwa kehadirannya di
Mesir ada maksud Tuhan didalamnya, yaitu untuk menyelamatkan kehidupan akibat
kelaparan hebat yang terjadi. Yusuf tidak memusatkan perhatian pada kesalahan saudara-
saudaranya, tetapi ia memusatkan perhatian pada rencana Allah atas hidupnya. Dengan
begitu Yusuf dapat memetik hikmah di balik kepahitan dan penderitaan yang dialaminya.
Dengan memusatkan perhatian kepada Allah, Yusuf mendapat kekuatan untuk tegar
dalam segala keadaan. Dengan memusatkan perhatian kepada Allah, Yusuf
mengampuni, menerima pemulihan dan dapat memulihkan saudara-saudaranya juga.
Memaafkan memang sulit dilakukan oleh orang yang sedang tersakiti, namun
belajar dari kisah Yusuf tentang bagaimana ia mampu menyatakan pengampunan
bagi saudara-saudaranya, mendorong kita untuk memaafkan. Kekuatan untuk
memaafkan, mengampuni terletak pada kemampuan berefleksi dan menemukan
kehendak Tuhan bagi hidup kita. Kita dapat memahami proses dan maksud Tuhan
dalam setiap peristiwa yang dialami. (LB)
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 91
BAHAN KATEGORIAL
Pelayanan Anak dan Remaja
Minggu, 24 Oktober 2021
“Keluargaku, Tempat Belajarku”
Persiapan Ibadah
(Pemimpin ibadah dan anak mengambil saat teduh)
Salam PAR GMIT
Mengucapkan salam khas PAR GMIT
Ajakan Beribadah :
Pemimpin : Syalom anak-anak....! Sukacita bahwa hari ini kita masih diizinkan
Tuhan untuk bertemu dan berkumpul kembali dalam suasana penuh
sukacita. Ini semua semata mata karena kasih Tuhan yang tiada
berkesudahan yang tetap ada bagi keluarga kita. Sebagai ungkapan
syukur atas cinta dan kasih Tuhan, marilah beribadah kepada-Nya
dengan mengawali dalam doa:”Tuhan Yesus yang baik, kami percaya
bahwa siang dan malam, susah dan senang; dalam setiap saat, dalam
setiap waktu Engkau selalu ada bersama kami, tidak terkecuali dalam
ibadah hari ini dan kami bersyukur karenanya. Kami juga berdoa agar
firman-Mu hari ini boleh menjadi bahagian yang terindah dalam
hidup kami. Halleluyah. Amin.”
Semua : Menyanyikan lagu”Bertemu dalam kasih-Nya”
Bertemu dalam kasih-Nya, berkumpul dalam anugerah-Nya
Bersukacita semua didalam rumah Tuhan
Anak-anak yang Tuhan Yesus kasihi, Syalom!. Semoga setiap minggu anak-
anak semua selalu sehat ya ! Minggu lalu kita berbicara seputar keluarga dengan
tema: “Saya dan Yang Lain” / Sesama”. Memasuki minggu keempat di bulan
oktober, masih di “Bulan Keluarga” ini kita belajar menurut tema: “Keluargaku,
Tempat Belajarku”. Disini kita akan diajak untuk lebih mengenal dan memahami
bahwa sebenarnya banyak tempat kita dapat belajar menjalani kehidupan ini
dengan baik dan salah satunya adalah dalam keluarga yang adalah lingkungan
tempat kita berasal.
Nah, siapa diantara anak-anak yang pada saat bersekolah minggu di rumah
selalu di dampingi papa, mama atau kakak juga saudara-saudara yang lain?
Mungkin untuk membimbing atau menjelaskan akan firman Tuhan yang menjadi
bahan renungan. Tentu untuk hal ini sebahagian besar anak-anak pasti akan
menjawab bahwa mereka pernah dan selalu didampingi saat bersekolah minggu di
rumah. Kalau begitu, ada satu pertanyaan lagi; adakah diantara anak-anak sekalian
yang hari ini melakukan segala aktivitas tanpa bantuan orangtua? (beri kesempatan
anak-anak menjawab).
Baiklah, mungkin saja ada, tetapi sebagian besar anak-anak pastilah
melakukan segala aktivitasnya dengan bantuan orangtua. Hal ini tentu karena
semua anak-anak masih sangat tergantung dan membutuhkan bantuan papa, mama
atau kakak secara langsung didalam kehidupannya; mulai dari menyiapkan segala
kebutuhan setiap hari seperti sarapan, menyetrika pakaian sekolah, membantu
belajar bahkan sampai mengajarkan kepada kita soal sikap hidup yang baik sebagai
94 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
anak-anak Tuhan. Jikalau demikian maka pastilah ada banyak pengajaran dari
orangtua yang sudah kita terima kan? ; seperti misalnya doa sederhana ketika
bangun tidur, bagaimana cara membantu teman yang kesusahan, apa saja yang
harus dilakukan supaya lebih dekat dengan Tuhan, maupun menjelaskan kisah dari
Alkitab tentang Tuhan Yesus. Yang pasti bahwa ketika menyampaikan semua itu
kepada kita, ada satu harapan besar dari mereka yakni agar apapun yang
disampaikan, kelak tidak hanya sekedar diingat tetapi lebih daripada itu dapat
anak-anak mengerti, memahami dan dapat melakukannya didalam kehidupan
sehari-hari.
Nah anak-anak; Tentu kita semua mengetahui bahwa anak-anak yang selalu
dekat dengan Tuhan pastilah juga menjadi anak-anak yang sangat dikasihi Tuhan.
Ini semua karena memang Tuhan sangat rindu untuk bertemu dengan kita setiap
hari. Ia rindu untuk menuntun, menolong dan memberkati kita semua. Lalu,
bagaimanakah caranya kita bisa selalu bertemu dengan Tuhan? Tentu saja lewat
komunikasi dalam doa dan juga lewat segala hal baik yang diajarkan oleh kedua
orangtua kita.
Anak-anak harus menyadari bahwa tidak ada orangtua yang menginginkan
anaknya berada dalam keadaan yang kurang baik. Sebaliknya, setiap orangtua pasti
rindu anaknya senantiasa diberkati oleh Tuhan atas segala hal yang terjadi dalam
hidupnya. Oleh karena itu, orangtua sejak dini berusaha membekali dan
membimbing kita sebagai anak untuk dekat dengan Tuhan. Mereka mulai
mengajarkan doa-doa sederhana, menceritakan karya Tuhan di dalam Alkitab dan
juga nasihat-nasihat yang baik bagi hidup kita bahkan mungkin juga mengajak
anak-anak untuk turut mengikuti ibadah bersama dalam keluarga.
Bercermin pada anak-anak orang Yahudi; sejak berumur 5 tahun sampai
masa remaja mereka dibekali dengan pengajaran-pengajaran agama oleh
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 95
Anak-anak yang dikasihi Tuhan; Jika kita sudah terbiasa dekat dengan
Tuhan, maka kita akan dapat memetik manfaatnya; kita akan semakin bertumbuh
dengan pengajaran yang sesuai dengan kehendak Tuhan, tahu membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk. Dan lebih daripada itu, anak-anak juga bisa
bersikap dengan tepat; segala hal yang baik bisa dilakukan dengan setia sedangkan
yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dengan tegas akan ditinggalkan. Oleh
sebab itu marilah kita membuka diri ketika diingatkan oleh orangtua masing-
masing untuk selalu berdoa, membaca Alkitab dan juga mengikuti ibadah-ibadah
bersama keluarga dalam rumah. Jangan bosan-bosan untuk mendengarkan nasihat
orangtua. Seandainya sampai dengan saat ini kita belum bisa setia dalam
melakukan segala kehendak Tuhan, maka mintalah orangtua atau kakak untuk tetap
senantiasa membimbing. Dengan demikian keluarga kita akan menjadi keluarga
96 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
yang kompak, saling mendukung, saling mengingatkan satu dan lainnya serta
bertumbuh bersama di dalam Tuhan sehingga akan nyata bahwa keluarga adalah
tempat kita belajar berbagai hal. Amin
Hari ini sekali lagi kita sudah belajar dari bagian Firman Tuhan untuk
bagaimana kita dapat belajar akan hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan dari
keluarga. Kini sudah waktunya kita bangkit dan ambil keputusan yang benar untuk
melakukan segala sesuatu sesuai kehendak-Nya agar hidup kita terarah dan kita
diberkati.
Saat ini penularan virus corona, terkhusus di NTT sampai dengan minggu ini
belum juga menunjukkan ada perubahan ke arah membaik; bahkan cenderung
beberapa daerah di NTT mengalami peningkatan jumlah orang yang terpapar. Ini
diperburuk dengan berita-berita yang ada baik di surat kabar maupun televisi yang
kadang justru membuat situasi semakin menakutkan tetapi setelah mengikuti
renungan hari ini, kiranya akan membantu kita untuk tetap waspada tapi tidak
boleh takut secara berlebihan. Ingatlah! Kita punya Tuhan, Dia Mahakuasa; Dia
yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya. Dia sangat mengasihi kita;
Dialah satu-satunya tempat bersandar kita. Nah, mulai sekarang marilah didalam
situasi seperti ini anak-anak bersama keluarga tetap berdoa dan lebih mendekatkan
diri pada-Nya sambil tetap waspada dengan membudayakan hidup sehat,
menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan seterusnya; intinya
mematuhi anjuran pemerintah. Kita percaya bahwa dengan ini semua ditambah
tetap tenang dan mengandalkan Tuhan maka rantai penyebaran virus akan terputus
dan kita akan terhindar dari penularannya. Imanuel.
Pertanyaan :
1. Coba ingat-ingat, hal apakah yang paling berkesan yang pernah diajarkan
mama atau papa?
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 97
Persembahan
Seorang anak berdoa untuk persembahan.
Nyanyian : KJ. 393 ayat 1 “Tuhan, Betapa Banyaknya”
Doa Syukur
- Doa dapat dipimpin oleh pemimpin kebaktian ataupun anak
- Berdoa bebas ataupun”Doa Bapa Kami”
Berkat
Setelah berkat ditutup dengan lagu”Terima kasih Tuhan”
Pemimpin : “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-
Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan
kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)
Anak-anak semua, marilah kita sama-sama menerima berkat Tuhan.
“Kiranya kasih kemurahan dari Allah Bapa, didalam Yesus Kristus
Sang Juruselamat dan di dalam Roh Kudus yang menuntun kepada
kebaikan senantiasa menyertai kita dari sekarang ini sampai selama-
lamanya.”
Semua : Amin Syalom, ”Anak GMIT Citra Kristus”
98 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Gambar Lampiran:
KELUARGA
ADALAH
TEMPAT KITA
BELAJAR
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 99
BAHAN PA PEMUDA
Pemulihan Atas Tantangan
Yeremia 15: 10 – 21
Pengantar
Kitab ini ditulis oleh Yeremia sekitar tahun 585 – 580 SM, dengan tema sentral
hukuman Allah tidak terelakkan bagi Yehuda yang tidak bertobat. Yeremia adalah
putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di Anatot, desa para imam (6 Km di
Timur Laut dari Yerusalem). Yeremia memulai pelayanannya sebagai nabi pada
tahun ke-13 pemerintahan raja Yosia yang baik, dan ia ikut gerakan pembaharuan
Yosia. Akan tetapi ia segera menyadari bahwa gerakan itu menghasilkan
perubahan yang tidak sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu, Yeremia
mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan sejati secara umum, maka hukuman
dan pemusnahan akan datang dengan tiba-tiba.
Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan Selatan
Yehuda, sepanjang 40 tahun terakhir dari sejarahnya. Ia juga menyaksikan secara
langsung seruan Babel ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan Yerusalem dan
Bait Suci. Karena tugas Yeremia adalah bernubuat kepada bangsa itu selama tahun-
tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya, dapatlah dimengerti bahwa,
kitabnya penuh dengan kesuraman dan firasat buruk. Karena nubuat yang
disampaikan oleh Yeremia, seringkali ia disebut sebagai”nabi peratap” yakni nabi
yang membawa amanat yang sangat keras namun berhati lembut dan hancur (bd. 8:
21 – 9: 1).
Tujuan umum kitab ini ditulis adalah :1). Untuk menyediakan suatu catatan
abadi dari pelayanan dan berita nubuat Yeremia, 2).Untuk menyatakan hukuman
100 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Allah yang tidak terelakkan ketika umat-Nya melanggar perjanjian dan bersikeras
dalam pemberontakan terhadap Allah dan Firman-Nya, 3). Untuk menunjukan
keaslian dan kekuasaan firman nubuat.Terbukti banyak nubuat yang tergenapi pada
jamannya, dan ada yang merupakan nubuat masa depan yang amat jauh digenapi
kemudian.
Penjelasan Teks
15: 10, Celaka aku, ya Ibuku. Disini terlihat bahwa Yeremia mengeluh
kepada Tuhan karena dikutuki seluruh penduduk negri itu, Tuhan menanggapi (ay.
11-14) dengan mengatakan kepadanya bahwa ketika hukuman tiba, musuh-
musuhnya akan meminta pertolongan kepadanya (bd. 21: 1- 7; 37 : 1-10, 17 -
20; 38: 14-18).
15: 16, Firman-Mu…kegirangan bagiku dan……kesukaan hatiku. Disini terlihat
bahwa Yeremia berbeda dengan bangsanya dalam dua hal mendasar, yakni: 1). Dia
mengasihi firman Tuhan; firman itu menjadi sukacita dan kegirangan baginya.
Salah satu tanda yang pasti bahwa kita ini anak-anak Allah ialah kasih yang kuat
akan firman Allah yang diilhamkan. 2). Ia tetap terpisah dari tidakan berdosa orang
fasik (ay. 17); pengalaman pengasingan dan kesepian menjadi harga yang harus
dibayar untuk kesetiaan kepada Allah dan kebenaran-Nya (bd. Mzm 26: 3 -5).
15: 19-21, „Jika engkau mau kembali. Yeremia juga menuduh Allah tidak
setia kepadanya sebagaimana seharusnya (ay. 18). Allah menyuruhnya bertobat
atas kata-kata semacam itu dan melanjutkannya dengan memberinya suatu janji
dan pembaharuan panggilannya.
terakhir sebelum pembuangan. Dari awal, Tuhan tidak menjanjikan tidak ada
rintangan dan kesulitan dalam pelayanan sebagai penyambung lidah Allah, tetapi
Tuhan menjanjikan penyertaan-Nya kepada Yeremia bahwa akan selalu
menyertainya dan melepaskannya dari serangan musuh (bd.1: 18-19).
Dalam perjalanan waktu demi waktu pelayanannya, Yeremia merasa
terlalu berat karena kesulitan dan rintangan yang dialaminya, tidaklah mudah
sebagai seorang nabi yang melawan arus zaman yang mana saat-saat itu tidaklah
tampak ancaman besar dari musuh-musuh sehingga pelayanannya dianggap remeh
oleh bangsanya sehingga perkataannya di anggap hanya menakut-nakuti saja. Hal-
hal itulah yang menjadi salah satu penyebab Yeremia mengalami”stress” apalagi
dalam pelayananya tidak didukung oleh keluarga (bd.12:6) dan para sahabat-
sahabatnya (bd. 9: 4; 20:10) bahkan yang menjadi sahabat terdekatnya. Yeremia
menggumuli ketaatannya sebagai seorang nabi yang harus menghadapi kedegilan
hati Yehuda beserta penderitaan dan tekanan yang dialaminya. Ia merasa begitu
berat penderitaan yang ia tanggung sehingga ia menyesali kehadiran atau
kelahirannya di dunia ini. Yeremia juga menceritakan atau menyampaikan
kelelahannya kepada Tuhan karena ia sudah menjadi pelayan yang baik, yang
hidup dalam Firman Allah yang menjadi kesukaan dan kegirangan baginya.
Yeremia benar-benar menjalankan tugasnya dengan serius sehingga terpisah dari
pertemuan dengan orang lain untuk bercanda atau bersanda-gurau bersama-sama.
Saat-saat seperti itulah Yeremia benar-benar merasa bahwa Tuhan telah
meninggalkan dirinya, sehingga ia mendapat kutukan bahkan diserang oleh segala
pihak baik secara fisik maupun batin. Ia betul-betul merasa kesepian yang tidak
tertahankan sampai-sampai ia menyamakan dirinya sebagai seorang musafir di
padang gurun. Saat itulah jawaban Tuhan datang kepadanya yang diawali dengan
sebuah teguran yang membuat dia bertobat dan mengakui kesalahannya. Pertobatan
102 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
itulah yang menjadi awal baru sebuah pemulihan untuk menunjukan kasih
setiaTuhan.Tuhan memperbaharui janji berkat-Nya agar Yeremia tidak lagi merasa
ragu dan putus asa bahkan Tuhan berjanji untuk selalu menyelamatkan ia dari
musuh-musuhnya serta selalu memberkatinya dalam menjalankan tugas
panggilannya sebagai penyambung lidah Allah dan memaknai hidup dengan taat
dan setia. Itulah pemulian dari tantangan.
Bagaimana dengan kehidupan kita sebagai orang Kristen masa kini/sebagai
Pemuda-i masa kini, apakah kita akan terus merasa ragu dan putus asa jika kita
berhadapan dengan masalah yang terus menerus menggorogoti kehidupan ini.
Banyak kali ketika kita berhadapan dengan banyak masalah/ situasi yang kurang
menyenangkan dalam hidup ini kita mulai ragu dan putus asa serta melupakan
Tuhan bahkan berpaling daripada-Nya. Menjadi orang Kristen/menjadi Pemuda
Kristen yang percaya pada Tuhan, tentu kita akan berhadapan dengan berbagai
macam tantangan sebagai orang muda, baik itu dalam kehidupan bersama orang-
orang terdekat maupun di tempat dimana kita bekerja.
Tuhan tidak menjanjikan tidak ada rintangan dan kesulitan dalam
menjalani kehidupan ini sebagai orang muda, tetapi Tuhan menyertai dan
melepaskan kita dari setiap masalah, bahkan musuh sekalipun. Karena itu
janganlah kita cepat-cepat putus asa tetapi yakinlah bahwa Tuhan akan menolong,
memulihkan dan memampukan kita untuk mengatasinya.
Pertobatanlah yang menjadi pintu masuk. Istilah “atoni meto‟ kita mesti „naketi‟
dulu baru bebas dari berbagai ancaman. Kita mesti membersihkan diri dulu, baru
dapat kebaikan dan kemuliaan. Kita lihat kehidupan Yeremia, ia begitu stress
dengan keadaan karena dalam pelayanannya tidak mendapat dukungan sama sekali
dari keluarga padahal sebenarnya keluargalah yang menjadi pendukung segala
sesuatu bahkan oleh sahabat-sahabatnya mengenai apa yang ia sampaikan
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 103
Pertanyaan Diskusi:
1. Pernahkan kita merasa putus asa, sama seperti Yeremia dengan menyesali
kehadiran di dunia ini? . Jika pernah, Mengapa kita menyesalinya? Dan atau
jika tidak, mengapa? .
2. Apakah yang akan kita lakukan ketika orang terdekat kita tidak mendukung
apa yang menjadi tugas atau pekerjaan kita?
3. Apa yang kita lakukan, seandainya jika suatu saat kita sebagai pemuda
mengalami keterlilitan persoalan dan keputusasaan? (PT)
104 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
BAHAN PA PEREMPUAN
Naomi dan Rut berdomisili di Moab negeri kecil di sebelah timur laut mati.
Sebagian besar wilayahnya terdiri dari dataran tinggi yang di kelilingi jurang
dengan hutan yang subur. Rut berasal dari negeri Moab sedangkan Naomi berasal
dari Betlehem. Nama kota Betlehem berasal dari dua kata Ibrani”bet” yang berarti
rumah dan”lekhem” yang berarti roti. Jadi secara harafiah kata Betlehem adalah
rumah roti. Betlehem menjadi tempat dimana kebutuhan orang terpenuhi karena
kelimpahan gandum dan roti. Tetapi pada zaman para hakim memerintah sekitar
1100 SM terjadi peristiwa kelaparan di Israel, termasuk di kota Betlehem.
Kelaparan tersebut mengakibatkan berbagai kekurangan, penderitaan,
ketidakpuasan, kesusahan bahkan kematian. Saat itu Elimelek bersama Naomi,
istrinya, serta kedua orang anak mereka, Mahlon dan Kilyon pergi dan hidup di
tanah Moab. Anak-anak mengambil Rut dan Orpa perempun Moab sebagai isteri.
Perpindahan ke Moab tentu mendatangkan tantangan iman bagi keluarga Elimelek
sebab orang Israel harus beribadah secara rutin di tempat suci Israel serta
menghadapi allah lain. Berjalannya waktu Naomi menjanda dan kehilangan kedua
putranya. Setelah 10 tahun berlalu ia mengambil keputusan pulang ke Betlehem.
Naomi meminta menantunya untuk kembali ke keluarga mereka dan mengambil
laki-laki lain sebagai suami. Orpa pulang, tetapi Rut mengambil keputusan tetap
mengikuti Naomi janda miskin yang tidak ada apa-apa untuk diharapkan. Dalam
ketegaran di tengah badai kehidupan Rut berkata”Janganlah desak aku
meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana
engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, di mana engkau bermalam, di situ jugalah
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 105
aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (Rut 1:16). Kata-
kata tersebut sungguh luar biasa dengan konsekuensi sangat berat. Naomi pulang
ke negeri asalnya ke sanak-saudara sedangkan Rut memilih jalan yang tak dikenal
penuh rahasia dengan meninggalkan sanak saudara, keluarga, kerabat, kampung
halaman, sesama, budaya termasuk allahnya.
Kedua wanita tersebut tengah dirundung tragedi yang memilukan, Naomi
kehilangan suami dan anak-anak sedangkan Rut berduka karena kehilangan
Mahlon suaminya tetapi mereka terus berjalan dalam persahabatan kekeluargaan
dan saling menguatkan. Apa yang menyenangkan dan mendorong wanita muda
tersebut membuat perubahan sedrastis itu? Bagaimana Rut mendapatkan energi
untuk menjalani kehidupan yang baru dan mengurus Naomi? Rupanya daya
dorongnya adalah :
1. Belajar dari Naomi yang berhasil mempertahankan iman.
2. Naomi rupanya berupaya memperlakukan kedua menantunya dengan kebaikan
hati dan kasih yang tulus. Mungkin ia berharap mereka menjadi penyembah
Allah.
3. Hubungan baik membantu mereka bertahan sewaktu tragedi menimpa.
4. Bangsa Moab menyembah banyak allah dan dewa utama mereka adalah
Khemos (Bil 21:29). Kebanyakan agama saat itu bercirikan kekerasan,
kengerian termasuk pengorbanan anak-anak, tetapi belajar dari Naomi
memiliki Allah maha pengasih dan berlimpah setia.
5. Setelah mengalami kesulitan bersama hubungan mereka semakin erat terutama
Rut tertarik pada kebaikan hati Naomi dan imannya . Rut sangat mengasihi
Naomi dan Allah yang disembahnya. Rupanya di tengah badai kehidupan Rut
mengalami kenangan manis dibenak dalam membangun museum di hati
mengoleksi kebaikan Allah. Tidak ada suatu harapan apapun dari Naomi tetapi
106 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
Pertanyaan diskusi
1. Belajar dari Naomi dan Rut tentang relasi saling menopang dalam ketegaran di
tengah badai kehidupan, maka sikap apa saja yang dibutuhkan dan yang harus
dihindari dalam membangun relasi orang tua terhadap anak-anak dan menantu
sebaliknya anak dan menantu (suami/isteri) terhadap orang tua dalam
memelihara keharmonisan relasi sebagai keluarga Allah?
2. Berbagai bencana membuat manusia dan lingkungan hidup mengalami
penderitaan khususnya pandemic covid 19 dan badai siklon seroja yang
menghancurkan berbagai sendi kehidupan ekonomi, kesehatan, pendidikan,
sosial budaya, psikologi, ekologi, komunikasi dan informasi. Bagaimana umat
Allah sebaiknya menyikapi situasi seperti ini dan tindakan konkrit apa yang
harus dilakukan dalam membangun spirit secara individu maupun secara
komunal menghadapi realita kesulitan kehidupan?
3. Apakah bentuk pemulihan yang diharapkan dari Tuhan terhadap keluarga,
(orang tua bersama anak, menantu, saudara dan keluarga), kehidupan
bergereja, bermasyarakat dan bernegara? (DS)
108 Bulan Keluarga GMIT ~ 2021
AKTA
AKTA
Salom, salam sehat, oma-opa terkasih, apa khabar hari ini? Sehat? Syukur
puji Tuhan. Apakah ada yang kurang sehat mungkin, ada yang merasakan kaki
seperti rasa kesemutan? Ada yang sudah tidak bisa membaca Alkitab lagi dengan
cepat walaupun dulu, sering membaca seluruh kitab dari Kejadian sampai Wahyu.
Mungkin sering merasa encok, pegal linu. Penglihatan mulai kabur, dan sering
lupa?
Opa, oma yang terkasih, dengan bertambahnya usia seseorang, perlahan
tapi pasti terjadi perubahan dalam kekuatan dan kualitas fisik. Kulit wajah mulai
mengalami perubahan, otot lebih lembek dan mengendur di sekitar dagu lengan
bagian atas, kadang mempersulit kemampuan kita berjalan. Itu sesuatu yang alami
yang dirasakan oleh orang tua, ketika menginjak usia lanjut. Secara fisik gigi lansia
jadi kering dan patah sehingga terpaksa ada yang gunakan gigi palsu, pendengaran
terganggu, kesulitan melihat dalam jarak yang jauh, sistem pernapasan terganggu.
Banyak sakit berhubungan dengan persendian dan syaraf.
Hal-hal yang disebutkan di atas adalah ciri manusia lahiriah. Manusia
lahiriah akan merosot menjadi tua dan sakit-sakitan. Tak ada manusia yang abadi.
Satu persatu pasti mati, demikian manusia lahiriah akan dilupakan. Banyak yang
merasa tidak dibutuhkan lagi. Karena itu tidak sedikit yang tawar hati.
1) Manusia lahiriah semakin merosot.”Lahiriah” menunjuk kepada tubuh
jasmani yang mengalami kemerosotan dan menuju kematian karena mortalitas
(kodrat bahwa setiap manusia pada akhirnya harus meninggal dunia) dan
kesusahan hidup.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 113
Memasuki usia lanjut, muncul banyak perasaan dalam diri lansia. Ada
yang merasa sendiri, semua anak-anak sudah memiliki keluarga mereka sehingga
kadang merasa tidak dibutuhkan lagi. Kadang merasa untuk apalagi hidup ini.
Kadang merasa ditelantarkan. Karena itu seringkali masa putih rambut menjadi
beban dan keraguan tersendiri bagi para lansia.
Perasaan seperti ini wajar sekali, rasa ragu itu sangat manusiawi, namun
sabda Tuhan dalam Yesaya 46:3-4 cukup jelas : Hai orang-orang yang Ku dukung
dari kandungan, hai orang-orang yang Ku junjung sejak dari rahim sampai masa
tuamu Aku tetap Dia, sampai masa putih rambutmu, Aku mengendong kamu.
Sebuah jaminan yang melegakan.
Opa oma, Firman Tuhan mengingatkan bahwa tidak ada sesuatu dalam
sejarah hidup orang percaya luput dari perhatian Allah. Sejak lahir, dibesarkan
sampai masa tua mereka selalu ada dalam pemeliharaan Allah. Apapun kondisi dan
keadaan yang mereka jalani.
Opa, oma. Kini bisa kita kenang sejak dari rahim ibu, dilahirkan dan
dibesarkan hingga tua, ini menjadi sebuah kenyataan yang tidak bisa disangkal.
Tuhan sendiri meyakinkan bahwa justru Dia-lah yang telah mendukung kita sejak
saat itu. Kalau Ia yang melakukan semuanya dan telah terbukti dalam sejarah hidup
kita, maka mengapa ada keraguan. Mengapa merasa sendiri? Keraguan hanya bisa
terjadi kalau proses sebelumnya tidak terjadi. Dalam kenyataan hidup kita masing-
masing, kita mempunyai cerita pengalaman hidup, susah senang, dalam kondisi
apapun, kita yakin ada karya Allah yang sudah terjadi dalam hidup dan sudah
terbukti.
Mengalami Pemulihan Roh Kudus dalam Kehidupan Keluarga 115
Sejarah hidup telah mencatat semua peristiwa itu, inilah jaminan masa lalu
yang memberi keyakinan bahwa apapun yang terjadi kini dan nanti hanyalah
kelanjutan dari apa yang sedang terjadi terlebih dahulu yang bisa kita buat sebagai
jawaban atas kasih Tuhan yang tidak terbatas dalam hidup kita adalah bersyukur
dan percaya.
Ada satu kisah yang ditulis dalam sebuah puisi berjudul “Jejak-jejak Kaki" karya
Margaret Fishback Powers.
Suatu malam aku bemimpi berjalan-jalan di sepanjang pantai bersama
Tuhanku
Melintas di langit gelap babak-babak hidupku
Pada setiap babak, aku melihat dua pasang jejak kaki,
Yang sepasang milikku dan yang lainnya milik Tuhanku
Ketika babak terakhir terkilas di hadapanku,
Aku melihat jejak-jejak kaki di atas pasir dan betapa terkejutnya diriku
Kulihat acapkali di sepanjang hidupku hanya ada sepasang jejak kaki
Aku sadar bahwa ini terjadi justru saat hidupku berada pada saat yang
paling menyedihkan
Hal ini selalu menggangguku, dan akupun bertanya kepada Tuhan tentang
duniaku ini
“Tuhan, ketika aku mengambil keputusan untuk mengikutiMu,
Engkau berjanji akan selalu berjalan dan bercakap-cakap denganku
disepanjang jalan hidupku.
Namun ternyata dalam masa yang paling sulit dalam hidupku,
Hanya ada sepasang jejak kaki
Aku benar-benar tidak mengerti,
Mengapa ketika aku sangat membutuhkanMu Engkau meninggalkan aku, “
Ia menjawab dengan lembut,,
“Anak-Ku, Aku sangat mengasihimu dan tidak akan pernah
membiarkanmu,
terutama sekali ketika pencobaan dan ujian datang.”
Apabila engkau melihat hanya ada sepasang jejak kaki,
itu karena engkau berada dalam gendongan-Ku.”
membiarkan kita sendiri. Kadang kita merasa sendiri, kadang merasa terlantar,
kadang merasa ingin cepat mengakhiri hidup. Tapi kita harus tahu pada masa-masa
itu, Ia menggendong kita. Ia selalu ada. (LB)