September 2021
Tema: Bermazmur Dan Bersyukur
TUJUAN:
Jemaat menyadari dan menghayati akan kasih Tuhan yang senantiasa
menyertai dan melengkapi di dalam sepanjang kehidupannya. Melalui
penghayatan dan kesadaran akan kasih Tuhan ini, jemaat senantiasa
dapat hidup dalam syukur kepada Tuhan dan senantiasa bersandar
dalam kasih-Nya dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Amsal 22:1-2, 8-9, 22-23
Tanggapan : Mazmur 125
Bacaan II : Yakobus 2:1-10, (11-13), 14-17
Bacaan Injil : Markus 7:24-37
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 3:1, 4
Kidung Panelangsa : KPJ 56:1, 2
Kidung Kasanggeman : KPJ 120:1-3
Kidung Pisungsung : KPJ 170:1, 2
Kidung Pangutusan : KPJ 160:1-3
KETERANGAN BACAAN
Amsal 22:1-2, 8-9, 22,23.
Amsal 22 adalah bagian dari kumpulan amsal-amsal Salomo.
Salomo adalah raja yang mendapat anugerah kebijaksanaan dari
Allah, dan dalam bacaan ini memperlihatkan hasil dari penghayatan
raja Salomo dalam kehidupannya. Salomo menyadari bahwa sesuatu
yang tidak mungkin memisahkan antara yang kaya dan miskin.
Memang banyak usaha di dalam sejarah bangsa-bangsa memisahkan
manusia berdasarkan golongan yang ditetapkannya (misalnya sistem
kasta). Pemisahan golongan ini dianggap untuk mempermudah
menata kehidupan manusia. Manusia yang diciptakan Allah sebagai
mahluk sosial, tidak mungkin dipisahkan atas dasar golongan
yang dibuat oleh manusia. Manusia yang satu dengan yang lain,
apapun golongannya pasti berinteraksi satu dengan yang lainnya
182 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
dan ini sebagai sesuatu yang dikehendaki Allah (Ams 22:2). Dalam
interaksi/pertemuan manusia ini dapat terjadi sikap saling
menguasai satu dengan yang lainnya. Karena keserakahannya,
manusia tega dengan sesamanya (ay 8). Akan tetapi, tetap ada
juga orang-orang yang berbuat baik kepada sesamanya dalam
interaksi sehari-hari. Orang-orang yang seperti ini akan dibela
oleh TUHAN dalam kehidupannya dan karena itulah yang menjadi
kehendak TUHAN atas manusia.
Mazmur 125
Di padang gurun, bila terjadi badai yang besar, satu-satunya
perlindungan adalah gunung batu. Demikianlah penggambaran
orang Israel atas perindungan Tuhan yang diberikan kepada
orang-orang yang baik. Kata “orang-orang baik” ditujukan kepada
orang-orang yang senantiasa hidup dalam Firman Tuhan dan yang
menyatakan kebaikannya kepada sesama. Berbuat kebaikan
ternyata tidaklah mudah karena senantiasa mendapat pertentangan
dari orang-orang yang berbuat jahat, yang menyimpang ke jalan
yang berbelit-belit. Karena itulah Tuhan menyatakan pembelaan
dan perlindungannya kepada orang-orang baik untuk tetap dapat
berbuat baik dari perlakuan orang-orang jahat.
Markus 7: 24-37
Bacaan Injil yang diambil dari Injil Markus ini menunjukkan
bagaimana hubungan Yesus dengan bangsa-bangsa di luar Yahudi.
Keduanya berkenaan dengan mujizat penyembuhan (ay 24-29;
30-37). Dalam perikop yang pertama, terdapat ungkapan yang
seolah Yesus menolak bangsa-bangsa di luar Yahudi dengan
ungkapan bahwa roti itu tidak diberikan kepada anjing, tetapi
hanya kepada anak-anak. Ungkapan “anjing” sama halnya dengan
kafir. Sedangkan kafir menunjuk kepada bangsa yang ditolak
karena tidak mengenal dan menyembah Allah. Akan tetapi
sesungguhnya dalam ungkapan “anjing” ini, penulis Markus ingin
memperlihatkan betapa besar kasih Yesus (Allah) kepada
manusia. Meskipun sedemikian besar najis dan kotornya manusia
(ungkapan “anjing”), mereka tetap direngkuh dan menerima
kasih Allah yang menyelamatkan. Demikian juga dalam perikop
kedua, kota Dekapolis menunjuk pada kota yang dihuni oleh
orang-orang Yunani (bangsa asing di luar Yahudi). Akan tetapi,
ditunjukkan bagaimana Yesus berkenan menyatakan mujizat dan
kasih-Nya kepada orang tuli (bangsa asing yang sedang
menderita). Dalam ayat 37 ”Ia menjadikan segala-galanya baik….”
sebagai ungkapan dari orang asing (bukan Yahudi) akan
184 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
keberadaan Yesus yang mengasihi dan menyatakan kebaikan
untuk manusia. Hal ini dapat dikatakan bahwa sebenarnya
penulis Injil Markus ingin memperlihatkan bahwa sesugguhnya
Yesus adalah Mesias yang dinantikan untuk menyatakan kebaikan
kasih Allah atas keberadaan manusia.
TUJUAN:
Jemaat menyadari dan menghayati akan kasih Tuhan yang senantiasa
menyertai dan melengkapi di dalam sepanjang kehidupannya. Melalui
penghayatan dan kesadaran akan kasih Tuhan ini, jemaat senantiasa
dapat hidup dalam syukur kepada Tuhan dan senantiasa bersandar
dalam kasih-Nya dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Amsal 1:20-33
Tanggapan : Mazmur 19
Bacaan II : Yakobus 3:1-12
Bacaan Injil : Markus 8:27-38
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 15:1, 2
Kidung Panelangsa : KPJ 47:1, 3
Kidung Kasanggeman : KPJ 176:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 181:1-2
Kidung Pangutusan : KPJ 210:1, 2
KETERANGAN BACAAN
Amsal 1:22-33
Amsal 1 disebutkan sebagai yang menerangkan pentingnya
Amsal ini dibuat. Amsal dikatakan sebagai hikmat Allah yang
menuntun manusia dapat hidup sebagai yang dikehendaki oleh
Tuhan. Amsal yang adalah hikmat Allah dipertentangkan dengan
kebodohan. Karena kebodohan inilah menyebabkan banyaknya
kesengsaraan. Untuk itulah pentingnya Amsal supaya manusia
dapat mengerti dan hidup dalam hikmat Allah dan membawanya
kepada kehidupan yang sejati dalam damai sejahtera.
Mazmur 19
Mazmur 19 adalah Mazmur yang menyatakan puji-pujian
kepada Allah. Pujian-pujian tersebut dinyatakan oleh karena:
Kemulian dan kehebatan Allah dinyatakan dalam karya-karyaNya
yang dirasakan oleh bangsa Israel. Salah satu kemuliaan dan
kehebatan Allah dinyatakan dalam Taurat. Taurat sebagai hukum
Allah adalah hukum yang adil, benar dan sempurna dibandingkan
dengan hukum-hukum buatan manusia. Dalam Taurat ada
keadilan dan kebenaran yang sejati, itulah sebabnya ketika
manusia menuruti Taurat Allah membawa kehidupannya kepada
keadilan dan kebenaran Allah.
Markus 8:27-38
Bacaan Injil yang diambil dari Injil Markus ini menunjukkan
paling tidak ada tiga hal, yaitu:
1. Pengakuan Petrus.
Ketika Yesus bertanya kepada murid-muridNya tentang
siapakah diriNya, para murid menjawab banyak hal, yaitu
Yesus adalah salah satu dari nabi-nabi. Akan tetapi ada
pernyataan yang berbeda yang dinyatakan oleh Petrus,
bahwa Yesus adalah Mesias. Pengakuan ini adalah sesuatu
yang luar biasa dan berani. Dalam bagian injil sinopsis
lainnya, dikatakan bahwa pengakuan ini tidak keluar dari
Petrus semata, melainkan karena Roh Kudus.
2. Mesias yang menderita.
Pengakuan Petrus ini diperhadapkan dengan pemberitahuan
Yesus tentang penderitaan Mesias. Agaknya ada konsep yang
berbeda antara Petrus dengan Yesus tentang Mesias. Menurut
Yesus, Mesias adalah utusan Allah dan kedatangannya
TUJUAN:
Jemaat dapat belajar untuk hidup didalam hikmat Tuhan melalui
tumbuhnya iman kepada kesempurnaan Tuhan dan melalui tindakan
yang dapat dirasakan oleh semua orang.
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Amsal 31:10-31
Tanggapan : Mazmur 1
Bacaan II : Yakobus 3:13-4:3, 7-8a
Bacaan Injil : Markus 9:30-37
NYANYIAN LITURGIS
Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 365b:1, 3, 6
Nyanyian Penyesalan : KJ 376:1, 3, 4
Nyanyian Kesanggupan : KJ 416:1, 3
Nyanyian Persembahan : KJ 287b:1–
Nyanyian Pengutusan : KJ 357:1, 2
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 14:1, 4
Kidung Panelangsa : KPJ 52:1, 3
Kidung Kasanggeman : KPJ 295:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 350:1 –
Kidung Kasanggeman : KPJ 357:1, 3
KETERANGAN BACAAN
Amsal 31:10–31
Bagian ini mengisahkan tentang seorang isteri yang berhikmat.
Bahwa isteri berhikmat itu sungguh dipandang cakap dan berharga
melebihi permata (ay 10). Lebih detail dinyatakan isteri berhikmat
tersebut sebagai berikut:
• Dapat dipercaya, membanggakan dan mendatangkan keuntungan
(ay 11,12)
• Produktif: senang bekerja mandiri (ay 13), bangun sangat dini
hari (ay 15a), rajin bekerja dan tidak malu atas semua pekerjaan
apapun (ay 17).
• Mampu mengatur/memanajemen dengan baik atas pekerjaan
dan orang-orang di rumahnya, serta pendapatan hasil kerja
(ay 15b,17,18)
• Mempunyai kepedulian sosial yang tinggi (ay 20)
• Tetap memelihara estetika/keindahan diri sebagai wanita (ay
22)
• Mengangkat drajat suaminya, tidak mempermalukan suami
(ay 23)
• Optimis: percaya tentang hari depan (ay 25), tidak terlalu dikuasai
kekuatiran
• Mengendalikan lidah dengan baik (ay 26)
Mazmur 1:1–6
Bacaan ini menegaskan bahwa kebahagiaan dan berkat akan
menempel dan tercurah bagi orang yang mempunyai hubungan
yang benar dengan Tuhan. Ia akan kritis, cermat bahkan tidak
akan memakai nasehat orang fasik, tidak berada di jalan orang
berdosa dan tidak larut atau terseret sebagai golongan pencemooh.
Itulah orang berhikmat. Bisa berposisi benar dan lurus di hadapan
Tuhan. Bahkan orang demikian akan makin diberkati dan terus
menerus akan menjadi berkat: seperti pohon di tepian air,
bertumbuh segar, berbuah dan tidak layu (ay 3).
Saudara-saudari sepanggilan,
Banyak orang pandai, tetapi tidak semua orang pandai
berhikmat. Inilah yang kadang terjadi di dalam hidup kita. Artinya
banyak kaum berotak, berintelektual, berpendidikan tinggi, namun
kurang punya hati dalam menghadirkan diri dan mengambil peran
dalam kehidupan bersama. Akibatnya harmonisasai sosial terganggu.
Kehidupan bersama berjalan namun kurang nyaman. Di sisi lain
ada orang-orang yang berorientasi pada upaya mencari posisi
tinggi dan penting namun tidak memberi arti besar dalam hidup
bersama. Bahkan terkadang justru malah menjadi perusak kehidupan.
Tuhan,
Jadikanlah aku pembawa damai,
Bila terjadi kebencian,
jadikanlah aku pembawa cinta kasih,
Bila terjadi penghinaan,
jadikanlah aku pembawa pengampunan,
Bila terjadi perselisihan,
jadikanlah aku pembawa kerukunan,
Bila terjadi kebimbangan,
jadikanlah aku pembawa kepastian,
Bila terjadi kesesatan,
jadikanlah aku pembawa kebenaran,
Bila terjadi kecemasan,
jadikanlah aku pembawa harapan,
Bila terjadi kesedihan,
jadikanlah aku sumber kegembiraan,
Bila terjadi kegelapan,
jadikanlah aku pembawa terang,
Tuhan semoga aku ingin
menghibur daripada dihibur,
memahami daripada dipahami,
mencintai daripada dicintai,
sebab
dengan memberi aku menerima,
dengan mengampuni aku diampuni,
dengan mati suci aku bangkit lagi,
untuk hidup selama-lamanya.
Amin.
Gusti…
Paduka dadosaken kawula ingkang mbeta bedamen…
Menawi wonten sesengitan…
Paduka dadosaken kawula ingkang mbeta katresnan….
Menawi wonten ingkang ngremehake…
Paduka dadosaken kawula ingkang ingkang mbeta pangapunten…
TUJUAN:
Jemaat mengetahui sumber keselamatannya dan memuji Dia dengan
sikap hidup dan kata-kata yang benar
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Ester 7:1-6, 9-10; 9:20-22
Tanggapan : Mamur 124
Bacaan II : Yakobus 5:13-20
Bacaan Injil : Markus 9:38-50
KETERANGAN BACAAN
Ester 7:1-6,9-10; 9:20-22
Nyawa orang Yahudi berada dalam bahaya ketika seorang
pembesar merasa harga dirinya terlukai oleh seorang Yahudi
yang tak mau bersujud menyembahnya dan seorang raja terlalu
percaya kepada pejabatnya. Haman yang terbakar amarah oleh
Mordekhai, seorang Yahudi, mengusulkan pemusnahan seluruh
orang Yahudi. Sementara itu, Raja Ahasyweros sangat percaya
Mazmur 124
Nyanyian mazmur ini menunjukkan kesadaran Daud bahwa
hanya Tuhan yang berkuasa menolong dan menyelamatkan manusia.
Yakobus 5:13-20
Surat Yakobus banyak membahas mengenai perkataan yang
benar, seperti hati-hati dalam berkata-kata. Bahkan, ayat 12 juga
berbicara mengenai tidak dibolehkannya bersumpah, melainkan
harus mengatakan yang sebenarnya. Maka, ayat 13-20 ini juga dapat
dilihat sebagai nasihat mengenai berkata-kata secara benar. Ketika
seseorang menderita, kata-kata yang benar adalah dengan berdoa,
bukan menggerutu atau menyumpah-nyumpah. Ketika bergembira,
Markus 9:38-50
Setelah para murid gagal mengusir roh yang membuat seorang
anak bisu (Markus 9:14-28) dan bertengkar mengenai yang terbesar
di antara mereka (Markus 9:33-37), mereka malah menghentikan
seorang yang mengusir setan demi nama Yesus, hanya karena dia
bukan bagian dari antara para murid. Apakah mereka melakukan
itu karena iri? Ataukah mereka berpola pikir terlalu eksklusif sehingga
tidak mau berbagi karunia dengan orang lain di luar kelompok
mereka? Yang jelas, Yesus menegaskan bahwa orang yang tidak
melawan mereka ada di pihak mereka. Itu berarti, mereka harus
meluaskan cara pikir mereka sehingga merangkul pula orang-