Juli 2022
Tema: Hidup Saling Meneguhkan Kasih-Nya
TUJUAN:
1. Jemaat memiliki tekad untuk selalu berbuat kasih kepada sesama
tanpa batas
2. Jemaat memiliki pemahaman dan tekad untuk selalu mengasihi
dalam segala situasi dan kondisi
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : 2 Raja-raja 5:1–14
Tanggapan : Mazmur 30
Bacaan II : Galatia 6:(1–6), 7–16
Bacaan Injil : Lukas 10:1–11, 16–20
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 17:1–3
Kidung Panelangsa : KPJ 52:1, 2
Kidung Kesanggeman : KPJ 132:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 163:1
Kidung Pangutusan : KPJ 441
KETERANGAN BACAAN
2 Raja-raja 5:1-14
"Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka
tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." (ay. 3)
adalah ungkapan dari anak perempuan, hamba istri Naaman yakni
salah satu dari antara orang-orang Israel yang dibawa ke Aram
tatkala Israel dikalahkan oleh Naaman, panglima negeri Aram ini.
Usul hamba perempuan ini membawa kesembuhan bagi
Naaman melalui ketaatannya melakukan perintah Elisa. Kisah
tentang Naaman yang disembuhkan oleh nabi Elisa, bisa jadi
merupakan kisah yang masih diharapkan terjadi saat ini. Betapa
tidak, sebab hanya dengan berendam saja, sakit kulitnya sembuh
seketika. Padahal sebelumnya Naaman mencibir kepada nabi Elisa
akan perintah yang diberikan kepadanya. Namun akhirnya Naaman
pergi juga dan melakukan perintah nabi Elisa (ay. 10-11) dan sembuh.
Mazmur 30
LAI memberi judul Perikop ini Bersyukur karena selamat
dari bahaya. Perikop yang dapat kita bagi menjadi 5 bagian kecil-
kecil, yakni: Ay. 2-4 berisi Pemazmur memuji Tuhan karena Tuhan
BERTOLONG – TOLONGANLAH
TULUNG – TINULUNGANA
TUJUAN:
1. Jemaat memiliki tekad untuk selalu berbuat kasih kepada sesama
tanpa batas
2. Jemaat memiliki pemahaman dan tekad untuk selalu mengasihi dalam
segala situasi dan kondisi
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Amos 7:7-17
Tanggapan : Mazmur 82
Bacaan II : Kolose 1:1-14
Bacaan Injil : Lukas 10:25-37
Bahasa Jawa
Nyanyian Pujian : KPJ 2:1, 3
Nyanyian Penyesalan : KPJ 63:1-3
Nyanyian Kesanggupan : KPJ 450:1, 3
Nyanyian Persembahan : KPJ 154:1, 2
Nyanyian Pengutusan : KPJ 266:1-3
KETERANGAN BACAAN
Amos 7:7-14
Amos adalah seorang peternak domba dari Tekoa, sebuah desa
yang terletak di pinggiran Yehuda. Meski tinggal di wilayah Yehuda
(Kerajaan Selatan) namun Amos lebih banyak berbicara kepada
orang-orang Israel di Kerajaan Utara. Secara politik dan ekonomi,
Kerajaan Israel Utara di bawah pemerintahan Raja Yerobeam II
sebenarnya mengalami kejayaan dan kemakmuran. Namun keadaan
yang baik ini tidak sebanding dengan spiritualitas dan moralitas
yang dimiliki masyarakat Israel. Kesejahteraan ekonomi hanya
dimiliki para penguasa dan segelintir orang saja. Rakyat miskin
selalu menjadi sasaran ketidakadilan dan penindasan oleh para
penguasa. Hidup keagamaan tidak lagi berpusat kepada Yahweh,
sebab banyak kuil-kuil yang dibangun untuk menyembah dewa-
dewa. Kebobrokan mulai tumbuh subur di tengah bangsa Israel.
Praktek kejahatan dan kemunafikan juga diperlihatkan oleh kaum
Mazmur 82
Nama Asaf tidaklah sepopuler nama Daud dan Salomo yang
sering dianggap sebagai penulis kitab Mazmur. Padahal dalam
beberapa kitab Mazmur, nama Asaf tercantum sebagai penulisnya.
Mazmur 50 dan Mazmur 73-83 merupakan tulisan dari Asaf. Asaf
adalah seorang ahli musik yang ditunjuk oleh Daud untuk menjadi
pimpinan pemusik di Istana Daud (1 Tawarikh 16:4-5). Karakteristik
Mazmur Asaf memperlihatkan ungkapan jujur akan perasaan hati
di mana syairnya dekat dengan pergulatan hidup sehari-hari.
Bahasa yang dipakainya pun bersifat metafora (kiasan), sama seperti
yang tertulis dalam Mazmur 82 ini. Ia menggambarkan Allah sedang
berdiri dalam sidang ilahi di antara para allah. Kata ‘para allah’
dalam Mazmur ini menunjuk pada para pemimpin atau raja-raja
dunia. Konteks saat itu raja juga dianggap sebaga ‘allah’ atau ‘titisan
allah’ oleh manusia. Di tangan para penguasa inilah bergantung
nasib hidup orang banyak. Karena itu, mereka diperintahkan oleh
Allah sebagai Sang Hakim/Penguasa Tertinggi untuk berlaku adil
kepada yang lemah, memiliki bela rasa kepada orang yang sengsara
serta membela pihak yang lemah dan miskin ketika berperkara
dengan orang fasik. Mazmur ini hendak menunjukkan sifat Allah
Kolose 1:1-14
Jemaat Kolose bukanlah buah pekerjaan Rasul Paulus secara
langsung sebab ia sendiri belum pernah mengunjungi Kolose.
Kemungkinan besar jemaat Kolose berdiri karena pekabaran Injil
yang dilakukan oleh Epafras yang memberi informasi kepada Paulus
tentang keadaan jemaat Kolose. Melalui informasi Epafras inilah,
Rasul Paulus memberi perhatian khusus kepada jemaat Kolose.
Melalui suratnya, Paulus memuji jemaat Kolose atas ketekunan
dan keteguhan iman mereka terutama dalam menghadapi berbagai
ajaran sesat. Paulus bersyukur atas tiga hal yang terjadi dalam
jemaat Kolose (ay. 3-5). Pertama, iman kepada Kristus yang mengacu
pada peristiwa masa lalu di mana jemaat Kolose menjadi percaya.
Kedua, kasih kepada saudara seiman yang menunjukkan buah
iman yang terjadi di masa kini. Ketiga, pengharapan akan masa
depan yang menuju kepada Kristus sendiri. Ketiga hal inilah yang
bertumbuh di tengah jemaat Kolose. Meski di mata Paulus, jemaat
Kolose sangatlah baik, namun ia tetap meminta agar mereka
memelihara iman, kasih dan pengharapan yang sudah tumbuh.
Paulus dan rekan-rekan pelayanannya selalu berdoa bagi jemaat
Kolose agar memiliki ketekunan dan kesabaran dalam menanggung
segala sesuatu.
Lukas 10:25-37
Cinta kasih itu melampaui batas-batas kehidupan manusia.
Begitulah Yesus memberi pengajaran lewat perumpamaan orang
Samaria yang murah hati. Yesus membongkar pikiran sempit
seorang ahli Taurat yang sepertinya memiliki kriterita tertentu
Saudaraku,
Kritik Amos kepada para penguasa Israel hendak menunjukkan
bahwa orang-orang yang berkuasa itu memiliki potensi besar
untuk mengadakan perbaikan dan pembaharuan kehidupan. Para
penguasa menjadi ‘kunci utama’ dalam mewujudkan keadilan
dan kedamaian. Persoalan ini juga diserukan oleh Asaf, seorang
pemusik di era Raja Daud dan juga penulis kitab Mazmur. Di dalam
Mazmur 82, Asaf menggambarkan Allah sedang berdiri dalam
sidang ilahi di antara para allah. Kata ‘para allah’ dalam Mazmur
ini menunjuk pada para pemimpin atau raja-raja dunia. Konteks
saat itu raja juga dianggap sebaga ‘allah’ atau ‘titisan allah’ oleh
manusia. Di tangan para penguasa inilah bergantung nasib hidup
orang banyak. Karena itu, mereka diperintahkan oleh Allah sebagai
Sang Hakim/Penguasa Tertinggi untuk berlaku adil kepada yang
lemah, memiliki bela rasa kepada orang yang sengsara serta
membela pihak yang lemah dan miskin ketika berperkara dengan
orang fasik. Pemimpin yang baik dan selalu bertindak mengasihi
tentunya akan menghadirkan kebaikan dan kesejahteraan bagi
rakyatnya. Selain itu, cinta kasihnya juga bisa menjadi teladan bagi
masyarakat.
TUJUAN:
1. Jemaat memahami bahwa keselamatan adalah anugerah Allah
yang harus disyukuri dalam hidupnya
2. Jemaat memiliki tekad untuk selalu bertekun dalam memelihara
iman dan keselamatan di sepanjang hidupnya
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Amos 8:1-12
Mazmur Tanggapan : Mazmur 52
Bacaan II : Kolose 1:15-28
Bacaan III : Lukas 10:38-42
Bahasa Jawa
Nyanyian Pujian : KPJ 19:1-3
Nyanyian Penyesalan : KPJ 44:1, 2
Nyanyian Kesanggupan : KPJ 30:1, 3, 5
Nyanyian Persembahan : KPJ 34:1-3
Nyanyian Pengutusan : KPJ 453:1, 2
KETERANGAN BACAAN
Amos 8:1-12
Kejahatan sudah merambah di setiap lini kehidupan bangsa
Israel. Ketidakadilan, kecurangan, dan penindasan telah menyeng-
sarakan rakyat miskin dan kecil. Ibadah yang tidak tulus dan penuh
kemunafikan semakin memperkeruh keadaan bangsa Israel.
Melihat krisis yang terjadi, Allah tidak tinggal diam. Ia memberi
peringatan kepada bangsa Israel melalui Nabi Amos. Bukannya
mendengarkan peringatan Allah, namun bangsa Israel semakin
Mazmur 52
Mazmur 52 ini dilatar belakangi oleh tragedi pembunuhan
para imam di Nob yang dilakukan oleh Saul (1 Samuel 22:6-23). Daud
yang melarikan diri dari Saul akhirnya kembali ke tanah Yehuda.
Berita ini diketahui oleh para pegawai istana dan juga para imam.
Mereka bungkam ketika Saul bertanya tentang Daud. Namun ada
seorang bernama Doëg, orang Edom, yang bercerita kepada Saud
tentang Daud dan juga hubungannya dengan imam Ahimelekh. Cerita
inilah yang kemudian membuat Saul marah dan memerintahkan
para pegawainya untuk membunuh para imam. Tetapi tidak ada
satu pun yang mau. Sampai akhirnya Doëg yang maju dan membunuh
para imam. Di tengah kondisi tertekan, baik karena kejaran Saul
maupun rasa bersalah atas kematian para imam itu, Daud menyerah-
Kolose 1:15-28
Surat Paulus kepada jemaat di Kolose ini bertujuan untuk
mengingatkan bahwa Kristus adalah sumber kehidupan sejati.
Sebab Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan dan yang
sulung. Didalam Yesus berdiam seluruh kepenuhan Allah. Artinya,
Allah tidak mempertahankan keberadaan-Nya sebagai Allah yang
hanya menciptakan, melihat dan memberi perintah. Tapi, Allah juga
mau bertindak menyapa, hidup bersama manusia dan menyelamatkan
manusia, melalui Yesus. Gereja pun dibangun atas iman percaya
kepada Kristus. Gereja menjadi ikatan orang-orang yang sudah
diperdamaikan dengan Allah. Mereka yang jauh dan memusuhi
Allah, sekarang sudah menerima pendamaian di dalam tubuh
Kristus. Oleh karena itu, setelah menerima kasih-Nya yang begitu
besar, setelah menerima pendamaian yang begitu agung dan indah,
maka setiap orang percaya harus memperhatikan tanggung
jawabnya dalam hidup ini supaya pada akhirnya mereka dapat
berdiri di hadapan Kristus dengan “kudus dan tak bercela dan tak
bercacat”. Paulus menuturkan bahwa agar kita harus bertekun
dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang dalam setiap
Lukas 10:38-42
Maria dan Marta begitu antusias dalam menyambut kedatangan
Tuhan Yesus ke rumah mereka. Namun sikap keduanya begitu
bertolak belakang. Marta menyambut Yesus dengan menyiapkan
jamuan special. Sebagai tuan rumah yang baik tentu saja Marta
ingin memberikan pelayanan yang terbaik bagi Tamu Agungnya.
Sedangkan Maria berdiam diri, duduk di dekat kaki Yesus dan
terus mendengarkan perkataanNya. Sikap yang berbeda ini
sering disalah mengerti sehingga menilai sikap Maria lebih baik
daripada sikap Marta. Namun benarkah demikian? Kita membaca
di dalam teks tadi bahwa Yesus tidak terkesan menyalahkan
sikap Marta maupun membenarkan sikap Maria. Justru polemik
muncul lewat Marta yang melihat sikap Maria yang terlalu acuh
dan tidak mau membantu dirinya menyiapkan sajian untuk Yesus.
Mungkin cerita menjadi berbeda jika Marta menyampaikan langsung
kepada Maria segala sesuatu yang menjadi keluh kesahnya.
Barangkali Marta tidak perlu mengeluh dengan segala pelayanan
yang dia kerjakan sendiri dan membiarkan Maria menemani Yesus.
Sepertinya teks ini hendak menekankan sisi kecemburuan, kekesalan
karena sikap dan cara melayani yang berbeda. Marta kesal karena
Maria tidak melayani Yesus sama seperti yang ia kerjakan. Padahal
Maria punya cara tersendiri dalam melayani Yesus, yaitu dengan
duduk mendengar serta menemani Yesus. Kecemburuan dan
kekesalan bisa membuat ketekunan dalam melayani menjadi kendor.
Di sisi lain, kesibukan pelayanan seperti yang dilakukan Marta
TUJUAN:
1. Jemaat meyakini bahwa Tuhan Allah adalah Allah yang mahakasih
dan sangat mempedulikan kehidupan umat-Nya.
2. Jemaat semakin teguh di dalam iman, yaitu percaya kuat kepada
Tuhan serta hidup setia kepada-Nya dalam segala keadaan.
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Hosea 1:2-10
Tanggapan : Mazmur 85
Bacaan II : Kolose 2:6-15 (16-19)
Bacaan Injil : Lukas 11:1-13
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 23:1, 2
Kidung Panelangsa : KPJ 61:1, 2
Kidung Kesanggeman : KPJ 106:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 186:1-
Kidung Pangutusan : KPJ 430:1, 3
KETERANGAN BACAAN
Hosea 1:2-10
Dalam bacaan ini, nabi Hosea diperintahkan oleh Allah untuk
mengawini seorang wanita sundal yaitu Gomer binti Diblaim dan
kemudian isterinya itu memperanakkan anak-anak sundal (Hos.
1:2). Perintah Allah kepada nabi Hosea ini pada prinsipnya untuk
menunjukkan kehidupan umat Israel yang waktu itu telah
“bersundal” dengan membelakangi Allah, yaitu berpaling dari Allah
dengan menyembah kepada dewa Baal. Dari perkawinan nabi Hosea
dengan Gomer binti Diblaim, nabi Hosea kemudian memperoleh
3 orang anak, yaitu: Yizreel, Lo-Ruhama, dan Lo-Ami. Nama dari anak-
anak nabi Hosea tersebut mengandung makna simbolis untuk
Mazmur 85
Mazmur ini dimulai dengan pengakuan iman pemazmur bahwa
Tuhan sudah memulihkan keadaan Yakub. Hal ini berarti bahwa
Tuhan mengampuni umat-Nya dan tidak terus menyatakan murka-
Nya. Namun agaknya pengakuan ini tidak disampaikan dengan
nada gembira, tetapi dengan kepedihan hati. Mengapa? Karena
pengakuan ini diucapkan oleh orang yang menderita (ay. 6-7). Apa
yang menjadi penderitaannya, tidak dikatakan. Tetapi bagaimana
pun juga pemazmur sedang memohon agar mereka kembali
mengalami kasih setia Allah dan keselamatan yang dari-Nya.
Pemazmur memohon agar Tuhan memulihkan umat-Nya.
TEGUHKAN IMANMU
SANTOSAKNA PRACAYAMU!
TUJUAN:
Jemaat tidak menggantungkan hidup pada hal-hal duniawi yang tidak
kekal, karena hanya Tuhan yang menjadi andalan utama.
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Hosea 11:1-11
Tanggapan : Mazmur 107:1-9; 43
Bacaan II : Kolose 3:1-11
Bacaan Injil : Lukas 12:13-21
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 34:1, 2
Kidung Panelangsa : KPJ 49:1, 3
Kidung Kesanggeman : KPJ 416:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 183:1-
Kidung Pangutusan : KPJ 438:1, 2
KETERANGAN BACAAN
Hosea 11:1-11
Hosea adalah nabi yang diutus untuk memperingatkan umat
Allah tentang ketidaksetiaan mereka dan bagaimana mereka telah
berpaling dari Allah. Padahal, Allah begitu mengasihi mereka.
Gambaran tentang kasih Allah begitu jelas: "Ketika Israel masih
muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu." Tuhan
menggambarkan diri-Nya sebagai seorang bapak yang penuh kasih
bagi Israel. Tuhan mengingatkan Israel bahwa ketika mereka
menjadi budak di Mesir, DIA mendengar teriakan mereka. Allah
memanggil dan membebaskan mereka dari tangan Firaun. DIA
Mazmur 107:1-9, 43
Banyak penafsir memperkirakan bahwa mazmur ini dilatar-
belakangi oleh situasi pada zaman pembuangan di Babel. Ayat 1-
32 mencatat pengalaman orang-orang yang berada dalam kesesakan,
namun memperoleh pertolongan Tuhan. Dalam perkembangannya,
Mazmur ini dipakai dalam ibadah sebagai nyanyian untuk mengan-
tarkan korban syukur kepada Tuhan. Ayat 1-3 dimulai dengan
seruan untuk bersyukur atas kebaikan Tuhan, karena karya Tuhan
sehingga umat telah kembali dari pembuangan. Selama dalam
pembuangan mereka berada di dalam cengkeraman penguasa
yang telah menaklukkan negeri mereka (Di ayat 2 disebut dengan
istilah kuasa yang menyesakkan).
Kolose 3:1-11
Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan oleh anugerah
Allah di dalam Yesus Kristus, Jemaat Kolose dinasihati oleh Rasul
Paulus agar pikiran mereka tidak tertuju hanya pada perkara-
perkara duniawi. Seperti apakah perkara-perkara duniawi itu?
Rasul Paulus memberi contoh mengenai kebanggaan rohani karena
ketaatan terhadap aturan-aturan agama atau pun men¬jauhkan
diri dari larangan-larangan di dalamnya (Kol. 2:16-18). Sebaliknya
ada juga yang mengabaikan aturan-aturan agama beserta
larangannya dengan hidup semaunya, yakni hidup dalam percabulan,
kenajisan, hawa nafsu dan keserakahan (Kolose 3:5). Yang pertama
mengikatkan diri dengan rupa-rupa aturan dan larangan agama,
sementara yang kedua mengabaikan semuanya dan hidup semaunya.
Keduanya bukan hal yang dikehendaki oleh Tuhan, karena keduanya
dilakukan hanya karena mengejar perkara-perkara duniawi.
Tuhan menghendaki kita hidup sebagai manusia-manusia
baru. Menjadi manusia baru berarti bersedia untuk menyalibkan
segala hawa nafsu dan keinginannya, agar merdeka untuk me¬layani
Allah dan sesama. Menjadi manusia baru berarti bersedia untuk
senantiasa melakukan apa yang Allah kehendaki.