Anda di halaman 1dari 126

Renungan Harian Toraya

Edisi Mei – Agustus 2022

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 1


Renungan Harian Toraya

Diterbitkan dalam bahasa Indonesia


(Untuk kalangan sendiri oleh) :
BADAN PEKERJA SINODE GEREJA TORAJA
Jln. Ahmad Yani No. 45 Rantepao, 91831 Toraja Utara, Sulawesi Selatan
E-mail: bpsgetor@gmail.com
Website:www.bps.gerejatoraja.org

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 2


Penulis ReHaT edisi Mei s/d Agustus 2022
Pdt.Albatros Palilu, Pdt.Daniel Rori, Pdt.Elvis L.Saladan, Pdt.Daud Palelingan, Pdt.Gabriel Allolinggi’,
Pdt.Marga Sisong, Pdt.Berta Patu, Astin Mangean, S.Th, Pdt.Lukas Dayung, Prop.Rappan Paledung,
Pnt.Rannu Sanderan, Pdt.Firman Panggarra, Pnt.AK.Sampeasang, Pdt.Frans Pangrante, Pdt.Obil Suba,
Pdt.Ivan Sampebuntu, Pdt.Stepanus Ammai’

Penanggung Jawab:
Ketua-Pdt. Suleman Allolinggi`
Anggota:
Pdt. Daniel Rori’
Pdt. Albatros Palilu
Pdt. Elvis Leme` Saladan

Bahasa Toraja
Pdt. Elvis Saladan

Desain Sampul
Rantivianto Kendenan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 3


Minggu, 1 Mei 2022
Kisah Para Rasul 9:19b-31

HATI-HATI MENILAI ORANG


Da’ Ammu Timbang Punala Tau

Pengalaman merupakan guru terbaik. Tentu ada benarnya


tetapi dalam hal khusus belum tentu berlaku. Dari segi
pengalaman, Saulus dinilai sebagai orang membenci bahkan
menganiaya orang percaya pada Yesus Kristus. Paulus tidak bisa
dinilai hanya berdasarkan pengalaman masa lampaunya.
Setelah petobatannya di Damsyik Saulus masih dicurigai
(ay.21) dan dibenci (ay.23). Saulus memberitakan Yesus adalah
Anak Allah (ay.20), akhhirnya ia diterima anggota persekutuan dan
merekalah yang menyelamatkan Paulus (ay.25). Juga, di
Yerusalem, Saulus dicurigai bahkan ditakuti jemaat karena
pengalaman mereka pada masa lampau (ay.26-27). Orang Yahudi
bermaksud membunuh Saulus (ay.29) namun warga jemaat
berhasil membawa beliau keluar dari Yerusalem menuju Kaisarea
menuju Tarsus (ay.30). Perjalanan Saulus yang penuh ketegangan
lebih disebabkan oleh penilaian orang tentang masa lampaunya.
Di masa lampau Saulus penggerak orang Yahudi membenci warga
jemaat (ps. 9:1-2) dengan demikian dimata warga jemaat Saulus
merupakan penjahat yang kejam.
Tidak mudah menghilangkan pengaruh masa lampau
apalagi kalau sangat menyakitkan hati atau sangat
mengecewakan. Di hari Pendidikan Nasional ini mari kita belajar
bagaimana menerima dan mengampuni orang-orang yang telah
menyakiti dan mengecewakan kita. Rupanya perlu belajar
bersama melalui proses saling mengakui kesalahan masa lampau
dan belajar saling menerima sebagai mahluk sosial yang saling
membutuhkan. Dan diatas semuanya itu sebagai anak-anak Tuhan,
kita percaya Roh Kudus terus menopang dan membimbing kita
(ay.31). Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 4


Senin, 2 Mei 2022
Pa’pudian 121:1-8

PUANGMO PENTILINDUNGAN
Tuhan Tempat Perlindungan

Keditanga’-tanga’i apapara tu la naparallui tu datu Daud na


la undaka’pa pa’tunduan dio mai a’gan-a’gan senga’na? Anna
ditiro tu kamala’biranna datu Daud, parallu paraka la undaka
pa’tuduan sia pentilidungan? Apa pa tu kurang dio kalena anna la
umparalluipa pentilindungan? Pa’tunduan umbapa susi tu
naparallui datu Daud?
Nakua pa’basanta, iatu datu Daud untingara buntu undaka’
pa’tunduan sia pa’pamatoto’ (ay.1). Undaka’ pa’tunduan lu dao
mai malangka’na tu datu Daud saba’ den nasangmo dio kalena tu
a’gan mintu’ pa’sattuan lan lino.Tae’ na parallui tu pa’tunduan
a’gan lan lino saba’ ganna’ sia umbai la’bi losongmo dio kalena tu
a’gan lino.Manassa umpamadiongan kalena tu datu Daud saba’
ma’katampakanna nakua “pa’tunduangku bu’tu lu dioa mai Puang
tu umpadadi langi sola lino” (ay.2).Puang tu pasareonganann
(penjaga) keallo sia kebongi,tae’ na bela mekata’ka’,tikkaru’du’
(4,6.) Ullendokan dio mai bala’ kasanganggangan (ay.7) sia
urrindingpala’ sae lakona (ay.8)
Mendadi pa’pakilala sia pa’tuladanan lako kita kumua tae’
tu apa lan te lino la dipobe’ke’ sia la dipa’satuanan la mendadi
rengke’ kale la medaranai sia la mepasalama’ lan lino.Datu Daud
sundun a’gan lino dio kalena. Apara tu tae’ dio kalena ke a’gan lino
bangri? Apa moi susi to, tontong ia tu datu Daud napangkali-kali
tongan undaka’ pentilindungan dio mai Puang. Dadi iapissan oraka
te kita te to tang ganna’ sia ponno kakurangan sia moi duka
kennala den pada bodo’ tu la disattuan, inang la tontongki’ la
mandupa mengkanorong lako oloNa Puang.Belanna allo bongi sia
sae lakona Puang la undaranai sia untaranak to ma’patuntun lako
oloNa Puang. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 5


Selasa, 3 Mei 2022
Kisah Para Rasul 26:24-32

INJIL HARGA MATI


Tae’ senga’na sangadinna Kareba Kaparannuan

Dalam keseharian kita, sering kita mendengar ungkapan


NKRI harga mati. Kelompok Nasionalis dan kita semua yang
mencintai kemajemukan dan persatuan serta Pancasila dan UUD
45 akan setia dan tegak lurus memperjuangkan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. NKRI akan dibela dan ditegakkan sampai akhir
hayat karena adalah NKRI harga mati.
Paulus dalam penginjilannya menjunjung tinggi dan tegak
lurus tentang keselamatan nama Yesus. Setelah Paulus
mempertanggungjawabkan iman dan ajaran dihadapan raja
Agripa dan hakim yang dipimpin Festus (ay.25), semua pihak
sepakat bahwa Paulus tidak bersalah dan bisa dibebaskan tetapi
karena Paulus sudah naik banding ke Roma (ay.31-32) maka
perkaranya tetap dilanjutkan ke Roma (Rm 23:11; 25:21,25). Paulus
menjadikan pengadilan sebagai sarana Pekabaran Injil dan raja
Agripa sendiri menyatakan bahwa “beliau hampir diyakinkan
Paulus menjadi orang Kristen” (ay.28). Kitab Kisah Para Rasul
memberitakan bahwa bagi Paulus ”Yesus harga mati”.
Situasi kita tidak sesulit dan seberat situasi Paulus. Kita
lebih leluasa dan bebas dalam memberitakan Injil Yesus Kristus.
Suasana aman-nyaman sering membuat kita terlena dan terkecoh
serta terbawa arus kenikmatan sesaat yang kemudian
menjerumuskan kita lebih dalam menikmati pemuasan nafsu-
nafsu sesaat. Kita tidak perlu mencari-cari kesulitan dan
penderitaan. Tetapi kita mesti waspada atas kenyamanan dan
kompromi-kompromi murahan dengan situasi kenyamanan yang
sesungguhnya mengaburkan nilai-nilai iman Kristen. Ada hal yang
mungkin bisa dikompromikan tetapi hal keselamatan dalam
Kristus harus jelas dan tegas (harga mati). Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 6


Rabu, 4 Mei 2022
Lukas 5:1-11
ENGKAU YANG MENGATAKANNYA
KadamMi tu Kuturu’

Ada ungkapan orang Toraja yang mengatakan “akkenna


oni si’sak ba’tu oninna olo’- olo’ susi manuk-manuk (burung-burung)
ma’din ditimbang-timbang diperangi, ma’ondongannaraka ke kada
pa’pakilalanna misa’ ulu lotong/to lino na la tang diperangi”.
Pagi itu, Petrus dan kawan-kawan tidak mendapat ikan
seperti biasanya (ay.5a). Yesus memanfaatkan kesempatan untuk
mengajar para nelayan yang sedang dirundung masalah. Mereka
dirundung kekecewaan karena sedang apes, tidak mendapat ikan
sepanjang malam. Kelihatannya, Petrus setengah hati mengikuti
kata-kata Yesus. Ia segan tetapi disuruh Guru (ay.5). Nampaknya ia
terpaksa saja membuang jalanya. Petrus berkata “karena Engkau
yang menyuruh maka aku membuang jala sekali lagi. Hasilnya tak
terduga dan Petrus menyebut Yesus sebagai Tuhan (ay.8) bahkan
rela menjadi muridNya (ay.10-11).
Keahlian dan pengalaman tentu penting tapi tidak cukup
menjamin kelangsungan hidup ini. Mengembangkan diri
semaksimal mungkin melalui pendidikan dan asa ketrampilan
sangat perlu namun harus dibarengi dan diseimbangkan dengan
“mendengar apa kata Yesus bagi hidup ini”. Kita semua berpacu
dengan waktu, berlomba dan bersaing merebut kesempatan-
kesempatan yang ada. Waktu sangat cepat berlalu dan tidak
cukup lagi untuk berkarya dan memenuhi kebutuhan hidup
sehingga tidak ada waktu dan kesempatan mendengar dan
merenungkan apa “sesungguhnya rencana Tuhan bagi hidup ini”.
Allah sudah merancangkan jalan hidup kita. Sambil berusaha dan
berjuang setiap hari, luangkan hati dan waktu mendengar suara
Tuhan yang terus mengarahkan dan menuntun hidup ini sehingga
dalam menjalani hidup ini kita tidak kehilangan arah yang
sesungguhnya. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 7


Kamis, 5 Mei 2022
Yehezkiel 11:14-25

HIDUP BARU
Katuoan Ba’ru

Melalui akta-akta liturgi hari Minggu kita menikmati


pengampunan dan berita anugerah serta petunjuk hidup baru.
Apakah itu berarti setiap Minggu kita mengalami dan menikmati
hidup baru? Apakah dibenarkan ungkapan “dengan demikian kita
boleh berbuat apa saja sepanjang hari Senin sampai Sabtu karena
pada hari Minggu kita mengaku dosa lagi dan mendapat anugerah
dan hidup baru?”.
Firman Allah dalam penglihatan Yehezkiel, bahwa pada
saatnya Allah akan bertindak “mengumpulkan kembali bangsa
bangsa Israel (ay.16-17--dari Pembuangan), supaya mereka
beribadah hanya kepada Allah saja (ay.18,20), dan memberikan
tubuh-hati-dan roh baru (ay.19) sehingga bangsa Israel kembali
hidup menurut ketetapan dan peraturan-peraturan Allah saja
(ay.20)”. Pembaruan hidup Israel dimulai dari tindakan Allah yang
menawarkan sarana pertobatan dan pengampunan melalui
pencurahan roh baru ke dalam tubuh dan hati umatNya. Hati yang
baru terarah pada ketetapan dan peraturan Allah sambil
membuang dewa-dewa yang menjijikkan hati Allah.
Hati dan hidup baru berlangsung dan dinikmati ketika
hanya Dia yang mendatangi dan yang berkuasa dalam hidup
keseharian kita. Banyaknya godaan dan cobaan sepanjang hari
yang membuat kita terbawa arus dosa sehingga kita cenderung
tidak taat dan setia hanya kepada Allah. Kita tidak bisa
memanfaatkan akta Pengakuan Dosa sebagai kesempatan untuk
berbuat dosa sebelum hari Minggu. Pengakuan dosa dan berita
anugerah serta pemberitaan Firman setiap hari ibadah (khusus
hari Minggu) merupakan sarana, ajakan, dan tawaran dari Allah
untuk menikmati pembaruan hidup yang dikehendakiNya. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 8


Jumat, 6 Mei 2022
Wahyu 6:1-17

MENANTI KEMENANGAN AKHIR


Untayan attu Kasundunan

Kita sering mendengar ungkapan, tim olahraga membuat


kejutan besar pada menit-menit terakhir. Akibatnya, para
penggemar dan lawannya dipenuhi ketegangan ketika
pertandingan menjelang selesai. Para penggemar semakin
bersemangat memberikan dukungannya dan sebaliknya lawan
mereka semakin was-was menanti berakhirnya pertandingan.
Bacaan hari ini menggambarkan tanda-tanda menuju
puncak kemenangan orang-orang beriman. Diberitakan bahwa
Anak Domba membuka 6 materai atau segel sehingga rahasia
masa kini dan masa depan “dibuka kepada Yohanes”. Materai
satu, menggambarkan penguasa yang merebut kekuasaan dan
kemenangan. Materai kedua tentang peperangan. Materai ke tiga
tentang kesulitan ekonomi-kebutuhan hidup. Materai keempat
tentang pembunuhan, kelaparan dan sampar yang dahsyat.
Materai kelima tentang permohonan para martir yang masih
tertunda karena waktu akhir zaman belum tiba saatnya. Materai
keenam tentang teriakan para raja, penguasa dan semua yang
melawan Allah karena tidak mampu menahan penderitaan yang
mengerikan yang akan menimpa mereka.
Masa depan dunia dan orang percaya ada dalam
rancangan dan penetapan Sang Anak Domba. Hukuman atas dosa
bagi para menindas dan yang mengacaukan orang percaya
nampak melalui berbagai tanda dan gejala alam yang mengerikan.
Pendosa dan Pelawan Kristus akan mengalami penderitaan (ay.13-
16a). Sementara orang percaya yang tetap taat, setia dan sabar
dalam kebenaran Kristus walau menanggung penderitaan sambil
menantikan Sang Anak Domba akan menikmati sukacita sorgawi
bersama dalam dunia baru milik Allah. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 9


Sabtu, 7 Mei 2022
Yehezkiel 28:20-26

TUHAN MEMIHAK UMATNYA


Napembuloi Puang tu taun-Na

Mengapa Tuhan hanya memilih Israel? Mengapa Tuhan


memilih dan senantiasa memihak bangsa Israel sekalipun bangsa
Israel sendiri tidak selamanya lebih baik dari bangsa-bangsa lain?
Dalam kitab Perjanjian lama, diketahui bahwa bangsa Israel
termasuk bangsa yang tidak setia. Lebih sering memberontak dari
pada sikap taat dan setia kepada Allah.
Kerajaan Sidon akan dikalahkan dan mengalami
penderitaan yang luar bisa. Demi keadilan, Allah memakai bangsa
Sidon (juga Tirus) untuk menjajah Israel atas ketidaksetiaan
mereka. Tetapi demi namaNya dan kemuliaanNya, Allah tidak
membiarkan umatNya dihina dan hidup tidak tenang (ay.24) oleh
bangsa yang tidak menyembah namaNya. Demi kekudusanNya
(ay.22,25) dan namaNya dan kekuasaanNya (ay.22-24,26) serta
kesetianNya pada janjiNya kepada Yakub maka Allah bertindak
terhadap bangsa Sidon (dan Tirus) dan membebaskan umatNya.
Allah akan bertindak menghukum dan juga akan membebaskan
demi menyatakan keadilanNya, kemuliaanNya dan demi namaNya.
Allah dapat memakai berbagai cara untuk mendidik,
menghukum dan membebaskan umatNya namun satu hal yang
pasti Allah setia pada janjiNya kepada orang-orang pilihanNya.
Tidak jarang, kita tergoda dan meragukan kasih, pemeliharaan
dan kesetiaan Allah ketika kita berada dalam pergumulan berat
atau beruntun mengalami penderitaan. Dan sebaliknya, kita
dengan mudah melupakan peran Allah dalam kesuksesan dan
keberhasilan kita. Rancangan dan otoritas pemilihan Allah
sungguh tak terselami dan tak terduga oleh pikiran kita manusia
namun satu hal yang pasti Allah setia pada janjiNya dan memihak
pada umatNya. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 10


Minggu, 8 Mei 2022
Mazmur 100:1-5

BERIBADAH DAN BERSYUKUR KEPADA ALLAH


Menomba sia Ma'kurresumanga Langngan Puang

Jika seorang anak Sekolah Minggu ditanya apa yang mereka


pahami tentang ibadah, maka mungkin mereka akan menjawab
“memuji Tuhan dan berdoa”. Bagaimana dengan kita? Apakah kita
akan memberi jawaban yang sama? Ibadah berarti sebuah
kegiatan bersama secara sukarela dalam ketulusan yang
menunjukkan rasa hormat kepada Allah, karena itu dalam ibadah
seseorang mengalami perjumpaan dengan Tuhan.
Mazmur 100:1-5, Pemazmur mengajak umat untuk beribadah
dan bersyukur kepada Tuhan, mengapa? Oleh karena, ia
mengalami karya Allah yang luar biasa dalam hidupnya. Dia
menceritakan pengalaman imannya, sehingga dalam Mazmur ini,
ia menyampaikan pujiannya sebagai respons atas karya Allah yang
telah terjadi. Ia bahkan mengajak umat untuk bersorak-sorai (ay.1)
layaknya rakyat menyambut kedatangan rajanya dengan bunyi
terompet demikian pun harapan Pemazmur dalam ayat ini. Ajakan
Pemazmur dimulai pada ayat 2, “beribadahlah kepada Tuhan
dengan penuh sukacita.” Umat beribadah kepada Allah yang telah
melepaskannya dari dosa, dan sebagai respons atas anugerah
yang telah diberikan, Umat harus bersyukur dan bersuka cita.
Pemazmur menengaskan bahwa Tuhanlah Allah, dan kita adalah
kepunyaan-Nya, kawanan domba gembalaan-Nya. Dialah gembala
yang terus menuntun dan memelihara umatNya (ay.3).
Pemazmur mengajak kita untuk terus terus bersyukur dan
merespons karya-Nya dalam kehidupan ini. Apakah kita juga terlah
merespons karya Allah bagi kehidupan kita? Jangan berhenti
mengingat kebaikan Tuhan pujilah dan muliakanlah Dia Allah yang
baik, penuh kasih dan setia itu, yang selalu memelihara kita
dengan kasih yang kekal dan abadi. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 11


Senin, 9 Mei 2022
Wahyu 15:1-4

PATALO LAN KALINGKAN


Menang dalam Perjalanan

Biasa ke la umpentiroiki’ to siraga, tae’pa nasiraga, inang


dituna’ dolomo umba sia susi tu kamaluteanna tu to la siraga,
susinnamo tu disanganna malute, umbanna mandu malapu’
susinnamo sia Maradona. Apa mui umba susi malutena ke sae lako
upu’na anna tae’bang raga napatama gawang ko inang dikua
ditalo saba’ ia tu ma’pamatantu ke upu’mi anna ditandai kumua
minda ba’tu umbanna losong pa’patamanna.
Ia te sura’ Kada Ombo’, unnulelean patirona Yohanes diona
apa ladadi lan attu lasae. Lan (14:3) dipokada kumua pira-pira tu
tau marassan umpopenani nanian ba’ru dio tingo isungan
kapayungan. Tau iato iamo tu to dila’bak lanmai lino, to mangka
untaloi olo’-olo’ masuru. Karangian napopenani tu nanianna Musa
tu napopenani to Israel tonna mangka ullambanni tasik kua-kua
(kel.15). Ia te patirona Yohanes misa’ kapessa’bian diona tu to
dipakario-rio belanna Kristus apa mendadi kapataloan lako kalena.
Nanianna Musa iamo tu nanian kapataloan napopenani situang
ma’katapi belanna umpoparannu kapataloan, susi to Israel
umpopenani te penanian mendadi tanda kapataloanna lan
kalingkanna unnea bangsa masa’ga’.
Pangadaran diomai te pa’basanta kumua ia tu kapataloanna
to ma’patongan iamotu tontong tumanan lan kapatonganan .
Katuoan lan te lino misa’ kalingkan, la untammuki’ ma’rupa-rupa
parri’ sia kamagasan, apa manassa la pataloki’ lan te kalingkan iate
ke tangsosso’i kapatongananta, sia tae’ anta ma’taloan lako
kamasa’garanna lino iate. Iamoto ta tontongmo ullingkai te
katuoan iate lan rannu matoto’ lako Puang anna Ia tontong
urrondongki’ landa’ lako upu’na kalingkanta do te lino, anna
indeto nanai umpasongkoi’ki’ kapataloan sundun. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 12


Selasa 10 Mei 2022
Yehezkiel 45:9-17

SUPAYA ADIL, KERJAKAN TUGASMU


Dikuana Namalolo, Pagau'i Passananmu

Beberapa bulan sebelumnya, kisaran harga minyak goreng


per liter adalah Rp. 14.000,-. Namun setelah langkahnya minyak
goreng harganya pun melambung tinggi menjadi Rp. 33.000,- per
liternya. Akibatnya, banyak masyarakat yang mengeluh, selain
sulitnya mendapatkan minyak goreng, harganya pun sangat mahal
bagi kalangan masyarakat menegah ke bawah. Langkah yang
ditempuh pemerintah menanggulangi masalah ini belum dianggap
maksimal karena dinilai belum adil bagi semua rakyat.
Ketidakadilan dialami oleh bangsa Israel pada saat itu
karena para penguasa atau raja-raja Israel melakukan kecurangan
terhadap umat Israel dengan berlaku tidak adil. Sehingga Tuhan
menegur mereka di ayat 9, “Cukuplah itu, hai raja-raja Israel,
jauhkanlah kekerasan dan aniaya, tetapi lakukanlah keadilan dan
kebenaran; hentikanlah kekerasanmu yang mengusir umat-Ku dari
tanah miliknya, demikianlah firman Tuhan Allah.” Hal ini
disampaikan karena tindakan para penguasa dalam menjalankan
kepemimpinannya yang tidak adil. Tuhan ingin agar mereka
menyatakan keadilan kepada umat yang dipimpinnya, karena itu
Tuhan menegur dan mengingatkan mereka. Kepa Umat, juga
diingatkan tentang tugas yang harus mereka perhatikan : harus
memberikan persembahan khusus untuk korban sajian, korban
bakaran, dan korban keselamatan kepada raja (ay.16), dan
persembahan itupun dikelolah oleh raja untuk mengadakan
pendamaian bagi kaum Israel.
Apakah pelayanan kita telah menyatakan keadilan bagi
umat, ataukah justru dikeluhkan karena tidak mencerminkan
keadilan dan kebenaran? tugas kita sekarang ialah kita harus
menyatakan kebebasan itu dengan adil kepada sesama kita. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 13


Rabu, 11 Mei 2022
Yohanes 10:31-42

MENENTUKAN SIKAP (PERCAYA ATAU MENOLAK)


Umpamatantu Kara’tarasan (Ma’patongan ba’tu Tangmengkaola)

Setiap orang punya keyakinan atau pendirian yang tidak


mudah digoyahkan. Hal ini disebabkan karena keyakinannya
dianggap sebagai sebuah kebenaran. Terjadi penolakan oleh
karena hal tersebut tidak diyakini sebagai kebenaran.
Demikianlah orang-orang Yahudi menolak suatu kebenaran
yang disampaikan Yesus. Mereka menolak kebenaran tentang
Yesus karena mereka memahami bahwa Yesus hanya manusia
biasa. Sebab itu, ketika Yesus mengatakan Aku dan Bapa adalah
satu (ay.30) sebagai penegasan kesatuan Yesus dengan Bapa-Nya,
membuat orang Yahudi marah dan hendak melempari-Nya dengan
batu. Bagi mereka, ucapan Yesus menghujat Allah karena
menganggap diri-Nya setara dengan Allah. Sekalipun mereka telah
menyaksikan berbagai karya Kristus, namun mereka tetap
menolak dan tidak mau mengakuinya. bahkan Yesus mengatakan
“jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku,
percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh
mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di
dalam Bapa” (38). Sangat berbeda dengan orang-orang di sebelah
sungai Yordan. Orang-orang itu telah mendengar pengajaran
Yohanes tentang Yesus dan tanpa melihat mujizat Yesus, mereka
tetap percaya. Hati mereka memilih untuk percaya pada
kebenaran bahwa Yesus adalah Mesias.
Yesus telah membuktikan diri-Nya sebagai Anak Allah. Karya
yang paling agung adalah karya keselamatan yang sudah Dia
kerjakan. Apakah kita sudah mengenal Dia dengan baik?
Bagaimana dengan hati kita? Buktinya telah nyata kepada kita
melalui kelahiran, kematian dan kebangkitan-Nya. karena itu
percayalah pada Yesus dengan segenap hati. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 14


Kamis, 12 Mei 2022
Yehezkiel 3:4-11

SI KEPALA BATU
Tang natama peada'

Julukan si kepala batu biasanya diberikan kepada anak-anak


yang tidak mau mendengar perkataan dan nasihat, padahal sudah
diperingatkan untuk tidak melakukan hal yang tidak baik. Dan
peringatan itu telah berulang kali dilontarkan namun ia tetap tidak
mau mendengar.
Julukan tersebut juga disematkan Tuhan kepada bangsa
Israel pada masa pembuangan (ay. 9). Tuhan mengutus Yehezkiel
untuk mengingatkan bangsa Israel agar mendengar dan
melakukan perintah Tuhan. Sebagai utusan Tuhan, tidak ada
alasan baginya Yehezkiel untuk menolak perintah Tuhan,
sekalipun pesan yang akan disampaikan tidak akan diperhatikan
lagi oleh mereka yang memberontak kepada Tuhan. Jangankan
untuk mendengarkan, mereka bahkan menolak Tuhan, karena
mereka adalah sekumpulan orang yang kepala batu dan tegar hati
(ay.7). Namun demikian, Tuhan meneguhkan hati Yehezkiel agar
mampu menghadapi bangsa yang layaknya batu intan, (batu yang
terkenal paling keras namun juga memiliki keindahan sehingga
digunakan untuk membuat perhiasan mewah). Sebelum pergi,
Yehezkiel dengan seksama memerhatikan dan mendengarkan
Firman Tuhan.
Jika Yehezkiel diutus ke tengah-tengah bangsa yang keras
kepala dan ia bersedia, bagaimana dengan kita? Apakah kita juga
bersedia? Kehidupan berjemaat saat ini tidak jauh beda dengan
apa yang dihadapi Yehezkiel, sering kita berhadapan dengan
orang-orang bebal dan tidak mau mendengar. Namun, seberat
apapun tantangan yang kita hadapi, ingatlah bahwa Tuhan akan
meneguhkan dan memberi hikmat untuk dapat melewati semua
tantangan itu. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 15


Jumat, 13 Mei 2022
Daniel 7:1-14

KEKUASAAN TUHAN DALAM DUNIA


Kama’kuasanna Puang Matua na Lino?

Kehidupan kita, kini dan di sini, kerap membawa kita pada


kenyataan bahwa kita dilingkupi oleh banyak kekuasaan, seperti
pemerintah, atasan/bos/majikan, dll. Sejak zaman Alkitab, ada dua
jenis kekuasaan yang kerap dipertentangkan, yakni kekuasaan
ilahi dan kekuasaan dunia. Kekuasaan dunia digambarkan sebagai
lawan dari kekuasaan Allah. Hal ini tampak dalam perikop hari ini.
Perikop ini menuturkan penglihatan Daniel tentang
binatang dan Yang Lanjut Usia. Keempat binatang yang dilihat
Daniel menggambarkan empat bangsa yang sedang berada dalam
masa kejayaannya. Daniel menggambarkan bangsa-bangsa
tersebut memiliki kekuasaan yang sombong dan cenderung
mengabaikan Allah dan meniadakan sesama manusia. Akan tetapi,
kejayaan bangsa-bangsa tersebut tidak berarti di hadapan Yang
Lanjut Usia. Secara sederhana kita dapat memahami Yang Lanjut
Usia ini sebagai Allah sendiri. Dan oleh karena perikop ini berbicara
tentang kekuasaan bangsa-bangsa, maka penekanan pada Yang
Lanjut Usia itu juga adalah tentang kemahakuasaan-Nya yang
tidak tergoyahkan dan mengatasi segala kekuasaan yang ada di
dunia. Maka dari itu, Daniel menyampaikan nasihat agar orang
percaya tidak menyandarkan kehidupannya kepada penguasa-
penguasa dunia. Kekuasaan di dunia ini adalah hal yang fana.
Penglihatan Daniel menegaskan bagi kita bahwa Allah
adalah penguasa dunia ini. Kuasanya tidak tergoyahkan oleh
apapun. Orang percaya dinasihatkan untuk tidak tunduk dan
menyerahkan diri pada kuasa dunia yang seolah-olah tampil
sebagai raja dan penguasa dunia. Karena itulah, sebagai gereja,
kita diutus untuk memberitakan kabar sukacita, kedautalan Allah
Sang Penguasa dunia.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 16


Sabtu, 14 Mei 2022
Wahyu 11:15-19

MEMPERSAKSIKAN KEKUASAAN ALLAH


Umpessa’bian Kamakuasanna Puang

Saksi umumnya merujuk kepada satu pihak dalam


pengadilan. Saksi harus memberikan keterangan demi
kepentingan peyelidikan. Secara khusus saksi diminta menyatakan
kebenaran dengan demikian sebuah perkara terselesaikan dengan
baik. Akan tetapi, dalam iman Kristen, saksi menegaskan sebuah
makna yang serupa namun dengan penegaskan yang berbeda.
Kita dapat melihatnya dalam perikop ini.
Perikop berbicara tentang 24 Penatua yang dengan takjub
dan penuh dengan puji-pujian akan kekuasaan Allah yang
memerintah dunia. Mereka tersungkur di hadapan Allah sebagai
respons terhadap terompet dari para malaikat. Puji-pujian
tersebut berisi tentang kekuasaan Allah yang sudah ada sejak
dahulu kala. Amarah pemerintah dunia menjadi tidak berarti oleh
ketika amarah Allah terjadi. Sementara itu, Allah menghadiahi
mereka yang taat, yakni para nabi dan orang-orang kudus.
Yohanes menandaskan kepada orang percaya bahwa
sekalipun mereka tengah mengalami kesulitan akibat
penganiayaan dan penolakan di dalam masyarakat, kekuasaan
(otoritas) ada pada Allah di dalam Yesus Kristus yang telah ada
sejak dahulu kala. Hal buruk apapun yang dikerjakan oleh
pemegang kekuasaan dan yang orang percaya alami tidak
mengubah kekuasaan Allah. Pada akhirnya, Yohanes
menasehatkan orang percaya agar tetap bertahan dalam
kenyataan ini dengan keyakinan kepada Yesus Kristus. Tanggung
jawab kita adalah terus menyasikkan kemuliaan dan kekuasaan
Allah dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Kuasa Allah
akan terus berlaku dan tidak ada kuasa apapun yang dapat
membatasinya bagi kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 17


Minggu, 15 Mei 2022
1 Samuel 20:1-17

MEMILIH KEHENDAK TUHAN


Umpilei Pa’poraianna Puang

Apa jawaban anda jika ditanya “mana yang paling anda


rasakan dekat dengan sahabatmu atau dekat dengan ayahmu”?
tentu pertanyaan ini membuat kita merenung karena kadang-
kadang kita harus memilih antara sahabat atau orang tua.
Pada satu sisi Yonatan mengasihi Daud namun pada sisi
yang lain Yonatan sangat hormat kepada ayahnya. Lalu Yonatan
harus berpihak kemana? Karena jika pilih Daud berarti ia tidak
hormat kepada ayahnya, namun jika pilih ayahnya berarti ia
mengingkari perasaan sahabatnya kepada Daud. Pada bagian ini
Yonatan melihat bahwa Daud sedang merasa tertekan karena
merasa difitnah tanpa melakukan pelanggaran. Dalam ayat 7,
Daud menyatakan diri sebagai hamba yang sedang memohon
bukan karena dia telah bersalah, melainkan karena dia ingin
dibunuh tanpa alasan. Dalam keadaan seperti itulah sebagai
seorang sahabat Yonatan memberi penguatan bahwa “kiranya
Tuhan menyertai engkau seperti Dia menyertai ayahku dahulu”
(ay.13). Baik Yonatan maupun Daud mereka meminta hal yang
tidak melawan prinsip keadilan.
Melalui kisah ini kita dapat belajar bahwa sebagai pribadi
yang menaati Tuhan, Yonatan tidak sekedar berada pada soal
memilih sahabat atau memilih ayahnya tetapi lebih pada apa yang
Tuhan kehendaki. Seperti Daud ketika terdesak dia hanya
meminta supaya ia mendapat perlakuan adil. Begitu pun dengan
Yonatan yang tidak meminta hal yang berlawanan dengan
keadilan sejati, tetapi dia meminta agar Daud tetap mengingat
kasih sahabatnya. Karena itu marilah kita memilih tidak pada
sahabat atau tidak pada orang tua sekalipun tetapi lebih memilih
apa yang Tuhan kehendaki. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 18


Senin, 16 Mei 2022
Kisah Para Rasul 11:19-30

UNNALAMASE MINTU’ TAU


Mengasihi Semua Orang

Ungkamasei padanta rupa tau iamo misa’ soyanan


pa’kamayan tu sipatu naangkaran simisa’-misa’ to sarani, sia lan
kasipulungan kombongan. Matumbai anna sipatu dipogau’?
belanna inang iamo naanga’ Puang lako kita sia lako kombongan
(26). Nasangai to Kristen belanna den pira-pira to Siprus sia to
Kirene umpa’pakareban
Dio Antiokhia nanai bunga’-bunga’na tau ussa’bu’i to
Kristen tu to menturu’mo lako Puang Yesu. Matumbai anna sangai
to Kristen? Belanna den pira-pira to Siprus sola to Kirene nasolan
anak gurunna Puang Yesu umpa'peissananni tu Kareba-
kaparannuan diona tu Puang Yesu. Manassa narondong Puang
Matua sola nasangi temai rasulu’ male lako Antiokhia, sia
napassakke tu pa’kamayan napana’ta’ anna urunganni buda tau
ma’patongan lako Puang Yesu. Buanna pa’kamayan tu napana’ta’
Rasulu’ dio Antiokhia manassa umbangun kapatongananna tau,
saelako ia tonna pokadami Nabi Agabus kumua lasae karorian
pannang lan lili’na lino, pada bu’tumi lan penaanna umba lanakua
untundui temai to menturu’mo dio Yudea moiraka anna tae’ anna
sitandan. Kamamaliran untundui to senga’ belanna napatilao
kapatongannana kumua iamo sipatu naangkaran to sarani to susi
napapayan Kristus tu umpaombo’ pa’kaboro’-Na lako mintu’ tau.
Sipatuki’ tu sipoinaa sia situlak lulangan ondonganna lako
temai padanta tu nao’tonni kamaparrisan. Tae’ annala bu’tu lan
penaanta kumua to ditandaipi tu ladikamasei. Pa’kaboro’-Na
Kristus sipatu mendadi pa’tuladanan lako mintu’ to ma’patongan.
Pa’kaboro’-Na Kristus tae’ anna anggeanni sangadinna nasorong
lako mintu’ tau. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 19


Selasa, 17 Mei 2022
2 Samuel 1:17-27

MENYATAKAN PENGAMPUNAN
Umpapayan Pa’pagarri’

Seperti apa respons anda jika orang yang membenci anda


mengalami musibah atau kecelakaan? Apakah anda bersorak
sorai? Atau mengambil waktu sejenak untuk turut merasakan
keprihatinan?
Sekalipun Daud pernah dibenci oleh Saul tetapi dia tak
mau balas dendam. Ia justru menyanyikan nyanyian ratapan atas
kematian raja Saul dan Yonatan sahabatnya yang mati terbunuh
dalam peperangan di Gilboa. Daud tidak mau mengingat-ingat
kebencian Saul kepadanya, melainkan dia justru sangat bersedih
atas kematian seorang raja yang diurapi Tuhan, bahkan Daud
menghukum mati orang yang mengabarkan kematian Saul karena
mengaku-ngaku sebagai orang yang membunuh Saul. Kebesaran
kasih Daud nampak pada tidak berniatnya membalaskan rencana-
rencana jahat yang dilakukan Saul terhadapnya.
Melalui kisah Daud terhadap Saul dan Yonatan, kita dapat
belajar bahwa dalam perjalanan hidup kita dibutuhkan kekuatan
untuk menyatakan pengampunan terhadap setiap orang yang
membenci kita. Pola kehidupan seperti ini adalah pola yang juga
telah ditunjukan oleh Kristus terhadap semua orang bahwa
sekalipun Kristus dibenci bahkan dihukum bukan karena
kesalahanNya, tetapi Dia tetap menyatakan sikap menyatakan
kasih terhadap semua orang. Sikap Inilah yang hendaknya menjadi
bagian dalam kehidupan kita untuk tetap berlaku baik terhadap
mereka yang membenci kita. Rasanya memang sulit, tetapi sikap
itu lebih mulia dihadapan Tuhan daripada hidup saling membenci
yang tidak memberi manfaat dalam kehidupan kita. Nyatakanlah
kasih kepada semua orang. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 20


Rabu, 18 Mei 2022
Lukas 10:25-37

KUKASIHI WALAU TAK KUKENAL


Kukaboroi’ moi angku Tangsitandan

Berkenankah anda menolong seseorang yang anda tidak


kenal saat orang itu mengalami kecelakaan dan itu terjadi tepat
didepan saudara? Jika ya, lalu bersediakah anda menolongnya
sampai sembuh dengan menggunakan biaya yang bersumber dari
anda?
Yesus menyampaikan perumpamaan dengan tiga tokoh
yang berbeda yaitu seorang imam, seorang Lewi dan seorang
Samaria. Dari ketiga sikap yang ditunjukan dalam perumpamaan
itu, hanya orang Samaria yang disebut Yesus yang paham
sesamanya manusia (ay.36-37). Kenapa? Karena orang Samaria
yang menunjukkan belas kasihan yang dibuktikan terhadap orang
yang tidak dikenalnya (ay.33,37). Orang Samaria menunjukan belas
kasihan dengan mengabaikan kepentingannya yang harus
diselesaikan saat itu, hingga melakukan dengan maksimal
pertolongannya dengan meninggalkan dua dinar kepada pemilik
penginapan bahkan bersedia mengganti kekurangannya.
Lalu bagaimana dengan sikap kita? Mampukah kita
mengasihi orang yang bukan bagian dari diri dan keluarga kita?.
Mungkin kita seringkali menolak dengan berbagai alasan yang tak
perlu sehingga kita mengabaikan yang paling perlu. Namun perlu
kita pahami bahwa iman kepada Kristus membuat kasih kita tidak
bergantung kepada keadaan di luar kita, tapi kepada keputusan
dalam diri kita. Pilihan untuk menyatakan kepedulian terhadap
orang lain ada di tangan kita. Roh Kudus pun tidak dapat
memaksakan kita untuk melakukan pertolongan terhadap orang
lain tetapi Roh Kudus selalu mengarahkan hati dan kehidupan kita
bahwa menolong orang lain dengan tulus akan membuat kita
melakukan kebenaran sesuai yang Kristus inginkan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 21


Kamis, 19 Mei 2022
Amsal 2:1-9

CARI DAN MILIKILAH HIKMAT


Dakai’ tu Kakinaan Ammu Toe Manda’i

Untuk mengetahui sesuatu yang belum kita tahu,


dibutuhkan waktu untuk belajar dan dalam proses belajar itulah
kita akan menemukan dan mengenal hikmat seperti apa yang
harus kita miliki dihadapan Tuhan.
Pada bagian ini, kitab Amsal menegaskan bahwa hikmat
Tuhan mengajak kita untuk menerima perkataan, menyimpan
perintah, memperhatikan hikmat, mencenderungkan hati pada
kepandaian, berseru kepada pengertian dan mencari serta
mengejar harta terpendam. Mencermati semua sikap ini, kita
belajar bahwa untuk memperoleh hikmat, harus ada usaha yang
serius, tidak mengenal lelah, bersemangat, jauh dari putus asa dan
terbuka untuk dipimpin oleh hikmat. Hikmat diibaratkan perak dan
harta terpendam, yang dapat kita gali lewat seringnya membaca,
melihat dan mempelajari Firman Tuhan sehingga hikmat Tuhan
yang kita peroleh akan menuntun kita untuk mendapatkan
kebenaran dalam kehidupan ini.
Lalu bagaimana kita merespons hikmat dalam kehidupan
kita? Kita hendaknya menghayati bahwa hikmat bersumber dari
Allah sehingga kita perlu menyediakan waktu untuk mendengar
firman-Nya dengan sungguh-sungguh. Selain itu, kita perlu
membuka hati dan pikiran kita mempelajari firman Tuhan. Kita
perlu menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan di
dalam doa dan persekutuan pribadi serta melakukan firman Tuhan
setiap hari. Dengan hikmat, kita akan dimampukan untuk
membuat keputusan dengan baik, benar dan tepat untuk dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang
harus dilakukan dan mana yang tidak. Karena itu carilah dan
milikilah hikmat. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 22


Jumat, 20 Mei 2022
Kisah Para Rasul 16:4-12

HIDUP DALAM TUNTUNAN ROH KUDUS


Tuo lan Panganta’-Na Penaa Masallo’

Pernahkah anda melakukan perjalanan ke suatu tempat


yang anda rindukan tetapi akhirnya anda berbaik arah ke tempat
yang lain karena di tempat itu ada sesuatu yang lebih menarik?
Paulus dan Silas melakukan perjalanan misi dari kota ke
kota menyampaikan pesan dan ajaran dari para rasul agar jemaat
dapat bertumbuh dalam imannya. Dalam perjalanan mereka
menuju Asia, Paulus mendapatkan penglihatan bahwa ada
seorang Makedonia yang berseru-seru minta tolong,
"Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami!" Dengan
penglihatan itu, Paulus berkesimpulan bahwa Allah memanggil
mereka untuk memberitakan Injil kepada penduduk Makedonia
(ay.10). Mereka berlayar melalui Samotrake dan sampai di
Neapolis kemudian Filipi (ay.11-12). Keduanya merespons
panggilan Allah, sekali pun tantangannya lebih besar daripada
daerah Asia. Mereka menunaikan panggilan Allah itu dengan setia.
Mungkin kita seringkali mencoba mencari arah hidup
berdasarkan pengalaman sendiri, tanpa melibatkan Roh Kudus,
sehingga kita berjalan sesuai yang kita inginkan. Kita hendaknya
sadar bahwa seberapa pun kita berusaha maka akan ada saatnya
kita berhenti dalam kejenuhan dan ketidakmampuan kita. Karena
itu melalui perikop hari ini, kita perlu belajar taat pada tuntunan-
Nya dan tidak mengeraskan hati meneruskan rencana hidup kita
yang tidak mengandalkan kuasa Roh Kudus. Paulus dan Silas telah
menunjukan kepada kita bagaimana mereka menghayati karya
Roh Kudus bekerja dalam pelayanan mereka sehingga mengubah
arah perjalanannya. Karena itu percayakanlah hidup kita kepada
Roh Kudus agar kita hidup sesuai petunjuk-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 23


Sabtu, 21 Mei 2022
Lukas 19:1-10

PANGGILAN YANG MENGUBAH


Petamba Ma’popembali

Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengubah


orang lain. Entah dengan cara yang keras ataupun dengan cara
yang halus tergantung bagaimana seseorang menyatakannya
kepada orang lain, karena yang paling penting ialah orang
tersebut dapat mengubah hidupnya ke arah yang lebih baik.
Pertemuan Yesus dan Zakheus merupakan sebuah
pertemuan yang mengubahkan kehidupan Zakheus. Mungkin
orang yang hadir saat itu bertanya-tanya ketika mereka
mendengar perkataan Yesus kepada Zakheus bahwa “Zakheus
segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di
rumahmu!" (ay.5). Yesus mengajaknya ketika Zakheus sedang
berada di atas pohon Ara yang ingin melihat Yesus. Mendengar
panggilan itu, Zakheus pun menyambut-Nya dengan sukacita
menuju rumahnya. Pertemuan dengan Yesus menjadi babak baru
bagi kehidupan Zakheus. Hidupnya diubahkan secara total
sehingga Zakheus berkata, "Tuhan, setengah dari milikku akan
kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang
kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat".
(ay.8). Sekalipun demikian, tetap saja ada cibiran karena
undangan Yesus kepada Zakheus, sehingga Yesus segera memberi
jawaban kepada mereka yang bersungut-sungut bahwa. "Hari ini,"
"telah terjadi keselamatan untuk rumah ini" (ay.9).
Undangan Yesus adalah anugerah yang mengubah hidup
kita. Karena itu berjiwa besarlah seperti Zakheus yang mengubah
hidupnya setelah dia berjumpa dengan Yesus. Yesus membawa
perubahan hidup yang radikal dan sampai sekarang pun Ia masih
terus menyebarkan undangan kepada semua umat manusia
melalui Roh Kudus. Karena itu berubalah kearah Kristus. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 24


Minggu, 22 Mei 2022
2 Tawarikh 15:1-19

REFORMASI
Ma’ba’rui

Menurut KBBI “reformasi” adalah suatu perubahan yang


terjadi secara drastis dimana tujuannya adalah melakukan
perubahan disegala bidang kehidupan. Reformasi terjadi di negara
Indonesia ketika Presiden Soeharto mengundurkan diri dari
jabatan Presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Masyarakat
menyambut dengan baik era baru dimana mereka berharap
kehidupan jauh lebih baik.
Hal tersebut terjadi pula dalam pemerintahan raja Asa
yang kala itu memimpin Israel. Sekalipun selama pemerintahannya
banyak perubahan yang telah dilakukan, namun perubahan itu
masih belum benar-benar menyeluruh. Buktinya masih sangat
banyak warganya yang menyembah berhala dan melakukan
perbuatan yang bercela. Hal tersebut membuat Tuhan
mengingatkan Asa melalui seorang Nabi untuk melakukan
perubahan agar mereka berbalik setia kepada Tuhan, dengan
jaminan bahwa Tuhan akan memberkati dan menyertai mereka.
Tanpa ragu Asa kemudian melakukan perubahan dengan
menghancurkan semua patung berhala dan membuat janji
bersama rakyatnya untuk setia kepada Tuhan. Mereka percaya
berkat dan penyertaan Tuhan akan terus mereka alami.
Dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, tentu masih
banyak segi kehidupan kita yang jauh dari kehendak Tuhan.
Seperti firman Tuhan yang datang kepada Asa, kita juga
diingatkan untuk berbalik kepada Tuhan sehingga jaminan berkat
dan penyertaan-Nya terus kita alami dan nikmati dalam kehidupan
ini. Mari merenungkan dalam diri kita, betapa pentingnya
perubahan sikap, kebiasaan dan perilaku hidup yang dibenci
Tuhan kepada hidup yang diperkenankan-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 25


Senin, 23 Mei 2022
Mazmur 93:1-5

DATU MATONTONGAN
Raja Yang Kekal

Iake ditiro lan tv totemo, maarassamno tau marua’


umpa’ulelean tu presiden tallu periode. Buda tau morai sia buda
duka tu noka’ belanna denmo atoran kumua sipenduanri periode.
Susimo to tu parenta lan lino den anggenna, apa iatu parentaNa
Puang tae ia anggenna.
Susi tu napamanassa Daud lan te pa’basan kumua iatu
kadatuanNa Puang tae anggenna susi kadatuan lan lino. Iatu Daud
mendadi datu lan lino sia den attu na kesonda. Iatu kadatuanna
sangattu’ri sia lan manna lino. Apa iatu Puang Matua iamo datu
matontongan. Iamo untoe kapayungan, umpobayu sielle’
kabarealloan, sia umpotambeke’ kapaan. Iatu kadatuanNa Puang
umpomarampa’ sia umpopaiman taunna. La’bi madao ia tu
kuasanNa na mintu’ apa lan te lino. Mandu paa anna angngo’
darra’na uai buda sia mariakna tasik. Iamo to kapua
kaparannuanna Daud tontong umpassare katuoan lako Puang
Matua. Iatu kadatuanNa tempon diopa mai anna titanan batu
katonan tu isungan kapayunganNa, sia inang tempon dio duka mai
anNa den. Itu kadatuanna tae ia anggenna sia matontongan sae
lakona.
Iatu katuoanta torro tolino inang den ia anggenna lan te
lino. Susi duka te mintu’ kakuasaan ba’tu kaparentan ba’tu
passanan, sia mintu apa tu den dio lu batang dikaleta den nasang
anggenna. Apa den tu kaparentan tu tang den anggenna, iamo tu
kadatuanNa Puang Matua. Iamo la mendadi kaparannuan lako kita
sola nasang kumua den Datu tu tontong ungkamaseiki’ sia
untuntun katuoanta. La tontongki tuo lan kaparannuan lan te
kadatuanNa Puang sia la tontongki’ umpassare katuoan lako
olona Puang Matua, Datu Matontongan, Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 26


Selasa, 24 Mei 2022
2 Tawarikh 34:1-7

GERAKAN PERUBAHAN
Pa’pana’ta’ Ma’popembali

Perubahan memang menjadi warna dari suatu masa


pemerintahan. Tentu jika kepemimpinan berganti, banyak harapan
dari rakyat akan kehidupan lebih baik. Gerakan perubahan ke arah
yang lebih baik akan membuat rakyat merasakan kesejahteraan.
Tetapi perubahan itu bisa dilakukan jika pemimpin memiliki jiwa
kejujuran dan kebenaran.
Raja Yosia pada awal masa pemerintahannya, diragukan
oleh banyak orang. Hal tersebut karena raja Yosia masih sangat
muda ketika diangkat menjadi raja. Kala itu Yosia berumur delapan
tahun ketika menjadi raja. Namun keraguan tersebut dijawab oleh
Yosia pada tahun kedelapan pemerintahannya dengan melakukan
suatu gerakan perubahan. Dia mulai mencari Allah Daud, bapa
leluhurnya. Ia kemudian mulai mengerti tentang Allah dan
kehendakNya. Sehingga pada tahun kedua belas
pemerintahannya, Yosia mulai mentahirkan Yehuda dan
Yerusalem dari berhala-berhala. Mezbah berhala serta patung-
patung dirobohkannya. Bukan hanya di Yehuda dan Yerusalem
tetapi ia juga melakukan pentahiran di kota Manasye, Efraim,
Simeon dan Naftali. Gerakan perubahan besar-besaran itu
dilakukan dengan dasar ketaatan kepada kehendak Allah.
Demikian pula dengan kehidupan kita sekarang ini, banyak
hal yang bisa diubah untuk semakin mendekatkan diri kepada
Tuhan. Demikian pula ketika ada perubahan baik yang
dikumandangkan oleh pemimpin-pemimpin kita, hendaknya kita
dukung dengan baik. Mungkin ada gerakan perubahan dalam
keluarga, jemaat, masyarakat, lingkungan pekerjaan kita dll, kita
semua memberi diri untuk bersama diubah ke arah yang lebih baik
untuk kemuliaan Tuhan, Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 27


Rabu, 25 Mei 2022
2 Tawarikh 34:20-33

MENJADI TELADAN
Mendadi Pa’tuladanan

Seorang pemimpin memang perlu menunjukkan sikap


hidup yang menjadi contoh atau teladan bagi orang yang
dipimpinnya. Secara khusus sebagai seorang raja yakni suatu
jabatan yang mengarahkan banyak orang dalam kekuasaannya
dan tentu membutuhkan sosok yang bisa memimpin dengan baik
dan benar.
Hal tersebut dinampakkan oleh raja Yosia dalam perikop
bacaan ini. Raja Yosia tidak berpuas diri atas tindakan baik yang
telah dilakukannya. Ia justru terus merenungkan dosa yang
dilakukan oleh bangsanya yang mendukakan hati Tuhan. Bahkan
ia mengkoyakkan pakaiannya sebagai tanda penyesalan akan hal
tersebut. Yosia terus meminta petunjuk dari Tuhan untuk dapat
memimpin dengan benar. Tuhan memberikan petunjuk melalui
nabiah Hulda yang menyampaikan dua hal penting. Yang pertama,
Yosia telah melakukan yang benar ketika ia bertobat dan
merendahkan diri di hadapan Tuhan. Yang kedua, tentang betapa
dahsyatnya penghukuman Allah yang akan menimpa Israel dan
Yerusalem karena meninggalkan Tuhan. Penghukuman itu masih
ditunda Tuhan pada masa pemerintahan Yosia karena sikapnya
sebagai pemimpin yang benar dan bisa menjadi teladan bagi
bangsa yang dipimpinnya.
Kita semua juga menjadi pemimpin dalam kehidupan ini.
Memimpin diri sendiri, memimpin keluarga, memimpin umat,
memimpin masyarakat, memimpin di tempat kerja masiang-
masing dll, semua itu harus dilakukan dengan ketaatan kepada
Tuhan dan memimpin dalam kebenaran. Sehingga semua orang
yang kita pimpin dapat meneladani sikap hidup kita. Biarlah kita
menjadi pemimpin yang membawa terang bagi orang lain, amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 28


Kamis, 26 Mei 2022
Lukas 24:44-53

PULANG DENGAN BERSUKACITA


Sule Situang Kaparannuan

Di suatu kampung terdapat seorang Ibu yang sangat


mengasihi anaknya. Ia membesarkan anaknya seorang diri dengan
penuh cinta. Tiba saatnya sang anak akan berangkat ke kota untuk
mencari pekerjaan. Tentu sang Ibu merasa sangat sedih dan berat
berpisah. Tetapi sang anak menguatkannya dengan berjanji akan
segera kembali dan menjemput Ibunya untuk tinggal bersama di
kota. Itu membuat sang Ibu pulang ke rumah dengan hati
bersukacita sekalipun harus berpisah sementara.
Murid-murid juga merasa sedih harus berpisah dengan
Tuhan Yesus. Sebelum terangkat ke sorga, Tuhan Yesus
menjelaskan kepada murid bahwa Ia telah bangkit mengalahkan
maut. Itu menjadi pengharapan bagi mereka semua. Mereka
adalah saksi dari kasih Tuhan bagi dunia. Tuhan juga memberikan
pesan kepada mereka untuk dengan setia menantikan Roh Kudus
yang akan diturunkan atas mereka di Yerusalem. Mereka harus
menunggu di Yerusalem sampai waktunya tiba mereka
diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus untuk menjalankan
kesaksian mereka bagi dunia. Setelah Tuhan Yesus terangkat ke
sorga, para murid sujud menyembah. Kemudian mereka kembali
ke Yerusalem dengan bersukacita karena janji yang mereka terima
dari Tuhan. Sambil menunggu janji Tuhan mereka semua bertekun
memuliakan Tuhan dalam bait Allah.
Lalu bagaimana dengan kita semua? Apakah kita seperti
para murid yang kembali dalam kehidupannya dengan bersukacita
dan selalu memuliakan Tuhan? Ataukah kita justru bersungut-
sungut menjalani kehidupan ini dan menjauhkan diri dari Gereja?
Mari kita bersukacita dan bertekun memuliakan Tuhan sambil
menanti kedatangan Tuhan kembali, Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 29


Jumat, 27 Mei 2022
Lukas 2:25-40

ORANG TUA YANG TAAT


Tumatua Makaritutu

Seorang ayah memarahi anaknya yang sedang asyik


menonton tv. “Yomel kenapa belum pergi ke gereja?” Semua
teman-temunmu sudah berangkat. Yomel kemudian menjawab
ayahnya “papa saja malas pergi ke gereja, paling-paling pergi
kalau natal saja dan kalau ada orang nikah”. Sontak sang ayah
terdiam dan malu karena mendengar anaknya berkata begitu.
Sosok orang tua tentu sangat berpengaruh kepada anak-
anaknya. Seperti halnya yang diperlihatkan Maria dan Yusuf dalam
perikop bacaan kita. Mereka dengan tekun pergi ke Bait Allah
untuk beribadah dan mempersembahkan persembahan kepada
Tuhan. Mereka taat pada aturan dan hukum Taurat sehingga
sangat sering mereka datang ke Yerusalem untuk beribadah di
Bait Allah. Termasuk menyerahkan Tuhan Yesus ketika masih bayi
untuk disunat sesuai dengan aturan orang Yahudi pada waktu itu.
Mereka sangat taat dan setia membawa Tuhan Yesus. Bahkan
Simeon sangat bersukacita dapat bertemu dengan Tuhan Yesus
sehingga ia merasa siap mati karena telah melihat Tuhan. Lebih
lagi dalam banyak perayaan orang Yahudi, orang tua Tuhan Yesus
datang ke Yerusalem untuk bersama-sama memiliakan Tuhan
dalam perayaan tersebut. Tuhan Yesus bertumbuh menjadi kuat
dan penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada padaNya.
Hal tersebut tidak lepas dari peran orang tuaNya yang
terus mendampingi dan rajin datang ke Bait Allah. Demikian pula
kita sekalian sebagai orang tua, memiliki tanggung jawab untuk
mendekatkan anak-anak kita kepada Tuhan. Sehingga mereka
mencintai Tuhan dan rajin beribadah. Demikian pula sebagai anak,
kita menuruti perintah Tuhan melalui orang tua kita sehingga kita
bertambah hikmat dan kasih karunia dari Tuhan, Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 30


Sabtu, 28 Mei 2022
Keluaran 33:11-23

HUBUNGAN YANG AKRAB DENGAN TUHAN


Matoto’ lan Kasiumpuran Sisola Puang

Seorang anak memiliki hubungan yang sangat dekat


dengan ayahnya. Baginya, sang ayah sudah seperti sahabat yang
selalu setia mendengar curhatan dan keluh kesahnya. Hubungan
mereka sangat akrab sehingga sang anak sangat sulit jauh dari
ayahnya. Demikian pula sang ayah yang selalu melindungi anaknya
itu. Hubungan akrab ini membuat mereka saling percaya.
Hubungan yang demikian diharapkan pula oleh Allah.
Namun hubungan akrab itu tidak bisa terjadi jika hanya dari pihak
Allah saja sedangkan orang Israel justru jauh dari Tuhan. Hal itu
membuat Allah ingin menghukum mereka apalagi setelah mereka
membuat patung lembuh emas untuk mereka sembah. Namun
kemudian Tuhan mengampuni mereka dan memerintahkan
mereka mempersembahkan perhiasan mereka untuk
pembangunan kemah suci. Suatu kali Musa dan Yosua masuk ke
kemah pertemuan hendak bertemu Tuhan. Musa sadar bahwa
hanya kasih karunia Tuhan yang menuntun mereka dan karena itu
hendaknya mereka semua memiliki hubungan yang akrab dengan
Allah. Bahkan Musa kemudian meminta tanda kemuliaan Tuhan
sebagai bukti kasihNya ada pada dirinya dan umatNya. Dan dalam
kasih Tuhan mengabulkan doa Musa. Hal tersebut menjadi tanda
dan bukti bagi umat Israel untuk menyembah Tuhan dan
memelihara hubungan yang akrab dengan Tuhan.
Hal tersebut juga semakin meyakinkan kita bahwa
Tuhanlah yang telah menuntun perjalanan hidup kita dalam suka
dan duka. Dia jugalah yang akan terus menuntun perjalanan kita
baik hari ini, esok, lusa dan seterunya, karena itu sepatutnyalah
kita menyandarkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan dan terus
memelihara hubungan yang akrab dangan Tuhan, amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 31


Minggu, 29 Mei 2022
Mazmur 29:1-11

RAJA ALAM SEMESTA


Datunna Mintu’ Ma’dandan Maritik

Banyak negara sekarang ini yang berlomba-lomba ingin


menjadi yang terkuat, terhebat dan paling ditakuti oleh negara
lain. Sebut saja negara-negara maju yang terus mengembangkan
tenaga nuklir sebagai senjata andalan mereka. Tak jarang para
pemimpin negara tersebut tak segan untuk menyerang negara
lain hanya untuk mendapat pengakuan bahwa mereka negara
yang lebih hebat dan kuat.
Berbeda dengan pemerintahan yang digambarkan Daud
dalam perikop bacaan ini. Daud menggambarkan bagaimana
kekuasaan Allah sebagai Raja yang berkuasa atas segala sesuatu.
Bukan hanya berkuasa didunia ini melainkan juga berkuasa di
sorga. Bukan hanya kepada manusia tetapi seluruh alam
ciptaanNya. Hal tersebut digambarkan dengan ungkapan “suara
Tuhan di atas Air, Tuhan mematahkan pohon aras Libanon, Tuhan
membuat gunung Libanon melompat-lompat, Tuhan bisa
menyemburkan api, Tuhan membuat padang gurun Kadesh
gemetar, Tuhan membuat beranak rusa betina yang
mengandung”. Semua ungkapan yang hendak menggambarkan
bagaimana kedahsyatan kuasa dan kebesaran Tuhan atas seluruh
alam semesta. Kebesaran-Nya nyata melalui penyertaanNya bukan
melalui serangan kepada pihak lain. Karena itulah Pemazmur
percaya bahwa Tuhan adalah Raja untuk selamanya dalam
kehidupannya.
Demikian pula dalam menjalani kehidupan ini, tentu
banyak persoalan dan pergumulan yang kita hadapi. Kita mungkin
kecewa, sedih, galau, khawatir karena berbagai masalah tetapi
kita percaya bahwa kita memiliki raja yang berkuasa atas
segalanya yaitu Tuhan. Dia pasti menolong kita, amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 32


Senin, 30 Mei 2022
Kisah Para Rasul 26:12-23

DITAMBAI MENDADI SA’BI


Dipanggil Untuk Bersaksi

Biasa lan katuoan iatu tau ditambai sia disua male


umpokadai tu katonganan iatu tau to melo gau’na sia to malolo
lalanna. Na iake denni tau kadake gau’ sia den napogau’
kakadakean, male umpokada katonganan, ma’din den tau tang
umporai sia noka untarimai. Belanna nakua lan penaanna kumua
“na iara tu lapokadangki na ia kalena mangka ma’gau’ sala”.
Apa susi duka iato tu napapayan Puang Matua lako rasulu’
Paulus. Lan kamadosanna belanna marassan umpakario-rio to
ma’patongan lako Kristus natambai Puang. Naurungan
umpatongan tu Puang Yesu anna ma’din membalik lako Puang.
Lan kamadosanna nanii Puang untambai sia ussuai male mendadi
sa’binna. Tae’ napalan ara’i Puang tu kasalan napogau’ tu mangka
umpakario-rio Puang sia to unturu’I. Apa nakamasei Puang
naurungan lan kalingkanna lako Damsyik napopembalikmi Puang
mendadi to nasua male umpokadai tu kareba kaparannuan.
Belanna mangkamo natambai sia nasua Puang male mendadi sa’bi
lako mintu’ tau, malemi tu Paulus randuk lako to Damsyik,
Yerusalem, Yehuda sia mintu’ to kapere’. Matoto’mi tu Paulus la
male untale’ ambun tu kareba kaparannuan belanna narondong
sia napassakke Puang Matua. Moiraka lanala’kai sia napatae to
Yahudi apa belanna pa’kamasena Puang ma’den bisapa male
umpokadai tu katonganan mendadi sa’binna Puang.
Susi duka lako kita sola nasang, kitamo te tu to madosa
apa nakamaseiki Puang, natambaiki’ sule lako kalena umpogau’ tu
katonganan sia mendadi sa’bi lako padanta to lino diona
kamasokanan sia kamamaseanNa Puang. Anna Puang Matua tu la
untuntun sia umpamatoto’ki mendadi sa’binna umpokadai tu
katonganan diona sanga madatunNa, amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 33


Selasa, 31 Mei 2022
2 Tawarikh 5:2-14

MARI BERSYUKUR
Mai komi anta Ma’kurre Sumanga’

Bagi orang Toraja, proses pembangunan suatu rumah


tentu menjadi hal yang sangat diperhatikan. Mulai dari rencana,
masuk ke hutan mengambil kayu, membawa kayu ke halaman,
mendirikan rumah dan pada akhirnya penyelesaian rumah melalui
syukuran. Hal ini hendak menunjukkan bahwa pada setiap proses
tersebut mereka percaya bahwa Tuhan yang menolong dan
memampukan mereka.
Demikian pula yang dirasakan oleh raja Salomo bersama
semua orang Israel. Mereka sadar betul bahwa Tuhanlah yang
menolong dan memberkati mereka mulai dari rencana, proses
hingga tahap akhir penyelesaian bangunan Bait Suci. Salomo
begitu sadar bahwa semua bisa dilalui karena tuntunan Tuhan
bukan karena kekuatan dan kemampuan mereka. Pada akhirnya
mereka kemudian melaksanakan upacara pentahbisan gedung
Bait Suci yang akan menjadi pusat peribadahan mereka kepada
Tuhan. Pada acara tersebut raja Salomo tidak melupakan aturan
dan ketetapan yang ada. Ia mengumpulkan tua-tua Israel, kepala
suku serta pemimpin puak agar berkumpul di Yerusalem.
Tujuannya adalah untuk mengangkut tabut perjanjian Tuhan dari
Sion untuk ditempatkan di Bait Suci. Semua orang dalam peran
masing-masing bersyukur atas selesainya Bait Suci itu. Mereka
menghayati kemurahan dan kebesaran Tuhan bagi mereka semua.
Demikian hendaknya dalam kehidupan kita, anugerah dan
kasih Tuhan terus kita alami. Tetapi kita sering kali lupa untuk
bersyukur kepada Tuhan. Saat sulit kita berdoa tetapi saat senang
dan berhasil kita melupakan Tuhan. Bersyukurlah kepada Tuhan
melalui semua yang diberikan Tuhan, baik itu rumah, pekerjaan,
kesehatan, usaha, kelulusan dll. Mari terus bersyukur, amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 34


Rabu, 1 Juni 2022
Lukas 9:22-27
SETIAP HARI
Keallo-keallo

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal


dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." Luk. 9:23.
Status sebagai murid Yesus atau pengikut Yesus sungguh amat
berat, namun untuk itulah kita bersedia menjadi murid-Nya.
Menjadi murid adalah sebuah kondisi yang hanya bisa dilalui
melalui perjuangan. Perjuangan pertama adalah kesediaan untuk
menyangkal diri. Kesediaan untuk mengesampingkan identitas
duniawi dan fokus pada identitas sebagai pengikut Kristus. Hal
menyangkal diri memang ringan saja diucapkan, namun dalam
menjalaninya sungguh amat berat. Adalah menjadi
kecenderungan manusia setiap hari adalah memperkenalkan diri.
Kalau nama salah disebut kita marah. Kalau nama tidak disebut
lengkap dengan gelar kitah marah. Kalau orang lupa menyebut
nama kita di tempat acara kita bersungut-sungut.
Perjuangan kedua adalah kesediaan untuk memikul salib
sendiri. Kesediaan serta keberanian untuk berkata tidak terhadap
keinginan pribadi. Kesediaan untuk tidak melayani nafsu pribadi.
Memikul salib adalah kesiapan untuk sewaktu-waktu menjadi
sasaran olokan dan ejekan. Sungguh tidak menyenangkan, namun
inilah jalan untuk bisa disebut sebagai murid Yesus.
Cara ini telah dialami bahkan dicontohkan oleh Yesus
seperti; ketika Ia digiring ke Golguta sambal memikul salib sendiri,
ketika Ia berdoa di taman Getsemani. Yesus berjuang
mengalahkan keinginan diri sendiri dan berserah penuh pada
keinginan Bapanya. Setiap hari hidup orang percaya adalah
perjuangan untuk menahan dan mengalahkan keinginan pribadi.
Karena itu jadikanlah hari ini sebagai kesempatan untuk
mengalahkan keinginan diri sendiri, dan teruslah berserah kepada
Bapa sebagai sumber kekuatan kita. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 35


Kamis, 2 Juni 2022
Galatia 5:16-26

HIDUPLAH OLEH ROH


La Narendenkomi Penaa lan torro Ke'de'mi

Tidak dapat disangkal bahwa orang-orang Kristen kadang-


kadang masih memperlihatkan cara hidup yang bertentangan
dengan identitasnya sebagai orang Kristen.
Dalam bacaan ini Paulus menyebut beberapa misalnya:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta
pora (ay.19-21). Menurut Paulus, kelakuan seperti ini merupakan
tanda bahwa orang itu masih hidup atas dorongan keinginan
daging. Paulus sangat tegas mengatakan bahwa orang yang masih
melakukan hal seperti ini tidak akan mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah. Itulah sebabnya Paulus menyampaikan nasihat:
Hiduplah oleh Roh; biarlah Roh Allah membimbing kamu; supaya
hanya mengikuti petunjuk-petunjuk Roh Kudus. Paulus tahu
bahwa tanpa tuntunan Roh Kudus, tabiat dosa akan sangat kuat
mempengaruhi hidup manusia. Hanya Roh Kudus yang akan
membimbing dan menuntun manusia mengalami pembaruan dari
hari ke sehari.
Orang Kristen bukanlah orang-orang yang bebas dari
berbagai godaan dosa. Setiap hari iblis selalu mencari kesempatan
untuk menggiring pada cara hidup yang bertentangan dengan
identitas sebagai murid Tuhan. Banyak hal bisa dipakai iblis untuk
menggiring kita agar tetap berkanjang dalam dosa. Bisa memakai
uang, bisa memakai kuasa, bisa memakai seks. Bahkan bisa
menggunakan orang-orang terdekat untuk membisikkan maksud
iblis. Itu adalah bisikan beracun. Karena itu waspadalah!...
Hiduplah oleh Roh. Karena Roh Kuduslah yang akan membimbing
serta menuntun untuk hidup sebagaimana mestinya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 36


Jumat, 3 Juni 2022
Galatia 6:1-10

MEMIMPIN KE JALAN YANG BENAR


Ma’panundu’ Lako Lalan Katonganan

Dalam sebuah kepanitiaan, kebanyakan menetapkan satu


bagian yang namanya penasihat. Penasihat itu memuat sejumlah
lembaga dan sejumlah orang yang dianggap dapat memberikan
pertimbangan dan nasihat agar kegiatan panitia dapat berjalan
dengan baik.
Hal ini juga dinasihatkan oleh Paulus kepada Jemaat di
Galatia. Paulus menekankan bahwa jika ada anggota jemaat yang
melakukan pelanggaran (dosa) dalam persekutuan, maka orang
itu harus dibimbing untuk kembali ke jalan yang benar. Orang
yang melakukan pelanggaran tidak boleh dibiarkan untuk terus-
menerus berkanjang dalam dosanya. Rasul Paulus menegaskan
bahwa: jika seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran
(dosa), maka kamu yang rohani harus memimpin orang itu ke jalan
yang benar. Membimbing orang berdosa ke jalan yang benar
merupakan keharusan. Tidak boleh ada yang bermasa bodoh
terhadap anggota persekutuan yang melanggar. Orang percaya
hendaknya saling menasihati sebagai wujud panggilan sebagai
anggota persekutuan.
Dalam melakukan semua itu, Paulus menasihatkan agar
jangan jatuh ke dalam pencobaan. Pencobaan disini bisa berupa
kecenderungan untuk juga ikut melakukan dosa, dan juga dapat
menggiring seseorang untuk merasa lebih rohani dan lebih saleh
(sombong rohani). Kalau begitu setiap nasihat mesti disampaikan
dengan lemah lembut dan rendah hati. Karena itu nasihatilah
sesamamu dengan lemah lembut dan tetaplah rendah hati dalam
menyampaikannya. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 37


Sabtu, 4 Juni 2022
Yesaya 44:1-8

ALLAH TETAP MENGENAL KITA


Tontongki’ Napemaranga Puang

Kalau kita kurang yakin bahwa seseorang mengenal kita,


maka kita akan ragu-ragu berkomunikasi dengan orang itu,
bahkan kita bisa berusaha menjauhinya. Ketika umat Tuhan sudah
lama berada di pembuangan, keadaan mereka semakin terpuruk.
Mereka tidak hanya kehilangan harapan untuk kembali, tetapi juga
merasa dilupakan, ditinggalkan bahkan merasa tidak dikenal lagi
oleh Tuhan. Sebagai akibat dari beban perasaan mereka, ahirnya
mereka semakin menjauh dari kehendak Tuhan.
Dalam kondisi yang mereka alami, Allah melalui Yesaya
datang menjumpai mereka dan berkata “dengarlah, hai Yakub,
hamba-Ku, dan hai Israel, yang telah Kupilih”. Mereka disapa
dengan nama Yakub, dan juga dengan nama Israel. Nama Yakub
menggambarkan kehidupan lama mereka, sedangkan nama Israel
menggambarkan kehidupan baru berdasarkan karya Allah sendiri.
Yesaya menegaskan bahwa Allah tetap mengenal mereka. Semua
perbuatan mereka baik yang buruk maupun yang baik, semuanya
diketahui oleh Allah. Mereka sepertinya sudah tidak mengenal
Allah namun Allah tetap mengenal mereka sebagai umat yang
telah dipilih-Nya. Allah tetap berkarya untuk membentuk mereka
sesuai rencana dan kehendak-Nya.
Jika Allah tetap mengenal manusia walaupun tetap
berdosa, apa yang seharusnya dilakukan? Ayat 5, memberi
petunjuk bahwa sebagai umat yang tetap dikenal oleh Tuhan,
maka seharusnya kita tetap mengakui bahwa kita adalah milik
Tuhan. Harus disadari bahwa tidak ada yang tersembunyi di
hadapan Tuhan. Bahnyak hal yang kadang menekan hidup kita,
sehingga kita kehilangan pengharapan. Karena itu ingatlah selalu
bahwa dalam kondisi apapun Allah tetap mengenal kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 38


Minggu, 5 Juni 2022
Mazmur 104-24-35

SEMUA DIBAWAH KUASANYA


Ia tu Mintu’na Lan Nasang Kuasan-Na

Tidak dapat disangkal bahwa Tuhan itu sumber hidup. Ia


memperlengkapi kebutuhan hidup manusia dan semua mahkluk
hidup yang diciptakanNya. Dengan demikian akan terjadi
kelangsungan siklus kehidupan di atas alam ini.
Semua yang diciptakan baik benda mati maupun mahkluk
hidup memiliki fungsi. Hal ini menujukkan kebijaksanaan Sang
Pencipta (ay.24). Dan mestinya hal itu yang harus menjadikan
manusia bersukacita dan memuliakan Tuhan. Karena Dia berdaulat
atas semua ciptanNya, Dia yang menciptakan benda-benda
penentu waktu untuk mengatur siklus alami termasuk manusia,
yang pada gilirannya mencari makan pada siang atau malam hari
karena siang dan gelap berada dalam kuasa Sang Pencipta (ay.19-
23). Karya ciptaan Tuhan sangat mengagumkan termasuk luasnya
lautan dan segala mahkluk yang ada di dalamnya. Lautan yang luas
dan dalam, yang menurut kepercayaan kafir kuno adalah
pengacau, namun semua kuasa itu tunduk di bawah otoritas
Tuhan. Tidak ada aspek kehidupan yang berada di luar kedaulatan
Tuhan.
Karena itu kita diingatkan oleh Pemazmur untuk merespons
dengan benar kuasa Tuhan dengan cara: Pertama, Mensyukuri
segala kebaikan Allah yang telah memberikan hidup dan
kepercayaan untuk mengelolah ciptaanNya serta memeliharanya
dengan baik demi keutuhan ciptaan alam semesta. Kedua, Tidak
boleh ada sikap masa bodoh terhadap kondisi lingkungan kita
yang tidak terpelihara dengan baik. Kita harus memiliki inisiatif
untuk menata alam sekitar kita agar siklus kehidupan berjalan
dengan normal dan mendatangkan damai sejahtera. amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 39


Senin, 6 Juni 2022
I Korintus 2:6-11

KAKINAANNA PUANG MATUA


Hikmat Tuhan

Ia tu kakinaan nadaka’ sia nakamali’ buda tau. Apa tae’


namintu tau tuo lan kakinaan. Na susi to bu’tumi pekutana kumua
apa tonganra tu disanga kakinaan. Ia tu kainaan batuanna tuo
mengakola lako pa’poraianna Puang Matua. Buda ditiro den tu tau
nasanga tuomo lan kakinaan apa ia tu pengguranna tangsituru
pangadaranna sura’madatu.
Iamote tu nasanga Paulus kakinaanna te lino. Kakinaan
susite ladiputtai undinna (aya’6). Ia tu napa’pangadaranNa Puang
matua susi tu napessa’bian Paulus lan ayat 7 kumua Ia tu kipokada
kakinaaNa Puang Matua tu nalapakmo Puang Matua tempon dio
mai la tapomala’bi’. Kakinaan iate tang nalambi’ pangulunna te
lino saba’ iake latanatandaimi tae’ annala unna’ta’I tu Puang
Yesus. Batuanna iatu kakinaan-Na Puang Matua Menggaronto’ lan
kasalamaran tu diparandan uledu’I kamateanna Puang Yesu.
Iamote tu nasanga Paulus lan aya’9 nakua: Ia tu apa tang nakitapa
mata sia tang narangipa talinga sia tang saenapa lan penanna to
linon naparandananno to ungkamali’i. Apara tu tangnakitapa
tolino sia tang narangipa? Ia tu kakinaan lu dio mai Puang matua
iamo kakinaan sundun sia tongan tu tangdianggean lako mintu’
tau. Pa’kaboro’-Na Puang Matua iamao pa’kaboro tu undaoanni
mintu pa’kaboro’na tolino tu mangkamo nasundunni lan Puang
Yesus dao kayu salib.
Pa’kaboro’ susimote tu sipatu latapopembua lan katuanta
anna mendadi pa’tuladanan sangka’. Budamo soyanan pa’kaboro’na
tolino butung randukmo malaun susinna lanlu pa’rapuan, tondok
sia kombongan, belanna natumangmo barang apa sia kano’koran
ba’tu kuasa. Iamoto angkaranmi tu pa’kaboro’ umpa’tuladanni
pa’kaboro’-Na Kristus anna den tontong rapa’ sia marampa’.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 40


Selasa, 7 Juni 2022
Yehezkiel 11:14-25

HIDUP DALAM PEMELIHARAAN ALLAH


Tuo lan Pangrondong-Na Puang Matua

Bagaimana perasaan saudara jika pernah jatuh karena


melawan perintah Tuhan? Adakah sadara mengatakan mungkin
ada rencana Tuhan yang berproses dalam hidupku? Ataukah kita
menghakimi orang lain sebagai penyebab pergumulan itu?
Allah menjawab Yehezkiel yang bergumul karena umat
Israel telah menjauhi-Nya. Akibatnya, mereka harus menjalani
hukuman dengan cara menjadi orang buangan di negeri asing.
Namun, hal ini bukan akhir bagi mereka. Allah berjanji bahwa ada
saatnya Tuhan akan menghimpun mereka kembali (ay.14-17). Akan
tiba saatnya Allah menuntun mereka pulang ke tanah Perjanjian
dan mereka akan tetap tinggal di sana. Konsekuensinya, umat
Israel harus bertobat. Setelah dibebaskan dari pembuangan,
mereka harus meninggalkan segala penyembahan berhala (ay.18).
Mereka akan hidup taat kepada Allah dengan mengikuti hukum-
Nya dengan setia, dan hidup mereka sungguh-sungguh
menunjukkan jati diri sebagai umat milik Allah, tetapi jika mereka
tetap menyembah berhala, maka hukuman yang lebih berat
menanti mereka (ay.19-21).
Kasih Allah yang sempurna terlihat dari pemeliharaan-Nya.
Ia ingin agar manusia yang dikasihi-Nya hidup di dalam segala
berkat-Nya. Namun, manusia adalah makhluk yang tidak
sempurna sehingga sering melakukan kesalahan. Allah pasti
menghukum umat-Nya yang berbuat dosa namun Ia tetap
mengasihi dan mau menyelamatkan mereka. Allah menjatuhkan
penghukuman, tetapi di saat yang sama Ia juga menjanjikan
pemulihan dan pembaruan. Keyakinan akan kasih Allah yang
sempurna seharusnya membuat kita berusaha untuk melakukan
segala kehendak-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 41


Rabu, 8 Juni 2022
Lukas 1:26-38

TUNDUK DAN BERSERAH


Tukku Massorongan

Merespons setiap perintah dari atasan tidak selalu mudah.


Terkadang hati kita menolak karena bertentangan dengan
keinginan dan kebiasaan kita. Demikian pun juga sebagai orang
percaya, sering kali Allah meminta kita melakukan sesuatu di luar
nalar kita, seperti ketika Dia meminta Abraham untuk
mempersembahkan Ishak. (Kej.22:1-2) Karena itu, banyak orang
Kristen yang lebih suka hidup menurut kehendaknya sendiri
ketimbang hidup menurut kehendak Allah. Namun, hal berbeda
kita saksikan dalam bacaan kia hari ini.
Setelah lewat enam bulan berita tentang kelahiran
Yohanes, malaikat Gabriel sekali lagi diutus ke Nazaret untuk
menyampaikan berita kelahiran yang jauh lebih besar dan agung
kepada Maria, dari keturunan Daud (ay.26-27). Allah berkenan
menyatakan anugerah-Nya dengan memilih seorang perawan,
yang tidak terpandang. Ia akan menjadi ibu dari Mesias, yang
dijanjikan Allah. Anaknya akan dinamai Yesus (artinya Allah adalah
keselamatan) dan disebut sebagai Anak Allah yang Maha tinggi
(ay.31-32). Anak itu akan menjadi Raja yang mewarisi takhta Daud
dan akan memerintah atas seluruh umat Israel dan juga umat-Nya
sampai selama-lamanya.
Mendengar berita yang begitu mencengangkan itu, Maria
bertanya kepada Malaikat bagaimana ia dapat mengandung,
sebab ia belum bersuami, namun setelah Gabriel menjelaskannya,
dengan iman dan dalam kerendahan hati Maria menjawab “jadilah
padaku menurut perkataanMu itu. "Sebuah sikap tunduk dan
berserah yang bulat dan tidak memperhitungkan harga dirinya
sendiri. Adakah sikap tunduk dan berserah seperti Maria telah
menjadi bagian dari kehidupan beriman kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 42


Kamis, 9 Juni 2022
Efesus 1:15-23

KENALI TUHAN DENGAN BENAR


Kanassai tonganni tu Puang

Rasul Paulus memiliki kesan tersendiri akan iman dan kasih


yang tumbuh dalam kehidupan jemaat Efesus.
Hal inilah yang membuat Paulus membuatnya bersyukur
kepada Tuhan. Ia berdoa supaya Tuhan memberikan hikmat
kepada jemaat Efesus agar mereka memiliki pengenalan yang
benar tentang Allah (ay.17). Paulus juga berdoa agar mata hati
mereka terang dalam memahami kekayaan kemuliaan yang
ditentukan Allah bagi orang-orang kudus (ay.18) dan betapa hebat
kuasa-Nya bagi kita yang percaya (ay.19). Semuanya itu dikerjakan
Allah dalam Kristus yang telah bangkit dan duduk di sebelah kanan
Bapa di surga.Kebangkitan dan kenaikan Kristus adalah karya
Allah dan bukti kemenangan-Nya atas segala kuasa yang ada di
dunia. Allah telah memberikan tempat yang terhormat dan
kekuasaan tertinggi kepada Kristus, Sang Kepala atas jemaat, yang
adalah tubuh-Nya. Allah menjamin bahwa Ia akan memimpin dan
menyertai umat-Nya melalui Roh Kudus selama-lamanya (ay.21).
Rasul Paulus menyadari betapa pentingnya setiap orang Kristen
mengenal Tuhan dengan benar supaya memiliki iman yang
tangguh. Dengan iman yang teguh, setiap orang Kristen mampu
melewati setiap pergumulan dan beroleh kemenangan di dalam
pertolongan-Nya.
Dengan iman yang kokoh, akan mendorong umat Allah
menjadi saksiNya, yaitu saksi yang akan berbicara tentang
kekayaan kemuliaan-Nya dan tentang kuasa Allah yang telah
membebaskan manusia dari dosa dan kuasa jahat. Pengenalan
yang benar tentang Allah akan melahirkan sikap, tindakan, dan
perbuatan hidup yang benar, dan akhirnya, setiap orang Kristen
yang menjadi saksi-Nya akan mengharumkan nama Allah. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 43


Jumat, 10 Juni 2022
Mazmur 8:1-10

MANUSIA DI MATA TUHAN


To lino dio Pentiro-Na Puang

Sebagian orang beranggapan bahwa harga dirinya


ditentukan oleh apa yang dimilikinya. Karena itu jangan heran
kalau mereka suka memakai barang yang bermerek, makan
makanan yang mahal, mengendarai kendaraan yang mahal dan
tinggal di rumah yang mewah. Jika ia tidak sanggup mencapainya,
seakan ia merasa tidak berharga di antara sesamanya.
Daud memuji Tuhan Pencipta yang mulia dan agung ketika
ia melihat hasil karya Tuhan yang luar biasa yaitu langit, bulan dan
bintang-bintang. Daud menjadi merasa begitu kecil dan hina
sehingga menyebut dirinya (manusia) dengan "apa" dan bukan
"siapa", seperti sebutan sebuah benda. Daud bahkan dalam
keberadaannya merasa tidak layak untuk diingat dan diindahkan
oleh Tuhan. Tetapi Daud tidak berhenti pada perasaan yang kecil
dan hina karena ia menemukan bahwa Tuhan membuat manusia
hampir sama seperti Allah. Allah memahkotai manusia dengan
kemuliaan dan hormat, bahkan membuat manusia berkuasa atas
segala buatan tangan-Nya.
Manusia begitu berharga di hadapan Tuhan karena telah
diciptakan dengan baik, diberi karunia-karunia dan kepercayaan.
Di sekitar kita, ada orang-orang yang begitu rendah diri, merasa
kurang berharga dan tidak puas dengan dirinya. Mereka begitu
haus akan perhatian, pujian, dan penghargaan dan mencarinya
dengan apa yang mereka lakukan dan miliki (harta dan kuasa).
Marilah menyadari dengan benar bahwa di mata Tuhan kita
sangat berharga. Karena itu Sang pencipta memberikan
kepercayaan kepada kita untuk sungguh-sungguh mengasihi dan
menghargai hidup ini sebagai ciptaan Tuhan yang sungguh mulia
dan dikasihi-Nya. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 44


Sabtu,11 Juni 2022
Lukas 2:41-52

HIDUP MENGALAMI PROSES


Ullingkai melo Tiparanta’na Katuoan

Apa yang kita bayangkan andaikan menjadi orang tua


Yesus? Mungkin kita akan mengatakan hal itu sulit dibayangkan
dan pasti tidak mudah. Kira-kira seperti itulah yang dirasakan
Yusuf dan Maria. Dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa seorang
laki-laki Yahudi harus menghadap hadirat Tuhan sebanyak tiga kali
dalam setahun, yaitu pada hari raya Roti Tidak Beragi dan hari raya
Pondok Daud (Ul.16:16). Pada masa Yesus, orang-orang yang
tinggal jauh dari Yerusalem biasanya menghadiri satu hari raya
saja.Pada waktu itu, Yusuf dan Maria harus melakukan perjalanan
sekitar 80 mil jauhnya ke Yerusalem untuk merayakan Paskah
(ay.41). Sesudah perayaan selesai dan mereka dalam perjalanan
pulang, barulah Yusuf dan Maria menyadari bahwa Yesus tidak
ada bersama mereka (ay.44-45).
Jika kita pernah merasakan kehilangan anak, tentu kita
akan panik, pikiran kita akan dipenuhi dengan prasangka buruk,
bahwa ia diculik atau mungkin kecelakaan, dan bayangan lain yang
berujung keburukan. Bayangkanlah perasaan ketika Maria ketika
menjumpai Yesus di Bait Allah, perasaannya mungkin lega
sekaligus jengkel dan marah. Maria dan Yusuf agak sulit
memahami respons Yesus ketika Yesus mengatakan "Mengapa
kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada
di dalam rumah Bapa-Ku?”
Kisah ini mengajarkan kita untuk bagaimana mengalami
proses dalam hidup kita seperti Yesus memperlihatkan hidup-Nya
sebagai manusia dan sebagai Anak Allah mengalami proses
selama 18 tahun. Jika begitu lama proses yang harus dilalui Yesus
sebelum melayani, mengapa kita sering ingin melakukan sesuatu
tanpa proses? Jalanilah proses untuk menuju kematangan. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 45


Minggu, 12 Juni 2022
Efesus 4:1-16

KESATUAN ROH
Sanginaa Tete Dio Penaa

Pengikat berfungsi untuk menyatukan benda-benda yang


terpisah. Misalnya, pengikat sapu lidi, berfungsi untuk
menyatukan batang lidi yang terpisah-pisah sehingga menjadi satu
dan berfungsi sebagaimana mestinya: menjadi sapu yang dapat
dipakai untuk membersihkan (menyapu) halaman. Ilustrasi ini
dapat mengantar kita untuk memahami mengapa Kitab Efesus
sangat menekankan Kesatuan Roh sebagai pengikat jemaat.
Kesatuan Roh harus dipelihara dalam bingkai kesatuan
yang utuh: satu tubuh, satu Roh, satu pengharapan, satu Tuhan,
satu iman, satu baptisan, satu Allah (ay. 3-6). Kesatuan Roh ini
berimplikasi pada kehidupan Orang Kristen baik secara pribadi
terlebih dalam kehidupan berjemaat. Orang Kristen didorong
untuk hidup sesuai panggilan Kristen, yaitu mengutamakan
rendah hati, lemah lembut, sabar dan penuh kasih (band. 1 Tes
2:12-15; Kol 1:10). Perbedaan-perbedaan karunia yang ada pada diri
setiap anggota jemaat, terutama pada para pemimpin dalam
jemaat, diberikan oleh Allah agar jemaat saling melengkapi untuk
pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian, jemaat akan
hidup dalam kesatuan iman dan pengetahuan akan karya Allah
dalam Yesus Kristus. Selain itu, melalui karunia-karunia yang
diberikan dapat membentuk jemaat menjadi pribadi yang
sempurna, matang dan dewasa dalam Kristus, artinya memiliki
iman yang teguh, tidak mudah terombang-ambing dengan rupa-
rupa pengajaran palsu yang merongrong jemaat (ay.14).
Sebagai pengikut Kristus kita telah diikat dan disatukan
oleh Roh Kudus dan menjadi bagian dari anggota-anggota tubuh
dimana Kristus yang menjadi Kepala. Karena itu, mari kita tetap
memelihara kesatuan sebagai perwujudan Keluarga Allah. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 46


Senin, 13 Juni 2022
Efesus 5:1-21

LUMINGKA LAN ARRANG


Berjalan di dalam Terang

Lan te pa’basanta, dipokada tu da’dua rupanna


penggauranna to lino nenne’ dadi sia ditiro. Iate duang rupa
penggauran pantan senga’ torroanna sia penggarontosanna. Iatu
misa’, menggaronto’ lan arrangNa Puang Matua belanna unturu’
Puang Matua, umpatongan Puang Yesu sia Naponnoi Penaaa
Masallo’. Na iatu misa’napa menggaronto’ lan kamalillinan, iamotu
to manoka untarima Puang Yesu, ullutu tombang aluk
kasalamaran sia nakabu’pa kuasa kamatean.
Belanna sisengaran penggarontosanna, iamoto anna
sisengaran duka buanna lako tu to umpogau’i. Iatu to tuo lan
kamalillinan, iamo tu to umpogau’ bang kakadakean sia mintu’
penggauran maruttak (ay.3), umpogau’ penggauran megi’giran,
ma’ulelean tang kebattuan sia rongga, ma’pangngan buni, basisi
inaa sia menomba lako deata. Ia tu to tuo lan penggauran iate
manassa tangla umpomana’ ParentaNa Kristus.
Ia tu to tuo lan arrangNa Puang Matua, tuo lan
kasialamasean, sia tontong umpapayan pa’kaboro’ ondongpa
tontong makaritutu lako sukaran aluk-Na Puang Matua. Matumbai
anna sipatu diangkaran tu pa’kaboro’, belanna iamoto tu sangka’
pa’tuladanan diomai Puang Yesu tu mangka umpemalaran kaleNa
mendadi pesuru’ tu ullendokanki’ diomai kuasa kamalillinan
belanna dosa. lan ay.8-9, dipamata’tak kumua mangkamoki
Napemasiangi Puang Yesu, na iatu bua kamasiangan iamotu
kameloan, kamaloloan sia kamanapparan, sia lan Yoh.8:12 nakua
Puang Yesu “Akumo te tu arrangna lino. Minda-minda unturu'Na',
tae' nala lumingka lu lako lu dio mai lan malillinna, sangadinna la
den arrang katuoan dio. Ta pengkaolaimi tu Kristus anta tontong
tuo sia luminka lan arrang-Na. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 47


Selasa, 14 Juni 2022
Lukas 1:46-56

JIWAKU MEMULIAKAN TUHAN


Deatangku Umpekalangka'I Puang Matu

Karl Marx terkenal dengan teori “pertentangan kelas”, ia


menyatakan bahwa manusia sejak lahir telah berada dalam
perbedaan dan pertentangan kelas sosial: bangsawan-budak,
kaya-miskin, kuat-lemah, dan lain-lain. Situasi ini sudah menanti
setiap manusia yang akan lahir. Fatalnya, perbedaan kelas sosial
selalu diikuti dengan kenyataan yang buruk bagi sebagian besar
manusia, dimana penindasan, pemerasan, kesewenang-wenangan
akan selalu hadir dalam berbagai bentuk kehidupan.
Kalau kita membaca dengan seksama Nyanyian Pujian
Maria, apa yang diutarakan oleh Karl Marx ternyata bukanlah hal
baru. Jauh sebelumnya Alkitab telah memberi gambaran
bagaimana perbedaan kelas sosial adalah kenyataan yang harus
dihadapi oleh manusia pada masa Maria mengandung bayi Yesus.
Perbedaan kelas sosial tersebut telah membuat manusia menjadi
congkak (ay.51), jurang yang menganga antara penguasa dan
orang pinggiran (ay.52) dan kelaparan akibat eksploitasi (ay.53).
Hal ini membuat manusia sulit menerima manusia lain sebagai
sesamanya. Dalam situasi itu, Maria merenungkan kedatangan
Sang Juruselamat melalui rahimnya sebagai bentuk keberpihakan
Allah kepada orang-orang menderita dan terpinggirkan.
Allah mengasihi semua orang dan menghendaki supaya
orang percaya merasakan damai sejahtera yang daripadaNya.
Kasih Allah tidak dapat dibatasi oleh sekat-sekat yang ada di dalam
kehidupan manusia. Allah sangat peduli kepada orang-orang yang
terpinggirkan dan tertindas. Allah telah memberikan kelegaan
kepada Maria, demikianpun bagi kita jika kita senantiasa setia dan
hidup dalam pengharapan kepada-Nya. Untuk itu Muliakanlah
Tuhan senantiasa dalam hidup ini.Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 48


Rabu, 15 Juni 2022
Mazmur 124:1-8

SELAMAT DARI BAHAYA


Tilendok Diomai Kasanggangan

Pernahkah kita merenungkan perjalanan kehidupan kita di


masa lalu? Sebagai manusia, bahaya dan pergumulan hidup
seringkali mengancam kehidupan kita dan membuat kita terpuruk.
Bagaimana kita meresponnya selama ini?
Pemazmur menggambarkan ancaman yang begitu besar
dari segala penjuru yang pernah dan masih silih berganti
menghimpit, bahkan mengancam bukan hanya bagi dirinya tetapi
juga bagi bangsanya (ay.3-5), namun pertolongan Tuhan juga
tanpa hentinya dinyatakan. Ia menyadari bahwa ia bersama
bangsanya lemah dan tidak mampu melepaskan diri dari bahaya
dan ancaman, namun mereka tetap yakin bahwa kekuatan akan
dianugerahkan Allah bagi mereka, dan bahwa Allah akan terus
berpihak kepada mereka. (ay.1). Mereka sungguh meyakini bahwa
jika bukan karena Tuhan yang memihak atas mereka, mereka tidak
akan mampu lepas dari bahaya dan jerat para musuh. Oleh karena
itu pemazmur mengajak segenap umat untuk mengingat dan
bersyukur atas perbuatan ajaib Tuhan yang telah dialami.
Dalam realita hidup, berbagai situasi sering menjadi
ancaman bagi kita, karena semakin maraknya berbagai jenis
kejahatan, berbagai pergumulan dalam keluarga, dalam
pekerjaan, masaalah ekonomi, penyakit, dan lain-lain. Mazmur 124
ini menjadi kekuatan bagi kita. Dahulu Allah menyatakan kuasaNya
membebaskan Israel dari perbudakan dan bahaya, Dia jugalah
yang berkuasa atas kehidupan kita saat ini yang akan senantiasa
membebaskan kita dari segala bahaya. Jika Allah yang Maha
besar, berkuasa atas langit dan bumi bahkan seluruh ciptaan,
apalagi atas kehidupan kita sebagai manusia. Ingat bahwa Allah-
lah yang berkuasa sejak dahulu hingga saat ini. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 49


Kamis, 16 Juni 2022
Roma 2:17-29

ORANG KRISTEN
To Sarani ?

Jika kita melihat seseorang mengenakan kalung salib,


dengan cepat kita akan katakan bahwa ia adalah orang Kristen.
Banyak tanda lain yang dapat menunjukkan seseorang adalah
Kristen, misalnya ke gereja sambil membawa Alkitab, rajin
menyanyikan lagu-lagu rohani, dll. Namun, adakah tanda-tanda itu
cukup untuk menunjukkan seseorang sungguh-sungguh orang
percaya atau Kristen sejati?
Dalam bacaan kita Paulus mencoba memberikan
paradigma yang baru kepada orang Yahudi, tentang identitas
yang melekat pada diri mereka selama ini sebagai umat pilihan
Allah. Menguraikan tentang tuntutan orang Yahudi atas hak
istimewa sebagai umat pilihan Allah (ay.17-18), Paulus mengecam
mereka dengan membandingkan pemahaman mereka tentang
hak istimewa yang mereka miliki sebagai Umat pilihan Allah,
dengan perilaku hidup mereka (ay.21-24), yang sangat tidak
sesuai. Bagi mereka, melakukan Hukum Taurat adalah yang paling
penting. Bagi mereka, sunat merupakan tanda yang paling utama
sebagai identitas bangsa pilihan. Hal inilah yang ditekankan Paulus
bahwa melakukan Hukum Taurat maupun sunat termasuk upacara
keagamaan tidak dapat menjamin bahwa kita taat kepada Allah.
Bagi Paulus, bukanlah tanda pada tubuh yang penting
melainkan perubahan hati. Simbol-simbol memang dibutuhkan
untuk menjadi representasi kehadiran Allah. Tetapi simbol yang
digunakan tanpa perubahan hati hanya akan menjadi perhiasan
belaka. Karena itu, Iman percaya kita hendaknya kita nyatakan
dalam kata dan perbuatan sesuai kehendak Allah. Yakobus 2:26
ditegaskan “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian
jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 50


Jumat, 17 Juni 2022
Galatia 3:15-29

JANJI ALLAH
Pangallu’Na Puang Matua

Sering kita mendengarkan seseorang mengucapkan janji


seperti saat mendekati masa-masa pemilu banyak janji-janji yang
disampaikan oleh para kandidat untuk menarik hati masyarakat.
Kita tidak tahu apakah itu akan terpenuhi atau tidak. Karna itu
sering kita mendengar ungkapan kekecewaan karena janji tidak
dapat dipenuhi.
Berbeda dengan janji Allah yang dikatakan dalam bacaan
ini. Janji Allah yang disampaikan kepada Abraham tentang
keturunannya sungguh dipenuhi meski dalam rentang waktu
ratusan tahun. Rasul Paulus menyebutkan bahwa janji Allah itu
merujuk kepada satu orang, yaitu Kristus. Penegasan ini dikutip
dari Kej.12:7 “Allah berfirman kepada Abraham: Aku akan
memberikan negeri ini kepada keturunanmu. Kata yang dipakai
adalah ‘keturunan’, bukan ‘keturunan-keturunan’, artinya yang
dimaksud adalah Kristus sebagai pemenuhan janji itu. Selama
masa penantian pemenuhan janji itu, Hukum Taurat diberikan
untuk mengatur dan menjaga perilaku orang Israel. Jadi, Hukum
Taurat berfungsi sebagai penuntun dan pedoman bagi orang
Israel sampai ‘keturunan Abraham’, yaitu Yesus datang dalam
dunia. Karena itulah, rasul Paulus menjelaskan bahwa tugas
Hukum Taurat (sebagai penuntun) telah selesai ketika janji
dipenuhi, dan setiap orang percaya menjadi anak-anak Allah
karena iman di dalam Yesus Kristus. Jika Hukum Taurat membuat
iman kepada Allah bersifat eksklusif dan tertutup hanya bagi
orang Yahudi, iman kepada Kristus bersifat universal dan terbuka.
Janji Allah kepada Abraham yang telah digenapi di dalam
Kristus membuat semua orang beriman dipersatukan dan berhak
menerima janji keselamatan dalam Kristus. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 51


Sabtu, 18 Juni 2022
Matius 9:27-34

MENIKMATI DAN MEWARTAKAN KUASANYA


Umperasai sia Umpessa’bian Kuasan-Na Puang

Perbedaan pandangan dalam melihat sesuatu yang sama


biasanya akan melahirkan dua pendapat dan sikap yang berbeda.
Contoh: ada dua orang yang melihat jalan yang sama di daerah
pegunungan, tetapi berbeda pendapat karena beda tempat
berdiri. Yang satu berdiri di atas ketinggian, sehingga menyebut
jalan tersebut jalan menurun, sementara yang satu berdiri di
bagian bawah dan menyebut jalan tersebut tanjakan.
Dalam teks ini, terlihat jelas dua sikap berbeda yang
ditunjukkan oleh si buta dengan orang Farisi. Padahal keduanya
menyaksikan hal yang sama tentang kuasa yang ditunjukkan oleh
Tuhan Yesus. Perbedaan sikap tersebut sangat menentukan cara
mereka mengimani karya Allah dalam Yesus Kristus. Dua orang
buta menunjukkan kesungguhan untuk bertemu Yesus karena
iman mereka. Iman yang melampaui iman para Ahli Taurat dan
pemimpin Yahudi, iman yang membuat mata mereka melihat
kuasa Allah sekalipun buta. Mereka sungguh sadar bahwa mereka
tidak berdaya untuk membebaskan diri dari penderitaan, namun
Allah sanggup, sehingga, dengan menerima kesembuhan yang
dinyatakan Yesus atas dirinya, menghasilkan semangat yang luar
biasa untuk mewartakan kasih dan kuasa Allah. Sementara itu,
sikap Orang Farisi tetap mengeraskan hati dan menolak untuk
percaya (ay.32-34).
Untuk dapat melihat dan mengalami kasih serta kuasa
Allah dibutuhkan kesungguhan iman, kerendahan hati, dan
penyerahan diri yang utuh. Iman yang sungguh mengarahkan kita
untuk percaya bahwa Allah sanggup melakukan perkara yang luar
biasa. Bagi Allah tidak ada yang mustahi. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 52


Minggu, 19 Juni 2022
Yesaya 59:1-8

DIALAH SAHABAT SEJATI


Manassa Iamo Sangmuane Matontongan

Sahabat dan teman itu berbeda. Tidak semua orang dapat


menjadi sahabat, seorang sahabat akan selalu ada untuk kita dan
mempunyai ikatan emosional serta hubungan batin yang kuat
pada diri kita, sementara teman adalah orang yang hanya kita
kenal dan tidak ada ikatan batin dan emosional yang sama. Orang
yang bersahabat akan selalu saling peduli satu dengan yang lain
dan jika mereka berjauhan akan selalu saling mempertanyakan
keadaannya. Namun salah satu masalah yang seringkali muncul
dan bahkan menyakitkan ketika dalam persahabatan itu salah satu
pihak tidak jujur dan menghianati hubungan persahabatan.
Akibatnya adalah persahabatan itu menjadi putus dan masalah
yang terjadi menjadi penghalang untuk membangun hubungan.
Hubungan antara Tuhan dengan manusia pada awal
manusia diciptakan, sangat dekat dan akrab, namun ketika
manusia berkhianat terhadap ketetapan Allah, maka hubungan
dengan Allah menjadi putus. Hal inilah yang disampaikan oleh
Yesaya (ay.1,2) “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang
panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang
tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara
kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat
Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak
mendengar, ialah segala dosamu.”
Dosa telah membatasi bahkan memutuskan hubungan
antara Allah dan manusia. Tetapi kasih-Nya tidak dapat dibatasi
oleh apapun. Yesus adalah sahabat sejati telah menghubungkan
kita kembali dengan Allah, dan dalam karya penyelamatan-Nya
inilah Ia memanggil kita untuk bertobat dan menerima anugerah
keselamatan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 53


Senin, 20 Juni 2022
1 Korintus 1:18-31

TANGDIBILANGNA NAPILEI PUANG


Yang Tidak Terpandang Dipilih Allah

To Kapua sia to bitti’ nenne’bangpa dirangi nasa’bu’ tau


sia kita kalena nenne’ ussukaranni kaleta ke dikuai “apara dikka’
kami temai to bitti’. Denduka dirangi tu singgi’ dipatingo lako
tomai to disanga to kapua nakua “tiromi tu tau tangan to natampa
deata, malulun rante naola, ma’ti tombang napolalan.
Ia tu sukaran lino inang senga’ anna sukaran-Na Puang
Matua. Ia tu nasanga lino keangga’ sia mala’bi’ iamo tu kasugiran
sia toean ba’tu kuasa. Iamoto anna ya temai to disanga tae’ apa
dio kalena nenne’ tangdisaile lanlu tondok sia tangma’buku tu apa
napokada moi anna pokada kameloan sia katonganan. Ullendui’
pa’basanta napamanassa Rasulu’ Paulus kumua “Tiro bangmi, e
kamu siulu'ku, tu diona kamu tommi ditambai, kumua tae'ra
mibuda paissan, ke pentiro lino, sia tae' mibuda to paa sia tae'
mibuda to kapua; apa iatu dipetaainna lan te lino Napilei Puang
Matua, kumua anNa pakasiri'i tu to kinaa, sia langga'na lan te lino
Napilei Puang Matua, kumua anNa pakasiri'i tu mawatangna (27,28).
Napamatoto’ki’ kadan-Na Puang Matua kumua moi anna
tangunnangga’ki’ te lino, tae’ anta lamo’dong penaa belanna dio
olo-Na Puang Matua dinai umpakeangga’ki’ sia tae’ apa lan lino
ladipasitenderanni tu kakeanggaranta dio olo-Na Puang Matua.
Lan Roma 8:16,7 kumua anakNaki' Puang Matua. Iake anakki',
ma'mana' dukaki', iamo tu mana' dio mai Puang Matua sia pada
ma'mana'ki' Kristus, ke umperasaiki' kamaparrisan sola, anta pada
dipakala'bi'duka. Iamoto sipatuki’ tu tontong batta’ untingayoi te
a’ganna lino, moi anna tiro tangkeangga’ apa la parannuki’ kumua
dio olo-Na Puang mala’bi’ torroanta belanna kasalamaran lan
Puang Yesu. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 54


Selasa, 21 Juni 2022
Efesus 2:11-22

PERSEKUTUAN YANG UTUH


Kasipulungan Sangkalebu Tallang

Sifat membeda-bedakan masih sering menjadi persoalan


dalam hidup manusia, dan akibatnya adalah perseturuan.
Keutuhan jemaat kadang-kadang terganggu karena ada yang
merasa lebih benar, lebih penting, lebih berkuasa, lebih berjasa dll.
Yang disebut Gereja adalah orang percaya. Dengan demikian yang
Gereja adalah setiap anggota jemaat. Gereja artinya persekutuan
orang-orang yang dipanggil dari ke gelapan kepada terang Allah
yang ajaib. Jadi kalau dikatakan orang-orang berarti jemaat itu
terdiri dari beberapa atau banyak anggota, dan tentu berasal dari
berbagai latar belakang. Namun dari kepelbagaian latar belakang
itu, semua telah berada dalam satu persekutuan yang utuh. Dalam
I Kor.12:27 dikatakan “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu
masing-masing adalah anggotanya”.
Kasih Allah dalam Kristus adalah kasih yang
mempersatukan. Manusia yang sudah jauh dari Allah karena dosa,
telah dipersatukan kembali Di dalam Dia. 1 Kor.12:13 “Sebab dalam
satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik
budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh
dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Gereja dipanggil untuk menjadi alat Tuhan dalam rangka
menyaksikan kasih Kristus terhadap dunia ini, dan dalam rangka
kesaksian itu, Gereja perlu memelihara dan merawat keutuhan
persekutuan sehingga dapat menjadi teladan bagi dunia.
Keutuhan persekutuan merupakan kekuatan bagi umat Allah
dalam menghadapi berbagai tantangan. Karena dengan
persekutuan, kita dapat saling menopang, mengasihi dan peduli
satu dengan yang lain demi terwujurnya satu keluarga Allah yang
hidup dalam damai sejahtera. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 55


Rabu, 22 Juni 2022
2 Raja-raja 9:30-37

TUHAN AKAN MEMBALAS


Puang la Umpabalai’

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “Pembalasan


lebih kejam daripada pembunuhan”.
Kira-kira hal itulah yang bisa dikatakan terhadap Izebel,
perempuan yang terkenal sangat keji dalam sejarah kerajaan
Israel. Dia menjadi penguasa dari Israel dan pernah
membunuh Nabi-nabi Tuhan (1 Raja 18:4). Sebagai akibat dari
kejahatannya, Tuhan mengangkat Yehu untuk menjadi raja
atas Israel untuk maksud menghentikan kejahatan bahkan
untuk membalas kejahatan Izebel. Yehu melaksanakan
amanat Tuhan dengan mengatakan "Beginilah firman TUHAN,
Allah Israel: Telah Kuurapi engkau menjadi raja atas umat
TUHAN, yaitu orang Israel. Maka engkau akan membunuh
keluarga tuanmu Ahab dan dengan demikian Aku
membalaskan kepada Izebel darah hamba-hamba-Ku, nabi-nabi
itu, bahkan darah semua hamba TUHAN. Dan segenap keluarga
Ahab akan binasa; dan Aku akan melenyapkan dari pada Ahab
setiap orang laki-laki, baik yang tinggi maupun yang rendah
kedudukannya di Israel. (2 Raja 9:6-8). Di tangan Yehu, Izebel
harus mati sebagai konsekuensi kejahatannya.
Tindakan Allah adalah tindakan keadilan. Tuhan yang
berdaulat tidak akan membiarkan kejahatan terus melanda
umat-Nya. Cepat atau lambat hukuman Tuhan akan terjadi.
Kematian Izebel sungguh mengerikan, itulah konsekuensi
kejahatannya. Untuk itu pesan Firman Tuhan bagi kita
adalah; hentikan perilaku jahat yang masih sering kita
lakukan. Jauhkan diri dari ambisi pribadi, jangan menindas
orang lain, jauhkan penyembahan berhala, takutlah kepada
Tuhan, lakukan perintah-Nya. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 56


Kamis, 23 Juni 2022
Imamat 10:1-7

PERSEMBAHAN YANG LAYAK


Sipato’na Pemala’

Sering ada pertanyaan, bagaimana dengan persembahan


yang dipersembahkan yang asalnya dari hasil kejahatan atau hasil
dari pekerjaan yang tidak dikehendaki Tuhan, misalnya hasil judi
atau hasil korupsi, apakah itu diterima Tuhan atau bagaimana?
Bacaan kita berceritera tentang hukuman Tuhan terhadap
kedua anak Imam Harun yakni Nadab dan Abihu. Keduanya
dihukum karena mengambil api dari sumber api yang tidak
diperkenankan Tuhan untuk membakar persembahan. bahkan
keduanya harus mati sebagai ganjaran dari perbuatan mereka
yang mencemarkan persembahan. Tuhan telah memerintahkan
sumber api untuk membakar ukupan wangi-wangian yang
dipersembahkan bagi Tuhan, namun “mereka mempersembahkan
api yang asing yang tidak diperintahkan Tuhan kepada mereka
(ay.1)”. Mereka juga dianggap merampas hak Imam besar
walaupun Harun yang adalah Imam besar adalah ayah mereka,
karena sudah menjadi ketetapan bahwa persembahan kemenyan
di atas mesbah hanya dapat dilakukan oleh Imam besar.
Persembahan kepada Tuhan adalah pengakuan dan rasa
hormat terhadap kekudusan Tuhan. Untuk itu persembahan yang
dipersembahkan haruslah kudus, tidak boleh bersumber dari api
lain yakni yang sumbernya dari apa yang tidak diperkenankan
Tuhan. Mencemarkan persembahan adalah tindakan
mempermainkan dan menghina Tuhan sebagai pribadi yang
Kudus. Dalam 1 Pet.1:15-16 dikatakan "...hendaklah kamu menjadi
kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang
telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab
Aku kudus." . Persembahan yang kudus hendaknya bersumber dari
kekudusan hidup, dan itulah yang berkenan kepada Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 57


Jumat, 24 Juni 2022
Galatia 4:12-20

MENENTANG KETIDAK ADILAN


Umpangeai Katangmarurusan

Memperjuangkan keadilan dan menentang penyimpangan


seharusnya menjadi ciri dari kehidupan orang percaya.
Pertanyaannya, apakah kita mampu dan berani untuk
mengatakannya? Salah seorang tokoh reformasi Gereja bernama
John Huss dari Republik Ceko sangat terkenal menentang adanya
penjualan surat pengampunan dosa, praktek korupsi dan
ketidakadilan yang terjadi dalam Gereja. Ia sangat gigih dalam
menegakkan pengajaran yang ia yakini berdasarkan pada Alkitab.
Sebagai akibat dari ketegasannya dalam soal kebenaran, ahirnya
dia dipenjara bahkan dihukum mati. Menghadapi eksekusi mati,
John Huss hanya mengatakan "Tuhan Yesus Kristus, hanya karena
Injillah aku melalui dengan sabar dan rendah hati dalam menghadapi
kematian yang menakutkan, hina, dan kejam ini".
Sama halnya rasul Paulus dalam pelayanannya, sering
mendapat penolakan dari berbagai pihak khususnya orang-orang
yang merasa kuat dan berkuasa. Paulus ditolak karena dia sangat
gigih dan tegas menolak penyimpangan dan ketidakadilan dalam
Gereja, namun dia tidak pernah takut dan mundur sedikitpun
bahkan ia secara tegas memberi jawaban “Apakah dengan
mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi
musuhmu?”(ay.16). Rasul Paulus tidak peduli apakah dia harus
dimusuhi atau tidak. Baginya kebenaran dan keadilan harus
ditegakkan apapun resikonya.
Bagaimana dengan sikap kita terhadap ketidakadilan dan
berbagai penyimpangan yang terjadi? Mau atau tidak,
tanggungjawab kita adalah "Berjuang menegakkan keadilan dan
berani menentang penyimpangan atas nilai-nilai kebenaran”.
Janganlah takut. “Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari
Sion: memerintahlah di antara musuhmu!” (Mzm.110:2). Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 58


Sabtu, 25 Juni 2022
2 Raja-raja 1:1-18

AKIBAT KEKERASAN HATI


Buanna Kamakarrasan Penaa

Dalam kitab Yeremia 17:5 dikatakan Beginilah firman


TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang
mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada TUHAN! Karena kekerasan hati dan mengandalkan apa yang
ada pada dirinya atau orang lain, seseorang akan sulit menerima
teguran dan nasehat. Dan bagi orang yang setia mengabdi kepada
Tuhan akan diberkati “Diberkatilah orang yang mengandalkan
TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! “(Yer.17:7)
Raja Ahazia adalah contoh dari sekian orang yang
diceriterakan dalam Alkitab yang telah berpaling kepada
penyembahan berhala, bahkan tidak segan untuk melawan
teguran Tuhan yang disampaikan oleh abdi Allah yakni Elia.
Kelakuannya sama dengan kelakuan ayah dan ibunya menyembah
kepada Baal yang mengakibatkan Israel berdosa, dan
menimbulkan sakit hati Tuhan (1Raja 22:52-54). Nabi Elia pasti
dikenal oleh raja Ahazia bahwa dia adalah abdi Allah yang pernah
melawan 450 nabi Baal pendukung Izebel di gunung Karmel,
namun ia tetap menolak teguran Elia, dan justru ia meminta
petunjuk kepada Baal-Zebul untuk menyembuhkannya dari sakit
yang dialami. Akibat dari kekerasan hatinya menolak Tuhan dan
karena keangkuhan para pasukannya yang memaksa Elia untuk
menghadap raja, maka melalui Doa Elia, Tuhan menghukum
mereka dengan kematian (ay.17).
Amos 5:6 berkata “Carilah Tuhan maka kamu akan hidup”.
Mencari pertolongan diluar Tuhan berarti menolak sumber
kehidupan. Tuhanlah sumber kehidupan kita. Selagi Ia masih
berkenan ditemui, datanglah kepada-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 59


Minggu, 26 Juni 2022
Mazmur 75:1–11

PELAYAN KEADILAN
To Ma’kamaya lan Kamaloloan

Ariestoteles (dalam keemasan Yunani Kuno) mengatakan


pelayan adalah hamba yang di dalam dirinya tidak terdapat sedikit
pun kemegahan. Hamba dengan setia menjalankan tugas dan
fungsi melayani dengan kerendahan hati. Keadilan hanya bisa
tercapai bila diterangi oleh hikmat Allah dan didasari oleh
kerendahan hati sebagai pelayan yang jujur, tulus, setia dan tidak
mementingkan diri sendiri.
Pelayan keadilan ditunjukkan dalam diri Daud yang dengan
tegas menjalankan hukum dengan adil, Daud memandang tahta
kekuasaan sebagai alat pelayanan untuk kebenaran Tuhan. Daud
berkomitmen untuk memegang kekuasaan dengan penuh hikmat
Tuhan karena segala yang dimilikinya bersumber dari perbuatan
Tuhan yang ajaib. Sebagai pelayan Tuhan, konsep keadilan
diwujudkan melalui sikap rendah hati dan hidup dalam kebenaran,
berbeda dengan Saul, Daud menentang orang-orang yang
menghalangi kebenaran dan keadilan. Ia dengan tegas berkata
jangan membual menantang terang hikmat, jangan meninggikan
tanduk dengan kemegahan, dan mengabaikan orang lain, jangan
berbicara dengan tegang leher sebagai sikap tengkuk di hadapan
Tuhan sebab Dialah hakim yang adil merendahkan orang yang
sombong dan mengangkat orang benar dan mengokohkan tiang
pertahannya agar kebenaran terus dinyatakan.
Pelayanan keadilan adalah panggilan iman bagi kita
sebagai gereja di tengah dunia yang mencaci keadilan, kebenaran,
dan kasih. Kita terpanggil sebagai penegak keadilan dengan
menjadikan pribadi kita sebagai hakim yang mencelah kejahatan
dan dengan tegas mengutuk kuasa dosa. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 60


Senin, 27 Juni 2022
1 Yohanes 2:7-17

MARAA KE DIPOKADAI
Gampang Mengatakannya

Iake la ma’pemilianni tu tau la pemilian Presiden,Gubernur,


Bupati, DPR budabang dirangi tu pa’dandi kumua iake aku mipilei
la susiki’to, ia tu lakupogau’ yasiato, sia budapato tu ulelean
dipokada dikua anna tilao penaanna to buda umpileiki’. Apa
budaduka tu to ma’perangi mebali nakua; maraa ke dipokadai apa
minda ungkitai lako, dadiopi nadikua dadi, kebuku raka lila. Den
duka ulelean; den misa’ anggota Jemaat umpebali to ma’khotbah
langan mimbar. Ia te to unnala bagian tangsitama-tama te misa’
anggota Jemaat belanna den tu apa nasiallai’. Ia tonna
ma’khotbah te tau natole-tolebang napakati’tin napokada tu
pa’kaboro’, nabelanna natole-tolebang napokada, marussa’mi
tanga’na te anggota Jemaat anna pebali nakua den dipokada na di
padio kale tae’.
Pa’kaboro’ iamo misa’ parenta tu napa’pakaintinan Puang
Yesu kumua sipatu naampui simisa’-misa’ to ma’patongan.
Tae’gai’na tu kapatongan ia ke tangsioloananni pa’kaboro’. Lan
pa’basanta dipokada kumua ia tu to ma’patongan disangamo to
lumingka lan kamasiangan, apa ia ke tontongi ungkabiri’ siulu’na
ba’tu tangunnampui pa’kaboro’, tau iato tuo lanpa kamalillinan.
A’gan lino iamo nenne’ ungkuasai tanga’ta sia penaanta
saelako karerungan tu pa’kaboro’-Na Puang Matua dio pentirota.
Nenne’ maraa dipokada sia dipangadaran tu pa’kaboro’ apa tang
payan tu buanna lan katuoanta belanna mandu losong diparri-
parri tu a’gan lino. Iamoto sipatu dipa’tuladanni tu pa’kaboro’-Na
Kristus anna tontong urrendenki’ lan kamasiangan la untandai
tonganni umba tu pa’kaboro’ tongan situru’ pa’poraian-Na Puang
Matua anna dipopempayan lan katuoanta ullendui’ penggauran.
Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 61


Selasa, 28 Juni 2022
Raja-raja 3:1-19

CARILAH PETUNJUK TUHAN


Dakai’ tu Pa’patudunna Puang

Kekayaan, kejayaan dan kekuasaan sering kali dianggap


prestasi tertinggi dalam pencapaian kesuksesan dan impian
seseorang. Bahkan tidak sedikit dijumpai, seorang yang meyakini
bahwa hal itu merupakan kriteria utama keunggulan sebuah
karier. Dampaknya ialah kehidupan rohani terabaikan seolah tak
berarti.
Prestasi duniawi yang telah dimiliki Yoram sebagai raja
Israel, dijadikan sebagai tolak ukur membangun pertahanan
militer dan kualisi kekuatan dengan sekutu-sekutunya.
Namun hal itu tidak cukup melawan pemberontakan raja
Mesa. Kekuatan Tuhan dinantikan dalam kondisi genting ketika
mereka kekurangan air dan tidak ada sumber air. Yoram mesti
menaruh harapnya pada Tuhan, bukan bersungut-sungut,
kehilangan arah keimanan, menyalahkan Tuhan sebagai penyebab
mereka diserahkan ke tangan Moab. Sikap Yoram dalam
mengatasi pemberontakan Moab menunjukkan kepada siapa ia
berharap. Seharusnya Yoram lebih dahulu meminta petunjuk dari
Tuhan sebelum mencari bantuan raja Yehuda dan raja Edom,
bukan mencari Tuhan setelah mengalami kesulitan hidup.
Sebaliknya Yosafat menyandarkan hidupnya kepada kekuatan
dan petunjuk Tuhan melalui perantaraan nabi Elisa.
Sikap dan perilaku Yoram sering kali terjadi dalam
tindakan kita, terkadang pola hidup dengan keakuan pada
kemampuan diri, mengandalkan kekayaan dan kedudukan sebagai
status quo menyingkirkan sesama dan mematikan nilai
kemanusiaan serta menyalahkan Tuhan. Tuhan adalah kekuatan
kita, carilah Dia dan yakini kekuasaan-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 62


Rabu, 29 Juni 2022
2 Raja-raja 4:1-7

IMAN DALAM KESULITAN


Tontong Ma’patongan lan a’gan Kapussakan

Sikap seseorang dalam menghadapi problema hidup


berbeda-beda, ada yang semakin kuat dalam hubungannya
dengan Tuhan, tekun berdoa, rajin bersekutu, tetapi tidak jarang
pula kita menjumpai orang yang menjadi kecewa, bersungut-
sungut, meragukan Tuhan bahkan menolak Tuhan.
Kisah seorang janda dari bacaan ini memberi suatu
dorongan dan motivasi yang luar biasa dalam kehidupan beriman
kita. Dikisahkan bahwa suami si janda yang sudah meninggal ini
adalah seorang nabi, dan janda ini adalah orang yang takut akan
Tuhan. Si Janda bersama anaknya sangat mengalami kesulitan
hidup sehingga ia harus menghutang sana sini. Persoalan muncul
ketika penagih hutang datang dan ada kebiasaan yang
mengizinkan orang yang memberi hutang bisa mengambil anak
orang yang berhutang sebagai gantinya dan anak tersebut akan
menjadi budaknya sampai batas waktu yang ditentukan. Apa yang
dilakukan perempuan janda itu? Perempuan itu pergi
menyampaikan masalahnya kepada nabi Elisa, lalu Elisa
menyuruhnya untuk melakukan sesuatu yang tidak ia duga yakni
disuruh meminta bejana-bejana kosong dari tetangga. Apa
hubungannya dengan hutang dan kekurangan itu?.
Dengan penuh ketaatan, ia menuruti apa yang
disampaikan Elisa, walau ia tidak tahu maksud dari perintah itu.
Dengan ketaatan iman dan takut kepada Tuhan ia menerima
anugerah Tuhan. Sesuatu yang tinggal sedikit dimiliki menjadi
melimpah dan mampu melunasi hutang dan menghidupi
keluarganya. Jangan kuatir dalam menjalani kesulitan,
berusahalah dalam keyakinan Iman, Tuhan akan memberi jalan
keluar bahkan memberi lebih dari yang kita inginkan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 63


Kamis, 30 Juni 2022
2 Raja-raja 21:1-18

MEMBINA BUKAN MEMBINASAKAN


Ma’panundu’, tangia Ma’mangsanni

Menjadi dambaan semua orang ketika memilih seorang


pemimpin adalah keinginan untuk hidup lebih baik, aman, nyaman
dan sejahtera. Pemimpin diharapkan menjadi panutan dalam
banyak hal, karena dia adalah cerminan dan menjadi pusat
perhatian banyak orang. Pemimpin yang baik akan dirindukan
tetapi pemimpin yang tidak baik akan menjadi batu sandungan.
Manasye adalah raja Yehuda saat berusia dua belas tahun
dan memerintah selam lima puluh lima tahun. Lamanya
memerintah bukan karena ia baik, tetapi Justru sebaliknya ia
melakukan apa yang jahat dimata Tuhan seperti raja Ahab. Ia tidak
seperti ayahnya Hizkia yang takut akan Tuhan dan menyingkirkan
apa yang keji dihadapan Tuhan. Dengan demikian istilah buah
jatuh tidak jauh dari pohonnya tidak selamanya benar. Buktinya
Manasye hidup bertolak belakang dengan ayahnya, ia
membangun kembali bukit-bukit pengorbanan, membangun
mezbah untuk baal di rumah Tuhan, membuat patung Asyera dan
menaruhnya dirumah, bahkan Ia mempersembahkan anaknya
sebagai korban dan membunuh sangat banyak orang. Manasye
sebagai pemimpin bukannya mengayomi melainkan membunuh
dan membinasakan rakyatnya, bahkan membawa rakyat berdosa
sehingga Tuhan menghukumnya.
Bagaimana dengan kita apakah kita sudah memimpin diri
kita, keluarga, jemaat dan masyarakat kepada apa yang
dikehendaki Tuhan, apakah kita sudah menjadi pemimpin yang
betul-betul mengayomi atau masih muncul sikap-sikap Manasye
yang bukannya memimpin tetapi justru membinasakan. Mari
menjadi pemimpin yang bijaksana dan memimpin dengan penuh
ketulusan hati karena itu adalah anugerah Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 64


Jumat, 01 Juli 2022
Yeremia 51:46-58

YANG BERTOBAT DIKASIHI


Iatu Mengkatoba’na Dikarimmanni

Sering kita mendengar hidup seperti roda yang terus


berputar, kadang di atas kadang di bawah, atau istilah di atas
langit masih ada langit, bahwa kehidupan manusia tidak ada yang
bisa dibanggakan karena semuanya ada waktunya.
Kisah dalam bacaan kita menggambarkan kehidupan
bangsa Babel sebagai bangsa adikuasa dan menaklukkan banyak
bangsa-bangsa termasuk Yehuda yang ditawan. Dicatat dalam
pasal 52:28-30. Ada 4.600 orang Yehuda yang ditawan. Alkitab
tidak banyak mencatat aktifitas di pembuangan namun yang pasti
hidup di pembuangan penuh penderitaan. Dalam kondisi yang
dialami di pembuangan, mereka dikuatkan. Ayat 46 katakan “
biarlah hatimu jangan kecut dan takut karena kabar yang terdengar
di negeri. Sebab sesungguhnya waktu Tuhan akan datang
menghukum Babel yang ditandai dengan menghukum patungnya
sebagai simbol kekuatan dan yang disembah namun tidak memiliki
daya melawan kuasa Tuhan. Sekalipun Babel naik ke langit dan
sekalipun dibuatnya kubuh tak terhampiri di tempat tingginya,
namun kuasa Tuhan lebih dari itu.
Kekuatan dan kekuasaan duniawi akan berakhir sesuai
dengan waktu yang Tuhan tentukan, sehebat apapun suatu
bangsa tetapi ketika tidak percaya dan mengandalkan Tuhan pasti
akan hancur oleh kuasa Tuhan. Tuhan mengasihi semua manusia,
dan semua bangsa tanpa terkecuali asalkan mau bertobat. Oleh
karena itu penting untuk disadari bahwa kekuatan dan kekuasaan
bahkan kemampuan hidup kita tidak akan bertahan sepanjang
waktu, semuanya punya waktu untuk berhenti, Hanya satu
sumber kekuatan yang dapat diandalakan yaitu kuasa Allah yang
berdaulat sepanjang waktu. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 65


Sabtu, 2 Juli 2022
Zakharia 14:12-21

KEPASTIAN DALAM KERAGUAN


Kamanassan Lan Kabatan

Ada seorang Ibu yang sedang panik ketika mendengar


berita bahwa suaminya kecelakaan dan harus mendapatkan
perawatan di rumah sakit. Sang ibu bergegas hendak menuju ke
rumah sakit untuk melihat keadaan suaminya, lalu Ia pun
memesan gojek untuk mengantarnya. Saat naik ke Gojek, karena
paniknya, ia tidak sadar bahwa ia tetap memegang tiang pagar.
Ketika gojek mulai bergerak, sang ibu terkejut hampir jatuh,
kemudian dia sadar dan berusaha meyakinkan dirinya untuk
segera menjumpai suaminya di rumah sakit.
Bangsa Israel berulang kali ditaklukkan oleh bangsa-
bangsa di sekitarnya bahkan mereka ditindas, dianiaya, dan
kejahatan makin merajalela. Dalam kondisi ini mereka
menganggap Allah yang mereka sembah seolah-olah lemah dan
tidak mampu berbuat apa-apa. Itulah sebabnya tidak jarang dalam
keraguan dan bimbang, mereka berpegang pada kekuatan lain di
luar Tuhan. Dan akhirnya mereka jatuh dan tergeletak seperti yang
dicerminkan oleh kejatuhan Yerusalem.
Kejahatan, ketidakadilan dan penindasan merupakan
penyakit sosial yg menyerang kehidupan Kristen, kapanpun dan
dimanapun hal itu dapat terjadi. Menghadapi kondisi tersebut kita
diingatkan untuk jangan panik dan putus asa. Allah selalu
menunjukkan jalan dan berjanji untuk melepaskan kita namun
dalam menantikan hal itu, sangat penting untuk kita memiliki
kesabaran. Tidak mungkin ketika kita mengadu kepada-Nya lalu
pertolongan segera datang. Dan ketika kita hendak datang
kepada-Nya, ingat bahwa kita harus melepaskan pegangan kita
terhadap yang lain. Allah menghendaki agar kita hidup
menyembah-Nya sebagai satu-satu-Nya Allah. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 66


Minggu, 3 Juli 2022
Yeremia 6:10-21

YANG PAHIT YANG MENYEMBUHKAN


Ia tu Mapai’na Mepamaleke

Jika saudara pergi kepada seorang dokter untuk


memeriksakan diri, maka dokter tersebut akan menyampaikan
kepada saudara penyakit saudara, dan mungkin akan melarang
untuk memakan, makanan tertentu. Mungkin kebahagiaan kita
terganggu dengan banyaknya larangan makan ini dan itu, tetapi
itu bukan untuk kebaikan dokter, tetapi kebaikan pasien.
Dalam bacaan kita, justru memperlihatkan hal yang
berbeda. Di mana imam dan nabi-nabi palsu kata Tuhan melalui
Yeremia, “Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya
ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada
damai sejahtera”. (ay.14) Mereka seperti tabib yang tidak mau
menyampaikan kebenaran tentang penderitaan yang akan dialami
oleh pasien jika mereka tidak taat pada hal-hal yang telah dilarang.
Dalam hal ini, Yeremia menyebut mereka sebagai orang yang
melakukan kejijikan tetapi tidak merasa malu (ay.14).
Sebagai umat, kita sering lebih suka mendengar
pengkhotbah yang menyampaikan hal yang menyenangkan
daripada yang menyinggung perasaan. Sering kali kita tidak siap
mendengar firman yang menyentuh kesalahan yang kita buat.
Tetapi kita tahu bahwa di sanalah awal mula kehancuran Israel,
ketika mereka hanya mau mendengar tentang hal baik tetapi tidak
ingin mendengar tentang penderitaan yang akan dialami. Karena
itu adalah lebih baik mengetahui penyakit kita sejak awal supaya
kita bisa mengantisipasi penderitaan yang lebih mengerikan. Dan
jangan menutup telinga jika firman itu menegur kita, karena
adalah, “lebih baik teguran yang nyata-nyata daripada kasih yang
tersembunyi” (Amsal 27:5). Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 67


Senin, 4 Juli 2022
Mazmur 6:1-11

TANGSOSSO’ MA’PATONGAN
Iman yang Teguh

Budamo dadi lan te katuoan, temai padanta tolino belanna


tangnaissanmo umpenggirikan katuoanna natumang ma’rupa-
rupa kamaparrisan, saelako ka’turannu anna ma’bumbun sumpu,
denmi tu unnupui’ kalena katuoanna, salamo tangnga’na sia
dendukamo tu to ma’patongan umbokoi’mo Puang Matua
belanna butung nasanga tangnarangimo Puang tu sarrona.
Mendadi pangadaran lako kaleta umba nakua tu Daud
tontong makaritutu lan kapassambayangan moi anna temme’i
kamagasan. Natuarasan tongan to ma’pudi tu issi penaanna
saelako mekutana kumua sangapapara tu kamaparrisan la
untemme’i tu katuoanna. Longsemo nasa’ding, mintu’mo
bukunna paruninin sia mata’ka’mo nasa’ding lan kasumarroan “
Mata'ka' tonganmo' sumarro; bongi-bongi umpennampa'na' uai
matangku; umpotilan tangi' tang marangaku. Malanmo tu
matangku napobua' karosso-inaan, sia tang tibida' natumang mintu'
ualingku” (ay.7,8)
Den tallu pangadaran ma’din dipa’tuladanni diomai Daud,
bunga’na: Kumua la tontongki’ sae lako Puang meongli’ moiraka
anna mukkun mabanda’ tu a’gan unno’tonniki’, anna dikanappai’
kumua Puang la ullendokanki’. Ma’penduanna: Tontong
umpamadiong kaleta unnando kamaturu-turuan-Na Puang sia
umpalaku kagarrisan kasalan. Ia temai a’gan merampoi, iadukamo
ladinai tontong mengkilala anna disurik temai katuoanta kumua
buda temai kapatodotintinganta dio olo-Na Puang.
Ma’pentallunna: Tontong manappa’ lako pa’tunduan-Na Puang.
Iake susito manassa ma’katampakanna inangla naperangi Puang
tu Passambayangta anna soronganki’ katilendokan sia
kamatotoran. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 68


Selasa, 5 Juli 2022
Mazmur 119:73-80

HIDUP OLEH KASIH DAN RAHMAT


Tuo Belanna Kamamasean sia Pa’kaboro’

Salah satu penekanan penting pasca reformasi gereja


abad ke-16 adalah sola gratia (hanya oleh anugerah).
Pertanyaannya, sebelum konsep anugerah ada, lalu orang
menyandarkan dirinya pada apa? Maka jawabnya sederhana, jika
tidak berpusat pada anugerah Allah, maka pusatnya adalah
manusia (antropos).
Dalam teks bacaan kita saat ini, Daud tidak menjadikan
dirinya sebagai pusat. Ini terlihat dari sebuah pengakuan, “Tangan-
Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku …”.(ay.73) ini
sebuah pengakuan, bahwa Daud tidak ada begitu saja, tetapi dia
ada karena ada yang membentuknya. Pengakuan bahwa dirinya
bergantung kepada Allah, karena itu dia meminta pengetahuan
yang baik/pengertian (kapaissanan), untuk apa? supaya dia hidup.
Tetapi hidup bukan hanya dalam pengertian jasmani, tetapi
kehidupan rohani.
Prinsip kehidupan rohani itu kemudian diungkapkan pada
ayat ke 77, biarlah rahmat-Mu sampai kepadaku, supaya aku
hidup. Bahwa pertama-tama kehidupan spiritual kita tidak
berangkat dari kekuatan dan kecerdasan kita, tetapi adalah
anugerah dari Allah. Pusat kehidupan kerohanian kita tidak
berpusat pada diri kita, tetapi berpusat pada Allah. Ini tidak boleh
dibalik, karena jika memusatkan pada diri kita, maka yang terjadi
adalah kesalehan semu, seperti kritikan Yesus pada ahli taurat dan
orang farisi bahwa, mereka seperti kuburan yang dilabur putih,
diluarnya tampak bersih tetapi didalamnya penuh dengan bangkai
dan pelbagai jenis kotoran (Mat.23:27). Karena itu kita
membutuhkan anugerah Allah. Bahwa kita bisa hidup, bukan
karena kita, tetapi hanya karena anugerah-Nya kepada kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 69


Rabu, 6 Juli 2022
Yosua 23:1-16

BERTEKUN DI DALAM HUKUM TUHAN


Tumanan umpentoi Sukaran Aluk-Na Puang

Ini adalah pidato terakhir Yosua kepada bangsa Israel. Di


sana kita bisa mencatat beberapa pesan yang disampaikan oleh
Yosua. Pertama, Mengingatkan bangsa Israel akan karya Tuhan
yang telah membebaskan mereka. Kedua, bangsa yg masih tersisa
menjadi milik pusakamu, dan Tuhan yg akan menghalau mereka.
Ketiga, kuatkan hatimu dalam memelihara dan melakukan kitab
hukum Musa, supaya kamu jangan menyimpang ke kanan atau ke
kiri. Keempat, maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi
TUHAN, Allahmu. Kelima, jangan bergaul dengan bangsa yg masih
tersisa apalagi menyembah dewa mereka, karena jika itu terjadi
maka Tuhan Allahmu tidak akan lagi berpihak kepadamu.
Lima hal ini menjadi pesan penting, bagaimana bangsa
Israel harus menata hidup mereka menjadi bangsa yang besar.
Bagaimana bangsa ini harus menata kehidupan keluarga supaya
menjadi lebih baik. Kita juga sering lupa tentang identitas kita
bahkan sering tidak lagi mengingat kebesaran Tuhan yang terjadi
dalam hidup kita. Kita mengagumi mujizat yang terjadi pada orang
lain, tetapi kita sendiri lupa bahwa kita pun mengalami mujizat
setiap hari. Karena itulah Yosua mengingatkan mereka akan karya
pembebasan Allah kepada nenek moyang mereka sehingga
mereka harus taat kepada Hukum yang ditetapkan Tuhan. Taurat
harus menjadi panglima dalam tindakan moral bangsa Israel.
Mereka tidak boleh takluk pada aturan bangsa lain.
Karena itu bertekunlah mengasihi Tuhan, jangan
mencampuradukkan hukum Tuhan dengan aturan bangsa lain
yang tidak mengenal Allah. Hukum-hukum Tuhan adalah
kebenaran untuk menguji berbagai hal yang ditawarkan oleh
dunia. Olehnya itu bertekunlah di dalam Hukum Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 70


Kamis, 7 Juli 2022
Kejadian 41:37-49

TIDAK CUKUP DENGAN PENGETAHUAN


Tangganna’ ke Kapaissananbangri

Ada orang yang bisa memprediksi masa depan, dengan


berpatokan pada kondisi terkini. Seperti halnya seorang pengamat
sepak bola, mereka bisa memprediksi tim yang kemungkinan
memenangkan pertandingan dengan melihat kondisi tim tersebut,
Meskipun tidak semua prediksi itu sesuai dengan kenyataan.
Ceritera Yusuf dalam bacaan kita tidak hanya dianggap
bisa memprediksi apa yang akan terjadi, tetapi melampaui hal
tersebut. Yusuf diakui Firaun sebagai orang yang penuh Roh Allah
(ay.38). Mengapa Firaun memberi pengakuan seperti itu,
bukankah yang dikatakan oleh Yusuf belum terjadi. Bahkan Firaun
sangat yakin dan menyatakan, "Oleh karena Allah telah
memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang
demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau”(ay.39). Yusuf
tidak hanya pandai, tetapi dianggap bijaksana. Yusuf dianggap
orang yang mampu memprediksi masa depan (visioner). Banyak
orang yang menganggap dirinya visioner, punya pengetahuan
tentang masa depan, tetapi tidak mengundang Roh Allah bekerja
dalam hidupnya. Mesir tentu tidak kekurangan orang
berpengetahuan pada zaman Yusuf, tetapi tidak ada diantara
mereka yang bijaksana seperti Yusuf yang bisa melihat apa yang
akan terjadi di masa depan? Yusuf adalah satu satunya orang yang
punya pengetahuan tersebut! itu sebabnya Firaun memberi
kepercayaan kepada Yusuf sebagai penguasa di Mesir (perdana
Menteri).
Pengetahuan kita tidak cukup untuk menuntun kita
menuju masa depan yang lebih baik. Hanya oleh kuasa Roh Allah
kita dimampukan untuk merancang dan menyongsong masa
depan dengan baik dan penuh pengharapan. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 71


Jumat, 8 Juli 2022
Kisah Para Rasul 7:9-22

ALLAH TETAP SETIA


Tongtong Makaritutu tu Puang

Kisah Yusuf adalah kisah yang sangat dramatis. Bagaimana


Allah bekerja untuk menjaga sebuah bangsa, dengan cara yang
sulit diterima oleh akal sehat. Saudara menjual saudaranya karena
kebencian, tetapi Allah mengubah kisah ini menjadi sangat indah.
Di mana Yusuf justru menjadi seorang pembesar yang
menyelamatkan orang tua dan saudara-saudaranya dari
kelaparan. Kisah ini kemudian disampaikan kembali oleh Stepanus
dalam pembelaannya dihadapan imam besar.
Mengapa Stepanus justru mengisahkan kisah yang sangat
dramatis ini? David Guzik Menyebut bahwa, Stefanus
menyampaikan kisah Yusuf karena dia adalah gambaran Yesus, di
mana anak-anak Israel menolak Yusuf, yang kemudian menjadi
penyelamat bagi mereka. Kisah Yusuf rupanya digambarkan oleh
Stepanus kepada imam besar untuk menyatakan kepada mereka
bahwa penolakan Israel terhadap Allah bukan hanya baru terjadi
sekarang. Penolakan itu telah dimulai oleh nenek moyang mereka,
dengan menolak Yusuf yang justru telah menolong mereka dari
kelaparan yang Panjang. Yusuf saudaranya yang mereka tolak,
justru telah menyelamatkan nenek moyang mereka. Stepanus
ingin memberi gambaran yang sama dengan yang dialami oleh
Yesus yang ditolak oleh bangsanya sendiri. Yesus ditolak oleh
orang Yahudi, seperti Yusuf yang dibuang oleh saudaranya, tetapi
justru dia menjadi penyelamat bagi mereka.
Allah tetap setia kepada Yusuf walaupun telah dihianati
oleh saudaranya dan dijual ke Mesir. Di Mesir, Allah
melepaskannya dari segala penindasan serta dianugerahi kasih
karunia dan hikmat. Karena itu apapun yang terjadi tetaplah
bersandar kepada Allah yang selalu setia pada janji-Nya. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 72


Sabtu, 9 Juli 2022
Yohanes 3:14-21

PENGAMPUNAN
Kadipagarrisan

Telah terbukti, bahwa manusia tidak akan sanggup untuk


datang menghampiri takhta hadirat Tuhan dengan kekuatan dan
kecerdasannya. Kisah menara babel menjadi bukti bahwa
kekuatan dan kemampuan manusia tidak akan mampu mencapai
tahta Allah. Satu-satunya jalan untuk menghampiri Allah adalah
melalui pengampunan dan belas kasihan daripada-Nya
Bacaan kita, menggambarkan tentang pengampunan
Allah kepada umatnya sebagaimana kisah pengampunan Allah di
padang gurun ketika Musa meninggikan ular tembaga, bahwa
siapapun yang dipagut ular tedung, tetapi memandang kepada
ular tembaga yang telah ditinggikan oleh Musa, maka mereka
akan mendapatkan pengampunan dan mereka akan tetap hidup.
“Seperti halnya Musa meninggikan ular tembaga, demikianlah
Anak manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang
percaya akan beroleh hidup yang kekal” (Yoh.3:14-15). Bangsa
Israel selamat merupakan inisiatif Allah dalam rangka
menyelamatkan umat-Nya walaupun umat itu telah berdosa.
Hubungan kita dengan Allah telah putus akibat dosa. Kita
telah kehilangan pengharapan dan hidup, namun oleh belas
kasihan Allah kita dianugerahi keselamatan melalui Yesus Kristus.
Karya penyelamatan Allah dimulai dari pengampunan, dan
pengampunan itu melayakkan kita untuk datang menghampiri
hadirat-Nya yang Kudus. Oleh Yesus Kristus kita dibebaskan dari
hukuman “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;
barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman,
sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah”(18).
Datanglah kepada-Nya dan mengakui segala dosa kita maka Dia
oleh belas kasihan-Nya akan mengampuni kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 73


Minggu, 10 Juli 2022
Imamat 19:9-18

BUKAN DEMI PAHALA


Tangia Poleanna

Orang Kristen tidak pernah diajarkan untuk memperoleh


pahala melalui perbuatan baik. Lalu mengapa orang Kristen mesti
menunjukkan peri hidup yang baik? Karena Allah sudah lebih
dahulu sangat mengasihi dan menciptakan kita “baik” adanya.
Karena Dialah Allah kita, sehingga untuk menjalani hidup ini
sebagaimana mestinya maka orang percaya perlu paham bahwa
tindakan baik itu adalah “pancaran” kebaikan Roh Allah yang
berdiam dalam hati dan pikirannya. Sadar bahwa kebaikan Tuhan
patut dilihat atau dirasakan setiap orang yang dijumpai, kita
didorong untuk membuktikan Kasih Allah yang benar lewat
kehidupan kita.
Bagi orang Kristen, hidup sesuai kebenaran Allah bukan
hanya dalam ritus kebaktian rutin namun juga mesti diwujudkan
dalam kenyataan hidup sehari-hari. Tuhan menghendaki kita untuk
mau berbagi kasih, tidak rakus namun selalu mengingat sesama.
Kasih Tuhan dapat ditunjukkan dengan memikirkan orang miskin
dan orang asing ketika kita hendak menikmati milik Tuhan yang
dititipkan pada diri masing-masing, upayakan untuk berbagi.
Karena Tuhanlah yang memberi segala berkat dalam kehidupan,
dan sesungguhnya Tuhan yang pertama-tama kita layani tatkala
melaksanakan tugas pekerjaan kita. Dalam hal ekonomi dan bisnis,
kasih Allah dapat kita tunjukkan melalui cara hidup jujur, adil dan
tidak menipu sesama, tidak menahan uang atau hak orang lain,
tidak menggunakan nama Tuhan atau jabatan gerejawi untuk
menyembunyikan penipuan.
Kehidupan yang dikendalikan Tuhan akan mendorong kita
senantiasa ramah, selalu menjunjung tinggi keadilan, tidak
memfitnah, tidak membenci dan tidak mendendam. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 74


Senin, 11 Juli 2022
Yakobus 2:1-13

SIALA MASE
Saling Mengasihi

Sukaran lino lan ussukaranni padanta torro tolino, butung


la’bi losong disuka’ situru’ patiro matanta, mentiro lindo sia a’gan
pa’kalean. Na ia te sukaran iate natatta sukaran aluk-na Puang susi
dipokada lan S.peada’ (31:30) “Iatu kamaballoan pa'kaleanna misa'
baine ma'pakena sia iatu kameloan pantarisanna tae' gai', lan (1
Sam. 16:7) “Da narupanna bang mutiro ba'tu kakalandoanna kalena,
belanna tae' naalai penaangKu. Belanna iatu natirona tolino, tae' na
ia bang tongan; belanna iatu tolino ia manna tu apa dio tingayona
natiro, apa PUANG untiroi tarru' tama ba'teng”. Pantarisan
pa’kalean apa tangmarendeng sia sattu’bangri anna tipau’mo.
Umpemaranga sia ussukaranni padanna to lino situru’
a’gan pa’kalean, kao’koran sia pa’barangan, tae’ anna mane
totemo anna dadi sangadinna dadi dukamo tonna attunna
Yakobus. Ia tomai to sugi’ dipatorro senga’ kao’koranna, na ia
tomai to bongko ditoro madiong sia matuna lan kombongan.
Iamoto anna kuanni Yakobus : "misangaraka tang mangkaopokomi
ma'pasisengaran lan penaammi, sia dadi to mangra'ta' pakayun
bimbang (Yak. 2:4).
Ia tu Puang Matua tae’ anna ma’pasisengaran lako taun-
Na. Dio olo-Na Puang matua mintu’ tau dipapada dandan, tae’
dilaenan, tae’ tu ditingara lulangan sia tae’ tu ditiro lurokko. Lan
S.Peada’ 17:5 nakua “Minda-minda untelle to bongko, umpamatuna
Totumampana; sia minda-minda umpoparannu kamandasanna to
senga' tae' natilendok dio mai ukungan” battuananna ia tu to
umpakario-rio to kalala’ misa’ penggauran unnea sukaran aluk-Na
Puang sia umpamatuna Puang. Ia tu Puang ungkarimmanni to tae’
sia ungkaboroi’ to bongko. Iamoto anta sipatu siala mase padanta
to lino anna tontong duka tu Puang unnalamaseki’.Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 75


Selasa, 12 Juli 2022
1 Yohanes 3:11-18

KASIH-MENENTERAMKAN JIWA
Pa’kaboro’ Umpama’tan Ba’teng

Inti Injil adalah kasih, tanpa syarat. Itu sebabnya kita


diperintahkan mengasihi satu sama lain, termasuk mengasihi
orang yang membenci kita. Kasih tidak bisa digantikan dengan
pengetahuan apapun. Memang lebih mudah menerima kasih, dan
lebih sulit untuk mengasihi orang lain, gampang-gampang susah;
tetapi identitas kita sebagai warga Kerajaan Allah patut ditunjukan
melalui tindakan kasih.
Identitas umat Kristen bukan pada megahnya gedung
bangunan gereja, tetapi ketika orang lain bisa mengenal murid
Kristus dari peri hidup yang saling mengasihi, sehingga suasana
Kerajaan Allah mewujud dalam lingkungan kita. Kasih yang tulus
memampukan kita menghadapi kesulitan, tantangan, bahkan
menyanggupkan kita memberkati. Sedang kasih yang dangkal
diawali dari mengabaikan orang lain, lalu terjerumus pada
keserupaan dengan dunia yang hidup membenci orang lain. Tetapi
pada akhirnya itu sama dengan pembunuh. Cermati, jangan-
jangan kita begitu giat pelayan di dalam kelompok pelayanan kita
saja, tetapi mengabaikan kelompok lain; apakah gereja kita telah
mengabaikan Pekabaran Injil di luar jemaat? Ada banyak “Kain-
Kain/pembenci” di sekitar kita, tetapi biarlah itu menjadi realita,
karena hanya dengan melakukan kasih, kehidupan kita menjadi
surat Injil yang dibaca.
Mengasihi orang lain butuh modal, yaitu Roh Kudus. Semakin
kita taat pada Roh Kudus, makin banyak buah Roh itu muncul,
pada saat itu kasih akan mengalir. Mengasihi secara terus-
menerus rasanya melelahkan, tetapi kasih yang sempurna justru
melenyapkan ketakutan, lalu mengubah kelelahan menjadi
sukacita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 76


Rabu, 13 Juli 2022
Matius 25:31-46

LIHAT AKU, DI WAJAH KAUM PALING HINA


Tiroi tu LindoKu Dio Lu Tomakio-rio

Domba dan kambing sama-sama hewan peliharaan yang


melambangkan orang yang dibenarkan. Domba menyimbolkan
kepedulian kepada yang hina serta mau berbuat baik, sementara
kambing simbol orang yang dihukum karena pasif, tidak mau
melakukan kebaikan. Jadi hukuman bukan hanya bagi orang yang
jahat tetapi juga bagi orang yang tahu kebenaran dan kebaikan
tetapi tidak mau melakukannya.
Perbuatan baik disini bukan seperti beberapa acara TV
yang mengeksploitasi kemiskinan sambil mempertunjukkan
sandiwara kebaikan dengan berbagi uang, atau merenovasi rumah
reot. Motif perbuatan baik tersebut bukan atas dasar kebaikan
sejati, tetapi demi pujian penonton dan keuntungan finansial dari
iklan-iklan acara itu. Perbuatan baik juga bukan seperti pamer
daftar riwayat hidup yang penuh dengan prestasi dan pencapaian-
pencapaian spektakuler, karena semua itu malah ditolak
(Mat.7:21). Sebab hatinya bukan demi Kerajaan Allah tapi untuk
membesarkan identitas diri sendiri. Hidup berkecukupan,
sederhana dan kesediaan berbagi dengan orang lain, itulah yang
dikehendaki-Nya.
Mengapa Yesus memilih potret orang yang paling hina
sebagai ukuran? Karena mereka tentu tidak dibebani untuk
membalas kebaikan itu. Jadi semangat berbuat baik yang
dimaksud bukan dalam rangka mengharap imbalan atau bayaran,
tetapi semata-mata demi mengabdi bagi Kerajaan Allah.
Kehidupan kita semua akan menuju pada penghakiman, dan pada
akhirnya pelayanan kita kepada Tuhan akan dinilai menurut segala
sesuatu yang kita lakukan untuk saudara Tuhan yang paling hina.
Karena itu jangan pasif, tetapi lakukan kebaikan tanpa mengharap
balas jasa. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 77


Kamis, 14 Juli 2022
Kejadian 12:10-20

CAMPUR TANGAN TUHAN


Diona pa’tunduan-Na Puang

Kekuatiran dan kebingungan seringkali menggiring


seseorang pada keputusan yang keliru. Abram mengalami hal ini
ketika berhadapan dengan Firaun.
Kekuatiran Abram yang berlebihan membuat Tuhan marah
kepada Firaun bukan pada Abram, sehingga dampak dari egoisme
Abram mengakibatkan Firaun ditulah dengan seisi istananya.
Abram lupa pada janji Allah sebelumnya (a.3), bahwa “Aku akan
memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan
mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu
semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat”. Kekuatiran
dan kebingungan Abram tidak terbukti, sebab Firaun ternyata
tidak membunuh Abram ketika tahu bahwa Sarah adalah istri
Abram. Mengingkari hubungannya sebagai suami istri, lantas tidak
membuat Allah lupa pada janji-Nya. Janji Allah, Ya dan Amin;
kendati manusia seringkali lalai.
Kita terbiasa dihinggapi kekuatiran berlebihan, kebingungan
ataupun berpikir buruk atas pergumulan dan masa depan kita.
Yakinlah, kekuatiran kita pun tidak meniadakan janji Tuhan atas
orang yang dipilih-Nya. Tujuan Allah yang hendak menjadikan
Abram sebagai saluran anugerah tetap dilanjutkan dan dijaga
oleh-Nya. Allah menghukum Firaun karena sewenang-wenang
menyerobot hak orang pendatang atau asing, mengambil istri
dan/atau saudara perempuan Abram (karena Sarah memang
saudara tiri-beda ibu dari Abram, kebiasaan timur tengah pada
saat itu). Namun pada sisi lain, Allah dapat menggunakan mulut
Firaun untuk menegur Abram agar tetap bersandar dan taat pada
janji-Nya.Kiranya Roh Kudus menuntun kita mengambil langkah,
tindakan dan keputusan hanya menurut kehendak hati Tuhan.
Amin
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 78
Jumat, 15 Juli 2022
Amos 5:21-27

TUHAN MENGHENDAKI KETAATAN


Ia tu Naanga’ Puang iamo Tu Kamengkaolan

Banyak di antara kita yang mengenal kesempurnaan ritus-


ritus ibadah orang Israel. Tetapi kecaman nabi Amos dengan
lantang malah mengejutkan! Ternyata perayaan liturgi protokoler,
ramai, semarak dan mengagumkan justru dihina dan dibenci
Tuhan bila dipertontonkan dalam kemunafikan agamawi. Allah
muak melihat ibadah yang keren, tapi para pemimpin ibadah dan
peserta kebaktian ternyata melakukan ketidakadilan dan
ketidakbenaran.
Amos prihatin menyaksikan ketidakadilan di Israel pada
masa itu, di mana kemakmuran ternyata tidak merata,
ketidakjujuran yang merajalela, kekayaan dan keuntungan hanya
dimiliki segelintir orang saja, terutama pegawai serta para
nabi/rohaniwan yang menyalahgunakan kedudukan dan
kekuasaannya demi memperkaya diri dan berpesta pora. Allah
menolak segala praktik agama yang tidak disertai ketaatan
kepada-Nya. Allah menginginkan bakti dan pujian dari orang-orang
berhati tulus kepada-Nya; ibadahnya bukan formalitas belaka
tetapi dibuktikan dengan tindakan iman dalam hidup sehari-hari.
Segala bentuk ibadah harus melahirkan manfaat rohani
bagi umat yang meyakini penyelamatan dalam Yesus Kristus. Kita
mesti sadar bahwa rutin menghadiri ibadah tidak boleh mengganti
ketaatan kepada Allah, ibadah rutin tidak boleh mengganti karya
pengorbanan Yesus Kristus. Allah merindukan umat-Nya
senantiasa membarui motif beribadah, agar perihidup kita makin
serupa dengan Kristus dalam keadilan dan kebenaran.
Ketidakadilan dan ketidakbenaran tidak dapat disembunyikan.
Tuhan menghendaki keadilan bergulung-gulung seperti air dan
kebenaran seperti aliran sungai, yang melampaui pameran ibadah.
Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 79


Sabtu, 16 Juli 2022
Lukas 8:4-15

KALAU PUNYA TELINGA DENGARLAH


Minda-minda tu Ketalinga, Nama'perangi

Masa pandemi dua tahun kemarin, banyak orang


menghabiskan waktunya di rumah untuk berkebun, menanam
bunga. Bila diamati, pertumbuhan dan hasilnya berbeda-beda, ada
yang gagal, gersang, tapi ada juga yang berhasil.
Yesus tidak kaget dengan banyaknya orang berbondong-
bondong bergabung. Dia memanfaatkan peristiwa itu untuk
mengajar para rasul-Nya dengan perumpamaan ini. Bibit yang
sama dan banyak memiliki kemungkinan hasil yang berbeda.
Tanah atau media tanam adalah perumpamaan Yesus tentang
kondisi hati dan batin kita masing-masing. Tidak mudah menjadi
penabur, terutama jika jemaatnya sudah besar, sangat banyak dan
beragam karakter. Ini tantangan bagi para pelayan atau pewarta
masa kini.
Yesus mengajar kita dengan mengumpamakan kondisi
rohani manusia dalam tiga jenis tanah (berbatu, bersemak dan
tanah yang baik). Yesus tahu perbedaan kondisi rohani mereka
yang datang berbondong-bondong. Perumpamaan tentang
penabur menolong para murid agar tidak putus asa jika ada
pelayanannya yang gagal, karena juga selalu ada yang berhasil
(bahkan tumbuh berbuah seratus kali lipat). Perumpamaan benih
dan penabur ini juga menolong kita pada masa kini untuk
memeriksa hati masing-masing dan memperhatikan tanggapan
kita terhadap Firman. Hari ini kita diajak kita merenungkan bahwa
mendengar Firman saja belum cukup (ay.8,18); untuk bisa berhasil
lalu berbuah maka kita pun mesti menjadi pelaku Firman (ay.21)
serempak dengan itu kita teguh percaya pada saat cobaan
melanda kehidupan kita (ay.22-25). Kiranya otoritas Injil
membentuk hati dan perbuatan kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 80


Minggu, 17 Juli 2022
Mazmur 52:1–11

KASIH SETIA TUHAN BAGI ORANG BENAR


Nakaboroi’ Puang tu to Mengkaola

Daud sangat dikenal sebagai orang yang sangat karib


dengan Tuhan, karena itu ia mengerti benar akan kasih setia-Nya.
Orang yang mempunyai hubungan yang harmonis dengan Tuhan
dapat merasakan kehangatan kasih setia Tuhan. Oleh sebab itu
hati Daud tetap berlimpah dengan ucapan syukur sekalipun
berada dalam masalah atau kesulitan. Di tengah bahaya yang
mengancam hidupnya ia tak merasa kuatir, sebab ia sangat yakin
bahwa kasih setia Tuhan tiada pernah berkesudahan, "...tak habis-
habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"
(Ratapan 3:22-23). Dalam menghadapi maut sekalipun Daud tetap
percaya akan perlindungan Tuhan.
Setiap kemenangan Daud atas segala rancangan kejahatan
terhadap dirinya, karena ia selalu dalam keyakinan bahwa
Tuhanlah yang bertindak memberikan perlindungan dan
kelepasan. Oleh sebab itu tak henti-hentinya dia mengucap
syukur kepada Tuhan. Dalam doanya ia berkata, "Aku hendak
bersyukur kepada-Mu selama-lamanya, sebab Engkaulah yang
bertindak; karena nama-Mu baik, aku hendak memasyhurkannya di
depan orang-orang yang Kaukasihi!" (Mzm.52:11). Keadaan yang
berbeda dialami oleh orang yang tidak mengandalkan kekayaan
sebagai pengharapan hidupnya. "Lihatlah orang itu yang tidak
menjadikan Allah tempat pengungsiannya, yang percaya akan
kekayaannya yang melimpah, dan berlindung pada tindakan
penghancurannya!" (Mzm.52:9).
Sosok Daud penting menjadi teladan bagi kita sebagai
umat Tuhan. Mengandalkan kekuatan duniawi adalah sia-sia
karena semuanya adalah fana. Mengandalkan Tuhan adalah
kekuatan yang melebihi segalanya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 81


Senin, 18 Juli 2022
Kolose 1:24-2:5
SA PARRUK-PARRUKNA
Makin Giat

Den kada to kinaa nakua mala’bi’ temai toean dio kaleta ke


disoronganki’, tangia kita umperrussunan kaleta. Apa buda tau
untoe misa’ toean belanna ia kalena merrussun natumang
kamailuan sia kamduangan unno’koi’ inan madao sia mapangka’.
Tau susimo temai tu nenne’ umpoinaa Inaanna mengkarang sia
nenne’ tangsioloananmo passanan tengkona tu napogau’na.
Toean mendadi pesuan-Na Puang Matua dio kalena
Rasulu’ Paulus, nakatappai’ kumua misa’ passanan tengko tu
sipatu nakurre sumanga’ sia manassa lanapana’ta’ melo tu toean
disoronganni situru’ naanga’na tu to ussuai.“Dialana' to
ma'kamayana kombongan situru' tu passanan tengko
Napatageranna' Puang Matua belanna kamu, la umparampo sama
lele kadanNa Puang Matu”(ay.25). Napoparannu Paulus tu toean
pa’kamayan nasoronganni Puang Matua, ondongpi misa’
pa’tuladanan diomai Paulus susi tu napokada lan ay 24 “Totemo
parannuna' diona te kamaparrisan kuperasai belanna kamu, sia
kupaganna' lan kaleku tu tang ganna'na pa kamaparrisanNa Kristus,
belanna batang kaleNa, iamo tu kombongan”. Buda a’gan
mabanda’ urrampoi tu Paulus apa saparruk-parrukna sia
samatoto’-toto’na belanna na tandai kumua ia tu pengkarangan
nakarang tangia ia la umposangai sangadinna lana pomala’bi’-Na
Puang Matua, sia Puang Matua kalena la umbenni kamatotoran.
Ia tu kita to ma’patongan den nasang toean nasorong
Puang Matua lako kaleta, senga’mito tu toean matantu ullendui’
temai passanan tengko lan Kombongan. Sipatu dipoparannu
temai passanan nasoronganki’ Puang belanna misa’ toean mala’bi’
sia lana pobangun kombongan-Na. Inangla buda a’gan ditammu
belanna katonganan-Na Puang apa la dikatottongi kumua Puang
laumbenki’ kabattaran sia kamatotoran. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 82


Selasa, 19 Juli 2022
1 Yohanes 2:1-6

MENGENAL ALLAH
Untandai Puang Matua

Mengenal Allah bukan sekadar memiliki pengetahuan


yang benar tentang Dia. Mengenal Allah berkaitan dengan
bagaimana kita hidup di dalam Dia dan menghidupi apa yang kita
ketahui di dalam Dia. Firman Tuhan hari ini menekankan bahwa
pengenalan akan Allah tidak dapat dipisahkan dari bagaimana dan
dengan cara apa kita hidup.
Yohanes menyampaikan bahwa seseorang yang mengenal
Allah tidak berarti hidupnya sama sekali bebas dari dosa. Orang
yang mengenal Allah justru adalah orang yang menyadari
kelemahan dan dosanya. Orang yang mengenal Allah bisa saja
jatuh ke dalam dosa, tetapi tidak lagi hidup dalam dosa. Ketika
orang yang mengenal Allah jatuh ke dalam dosa, ia tidak perlu
menyembunyikan dosa itu, tetapi dengan jujur mengakui dosanya
di hadapan Allah dan memohon pengampunan kepada Yesus
Kristus sebagai pengantara dirinya dengan Allah. Lalu, seperti apa
karakteristik orang yang mengenal Allah? Menurut firman Tuhan
ada dua hal. Pertama, melakukan perintah Kristus. Artinya, seluruh
perintah Kristus merupakan yang terutama dalam hidupnya, dan
segala tindakannya mencerminkan kebenaran Kristus.
Kedua, hidup sama seperti Kristus. Hidup sama seperti Kristus
yaitu hidup setia melayani Bapa dengan cara melayani sesama.
Mari kita mengintrospeksi diri. Apakah kita sudah menjadi
orang yang benar-benar mengenal Kristus? Renungkan hal yang
Allah kehendaki untuk kita taati. Jangan keraskan hati, libatkan
diri dalam pelayanan gereja maupun sosial. Demikian juga, ketika
kita tergerak untuk menolong sesama, lakukanlah dengan penuh
ketulusan dan kesungguhan hati sebagaimana Kristus yang
datang bukan untuk dilayani tetapu untuk melayani. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 83


Rabu, 20 Juli 2022
Ulangan 12:1-12

IBADAH YANG TUHAN PERINTAHKAN


Kamenomban tu Napa’parentan Puang Matua

Untuk fokus beribadah kepada Tuhan perlu di dukung


dengan tempat dan tidak tergoda dengan hal-hal yang dapat
menggagalkan kita fokus kepada Tuhan.
Bangsa Israel diminta TUHAN menjauhkan serta
memusnahkan segala tempat penyembahan bangsa-bangsa lain
yang masih ada di tempat yang diduduki oleh Israel. Tidak boleh
ada yang tersisa, baik tempat maupun nama dari allah yang
disembah oleh bangsa lain. Hal ini dimaksudkan agar bangsa Israel
focus semata-mata kepada Tuhan yang memilih mereka. Tempat-
tempat penyembahan jika masih ada, sangat berpotensi untuk
mengalihkan perhatian Israel kepada Tuhan dan bahkan bukan
tidak mungkin mereka akan ikut menyembahnya. Tuhan sangat
menegaskan agar mereka benar-benar memelihara kekudusan
Tuhan, sehingga kepada mereka diingatkan bahwa Tuhan sudah
memilih tempat dimana mereka harus pergi beribadah. Ibadah
Israel harus terpusat untuk menghindari setiap orang untuk
melakukan sesuatu menurut keinginannya. Hanya di tempat yang
Tuhan telah pilih yang diperkenankan bagi Israel untuk beribadah,
dan tempat itu harus steril dari segala bentuk simbol
penyembahan kepada allah lain.
Beribadah adalah suatu tanggung jawab bagi setiap orang
percaya. Ibadah bukan sekedar kewajiban tetapi bentuk
pengabdian kepada Tuhan, dan sebagai wujud Iman yang
sungguh-sungguh terarah kepada Tuhan. Untuk itu dalam
peribadahan, kita harus fokus kepada Tuhan, dan bukan kepada
aksesoris tempat ibadah atau apa yang ada di sekitar kita. Tuhan
sudah menetapkan bagaimana kita harus beribadah kepada-Nya
sehinggah ibadah kita berkenan kepada-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 84


Kamis, 21 Juli 2022
Hosea 4: 1-10

DOSA ISRAEL DI RINCI


Dibulo-bulo tu Kasalanna to Israel

Pasal ini diawali dengan maksud Allah untuk menyeret


Israel ke meja hijau Allah, karena banyak kesalahan yang dilakukan
Israel (ay.1). Ungkapan pada ayat 1 merupakan ungkapan kunci
dan sentral dalam pemberitaan Hosea, tentang betapa dalam dan
hebatnya kesalahan-kesalahan yang dilakukan Israel. Untuk semua
yang Israel lakukan, Allah akan bertindak bukan sebagai suami
tetapi sebagai Hakim. Melalui Hosea disampaikan bahwa Allah
tidak hanya mengadukan orang Israel, tetapi juga para imam dan
para nabi (ay.4-5) yang mestinya menuntun umat kepada
kebenaran Allah.
Para imam dan para nabi ternyata tidak menjalankan tugas
sesuai dengan panggilannya sebagai nabi ataupun imam. Mereka
lebih mengutamakan materi ketimbang menyatakan kebenaran
Allah (ay.6,8). Bahkan Hosea melihat bahwa pejabat agamalah
yang memelopori sikap menolak pengenalan akan Allah (ay.6).
Kata ‘menolak’ berasal dari kata Ibrani ‘yada’ yang berarti
menolak persekutuan yang intim dengan Allah, dan berselingkuh
dengan ilah-ilah lain. Allah tidak tinggal diam melihat sikap
penolakan umat terhadap Diri- Nya. Allah tidak hanya menghakimi
tetapi juga menghukum! Bangsa Israel dan para pejabat agama
akan mendapat hukuman yang sama dari Allah (ay.9,10). Namun,
dibalik penghukuman itu ada juga berita pengharapan (ay.15).
Setiap orang Kristen adalah pemimpin rohani bagi
lingkungannya! Maka peringatan dan tudingan dosa ini
seharusnya menjadi tanda awas buat kita. Jangan sampai perilaku
dan sikap kita yang tidak peduli kepada masyarakat sekeliling
membuat mereka semakin berdosa. Ingat, Tuhan akan menuntut
tanggung jawab setiap dari setiap kita!. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 85


Jumat, 22 Juli 2022
Hosea 5:1-7

HUKUMAN BAGI PEMIMPIN


Ukungan Lako to Sitoe Tokon

Pemimpin yang bijaksana membawa berkat bagi bangsa


yang dipimpinnya, sebaliknya pemimpin yang bebal hanya
membawa masalah bahkan dapat menjerumuskan orang yang
dipimpinnya.
Hukuman bagi para pemimpin dalam bacaan ini ditujukan
kepada para pemimpin Israel, yaitu kalangan imam dan keluarga
raja. Ternyata, mereka adalah pemimpin yang jahat. Mereka
mengeruk kekayaan dari orang-orang yang mereka pimpin (ay.1-
2). Mereka berbuat demikian walaupun mereka mengerti bahwa
Allah melihat dan mengetahui semua perbuatan mereka (ay.3).
Mereka dibutakan oleh dosa mereka sendiri (ay.4). Akibatnya
mereka menjadi munafik dan bersikap sombong terus-menerus
karena merasa hidupnya sudah benar di hadapan Allah (ay.5).
Mereka yakin korban-korban persembahan mereka pasti diterima
Tuhan (ay.6). Jelas Tuhan menolak ibadah palsu seperti itu. Bukan
itu saja, Tuhan juga akan bangkit melawan dan menghancurkan
mereka (ay.8-14).
Pemimpin yang memanfaatkan wewenangnya untuk
kepentingan diri dan kelompoknya sendiri bukan barang langka di
antara kita. Terlebih lagi bila ada pemimpin rohani bersikap seperti
itu di antara umat Tuhan. Jangan-jangan orang itu malah diri kita
sendiri, yang melakukan apa saja asalkan dapat memperkaya diri
kita, mempertahankan posisi dalam jemaat, bahkan kalau perlu
menghancurkan orang lain, sementara itu kita tetap setia ke
gereja, tampil saleh dan rajin memberikan persembahan. Hati-hati!
Bertobatlah sebelum Tuhan menghancurkan hidup kita. Camkan:
Tuhan menentang perbuatan jahat para pemimpin yang
menyengsarakan sesama. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 86


Sabtu, 23 Juli 2022
Ester 4:1-17

TINDAKAN DAN RISIKO


Pa’pana’ta sia Apa Lanapabu’tu

Nelson Mandela di Afrika Selatan, William Wilberforce di


Inggris, Martin Luther King Jr. di Amerika Serikat--mereka adalah
contoh tokoh yang berani bertindak dan mengambil risiko dalam
mengubah dunia. Di sisi lain, tidak sedikit orang yang tidak
berbuat apa-apa karena takut dengan risiko yang akan dihadapi.
Ester menghadapi situasi yang pelik. Ia bisa dijatuhi
hukuman mati karena langsung menghadap raja tanpa dipanggil.
Namun, Ester bersedia untuk mengambil tindakan penting ini, dan
berkata, "Kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati!" (ay.16b).
Ester berfokus pada tantangan dari Mordekhai untuk melindungi
bangsa mereka dan mengupayakan keadilan. Kedua orang ini
memiliki kepercayaan dan iman yang teguh kepada Allah saat
menghadapi tantangan. Tindakan mereka pun berdampak luas.
Sepanjang kisah Ester tersirat keberadaan dan kedaulatan Allah
serta penyertaan-Nya yang nyata melalui tindakan yang
diungkapkan oleh Ester dan Mordekhai.
Bagaimana dengan kita? Dalam pekerjaan kita, pelayanan
kita, hidup kita, hal ini sangat relevan. Saat ini pun kita diundang
untuk mengambil tindakan dalam rencana Tuhan yang lebih luas.
Meskipun bisa jadi kita mesti menanggung risiko yang fatal atas
tindakan tersebut.Beranikah kita tetap melangkah, dan berkata,
"Kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati"? Apakah kita yakin
bahwa Tuhan akan memberikan kita hikmat dan keberanian ketika
kita bersandar kepada-Nya? Tantangan adalah sebuah
Kesempatan istimewa untuk mendemonstrasikan kehadiran Allah
dalam hidup kita. Yakinlah bahwa Tuhan adalah kekuatan kita.
Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 87


Minggu, 24 Juli 2022
Mazmur 44:1-9

KITA BUKAN KACANG YANG LUPA KULITNYA


Tae’ Anta Susi to Kadong tang Ungkilalai Kuli’na

Manusia adalah makhluk yang terbatas. Keterbatasan itu


mengajarkan manusia bahwa tidak semua hal bisa kita kerjakan
dan tidak semua hal ada dalam kendali kita. Kita selalu
membutuhkan orang lain dalam hidup ini. Bantuan dan
pertolongan dari orang lain akan selalu diingat dan bahkan kadang
kita berfikir bagaimana untuk membalasnya.
Mengingat dan mengakui kebaikan orang lain dalam
kehidupan kita menjadikan kita layak mendapat sebutan “Kacang
yang tak lupa kulitnya”. Hal demikianlah yang dilakukan oleh
Pemazmur dalam Mazmur 44:1-9. Pemazmur kembali mengingat
kebaikan Allah bagi bangsanya dan mengakui hal itu sebagai
perbuatan Allah. Dengan tangan-Nya IA menghalau bangsa-
bangsa dan membiarkan bangsa Israel bertumbuh serta
berkembang (ay.3). Kemenangan yang dialami oleh bangsa Israel
diakui Pemazmur sebagai pemberian Allah kepada mereka, bukan
karena kehebatan mereka melalui pedang tetapi karena
perbuatan Allah (ay.4). Pemazmur dengan tegas mengakui
bahwa “bukan kepada panahku aku percaya, dan pedangku pun
tidak memberi aku kemenangan, tetapi Engkaulah yang memberi
kami kemenangan terhadap para lawan kami dan orang-orang
yang membenci kami Kauberi malu” (ay.7-8). Dan bagi Allah,
mereka akan mengucap syukur selama-lamanya.
Sebagai manusia yang penuh keterbatasan, kita
membutuhkan Allah sebagai Penolong dan Pemelihara hidup kita.
Kebaikan-Nya bagi kita tidaklah terhitung, sebab kasih-Nya tak
pernah berubah. Dan karena itu, mari terus mengakui Dia dalam
hidup kita, untuk setiap kebaikan yang kita terima dan kita alami.
Sehingga kita tidak mendapat sebutan “Kacang lupa Kulitnya”.
Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 88


Senin, 25 Juli 2022
Hosea 3:1-5

INANG MAMASE TU PUANG


Tuhan Sungguh Mengasihi

Tantu lendu’ mapa’di’na tasa’ding ke Dibulang leko’ki’


apapole’ raka ke iamo temai to mandappi’ lako kaleta
tangdipokadami ke balinta kalenamo tu ma’penggauran, Inangla
mendadi saki sia napobangke penaanta anna urunganni ia te a’gan
susite nenne’ masussa dikalupai.
Ia te sura’na Hosea unnulelean diona Hosea tu nasua
Puang Matua male umpobaine misa’ baine pasandak salu iamo tu
Gomer. Apa ia tonna sibalimo Hosea, tae’ natorei Gomer tu
penggauran kadake napogau’ sia tae’bangmora anna angga’i tu
Hosea. Iamoto anna tanga’i Hosea kumua melomo ke
umpamambelai kalena diomai Gomer. Apa ia tu tanan penaan-Na
Puang Matua silekoran passanganna Hosea. Nasuaora Puang
Matua sule tu Hosea umpakaboro’ Gomer. Ma’nannunganmi tu
Hosea anna pogau’i tu palakunna Puang Matua sia maringnan
penaanna Hosea ulla’bakki sule tu kasalanna Gomer lako kalena.
Naangkaranmi Hosea tu angga’ iamo tu sangpulo lima sikele'
salaka sia dalle sisikan sanggome' sangtangnga (pada angga’na
misa’ kaunan attu iato) lanaallian Gomer, yarakaia nabassei kada
tu Gomer kumua “La mari'piko masai, tae' ammu la ma'gau' sala,
tae' ammu la sisola muane, sia tae' duka kula urrumbuko (3).
Ia te apa napa’parentan Puang Matua lako Hosea,
mendadi kasa’bian lako to Israel kumua inang nakaboroi’ Puang
Matua moiraka anna memboko’mo tu bangsa iato diomai kale-Na
sia umpogau’mo apa kadake. Ia tu Puang Matua manassa mamase
sia liu kaboro’. Kita te torro to lino, toyang miki’ diomai kale-Na
belanna dosa, apa nala’bakki’ angga’ dio Kale-Na iamo tu anak
tungga’-Na kumua anna kaeloki’ sule, yarakaia dibassei kada
kumua la tontongki’ makaritutu ma’patongan lako kale-Na. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 89


Selasa, 26 Juli 2022
Roma 11:25-36

MENJAGA KEPERCAYAAN
Untoemanda’

Kepercayaan dari seseorang merupakan hal yang harus


kita jaga, karena tidak semua orang bisa dengan mudah percaya
kepada orang lain dan tidak semua orang bisa menjaga
kepercayaan dengan baik. Selagi masih ada orang yang menaruh
percaya kepada kita maka jagalah kepercayaan itu.
Bangsa yang menjadi pilihan Allah diantara banyaknya
bangsa, nyatanya mengalami kegagalan sebagai bangsa yang
takut akan Allah. Kegagalan menjadi bangsa pilihan membuat
mereka disebut sebagai bangsa yang tegar tengkuk karena
kehidupan mereka yang sering memberontak kepada Tuhan.
Namun ketegaran hati Israel nyatanya tidak membuat Allah
menghukum dan membinasakan mereka. Tetapi hal itu justru
dipakai Allah untuk menjangkau bangsa-bangsa lain, sebab kasih
Allah adalah kasih yang tidak terbatas hanya kepada bangsa Israel
(ay.25). Allah tidak tinggal diam terhadap ketegaran bangsa
pilihan-Nya. Kemurahan Allah bagi bangsanya semata-mata karena
kasih-Nya bagi mereka. Dan kerena itulah Paulus menekankan
kepada jemaat di Roma untuk menyadari bahwa keselamatan
yang merupakan karya agung Kristus menjangkau seluruh bangsa,
sebab tidak ada seorang pun yang dapat menjangkau fikiran Allah.
Yang pasti hanyalah kemurahan Allah dinyatakan bagi mereka
yang mau menerima dan percaya kepada-Nya.
Sudah selayaknya sebagai orang percaya, kita menjaga
kepercayaan dari Allah untuk menikmati persekutuan dengan-Nya.
Kepercayaan itu dengan hidup membritakan kebaikan-Nya,
menjadi terang dalam kegelapan, menjadi berkat dalam perkataan
dan tindakan. Terlebih saling mengasihi sebagai umat yang
dikasihi-Nya. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 90


Rabu, 27 Juli 2022
Matius 5:43-48

BERANI TAMPIL BEDA


Barani Umpayan Senga’ Kalena

Pernahkah kita menghadiri suatu kegiatan lalu kita salah


menggunakan kostum (pakaian)? Salah kostum tentu akan
membuat kita tidak nyaman, karena kita tampil beda dari orang
lain. Apalagi jika kesalahan itu merupakan hal yang tidak kita
sengaja. Salah kostum juga bisa terjadi karena ketidaktahuan kita.
Tampil beda dari orang lain tidak selalu menjadi hal yang
menganggu, dalam peristiwa-peristiwa tertentu kita harus berani
tampil beda. Namun bagaimana, jika kita diharuskan berani tampil
beda tapi hal itu terasa sulit? Dalam khotbah dibukit, Yesus
memberi perintah untuk mengasihi, bukan mengasihi orang yang
telah mengasihi kita, tetapi mengasihi musuh dan berdoa bagi
mereka yang menganiaya kita (ay.44). Hal itu terasa sulit bukan?
Tetapi jikalau seseorang hanya mengasihi orang yang
mengasihinya, Yesus berkata bahwa pemungut cukaipun
melakukan hal yang sama (ay.46), jika memberi salam hanya
kepada orang yang kita anggap saudara, Yesus berkata orang
yang tidak mengenal Allah juga melakukan hal yang demikian
(ay.47). Lalu apa yang Yesus mau kita lakukan? Mengasihi semua,
orang karena dengan demikianlah kita menjadi anak-anak Bapa
yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang
baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang
yang tidak benar (ay.45).
Mengasihi orang yang mengasihi kita tentu sangat mudah
dan sudah sering kita lakukan. Hari ini kita ajak untuk berani tampil
beda yakni mengasihi mereka yang mungkin melukai hati dan
perasaan kita, mengasihi mereka yang mungkin tidak menyukai
kita bahkan mengasihi dan mendoakan mereka yang menganiaya
kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 91


Kamis, 28 Juli 2022
Efesus 4:17-32

SUNGGUHKAN KITA TELAH MENGENAL DIA?


Manassa raka ditandai tonganmo?

Seorang ayah bertanya kepada anaknya “Nak, apakah kau


mengenal tetangga sebelah rumah kita?” anaknya menjawab
“Tentu” ayahnya bertanya “Apakah kau tahu makanan kesukaan
mereka? Aku hanya tahu mereka adalah tetangga kita. Kata
ayahnya kau tidak mengenalnya dengan baik kau hanya
mengetahui bahwa mereka tinggal disamping rumah kita.
Paulus pernah berkata kepada jemaat di Efesus “Jangan hidup
sama seperti orang yang tidak mengenal Allah (ay.17). Mereka
yang tidak mengenal Allah menyerahkan diri kepada hawa nafsu
dan melakukan segala macam kecemaran (ay.19). Tetapi kata
Paulus kamu bukanlah orang yang tidak mengenal Allah, kamu
telah belajar mengenal Kristus. Karena itu, orang yang mengenal
Allah akan hidup menjadi manusia baru yang telah diciptakan
menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya (ay.24) Dan karena itu, sebagai manusia baru yang
telah mengenal Allah harus membuang dusta, berkata benar,
tidak membiarkan diri berbuat dosa, jangan mencuri, jangan ada
perkataan kotor keluar dari mulutnya, jangan mendukakan Roh
Kudus Allah, segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian
dan fitnah hendaklah dibuang dan menjauhkan diri dari segala
kejahatan (ay.26-31). Sebagai manusia baru, hidup dalam kasih
mesra terhadap semua orang dan hidup saling mengasihi .
Pertanyaan bagi kita, apakah kita telah mengenal-Nya dengan
baik atau hanya sekadar tahu bahwa Allah itu kasih? Saat kita
berkata bahwa kita mengenal Allah maka kita telah belajar untuk
melakukan apa yang menjadi kehendak Allah. Kenallah Allah lebih
dalam, lakukanlah perintah-Nya sebab kita ini umat yang dikasihi-
Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 92


Jumat, 29 Juli 2022
Hosea 11:1-11

SEBAB AKU INI ALLAH DAN BUKAN MANUSIA


Belanna Akumo tu Puang Matua tangia Tolino

TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan


besar kasih setia-Nya (Mz.145:8). Mengapa Allah sungguh
mengasihi kita? Karena Allah sesungguhnya tidak menghendaki
kita binasa. Dalam sejarah pembebasan Israel dari Mesir, bangsa
itu selalu memberontak, tidak mengindahkan amanat Allah
bahkan mereka membuat berhala untuk disembahnya, tetapi
Allah tetap mengasihi mereka. Allah memang menghukum
mereka tetapi hukuman itu adalah untuk mengingatkan agar
bangsa itu kembali bertobat dan Allah akan mengampuninya.
Dari berbagai pelanggaran dan pemberontakan yang
dilakukan bangsa Israel, sebenarnya mereka tidak layak lagi untuk
dikasihi. Tidakkah seharusnya Tuhan murka dan meninggalkan
bangsa itu karena mereka seringkali diingatkan tentang
pelanggaran mereka, namun selalu saja mengulanginya? Ternyata
Tuhan tidak merancang hukuman bagi umat-Nya. Dalam bacaan
kita dikatakan “Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang
bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali Sebab
Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu,
dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.”(9).
Kasih Allah adalah kasih yang tak terbatas, kasih-Nya
dinyatakan berdasarkan otoritas-Nya sendiri. Sesungguhnya kita
sering berbuat dosa dan mendukakan Allah, namun kasih Allah
yang tak terbatas tidak pernah berkesudahan untuk hidup kita,
namun perlu diketahui bahwa Allah tidak bisa dipermainkan .
Dalam Galatia 6:7 ditegaskan “Jangan sesat! Allah tidak
membiarkan diri-Nya dipermainkan Karena apa yang ditabur orang,
itu juga yang akan dituainya”. Karena itu bertobatlah dan
peliharalah pertobatan itu untuk tidak berbuat dosa lagi. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 93


Sabtu, 30 Juli 2022
Hosea 14:2-10

MASIH DIBERI KESEMPATAN


Tontongpa Diben Attu

Sebuah lirik lagu berkata “Kesempatan tak datang kedua


kalinya, hargai dan jaga hatinya” hendak menyampaikan pesan
bahwa jangan menyia-nyiakan apa yang dimiliki, karena
kesempatan tidak datang dua kali.
Israel sebagai bangsa pilihan Allah, bangsa yang dikasih
Allah ternyata tidak menggunakan kesempatan yang Allah
berikan. Berulang kali mereka memberontak, tapi kasih Allah
tetap menyertai mereka, namun dalam beberapa peristiwa
ketidaktaatan berujung pada penghukuman dari Allah. Karena
itulah Firman Tuhan melalui Hosea memerintahkan Israel untuk
segera bertobat (ay.2), Israel harus menghadap Allah dengan
kata-kata penyesalan dan memohon ampun kepada-Nya (ay.3).
Pertobatan yang sungguh dijawab oleh Allah dengan janji “Aku
akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan
mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut
dari pada mereka (ay.5). Allah bagaikan embun bagi Israel dan
Allah berjanji bahwa Israel akan berbunga seperti bunga bakung
dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar, tumbuh
seperti gandum dan berkembang bagaikan pohon anggur
(ay.6,8). Tetapi janji itu hanya akan terjadi apabila Israel bertobat,
Allah memberikan kesempatan kepada mereka untuk datang
kepada-Nya mengakui dosa dan hidup taat dihadapan-Nya.
Bagi kita yang hidup hari ini, kehidupan kita adalah
kesempatan untuk menikmati persekutuan dengan Allah.
Kesempatan itu harus kita gunakan dengan baik, jangan sampai
kesempatan itu kita sia-siakan hingga akhirnya hidup kita berujung
pada penghukuman, karena ketidaktaatan kita. Dan kita harus
sadar bahwa hidup kita adalah hidup anugerah Allah. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 94


Minggu, 31 Juli 2022
Pengkhotbah 1:1-11

PESIMIS ATAU OPTIMIS?


Ma’ Ranuanan Ba’tu Ka’tu Rannu?

Ada dua sikap manusia dalam menghadapi realitas


kehidupan ini yakni sikap yang optimis dan sikap Pesimis. Orang
yang memiliki sikap optimis adalah orang yang selalu
berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi sesuatu
sedangkan orang yang memiliki sikap pesimis adalah orang yang
bersikap (berpandangan) tidak mempunyai harapan, sehingga
selalu merasa khawatir, dihantui rasa takut mudah putus.
Apakah Pengkhotbah termasuk orang yang bersikap
pesimis? Sehingga dia memandang kehidupan ini suram dan
menganggap segala sesuatu adalah sia-sia?. Bagi pengkhotbah
tidak ada sesuatu yang baru di muka bumi ini, apa yang pernah
ada aka ada lagi, dan yang pernah dibuat akan dibuat lagi (ay.9).
Pengkhotbah bukanlah seorang yang pesimis dalam melihat
realita kehidupan ini, namun dia hendak mengingatkan kita untuk
tidak terjebak dengan rutinitas mengikuti siklus kehidupan yang
terus berulang dan ahirnya kita tidak sadar bahwa hidup kita tidak
ada bedanya sebuah mesin; bangun-tidur-malam-siang dst,
besoknya akan terulang lagi seperti itu.
Tujuan hidup ini akan menjadi sia-sia jika hanya mengikuti
siklus yang akan terus berulang dan terjebak dengan rutinitas. Kita
harus sadar bahwa seluruh ciptaan adalah fana termasuk hidup
kita sehingga jangan beranggapan bahwa ketika kita telah sukses
akan menjadi jaminan kebahagiaan. Kebahagiaan sejati hanya ada
pada Allah yang menjaminkan hidup kekal di dalam Kristus. Tuhan
tidak melarang kita untuk berjuang dan meraih sukses tetapi
janganlah hal itu menjadi tujuan utama dari kehidupan ini. Yesus
berkata “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat.6:3). Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 95


Senin, 1 Agustus 2022
Hosea 12:1-15

UNNINGARAN PENGGAURANNA PUANG MATUA


Mengingat Perbuatan Tuhan

Ditandai kumua ia tu to Israel iamo misa’ bangsa napilei


langsa’ Puang Matua la umpomana’ pangallu’ kasalamaran sia
passakke diomai nenek todolona. Napoparannu to Israel te
kadipileianna, ia rakaia nenne’bang tangmengkilala kumua ia tu
pangallu’ tu dialluranni lana toe manda’ sia tontong lanaangkaran
lan kamaseroan. Ke dipelalanni lan kalingkanna bangsa Israel,
inang pembuda tu tilende’ natumang kamakarrasan penaa sia
napamatuna tu kamaseroanna pangallu’-Na Puang.
Ullendui’ Nabi Hosea anna pakilalai Puang Matua sia
dikambelangi tongan tu kasalan napogau’ sae lako tu kasalan
napogau’ nene’ to dolona. Sitonganna tae’bang misa’ apa tu
lanapomadao penaa. Lana tandai kumua napilei Puang Matua
tangiara belanna kameloanna sia kalosonganna diomai bangsa
senga’ sangadinna simata-matari kamamasean-Na Puang Matua.
Iamoto ia tu kasalamaran sia passakke diomai Puang Matua sipatu
ditarima ma’kurre sumanga’, dirande ma’pole paraya, na umba
ladikua umpamanassai lan katuoanta? Iamo tu tontong la
umpapayan katuoan masero, umparakai kamaindanan-Na Puang
Matua sia umpatorro masero pa’kamasean-na Puang. Ia tu
nenne’bang napotobang to Israel iamo tu kamakarrasan,madao
penaa sia menomba lako kapenomban senga’.
Ullendui’ Hosea, anna pakilalai Puang Matua kumua anna
ma’sossoran renge’, sia membalik sule umpengkara’pai Puang.
Indemote nanai mempayan kumua iang masokan tu Puang lako
taun-Na. Mangkamoki’ nala’bak Puang diomai dosa, naala
anakmiki la ma’mana’ lan pangallu’na. Iamoto to tontongmo
mengkara’pa lako kalena, umpangu’gui katuoan masero anna
tontong umpasiriaki’ kamarampasan-Na. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 96


Selasa, 2 Agustus 2022
Hosea 13:1-8

PEMBINASA MANUSIA ADALAH DOSA


Ia tu Ussanggang to Lino iamo tu Dosa

Suatu ketika seorang muda menjumpai saya dan berkata


“Pak apakah Tuhan akan mengampuni saya atas dosa telah
meninggalkan Dia? Bagaimana caranya untuk saya bisa meminta
ampun padaNya? Apakah dengan saya rajin ke Gereja maka Dia akan
pasti menerima saya kembali?” Pertanyaan ini sungguh secara
serius saya gumuli sebagai seorang hamba Tuhan. Bagaimana cara
menjelaskan agar ia dapat mengerti tentang pengampunan dari
Tuhan.
Pada zaman nabi Hosea bangsa Israel hidup dalam
ketidaktaatan. Mereka secara bebas melakukan perbuatan-
perbuatan dosa dan hidup menurut kehendaknya sendiri tanpa
menghiraukan firman Tuhan: terlibat dalam penyembahan
berhala, penipuan, perzinahan dan sebagainya. Tuhan memakai
Hosea untuk menegur mereka dengan keras. Oleh karena dosa
tersebut, Tuhan akan menghukum umat-Nya. Ia akan
"menghentikan" kemurahan dan anugerah-Nya. Akibatnya,
mereka akan seperti kabut yang segera hilang dan seperti debu
jerami yang diterbangkan. "Sebab upah dosa ialah maut;" (Rm
6:23). Dosa benar-benar menjadi pembinasa yang keji bagi
manusia dalam segala hal.
Kita kemudian menyadari bahwa atas sifat Tuhan yang
belas kasih kini waktunya bagi kita untuk menyingkirkan segala
dosa itu. Kita mau terbuka di hadapan Tuhan agar sekiranya
pembinasa itu mati dan kita dihidupkan olehNya. Mintalah Roh
Kudus untuk menyingkapkan tabir dosa itu. Kita mohon pada-Nya
agar mengoreksi seluruh kehidupan kita. Mari kita memohon
pengampunan dari Tuhan agar Ia tidak menutup mata dan kasih
karunia-Nya atas kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 97


Rabu, 3 Agustus 2022
Lukas 12:22-34

“KU TAHU TAPI”….


Sitonganna kutandai apa….

Keputusan terberat saya adalah meminta istriku keluar


dari pekerjaan yang tentunya sangat sulit, namun saran dokter
bahwa hal itu adalah untuk mempertahankan janin dalam
kandungannya. Dua bulan kemudian saya sebagai kepala keluarga
mulai kuatir tentang apa yang akan kami pakai berobat rutin ke
dokter kandungan yang butuh dana besar sekali periksa. Jaminan
hidup tidak lancar diberi oleh Jemaat. Ini dilema saya sebagai
kepala keluarga, tegasku. ‘Ku tahu, tapi..... selalu muncul dalam
pikiranku.
Tuhan Yesus, dalam satu kesempatan pengajaran,
mengajak para murid untuk mempertimbangkan dua makhluk
ciptaan lainnya. Burung gagak yang oleh bangsa Yahudi dianggap
najis atau haram, tidak punya hikmat untuk membuat dan
menyimpan makanan seperti manusia, tetapi Tuhan memberi
mereka makan (ay.24). Bunga bakung yang masuk golongan
bunga Anemon liar tak punya kreativitas menenun bahan pakaian
seperti manusia, tetapi Tuhan menghiasinya dengan keindahan
yang lebih dari pakaian raja Salomo (ay.27). Tuhan sungguh
memperhatikan segala ciptaan-Nya. Jika para murid masih
meragukan pemeliharaan Tuhan yang demikian detail, tepatlah
jika Yesus menyebut mereka orang yang kurang percaya! (ay.28)
Kita semua pernah dan akan mengalami masa dilematis.
Kita dapat berkata ‘ku tahu tentang kuasaNya tapi saya menjadi
kuatir. Hanya keyakinan yang utuh pada janji setia Tuhan maka
kita dapat menikmati kemurahan-Nya. Baiklah kita hidup sesuai
firman Tuhan dan memelihara perintah-perintahNya, dengan
demikian Allah sebagai sumber berkat dan damai sejahtera akan
senantiasa memelihara kita dalam segala hal.Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 98


Kamis, 4 Agustus 2022
Mazmur 33:10-22

KATAKAN : AKU KEPUNYAAN TUHAN


Pokadai: ia te Aku Apannana’ Puang

Seorang anak dengan bangganya mengatakan bahwa


“saya anak bapak dan ibu A”. Untuk menerangkan dirinya sebagai
anak yang memiliki orang tua. Namun ketika ada seorang anak
remaja berbicara pada saya sebagai hamba Tuhan “sejak kecil saya
selalu menanyakan kepada ibu, bapak saya siapa? Ibu selalu
merespons dengan mengalihkan pembicaraan. Saya sering di bully
oleh teman-teman bahwa anak tidak punya bapak”.
Saat membaca Mazmur 33 ini segera terbayang mengenai
kekuasaan Tuhan. Kekuasaan-Nya tampak dalam alam. Kekuasaan-
Nya dibandingkan dengan berbagai kekuatan yang sering kali
diandalkan oleh manusia. Kalau raja-raja memiliki kekuasaan, maka
kuasa Tuhan jauh melampaui mereka (ay.16). Jika dibandingkan
dengan kekuatan seorang pahlawan, maka kekuatan Tuhan tidak
ada batasnya (ay.16). Kuda yang hebat pun tidak sehebat Tuhan
(ay.17). Namun, Tuhan yang berkuasa itu tidak digambarkan
sebagai penguasa yang arogan. Karena Dia tidak bertindak
sewenang-wenang. Malahan Dia peduli dengan ciptaan-Nya. Dia
memandang dari surga untuk menilik anak-anak manusia (ay.13).
Bahkan Pemazmur menggambarkan bahwa Tuhanlah sumber
pengharapan manusia (ay.20-22). Itu sebabnya Pemazmur
mengajak umat senantiasa memuji-muji Tuhan.
Sejauh mana kita yakin dan mengatakan “Aku kepunyaan
Tuhan”. Dengan ungkapan ini muncul sebuah keyakinan bahwa
Tuhan yang lebih berkuasa melebihi apa yang menjadi pergumulan
kita. Di dalam Yesus Kristus, kita telah menjadi anak-anak-Nya.
“Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus
Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan
kehendak-Nya,”(ef.1:5).Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 99


Jumat, 5 Agustus 2022
Yesaya 10:1-4

KETIDAKMAMPUAN KITA
Katangpakulleanta

Dalam hidup kita, ada horizon yang menjadi batas bagi kita
untuk bertindak, merasa, dan berpikir. Ketidakmampuan orang
untuk memahami batas-batas dirinya menjadikan dia
"keterlaluan", "tidak tahu diri". Kalau kita memperhatikan apa
yang terjadi di dalam dunia ini, sebenarnya masalah hidup manusia
adalah kegagalannya memahami dan menghidupi horizon yang
telah ditentukan baginya.
Sang Nabi menyatakan ucapan celaka ini kepada para
pemimpin dan hakim-hakim Yehuda. Ucapan celaka itu
menunjukkan rancangan khusus, yang dengannya Allah
mendatangkan pasukan Asyur kepada mereka, untuk menghukum
semua para penegak hukum mereka yang tidak bekerja
sebagaimana mestinya, yang tidak dapat mereka
pertanggungjawabkan di depan hukum. Mereka sungguh gagal
memahami dan menghidupi maksud-maksud Tuhan untuk
bertindak adil terhadap perkara-perkara bukan malah
memutarbalikkan hukum yang adil. Kepada mereka sang nabi
menyampaikan ucapan celaka ini sebelum ia membicarakan
penghiburan kepada umat Allah sendiri.
Kita menyadari bahwa selalu ada kerapuhan dalam
memahami kehendak dan perintah Tuhan. Juga terkadang kita
tahu namun ketidakmampuan kita untuk tetap tegak berpegang
pada perintah-perintahNya. Sebab kalau Tuhan bertindak
menghukum kita, apakah kita mampu mengalaminya? Kita sadar
dimana oleh anugerah keselamatan dalam Yesus Kristus bahwa
dalam kelemahan dan kerapuhan ada Roh Tuhan yang menopang
dan meneguhkan kita untuk mengatakan kebenaran yang
memang benar dan ya. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 100


Sabtu, 6 Agustus 2022
Yesaya 1:21-31

KEPOMPONG MENJADI KUPU-KUPU


Ulli’ Mendadi Kalubambang

Saya mengingat pelajaran waktu SD tentang perubahan


yang dialami secara alami oleh seekor kupu-kupu, baik dari
kepompong berproses dan akhirnya menjadi kupu-kupu yang
indah dan dapat terbang. Perubahan ini melalui sebuah proses
yang serasa sebuah ulat namun ternyata menjadi sesuatu yang
indah dan cantik.
Berbeda dengan umat Yehuda yang juga mengalami
perubahan. Hal itu tampak pada kata "tadinya" dan "tetapi
sekarang" (ay.21). Sayangnya, perubahan tersebut jauh dari
keinginan Allah. Itu sebabnya Allah turun tangan untuk
mengembalikan umat Allah pada rel yang benar sehingga menjadi
mampu hidup sesuai dengan kehendak Allah. Perubahan yang
terjadi pada umat Allah diungkap secara gamblang oleh
Yesaya.Dulunya mereka adalah pelaku keadilan dan kebenaran
(ay.21). Kini, mereka menerima suap serta mengabaikan hak anak-
anak yatim dan para janda (23). Ketidakadilan dan ketidakbenaran
itulah yang menguasai kehidupan mereka sekarang.
Pertumbuhan iman seseorang harus melalui proses
namun harus dengan proses yang baik agar mengarah kepada
perubahan yang lebih baik. Mungkin dalam proses perubahan
yang kita alami, akan mendapat cibiran bahwa orang Kristen itu
begini dan begitu atau mungkin juga ada pandangan yang
mungkin buruk, tapi karena kita adalah milik Kristus maka kita
harus yakin bahwa dalam pandangan Tuhan kita sungguh
berharga. Bagaimana sebuah kepompong menjadi kupu-kupu.
Dibutuhkan sebuah keseriusan dalam sikap berserah kepada
Tuhan agar dia menjadikan kita sebagai pribadi Kristen yang baik
meneladani Kristus. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 101


Minggu, 7 Agustus 2022
Mazmur 11:1-7

TUHAN TEMPAT PERLINDUNGAN


Puangmo tu Pentirerungan

Salah satu kecenderungan manusia ketika menghadapi


ancaman adalah mencari perlindungan yang aman dan terbaik.
Perlindungan ini bisa berupa tempat atau sosok kuat yang
dianggap mampu memberi perlindungan maksimal.
Dalam dunia kuno, bukit-bukit yang kokoh kerap dianggap
sebagai tempat pelarian dan persembunyian yang baik. Pemazmur
yang sedang terancam diminta untuk melarikan diri ke sana (ay. 1).
Apa yang dilakukan oleh Pemazmur? Ia mengabaikan saran untuk
bersembunyi dan mencari perlindungan di balik kokohnya bukit-
bukit. Pemazmur memilih mempercayakan dirinya kepada Tuhan
(ay. 4). Ia meyakini bahwa Tuhan yang disembahnya adalah Tuhan
yang adil. Dalam keadilan Tuhan, orang fasik akan mendapat
ganjaran. Sementara itu, orang-orang tulus yang bersandar
sepenuhnya kepada Tuhan tidak akan mendapat malu. Ia akan
memandang wajah Allah yang memulihkan.
Sungguh, ada banyak tempat untuk mencari perlindungan.
Ada banyak cara untuk menyibukkan diri dengan maksud untuk
mengabaikan atau melupakan sejenak beban hidup yang sedang
melanda. Namun, pada ahirnya hal itu hanya memulihkan untuk
sementara saja. Banyak hal yang dianggap sebagai tempat
pelarian dan perlindungan yang justru melahirkan persoalan yang
baru karena kita salam memilih. Pemazmur menemukan bahwa
tempat perlindungan sejati adalah Allah. Kokohnya sebuah
gunung batu tidak akan mampu memberi perlindungan bagi kita.
Karena itu datanglah berlindung kepada-Nya, “Sebab TUHAN
adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan
memandang wajah-Nya (ay. 7).” Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 102


Senin, 8 Agustus 2022
2 Tawarikh 33:10-20

DA’ MU MA’KAMPA LANAPAKILALA PUANG


Jangan Menunggu ditegur Tuhan

Den kada pa’pakilala biasa napokada to matua nakua tae’


ia tau menassan dolo, iamoto anna sipatu dipemaranga sia
ditanga’ melo tomai apa namane dipogau’.
Susimote tu a’gan natingayo Manasye. Belanna ussanga
kalena kumua misa’ datu, ia untoe kuasa, matoto’ tu kadatuanna
sia makamban tu eanan naampui. Tae’mo anna sailei tu kadanna
Puang Matua, sia umpalalo ma'biangi sia kapakita-kitan sia balik
mata, sia napaden tu to sola bombo sia to sola deata. Sia buda
napogau' tu apa kadake dio pentiroNa PUANG, tu umpa'dikki
penaan-Na (ay.6b). Mandu naperangimo tu to kadake ma’pakilala,
sia mintu’ tu nasanganna to buda naturui’, moi raka anna
tangmelo sia siuali katonganan-Na Puang.Senga’mi tu rapang-
rapang batu dipodeata, nagaragai lan banuanNa Puang Matua.
Napakilala Puang Matua tu Manasye apa tae’ anna ma’perangi,
Iamoto Napasaei PUANG tu mintu' kamandang surodadunna datu
Asyur natingkanni pekadang tu Manasye sia napungo rante
tambaga anna diali’ lako Babel. Napalao Puang Matua tu siri’na
Manasye. Ia tonna pussakmo tu Manasye undaka'mi kamaturu-
turuanNa PUANG, anna umpamadiongan kalena dio olona Puang.
Indemote nanai Puang umpapayan kamasokanan-Na lako taun-Na
naurunganni situru’ kamamasean-Na nadilendokan tu Manasye
sola to Israel diomai datu Asyur.
Iamoto ia ke nenne’bangpiki’ umbokoi’ parenta-Na Puang,
ta sulemo ma’sossoran renge’ anta mengkatoba’ belanna inang
lanaukungki’ Puang Matua ke tontongki’ makarra’, andi’mo anna
den ma’kampa ladi pakainga’ dolo anta mane mengkilala sia
mengkatoba’. Manassa mamase Puang mepagarri’. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 103


Selasa, 9 Agustus 2022
Yesaya 24:1-13

BUMI ADALAH KEMULIAAN ALLAH


Iate Lino Kamala’biran-Na Puang

Dunia adalah panggung kemuliaan Allah. Hal ini


disampaikan oleh seorang yang bernama John Calvin, dan itu
dikatakan untuk menegaskan bahwa kemuliaan Allah tampak
dalam seluruh kehidupan di bumi. Allah memilih manusia secara
khusus untuk menjadi mitra-Nya dan sekaligus memberi mandat
kepada manusia untuk berkuasa, dan mengelola bumi, sehingga
bumi dan seluruh isinya tetap menggambarkan kemuliaan Allah.
Melalui Yesaya, Allah menegaskan kembali kekudusan-
Nya. Dia yang mau bermitra dengan manusia adalah Allah yang
kudus. Allah menetapkan peraturan, ketetapan, dan mengikat
perjanjian dengan manusia agar manusia menjalankan tugasnya
menurut ketetapa Allah, namun, Manusia melanggar undang-
undang, mengubah ketetapan, dan mengingkari perjanjian Tuhan
(ay.5). Atas ketidaksetiaan manusia, bumi tidak lagi mencerminkan
kemuliaan Allah. Yesaya menggambarkan kondisi bumi yang tidak
lagi mencerminkan kemuliaan Allah, dengan mengatakan “Bumi
berkabung dan layu, ya, dunia merana dan layu, langit dan bumi
merana bersama.” Lebih jauh, Yesaya menubuatkan bahwa
ketidaktaatan manusia membuat sukacita di bumi menjadi hilang.
Anggur sebagai simbol sukacita tidak ada lagi, suara musik
berhenti, dan kemeriahan kota-kota menjadi sunyi (ay.7-13).
Kita adalah mitra Allah untuk memelihara kehidupan di
bumi. Allah memberikan kita kuasa untuk menjadikan bumi ini
sebagai panggung kemuliaan-Nya. Kuasa tersebut harus
dijalankan dalam ketaatan terhadap Tuhan. Hanya dalam ketaatan
itulah kita mendapat jaminan bahwa seluruh tindakan yang kita
lakukan dalam rangka memelihara kehidupan di bumi akan
menjadikan bumi sebagai panggung kemuliaan Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 104


Rabu, 10 Agustus 2022
Lukas 12:35-48

MENANTI DALAM SUKACITA


Parannu Ma’tayan

Menunggu masih menjadi persoalan bagi banyak orang.


Perhatikankah tempat di mana orang biasanya harus antri. Di situ
kita akan mendapati orang-orang yang gelisah dan tidak sabar
dalam antrian. Beberapa orang mencoba bertahan dengan
mencari kesibukan, misalnya dengan mengutak-atik handphone-
nya. Beberapa orang lainnya kerap kehilangan kesabaran dan
memilih meninggalkan antrian lalu mencari peluang di tempat lain.
Kita semua adalah orang-orang yang sedang menanti. Kita
menantikan kedatangan Kristus kembali. Alkitab menegaskan
bahwa Dia pasti akan kembali, namun hanya Sang Bapa yang tau
kapan Dia kembali. Lalu apa yang harus dilakukan dalam penantian
ini? Pertama, kita menanti dengan kewaspadaan seperti seorang
hamba yang pingganggnya tetap terikat dan siap membuka pintu
apabila Kristus datang kembali (ay.35). Maksudnya, kita menanti
dalam kesiapan untuk melayani-Nya. Kedua, gambaran tentang
hamba yang harus memastikan bahwa tugas yang diberikan tuan
rumah dikerjakan dengan baik menjadi gambaran bahwa dalam
penantian akan kedatangan Tuhan kembali, kita harus tetap
menjalani pekerjaan kita dengan kesetiaan.
Penantian kita akan kedatangan Kristus seharusnya tidak
membosankan. Sebaliknya, penantian ini adalah penantian yang
penuh kegembiraan. Ia bisa datang kapan saja sehingga seluruh
waktu kita menjadi bermakna karena penantian itu. Hari-hari kita
seharusnya menggembirakan karena dijalani dalam kewaspadaan
dan kesiapan untuk melayani Dia yang akan datang. Pekerjaan-
pekerjaan yang kita lakukan saat ini juga seharunya menjadi penuh
makna karena dikerjakan dalam rangka menyenangkan Dia yang
akan datang dalam kemuliaan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 105


Kamis, 11 Agustus 2022
Yesaya 2:12-22

KESOMBONGAN
Kamadaoan Penaa

Sombong adalah sikap menghargai diri secara berlebihan.


Seorang teolog bernama Reinhold Niebuhr menegaskan
persoalan teologis dari kesombongan dengan menyebutnya
sebagai dosa yang pertama dan terutama. Mengapa? Dalam
kesombongan, manusia cenderung meninggikan diri dan dapat
terjebak “mentuhankan” dirinya.
Yesaya menubuatkan tindakan Allah bagi orang-orang
yang sombong. Ia menegaskan bahwa Allah akan menghukum
orang-orang yang angkuh, congkak, dan meninggikan diri (ay.12).
Keangkuhan ini lahir dari berbagai karya cipta manusia yang
membuat manusia memuliakan diri secara berlebihan. Yesaya
menggambarkan pohon-pohon terbaik, bukit-bukit yang
menjulang, tembok pertahanan yang kokoh, dan kapal-kapal
saudagar yang megah sebagai sesuatu di mana manusia merasa
hebat dan merasa terlindungi dengan segala apa yang
dihasilkannya (ay.14-16). Lalu, Yesaya menegaskan bahwa tidak
ada yang lebih tinggi daripada Tuhan. Hanya Dialah tempat
perlindungan yang kokoh. Karena itu, Allah akan merendahkan
segala kemegahan manusia dan meletakkannya di dalam celah-
celah bukit batu. Allah melakukan itu semua untuk menundukkan
orang-orang sombong, merendahkan orang-orang angkuh, dan
menandaskan bahwa hanya Dia yang maha tinggi (ay. 17).
Nubuatan Yesaya menegaskan bahwa dalam
kesombongan, sesungguhnya kita telah merampas kemuliaan
Allah. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah bukan untuk
menjadi sama dengan Allah, melainkan untuk memuliakan Allah
melalui seluruh laku kita. Kesombongan dibenci oleh Allah karena
di sana ada godaan untuk menjadi sama seperti Allah. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 106


Jumat, 12 Agustus 2022
Ibrani 10:32-39

BERTAHAN DALAM TEKANAN


Tumanan Moi anna Temme’i Kamagasan

“Selamat tinggal orang tua dan saudara-saudara kami.


Kami pergi untuk hidup. Percayalah bahwa perjuangan DI/TII
hanya untuk sementara. Yang akan menang adalah kebenaran, ya
kebenaran Injil.” Pernyataan ini adalah kesaksian singkat yang
disampaikan oleh seorang pemuda di Pohoneang, Seko sesaat
sebelum dieksekusi oleh kelompok DI/TII. Pidato ini adalah satu
dari banyak kisah serupa yang menggambarkan kesetiaan orang-
orang Kristen menghadapi tekanan.
Apa yang membuat orang Kristen setia mempertahankan
iman, bahkan ketika menghadapi ancaman kematian? Jawabannya
adalah janji Tuhan. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya
sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa
yang dijanjikan itu. "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi,
dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan
kedatangan-Nya. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman,
dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan
kepadanya" (ay.36-38).
Sejak jemaat perdana hingga saat ini, Pengikut Kristus
sering dihadapkan pada tantangan dalam mempertahankan iman
kepada Kristus. Sejarah menjadi saksi bahwa iman kepada Tuhan
tidak pernah takluk kepada penderitaan. Kerelaan orang percaya
menderita, bahkan mati demi Kristus, adalah tanda kesetiaan.
Kekuatan kita menghadapi tekanan terletak dalam kemenangan
Kristus atas maut. Inilah yang terekspresi dalam kesaksian seorang
pemuda di Pohoneang Seko. Dia menutup pidatonya dengan doa,
“Ya Bapa di Surga, terimalah kami hamba-hamba-Mu. Ampunilah
kesalahan mereka. Peliharalah semua orang yang berharap
kepada-Mu”. Karena itu setialah dalam Iman kepada Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 107


Sabtu, 13 Agustus 2022
Matius 24: 15-28

MENGENAL KRISTUS DENGAN BENAR


Untandai tongan Kristus

Parousia adalah sebuah kata dalam bahasa Yunani yang


berarti kehadiran. Kata ini sering dipakai untuk menggambarkan
kedatangan Tuhan Yesus kembali. Terkait hal ini, banyak orang
Kristen yang tergoda untuk menebak-nebak kapan kedatangan
itu. Tebakan itu disertai dengan kecenderungan untuk menerka-
nerka tanda-tanda yang terkait dengan kedatangan Tuhan. Alkitab
memang menyebut banyak tanda, namun kepastian dari parousia
adalah rahasia ilahi. Jika demikian, apa yang sebaiknya kita
lakukan terkait dengan parousia?.
Matius menegaskan bahwa penganiayaan akan menjadi
salah satu tantangan bagi orang-orang yang beriman kepada
Yesus Kristus. Dalam kondisi seperti inilah kebiasaan mencari
tanda-tanda kedatangan Tuhan bisa menyesatkan (ay.24). Karena
itu, orang percaya diingatkan untuk tidak percaya apabila ada
yang mengatakan, lihat ia ada di padang gurun, jangan kamu pergi
ke situ; atau: lihat, ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya
(ay. 26). Mengapa? Tugas orang percaya bukan menebak-nebak
tanda kedatangan Tuhan, melainkan hidup dalam doa (ay.20)
supaya dalam segala kesulitan yang dihadapi, iman kepada Kristus
tidak goyah.
Pengakuan Gereja Toraja menegaskan bahwa Yesus
Kristus akan datang kembali dalam kemuliaan. Tidak seorangpun
yang tahu waktu kedatangan tersebut. Karena itu, kita diminta
untuk menanti dalam doa dan kesetiaan. Pengenalan tentang
Kristus seperti kesaksian Alkitab akan meyakinkan kita bahwa Dia
telah menjamin kehidupan kita, kini dan nanti. Dengan jaminan itu,
seluruh keseharian hidup kita menjadi tidak sia-sia walaupun kita
harus menghadapi berbagai kesulitan hidup. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 108


Minggu, 14 Agustus 2022
Yesaya 5:8-24

DENGARLAH PERINGATANNYA
Perangi tu Pa’pakilala-Na

Konsekuensi terhadap sebuah pelanggaran adalah


hukuman. Jika tidak demikian maka orang akan semakin bebas
melakukan kehendak hatinya. Persoalannya adalah banyak orang
yang sudah tau bahwa yang dilakukan adalah pelanggaran namun
tetap saja melakukannya. Bahkan tidak sedikit orang yang telah
mengalami hukuman karena melanggar namun katika ia sudah
bebas, kembali lagi melakukannya.
Bangsa Israel dikenal sebagai bangsa pilihan Allah
sebagaimana yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang mereka.
Dalam perjanjian Allah, kepada mereka telah ditetapkan
ketetapan-ketetapan yang harus dilakukan dan ditaati. Kepada
mereka juga telah ditegaskan tentang konsekwensi yang akan
diterima jika mereka tidak taat kepada ketetapan Tuhan. Namun
yang terjadi, Bangsa itu sering memberontak dan secara sengaja
melakukan pelanggaran terhadap ketetapan Tuhan dengan
menyembah kepada berhala. Untuk itulah Yesaya diutus untuk
memperingatkan mereka dan bahkan Yesaya menyebutnya
sebagai orang celaka.Secara rinci disebutkan pelanggaran mereka:
Keserakahan, hidup dalam pesta pora dan kemabukan,
kebohongan, memutar balikkan fakta, licik dan culas, dll.
Sebagai konsekuensi pelanggaran mereka, Tuhan dengan
tindakan-Nya yang adil menghukum mereka melalui pembuangan
ke Babel. Hukuman Tuhan adalah dengan maksud
memperingatkan umatnya untuk kembali bertobat. Apakah kita
menunggu untuk dihukum? Tentu tidak. Karena itu dengarlah
peringatan Tuhan, lakukan ketetapan-ketetapan-Nya, segeralah
bertobat dan jangan mengulanginya lagi sehingga murka Tuhan
tidak ditimpakan kepada kita. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 109


Senin, 15 Agustus 2022
Yeremia 23:30-40

RINGNGAN TALINGA
Sekedar Enak Kedengaran

Den ulelean biasa dirangi nakua “ulelean ringngan talinga”


battuananna ulelean tu lendu’ mammi’ dirangi apa tangmanassa
tongan raka ba’tu tae’, dikuabangri anna matana to ma’perangi.
Biasa duka dituna’ temai to umpokada sukaran aluk-Na Puang
Matua kumua masannangki ke tau iato tu ma’khotbah, mammi’
dirangi. Apa ia ke to umpokada mata’tak kadan-Na Puang Matua
biasamo tangkan diporai umperangi belanna disanga makarra’ sia
dikua natarrui’bangki’.
Dipokada lan pa’basanta kumua ia tu nabi tang tongan,
tangia kada lu diomai Puang Matua napokada sangadinna
umpokada apa ludiomai kalena. Manarang umperrerung sangan-
Na Puang Matua apa ia tu pangadaranna ma’papusa. Manassa
naposengke kapua Puang Matua tu penggauranna tau ia tomai
sae lako ma’kada tu Puang kumua “laku laoi tu tau ia tomai”
belanna umboko kadangKu sia ma’neko-neko lilana ussa’bu’
sangang-Ku anna mukkun umpapusa tau. Nasua Puang Matua tu
Yeremia umpokadanni kumua anna torroimi tu penggauranna.
Tae’ anna morai tu Puang untiro taunna napapusa nabi tang
tongan tu umpa’pangadaran apa ludiomai kalena apa umposanga
Puang Matua. Manarang umperrerung sukaranna aluk-Na Puang
kumua anna maringngan tama pa’peranginna tau tu pangadaran
napokada.
Kadan-Na Puang Matua dipa’perangian tangia
lamendadibangri ringngan talinga lako to ma’perangi sangadinna
la ussisik katuoanta dikua anna ditandai tu katonganan-Na Puang
Matua moi raka anna nenne’ makarra tama pa’peranginta.
Maupa’ki’ ke ditandai tu kasalanta belanna napakilala kadan-Na
Puang Matua belanna iamo mepanundu’ lako katonganan. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 110


Selasa, 16 Agustus 2022
Yesaya 5:25-30

SEMUA BISA MENJADI ALAT TUHAN


Mintu’ Ma’din Napoparea Puang

Menjadi orang yang diistimewakan tentu menjadi suatu


kebanggaan tersendiri. Bagaimana tidak, jika kita menjadi orang
yang diberikan kehormatan khusus dari semua yang ada. Misalnya
dipilih menjadi wakil sekolah, dipilih menjadi perwakilan keluarga,
dipilih menjadi pegawai dsb. Namun seringkali kita terlena akan
keistimewaan tersebut dan tidak mempertanggungjawabkannya.
Bangsa Israel juga menjadi bangsa yang beruntung.
Bagaimana tidak, mereka dipilih menjadi bangsa yang dikuduskan
Tuhan, umat pilihan Tuhan menjadi kepunyaanNya. Status yang
bukan asal-asalan tetapi merupakan pilihan yang sangat luar biasa
yang diberikan Tuhan. Mereka telah diberikan pembebasan dan
kemerdekaan. Namun bangsa Israel terlena dengan keistimewaan
tersebut dan lama-kelamaan justru memberontak kepada Tuhan.
Mereka lebih mengandalkan pikiran dan pengalaman, lebih
mementingkin kepentingan duniawi dibandingkan Tuhan. Mereka
tidak lagi takut kepada Tuhan dan merasa diri hebat telah
mengalahkan banyak bangsa kuat. Tetapi Tuhan akan
menggunakan bangsa-bangsa lain untuk menghukum bangsa
Israel. Kuasa Tuhan tidak terbatas pada bangsa Israel saja, Ia
dapat menggunakan bangsa lain menjadi alatNya menegur
umatNya.
Kita juga kembali disadarkan bahwa Allah berkuasa atas
seluruh kehidupan kita dan alam semesta. Tuhan ingin kita tidak
lupa kepadaNya yang telah membebaskan kita dari dosa termasuk
telah memberikan kita kemerdekaan. Ingatlah Tuhan bisa
menggunakan siapa saja dan apa saja untuk menegor kita. Karena
itu, hendaklah kita mengisi kemerdekaan ini dengan bersyukur
dan melakukan kehendakNya, merdeka…amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 111


Rabu, 17 Agustus 2022
Yesaya 27:1-13

KEMBALI BERDAMAI
Sule Sikadamak

Seorang suami dan istri sedang bertengkar hebat karena


masalah perselingkuhan. Memang masalah ini sedang marak
terjadi dalam kehidupan rumah tangga masa kini. Sang suami
karena malu ketahuan berselingkuh, akhirnya pergi bersembunyi
di rumah salah satu keluarga. Saat dikunjungi, sang istri
mengatakan kalau suaminya mau kembali dan berjanji merubah
perbuatannya maka ia mau berdamai kembali. Akhirnya sang
suami kembali menyesali perbuatannya dan mereka berdamai.
Umat Israel adalah gambaran sang suami yang telah
berselingkuh dan pergi menjauh dari Tuhan. Mereka berselingkuh
dengan berhala seperti patung, kepintaran dan pengalaman
mereka. Hal tersebut membuat Allah sangat sedih dan hendak
menghukum mereka. Tetapi Tuhan mengingat bahwa Israel
adalah umatNya, bagaikan kebun anggurNya. Sehingga Tuhan
memberikan kesempatan kepada umatNya yang mau kembali
berdamai dengan Tuhan. Jika demikian, Tuhan akan
melipatgandakan jumlah mereka, semua penderitaan yang
mereka alami akan diubahkan menjadi sukacita. Bahkan ada janji
bahwa sekalipun umatNya saat ini berada di tempat yang jauh dan
tercerai berai, akan ada saatnya mereka dipulihkan dan kembali
dipersatukan. Hal tersebut bisa terjadi jika umat Tuhan mau
menyadari kesalahannya dan kembali kepada Tuhan.
Kita semua adalah orang yang berdosa. Yang seringkali
berjalan semakin jauh dari Tuhan. Berselingkuh dengan keinginan
duniawi kita dan menyedihkan hati Tuhan. Marilah kita kembali
kepada Tuhan dalam penyesalan yang sungguh. Maka Tuhan yang
penuh kasih akan mengampuni dan memberkati kehidupan kita.
sehingga kita terus hidup dalam tuntunan Tuhan, amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 112


Kamis, 18 Agustus 2022
Bilangan 15:32-36

DIHUKUM KARENA MELANGGAR HUKUM


Diukung Belanna Untengkai Atoran

Beberapa waktu yang lalu ada video viral tentang seorang


ibu pengendara sepeda motor terkena razia Polisi karena ibu
tersebut tidak menggunakan helm dan tidak membawa surat-
surat kendaraan. Namun sang ibu justru marah dan merasa tidak
terima ketika motornya ditilang. Dia masih tidak sadar akan
kesalahannya sampai harus memukul pak polisi yang menjalankan
tugasnya tersebut. Dengan tenang pak polisi hanya menjawab
“karena ibu melanggar makanya kami tilang”.
Peraturan dan ketetapan yang diberikan Tuhan itu untuk
membuat umatNya taat dan menyandarkan hidup sepenuhnya
kepada Tuhan. Salah satu aturan yang diberikan Tuhan ialah
menguduskan hari sabat. Dimana bangsa Israel harus beristirahat
dan merenungkan segala kebaikan dan kemurahan Tuhan.
Ketetapan itu harus dipatuhi oleh umatNya dan Tuhan sendiri
yang akan menjamin kehidupan mereka sekalipun mereka tidak
melakukan pekerjaan pada hari sabat tersebut. Tetapi seorang
malah kedapatan sedang bekerja mengumpulkan kayu api di
padang gurun. Ada kekhawatiran dalam dirinya sehingga ia
bekerja dan melanggar perintah Tuhan. Penghukuman kemudian
datang dari Tuhan bahwa orang tersebut harus dihukum mati
kerena melanggar perintah Tuhan. Akhirnya ia dilempari batu
hingga mati. Hukuman yang diberikan karena melanggar perintah
Tuhan. Hal tersebut menjadi pelajaran bagi umat Tuhan agar taat.
Hal tersebut juga menjadi pelajaran bagi kita semua.
Bahwa Tuhan telah memberikan firman sebagai pedoman
kehidupan kita. Karena itu, lakukanlah firmanNya dengan setia
sehingga kita terus menikmati kehidupan bukan melanggar yang
membawa pada penghukuman, amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 113


Jumat, 19 Agustus 2022
2 Tawarikh 8:12-16

SELESAI KARENA TAAT


Upu’ Melo Belanna Makaritutu

Seorang kepala tukang diberikan perintah untuk membuat


sebuah bangunan rumah. Ia harus memimpin para tukang untuk
bekerja dengan baik sesuai dengan perintah atau instruksi yang
telah diberikan agar bangunan bisa selesai dengan baik. Kepala
tukang itupun melakukan semua perintah yang telah diberikan
dengan taat. Tidak pernah ia melanggar atau menyimpang dari
perintah tersebut sehingga bangunan rumah tersebut bisa selesai
dengan baik dan tepat waktu. Itu karena ketaatannya.
Hal tersebut juga dinampakkan oleh Salomo dalam proses
pembangunan Bait Suci. Salomo melaksanakan segala perintah
yang berikan oleh Tuhan yang disampaikan melalui nabi Musa.
Semua perayaan-perayaan dalam rangka memuliakan Allah
dilakukan dengan setia. Termasuk memberikan persembahan
berupa korban-korban bakaran bagi Tuhan di atas mezbah Tuhan.
Semua sesuai dengan perintah Tuhan bahkan semua orang
berperan masing-masing sesuai dengan pembagian tugas yang
telah diatur oleh Tuhan. Rombongan para imam dalam jabatan
mereka, orang-orang Lewi dalam tugas menyanyikan pujian dan
menyelenggarakan ibadah dan penunggu pintu gerbang. Semua
dilakukan sesuai dengan perintah. Tidak ada yang menyimpang
dari perintah dan ketetapan Allah sehingga proses pembangunan
itu bisa berjalan dengan baik. Karena ketaatan mereka akhirnya
Bait Suci bisa diselesaikan karena diberkati oleh Tuhan.
Demikian pula dalam menjalani kehidupan ini, seringkali
banyak hal yang menggoda kita untuk mengandalkan kepintaran,
pengalaman, jabatan dan status sosial. Tetapi kita tahu bahwa kita
harus terus mengandalkan Tuhan dan menaati perintahnya
dengan setia, maka apa yang kita kerjakan akan diberkati, amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 114


Sabtu, 20 Agustus 2022
Yeremia 1:11-19

MENJADI PENYAMBUNG LIDAH


Mendadi to Pasumbungan Puduk

Menyampaikan suatu berita sukacita kepada orang lain


mungkin tidak terlalu sulit dilakukan. Tetapi berbeda halnya jika
yang disampaikan itu berupa teguran atau nasihat. Banyak hal
yang akan dipertimbangkan seperti kepada siapa teguran atau
nasihat itu akan diberikan. Banyak orang yang segan bahkan takut
menyampaikan teguran kepada orang yang terpandang.
Ditambah lagi jika kita jauh lebih muda dari orang yang hendak
kita nasihati tersebut.
Hal demikian dialami pula oleh nabi Yeremia. Sekalipun ia
adalah keturunan imam, tetapi dalam kemudaannya ia sadar betul
akan keterbatasannya. Ia tidak pandai bicara dan masih kurang
berpengalaman. Ia masih belum siap menyampaikan firman
kebenaran kepada bangsa Yehuda. Tetapi Tuhan terus
menguatkan dan meyakinkan Yeremia. Tuhan menunjukkan
penglihatan kepada Yeremia yang menandakan bahwa Tuhan
telah siap untuk menyampaikan teguran dan akan ada
penghukuman melalui bangsa-bangsa lain. Tuhan hendak
menjatuhkan hukuman kepada Yehuda tetapi Yeremia harus
menjadi penyambung lidah Allah menyatakan segala yang Tuhan
perintahkan kepada raja-raja, pemuka-pemuka, para imam dan
rakyat Yehuda. Sekalipun bangsa Yehuda akan membenci dan
memeranginya tetapi Tuhan akan menyertai Yeremia untuk
menyampaikan kebenaran.
Bukan hanya Yeremia tetapi kita semua juga dipanggil
untuk menyatakan kebenaran. Kita juga adalah penyambung lidah
Allah yang akan menyatakan kehendakNya kepada siapapun.
Dalam kelemahan kita, Tuhan mau memakai dan menyertai kita
menyatakan kebenaran, amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 115


Minggu, 21 Agustus 2022
Yehezkiel 20:1-17

RESPON ATAS KEBAIKAN TUHAN


Umpebali Kameloan-Na Puang

Bagaimana perasaan kita ketika kita menolong orang


dengan ketulusan hati namun orang itu justru membalas dengan
kejahatan? Atau bagaimana jika orang menolong dan berbuat baik
kepada kita namun kita membalasnya dengan kejahatan? Apakah
kita akan berhenti melakukan kebaikan?
Perbuatan membalas kebaikan dengan kejahatan, itulah
yang dilakukan oleh bangsa Israel kepada Tuhan yang senantiasa
berbuat baik kepada mereka (ay.5-6). Mereka justru menyembah
(berterima kasih) kepada berhala-berhala yang mereka anggap
berkuasa (ay. 7). Inikah sikap dan sifat bangsa yang dipilih oleh
Tuhan? Sungguh menyedihkan! Tetapi Tuhan tidak tinggal diam.
Ketika Israel, sebagai bangsa pilihan, melupakan Tuhan, apakah
Tuhan juga melupakan mereka? TIDAK! Inilah kasih Tuhan yang
sungguh luar biasa. Namun dalam Kasih Tuhan ada keadilan.
Karena itulah Tuhan memberikan peringatan keras kepada Israel
agar bertobat dari kehidupan yang sia-sia (tidak tahu berterima
kasih). Sebab jika mereka tidak bertobat, mereka pasti dihukum.
Inilah Kasih dan Keadilan Tuhan: “Pertobatan mendatangkan
pengampunan tetapi dosa mendatangkan hukuman”; Tuhan
mengasihi manusia berdosa (bahkan rela berkorban untuk
manusia berdosa), tetapi IA tidak pernah mengasihi dosa.
Bagaimana dengan sikap dan sifat kita sebagai orang percaya
yang telah menrima kebaikan demi kebaikan dari Tuhan? Apakah
kita layak disebut anak-anak Tuhan yang tahu berterima kasih?
Mungkin dalam kehidupan kita sebagai orang percaya terkadang
kita mendapat teguran dari Tuhan dengan keras, tapi yakinlah
bahwa itu adalah cara Tuhan mengasihi kita dan mengajar kita
cara berterima kasih yang benar. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 116


Senin, 22 Agustus 2022
Yeremia 7:1-15

PERANGI TU PARENTANA PUANG


Dengarkan Perintah Tuhan

Ia to diomai tonna tae’pa saki korona, ia ke allo minggu


den tu Penatua ba’tu Diaken bendan dio to’ ba’ba pa’mingguan
untammui tomai kombongan ke rampoi ma’minggu. Biasanna
sisalama’ki’ dipasituang petaa mammi’, sitondon mabalele sia
dipasituru’ pekutana kaboro’ kumua malapu’-lapu’ sia raka?.
Pa’basanta umpokada diona parentana Puang Matua
ussua Yeremia bendan dio ba'ba banuanNa Puang untammui
taunna Puang tu sae menomba dio banua kabusungan. Apa ia tu
disuan Yeremia tangiara kumua anna sisalama’ kombongan ke
rampoi sangadinna disua bendan la umpokada pangadaran
parenta-Na Puang Matua (ay.1-2). Pangadaran tu naparampo
Yeremia iamotu nakua “…Pemeloi tu mintu' lalanmi sia
penggaurammi, angku paunnisung marampa'komi lan tondok iate.
Da mipatonganni tu kada pa'pakena, tu nakua: Iamote tu banuanNa
PUANG, banuanNa PUANG, banuanNa PUANG!”(ay.6-7). Den
pangadaran pa’pakena napentoi kumua ia ke saemi dio banua
kabusungan menomba manassa la salama’ moiraka anna tontong
umpogau’ dosa. Dipakilala lan ay.9-10 kumua saekomi umpennoloi
Puang lan banua kabusungan anna marassan “Boko, papatean sia
pasandak salu lako rampanan kapa', umpalao sumpa tang tongan,
memala'komi lako Baal sia mengkaola lako kapenomban senga’ tu
tang natandai, anna mukkun untongannan kalena kumua
Tilendokmokan!”
Mamasepa tu Puang lako kalena anna pakilalai kumua
anna mengkatoba’. Iamoto ke tarangi tu pa’pakilala-Na Puang, da’
anta pamakarra’ penaanta sangadinna la diperangi anta
mengkatoba’ su’ding napakainga’piki’ Puang. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 117


Selasa, 23 Agustus 2022
Wahyu 3:7-13

TEKUN MENURUTI FIRMAN TUHAN.


Makaritutu Unturu’ Kadan-Na Puang Matua

Siapakah manusia yang disebut kuat dalam iman? Apakah


mereka yang rajin mengikuti kebaktian? Siapakah manusia yang
disebut hebat secara iman? Apakah mereka yang hebat
berkhotbah dan aktif dalam organisasi gereja? Mungkin dalam
ukuran manusia mereka itulah yang disebut memiliki iman yang
kuat dan hebat secara rohani. Penampakan luar (rajin ikut
kebaktian, hebat berkhotbah, dan aktif dalam organisasi gereja)
memang bisa menjadi ukuran untuk mengatakan bahwa
seseorang itu baik, namun itu bukan satu-satunya ukuran yang
dapat dipercaya. Mengapa demikian?
Dalam bacaan kita, digambarkan dua “jenis” manusia,
menurut ukuran Tuhan dan ukuran manusia (ay.8-9). Ayat 8
menggambarkan manusia yang nampaknya (dimata manusia)
tidak terlalu kuat, namun berkenan di mata Tuhan. Sebaliknya,
ayat 9 menggambarkan manusia yang mengganggap diri orang
Yahudi (umat pilihan Tuhan; hebat di mata manusia) ternyata
tidak berkenan di hadapan Tuhan. Apa yang menjadi ukuran
Tuhan sehingga manusia berkenan di hadapan-Nya? Ayat 8 dan 10
memberikan penegasan bahwa menuruti firman Tuhan dan tidak
menyangkal nama-Nya, serta Menuruti firman-Nya dan tekun
menantikan Tuhan. Kata ‘tekun’ berarti ‘terus-menerus’ dan tidak
musim-musiman. Singkatnya, tidak ada waktu untuk tidak hidup
menurut firman Tuhan.
Bagaimana dengan kehidupan kita sebagai orang yang
mengaku Kristen? Apakah kita rajin beribadah? Turut aktif dalam
organisasi gerejawi, bahkan mungkin diberi posisi yang baik? Tapi
pertanyaan selanjutnya: Apakah dalam semua itu, saya hidup
menurut firman Tuhan dengan tekun dan setia? Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 118


Rabu, 24 Agustus 2022
Yeremia 7:21-28

MENGIKUT TUHAN
Unturu’ Puang

Setelah manusia berduka dan menyesal atas dosa dan


kesalahannya, bertobat di hadapan Tuhan dan menerima
pengampunan dari Tuhan, apakah yang harus dilakukan?
Jawabannya singkat dan tegas: “MENGIKUT YESUS”! Apa artinya
mengikut Yesus? Kemanapun Yesus pergi kesana juga pengikut-
Nya pergi, dimanapun Yesus berada di sana ia juga berada. Wow,
sangat menyenangkan selalu bersama Yesus. Tapi apakah semua
orang yang mengaku percaya selalu senang bersama Yesus? Di
sinilah persoalannya. Ada orang yang berpikir bahwa mengikut
Yesus itu berarti apapun yang diinginkan harus dipenuhi oleh
Yesus. Bukankah pemikiran itu justru terbalik? Bukan lagi saya
yang mengikut Yesus, tapi Yesus yang mengikut saya.
Situasi inilah yang terjadi pada bangsa Israel setelah
dinyatakan sebagai umat pilihan Tuhan. Mereka mengalami
penggenapan janji dari Tuhan dengan memasuki dan mendiami
Tanah Perjanjian. Namun Israel justru mempraktekkan cara hidup
yang jauh dari kehendak Tuhan. Mereka mempersembahkan
korban kepada Tuhan menurut rancangan dan kedegilah hatinya
yang jahat, bahkan mereka membelakangi Tuhan (ay.24).
“Membelakangi Tuhan” memperlihatkan sikap hidup bahwa
merekalah yang di depan dan Tuhan di belakang sebagai pengikut.
Apakah hal ini juga dialami oleh kita sebagai pengikut
Yesus? Apakah saya mengikut Yesus karena senantiasa
merindukan bersama Yesus dan kerinduan menaati perintah-Nya?
Mari mengundang Roh Kudus menyelidiki hati kita masing-masing:
apakah saya sungguh sungguh mengasihi Yesus yang lebih dulu
mengasihiku dengan KASIH YANG SEMPURNA? Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 119


Kamis, 25 Agustus 2022
1 Petrus 3:8-12

ADAKAH KEISTIMEWAAN KITA?


Apara Tu Tapolosong?

Banyak orang berharap di Toraja akan ada kelebihan


tertentu secara positif karena mayoritas penduduk Toraja adalah
orang Kristen. Mestinya Toraja lebih baik dalam banyak hal
dibandingkan kabupaten lain di Sulawesi Selatan.
Rasul Petrus menyampaikan kualitas khusus yang dimiliki,
dihidupi dan dipraktekkan orang-orang percaya. Yang sangat
mendasar adalah memperjuangkan kesatuan orang percaya yang
kemudian berdampak pada kesederajadan umat manusia.Kristus
mendoakan kesatuan orang percaya seperti Dia dengan BapaNya
adalah satu (Yoh.17:21-23). Gereja mula-mula telah mencontohkan
gereja yang sehati dan sejiwa (Kis.4:32).Kesatuan orang percaya
mempraktekkan hidup seperasaan, kasih persaudaraan, belas
kasih, kerendahan hati, dan pengampunan (ay.8-9). “Mata dan
telinga Tuhan” akan terarah kepada umat yang berdoa meminta
pertolongan kepadaNya dan “membelakangi orang-orang jahat”
(ay.12).
Kehidupan ibadah dan bentuk-bentuk persekutuan lainnya
semarak mewarnai kehidupan keseharian kita. Apakah semua itu
telah menggambarkan persekutuan Kristen, telah membentuk
dan memempersatukan orang Toraja? Ungkapan bahwa “pantan
kada dipotuo panten kedo di pokedo” merupakan ungkapan
penyesalan bahwa “persatuan” dalam keluarga, gereja,dan
masyarakat tidak seperti pada masa lampau. Ajaran dan ungkapan
dalam “ibadah dan persekutuan lainnya” tidak seindah dalam
praktek dan kelakuan hidup keseharian kita. Keistimewaan Orang
Percaya adalah hidup dalam persekutuan yang utuh tanpa ada
sekat antara satu dengan lainnya. Kristus adalah jaminan damai
sejahtera bagi setiap orang yang tetap setia dalam Iman. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 120


Jumat, 26 Agustus 2022
Yeremia 12:1-13

JANGAN CEMBURU TERHADAP ORANG JAHAT


Da’ ammu Pangimburui to Kadake

Kita sering mendengar orang berkata “mengapa orang


baik itu cepat mati? Mengapa bukan orang-orang jahat? Mengapa
justru tetap sehat-sehat saja padahal sering menganggung dan
merugikan kehidupan orang lain bahkan terlihat semakin sukses
dalam kehidupannya? Apakah Tuhan memanggil cepat orang baik
agar jangan ada kemungkinan jatuh di kemudian hari, dan umur
panjang bagi orang-orang jahat, agar ada kesempatan bertobat?.
Dengan rendah hati Yeremia mengeluh tentang
keberhasilan dan kesuksesan orang-orang fasik. Ia tulus dan lurus
hati seperti diketahui Tuhan (ay.3) sehingga ia berhak memohon
dan memperjuangkan orang banyak bahwa hanya Tuhan yang
dapat mengakhiri kefasikan orang-orang fasik. Jawaban Tuhan
sungguh tak terduga. Yeremia justru harus lebih siap lagi
menanggung penderitaan batin (dikhianati keluarga) dan masalah
semakin berat untuk beberapa saat lagi (ay.5-6). Bahkan Tuhan
sendiri seolah meratapi kehancuran umatNya sebagai akibat dosa
para pemimpin dan masyarakatnya (ay.7-13). Hal serupa dialami
Pemazmur “tidak ada gunanya cemburu kepada kemujuran dan
kecongkakan orang fasik karena akan berakhir secara tragis dan
mengererikan”(Mzm.73:1-20).
Kita tidak dapat mengetahui dengan pasti rancangan
Tuhan tentang hidup kita dan dunia ini. Yang pasti bahwa, Allah
mengasihi dunia ini dan kita sebagai orang percaya menjadi orang
istmewa. Dalam iman kita memiliki kepastian pemeliharaan dan
tuntunan Tuhan yang berlaku atas hidup kita. Dia menghendaki
kita memuliakan Dia sambil menikmati berkat-Nya sekaligus
memperjuangkan kehendakNya di dunia sambil menanti
penggenapan-Nya bagi kita dan dunia ini. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 121


Sabtu, 27 Agustus 2022
Matius 20:20-28

PERJUANGAN SEORANG IBU


Kamengkulleanna Misa’ Indo’

“Kasih ibu kepada beta tak tehingga sepanjang masa, ia


memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia”.
Lagu yang sarat makna untuk selalu mengenang dan mengajarkan
betapa pentingnya serang ibu dalam mendidik dan membentuk
kita. Kita tidak dapat menghitung berapa besar pengorbanan
seorang ibu dan kitapun tidak dapat membayarnya dengan harga
apapun. Sang Ibu (tentu juga Ayah) hanya menanti (bisa juga
tidak) untuk dikasihi.
Yakobus dan Yohanes yakin bahwa ibunya akan
melakukan apapun jika hal itu menyangkut kepentingan dan
kebutuhan mereka. Ibunya dengan lugu datang kepada Yesus
memohon kiranya berkenan memberikan “jabatan khusus”
kepada kedua anaknya. Sangat mungkin sang ibu berpendapat
meminta “apapun kepada sang Guru adalah hal yang wajar”
(Mat.7:7; Yoh.14:14). Yesus tidak marah dan menghargai keluguan
sang ibu. Bahkan melalui peristiwa itu Yesus mengetahui ambisi-
ambisi murahan muridnya. Yesus menegaskan cara hidup baru
yang patut dilakukan murid-murid yakni “yang terbesar dan
terkemuka justru yang bersedia menjadi pelayan dan hamba dan
hak istimewa dalam Kerajaan Sorga ditentukan sang Bapa sendiri.
Kedudukan dan jabatan tinggi serta kekuasaan besar
senantiasa diperjuangkan dan dikejar manusia. Umumnya, ada
hak-hak istimewa dan fasilitas yang nikmat. Semua itu wajar dan
alami hanya saja apakah dikejar dan diraih melalui proses yang
wajar dan sesuai ajaran Yesus. Pendekatan Yohanes dan Yakobus
meraih sukses juga wajar tetapi tidak dibenarkan sebab
pendekatannya nepotisme dan dapat mengorbankan
kesempatan orang lain serta keluguan ibunya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 122


Minggu, 28 Agustus 2022
Ibrani 13:7-25

CONTOHLAH IMAN MEREKA


Alai Sangka’ tu Kapatongananna

Pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan dan


keterampilan untuk menuntun dan mengarahkan orang yang
dipimpinnya mencapai tujuan yang dikehendaki. Karena itu
tercapai tidaknya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
ditentukan oleh peran dan fungsi pemimpin.
Bacaan kita berbicara tentang nasehat kepada orang-orang
percaya di Ibrani untuk senantiasa: (ay.1). Mengingat pemimpin
mereka yang telah berjasa menyampaikan Injil Yesus Kristus
kepada mereka, (ay.2) memperhatikan akhir hidup mereka,
sehingga tidak seperti peribahasa “bagaikan kacang lupa
kulitnya”; (ay.3) dan mencontoh iman mereka (ay.9), bahkan lebih
tegas dikatakan mereka hendaknya “taat” dan “tunduk” kepada
mereka. Mereka patut dijadikan contoh karena telah terbukti
bahwa hidup, kerja, dan pelayanan mereka memberitakan Injil
Kristus betul-betul lahir dari Iman yang sungguh.
Perlu disadari bahwa banyak orang yang telah memiliki
pengaruh baik langsung atau tidak langsung telah membentuk
kepribadian kita menjadi orang percaya khususnya dalam
mengenal Injil. Yang patut disyukuri bahwa mereka dengan tanpa
pamrih dan hanya oleh dorongan iman, mereka telah mengajar
dan membimbing kita dalam soal-soal iman. Keteladanan hidup
dalam semua aspek kehidupan mereka benar-benar dijalani dalam
terang Injil Kristus. Dalam menjalani hidup ini, kita patut belajar
bagi para pendahulu-pendahulu kita khususnya mereka yang
banyak meletakkan prinsip-prinsip kebenaran Injil. Mereka tidak
hanya memberitakan Injil dengan kata-kata tetapi melalui
keteladanan iman yang mereka nampakkan dalam hidupnya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 123


Senin, 29 Agustus 2022
2 Tawarikh 12:1-16

DA’ AMMU MADAO PENAA


Jangan Tinggi Hati

Den parumbasan biasa napokada tomatua to diomai nakua


yanna tuomo bulunna kayo biasa tangmengkilalamoki’.
Battuananna ia tonna maluna-lunamo utan nakalette’, tae’mo
anna kilalai tu parri’ mangka naolai lan attu lendu’. Mbai tae’siara
anna budabang tau narua te parumbasan. Ia tonna maparri’pa
katuoanna tangnasara lumbiok, apa ia tonna melomo katuoanna,
malumememo batu nalese iaraka na pakei unti’de’ padanna rupa
tau tu pa’barangan naampui sia umbokoi’mo Puang.
Susimo Rehabeam to, ussangamo kalena kumua matoto’mo
tu kadatuanna, napomadao penaami sia nabokoi’mo tu Puang
Matua. Susi duka to Israel turu’ dukamo umbokoi’ Puang. Lan ay’ i
nakua “Iatonna pabantangmi Rehabeam tu kadatuanna sia
matoto'mo, naboko'imi tu sukaran alukNa PUANG sola mintu' to
Israel. Tangiamo Puang Matua nasattuan sangadinna ussattuanmo
surodadunna sia mintu’ tu kasugiran lan tondok. Diparampoi
pa’pakilala tu Rehabeam sola to Israel, sia makarra’ tu pa’pakilala
iato, lan Yes.31:1 nakua kadan-Na Puang “Upu' allona tu mintu' to
male rokko Mesir la umpalaku pa'tunduan, tu umposande' darang
sia urrannuan kareta, belanna buda, sia pakkanarang, belanna seba'
bilanganna, apa tae' namengkamoya lako To maserona to Israel sia
tae' namekutana lako PUANG”.
Belanna kasengkean-Na Puang Matua anna popa’elo’nai
nalaoi to Mesir. Mataku’mi tu Rehabeam sisola mintu’ taunna,
anna ma’sossoran renge’ umpamadiong kalena mengkatoba’.
Iatonna tiromi PUANG kumua umpamadiongammo penaanna tu
tau iato mai, na karimmannimi Puang anna kamasei sia
nalendokan. Sipatuki’ tu umpamadiongan penaanta belanna
tae’bang misa’ apa dio kaleta tu sipatu disattuan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 124


Selasa, 30 Agustus 2022
Yeremia 3:6-13

AKUILAH PELANGGARANMU
Akui tu Kapatodotintinganmu

Sering kita mendengar ungkapan dalam bahasa Toraja “batu


raka tang malilu”, artinya setiap orang, siapapun dia, pasti pernah
keliru dan membuat kesalahan. Namun sering ungkapan ini
dijadikan alasan untuk membenarkan kekeliruan atau kesalahan
yang dilakukan entah yang disengaja atu tidak, atau paling tidak
agar orang lain memaklumi kesalahan yang dilakukan.
Bacaan hari ini berbicara tentang kehidupan umat Tuhan di
Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda yang telah menyimpang dari
Tuhan. Penyimpangan yang mereka lakukan, dilakukan secara
bersama sebagai satu bangsa. Dan karena bejatnya perbuatan
mereka sehingga mereka disebut “seperti perempuan yang murtad
dan sundal, dan mencemarkan negerinya dengan menyembah batu
dan kayu” (ay.9). Dalam situasi inilah Yeremia diutus untuk
menyampaikan seruan pertobatan agar mereka berbalik dari
kesalahan mereka dan kembali menjadi umat Allah. Allah
menghukum setiap pelanggaran namun Ia juga tetap penuh
kasih. Dalam Mzm.103:9 dikatakan “Tidak selalu Ia menuntut, dan
tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Ia terus menyerukan
agar umat-Nya kembali bertobat dan sungguh-sungguh mengakui
pelanggaranng di hadapan Allah.
Perlu disadari bahwa hidup kita sering menyimpang dari
kehendak-Nya, namun oleh Kasih-Nya Dia terus menyerukan agar
kita bertobat dan oleh pertobatan yang sungguh, Tuhan akan
menerima dan mengampuni kita. Roh Kudus akan menuntun dan
menyadarkan bahwa kita manusia lemah dan sarat dengan dosa,
tetapi Allah yang penuh kasih, akan menganugerahkan
pengampunan di dalam Kristus bagi setiap orang yang dengan
sungguh-sungguh bertobat. Amin.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 125


Rabu, 31 Agustus 2022
Yeremia 3:14-25

ENGKAULAH TUHAN, ALLAH KAMI


Kamumo Puang sia Kapenombangki

Sering ada ungkapan “la’biran ulunna mallai kela te’ge’na


mora”. Artinya orang yang selalu berusaha mempertahankan
pendapatnya sekalipun itu salah.
Bacaan kita berbicara tentang ajakan Tuhan kepada
Bangsa Israel dan Yehuda agar mereka segera bertobat dan
kembali kepada Tuhan. Allah berjanji akan memulihkan mereka.
Tuhan akan mengangkat gembala-gembala bagi mereka untuk
menggembalakan mereka sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga
Yerusalem akan kembali disebut tahta Tuhan dan segala bangsa
akan berkumpul ke sana. Israel dan Yehuda sudah memberontak
tetapi Tuhan berjanji akan memulihkan mereka dan
mengampuninya jika mereka kembali bertobat. Melalui seruan
Nabi Yermia, bangsa itu kembali bertobat. Pengakuan dosa
mereka diawali dengan pernyataan “inilah kami, kami datang
kepadMu, sebab Engkaulah Tuhan, Allah kami”. Pengakuan dosa
mereka merupakan ungkapan ketulusan iman sebagai kesadaran
bahwa mereka adalah umat kepunyaan Tuhan yang dikasihi.
Allah yang kita sembah adalah Allah yang penuh kasih
sehingga Ia tetap membuka pintu pengampunan bagi siapa saja
yang mengaku dosanya dengan sungguh-sungguh. Dalam Yes.1:18
dikatakan “…Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan
menjadi putih seperti salju sekalipun berwarna merah seperti kain
kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yes.1:18). Tetapi
perlu ditegaskan bahwa sekalipun Allah pengampun, namun tidak
bisa dipermainkan. Mengaku dosa berarti berjanji untuk tidak
melakukannya lagi. Itulah yang dikehendaki Allah. Datanglah
kepada-Nya, bertobatlah dengan sungguh maka Dia akan
mengampuni. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya - 126

Anda mungkin juga menyukai