Anda di halaman 1dari 8

Khotbah Adven 2

Minggu, 7 Desember 2014

Bacaan I:
Yesaya 40: 1-11
Tanggapan: MENYIAPKAN
Mazmur 85: 1-2, 8-13
JALAN BAGI-NYA
Bacaan II:
2 Petrus 3: 8-15a
Injil:
Markus 1: 1-8, Yoh. 1:7

Dasar Pemikiran
Mengharapkan sebuah pembaharuan dalam situasi yang
memprihatinkan adalah sebuah persoalan yang sulit.
Membaca tanda perubahan tentu seringkali dilakukan oleh
28 manusia. Namun menjaga stamina untuk Masatetap bertahan
Adven dan
Natal 2014
mengelola diri supaya tetap lurus dan konsisten juga kadang
melelahkan. Mengapa demikian? Sebab pada dasarnya
manusia adalah makhluk yang fana dan lemah. Dalam
kefanaan dan kelemahan inilah mestinya manusia sadar diri
dan hidup bersandar pada Allah. Perlunya bersandar pada
Allah karena dalam Allah ada peneguhan. Dengan demikian
dalam kelemahannya manusia tetap memiliki optimisme
menjalani hidup. Melalui bacaan kita hari ini umat diingatkan
untuk tetap bertekun dalam hidup dan berharap kepada
Tuhan. Ia pasti datang dan memberikan peneguhan bagi
umat-Nya. Berharap pada Tuhan dapat dilakukan bila umat
mengenang semua janji-Nya yang sudah, sedang dan akan
terjadi. Tentu ketekunan untuk tetap menjaga sikap hidup
seturut dengan Firman-Nya menjadi sebuah dasar bagi
keteguhan menjaga janji Tuhan ini. Lantas apa yang harus
dilakukan umat? Upaya yang dapat dilakukan adalah
bersungguh-sungguh menyiapkan jalan bagi kehadiran-Nya.
Yohanes pembaptis menyerukan hal ini di hadapan banyak

Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng


orang pada masanya. Ia menyerukan perlunya pertobatan
sebagai bentuk menyiapkan jalan bagi Tuhan. Maukah kita
menanggapi seruannya?

Penjelasan Teks
Yesaya 40:1-11
Kitab Yesaya di bagian bacaan ini berisi tentang penghiburan
kepada umat yang saat itu sedang dalam pembuangan di
Babel. Jauh dari tanah kelahiran dan hidup bersama dengan
bangsa asing menjadikan umat putus asa. Oleh karenanya
Yesaya menyerukan kembali janji akan hadirnya Mesias yang
akan memulihkan kehidupan umat dan membawa mereka
kembali ke tanah kelahirannya.
Mazmur 85: 1-2, 8-13
Bacaan Mazmur ini berisi tentang pengakuan dan doa tentang
karya Allah yang dikerjakan dalam kehidupan umat.
Pemulihan kehidupan umat akan dilakukan sempurna dalam
pekerjaan-Nya. Keteguhan memegang janji dan sabda Tuhan
29 menjadi sebuah awal membangunMasa kekuatan perubahan
Adven Natal 2014
sehingga apa yang sedang dikerjakan Allah dalam kehidupan
umat akan segera terwujud.
2 Petrus 3: 8-15a
Hidup dalam pertengahan ‘parousia’ cenderung menjatuhkan
manusia dalam keraguan akan janji Tuhan. Awal dari janji
Tuhan sudah terlaksana namun dalam penantian
kesempurnaan rupanya bukan hal yang gampang. Sehingga
nasihat surat ini kepada jemaat supaya mereka secara aktif
memelihara diri mereka dari segala hal kecacatan, mengem-
bangkan diri secara utuh supaya menuju kesempurnaan
sekaligus menjaga supaya tidak terpengaruh dan tergoda oleh
dunia sekitar. Ini menjadi panggilan moral bagi umat.
Markus 1:1-8, Yohanes 1:7
Injil Markus 1: 1-8 diawali dengan pernyataan dari Markus,
”Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah”.
Jikalau Markus mengawali tulisannya dengan pernyataan ini
tentu bukan tanpa maksud. Ia memaksudkan bahwa berita

Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng


tentang Yesus harus diwartakan. Pentingnya pewartaan
tentang Yesus adalah dalam rangka menjadikan setiap orang
yang mendengar, melihat dan mengalami karya-Nya beroleh
keselamatan dari Yesus, Anak Allah yang diurapi dengan gelar
Kristus. Markus berharap banyak orang menyambut karya
keselamatan dalam Yesus sebagaimana digemakan oleh
Yohanes pembaptis.

Yohanes pembaptis hadir dan menjadi sorotan perhatian


banyak orang. Banyak orang berbondong-bondong
mencarinya agar dibaptis. Dengan mendapat baptisan dari
Yohanes mereka berharap beroleh pengampunan dosa. Selain
keinginan memeroleh baptisan, mereka datang pada Yohanes
agar mendapat nasihat. Rupanya kehadiran Yohanes dinilai
sebagai kehadiran seorang nabi yang mewartakan berita
pertobatan kepada masyarakat. Mengapa perlu pertobatan?
Situasi dalam bacaan ini menampilkan adanya kebobrokan
moral dalam masyarakat dimana peribadatan menjadi
semakin penuh dengan aturan, sementara penindasan oleh
30 bangsa asing diterima Masa Adven
menjadi Natal tanda
sebuah 2014
ketidakmampuan diri. Oleh karena itu kehadiran Yohanes
Pembaptis sebagai awal dari seruan dimulainya Karya
Penyelamatan Allah menjadi sebuah tanda. Seruan pertobatan
dan proses inisiasi masuk dalam arak-arakan Karya
Penyelamatan Allah menjadi sebuah gerakan pembaruan
umat. Yohanes diutus oleh Allah untuk “mendahului” serta
“mempersiapkan jalan”. Dia adalah orang yang berseru-seru
meminta agar mereka yang mendengarkannya
mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan meluruskan jalan bagi-
Nya.
Yohanes Pembaptis memang populer. Ia tampil seperti Elia [2
Raja-raja 1:8]. Namun ia tidak menggunakan popularitasnya
bagi diri sendiri. Sebagai pemberita hadirnya Yesus, ia tetap
pada posisinya, yaitu hanya pemberita. Bukan sebagai yang
diberitakan. Pernyataan Yohanes pada ayat 7 menunjukkan
bahwa dia benar-benar konsisten dengan tujuan awal
kehadirannya di hadapan khalayak ramai. Meski ia tampil

Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng


dengan sederhana, namun karena gema seruan tentang
pertobatan yang dibawanya membuat ia dikenal dan dikenang
banyak orang.
Ia yang diberitakan [Yesus] lebih berkuasa dari Yohanes,
sehingga untuk membungkuk dan membuka tali kasut-Nya
pun Yohanes tidak layak. Apa maknanya? Orang Israel kuno
memiliki kebiasaan dalam menebus dan menukar dengan cara
yang unik [unik menurut kita di zaman ini]. Setiap kali
seseorang hendak menguatkan suatu perkara, maka yang
seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya
[mengenakan dan menukarkan] kepada yang lain. Dengan
berbagi kasut itu, setiap orang saling memberikan haknya.
Melalui pernyataan itu, Yohanes Pembaptis hendak mengata-
kan bahwa ia tidak berhak meminta hak yang ada dalam diri
Yesus. Apa hak Yesus? Hak Yesus adalah membaptis dalam
Roh Kudus dan menyatakan keilahian-Nya. Yohanes Pembap-
tis hanya layak membaptis dengan air dan ia hanya manusia
biasa yang dipanggil Allah untuk menyerukan berita
31 pertobatan dan mengajak setiap orang memersiapkan
Masa jalan
Adven Natal 2014
bagi Dia. Suara kenabian inilah yang diteladankan bagi kita di
zaman ini. Hidup dalam kesederhanaan, kerendahan hati
untuk menggemakan suara kenabian sebagai bentuk hidup
menyiapkan diri bagi kehadiran-Nya.

KHOTBAH JANGKEP
Saudara yang dikasihi Tuhan,
Suatu hari ada seorang katekisan bertanya pada guru
katekisasinya, ”Mengapa kita memuji Tuhan? Apakah Dia
haus pujian dan butuh dukungan serta penghiburan?”
Pertanyaan itu bukan pertanyaan sederhana. Guru katekisasi
merenung sejenak dan memberikan jawab kepada muridnya.
“Sesungguhnya Tuhan bukan Allah yang haus akan pujian. Dia
juga bukan Tuhan yang membutuhkan dukungan serta
penghiburan. Bila kita memuji Tuhan hal itu bukan
dimaksudkan untuk itu. Pujian bagi Tuhan juga bukan dalam
rangka menyenangkan Dia. Dia adalah Allah yang empunya

Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng


kuasa baik di bumi maupun di surga. Dalam Dia kitalah yang
mendapat keselamatan, dukungan dan penghiburan karena
kita adalah manusia yang lemah. Maka segala puji dan
sembah dinaikkan bagi Dia karena di dalam Tuhan kita sudah
memperoleh kekuatan, penghiburan dan pengharapan.”
Mendengar jawaban itu si murid manggut-manggut tanda
sepakat dengan jawaban guru katekisasinya.
Saudaraku,
Manusia membutuhkan keselamatan dan peneguhan. Itu
benar! Kehidupan yang dijalani manusia penuh dengan
tantangan. Akibatnya tidak jarang manusia menjadi patah
semangat, nglokro, tidak memiliki daya untuk memperjuang-
kan dirinya ke arah yang lebih baik. Di sisi lain, Tuhan
senantiasa datang kepada umat-Nya untuk menyatakan
dukungan agar umat-Nya selamat. Yesaya 40: 1-2a menyeru-
kan, ”Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman
Tuhan Allahmu, tenangkan hati Yerusalem….” Yesaya
menyampaikan hal ini dengan jelas. Manusia butuh
32 peneguhan. Diperlukannya peneguhan Masasupaya hati 2014
Adven Natal umat
menjadi tenang. Hati yang tenang melahirkan kemampuan
dalam diri seseorang melihat semua hal dengan tenang pula.
Dengan hati yang tenang, pikiran dituntun menjadi tenang,
sehingga semua yang dikatakan, dikerjakan dalam keadaan
hati yang tertata. Namun sayang, seringkali ketenangan hati
terusik oleh berbagai peristiwa, terutama peristiwa yang
mendatangkan kepahitan, traumatis dan menakutkan. Selain
diusik oleh peristiwa-peristiwa itu, ketenangan hati juga bisa
hilang manakala dosa berada di dalamnya. Kekuatan dosa
adalah kekuatan yang merusak. Daya rusak yang ditimbulkan
bermacam-macam bentuk. Dari rusaknya hidup pribadi,
rusaknya relasi dengan sanak-saudari, rusaknya hubungan
dengan Allah dan hilangnya keselamatan. Dalam keadaan hati
yang tidak tenang itu Tuhan memberikan seruan agar
penghiburan dinyatakan bagi umat-Nya. “Hiburkanlah,
hiburkankah umat-Ku…..” Umat harus bangkit. Kesedihan,
kesusahan, pengalaman traumatis sudah berlalu. Yang perlu
dilihat adalah masa depan. Umat juga diajak untuk meyakini

Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng


bahwa Tuhan akan datang dan pasti datang untuk
meneguhkan dan menyelamatkan.
Saudaraku,
Melalui Yohanes Pembaptis gema akan hadirnya Tuhan
dinyatakan kepada banyak orang. Injil Markus mengawali
pemberitaannya dengan nada optimis. “Inilah permulaan Injil
tentang Yesus Kristus, Anak Allah”. Injil adalah kabar
kegembiraan yang diberitakan kepada semua orang. Kabar
gembira ini membuat hati terasa lega karena di dalam kabar
gembira itu Yesus Kristus hadir memberikan pengharapan
dalam bentuk keselamatan. Karena injil adalah kabar gembira
tentang Yesus Kristus yang akan datang, maka Yohanes
Pembaptis menyerukan supaya umat mempersiapkan jalan
untuk Tuhan, meluruskan jalan bagi Dia. Bagaimana caranya?
Kepada banyak orang, Yohanes Pembaptis yang tampil dalam
kesederhanaan itu berseru, ”Bertobatlah dan berilah dirimu
dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu”. Meski enam-
pilannya sederhana, namun suaranya didengar banyak orang.
33 Ia tidak tampil dengan pakaian ke-imam-an dan menampak-
Masa Adven Natal 2014
kan diri dengan wibawa priyayi. Ia tampil apa adanya seperti
khalayak ramai pada umumnya. Namun demikian orang
banyak tidak melihat pakaian dan penampilannya. Mereka
melihat pernyataan, teguran, penghiburan dan seruan
Yohanes Pembaptis. Mereka menemukan pernyataan-
pernyataan yang mengajak setiap orang menyambut kabar
gembira dalam diri Yesus Kristus.
Hal lain yang ditampakkan oleh Yohanes adalah kerendahan
hatinya. Meski ia populer dan dikelilingi oleh banyak pena-
gum, ia tidak menjadi jumawa. Ia sadar diri bahwa bukan
dirinya yang harus diutamakan. Ia harus mengutamakan
Yesus Kristus. Karena itu, ia mengatakan kepada banyak
orang, ”Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari
padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku
tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan
membaptis kamu dengan Roh Kudus.” Dengan kata lain,
Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa Ia yang diberitakan

Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng


[Yesus] lebih berkuasa dari padanya, sehingga untuk
membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun ia merasa
tidak layak. Apa maknanya? Orang Israel kuno memiliki
kebiasaan dalam menebus dan menukar dengan cara yang
unik [unik menurut kita di zaman ini]. Setiap kali seseorang
hendak menguatkan suatu perkara, maka yang seorang
menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya
[mengenakan dan menukarkan] kepada yang lain. Dengan
berbagi kasut itu, setiap orang saling memberikan haknya.
Melalui pernyataan itu, Yohanes Pembaptis hendak
mengatakan bahwa ia tidak berhak meminta hak yang ada
dalam diri Yesus. Apa hak Yesus? Hak Yesus adalah
membaptis dalam Roh Kudus dan menyatakan keilahian-Nya.
Yohanes Pembaptis hanya layak membaptis dengan air dan ia
hanya manusia biasa yang dipanggil Allah untuk menyerukan
berita pertobatan dan mengajak setiap orang mempersiapkan
jalan bagi Dia.
Saudaraku,
34 Suara kenabian inilah yang diteladankan
Masabagi kitaNatal
Adven di zaman
2014
ini. Hidup dalam kesederhanaan, kerendahan hati untuk
menggemakan kabar gembira dari Yesus Kristus. Teladan
Yohanes itu relevan. Relevansinya adalah keberanian untuk
“memilih jalan yang berbeda” dibanding dengan dunia ini. Di
tengah situasi hidup yang menawarkan sanjungan karena
hidup dipenuhi fasilitas dan gaya hidup populer, beranikah
kita menolak tawaran itu dengan hidup sederhana? Di tengah
dunia yang menawarkan popularitas dan tepuk tangan pujian
karena prestasi-prestasi serta kemampuan-kemampuan yang
kita miliki, beranikah kita “bertapa di padang gurun
kehidupan” untuk tidak menonjolkan diri serta
mengedepankan sikap rendah hati? Memang hal itu tidak
mudah untuk dilakukan. Untuk melakukannya dibutuhkan
tekad, keberanian seperti Yohanes Pembaptis. Di sisi lain, bila
kita berani melakukannya, di sini kita berjuang bersama
Yohanes pembaptis untuk menyiapkan jalan bagi kehadiran-
Nya. Amin.

Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng


«»
DSP

35 Masa Adven Natal 2014

Lembaga Pembinaan & Pengaderan Sinode GKJ & GKI SW Jateng

Anda mungkin juga menyukai