Anda di halaman 1dari 38

KHOTBAH JANGKEP

Panduan Merayakan Liturgi Gereja

Februari 2024
Tema: Siapkan Hati Menghayati Karya Kasih-Nya

Khotbah Jangkep February 2024 39


DAFTAR TEMA PERAYAAN IMAN
BULAN FEBRUARI 2024

Minggu, 4 Februari 2024 ....................................................................... 41


Minggu ke-5 Setelah Epifani (Hijau)
Menjadi Hamba Yang Memenangkan

Minggu, 11 Februari 2024 ............................................................. 57


Minggu Transfigurasi (Putih)
Hati yang Memancarkan Terang Kristus

Rabu Abu 14 Februari 2024 .......................................................... 73


Ibadah yang Berkenan bagi Tuhan (Ungu)

Minggu, 18 Februari 2024 ............................................................. 74


Minggu Pra Paskah I (Ungu)
Janji-Nya bagi Orang yang Taat Kepada-Nya

Minggu, 25 Februari 2024 ............................................................. 75


Minggu Pra-Paskah II (Ungu)
Memikirkan yang Dipikirkan Allah

40 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Minggu, 4 Februari 2024
Minggu ke-5 Setelah Epifani (Hijau)

TEMA PERAYAAN IMAN


Menjadi Hamba yang Memenangkan

TUJUAN:
Umat mampu menjadi hamba yang rendah hati dan berempati merawat
yang terluka dan memenangkan yang tertindas seperti Allah yang juga
selalu berempati kepada umat-Nya yang letih lesu sehingga setiap
sesama kita akan dapat mempunyai pengharapan dalam hidupnya.

DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Yesaya 40:21-31
Tanggapan : Mazmur 147:1-11, 20c
Bacaan II : 1 Korintus 9:16-23
Bacaan Injil : Markus 1:29-39

DAFTAR AYAT LITURGIS


Berita Anuggerah : Lukas 5:31-32
Petunjuk Hidup Baru : Galatia 5:13
Persembahan : Roma 12:1

DAFTAR NYANYIAN LITURGIS


Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 332:1, 2
Nyanyian Penyesalan : KJ 26:1, 2
Nyanyian Kesanggupan : KJ 424:1, 2, 4
Nyanyian Persembahan : KJ 365b:1-
Nyanyian Pengutusan : KJ 426:1, 3

Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 181:1, 2
Kidung Panelangsa : KPJ 55:1, 2
Kidung Kesanggeman : KPJ 339:1, 4
Kidung Pisungsung : KPJ 165:1
Kidung Pangutusan : KPJ 346a:1, 2

Pdt. Rian Pandhu Bagaswara S.Si, H.Hum (GKJ Wedi)

Khotbah Jangkep February 2024 41


DASAR PEMIKIRAN
Hari Kamis, 1 Februari 2024, YAKKUM (Yayasan Kristen untuk
Kesehatan Umum) merayakan Hari Ulang Tahun ke-74. YAKKUM
adalah lembaga kesehatan yang didirikan oleh Sinode GKJ dan
GKI SW Jawa Tengah. Beberapa rumah sakit di bawah YAKKUM
tersebar di beberapa kota seperti Yogyakarta, Solo, Semarang,
Purwodadi, Purworejo, Purwokerto dan beberapa kota lainnya.
Dalam perkembangannya YAKKUM terus bertumbuh dan
berkembang sebagai lembaga milik gereja untuk mengerjakan
karya diakonia dalam pelayanan penyembuhan di masyarakat.

Ini menunjukkan bahwa rumah sakit telah menjadi tangan panjang


dari gereja dalam karya pelayanan penyembuhan. Walaupun pada
dasarnya pelayanan penyembuhan adalah panggilan untuk setiap
orang percaya sebagai hamba yang dengan segala
kerendahanhatinya serta sikap empatinya untuk terus mewartakan
pengharapan kepada setiap orang yang menderita karena
berbagai macam sebab. Baik karena sakit, ketidakadilan, peperangan,
penjajahan dan sebab lainnya.

Setiap penderitaan seringkali dapat menghilangkan sukacita dan


pengharapan. Ada beberapa orang ketika sedang dalam penderitaan
merasa bahwa Allah meninggalkannya dan Allah jauh dan tidak
berbuat apa-apa untuk menolongnya. Tapi apakah memang
benar Allah jauh dan tidak menolong kita saat menderita dan
mengalami berbagai macam tekanan hidup? Lalu bagaimana
ketika kita melihat sesama kita dalam penderitaannya?

KETERANGAN BACAAN
Yesaya 40:21-31
Yesaya 40 adalah bagian dari Deutero-Yesaya yang ditujukan
untuk orang-orang Yehuda saat hidup dalam pembuangan yang
kehilangan sukacita serta pengharapan. Di tengah keadaan yang
demikian tampaknya masih saja mereka kurang percaya akan
42 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
kuasa Allah yang kekal dan bahkan menyamakan Allah dengan
patung-patung buatan mereka. Kuasa Allah jauh melebihi apapun
bahkan dinyatakan bahwa Allah akan memberikan kekuatan dan
semangat bagi mereka yang letih lesu tidak berdaya.

Tentu ini warta yang akan dapat menumbuhkan pengharapan di


tengah situasi bangsa Yehuda yang kehilangan asa dan sukacita.
Tapi memang yang menjadi catatan yang harus diperhatikan
adalah kekuatan baru itu akan didapatkan oleh orang-orang yang
menanti-nanti Tuhan. Ini sebenarnya menunjukkan bahwa letak
kekuatan umat ketika mereka dapat percaya penuh pada Allah.
Karena Allah selalu berempati pada setiap penderitaan yang
dialami oleh umat-Nya. Tampak dalam ayat ayat 28-29 “Ia tidak
pernah menjadi lelah dan tidak menjadi lesu…. Dia memberi
kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang
tidak berdaya.”

Mazmur 147:1-11, 20c


Juru Mazmur dalam perikop ini sedang memuji kebesaran Allah
yang senantiasa merawat dan memerdekakan. Allah merawat
dengan mengumpulkan mereka yang tercerai berai (ay. 2),
menyembuhkan orang yang hancur hatinya dan membalut luka-
lukanya (ay. 3), menurunkan hujan sehingga tumbuhan bisa tumbuh
(ay. 8), memberi makan untuk hewan (ay. 9). Sedangkan bentuk
Allah memerdekakan adalah Ia mengangkat orang tertindas yang
tertekan dan sebaliknya menjatuhkan orang fasik (ay. 6).

Allah tidak berkenan kepada mereka yang sombong dengan


kegagahan dan kekuatannya yang seringkali akan menumbuhkan
ego yang bisa melukai orang lain melalui peperangan dan menindas
yang lemah. Allah dengan segala kebesaran-Nya terus merawat
dan berempati kepada mereka yang terluka dan lemah. Ini memberi

Khotbah Jangkep February 2024 43


pesan untuk manusia menundukkan kesombongannya dan terus
mampu merawat dan memerdekakan mereka yang terluka,
lemah dan tertindas. Di landasai sikap hidup takut akan Tuhan.
Karena itulah yang berkenan di hadapan Tuhan.

1 Korintus 9:16-23
Ayat bacaan ini adalah bagian dari pembelaan Rasul Paulus
terhadap kritik yang diterimanya dari orang-orang Kristen di
Korintus tentang kerasulannya. Bahkan Paulus menegaskan
sesungguhnya ia berhak menerima hak-haknya sebagai rasul.
Tetapi Rasul Paulus memilih tidak mengambil hak-hak tersebut
supaya tidak menjadi rintangan dalam pewartaannya dan
menempatkan dirinya sebagai hamba. Hamba yang memenangkan
semua orang, baik orang Yahudi, non Yahudi maupun orang-
orang lemah. Cara ia menjadi hamba adalah dengan “menjadi
seperti” atau “seolah-olah” sama dengan orang Yahudi, orang non
Yahudi dan orang-orang lemah tanpa harus kehilangan prinsip
imannya. Artinya Paulus masuk dalam kehidupan orang-orang
tersebut. Dengan kata lain, mengambil istilah dalam psikologi
seperti yang diutarakan oleh M.J.Hannush (dalam buku Markers
of Psychosocial Maturation, 2021:352) saat menjelaskan terkait
konsep empati, yaitu “I am with you” atau saya bersamamu. Kata-
kata Paulus “menjadi seperti” dalam ayat ini juga terkandung
pesan hendak mengatakan “saya bersamamu”. Konsep ini dalam
pandangan Paulus akan dapat memenangkan orang. Kata
“memenangkan” diterjemahkan dari kerdaino yang juga bisa
berarti memperoleh atau mendapat untung. Tampaknya
“memenangkan” itulah yang menjadi tujuan pemberitaan Injil
Paulus dan bukan karena ingin memperoleh hak-hak kerasulan.
Tujuan utama pelayanannya adalah Injil.

44 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Markus 1:29-39
Tujuan utama Yesus datang ke dunia adalah memberitakan Injil.
Karya-karya mukjizat yang Ia lakukan, termasuk didalamnya
menyembuhkan orang sakit, adalah bagian dari pemberitaan Injil
itu. Sehingga yang terutama dari tugas perutusannya adalah
pemberitaan Injil dan tidak sebatas penyembuhan. Ini tampak
jelas ketika waktu Yesus diberitahu oleh Simon Petrus dengan
berkata “semua orang mencari Engkau”, Yesus malah mengajak
untuk pergi ke kota lain memberitakan Injil. Banyak orang
mencari Yesus untuk tujuan mendapat kesembuhan, karena
setelah orang banyak tahu bahwa Yesus bisa menyembuhkan
sakit demam yang diderita mertua Simon Petrus, kemudian
mereka berbondong-bondong datang kepada-Nya dan mendapat
kesembuhan. Bisa saja Yesus tetap tinggal di sana dan menjadi
seorang tabib atau dokter. Yesus pergi ke kota lain tidak bisa
ditafsirkan juga Yesus tidak memiliki empati pada banyak orang
yang mencari Yesus. Ini memberikan pelajaran bahwa prioritas
tugas sesuai perutusan menjadi penting dilakukan. Tidak
sekedar memenuhi permintaan orang banyak yang belum tentu
sesuai dengan misi -Nya.

POKOK DAN ARAH PEWARTAAN


Gereja dan setiap orang percaya dipanggil mewartakan Injil bagi
orang-orang yang menderita, terluka dan tanpa pengharapan.
Mewartakan Injil artinya membawa sukacita dan pengharapan
bagi orang-orang tersebut. Panggilan ini didasari tindakan Allah
yang juga terus merawat umat-Nya. Semuanya harus dilakukan
dalam sikap hidup menghamba demi tujuan kemenangan dalam
cinta kasih.

Khotbah Jangkep February 2024 45


KHOTBAH JANGKEP BAHASA INDONESIA
MENJADI HAMBA YANG MEMENANGKAN

Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan,

Pernahkah kita berada pada dalam keadaan yang seakan kehilangan


pengharapan? Apa saja yang membuat kita seakan kehilangan
pengharapan? Apakah karena sakit? ketidakadilan? peperangan?
penindasan? atau apa? Secara khusus kita akan mencoba melihat
hilangnya pengharapan karena sakit. Berapa banyak orang yang
sakit sampai pada titik sudah kehilangan pengharapan untuk
bisa sembuh. Sehingga membutuhkan pelayanan holistik atau
pelayanan yang bersifat menyeluruh dalam arti tidak sekedar
terkait menyembuhkan sakit fisiknya tapi juga pendampingan
rohani secara khusus.

Kita bersyukur bahwa Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ) bersama


Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sinode Wilayah Jawa Tengah sudah
memiliki YAKKUM (Yayasan Kesehatan untuk Umum) dengan
beberapa rumah sakitnya yang tersebar di beberapa kota. Ada di
Yogyakarta, Solo, Semarang, Purwodadi, Purworejo, Purwokerto
dan kota lainnya. Walaupun memang belum di semua kota ada.
Lembaga tersebut terus tumbuh dan berkembang sebagai lembaga
milik gereja untuk mengerjakan karya diakonia dalam pelayanan
penyembuhan holistik di masyarakat. Pada hari Kamis, 1 Februari
2024 kemarin YAKKUM berulang tahun ke-74. Ini menjadi momen
yang tepat untuk berefleksi tidak hanya bagi YAKKUM tapi juga
gereja dan bahkan setiap orang percaya untuk menyegarkan
panggilannya dalam karya pelayanan holistik.

Motivasi dalam karya pelayanan holistik sesungguhnya berasal


dari tindakan Allah sendiri yang terus hadir di tengah umat-Nya
yang sedang menderita. Allah hadir untuk memberi kekuatan dan
46 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
memulihkan. Warta kehadiran Allah tersebut selalu akan dinantikan
setiap orang yang menderita dan akan menjadi sumber sukacita
bagi mereka. Walaupun kadang kalau sudah terlalu menderita
dan tidak kunjung mendapat kemenangan dari penderitaannya
tersebut atau mungkin juga tidak segera sembuh dari sakitnya
beberapa orang menuduh Allah jauh dari hidupnya. Benarkah
demikian?

Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan,

Tuhan Allah bukanlah seperti Allah yang dituduhkan tersebut


yang tidak peduli dengan penderitaan umat-Nya. Melalui sejarah
bangsa Israel kita melihat Allah selalu mengerti keletihan dan
ketidakberdayaan umat-Nya. Ketika bangsa Yehuda ada di tanah
pembuangan mereka kehilangan kebebasan, pengharapan dan
sukacitanya; dan itu merupakan penderitaan yang berat. Tampaknya
kemudian mereka menjadi tidak percaya kepada Allah dan bahkan
menyamakan Allah dengan patung-patung buatan mereka. Yesaya
mengritik sikap bangsa tersebut dengan bertanya “Jadi, dengan
siapa hendak kamu samakan Allah…? dengan patungkah…?”
(Yes.40:18-19).

Yesaya kemudian meluruskan cara pandang bangsa Yehuda


dengan mengatakan Allah tidak pernah lelah untuk menolong
umat-Nya. Seperti tertulis dalam Yesaya 40:28-29. “…Ia tidak
pernah menjadi lelah dan tidak menjadi lesu…. Dia memberi
kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada
yang tidak berdaya.” Tapi memang yang harus diperhatikan
dalam pesan yang dibawa Yesaya adalah kekuatan baru itu akan
diperoleh orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan. Ini artinya
letak kekuatan, kemenangan, pemulihan umat ketika mereka
dapat percaya penuh pada Allah.

Khotbah Jangkep February 2024 47


Kita harus yakin bahwa Allah itu Sang Penyembuh, Sang Pemelihara
yang terus menyembuhkan dan memelihara umat-Nya. Juru
Mazmur dalam Mazmur 147 menarasikan pemeliharaan Allah
dalam berbagai macam bentuk yaitu dengan cara mengumpulkan
mereka yang tercerai berai (ay. 2), menyembuhkan orang yang
hancur hatinya dan membalut luka-lukanya (ay. 3), mengangkat
orang tertindas yang tertekan dan sebaliknya menjatuhkan
orang fasik (ay. 6), menurunkan hujan sehingga tumbuhan bisa
tumbuh (ay. 8), memberi makan untuk hewan (ay. 9).

Injil Markus juga menunjukkan karya Allah sebagai Sang Penyembuh


melalui tindakan Yesus yang menyembuhkan sakit demam ibu
mertua Simon Petrus. Diceritakan dalam Injil Markus 1:29-31,
setelah Yesus keluar dari rumah ibadat bersama Yakobus dan
Yohanes. Mereka singgah ke rumah ibu mertua Petrus dan di sana
Yesus menyembuhkan sakit demam yang diderita ibu mertua
Petrus dengan cara memegang tangannya dan seketika sembuh.
Tidak begitu jelas demam karena sebab apa tapi dalam beberapa
terjemahan dikatakan demam tinggi, yang bisa mengancam jiwa.
Tentu mungkin ini memunculkan kekhawatiran bagi keluarga
Simon Petrus. Tapi kehadiran Yesus membawa pengharapan dan
kesaksian tidak hanya untuk Simon Petrus dan keluarga tapi orang
banyak. Ini terbukti setelah terjadinya penyembuhan itu banyak
orang berbondong-bondong datang kepada-Nya dan ingin mendapat
kesembuhan. Bahkan sampai pagi harinya, masih banyak orang
mencari Yesus “Semua orang mencari Engkau” (Mrk.1:37).

Tapi anehnya setelah tahu semua orang mencari-Nya, Yesus malah


mengajak murid-Nya untuk pergi ke kota lain memberitakan
Injil. Ini seakan Yesus tidak menunjukkan empati dan tidak peduli
kepada mereka yang sakit. Tampaknya bukan karena Yesus tidak
mempunyai empati tapi lebih ke misi utama dari Yesus datang ke

48 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


dunia. Misinya tidak sebatas menjadi penyembuh dan bahkan
hanya di satu tempat tertentu saja. Bisa saja Yesus tetap tinggal
di sana dan menjadi seorang tabib atau dokter tetap. Tapi ada
misi yang lebih luas yaitu mewartakan Injil untuk dunia ini dan
penyembuhan salah satu bagian tindakan pewartaan yang
mendukung misi utama tersebut karena Injil harus diberitakan
kepada semua orang dan seluruh bangsa sehingga banyak orang
akan menerima kabar sukacita untuk menumbuhkan
pengharapannya. Jadi jangan disalah artikan Yesus tidak berempati.

Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan,

Tuhan Allah hadir dalam karya membawa sukacita, pengharapan,


kemenangan, kesembuhan untuk mereka yang letih, lesu, tidak
berdaya dan sakit memanggil umat-Nya untuk juga terlibat dalam
karya-Nya tersebut hadir membawa kabar sukacita dan pengharapan
kepada sesama kita. Ini membutuhkan sikap hati sebagai hamba
yang mau merendahkan diri untuk menolong dan memulihkan.
Bagaimana caranya? Kita bisa belajar dari Rasul Paulus.

Rasul Paulus mengambil sikap hidup sebagai hamba dan tidak


menghiraukan status kerasulanya yang sesungguhnya mendapatkan
hak istimewa. Hamba yang memenangkan semua orang, baik
orang Yahudi, non Yahudi maupun orang-orang lemah. Cara ia
menjadi hamba adalah dengan “menjadi seperti” atau “seolah-
olah” sama dengan orang Yahudi, orang non Yahudi dan orang-
orang lemah tanpa harus kehilangan prinsip imannya. Artinya
Paulus masuk dalam kehidupan orang-orang tersebut. Dengan
kata lain, mengambil istilah dalam psikologi seperti yang diutarakan
oleh M.J.Hannush (dalam buku Markers of Psychosocial Maturation,
2021:352) saat menjelaskan terkait konsep empati, yaitu “I am
with you” atau saya bersamamu. Kata-kata Paulus “menjadi seperti”

Khotbah Jangkep February 2024 49


dalam ayat ini juga terkandung pesan hendak mengatakan “saya
bersamamu”. Konsep ini dalam pandangan Paulus akan dapat
memenangkan orang. Kata “memenangkan” diterjemahkan dari
kerdaino yang juga bisa berarti memperoleh atau mendapat
untung. Tampaknya “memenangkan” itulah yang menjadi tujuan
pemberitaan Injil oleh Paulus.

Seringkali kata “memenangkan” ditafsirkan “meng-Kristen-kan”


tetapi memenangkan di sini bukan meng-Kristen-kan tapi
memenangkan orang-orang dari belenggu hukum Taurat menuju
hukum Kristus yang penuh cinta kasih dan memanusiakan
manusia serta memenangkan orang dari segala kelemahannya.

Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan,

Panggilan menjadi hamba yang memenangkan adalah panggilan


setiap orang percaya dan gereja. Memenangkan orang dari
ketertindasannya, memenangkan orang dari segala kelemahannya
karena sakit-penyakit, hilangnya pengharapan dan lainnya. Misi
memenangkan adalah misi pewartaan Injil supaya semua kembali
mendapatkan sukacita, pengharapan, kesembuhan bahkan
keselamatannya. Pembawa misi ini harus memiliki sikap hidup
sebagai hamba yang mau berempati atau masuk dalam dunia
sesama yang menderita untuk menolong. Ini semua bisa terjadi
ketika kita mampu merendahkan diri kita.

Setiap kita pribadi orang percaya kiranya dimampukan mengambil


peran menjadi hamba yang memenangkan tersebut, gereja juga
dimampukan untuk mengembangkan pelayanan holistik bagi
umatnya dan YAKKUM yang berulang tahun ke-74 kemarin 1
Februari 2024 juga terus mampu melebarkan sayapnya dalam
karya pelayanan holistik bagi masyarakat di Indonesia ini baik

50 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


dalam bentuk pelayanan, jangkauan serta sebaran pelayanannya
dengan berbagai macam dinamika tantangan yang harus dihadapi
supaya dapat meneruskan misi Allah yang menumbuhkan
sukacita, kekuatan, semangat hidup serta pengharapan. Amin

KHOTBAH JANGKEP BAHASA JAWA


DADOS ABDI INGKANG SAGED NGGÈNDÈNG

Pasamuwan ingkang kinasih wonten ing Gusti,

Punapa kita nate gesang wonten ing salebeting kawontenan ingkang


kados-kados njalari kecalan pangajeng-ajeng? Kawontenan punapa
kemawon ingkang saged njalari gesang tanpa pangajeng-ajeng?
Punapa amargi sesakit? Tumindak mboten adil? Paprangan?
Panindhes? Utawi punapa? Sacara mirunggan kita badhe ningali
icalipun pangajeng-ajeng amargi sesakit. Sapinten kathahipun
tiyang ingkang gerah ngantos sampun kecalan pangajeng-ajeng
saged saras malih. Satemah mbetahaken peladosan holistik utawi
paladosan ingkang asifat wetah nyrambahi mboten winates namung
nyarasakan sakit raganipun nanging ugi ngamping-ngampingi
karohanenipun sacara mirunggan.

Kita patut ngunjukaken panuwun sokur dene Sinode Gereja


Kristen Jawa (GKJ) sesarengan Gereja Kristen Indonesia (GKI)
Sinode Wilayah Jawa Tengah sampun gadhah YAKKUM (Yayasan
Kesehatan untuk Umum) ingkang nggadhahi griya sakit ingkang
sumebar wonten ing pinten-pinten kitha. Kados ing Yogyakarta,
Solo, Semarang, Purwodadi, Purworejo, Purwokerto lan kitha
sanesipun. Sinaosa dereng sadaya kitha wonten. Lembaga punika
sangsaya tuwuh ngrembaka minangka lembaga gadahanipun gereja
kanggé olah paseksi wonten ing peladosan diakonia mirungganipun

Khotbah Jangkep February 2024 51


paladosan holistik wonten ing masyarakat. Ing dinten Kemis, 1
Februari 2024 kalawingi YAKKUM ambal warsa ingkang kaping
74. Punika dados wekdal ingkang sae kangge YAKKUM ugi gereja
lan sadaya tiyang pitados kangge nganyaraken timbalanipun
wonten ing salebeting paladosan holistik.

Pambereg kangge nindakaken paladosan holistik estunipun tuwuh


awit saking pakaryanipun Allah piyambak ingkang tansah rawuh
wonten ing gesang umatipun ingkang nembe kataman kasangsaran.
Allah rawuh maringi kakiyatan lan mulihaken. Pawarta bab
rawuhipun Gusti Allah punika tansah kaajeng-ajeng sadaya tiyang
ingkang nembe ngraosaken kasangsaran lan badhe dados sumbering
kabingahan kangge tiyang-tiyang punika. Sinaosa asring menawi
kasangsaranipun sampun awrat sanget lan mboten enggal nampi
pangluwaran saking kasangsaranipun utawi sesakitipun punika
wonten saperangan saking tiyang-tiyang punika lajeng nganggep
bilih Gusti Allah tebih saking gesangipun. Punapa leres saestu
kados mekaten?

Pasamuwan ingkang kinasih wonten ing Gusti,

Gusti Allah punika mboten Allah kados panganggepipun tiyang-


tiyang punika ingkang ningali bilih Allah mboten preduli dhateng
kasangsaran umatipun. Lumantar lampahing gesanging bangsa
Israel kita saged ningali bilih Allah tansah pirsa umatipun ingkang
sayah lan tanpa daya. Nalika bangsa Yehuda wonten ing tanah
pangawulan, bangsa punika kecalan kamardikan, pangajeng-
ajeng lan kabingahanipun; lan punika temtunipun kasangsaran
ingkang awrat. Kawontenan punika lajeng nuwuhaken manah
ingkang mboten pitados dhateng Gusti Allah lan malah nganggep
Gusti Allah sami kaliyan reca-reca damelanipun piyambak. Yesaya
kanthi adreng ngendika dhateng bangsa Yehuda “Dadine Gusti
Allah iku arep kok padhakake sapa, … apa reca? (Yes.40:18-19).

52 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Yesaya lajeng ngleresaken cara tingalipun bangsa Yehuda kanthi
ngandika bilih Allah mboten nate sayah maringi pitulungan dhateng
umatipun. Kados ingkang sinerat wonten ing Yesaya 40:28-29
“…Panjenengane ora sayah lan ora lesu… Panjenengane paring
kakuwatan marang kang sayah lan paring tambahing karosan
marang tanpa daya.” Nanging ingkang kedah dipungatosaken
wonten ing pangandika punika bilih kakiyatan anyar punika
badhe katampi tiyang-tiyang ingkang ngantu-antu Gusti. Punika
tegesipun kakiyatan, kaunggulan, pulihing umat nalika sami
pitados dhateng Gusti Allah.

Kita kedah pitados bilih Allah punika Kuwaos mulihaken lan


Kuwaos momong saha tansah nyarasakan lan ngreksa umatipun.
Juru Mazmur wonten ing Jabur 147 nelakaken pangreksanipun
Gusti Allah mawujud wonten ing pinten-pinten cara inggih punika
ngempalaken umat ingkang pating slebar (ay. 2), mulihaken
tiyang ingkang pepes manahipun lan mblebedi tatunipun (ay.3),
nyantosaken tiyang ingkang katindhes lan ngasoraken tiyang
duraka (ay.6), nyawisi jawah satemah saged damel tuwuhing
tethukulan (ay.8), maringi pakan kangge sato-kewan (ay.9).

Injil Markus ugi nedahaken bilih pakaryaning Allah minangka


Tabib lumantar pakaryanipun Gusti Yesus ingkang nyarasaken sakit
panastisipun ibu marasepuh saking Simon Petrus. Kacariyosaken
wonten Injil Markus 1:29-31, sasampunipun Gusti Yesus medal
saking papan pangibadah kadherekaken Yakobus lan Yohanes
lajeng tindak dhateng griyanipun ibu marasepuh Simon Petrus
lan wonten ing ngriku, Panjenenganipun nyarasaken ibu
marasepuhipun Simon Petrus kanthi cara nyepeng astanipun ibu
punika lan lajeng sanalika saras sakitipun. Mboten kajlentrehaken
sakit panastis amargi punapa nanging wonten ing sawetawis ayat
ing Kitab Suci dipun jarwakaken panastis ngantos inggil sanget

Khotbah Jangkep February 2024 53


raosing badanipun utawi demam tingggi, ingkang saged kemawon
jiwanipun katempuh dening pejah. Temtu punika nuwuhaken
raos was sumelangipun brayat. Nanging rawuhipun Gusti Yesus
nuwuhaken pangajeng-ajeng lan paseksi mboten namung kangge
Simon Petrus lan brayatipun nanging ugi kathah tiyang. Punika
saged kabuktekaken sasampunipun kathah tiyang ingkang sami
dhateng sowan Gusti Yesus nyuwun kasarasaken. Malah enjangipun
inggih taksih wonten ingkang madosi Gusti Yesus “Sadaya sami
madosi Paduka” (Mrk.1:37).

Nanging nggumunipun sasampunipun pirsa sadaya tiyang sami


madosi, Gusti Yesus malah lajeng ngajak muridipun kesah dhateng
kitha sanes martosaken Injil. Kanthi tumindak ingkang mekaten,
kados-kados ngatingalaken bilih Gusti Yesus mboten kagungan
kawigatosan lan mboten preduli dhateng tiyang-tiyang ingkang
nembe sakit. Punika temtu mboten amargi Gusti Yesus mboten
kagungan kawigatosan nanging amargi sesambetan kaliyan
pakaryan utawi misi ingkang utami saking anggenipun Gusti
Yesus rawuh wonten ing jagad punika. Misi-nipun Gusti Yesus
mboten winates ing bab nyarasaken tiyang sakit lan malah ugi
wonten ing satunggal panggenan dados tabib utawi dokter ing
papan punika. Saged kemawon Gusti Yesus tetap wonten ing
ngriku mboten jengkar. Nanging pakaryan ingkang utami ingkang
kedah dipun lampahi Gusti Yesus inggih punika martosaken Injil
kangge jagad punika lan menawi Gusti Yesus nyarasaken tiyang-
tiyang punika namung minangka peranganing Injil ingkang
kawartosaken. Amargi Injil kedah kawartosaken wonten ing sadaya
bangsa supados kathah tiyang ingkang saged nampi pawartos
kabingahan ingkang saged nuwuhaken pangajeng-ajengipun. Dados
mboten malah dipuntampi klentu bilih Gusti Yesus mboten kagungan
kawigatosan.

54 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Pasamuwan ingkang kinasih wonten ing Gusti,

Gusti Allah rawuh wonten ing salebeting pakaryan ndhatengaken


kabingahan, pangajeng-ajeng, kaunggulan lan kasarasan kangge
tiyang-tiyang ingkang sayah, lesu, tanpa daya lan sakit nimbali
umatipun kangge ugi ndherek makarya martosaken kabar
kabingahan lan pangajeng-ajeng dhateng sesami kita. Punika
mbetahaken manah minangka abdi ingkang purun ngasoraken
dhiri kangge mitulungi lan mulihaken. Kadospundi caranipun?
Kita saged sinau saking Rasul Paulus.

Rasul Paulus sinaosa gadhah hak karasulan mirunggan nanging


mboten dipun ginakaken lan malah ngawulakaken dhirinipun
minangka abdi ingkang nggèndèng sadaya tiyang, sae tiyang
Yahudi, tiyang sanes Yahudi mekaten ugi tiyang-tiyang ingkang
ringkih. Caranipun ngawulakaken minangka abdi inggih punika
kanthi cara “dadi kaya” utawi “kados-kados” sami dados tiyang
Yahudi, tiyang sanes Yahudi lan tiyang-tiyang ringkih tanpa kedah
kecalan dhasaring kapitadosan ingkang dipun cepengi. Tegesipun
Paulus mlebet wonten gesangipun tiyang-tiyang punika. Tembung
sanesipun, mendhet tembung saking ilmu psikologi kados ingkang
kapangandikaken M.K Hannush (wonten ing salebeting buku
Markers of Psychosocial Maturation, 2021:352) nalika mulangaken
bab empati, inggih punika kanthi ukara “I am with you” utawi kula
nyarengi panjenengan. Ukara “dadi kaya” ingkang kapratelaken
Paulus wonten ing ayat punika ugi ngemu pangertosan ingkang
sami kaliyan “kula nyarengi panjenengan”. Punika miturutipun
Rasul Paulus saged damel piyambakipun nggèndèng tiyang.
Tembung “nggèndèng” dipun jarwakaken saking tembung “kerdaino”
ingkang tegesipun nampi utawi angsal untung. “nggèndèng”
punika ingkang dados tujuaning pawartosing Injil dening Paulus.

Khotbah Jangkep February 2024 55


Asring tembung “nggèndèng” dipun mangertosi kanthi pangertosan
“ngristenaken”. Tembung “nggèndèng” wonten ing ngriki tegesipun
nggèndèng tiyang-tiyang saking pamengkunipun angger-anggering
Toret tumuju dhateng angger-anggering Sang Kristus ingkang
kebak ing sih katresnan. Damel manungsa dados manungsa
saestu utawi “memanusiakan manusia” lan ugi nggèndèng tiyang
saking karingkihanipun.

Pasamuwan ingkang kinasih wonten ing Gusti,

Timbalan dados abdi ingkang nggèndèng minangka timbalan


kangge sadaya tiyang pitados lan ugi gereja. Nggèndèng tiyang
saking panindhes, saking karingkihan amargi sesakit, icalipun
pangajeng-ajeng lan sanes-sanesipun. Tugas utawi misi nggèndèng
minangka misi martosaken Injil supados sadaya saged nampi
kabingahan, pangajeng-ajeng, kasarasan ugi kawilujengan. Tiyang-
tiyang ingkang katimbalan nindakaken tugas punika kedah
nggadahi patrap gesang minangka abdi ingkang nggadhapi empati
utawi nggadahi raos ngraosaken manahipun sesami ingkang nembe
kataman kasangsaran supados saged mitulungi. Punika sadaya
saged kita tindakaken menawi kita purun ngasoraken dhiri kita.

Saben kita sacara pribadi minangka tiyang pitados mugi dipun


sagedaken ndherek makarya minangka abdi ingkang nggèndèng
tiyang saking karingkihanipun. Minangka gereja ugi dipun
sagedaken ngrembakaken peladosan holistik kangge umatipun.
Mekaten ugi YAKKUM ingkang ambal warsa kaping 74 taon 1
Februari 2024 ugi saged ngrembakaken paladosanipun senajan
tantangan ingkang temtunipun wonten lan kedah dipun adhepi
supados saged tetep nglajengaken misinipun Gusti Allah kangge
nuwuhaken kabingahan, kakiyatan, kasarasan, semangat gesang
sarta pangajeng-ajeng. Amin.

56 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Minggu, 11 Februari 2024
Minggu Transfigurasi (Putih)

TEMA PERAYAAN IMAN


Hati yang Memancarkan Terang Kristus

TUJUAN:
Umat mampu terus menjaga hatinya supaya dapat memancarkan terang
Kristus dalam hati yang tampak melalui setiap tutur kata, tindakan dan
pikirannya.

DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : 2 Raja-raja 2:1-12
Tanggapan : Mazmur 50:1-6
Bacaan II : 2 Korintus 4:3-6
Bacaan Injil : Markus 9:2-9

DAFTAR AYAT LITURGIS


Berita Anugerah : Matius 5:8
Petunjuk Hidup Baru : 2 Petrus 1:18-19
Persembahan : Mazmur 50:23

DAFTAR NYANYIAN LITURGIS


Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 322:1, 2
Nyanyian Penyesalan : KJ 25:1, 2
Nyanyian Kesanggupan : KJ 422:1,2, 3
Nyanyian Persembahan : KJ 450:1
Nyanyian Pengutusan : KJ 424:1, 3

Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 182:1, 2
Kidung Panelangsa : KPJ 60:1, 2
Kidung Kesanggeman : KPJ 202:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 170:1-
Kidung Pangutusan : KPJ 158:1, 2

Pdt. Rian Pandhu Bagaswara S.Si, H.Hum (GKJ Wedi)

Khotbah Jangkep February 2024 57


DASAR PEMIKIRAN
Minggu ini adalah minggu transfigurasi yaitu minggu untuk
menghayati peristiwa Yesus berubah rupa menjadi penuh kemuliaan
dan kilaun yang sangat terang. Dalam peristiwa tersebut Yesus
dimuliakan dan diperteguh identitasnya sebagai Anak Allah. Ini
tentu menjadi peristiwa yang menakjubkan dan tidak semua
orang bahkan tidak semua murid Yesus bisa menyaksikan. Rasa
takjub tersebut mendatangkan rasa nyaman, damai disertai takut
dan suasana indah yang mungkin tidak bisa terkatakan.

Setiap orang mendambakan suasana demikian yaitu merasakan


suasana kemuliaan Kristus dalam hidupnya tapi itu tentu tidak
bisa selamanya akan merasakan demikian selama kita masih
tinggal di dunia, mengingat ada misi yang masih harus
dijalankan. Misi yang tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri
tapi misi Kerajaan Allah yaitu membawa terang Kerajaan Allah
kepada dunia. Tidak hanya sekedar menikmati terang tersebut
untuk diri kita sendiri tapi membawa terang itu supaya diterima
seluruh umat manusia.

Terang Kerajaan Allah itu harus dapat terpancar dalam hati


setiap orang percaya. Mengingat hati adalah sumber kehidupan
seperti tertulis dalam Amsal 4:23 “Jagalah hatimu dengan segala
kewaspadaan karena dari sanalah terpancar kehidupan.”

KETERANGAN BACAAN
2 Raja-raja 2:1-12
Perikop ini berisi kisah Elia yang terangkat ke surga dan Elisa
yang menerima sebagian roh Elia untuk melanjutkan tugas
kenabiannya. Peristiwa terangkatnya Elia ke surga yang akan
terjadi tampaknya sudah di ketahui nabi-nabi lain termasuk Elisa

58 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


hamba Elia. Ini dapat diketahui ketika Elia yang disertai Elisa
melakukan perjalanan dari Gilgal menuju Betel dan berlanjut ke
Yerikho dan berakhir di Sungai Yordan.

Sebenarnya Elia ingin melakukan perjalanan sendiri ke kota-kota


tersebut tetapi Elisa bersikeras untuk tetap mengikuti Elia walaupun
berulang kali Elia meminta Elisa tetap tinggal saja di kota yang
disinggahi. Bersikerasnya Elisa karena ia tahu waktunya ia pergi
diangkat Tuhan sudah hampir dekat. Seperti nabi-nabi yang ada
di Betel dan Yerikho juga sudah tahu dan memberi tahu Elisa dan
dijawab Elisa “Ya, aku juga tahu.”.

Dipemberhentian terakhir yaitu di sungai Yordan. Elia bertanya


apa yang diinginkan Elisa sebelum ia terangkat ke surga. Elisa
kemudian meminta dua bagian dari kuasa kenabian. Menurut
Elia itu sulit, namun Elia meyakini apabila Elisa bisa melihat Elia
terangkat ke surga ia akan menerima bagian kuasa kenabian.
Benar yang terjadi Elisa bisa melihat Elisa terangkat ke surga dan
kuasa kenabiaan Elia berpindah ke Elisa.

Mazmur 50:1-6
Mazmur 50 adalah mazmur pengajaran yang mengingatkan orang
fasik yang mengesampingkan firman Tuhan serta membenci
teguran dan melupakan Tuhan. Sebaliknya Tuhan berkenan dan
mengasihi kepada orang-orang yang mempersembahkan kurban
syukur serta memuliakan-Nya. Bahkan saat dalam kesesakan
mereka akan mendapat pertolongan Tuhan. Ini menunjukkan
kemahakuasaan dan keadilan Tuhan bagi orang yang sungguh
beribadah kepada-Nya.

Orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh akan mendapat


tempat yang baik di rumah-Nya, seperti tertulis dalam ayat 5,
“Bawalah kemari orang-orang yang Ku-kasihi yang mengikat

Khotbah Jangkep February 2024 59


perjanjian dengan Aku berdasarkan kurban sembelihan” dan
melihat puncak keindahan saat Allah bersinar dari Sion (ay. 2).
Sion menunjuk pada Gunung Sion di mana bait suci Yerusalem
berada dan Allah berdiam. Melihat sinar kemuliaan Allah adalah
anugerah bagi orang yang beribadah dengan benar.

2 Korintus 4:3-6
Dalam suratnya ini Paulus sedang menghadapi tantangan adanya
rasul-rasul palsu (2 Kor. 11:13). Di awal suratnya ini dalam 2
Korintus 2:17 Paulus sudah menegaskan ia tidak seperti rasul
lain yang menjajakan firman. Pengertian menjajakan firman dalam
ayat tersebut bisa dimaknai orang menjadi rasul yang memberitakan
firman untuk mencari keuntungan atau memperkaya dirinya.

Paulus dalam suratnya ini juga mengatakan dia tidak mau menjadi
beban bagi jemaat Korintus (2 Kor.11:9b). Bahkan ia “merampok”
jemaat lain supaya dapat melayani jemaat Korintus. Merampok
dalam pengertian ia mencukupkan apa yang ia terima dari
jemaat Makedonia untuk melayani jemaat Korintus (2 Kor.11:8).
Sungguh sebuah ironi sebenarnya mengingat jemaat Makedonia
lebih miskin dari jemaat Korintus (2 Kor. 8:2) tapi lebih murah
hati. Ditambah adanya rasul melayani demi kepentingan pribadi.

Ini yang kemudian menyebabkan Paulus mengatakan bahwa ia


menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan, licik
dan memalsukan firman. Sekaligus menegaskan bahwa dirinya
menyatakan kebenaran firman tanpa menjadi beban bahkan ia
mengatakan “sebab, bukan hartamu yang kucari, melainkan
kamu sendiri..” (2 Kor.12:14). Menurut Paulus ilah zaman yang
bisa dilihat salah satunya adalah harta dapat menjadi penghalang
melihat cahaya Injil karena ilah zaman membutakan mata orang.

60 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Markus 9:2-9
Peristiwa Yesus berubah rupa (Bhs.Yunani: metemorphothe) dan
tampak juga melalui jubah-Nya yang berubah menjadi sangat
putih berkilauan atau yang sering disebut dengan peristiwa
transfigurasi mengandung pesan yang meneguhkan Yesus sebagai
Mesias. Peneguhan ini menjadi semakin kuat dengan hadirnya
sosok Elia dan Musa yang berbicara dengan Yesus saat itu. Dua
tokoh penting yang diagungkan oleh bangsa Israel. Jadi ini terkait
dengan peneguhan identitas Yesus.

Transfigurasi Yesus di atas gunung tinggi tersebut membuat tiga


orang murid Yesus yang diajak oleh-Nya yaitu Petrus, Yakobus,
Yohanes menjadi sangat ketakutan dan mungkin juga bercampur
dengan rasa bingung dan tercengang. Sampai Petrus mengeluarkan
perkataan ingin mendirikan tiga kemah. Satu untuk Yesus, satu
untuk Musa dan satu untuk Elia. Entah apa maksud Petrus berkata
demikian. Mungkin terlalu bingungnya hendak bicara apa atau
juga tidak kehilangan momen istimewa tersebut.

Tapi semuanya terjadi begitu cepat dan semua kembali normal.


Akhirnya Yesus mengajak mereka turun dan berpesan tidak
menceritakan apa yang telah mereka lihat sampai setelah
kebangkitan-Nya. Pesan yang bersifat larangan ini sama disampaikan
Yesus kepada Petrus ketika ia mengakui Yesus Mesias. Kenapa
dilarang? Kemungkinan Yesus tahu orang-orang Israel belum
siap menerima Dia sebagai Mesias atau waktunya memang belum
tiba sampai semua tugasnya selesai.

POKOK DAN ARAH PEWARTAAN


Peristiwa tranfigurasi Yesus harus menjadi pijakan bagi setiap
murid Kristus termasuk kita untuk terus memancarkan kemuliaan
terang Kristus kepada semua umat manusia. Sehingga kita dapat

Khotbah Jangkep February 2024 61


mengatasi ilah zaman yang seringkali menyelubungi cahaya Injil.
Itu semua diawali dengan setiap orang percaya menyediakan
hatinya untuk terus memancarkan terang Kristus tersebut.

KHOTBAH JANGKEP BAHASA INDONESIA


HATI YANG MEMANCARKAN TERANG KRISTUS

Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan,

Siapa diantara kita yang belum pernah mendengar atau belum


pernah menyanyikan lagu “Kemesraan” yang dirilis oleh Musica
Studios pada tahun 1988. Walaupun itu lagu sudah dirilis lama
tapi agaknya tetap asyik untuk dinyanyikan tua muda.

Suatu hari Dikala kita duduk ditepi pantai


Dan memandang ombak dilautan yang kian menepi
Burung camar terbang bermain diderunya air
Suara alam ini hangatkan jiwa kita

Sementara sinar surya perlahan mulai tenggelam


Suara gitarmu mengalunkan melodi tentang cinta
Ada hati membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa tercurah saat itu

Kemesraan ini janganlah cepat berlalu


Kemesraan ini inginku kenang selalu
Hatiku damai jiwaku tentram di samping mu
Hatiku damai jiwa ku tentram bersamamu

62 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Ketika kita menyanyikan lagu ini apa yang saudara pikirkan dan
rasakan? Mungkin kita membayangkan sedang berada di tepi pantai
menjelang matahari tenggelam. Sambil melihat sunset bersama
dengan orang-orang yang kita kasihi atau mungkin kekasih hati
kita. Didalamnya timbul perasaan enggan pulang karena ingin
tetap terus merasakan suasana indah mempesona, hangat, damai
penuh cinta.

Perasaan itulah yang mungkin juga dirasakan oleh Petrus,


Yakobus dan Yohanes saat menyaksikan Yesus berubah rupa
diatas gunung. Tertulis di dalam Injil Markus “Lalu Yesus berubah
rupa di depan mata mereka, dan jubah-Nya sangat putih berkilauan.
Tidak ada seorang penatu pun di dunia ini yang dapat memutihkan
pakaian seperti itu.” Saat itu juga hadir Elia dan Musa. Suatu
pemandangan membuat tercengang, terpesona, gemetar, dan
damai bercampur dalam hati ketiga murid Yesus. Sampai Petrus
mengeluarkan perkataan ingin mendirikan tiga kemah. Satu untuk
Yesus, satu untuk Musa dan satu untuk Elia. Entah apa maksud
Petrus berkata demikian. Mungkin terlalu bingungnya hendak
bicara apa atau juga tidak ingin kehilangan momen istimewa
tersebut.

Tapi semuanya terjadi begitu cepat dan semua kembali normal.


Akhirnya Yesus mengajak mereka turun dan berpesan tidak
menceritakan apa yang telah mereka lihat sampai setelah
kebangkitan-Nya. Pesan yang bersifat larangan ini sama
disampaikan Yesus kepada Petrus ketika ia mengakui Yesus
Mesias. Kenapa dilarang? Kemungkinan Yesus tahu orang-orang
Israel belum siap menerima Dia sebagai Mesias atau waktunya
memang belum tiba sampai semua tugasnya selesai. William Wrede
seorang teolog melihatnya sebagai suatu “rahasia mesianik”.
Mungkin bisa jadi menjadi beban tersendiri waktu itu bagi
Petrus, Yakobus dan Yohanes memegang rahasia mesianik.

Khotbah Jangkep February 2024 63


Rahasia mesianik tersebut agaknya menjadi cara bagi Yesus supaya
pekerjaan-Nya yang belum usai tidak terganggu dengan perdebatan
tentang konsep “mesias” sampai pada kebangkitan-Nya. Termasuk
Petrus sendiri pun sebagai murid yang pertama kali mengakui
bahwa Yesus adalah mesias masih juga belum bisa memahaminya
dengan benar. Terbukti ketika Yesus mengatakan bahwa Anak
Manusia harus menderita Petrus menolaknya hingga Yesus marah
dengan menegur Petrus (Mrk.8:31-32). Petrus agaknya memiliki
pandangan bahwa seorang Mesias jauh dari penderitaan karena
ia yang akan menyelamatkan umat Israel. Kalau menderita maka
tidak akan terjadi penyelamatan itu. Pikiran Petrus ini mungkin
juga mewakili sebagian besar umat Israel waktu itu.

Melalui peristiwa transfigurasi, Yesus ingin meneguhkan Petrus


juga tentang kemesiasanNya. Walaupun lagi-lagi Petrus ingin terus
merasakan keindahan dari pancaran kemuliaan Yesus dalam
transfigurasi tersebut. Agaknya Petrus tidak mau menderita atau
menghindari penderitaan. Saat itu yang diinginkannya, terus ingin
menikmati keindahan kemuliaan tersebut. Tapi itu tidak terjadi
karena mereka harus turun gunung untuk melanjutkan karya.

Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan,

Tidak semua orang bisa merasakan kemuliaan Tuhan hanya orang-


orang yang terpilih saja. Petrus, Yakobus dan Yohanes juga murid
terpilih yang bisa melihat langsung kemuliaan Yesus. Demikian
pula apabila orang-orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh
juga akan melihat puncak keindahan kemuliaan Allah. Seperti
yang menjadi kesaksian bani Asaf dalam mazmurnya “Bawalah
kemari orang-orang yang Ku-kasihi yang mengikat perjanjian
dengan Aku berdasarkan kurban sembelihan” (ay.5) dan melihat
puncak keindahan saat Allah bersinar dari Sion (ay.2). Sion

64 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


menunjuk pada Gunung Sion di mana bait suci Yerusalem berada
dan Allah berdiam. Melihat sinar kemuliaan Allah adalah anugerah
bagi orang yang beribadah dengan benar.

Peribadatan yang sungguh-sungguh didasari dengan hati yang


tulus melayani Tuhan dan bukan kepentingannya sendiri. Seperti
teladan yang diberikan Paulus. Rasul Paulus melayani bukan atas
karena kepentingan atau hendak memperkaya dirinya sendiri
tapi demi orang-orang yang dilayani. Bahkan Paulus mengaku
tidak ingin menjadi beban jemaat Korintus (2 Kor.11:9b). Oleh
karenanya Paulus “merampok” jemaat lain untuk melayani jemaat
Korintus. Merampok dalam pengertian ia mencukupkan apa yang ia
terima dari jemaat Makedonia untuk melayani jemaat Korintus
(2 Kor.11:8). Sungguh sebuah ironi sebenarnya mengingat jemaat
Makedonia lebih miskin dari jemaat Korintus (2 Kor. 8:2) tetapi
mereka lebih murah hati.

Paulus tampak sekilas seperti kisah Robin Hood yang merampok


orang-orang kaya untuk membantu orang-orang miskin. Tapi Paulus
sebaliknya “merampok” jemaat lebih miskin yaitu Makedonia
untuk melayani jemaat kaya yaitu Korintus. Entah apa maksud
Paulus berkata demikian apakah bentuk sindirian bagi jemaat
Korintus atau juga karena melihat waktu itu jemaat Korintus
tampak hidupnya di kuasai ilah zaman bahkan termasuk rasul-
rasul di Korintus yang memberitakan firman untuk keuntungan
dan memperkaya diri sendiri. Sampai Paulus menegaskan bahwa
dirinya tidak seperti rasul lain yang menjajakan firman (2
Kor.17). Bahkan Paulus juga mengatakan “sebab, bukan hartamu
yang kucari, melainkan kamu sendiri..” (2 Kor.12:14).

Inilah yang kemudian menyebabkan Paulus berkata Ini yang


kemudian menyebabkan Paulus mengatakan bahwa ia menolak
segala perbuatan tersembunyi yang memalukan, licik dan

Khotbah Jangkep February 2024 65


memalsukan firman. Paulus melihat bahwa ilah zaman telah menjadi
penghalang orang melihat cahaya Injil. Ilah zaman membutakan
mata orang. Ilah zaman yang dimaksud tampaknya mengarah ke
harta kekayaan dan kesenangan duniawi.

Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan,

Kita hidup tentu selalu merindukan indahnya pancaran kemuliaan


terang Kristus yang membawa kedamaian. Tapi harus diingat
keindahan pancaran kemulian terang Kristus tidak boleh kita
rasakan dan nikmati sendiri. Itu harus terus dipancarkan ke
semua orang melalui hati kita. Sehingga orang lain juga dapat
turut serta merasakan indahnya pancaran tersebut.

Tapi memang seringkali ada halangan untuk melihatnya yaitu


ketika mempunyai kepentingan diri sendiri ditambah itu terjadi
karena kita sudah dibutakan oleh ilah zaman dengan berbagai
macam bentuknya di jaman sekarang. Seberapa banyak orang
menjadi gila harta, gila uang, gila kedudukan, gila pengakuan
sampai menutup mata hati untuk terus memancarkan terang
Kristus. Waspadalah dengan ilah zaman modern saat ini yang
bisa menutup terang Kristus. Jangan sampai kita menjadi
penghalang terang Kristus. Teruslah hidup bersinar dengan mata
hati yang bersih dan tulus untuk menerangi kegelapan. Amin.

66 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


KHOTBAH JANGKEP BAHASA JAWA
MANAH INGKANG NYUNARAKEN PEPADHANGING KRISTUS

Pasamuwan ingkang kinasih wonten ing Gusti,

Sinten ing antawis kita ingkang dereng nate mireng utawi


ngrepekaken lagu “Kemesraan” ingkang dipun ripta dening Musica
Studios wonten ing taun 1988. Sinaosa lagu punika sampun dangu
karipta, nanging ngantos ing wekdal samangke taksih kapireng
sekeca menawi dipun pirengaken. Sae golongan sepuh punapa
dene golongan anem.

Suatu hari dikala kita duduk ditepi pantai


Dan memandang ombak di lautan yang kian menepi
Burung camar terbang bermain di derunya air
Suara alam ini hangatkan jiwa kita

Sementara sinar surya perlahan mulai tenggelam


Suara gitarmu mengalunkan melodi tentang cinta
Ada hati membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa tercurah saat itu

Kemesraan ini janganlah cepat berlalu


Kemesraan ini inginku kenang selalu
Hatiku damai jiwaku tentram di samping mu
Hatiku damai jiwa ku tentram bersamamu

Nalika kita ngrepekaken lagu punika punapa ingkang sadherek


sadaya penggalihaken lan raosaken? Mbokmenawi kita nggambaraken
nembe wonten ing sapinggiring gegisik utawi pantai ningali
angsluping srengenge (sunset) sesarengan tiyang-tiyang ingkang

Khotbah Jangkep February 2024 67


kita tresnani lan wonten raos mboten kepengin wangsul amargi
tetep kepengin ngraosaken swasana ingkang endah kebak
kaelokan, tentrem kebak katresnan.

Raos punika ingkang ketingalipun karaosaken dening Petrus,


Yakobus lan Yokanan nalika sumerep tetingalan Gusti Yesus santun
pasuryan wonten ing sanginggiling redi. Kaserat wonten ing Injil
Markus “Tumuli Gusti Yesus santun pasuryan ana ing ngarepe
para sakabat mau. Pangagemane katon putih memplak sumorot.
Ora ana wong ing donya iki kang bisa mutihake sandhangan nganti
kaya mangkono.” Wekdal nalika semanten ugi wonten Elia lan
Musa. Satunggaling tetingalan ingkang damel kaeraman, geter,
tentrem campur bawur nyawiji wonten ing manahipun tetiga
sakabatipun Gusti Yesus. Ngantos Petrus nglairaken badhe damel
tarub tiga. Satunggal kagem Gusti Yesus, satunggal kagem Musa
lan satunggal malih kagem Elia. Mboten dipun mangretosi kanthi
gamblang kenging punapa Petrus ngantos nggadahi sedya ingkang
kados mekaten. Mbokmenawi saged kemawon kedayan saking
bingung badhe matur punapa nyumerepi tetingalan punika, utawi
saged ugi Petrus mboten kepengin tetingalan mirunggan punika
ical saking paningalipun.

Nanging sadaya dumados kanthi rikat lan sadaya wangsul kados


saderengipun. Lajeng Gusti Yesus ngajak tetiga sakabatipun wau
mandhap saking redi, lan nyuwun supados punapa ingkang
sampun dipun sumerepi, mboten kawartosaken dhateng sinten
kemawon saderengipun dinten wunguni-Pun. Pamundhutan
punika minangka awisan ingkang sami kadosdene ingkang dipun
kersakaken Gusti Yesus dhateng Petrus nalika Petrus ngakeni
bilih Gusti Yesus punika Sang Mesih. Kengin punapa dipun awisi?
Mbokmenawi Gusti Yesus pirsa bilih tiyang-tiyang Israel dereng
saged nampi Sariranipun minangka Sang Mesih utawi dereng

68 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


dumugi wekdalipun ngantos sadaya pakaryanipun cekap. William
Wrede satunggaling teolog ningali punika minangka “kekeraning
Mesianik” “rahasia mesianik”. Saged kemawon punika dados
momotan ingkang kedah dipun tampi dening Petrus, Yakobus lan
Yohanes nyepengi kekeraning Mesianik.

“Kekeraning Mesianik” punika ketingalipun dados cara kagem


Gusti Yesus supados pakaryan-pakaryanipun ingkang dereng cekap
mboten kaganggu dening bebencengan pemanggih bab “Sang
Mesih”. Petrus piyambak ingkang dados sakabat ingkang kawitan
ngakeni bilih Yesus minangka Sang Mesih kemawon, ugi dereng
saged mangretosi kanthi leres bab Sang Mesih. Katingal cetha
nalika Gusti Yesus ngendika bilih Putraning Manungsa kedah
nandang sangsara, Petrus enggal-enggal nampik ngantos Gusti
Yesus duka lan ngemutaken Petrus kanthi keras (Mrk.8:31-32).
Petrus ketingalipun nggadhahi pamanggih bilih Sang Mesih punika
tebih saking kasangsaran amargi Sang Mesih punika ingkang badhe
milujengaken umat Israel. Menawi nandang sangsara kadospuni
anggenipun saged mitulungi umat Israel. Pamanggih punika sampun
amakili saperangan ageng pikiranipun tiyang Israel wekdal
semanten.

Lumantar santun pasuryan (transfigurasi), Gusti Yesus badhe


nyantosaken Petrus ing bab pangakenipun bilih Gusti Yesus
minangka Sang Mesih. Sinaosa Petrus tetep kepengin ngraosaken
kaendahan saking endahing kamulyanipun Gusti Yesus wonten
ing santun pasuryan punika, ketingalipun Petrus mboten purun
nampi kasangsaran utawi nyélaki wonten kasangsaran kanthi
kepengin terus ningali endahing santun pasuryanipun Gusti Yesus
punika. Nanging sadaya pepenganipun wau mboten kasembadan,
amargi Petrus, Yokanan lan Yakobus ugi Gusti Yesus kedah mandhap
saking redi kangge nglajengaken pakaryan martosaken Injil.

Khotbah Jangkep February 2024 69


Pasamuwan ingkang kinasih wonten ing Gusti,

Mboten sadaya tiyang saged ngraosaken kamulyanipun Gusti,


namung tiyang-tiyang ingkang piniji kemawon. Petrus, Yakobus
lan Yokanan dados murid ingkang piniji kangge ningali langsung
kamulyanipun Gusti Yesus. Mekaten ugi yektinipun tiyang-tiyang
ingkang nindakaken pangibadah ingkang salugunipun badhe
saged ningali sampurnaning kaendahan kamulyanipun Allah. Kados
ingkang sampun katedahaken lumantar kidung Mazmuripun
“Para kekasihingSun padha kumpulna ana ing ngarsaningSun,
kang padha gawe prajanjian kalawan Ingsun mawa saos kurban
sembelehan!” (ay.5) lan ningali sampurnaning kaendahan, Gusti
Allah miyos ngagem kamulyan saking Sion (ay.2). Sion ing ngriki
nedahaken Redi Sion, ing pundi Padaleman Suci Yerusalem
wonten lan Allah jumeneng. Ningali pepadhang kamulyaning
Allah minangka sih nugraha kangge tiyang ingkang nindakaken
pangibadahipun kanthi leres.

Pangibadah ingkang sejati dipun talesi kanthi manah ingkang


tulus ngladosi Gusti lan mboten kapreluanipun piyambak. Kadosdene
tetuladhan saking Paulus. Rasul Paulus ngladosi mboten amargi
kangge kapreluan utawi badhe nyugihaken dirinipun piyambak
nanging kangge tiyang-tiyang ingkang dipun ladosi. Malah Paulus
mboten kepengin damel ribeding utawi momotan pasamuwan
Korinta (2 Kor.11:9b). Pramila Paulus ngakeni “ngrampog”
pasamuwan sanes kangge ngladosi pasamuwan Korintus. “ngrampog”
wonten ing ngriki tegesipun Paulus nyekapaken kanthi punapa
ingkang sampun dipun tampi saking pasamuwan Makedonia
kangge ngladosi pasamuwan Korinta (2 Kor. 11:8). Saestu
satunggaling kawonten ingkang aneh lan kuwalik amargi ningali
pasamuwan Makedonia ingkang langkung sekeng katimbang
pasamuwan Korinta (2 Kor. 8:2). Sekeng nanging linangkung ing
kamirahan.

70 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Paulus emperipun kados Robin Hood ingkang ngrampog tiyang-
tiyang sugih kangge mbiyantu tiyang-tiyang miskin. Nanging
kosokwangsulipun Paulus “ngrampog” pasamuwan ingkang
langkung miskin inggih punika Makedonia kangge ngladosi
pasamuwan ingkang sugih, Korinta. Tembung ngrampog ingkang
kalair dening Paulus punika mbokmenawi minangka tembung
pepoyokan kangge pasamuwan Korinta utawi ugi mbokmenawi
ningali pasamuwan Korinta gesangipun sampun dipun kuwaosi
dening allahing jaman, kalebet para rasul wonten ing Korinta
martosaken pangandika namung kangge kauntungan lan nyugihaken
dhirinipun piyambak. Ngantos Paulus nandhesaken bilih dhirinipun
mboten sami kados rasul sanesipun ingkang mburu kabegjan utawi
wonten ing Alkitab (Bahasa Indonesia) dipun serat “menjajakan
firman” (2 Kor.17). Malah Paulus ugi nelakaken “awit dudu barang
darbekmu kang dakgoleki, nanging kowe dhewe …” (2 Kor.
12:14).

Punika ingkang lajeng damel Paulus ngantos ngendika piyambakipun


nampik sadaya pandamel ingkang dhedhelikan lan nistha, kebak
paekan lan nyidrani pangandikaning Allah. Paulus ningali bilih
allahing jaman sampun ngantos dados pepalang tumraping tiyang
anggenipun ningali cahyaning Injil. Allahing jaman sampun damel
wutanipun tiyang. Ingkang dipun maksud dening allahing jaman
inggih punika raja-kaya utawi barang darbe lan kanikmataning
kadonyan.

Pasamuwan ingkang kinasih wonten ing Gusti,

Kita gesang temtu tansah ngajeng-ajeng endahing cahya


kamulyanipun Kristus ingkang sampurna, ingkang nuwuhaken
katentreman. Nanging kita kedah enget bilih cahyaning kamulyanipun
Sang Kristus mboten pareng kita raosaken piyambak. Nanging

Khotbah Jangkep February 2024 71


kedah kasunaraken dhateng sadaya tiyang lumantar manah kita.
Satemah tiyang sanes ugi saged tumut ngraosaken endahing sunaring
cahya punika.

Nanging asring wonten kemawon ingkang dados pepalang kangge


ningali, inggih punika nalika kita nggadhahi kapreluan pribadi,
kawewahan kita dipun damel wuta dening allahing jaman punika,
ingkang wujudipun warni-warni ing jaman sapunika. Sapinten
kathah tiyang ingkang sami kedanan bandha, kedanan arta, kedanan
kalenggahan, kedanan pangaken ngantos kita nutup manah
kangge nyunaraken cahya kamulyaning Sang Kristus. Kita kedah
waspada dhateng allahing jaman modern punika ingkang saged
dados pepalang cahya kamulyaning Kristus sumunar. Sampun
ngantos kita malah dados sarana pepalang tumrap cahya
kamulyaning Sang Kristus. Tansaha gesang kanthi sumunar, kanthi
manah ingkang resik lan tulus kangge madhangi pepeteng. Amin.

72 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Rabu Abu, 14 Februari 2024
Ibadah yang Berkenan bagi Tuhan (Ungu)

TEMA PERAYAAN IMAN


Ibadah yang Berkenan bagi Tuhan

TUJUAN:
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Yoel 2:1-2, 12-17
Tanggapan : Mazmur 51:1-17
Bacaan II : 2 Korintus 5:20b – 6:10
Bacaan Injil : Matius 6:1-6, 16-21

KETERANGAN:
Bahan Kotbah Jangkep ada di dalam buku masa Paska 2024 yang
diterbitkan oleh LPP Sinode GKJ dan GKI Wilayah Jawa Tengah

Khotbah Jangkep February 2024 73


Minggu, 18 Februari 2024
Minggu Pra-Paskah I (Ungu)

TEMA PERAYAAN IMAN


Janji-Nya bagi Orang yang Taat Kepada-Nya

TUJUAN:
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 9:8-17
Tanggapan : Mazmur 25:1-10
Bacaan II : 1 Petrus 3:18-22
Bacaan Injil : Markus 1:9-15

KETERANGAN:
Bahan Kotbah Jangkep ada di dalam buku masa Paska 2024 yang
diterbitkan oleh LPP Sinode GKJ dan GKI Wilayah Jawa Tengah

74 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Rabu, 25 Februari 2024
Minggu Pra-Paskah II (Ungu)

TEMA PERAYAAN IMAN


Memikirkan yang Dipikirkan Allah

TUJUAN: -

DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 17:1-7, 15-16
Tanggapan : Mazmur 22:23-31
Bacaan II : Roma 4:13-25
Bacaan Injil : Markus 8:31-38

KETERANGAN:
Bahan Kotbah Jangkep ada di dalam buku masa Paska 2024 yang
diterbitkan oleh LPP Sinode GKJ dan GKI Wilayah Jawa Tengah

Khotbah Jangkep February 2024 75


76 Panduan Merayakan Liturgi Gereja

Anda mungkin juga menyukai