1. Tata Perayaan Malam Paskah dan seluruh Pekan Suci yang telah diperbaharui
Paus Pius XII pada tahun 1951, disambut dengan gembira oleh semua Gereja
Ritus Latin. Pada gilirannya Konsili Vatikan II berulang-ulang, terutama dalam
Konstitusi tentang liturgi suci, menempatkan misteri Paskah Kristus, sesuai
dengan tradisi, di pusat, dan menekankan bahwa semua sakramen dan
sakramentali memperoleh daya kekuatan daripadanya.
2. Seperti setiap pekan mempunyai awal dan puncaknya dalam perayaan
Minggu, yang selalu mempunyai ciri Paskah, demikian pula seluruh Tahun
Gereja mempunyai puncaknya yang gemilangpada “ketiga hari Paskah
Penderitaan, Wafat, dan Kebangkitan Tuhan”, yang dipersiapkan dalam masa
tobat Prapaskahdan dilanjutkan dengan gembira selama 50 hari masa Paskah.
3. Di banyak kawasan umat Kristiani kaum beriman bersama dengan para
gembalanya amat menghargai perayaan ini dan banyak yang mengambil bagian
padanya dengan manfaat rohani besar. Tetapi di beberapa kawasan, sikap rajin
dan penuh semangat yang semula menyertai sambutan pembaharuan malam
Paskah itu mulai berangsur-angsur mendingin. Di beberapa tempat, dewasa ini
bahkan pengertian Malam Paskah kurang dikenal, sehingga perayaannya
dianggap seperti Misa Sabtu Sore, dan dirayakan pada waktu yang sama seperti
Misa Sabtu sore. Di tempat lain lagi, perayaan diadakan tidak pada waktu yang
ditentukan. Karena selain itu, kebaktian dan ungkapan lain religiositas rakyat
tak jarang diadakan pada waktu yang lebih cocok, maka kebaktian ini lebih
dikunjungi iumat daripada liturgi. Tentu saja, kesulitan-kesulitan ini dapat
diterangkan terutama karena baik kaum klerus maupun kaum beriman kurang
mengenal misteri Paskah sebagai pusat Tahun Gereja dan hidup kristiani.
5. Mengingat hal ini dan dengan memperhatikan pengalaman di masa yang
lalu, Kongregasi Ibadat menganggap baik dan wajar, mengingatkan aneka unsur
teologis dan pastoral dan pelbagai peraturan yang dikeluarkan untuk Pekan
Suci. Segala hal lain, yang dikatakan dalam buku-buku liturgi tentang masa
tobat Prapaskah, Pekan Suci, Ketiga Hari Paskah dan masa Paskah, juga tetap
berlaku, kecuali jika ditafsirkan baru dalam dokumen ini. Segala itu berdasarkan
dokumen ini ditegaskan kembali, agar misteri-misteri agung penebusan kita
dirayakan dengan lebih baik dan semua kaum beriman kristiani dapat
mengambil bagian dalamnya dengan manfaat yang lebih besar.
I.Masa Prapaskah
6. Masa Prapaskah tahunan adalah masa rahmat, karena kita mendaki
Gunung Suci Hari Raya Paskah. Masa Prapaskah mempunyai tugas ganda,
mempersiapkan para katekumen dan kaum beriman untuk perayaan misteri
Paskah. Para calon dihantar oleh perayaan pendaftaran, oleh perayaan tobat dan
pengajaran untuk menghayati sakramen-sakramen inisiasi; kaum beriman harus
lebih rajin mendengarkan Sabda Allah, dan berdoa, dan mempersiapkan diri
dengan tobat dan pembaharuan janji baptis.
8. Jemaat yang tidak mempunyai calon baptis, janganlah mengabaikan doa
bagi mereka yang pada Malam Paskah mendatang akan menerima sakramen-
sakramen inisiasi ke dalam Gereja di tempat lain. Para gembala hendaknya
menerangkan kepada kaum beriman, apa makna pembaharuan janji baptis bagi
mereka, yang diundang untuk menjalaninya pada akhir masa Prapaskah 40 hari
itu.
11. Hari-hari Minggu dalam Masa Prapaskah harus diutamakan di atas semua
Hari Raya Tuhan, dan semua Hari Raya yang jatuh pada salah satu dari
12. Pada hari Minggu, haruslah dalam khotbah diadakan pengajaran terutama
tentang misteri Paskah dan sakramen-sakramen. Dalam masa itu hendaknya
dijelaskan teks buku-buku bacaan terutama perikop Injil yang mengedepankan
aneka aspek Baptis dan Sakramen-sakramen lain dan kerahiman Allah.
13. Imam hendaknya lebih sering dan lebih intensif mewartakan Sabda Allah
dalam homili Misa hari biasa, dalam Perayaan Sabda, dalam Perayaan Tobat,
dalam khotbah khusus, atau pada kunjungan rumah bila mereka mengunjungi
keluarga dan pada kesempatan itu (seperti lazim di beberapa kawasan)
mengadakan pemberkatan rumah. Kaum beriman hendaknya sering ikur
merayakan Ekaristi pada hari biasa, dan di mana hal itu tidak mungkin,
sekurang-kurangnya membaca bacaan liturgi Misa hari itu, sendiri atau dalam
keluarga.
14. Masa Tobat Prapaskah mempunyai ciri tobat. Dalam katekese hendaknya
ditegaskan kepada kaum beriman, beserta akibat-akibat sosial dosa, hakikat
tobat, yang menyangkal dosa sejauh merupakan penghinaan terhadap Allah.
Keutamaan tobat dan pelaksanaan praktisnya merupakan bagian-bagian yang
perlu dalam persiapan Paskah; dari pertobatan hati keluar praksis lahiriah tobat,
baik bagi orang kristiani perorangan, maupun bagi seluruh jemaat; praksis tobat
ini haruslah sesuai dengan semangat tobat yang dinyatakan Injil denagn jelas,
dan dapat dimanfaatkan demi para saudara yang menderita kekurangan. Dalam
pada itu, harus diingat perlunya kesesuaian dengan situasi dan kehidupan zaman
kita. Peran Gereja dalam peristiwa tobat harus diperhatikan dan doa bagi
pendosa ditekankan; hal ini dapat dilakukan dengan sering memasukkan doa itu
ke dalam Doa Umat.
16. Aneka kegiatan Masa Prapaskah harus juga diarahkan untuk lebih
menerangi kehidupan Gereja setempat dan memajukannya. Maka dari itu, amat
dianjurkan, agar Gereja-gereja setempat, sekurang-kurangnya di kota-kota agak
besar, sesuai dengan kebiasaan Romawi, mengadakan perayaan perhentian Jalan
Salib yang sesuai. Seyogyanya, Uskup diosesan memimpin perayaan seperti itu.
Tempat-tempat yang dapat dipakai ialah gereja dan kapel, yang berarti makam
para Kudus dan tempat ziarah yanbg disukai di Keuskupan.
17. Dalam Masa Prapaskah, tak diperkenankan menghias altar dengan bunga-
bunga, bunyi alat-alat musik hanya untuk mengiringi nyanyian, karena
keduanya menggarisbawahi ciri tobat masa ini.
18. Sejak awal Masa Prapaskah sampai Malam Paskah, “Alleluya” tidak
dipakai dalam semua ibadat, juga pada Hari Raya dan Pesta.
19. Nyanyian yang dipakai dalam ibadat, terutama Perayaan Ekaristi, tetapi
juga dalam kebaktian lain, harus disesuaikan dengan masa ini dan sedapat
mungkin juga sesuai dengan teks liturgi.
21. Pada Rabu Abu, kaum beriman, dengan menerima abu, memasuki masa
yang diperuntukkan bagi pemurnian jiwa. Tanda tobat yang berasal dari tradisi
alkitabiah dan melalui tradisi Gereja sampai kepada kita, berarti bahwa pendosa
yang mengakukan dosanya terbuka di hadapan Allah, dengan demikian, ia
mengungkapkan kemauannya untuk bertobat, dibimbing pengharapan agar
Tuhan berbelaskasih kepadanya. Dengan tanda ini, mulailah jalan tobat yang
bertujuan menerima Sakramen Tobat sebelum Hari Raya Paskah. Pemberkatan
dan pembagian abu dilaksanakan dalam Misa atau di luarnya, bila dalam Misa
dimulai dengan ibadat Sabda dan menutupnya dengan doa umat.
22. Rabu Abu harus dijalani sebagai hari tobat dalam seluruh Gereja dengan
pantang dan puasa.
23. Hari Minggu Prapaskah I adalah permulaan Masa suci terhormat 40 hari.
Dalam Perayaan Ekaristi Minggu ini dapat diungkapkan misalnya dengan
prosesi masuk yang diiringi nyanyian Litani Para Kudus. Uskup harus
mengadakan perayaan para pendaftaran para pelamar dalam gereja katedaral
atau juga dalam gereja lain, sesuai dengan kebutuhan pastoral.
24. Bacaan Injil tentang perempuan Samaria, orang yang lahir buta dan
pembangkitan Lazarus, yang disediakan untuk Minggu Prapaskah ke-3, ke-4,
25. Pada Minggu Prapaskah ke-4 (Laetare) dan pada Hari Raya dan Pesta,
orgel dan alat-alat musik lain dapat dimainkan dan altar dapat dihias dengan
bunga-bunga.Pad Minggu ini juga dapat dipakai busana berwarna merah muda.
26. Kebiasaan memberi selubung pada salib-salib dalam gereja sejak Minggu
Prapaskah ke-5 dapat dipertahankan bila diperintahkan demikian oleh
Konferensi Waligereja. Salib-salib tetap terselubung sampai akhir liturgi Jumat
Agung, tetapi gambar-gambar sampai awal perayaan Malam Paskah.
ANTIFON PEMBUKA
PENGANTAR -berdiri-
(hening sejenak)
I. Marilah kita berdoa: Ya Allah, hati-Mu tergerak bila kami merendahkan diri,
dan Engkau berkenan bila kami bertobat. Sudilah mendengarkan doa kami
dengan penuh kasih, dan (+) limpahkanlah berkat-Mu kepada kami yang diolesi
dengan abu. Semoga dengan setia kami menjalani puasa Prapaskah, dan dengan
hati yang suci kami layak merayakan misteri Paskah, Putra-Mu. Dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.
PEMBAGIAN ABU
I. Bila kita mau benar-benar bertobat, maka Tuhan akan menaruh belas kasih
kepada kita. Maka, marilah kita berdoa bersama kepada-Nya:
L. Bagi Gereja: Semoga Bapa mendorong Gereja bertobat dan membarui diri,
supaya siapa pun merasa bahagia di dalamnya. Marilah kita mohon,...
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
10 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
agar selalu memberi teladan hidup sederhana dan takwa kepada-Mu. Marilah
kita mohon,.....
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
L. Bagi diri kita: Semoga Bapa menggerakkan hati kami pada masa Prapaskah
ini, sehingga kami benar-benar mengingkari dosa dan sanggup
memperjuangkan keadilan dan kejujuran bagi masyarakat. Marilah kita
mohon,.....
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
I. Allah Bapa sumber kejujuran dan keadilan, kerukunan dan kedamaian, kami
mengakui kelemahan, kemiskinan dan kecondongan kami menyombongkan diri
di depan orang. Ampunilah kami dan dengarkanlah permohonan kami. Dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.
PERSEMBAHAN
PREFASI
KUDUS -berdiri-
DOA SYUKUR AGUNG V -berlutut/berdiri-
AKLAMASI ANAMNESIS
KOMUNI
11 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
PENGUMUMAN (Fakultatif)
BERKAT-berdiri-
PERARAKAN KELUAR
Masa Prapaskah berlangsung sampai dengan Kamis pekan ini. Dengan ekaristi
Perjamuan Malam Terakhir, mulailah ketiga Hari Paskah, dan memuncak dalam
perayaan Malam Paskah dan berakhir dengan ibadat sore Minggu Paskah.
“Hari-hari Pekan Suci, dari Senin sampai dengan Kamis, diutamakan diatas
semua Hari Raya”. Baptis dan Krisma tak boleh diberikan pada hari-hari ini.
Minggu Palma
12 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
dalam prosesi. Kaum beriman dapat menyimpan ranting-ranting itu dirumah;
mereka diingatkan akan kemenangan Kristus yang mereka rayakan dalam
prosesi Palma. Para gembala janganlah mengabaikan apa pun untuk
mempersiapkan prosesi demi penghormatan Kristus Raja, dan merayakannya
agar juga menghasilkan buah rohani dalam kehidupan kaum beriman.
Di mana tidak dapat diadakan Misa, dianjurkan untuk pada petang sebelumnya
atau pada saat yang pantas pada hari Minggu mengadakan perayaan Sabda
dengan tema masuknya Kristus sebagai Almasih dan penderitaan-Nya.
Selama prosesi hendaknya dinyanyikan oleh paduan suara dan umat nyanyian
yang disediakan dalam Buku Misa seperti Mazmur 24 (23) dan 47 (46) atau
nyanyian lain untuk menghormati Raja Kristus.
13 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
sebelumnya tak boleh dilewati. Setelah pembacaan kisah sengsara harus
diadakan homili.
a) Misa Krisma
Misa krisma, yang dirayakan Uskup bersama Presbiterium, krisma suci dan
minyak-minyak lain diberkati, harus jadi ungkapan kebersamaan para imam
dengan uskup dalam satu imamat Kristus. Para imam dari semua kawasan
Keuskupan harus diundang menghadiri Misa ini dan mengadakan konselebrasi
bersama Uskup; mereka harus berfungsi sebagai saksi dan pembantu pada
pemberkatan krisma, seperti mereka melaksanakan pelayanan sehari-hari
sebagai rekan-rekan Uskuo dan penasihatnya.
Juga kaum beriman hendaknya diundang untuk mengambil bagian dalam Misa
ini dan menyambut ekaristi. Menurut tradisi, Misa Krisma diadakan pada Kamis
Putih. Tetapi bila klerus dan umat pada hari ini sulit berkumpul disekitar Uskup,
pemberkatan dapat dimajukan pada hari lain, yang harus dekat dengan hari
Paskah (pada Keuskupan Surabaya, diadakan hari Selasa sore dalam pekan
suci). Krisma dan minyak katekumen yang baru akan dipakai pada Malam
Paskah untuk sakramen inisiasi.
Misa krisma dirayakan hanya satu kali karena maknanya bagi kehidupan
Keuskupan; harus di katedral, atau karena alasan pastoral dalam suatu gereja
lain yang penting. Minyak-minyak suci harus diterima di paroki-paroki atau
sebelum Misa malam Perjamuan Terakhir atau pada waktu lain yang sesuai. Hal
ini bermanfaat untuk mengajar kaum beriman tentang penggunaan krisma dan
minyak lain serta dayanya dalam kehidupan kristiani.
14 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Lagu Pembukaan (Hosanna Putra Daud) -berdiri-
Pengantar -berdiri-
Bacaan I -duduk-
Bacaan II -duduk-
Kisah Sengsara (Passio) Sederhana -duduk- (Saat Yesus Wafat, semua berlutut
menghadap Salib)
Homili -duduk-
15 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Doa Persiapan Persembahan -berdiri-
Prefasi -berdiri-
Kudus -berdiri-
Komuni -berdiri-
Gereja merayakan misteri terbesar penebusan manusia setiap tahun pada trihari
yang berlangsung dari Misa Perjamuan Malam Terakhir pada Kamis Putih
sampai dengan ibadat sore Minggu Paskah. Kurun waktu ini selayaknya
bernama: “Trihari Penyaliban, Pemakaman dan Kebangkitan Kristus”, juga
disebut “Trihari Paskah”, karena di dalamnya dipentaskan dan diwujudkan
16 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
misteri Paskah, artinya, peralihan Tuhan dari dunia ini kepada Bapa. Oleh
perayaan misteri ini, dalam tanda liturgis dan sakramental Gereja disatukan
secara mesra dengan Kristus, Mempelainya.
Puasa Prapaskah pada kedua pertama hari-hari ini adalah puasa suci; Gereja
berpuasa, menurut tradisi kuno, “karena mempelainya diambil daripadanya”.
Pada Jumat Agung, puasa dan pantang harus diadakan di mana-mana; juga
dianjurkan untuk meneruskannya pada Sabtu Paskah, sehingga Gereja dengan
hati gembira dan terbuka mencapai sukacita Kebangkitan Tuhan.
Pada Jumat Agung dan Sabtu Paskah ibadat bacaan dan ibadat pagi hendaknya
dirayakan terbuka bersama jemaat. Uskup hendaknya bila mungkin, mengambil
bagian di dalamnya bersama klerus dan umat.
Ibadat ini, dulu disebut “Tenebrarum” harus mendapat tempat yang pantas
dalam kesalehan kaum beriman; di dalamnya merenungkan dalam suasana doa
Sengsara, Wafat dan Pemakaman Tuhan dan menantikan pewartaan
Kebangkitan-Nya.
Nyanyian umat, demikian pula nyanyian imam dan petugas lainnya dalam
perayaan Pekan Suci, khususnya Trihari Suci, amat bermakna, karena sesuai
kemeriahan hari-hari ini menyanyikan teks yang dengan demikian dapat
mengembangkan seluruh maknanya. Konferensi Waligereja diminta – bila
belum terjadi – untuk menyediakan lagu untuk bagian-bagian yang harus selalu
dibawakan dengan lagu, yakni:
17 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
a) Doa permohonan pada Jumat Agung; eventual juga seruan diakon dan
jawaban umat;
b) Nyanyian pengangkatan dan penghormatan Salib;
c) Aklamasi prosesi Lilin Paskah dan Madah Paskah, aleluya sesudah
bacaan, lintani dan aklamasi pemberkatan air baptis.
Pantaslah juga Kisah Sengsara, Madah Paskah dan pemberkatan air baptis
disertai lagu yang mempermudah menyanyikan teks-teks itu. Dalam gereja agak
besar juga harus ditimba dari kekayaan musik Gereja lama dan baru; dalam
pada itu hendaknya selalu ada kesempatan partisipasi umat.
Dianjurkan agar komunitas biarawan, klerikal atau laikan agak kecil, demikian
pula kaum awam mengambil bagian dalam perayaan Trihari Suci dalam gereja-
gereja agak besar. Demikian pula di mana kurang peserta, putra altar atau
penyanyi, perayaan Trihari Suci jangan diadakan, dan kaum beriman hendaknya
bergabung pada jemaat lebih besar. Bila beberapa paroki kecil dipercayakan
kepada satu imam, kaum beriman bila dapat, hendaknya berhimpun dalam
gereja agak besar dan merayakannya di sana.
18 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Bila seorang Pastor Paroki menggembalakan dua paroki atau lebih, dimana
banyak orang beriman mengambil bagian dalam ibadat, dan ibadat ini dirayakan
dengan meriah dan sepantasnya, maka bolehlah ia dengan tetap mengindahkan
peraturan dalam hal ini, juga mengulangi perayaan itu.
Dengan Misa petang Kamis Putih “Gereja mengawali Trihari Suci Paskah dan
memperingati Perjamuan Malam Terakhir; pada malam Kristus dikhianati,
karena cinta akan orang-orang-Nya yang di dunia, Ia mempersembahkan Tubuh
dan Darah-Nya dalam rupa roti dan anggur kepada Bapa dan para Rasul sebagai
makanan dan minuman dan menugaskan mereka serta para penggantinya dalam
imamat, juga mempersembahkannya sebagai kurban.
Misa Malam Perjamuan Terakhir dirayakan petang hari, pada waktu yang
paling sesuai untuk partisipasi seluruh jemaat. Semua imam dapat
berkonselebrasi dalam Misa petang, juga bila mereka pada hari ini telah
berkonselebrasi dalam Misa krisma atau karena alasan pastoral harus
merayakan Misa lain.
19 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Bila dituntut keadaan pastoral, Ordinaris wilayah dapat memperkenankan Misa
petang kedua di gereja-gereja dan kapel-kapel umum. Bagi kaum beriman yang
tak dapat mengambil bagian dalam Misa petang, ia dapat, bila perlu,
memperkenankan Misa juga pagi hari. Misa demikian itu tak pernah boleh
diperkenankan untuk orang perorangan atau kelompok-kelompok kecil atau
mempengaruhi partisipasi Misa utama petang hari. Menurut tradisi kuno Gereja,
pada hari ini semua Misa dilarang tanpa jemaat.
*) Beberapa Hal penting yang perlu diperhatikan pada perayaan Misa Kamis
Putih :
20 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Bacaan I -duduk-
Bacaan II -duduk-
Homili -duduk-
21 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Prefasi -berdiri-
Kudus -berdiri-
Komuni
Setelah Misa Kamis Putih, tidak ada berkat penutup karena ada Perarakan
Pemindahan Sakramen Mahakudus. Sakramen Mahakudus diarak dari Ruang
utama Kapel lt. 3, melewati ke lt. 2, setelah itu kembali ke Sakristi. Adapun
susunan Misdinar sebagai berikut;
22 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
maju saja. Pastikan pembawa wiruk berjalan kurang lebih sekitar 1-2
Cm dari Sakramen Mahakudus.
5.) Kemudian disusul dengan petugas Lainnya. (Lektor, Assisten Imam,
Para wakil Rasul (Jika diperbolehkan Romo untuk ikut perarakan)).
Pada hari ini, waktu Kristus, Domba kurban kita dikurbankan, Gereja merenungkan
Sengsara Tuhan dan Mempelainnya dan menyembah Salib-Nya; dalam pada itu ia
merenungkan asal-usulnya dari luka sisi Kristus yang wafat pada salib dan berdoa
bagi keselamatan seluruh dunia.
Pada hari ini Gereja tidak merayakan Ekaristi sama sekali; komuni suci dibagikan
kepada kaum beriman hanya selama perayaan Sengsara dan Wafat Kristus, tetapi
mereka yang sakit yang tak dapat mengikuti perayaan ini, dapat menerimanya pada
setiap saat.
Jumat Agung di seluruh Gereja harus dijalani sebagai hari tobat, dan puasa serta
pantang diwajibkan.
Perayaan sakramen-sakramen pada hari ini juga dilarang kelas, kecuali sakramen
tobat dan orang sakit. Pemakaman diadakan tanpa nyanyian, organ, dan lonceng.
23 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Perayaan Sengsara dan Wafat Kristus diadakan siang menjelang pukul 15.00.
karena alasan pastoral dapat ditentukan waktu lain, yang memudahkan umat
berkumpul, misalnya langsung setelah siang atau petang, tetapi tidak sesudah jam
21.00.
Imam (Romo) akan melakukan tiarap. Maka JANGAN LUPA! menyiapkan bantal
untuk tiarap. Ketika Romo tiarap, maka seluruh petugas berlutut!
Doa Pembukaan.
Bacaan I
Mazmur Tanggapan
Doa Renungan
Bacaan II
Doa Renungan
Kisah Sengsara (Passio) Meriah (Saat Yesus Wafat, semua berlutut menghadap Salib)
Sebelum Passio, Misdinar dibawah mengambil mimbar yang telah disediakan untuk
membaca Passio, kemudian meletakkannya di depan Meja Altar.
Homili
24 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Doa Umat Meriah
Saat Doa Umat Meriah, Para Misdinar maju didepan Altar seperti pada saat Anak
Domba Allah, bersiap untuk Upacara Penghormatan Salib.
Setelah Doa Umat Meriah selesai, Romo dan Para Misdinar pergi ke belakang
seperti waktu perarakan pulang, untuk memulai Upacara. JANGAN LUPA untuk
menyiapkan salib di belakang, yang diapit dua lilin bernyala.
Salib yang telah disiapkan dibawa oleh 1 Misdinar yang bertugas untuk
membawanya, 1 Misdinar lagi membawa Mic Wirless dan, atau Buku Romo. 2
Misdinar lagi membawa Kandelar mengapit salib. 1 Misdinar membawa baki salib
dan 1 Misdinar lagi membawa Kaki dudukan salib, lalu letakkan didepan Meja
Altar (dibawah).
25 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
TPE dan tempatnya (Buka TPE pada tali Bagian Bapa Kami!), d) Salib Altar, e)
Sibori Kosong 4 Buah, f) Kain Lap Assisten Imam dan Romo.
Setelah upacara Penghormatan Salib selesai, Salib besar yang utama diletakkan
didepan Meja Altar (diatas). Salib-salib yang lain diletakkan di meja Kredens.
Komuni
Setelah Komuni, Altar dibersihkan. Kain Altar, Lilin Altar, dan Salib besar
dibiarkan diAltar dengan Kandelar yang menyala. TPE diambil dan diletakkan
dibawah Meja Altar.
Tidak ditutup dengan Tanda Salib, namun ditutup dengan Doa Berkat untuk umat.
Sesudah Komuni dan sesudah membersikan Altar, Misdinar turun dibawah Altar
seperti pada saat Berkat dalam Misa Besar.
Romo mencium Altar, dan semua petugas kembali seperti biasa dengan hening....
26 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Seluruh perayaan Malam Paskah dilaksanakan waktu malam: tak boleh
diadakan sebelum gelap atau berakhir setelah fajar Minggu. Peraturan ini harus
ditepati secara ketat. Penyelewengan dan kebiasaan yang terjadi di sana-sini,
yakni merayakan paskah pada waktu biasanya diadakan Misa Sabtu sore, tidak
dibenarkan (tidak sama). Alasan yang kadang-kadang diajukan untuk
memajukan waktu Perayaan Malam Paskah, misalnya kerawanan publik, tidak
diberlakukan di malam Kelahiran Tuhan atau bila menyangkut acara macam-
macam.
1. Upacara Cahaya. Gereja yang fana (gelap gulita) karena dosa asal yang
telah dilakukan oleh Adam, beralih kepada Kehidupan Kekal (Terang
Lilin Paskah) yang diawali dari Sang Terang Sejati yakni Kristus sendiri.
Kristus telah mati dan membersihkan hutang dosa yang dimiliki oleh
manusia lama kita, dan memberikan manusia baru melalui Pembaptisan
(yang akan kita kita baharui juga setelah perayaan Sabda).
4. Liturgi Ekaristi. Memetik hasil buah dari Penebusan Kristus, agar Kristus
senantiasa tinggal dan menerangi Hidup kita.
27 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Berikut adalah susunan Upacara secara detail serta masing-masing deskjobnya:
Tanda Salib
Salam Pembuka
Pengantar
Pemberkatan Api
28 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
KRISTUS DAHULU DAN SEKARANG, AWAL DAN AKHIR, ALFA DAN
OMEGA, MILIKNYALAH SEGALA MASA, DAN SEGALA ABAD,
KEPADANYALAH KEMULIAAN DAN KEKUASAAN, SEPANJANG
Perarakan
29 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Dst.....
Liturgi Sabda
Mazmur Tanggapan I
Doa renungan
Doa renungan
Kemuliaan Meriah (nyalakan semua lilin dan lampu Altar, bunyikan semua lonceng
dan gong)
Doa Pembukaan
Alleluia Meriah
Bacaan Injil
Homili
Liturgi Baptis (Tanyakan Romo ada atau tidak?!) (Jika tidak ada, langsung
pada pemberkatan air baptis)
30 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Tanyakan Romo, posisi air suci (Aspergil) di Altar dan baskom air suci dibawah
lilin paskah, dan perlu garam kah untuk memberkati?!
Misdinar ikut bantu sebar lilin. Salah dua atau tiga dari kalian ada yang harus
turun ke Lt. 2, yang lain ikut bantu sebar diatas. Yang satu, bantu mendampingi
Romo. Jika Romo suruh semua menyebar lilin, maka sebarkan!
I : Percayakah saudara – saudari akan Allah Bapa, Pencipta langit dan bumi?
31 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
I : Percayakah saudara – saudari akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang Kudus,
persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, dan kehidupan
kekal?
I : Allah yang Mahakuasa, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus telah melahirkan kita
dari air dan Roh Kudus dan telah menganugerahi kita pengampunan dosa.
Semoga dengan Rahmat-Nya, Ia menjaga kita sampai ke hidup yang kekal,
dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
U : Amin
Persembahan
Prefasi
Kudus
Bapa Kami
Doa Damai
Salam Damai
Komuni
32 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Berkat Meriah Paskah
Lagu Penutup
Minggu Paskah harus dirayakan dengan meriah. Sebagai tobat dianjurkan hari
ini dengan pemercikan air suci, yang telah diberkati pada Malam Paskah;
sementara itu dinyanyikan antifon “Vidi Aquam” atau nyanyian lain dengan ciri
baptis. Dengan air berkat ini juga, tempat air pada pintu gereja diisi.
Lilin Paskah ditempatkan di sisi mimbar atau di sisi Altar (jika tempat
memungkinkan); lilin itu sekurang-kurangnya pada semua perayaan liturgi
besar dinyalakan, pada Misa selama Masa Paskah, ibadat pagi atau ibadat sore
sampai dengan Minggu Hari Raya Pentakosta. Setelah itu lilin paskah disimpan
dengan hormat disebelah bejana air baptis/air suci, dan pada perayaan baptis,
lilin baptis dinyalakan darinya. Pada misa arwah (jika digereja), lilin paskah
hendaknya ditempatkan pada samping peti sebagai tanda bahwa kematian orang
Kristiani adalah paskah pribadinya. Diluar masa paskah, lilin paskah tidak boleh
dinyalakan dan juga tidak tinggal di Altar.
33 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Perayaan Paskah dilanjutkan dalam masa Paskah. Ke 50 hari, dari Minggu
Paskah sampai dengan Minggu Pentakosta, dirayakan dengan gembira bagaikan
satu Hari Raya, bagaikan “Minggu Agung”.
Hari-hari Minggu masa ini dipandang sebagai Minggu-minggu Paskah dan juga
disebut demikian, dan diutamakan diatas semua hari raya Tuhan dan semua hari
raya. Bila hari raya jatuh pada hari Minggu ini, maka dipindahkan ke Sabtu
sebelumnya. Perayaan untuk menghormati Perawan Maria atau para Kudus,
yang jatuh pada pekan, tidak dapat diadakan pada Minggu-Minggu itu.
Lagu Pembukaan
Tanda Salib
Pengantar
Tuhan Kasihanilah
Kemuliaan Meriah
Doa Pembukaan
Bacaan I
34 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Mazmur Tanggapan
Bacaan II
Bacaan Injil
Homili
Doa Umat
Prefasi
Kudus
Bapa Kami
Doa Damai
Salam Damai
Komuni
35 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Lagu Penutup
Demikianlah rangkaian persiapan upacara pekan suci dan Trihari Suci dari awal
hari Rabu Abu, Masa Prapaskah, Hingga Minggu Pentakosta. Semoga buku ini
bisa membantu kalian untuk meresapi, sekaligus bertugas dengan baik dan
sepenuh hati dalam melaksanakan upacara seputar Perayaan Paskah.
36 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a