Anda di halaman 1dari 36

KATA PENGANTAR

Buku ini merupakan salinan ketik dari Dokumen asli cetakan


Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Perayaan Paskah dan Persiapannya
dengan tambahan-tambahan yang disesuaikan untuk keperluan Liturgi Kapel,
yang dipersembahkan secara istimewa bagi anak-anak Misdinar kami yang
terkasih diKapel RS.Gotong Royong Surabaya.
Harapannya, semoga buku pedoman ini dapat menghantarkan kalian
menyiapkan, bertugas, dan merayakan Paskah dengan sebaik-baiknya.

God Bless You all.....

Surabaya, 28 Januari 2019


Wakil Koor dinator, Bid. Liturgi Misdinar

Yosafat Oktaviandi H. (Oce)

NB : Buku ini untuk Kalangan Pribadi!

Congregatio Pro Cultu Divino


Diberikan di Roma,
Kongregasi Ibadat Ilahi, 16 Januari 1988
Diterjemahkan dari teks latin dan jerman oleh Piet Go, O.Carm.

1|Pedoman Liturgi : Perayaan Paskah dan Persiapannya


DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................
I. Pendahuluan.......................................................................... Hal. 3
II. Masa Prapaskah dan Rabu Abu............................................. Hal. 4
III. Pekan Suci.............................................................................. Hal. 12
*Minggu Palma
IV. Trihari Suci............................................................................. Hal. 16
V. Kamis Putih............................................................................. Hal. 19
VI. Jumat Agung........................................................................... Hal. 23
VII. Sabtu Suci (Malam Paskah).................................................... Hal. 27
VIII. Minggu Paskah, Masa Paskah, dan Hari Raya Pentakosta..... Hal. 33

2|Pedoman Liturgi : Perayaan Paskah dan Persiapannya


I. PENDAHULUAN

1. Tata Perayaan Malam Paskah dan seluruh Pekan Suci yang telah diperbaharui
Paus Pius XII pada tahun 1951, disambut dengan gembira oleh semua Gereja
Ritus Latin. Pada gilirannya Konsili Vatikan II berulang-ulang, terutama dalam
Konstitusi tentang liturgi suci, menempatkan misteri Paskah Kristus, sesuai
dengan tradisi, di pusat, dan menekankan bahwa semua sakramen dan
sakramentali memperoleh daya kekuatan daripadanya.

2.        Seperti setiap pekan mempunyai awal dan puncaknya dalam perayaan
Minggu, yang selalu mempunyai ciri Paskah, demikian pula seluruh Tahun
Gereja mempunyai puncaknya yang gemilangpada “ketiga hari Paskah
Penderitaan, Wafat, dan Kebangkitan Tuhan”, yang dipersiapkan dalam masa
tobat Prapaskahdan dilanjutkan dengan gembira selama 50 hari masa Paskah.

3.        Di banyak kawasan umat Kristiani kaum beriman bersama dengan para
gembalanya amat menghargai perayaan ini dan banyak yang mengambil bagian
padanya dengan manfaat rohani besar. Tetapi di beberapa kawasan, sikap rajin
dan penuh semangat yang semula menyertai sambutan pembaharuan malam
Paskah itu mulai berangsur-angsur mendingin. Di beberapa tempat, dewasa ini
bahkan pengertian Malam Paskah kurang dikenal, sehingga perayaannya
dianggap seperti Misa Sabtu Sore, dan dirayakan pada waktu yang sama seperti
Misa Sabtu sore. Di tempat lain lagi, perayaan diadakan tidak pada waktu yang
ditentukan. Karena selain itu, kebaktian dan ungkapan lain religiositas rakyat
tak jarang diadakan pada waktu yang lebih cocok, maka kebaktian ini lebih
dikunjungi iumat daripada liturgi. Tentu saja, kesulitan-kesulitan ini dapat
diterangkan terutama karena baik kaum klerus maupun kaum beriman kurang
mengenal misteri Paskah sebagai pusat Tahun Gereja dan hidup kristiani.

3|Pedoman Liturgi : Perayaan Paskah dan Persiapannya


4.        Hal bahwa dewasa ini masa liburan di kebanyakan kawasan bersamaan
dengan Pekan Suci, demikian pula mentalitas masyarakat dewasa ini,
menambah kesulitan untuk partisipasi kaum beriman dalam perayaan ini.

5.        Mengingat hal ini dan dengan memperhatikan pengalaman di masa yang
lalu, Kongregasi Ibadat menganggap baik dan wajar, mengingatkan aneka unsur
teologis dan pastoral dan pelbagai peraturan yang dikeluarkan untuk Pekan
Suci. Segala hal lain, yang dikatakan dalam buku-buku liturgi tentang masa
tobat Prapaskah, Pekan Suci, Ketiga Hari Paskah dan masa Paskah, juga tetap
berlaku, kecuali jika ditafsirkan baru dalam dokumen ini. Segala itu berdasarkan
dokumen ini ditegaskan kembali, agar misteri-misteri agung penebusan kita
dirayakan dengan lebih baik dan semua kaum beriman kristiani dapat
mengambil bagian dalamnya dengan manfaat yang lebih besar.

I.Masa Prapaskah

6.        Masa Prapaskah tahunan adalah masa rahmat, karena kita mendaki
Gunung Suci Hari Raya Paskah. Masa Prapaskah mempunyai tugas ganda,
mempersiapkan para katekumen dan kaum beriman untuk perayaan misteri
Paskah. Para calon dihantar oleh perayaan pendaftaran, oleh perayaan tobat dan
pengajaran untuk menghayati sakramen-sakramen inisiasi; kaum beriman harus
lebih rajin mendengarkan Sabda Allah, dan berdoa, dan mempersiapkan diri
dengan tobat dan pembaharuan janji baptis.

a) Mengenai perayaan inisiasi ke dalam Gereja

7.        Seluruh inisiasi ke dalam Gereja mempunyai ciri Paskah, karena


merupakan partisipasi sakramental pertama dalam Wafat dan Kebangkitan
Kristus. Maka dari itu, masa tobat Paskah harus dimanfaatkan secara intensif

4|Pedoman Liturgi : Perayaan Paskah dan Persiapannya


untuk persiapan rohani para calon, terutama dengan perayaan tobat dan
“penyerahan”. Karena alasan yang sama, Malam Paskah harus merupakan
waktu normal untuk sakramen-sakramen inisiasi.

8.        Jemaat yang tidak mempunyai calon baptis, janganlah mengabaikan doa
bagi mereka yang pada Malam Paskah mendatang akan menerima sakramen-
sakramen inisiasi ke dalam Gereja di tempat lain. Para gembala hendaknya
menerangkan kepada kaum beriman, apa makna pembaharuan janji baptis bagi
mereka, yang diundang untuk menjalaninya pada akhir masa Prapaskah 40 hari
itu.

9.        Selama masa Prapaskah, hendaknya diadakan katekese, bagi dewasa


yang dibaptis pada usia kanak-kanak, tetapi tidak mendapat pelajaran agama,
dan karenanya juga tidak menerima sakramen penguatan dan Ekaristi. Demikian
pula selama masa ini hendaknya diadakan perayaan tobat untuk mengantar
mereka menerima Sakramen Tobat.
10.     Masa Tobat Paskah juga merupakan waktu perayaan tobat yang sesuai,
baik bagi anak-anak usia sekolah yang belum dibaptis tetapi dapat mengikuti
pelajaran agama, maupun bagi anak-anak yang telah dibaptis, yang untuk
pertama kalinya diperkenankan menerima Sakramen Tobat. Uskup hendaknya
juga memajukan pengajaran agama para calon, orang dewasa atau anak-anak
dan sebisa-bisanya memimpin perayaan-perayaan yang ditentukan dengan
partisipasi sebesar mungkin jemaat.

b) Perayaan Masa Prapaskah sendiri

11.     Hari-hari Minggu dalam Masa Prapaskah harus diutamakan di atas semua
Hari Raya Tuhan, dan semua Hari Raya yang jatuh pada salah satu dari

5|Pedoman Liturgi : Perayaan Paskah dan Persiapannya


Minggu-minggu ini, dipindah ke hari Sabtu sebelumya. Hari-hari biasa Masa
Tobat Prapaskah harus diutamakan di atas hari peringatan wajib.

12.     Pada hari Minggu, haruslah dalam khotbah diadakan pengajaran terutama
tentang misteri Paskah dan sakramen-sakramen. Dalam masa itu hendaknya
dijelaskan teks buku-buku bacaan terutama perikop Injil yang mengedepankan
aneka aspek Baptis dan Sakramen-sakramen lain dan kerahiman Allah.

13.     Imam hendaknya lebih sering dan lebih intensif mewartakan Sabda Allah
dalam homili Misa hari biasa, dalam Perayaan Sabda, dalam Perayaan Tobat,
dalam khotbah khusus, atau pada kunjungan rumah bila mereka mengunjungi
keluarga dan pada kesempatan itu (seperti lazim di beberapa kawasan)
mengadakan pemberkatan rumah. Kaum beriman hendaknya sering ikur
merayakan Ekaristi pada hari biasa, dan di mana hal itu tidak mungkin,
sekurang-kurangnya membaca bacaan liturgi Misa hari itu, sendiri atau dalam
keluarga.

14.     Masa Tobat Prapaskah mempunyai ciri tobat. Dalam katekese hendaknya
ditegaskan kepada kaum beriman, beserta akibat-akibat sosial dosa, hakikat
tobat, yang menyangkal dosa sejauh merupakan penghinaan terhadap Allah.
Keutamaan tobat dan pelaksanaan praktisnya merupakan bagian-bagian yang
perlu dalam persiapan Paskah; dari pertobatan hati keluar praksis lahiriah tobat,
baik bagi orang kristiani perorangan, maupun bagi seluruh jemaat; praksis tobat
ini haruslah sesuai dengan semangat tobat yang dinyatakan Injil denagn jelas,
dan dapat dimanfaatkan demi para saudara yang menderita kekurangan. Dalam
pada itu, harus diingat perlunya kesesuaian dengan situasi dan kehidupan zaman
kita. Peran Gereja dalam peristiwa tobat harus diperhatikan dan doa bagi 
pendosa ditekankan; hal ini dapat dilakukan dengan sering memasukkan doa itu
ke dalam Doa Umat.

6|Pedoman Liturgi : Perayaan Paskah dan Persiapannya


15.     Kaum beriman harus diingatkan untuk lebih rajin dan dengan manfaat
yang lebih besar mengambil bagian dalam ibadat Masa Prapaskah dan perayaan
tobat. Mereka terutama hendaknya diundang, sesuai dengan peraturan dan
tradisi Gereja, untuk menerima Sakramen Tobat di masa ini, agar mereka dapat
merayakan misteri Paskah dengan hati murni. Dalam pada itu, amat layak
merayakan dalam masa Prapaskah, Sakramen Tobat, sebagai perayaan bersama
rekonsiliasi dengan pengakuan dan absolusi pribadi, seperti disediakan Ritus
(Perayaan Tobat).

16.     Aneka kegiatan  Masa Prapaskah harus juga diarahkan untuk lebih
menerangi kehidupan Gereja setempat dan memajukannya. Maka dari itu, amat
dianjurkan, agar Gereja-gereja setempat, sekurang-kurangnya di kota-kota agak
besar, sesuai dengan kebiasaan Romawi, mengadakan perayaan perhentian Jalan
Salib yang sesuai. Seyogyanya, Uskup diosesan memimpin perayaan seperti itu.
Tempat-tempat yang dapat dipakai ialah gereja dan kapel, yang berarti makam
para Kudus dan tempat ziarah yanbg disukai di Keuskupan.

17.     Dalam Masa Prapaskah, tak diperkenankan menghias altar dengan bunga-
bunga, bunyi alat-alat musik hanya untuk mengiringi nyanyian, karena
keduanya menggarisbawahi ciri tobat masa ini.

18.     Sejak awal Masa Prapaskah sampai Malam Paskah, “Alleluya” tidak
dipakai dalam semua ibadat, juga pada Hari Raya dan Pesta.

19.     Nyanyian yang dipakai dalam ibadat, terutama Perayaan Ekaristi, tetapi
juga dalam kebaktian lain, harus disesuaikan dengan masa ini dan sedapat
mungkin juga sesuai dengan teks liturgi.

7|Pedoman Liturgi : Perayaan Paskah dan Persiapannya


20.     Kebaktian rakyat yang sesuai dengan Masa Prapaskah, misalnya Jalan
Salib, hendaknya dipelihara dan diresapi dengan semangat liturgi, sehingga
kaum beriman dapat dihantar lebih mudah ke misteri Paskah Kristus.

c) Hari-hari Khusus Masa Prapaskah

21.     Pada Rabu Abu, kaum beriman, dengan menerima abu, memasuki masa
yang diperuntukkan bagi pemurnian jiwa. Tanda tobat yang berasal dari tradisi
alkitabiah dan melalui tradisi Gereja sampai kepada kita, berarti bahwa pendosa
yang mengakukan dosanya terbuka di hadapan Allah, dengan demikian, ia
mengungkapkan kemauannya untuk bertobat, dibimbing pengharapan agar
Tuhan berbelaskasih kepadanya.  Dengan tanda ini, mulailah jalan tobat yang
bertujuan menerima Sakramen Tobat sebelum Hari Raya Paskah. Pemberkatan
dan pembagian abu dilaksanakan dalam Misa atau di luarnya, bila dalam Misa
dimulai dengan ibadat Sabda dan menutupnya dengan doa umat.

22.     Rabu Abu harus dijalani sebagai hari tobat dalam seluruh Gereja dengan
pantang dan puasa.

23.     Hari Minggu Prapaskah I adalah permulaan Masa suci terhormat 40 hari.
Dalam Perayaan Ekaristi Minggu ini dapat diungkapkan misalnya dengan
prosesi masuk yang diiringi nyanyian Litani Para Kudus. Uskup harus
mengadakan perayaan para pendaftaran para pelamar dalam gereja katedaral
atau juga dalam gereja lain, sesuai dengan kebutuhan pastoral.

24.  Bacaan Injil tentang perempuan Samaria, orang yang lahir buta dan
pembangkitan Lazarus, yang disediakan untuk Minggu Prapaskah ke-3, ke-4,

8|Pedoman Liturgi : Perayaan Paskah dan Persiapannya


dan ke-5 Tahun A, juga dapat dibawakan pada Tahun B dan C, karena amat
bermakna bagi inisiasi ke dalam Gereja, terutama di mana ada pelamar baptis.

25.   Pada Minggu Prapaskah ke-4 (Laetare) dan pada Hari Raya dan Pesta,
orgel dan alat-alat musik lain dapat dimainkan dan altar dapat dihias dengan
bunga-bunga.Pad Minggu ini juga dapat dipakai busana berwarna merah muda.

26.   Kebiasaan memberi selubung pada salib-salib  dalam gereja sejak Minggu
Prapaskah ke-5 dapat dipertahankan bila diperintahkan demikian oleh
Konferensi Waligereja. Salib-salib tetap terselubung sampai akhir liturgi Jumat
Agung, tetapi gambar-gambar sampai awal perayaan Malam Paskah.

II. Hari Rabu Abu


Berikut ini adalah Tata Perayaan Rabu Abu :

ANTIFON PEMBUKA

LAGU PEMBUKA -berdiri-


        
TANDA SALIB DAN SALAM -berdiri-

PENGANTAR -berdiri-

SERUAN TOBAT (ditiadakan, diganti dengan penerimaan abu sesudah


homili)
   
DOA PEMBUKA -berdiri-

BACAAN I (Yl 2:12-18) -duduk-

MAZMUR TANGGAPAN (PS 813) -duduk-

BACAAN II  (2Kor 5:20-6:2) –duduk-

9|Pedoman Liturgi : Perayaan Paskah dan Persiapannya


BAIT PENGANTAR INJIL (PS 965) -berdiri-

BACAAN INJIL (Mat 6:1-6.16-18) -berdiri-

HOMILI SINGKAT –duduk-


   
DOA BERKAT ATAS ABU

I. Saudara-saudari terkasih, dengan rendah hati marilah kita mohon kepada


Allah Bapa agar dengan kelimpahan rahmat-Nya Ia sudi memberkati abu ini,
yang akan dioleskan pada kepala kita sebagai tanda penyesalan atas dosa.

(hening sejenak)

I. Marilah kita berdoa: Ya Allah, hati-Mu tergerak bila kami merendahkan diri,
dan Engkau berkenan bila kami bertobat. Sudilah mendengarkan doa kami
dengan penuh kasih, dan (+) limpahkanlah berkat-Mu kepada kami yang diolesi
dengan abu. Semoga dengan setia kami menjalani puasa Prapaskah, dan dengan
hati yang suci kami layak merayakan misteri Paskah, Putra-Mu. Dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

PEMBAGIAN ABU

(Kemudian, abu dibagikan kepada umat, dengan menaburkan di ubun-ubun


atau menerakan "tanda salib dengan abu" pada dahi sambil berkata:)

P. "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil"


U. Amin.

(Selama penerimaan abu, dinyanyikan lagu-lagu yang sesuai atau hening)

NYANYIAN SELAMA PEMBAGIAN ABU

DOA UMAT -berdiri-

I.  Bila kita mau benar-benar bertobat, maka Tuhan akan menaruh belas kasih
kepada kita. Maka, marilah kita berdoa bersama kepada-Nya:

L.  Bagi Gereja: Semoga Bapa mendorong Gereja bertobat dan membarui diri,
supaya siapa pun merasa bahagia di dalamnya. Marilah kita mohon,...
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi para pemimpin masyarakat: Semoga Bapa membimbing para pemimpin

10 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
agar selalu memberi teladan hidup sederhana dan takwa kepada-Mu. Marilah
kita mohon,.....
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi mereka yang menderita: Semoga masa Prapaskah ini mendatangkan


rezeki bagi para papa sehingga tercukupi kebutuhan mereka akan sandang,
pangan dan papan berkat amal bakti umat-Mu. Marilah kita mohon,....
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L.  Bagi diri kita: Semoga Bapa menggerakkan hati kami pada masa Prapaskah
ini, sehingga kami benar-benar mengingkari dosa dan sanggup
memperjuangkan keadilan dan kejujuran bagi masyarakat. Marilah kita
mohon,.....
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
 
I.  Allah Bapa sumber kejujuran dan keadilan, kerukunan dan kedamaian, kami
mengakui kelemahan, kemiskinan dan kecondongan kami menyombongkan diri
di depan orang. Ampunilah kami dan dengarkanlah permohonan kami. Dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

PERSEMBAHAN

PREFASI
         
KUDUS -berdiri-
      
DOA SYUKUR AGUNG V -berlutut/berdiri-
   
AKLAMASI ANAMNESIS

BAPA KAMI -berdiri-

DOA DAMAI -berdiri-

ANAK DOMBA ALLAH -berdiri-


 
PERSIAPAN KOMUNI -berlutut/berdiri-

KOMUNI 

DOA SESUDAH KOMUNI -berdiri-

11 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
PENGUMUMAN (Fakultatif)
  
BERKAT-berdiri-

PERARAKAN KELUAR

III. Pekan Suci

Dalam Pekan Suci, Gereja merayakan misteri keselamatan yang diwujudkan


Kristus pada hari-hari terakhir hidup-Nya, sejak Ia sebagai Al Masih memasuki
Yerusalem.

Masa Prapaskah berlangsung sampai dengan Kamis pekan ini. Dengan ekaristi
Perjamuan Malam Terakhir, mulailah ketiga Hari Paskah, dan memuncak dalam
perayaan Malam Paskah dan berakhir dengan ibadat sore Minggu Paskah.
“Hari-hari Pekan Suci, dari Senin sampai dengan Kamis, diutamakan diatas
semua Hari Raya”. Baptis dan Krisma tak boleh diberikan pada hari-hari ini.

 Minggu Palma

Pekan Suci dimulai pada Minggu Palma, yang menghubungkan perayaan


kemenangan Kristus Raja dengan pewartaan penderitaan-Nya. Pengaitan dua
aspek misteri Paskah ini harus menjadi jelas dalam perayaan dan katekese.

Sejak dahulu kala, masuknya Kristus ke Yerusalem diperingati dalam prosesi


meriah. Dengan ini kaum kristiani menjalani peristiwa ini dan menyertai Tuhan,
seperti anak-anak Ibrani yang menyongsong-Nya dan menyerukan “Hosanna”.
Dalam setiap gereja hanya boleh diadakan satu kali prosesi, sebelum Misa, yang
dihadiri kebanyakan kaum beriman; boleh juga Misa sore, Sabtu atau Minggu.
Kaum beriman berkumpul dalam gereja samping atau ditempat lain yang pantas
diluar gereja, yang menjadi tujuan prosesi, dan membawa ranting palma atau
ranting lain dan mendahului umat. Ranting-ranting itu diberkati untuk dibawa

12 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
dalam prosesi. Kaum beriman dapat menyimpan ranting-ranting itu dirumah;
mereka diingatkan akan kemenangan Kristus yang mereka rayakan dalam
prosesi Palma. Para gembala janganlah mengabaikan apa pun untuk
mempersiapkan prosesi demi penghormatan Kristus Raja, dan merayakannya
agar juga menghasilkan buah rohani dalam kehidupan kaum beriman.

Untuk perayaan masuknya Kristus ke Yerusalem di samping prosesi meriah


yang telah dilukiskan diatas, dalam Buku Misa disediakan dua bentuk lain, yang
dapat dipakai bila prosesi karena alasan tidak mungkin; tetapi jangan dipakai
karena memilih kemudahan. Bentuk kedua ialah masuk meriah, bila tidak dapat
dilaksanakan prosesi diluar gereja. Bentuk ketiga ialah masuk biasa, yang
diadakan dalam semua Misa Minggu ini, yang tidak didahului masuk meriah.

Di mana tidak dapat diadakan Misa, dianjurkan untuk pada petang sebelumnya
atau pada saat yang pantas pada hari Minggu mengadakan perayaan Sabda
dengan tema masuknya Kristus sebagai Almasih dan penderitaan-Nya.

Selama prosesi hendaknya dinyanyikan oleh paduan suara dan umat nyanyian
yang disediakan dalam Buku Misa seperti Mazmur 24 (23) dan 47 (46) atau
nyanyian lain untuk menghormati Raja Kristus.

Kisah Sengsara Tuhan dibawakan dengan meriah. Dianjurkan untuk mebacakan


atau menyanyikannya secara tradisional oleh tiga orang, yang mengambil alih
peran Kristus, Penginjil dan umat. Harus dibawakan oleh para Diakon atau
imam, atau bila tidak ada, oleh lektor; dalam hal ini peran Kristus dikhususkan
bagi imam. Pada pewartaan kisah sengsara ini tidak dinyalakan lilin; dupa,
salam bagi umat dan penandaan buku tidak diadakan; hanya para diakon
sebelumnya mohon berkat imam, seperti pada Injil. Karena manfaat rohani
kaum beriman kisah sengsara dibawakan seutuhnya dan bacaan-bacaan

13 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
sebelumnya tak boleh dilewati. Setelah pembacaan kisah sengsara harus
diadakan homili.

a) Misa Krisma

Misa krisma, yang dirayakan Uskup bersama Presbiterium, krisma suci dan
minyak-minyak lain diberkati, harus jadi ungkapan kebersamaan para imam
dengan uskup dalam satu imamat Kristus. Para imam dari semua kawasan
Keuskupan harus diundang menghadiri Misa ini dan mengadakan konselebrasi
bersama Uskup; mereka harus berfungsi sebagai saksi dan pembantu pada
pemberkatan krisma, seperti mereka melaksanakan pelayanan sehari-hari
sebagai rekan-rekan Uskuo dan penasihatnya.

Juga kaum beriman hendaknya diundang untuk mengambil bagian dalam Misa
ini dan menyambut ekaristi. Menurut tradisi, Misa Krisma diadakan pada Kamis
Putih. Tetapi bila klerus dan umat pada hari ini sulit berkumpul disekitar Uskup,
pemberkatan dapat dimajukan pada hari lain, yang harus dekat dengan hari
Paskah (pada Keuskupan Surabaya, diadakan hari Selasa sore dalam pekan
suci). Krisma dan minyak katekumen yang baru akan dipakai pada Malam
Paskah untuk sakramen inisiasi.

Misa krisma dirayakan hanya satu kali karena maknanya bagi kehidupan
Keuskupan; harus di katedral, atau karena alasan pastoral dalam suatu gereja
lain yang penting. Minyak-minyak suci harus diterima di paroki-paroki atau
sebelum Misa malam Perjamuan Terakhir atau pada waktu lain yang sesuai. Hal
ini bermanfaat untuk mengajar kaum beriman tentang penggunaan krisma dan
minyak lain serta dayanya dalam kehidupan kristiani.

Berikut adalah Tata Ibadah Perayan Minggu Palma :

14 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Lagu Pembukaan (Hosanna Putra Daud) -berdiri-

Antifon Pembukaan -berdiri-

Pengantar -berdiri-

Pemberkatan Daun Palma -berdiri-

Marilah Berdoa : Ya Allah, yang Mahakuasa dan kekal, Kuduskanlah kiranya


(+) daun-daun palma ini dengan berkat-Mu. Semoga kami yang mengiringi
Kristus dengan penuh sukacita diperkenankan memasuki Yerusalem abadi
bersama Dia yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa, U : amin.

Pemercikan Daun Palma -berdiri-

Bacaan Injil -berdiri-

Perarakan Meriah -berdiri-

Doa Pembukaan -berdiri-

Bacaan I -duduk-

Mazmur Tanggapan -duduk-

Bacaan II -duduk-

Bait Pengantar Injil (Terpujilah Kristus Tuhan) -berdiri-

Kisah Sengsara (Passio) Sederhana -duduk- (Saat Yesus Wafat, semua berlutut
menghadap Salib)

Homili -duduk-

Syahadat / Aku Percaya -berdiri-

Doa Umat -berdiri-

Persiapan Persembahan (Tidak ada Persembahan dari belakang, diganti


saat Kamis Putih)

15 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Doa Persiapan Persembahan -berdiri-

Prefasi -berdiri-

Kudus -berdiri-

Doa Syukur Agung -berlutut-

Bapa Kami -berdiri-

Doa Damai -berdiri-

Salam Damai -berdiri-

Anak Domba Allah -berlutut-

Komuni -berdiri-

Doa Sesudah Komuni -berdiri-

Berkat Penutup -berdiri-

Lagu Penutup -berdiri-

b) Perayaaan tobat pada akhir masa Prapaskah

Masa Prapaskah harus ditutup dengan perayaan tobat, untuk mempersiapkan


orang beriman perorangan dan seluruh jemaat menyelami misteri Paskah lebih
mendalam. Perayaan demikian itu harus diadakan sebelum ketiga Hari Paskah,
tetapi tidak langsung sebelum Misa Perjamuan Malam Terakhir.

IV. Trihari Suci

Gereja merayakan misteri terbesar penebusan manusia setiap tahun pada trihari
yang berlangsung dari Misa Perjamuan Malam Terakhir pada Kamis Putih
sampai dengan ibadat sore Minggu Paskah. Kurun waktu ini selayaknya
bernama: “Trihari Penyaliban, Pemakaman dan Kebangkitan Kristus”, juga
disebut “Trihari Paskah”, karena di dalamnya dipentaskan dan diwujudkan

16 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
misteri Paskah, artinya, peralihan Tuhan dari dunia ini kepada Bapa. Oleh
perayaan misteri ini, dalam tanda liturgis dan sakramental Gereja disatukan
secara mesra dengan Kristus, Mempelainya.

Puasa Prapaskah pada kedua pertama hari-hari ini adalah puasa suci; Gereja
berpuasa, menurut tradisi kuno, “karena mempelainya diambil daripadanya”.
Pada Jumat Agung, puasa dan pantang harus diadakan di mana-mana; juga
dianjurkan untuk meneruskannya pada Sabtu Paskah, sehingga Gereja dengan
hati gembira dan terbuka mencapai sukacita Kebangkitan Tuhan.

Pada Jumat Agung dan Sabtu Paskah ibadat bacaan dan ibadat pagi hendaknya
dirayakan terbuka bersama jemaat. Uskup hendaknya bila mungkin, mengambil
bagian di dalamnya bersama klerus dan umat.

Ibadat ini, dulu disebut “Tenebrarum” harus mendapat tempat yang pantas
dalam kesalehan kaum beriman; di dalamnya merenungkan dalam suasana doa
Sengsara, Wafat dan Pemakaman Tuhan dan menantikan pewartaan
Kebangkitan-Nya.

Untuk merayakan Trihari Paskah itu sepantasnya, diperlukan jumlah yang


sesuai petugas dan putra altar yang harus diajar dengan tepat mengenai
tugasnya. Para gembala harus menerangkan kepada kaum beriman makna dan
jalannya perayaan semendalam mungkin dan mengantar mereka untuk
mengambil bagian secara aktif dan rohani.

Nyanyian umat, demikian pula nyanyian imam dan petugas lainnya dalam
perayaan Pekan Suci, khususnya Trihari Suci, amat bermakna, karena sesuai
kemeriahan hari-hari ini menyanyikan teks yang dengan demikian dapat
mengembangkan seluruh maknanya. Konferensi Waligereja diminta – bila
belum terjadi – untuk menyediakan lagu untuk bagian-bagian yang harus selalu
dibawakan dengan lagu, yakni:

17 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
a) Doa permohonan pada Jumat Agung; eventual juga seruan diakon dan
jawaban umat;
b) Nyanyian pengangkatan dan penghormatan Salib;
c) Aklamasi prosesi Lilin Paskah dan Madah Paskah, aleluya sesudah
bacaan, lintani dan aklamasi pemberkatan air baptis.

Teks liturgi nyanyian umat janganlah mudah diabaikan; terjemahanya ke dalam


bahasa umat belum disertai lagu, hendaknya dipilih teks-teks serupa.
Hendaknya disediakan sejumlah nyanyian untuk perayaan ini yang dipakai
hanya untuk perayaan ini. Isinya terutama:

a) Nyanyian pada pemberkatan dan prosesi Palma dan masuk ke gereja;


b) Nyanyian prosesi dengan minyak-minyak suci;
c) Nyanyian prosesi persembahan dalam Misa Perjamuan Malam Terakhir
Kamis Putih dan Madah untuk pemindahan Sakramen Mahakudus;
d) Tanggapan atas mazmur tanggapan dalam perayaan Malam Paskah dan
nyanyian untuk pemercikan air suci.

Pantaslah juga Kisah Sengsara, Madah Paskah dan pemberkatan air baptis
disertai lagu yang mempermudah menyanyikan teks-teks itu. Dalam gereja agak
besar juga harus ditimba dari kekayaan musik Gereja lama dan baru; dalam
pada itu hendaknya selalu ada kesempatan partisipasi umat.

Dianjurkan agar komunitas biarawan, klerikal atau laikan agak kecil, demikian
pula kaum awam mengambil bagian dalam perayaan Trihari Suci dalam gereja-
gereja agak besar. Demikian pula di mana kurang peserta, putra altar atau
penyanyi, perayaan Trihari Suci jangan diadakan, dan kaum beriman hendaknya
bergabung pada jemaat lebih besar. Bila beberapa paroki kecil dipercayakan
kepada satu imam, kaum beriman bila dapat, hendaknya berhimpun dalam
gereja agak besar dan merayakannya di sana.

18 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Bila seorang Pastor Paroki menggembalakan dua paroki atau lebih, dimana
banyak orang beriman mengambil bagian dalam ibadat, dan ibadat ini dirayakan
dengan meriah dan sepantasnya, maka bolehlah ia dengan tetap mengindahkan
peraturan dalam hal ini, juga mengulangi perayaan itu.

Para mahasiswa seminari hendaknya “merayakan misteri Paskah Kristus


sedemikian rupa, sehingga mereka dapat menghantar umat yang dipercayakan
kepada mereka”; untuk itu mereka harus mendapat pendidikan liturgis yang
baik dan lengkap. Selayaknyalah mereka selama masa pendidikannya di
seminari mengalami kepenuhan dan kekayaan perayaan Paskah dalam ibadat
yang dipimpin oleh Uskup.

V. Misa Malam Perjamuan Terakhir (Kamis Putih)

Dengan Misa petang Kamis Putih “Gereja mengawali Trihari Suci Paskah dan
memperingati Perjamuan Malam Terakhir; pada malam Kristus dikhianati,
karena cinta akan orang-orang-Nya yang di dunia, Ia mempersembahkan Tubuh
dan Darah-Nya dalam rupa roti dan anggur kepada Bapa dan para Rasul sebagai
makanan dan minuman dan menugaskan mereka serta para penggantinya dalam
imamat, juga mempersembahkannya sebagai kurban.

Perhatian sepenuhnya harus diberikan kepada misteri-misteri yang


peringatannya dirayakan dalam Misa ini: pengadaan (pembentukan ekaristi) dan
imamat serta perintah kasih persaudaraan; itulah yang juga harus menjadi bahan
homili hari ini.

Misa Malam Perjamuan Terakhir dirayakan petang hari, pada waktu yang
paling sesuai untuk partisipasi seluruh jemaat. Semua imam dapat
berkonselebrasi dalam Misa petang, juga bila mereka pada hari ini telah
berkonselebrasi dalam Misa krisma atau karena alasan pastoral harus
merayakan Misa lain.

19 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Bila dituntut keadaan pastoral, Ordinaris wilayah dapat memperkenankan Misa
petang kedua di gereja-gereja dan kapel-kapel umum. Bagi kaum beriman yang
tak dapat mengambil bagian dalam Misa petang, ia dapat, bila perlu,
memperkenankan Misa juga pagi hari. Misa demikian itu tak pernah boleh
diperkenankan untuk orang perorangan atau kelompok-kelompok kecil atau
mempengaruhi partisipasi Misa utama petang hari. Menurut tradisi kuno Gereja,
pada hari ini semua Misa dilarang tanpa jemaat.

*) Beberapa Hal penting yang perlu diperhatikan pada perayaan Misa Kamis
Putih :

1. Sebelum Perayaan Ekaristi, pastikan Hosti yang dikonsekrir (diberkati)


cukup untuk perayaan Jumat Agung esok hari!

Tata Perayaan Kamis Putih berlangsung sebagai berikut :

Lagu Pembukaan -berdiri-

Tanda salib -berdiri-

Salam, Pengantar -berdiri-

Seruan tobat `-berlutut-

Madah Kemuliaan -berdiri-

Gloria / Madah Kemuliaan dinyanyikan secara meriah. Lonceng-lonceng


dan Gong yang ada, dibunyikan dengan gembira saat Kemuliaan
berlangsung. Setelah itu, tidak boleh ada bunyi apapun sampai Madah
Kemuliaan pada Malam Paskah dinyanyikan lagi. Organ, atau alat musik
lainnya dibunyikan hanya untuk menopang nyanyian saja.

Doa Pembukaan -berdiri-

20 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Bacaan I -duduk-

Mazmur Tanggapan -duduk-

Bacaan II -duduk-

Bait Pengantar Injil (Terpujilah Kristus Tuhan) -berdiri-

Homili -duduk-

Upacara Pembasuhan Kaki -duduk-

Sesudah Homili, terdapat Upacara Pembasuhan Kaki. Seperti biasanya,


para wakil Rasul yang telah dipilih akan maju didepan Altar. Sebelum itu,
para misdinar yang telah ditunjuk untuk bertugas, menyiapkan 12 kursi
untuk wakil Para Rasul. Kursi ditata dengan bentuk later L, sesuaikan
dengan lebar dan jarak dari masing-masing wakil Rasul.

Untuk pembasuhan, jangan lupa menyiapkan Baskom untuk air kaki, 1


liter air bersih untuk membasuh, 1 ember untuk menampung buangan air
kotor dari baskom air kaki, dan terakhir handuk, 1 untuk membilas kaki,
1 lagi untuk membersihkan air yang tercecer di lantai.
Setelah pembasuhan, para wakil Rasul akan berdiri, kemudian menunduk
di depan Altar, lalu kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.
Para misdinar yang bertugas, mengambil kembali kursi yang tadi
digunakan, dan dikembalikan ke tempat seperti semula. PERHATIAN:
Ketika menata dan mengembalikan kursi, JANGAN DIBANTING!
Karena akan mengganggu ke-khidmat-tan Misa. Letakkan dan
kembalikan secara perlahan saja dan tidak perlu terburu-buru.

Doa Umat -berdiri-

Persiapan Persembahan (Persembahan dari Belakang)

21 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Prefasi -berdiri-

Kudus -berdiri-

Doa Syukur Agung (Gong, diganti dengan Keprak) -berlutut-

Bapa Kami -berdiri-

Doa Damai -berdiri-

Salam Damai -berdiri-

Anak Domba Allah -berlutut-

Komuni

Doa Sesudah Komuni -berdiri-

Setelah Misa Kamis Putih, tidak ada berkat penutup karena ada Perarakan
Pemindahan Sakramen Mahakudus. Sakramen Mahakudus diarak dari Ruang
utama Kapel lt. 3, melewati ke lt. 2, setelah itu kembali ke Sakristi. Adapun
susunan Misdinar sebagai berikut;

1.) Misdinar Pembawa Salib diapit 2 Misdinar pembawa Lilin


dibelakangnya.
2.) Misdinar pembawa Keprak yang juga sebelum perarakan dimulai,
merangkap sebagai pembawa Velum.
3.) Misdinar Pembawa bubuk dupa (Skipio). Pembawa bubuk dupa
(Skipio) saat perarakan berlangsung, bertugas untuk memberitahu
jarak para Misdinar lainnya yang ada didepan, kepada Misdinar
pembawa Wiruk dibelakangnya.
4.) Misdinar Pembawa Wiruk, yang mendupai jalannya Sakramen
Mahakudus, berjalan mundur sambil mendupai Sakramen Mahakudus
selama perarakan berlangsung. Saat melewati tangga bisa berjalan

22 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
maju saja. Pastikan pembawa wiruk berjalan kurang lebih sekitar 1-2
Cm dari Sakramen Mahakudus.
5.) Kemudian disusul dengan petugas Lainnya. (Lektor, Assisten Imam,
Para wakil Rasul (Jika diperbolehkan Romo untuk ikut perarakan)).

2. Selama perarakan berlangsung, Keprak dibunyikan, namun diberi jarak


bunyi 1-5 detik (tidak dibunyikan terus-menerus).

3. Setelah itu, kembali ke Sakristi seperti biasa. JANGAN LUPA! Untuk


mencopot dan melucuti seluruh atribut Altar, setelah Misa selesai
(Atribut yang dimaksud; Kain Altar, Kain Kredens, Lilin, TPE, Bunga-
bunga, dan mematikan lampu warna-warni yang dibelakang Altar. Untuk
TPE, Lilin dan Salib, bisa dibawa ke Sakristi).

VI. Upacara Jumat Agung

Pada hari ini, waktu Kristus, Domba kurban kita dikurbankan, Gereja merenungkan
Sengsara Tuhan dan Mempelainnya dan menyembah Salib-Nya; dalam pada itu ia
merenungkan asal-usulnya dari luka sisi Kristus yang wafat pada salib dan berdoa
bagi keselamatan seluruh dunia.

Pada hari ini Gereja tidak merayakan Ekaristi sama sekali; komuni suci dibagikan
kepada kaum beriman hanya selama perayaan Sengsara dan Wafat Kristus, tetapi
mereka yang sakit yang tak dapat mengikuti perayaan ini, dapat menerimanya pada
setiap saat.

Jumat Agung di seluruh Gereja harus dijalani sebagai hari tobat, dan puasa serta
pantang diwajibkan.

Perayaan sakramen-sakramen pada hari ini juga dilarang kelas, kecuali sakramen
tobat dan orang sakit. Pemakaman diadakan tanpa nyanyian, organ, dan lonceng.

23 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Perayaan Sengsara dan Wafat Kristus diadakan siang menjelang pukul 15.00.
karena alasan pastoral dapat ditentukan waktu lain, yang memudahkan umat
berkumpul, misalnya langsung setelah siang atau petang, tetapi tidak sesudah jam
21.00.

Berikut ini susunan upacara Jumat Agung beserta keterangan kerjanya:

Perarakan Hening (Para Petugas dan Imam, masuk ke Gereja/Kapel, tanpa


Nyanyian dan Hening. Susunan masuk Misdinar, 1. Dua paling depan adalah
mereka yang bertugas untuk duduk didekat imam diatas panti imam (Altar). 2. 4
Misdinar yang lainnya duduk dibawah, didekat mimbar)

Imam (Romo) akan melakukan tiarap. Maka JANGAN LUPA! menyiapkan bantal
untuk tiarap. Ketika Romo tiarap, maka seluruh petugas berlutut!

Doa Pembukaan.

Bacaan I

Mazmur Tanggapan

Doa Renungan

Bacaan II

Doa Renungan

Bait Pengantar Injil (Terpujilah Kristus Tuhan)

Kisah Sengsara (Passio) Meriah (Saat Yesus Wafat, semua berlutut menghadap Salib)

Sebelum Passio, Misdinar dibawah mengambil mimbar yang telah disediakan untuk
membaca Passio, kemudian meletakkannya di depan Meja Altar.

Sesudah Passio Misdinar yang mengambil mimbar tadi, mengembalikan mimbar


tersebut pada tempatnya semula.

Homili

24 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Doa Umat Meriah

Saat Doa Umat Meriah, Para Misdinar maju didepan Altar seperti pada saat Anak
Domba Allah, bersiap untuk Upacara Penghormatan Salib.

Upacara Penghormatan Salib

Setelah Doa Umat Meriah selesai, Romo dan Para Misdinar pergi ke belakang
seperti waktu perarakan pulang, untuk memulai Upacara. JANGAN LUPA untuk
menyiapkan salib di belakang, yang diapit dua lilin bernyala.

Salib yang telah disiapkan dibawa oleh 1 Misdinar yang bertugas untuk
membawanya, 1 Misdinar lagi membawa Mic Wirless dan, atau Buku Romo. 2
Misdinar lagi membawa Kandelar mengapit salib. 1 Misdinar membawa baki salib
dan 1 Misdinar lagi membawa Kaki dudukan salib, lalu letakkan didepan Meja
Altar (dibawah).

Upacara Penghormatan Salib memiliki 3 pemberhentian dimulai dari belakang,


berjalan ke tengah, lalu terakhir berdiri didepan Altar.

Setelah itu, salib diletakkan di tempatnya, dan Upacara Penghormatan/Penciuman


Salib dimulai. Pertama oleh Romo, diikuti dua Misdinar yang sebelum melakukan
penghormatan/penciuman membungkuk didepan salib, kemudian dimulai dari
Misdinar yang paling kanan, kemudian kiri, dan seterusnya.

Upacara penghormatan Salib berlangsung seperti Komuni. 4 Misdinar, jika disuruh


oleh Romo untuk turun memberikan penghormatan Salib dibawah, segera
laksanakan! 1 Misdinar masing-masing membawa salib dengan kain lapnya untuk
membersihkan tempat dimana umat mencium bagian Salib tersebut.

Persiapan Upacara Komuni

Sementara upacara Penghormatan Salib berlangsung, 2 Misdinar yang bertugas di


Panti Imam, menyiapkan Altar untuk upacara Komuni. Bahan-bahan yang
disiapkan adalah; a) Kain Altar, b) Lilin lengkap beserta dengan kandelarnya, c)

25 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
TPE dan tempatnya (Buka TPE pada tali Bagian Bapa Kami!), d) Salib Altar, e)
Sibori Kosong 4 Buah, f) Kain Lap Assisten Imam dan Romo.

Setelah upacara Penghormatan Salib selesai, Salib besar yang utama diletakkan
didepan Meja Altar (diatas). Salib-salib yang lain diletakkan di meja Kredens.

Komuni

Setelah Komuni, Altar dibersihkan. Kain Altar, Lilin Altar, dan Salib besar
dibiarkan diAltar dengan Kandelar yang menyala. TPE diambil dan diletakkan
dibawah Meja Altar.

Doa Sesudah Komuni

Tidak ditutup dengan Tanda Salib, namun ditutup dengan Doa Berkat untuk umat.
Sesudah Komuni dan sesudah membersikan Altar, Misdinar turun dibawah Altar
seperti pada saat Berkat dalam Misa Besar.

Doa Berkat untuk Umat

Romo mencium Altar, dan semua petugas kembali seperti biasa dengan hening....

VII. Sabtu Suci (Malam Paskah)

Malam Paskah menurut tradisi kuno adalah “malam tirakatan(vigili) bagi


Tuhan”; tirakatan yang diadakan mengenang malam kudus Tuhan bangkit dan
karena itu dipandang sebagai “induk semua tirakatan”. Di malam ini Gereja
menantikan dalam doa Kebangkitan Tuhan dan merayakannya dengan sakramen
baptis, krisma, dan Ekaristi.

26 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Seluruh perayaan Malam Paskah dilaksanakan waktu malam: tak boleh
diadakan sebelum gelap atau berakhir setelah fajar Minggu. Peraturan ini harus
ditepati secara ketat. Penyelewengan dan kebiasaan yang terjadi di sana-sini,
yakni merayakan paskah pada waktu biasanya diadakan Misa Sabtu sore, tidak
dibenarkan (tidak sama). Alasan yang kadang-kadang diajukan untuk
memajukan waktu Perayaan Malam Paskah, misalnya kerawanan publik, tidak
diberlakukan di malam Kelahiran Tuhan atau bila menyangkut acara macam-
macam.

Sturktur Perayaan Malam Paskah adalah sebagai berikut:

1. Upacara Cahaya. Gereja yang fana (gelap gulita) karena dosa asal yang
telah dilakukan oleh Adam, beralih kepada Kehidupan Kekal (Terang
Lilin Paskah) yang diawali dari Sang Terang Sejati yakni Kristus sendiri.
Kristus telah mati dan membersihkan hutang dosa yang dimiliki oleh
manusia lama kita, dan memberikan manusia baru melalui Pembaptisan
(yang akan kita kita baharui juga setelah perayaan Sabda).

2. Liturgi Sabda. Gereja mengenangkan Masa mulai dari Kisah penciptaan,


saat pembebasan bangsa Israel dari perbudakan mesir oleh Allah, hingga
pembuangan di Babel sampai kepada Penebusan manusia oleh Kristus itu
sendiri.

3. Liturgi Baptis. Gereja dilahirkan dalam keadaan baru oleh karena


Kebangkitan Kristus. Maka di malam ini, seluruh umat tanpa kecuali
memperbaharui Janji Baptis mereka.

4. Liturgi Ekaristi. Memetik hasil buah dari Penebusan Kristus, agar Kristus
senantiasa tinggal dan menerangi Hidup kita.

27 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Berikut adalah susunan Upacara secara detail serta masing-masing deskjobnya:

1. Upacara Cahaya. Sebelum dimulai pastikan kalian menyiapkan Anglo,


yang diisi oleh arang dan Batu bara Wiruk agar dibakar. Arang dan Batu
bara harus dibakar hingga benar-benar menyala (Api halus harus keluar
dari arang!). Pastikan juga agar kalian membakarnya 20 Menit Sebelum
Misa dimulai. Bakar diluar!

2. Cek Lilin Paskah! Pastikan sumbunya menyala dengan baik sebelum


Upacara dimulai. Bila perlu bakar / sumet lebih dahulu, agar pada saat
Romo menyalakan tidak sampai kelamaan, dan pastikan juga bagian kaki
dari Lilin sudah di lubangi!

3. Siapkan segala sesuatunya untuk Upacara Cahaya yakni :


a) Meja kecil untuk Anglo dan barang-barang lainnya
b) Cagak Lilin Paskah, (Letakkan dibelakang dahulu)
c) Mic Wirrless
d) Senter
e) Wadah (Lepek kecil) untuk biji paku Lilin Paskah
f) Tiang Wiruk
g) Capit Arang dan Kipas Arang
h) Lilin Kecil untuk menyalakan Lilin Paskah
i) Pembakar Arang (Las-lasan Gas)

Tanda Salib

Salam Pembuka

Pengantar

Pemberkatan Api

Pemberkatan Lilin Paskah

28 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
KRISTUS DAHULU DAN SEKARANG, AWAL DAN AKHIR, ALFA DAN
OMEGA, MILIKNYALAH SEGALA MASA, DAN SEGALA ABAD,
KEPADANYALAH KEMULIAAN DAN KEKUASAAN, SEPANJANG

SEGALA MASA, AMIN.

Penacapan Biji Dupa

DEMI LUKA-LUKANYA YANG KUDUS, DAN MULIA, SEMOGA KITA


DILINDUNGI, DAN DIPELIHARA, OLEH KRISTUS TUHAN, AMIN.

Perarakan

I : Kristus Cahaya Dunia,

U : Syukur Kepada Allah

(perarakan berhenti 3 kali, yakni dibelakang, tengah, terakhir di depan Altar)


(saat perarakan, Misdinar wajib membantu menyebarkan api lilin)
Pujian Paskah

I : Bersoraklah, Para Malaikat disurga, Elukanlah Kristus Sang Raja diraja,


Pujilah kemenangan jaya, gemakanlah suara nafiri.....

U : Bersoraklah, Nyanyikan lagu Gembira, bagi Kristus, yang menebus kita,


bersyukurlah kepada Allah, kita bangkit bersama Kristus.....

29 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Dst.....

Liturgi Sabda

Bacaan Pertama (kisah Penciptaan)

Mazmur Tanggapan I

Doa renungan

Bacaan Kedua (pembebasan umat Israel dari mesir)

Nyanyian Tanggapan II (Karya Tuhan Hendak Kupuji)

Doa renungan

Bacaan Ketiga (Kasih setia Tuhan dan Penebusan umat-Nya)

Mazmur Tanggapan III

Doa renungan (Persiapan kemuliaan meriah)

Kemuliaan Meriah (nyalakan semua lilin dan lampu Altar, bunyikan semua lonceng
dan gong)

Doa Pembukaan

Bacaan Epistola (Surat Rasul)

Alleluia Meriah

Bacaan Injil

Homili

Liturgi Baptis (Tanyakan Romo ada atau tidak?!) (Jika tidak ada, langsung
pada pemberkatan air baptis)

Pemberkatan Air Suci

30 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Tanyakan Romo, posisi air suci (Aspergil) di Altar dan baskom air suci dibawah
lilin paskah, dan perlu garam kah untuk memberkati?!

Misdinar ikut bantu sebar lilin. Salah dua atau tiga dari kalian ada yang harus
turun ke Lt. 2, yang lain ikut bantu sebar diatas. Yang satu, bantu mendampingi
Romo. Jika Romo suruh semua menyebar lilin, maka sebarkan!

Pembaharuan Janji Baptis

I : Sanggupkah saudara – saudari menolak setan dalam bentuk takhayul,


perjudian, dan hiburan yang tidak sehat?

U : Ya, Kami sanggup

I : Sanggupkah saudara – saudari menolak segala tindakan dan kebiasaan yang


tidak adil atau tidak jujur, dan melanggar hak – hak asasi manusia?

U : Ya, kami sanggup

I : Sanggupkah saudara – saudari sebagai murid Kristus selalu memperbaharui


diri dan semakin dewasa dalam iman?

U : Ya, kami sanggup

I : Terima kasih atas kesanggupan saudara – saudari sekalian..........dst

I : Percayakah saudara – saudari akan Allah Bapa, Pencipta langit dan bumi?

U : Ya, kami percaya

I : Percayakah saudara – saudari akan Yesus Kristus, Putera Allah yang


Tunggal, Tuhan kita, yang dilahirkan oleh Perawan Maria, yang menderita
sengsara, wafat dan dimakamkan, yang bangkit dari alam maut dan duduk disisi
kanan Bapa?

U : Ya, kami percaya

31 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
I : Percayakah saudara – saudari akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang Kudus,
persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, dan kehidupan
kekal?

U : Ya, kami percaya

I : Allah yang Mahakuasa, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus telah melahirkan kita
dari air dan Roh Kudus dan telah menganugerahi kita pengampunan dosa.
Semoga dengan Rahmat-Nya, Ia menjaga kita sampai ke hidup yang kekal,
dalam Kristus Yesus Tuhan kita.

U : Amin

Pemercikan Air Suci

Doa Umat (dipindahkan sesudah doa setelah komuni)

Persembahan

Doa Persiapan Persembahan

Prefasi

Kudus

Doa Syukur Agung

Bapa Kami

Doa Damai

Salam Damai

Anak Domba Allah

Komuni

Doa Setelah Komuni

32 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Berkat Meriah Paskah

Lagu Penutup

Beberapa Hal penting yang perlu diperhatikan :

1. Pastikan Romo diajak breafing sebelum perayaan dimulai!


2. Pastikan para Petugas (Lektor, AI, Koor, Tatib,) juga diajak breafing
untuk meminimalisasi kesalahan pada perayaan!
3. Pastikan segala sesuatunya sudah dipersiapkan sesuai dengan arahan
Romo!

VIII. Minggu Paskah, 7 Masa Paskah, dan Hari Raya Pentakosta

Minggu Paskah harus dirayakan dengan meriah. Sebagai tobat dianjurkan hari
ini dengan pemercikan air suci, yang telah diberkati pada Malam Paskah;
sementara itu dinyanyikan antifon “Vidi Aquam” atau nyanyian lain dengan ciri
baptis. Dengan air berkat ini juga, tempat air pada pintu gereja diisi.

Lilin Paskah ditempatkan di sisi mimbar atau di sisi Altar (jika tempat
memungkinkan); lilin itu sekurang-kurangnya pada semua perayaan liturgi
besar dinyalakan, pada Misa selama Masa Paskah, ibadat pagi atau ibadat sore
sampai dengan Minggu Hari Raya Pentakosta. Setelah itu lilin paskah disimpan
dengan hormat disebelah bejana air baptis/air suci, dan pada perayaan baptis,
lilin baptis dinyalakan darinya. Pada misa arwah (jika digereja), lilin paskah
hendaknya ditempatkan pada samping peti sebagai tanda bahwa kematian orang
Kristiani adalah paskah pribadinya. Diluar masa paskah, lilin paskah tidak boleh
dinyalakan dan juga tidak tinggal di Altar.

33 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Perayaan Paskah dilanjutkan dalam masa Paskah. Ke 50 hari, dari Minggu
Paskah sampai dengan Minggu Pentakosta, dirayakan dengan gembira bagaikan
satu Hari Raya, bagaikan “Minggu Agung”.

Hari-hari Minggu masa ini dipandang sebagai Minggu-minggu Paskah dan juga
disebut demikian, dan diutamakan diatas semua hari raya Tuhan dan semua hari
raya. Bila hari raya jatuh pada hari Minggu ini, maka dipindahkan ke Sabtu
sebelumnya. Perayaan untuk menghormati Perawan Maria atau para Kudus,
yang jatuh pada pekan, tidak dapat diadakan pada Minggu-Minggu itu.

Hari ke – 50 ditutup dengan Minggu Pentakosta, hari perayaan kedatangan Roh


Kudus pada para Rasul, asal-usul Gereja dan awal perutusannya kepada
manusia segala bahasa, rakyat, dan bangsa. Dianjurkan untuk memperpanjang
Misa Petang sebelumnya menjadi tirakatan; tetapi tidak diarahkan kepada
baptis, seperti pada Malam Paskah, melainkan lebih kepada doa tak kunjung
henti, menurut teladan para Rasul dan murid, yang rukun bertekun dalam doa
bersama Bunda Maria, dan menantikan Roh Kudus.

Tata Perayaan Minggu Paskah adalah sebagai berikut :

Lagu Pembukaan

Tanda Salib

Pengantar

Seruan Tobat (jika ada pembaharuan janji baptis, dihilangkan)

Tuhan Kasihanilah

Kemuliaan Meriah

Doa Pembukaan

Bacaan I

34 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Mazmur Tanggapan

Bacaan II

Sekuensia / Madah Paskah Pagi

Bait Pengantar Injil

Bacaan Injil

Homili

Aku Percaya / Syahadat (Jika ada Pembaharuan janji baptis ditiadakan)

Pembaharuan Janji Baptis (Tanyakan ke Romo, ada atau tidaknya)

Doa Umat

Persiapan Persembahan (Persembahan dari Belakang)

Doa Persiapan Persembahan

Prefasi

Kudus

Doa Syukur Agung

Bapa Kami

Doa Damai

Salam Damai

Anak Domba Allah

Komuni

Doa Sesudah Komuni

Berkat Meriah Paskah

35 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a
Lagu Penutup

Demikianlah rangkaian persiapan upacara pekan suci dan Trihari Suci dari awal
hari Rabu Abu, Masa Prapaskah, Hingga Minggu Pentakosta. Semoga buku ini
bisa membantu kalian untuk meresapi, sekaligus bertugas dengan baik dan
sepenuh hati dalam melaksanakan upacara seputar Perayaan Paskah.

Semoga Tuhan Memberkati usaha dan pelayanan kalian.....!

36 | P e d o m a n L i t u r g i : P e r a y a a n P a s k a h d a n P e r s i a p a n n y a

Anda mungkin juga menyukai