Anda di halaman 1dari 12

Bahan Pendalaman Iman APP 2018

Orang Muda Katolik Keuskupan Surabaya


Minggu I

BAPTIS : MENJADI PERSEKUTUAN MURID KRISTUS

Sub-tema : Menjadi Murid Sejati


Sumber bahan :
Waktu : 90 menit

Tujuan :
1. OMK memahami “syarat-syarat” menjadi murid Kristus

Pemikiran dasar :
Di jaman digital ini, godaan untuk terus-menerus hanya memikirkan
masalah duniawi begitu besar. Kita yang sudah menerima rahmat
pembaptisan dan dipersatukan menjadi murid Kristus ini dihadapkan
pada aneka tantangan dan cobaan yang menjauhkan kita dari Kristus
dan melunturkan jatidiri kita sebagai murid Kristus.
OMK perlu merefleksikan kembali hakikat Sakramen Baptis yang
diterimanya dan mengolah kembali kesadaran tentang “syarat-
syarat” menjadi murid Kristus.

Langkah-langkah
I. Pembukaan
1. Lagu Pembukaan (bisa dipilih sendiri)
2. Doa Pembukaan (oleh pemandu)
3. Pengantar
i. Pemandu menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan
dari pendalaman iman ini
ii. Pemandu menjelaskan secara singkat tentang tema dan
sub-tema yang dibahas di Minggu I ini

II. Belajar dari Pengalaman


1. Sub-tema (dibacakan oleh pemandu)
Setelah dibaptis, jatidiri kita diperbarui menjadi murid-
murid Kristus. Tapi apakah benar kita adalah murid-murid
Kristus? Ataukah kita hanya orang Katolik biasa yang
sekedar menjalani ritual ibadah setiap Minggu?
Kita sering mendengar frasa “murid Kristus”, tapi apakah
kita pernah merenungkan apa sajakah syarat-syarat menjadi
murid Kristus?
Syarat-syarat menjadi murid Kristus :
1. Kasih yang sebulat-bulatnya kepada Yesus Kristus.
"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak
membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya,
saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan
nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku."
(Lukas 14:26)
2. Menyangkali diri sendiri. "Setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:24)
Menyangkali dirinya (denial of self) tidak sama dengan
penyangkalan diri (self-denial). Yang terakhir itu berarti
memantangi beberapa macam makanan tertentu dan
kesukaan atau harta milik. Menyangkali dirinya berarti
menaklukkan diri kepada Tuhan Yesus Kristus, sehingga
kita tidak memunyai hak dan kuasa lagi atas diri sendiri.
3. Memikul salib. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-
Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut
Aku." (Matius 16:24)
4. Penyerahan hidup sepenuhnya. Lalu Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:24)
5. Kasih kepada sesama. "Dengan demikian semua orang
akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu
jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13:35)
6. Berpegang teguh kepada perkataan Tuhan. Maka kata-
Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-
Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-
benar adalah murid-Ku." (Yohanes 8:31)
7. Meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Dia.
"Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang
tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak
dapat menjadi murid-Ku." (Lukas 14:33)
(Sumber : True Discipleship – Murid Sejati – William
MacDonald –
http://misi.sabda.org/syaratsyarat_bagi_seorang_murid_sej
ati)
2. Sharing pengalaman
- Pemandu mengajak peserta untuk berpendapat mengenai
setiap point syarat-syarat menjadi murid Kristus dalam sub-
tema di atas.
- Pemandu mengajak peserta untuk berbagi pengalaman
pribadinya sesuai dengan point-point dalam sub-tema

III. Belajar dari Kitab Suci


1. Belajar dari Matius 28 : 19 : “Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus”
2. Pendalaman teks Kitab Suci
- Pemandu mengajak peserta untuk mencari kata yang paling
bermakna dalam teks Kitab Suci yang baru dibacakan
- Pemandu mengajak peserta menjelaskan makna yang
terkandung dalam kata yang dipilih sebelumnya.

IV. Penegasan
Setelah mendengar dan mencatat pengalaman peserta tentang
rahmat pembaptisan dan syarat-syarat menjadi murid Kristus,
serta temuan-temuan penting dari peserta yang mendalami teks
Kitab Suci, pemandu membacakan point-point penting tersebut
sebagai kesimpulan bersama.
V. Doa umat spontan
P : Setelah mendengarkan Sabda Allah, dan memeriksa batin kita
dalam terang Sabda Allah, marilah kita memanjatkan doa-doa
permohonan kita. Diberi kesempatan berdoa spontan.

VI. Penutup
1. Bapa Kami
2. Doa penutup (oleh pemandu)
3. Berkat penutup
P: Marilah kita mohon berkat, agar kita semakin diteguhkan
dalam iman dan pertobatan di masa pra-Paskah ini.
P: Semoga Allah Bapa melindungi kita dalam perjuangan
hidup kita sehari hari
U: Amin
P: Semoga Allah Putra memberi keteguhan iman kepada kita
untuk senantiasa memperbaharui hidup dalam terang Sabda
Allah
U: Amin
P: Semoga Allah Roh Kudus menerangi perjalanan hidup kita
dengan Terang llahiNya
U: Amin
P: Semoga kita semua dilindungi, diteguhkan dan diterangi
oleh berkat Allah yang Mahakuasa: Bapa, Putra dan Roh
Kudus
U: Amin
P: Pendalaman iman APP Minggu I telah selesai. Kita diutus
4. Lagu penutup (jika ada)
Bahan Pendalaman Iman Advent 2017
Orang Muda Katolik Keuskupan Surabaya
Minggu II

RELASI DALAM PERSEKUTUAN

Sub-tema : Pentingnya berkomunitas


Sumber bahan : Kis. 2 : 42
Waktu : 90 menit

Tujuan :
1. OMK memahami pentingnya hidup berkomunitas bersama umat
beriman

Pemikiran dasar :
OMK hidup dalam dunia yang khas. Dunia yang berbeda dengan
kanak-kanak dan remaja, serta berbeda dengan dunia orangtua.
Dunia OMK sangat dinamis dan diwarnai dengan berbagai
ketidakpastian (uncertainly) hidup (pekerjaan, keluarga, kesehatan,
jodoh, dll) yang membutuhkan aneka jawaban dan kepastian yang
membekali perziarahan hidupnya
Dengan dunia yang bergerak cepat itu, OMK cenderung tercerabut
dari persekutuan iman terkecil yaitu keluarga dan Lingkungan.
Untuk itu OMK perlu diajak untuk menyadari pentingnya hidup
berkomunitas bersama umat beriman untuk mendewasakan
imannya.

Langkah-langkah
I. Pembukaan
a. Lagu Pembukaan (bisa dipilih sendiri)
b. Doa Pembukaan (oleh pemandu)
c. Pengantar
i. Pemandu menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan
dari pendalaman iman ini
ii. Pemandu menjelaskan secara singkat tentang tema dan
sub-tema yang dibahas di Minggu II ini

II. Belajar dari Pengalaman


a. Sub-tema (dibacakan oleh pemandu)
Umumnya, OMK yang aktif dalam kegiatan di luar rumah
(studi, bekerja, aktualisasi diri, dll) juga cenderung untuk
jauh dari persekutuan umat beriman dalam lingkup yang
terkecil yaitu keluarga dan Lingkungan.
Hal ini bisa disiasati selama OMK menyadari pentingnya
hidup berkomunitas dalam persekutuan bersama murid-
murid Kristus lainnya. Dengan hidup berkomunitas, OMK
dapat memenuhi kebutuhannya akan pengetahuan dan
penghayatan imannya.
Pentingnya berkomunitas bagi OMK mesti didasarkan
pula oleh paham teologis yang tepat mengenai Gereja.
Sampai dengan Konsili Vatikan II, banyak orang memahami
Gereja sebagai sebuah ‘fenomena sosial/keagamaan’ yakni
kelompok orang kristiani yang dipimpin oleh hirarki. Konsili
menegaskan bahwa paham seperti itu tidak cukup! Gereja
harus dimengerti bukan sebagai fenomena sosial, yang
kelihatan, yang jasmani belaka. Ia adalah komunitas iman,
harapan dan kasih dalam Kristus (bdk. Lumen Gentium, 8)
Gereja ada bukan karena prakarsa manusia melainkan atas
prakarsa Allah (bdk. Lumen Gentium 2,3,4).
Pembimbing OMK mesti menyadari bahwa komunitas-
komunitas OMK perlu berjejaring dan bergerak dalam
misteri ini. Perlu dibatinkan oleh pembimbing, bahwa OMK
ada karena panggilan Allah sendiri melalui Kristus dalam Roh
Kudus. Mereka tak sekedar berkumpul karena sama-sama
berminat akan hobi tertentu, namun pertama-tama karena
inisiatif Yesus yang memanggil mereka menjadi satu
kawanan. Jika hal ini dibuat, tentu keluhan bahwa OMK lari
ke komunitas lain tak akan terjadi, atau yang lari akan
kembali, karena merasakan kehangatan rohani dalam
misteri panggilan Kristus dalam gerejaNya. Seorang muda
yang menulis surat kedua di atas akan tertolong jika
memiliki dan dimiliki oleh sebuah komunitas OMK yang
hangat, yang berpusat pada misteri kehadiran Kristus.
(sumber : http://www.katolisitas.org/orang-muda-katolik-
omk-dan-penghayatan-imannya/)
b. Sharing pengalaman
1. Pemandu mengajak peserta untuk sharing pengalamannya
menjadi anggota komunitas umat beriman.
2. Pemandu mengajak peserta untuk hal-hal baik yang
didapatnya sebagai anggota komunitas umat beriman.

III. Belajar dari Kitab Suci


a. Belajar dari Kis 2 : 42 : “Mereka bertekun dalam pengajaran
rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu
berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.”
b. Pendalaman teks Kitab Suci
1. Pemandu mengajak peserta untuk mencari kata yang
paling bermakna dalam teks Kitab Suci yang baru
dibacakan
2. Pemandu mengajak peserta menjelaskan makna yang
terkandung dalam kata yang dipilih sebelumnya.

IV. Penegasan
Setelah mendengar dan mencatat pengalaman peserta tentang
pentingnya hidup berkomunitas, serta temuan-temuan penting
dari peserta yang mendalami teks Kitab Suci yang menjelaskan
tentang hidup dalam persekutuan, pemandu membacakan point-
point penting tersebut sebagai kesimpulan bersama.

V. Doa umat spontan


P : Setelah mendengarkan Sabda Allah, dan memeriksa batin kita
dalam terang Sabda Allah, marilah kita memanjatkan doa-doa
permohonan kita. Diberi kesempatan berdoa spontan.
VI. Penutup
a. Bapa Kami
b. Doa penutup (oleh pemandu)
c. Berkat penutup
P: Marilah kita mohon berkat, agar kita semakin diteguhkan
dalam iman dan pertobatan di masa pra-Paskah ini.
P: Semoga Allah Bapa melindungi kita dalam perjuangan
hidup kita sehari hari
U: Amin
P: Semoga Allah Putra memberi keteguhan iman kepada kita
untuk senantiasa memperbaharui hidup dalam terang Sabda
Allah
U: Amin
P: Semoga Allah Roh Kudus menerangi perjalanan hidup kita
dengan Terang llahiNya
U: Amin
P: Semoga kita semua dilindungi, diteguhkan dan diterangi
oleh berkat Allah yang Mahakuasa: Bapa, Putra dan Roh
Kudus
U: Amin
P: Pendalaman iman pra-Paskah Minggu II telah selesai. Kita
diutus
Lagu penutup (jika ada)
Bahan Pendalaman Iman APP 2018
Orang Muda Katolik Keuskupan Surabaya
Minggu III

PENGHAMBAT DALAM PERSEKUTUAN

Sub-tema : Relasi yang tulus, bukan egois.


Sumber bahan :
Waktu : 90 menit

Tujuan :
2. OMK memahami arti relasi yang tulus dalam persekutuan

Pemikiran dasar :
Melemahnya budaya “sedulur” dan berkembangnya budaya
individual saat ini menjadi tantangan perwujudan iman dalam
persekutuan Gereja. Menghadapi tantangan ini, Gereja Keuskupan
Surabaya menegaskan kembali jati dirinya sebagai persekutuan
murid-murid Kristus dalam relasi yang tulus.
OMK dan dunianya yang bergerak cepat dalam kungkungan gawai
(gadget) juga menghadapi tantangan seputar relasi dalam
persekutuan. Setelah kehidupan sosial OMK “dirampas” oleh gawai
dan sosial media, maka persekutuan iman haruslah menjadi sebuah
persekutuan yang tulus antarpribadi untuk saling bertatap muka,
berbicara dan saling menguatkan.

Langkah-langkah
1. Pembukaan
a. Lagu Pembukaan (bisa dipilih sendiri)
b. Doa Pembukaan (oleh pemandu)
c. Pengantar
i. Pemandu menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan
dari pendalaman iman ini
ii. Pemandu menjelaskan secara singkat tentang tema dan
sub-tema yang dibahas di Minggu III ini
2. Belajar dari Pengalaman
a. Sub-tema (dibacakan oleh pemandu)
Di jaman digital dan semaraknya gawai (gadget), OMK
menghadapi tantangan yang tidak ringan. Selain problem soal
berkurangnya intensitas perjumpaan dan kebersamaan
dengan peer group, OMK juga menghadapi tantangan soal
kualitas perjumpaan dalam persekutuan.
Salah satu yang cukup menonjol adalah relasi yang tidak
tulus dalam persekutuan. Kerap OMK mengalami
kebersamaan dalam komunitas, baik dalam kegiatan maupun
pertemuan, namun semangat yang muncul bukanlah
semangat persekutuan yang saling menguatkan antarpribadi
dan berorientasi pada “keberhasilan kita” melainkan
kepentingan pribadi yang lebih menonjol dan berorientasi
pada “keberhasilanku”. Relasi menjadi tidak tulus dan
diwarnai egoisme yang kental. Egoisme atau keinginan pribadi
untuk menonjolkan diri sendiri atau memaksakan kehendak
pribadi.
Belajar dari pengalaman murid-murid dalam gereja perdana
yang menyerahkan diri sepenuhnya bagi persekutuan, OMK
harus berlatih dan mengembangkan mental, “aku harus
semakin kecil dan Dia harus semakin besar” dengan berani
mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan
bersama.

b. Sharing pengalaman
1. Pemandu mengajak peserta untuk sharing pengalaman
mengenai egoisme sebagai penghambat dalam
persekutuan

3. Belajar dari Kitab Suci


a. Belajar dari Filipi 2 : 1 : “Jadi karena dalam Kristus ada nasihat,
ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra
dan belas kasihan”
b. Pendalaman teks Kitab Suci
1. Pemandu mengajak peserta untuk mencari kata yang
paling bermakna dalam teks Kitab Suci yang baru
dibacakan
2. Pemandu mengajak peserta menjelaskan makna yang
terkandung dalam kata yang dipilih sebelumnya.

4. Penegasan
Setelah mendengar dan mencatat pengalaman peserta
penghambat dalam persekutuan, serta temuan-temuan penting
dari peserta yang mendalami teks Kitab Suci yang menjelaskan
tentang relasi yang tulus dalam persekutuan, pemandu
membacakan point-point penting tersebut sebagai kesimpulan
bersama.

5. Doa umat spontan


P : Setelah mendengarkan Sabda Allah, dan memeriksa batin kita
dalam terang Sabda Allah, marilah kita memanjatkan doa-doa
permohonan kita. Diberi kesempatan berdoa spontan.

6. Penutup
a. Bapa Kami
b. Doa penutup (oleh pemandu)
c. Berkat penutup
P: Marilah kita mohon berkat, agar kita semakin diteguhkan
dalam iman dan pertobatan di masa pra-Paskah ini.
P: Semoga Allah Bapa melindungi kita dalam perjuangan
hidup kita sehari hari
U: Amin
P: Semoga Allah Putra memberi keteguhan iman kepada kita
untuk senantiasa memperbaharui hidup dalam terang Sabda
Allah
U: Amin
P: Semoga Allah Roh Kudus menerangi perjalanan hidup kita
dengan Terang llahiNya
U: Amin
P: Semoga kita semua dilindungi, diteguhkan dan diterangi
oleh berkat Allah yang Mahakuasa: Bapa, Putra dan Roh
Kudus
U: Amin
P: Pendalaman iman pra-Paskah Minggu III telah selesai. Kita
diutus
d. Lagu penutup (jika ada)

Anda mungkin juga menyukai