Anda di halaman 1dari 6

 

Home  OPINI

OPINI

Pembimas Katolik dorong guru Katolik tidak putus


asa dalam melayani
Oleh  1717  0
PEN@ K t lik

    

Oleh Konradus R Mangu*


Mulai tahun ajaran lalu, Christiana Sunarti, 42, tidak lagi tampil di depan kelas untuk mengajar agama
Katolik bagi sejumlah anak di sebuah sekolah dasar negeri di Tangerang. Dia berhenti mengajar karena
jumlah jam mengajar telah mencukupi. Akibatnya, pengajaran agama Katolik sejak tahun ajaran itu tidak
lagi diajarkan oleh guru mata pelajaran agama Katolik.

Christiana tidak sendirian. Masih ada guru agama Katolik  yang bekerja di wilayah Tangerang mengalami
nasib seupa. Kalau sebelumnya mereka mengajar di sejumlah sekolah negeri dan non-Katolik, kini mereka
harus berhenti karena kurang adanya dukungan kepala sekolah setempat, dan juga karena lembaga
tersebut menolak menerima guru Katolik, walaupun ada murid yang beragama Katolik. Yoseph Mbulu,
misalnya. Sejak tahun ajaran lalu, dia tidak lagi mengajar di sebuah SMP swasta di Tangerang.

Kendala umum yang dihadapi guru di Banten itu adalah cerita lama, bahkan sudah bertahun-tahun.
Pemerintah setempat sudah mengetahui kondisi ini, namun setelah mendapat laporan tidak juga ada
solusi yang tepat untuk masalah tersebut.

Persoalan ketiadaan guru Katolik di sejumlah sekolah non-Katolik pernah diutarakan dalam suatu
kesempatan Temu Tokoh Agama dengan Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, dan juga dalam suatu
pertemuan dengan anggota DPR Fraksi PDIP Provinsi Banten (Ananta Wahana, SH). Namun kondisi itu
belum  mengalami perubahan.

Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Bupati Tangerang pernah berjanji dalam sebuah forum dialog
untuk menyelesaikan persoalan itu, namun tantangan guru agama Katolik itu belum juga diselesaikan
hingga saat ini, sementara kewajiban semua murid Katolik untuk mendapatkan pengajaran agamanya,
selayaknya murid agama lain, tetap dinantikan.
Kecenderungan anak Katolik untuk tidak mendapatkan pengajaran agama Katolik dengan optimal
menambah persoalan hidup beragama di Banten. Di sana, masih ada umat Katolik yang masih merasa

sulit melakukan ibadah atau doa lingkungan atau wilayah. Di tempat tertentu, terasa juga kesulitan
membangun gedung gereja.

Kepala Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Katolik dari Kementerian Agama Banten, Stanislaus
Lewotobi, mengatakan kepada PEN@ Katolik di ruang kerjanya di Serang, Jumat 26 Juni 2015, bahwa dia
sudah mengetahui berbagai tantangan yang dihadapi para guru Katolik di Banten.

Selama ini dia mengakui sudah merancang sejumlah kegiatan yang melibatkan katekis paroki dengan
melakukan pembinaan, namun setelah melakukan pembinaan, tidak banyak perubahan yang terlihat di
tengah masyarakat. Ia mengakui adanya tantangan tetapi itu tidak boleh menyurutkan semangat dalam
melayani. “Saya mohon guru Katolik tidak boleh putus asa,” katanya.

Dia menyetir  pengalaman Yesus sebagai Tuhan yang ditolak dan ditentang oleh banyak pihak, tapi justru
Ia mengalami sukacita dalam mewartakan Kabar Gembira di tengah-tengah umat. “Teladanilah semangat
Yesus dalam melayani kendati banyak tantangan dihadapi dalam melakukan pelayanan tersebut,” katanya.

Banten adalah provinsi dengan mayoritas Muslim, tegasnya. Namun sebagai bagian dari warga negara,
umat Katolik tidak boleh merasa minoritas. “Yang paling penting adalah berkontribusi sekecil apa pun di
tengah masyarakat dalam membangun negeri ini,” ajaknya.

Sudah sejak tahun 2008, Stanislaus Lewotobi bertugas di Banten. Seharusnya dia sudah memasuki
purnatugas di awal Februari 2015 lalu. Namun, dia masih dipercaya untuk terus memimpin hingga pensiun
Februari 2017. “Saya bekerja dengan hati dalam melayani umat Katolik di Banten,” kata Stanislaus dalam
suatu kesempatan wawancara.***

* Konradus R Mangu adalah seorang guru di Tangerang

Keterangan foto: Stanislaus Lewotobi


    

Artikel sebelum Artikel berikut

Kamis, 9 Juli 2015 – Renungan Ziarah Batin 2015 Jumat, 10 Juli 2015

BERITA LAINNYA

Superioritas pengetahuan dan keputusan atas manusia


OPINI April 16, 2018

Malaikat, Ciptaan yang Tidak Kelihatan


OPINI April 13, 2018

Raja properti, yang berdevosi kepada Maria dan membagikan ribuan


rosario, telah...
OPINI March 27, 2018

Misi Katolik di antara suku Jawa: mengenal budaya terlebih dahulu,


sebelum...
OPINI March 4, 2018


Salju turun di Roma dan Vatikan: aturan dan manusia
OPINI February 26, 2018

Iman Katolik masuk Indonesia dengan susah payah


OPINI February 23, 2018

TIDAK ADA KOMENTAR

Tinggalkan Pesan

Nama:

Email:

Website:

Saran dan kritik:

Kirim

Notify me of follow-up comments by email.


Notify me of new posts by email.

TENTANG KAMI

pastoral and ecclesiastical news agency

Hubungi kami: info@penakatolik.com

FOLLOW US

 

Tentang Kami Kontak

© 2016 Yayasan Martinus De Porres

Anda mungkin juga menyukai