(RPP)
STANDAR KOMPETENSI
Memahami diri sebagai laki-laki atau perempuan yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan
keterbatasan agar dapat berelasi dengan sesama dan lingkungannya dengan meneladani Yesus
Kristus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan-Nya
KOMPETENSI DASAR
Menyadari bahwa pertumbuhan dan perkembangan dirinya tidak dapat lepas dari peran serta
keluarga dan sesame di sekitar nya, sehingga terpanggil untuk bekerja sama dan menghargai
sesama.
MATERI POKOK
Aku di tengah keluarga
INDIKATOR
1. Menjelaskan peran orangtua dalam perkembangan hidupnya
2. Menyebutkan berbagai tindakan yang dapat mereka lakukan untuk mengusahakan
keharmonisan dalam keluarga
3. Menyebutkan hal-hal yang dapat menghalangi terjadinya keharmonisan dalam keluarga
4. Menjelaskan nasihat Injil tentang relasi yang harmonis antara anak dengan orangtua.
MATERI PEMBELAJARAN
1. Keluarga membentuk kepribadian pada sang anak untuk memahami mana ha-hal yang
bisa diterima atau tidak diterima, dicintai atau tidak dicintai, dan mana yang patut dan
mana yang tidak dilakukan.
2. Orang tua kita memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk dan
mengembangkan kepribadian kita menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung
jawab. Orang tua juga berperan sangat penting dalam membimbing dan menyediakan
segala fasilitas bagi kita dalam menyiapkan hidup masa depan yang lebih baik. Orang
tua juga memperhatikan, agar melalui semua acara pendidikan anak-anak itu
berkembang menjadi manusia yang cerdas dan penuh inisiatif guna membangun
hidupnya sendiri di dunia modern.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menyadari apan peran keluarga dalam
perkembangan dirinya, sehingga mereka mampu menghargai serta turut berperan dalam
mengusahakan keharmonisan dalam keluarga masing-masing.
METODE PEMBELAJARAN
1. Tanya Jawab
2. Sharing pengalaman
3. presentasi
LANGKAH KEGIATAN
A. Pendahuluan ( 10 menit)
1. Deskripsi singkat/ pertanyaan apersepsi
Siapasaja yang mempengaruhi perkembangan hidup kita? Dari berbagai pihak yang
mempengaruhi perkembangan kita, siapakah yang pertama-tama berpengaruh dalam
perkembangan hidup kita? (Saling menghargai)
2. Relevansi
Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama seseorang tumbuh dan
berkembang. Semua anggota keluarga memiliki peran masing-masing dan dengan
melaksanakan peran itu, maka mereka satu sama lain saling mempengaruhi
perkembangan hidupnya.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu bahwa peserta didik dapat menyadari apan
peran keluarga dalam perkembangan dirinya, sehingga mereka mampu menghargai
serta turut berperan dalam mengusahakan keharmonisan dalam keluarga masing-
masing.
2. Elaborasi
a. Peserta didik membentuk kelompok
b. Dalam kelompok melakukan sharing pengalaman mengenai usaha yang mereka
lakukan untuk menjaga keharmonisan dalam keluarga. (menghargai pendapat
orang lain)
c. Setelah itu, masih di dalam kelompok, membaca Kitab Suci, Amsal 4:1-27 dan
Efesus 6:1-4 dan menemukan nasihat Injil tentang mengusahakan keharmonisan
dalam keluarga (religius)
d. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil sharing dan diskusinya
(kemandirian)
3. Konfirmasi
a. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan, guru memberikan tanggapan
dan catatan-catatan terhadap hasil presentasi mereka.
b. Bila ada kesalahan, guru memberikan arahan dan bimbingan serta
membetulkannya.
EVALUASI
Test Formatif
a. Teknik : Test Tertulis
b. Bentuk instrument : Test Uraian
Kunci Jawaban:
TINDAK LANJUT
Umpan Balik:
a. Bagi siswa yang memiliki umpan balik positif (KKM tercapai) diberikan pengayaan
b. Bagi siswa yang umpan balik negative, diberikan remedial
STANDAR KOMPETENSI
Memahami diri sebagai laki-laki atau perempuan yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan
keterbatasan agar dapat berelasi dengan sesama dan lingkungannya dengan meneladani Yesus
Kristus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan-Nya
KOMPETENSI DASAR
Menyadari bahwa pertumbuhan dan perkembangan dirinya tidak dapat lepas dari peran serta
keluarga dan sesame di sekitar nya, sehingga terpanggil untuk bekerja sama dan menghargai
sesama.
MATERI POKOK
Peran gereja dan masyarakat dalam hidupku
INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian Gereja
2. Menjelaskan peran Gereja bagi perkembangan dirinya
3. Menjelaskan bahwa manusia sebagai mahkluk sosial
4. Menjelaskan usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kehidupan yang aman,
damai dan tentram.
MATERI PEMBELAJARAN
1. Kata Gerejaberasal dari Bahasa Portugis, igreja. Kata itu sendiri sebenarnya
terjemahan dari bahasa Latin Eclessiayang bahasa Yunani Ekklesia.
Ekklesiameuapakan terjemahan dari bahasa Ibrani Qahal yang berarti pertemuan atau
himpunan. Gereja adalah kumpulan umat yang beriman kepada Yesus atau paguyuban
yang berimankan pada Yesus Kristus
2. Peran Gereja dalam kehidupan kita: a) dengan hidup bersama dalam lingkungan gereja
akan semakin memperkembangan kehidupan beriman kita yang pada akhirnya juga
dapat berdampak yang baik dan positif pula dalam kehidupan kita di tengah
masyarakat. b) Kita membutuhkan gereja guna memperkembangkan kahidupan pribadi
(dalam bidang rohani) maupun dalam kehidupan bersama, namun demikian, gereja juga
membutuhkan kita sebagai umatnya, sebagai bagian dari gereja itu sendiri, sehingga
segala kegiatan gereja akan dapat berjalan dengan baik dan lancar. c) Kebersamaan
yang kita bangun dalam kehidupan menggereja kita, memungkinkan bagi kita untuk
dapat berkembang bersama dengan saudara seiman, baik dalam perkembangan iman,
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menyadari akan peran mereka dalam gereja
dan tengah masyarakat, sehingga mampu mengusahakan tindakan yang dapat mewujudkan
kedamaian dimanapun mereka berada.
METODE PEMBELAJARAN
1. Tanya Jawab
2. Diskusi
LANGKAH KEGIATAN
A. Pendahuluan ( 10 menit)
1. Deskripsi singkat/ pertanyaan apersepsi
Kegiatan apa saja yang kalian lakukan di gereja? Apa manfaatnya? (kemandirian)
2. Relevansi
Sebagai bagian dari umat, kita pasti memiliki kesempatan dan kerinduan untuk
berkumpul dengan umat yang lain sebagai sebuah persekutuan. Inilah pentingnya
komunitas dalam Gereja dan juga masyarakat
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu bahwa peserta didik dapat menyadari akan
peran mereka dalam gereja dan tengah masyarakat, sehingga mampu mengusahakan
tindakan yang dapat mewujudkan kedamaian dimanapun mereka berada.
2. Elaborasi
a. Setiap kelompok diminta untuk menyampaikan/ mempresentasikan hasil diskusi
mereka (kemandirian)
b. Kelompok yang lain diperbolehkan untuk menanggapi presentasi dari kelompok.
3. Konfirmasi
a. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan, guru memberikan tanggapan
dan catatan-catatan terhadap hasil diskusi mereka.
b. Bila ada kesalahan, guru memberikan arahan dan bimbingan serta
membetulkannya.
EVALUASI
Test Formatif
a. Teknik : Test Tertulis
b. Bentuk instrument : Test Uraian
TINDAK LANJUT
Umpan Balik:
a. Bagi siswa yang memiliki umpan balik positif (KKM tercapai) diberikan pengayaan
b. Bagi siswa yang umpan balik negative, diberikan remedial
STANDAR KOMPETENSI
Memahami diri sebagai laki-laki atau perempuan yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan
keterbatasan agar dapat berelasi dengan sesama dan lingkungannya dengan meneladani Yesus
Kristus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan-Nya
KOMPETENSI DASAR
Memahami berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus sehingga dapat meneladani dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
MATERI POKOK
Yesus berbelaskasih
INDIKATOR
1. Menunjukkan tindakan Yesus yang penuh belas kasih
2. Menjelaskan alasan Yesus berbelas kasih
MATERI PEMBELAJARAN
1. Tindakan Yesus yang menunjukkan tindakan-Nya yang penuh belas kasih tampak
dalam peristiwa:
- mukjizat ketika membangkitkan seorang pemuda di kota Nain (lih. Luk 7: 11-17).
- menyelamatkan wanita yang tertangkap basah berzinah
- menyembuhkan orang sakit kusta
- menyembuhkan orang buta, dan sebagainya.
2. Yesus melakukan semua perbuatan kasih itu bukan demi mencari pengikut yang
banyak, bukan pula demi popularitas, namun semua itu dilakukan demi pembebasan
orang yang dikasihi-Nya, demi kebahagiaan orang yang dikasihi-Nya.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat memahami tentang sikap Yesus yang penuh
belas kasih sehingga mampu mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari
METODE PEMBELAJARAN
1. Tanya Jawab
2. Diskusi
3. Curah pendapat
LANGKAH KEGIATAN
A. Pendahuluan ( 10 menit)
1. Deskripsi singkat/ pertanyaan apersepsi
Pernahkan kamu memberikan bantuan kepada orang lain? kepada orang menderita?
(Kasih)
2. Relevansi
Kehidupan bersama umat manusia tidak dengan sendirinya menjadi kehidupan yang
penuh kemanusiaan. Kehidupan bersama tidak otomatis menjadi kehidupan yang
manusiawi. Kehidupan bersama yang semakin menghargai nilai-nilai kemanusiaan
seperti dikehendaki Tuhan harus selalu diperjuangkan.
2. Elaborasi
- Setiap kelompok diberi waktu untuk mempresentasikan hasil pendalaman Kitab
Suci mereka (kemandirian)
- Kelompok yang lain diperbolehkan untuk menanggapi
3. Konfirmasi
a. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan, guru memberikan tanggapan
dan catatan-catatan terhadap hasil diskusi mereka.
b. Bila ada kesalahan, guru memberikan arahan dan bimbingan serta
membetulkannya.
EVALUASI
Test Formatif
a. Teknik : Test Tertulis
b. Bentuk instrument : Test Uraian
Kunci Jawaban:
STANDAR KOMPETENSI
Memahami diri sebagai laki-laki atau perempuan yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan
keterbatasan agar dapat berelasi dengan sesama dan lingkungannya dengan meneladani Yesus
Kristus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan-Nya
KOMPETENSI DASAR
Memahami berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus sehingga dapat meneladani dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
MATERI POKOK
Yesus mengampuni
INDIKATOR
1. Menjelaskan tahap-tahap pemberian maaf
2. Menjelaskan faktor yang menyebabkan seseorang sulit meminta/ memberi maaf
3. Menjelaskan akibat dari Ketidakmampuan memaafkan atau mengampuni.
4. Menjelaskan ajaran Yesus tentang mengampuni.
MATERI PEMBELAJARAN
1. Tahap-tahap dalam pemberian maaf, yaitu:
a. Sakit hati
b. Membenci
c. Menyembuhkan
d. Berjalan bersama
2. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan orang sulit untuk memaafkan atau
juga orang sulit untuk meminta maaf atas kesalahannya, yaitu antara lain: a) Karena
keinginan untuk mempertahankan harga diri atau wibawa. b) Karena gengsi, c)
Karena sikap egois dan mau menang sendiri.
3. Ketidakmampuan memaafkan atau mengampuni dapat mengakibatkan: a)
Menumbuhkan rasa dendam, yang sesungguhnya dapat merugikan diri sendiri, b)
Orang yang bersalah pada akhirnya menanggung rasa bersalah secara
berkepanjangan, c) Tumbuhnya permusuhan dan kebencian. Selain daripada itu
ketidakberanian mengakui kesalahan dapat menjadikan hati nurani tumpul yang
mengakibatkan kesalahan apapun dianggap biasa, akhirnya lama kelamaan kesalahan
besarpun termasuk yang merugikan orang lain akan dianggap biasa pula.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat memahami tindakan Yesus yang maha
pengampun, sehingga mampu meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.
METODE PEMBELAJARAN
1. Tanya Jawab
2. Diskusi
3. Curah pendapat
LANGKAH KEGIATAN
A. Pendahuluan ( 10 menit)
1. Deskripsi singkat/ pertanyaan apersepsi
Siapa yang pernah meminta maaf? Bagaimana perasaan ketika dimaafkan?
Sebaliknya bagaimana perasaanmu ketika tidak dimaafkan? (Kemandirian)
2. Relevansi
Dalam kehidupan kiuta sehari-hari, tidak semua orang bila melakukan kesalahan
cepat-cepat untuk meminta maaf atas kesalahannya. Demikian pula tidak semua orang
yang mau dengan senang hati untuk memaafkan atau memberi pengampunan kepada
orang yang bersalah dan berusaha meminta maaf atau mohon pengampunan padanya,
apa lagi jika dirasa bahwa kesalahannya sungguh terlalu berat dan menyakitkan hati
3. Konfirmasi
a. Guru memberikan tanggapan dan catatan-catatan sehubungan dengan sharing dari
peserta didik
b. Bila ada jawaban yang salah, guru memberikan arahan dan bimbingan serta
membetulkannya.
EVALUASI
Test Formatif
a. Teknik : Test Tertulis
b. Bentuk instrument : Test Uraian
TINDAK LANJUT
Umpan Balik:
a. Bagi siswa yang memiliki umpan balik positif (KKM tercapai) diberikan pengayaan
b. Bagi siswa yang umpan balik negative, diberikan remedial
STANDAR KOMPETENSI
Memahami diri sebagai laki-laki atau perempuan yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan
keterbatasan agar dapat berelasi dengan sesama dan lingkungannya dengan meneladani Yesus
Kristus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan-Nya
KOMPETENSI DASAR
Memahami berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus sehingga dapat meneladani dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
MATERI POKOK
Yesus sang pendoa
INDIKATOR
1. Merumuskan pengertian doa
2. Menemukan keteladanan Yesus dalam hal berdoa
3. Mengemukakan pendapat tentang unsur-unsur doa yang baik
MATERI PEMBELAJARAN
1. Doa merupakan suatu sarana yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan
Tuhan. Dalam doa yang baik, terjadi suatu komunikasi yang timbal balik yaitu ketika
kita berdoa, Tuhan berkenan mendengarkan dan sebaliknya dalam doa ada saat
dimana kita harus membuka hati untuk mendengarkan sapaan Tuhan yang menggema
di dalam hati kita, melalui bacaan Kitab Suci atau melalui meditasi dan permenungan
pribadi
2. beberapa hal yang diteladankan Yesus kepada kita dalam hal berdoa antara lain:
a. Yesus memulai karya-Nya dengan berdoa, menjalin relasi dengan Bapa-Nya (Luk
11:1-13)
b. Yesus mengajarkan kepada kita untuk menyapa Allah sebagai Bapa kita (Mat
6:5-15)
c. Yesus mengajarkan pada kita untuk peduli dengan orang lain dalam doa-doa kita,
hal ini Ia tunjukkan dengan Ia berdoa bagi murid-murid-Nya. Karena kita juga
adalah murid-Nya maka Iapun berdoa bagi kita (Yoh 17:1-26)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat memahami ajaran Yesus tentang berdoa
sehingga mampu untuk melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
METODE PEMBELAJARAN
1. Tanya jawab
2. Refleksi
3. Penugasan
LANGKAH KEGIATAN
A. Pendahuluan ( 10 menit)
1. Deskripsi singkat/ pertanyaan apersepsi
Tanya jawab, dengan pertanyaan: Siapa yang rajin berdoa? Apasaja yang
diungkapkan dalan doa? Untuk apa kalian berdoa?. (kemandirian)
2. Relevansi
Doa merupakan suatu sarana yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan
Tuhan.Banyak hal dapat kita ungkapkan dalam doa kita kepada Tuhan. Dengan
berdoa, menjadikan kita semakin dekat dan erat dengan Tuhan.
2. Elaborasi
a. Peserta didik diminta untuk membentuk kelompok, dengan anggota antara 3
sampai 4 orang.
b. Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok :
- Membaca Kitab Suci Luk 11:1-13 (religius)
- Saling mencurahkan pendapatnya tentang beberapa pertanyaan berikut ini:
(menghargai pendapat orang lain)
Menurutmu, Doa apa yang diajarkan oleh Yesus?
Apasaja isi doa yang baik menurut doa yang diajarkan Yesus?
Hal apasaja yang diajarkan Yesus dalam hal berdoa?
Apakah dalam doa itu kita hanya meminta-minta saja?
c. Setelah selesai diskusi, masing-masing kelompok diminta untuk melaporkan hasil
diskusi mereka. (kemandirian)
3. Konfirmasi
a. Setelah diadakan pleno, guru memberikan tanggapan dan catatan-catatan
b. Bila ada jawaban yang salah, guru memberikan arahan dan bimbingan serta
membetulkannya.
EVALUASI
Test Formatif
a. Teknik : Test Tertulis
b. Bentuk instrument : Test Uraian
TINDAK LANJUT
Umpan Balik:
a. Bagi siswa yang memiliki umpan balik positif (KKM tercapai) diberikan pengayaan
b. Bagi siswa yang umpan balik negative, diberikan remedial
STANDAR KOMPETENSI
Memahami diri sebagai laki-laki atau perempuan yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan
keterbatasan agar dapat berelasi dengan sesama dan lingkungannya dengan meneladani Yesus
Kristus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan-Nya
KOMPETENSI DASAR
Memahami perjuangan Yesus untuk menegakkan nilai-nilai dasar hidup bersama sehingga
mampu menghayati dan menerapkan dalam hidup sehari-hari.
MATERI POKOK
Yesus mewartakan sabda bahagia
INDIKATOR
1. Menceritakan pengalaman merasakan kebahagiaan
2. Menjelaskan isi Delapan Sabda Bahagia yang disampaikan Yesus
3. Menjelaskan maksud Yesus menyampaikan Delapan Sabda Bahagia bagi para
muridNya.
MATERI PEMBELAJARAN
1. Semua orang, baik dewasa maupun anak-anak, pasti menginginkan hidup yang
bahagia. Kebahagiaan diartikan sebagai pemenuhan dari semua keinginan hati kita
2. Yesus menawarkan suatu konsep kebahagiaan yang sejati, dimana dalam kebahagiaan
yang ditawarkan Yesus tersebut merupakan kebahagiaan yang mencakup kehidupan
rohani dalam relasi dengan Allah dan relasi dengan sesama. Hal ini terungkap dalam
Sabda Bahagia yang disampaikan Yesus, yang mengandung dua aspek yaitu :
a. Aspek Iman (Mat 5: 3-6)
Pada bagian ini mengatakan bahwa yang berbahagia adalah orang yang
sepenuhnya menyandarkan hidup kepada Allah. Mereka itu adalah;
Orang miskin; bukan mereka miskin karena tidak memiliki harta benda,
melainkan karena tertindas oleh orang kaya dan kuat.
Orang yang berduka cita; mereka mengharapkan penghiburan yang datang
dari Allah (Yes 61: 1-3)
Orang yang murah hati; artinya orang yang gemar berbuat kasih kepada
sesamanya.
Orang yang suci hatinya: artinya orang yang sadarkan dirinya sebagai warga
Kerajaan Allah dan siap melakukan kehendak-Nya.
Orang yang membawa damai; orang yang menciptakan suasana damai dalam
masyarakat.
Orang yang dianiaya karena kebenaran; artinya orang yang berjuang demi
tegaknya kebenaran.
3. Melalui sabda bahagia ini Yesus bermaksud menyatakan tiga hal yaitu:
a. Menyiapkan para murid-Nya untuk menghadapi dunia yang orientasi
kehidupannya sangat berlainan dengan kehendak Allah.
b. Sabda bahagia mengandung nilai eskatologis (akhirat/ akhir zaman), sebagai
syarat masuk surga.
c. Sabda bahagia merupakan hukum baru yang mengatur relasi manusia dengan
Tuhan dan sesama yang didasarkan pada kasih.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat memahami ajaran Yesus tentang sabda
bahagia, sehingga mereka mampu untuk mengusahakannya dalam kehidupan sehari-hari.
METODE PEMBELAJARAN
1. Refleksi
2. Diskusi
3. Presentasi
4. Tanya jawab
LANGKAH KEGIATAN
A. Pendahuluan ( 10 menit)
2. Relevansi
Semua orang, baik dewasa maupun anak-anak, pasti menginginkan hidup yang
bahagia. Kebahagiaan diartikan sebagai pemenuhan dari semua keinginan hati kita.
semua orang ingin bahagia, umumnya orang tidak tahu secara persis kehidupan seperti
apa yang dapat menghantar kita ke sana. Akibatnya tiap-tiap orang mengejar hal yang
berbeda-beda untuk mencapai kebahagiaan itu. Ada sebagian orang yang mengatakan
bahwa: saya bahagia kalau punya banyak uang, bisa makan yang enak, atau punya
pasangan yang keren, atau kedudukan yang tinggi dan pendidikan yang tinggi,
kesehatan yang prima, dan penampilan yang OK dan sebagainya.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu bahwa dalam pelajaran kali akan
mempelajari tentang : pengalaman merasakan kebahagiaan, isi Delapan Sabda
Bahagia yang disampaikan Yesus, dan maksud Yesus menyampaikan Delapan Sabda
Bahagia bagi para muridNya.
2. Elaborasi
a. Peserta didik diminta untuk masuk dalam kelompok, dan mensharingkan hasil
refleksi tentang pengalaman mereka merasakan kebahagiaan. (kemandirian)
b. Setelah selesai sharing, didalam kelompok melakukan kegiatan:
Membaca Kitab Suci, Mat 5: 1-12 (religius)
Mendalami Kitab Suci, dengan bantuan pertanyaan:
- Apasaja maksud dari Delapan Sabda Bahagia yang ditawarkan Yesus?
- Manasakah dari Delapan Sabda Bahagia itu yang termasuk aspek iman dan
termasuk aspek sosial?
- Apa maksud Yesus menyampaikan Delapan Sabda Bahagia kepada para
muridNya?
c. Setelah selesai diskusi, setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusi mereka. (Kemandirian)
3. Konfirmasi
a. Guru memberikan tanggapan dan catatan-catatan sehubungan dengan hasil
diskusi.
b. Bila ada jawaban yang salah, guru memberikan arahan dan bimbingan serta
membetulkannya.
EVALUASI
Test Formatif
a. Teknik : Test Tertulis
b. Bentuk instrument : Test Uraian
TINDAK LANJUT
Umpan Balik:
a. Bagi siswa yang memiliki umpan balik positif (KKM tercapai) diberikan pengayaan
b. Bagi siswa yang umpan balik negative, diberikan remedial
STANDAR KOMPETENSI
Memahami diri sebagai laki-laki atau perempuan yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan
keterbatasan agar dapat berelasi dengan sesama dan lingkungannya dengan meneladani Yesus
Kristus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan-Nya
KOMPETENSI DASAR
Memahami perjuangan Yesus untuk menegakkan nilai-nilai dasar hidup bersama sehingga
mampu menghayati dan menerapkan dalam hidup sehari-hari.
MATERI POKOK
Kebebasan anak-anak Allah
INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian bebas dari dan bebas untuk.
2. Menjelaskan kebebasan sejati
3. Menjelaskan pandangan Gereja tentang kebebasan.
MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Kebebasan memiliki makna dua hal yaitu bebas dari dan bebas untuk.
Bebas dari adalah bebas dari segala sesuatu yang di anggap negative. Sedangkan
pengertian bebas untuk adalah bebas untuk melakukan segala sesuatu yang positive
2. Allah bermaksud memberi manusia kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri
supaya ia mencari Allah dan mengabdi kepada-Nya secara bebas sehingga mencapai
kesempurnaan yang penuh dan membahagiakan. Kebebasan yang sejati adalah
kebebasan yang berasal dari Allah. Kebebasan anak-anak Allah disebut kebebasan
yang sejati karena sesuai dengan kehendak Allah.
3. Pandangan gereja tentang kebebasan mengandung dua segi yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain, yaitu:
a. Manusia harus bebas dari hal-hal yang mengekang dan menghambat seseorang
untuk berkembang dan mengaktualitaskan dirinya
b. Manusia juga harus bebas untuk melakukan segala sesuatu yang baik dan benar
dalam upaya membawa dirinya menuju kesempurnaan
METODE PEMBELAJARAN
1. Tanya jawab
2. Refleksi
LANGKAH KEGIATAN
A. Pendahuluan ( 10 menit)
1. Deskripsi singkat/ pertanyaan apersepsi
Kapankah kalian merasa bebas? Apakah setiap kalian dapat memenuhi keinginan
kalian merasa bebas? Apakah kalian merasa bebas ketika tidak diawasi orangtua?
Apakah kalian meras bebas ketika tidak ada pelajaran di sekolah? (kecerdasan)
2. Relevansi
Manusia bertindak menurut pilihannya yang sadar dan bebas, artinya manusia
digerakkan dan didorong secara pribadi dari dalam dirinya sendiri bukan karna
paksaan dari luar. Allah bermaksud memberi manusia kebebasan untuk mengambil
keputusan sendiri supaya ia mencari Allah dan mengabdi kepada-Nya secara bebas
sehingga mencapai kesempurnaan yang penuh dan membahagiakan.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu bahwa peserta didik dapat memahami arti
kebebasan yang sejati, sehingga mereka mampu mengekspresikan kebebasan itu untuk
melakukan hal-hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
2. Elaborasi
a. Setelah selesai membaca buku teks, setiap anak diberi kesempatan untuk
menyampaikan pendapat mereka. (kemandirian)
b. Merenungkan Kitab Suci dari Surat Paulus kepada jemaat di Galatia 5: 1. 13-15.
Sehingga menemukan pengertian kebebasan yang sejati. (religius)
EVALUASI
Test Formatif
a. Teknik : Test Tertulis
b. Bentuk instrument : Test Uraian
Kunci Jawaban:
1. Pengertian Kebebasan memiliki makna dua hal yaitu bebas dari dan bebas untuk. Bebas
dari adalah bebas dari segala sesuatu yang di anggap negative. Sedangkan pengertian
bebas untuk adalah bebas untuk melakukan segala sesuatu yang positive
2. Pandangan gereja tentang kebebasan mengandung dua segi yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lain, yaitu:
a. Manusia harus bebas dari hal-hal yang mengekang dan menghambat seseorang
untuk berkembang dan mengaktualitaskan dirinya
b. Manusia juga harus bebas untuk melakukan segala sesuatu yang baik dan benar
dalam upaya membawa dirinya menuju kesempurnaan
3. Kebebasan yang sejati adalah kebebasan yang berasal dari Allah. Kebebasan anak-
anak Allah disebut kebebasan yang sejati karena sesuai dengan kehendak Allah.
TINDAK LANJUT
Umpan Balik:
a. Bagi siswa yang memiliki umpan balik positif (KKM tercapai) diberikan pengayaan
b. Bagi siswa yang umpan balik negative, diberikan remedial
STANDAR KOMPETENSI
Memahami diri sebagai laki-laki atau perempuan yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan
keterbatasan agar dapat berelasi dengan sesama dan lingkungannya dengan meneladani Yesus
Kristus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan-Nya
KOMPETENSI DASAR
Memahami perjuangan Yesus untuk menegakkan nilai-nilai dasar hidup bersama sehingga
mampu menghayati dan menerapkan dalam hidup sehari-hari.
MATERI POKOK
Yesus mewartakan cinta tanpa pengkotakan
INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian cinta tanpa pengkotakan
2. Menjelaskan alasan tidak bolehnya memberikan cita dengan pengkotakan
3. Menyebutkan akibat dari cinta dengan pengkotakan
4. Menemukan contoh tindakan Yesus yang mengasihi tanpa pengkotakan.
MATERI PEMBELAJARAN
1. Cinta tanpa pengkotakan adalah cinta yang tidak membeda-bedakan suku, ras, agama,
keyakinan , golongan, dan budaya
2. Kita tidak boleh berperilaku mengkotak-kotakan karena:
Manusia merupakan Citra Allah
Yesus mengajarkan mengasihi sesama tanpa pandang bulu
Semua manusia sama di mata Tuhan
Perilaku pengkotak-kotakan bisa menyebabkan perselisihan
3. Akibat perilaku pengkotak-kotakan:
Muncul rasa kebencian
Menyebabkan permusuhan
Merasa tidak nyaman
Tidak bebas berteman
Tidak bebas mengeluarkan pendapat
4. Contoh tindakan Yersus yang mengasihi tanpa pengkotakan:
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat meneladan sikap Yesus yang mengasihi
tanpa mengkotak-kotakkan, sehingga merekapun dapat mewujudkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
METODE PEMBELAJARAN
1. Tanya jawab
2. Studi pustaka
3. Presentasi
LANGKAH KEGIATAN
A. Pendahuluan ( 10 menit)
1. Deskripsi singkat/ pertanyaan apersepsi
Siapa diantara kalian yang berteman dengan semua anak? Tanpa membedakan?
Bagaimana rasanya berteman dengan tanpa membedakan?. (kecerdasan)
2. Relevansi
Betapa damainya hidup bersama tanpa sekat dan pengkotakan. Betapa bahagianya jika
sekalipun terdapat perbedaan warna kulit toh tetap mau bersahabat, mengulurkan dan
bergandengan tangan. Perbedaan warna kulit tidak menjadi penghalang hidup
bersama.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu bahwa peserta didik dapat meneladan sikap
Yesus yang mengasihi tanpa mengkotak-kotakkan, sehingga merekapun dapat
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari
2. Elaborasi
a. Setelah selesai berdialog berdua-dua, masing-masing diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil dialog mereka. (kemandirian)
3. Konfirmasi
a. Guru memberikan tanggapan dan catatan-catatan sehubungan dengan hasil
presentasi dialog
b. Bila ada jawaban yang salah, guru memberikan arahan dan bimbingan serta
membetulkannya.
EVALUASI
Test Formatif
a. Teknik : Test Tertulis
b. Bentuk instrument : Test Uraian
Kunci Jawaban:
1. Cinta tanpa pengkotakan adalah cinta yang tidak membeda-bedakan suku, ras, agama,
keyakinan , golongan, dan budaya
2. Kita tidak boleh berperilaku mengkotak-kotakan karena:
Manusia merupakan Citra Allah
Yesus mengajarkan mengasihi sesama tanpa pandang bulu
Semua manusia sama di mata Tuhan
Perilaku pengkotak-kotakan bisa menyebabkan perselisihan
3. Akibat perilaku pengkotak-kotakan:
Muncul rasa kebencian
Menyebabkan permusuhan
Merasa tidak nyaman
Tidak bebas berteman
Tidak bebas mengeluarkan pendapat
4. Contoh tindakan Yersus yang mengasihi tanpa pengkotakan:
Yesus Mengasihi Zakeus dengan mau singgah dirumahnya
Yesus menyelamatkan wanita yang kedapatan berzinah
TINDAK LANJUT
Umpan Balik:
a. Bagi siswa yang memiliki umpan balik positif (KKM tercapai) diberikan pengayaan
b. Bagi siswa yang umpan balik negative, diberikan remedial
STANDAR KOMPETENSI
Memahami diri sebagai laki-laki atau perempuan yang memiliki rupa-rupa kemampuan dan
keterbatasan agar dapat berelasi dengan sesama dan lingkungannya dengan meneladani Yesus
Kristus yang mewartakan Bapa dan Kerajaan-Nya
KOMPETENSI DASAR
Memahami perjuangan Yesus untuk menegakkan nilai-nilai dasar hidup bersama sehingga
mampu menghayati dan menerapkan dalam hidup sehari-hari.
MATERI POKOK
Yesus memperjuangkan kesetaraan martabat manusia
INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian kesederajatan
2. Menjelaskan alasan Yesus mengusahakan kesederajatan manusia.
3. Menunjukkan contoh tindakan Yesus yang menunjukkan bahwa Ia senantiasa
mengusahakan kesetaraan manusia
4. Menyebutkan contoh tindakan yang dapat dilakukan untuk mengusahakan kesetaraan
manusia.
MATERI PEMBELAJARAN
1. Kesederajatan adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan keragaman yang ada,
manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan
2. Yesus hadir ke dunia untuk memperjuangkan kesederajatan manusia yang terkoyak-
koyak pada zamannya untuk mewujudkan Kerajaan Allah. Menurut Yesus, dihadapan
Allah, semua manusia adalah citra-nya yang luhur dan bermartabat sama.
3. Contoh tindakan Yesus yang menunjukkan bahwa Ia senantiasa mengusahakan
kesetaraan manusia:
Yesus berkenan singgah di rumah Zakeus yang dianggap pendosa
Yesus menerima seorang perempuan nakal yang bertobat
Yesus memanggil Matius seorang pemungut cukai
4. Contoh tindakan yang dapat kita lakukan untuk mengusahakan kesetaraan martabat
manusia:
Berteman dengan siapa saja
Menolong dengan ikhlas
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat memahami tindakan Yesus yang
mengusahakan kesederajatan manusia sehingga mereka dapat melaksanakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
METODE PEMBELAJARAN
1. Tanya jawab
2. Dialog berdua-dua
3. Presentasi
LANGKAH KEGIATAN
A. Pendahuluan ( 10 menit)
1. Deskripsi singkat/ pertanyaan apersepsi
Sudahkah setiap orang diperlakukan sebagai pribadi yang bermartabat luhur?
Sudahkah setiap orang dihargai kemampuannya yang khas dan khusus?. (kepedulian)
2. Relevansi
Semua orang mempunyai jiwa yang berbudi dan diciptakan menurut gambar Allah,
dengan demikian mempunyai kodrat serta asal mula yang sama. Mereka semua
ditebus oleh Kristus, dan menghamba panggilan serta tujuan ilahi yang sama pula.
Maka harus semakin diakuilah kesamaan dasariah antara semua orang.
2. Elaborasi
a. Beberapa peserta didik diminta melaporkan hasil laporan browsing mereka.
(kemandirian)
3. Konfirmasi
a. Guru menanggapi hasil temuan dari para peserta didik
b. Bila ada jawaban yang salah, guru memberikan arahan dan bimbingan serta
membetulkannya.
EVALUASI
Test Formatif
a. Teknik : Test Tertulis
b. Bentuk instrument : Test Uraian
TINDAK LANJUT
Umpan Balik:
a. Bagi siswa yang memiliki umpan balik positif (KKM tercapai) diberikan pengayaan
b. Bagi siswa yang umpan balik negative, diberikan remedial