Kelas/Semester : X / GANJIL
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong-royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan
proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kajian Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti pada tingkat teknis,
spesifik, detail dan kompleks berkenaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai
bagian dari keluarga , sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional
dan internasional.
KI 4: Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat informasi dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan maslah sederhana sesuai dengan
lingkup kajian Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
KOMPETENSI DASAR
3.3. Memahami jati diri sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan
sederajat.
4.3. Menunjukkan jati diri sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi
dan sederajat
3.4. Memahami sikap saling menghargai sesama manusia yang diciptakan sebagai
Citra Allah yang bersaudara satu sama lain.
4.4. Bersikap saling menghargai sesama manusia yang diciptakan sebagai Citra Allah
yang bersaudara satu sama lain.
PERTEMUAN PERTAMA
Menganalisis data pribadi tentang kekuatan-kekuatan dan keterbatasan-
keterbatasan yang ada dalam diri sendiri.
Menjelaskan pengertian manusia sebagai pribadi yang unik.
Membuat doa syukur karena diciptakan sebagai pribadi yang unik.
Membuat gambar simbol diri dan mensharingkan di depan kelas.
PERTEMUAN KEDUA
PERTEMUAN KEEMPAT
Menganalisis sebab-sebab munculnya tindakan diskriminasi dan sikap fanatisme
dalam hidup manusia.
Merumuskan ajaran Gereja dalam buku-buku dokumen Gereja yang
mengajarkan tentang keluhuran martabat manusia sebagai citra Allah.
Merumuskan ajaran Kitab Suci ( Alkitab ) tentang keluhuran manusia sebagai
citra Allah.
Merumuskan keistimewaan manusia sebagai citra Allah dibandingkan dengan
ciptaan Allah lainnya.
Menuliskan refleksi tentang keluhuran manusia sebagai citra Allah.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Setelah melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu:
Memahami keberadaan dirinya dengan segala kemampuan dan
keterbatasannya.
Menjelaskan manusia sebagai pribadi yang unik.
Membuat doa syukur karena diciptakan sebagai pribadi yang unik.
Membuat gambar simbol diri dan mensharingkan di depan kelas.
Pertemuan Kedua
Setelah melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu:
Menyebutkan sikap-sikap dan upaya yang diperlukan dalam mengembangkan
bakat kemampuannya.
Menjelaskan tentang mengembangkan karunia Allah atau talenta.
Membuat doa syukur atas karunia Allah yang ia terima.
Pertemuan Ketiga
Menjelaskan sikap saling melengkapi antara laki-laki dan perempuan.
Mampu menjelaskan kesetaraan laki-laki dan perempuan.
Membuat doa syukur atas jati dirinya sebagai laki-laki dan perempuan.
Pertemuan Keempat
Menganalisa alasan munculnya tindakan diskriminasi dan sikap fanatisme dalam
hidup manusia.
Memahami keluhuran manusia sebagai citra Allah.
Menuliskan refleksi tentang keluhuran manusia sebagai citra Allah.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama : Aku Pribadi yang Unik
Pertemuan Kedua : Mengembangkan Karunia Allah
Pertemuan Ketiga : Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan
Pertemuan Keempat : Keluhuran Manusia sebagai Citra Allh
F. SUMBER BELAJAR
1. Pengalaman siswa dan guru.
2. Kitab Suci.
3. Komisi Kateketik KWI, Pendidikan Agama Katolik: Menjadi Murid Yesus, untuk
SMA/K Kelas X, Kanisius, Yogyakarta, 2010.
4. Konfrensi Wali Gereja Indonesia, Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 1995.
5. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Ende Flores, 1995.
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Teks Kej. 1: 26-31, dan Mazmur 139.
2. Teks puisi “Be The Best”, jadilah diri sendiri yang terbaik karya Douglas Mallock.
3. Kisah tentang “Irene Kharisma Sukandar”
4. Buku Siswa SMA/SMK, Kelas X, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
PERTEMUAN PERTAMA
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa.
2. Apersepsi: Guru bertanya: Bagaimana situasi dan kondisi peserta didik saat
ini.
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran tentang perlunya
mengenal dan memahami diri sebagai pribadi yang unik..
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati
a. Mengamati keunikan yang ada dalam diri sendiri dan orang lain berkaitan
dengan kekuatan dan keterbatasannya.
b. Menyimak gambar atau film, misalnya film Nick Vujicic.
2. Menanya
Menyampaikan pertanyaan tentang manusia sebagai pribadi yang unik, mis:
keunikan diriku, keunikan teman-temanku, kekuatan/kelebihanku,
kekuatan/kelebihan teman-temanku, keterbatasan teman-temanku.
3. Mengumpulkan data/mengeksplorasi
a. Mendata kekuatan-kekuatan dan keterbatasan-keterbatasan yang ada
dalam diri sendiri.
b. Mengumpulkan informasi ajaran Kitab Suci tentang manusia sebagai citra
Allah (misalnya dalam Kej 1: 26-31).
c. Mengumpulkan informasi dari buku-buku atau dokumen ajaran Gereja
tentang kekuatan dan keterbatasan manusia.
4. Mengasosiasi
a. Menganalisis data pribadi tentang kekuatan-kekuatan dan keterbatasan-
keterbatasan yang ada dalam diri sendiri.
b. Merumuskan ajaran Gereja tentang kekuatan dan keterbatasan manusia.
c. Merumuskan ajaran Kitab Suci tentang manusia sebagai citra Allah
(misalnya dalam Kej 1: 26-31) dikaitkan dengan keunikan pribadi yang
memiliki kekuatan dan keterbatasan.
5. Mengomunikasikan
a. Menuliskan refleksi tentang “Aku Pribadi yang Unik”.
b. Membuat gambar simbol diri dan mendiskusikan di depan kelas.
PERTEMUAN KEDUA
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa.
2. Apersepsi: Guru bertanya: Bagaimana situasi dan kondisi peserta didik saat
ini.
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran tentang pelunya
mengenal dan memahami karunia Allah.
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati
a. Mengamati pengalaman diri dalam mengembangkan karunia Allah atas
dirinya.
b. Membaca kisah hidup orang berbakat yang berjuang mengembangkan
kemampuannya sehingga menjadi orang sukses yang hasil karyanya
berguna bagi banyak orang.
c. Menyimak film kisah hidup orang-orang berbakat (misalnya Louis Braile,
Helen Keler,dll)
2. Menanya
a. Mengajukan pertanyaan tentang pengalaman orang menjadi sukses dan
berguna bagi hidup orang lain
b. Menyampaikan pertanyaan sehubungan dengan usaha mengembangkan
karunia Allah berupa talenta dalam diri manusia.
3. Mengumpulkan data/mengeksplorasi
a. Mendata pengalaman diri sendiri selama ini tentang upaya
mengembangkan karunia Allah berupa talenta atau kemampuan yang
dimiliki.
b. Mengumpulkan informasi dari buku-buku atau browshing internet
tentang kisah-kisah hidup orang sukses karena melalui perjuangan keras
mengembangkan bakatnya dengan belajar dan bekerja.
c. Studi pustaka ajaran Gereja Katolik tentang pengembangan karunia Allah
dalam diri manusia.
d. Mengumpulkan informasi ajaran Kitab Suci tentang mengembangkan
karunia Allah atau talenta (misalnya dalam Injil Matheus 25:14-30).
4. Mengasosiasi
a. Menganalisis pengalaman diri sendiri selama ini tentang upaya
mengembangkan karunia Allah berupa talenta atau kemampuan yang
dimiliki.
b. Merumuskan sikap-sikap yang sering muncul dalam menghadapi
kekuatan dan keterbatasan diri
c. Menganalisis informasi dari buku-buku atau browshing internet tentang
kisah-kisah hidup orang sukses karena melalui perjuangan keras
mengembangkan bakatnya dengan belajar dan bekerja.
d. Menyimpulkan ajaran Kitab Suci tentang cara mengembangkan karunia
Allah atau talenta, atau menghubungkan ajaran Yesus tentang talenta
dengan upaya pengembangan diri.
5. Mengomunikasikan
a. Menuliskan refleksi tentang upaya mengembangkan talenta,
b. Mengungkapkan doa syukur (tertulis) atas kelebihan, kekurangan dan
upaya untuk mengembangkannya dalam hidup sehari-hari.
PERTEMUAN KETIGA
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa.
2. Apersepsi: Guru bertanya: Bagaimana situasi dan kondisi peserta didik saat
ini.
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran tentang pelunya
mengenal dan memahami kesetaraan laki-laki dan perempuan.
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati
Melihat perbedaan laki-laki dan perempuan baik secara biologis maupun
secara psikologis.
2. Menanya
a. Mengajukan pertanyaan tentang perbedaan laki-laki dan perempuan
secara biologis dan psikologis
b. Mengajukan pertanyaan tentang kesetaraan atau kesederajatan laik-laki
dan perempuan dalam perspektif ajaran iman Katolik.
3. Mengumpulkan data/mengeksplorasi
a. Mengumpulkan informasi dari buku-buku biologi dan psikologi dan buku
dan buku pendidikan seksualitas tentang perbedaan laki-laki dan
perempuan dari segi biologis dan psikologis. Dapat juga dibrowshing dari
internet.
b. Mengumpulkan informasi dari buku-buku ajaran Gereja tentang sikap
saling melengkapi dalam relasi antara laki-laki dan perempuan.
c. Mencari informasi dari ajaran Kitab Suci tentang kesetaraan laki-laki dan
perempuan, (misalnya dalam Kej. 2: 18-23).
4. Mengasosiasi
a. Menganalisis informasi dari buku-buku biologi, psikologi, dan buku
pendidikan seksualitas tentang perbedaan laki-laki dan perempuan dari
segi biologis dan psikologis. Dapat juga dibrowshing dari internet.
b. Merumuskan ajaran Gereja tentang sifat saling melengkapi dalam relasi
antara laki-laki dan perempuan.
5. Mengomunikasikan
a. Menuliskan refleksi tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan.
b. Mengungkapkan syukur atas jati dirinya sebagai perempuan atau laki-
laki yang saling melengkapi dan sederajat dalam bentuk doa atau
puisi.
PERTEMUAN KEEMPAT
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa.
2. Apersepsi: Guru bertanya: Bagaimana situasi dan kondisi peserta didik saat
ini.
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran tentang perlunya
mengenal dan memahami keluhuran manusia sebagai citra Allah.
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati
a. Mengamati pengalaman hidup pribadi memperlakukan orang lain sebagai
sesama ciptaan Tuhan yang luhur dan bermartabat citra Allah.
b. Membaca kisah-kisah hidup tokoh pejuang kemanusiaan (misalnya Uskup
Romero, Mahatma Gandhi, Ibu Teresa, dll).
c. Melihat beberapa kasus tindakan diskriminasi dan sikap fanatisme dalam
hidup manusia yang merendahkan martabat manusia sebagai Citra Allah.
2. Menanya
a. Mengajukan pertanyaan sehubungan dengan perlakuan baik pada orang
lain sebagai sesama ciptaan Tuhan.
b. Mengajukan pertanyaan tentang apa yang diperjuangkan oleh tokoh
pejuang kemanusiaan.
c. Mengajukan pertanyaan tentang penyebab terjadinya tindakan
diskriminasi, fanatisme, yang merendahkan martabat sesama manusia.
3. Mengumpulkan data/mengeksplorasi
a. Mengumpulkan data pengalaman-pengalaman pribadi tentang sikap-sikap
dalam memperlakukan orang lain sebagai sesama yang memiliki
keluhuran sebagai citra Allah.
b. Mengumpulkan informasi dari buku-buku, majalah, film, atau browshing
internet tentang kisah hidup beberapa tokoh pejuang kemanusiaan.
c. Mencari informsi tentang ajaran Gereja dalam buku-buku dokumen
Gereja yang mengajarkan tentang keluhuran martabat manusia sebagai
citra Allah.
d. Mencari informasi dari ajaran Kitab Suci tentang keluhuran manusia
sebagai citra Allah.
4. Mengasosiasi
a. Menganalisis pengalaman-pengalaman pribadi tentang sikap-sikap dalam
memperlakukan orang lain sebagai sesama yang memiliki keluhuran
sebagai citra Allah.
b. Menganalisis informasi dari buku-buku, majalah, film, atau browshing
internet tentang kisah hidup beberapa tokoh pejuang kemanusiaan.
c. Menganalisis sebab-sebab munculnya tindakan diskriminasi dan sikap
fanatisme dalam hidup manusia.
d. Merumuskan ajaran Gereja dalam buku-buku dokumen Gereja yang
mengajarkan tentang keluhuran martabat manusia sebagai citra Allah.
e. Merumuskan ajaran Kitab Suci tentang keluhuran manusia sebagai citra
Allah. Atau merumuskan sikap-sikap manusia sebagai citra Allah terhadap
diri dan sesama dalam hidup.
5. Mengomunikasikan
a. Menuliskan refleksi tentang keluhuran manusia sebagai citra Allah.
b. Membuat aksi nyata bersama kunjungan ke panti asuhan dan
memberikan sumbangan kemanusiaan.
C. KEGIATAN PENUTUP (15 Menit)
1. Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran serta mendorong siswa
untuk selalu bersyukur atas kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki.
2. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan
lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik.
3. Peserta didik diberi kesempatan untuk hening merefleksikan seluruh proses
pembelajaran hari ini.
4. Guru mengajak peserta didik menutup pertemuan dengan doa.
I. PENILAIAN
1. Sikap
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-kisi :
1
2
3
4
Ketentuan penskoran:
Sangat baik : Skor 90 - 100
Baik : Skor 81 - 89
Cukup : Skor 61 - 80
Kurang : Skor 40 -60
2. Pengetahuan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Kisi-kisi :
3. KETRAMPILAN
a. Teknik : Membuat karya tulis
b. Bentuk Instrumen : Menyusun doa tertulis
c. Kisi-kisi :
Nilai:
21-40 : Kurang
41-60 : Cukup
61-80 : Baik
81-100 : Sangat baik
Mengetahui Tomohon, Agustus 2017
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Kelas/Semester : X / GANJIL
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutna.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong-royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan
proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kajian Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti pada tingkat teknis,
spesifik, detail dan kompleks berkenaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai
bagian dari keluarga , sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional
dan internasional.
KI 4: Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat informasi dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan maslah sederhana sesuai dengan
lingkup kajian Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
KOMPETENSI DASAR
3.5. Memahami sikap dan perilaku patuh terhadap suara hati dan dapat bertindak
secara benar dan tepat
4.5. Berperilaku patuh terhadap suara hati dan dapat bertindak secara benar dan
tepat
3.6. Memahami sikap kritis dan bertanggung jawab terhadap pengaruh mass media,
ideologi, dan gaya hidup yang berkembang
4.6. Bersikap kritis dan bertanggung jawab terhadap pengaruh mass media, ideologi,
dan gaya hidup yang berkembang
PERTEMUAN PERTAMA
Menjelaskan arti dan makna suara hati
Menceritakan pengalaman bertindak berdasarkan suara hati
Menjelaskan pandangan Gereja tentang suara hati (GS, art. 16)
Menyebutkan faktor-faktor penyebab tumpulnya suara hati
Merumuskan cara-cara membina suara hati
Menafsirkan pesan Kitab Suci (Gal. 5: 16-25) yang berhubungan dengan suara
hati
Menuliskan refleksi yang mengungkapkan niat untuk melakukan segala sesuatu
menurut suara hatinya
PERTEMUAN KEDUA
PERTEMUAN KETIGA
Menyebutkan macam-macam ideologi dan gaya hidup yang berkembang.
Menyebutkan aliran-aliran yang ada pada masa Yesus.
Menjelaskan ajaran Kitab Suci tentang sikap kritis Yesus terhadap aliran dan
tawaran keduniaan yang ada pada zaman-Nya.
Menuliskan refleksi tentang bersikap kritis sesuai ajaran dan teladan Yesus
terhadap gaya hidup konsumeristik , hedonistik, dan materialistik.
Membuat iklan berkaitan dengan sikap kritis terhadap ideologi dan gaya hidup
yang berkembang dewasa ini, mis, “No consumeristic, no hedonistic, and no
matterialistic”.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Setelah melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu:
Memahami makna suara hati dilihat dari berbagai segi.
Menjadikan suara hati sebagai hukum yang utama.
Membuat refleksi dan motto/stiker tentang penghayatannya berdasarkan suara
hati.
Pertemuan Kedua
Setelah melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu:
Menjelaskan dampak positif dan negatif media massa dalam kehidupan sehari-
hari.
Bersikap kritis terhadap media massa.
Membuat refleksi dan menuliskan motto hidupnya berkaitan dengan pengaruh
media massa.
Pertemuan Ketiga
Memahami berbagai gaya hidup dan aliran yang berkembang dalam masyarakat.
Memahami sikap kritis Yesus terhadap ideologi dan gaya hidup yang
berkembang pada zaman-Nya.
Membuat iklan berkaitan dengan sikap kritis terhadap ideologi dan gaya hidup
yang berkembang dewasa ini.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama : Suara Hati
Pertemuan Kedua : Bersikap Kritis dan Bertanggung Jawab Terhadap Pengaruh
Mass Media
Pertemuan Ketiga : Bersikap Kritis Terhadap Ideologi dan Gaya Hidup yang
Berkembang Dewasa Ini
E. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
Metode: Pengamatan, Cerita, Dialog, Diskusi, Informasi, Refleksi, Penugasan, Studi
Pustaka,Tanya jawab, Informasi.
Model: Discovery Learning
F. SUMBER BELAJAR
1. Pengalaman siswa dan guru.
2. Kitab Suci.
3. Komisi Kateketik KWI, Pendidikan Agama Katolik: Menjadi Murid Yesus, untuk
SMA/K Kelas X, Kanisius, Yogyakarta, 2010.
4. Konfrensi Wali Gereja Indonesia, Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 1995.
5. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Ende Flores, 1995.
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Teks Gal. 5: 16-25, Mrk. 2. 23-28, Luk. 4: 1-13, Mat. 13: 1-36.
2. Konsili Vatikan II tentang Gaudium et Spes art. 16
3. Konsili Vatikan II tentang Intermerifica Art. 9 dan 10
4. Teks cerita “Pergumulan Hati”
5. Artikel “Fenomena K-POP”
6. Buku Siswa SMA/SMK, Kelas X, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
PERTEMUAN PERTAMA
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa.
2. Apersepsi: Guru bertanya: Bagaimana situasi dan kondisi peserta didik saat
ini.
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran tentang suara hati.
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati
a. Mengamati pengalaman hidup sendiri tentang peranan suara hati dalam
hidup sehari-hari sebagai pelajar.
b. Mengamati sebuah karikatur tentang seorang anak SMA
yang sedang nyontek saat ulangan.
c. Membaca atau mendengar cerita sebuah kasus tabrak lari.
2. Menanya
Mengajukan pertanyaan sehubungan dengan suara hati (apa itu suara hati,
apakah saya sudah mengikuti petunjuk suara hati dalam diri saya, apa kata
hatiku saat menyontek, bagaimana perasaan hati menyikapi kasus tabrak
lari, bagaimana membina suara hati?)
3. Mengumpulkan data/mengeksplorasi
a. Mengumpulkan data pengalaman pribadi tentang bertindak berdasarkan
suara hati dalam hidup sehari-hari.
b. Mengumpulkan informasi dari buku-buku rohani Katolik tentang
pengertian suara hati, makna suara hati dilihat dari segi waktu kebenaran
dan kepastiannya, cara kerja dan fungsi suara hati.
c. Mengumpulkan informasi dari buku ajaran Gereja tentang suara hati
yaitu menyangkut peranan suara hati dalam upaya mencari dan
memperjuangkan kebenaran sejati. Faktor-faktor penyebab tumpulnya
suara hati, cara-cara membina suara hati (misalnya dalam GS, 16).
4. Mengasosiasi
a. Menyimpulkan pengalaman bertindak berdasarkan suara hati.
b. Menganalisis informasi dari buku-buku rohani Katolik tentang pengertian
suara hati, makna suara hati dilihat dari segi waktu kebenaran dan
kepastiannya, cara kerja dan fungsi suara hati.
c. Merumuskan ajaran Gereja tentang suara hati yaitu menyangkut peranan
suara hati dalam upaya mencari dan memperjuangkan kebenaran sejati.
Faktor-faktor penyebab tumpulnya suara hati, cara-cara membina suara
hati.
5. Mengomunikasikan
a. Menuliskan refleksi yang mengungkapkan niat untuk melakukan segala
sesuatu menuruti suara hatinya.
b. Membuat stiker yang berbunyi “Menyontek adalah Perbuatan Tercela
Menumpulkan Suara Hati”. Atau “Menyontek adalah jalan Menuju kursi
Koruptor”. Dll.
PERTEMUAN KEDUA
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa.
2. Apersepsi: Guru bertanya: Bagaimana situasi dan kondisi peserta didik saat
ini.
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran tentang bersikap kritis
dan bertanggung jawab terhadap pengaruh media massa
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati
a. Mengamati pengaruh iklan di media massa (cetak, elektronik).
b. Mengamati pengalaman pribadi menggunakan hand phone, atau alat
(gadget) lainnya untuk facebook atau twiter.
c. Membaca sebuah kasus penipuan yang menimpa seorang remaja putri
lewat jaringan sosial media Facebook atau twiter.
2. Menanya
a. Mengajukan pertanyaan sehubungan dengan sikap kritis terhadap
pengaruh media massa (misalnya pengertian media massa,pengaruh
iklan di media massa bagi masyarakat, kesan menggunakan alat
teknologi informasi, seperti HP, IPad untuk ber-facebook atau ber-twiter,
mengapa remaja putri itu bisa menjadi korban jejaringan sosial media,
facebook atau twitter, sikap yang harus kita mililki saat menggunakan
alat teknologi informasi, seperti HP, IPad, komputer untuk berkomunikasi
dengan orang di dunia maya)
3. Mengumpulkan data/mengeksplorasi
a. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber media massa (digital-
non digital), dan dari buku-buku tentang dampak positif dan negatif
dari alat teknologi informasi pada era digital saat ini.
b. Mengumpulkan informasi di internet atau sumber media lain tentang
orang-orang yang telah menjadi korban dari komunikas digital dunia
maya.
c. Mengumpulkan informasi tentang sikap-sikap yang seharusnya kita
miliki saat menggunakan alat teknologi informasi.
d. Mengumpulkan informasi ajaran Gereja tentang bersikap kritis dan
bertanggung jawab terhadap pengaruh media massa (misalnya dalam
dekrit Inter Mirifica, art. 9 dan 10).
4. Mengasosiasi
a. Menganalisis data informasi yang diperoleh dari berbagai sumber
media massa (digital-non digital), dan dari buku-buku tentang dampak
positif serta negatif dari penggunaan alat teknologi informasi pada
pada era digital saat ini.
b. Menganalisis informasi yang diperoleh dari internet atau sumber
media lain tentang orang-orang yang telah menjadi korban dari
komunikasi di media massa, khususnya media digital pada dunia
maya.
c. Menyimpulkan ajaran Gereja yang terdapat dalam dokumen Gereja
tentang sikap-sikap yang seharusnya kita miliki saat menggunakan alat
komunikasi sosial (Dekrit Inter Mirifica, art. 9 dan 10).
5. Mengomunikasikan
a. Menuliskan refleksi tentang bersikap kritis dan bertanggung jawab
serta bijak terhadap pengaruh media massa.
b. Menulis motto hidup berkaitan dengan pengaruh media massa pada
era digital saat ini, misalnya “No Signal, Life Go On”.
PERTEMUAN KETIGA
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa.
2. Apersepsi: Guru bertanya: Bagaimana situasi dan kondisi peserta didik saat
ini.
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran tentang bersikap kritis
terhadap ideologi dan gaya hidup yang berkembang dewasa ini
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati
a. Mengamati gaya hidup pribdi sesuai tren yang berkembang
b. Menyimak studi kasus terhadap anak muda yang mengikuti trend zaman,
misalnya gank motor.
2. Menanya
Mengajukan pertanyaan sehubungan dengan sikapkritis terhadap ideologi
dan gaya hidup yang berkembangdewasa ini (misalnya pengaruh ideologi dan
gaya hidup yang berkembang saat ini terhadap seseorang , ideologi dan gaya
hidup yang dimiliki anak-anak geng motor?
3. Mengumpulkan data/mengeksplorasi
a. Mengumpulkan informasi dari buku, koran, majalah atau internet
tentang fenomena kehidupan anak muda dewasa ini (gaya hidup
konsumeristik,hedonistik dan materilistik).
b. Mengumpulkan informasi ajaran Kitab Suci tentang sikap kritis Yesus
terhadap ideologi, dan gaya hidup yang berkembang pada zaman-Nya
(misalnya dalam Injil Mat eus 23: 1-36 dan 22: 23-33).
4. Mengasosiasi
a. Menganalis informasi yang diperoleh dari buku, koran, majalah atau
internet tentang fenomena kehidupan anak muda dewasa ini (gaya
hidup konsumeristik,hedonistik dan materilistik).
b. Merumuskan ajaran Kitab Suci tentang sikap kritis Yesus terhadap aliran-
aliran ideologi, dan gaya hidup yang berkembang pada zaman-Nya
(misalnya dalam Injil Ma- t eus 23: 1-36 dan 22: 23-33).
5. Mengomunikasikan
a. Menuliskan refleksi tentang bersikap kritis sesuai ajaran dan teladan
Yesus terhadap gaya hidup konsumeristik,hedonistik dan materilistik.
b. Membuat iklan berkaitan dengan sikap kritis terhadap ideologi dan gaya
hidup yang berkembang dewasa ini, misalnya “Tidak konsumeristik, tidak
hedonistik dan tidak materialistik”
I. PENILAIAN
A. Sikap
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-kisi :
(1-100) (100)
1
2
3
4
Ketentuan penskoran:
Sangat baik : Skor 90 - 100
Baik : Skor 81 - 89
Cukup : Skor 61 - 80
Kurang : Skor 40 -60
B. Pengetahuan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Kisi-kisi :
C. KETRAMPILAN
a. Teknik : Membuat karya tulis
b. Bentuk Instrumen : Membuat motto atau semboyan yang berisi ajakan
untuk bertindak sesuai hati nurani, untuk bersikap kritis terhadap media massa,
bersikap kritis terhadap ideologi, dan gaya hidup yang tidak membangun.
c. Kisi-kisi :
Nilai:
21-40 : Kurang
41-60 : Cukup
61-80 : Baik
81-100 : Sangat baik
Kelas/Semester : X / GANJIL
Materi Pokok : Kitab Suci dan Tradisi Sumber Iman akan Yesus Kristus
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutna.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong-royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan
proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kajian Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti pada tingkat teknis,
spesifik, detail dan kompleks berkenaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai
bagian dari keluarga , sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional
dan internasional.
KI 4: Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat informasi dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan maslah sederhana sesuai dengan
lingkup kajian Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
KOMPETENSI DASAR
PERTEMUAN PERTAMA
Menjelaskan pentingnya membaca Kitab Suci Perjanjian Lama
Menyebutkan garis besar kronologis tersusunnya Kitab Suci Perjanjian Lama
Menjelaskan makna istilah “Perjanjian” dalam Perjanjian Lama
Menyebutkan bagian-bagian Kitab Suci Perjanjian Lama
Merumuskan pesan Tuhan yang terdapat dalam salah satu perikope Kitab Suci
Perjanjian Lama
PERTEMUAN KEDUA
PERTEMUAN KETIGA
Menyebutkan macam-macam Tradisi yang ada dalam Gereja Katolik
Menjelaskan arti Tradisi dalam Gereja Katolik
Menjelaskan arti Injil Yohanes 21: 24-25 dalam kaitannya dengan Tradisi dalam
Gereja Katolik
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN PERTAMA
Setelah melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu:
Memahami pentingnya tradisi lisan sebagai sarana pewarisan nilai-nilai luhur
sebelum munculnya tradisi tulis
Memahami isi akitab Suci Perjanjian Lama, sejarah tersusunnya, dan kanonisasi
Perjanjian Lama
Memahami Kitab suci sebagai firman Allah dan pentingnya mendalami Kitab suci
Perjanjian Lama
PERTEMUAN KEDUA
Setelah melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu:
Memahami bahwa tradisi tulis sangat dipengaruhi oleh latar belakang sang penulis
Memahami makna kata Perjanjian Baru, sejarah tersusunnya, kitab-kitab yang ada
di dalamnya serta pentingnya mendalami Kitab Suci Perjanjian Baru
Menghayati Perjanjian Baru sebagai Firman Allah
PERTEMUAN KETIGA
Memahami pentingnya Tradisi sebagai cara melestarikan nilai-nilai atau ajaran
Memahami pengertian Tradisi dalam Gereja Katolik, bentuk-bentuk tradisi, dan
kedudukan tradisi sebagai sumber iman Gereja Katolik
Merumuskan cara-cara menghidupkan Tradisi Gereja
D. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama : Kitab Suci Perjanjian Lama
Pertemuan Kedua : Kitab suci Perjanjian Baru
Pertemuan Ketiga : Tradisi
F. SUMBER BELAJAR
1. Pengalaman siswa dan guru.
2. Kitab Suci.
3. Komisi Kateketik KWI, Pendidikan Agama Katolik: Menjadi Murid Yesus, untuk
SMA/K Kelas X, Kanisius, Yogyakarta, 2010.
4. Konfrensi Wali Gereja Indonesia, Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 1995.
5. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Ende Flores, 1995.
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Legenda Gunung Tangkuban Perahu
2. Teks Puisi “Untuk Sang Kekasih”
3. Kisah Upacara Syukuran Suku Dayak Meratus
4. Teks Kej. 1: 1-31; Mat. 14: 13-21;
5. Buku Siswa SMA/SMK, Kelas X, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
H. LANGKAH-LANGKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN PERTAMA
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa.
2. Apersepsi: Guru bertanya: Bagaimana situasi dan kondisi peserta didik saat ini.
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran tentang Kitab Suci
Perjanjian Lama
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati
a. Menyimak proses terbentuknya suatu keyakinan pada suatu suku dalam
sebuah cerita legenda tentang terjadinya manusia.
b. Menyimak cerita proses terbentuknya iman, keyakinan bangsa Israel dalam
Kitab Perjanjian Lama.
2. Menanya
Mengajukan pertanyaan sehubungan dengan Kitab Suci Perjanjian Lama ,
misalnya proses terjadinya keyakinan suku itu, proses terbentuknya iman
bangsa Israel dalam cerita Kitab Suci Perjanjian Lama, alasan disebut
Perjanjian Lama, perjanjian antara siapa dengan siapa, isi perjanjian , proses
terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama, susunan Kitab Suci Perjanjian Lama.
3. Mengumpulkan data/mengeksplorasi
a. Mengumpulkan informasi terbentuknya keyakinan beberapa suku di
Indonesia dari cerita-cerita legenda.
b. Mengumpulkan informasi dari ajaran Kitab Suci Perjanjian Lama tentang
terbentuknya iman bangsa Israel (misalnya dalam Kejadian 3:6-10)
c. Mengumpulkan informasi tentang proses terjadinya Kitab Suci Perjanjian
Lama yang berisi ajaran iman bangsa Israel.
4. Mengasosiasi
a. Menganalisis informasi terbentuknya keyakinan beberapa suku di
Indonesia dari cerita-cerita legenda.
b. Merumuskan ajaran Kitab Suci Perjanjian Lama tentang terbentuknya
iman bangsa Israel.
c. Mengelompokkan kitab-kitab Perjanjian Lama ke dalam empat kelompok
(Pentateukh, Sejarah, Puisi dan Nabi-nabi).
d. Mendata Kitab Suci yang ada tulisan Deuterokanonika dan menemukan
kitab-kitab yang termasuk ke dalam Deuterokanika.
e. Menyimpulkan proses terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama
5. Mengomunikasikan
a. Menuliskan refleksi tentang Kitab Suci Perjanjian Lama berdasarkan teks
Kitab Kejadian 3: 6 – 10
b. Membuat bagan penyusunan Kitab – kitab Perjanjian Lama
(Perpustakaan).
c. Merencanakan niat untuk membaca Kitab Suci Perjanjian Lama dengan
baik.
d. Menuliskan refleksi tentang Kitab Suci Perjanjian Lama berdasarkan teks
Kitab Kejadian 3: 6 – 10
e. Membuat bagan penyusunan Kitab – kitab Perjanjian Lama
(Perpustakaan).
f. Merencanakan niat untuk membaca Kitab Suci Perjanjian Lama dengan
baik.
PERTEMUAN KEDUA
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa.
2. Apersepsi: Guru bertanya: Bagaimana situasi dan kondisi peserta didik saat ini.
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran tentang Kitab Suci
Perjanjian Baru
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati
Menyimak cerita tentang Kitab Suci Perjanjian Baru
2. Menanya
Mengajukan pertanyaan sehubungan dengan Kitab Suci Perjanjian Baru
, misalnya : latar belakang disebut Perjanjian Baru, perjanjian antara
siapa dengan siapa, tokoh sentral dalam Perjanjian Baru, Kitab apa saja
yang termasuk dalam perjanjian Baru?.
3. Mengumpulkan data/mengeksplorasi
a. Mengumpulkan informasi tentang arti Kitab Suci Perjanjian Baru dari
buku-buku referensi tentang Kitab Suci.
b. Mengumpulkan informasi tentang proses terjadinya Kitab Suci Perjanjian
Baru dari buku-buku referensi tentang Kitab Suci Perjanjian Baru.
c. Mengelompokkan isi kitab suci Perjanjian Baru dari dari buku-buku
referensi tentang Kitab Suci Perjanjian Baru atau dari buku Kitab Suci
Perjanjian Baru itu sendiri.
4. Mengasosiasi
a. Merumuskan arti Kitab Suci Perjanjian Baru .
b. Menyimpulkan proses terjadinya Kitab Suci Perjanjian Baru
c. Mengelompokkan isi kitab suci Perjanjian Baru.
5. Mengomunikasikan
a. Menuliskan refleksi tentang Kitab Suci Perjanjian Baru
b. Membuat iklan tentang ajakan untuk membaca dan mendalami
kitab suci.
c. Membuat niat pribadi untuk membaca kitab suci setiap hari
mengikuti bacaan-bacaan yang tertera di kalender liturgi.
PERTEMUAN KETIGA
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa.
2. Apersepsi: Guru bertanya: Bagaimana situasi dan kondisi peserta didik saat ini.
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran tentang Tradisi dalam
Gereja Katolik
B. Kegiatan Inti
1. Mengamati
a. Mengamati tradisi-tradisi yang hidup dalam masyarakat.
b. Menyimak tradisi dalam Gereja Katolik
2. Menanya
b. Mengajukan pertanyaan tentang tradisi (misalnya : pengertian , manfaat)
c. Mengajukan pertanyaan tentang tradisi dalam Gereja Katolik
3. Mengumpulkan data/mengeksplorasi
a. Mengumpulkan informasi dari buku-buku, atau browshing internet
tentang pengertian tradisi pada umumnya di masyarakat.
b. Mengumpulkan informasi dari buku-buku ajaran Gereja Katolik atau
browshing internet dari situs resmi Gereja Katolik tentang pengertian
tradisi dalam Gereja Katolik.
6. Mengasosiasi
a. Merumuskan pengertian tradisi pada umumnya di masyarakat.
b. Merumuskan pengertian tradisi Gereja Katolik menurut ajaran Gereja
Katolik.
c. Menginventarisir contoh-contoh tradisi yang ada dalam masyarakat
d. Menentukan hubungan perbedaan antara isi syahadat singkat dan
syahadat panjang sebagai hasil tradisi dari Gereja Katolik
e. Menyimpulkan hasil kekayaan tradisi dalam Gereja Katolik.
5. Mengomunikasikan
a. Menuliskan refleksi tentang keluhuran tradisi dalam Gereja Katolik
b. Menghormati dan memelihara kekayaan tradisi dalam Gereja katolik
bersama umat Katolik yang lain.
I. PENILAIAN
1. Sikap
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-kisi :
(1-30) (100)
1
2
3
4
Ketentuan penskoran:
Sangat baik : Skor 90 - 100
Baik : Skor 81 - 89
Cukup : Skor 61 - 80
Kurang : Skor 40 -60
2. Pengetahuan
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Kisi-kisi :
3. KETRAMPILAN
a. Teknik : Membuat karya tulis
b. Bentuk Instrumen : Menyusun renungan
c. Kisi-kisi :
NO INDIKATOR PENILAIAN SCORE
TOTAL
1 Struktur renungan memuat: pembuka, isi, penutup 20
Nilai:
21-40 : Kurang
41-60 : Cukup
61-80 : Baik
81-100 : Sangat baik