Anda di halaman 1dari 12

Nama : Stansilia Palendeng

Misteri Pembunuhan Sadis Pria Halmahera Utara oleh Sahabat Karib

23 Agustus 2018, 21:02 WIB

Halmahera Utara - Hidup Heng Masnandifo (46), warga Desa Katana, Tobelo Timur, Halmahera
Utara, pada Minggu malam, 19 Agustus 2018, berakhir tragis. Ia dibunuh Edison Kapita (42),
pria yang selama ini dikenal sebagai sahabat karibnya. Apolo Makoro, adik ipar korban
menuturkan, Edison mendatangi rumah Heng pada Minggu malam, sekitar pukul 23.00 WIT.
Kepadanya, ia mengaku ingin menemui korban yang dijawab dengan informasi bahwa Heng
sedang tidur. Tanpa berbicara, pelaku pun langsung masuk ke kamar, lalu mengambil parang di
dalam rumah korban. Karena melihat pelaku mengambil parang, saya merasa takut dan langsung
lari dan memanjat jendela untuk mengamankan diri ; kata Apolo. Saat penganiayaan terjadi,
Adriana Masnandifo, kakak korban terbangun setelah mendengar suara benturan benda tumpul.
Karena penasaran, ia ke luar kamar untuk mengecek sumber suara. Setelah saya sampai di depan
pintu kamar, saya melihat secara langsung pelaku melakukan penganiayaan terhadap korban
menggunakan sebilah parang dengan cara pelaku mengayunkan parang secara berulang ke arah
tubuh korban ; katanya. Tubuh Adriana seketika kaku. Ia melihat sahabat karib adiknya
menganiaya Heng. Menyadari kehadiran saksi, Edison berusaha mengejar Adriana. Namun,
perempuan itu keburu lari keluar rumah untuk mengamankan diri sambil mencari pertolongan ke
tetangga sekitar. Warga yang mendengar teriakan minta tolong dari Adriana, sekejap langsung
berkumpul dan menghubungi KA SPKT Polres Halmahera Utara, Bripka Juljekson Manila.
Warga menghubungi anggota polisi itu sekitar pukul 23.00 WIT Polres mendapat laporan (via
telpon) dari salah satu warga Desa Katana, bahwa telah terjadi peristiwa penganiayaan di desa
mereka. Saat itu juga KA SPKT langsung melakukan koordinasi dengan Polsek Tobelo Selatan
untuk memastikan laporan kejadian kata Kasat Reskrim AKP Rusli Mangoda, Senin, 20 Agustus
2018. Rusli mengatakan dari laporan warga tersebut sekitar pukul 23.30 WIT, Kapolsek Tobelo
Selatan Iptu J Sariwating mendatangi Mako Polres Halmahera Utara guna untuk meminta
dukungan dari piket Sabhara dan piket fungsi lainnya untuk turun ke TKP. Selanjutnya pada
pukul 24.00 WIT, Kapolsek Tobelo Selatan bersama personel gabungan Resintel Polres setempat
di bawah komando KBO Reskrim IPDA Aktuin Moniharapon langsung menuju TKP.
Apa ? : Pembunuhan Oleh Seorang Sahabat Karib

Siapa ? : Edison Kapita kepada Heng Masnandifo

Kapan ? : 23 Agu 2018, 21:02 WIB

Dimana : Desa Katana, Tobelo Timur, Halmahera Utara,

Mengapa ? : Masih dalam Misteri

Bagaimana ? : Melakukan penganiayaan terhadap korban menggunakan sebilah parang dengan

cara pelaku mengayunkan parang secara berulang ke arah tubuh korban.

 Opini : Nilai kemanusiaan merupakan nilai yang sangat penting dalam setiap pribadi manusia.
Kenapa penting?, karena nilai kemanusiaan menyangkut dengan kehidupan manusia/ hak setiap
manusia untuk memperoleh kehidupan. Dengan adanya penghargaan terhadap nilai kemanusiaan
maka tentunya hak hidup untuk setiap orang pasti juga dihargai. Tetapi Jika hak hidup manusia
tidak lagi dihargai, pastinya nyawa atau hidup setiap orang itu terancam atau tidak dapat hidup
dengan tenang.
 Faktanya : di Halmahera Utara telah terjadi pembunuhan oleh seorang sahabat karib yakni
Edison Kapita kepada Heng Masnandifo
 Berdasarkan realitas yang terjadi maka Nilai yang diangkat adalah Nilai Kemanusiaan terlebih
Nilai Kehidupan (Hak untuk Hidup)
 Ajaran-ajaran :
1. Kitab Suci
Yesus mengajarkan kepada kita untuk menghargai hidup manusia dengan cara “Jangan
Membunuh”(Ulangan 5: 17). Karena hidup manusia itu adalah hal yang paling berharga dan
hidup itu diberikan langsung oleh Allah sendiri. Dan ingatlah dalam 1 Petrus 1:18.19 “Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari
nenek moyangmu itu bukan dengan barang barang yang fana, bukan pula dengan perak atau
emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak
domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Jadi, hidup manusia itu telah ditebus oleh darah
Yesus sendiri jadi kita sebagai manusia hendaklah saling menghargai akan kehidupan sesama
manusia.
2. Ajaran Gereja
Dalam Ajaran Sosial Gereja “Pacem In Terris” dikatakan bahwa setiap manusia berhak
untuk hidup. Ia berhak atas keutuhan badannya dan atas upaya-upaya yang diperlukan untuk
pengembangan hidup yang sewajarnya, khususnya makanan, pakaian, tempat berteduh,
perawatan kesehatan, istirahat dan akhirnya pelayanan-pelayanan sosial yang dibutuhkan.
Oleh karena itu ia berhak mendapat pemeliharaan kalau sedang sakit, menderita cacat akibat
pekerjaanya, menjadi janda, lanjut usia, terpaksa menganggur, atau bila tanpa kesalahannya
sendiri kehilangan nafkahnya.
Maka dari itu hendaknya kita sebagai anggota Gereja belajarlah dan lakukanlah seperti
yang diajarkan oleh Gereja seperti menghargai setiap Hak-hak manusia yakni hak untuk
hidup. Hendaknya kita menghindari kejadian seperti di Halmahera Utara di mana seorang
sahabat membunuh sahabatnya sendiri.

Unik dan tak terulang dalam individualitasnya, setiap pribadi adalah makhluk yang
terbuka untuk berelasi dengan orang-orang lain di dalam masyarakat. Hidup bersama di dalam
masyarakat, dalam jejaring relasi yang menghubungkan individu-individu, keluarga-keluarga
dan lembaga-lembaga perantara melalui perjumpaan, persekutuan dan pertukaran,menjamin
suatu mutu kehidupan yang lebih tinggi. Kesejahteraan umum yang dicari orang-orang dan
tergapai di dalam pembentukan kelompok-kelompok sosial adalah jaminan bagi kesejahteraan
pribadi, keluarga serta perkumpulan mereka. Inilah alasan-alasan tentang muncul dan
terbentuknya masyarakat, beserta aneka ragam strukturnya, yakni tatanan politik, ekonomi,
hukum dan budayanya. Kepada manusia “sebagaimana ia terlibat dalam jejaring hubungan
yang serba rumit dalam masyarakat modern,” Gereja menyampaikan ajaran sosialnya. Gereja,
pakar perihal kemanusiaan, mampu untuk memahami manusia dalam panggilan serta cita-
citanya, dalam keterbatasan serta kekhawatirannya, dalam hak-hak serta kewajiban-
kewajibannya, dan untuk mengujarkan sebuah firman kehidupan yang bergema di dalam
lingkup historis dan sosial keberadaan manusia1.

1
Kompendium Ajaran Sosial Gereja No. 61
Sebuah masyarakat yang adil dapat menjadi suatu kenyataan hanya apabila ia didasarkan
pada penghormatan terhadap martabat transenden pribadi manusia. Pribadi mewakili tujuan
akhir masyarakat, olehnya masyarakat diarahkan kepada pribadi: “Jadi, tatanan masyarakat
serta kemajuannya harus tiada hentinya menunjang kesejahteraan pribadi manusia, sebab
penataan hal-hal harus dibawahkan pada tingkatan pribadi-pribadi, dan jangan sebaliknya.”
Penghormatan terhadap martabat manusia dalam cara apa pun tidak dapat dipisahkan dari
ketaatan terhadap prinsip ini. Niscayalah untuk “memandang sesamanya, tak seorang pun
terkecualikan, sebagai dirinya yang lain, terutama mengindahkan perihidup mereka beserta
upayaupaya yang mereka butuhkan untuk hidup secara layak”. Setiap program politik,
ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan dan budaya mesti diilhami oleh kesadaran akan
keunggulan setiap makhluk insani atas masyarakat2.
Kebenaran menyangkut yang baik dan yang jahat dikenal secara praktis dan konkret oleh
penilaian hati nurani, yang bermuara pada penerimaan tanggung jawab atas kebaikan yang
ditunaikan dan kejahatan yang dilakukan. “Demikianlah, dalam penilaian praktis dari hati
nurani, yang memberi kewajiban pada pribadi manusia untuk melakukan suatu perbuatan
tertentu, hubungan antara kebebasan dan kebenaran menjadi jelas. Justru karena alasan inilah
maka hati nurani mengungkapkan diri dalam tindakan-tindakan ‘penilaian’ yang
mencerminkan kebenaran mengenai yang baik, dan bukan ‘keputusan-keputusan’ yang dibuat
dengan cara sekehendaknya sendiri. Kematangan dan tanggung jawab mengenai penilaian-
penilaian ini – dan setelah dipikirkan matang-matang mengenai individu yang menjadi
pelakunya janganlah diukur dengan membebaskan hati nurani dari kebenaran objektif, untuk
mendukung apa yang disangka sebagai otonomi dalam keputusan-keputusan pribadi, tetapi
sebaliknya haruslah didasarkan pencarian kebenaran yang terus-menerus dan dengan
membiarkan diri dibimbing oleh kebenaran dalam tindakan-tindakan seseorang3

 Tema Katekese yang diangkat yakni :


“Pesahabatan Sejati”

2
Kompendium Ajaran Sosial Gereja No. 132
3
Kompendium Ajaran Sosial Gereja No. 139
Katekese Umat

Tema : Persahabatan Sejati


A. Sasaran : Orang Muda Katolik (OMK)
B. Tujuan : 1. Agar OMK Mengetahui Arti dari Persahabatan Sejati dan Arti Sahabat Sejati
2. Agar OMK Mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Persahabatan
3. Agar OMK Mengetahui Penyebab Berakhirnya Persahabatan
4. Agar OMK Mampu Membuat Rencana Tindak Lanjut Demi menjaga Keutuhan
Persahabatan

C. Metode : 1. Sharing

2. Penjelasan

D. Gagasan Pokok/ Pemikiran Dasar

Dalam realitas yang ditemukan sekarang ini banyak sekali orang-orang muda yang
memiliki sahabat. Dan menjadikan sahabat satu-satunya orang yang sangat dipercayai dan sangat
mengetahui tentang rahasia yang dimiliki dari sahabat lainnya. Hal terebut banyak kita temukan
dalam OMK (Orang Muda Katolik) sekarang ini. Banyak orang muda yang sangat mempercayai
sahabat karibnya. Tak mengapa hal itu terjadi tetapi untuk mempercayai seorang sahabat kita
harus mengenal terlebih dahulu latar belakangnya. Karena dalam persahabatan tidak semuanya
akan terjalin dengan baik. Adakala persahabatan kita hancur karena kita belum terlalu mengenal
dengan benar satu dengan yang lain sehingga di dalamnya terjadi rasa iri hati, cemburu bahkan
timbul rasa untuk saling meniadakan. Hal itu dapat kita lihat dalam cerita diatas bagaimana
seorang sahabat membunuh sahabat karibnya sendiri.

Oleh karena itu, hendaknya kita menjaga dan memelihara persahabatan kita dengan siapa
saja tanpa ada rasa ingin menghianati, rasa cemburu, iri hati terlebih rasa ingin meniadakan satu
dengan yang lain. Karena jika kita memelihara persahabatan sejati dengan manusia maka kita
belajar untuk memelihara persahabatan sejati dengan Yesus Kristus.

E. Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Pembuka

 Lagu Pembuka
Hari Ini Kurasa Bahagia
Hari ini kurasa bahagia
Berkumpul bersama dalam satu iman
Tuhan Yesus t’lah satukan kita
Tanpa memandang diantara kita
Bergandengan tangan dalam kasih
Dalam satu hati berjalan dalam
Terang kasih Tuhan
Kau sahabatku dan kau saudaraku
Tiada yang dapat memisahkan kita
O,o,o,o
Kau sahabatku dan kau saudaraku
Tiada yang dapat memisahkan kita.

 Tanda Salib
Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
 Doa Pembuka
Allah Bapa yang Maha Cinta, Engkaulah Sang pemberi cinta dan sahabat bagi kami. Puji
dan syukur kami haturkan kehadiratMu yang suci dan kudus karena berkat dan anugerahMu
sehingga pada kesempatan ini Engkau boleh mengumpulkan kami ditempat ini dengan segala
baik. Ya Bapa, pada kesempatan ini kami akan mengadakan katekese tentang pentingnya seorang
sahabat. Kiranya apa yang kami dapatkan melalui katekese ini, boleh kami tanamkan dalam hati
dan pikiran kami guna kami praktekan dalam kehidupan kami sehari-hari. Berkatilah kami
semua yang hadir ditempat ini baik sebagai narasumber maupun sebagai peserta katekese. Inilah
doa kami yang kami sampaikan kepadaMu dengan pengantaraan PutraMu Yesus Kristus yang
hidup dan berkuasa Allah sepanjang segala masa. Amin.

2. Kata Pengantar
Para orang muda yang terkasih, pada kesempatan ini kita akan melihat tentang materi
persahabatan sejati. Mengapa kami mengambil tema ini?, karena kita ketahui bersama bahwa di
dunia zaman now ini, persahabatan merupakan suatu hal yang tidak asing ditelinga kita terlebih
sebagai orang muda katolik. Banyak persahabatan yang berlangsung dengan baik tapi adapula
persahabatan yang berakhir dengan kematian. Di mana salah satunya meninggal karena adanya
berbagai faktor yang menyebabkan salah satu dari mereka harus membunuh yang satunya hingga
menyebabkan kematian.

3. Menggali Pengalaman Hidup

1. Diberikan kesempatan selama 5 menit untuk merenung dan mengingat-ingat akan


pengalaman persahabatan selama ini.
2. Mengajukan beberapa pertanyaan
a. Pernakah kalian mengalami pertengkarann dalam persahabatan?
b. Pernakah kalian bersikap kasar terhadap sahabatmu sendiri?
c. Pernakah kalian berpikir untuk menyakiti hati sahabatmu?
d. Pernakah kamu merasa cemburu atau iri hati terhadap sahabatmu?
3. Diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
4. Menggali Ajaran Gereja
Ajaran sosial Gereja menegaskan: ”Karena semua manusia mempunyai jiwa berbudi dan
diciptakan menurut citra Allah, karena mempunyai kodrat dan asal yang sama, serta karena
penebusan Kristus mempunyai panggilan dan tujuan ilahi yang sama, maka kesamaan asasi antar
manusia harus senantiasa diakui” (GS 29).
Dari ajaran diatas tampak pandangan Gereja tentang hak asasi, yakni hak yang melekat
pada diri manusia sebagai insan ciptaan Allah. Hak ini tidak diberikan kepada seseorang karena
kedudukan, pangkat atau situasi; hak ini dimiliki setiap orang sejak lahir, karena dia seorang
manusia. Hak ini bersifat asasi bagi manusia, karena kalau hak ini diambil, ia tidak dapat hidup
sebagai manusia lagi. Oleh karena itu, hak asasi manusia merupakan tolak ukur dan pedoman
yang tidak dapat diganggu gugat dan harus ditempatkan diatas segala aturan hukum.
Dalam Ajaran Sosial Gereja “Pacem In Terris” dikatakan bahwa setiap manusia berhak untuk
hidup. Ia berhak atas keutuhan badannya dan atas upaya-upaya yang diperlukan untuk
pengembangan hidup yang sewajarnya, khususnya makanan, pakaian, tempat berteduh,
perawatan kesehatan, istirahat dan akhirnya pelayanan-pelayanan sosial yang dibutuhkan. Oleh
karena itu ia berhak mendapat pemeliharaan kalau sedang sakit, menderita cacat akibat
pekerjaanya, menjadi janda, lanjut usia, terpaksa menganggur, atau bila tanpa kesalahannya
sendiri kehilangan nafkahnya.
Maka dari itu hendaknya kita sebagai anggota Gereja belajarlah dan lakukanlah seperti yang
diajarkan oleh Gereja seperti menghargai setiap Hak-hak manusia yakni hak untuk hidup.
Hendaknya kita menghindari kejadian seperti di Halmahera Utara di mana seorang sahabat
membunuh sahabatnya sendiri.
5. Menggali Ajaran Kitab Suci
 Mendalami isi Kitab Suci yang diambil dari Yohanes 15:15; “Aku tidak menyebut kamu lagi
hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku meyebut kamu
sahabat karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari
BapaKu.” Dan Ulangan 5:17; “Jangan Membunuh.”
 Diberikan kesempatan kepada peserta katekese untuk merenungkan isi dari bacaan Kitab Suci
tentang apa yang dikehendaki Allah dan apa yang dilarang oleh Allah.
 Setelah selesai merenung, sekarang para OMK sekalian mensharingkan apa yang telah
direnungkan tadi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apa kesan anda setelah membaca/mendengarkan kutipan Kitab Suci tadi?
2. Apa makna dari kedua bacaan tersebut?
3. Apa pesan yang dapat kita Tarik dari kedua kutipan bacaan Kitab Suci tersebut?
6. Pengajaran
Penjelasan dan pendalaman bacaan Kitab Suci yang diambil dalam Yohanes 15:-13.15
dan Ulangan 5:17.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan. Persahabatan atau sahabat sejati sesungguhnya
merupakan suatu keadaan dimana bisa merasakan rasa sakit ketika merasakan sakit dan juga
akan sangat bahagia ketika kita bahagia begitupun sebaliknya. Sahabat sejati tentunya tidak akan
memiliki niat menghianati, meninggalkan ataupun menjerumuskan kita ke jalan yang salah.
Sahabat sejati sesungguhnya akan selalu menyertai kita disaat kita berada dibawah maupun
ketika kita diatas. Ibarat kata, sahabat akan memata-matai orang yang kita sukai sedangkan
teman bisa merebut orang yang kita sukai. Jadi, sahabat sejati akan selalu condong dengan
sesuatu yang memiliki kebaikan untuk kamu.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan. Dalam kedua bacaan ini Yesus mengajarkan
kepada kita untuk sungguh-sungguh mempercayai sahabat-sahabat kita. karena kepercayaan itu
merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh kita semua dalam persahabatan. Seperti Yesus yang
akan tetap mempercayai kita, walaupun mungkin kita telah mengecewakanNya berulang kali.
Yesus sangat menghormati kawan-kawannya, walaupun mereka datang dari masyarakat
kalangan bawah. Yesus menerima mereka apa adanya. Yesus membuka seluruh rahasia diriNya
dan tugas perutusanNya. ”Aku meyebut kamu sahabat karena Aku telah memberitahu pada kamu
segala sesuatu yang telah Kudengar dari BapaKu” (Yoh 15:15). Inilah sikap seorang sahabat
sejati.
Yesus menuntut cinta dari sahabat-sahabatNya. Yesus juga mencintai mereka tanpa batas.
Cinta yang penuh pengampunan dan cinta yang penuh pengorbanan, bahkan sampai kepada
korban nyawa. “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih yang meberikan nyawanya
untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh 15:13). Itulah persahabatan sejati.
Arti Persahabatan/ Sahabat sejati
Persahabatan dapat diartikan sebuah ikatan yang dapat membawa orang menuju
perubahan yang disebabkan adanya dukungan satu sama lain. sahabat sejati adalah teman
yang selalu dihati dan selalu menyenangkan. Sebuah persahabatan membutuhkan suatu
perubahan sikap, tidak hanya menuntut orang lain untuk dapat menghasilkan sesuatu yang
lebih baik. Melalui persahabatan yang baik dan benar, kita dapat saling belajar satu sama lain
dan saling berbagi suka ataupun duka.
Sahabat sejati merupakan tempat berlindung yang kokoh, harga yang tak ternilai, obat
kehidupan, mau saling membantu, selalu rela berkorban, saling memberi diri, dan orang yang
takut pada Tuhan. Persahabatan sejati tidak dibangun demi kesenangan pribadi dan untuk
sesaat saja. Persahabatan sejati adalah persahabatan yang dilandasi iman akan Allah yang
lebih dahulu mengasihi dan menjadi sahabat manusia (Sirakh 6:5-17).
Faktor pendukung dan penghambat dalam persahabatan
1. Pendukung persahabatan
a. Sikap ramah dan santun
b. Sikap kasih terhadap orang lain
c. Sikap terbuka terhadap orang lain
d. Sikap jujur, tidak pura-pura, tidak munafik
e. Sikap rela berkorban tanpa pamrih
f. Sikap saling memahami
2. Penghambat persahabatan
a. Sikap egois, yang mementingkan dirinya sendiri
b. Sikap tidak setia, berkhianat
c. Sikap pura-pura tidak jujur
d. Sikap mencari keuntungan diri sendiri
Penyebab berakhirnya persahabatan
Berikut ini penyebab berakhirnya persahabatan :
1. Penghianatan
Ini bisa menjadi alasan pertama mengapa persahabatan berakhir. Alasan untuk
penghianatan bisa apa saja. Misalnya membongkar rahasia pribadi atau menusuk teman
dari belakang. Maka, persahabatan akan berakhir.
2. Tidak ada dukungan balik
Persahabatan adalah semua tentang cinta tanpa syarat dan dukungan dalam hidup. Jika
kamu mendukung temanmu dalam waktu yang sulit dan krisis, maka temanmu juga harus
melakukan hal yang sama. Namun, jika temanmu tidak melakukan hal tersebut, maka
persahabatan berakhir.
3. Cemburu/ Iri dengki
Salah satu faktor penyebab berakhirnya persahabatan adalah cemburu/iri dengki. Dalam
persahabatan tidak ada kata cemburu/iri dengki . Jika temanmu cemburu/iri dengki
terhadap pencapaian atau apa pun yang kamu lakukan, maka tidak ada makna
persahabatan. Sifat cemburu/ iri dengki adalah penyakit dalam sebuah hubungan, jika hal
itu terjadi dalam persahabatan, maka kehancuran hubungan kalian tinggal menunggu
waktu saja.
4. Jarak jauh
Ini juga dapat membuat persahabatan berakhir. Persahabatan jarak jauh berakhir ketika
salah satu teman kehilangan sentuhan atau tidak berkomunikasi. Mungkin ini terjadi
dengan sengaja, tapi mungkin karena waktu atau tempat berbeda.
5. Teman palsu
Dalam hidup, kita mendapatkan segala macam orang dengan berbagai karakter yang
berbeda-beda. Ada yang tulus, ada pula yang modus, ada yang palsu dan benar. Jika kamu
memiliki teman palsu, maka persahabatanmu akan berakhir seiring waktu. Secara
perlahan, persahabatanmu akan hancur berkeping-keping. Persahabatanmu hanya
dilandasi kepentingan masing-masing. Kendati demikian, seiring berjalannya waktu, kamu
akan mulai mengenali mana teman sejati dan mana teman palsu yang hanya mengambil
keuntungan pribadi saja.
6. Negatif dan konflik
Jika kamu merasakan getaran negatf dengan temanmu, maka persahabatan tidak akan
berlangsung lama. Getaran negatif seperti kebohongan. Jika temanmu menciptakan
konflik yang tidak perlu, maka itu juga dapat mengakhiri persahabatan.
7. Perdebatan
Apa artinya persahabatan jika ada dua insan saling berteman terus berdebat tanpa alasan
yang jelas? Persahabatan artinya saling menyayangi dan membahagiakan. Kalaupun
kalian punya perbedaan pendapat, masalah tersebut tidak akan berlarut-larut sehingga
tidak memicu konflik berkepanjangan. Oleh karena itu, hentikan perdebatan dengan
sahabatmu jika kamu ingin hubungan tetap awet.
8. Status pribadi (menikah/ belum)
Ketika sama-sama masih sendiri (belum menikah), kita bisa sesuka hati mengatur-atur
waktu pertemuan dengan para sahabat, mau jalan kemana, dan kapanpun. Namun begitu
salah satu menikah, rasa ‘sesuka hati’ itu pelan-pelan akan sirna.
9. Status sosial/ pendidikan
Di pihak yang status sosial/ pendidikannya kurang, ia kerap merasa minder menghadapi
sahabatnya yang telah “lebih tinggi”. Jadi ada rasa sungkan, segan dan takut dianggap
kurang menempatkan diri walaupun sang sahabat tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Beda sekali ketika mereka sama-sama dalam satu ‘level sosial’.
10. Pergaulan/ teman-teman baru
Jika sudah merasa ada ‘sahabat pengganti’ yang sama baiknya atau bahkan lebih baik,
pelan namun pasti, kita bisa mengesampingkan sahabat-sahabat lama. Bagaimanapun,
intensitas kita dalam menjalin hubungan dengan ‘wajah-wajah’ baru itu lebih tinggi.
Terlebih, mereka itu begitu dekat dan lebih ‘update’ mengenai segala hal tentang kita.
7. Tanya Jawab
8. Rencana Tindak Lanjut
Pemandu mengajak para peserta katekese untuk membuat niat demi menjaga keutuhan
persahabatan mereka dengan tidak berpikir untuk merusak atau menghianati persahabatan.
Kemudian peserta saling berpegangan tangan dan mendoakan sahabat-sahabatnya dan keutuhan
hubungan persahabatan.
9. Doa Bapa Kami
10. Penutup
 Doa Penutup
Ya Yesus Sahabat sejati. Engkaulah yang senantiasa mengajarkan kepada kami bagaimana arti
persahabatan yang sesungguhnya. Kami bersyukur kepadaMu atas arti persahabatan yang
Engkau ajarkan kepada kami. Kiranya melalui katekese pada hari ini kami semakin mengenal
sikap dari masing-masing kami dan semakin menjaga hubungan persahabatan diantara kami.
Sebab Engkaulah yang berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

 Tanda Salib
Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin
 Lagu Penutup

Ut Omnes Unum Sint


Ut omnes unum sint jadilah mereka Satu
seperti aku dan Bapa adalah satu
Biar didorong-dorong, digoyang-goyang, diguncang-guncang
Tetap bersatu membangun dunia baru
Biar diolok-olok, dibentak-bentak, dimaki-maki
Tetap bersatu membangun dunia baru

Anda mungkin juga menyukai